• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PEKERJA ANAK PADA INDUSTRI KONVEKSI DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI TENTANG PEKERJA ANAK PADA INDUSTRI KONVEKSI DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG PEKERJA ANAK PADA INDUSTRI

KONVEKSI DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh :

ASNIDAR

002103007 / PWD

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2006

(2)

ABSTARCT

Asnidar. Reg. No. 002103007. “Study of Child-Workers in the Garment Industries in Sub-regency of Medan Denai, Medan. Advisers: Parapat Gultom, Sirojuzilam, and Wahyu Ario Pratomo.

The large number of qualified human resources is a very important capital for development in Indonesia. With sufficient quality, the productive workers are of great contribution to the economic development of the country. However, poor economic situation have forced many school-aged children to leave their schools and become what we know as child-workers. In a micro situation, the situation of the child-workers are varied among district areas.

The main objective of the research is to study the child-workers who work in garment industries in the sub-regency of Medan Denai, Medancity. Some aspects to pursue in this study are: what causes the children to enter the workplace, what they think about the workplace, what they dream of in their future life. The study will also try to describe the relationship between aspects such as parent’s education, the children need for achievement, their perception of education, and the child-workers education.

The Data was obtained through the snowball sampling which is restricted at grade 60. The respondents were taken from 6 different sub-regencies. Descriptive analysis was used to find the characteristics of each variables and multiple regression technique was used to describe the relationship between parents education, ,the child-workers need for achievement, their perception of education, and the child-workers education.

The study shows that the majority of the child-workers who work in the garment industries in sub-regency of Medan Denai are immigrant’s out-of North Sumatra Province. The child-workers level of education is 4,75 years which means low. The average of the working hours of the majority (95%) is 61,85 hours/week which is considered long. The salary of the majority (88,33%) is higher than the Regional Minimum Payment.

There are five factors as the causes to the children entering the job: poverty, low family income, relatives, the low level of parent’s education, the cultural values.

Most of the child-workers work at rooms over-functioned as the workshop. There is a harmonious relationship among the employees and between the employers and the employee. Most of the child-workers (51,67%) are able to sew about 201250 school costumes/week. They are also dreaming of becoming a garment businessman in the future. The study also shows that there is a relationship between aspects such as parent’s education, the child-workers need for achievement, the child-workers perception of education and the child-workers education which is shown by the 0,875 R square.

The study hopefully can be used as the basis for developing the child-workers entrepreneurship as well as innovative and managerial ability for their future life. In addition, the governments is expected to socialize the Laws of Labor Affairs 1997

(3)

that prohibits the employers to employ night shift for the child-workers. The government is also encouraged to improve the economic situation as to help the family earning more income and send their children to school instead of working. The employees are also encouraged to provide the child-workers comfortable places to work and provide them with sufficient and nutritious food. The study is also expected as the further research.

(4)

RINGKASAN

Asnidar. NIM 002103007. “Studi Tentang Pekerja Anak Pada Industri Konveksi di Kecamatan Medan Denai Kota Medan”. Pembimbing Parapat Gultom, Sirojuzilam, Wahyu Ario Pratomo.

Jumlah sumberdaya manusia Indonesia yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang menguntungkan di Indonesia. Dengan kualitas yang baik diharapkan penduduk usia produktif dapat ditarik sebanyak mungkin ke dalam perputaran ekonomi. Namun untuk menciptakan sumberdaya berkualitas dalam perjalanan pembangunan Indonesia mengalami banyak rintangan, sehingga banyak dijumpai penduduk usia sekolah yang tidak lagi bersekolah dan masuk ke pasar kerja sebagai pekerja anak. Secara mikro kondisi pekerja anak untuk setiap wilayah m e mi l i k i k a r a k t e r i s t i k s e n d i r i s e s u a i d e n g a n l a t a r b e l a k a n g k o n d i s i y a n g membentuknya.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pekerja anak, faktor-faktor yang menyebabkan masuk menjadi pekerja pada industri konveksi, pendapat pekerja anak tentang lingkungan kerja, beban kerja, dan harapan masa depannya, serta menjelaskan hubungan pendidikan orang tua/pengganti orang tua, motivasi berprestasi, dan persepsi pekerja anak tentang pendidikan, dengan pendidikan pekerja anak. Data penelitian diambil dengan teknik Snowball Sampling yang dihentikan pada angka 60, responder tersebar di 6 kelurahan Kecamatan Medan Denai. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, dan regresi ganda untuk melihat hubungan variabel pendidikan orang tua/pengganti orang tua, motivasi berprestasi, dan persepsi pekerja anak tentang pendidikan, dengan pendidikan pekerja anak.

Penelitian ini mengungkap bahwa sebahagian besar pekerja anak pada industri konveksi di Kecamatan Medan Denai berasal dari luar wilayah Sumatera utara dengan pendidikan sangat rendah, rata-rata 4,75 tahun. Sebahagian besar (95%) pekerja anak menjalani pekerjaan dengan jam kerja sangat panjang, rata-rata 61,85 jam/minggu dengan pendapatan sebahagian besar (88,33%) berada di atas Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara. Ada lima faktor yang menyebabkan pekerja anak masuk menjadi pekerja pada industri konveksi, yaitu kemiskinan, rendahnya pendapatan keluarga, adanya saudara yang sudah bekerja, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, dan aspirasi budaya. Sebahagian besar (81,67%) pekerja anak bekerja pada ruangan yang dialihfungsikan menjadi ruangan kerja. Terjalin hubungan sosial yang baik dengan pengusaha dan sesama pekerja, sistem pencatatan dan penerimaan hasil kerja menjadi salah satu ganjalan hubungan kerja antara pekerja anak dan pengusaha. Pekerja anak yang sebahagian besar (51,67%) berhasil menjahit pakaian setara dengan 201-250 helai baju kemeja sekolah/minggu bercita-cita menjadikan pekerjaan industri konveksi sebagai pekerjaan untuk masa depannya. Secara bersama-sama pendidikan orang tua, motivasi berprestasi, dan persepsi

(5)

pekerja anak tentang pendidikan memiliki hubungan signifikan dengan pendidikan pekerja anak dengan R square 0,875.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dala m melakukan pembinaan untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha, inovasi, dan ma n a j e r i a l u s ah a , ya n g s a ng a t d ibu tuh k an o l eh p ek e r j a a n ak s e b ag a i b e k al kemampuan menghadapi masa depannya. Untuk memberikan kesempatan bagi pekerja anak mengembangkan diri dan kemampuan mereka, pemerintah diharapkan pro-aktif mensosialisasikan Undang-Undang Ketenagakerjaan tahun 1997 yang melarang pengusaha mempekerjakan anak pada malam hari. Selain itu pemerintah diharapkan terus berupaya meningkatkankan taraf perekonomian masyarakat melalui penciptaan kesempatan berproduksi, yang diharapkan dapat memangkas akar munculnya pekerja anak. Kepada pengusaha yang mempekerjakan pekerja anak diharapkan dapat memberikan kenyamanan istirahat, melakukan pembukuan kerja dengan rapi dan transparan, dan menyediakan pasokan menu makanan bergizi seimbang untuk mengimbangi beratnya beban kerja pekerja anak. Kepada peneliti lanjutan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitianpenelitian lain tentang pekerja anak.

Referensi

Dokumen terkait

Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan

Kota Yogyakarta diarahkan dengan visi, yaitu menjadikan Daerah.. Sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa,

pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah ketujuh kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Beberapa ketentuan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik

b) Kegiatan Inti; Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

Untuk menentukan luas daerah di bawah kurva normal standar, telah dibuat daftar distribusi normal standar, yaitu tabel luas kurva normal standar dengan nilai- nilai Z

Skripsi ini berjudul “ Korelasi antara Makéna Basa Indung jeung Préstasi Diajar Nulis Surat Basa Sunda Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang “. Penelitian ini

Hal ini termasuk beberapa orang yang berpindah keyakinan (konversi beragama) dari agama Kristen-Katholik menjadi agama Islam atau biasa disebut sebagai muallaf