• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PROSES KIMIA TER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PROSES KIMIA TER"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PROSES KIMIA TERAPAN

MIXING TANK

DISUSUN OLEH :

Kelompok : 2 ( DUA )

Kelas : VB ( S-1 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI ) Nama : 1.) Jekolesi Medtika ( 15 644 005 )

2.) Rahmad Fauzan ( 15 644 013 ) 3.) Yozzy Marcheila B isara ( 15 644 014 ) 4.) Jodi Kurniawan ( 15 644 015 ) Dosen Pembimbing : Firman, ST., M.Eng.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES

MIXING TANK

DISUSUN OLEH :

NAMA / NIM : 1.) Rahmad Fauzan ( 15 644 013 ) 2.) Yozzy Marcheila Bisara ( 15 644 014 )

JENJANG : S-1 Terapan

KELAS : V-B

KELOMPOK : II ( Dua )

Telah diperiksa dan disetujui tanggal

Mengesahkan dan Menyetujui, Dosen Pembimbing

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan pola aliran setiap pengaduk 2. Menentukan waktu homogenitas

3. Menentukan power input setiap jenis pengaduk 1.2 DASAR TEORI

1.2.1 Pengertian Pengadukan dan Pencampuran Zat Cair

Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan, dengan alat mekanis yang terpasang pada alat di atas. Sedangkan pencampuran (mixing) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar kedalam bahan yang laindan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumya terpisah dalam dua fase atau lebih.

1.2.2 Tangki Berpengaduk

Tangki pengaduk adalah bejana pengaduk tertutup yang berbentuk silinder, bagian atas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan proses lainnya misalnya untuk pencampuran, pelarutan, peguapan, ekstraksi, dan kristalisasi. Untuk pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang dilas atau disamping dengan flens atau dilengkapai dengan kumparan yang berbentuk belahan pipa yang dilas. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki tangki dapat diisolasi. Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain:

1. Bentuk : pada umumnya digunakan untuk silinder dan bagian bawahnya cekung.

2. Ukuran : diameter dan tinggi tangki

(4)

a. Ada tidaknya buffle yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki

b. Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebegai pengendali suhu

c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu d. Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk

pengukuran suhu

e. Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki pengaduk.

Skema lengkap dari sebuah tangki berpengaduk sederhana ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 1 : Tangki Pengaduk

Keterangan:

Dt = diameter tabung J = tebal baffle

D = diameter pengaduk C = tinggi pengaduk dari dasar tangki

H = tinggi cairan W = tinggi blade pengaduk

Keuntungan pemakaian tangki berpengaduk, yaitu :

(5)

isothermal dalam tangki berpengaduk untuk reaksi yang panas reaksinya sangat besar.

2. Pada tangki berpengaduk dimana volume tangki relative besar, maka waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama beraksi didalam tangki.

Kerugian pemakaian tangki berpengaduk, yaitu:

1. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja dengan efesiensi untuk reaksi-reaksi dalam fase gas, karena adanya persoalan pengaduk.

2. Untuk reaksi yang memerlukan tekanan tinggi.

3. Kecepatan perpindahan panas per satuan massa pada tangki pengaduk lebih rendah.

4. Kecepatan reaksi pada tangki berpengaduk adalah kecepatan reaksi yang ditunjukkan oleh komposisi waktu aliran keluar dari tangki.

1.2.3 Jenis Pengaduk

Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu pengaduk baling-baling ( Propeller ), pengaduk dayung ( Paddle ), dan pengaduk turbin.

1. Pengaduk Jenis Baling - Baling ( Propeller )

Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah serta tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitif terhadap beban head.

Pengaduk propeller terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran meninggalkan pengaduk secara kontinyu melewati fluida ke satu arah tertentu sampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki.

(6)

2. Pengaduk Dayung ( Paddle )

Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudut, horizontal atau vertikal, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk paddle menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan hampir tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bergerak kearah horizontal setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau ke bawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi.

Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalama sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60-80% dari diameter tangki dan lebar daunnya 1/6 – 1/10 dari panjangnya.

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial biasa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang- kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki.

Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.

Gambar 3 : Pengaduk Jenis Paddle

(7)

Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendak, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 – 50% dari diameter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengaduk dan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu terpotong – potong menjadi gelembung gas.

Gambar 4 : Pengaduk Jenis Turbin

1.2.4 Pola Aliran

(8)

Keterangan :

(a) Flat – blade turbine (b) Marine plopeller (c) Helical screw

Pada dasarnya terdapat 3 komponen yang hadir dalam tangki berpengaduk, yaitu :

a. Komponen radial pada arah tegak lurus terhadap tangki pengaduk b. Komponen aksial pada rah sejajar (paralel) terhadap tangki pengaduk c. Komponen tangensial atau rotasional pada arah melingkar mengikuti

putaran sekitar tangkai pengaduk

Pengadukan pada kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola aliran melingkar disekitar pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan vorteks. Vorteks dapat terbentuk disekitar pangaduk ataupun dipusat tangki yang tidak menggunakan baffle.

1.2.5 Waktu Homogenitas

Waktu pencampuran ( mixing time ) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh keadaan yang serba sama untuk menghasilkan campuan atau produk dengan kualitas yang telah di tentukan. Sedangkan laju pencampuran ( rate of mixing ) adalah laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga menvapai kondisi akhir. Pada operasi pencampuran dengan tangki pengaduk , waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal :

1. Yang berkaitan dengan alat :

a) Ada tidaknya baffle atau cruciform baffle

b) Bentuk atau jenis pengaduk ( turbin, propeller, paddle ) c) Ukuran pengaduk ( diameter, tinggi )

(9)

e) Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :  Jarak terhadap dasar tangki

 Pola pemasangannya : - Cener, vertikal - Off center, vertikal - Miring ( inciclined ) - Horizontal

f) Jumlah daun pengaduk

g) Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk 2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk

a) Perbandingan kerapatan / densitas cairan yang diaduk b) Perbandingan viskositas cairan yang diaduk

c) Jumlah kedua cairan yang diaduk

d) Jenis cairan yang diaduk ( miscible, immiscible )

Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan laju pencampuran antara lain :

1. Menambahkan pewarna dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseragaman warna

2. Menambahkan larutan garam dan mengukur konduktivitas elektrik saa komposisi seragam

3. Menambahkan asam atau basa serta mendeteksi perubahan warna indicator ketika proses netralisasi sudah selesai

4. Metode distribusi waktu tinggal (residence time distribution) yang diukur dengan memantau konsentrasi output

5. Mengukur temperatur serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseragaman

1.2.6 Kebutuhan Daya Dalam Tangki Berpengaduk

Dalam merancang sebuah tagki berpngadu, kebutuhan daya untuk memutar pengaduk, merupaka hal penting yang harus dipertimbangkan. Untuk memperkirakan daya yang diperlukan ketika pengaduk berputar pada kecepatan tertentu maka diperlukan suatu korelasi empirik mengenai angka

Angka daya tersebut diperoleh dari grafik hubungan Np vc Nre, bilangan Reynold atau Reynold Number (NRe) menjelaskan pengaruh dari vikositas larutan, Rumus dari Reynold Number yaitu :

NRe = ρ N D2

(10)

Keterangan :

D = Diameter pengaduk (m)

N = Kecepatan putaran pengaduk (rps) � = Densitas fluida (kg/m3)

= Viskositas fluida (kg/ms)

Sedangkan Power Number (Np) atau angka daya dirumuskan sebagai berikut :

P = Np . N3. D5. ρ

gc ... ( Persamaan 2 )

Keterangan :

Np = power number (kg m2 / s2) P = power (watt)

gc = Konstanta grafitasi ( kg m/ N s2) N = kecepatan pengadukan (rps) � = Densitas fluida (kg / m3) D = Dimeter pengaduk (m)

(11)

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan bahan

2.1.1. Alat Yang Digunakan :

1. Tangki pengaduk yang berbentuk silinder

2. Pengaduk jenis propeller berdaun tiga

3. Pengaduk turbin berdaun empat

4. Motor pengaduk

5. Kunci penguat

6. Stopwatch

7. Neraca / timbangan digital

8. Spatula

2.1.2. Bahan Yang Digunakan :

1. Air

2. Indikator EBT

3. Kacang hijau

2.2. Prosedur kerja

2.2.1. Menentukan Pola Aliran Tiap Jenis Pengaduk

(12)

2. Memasukan kacang hijau sebanyak 100g

3. Memasang pengaduk propeller berdaun tiga pada alat pengukur kecepatan putaran diatas tangka

4. Mengatur kecepatan putaran pengaduk yang diinginkan pada alat pengukur kecepatan dengan variasi kecepatan putaran pengaduk 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm

5. Mengamati pola aliran yang terbentuk terhadap variasi kecepatan putaran pengaduk

6. Mengganti jenis pengaduk dan mengulangi percobaan ini sama seperti diatas

2.2.2. Menentukan Waktu Homogenitas

1. Memasukkan air kran kedalam tangki sampai tanda batas kurang lebih 9 liter

2. Memasasang pengaduk propeller berdaun tiga pada alat pengukur kecepatan putaran diatas tangki

3. Mengatur kecepatan putar pengaduk yang diinginkan pada alat pengukur kecepatan dengan variasi kecepatan pengaduk 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm dan masing-masing di dalam tangka di teteskan indikator EBT

4. Setelah homogen (bercampur sempurna dengan air) maka waktu pencampuran harus dicatat untuk semua kecepatan putarnya

5. Mengganti air bila sudah terlihat keruh atau tidak dapat lagi diamati air tersebut dalam tangki

6. Melakukan hal yang sama seperti diatas untuk tiap jenis pengadukan yang berbeda

(13)
(14)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

- Diameter Tangki = 24 cm

- Tinggi Cairan = 30.5 cm

- Diameter Buffle = 23.5 cm

- Lebar Buffle = 2 cm

Tinggi blade pengaduk = 7 cm

(15)

Propeller

50 0.833 50 22,687.5 1.4 0.099

100 1.667 29 45,375 1.3 0.736

150 2.500 14 68,062.5 1.2 2.29

Propeller

50 0.833 63 18,750 0.26 0.0114

100 1.667 38 37,500 0.24 0.0844

150 2.500 28 56,250 0.22 0.261

Turbin

50 0.833 41 19,253.3 1.3 0.061

100 1.667 17 38,506.6 1.2 0.451

150 2.500 10 57,760 1.1 1.394

(16)

Dalam percobaan ini bertujuan untuk menentukan pola aliran setiap pengaduk, menentukan waktu homogenitas, dan menentukan power input setiap jenis pengaduk. Jenis pengaduk yang digunakan adalah pengaduk dayung (Paddle) berdaun empat, pengaduk baling - baling ( Propeller ) berdaun tiga, dan Pengaduk Turbin. Variabel yang divariasikan adalah kecepatan putaran dari setiap jenis pengaduk yaitu 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm.

Tujuan pertama yaitu menentukan pola aliran setiap jenis pengaduk dengan mengamati gerak dari kacang hijau yang telah dimasukkan ke dalam tangki pengaduk. Pada jenis pengaduk propeller dengan tanpa menggunakan buffle, pola aliran yang terlihat yaitu kacang hijau menyebar ke atas dan turun lagi ke bawah, arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui fluida menurut arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana, pola aliran ini aksial disebabkan karena propeller mempunyai tiga sisi, sementara ketika bejana diberi buffle, pola aliran dengan menggunakan pengaduk propeller, terlihat kacang hijau juga bergerak ke atas yang terlihat memiliki batasan ruang, sehingga terlihat seperti sedikit tertahan atau tidak leluasa pergerakan partikel kacang hijau yang ada, di sisi lain juga pola aliran bergerak dengan arus yang mengarah pada tingkat kecepatan transisi yaitu kecepatan pola aliran antara laminer dan turbulensi, dikarenakan ada buffle di dalam bejana.

(17)

Kemudian pada pengaduk jenis turbin dengan menggunakan buffle, pola aliran yang terjadi adalah aliran bergerak vertical, setelah menyebar ke sisi dinding bejana, bergerak naik kemudian turun dengan laju aliran yang cenderung transisi karena terdapat buffle di dalam tangki bejana, sementara itu untuk pengaduk turbin tanpa pengaduk buffle, pola aliran yang terbentuk adalah pola aliran horizontal dengan kecepatan aliran mengikuti kecepatan putaran pengaduk dan tidak terjadi aliran yang terlihat mengalami hambatan, karena tidak terdapat buffle di dalam bejana.

3.2.1 Pengaruh Kecepatan Putaran Terhadap Waktu Homogenitas

(18)

0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6

Pada putaran pengaduk berjenis Paddle, diketahui pada 3 parameter kecepatan putaran pengaduk yaitu pada 50 rpm, 100 rpm, dan 150 rpm, didapatkan nilai waktu homogenitas adalah selama 48 detik pada kecepatan putaran pengaduk 50 rpm, hal ini menjelaskan bahwa kecepatan pengaduk yang berputar dengan skala kecil yaitu 50 rpm, akan menghasilkan waktu untuk larutan menjadi homogen akan menjadi lama, dibandingkan dengan skala kecepatan putaran 100 rpm dan 150 rpm yang didapatkan waktu homogenitas lebih efektif yaitu hanya dibutuhkan waktu 27 detik untuk kecepatan putaran 100 rpm dan didapat waktu 15 detik untuk kecepatan putaran 150 rpm.

(19)

waktu homogenitas lebih efektif yaitu hanya dibutuhkan waktu 18 detik, untuk kecepatan putaran 100 rpm, dan didapat waktu 9 detik untuk kecepatan putaran 150 rpm.

3.2.2 Pengaruh Kecepatan Putaran Terhadap Daya ( P )

Menentukan power input dari setiap kecepatan putar pengaduk merupakan tujuan terakhir dari praktikum ini. Daya merupakan komponen penting yang harus diketahui apabila ingin merancang tangki berpengaduk sebab apabila analisa data daya yang kurang tepat akan membuat tidak efektifnya suatu proses. Daya yang dibutuhkan dari ketiga jenis berbeda, power input untuk jenis turbin lebih besar dibandingkan dengan paddle dan propeller. Kecepatan putaran pengaduk yang semakin besar sebanding dengan semakin besarnya daya dibutuhkan pengaduk dan dipengaruhi oleh semakin besar ukuran pengaduk.

Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk, telah dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah mengembangkan beberapa hubungan empiris yang dapat memperkirakan ukuran alat dalam pemakaian nyata atas dasar percobaan yang dilakukan dalam skala laboratorium. Persyaratan penggunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya :

1.) Kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan, artinya bentuk kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran – ukuran geometris.

2.) Kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik, yaitu terdapat kesamaan harga perbandingan antara gaya yang bekerja di suatu kedudukan ( gaya viskos terhadap gaya gravitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dan sebagainya ).

(20)

0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6

kecepatan putaran (rps)

D

Pada putaran pengaduk berjenis Paddle, diketahui pada 3 parameter kecepatan putaran pengaduk yaitu pada 50 rpm, 100 rpm, dan 150 rpm, didapatkan nilai daya penggerak pengadukan adalah sebesar 0.092 watt pada kecepatan putaran pengaduk 50 rpm. Hal ini menjelaskan bahwa kecepatan pengaduk yang berputar dengan skala kecil yaitu 50 rpm, akan menghasilkan daya untuk menggerakkan pengaduk dengan nilai daya yang kecil, dibandingkan dengan skala kecepatan putaran 100 rpm dan 150 rpm yang didapatkan daya penggerak pengadukan lebih besar yaitu dibutuhkan daya sebesar 0.679 watt untuk kecepatan putaran 100 rpm dan didapat daya sebesar 2.101 watt untuk kecepatan putaran 150 rpm.

(21)

dibutuhkan daya sebesar 0.080 watt untuk kecepatan putaran 100 rpm dan didapat daya sebesar 0.249 watt untuk kecepatan putaran 150 rpm.

Pada putaran pengaduk berjenis Turbin, diketahui pada 3 parameter kecepatan putaran pengaduk yaitu pada 50 rpm, 100 rpm, dan 150 rpm, didapatkan nilai daya penggerak pengadukan adalah sebesar 0.070 watt pada kecepatan putaran pengaduk 50 rpm. Hal ini menjelaskan bahwa kecepatan pengaduk yang berputar dengan skala kecil yaitu 50 rpm, akan menghasilkan daya untuk menggerakkan pengaduk dengan nilai daya yang kecil, dibandingkan dengan skala kecepatan putaran 100 rpm dan 150 rpm yang didapatkan daya penggerak pengadukan lebih besar yaitu dibutuhkan daya sebesar 0.525 watt untuk kecepatan putaran 100 rpm dan didapat daya sebesar 1.648 watt untuk kecepatan putaran 150 rpm.

Dari ketiga jenis pengaduk diatas yang memerlukan daya besar atau kecil tergantung dari jenis fluida yang ingin dicampurkan, apabila fluida harus memiliki homogenitas dengan waktu yang cepat maka jenis paddle jauh lebih baik dibanding dengan turbin dan propeller, namun penggunaan pengaduk untuk jenis fluida yang tidak memerlukan homogenitas yang cepat maka penggunaan pengaduk jenis propeller jauh lebih efesien dan hemat daya.

3.2.3 Pengaruh Kecepatan Putaran Terhadap NRe

(22)

0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6

kecepatan putaran (rps)

N

R

e

Gambar 3 : Grafik Rps vs NRe

Dari pengamatan yang dilakukan pada ketiga jenis pola aliran dengan tiga jenis pengaduk tersebut, untuk jenis pengaduk paddle diketahui lebih efisien atau cepat dan memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan oleh pengaduk jenis turbin dan propeller, dalam variasi kecepatan dari 0.833 rps hingga 2.500 rps, pengaduk jenis paddle mampu menurunkan nilai NRe larutan dari nilai NRe 68,062.5 ke 22,687.5. Sehingga pengaduk jenis paddle memiliki kemampuan menurunkan nilai NRe air jauh lebih baik dari pengaduk jenis turbin dan propeller, seperti yang terlihat pada gambar grafik di atas.

Untuk nilai Bilangan Reynold ( NRe ) pada jenis pengaduk Paddle, pada kecepatan putaran 50 rpm di dapat Bilangan Reynold larutan sebesar 22,687.5, pada kecepatan putaran 100 rpm di dapat nilai NRe yaitu 45,375, dan pada kecepatan putaran 150 rpm di dapat nilai NRe yaitu 68,062.5. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar kecepatan akan mengakibatkan nilai Bilangan Reynold ( NRe ) yang semakin besar pula.

(23)

Kemudian untuk nilai Bilangan Reynold ( NRe ) pada jenis pengaduk Propeller, pada kecepatan putaran 50 rpm di dapat Bilangan Reynold larutan sebesar 18,750, pada kecepatan putaran 100 rpm di dapat nilai NRe yaitu 37,500, dan pada kecepatan putaran 150 rpm di dapat nilai NRe yaitu 56,250. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar kecepatan akan mengakibatkan nilai Bilangan Reynold ( NRe ) yang semakin besar pula. Hal ini senada dengan nilai P ( Daya ) yang dari kecepatan 50 rpm, 100 rpm, hingga 150 rpm secara berurutan menunjukkan nilai yang searah, bahwa semakin besar kecepatan putaran pengaduk, maka akan semakin besar pula daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pengaduk.

Sementara itu, untuk nilai Bilangan Reynold ( NRe ) pada jenis pengaduk Turbin, pada kecepatan putaran 50 rpm di dapat Bilangan Reynold larutan sebesar 19,253.3, pada kecepatan putaran 100 rpm di dapat nilai NRe yaitu 38,506.6, dan pada kecepatan putaran 150 rpm di dapat nilai NRe yaitu 57,760. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar kecepatan akan mengakibatkan nilai Bilangan Reynold ( NRe ) yang semakin besar pula, hal ini senada dengan nilai P ( Daya ) yang dari kecepatan 50 rpm, 100 rpm, hingga 150 rpm secara berurutan menunjukkan nilai yang searah, bahwa semakin besar kecepatan putaran pengaduk, maka akan semakin besar pula daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pengaduk.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil data dan pengamatan percobaan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hasil berikut diantaranya :

A.) Waktu Homogenitas

1.) Waktu Homogenitas terbesar atau terlama adalah pada jenis pengaduk Propeller

(24)

2.) Waktu Homogenitas terkecil atau tersingkat adalah pada jenis pengaduk Turbin

dengan kecepatan putaran pengaduk 150 rpm yaitu selama 9 Detik.

B.) Daya ( Watt )

1.) Daya penggerak pengaduk yang terbesar adalah pada jenis pengaduk Paddle

dengan kecepatan putaran pengaduk 150 rpm yaitu sebesar 2.101 Watt.

2.) Daya penggerak pengaduk yang terkecil adalah pada jenis pengaduk Propeller

dengan kecepatan putaran pengaduk 50 rpm yaitu sebesar 0.010 Watt.

C.) Bilangan Reynold ( NRe )

1.) Nilai NRe yang terbesar adalah pada jenis pengaduk Paddle dengan kecepatan

putaran pengaduk 150 rpm yaitu sebesar 68,062.5.

2.) Nilai NRe yang terkecil adalah pada jenis pengaduk Propeller dengan kecepatan

putaran pengaduk 50 rpm yaitu sebesar 18,750.

Perhitungan

1. Untuk Kecepatan Putaran 0,8333 rps

(25)

= 2. Untuk Kecepatan Putaran 0,8333 rps

NRe = ρ. N . D

3. Untuk Kecepatan Putaran 0,8333 rps

(26)

P = Np . n 3.

Da5 gc

=

1.3x(0,8333rps)3.(0,152m)5.1000kg/m3

1kg m

N s2

(27)

 Mencari S1,S2,S3,S4,S5,S6 untuk pengaduk jenis Propeler

 Mencari S1,S2,S3,S4,S5,S6 untuk pengaduk jenis Paddle

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun.2013.Penuntun Praktikum Laboratorium Utilitas dan Pengolahan Limbah.Samarinda: POLNES.

Susanti,Rizky.2014.“Laporan Mixing Tangki Berpengaduk”

Gambar

Gambar 2 : Pengaduk Jenis Baling - Baling
Gambar 3 : Pengaduk Jenis Paddle
Gambar 4 : Pengaduk Jenis Turbin
Tabel 3.1.1 Data Waktu Homogenitas dan Pola Aliran Pada Masing-
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini parameter yang akan diteliti adalah pengaruh kecepatan putar dari berbagai material batang pengaduk terhadap pembentukan struktur globular pada

Dari praktikum mesin bubut yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa mesin bubut merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk memotong dan menyayat

Dari grafik yang kami buat dapat disimpulkan bahwa penambahan larutan NaOH mempengaruhi keadaan pH dimana pH larutan semakin naik ini dikarenakan NaOH merupakan

Tanggal Percobaan Praktikum : 19 Februari 2018 Tanggal Pengumpulan Laporan : 5 Maret 2017. Nama Asisten : Siti Hardianti,

*kesimpulan ditulis pada lembar baru yang berisikan jawaban dari tujuan praktikum, sehingga jumlah kesimpulan sama dengan jumlah tujuan praktikum.

Gambar 3 menunjukkan pengaruh dari kecepatan putar pengaduk terhadap persen recovery dengan konsentrasi surfaktan yang digunakan yaitu 0,3% berat.. Persen recovery

Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode sokletasi merupakan suatu proses pemisahan komponen yang terdapat dalam zat padat dengan

Bak Pengaduk Bak pengaduk merupakan alat tukang yang terbuat dari baja berat yang digunakan sebagai tempat untuk pengadukan dalam pencampuran spesi, cor beton, maupun perkerasan jalan