• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENYEBAB KETERLAMBATAN DALAM PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus: Rosalia Indah Group)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENYEBAB KETERLAMBATAN DALAM PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus: Rosalia Indah Group)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

72

Bab I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Keterlambatan pelaksanaan proyek

merupakan masalah yang tidak diharapkan pemilik bangunan (owner) dan pelaksana pembangunan (kontraktor). Masyarakat disekitar proyek juga mengalami kerugian karena gangguan aktifitas pembangunan yang tidak tepat waktu. Dalam Kepres No. 61 Tahun 2004 disebutkan bahwa sanksi finansial (denda) dapat dikenakan kepada penyedia jasa apabila tidak dapat memenuhi waktu pelaksanaan seperti tertulis di dalam kontrak.

Pengguna dan penyedia jasa selaku pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi tentunya mengharapkan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Namun dalam proses pelaksanaan, pekerjaan proyek sering terjadi

hambatan yang tidak diketahui. Hal ini mengakibatkan waktu

penyelesaian proyek mengalami keterlambatan. Keterlambatan proyek dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah masalah keuangan, gangguan alam, lingkungan, dan lain sebagainya.

Rosalia Indah Group merupakan

perusahaan jasa transportasi yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia, karena ruang lingkup transportasi tersebut tidak hanya berada di wilayah Pulau Jawa, namun hampir di seluruh Indonesia. Selain pembangunan kantor agen dan

pool yang besar disetiap pusat kota besar, Rosalia Indah juga mendirikan SPBU, hotel, rumah makan, dan loundry untuk menunjang kebutuhan pelayanan bisnis transportasinya. Hal ini membuat perusahaan Rosalia Indah Group berkembang sangat pesat. Sejak tahun 2010 hingga saat ini, Rosalia Indah memiliki banyak proyek besar yang dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Proyek-proyek konstruksi di Rosalia

Abstrak :

Proyek Konstruksi merupakan bentuk kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu, untuk mencapai hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh pihak-pihak yang terlibat. Keterlambatan proyek konstruksi dapat didefinisikan sebagai terlewatnya batas waktu penyelesaian proyek dari waktu yang telah ditentukan dalam kontrak, atau dari waktu yang disetujui oleh pihak terkait dalam penyelesaian suatu proyek. Keterlambatan proyek akan menyebabkan pembengkakan biaya serta hilangnya peluang untuk mengerjakan proyek yang lain. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab, dampak, dan cara mengatasi keterlambatan proyek yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 30 kontraktor yang berperan penting dalam proyek-proyek besar di Rosalia Indah Group. Dampak keterlambatan proyek dapat diindikasi menggunakan indikator biaya, waktu, dan pembayaran yang terlambat. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Validitas dan reliabilitas data dianalisis diuji dengan SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Kemudian hasil analisis dilakukan dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) supaya didapatkan bobot dari hasil survey kuisioner. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh prosentase prioritas kriteria 5 faktor keterlambatan proyek di Rosalia Indah tertinggi yaitu: terjadinya perubahan desain oleh owner, perubahan spesifikasi pada saat proyek masih berlangsung, adanya pekerjaan tambahan, pelaksanaan jadwal proyek yang tidak sesuai, dan kekurangan tenaga kerja. Semua proyek yang diteliti mengalami keterlambatan dan berdampak pada pembengkakan biaya.Cara mengatasi faktor keterlambatan tersebut yaitu dengan cara owner tidak mengubah desain sewaktu-waktu dengan kapasitas yang besar.

Kata Kunci : Keterlambatan proyek konstruksi, faktor, ranking, dampak, cara mengatasi, SPSS, AHP.

EVALUASI PENYEBAB KETERLAMBATAN DALAM

PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI

(Studi Kasus: Rosalia Indah Group)

Hana Wardani Puruhita 1), Mamok Suprapto 2), Sholihin As’ad 3)

1)Mahasiswa Pascasarjana, Magister Teknik Sipil, Uiversitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutamai 36A, Surakarta

(2)

73

Indah Group juga sering mengalami

keterlambatan. Salah satu penyebab

keterlambatan proyek adalah pemilik (owner) sering mengadakan perubahan desain bangunan pada hampir seluruh proyek saat pembangunan sedang berjalan, bahkan saat pembangunan hampir selesai.

I.2. Rumusan Masalah

1) Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group dan bagaimana peringkatnya (ranking)?

2) Apa saja dampak dari keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Groupdilihat dari data administrasi proyek?

3) Bagaimana cara mengatasi faktor yang paling dominan pada keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group?

I.3. Batasan Masalah

1) Penelitian dilakukan pada proyek-proyek Rosalia Indah Group dari tahun 2011 hingga 2013.

2) Penelitian dilakukan sesuai data-data keterlambatan proyek di Rosalia Indah Group dengan perbedaan waktu antara pelaksanaan proyek yang terdapat pada Surat Perjanjian Kerja dan pelaksanaan proyek di lapangan. 1.4. Tujuan

1) Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group serta mengetahui

ranking dari faktor-faktor tersebut.

2) Mengetahui dampak dari keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group. 3) Mengetahui cara mengatasi pada faktor yang

paling dominan dalam keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group.

1.5. Manfaat Penelitian 1) Manfaat teoritis:

Memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen konstruksi, khususnya yang

terkait dengan faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya keterlambatan proyek, dampak keterlambatan proyek, serta cara menangani keterlambatan proyek. 2) Manfaat praktis:

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

sebagai bahan pertimbangan dalam

menyiapkan/merencanakan pembangunan

proyek baik dalam skala besar maupun kecil.

Sehingga dalam perencanaan proyek

konstruksi dapat meminimalisir faktor-faktor keterlambatan proyek yang mungkin dapat terjadi.

Bab II. Tinjauan Pustaka II.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1Faktor Keterlambatan Proyek

Banyak hal yang dapat mengakibatkan mundurnya waktu penyelesaian suatu proyek. Beberapa penyebab yang paling sering terjadi antara lain: perubahan kondisi lapangan, perubahan desain atau spesifikasi, perubahan cuaca, ketidaktersediaan tenaga kerja, material, ataupun peralatan. Pada perencanaan kerja seringkali timbul masalah operasional yang menghambat aktivitas penyelesaian suatu proyek, seperti: kurangnya sumberdaya, alokasi sumber daya yang tidak tepat, keterlambatan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah lainnya diluar jadwal dalam rencana kerja (Nicholas, M. John, dan Herman Steyn, 1990).

Menurut Assaf dan Al-Hejji (1995), penyebab keterlambatan proyek dapat dilihat dari sisi material, tenaga kerja, peralatan, biaya atau modal, perubahan desain, hubungan dengan instansi terkait, penjadwalan dan pengendalian, lambatnya prosedur pengawasan dan pengujian yang dipakai dalam proyek, lingkungan, masalah kontrak, dan tidak adanya konsultan manajer profesional. Sedangkan faktor-faktor yang berpotensi yang terjadinya keterlambatan proyek menurut Proboyo (1999), antara lain: gambar dan spesifikasi yang tidak lengkap, adanya

perubahan perencanaan selama proses

pelaksanaan, manajerial yang buruk dalam organisasi kontraktor, rencana kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu, kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan. Faktor-faktor lain yang potensial memengaruhi waktu pelaksanaan terdiri dari tujuh kategori yaitu: tenaga kerja, bahan (material), peralatan (equipment), karakteristik tempat, manajerial (managerial), keuangan (financial), intensitas curah hujan, kondisi ekonomi, dan kecelakaan kerja. 2.1.2Dampak Keterlambatan Proyek

Keterlambatan penyelesaian suatu proyek akan berdampak pada masalah keuangan. Keterlambatan dalam suatu proyek konstruksi

(3)

74

meningkatkan biaya. Adapun dampak

keterlambatan pada owner adalah hilangnya

potensial income dari fasilitas yang dibangun. Sedangkan pada kontraktor adalah hilangnya

kesempatan untuk menempatkan sumber

dayanyake proyek lain, meningkatnya biaya tidak langsung (indirectcost) karena bertambahnya pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa peralatan dan mengurangi keuntungan (Levis dan Atherley, 1996).

Keterlambatan proyek pasti menimbulkan banyak kerugian bagi pemilik proyek maupun penyedia jasa. Karena hal tersebut, Obrien (1996) menyimpulkan kerugian yang terjadi oleh karena keterlambatan, yakni:

1) Bagi pemilik (owner), keterlambatan menyebabkan kehilangan penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah bisa diberdayagunakan.

2) Bagi kontraktor, keterlambatan berarti naiknya

overhead. Akibat dari adanya kenaikan harga material karena upah buruh, dan terhalang proyek lain.

3) Bagi konsultan, keterlambatan mengakibatkan kerugian waktu yang menghambat kegiatan proyek lainnya.

2.1.3Cara Mengatasi Keterlambatan Proyek Dalam website ilmu sipil (2014), diungkapkan bahwa keterlambatan pelaksanaan proyek merupakan suatu masalah yang tidak diharapkan oleh owner, kontraktor, dan masyarakat disekitar proyek. Beberapa cara mengatasi keterlambatan proyek, yaitu:

a.Meminta pertanggungjawaban kontraktor agar tetap menyelesaikan proyek tepat waktu. Jika

terjadi kemunduran dikenakan denda

keterlambatan proyek.

b.Memilih metode kerja terbaik dan tercepat, menambah jumlah tenaga kerja, menambah jumlah alat, peningkatan kinerja, mengajukan tambahan waktu kepada owner.

c.Membuat kontrak kerja perencanaan dan mengadakan pengawasan.

d.Ikut membantu agar proyek segera selesai, melakukan protes/demontrasi, mengajukan proposal agar diberikan dana untuk melakukan perbaikan akibat gangguan proyek.

Dipohusodo (1996) menyimpulkan bahwa selama proses konstruksi sering terjadi keterlambatan proyek. Cara mengendalikan keterlambatan adalah:

1) M

engerahkan sumber daya tambahan

2) M

elepas rintangan-rintangan, ataupun upaya-upaya lain untuk menjamin agar pekerjaan meningkat dan membawa kembali ke garis rencana

3) J

ika tidak mungkin tetap pada garis rencana semula, diperlukan revisi jadwal, yang selanjutnya dipakai sebagai dasar penilaian kemajuan pekerjaan berikutnya.

II.2. Landasan Teori

2.2.1Faktor yang memengaruhi keterlambatan proyek

Keterlambatan proyek di Rosalia Indah Group sering terjadi. Keterlambatan yang dialami dalam waktu yang melebihi batas rencana penyelesaian proyek tersebut mengakibatkan pembengkakan biaya proyek yang jauh melebihi Rencana Anggaran Biaya (RAB). Banyak faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek, sehingga ilmu mengenai faktor, dampak, dan cara mengatasi keterlambatan proyek-proyek sangat bermanfaat bagi perusahaan Rosalia Indah serta kontraktor-kontraktor di Indonesia. Rosalia Indah Group merupakan perusahaan jasa di bidang transportasi. Namun, manajemen bisnis yang sangat baik membuka kesempatan bisnis yang lebih luas. Perusahaan yang dimulai dari bisnis kecil yang bergerak di bidang pengiriman paket itu semakin maju dan dikenal oleh masyarakat di Pulau Jawa yang kemudian berkembang menjadi bisnis transportasi bus di Pulau Jawa. Melihat peningkatan bisnis transportasi yang sangat pesat, pemilik perusahaan membeli berbagai usaha penunjang pada bisnis tersebut, yaitu loundry besar di kawasan Solo Baru, membeli air minum sehat Karanganyar, membangun beberapa hotel besar di wilayah Jawa, membuka bisnis SPBU diberbagai wilayah di Indonesia, serta membuka rumah makan yang besar pada titik-titik jalur transportasi Rosalia Indah.

Faktor-faktor mengenai keterlambatan penyelesaian proyek-proyek Rosalia Indah perlu

diidentifikasi. Identifikasi penyebab

keterlambatan proyek konstruksi yang

dilakukan baik oleh perusahaan

kontraktor besar maupun kecil di Indonesia antara lain:

1) Keterlambatan pembayaran oleh client owner

2) Pelaksanaan tahapan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor

3) Kesalahan pengelolaan material oleh kontraktor

(4)

75

5) Hujan deras/lokasi pekerjaan yang tergenang air

6) Keadaan tanah yang berbeda dari yang diharapkan

7) Pekerjaan tambahan yang diminta oleh client owner

8) Perubahan dalam pekerjaan plumbing, struktur, elektrikal

9) Kesalahan dalam perencanaan dan spesifikasi 10) Ketidakjelasan perencanaan dan spesifikasi 11) Perubahan-perubahan dalam perencanaan

dan spesifikasi

12) Perubahan metode kerja oleh kontraktor 13) Kesalahan dalam mengenterprestasikan

gambar atau spesifikasi

14) Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor

15) Produktifitas yang kurang optimal dari kontraktor

16) Perubahan scope pekerjaan konsultan 17) Pemogokan yang dilakukan oleh kontraktor 18) Memperbaiki pekerjaan yang sudah selesai 19) Memperbaiki kerusakan suatu pekerjaan

akibat pemogokan

20) Terlambatnya persetujuan shopdrawing oleh konsultan

Faktor–faktor penyebab keterlambatan pada proyek konstruksi bangunan gedung yang disebabkan oleh faktor bahan material, yaitu: 1) Kekurangan bahan/material konstruksi 2) Perubahan tipe dan spesifikasi material 3) Lambatnya pengiriman material

4) Kerusakan material akibat penyimpanan Pada perhitungan ranking keterlambatan proyek dapat diperoleh dengan program SPSS, uji Chi-Square, dan dihitung dengan metode AHP yang diolah dengan program Expert Choice, yaitu: a.Program dan cara kerja SPSS (Statistical Product

and Service Solutions)

Statistik adalah ilmu yang berhubungan dengan angka. Oleh karena itu statistik sering dikaitkan dengan data-data yang bersifat kuantitatif (angka), yang salah satunya adalah program SPSS.

Penjelasan proses statistik dengan SPSS: 1) Data yang akan diproses dimasukan

lewat menu DATA EDITOR yang otomatis muncul dilayar saat SPSS dijalankan.

2) Data yang telah diinput kemudian diproses, juga lewat menu DATA EDIT.

3) Hasil pengolahan data muncul dilayar yang

lain dari SPSS, yaitu: OUTPUT

NAVIGATOR pada menu Output Navigator, informasi atau output statistic

dapat ditampilkan secara: i.Teks (tulisan)

Perubahan bentuk huruf, penambahan dan pengurangan, yang berhubungan dengan output berbentuk teks dilakukan pada menu Teks Output Editor.

ii.Tabel.

Pivoting label, penambahan, pengurangan label, yang berhubungan dengan output berbentuk label dapat dilakukan lewat menu Pivot table Editor.

iii.Chart atau grafik.

Pengerjaan (perubahan tipe grafik dan lainnya) yang berhubungan dengan

output berbentuk grafik dapat dilakukan lewat menu Chart Editor.

Dari hasil indeks kepentingan akan dihasilkan peringkat dari masing-masing faktor penyebab keterlambatan proyek, sehingga dapat diketahui faktor utamanya. Setelah diketahui faktor utama dari penyebab keterlambatan. maka dijabarkan lagi kedalam sub faktor dan kemudian ditentukan peringkat atau ranking dengan menggunakan rumus yang sama yaitu persamaan 3.1 terhadap item- item sub factor tersebut. Faktor penilaian pada harga rata-rata dibuat batasan sebagai berikut: harga >0,5= tidak berpengaruh, 0,5 s/d 1,5= agak berpengaruh, <1,5 s/d 2,5= berpengaruh, <2,5 s/d 3,0= sangat berpengaruh.

Untuk menentukan ranking dari faktor penyebab keterlambatan proyek dapat dianalisis dengan indeks kepentingan berdasar nilai rerata persepsi responden dengan menggunakan rumus:

……… (1) Dengan:

I = Indeks kepentingan

Xi = frekuensi respon dari setiap persepsi X1 = frekuensi jawaban tidak berpengaruh X2 = frekuensi jawaban agak berpengaruh X3 = frekuensi jawaban berpengaruh X4 = frekuensi jawaban sangat berpengaruh ai = nilai atas persepsi yang diberikan (0.1,2,3)

N = jumlah data b.Uji Chi-Square

Uji Chi-Square dalam SPSS termasuk salah satu alat uji dalam statistik non parametrik yang sering digunakan dalam praktek. Uji Chi-Square dapat dipakai untuk menguji apakah

(5)

76

data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distrubusi yang telah ditetapkan dan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dua variable/lebih. Oleh karena itu, uji ini dapat juga disebut uji keselarasan, karena untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti ditribusi normal,

uniform, binomial, dll). Namun pada prakteknya uji ini tetap mengikuti prinsip dasar pengujian Chi-Square, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian yang nyata antara banyaknya atau frekuensi obyek yang diamati

(observed) dengan banyaknya atau frekuensi obyek yang diharapkan (expected) dalam tiap-tiap kategori. Banyaknya kategori bisa dua atau lebih.

Untuk mengetahui lengkap tidaknya jawaban responden (jawaban kuesioner harus sudah diisi semua) dipakai uji Chi-Square. Uji

Chi-Square merupakan metode statistic non parametric yang digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dua variable lebih yang berskala ordinal.

c.Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Metoda AHP merupakan sistim pembuat keputusan dengan menggunakan model

matematis. AHP membantu dalam

menentukan prioritas dari berbagai variabel dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing variabel. Data yang telah ditabulasikan selanjutnya dianalisa dengan metode AHP yang dimulai dengan perlakukan normalisasi matriks, perhitungan konsistensi matriks, konsistensi hirarki dan tingkat akurasi, perhitungan nilai lokal pengaruh, dan perhitungan nilai lokal frekwensi, dari hasil perhitungan akan didapat nilai akhir risiko dan peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan. Adapun kaidah dari pembobotan menyatakan bahwa: nilai bobot variabel berkisar antara 0–1 atau antara 0% - 100% apabila menggunakan persentase, jumlah total bobot semua variabel harus bernilai 1 (100%), dan tidak ada bobot yang negatif (-).

AHP merupakan teori umum mengenai pengukuran. Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara berurutan adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa

perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metode ini sangat berguna untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti pendapat, perasaan, perilaku dan kepercayaan.

Penggunaan AHP dimulai dengan

membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, sub kriteria-kriteria, dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan

berpasangan dipergunakan untuk

membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvector utama. Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan. Tabel 2.2 menunjukkan stuktur hirarki dari kasus permasalahan yang ingin diteliti.

Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan

Intensitas Kepenting

an

Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih

penting daripada elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen

lainnya

9 Satu elemen mutlak penting

daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Hasil perhitungan AHP akan didapat nilai akhir risiko dan peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan. Kaidah dari pembobotan menyatakan bahwa:

1. Nilai bobot variabel berkisar antara 0–1 atau antara 0%-100%

2. Jumlah total bobot semua variabel harus bernilai 1 (100%)

3. Tidak ada bobot yang negatif (-)

Matriks bobot dari hasil perbandingan berpasangan harus mempunyai diagonal bernilai satu dan konsisten. Untuk menguji konsistensi, maka nilai eigen value maksimum (λmaks) harus mendekati banyaknya elemen (n) dan eigen value sisa mendekati nol. Pembuktian konsistensi matriks berpasangan dilakukan dengan unsur-unsur pada tiap kolom

(6)

77

dibagi dengan jumlah kolom yang

bersangkutan. Selanjutnya diambil rata rata untuk setiap baris. Vektor kolom (rata-rata) dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Karena matriks berpasangan untuk dampak dan frekuensi adalah sama, maka hasil λmaks juga sama untuk dampak dan frekuensi, yaitu masing-masing matriks konsisten. Indek konsistensi dari matrik berordo n dapat diperoleh dengan rumus:

……… ……… (2)

Dimana:

C.I = Indek konsistensi

λ maksimum=Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n n = Banyaknya elemen dalam matriks

Untuk menguji konsistensi hirarki dan tingkat akurasi, untuk dampak dan frekuensi dengan banyaknya elemen dalam matriks (n). besarnya nilai n sesuai tabel 2.3:

Tabel 2.3 Nilai Random Konsistensi Indeks

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59 Sumber: Saaty (2001)

Apabila C.I bernilai nol, berarti matrik konsisten. batas ketidakkonsistensi diukur dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yakni perbandingan indek konsistensi dengan nilai pembangkit random (RI) yang ditabelkan dalam tabel 2.3. Nilai ini bergantung pada ordo matrik n. Dengan demikian, Rasio konsistensi dapat dirumuskan:

……….…. … (3)

Dengan:

C.R. = Rasio Konsistensi C.I. = Indek konsistensi R.I. = Pembangkit Random

Bila matrik bernilai CR lebih kecil dari 10%, ketidakkonsistenan pendapat masih

dapat diterima. Bobot komposit

dipergunakan untuk menetapkan bobot dan konsistensi keseluruhan. Rata-rata geometri digunakan untuk rerata hasil akhir beberapa responden.

d.Program Expert choice

Expert Choice (EC) merupakan perangkat lunak yang dapat membantu perhitungan dengan metode AHP kepada responden dengan jumlah yang banyak. merupakan suatu program aplikasi yang dapat digunakan sebagai salah satu tool untuk membantu para pengambil keputusan. Dalam menentukan keputusan, EC menawarkan beberapa fasilitas mulai dari input data kriteria, dan beberapa alternatif pilihan, sampai dengan penentuan tujuan. EC mudah dioperasionalkan dengan

interface yang sederhana. Kemampuan lain yang disediakan adalah mampu melakukan analisis secara kuantitatif dan kualitatif sehingga hasilnya rasional. EC didasarkan pada metode/proses hirarki analitik.

2.2.2Dampak Keterlambatan Proyek Konstruksi

Keterlambatan proyek memberikan dampak yang merugikan bagi owner serta penyedia jasa proyek, yaitu terjadinya:

1.Pembengkakan biaya

2.Kemunduran waktu (lama pengerjaan proyek) 3.Menurunkan kualitas/mutu bangunan

Ketentuan mengenai biaya, mutu dan waktu penyelesaian konstruksi sudah diikat dalam kontrak dan ditetapkan sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai. Apabila dalam proses konstruksi terjadi penyimpangan kualitas hasil pekerjaan, risiko yang harus ditanggung tidak kecil. Cara memperbaiki bangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi harus dibongkar, kemudian dibangun ulang. Selain itu, upaya untuk memperbaiki tidak dapat mengubah kesepakatan pembiayaan dan jangka waktu pelaksanaan.

Adanya keterikatan waktu konstruksi, kualitas, dan pembiayaan, ketiganya bersifat saling tarik menarik, artinya jika ingin mempercepat waktu konstruksi dengan keinginan mempertahankan kualitas, maka pembiayaan akan naik. Sebaliknya jika ingin mempercepat waktu konstruksi tapi tidak mau menaikkan pembiayaan maka kualitas tidak mungkin dipertahankan. Jadwal, perubahan pekerjaan, peraturan pemerintah, pengadaan bahan dan alat memengaruhi waktu konstruksi. Inflasi, penundaan waktu, modal kerja, sengketa hukum dan bunga bank memengaruhi pembiayaan. Kualitas tenaga kualitas bahan dan alat, pemeriksaan dan pengawasan, perencanaan dan spesifikasi teknis memengaruhi kualitas bangunan. Lokasi proyek, produktifitas, jadwal konstruksi, ekonomi biaya tinggi, rekayasa nilai, dan pelatihan pekerja memengaruhi waktu

(7)

78

konstruksi, pembiayaan dan kualitas bangunan. 2.2.3Cara Mengatasi Keterlambatan Proyek

Berdasarkan faktor yang memengaruhi keterlambatan proyek dan hasil dampak keterlambatan proyek konstruksi akan diketahui penyebab keterlambatan proyek. Dengan diteludurinya penyebab keterlambatan proyek, maka dapat dicari solusi untuk mengatasinya.

Kerugian owner yakni peresmian dan

pembukaan bangunan menjadi mundur,

contohnya pada bangunan super market maka terjadi kemunduran waktu penjualan sehingga

berpotensi menyebabkan kehilangan

keuntungan, perpanjangan ijin pembangunan yang tentunya membutuhkan dana tambahan, dan adanya waktu tambahan untuk memantau proyek, dapat diatasi dengan cara meminta pertanggungjawaban kontraktor atau pemborong agar tetap menyelesaikan proyek tepat sesuai jadwal karena jika terjadi kemunduran maka akan dikenakan denda keterlambatan proyek sekian persen dari nilai kontrak kerja konstruksi.

Berikut merupakan faktor kerugian yang dialami oleh kontraktor, konsultan perencana dan pengawas, serta masyarakat, dan cara mengatasinya adalah:

1) Kerugian kontraktor yakni keuntungan berkurang atau justru mengalami kerugian karena bertambahnya waktu pelaksanaan berarti ada penambahan upah tenaga, masa sewa alat, dan kegiatan lainya yang membutuhkan biaya tambahan, serta nama baik perusahaan kontraktor meredup

sehingga menjadi sulit mendapat

kepercayaan pengerjaan proyek berikutnya, dapat diatasi dengan melakukan inovasi teknologi sehingga dapat memilih metode kerja terbaik dan tercepat, menambah jumlah tenaga kerja, menambah alat, penambahan bonus kepada pekerja agar kinerja meningkat, mengajukan tambahan waktu kepada owner karena terjadi hambatan

yang memaksa kemunduran waktu

pelaksanaan seperti cuaca buruk.

2) Kerugian konsultan perencana dan

pengawas yakni penambahan waktu penugasan arsitek atau insinyur teknik sipil sebagai pengawas serta perhitungan RAB dan gambar yang sudah dibuat bisa jadi sudah tidak cocok digunakan apabila sudah terlambat dalam waktu lama, dapat diatasi dengan cara membuat kontrak kerja perencanaan atau pengawasan dengan perjanjian adanya.

3) Kerugian masyarakat akibat proyek tidak selesai tepat waktu yaitu adanya gangguan saat kegiatan proyek berlangsung serta tidak dapat menikmati keindahan atau fasilitas bangunan baru yang seharusnya sudah selesai pada tanggal yang direncanakan, dapat diatasi dengan ikut membantu agar proyek segera selesai, melakukan protes atau demontrasi agar proyek segera diselesaikan, mengajukan proposal agar diberikan dana untuk melakukan perbaikan akibat gangguan proyek.

Tabel 2.4 merupakan list dari variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini. Faktor keterlambatan yang diperoleh berasal dari peneliti sebelumnya yang telah memperoleh hasil yang valid dari penelitian yang dilakukan. Diharapkan melalui referensi yang ada, penelitian semakin valid menyesuaikan keadaan perusahaan yang diteliti. Untuk menguji faktor keterlambatan proyek pada pertanyaan kuesioner, maka dibutuhkan ke-valid-an kuesioner dengan cara melakukan pengujian terhadap beberapa kontraktor pada perusahaan swakelola Rosalia Indah sehingga diperoleh faktor apa saja yang berkaitan secara nyata terhadap keterlambatan proyek di perusahaan tersebut. Variabel penelitian pada tabel 2.4 belum tentu semua dipakai untuk bahan pertanyaan pada kuesoner, demikian sebaliknya, akan bisa mungkin terjadi ada penambahan faktor keterlambatan proyek, sesuai dengan pengalaman kontraktor di perusahaan Rosalia Indah.

Tabel 2.4 Variabel Penelitian No . KeterlambatSumber an Peristiwa yang Memungkink an Terjadinya Keterlambata n Referens i 1 Owner Keterlambatan proses pembayaran oleh owner Long Le Hoei et all Terjadinya change order oleh owner Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Buruknya komunikasi dan koordinasi oleh owner

dan pihak lain

Saleh al Hadi Tumi et all

(8)

79 Lambatnya proses pengambilan keputusan oleh owner Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Masalah financial yang dialami oleh owner Syeh M Ahmed, Phd 2 Kontraktor Kesulitan keuangan yang dialami oleh kontraktor Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Durasi kontrak terlalu cepat A.M Odeh & H.T Battaineh Definisi yang tidak memadai mengenai penyelesaian suatu pekerjaan secara substansial Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Tipe dari

kontrak Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Terjadinya kecelakaan kerja Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Terjadinya rework karena kesalahan konstruksi Long Le Hoei et all Rendahnya koordinasi antara kontraktor dengan pihak lain Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Kesalahan dalam memilih metode konstruksi A.M Odeh & H.T Battaineh 3 Material Kekurangan material konstruksi di pasar Elinwa & Joshua Keterlambatan pengiriman material MZ. Abd. Majid & Ronald Mc Caffer Kerusakan material ketika material tersebut dibutuhkan B. Mullaolan d & J. Christian Kenaikan

harga material Asdyantoro Manubo wo Rendahnya

mutu material B. Mullaolan d & J. Christian 4 Peralatan Terjadinya kerusakan peralatan Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Kekurangan

peralatan Syeh M Ahmed, Phd Rendahnya skill dari operator peralatan MZ. Abd. Majid & Ronald Mc Caffer Rendahnya efisiensi dari peralatan Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj 5 Tenaga Kerja Kekurangan

tenaga kerja A.M Odeh & H.T Battaineh Tenaga kerja yang kurang kompeten Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Asal dari

tenaga kerja Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Rendahnya produktifitas tenaga kerja A.M Odeh & H.T Battaineh 6 Lingkungan Masalah perijinan proyek (legal) A.M Odeh & H.T Battaineh Faktor cuaca tidak terprediksi Long Le Hoei et all

(9)

80 Efek sosial budaya lingkungan sekitar Sadi A. Assaf & Sadiq Al-Hejj Kecelakaan

kerja Elinwa & Joshua Akses menuju

proyek B. Mullaolan

d & J. Christian Keamanan

lingkungan Long Le Hoei et all Bab III. Metode Penelitian

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di enam proyek Rosalia Indah Group yaitu Hotel Umbulharjo dan Ros-In Hotel Yogyakarta, Agen Surabaya, Agen Karawang, Agen Kartasura, SPBU Jatisari tahap 1. Data proyek diambil di kantor pusat Rosalia Indah Group yang berada di Palur dengan alamat Jalan Raya Solo-Sragen KM 7,5 (Palur, Jaten), Karanganyar, Jawa Tengah 57711 (Gambar 3.1), sedangkan pengisian kuesioner dan wawancara di lokasi responden berada. Responden merupakan direktur proyek, manajer proyek dan lapangan, supervisor, serta pelaksana dengan total 30 responden. Lokasi responden lebih dari 50% berada di luar Surakarta. Sebelum responden melakukan pengisian kuisioner, terlebih dahulu dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, kemudian peneliti mengadakan wawancara.

3.2 Parameter dan Variabel

Parameter adalah sebuah acuan yang dapat digunakan untuk menetapkan keadaan/ kondisi maupun ukuran tertentu yang terukur dan tidak berubah karena waktu. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang berubah karena waktu. Parameter dan variabel akan membantu analisis penelitian. Parameter dan variabel faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan proyek dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1 Parameter dan Variabel Keterlambatan Proyek

Parameter dan

Variabel Keterkaitan Analisis Memperoleh Cara Parameter:

Data dan Profil Proyek (Nama proyek, lokasi, data-data Analisis Data Kuantitatif Data Sekunder pembangunan) Profil Responden (Nama responden, nama perusahaan tempat bekerja) Analisis Data

Kuantitatif Data Primer Variabel: Faktor-Faktor Keterlambatan Proyek Analisis Data

Kualitatif Data Primer

Ranking

Keterlambatan Proyek

Metode

AHP Program Expert Choice

Ke-valid-an Data Uji Chi-Square Hipotesis SPSS Dampak Keterlambatan Proyek Analisis Data Kuantitatif Data Kuesioner Cara Mengatasi Keterlambatan Proyek Analisis Data Kuantitatif Data Kuesioner 3.3 Data Penelitian 3.3.1 Jenis Data 1) Data primer

Data primer diperoleh dengan cara berhubungan dengan obyek secara langsung yang akan dilakukan dengan cara survey

lapangan pada proyek-proyek di Rosalia Indah dan menyebarkan kuesioner serta

wawancara dengan responden secara

langsung. Pertanyaan yang digunakan disajikan dalam bentuk kuesioner oleh peneliti dengan pilihan jawaban yang telah ditentukan sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban. Dengan menggunakan pertanyaan tersebut diharapkan akan mempermudah pengolahan data dan agar jawaban responden tidak menyimpang dari pertanyaan yang diajukan.

2) Data sekunder

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan studi pustaka dari buku, jurnal, internet, dan literatur lain yang berhubungan dengan materi penelitian untuk memperoleh gambaran teoritis dari masalah yang diteliti pada Bab I dan II. Data-data mengenai kondisi fisik dan jadwal pelaksanaan proyek di Rosalia Indah diperoleh dari arsip divisi proyek kantor pusat Rosalia Indah Palur.

(10)

81

3.3.2 Cara Perolehan Data

Data diperoleh dari file yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, survey langsung pada proyek-proyek di Rosalia Indah, dan wawancara serta membagikan kuesioner kepada 30 responden (kontraktor pada proyek-proyek di Rosalia Indah Group), dengan 3 unsur, yaitu: 1) Data Survey proyek-proyek di Rosalia Indah:

Nama proyek, lokasi, data-data

pembangunan.

2) Data Perusahaan Kontraktor:

Nama perusahaan, alamat/lokasi perusahaan, jenis kepemilikan perusahaan, lama perusahaan berdiri, klasifikasi perusahaan menurut standart nasional, spesifikasi proyek yang dikerjakan, lokasi proyek yang dikelola, jumlah karyawan tetap.

3) Data Responden:

Jabatan responden dalam perusahaan, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden

3.3.3Profil Responden, Profil Proyek dan Persepsi Responden

Untuk memudahkan, hasil penelitian yang diperoleh dari kuisioner dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: Profil responden, profil proyek dan persepsi responden.

1) Data Proyek

Proyek yang diambil adalah proyek dengan dengan gred 2, 3, 4, dan 5.

2) Profil responden

a.Profil responden dipisahkan sesuai dengan jabatan responden, yaitu: direktur proyek, manajer proyek, supervisor lapangan, dan manajer lapangan.

b.Pengalaman responden dikelompokkan menjadi dua yaitu: pengalaman 1 s/d 5 tahun dan lebih besar 5 tahun.

3) Persepsi responden

a.Jawaban responden terhadap pertanyaan “Apakah dalam pelaksanaan proyek Rosalia Indah Group sering mengalami keterlambatan” yaitu: Ya/tidak.

b.Pertanyaan mengenai cara mengatasi faktor keterlambatan proyek yang paling dominan. 3.3.4 Perancangan Kuisioner

Kuesioner dirancang dalam tiga kelompok: 1) Data responden.

Pada bagian ini dikumpulkan data yakni jabatan responden, pengalaman responden, jenis proyek, nilai proyek, dan luas lantai pada proyek Rosalia Indah yang telah dikerjakan. 2) Data proyek.

Pada bagian ini akan didapat data mengenai jenis proyek Rosalia Indah yang pernah dikerjakan oleh responden, kemudian pengaruh keterlambatan terhadap schedule

atau waktu yang telah direncanakan. Penelitian ini digunakan untuk menggali informasi mengenai keterlambatan pada proyek Rosalia Indah pada tahun 2011–2013, maka responden diberikan pertanyaan yang menyangkut hal tersebut dengan menjaring data yang ada.

3) Data persepsi responden terhadap penyebab keterlambatan proyek yang paling doinan dan bagaimana cara mengatasi faktor dominan tersebut. Bagian ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana faktor

keterlambatan proyek tersebut berpengaruh pada keterlambatan pelaksanaan proyek Rosalia Indah.

3.4 Analisis

Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitafif. Analisis data kualitatif diperoleh pada pertanyaan mengenai faktor-faktor keterlambatan proyek, sedangkan pertanyaan mengenai faktor keterlambatan proyek yang paling dominan dan cara mengatasinya merupakan analisis data kuantitatif. Data yang termasuk kualitatif harus diubah menjadi kuantitatif supaya data dapat dihitung menggunakan program perhitungan SPSS dengan cara memberi bobot nilai pada semua jawaban skala 1–5.

Sampel yang diambil menggunakan cara acak yaitu pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pada penelitian yang menggunakan metode survey, tidak selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memakan biaya yang besar, juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, diharapkan hasil yang diperoleh dapat

menggambarkan sifat populasi yang

bersangkutan. Dalam penelitian ini, data akan dianalisis dengan statistic parametrik, maka jumlah sampel harus besar. Sampel besar dan berdistribusi normal adalah sampel dengan jumlah minimal 30 sampel.

3.4.1 Analisis Faktor-Faktor Keterlambatan dan Ranking

a. Analisis Manual

(11)

82

Rosalia Indah Group secara manual yaitu:

1) Menentukan faktor-faktor yang

memengaruhi keterlambatan proyek. 2) Membandingkan antara jawaban dari

wawancara terhadap masing-masing responden mengenai faktor yang paling

dominan terhadap penyebab

keterlambatan proyek-proyek dengan hasil pengisian kuisioner secara keseluruhan. 3) Menyimpulkan apakah perbandingan dari

kedua hasil tersebut sesuai dan menentukan ranking faktor keterlambatan proyek dari yang tertinggi hingga terendah. b. Menggunakan Microsoft Office Excel:

Mentabulasi hasil jawaban responden dengan menggunakan excel dan mencari nilai

mean untuk tiap elemen yang dibandingkan. c. Menggunakan program SPSS:

1) Menentukan analisis terhadap data-data proyek

Mencari data-data fisik serta riwayat pembangunan pada proyek-proyek yang di survey.

2) Menentukan skor terhadap pernyataan kuesioner

Setelah pernyataan-pernyataan ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan skor untuk pernyataan-pernyataan tersebut. Dalam penelitian ini skala pengukuran data memiliki skala ordinal yang menunjukkan perbedaan tingkatan subyek secara kuantitatif, seperti data yang dinyatakan dalam bentuk peringkat/ranking. Persepsi responden dapat diurut menjadi: sangat tidak berpengaruh, tidak berpengaruh, agak berpengaruh, berpengaruh, dan sangat berpengaruh. Kemudian data kuantitatif dirubah menjadi data kuantitatif sebagai berikut: sangat tidak berpengaruh diberi nilai 1; tidak berpengaruh diberi nilai 2, agak berpengaruh diberi nilai 3; berpengaruh diberi nilai 4; sangat berpengaruh diberi nilai 5.

3) Menentukan ranking pada jawaban responden

Untuk menentukan ranking dari faktor penyebab keterlambatan pada proyek Rosalia Indah secara umum pada jawaban responden dianalisis dengan indeks kepentingan berdasarkan nilai rata-rata persepsi responden. dengan menggunakan rumus mean.

d. Menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process (AHP):

Data hasil perhitungan hasil kuesioner dengan menggunakan Microsoft Office Excel dan pengolahan SPSS kemudian diolah dengan metode AHP dengan s o f t w a r e Expert Choice sehingga didapatkan peringkat aspek dari yang mempunyai bobot terbesar sampai yang terkecil dari tiap-tiap elemen. Data tersebut sebelumnya diuji terlebih dahulu

inconsistency ratio-nya (CR) yaitu data yang CR-nya kurang dari 10% yang dianggap konsisten. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, dilakukan analisa sensitivitas terhadap prioritas pemilihan alternatif moda yang ada. Analisa sensitivitas ini dilakukan dengan cara trial dan error pada masing-masing faktor.

3.4.2 Analisis Dampak Keterlambatan

Proyek

Analisis dampak keterlambatan proyek menggunakan analisis manual:

1) Mencari data mengenai perencanaan anggaran biaya dan gambar proyek.

2) Mencari data mengenai perencanaan jadwal dan perjanjian kontrak kerja.

3) Mencari data-data penyelesaian proyek dan serah terima proyek.

4) Menyimpulkan apakah segala perencanaan proyek yakni biaya, design, dan waktu sesuai dengan terselesainya pelaksanaan proyek, sehingga dapat disimpulkan dampak yang ada. 3.4.3Analisis Cara Mengatasi Keterlambatan

Proyek

Analisis dampak keterlambatan proyek menggunakan analisis manual:

1) Menyimpulkan hasil wawancara terhadap responden mengenai faktor keterlambatan proyek Rosalia Indah yang paling dominan 2) Menyimpulkan hasil wawancara mengenai

cara mengatasi faktor keterlambatan proyek Rosalia Indah yang paling dominan menurut responden

3) Menyimpulkan cara mengatasi keterlambatan proyek di Rosalia Indah dari jawaban wawancara yang ada

Bab.IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa referensi sejenis yang membahas mengenai faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek. Elemen keterlambaatan

(12)

83

proyek berjumlah 8 (delapan) dan setiap elemen terdiri dari beberapa variabel sebagai penjelas. Jumlah total variabel adalah 29 (dua puluh Sembilan). Untuk memudahkan pembacaan masing-masing variabel diberi kode. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Elemen Faktor Keterlambatan Proyek Variabel Faktor Keterlambatan Proyek Kode

Faktor yang berhubungan dengan perubahan oleh owner

Faktor perubahan oleh owner

Terjadinya perubahan

desain oleh owner 01

Perubahan pekerjaan

structural, ME, plumbing

oleh owner 02

Perubahan spesifikasi oleh owner pada saat proyek masih berlangsung

03 Pekerjaan tambahan

oleh owner 04

Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor Faktor bahan (material) Kekurangan bahan konstruksi A1 Keterlambatan pengiriman bahan A2 Kerusakan bahan di tempat penyimpanan A3 Kelangkaan karena material tertentu A4 Ketidaktepatan waktu pemesanan A5 Kesalahan pengelolaan material A6 Faktor tenaga kerja (man power) Kekurangan tenaga kerja B1 Kemampuan tenaga kerja B2 Pengalaman tenaga kerja B3 Faktor peralatan (equipment) Kerusakan peralatan C1 Kekurangan peralatan C2 Keterlambatan pengiriman peralatan C3 Produktivitas peralatan C4 Faktor keuangan Keterlambatan pembayaran oleh owner D1

(financial) Kenaikan harga

bahan D2

Faktor lingkungan (environment)

Faktor sosial dan

budaya E1

Pengaruh cuaca pada

ativitas konstruksi E2 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pengerjaan proyek E3 Faktor perubahan (change) oleh kontraktor Kesalahan desain yang dibuat oleh

perencana F1

Perubahan metode

kerja oleh kontraktor F2

Faktor pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh

kontraktor G1

Kesalahan

menginterpretasikan

gambar/spesifikasi G2

Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak

sesuai G3

Demo pekerja

(tenaga/tukang) G4

Kecelakaan kerja G5

4.1.1 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode kuesioner dan didukung wawancara langsung dengan responden. Pengambilan data dilakukan terhadap 30 responden berasal dari 6 perusahaan konstruksi di Indonesia, yaitu kontraktor tim swakelola proyek Rosalia Indah (divisi proyek), PT. WIKA (PT. Wijaya Karya), Yuni Suparno dan tim (CV. Pelita Kasih), Zainal Arifin dan tim (CV. Mandiri Jaya), Muklisiyata dan tim (CV. Makmur Jaya), dan Tito S. Budi dan tim (CV. Elang Perkasa). Nama, alamat, waktu, dan biaya proyek dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Penelitian Proyek Kontra

ktor Proyek Nama Alamat Waktu Proyek Biaya

CV. Mandir i Jaya Pemban gunan Hotel Umbulh arjo Yogyaka rta Vetera n Str, No 180 A, Umbulh arjo, Yogyaka rta 6 bula n, 21 hari Rp. 2.770.500 .000 PT.

(13)

84 Karya Ros-In Hotel Yogyaka rta Selatan No. 110, Yogyak arta n, 5 bula n, 21 hari 9.552 Divisi proyek Rosalia Indah Pemban gunan Agen Bungura sih Surabaya Jl. Letjen Sutoyo 110 A, Bungur asih-Waru, Surabay a 9 bula n, 24 hari Rp. 749.700.0 00 CV. Elang Perkas a Pemban gunan Agen Karawan g Jl. Inter Change Badami , Karawa ng Barat 5 bula n, 23 hari Rp. 991.400.0 00 CV. Pelita Kasih Pemban gunan Agen Kartasur a Jl. Panger an Dipone goro No.55, Kartasu ra 4 bula n, 24 hari Rp. 1.150.200 .000 CV. Makm ur Jaya Pemban gunan SPBU Jatisari Tahap 1 Jatisari, Karawa ng 1 tahu n, 9 bula n 3 hari Rp. 5.252.500 .000 Gambaran mengenai kondisi fisik proyek-proyek pada penelitian dapat dilihat pada lampiran-3. Dari hasil kuesioner yang dilakukan selama ±2 bulan, diperoleh data mengenai faktor-faktor keterlambatan proyek di Rosalia Indah Group dan ±1 bulan dilakukan untuk mengolah hasil data kuesioner.

4.1.2 Data Profil Responden

Responden dalam penelitian ini lebih dari 50% berjenis kelamin laki-laki, mungkin dikarenakan banyaknya risiko pekerjaan di proyek yang lebih cocok dikerjakan oleh kaum pria. Usia 46-50 tahun merupakan jumlah umur responden yang paling banyak. Rata-rata pekerja konstruksi adalah lulusan sarjana (S1). Ini membuktikan bahwa pekerja konstruksi memiliki tingkat pendidikan yang bagus. Hal ini dikarenakan untuk mengerjakan proyek tidak hanya diperlukan keahlian khusus, namun juga

ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para lulusan S1, khususnya Sarjana teknik sipil dan arsitektur. Sedangkan sebagian lagi sudah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni magister (S2). Oleh karena tingkat pendidikan responden minimal adalah S1, maka pengisian kuesioner mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh responden, serta hasil wawancara sesuai dengan sasaran penelitian.

Mayoritas responden sudah bekerja di dunia konstruksi berkisar selama 11-15 tahun. Sehingga pengisian kuesioner diisi oleh responden-responden yang sudah berpengalaman dan ahli di bidang konstruksi. Pengalaman dengan waktu selama itu membawa responden menjadi paham mengenai maksud dan sasaran dalam penelitian sehingga didapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan hasil lapangan proyek-proyek Rosalia Indah Group. Sebagian besar responden bekerja di perusahaan dengan gred 4. Data rerata responden mengenai jenis kelamin, usia responden, pendidikan terakhir, lama bekerja di bidang konstruksi, serta gred perusahaan tempat bekerja dapat dilihat pada tabel 4.3.

Table 4.3 Data Rerata Profil Responden No. Responden Data Profil Responden Rerata

1 Jenis kelamin Laki-laki

2 Usia 46-50 tahun

3 Pendidikan terakhir Sarjana (S1)

4 Lama bekerja di

bidang konstruksi 11-15 tahun

5 Gred perusahaan

tempat bekerja Gred 4

4.1.3Jawaban Hasil Kuesioner

Pada tabel 4.4 dapat dilihat data sampel jawaban kuesioner yang diambil pada proyek pembangunan Ros-In Hotel yang dikerjakan oleh perusahaan WIKA (Wijaya Karya).

Tabel 4.4 Sampel Hasil Jawaban Kuesioner Responden

N

o Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek Nam a Peru saha an

WIKA (Ros-In Hotel)

Nam a Resp onde n Res pon -den 1 Res pon -den 2 Res pon -den 3 Res pon -den 4 Res pon -den 5 Res pon -den 6

(14)

85

Faktor yang berhubungan dengan perubahan oleh owner

1 Terja dinya perub ahan desai n oleh owner 5 5 5 5 5 5 2 Perub ahan pekerj aan structu ral, ME, plumbi ng 3 2 3 3 3 3 3 Perub ahan spesifi kasi oleh owner pada saat proye k masih berlan gsung 5 5 5 5 5 5 4 Pekerj aan tamba han oleh owner 5 5 5 5 5 5 1 Keku ranga n baha n konst ruksi 2 1 2 2 3 3 2 Keter lamb atan pengi riman baha n 3 3 3 3 3 3 3 Kerusakan 2 2 1 2 1 1 baha n di temp at penyi mpan an 4 Kela ngkaa n karen a mater ial terten tu 4 4 3 3 3 3 5 Ketid aktep atan wakt u peme sanan 2 1 1 2 1 2 6 Kesal ahan peng elolaa n mater ial 2 1 1 2 1 2

B. Faktor tenaga kerja (man power)

1 Keku ranga n tenag a kerja 3 2 3 3 1 1 2 Kem ampu an tenag a kerja 2 2 2 2 2 2 3 Peng alama n tenag a kerja 3 2 2 2 2 2

C. Faktor peralatan (equipment) 1 Kerusakan

(15)

86 atan 2 Keku ranga n peral atan 2 1 2 2 1 2 3 Keter lamb atan pengi riman peral atan 3 2 2 1 1 1 4 Prod uktivi tas peral atan 2 2 2 1 1 2 D. Faktor keuanga n (financi al) 1 Keter lamb atan pemb ayara n oleh owner 2 1 2 1 1 1 2 Kena ikan harga baha n 1 1 2 1 1 1

E. Faktor lingkungan (environment)

1 Fakto r sosial dan buda ya 2 1 3 3 3 3 2 Peng aruh cuaca pada ativit as konst ruksi 3 3 3 4 3 3 3 Peng 2 2 3 3 3 3 aruh keam anan lingk unga n terha dap peng erjaa n proye k

F. Faktor perubahan (change)

1 Kesal ahan desai n yang dibua t oleh peren cana 2 2 1 2 2 1 2 Perub ahan meto de kerja oleh kontr aktor 3 3 3 3 4 3 G. Faktor pekerjaan 1 Pelak sanaa n peker jaan yang jelek oleh kontr aktor 2 1 2 2 1 1 2 Kesal ahan meng inter preta sikan gamb ar/sp esifik asi 2 1 1 2 1 2

(16)

87 3 Pelak saana an jadwa l proye k yang tidak sesuai 4 3 4 4 3 4 4 Dem o peker ja (tena ga/tu kang) 2 1 1 1 1 1 5 Kecelakaan kerja 2 1 2 2 2 1 Keterangan:

1= Sangat tidak berpengaruh 2= Tidak berpengaruh 3= Agak berpengaruh, 4= Berpengaruh 5= Sangat berpengaruh

Hasil pengolahan SPSS dari jawaban 30 responden mengenai faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek di Rosalia Indah dapat dilihat di lampiran-2. Tabel L.1 merupakan jawaban faktor keterlambatan proyek yang “sangat tidak berpengaruh”, tabel L.2 adalah jawaban faktor keterlambatan proyek yang “tidak berpengaruh”, tabel L.3 merupakan jawaban faktor keterlambatan proyek yang “agak berpengaruh”, tabel L.4 adalah jawaban faktor keterlambatan proyek yang “berpengaruh”, sedangkan tabel L.5 merupakan jawaban faktor

keterlambatan proyek yang “sangat

berpengaruh”.

Rekapitulasi jawaban kuesioner “Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek di Rosalia Indah Group” dari 30 responden dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Rekapitulasi jawaban kuesioner “Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek di Rosalia Indah Group” K o d e Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 0 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 1 2 0 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 A 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 1 A 2 3 2 2 3 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 A 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 A 4 1 1 2 1 1 2 2 1 4 4 3 3 3 3 3 A 5 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 A 6 3 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 B 1 5 5 5 5 5 5 4 4 3 2 3 3 1 1 2 B 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 B 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 C 1 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 1 C 2 2 1 2 2 1 3 3 1 2 1 2 2 1 2 1 C 3 3 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 C 4 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 D 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 D 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 E 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 E 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 E 3 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 F 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 1 1 F 6 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 1 G 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 G 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 G 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 G 4 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 G 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1

(17)

88 5 K od e Responden 1 6 17 18 19 20 21 22 3 2 24 25 26 27 28 29 30 01 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 02 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 4 4 4 3 03 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 04 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 A 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 A 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 A 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 A 4 1 2 3 3 3 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 A 5 3 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 A 6 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 B1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 B2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 B3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 C1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 C2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 2 2 3 3 2 3 C3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 C4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 D 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 D 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 E 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 E 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 E 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 3 2 F2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 2 1 2 2 F6 1 2 1 2 2 3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 G 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 G 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 G 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 G 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 G 5 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 Tabel 4.6 merupakan rekapitulasi besarnya pengaruh faktor-faktor keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group dimana dapat

dilihat jumlah nilai jawaban 30 responden terhadap masing-masing tingkat faktor yang memegaruhi keterlambatan proyek.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Besarnya Pengaruh Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek di Rosalia Indah

N o Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek S a n g a t ti d a k b e r p e n g a r u h T i d a k b e r p e n g a r u h A g a k b e r p e n g a r u h B e r p e n g a r u h S a n g a t b e r p e n g a r u h J u m la h R e s p o n d e n

Faktor yang berhubungan dengan perubahan oleh owner

1 Terjadinya perubahan desain oleh owner 0 0 0 0 30 30 2 Perubahan pekerjaanstructural, ME, plumbing 3 11 13 3 0 30

3

Perubahan spesifikasi oleh owner pada saat proyek masih berlangsung

0 0 0 0 30 30 4 Pekerjaan tambahan oleh owner 0 0 0 0 30 30 Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor

A. Faktor bahan (material)

1 Kekurangan bahan konstruksi 10 17 3 0 0 30 2 Keterlambatan pengiriman bahan 4 7 19 0 0 30 3 Kerusakan bahan di tempat penyimpanan 24 6 0 0 0 30 4 Kelangkaan karena material tertentu 10 9 11 0 0 30 5 Ketidaktepatan waktu pemesanan 17 12 1 0 0 30

(18)

89

6 Kesalahan pengelolaan material 16 12 2 0 0 30 B. Faktor tenaga kerja

(man power)

1 Kekurangan tenaga kerja 2 6 14 2 6 30 2 Kemampuan tenaga kerja 0 21 9 0 0 30 3 Pengalaman tenaga kerja 0 15 15 0 0 30 C. Faktor peralatan

(equipment) 1 Kerusakan peralatan 14 12 4 0 0 30 2 Kekurangan peralatan 10 14 6 0 0 30 3 Keterlambatan pengiriman peralatan 14 13 3 0 0 30 4 Produktivitas peralatan 17 13 0 0 0 30 D. Faktor keuangan

(financial) 1 Keterlambatan pembayaran oleh owner 13 16 1 0 0 30 2 Kenaikan harga bahan 19 10 1 0 0 30 E. Faktor lingkungan

(environment) 1 Faktor sosial dan budaya 1 7 22 0 0 30 2 Pengaruh cuaca pada ativitas konstruksi 0 0 25 5 0 30 3 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap

pengerjaan proyek 5 11 1

4 0 0 30 F. Faktor perubahan

(change) 1 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana 10 15 5 0 0 30 2 Perubahan metode kerja oleh kontraktor 4 12 12 2 0 30

G. Faktor pekerjaan

1 Pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor 2 0 10 0 0 0 30 2 Kesalahan menginterpretasikan gambar/spesifikasi 1 7 13 0 0 0 30 3 Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak

sesuai 0 0 15 1 5 0 30 4 Demo pekerja 2 5 0 0 0 3 (tenaga/tukang) 5 0 5 Kecelakaan kerja 15 15 0 0 0 30 Dari hasil penelitian diperoleh berbagai macam faktor yang menghambat penyelesaian proyek-proyek konstruksi di Rosalia Indah Group. Melalui hasil kuesioner terdapat faktor yang memengaruhi keterlambatan proyek secara signifikan. Semua proyek yang diteliti mengalami keterlambatan dan pembengkakan biaya. Untuk itu, melalui analisis dan pembahasan pada penelitian ini, diharapkan pihak kontraktor maupun pemilik perusahaan Rosalia Indah dapat merencanakan proyek selanjutnya secara bijaksana sehingga meminimalisir penambahan biaya.

Data sampel yang diambil dari penelitian ini sudah menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distrubusi yang telah ditetapkan dan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dua variabel/lebih karena hasil jawaban kuesioner setelah dilakukan uji Chi-Square pada program SPSS menunjukkan angka valid dan mengikuti prinsip dasar pengujian Chi-Square,

yaitu terdapat kesesuaian yang nyata antara banyaknya atau frekuensi obyek yang diamati

(observed) dengan banyaknya atau frekuensi obyek yang diharapkan (expected) dalam tiap-tiap kategori. Tabel uji Chi-square dapat dilihat pada tabel 4.7:

Tabel 4.7 Uji Chi-Square Hasil Kuesioner Penelitian Faktor Keterlambatan Proyek Di Rosalia Indah Group

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N cent N Per cent N Per cent Per

Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Sangat tidak berpengaruh 2 9 100.0% 0 .0% 29 100.0% Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Tidak berpengaruh 2 9 100.0% 0 .0% 29 100.0% Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Agak berpengaruh 2 9 100.0% 0 .0% 29 100.0%

(19)

90 Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Berpengaruh 2 9 100.0% 0 .0% 29 100.0% Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Sangat berpengaruh 2 9 100.0% 0 .0% 29 100.0%

Perhitungan program SPSS ( Statistical Package for the Social Sciences) for Windows

menghasilkan rangkuman mean dan ranking

tiap-tiap faktor penyebab keterlambatan

penyelesaian proyek yang disajikan dalam bentuk tabel 4.8.

Tabel 4.8 Mean dan Ranking Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek di Rosalia Indah

Faktor Penyebab Keterlambatan

Penyelesaian Proyek Mean

Ranki ng

Faktor yang berhubungan dengan perubahan oleh owner

1 Terjadinya perubahan desain oleh owner 5 4. 38

1 1 2 Perubahan pekerjaanME, plumbing structural, 2.5 2 3 Perubahan spesifikasi oleh owner pada saat proyek masih

berlangsung 5 1

4 Pekerjaan tambahan oleh owner 5 1 Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor

A. Faktor bahan (material)

1 Kekurangan bahan konstruksi 1.8

1. 75

9

5 2 Keterlambatan pengiriman bahan 2.5 4 3 Kerusakan bahan di tempat penyimpanan 1.2 15 4 Kelangkaan karena material tertentu 2.0 7 5 Ketidaktepatan waktu pemesanan 1.5 12 6 Kesalahan pengelolaan material 1.5 12 B. Faktor tenaga kerja (man

power)

1 Kekurangan tenaga kerja 3.1 2.

6 2

2

2 Kemampuan tenaga kerja 2.3 6

3 Pengalaman tenaga kerja 2.5 4

C. Faktor peralatan (equipment) 1 Kerusakan peralatan 1.7 1. 7 1 0 6 2 Kekurangan peralatan 1.9 8

3 Keterlambatan pengiriman peralatan 1.7 10

4 Produktivitas peralatan 1.4 13

D. Faktor keuangan

(financial) 1 Keterlambatan pembayaran oleh owner 1.6 1.

5 1 1 7

2 Kenaikan harga bahan 1.4 13

E. Faktor lingkungan

(environment) 1 Faktor sosial dan budaya 2.7

2. 7

3 1 2 Pengaruh cuaca pada ativitas konstruksi 3.1 2 3 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap

pengerjaan proyek 2.3 6

F. Faktor perubahan

(change) 1 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana 1.8 2.

1 9

3 2 Perubahan metode kerja oleh kontraktor 2.4 5

G. Faktor pekerjaan

1 Pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor 1.3

1. 8 1 4 4 2 Kesalahan menginterpretasikan gambar/spesifikasi 1.4 1 3 3 Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak sesuai 3.5 1 4 Demo pekerja (tenaga/tukang) 1.2 15

5 Kecelakaan kerja 1.5 12

Tabel 4.8 menunjukkan hasil besar mean (nilai rata-rata) hasil kuesioner yang telah dijawab oleh responden sehingga dapat diperoleh ranking

faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group. Beberapa faktor memiliki nilai mean dengan besar yang sama sehingga berada pada ranking/urutan yang sama pula. Sebagai contoh pada perubahan desain oleh owner, perubahan spesifikasi oleh owner

(20)

91

pekerjaan tambahan oleh owner memiliki nilai

mean=5. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua responden memberikan nilai yang sama yakni bulat 5, sehingga apabila di rata-rata, nilai nya tetap 5 dengan maksud bahwa faktor tersebut sangat memengaruhi keterlambatan proyek di Rosalia Indah Group.

Pada tabel 4.9 berikut merupakan tabel urutan ranking pada elemen faktor penyebab keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group dari yang tertinggi menuju terendah. Sedangkan pada tabel 4.10.a merupakan urutan

ranking pada berbagai faktor penyebab keterlambatan proyek-proyek yang berhubungan dengan perubahan oleh owner di Rosalia Indah Group dari yang tertinggi menuju terendah, dan tabel 4.10.b merupakan urutan ranking pada berbagai faktor penyebab keterlambatan proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor di Rosalia Indah Group dari yang tertinggi menuju terendah.

Tabel 4.9 Urutan Ranking pada Elemen Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek yang Berhubungan dengan Pekerjaan Kontraktor di Rosalia Indah

Elemen Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek

Ran king

Faktor lingkungan (environment) 1 Faktor tenaga kerja (man power) 2

Faktor perubahan (change) 3

Faktor pekerjaan 4

Faktor bahan (material) 5

Faktor peralatan (equipment) 6

Faktor keuangan (financial) 7

Dari tabel 4.9 dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor lingkungan merupakan faktor yang paling memengaruhi keterlambatan proyek di Rosalia Indah Group. Faktor tenaga kerja dan faktor perubahan juga sedikit banyak memengaruhi keterlambatan proyek. Dalam pelaksanaan sebuah proyek baik dalam skala besar maupun kecil, perubahan yang dilakukan oleh owner merupakan hal yang sering terjadi. Untuk itu, perlu dibedakan mengenai faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan perubahan yang dilakukan oleh owner dan yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor. Tabel 4.10.a menunjukkan urutan ranking pada faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek yang berhubungan dengan perubahan oleh owner di Rosalia Indah, sedangkan tabel

4.10.b adalah urutan ranking pada faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor. Tabel 4.10.a Urutan Ranking pada Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek yang Berhubungan dengan Perubahan oleh

Owner di Rosalia Indah Kod

e Keterlambatan Proyek Faktor-faktor

Rankin g

01 Terjadinya perubahan desain oleh owner 1 03

Perubahan spesifikasi pada saat proyek masih

berlangsung 1

04 Pekerjaan tambahan 1

02 Perubahan pekerjaan structural, ME, plumbing, dll 2 Tabel 4.10.b Urutan Ranking pada Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek yang Berhubungan dengan Pekerjaan Kontraktor di Rosalia Indah

Kod

e Faktor-faktor Keterlambatan Proyek

Ranki ng

G3 Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak sesuai 1 E2 Pengaruh cuaca pada ativitas konstruksi 2

B1 Kekurangan tenaga kerja 2

E1 Faktor sosial dan budaya 3

A2 Keterlambatan pengiriman bahan 4

B3 Pengalaman tenaga kerja 4

F2 Perubahan metode kerja oleh kontraktor 5

B2 Kemampuan tenaga kerja 6

E3

Pengaruh keamanan lingkungan terhadap

pengerjaan proyek 6

A4 Kelangkaan karena material tertentu 7

C2 Kekurangan peralatan 8

A1 Kekurangan bahan konstruksi 9

F1 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana 9

C1 Kerusakan peralatan 10

C3 Keterlambatan pengiriman peralatan 10 D1 Keterlambatan pembayaran oleh owner 11 A5 Ketidaktepatan waktu pemesanan 12 A6 Kesalahan pengelolaan material 12

Gambar

Tabel 2.4 merupakan list dari variabel bebas  yang  digunakan  pada  penelitian  ini.  Faktor  keterlambatan  yang  diperoleh  berasal  dari  peneliti sebelumnya yang telah memperoleh hasil  yang  valid  dari  penelitian  yang  dilakukan
Tabel 3.1 Parameter dan Variabel Keterlambatan  Proyek  Parameter dan  Variabel  Keterkaitan Analisis  Cara  Memperoleh  Parameter:
Tabel 4.1  Faktor-Faktor Penyebab  Keterlambatan Proyek  Elemen  Faktor  Keterlambatan  Proyek  Variabel Faktor Keterlambatan Proyek  Kode  Faktor yang berhubungan dengan
Table 4.3  Data Rerata Profil Responden  No.  Data Profil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Warga Belajar Mencapai Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri.. Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Membuat robot yang dapat mengetahui keberadaan manusia dan mendekati posisi manusia tersebut menggunakan sensor visi 3D.

[r]

Dalam Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota, terdapat 13 indikator pemenuhan SPM yang merupakan

The theoretical research and construction of Music Iconography could have been used to solve the problems occurred in academic practice of modern art and musicology.

Gejolak Politik Di Akhir Kekuasaan Presiden : Kasus Presiden Soekarno (1965-1967) dan Soeharto Dalam Pandangan Surat Kabar Kompas. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengguna dalam pemodelan sistem ini terdiri dari administrator, administrator adalah orang yang mengolah data (menambah, mengedit dan menghapus) serta user (masyarakat)

4.3 Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dalam menjalankan prosedur administrasi pengadaan barang dan jasa ....