• Tidak ada hasil yang ditemukan

Algoritma Obat – Obat Emergency Cardiovascular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Algoritma Obat – Obat Emergency Cardiovascular"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Epineprin

 Efek adrenalin : merangsang reseptor adrenergik yg

menghasilkan vasokontriksi perifer dan meningkatkan aliran koroner dan serebral.

 Indikasi :

* Henti jantung : VT/VF tanpa nadi, asistol,PEA

* Bradikardi simptomatis : stlh atropin,dopamin,pacu jantung transkutan

* Hipotensi berat

 Dosis :

* Pada Henti Jantung : 1 mg tiap 3 - 5 mnt

(14)

Vasopressin

Indikasi

:

* Digunakan sbg alternatif epineprin pd : VF yg

tdk respon dgn defibrilasi, asistol, PEA.

* Syok akibat vasodilatasi (syok septik)

Dosis

: 40 unit IV bolus cepat 1 x pemberian

Perhatian

: Tidak direkomendasikan pd pasien

PJK, krn merupakan vasokonstriktor kuat yg

(15)

Norepineprin

Indikasi

: Syok cardiogenik berat (TD sistolik <

70 mmHg) dengan resistensi periper yg rendah

Dosis

: 0,5

1

μ

g/mnt, dititrasi sampai tekanan

darah membaik, hingga 30

μ

g/mnt.

Perhatian

: Meningkatkan kebutuhan oksigen

(16)

Dopamine

 Indikasi :

* Obat kedua utk bradikardi yg simptomatis (stlh atropin)

* Hipotensi dgn TD sistolik 70 – 100 mmHg dgn tanda-tanda syok.

 Dosis : infus 2 sampai 20 μg/KgBB/mnt, yg dititrasi

perlahan sesuai respon pasien.

 Perhatian : Koreksi hipovolemia sebelum pemberian

(17)

Dobutamin

 Indikasi : gangguan pompa jantung (ggl jtg kongesti,

edema paru) dgn TD sistolik 70 – 100 mmHg yg tdk disertai tanda-tanda syok.

 Dosis : 2 – 20 μg/KgBB/mnt, dititrasi hingga HR tidak >

10% nilai dasar

 Perhatian : kontraindikasi pd syok akibat obat/racun.

(18)

Inodilators (Milrinone)

Milrinone merupakan inhibitor phospodiestrase III yg bersifat inotropik dan vasodilator.

 Indikasi : disfungsi miokard dgn resistensi sistemik atau

pulmonal yg tinggi, spt pd : CHF post operasi jtg, syok dgn resistensi vaskular sistemik yg tinggi.

 Dosis : loading dose 50 μg/Kg dlm 10 mnt , dilanjutkan

infus 0,375 – 0,75 μg/Kg/mnt selama 2 – 3 hari.

 Perhatian : kontraindikasi pd pasien stenosis katup dgn

penurunan curah jtg. Pd pasien dgn ggl ginjal (CCT < 10ml/mnt) dosis dikurangi 25-50%. Dapat mencetus

(19)

Digoxin

 Indikasi : utk memperlambat respon ventrikel pd Af/AFl,

obat alternatif pd reentry SVT

 Dosis : loading dose 10 – 15 μg/KgBB. Pemeriksaan

kadar digoxin setelah lebih 4 jam

 Perhatian : Digoxin jarang digunakan sbg inotropik saat

emergency. Rasio toksik – terapetik sgt sempit terutama jika hipokalemia. Toksisitas digitalis dpt menyebabkan aritmia ventrikel yg berbahaya dan mencetus henti

(20)

Nitroglycerin

 Indikasi : pilihan pertama pada nyeri dada akibat iskemia

miokard, sebagai terapi tambahan pd CHF terutama akibat volume overload, pd pasien dgn iskemia yg

menetap atau berulang, kongesti pulmonal, hipertensi urgensi

 Dosis : bolus 12,5 – 25 μg. Dilanjutkan infus 10-20

μg/mnt yg dpt ditingkatkan 5 – 10 μg/mnt setiap 5 – 10 mnt hingga efek yg diinginkan tercapai. Dosis rendah (30-40 μg/mnt) bersifat venodilator,dosis tinggi (150

μg/mnt) bersifat dilatasi arteriolar. Pemberian yg terus menerus dlm 24 jam menyebabkan terjadi toeransi.

 Perhatian : kontraindikasi pd hipotensi, bradikardi atau

(21)

Natrium Bikarbonat

 Indikasi : jika diketahui hiperkalemia, asidosis yg

responsif dgn bicarbonate spt pd ketoasidosis diabetik atau kelebihan obat antidepresan trisiklik, pada

resusitasi yg lama dgn ventilasi yg efektif

 Dosis : 1 mEq/KgBB IV bolus lambat 5 – 10 mnt. Jika

memungkinkan gunakan anlisa gas darah sbg petunjuk terapi.

 Perhatian :

* Ventilasi & RJP lebih penting krn bikarbonate bukan buffer utama pada henti jantung.

* Tidak dianjurkan untuk digunakan rutin pd henti jantung.

(22)

Diuretik

Furosemid menghambat reabsorpsi natrium di tubulus dan loop of henle ginjal serta menurunkan resistensi vena dan vaskular pulmonal melalui stimulasi produksi prostaglandin lokal, yg menimbulkan efek dlm 5 mnt.

 Indikasi : sebagai terapi tambahan pd edema paru akut

tanpa tanda- tanda syok, hipertensi emergensi dan peningkatan tekanan intrakranial.

 Dosis : 0,5 -1mg/KgBB diberikan dlm 1 – 2 mnt. Jika

tidak respon dpt diberikan 2 mg/KgBB.

 Perhatian : dpt menyebabkan dehidrasi, hipovolume,

(23)

Adenosine

 Indikasi : obat utama pd takikardi dgn QRS sempit,

efektif utk menghentikan PSVT akibat reentry di AV node.

 Dosis : dosis awal 6 mg dlm 1-3 detik didorong dgn 20

cc NaCl 0,9%. Bila perlu,Ulangi 12 mg 1-2 menit

kemudian & dosis ketiga 12 mg stlh 1-2 mnt kemudian.

 Perhatian : kontraindikasi pd takikardi akibat keracunan

obat, AV blok derajat II atau III.

 Efek samping : wajah kemerahan, nyeri dada/sesak,

kadang-kadang bradikardi/asistol singkat. Kurang efektif pd pasien yg memakai teofilin. Jika diberikan pd

(24)

Amiodarone

 Indikasi :

* Anti aritmia pilihan I pd VF/VT tanpa nadi.

* Takiaritmia atrial dgn fungsi LV yg rendah & tidak efektif dgn digoxin. * VT polimorfik atau takikardi dgn QRS lebar yg tdk jelas jenisnya.

* VT stabil pd kegagalan kardioversi

* Membantu utk kardioversi pd SVT/PSVT

 Dosis :

* Pd Henti jtg : 300 mg IV bolus, berikutnya 150 mg setelah 3-5 mnt kemudian. Dosis maksimal 2,2 gram / 24 jam

* Pd takikardi dgn QRS lebar ( stabil) :

- Infus cepat : 150 mg dlm 10 mnt, dpt diulang dgn dosis yg sama bila perlu, dilanjutkan

- Infus lambat : 360 mg dlm 6 jam, dilanjutkan - Infus pemeliharaan : 540 mg dlm 18 jam

(25)

Atropin Sulfat

 Indikasi : obat utama ps sinus bradikardi yg simptomatis,

mgkn bermnfaat pd AV blok atau ventrikular asistol. Obat kedua (stlh epineprin/vasopresin) pd asistol atau PEA

bradikardi

 Dosis :

* Asistol atau PEA : 1 mg IV bolus, ulangi tiap 3 – 5 mnt sampai dosis maksimal 3 dosis (3 mg).

* Bradikardi : 0,5 – 1 mg IV bolus tiap 3 – 5 mnt sampai dosis maksimal 0,04 mg/KgBB (total 3 mg)

* Melalui ETT : 2 – 3 mg diencerkan dlm 10 cc NaCl 0,9 %

 Perhatian : hati – hati pd iskemia miokard & hipoksia,

(26)

Lidokain

 Indikasi :

* Henti jantung akibat VF/VT

* VT stabil

* Takikardi dgn QRS lebar jenis tdk jelas * PSVT dgn QRS lebar

 Perhatian : tidak diajurkan sbg profilaksis pd AMI, turunkan

(27)

Magnesium Sulfat

Indikasi

: henti jantung akibat torsades de pointes

(TdP) atau diduga hipomagnesemia, aritmia

ventrikuler yg mengancam jiwa akibat kecarunan

digitalis.

Dosis

:

* pd henti jantung akibat TdP : 1

2 gr

diencerkan dlm 10 cc D

5

W selama 5

20 menit.

* pd TdP dengan Nadi : 1-2 gr dlm 50

100 cc

D

5

W selama 5

60 mnt, diikuti 0,5

1 gr/jam

IV (titrasi utk mengontrol TdP)

Perhatian

: dapat terjadi hipotensi bila diberikan

(28)

Verapamil

 Indikasi :

* obat alternatif (setelah adenosin) pd PSVT dgn TD normal & fungsi LV baik.

* Mengontrol respon ventrikel pd Af,AFl atau MAT

 Dosis :

* dosis I : 2,5 – 5 mg IV bolus dlm 2-3 mnt

* dosis II (jika perlu) : 5 – 10 mg dlm 15-30 mnt. Dosis maksimal 20 mg.

 Perhatian : Hanya diberikan pd PSVT. Jangan digunakan

(29)

ENERGY (JOULES)=

(30)
(31)

STANDARD KEMASAN LEMARI

TINDAKAN

RAK ATAS

LACI DEPAN

 1. ADRENALIN amp,1 mg:

 2. SULFAS ATROPIN amp,0.25 mg:  3. ISOPROTERENOL amp,0.2 mg:  4. XYLOCARD amp,100/500 mg:

 5. SODIUM BICARBONAT amp,8.4 %:  6. MAGNESIUM SULFAT flc,20 %:  7. CALCIUM CHLORIDE flc,10 %:  8. DOPAMIN amp,200 mg:

 9. DORMICUM amp,15 mg:  10.SUCCINIL CHOLINE flc:  11.TRACRIUM amp,25 mg:  12.PAVULON amp,4 mg:

 1. DOBUTAMIN flc,250 mg:  2. ARAMIN flc:

 3. CEDILANID 0,4 mg:  4. ADENOSIN flc,20 mg:

 5. NITROGLYCERIN flc,25 mg:  6. ISOPTIN flc,5 mg:

 7. ISORDIL tab,5 mg:

 8. FUROSEMID amp,20 mg:  9. AMINOPHYLLIN amp,2.4 %:  10. DEXTROSE 40 % flc,25 cc:

 11.KALIUM CHLORIDE 25 flc,25 cc:  12.NATRIUM CHLORIDE 0,9 % flc,25

cc:

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Pemantapan sistem koordinasi bagi proses adminis trasi akademik juga mencakup pemantapan sistem pengawas an .Yang berjalan selama ini tidak ada sistem pengawasan yang jelas. Semua

Disini hanya ada satu keturunan yaitu tubuh yang diploid, dengan demikian tidak mempunyai pergantian keturuanan.. Meiosis terjadi sebelum gametogenesis, jadi yang bersifat haploid

RSB dengan profil ulir Mx1,5 kanan hanya ditemukan cacat di bagian interface shell dengan babbit dengan ukuran yang relatif kecil (0,1 mm), sedangkan pada RSB dengan profil ulir

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: (1) Melakukan pengumpulan informasi, yaitu dengan cara melakukan penelitian mengenai

Sifat dampak adalah negatif dan bersifat cukup penting karena menyangkut kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan Pembuatan Minyak Herbal , apabila tidak dilakukan

Nilai tambah pendapatan harian petani yang diperoleh dari proses pengolahan mi ke- ring dari tepung komposit keladi dan ubijalar sebanyak 10 kg adalah Rp207.392,90 yang diperoleh

Output yang dihasilkan dari proses yang akan dipergunakan dalam DSS adalah kondisi kinerja waktu, biaya dan kualitas, serta indeks nilai vendor (INTV) yang akan

Plot tegangan vs arus seperti ini pada frekuensi tertentu diperlihatkan Gambar 3b. Jika sekelompok kapasitor  tiga fasa dihubungkan kepada terminal generator induksi,