• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi secara garis besar merupakan suatu proses sistem yang terdiri - Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Dan Motivasikinerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi secara garis besar merupakan suatu proses sistem yang terdiri - Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Dan Motivasikinerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organisasi secara garis besar merupakan suatu proses sistem yang terdiri

dari faktor eksternal dan internal yang berhubungan atau berinteraksi satu sama

lain, serta saling mempengaruhi sehingga menjadikan satu kesatuan yang terarah

dalam mencapai tujuan utama organisasi. Faktor eksternal terdiri dari kegiatan

ekonomi, budaya, dan sosial maupun situasi politik yang terjadi di suatu negara.

Sedangkan faktor internal terdiri dari orang-orang yang bekerja sama dan

bertanggung jawab dalam hubungan kerja, dan alat-alat, peraturan dan prosedur

kerja dan lain-lain. Unsur – unsur yang membentuk organisasi tersebut terdiri dari

tiga bagian yakni pekerjaan, orang-orang dan sistem yang ada di organisasi

tersebut. Salah satu hal penting untuk meningkatkan kinerja organisasi atau

perusahaan adalah bagaimana perusahaan itu mengelola kinerja para

karyawannya. Pengelolaan kinerja karyawan yang baik akan berdampak kepada

kinerja perusahaan secara menyeluruh.

Menurut Tika (2006:121) kinerja memiliki beberapa pengertian yaitu

fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan. Kinerja merupakan hasil

kerja yang diperoleh oleh seorang karyawan didalam menjalankan semua tugas

dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan baik secara kualitas maupun

kuantitas. Selain pengertian tersebut kinerja juga memiliki defenisi suatu

pencapaian seorang karyawan terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan

(2)

Menurut Kotter (2005:35) Budaya Organisasi adalah sistem penyebaran

kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan

mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi

instrumen keunggulan kompetitif yang utama. Sejumlah studi menunjukkan

bahwa kebudayaan yang kuat akan menuntun perilaku dan memberi makna pada

kegiatan organisasi sehingga kinerja yang dihasilkan karyawan juga optimal. Hal

ini merupakan dukungan yang sangat berarti dalam mencapai kesuksesan suatu

organisasi karena budaya organisasi secara realistis mempengaruhi kinerja

karyawan. Kesadaran pemimpin perusahaan atau karyawan terhadap budaya

organisasi dapat memberikan semangat yang kuat untuk mempertahankan,

memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi tersebut yang merupakan

daya dukung yang kuat untuk kemajuan organisasi. Budaya organisasi yang kuat

akan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri

karyawan sehingga mampu memotivasi untuk menampilkan kinerja yang paling

memuaskan, mencapai tujuan yang lebih baik, dan pada gilirannya akan

memotivasi seluruh anggotanya untuk meningkatkan kinerja.

Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan

kepada karyawan apalagi pada saat-saat sekarang ini dimana semua serba terbuka,

maka kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa

memberdayakan karyawannya. Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan motivasi

kerja karyawan adalah kepimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri

(3)

Faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja selain budaya organisasi dan

kepemimpinan adalah motivasi. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal

yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama alam menjalankan

roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki motivasi kerja yang

tinggi, maka kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik yang pada akhirnya

menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain, bagaimana kegiatan

perusahaan berjalan dengan baik, kalau karyawan bekerja tidak produktif artinya

karyawan tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja,dan

memiliki moril yang rendah. Karena kedudukan dan hubungannya itu, maka

sangatlah strategis jika pengembangan kinerja karyawan dimulai dari peningkatan

motivasi kerja. Untuk meningkatkan motivasi kerja diperlukan pemimpin yang

mampu memotivasi karyawan untuk bekerja sebaik-baiknya. Rasangan atau

dorongan itu bersifat intern dan ekstern serta harus dapat dirasakan manfaatnya

yaitu mengubah sikap pegawai dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat

dicapai hasil yang maksimal. Dorongan yang bersifat intern merupakan dorongan

yang timbul dari dalam hati naruni masing-masing individu tanpa dipengaruhi

faktor-faktor dari pihak luar.

Oleh karena itu, dasar pertama menumbuhkan motivasi agar dapat berhasil

dan terus berkembang tidak hanya memuaskan kebutuhan dalam hal materi saja

namun tidak kalah pentingnya adalah memenuhi kebutuhan non materi yakni

kebutuhan rohani. Dorongan yang bersifat ekstern timbul dari rangsangan dari

luar individu, misalnya dari kondisi lingkungan kerja, atau pemberian fasilitas

(4)

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara sebagai perusahaan yang

berupaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih kepada masyarakat di tiap daerah

tertentu. PDAM Tirtanadi disamping menangani air bersih juga ditugaskan

mengelola air limbah. Sebagai penyalur air bersih, PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara melakukan distribusi air bersih di berbagai daerah yang

membebani kewajiban secara pasti kepada masyarakat berupa memenuhi

kebutuhan air bersih bagi pelanggan, sedangkan kewajiban pelanggan adalah

membayar iuran.

Fenomena yang terjadi secara umum Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) yang ada di Indonesia menganut budaya organisasi yang paternalistik

dimana masyarakat Indonesia masih menganut budaya Timur dan Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan milik daerah yang

pemiliknya adalah Kepala Daerah. Budaya organisasi paternalistik yaitu budaya di

Indonesia yang masih memiliki kecenderungan kuat dimana para manajer level

menengah dan bawah masih merasa sungkan terhadap atasannya untuk

mengungkapkan pikiran, gagasan dan ide-ide mereka meskipun para manajer

tersebut tahu bahwa hal ini lebih baik daripada sekadar menuruti perintah atasan.

Seseorang diberikan kewenangan sesuai dengan aturan atasan dan

mempertimbangkannya sesuai dengan aturan dari atasan dan

mempertimbangkannya sebagai suatu obligasi untuk memberikan perlindungan

kepada yang lain dibawah pengawasan manajer. Bawahan saling memberi

pengawasan dan perlindungan dari kewenangan manajer dengan menunjukkan

(5)

Untuk menanamkan dan memperkuat budaya organisasi adalah menyusun

desain dan struktur organisasi, menyusun prosedur dan sistem organisasi,

mendesain ruang fisik dan bangunan kantor, menanamkan sejarah, legenda, mitos,

dan kejadian-kejadian tertentu, orang-orang penting serta pernyataan formal

menyangkut filosofi organisasi. Budaya organisasi yang ada mengacu pada

rumusan keyakinan (belief), nilai-nilai (value), dan cara belajar dari pengalaman

yang dibangun sepanjang sejarah organisasi dan dimanifestasikan dalam tiap

pengaturan materi dan perilaku tiap anggota organisasi tersebut atau “nilai-nilai

yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya

dan juga perilakunya dalam organisasi.

Dalam kegiatan operasional PDAM, masih sering ditemukan masalah

yang berhubungan dengan kinerja karyawan PDAM Sumatera Utara yang sering

disebabkan berbagai faktor. Berdasarkan pengamatan penulis dari kenyataan

dan juga banyaknya keluhan masyarakat yang ditujukan pada PDAM,

ternyata kualitas pelayanan dari dinas tersebut kurang memuaskan. Hal ini

berdasarkan banyaknya kritik maupun keluhan masyarakat sebagai pengguna jasa

baik yang secara langsung maupun yang tidak langsung seperti kelambanan dalam

menangani masalah, kurangnya tanggapan terhadap keluhan masyarakat, dan

lain sebagainya. Belum maksimalnya pelayanan itu tentu tidak lepas dari

faktor budaya organisasi, kepemimpinan yang diterapkan, motivasi kepada

karyawan, serta faktor- faktor yang lain yang mempengaruhi menurunnya

(6)

Berikut merupakan data pengaduan masyarakat atau pelanggan

kepada PDAM sebagai bukti adanya permasalahan mengenai kinerja karyawan.

Tabel 1.1 PDAM Tirtanadi Pusat Laporan Pengaduan Pelanggan s/d Rekening Bulan Agustus 2012

Waktu Jumlah

Dari sekian banyak jumlah pengaduan yang dilayangkan oleh para

konsumen terhadap PDAM Tirtawening Kota Bandung, berikut merupakan

spesifikasi daripada jenis – jenis pengaduan yang dilayangkan oleh para

konsumen :

F Keberatan Bayar

(7)

Tabel 1.1 membuktikan bahwa ada fluktuasi kinerja karyawan yang lebih

condong pada penurunan kinerja karyawan PDAM Tirtanadi Sumatera Utara.

Dengan data tersebut jelas dinyatakan bahwa pelanggan masih belum puas dengan

kinerja karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung karena masih adanya

kerusakan saluran air yang terkadang lamban untuk ditangani. Tidak hanya

terlihat dari banyaknya pengaduan pelanggan yang menjadi penyebab

penurunan kinerja tetapi absensi pun dapat menjadi faktor lain penyebab

menurunnya kinerja karyawan. Karena dengan seringnya karyawan mangkir

dari pekerjan atau seringnya karyawan meninggalkan kantor maka akan banyak

pekerjaan dan tanggungjawbnya yang lambat terselesaikan.

Hal ini di dukung juga dengan adanya data pencapaian target

penjualan air bersih yang menjadi salah satu bukti bahwa budaya organisasi,

kepemimpinan, dan motivasi karyawan PDAM Tirtanadi Sumatera Utara tidak

stabil.

Berikut ini adalah laporan hasil kinerja PDAM Tirtanadi Sumatera Utara

periode 2011-2013 yang merupakan pencapaian target penjualan air bersih tiap

tahunnya.

Tabel 1.3

(8)

2 2012 420.000 365.000 86%

3 2013 444.000 370.000 83%

Sumber: PDAM Tirtanadi Sumatera Utara (2015), data diolah

Tabel 1.3 menunjukkan hasil kinerja karyawan yang belum sepenuhnya

mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 100% dilihat dari

persentasi pencapaian kinerja karyawan dari tahun 2011-2013 terlihat bahwa

padatahun 2011 persentase pencapaian target pelanggan yaitu 83% dan tahun

2012 mengalami peningkatan yaitu 86% akan tetapi pada tahun 2013 pencapaian

target menurun yaitu 83%. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya budaya

organisasi, kepemimpinan dan motivasi karyawan yang masih belum dijalankan

secara merata oleh perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam

mencapai sasaran perusahaan.

Tidak hanya terlihat dari target pelanggan yaitu menjadi penyebab

penurunan kinerja tetapi absensi pun dapat menjadi faktor lain penyebab

menurunnya kinerja karyawan. Karena dengan seringnya karyawan absen maka

pekerjaan banyak yang tak terselesaikan.

Hal ini didukung dengan adanya data absensi yang menjadi motivasi

(9)

Tabel 1.4.

Absensi Karyawan PDAM Tirtanadi Medan Yang Tidak Hadir Tahun 2011-2013

Sumber: PDAM Tirtanadi Medan, Data Diolah 2015

Berdasarkan Tabel 1.4 diketahui bahwa tingkat persentase ketidakhadiran

karyawan pada tahun 2011 s/d 2013 tidak stabil. Hal ini ditunjukkan dengan

semakin meningkatnya jumlah karyawan yang tidak masuk kerja tanpa keterangan

atau alpa. Jika hal ini terus terjadi tanpa adanya tindakan tegas dari pimpinan tidak

menutup kemungkinan karyawan akan semakin merasa tidak bertanggung jawab

penuh atas pekerjaannya. Karena untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab

awalnya harus ada paksaan yang akan menjadikan karyawan merasa terbiasa dan

perlahan-lahan sadar akan tanggung jawabnya sendiri.

Keberhasilan sebuah organisasi atau instansi tergantung pada kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki instansi tersebut. Untuk dapat meningkatkan

kinerja karyawan maka karyawan harus menumbuhkan motivasi dari budaya

organisasi, dari dirinya sendiri kemudian dorongan dari pimpinan yang bisa

mengarahkan karyawannya dengan baik sebagai penunjang cara bekerja mereka.

No Divisi

Keterangan Tidak Hadir

2011 Persentase

(%)

2012 Persentase 2013 Persentase

(10)

Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk

dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang sedikit

dipahami. Fenomena kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap

kehidupan berpolitik dan bernegara. Dalam dunia bisnis, kepemimpinan

berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya.

Dalam operasionalnya, suatu perusahaan pun memerlukan adanya sosok

pemimpin yang kompeten dalam mengarahkan anggotanya agar perilakunya dapat

selaras dengan rencana pencapaian tujuan.

Kurangnya perhatian penilaian pimpinan secara objektif dalam melihat

kemampuan karyawan dalam bidang pekerjaan diluar pekerjaan membuat

karyawan jenuh dalam bekerja karena tidak ada tantangan yang membuat

karyawan terpacu untuk bekerja lebih giat dan lebih maksimal lagi. Bahkan

sebagian besar karyawan menyatakan bahwa tidak ada penilaian karyawan

berprestasi dalam segi apapun juga. Hal ini membuat karyawan bekerja karena

status dirinya sebagai karyawan PDAM bukan untuk mengasah kemampuan atau

meningkatkan kemampuannya.

Beberapa permasalahan yang dihadapi PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara yaitu lemahnya budaya organisasi paternalistik, kepemimpinan

yang paternalistik, dan motivasi kerja karyawan yang rendah secara perlahan

dapat menurunkan kinerja karyawan. Belum adanya pengambilan tindakan

berkaitan dengan pemecahan masalah ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi

kinerja karyawan lainnya yang memiliki keinginan untuk bekerja dengan baik dan

(11)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang

peneliti tetapkan adalah “Apakah ada pengaruh budaya organisasi, kepemimpinan

dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara? ’’

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi

kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Sebagai sarana informasi dan masukan bagi dalam meningkatkan

kinerja karyawan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utaramelalui

budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja.

2. Bagi Penulis

Memperluas wawasan peneliti dalam bidang Manajemen Sumber Daya

Manusia khususnya peningkatan kinerja karyawan melalui budaya

(12)

3. Bagi Peneliti Lainnya

Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan pembanding bagi peneliti

selanjutnya yang memfokuskan studi penelitian pada masalah yang

Gambar

Tabel 1.1 PDAM Tirtanadi Pusat Laporan Pengaduan Pelanggan s/d
Tabel 1.4.

Referensi

Dokumen terkait

berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri

________ involves selecting entries in the accounting records and inspecting the documentation that served as the basis for the entries.. These decisions involve determining

Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja ULP dalam waktu yang

Bagian Dari Unit Sistem Komputer..7. 7.Expansion Slot dan

Pada suhu rendah, nitrogen sukar bereaksi dengan unsur lain, hanya logam litium yang dapat bereaksi dengan nitrogen. Pada suhu tinggi, dapat bereaksi dengan beberapa logam

4) Variabel demografis sepeti gender, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan tidak mempengaruhi variabel kepercayaan dan minat beli masyarakat terhadap produk hijau

Dengan demikian, laboratorium penelitian dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan ilmiah yang endingnya adalah penemuan konsep, prinsip,

: kegatan !~oliti!;, pemerintahan: militer. rekreasi, dan lain-lain!. distribuqi h3.d produksi clan konsumsi. koperasi, cara berhemat. Tiap orang melakukan kegiatan sosinl