• Tidak ada hasil yang ditemukan

Technology Science and Engineering Journal Volume 1, Number 1, February 2017, Page 1-63

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Technology Science and Engineering Journal Volume 1, Number 1, February 2017, Page 1-63"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

E-ISSN : 2549-1601X

Technology Science and Engineering Journal

Volume 1, Number 1, February 2017, Page 1-63

i

CONTENTS

Strategi Penetrasi Pasar untuk Meningkatkan Daya Saing Pasar Domestik pada

Industri Galangan Kapal di Indonesia

1-7

Taufiq Hidayat

Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching

8-13

Ima Kurniastuti, Tri Deviasari Wulan, I Ketut Eddy Purnama, Mauridhi Hery Purnomo,

Margareta Rinastiti, Fatmala Agustina

Analisa Sistem Kelistrikan Distribusi Jawa Bali 500 KV dengan Batas Stabilitas Steady

State Menggunakan Radial Equivalent Independent (REI) DIMO

14-20

Firman Yudianto

Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada Klasifikasi

Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW

21-26

Kresna Oktafianto

Perancangan Kuisioner Survei Galangan

27-33

Irfan Eko Sandjaja, Dian Purnamasari

Dynamic Sliding Mode Control (DSMC) Untuk Sistem Kendali Water Level Pada Steam

Drum Boiler

34-40

Teguh Herlambang, Erna Apriliani, Hendra Cordova,Mardlijah

Penggunaan Marketing Table Untuk Pengukuran Dimensi Model Uji Kapal Tipe

V-Form

41-49

Meitha Soetardjo

Aplikasi Formally Safety Assesment Model (Fsam-Imo) Untuk Penilaian Resiko dan

Pencegahan Kecelakaan Kapal (Studi Kasus Alur Pelayaran Barat Surabaya)

50-63

Okol Sri Suharyo

(4)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

1

Strategi Penetrasi Pasar untuk Meningkatkan Daya Saing Pasar Domestik

pada Industri Galangan Kapal di Indonesia

Taufik Hidayat

Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Kalimantan (ITK)

[email protected] Abstrak

Kondisi industry galangan kapal di Indonesia saat ini sama sekali belum mencerminkan kesuksesan. Meskipun mempunyai 250 galangan kapal dengan kapasitas 700 ribu DWT, namun tidak terdeteksi dalam peringkat dual puluh besar dunia dalam sepuluh tahun terakhir. Dalam lima tahun terakhir, Indonesia tercatat telah mengimpor 43 unit kapal dengan total kapasitas 860 ribu GT. Jika dirata-rata pertahun, masih sekitar 172 ribu GT. Pada masa Caraka Jaya di tahun 1998, Indonesia memiliki produktivitas 150 ribu GT. Kapasitas 1x50 ribu GT adalah setara dengan peringkat ke-13 dunia di tahun 2015 lalu. Berdasarkan sejarah permulaan industri galangan kapal pada Tiga Macan Asia (Jepang, Korea Selatan, dan China), penerapan strategi penetrasi pasar pada pasar domestik memiliki daya saing yang signifikan. Penerapan strategi ini selain meningkatkan produktivitas galangan kapal nasional, juga menstimulus pertumbuhan pasar pada industri bahan baku dan jasa lokal.

Kata Kunci: Manajemen Strategi, Penetrasi Pasar, Galangan Kapal.

1. PENDAHULUAN

Sering kita jumpai pada pendahuluan sejumlah karya ilmiah mengatakan bahwa Indonesia adalah negara maritim yang terdiri dari ribuan pulau yang mempunyai garis pantai terpanjang ke dua dan mempunyai 250 galangan kapal dengan kapasitas 700 ribu DWT. Namun pada kenyataannya, jumlah pulau atau panjangn garis pantai dan jumlah galangan kapal serta kapasitas yang besar tidak mencerminkan kesuksesan pada industri galangan kapal di Indonesia.

Tercatat pada “World Merchant Fleets by Registration” oleh SAJ, bahwa Indonesia mengalami peningkatan jumlah armada yang signifikan pada lima tahun terakhir, yaitu 5763 unit setara 9,2 juta GT di tahun 2010 menjadi 9266 unit setara 14,7 juta GT di tahun 2016 [1]. Data tersebut menunjukan peningkatan 160 persen atas armada kapal di Indonesia. Walau armada meningkat signifikan, hal ini kurang berdampak pada industri galangan kapal di Indonesia. Mengapa? Tercatat pada “Orderbook by Shipowner’s Nationality (Japan, S. Korea, China)” dalam lima tahun terakhir Indonesia mengimpor 43 unit kapal dengan total 0,86 juta GT di tahun 2012-2016 [1]-[5]. Data tersebut menunjukan bahwa galangan kapal di Indonesia tidak mampu bersaing di pasar domestik.

Negara yang sukses pada industri galangan kapal, awalnya memfokuskan pasar domestik sebagai kepastian order [6]. Menjadi pertanyaan mengapa galangan kapal di Indonesia tidak mampu bersaing di pasar domestiknya sendiri. Padahal di tahun 1998, Indonesia sempat mempunyai kapasitas produksi 150 ribu GT dengan adanya program pembangunan Caraka Jaya. Kapasitas 150 ribu GT adalah setara dengan peringkat ke-13 dunia di tahun 2015 lalu. Penelitian ini akan menjelaskan strategi apa yang diperlukan sebagai umpan pada galangan kapal di Indonesia agar dapat berdaya saing di pasar domestik. menjelaskan strategi apa yang diperlukan sebagai umpan pada galangan kapal di Indonesia agar dapat berdaya saing di pasar domestik.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Cambridge Dictionary, pasar domestik adalah sejumlah pelanggan yang membeli atau mungkin membeli produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan di dalam negeri sendiri [7]. Mengapa penguasaan perusahaan domestik terhadap pasar domestik sangatlah penting? Pertama, pasar domestik merupakan kepastian order karena permintaan selalu ada atau dapat direncanakan. Permintaan terbukti

(5)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

2

menjadi salah satu yang paling penting dari faktor-faktor penentu keunggulan kompetitif nasional [8]. Kedua, jika negara atau perusahaan dalam negeri berkomitmen untuk membeli produk nasional, maka hal ini dapat mengarah pada pemulihan ekonomi yang berkelanjutan (misal: pekerjaan manufaktur meningkat sehingga meningkatkan lapangan kerja). Jika kita melihat sejarah tiga macan asia (Jepang, Korea Selatan, dan China), negara-negara ini pada mulanya fokus pada pasar domestik sebagai kepastian order. Apakah hubungan pasar domestik dengan strategi penetrasi pasar? Strategi penetrasi pasar adalah usaha untuk meningkatkan pangsa pasar pada produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih agresif [9]. Strategi ini banyak digunakan secara mandiri dan dalam kombinasi dengan strategi lainnya.

Sejarah Industri Galangan Kapal di Jepang Pada tahun 1918 atau akhir dari perang dunia pertama, Jepang telah menempati rangking ke-3 dalam negara industri galangan kapal di dunia [10]. Pada perang dunia ke-2, kala itu pemerintah membeli semua galangan kapal existing sehingga industri galangan kapal dimiliki oleh pemerintah dan produksi kapal dikhususkan untuk penggunaan militer. Industri galangan kapal di Jepang pada saat itu sudah menerapkan metode produksi masal terstandarisasi, namun secara teknologi masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain.

Sejarah industri galangan kapal di Jepang dimulai setelah perang dunia ke-2 usai [11]. Industri galangan kapal di Jepang kehilangan pasar (pasar militer), kemudian pemerintahnya berinvestasi dengan mengimpor perlengkapan dan teknologi yang mutahir, dan kemudian menjualnya kembali pada perusahaan swasta. Berkat langkah ini, industri berhasil pulih dan kemudian mulai memproduksi untuk ekspor.

Pada tahun 1950-an Jepang secara bertahap mengambil alih kepemimpinan di industri galangan kapal, hal ini utamanya disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat setelah perang dunia kedua, industri galangan kapal dan pengiriman laut yang terkoordinir dengan baik, serta dukungan yang kuat dari pemerintah [12]. Pada tahun 1957, kapasitas produksi pertahunnya telah melampaui kapasitas produksi pada saat puncak perang dunia ke-2 di tahun 1944. Sejak saat itu, Jepang selalu menempati peringkat pertama dalam kapasitas produksi pertahun di dunia. Dari tahun 1960 hingga 1980-an, Jepang memproduksi hampir setengah dari kapasitas semua kapal di dunia [10].

Menjadi sebuah negara kepulauan dengan sumber daya alam, Jepang sangat bergantung pada perdagangan laut dan telah mengamankan sumber bahan baku. Pada laporan kebijakan maritim di Jepang dikatakan bahwa 96 persen pasokan yang masuk dan keluar negara tersebut melalui transportasi laut dan nilai industri pelayaran internasional Jepang adalah sekitar ¥5 trilliun pada tahun 2011 [13]. Akses negara untuk pengiriman yang handal dan efisien telah membantu dalam menjadi kekuatan industri utama [14].

Struktur bisnis maritim Jepang memiliki hubungan yang erat (integrasi) dengan industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh matangnya asosiasi industri galangan kapal dan asosiasi ini merupakan bagian dari infrastruktur kelembagaan industri [15]. Asosiasi industri maritim di negara ini terdiri dari tiga kelompok utama, yaitu perusahaan pelayaran dan pemilik kapal, perusahaan galangan kapal dan perusahaan pelayaran. Kenyataannya bahwa tiga industri ini telah dibentuk secara independen dan ditegakkan secara efektif adalah fitur yang unik dari industri maritim Jepang. Kerjasama yang erat dari kelompok-kelompok ini dan dukungan keuangan yang diberikan oleh Zaibatsu, yang berarti penggabungan keuangan Jepang, telah menyebabkan hasil yang sukses [13]. Pada tahun 2013, tingkat kandungan dalam negeri industri galangan kapal di Jepang adalah 98 persen [16].

Ada banyak faktor berbeda yang berkontribusi terhadap daya saing industri galangan kapal Jepang. Strukturnya adalah kekuatan dari kerjasama tertutup dengan sistem perbankan, banyaknya pemain di industri terkait, dan hubungan handal antara mereka membuat kerjasama terintegrasi dan menjadi efektif [13].

Industri galangan kapal Jepang mulai kehilangan dominasi global karena beberapa alasan. Pertama, industri galangan kapal Jepang menghadapi kesulitan dalam merekrut insinyur muda baru dan mempunyai biaya tenaga kerja yang tinggi. Kedua, industri galangan kapal Jepang tidak fleksibel dan tidak dapat beradaptasi dengan perubahan di pasar global yang menuntut ukuran kapal yang lebih besar dan semakin besar. Ketiga, lebih dari 60 persen produksi kapal Jepang adalah untuk pasar dalam negeri yang dimana mereka tidak mempromosikan pengembangan dan penerapan teknologi dengan metode manajemen produksi baru [12]. Upaya industri galangan kapal di Jepang untuk menyesuaikan dan mengatasi tantangan

(6)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

3

menunjukkan bahwa jawabannya terletak pada daya saing industri [15]. Pendekatan yang muncul pada kasus seperti ini adalah strategi diversifikasi dan peningkatan efisiensi melalui modernisasi.

Sejarah Industri Galangan Kapal di Korea Selatan Pada tahun 1960, Korea Selatan adalah negara termiskin di dunia [17], sehingga warga negara korea selatan mempunyai budaya jam kerja yang panjang [18]. Pada tahun 1970, Korea Selatan membuat keberhasilan yang luar biasa pada industri galangan kapalnya, menggunakan taktik galangan kapal berbiaya rendah atau disebut low-cost shipbuilding. Biaya rendah dapat dicapai karena pada masa itu biaya tenaga kerja masih murah. Mungkin seperti negara China atau India di masa kini. Park Chung Hee, presiden negara itu memutuskan bahwa Korea Selatan dibutuhkan untuk menjadi pemimpin dalam industri galangan kapal [17].

Pada tahap awal ekspansi ekonomi negara, pemerintah Korea Selatan mengakui bahwa tenaga kerja dan waktu intensif pada bisnis industri galangan kapal memberikan peluang pertumbuhan ekonomi. Pembangunan armada nasional diakui sebagai isu penting dari strategi, sebagai jalur perdagangan dengan negara-negara lain. Pemerintah mendorong perusahaan pelayaran untuk memperluas armada nasional dengan cara subsidi untuk konstruksi bangunan baru. Pinjaman dari Korean Development Bank, menutup hingga 90 persen dari total biaya pembangunan dengan tambahan jangka waktu pembayaran sangat menguntungkan [19]. Sebagai imbalannya, perusahaan pelayaran setuju untuk menyebarkan kapal mereka untuk jangka waktu tertentu di rute nasional dan internasional yang dipilih oleh pemerintah. Pemerintah berkewajiban untuk menutup kerugian yang ditanggung oleh perusahaan pelayaran karena operasi mereka pada rute yang sepi [20].

Pemerintah mendefinisikan perusahaan apa saja yang akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, yaitu perusahaan yang berorientasi pada ekspor dan memasoknya dengan insentif dan dukungan kebijakan yang mencakup perlindungan pasar domestik, pinjaman modal, suku bunga preferensial, pembatasan pada serikat buruh, promosi ekspor dan membatasi impor [17]. Pemerintah juga menjabarkan pada publik tentang rencana pembangunan dan produk apa saja yang akan di ekspor, serta untuk meningkatkan daya saing, semua industri distrukturisasi dan beberapa yang tidak sehat likuidasi. Korea Selatan terus mengembangkan teknologinya, seperti kontrol kualitas, teknologi informasi dan kemampuan pekerjanya [21].

Korea Selatan mempunyai peringkat yang tinggi di dunia dalam hal industri galangan kapal, pengiriman laut dan pelabuhan. Industri galangan kapal telah berada di jantung pembangunan ekonomi Korea Selatan selama beberapa dekade terakhir [22]. Sebagai industri galangan kapal berbiaya rendah, Korea Selatan fokus pada pasar tanker ukuran besar/large, large dan ultra large container, LNG/LPG, rig pengeboran lepas pantai, dan bahkan kapal pesiar khusus daerah perairan dangkal di Eropa [12]. Seiring peningkatan ekonomi di Korea Selatan, hal ini berdampak pada taraf hidup warganya. Tingkat gaji pekerja dan harga bahan baku meningkat dengan pesat. Hal ini membuat kondisi industri galangan kapal terpuruk dikarenakan biaya produksi yang tinggi, sehingga perusahaan sulit mencari keuntungan [21]. Krisis ekonomi membuat permintaan pada pasar domestik menurun tajam.

Struktur ekonomi Chaebol Korea Selatan, galangan kapal (kecuali fasilitas angkatan laut) kesemuanya adalah kumpulan perusahaan modal swasta [23], oleh karena itu perusahaan-perusahaan ini membangun jaringan bisnis mereka sendiri. Di Korea Selatan, banyak perusahaan galangan kapal kecil yang bergabung di Korean Shipbuilding Industry Cooperative [24]. Hampir semua galangan kapal besar dan menengah-ke-besar telah bergabung di KOSHIPA. KOSHIPA adalah organisasi non-profit yang didirikan pada akhir tahun 1970 ketika Korea Selatan mulai mengembangkan industri galangan kapal. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara perusahaan anggotanya dan untuk mempromosikan kepentingan bersama mereka [25].

Secara umum galangan kapal, pelabuhan dan industri pelayaran di Korea Selatan berkembang dengan baik, misalnya dalam hal infrastruktur dan jumlah armada. Selain itu, perkembangan industri sangat didukung oleh pemerintah. Pemerintah menyediakan keunggulan yaitu pengembangan pelabuhan terutama dalam hal kebijakan zona perdagangan bebas, serta insentif dan kekuatan pendorong untuk industri galangan kapal dan operator pelayaran. Pada saat yang sama, jaringan yang kuat dari industri galangan kapal domestik, operator pelayaran dan pemasok menjamin proses yang efisien dari manufaktur dan operasi [17].

(7)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

4

Teknologi yang tinggi dari industri maritim Korea Selatan juga telah membawa keunggulan daya saing bangsa. Pada industri galangan kapal, teknologi juga berpengaruh untuk membangun kapal dengan tingkat kompleksitas yang tinggi sehingga dapat menambah profit kapal, dan di sisi lain meningkatkan efisiensi produksi. Tenaga kerja berkualitas tinggi juga menjamin efisiensi produksi. Saat ini tingkat kandungan dalam negeri industri galangan kapal di Korea Selatan adalah 90 persen [16].

Peningkatan kualifikasi dan keterampilan tenaga kerja seiring dengan perkembangan sekolah dan program universitas, berkontribusi pada peningkatan produktivitas tenaga kerja pada industri galangan kapal di Korea Selatan. Keberadaan dewan sektor untuk mempromosikan pengembangan sumber daya manusia membantu dalam menangani setiap ketidaksesuaian dan memastikan bahwa industri ini akan menyediakan dengan tenaga kerja yang berkualitas.

Korea Selatan mulai menerapkan strategi diversifikasi konsentris pada awal 2012, setelah menurunnya produktivitas industri galangan kapalnya sebesar 11,9 persen [1]. Fokus teknologi yang dikembangkan Korea Selatan adalah pasar bangunan lepas pantai maupun di segmen lain yang lebih menantang secara teknis. Korea Selatan sudah melakukan pengembangan dengan baik di beberapa aspek dan teknologi pada industrinya. Pertumbuhan bisnis pada lepas pantai cenderung menghasilkan kesempatan, dibuktikan dengan keberhasilan industri ini mempertahankan diri selama dua tahun hingga tahun 2014. Namun penerapan strategi ini berubah menjadi ancaman, sejak harga minyak dunia turun ditahun 2014. Beberapa pelanggan meminta untuk menunda pengiriman rig [26], perusahaan pengeboran telah terpengaruh secara negatif oleh harga minyak yang rendah, sehingga mempengaruhi pemotongan dana belanja oleh pelanggan.

Terlepas dari kenyataan bahwa Korea Selatan masih memiliki banyak keuntungan, beberapa ahli menyimpulkann bahwa daya saing Korea Selatan telah berkurang karena biaya tenaga kerja yang tinggi, tidak cukupnya jumlah material baja domestik, terus meningkatnya harga bahan dan komponen impor [12], biaya bahan bakar yang lebih tinggi [27].

Sejarah Industri Galangan Kapal di China

Selama pertengahan abad ke 19 hingga awal milenium, industri galangan kapal di pasar global di dominasi oleh Eropa, Jepang dan Korea Selatan. China menggunakan strategi ekspansi industri. China menargetkan industri galangan kapal sebagai industri pilar bagi pembangunan nasional dan pertumbuhan di sektor industri berat lainnya (seperti baja), dengan biaya tenaga kerja yang murah. China mengimpor teknologi yang kritis dan praktisi terbaik di bidang manufaktur yaitu para pemimpin galangan kapal dunia serta menargetkan penjualan ekspor sebagai sarana untuk memperoleh dana sebagai bahan bakar pembangunan ekonomi lebih lanjut [23]. Disisi lain, kemiskinan berdekade pada saat pemerintahan Mao (1949-1976) membuat masyarakatnya biasa termotivasi untuk bekerja keras [28].

Industri galangan kapal China dikendalikan oleh dua asosiasi besar, yaitu China State Shipbuilding Corporation (CSSC) dan China Shipbuilding Industry Corporation (CSIC). Wilayah kekuasaan keduanya dipisahkan oleh Sungai Yangtze. CSSC mengendalikan kegiatan pembuatan kapal di timur dan selatan China, dan CSIC menanganinya di utara dan barat negara tersebut [23]. Sehingga, asosiasi ini disesuaikan dengan lokasi sungai-sungai di China [29]. CSSC dan CSIC melapor pada Dewan Negara melalui State Owned Assets Supervision and Administration Commission. CSSC dan CSIC secara aktif mencari kontrak asing dan domestik secara kompetitif dan bersaing satu sama lain [23].

Sejak 1980, pemerintah China telah mendirikan beberapa Zona Ekonomi Khusus untuk mendorong investasi asing. Dimana investor asing menerima pajak, tarif, dan perlakuan investasi istimewa. Untuk mempercepat proses, pada tahun 2008 pemerintah China merombak sistem pembiayaan dan investasi konvensional, dengan memperkuat fleksibilitas struktural dan menyediakan bantuan untuk memfasilitasi akuisisi modal [1], [29]. Ini dicapai dengan mendorong lembaga perbankan milik negara dan swasta untuk memberikan dukungan keuangan untuk industri galangan kapal [29]. Eximbank menyediakan berbagai jenis dukungan keuangan, seperti pinjaman langsung dan jaminan, yang besarannya lebih dari 90 persen nilai kapal yang akan di ekspor, dan telah menjadi saluran utama untuk pembiayaan kapal di China. Hal ini terbukti berhasil dengan meningkatnya kapasitas industri galangan kapal di China selama Octennial yaitu pada 2003 hingga 2010 secara signifikan [1].

Keterbukaan industri galangan kapal di China untuk perusahaan galangan kapal asing dibatasi, sehingga awal mulanya sebagian besar galangan kapal adalah milik negara. Namun sejak terjadinya peningkatan

(8)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

5

produktivitas yang signifikan, dunia mulai melirik industri galangan kapal di China dan situasi berubah secara bertahap. Pada tahun 2008, sejumlah perusahaan joint venture dan galangan kapal swasta kecil sudah aktif terhubung dengan mitra asing. Dalam beberapa tahun terakhir hingga 2008, investasi asing telah terlibat dalam kegiatan yang mendukung industri galangan kapal, seperti industri peralatan laut [29]. Investasi asing, sebagian besar adalah joint venture dan terbatas pada pangsa 49 persen [23]. China juga mengharuskan pihak asing mentransfer keahlian mereka kepada mitra lokal melalui pembentukan pusat teknologi.

Kekuatan industri galangan kapal di China adalah kemampuannya untuk membangun kapal dengan harga kompetitif, yaitu basic vessel dan terutama bulk tanker. CSSC dan CSIC mampu merancang dan membangun kapal modern sesuai dengan aturan dan persyaratan internasional, karena terdapat sejumlah pusat penelitian dan desain independen nasional yang menyediakan layanan desain kapal. Saat ini industri galangan di China mempunyai spesialisasi produk tertentu.

Secara umum, perekonomian China berkembang berkat dukungan yang kuat oleh negara, potensi manusia yang sangat besar di negara tersebut telah menjadi mesin terbesar dalam mempercepat pengembangan industri galangan kapal di China [12]. Prinsip keunggulan China di industri galangan kapal dunia adalah selalu dari harga kapal yang ditawarkan, dimana didapat dari biaya produksi yang rendah, terutama pasokan tenaga kerja yang melimpah dan relatif terampil, sehingga tenaga kerja murah serta biaya lainnya menjadi lebih ekonomis [29].

Faktor utama yang dianggap sebagai batasan pertumbuhan industri galangan kapal di China adalah kompleksitas yang rendah dan manajemen yang relatif tidak baik [30]. Keunggulan yang kuat terletak pada biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja di China jauh lebih rendah daripada di Jepang dan Korea Selatan. Hal ini membantu industri dalam mengimbangi kerugian produktivitas. Namun, ketika membandingkan China dengan Jepang dan Korea Selatan dari hasil produksi rata-rata dan rata-rata nilai output, maka secara signifikan produktivitas lebih rendah dari kedua mantan pemimpin pasar tersebut [29].

China mempunyai posisi yang baik untuk mengembangkan industri galangan kapalnya. Ketersediaan lahan, tenaga kerja yang terlatih dan relatif murah, dukungan industri dari sektor lain seperti industri pelayaran dan logistik, besi dan baja, elektronik dan mesin manufaktur saling melengkapi. Pada tahun 2006, pemerintah china mempunyai rencana tahunan (2006-2011), yaitu peningkatan kemampuan pasokan lokal dan tingkat teknologi pada peralatan laut, dalam rangka mengoptimalkan rantai industri untuk mendukung sektor industri galangan kapal, termasuk investasi dalam manajemen mutu. Pada tahun 2007, untuk melindungi pasar domestiknya pemerintah China membeli kapal untuk dibangun dalam negeri agar cost effective.

Agenda untuk strategi industri galangan kapal di China adalah perubahan dalam struktur produk ke arah yang lebih canggih, teknologi up-grade, penggabungan galangan kapal untuk mengembangkan specialized giants, karyawan teknis yang lebih berkualitas dan para peneliti [12]. Namun berdasarkan data “World Completions” [1], industry galangan kapal di China terlihat mulai mengalami kemunduran signifikan pada tahun 2011 dengan peningkatan kapasitas hanya sebesar 8 persen, sebelumnya pada tahun 2010 adalah 66 persen. Kemudian di tahun berikutnya 2012, kapasitas menurun 1,5 persen, dan menurun 66 persen di tahun. Disusul menurun sebesar 34 persen di tahun 2013 dan 12 persen di tahun 2014. Pada tahun 2015, pemerintah China menerapkan strategi defensive dengan penerapan kebijakan bahwa pinjaman bank akan diberikan jika tingkat komponen dalam negeri minimal adalah 70 persen [31], hal ini menaikan produktivitas sebesar 10 persen [1]. Menurut hasil investigasi pakar bisnis, China akan bangkrut di tahun 2017 [32]. Menurutnya, kemunduran perekonomian China sebenarnya sudah terlihat sejak 2011, dengan banyaknya industri yang gulung tikar. Namun strategi dari pemerintah china adalah dengan mensubsidi industri yang masih ada. Industri yang tersisa dipaksa menutupi produktivitas yang hilang dan penambahan produktivitas tahunan. Akibatnya industry-industri ini menjadi over-capacity. Memang China seperti banyak uang, namun sebenarnya China juga banyak hutang.

(9)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

6

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kajian pustaka. Kajian pustaka mencakup pengertian pasar domestik, strategi penetrasi pasar, dan sejarah tiga macan Asia (Jepang, Korea Selatan, dan China), serta data pendukung. Informasi dan data diperoleh melalui pengumpulan data sekunder. Data yang telah dikaji dianalisa dan disimpulkan potensi penerapan dan manfaatnya di industri galangan kapal nasional.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tinjauan pustaka dapat disimpulkan strategi yang dilakukan Tiga Macan Asia pada permulaan suksesnya industri galangan kapal adalah dengan menerapkan strategi penetrasi pasar pada pasar domestik. Seperti sejarah industry galangan kapal di Jepang yang awalnya mereka mulai tumbuh dengan produksi masal armada militer nasional dan kemudian setelah perang dunia ke-2 usai, mereka memproduksi kapal niaga untuk armada pelayaran nasional. Sejarah industry galangan kapal di Korea Selatan juga menggunakan strategi penetrasi pasar pada permulaannya, yaitu dengan dukungan pemerintah untuk memproduksi kapal niaga sebagai armada nasional pada jalur perdagangan. Sedangkan sejarah permulaan industri galangan kapal di China juga menerapkan strategi penetrasi pasar pada armada nasionalnya, terutama kapal niaga sebagai sarana ekspor produk-produk mentah dan jadi buatan China. Selain itu Ketiga Macan Asia ini, juga menerapkan tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi. Kesemuannya diatas 60 persen. Tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi, adalah termasuk dari penetrasi pasar pada pasar domestik namun penerapannya pada industri bahan baku (seperti: plat, komponen kapal) dan industri penyedia jasa (seperti: lembaga finansial, asuransi, sub-kontraktor). Sehingga strategi penetrasi pasar dalam artian luas secara langsung dapat dikombinasikan dengan strategi integrasi (backward, forward, dan horizontal).

5. KESIMPULAN

Strategi penetrasi pasar pada pasar domestik telah diterapkan sebagai permulaan strategi oleh Tiga Macan Asia industri galangan kapal. Penerapan strategi ini sangat menguntungkan bagi negara yang menerapkannya, karena selain dana yang dikeluarkan tidak hilang ke luar negeri, juga dapat meningkatkan produktivitas galangan kapal nasional. Produktivitas yang meningkat berarti akan menyerap lapangan pekerjaan lebih banyak. Keuntungan yang didapat bukan hanya pada industri galangan kapal, namun juga pada industri bahan baku dan industri jasa pendukung. Secara jangka panjang strategi ini penerapannya dapat dikombinasikan dengan strategi integrasi.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] SAJ, Shipbuilding Statistics (the Shipbuilders’ Association of Japan, 2016). [2] SAJ, Shipbuilding Statistics (the Shipbuilders’ Association of Japan, 2015). [3] SAJ, Shipbuilding Statistics (the Shipbuilders’ Association of Japan, 2014). [4] SAJ, Shipbuilding Statistics (the Shipbuilders’ Association of Japan, 2013). [5] SAJ, Shipbuilding Statistics (the Shipbuilders’ Association of Japan, 2012).

[6] Hidayat, T., Pengembangan Strategi Daya Saing Industri Galangan Kapal Surabaya dengan Menggunakan Model Formulasi Yardstrat, Tesis, Program Pascasarjana Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2016.

[7] Cambridge.org, Cambridge Dictionary, diambil Desember 2016 dari http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/domestic-market

[8] Porter. M. E., Competitive Strategy - Techniques for Analyzing Industries and Competitors (Free Press, 1998)

[9] David. F. R., Strategic Management: Concepts and Cases, (Prentice Hall, 2011)

[10] CULCON, Japan’s Shipbuilding Industry, A Digital Cultural Resource of the US-Japan Conference on Cultural

(10)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

7

http://www.crosscurrents.hawaii.edu/content.aspx?lang=eng&site=japan&theme=work&subtheme=INDUS&unit =JWORK049

[11] Asahi, History of Japanese Industry, Hashimoto - Seikendai, diambil Desember 2016 dari www.ne.jp/asahi/hashimoto/seikendai/02.pdf

[12] Mickeviciene. R., Global Competition in Shipbuilding: Trends and Challenges for Europe, (Intechopen, 2011).

[13] Habara. K., Maritime Policy in Japan, (Journal of Maritime Research, 2011)

[14] Bimco, Maritime Japan, diambil Februari 2010 dari https://www.bimco.org/en/Education/Seascapes/Maritime_Matters/2010_02_04_Maritime_Japan.aspx

[15] OECD, Peer Review of Japanese Government Support Measures to the Shipbuilding, France, (The Organization for Economic Co-operation and Development-OECD, 2013)

[16] Future Watch, Maritime East Asia Value Chains, (2013)

[17] Chen. J., Galstyan. M., Huynh. D., Katheerayson. S., & Mendoza. V, Shipbuilding Cluster in the Republic of Korea, (Harvard Business School, 2010).

[18] Masawon, Why do Koreans work so late? - An in-depth look at Korean Overtime Culture, Diambil Januari 2016 dari http://thesawon.blogspot.co.id/2014/11/why-do-koreans-work-so-late.html

[19] SmartComp, SmartComp Research Report, (2013).

[20] Marinemoneyoffshore, South Korean Shipyards: Opportunity or Threat?, diambil Desember 2016 dari https://www.marinemoneyoffshore.com/node/6294

[21] OECD, Peer Review of the Korean Shipbuilding Industry and Related Government, (The Organization for Economic Co-operation and Development-OECD, 2015)

[22] Worldslargestship, Shipbuilding at the Heart of South Korea’s Economic Development, diambil Desember 2016

dari http://worldmaritimenews.com/archives/87608/shipbuilding-at-the-heart-of-south-koreas-economic-development/

[23] Collins. G., & Grubb. M. C., Comprehensive Survey of China's Dynamic Shipbuilding Industry, Newport, Rhode Island, (Naval War College Press, 2008).

[24] KOSHIPA, Brief Summary on World & Korean Shipbuilding Industry, (Korea Shipbuilders' Association -KOSHIPA, 2011)

[25] KOSHIPA, Introduction, diambil Desember 2016 dari

http://www.koshipa.or.kr/eng/koshipa/koshipa3/introduction01.htm

[26] Business Guide, More rig delays for South Korean shipyard, diambil Desember 2016 dari http://www.offshoreenergytoday.com/more-rig-delays-for-south-korean-shipyard/

[27] Hand. M., How Korean Shipping is Battling the Industry Slump, diambil Januari 2016 dari http://www.seatrade-maritime.com/news/ asia/how-korean-shipping-is-battling-the-industry-slump.html

[28] Li. S., & Park. S. H., The Hard-Working Culture, diambil Desember 2016 dari http://bricsmagazine.com/en/articles/the-hard-working-culture

[29] OECD, The Shipbuilding Industry in China, (The Organization for Economic Co-operation and Development-OECD, 2008)

[30] Stemoco, & Lorentzen, China targeting the World Shipbuilding Cup, (2006), diambil Desember 2016 dari https://www.intertanko.com/News-Desk/Tanker-news/China-targeting-the-World-Shipbuilding-Cup---Lorentzen--Stemoco/

[31] SEA Europe, SEA Europe Position Paper on EU, (China Investment Agreement, 2015)

[32] Aljazeera, The End of China Inc?, AJ101East, diambil Desember 2016 dari http://www.aljazeera.com/programmes/101east/26/09/china-economy-160913081105227.html

(11)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

8

Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching

Ima Kurniastuti

1

, Tri Deviasari Wulan

1

, I Ketut Eddy Purnama

2

, Mauridhi Hery Purnomo

2

,

Margareta Rinastiti

3

, Fatmala Agustina

1

1Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

2Teknik Multimedia dan Jaringan, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gajah Mada

[email protected]

Abstrak

Dalam penelitian ini dilakukan perbaikan citra x-ray gigi menggunakan contrast stretching. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perbaikan citra untuk mempermudah proses pengolahan pada aplikasi selanjutnya. Data citra x-ray gigi yang digunakan adalah periapical x-ray image yang diambil saat pelayanan perawatan saluran akar gigi. Data tersebut akan diolah melalui beberapa tahapan yaitu grayscaling dan contrast stretching. Proses grayscaling berfungsi untuk mengubah citra berwarna menjadi citra keabuan sedangkan proses contrast stretching bertujuan untuk memperjelas dan mempertajam ciri atau fitur tertentu dari citra. Tahap terakhir yang dilakukan adalah pembuatan rancangan GUI (Graphical User Interface) yang memudahkan pengguna saat mengoperasikan program.

Kata Kunci:citra x-ray gigi, contrast stretching, grayscaling, perbaikan citra, citra medis.

1. PENDAHULUAN

Dalam dunia kesehatan terdapat alat-alat kesehatan yang berfungsi untuk membantu mempercepat proses diagnosa. Alat-alat kesehatan tersebut menghasilkan suatu gambar atau citra. Salah satu alat kesehatan yang umum digunakan dalam proses diagnosa adalah X-Ray, suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip difraksi sinar x. Citra yang dihasilkan oleh mesin X-ray dikenal dengan nama citra x-ray.

Dalam bidang biomedical engineering, citra x-ray tersebut diolah atau dianalisa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan meminimalisir waktu, biaya dan tenaga. Dimana dalam proses analisa, terdapat tahapan proses perbaikan citra yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra. Proses perbaikan citra penting diterapkan dalam proses analisa citra x-ray karena tidak semua citra x-ray memiliki kualitas yang bagus misalnya citra terlalu gelap/terang, citra kabur, citra kurang tajam dan sebagainya. Setelah proses inilah, kualitas citra diperbaiki sehingga citra dapat digunakan untuk aplikasi lebih lanjut misalnya aplikasi pengenalan (recognition) objek di dalam citra [4].

Citra x-ray yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra x-ray gigi yang diambil saat perawatan saluran akar gigi, suatu tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi untuk mempertahankan gigi yang mengalami kerusakan hingga jaringan pulpa. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, index DMF-T penduduk Indonesia adalah 4,6 yang berarti terdapat 460 gigi berlubang pada tiap penduduk [1]. Hal itu membuktikan bahwa citra x-ray gigi termasuk citra x-ray yang mudah ditemukan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan perbaikan citra pada citra x-ray gigi.

Contrast Stretching merupakan salah satu proses perbaikan citra yang bertujuan untuk memperjelas dan mempertajam ciri atau fitur tertentu dari citra. Teknik ini mampu diaplikasikan pada segala jenis citra termasuk diantaranya citra medis [3]. Oleh karena itu dalam penelitian dilakukan perbaikan citra x-ray gigi menggunakan contrast stretching.

Dalam penelitian ini diatur sebagai berikut. Bagian 2 memberi informasi mengenai metodologi penelitian. Sub-bagian 2.1 memberi informasi detail tentang data yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini secara umum dijelaskan pada sub-bagian 2.2. Metode penelitian terdiri dari tiga proses yaitu proses grayscaling yang dijelaskan sub-bagian 2.3, proses contrast stretching pada sub-bagian 2.4 dan sub-bagian 2.5 menjelaskan tentang pembuatan GUI (Graphical User Interface). Bagian selanjutnya yaitu bagian 3 menunjukkan hasil dari penelitian dan pada bagian akhir yaitu bagian 4 memberikan kesimpulan.

(12)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

9

2. METODE PENELITIAN

A.Data

Diantara ketiga tipe citra x-ray gigi yaitu bitewing, periapical, dan panoramic, tipe citra x-ray gigi panoramic yang digunakan dalam penelitian ini. Hal itu disebabkan periapical x-ray image merupakan tipe citra gigi yang menunjukkan gigi secara keseluruhan termasuk mahkota, akar dan tulang di sekitar gigi [2]. Periapical x-ray citra ditunjukkan pada Gambar 1. Periapical x-ray image biasanya didapatkan saat pemeriksaan gigi berlubang ( treatment root canal ) yang bertujuan untuk mengetahui keadaan gigi.

Gambar 1.Periapical x-ray image

Penelitian ini menggunakan 12 buah periapical x-ray citra. Namun pada Gambar 1 terlihat bahwa pada periapical x-ray citra terdiri dari beberapa gigi sehingga perlu dilakukan pemotongan (cropping) gigiuntuk mempermudah proses analisa sehingga satu citra terdiri dari satu gigi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan data sebanyak 31 data dimana Gambar 2 merupakan salah satu data penelitian. Data penelitian termasuk data citra berwarna.

(13)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

10 B. Metode

Dalam penelitian ini, metode yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu tahapan grayscaling, tahapan contrast streching dan pembuatan rancangan GUI (Graphical User Interface) program. Disebabkan karena data penelitian berupa citra berwarna, maka perlu dilakukan proses grayscaling yang akan menyederhanakan nilai pada tiap piksel. Hasil proses grayscaling tersebut menghasilkan citra grayscale. Citra grayscale tersebut akan mengalami proses contrast stretching untuk mempertajam fitur tertentu pada citra. Secara detail, blok diagram penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Blok diagram penelitian

C. Grayscaling

Grayscaling adalah proses megubah citra berwarna menjadi citra grayscale. Hasil dari proses grayscaling adalah citra grayscale. Citra grayscale merupakan citra yang terdiri dari warna hitam, keabuan dan putih.Tingkat keabuan merupakan warna abu dengan berbagai tingkatan dari hitam hinggamendekati putih. Citra grayscale memiliki kedalaman warna 8 bit atau 256 kombinasi warna keabuan.Pada citra grayscale warna bervariasi antara hitam dan putih, tetapi variasi warna diantaranya sangat banyak. Hasil grayscaling seringkali merupakan perhitungan dari intensitas cahaya pada setiap piksel pada spektrum elektromagnetik single band [5]. Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matrik masing-masing R, G dan B menjadi citra abu-abu (gray) dengan nilai X, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil rata-rata dari nilai R, G dan B.

D.Contrast Stretching

Contrast stretching adalah salah satu teknik yang memperbaiki kontras citra dengan meningkatkan dynamic range dari nilai intensitas dalam citra [3]. Kontras citra adalah distribusi warna terang dan warna gelap. Jika suatu citra diketahui memiliki kontras rendah maka dynamic rangenya sempit, sebaliknya jika dynamic rangenya lebar maka citra akan memiliki kontras tinggi. Dynamic range itu sendiri diukur berdasarkan perbedaan antara nilai intensitas tertinggi dan nilai intensitas terendah yang menyusun piksel-piksel dalam citra. Contoh penerapan contrast stretching pada citra ditunjukkan pada Gambar 4 [3].

(14)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

11

(a) Citra gembala.png (a) (b) Histogram gambar (a) (b)

(a) Citra hasil peregangan kontras (c) (b) Histogram gambar (a) (d)

Gambar 4. Penerapan contrast stretching pada citra (a) citra asli, (b) histogram citra asli, (c) citra hasil contrast stretching, (d) histogram citra hasil contrast stretching [3]

Pada contrast stretching, setiap piksel pada citra input ditransformasi denganmenggunakan fungsi berikut

dengan o(x,y) dan i(x,y) berturut-turut piksel sesudah dan sebelum ditransformasi. pada koordinat (x,y), c dan d menyatakan nilai maksimum dan minimumdari piksel pada citra input dan L menyatakan nilai grayscale maksimum. Bilanilai piksel lebih kecil dari 0 maka akan dijadikan 0 dan bila lebih besar dari (L-1) maka akan dijadikan (L-1) [3].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap pertama yang dialami oleh data adalah grayscaling yang mengubah citra berwarna menjadi citra grayscale. Pada GUI grayscaling, terdapat beberapa tombol untuk pengoperasiannya. Tombol pertama adalah tombol open file yang akan memunculkan sebuah kotak dialog yang menampilkan drive tempat file citra disimpan yang kemudian akan ditampilkan pada axes pada GUI yang mengindikasikan jika citra siap diproses.Citra yang diproses dalam tahapan ini adalah data awal penelitian. Tombol kedua adalah tombol proses dan pada axes akan muncul citra hasil grayscaling. Tombol ketiga adalah tombol save untuk menyimpan citra hasil proses grayscaling. Sedangkan tombol terakhir adalah tombol exit untuk keluar dari program. Tampilan GUI ditunjukkan pada Gambar 5 sedangkan citra hasil proses grayscaling ditunjukkan pada Gambar 6.

(15)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

12

Gambar 6. Citra hasil grayscaling

Tahap selanjutnya adalah contrast stretching yang dilakukan dengan menggunakan GUI. GUI contrast stretching dilengkapi dengan beberapa tombol yaitu tombol open file, proses, save dan exit. Tombol open file untuk mengambil data grayscale, tombol proses digunakan untuk memproses data grayscale tersebut dengan proses contrast stretching. Tombol save berfungsi untuk menyimpan citra hasil proses contrast stretching dan tombol exit untuk keluar dari program. Tampilan GUI contrast stretching ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan citra hasil contrast stretching.

Gambar 7. Tampilan GUI proses contrast stretching

(16)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

13

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah kualitas citra x-ray gigi dapat diperbaiki dengan menggunakan dua tahap yaitu grayscaling dan contrast stretching sehingga citra x-ray gigi terlihat lebih jelas dan mudah dianalisa. Untuk memudahkan pengoperasian, pengguna disediakan GUI proses grayscaling dan GUI proses contrast stretching.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

[2] Chen, Hong. 2007. Autmatic Forensic Identification Based on Dental Radiographs. Disertasi.

Department of Computer Science and Engineering. Michigan State University.

[3] Gonzalez, Rafael C. 2002. Digital Citra Processing. Second Edition. Prentice Hall. New Jersey.

[4] Rinaldi, Munir. 2004. Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Penerbit Informatika.

Bandung.

[5] Sutoyo, T. 2009. Teori Pengolahan Citra Digital. Diterbitkan atas kerjasama Penerbit Andi Yogyakarta

(17)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

14

Analisa Sistem Kelistrikan Distribusi Jawa Bali 500 KV dengan Batas

Stabilitas Steady State Menggunakan

Radial Equivalent Independent

(REI)

DIMO

Firman Yudianto

Information System Department, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Indonesia

*E-mail: [email protected]

Abstrak

Kebutuhan akan daya listrik saat ini semakin meningkat. Pembangunan pusat pembangkit juga bertambah. Sistem penyaluran daya listrik perlu ditingkatkan untuk memperoleh pelayanan yang maksimal. Stabilitas steady state menjadi perhatian utama dalam operasi sistem tenaga listrik terutama pada kondisi beban puncak. Makalah ini menganalisa tentang stabilitas steady state pada penyaluran daya. Metode pendekatan Radial Equivalent Independent (REI) DIMO digunakan dalam makalah ini untuk mereduksi jaring transmisi menjadi sebuah bus beban ekivalen. Dari bus beban ekivalen tersebut dapat dihitung indeks stabilitas steady state untuk setiap kondisi pembebanan. Melalui metode ini, dapat mempermudah menentukan batas stabilitas yang masih aman untuk stabilitas steady state pada sistem kelistrikan Jawa Bali 500 kV. Hasil simulasi menunjukan bahwa indek stabilitas stady state kritis pada beban 13592 MW.

Kata Kunci: stabilitas steady state, penyaluran daya, REI DIM

1. PENDAHULUAN

Stabilitas sistem tenaga listrik telah menjadi masalah penting untuk mengamankan operasi sistem tenaga listrik [1]. Banyak kejadian listrik mati total disebabkan oleh ketidakstabilan sistem tenaga. Kejadian ini telah menunjukkan bahwa stabilitas sistem tenaga menjadi fenomena penting.

Salah satu metode untuk menyelesaikan permasalahan stabilitas sistem tenaga listrik adalah pendekatan

Radial Equivalent Independent (REI) dimo[2-7]. REI dapat mereduksi bus yang memiliki beban menjadi

sebuah bus beban ekivalen.

Makalah ini memperlihatkan pengunaan metode DIMO untuk menganalisa stabilitas steady state pada sistem kelistrikan Jawa Bali 500 kV. Sistem interkoneksi 500 kV Jawa Bali terdiri atas 23 bus dengan 28 saluran dan 8 pembangkit. Dengan menggunakan metode DIMO maka sistem interkoneksi Jawa Bali 500 kV dapat direduksi menjadi 9 bus yang terdiri dari 8 pembangkit dan sebuah bus beban. Untuk melihat stabilitas steady state digunakan formula dQ/dV dan kurva P-V yang terdapat dalam REI-DIMO [5,6].

1.1 Stabilitas Steady State Dengan Pendekatan DIMO

Sistem tenaga terdiri dari linier sub-system, yaitu jalur transmisi, transformator, reactor, kapasitor dan admintansi bus ke tanah (line charging dan tap transformator) dan non linier sub-system seperti generator, beban dan kodensator sinkron. Bus dapat dibagi menjadi bus non-essential, yang harus dihilangkan dan bus

essential, yang harus dipertahankan tidak berubah.

Jaring transmisi tidak dapat direduksi dengan menerapkan transformasi star-delta karena sifat nonlinier dari bus yang disuntikan daya MW dan MVar. Pada umumnya, model yang setara harus memenuhi beberapa hal dibawah ini [7]:

1. Dilihat dari batas-batasnya, ekivalen harus akurat dan terpercaya mewakili prilaku sistem tenaga 2. Model reduksi harus menghasilkan sedekat mungkin sifat fisik dari sistem tenaga

3. Ekivalen harus sesuai dengan prosedur komputasi yang digunakan untuk memecahkan masalah

subsequent

(18)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

15

Diantara berbagai teknik solusi yang diusulkan dalam literatur, metodologi REI-dimo menonjol karena konsep yang sangat unik dari injeksi linearizing jenis yang sama dengan menggantikan jaring transmisi dengan admintansi konstan, kemudian mengelompokan jaring transmisi ke dalam single injeksi non linier diterapkan ke bus fiktif yang disebut REI bus. Proses ini dimungkinkan untuk memperkenalkan jaring fiktif, antara bus yang akan dihilangkan dan bus REI fiktif, yang linier, tidak memiliki rugian dan dapat dihilangkan dengan reduksi Gaussian. Jaring ini disebut zero power balance network dan mewakili konsep utama dalam REI-dimo[6].

m i

Generator

Injeksi lain (DC ties, AC ties)

Pusat beban Fiktif Arus beban Pentanahan Fiktif YFL Yi-o IFL VFL IFL, SFL

Gambar 1 : Zero power balance network [6]

Sifat radial dari REI memenuhi salah satu aturan penerapan daya reaktif stabilitas steady state (stabilitas tegangan). Untuk sistem yang terdiri G generator, kodensor sinkron dan injektif aktif seperti DC ties atau AC ties, yang terhubung radial kesalahsatu bus beban fiktif atau aktual melalui admintansi Y1,...,Yi,…,YG,

dimo mengembangkan rumus sebagai berikut:

         m m load m m m m V Y Y E Y Q d 2 cos dV  (1) dengan :

Em = Tegangan internal dari mesin (diasumsikan konstan, tidak terpengaruhi oleh perubahan kecil yang

dilakukan dalam kondisi stabilitas steady state) m

= sudut internal dari mesin dengan mengacu pada tegangan V pada bus beban (baik fiktif maupun aktual)

Dalam pendekatan ini, bagian yang nyata diwakili oleh nilai MW, sedangkan bagian reaktif bevariasi dengan kuadrat tegangan sesuai dengan,

2 V Q Y load load  (2)

Dengan nilai Qload yang baik diambil dari kasus dasar atau dihitung ulang di setiap langkah dengan

mempertimbangkan struktur beban konstan, cos

tetap, seperti yang ditunjukan pada gambar 2. Perumusan umum kriteria ini telah dikembangkan dalam [6] dan berikan dalam persamaan 3.

(19)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X 16 cos 2 ) cos( dV

         m m load m m m m m mE Y Y Y V Y Q d    (3)

Gambar 2 : REI untuk pusat beban fiktif [6] 1.2 Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali

Sistem interkoneksi 500 kV Jawa Bali terdiri atas 23 bus dengan 28 saluran dan 8 pembangkit. Sistem interkoneksi 500 kV Jawa Bali dapat digambarkan dalam bentuk single line diagram pada gambar 3. Data mengenai saluran-saluran dalam sistem interkoneksi 500 kV Jawa Bali diberikan oleh tabel 4.2. Data pembangkitan sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali diperlihatkan oleh tabel 1.

Paiton Grati Surabaya Barat Gresik Tanjung Jati Ungaran Kediri Pedan Mandiracan Saguling Cirata Cibatu Muaratawar Bekasi Bandung Depok Gandul Cilegon Suralaya Kembangan Cawang Cibinong 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

(20)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

17

2. METODE PENELITIAN

Prosedur reduksi jaring sistem Jawa bali 500 kV adalah sebagai berikut: 1. Siap data sistem tenaga listrik

2. Jalankan load flow untuk mendapatkan tegangan dan sudut tegangan. 3. Menentukan bus beban

4. Menentukan bus netral fiktif

5. Menghubungkan bus beban ke bus netral fiktif dengan admintansi Y bus konstan. Persamaan Y bus konstan adalah

2 bus V jQ P Y   (4) dengan : P = daya aktif Q = daya reaktif V = tegangan bus

6. Tentukan arus I dari bus beban ke bus netral fiktif dengan persamaan





i i in

jF

E

*

S

I

(5) dengan :

S*in = Daya nyata konjuktif dari bus I ke bus netral fiktif

Ei = Tegangan aktif bus i (Ei = V cos α )

Fi = Tegangan reaktif bus i (Ei = V sin α )

7. Tentukan bus load center

8. Gunakan hokum Kirchhoff untuk menentukan arus yang mengalir ke bus load center

9. Hitung daya yang menuju bus netral fiktif

10. Tentukan nilai impedansi Zlc dari bus netral fiktif ke bus load center mengunakan persamaan,           * I I jQ P jX Rlc lc (6) dengan :

Zlc = impedansi load center

Rlc = resistansi load center

Xlc = reaktansi load center

Ilc = arus load center

11. Ubah impedansi Zlc ke dalam bentuk admintansi Ylc

12. Tentukan tegangan di load center dengan persamaan

lc lc lc

*

I

V

S

(7) dengan :

Vlc = tegangan load center

Slc = daya nyata load center

Ilc = arus load center

13. Jalankan load flow untuk menghasilkan admintansi Y bus baru. 14. Reduksikan matrik Y dengan Gaussian

15. Analisis batas stabilitas steady state akibat pertambahan beban dengan menggunakan persamaan 1.

(21)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

18

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 merupakan matrik Y bus dari sistem Jawa Bali 500 kV setelah elimasi Gaussian. Gambar 4 merupakan hasil REI dari 23 bus menjadi 8 bus generator dan sebuah bus beban ekivalen. Admitansi, tegangan bus, daya generator, dan total beban sistem dalam REI diperlihatkan pada tabel 2.

Tabel 1. Hasil matrik Y setelah gaussian

No Bus 9 1 -0.2296 - 2.7875i 8 -0.2282 - 2.5303i 10 -0.1732 - 1.8221i 11 0.0657 - 3.0665i 15 0.1065 - 0.6660i 17 0.0144 - 1.6252i 22 -0.0420 - 2.1648i 23 0.1672 - 0.6704i 9 0.3178 +15.2987i 1 8 23 22 10 11 15 17 Load center 9

Gambar 4: Hasil REI Pada Sistem Jawa Bali

Tabel 4.2 : Hasil parameter REI dari 23 bus No Bus Y re G (pu) Y im B (pu) REI MW REI MVAr V (pu) V ang(0) 1 -.2296 -.7875 3314.18 988.564 1.02 0 8 -.2282 -.5303 1470 679.361 1 -6.241 10 -.1732 -.8221 400 484.322 1 -7.029 11 0.0657 -.0665 535 1043.09 1 -6.663 15 0.1065 -0.666 830 361.87 1 9.938 17 0.0144 -.6252 810 608.616 1 9.735 22 -0.042 -.1648 2820 895.043 1 14.303 23 0.1672 -.6704 198 395.97 1 11.751 9 -0.637 -.0341 10264 4032 0.94 -4.267

Tabel 3 memperlihatkan perubahan tegangan, sudut tegangan dan indek stabilitas. Tegangan sistem, sudut tegangan dan indeks stabilitas dipengaruhi oleh perubahan beban di sistem.

(22)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

19

Tabel 4.3 : Perubahan beban load center Step P Q V Indek Stabilitas 1 10282 4032 0.862 -35.465 2 10582 4149.642 0.851 -34.6615 3 10882 4267.285 0.84 -33.7503 4 11182 4384.927 0.829 -32.7083 5 11482 4502.57 0.816 -31.5035 6 11782 4620.212 0.801 -30.092 7 12082 4737.855 0.785 -28.4108 8 12382 4855.497 0.766 -26.3504 9 12682 4973.14 0.744 -23.7298 10 12982 5090.782 0.717 -20.1893 11 13282 5208.425 0.68 -14.7933 12 13500 5293.912 0.637 -7.638 13 13582 5326.067 0.602 -1.6842 14 13590 5329.204 0.593 -0.2847 14 13592 5329.989 0.591 0.099

Gambar 5 memperlihatkan hubungan antara tegangan dan beban. Tegangan berbanding terbalik terhadap perubahan beban. Tegangan semakin turun akibat penambahan beban.

1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 x 104 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95

Total Grid Utilization [MW]

A v e ra g e S y s te m V o lt a g e [ p u ] P-V Curve Critical Case Base Case

Gambar 5 : Kurva P-V sistem Jawa Bali 500kV

1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 x 104 -40 -30 -20 -10 0 10

Total Grid Utilization [MW]

S ta b ili ty I n d e x s Critical Case Base Case

(23)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

20

Gambar 6 menunjukan hubungan indeks stabilitas terhadap beban. Indek stabilitas sistem dalam keadaan normal pada beban 10282 MW (-35.465) dan kritis pada beban 13592 MW (0,099).

-40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95 Stability Indexs A v e ra g e S y s te m V o lt a g e [ p u ] Base Case Critical Case

Gambar 7 : Kurva perubahan indeks stabilitas terhadap tegangan

Gambar 7 memperlihatkan hubungan antara indeks stabilitas dan tegangan rata-rata sistem. Penurunan tegangan rata-rata sistem menyebabkan indeks stabilitas mendekati nilai 0 atau indeks stabilitas semakin rendah.

4. KESIMPULAN

Stabilitas steady state dapat dianalisa dengan melihat indeks stabilitas sistem. Sistem tidak stabil pada beban sebesar 13582 MW dari total pembangkitan sebesar 13659 MW.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Mohamed M. Hamada, Mohamed. A.A. Wahab, Nasser. G.A. Hemdan “Simple and efficient method

for steady-state voltage stability assessment of radial distribution systems” ScienceDirect Electric

Power Systems Research 80, 2009, pp. 152-160

[2] Dimo, P., “Etude de la Stabilité Statique et du Réglage de Tension,” R.G.E., Paris, Vol. 70, No. 11, pp. 552–556, 1961.

[3] Dimo, P., “L’Analyse des Réseaux d’Energie par la Méthode Nodale des Courants de Court-Circuit. L’Image des N_uds,” R.G.E., Paris, 1962, Vol. 7, pp., 151–175.

[4] Dimo, P., Nodal Analysis of Power Systems, Abacus Press, Kent, England, 1975.

[5] Zaneta E , and Anton. B “The power system steady-state stability snalysis”AT&P journal PLUS, 2008, pp. 54-57

[6] Roberto D. Molina Mylius, Martín Cassano,and Savu C. Savulescu, Dimo’s Approachto Steady-State

Stability Assessment: Methodology Overview,Numerical Example, and Algorithm Validation, The

Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc., 2009

[7] Savulescu,“ Solving Open Access Transmission And Security Analysis Problems With The Short-Circuit Currents Method,” Latin America Power 2002 Conference Controlling and Automating Energy Session, Mexico, 2002.

[8] Anderson, P. M., and Fouad A. A., Power System Control and Stability, Iowa University Press, Ames, Iowa, 1990.

(24)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

21

Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada

Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW

Kresna Oktafianto

Program Studi Matematika FMIPA Universitas Ronggolawe [email protected]

Abstrak

Mahasiswa pada jenjang strata-1 atau sarjana dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan . Namun, untuk memasuki dunia kerja mahasiswa disyaratkan mempunyai IPK minimal . Dalam kenyataan dan fakta yang diperoleh menginformasikan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang memperoleh IPK di bawah standar . Hal tersebut dikarenakan berbagai macam karakteristik profil mahasiwa yang mempengaruhi perbedaan capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan dengan IPK. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengimplementasikan metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection) pada klasifikasi IPK mahasiswa FMIPA tahun guna mengetahui karakteristik klasifikasi mahasiswa yang mempunyai nilai IPK di atas standar . Karakteristik profil mahasiswa yang digunakan yaitu jenis kelamin, asal daerah, usia, jalur masuk, prodi, dan masa studi. Berdasarkan hasil analisis CHAID didapatkan tiga node atau kelompok. Kelompok mahasiswa yang memiliki IPK di atas berjenis kelamin perempuan dan merupakan prodi biologi mempunyai tingkat keberhasilan sebesar

Kata Kunci :CHAID, IPK, klasifikasi, node, profil mahasiswa.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan Tinggi merupakan suatu pendidikan yang mencetak generasi kaum intelektual yang menghasilkan sejumlah output berupa sarjana, magister dan doktor. Pendidikan Tinggi yang setara dengan strata-1 atau sarjana pada umumnya mahasiswa dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan [1]. Dalam jangka waktu kurang lebih empat tahun yang telah ditempuh oleh mahasiswa ternyata tidak sedikit yang memperoleh nilai IPK di bawah standar permendikbud. Sedangkan standar yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk melamar pekerjaaan pada perusahaan atau industri terkait, harus memiliki nilai IPK minimal . Hal tersebut dikarenakan beberapa karakteristik profil mahasiswa yang berbagai latar belakang sehingga membuat perbedaan hasil capaian pembelajaran mahasiswa. Karakteristik profil mahasiswa yang digunakan sebagai penelitian ini yaitu jenis kelamin, asal daerah, usia, jalur masuk, prodi dan masa studi mahasiswa.

Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi menginginkan output atau keluaran mahasiswa yang telah menempuh studi memiliki hasil capaian pembelajaran IPK minimal , sehingga diperlukan analisa statistika yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Pada penelitian ini digunakan metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection) pada klasifikasi IPK mahasiswa FMIPA. Metode CHAID merupakan suatu teknik iteratif yang menguji satu-persatu variabel independen dalam klasifikasi dan disusun berdasarkan pada tingkat pengaruh statistik chi-square terhadap variabel dependen [2][3]. Sedangkan menurut [4] analisis CHAID dapat diringkas menjadi 3 elemen kunci, yaitu: 1. Uji signifikan

chi-square, uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi variabel independen yang paling signifikan dalam

data, 2. Koreksi Bonferroni, 3. Sebuah algoritma yang digunakan untuk menggabungkan kategori-kategori variabel.

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan menentukan strategi penyelesaian masalah pencapaian pembelajaran IPK mahasiswa dengan melakukan seleksi penerimaan mahasiswa baru

(25)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

22

yang sesuai dengan harapan bahwa dalam menempuh strata-1 dapat menyelesaikan masa studi secara ideal dan mempunyai IPK sangat memuaskan.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data profil mahasiswa Fakultas MIPA Universitas PGRI Ronggolawe Tuban tahun . Data tersebut kemudian dipergunakan sebagai variabel dalam melakukan analisis CHAID. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel dependen dan independen yaitu:

a) Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPK yang dibedakan menjadi 4 kategori yaitu:  IPK  IPK  IPK  IPK b) Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis kelamin

Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yang dominan, maka jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan.

2. Usia

Usia mahasiswa dibedakan menjadi kategori:

 Usia ( 21 tahun)  Usia (22 tahun)  Usia (23 tahun)  Usia (24 tahun)  Usia ( 25 tahun) 3. Asal daerah

Asal daerah dikelompokkan menjadi:

 Dalam kota Tuban

 Di luar kota Tuban

 Di luar kab. Tuban 4. Jalur Masuk

Jalur masuk mahasiswa dibagi menjadi regular dan non-regular. 5. Program Studi

Program studi pada Fakultas Matematika dan IPA mempunyai dua prodi yaitu Prodi Matematika dan Prodi Biologi.

6. Masa Studi

Masa studi mahasiswa dibedakan menjadi dua kategori yaitu tepat waktu dan tidak tepat waktu.

(26)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

23

2.2 Metode Analisis Data

Langkah-langkah dalam melakukan analisis CHAID secara garis besar adalah sebagai berikut[5][6]:

1. Memasukkan semua data berdasarkan kategori yang telah ditentukan.

2. Menentukan skala data variabel nominal atau ordinal yang akan digunakan secara tepat dan benar. 3. Menentukan kategori target dari kategori-kategori variabel dependen. Kategori yang dipilih bisa salah

satu atau semua kategori yang ada.

4. Nilai chi-square untuk tabel kontingensi ukuran r-baris dan c-kolom dihitung dari dengan (1) (2)

(3)

Selanjutnya menerapkan tiga langkah analisis CHAID yaitu langkah penggabungan, pemisahan dan pemberhentian. [7]

5. Menentukan klasifikasi IPK dengan intepretasi diagram pohon CHAID.

6. Menentukan target yang sesuai berdasarkan hasil klasifikasi IPK yang sudah terbentuk.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Klasifikasi decision tree yang dihasilkan oleh analisis CHAID dengan bantuan software SPSS 19.0 pada mahasiswa Fakultas Matematika dan IPA UNIROW ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Pohon Analisis CHAID

Diagram pohon hasil analisis CHAID pada gambar 1, menerangkan bahwa pada node teratas diketahui jumlah total mahasiswa yang dinyatakan lulus sejumlah mahasiswa, yang memiliki IPK di atas sejumlah mahasiswa ( %) dan yang memiliki IPK di bawah sebanyak orang mahasiswa ( ).

(27)

Technology Science and Engineering Journal, Vol 1 No 1 February 2017 E-ISSN: 2549-1601X

24

Hasil analisis CHAID menunjukkan terdapat dua variabel independen yang signifikan terhadap variabel dependennya yaitu variabel jenis kelamin dan program studi, sehingga variabel jenis kelamin dan prodi berfungsi memisahkan variabel IPK dan melakukan pembagian kelompok dengan variabel independennya. Hal tersebut dapat dilihat pada pohon klasifikasi yang mempunyai 2 kedalaman, dimana variabel jenis kelamin membagi variabel dependen IPK pada kedalaman ke-1 menjadi 2 node, yaitu node 1 perempuan dan node 2 laki-laki, kemudian variabel prodi membagi pada kedalaman ke-2 pada variabel jenis kelamin pada node 1 menjadi dua node 3 dan 4 yaitu node matematika dan biologi. Pada hasil diagram pohon tersebut tidak terjadi penggabungan kategori dikarenakan variabel independen yang signifikan terhadap variabel dependen memiliki dua kategori. Sehingga terdapat empat variabel independen yang tersisa dan tidak dianggap mempunyai hubungan dengan variabel dependennya yaitu jalur masuk, masa studi, usia dan asal daerah.

Nilai -value dan uji chi-square dari masing-masing variabel independennya yang dianggap mempunyai hubungan dengan variabel dependenya yaitu ditunjukkan pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Nilai -value dan Chi-Square variabel independen

Variabel Nilai -value Nilai Chi-Square

Jenis Kelamin 0.009 6.867

Prodi 0.042 4.151

Nilai -value dalam tabel tersebut merupakan nilai -value yang telah dikoreksi oleh pengali Bonferroni.

Berdasarkan nilai -value, dimana kedua nilai tersebut kurang dari yang artinya nilai

-value sehingga keputusan yang diambil dari uji chi-square adalah ditolak. Hal ini berarti bahwa

terdapat hubungan antara kedua variabel independen dengan variabel dependen IPK. Hasil metode CHAID secara ringkas dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil klasifikasi dari diagram pohon CHAID

Node Keterangan

2 Mahasiswa yang memiliki IPK berjenis kelamin laki-laki

3 Mahasiswa yang memiliki IPK berjenis kelamin perempuan dan merupakan prodi matematika

4 Mahasiswa yang memiliki IPK berjenis kelamin perempuan dan merupakan prodi biologi

Dari ketiga node yang telah terbentuk, dapat ditabulasi jumlah masing-masing mahasiswa yang memiliki IPK sebagai berikut:

Tabel 3. Tabulasi jumlah mahasiswa yang memiliki IPK

Node Jumlah mahasiswa dengan IPK

2 3 4

Untuk memilih target nilai IPK di atas dari kandidat terminal node maka dipilih nilai indeks yang lebih besar dari yang artinya bahwa node empat terpilih sebagai node mahasiswa yang memiliki IPK di atas yang merupakan mahasiswa perempuan pada prodi biologi mampu menghasilkan output

Gambar

Gambar 3. Blok diagram penelitian  C.  Grayscaling
Gambar 8. Citra hasil contrast stretching
Gambar 1 : Zero power balance network [6]
Gambar 2 : REI untuk pusat beban fiktif [6]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam komunikasi organisasi, komunikasi antar karyawan (employee relations) sangat penting karena karyawan dalam suatu organisasi yang bisa dikatakan suatu kerangka

 Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi dari Tianshi memenangkan Hadiah Emas pada Pameran Perlindungan Mutu dan Produk-produk Kesehatan yang diadakan sebagai penghormatan atas

Dalam kutipan tersebut, kusir bendi seolah bersepakat dengan harga penawaran yang diberikan oleh Ajo. Akan tetapi, sebetulnya kesepakatan yang dibuat bersifat

Penampilan Produksi Ayam Pedaging yang Dipelihara Pada Sistem Lantai Kandang Panggung dan Kandang Bertingkat. 7 Jurus Menjadi Peternak Ayam Ras

komunitas global dalam bidang ilmu pengetahuan, (4) peningkatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia, dan (5) pelaksanaan dukungan manajemen. 2) Indikator jumlah industri

Dimana dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu kritik internal maupun kritik eksternel.Kritik internal merupakan kritik yang dilakukan

Sinarmas Multifinance Cabang Bima dan umumnya pada organisasi atau perusahan agar dapat membantu karyawan dalam mengatasi stres kerja, karena kalao karyawan mengalami

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan taufiq dan rahmat yang tidak terbatas, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya