• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS

EKONOMI IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN

RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS

SUNGAI SARIK KABUPATEN

PADANG PARIAMAN

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan

Oleh :

SEPRIA ROZA

NIM : 070201045

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES PIALA SAKTI

(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010” ini telah diperiksa, disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Seminar Karya Tulis Ilmiah PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN.

Pariaman, Agustus 2010

Pembimbing 1 Pembimbing II

(Renika Putri Kastyaningrum, SST) (Ns. Sylvia Oktamurni, S. Kep)

Akademi Kebidanan

STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN KETUA

(3)

Karya tulis ilmiah berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010” ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Seminar Karya Tulis Ilmiah PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN.

Tim Penguji Ketua

(RENIKA PUTRI KASTYANINGRUM, SST)

Anggota/Penguji I

(SRI WAHYUNI, SSiT)

Anggota/Penguji II

(Ns. SYLVIA OKTAMURNI, S. Kep) STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN

(4)

Sepria Roza

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010

viii, 40 halaman + 7 tabel + 11 lampiran

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. Untuk mencapai kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat perlu pemahaman tentang kehamilan resiko tinggi. Faktor penyebab terjadinya kehamilan resiko tinggi tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, dan lingkungan sosial perempuan yang masih rendah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian berjumlah 523 orang. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling, didapat sampel sebanyak 54 orang. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS dengan analisa data uji statistik Chi Square.

Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa 66% responden memiliki pengetahuan yang rendah, 63% memiliki status ekonomi yang masih rendah, 53,7% responden memiliki kehamilan yang tidak beresiko. Pada analisa bivariat didapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kehamilan beresiko dengan nilai p value P value 0,007 < 0,05. Pada faktor ekonomi dengan kehamilan beresiko tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p value 1,000 > 0,05

Diharapkan pada responden untuk lebih memperhatikan usia yang tepat bagi kehamilan, karena kehamilan pada usia yang beresiko bisa membahayakan pada diri dan janin yang dikandung. Responden bisa lebih banyak bertanya pada petugas ataupun berkonsultasi pada bidan desa tentang kehamilan yang sehat

Daftar bacaan 16 (1998 – 2010)

(5)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010”.

Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program Diploma III Kebidanan STIKES Piala Sakti Pariaman. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Renika Putri Kastyaningrum, SST dan Ibu Ns. Sylvia Oktamurni, S.Kep selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan dukungan dengan penuh kesabaran, ketekunan dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. Ibu Dina Maspitaria selaku Komisaris utama PT. Piala Sakti Pariaman. 3. Bapak Mezra Mahyudin Koto selaku Direktur Utama PT. Piala Sakti

Pariaman.

4. Ibu Hj. Nurtati, SE, MM selaku Direktur STIKES Piala Sakti Pariaman. 5. Bapak Prof. Dr. H.Yunazar Manjang selaku Ketua STIKES Piala Sakti

Pariaman.

(6)

7. Ibu Sriwahyuni, SSiT, dan Ibu Ns. Sylvia Oktamurni, S. Kep selaku penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran serta bimbingan pada penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

8. Staf dan Dosen STIKES Piala Sakti Pariaman yang telah memberikan dorongan dan memberikan berbagai ilmu selama pendidikan.

9. Teristimewa kedua orang tua penulis beserta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan baik moral maupun materil dan do’a restu serta harapannya yang selalu menjadi semangat disetiap langkah penulis untuk mencapai cita-citanya.

10. Semua teman-teman Mahasiswi Akbid STIKES Piala Sakti Pariaman Angkatan 2007 yang sama-sama sedang berjuang, terima kasih atas dorongan dan bantuannya.

Dalam penulisan karya tulis limiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar karya tulis limiah ini menjadi baik, namun dengan kodratnya sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa karya tulis limiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca.

Pariaman, Agustus 2010

Penulis

(7)

Halaman HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN PERNYATAAN PENGUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...4

1.3. Tujuan Penelitian...5

1.4. Manfaat Penelitian...6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian...6

(8)

2.1. Tinjauan Teoritis...7

2.1.1 Pengetahuan...7

2.1.2 Status Ekonomi...12

2.1.3 Kehamilan Resiko Tinggi...13

2.2. Kerangka Konsep...21

2.3. Definisi Operasional...21

2.4. Hipotesa...22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian...23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...23

3.3 Populasi dan Sampel...23

3.4 Teknik Pengumpulan Data...24

3.5 Teknik Pengolahan Data...24

3.6 Analisa Data...25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian...28

4.2 Hasil Penelitian...30

4.3 Pembahasan...33

(9)

5.1 Kesimpulan...38 5.2 Saran...39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

(10)

Halaman

Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2010...29

Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik

Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010...29

Tabel 4.3 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik

Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010...30

Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik

Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010...30

Tabel 4.5 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Kehamilan yang Beresiko di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik

Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010...31

Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kehamilan yang Beresiko di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2010...31

Tabel 4.7 Hubungan Status ekonomi dengan Kehamilan yang Beresiko di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2010...32

(11)

Halaman 2.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status Ekonomi Ibu Hamil

Dengan Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Sungai Sarik

Kabupaten Padang Pariaman 2010...21

(12)

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Lampiran 4 : Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 : Tabel Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Kab. Padang Pariaman Tahun 2009

Lampiran 7 : Tabel Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kab. Padang Pariaman April 2010

Lampiran 8 : Master Tabel

Lampiran 9 : Lembaran Konsultasi KTI

Lampiran 10 : SPSS Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010

Lampiran 11 : Manual Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010

Lampiran : UMR Sumatera Barat Tahun 2010

(13)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1990 WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer) di dukung oleh badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF dan Word Bank, sebagai upaya untuk menurunkan AKI dan AKB yang masih cukup tinggi dan sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang. Tiga pesan kunci MPS adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Prawirohardjo, 2006: 4).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 2007 angka kematian ibu berkisar 228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 34/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2008: 25&27). Salah satu penyebabnya adalah komplikasi pada kehamilan, 90% kematian ibu disebabkan komplikasi obstetric, 15% diantaranya kehamilan resiko tinggi dan komplikasi obstetri (Prawirohardjo, 2006: 6).

Menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia, penyebab tak langsung kematian ibu antara lain adalah anemia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu “ muda / tua, sering dan banyak (Prawirohardjo, 2006: 6).

(14)

Untuk mencapai kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat perlu pemahaman tentang kehamilan resiko tinggi. Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2002: 33).

Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan resiko tinggi antara lain : bayi lahir belum cukup bulan, bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR), keguguran (abortus), persalinan lama (macet), perdarahan sebelum dan sesudah persalinan, janin mati dalam kandungan, ibu hamil / bersalin meninggal dunia. Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah apabila gejalanya ditemukan sedini mungkin, pencegahannya yaitu : dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan, dengan mendapatkan imunisasi TT 2X, bila ditemukan kehamilan resiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif, makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk menghindari bahaya kehamilan resiko tinggi yaitu : dengan mengenal tanda-tanda kehamilan risiko tinggi dan segera ke Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan tanda-tanda kehamilan resiko tinggi (Mochamad, 7 Desember 2007, 18:38).

(15)

tingginya angka kematian maternal dan neonatal (Profil Kesehatan Indonesia, 2008: 24).

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2009 dari 114.624 orang ibu hamil terdapat 32,3 % ibu hamil dengan resiko tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman tahun 2009 dari 9.102 orang ibu hamil terdapat 15,8 % ibu hamil dengan resiko tinggi. Sementara dari data Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2009 dari 523 orang ibu hamil terdapat 145 orang ibu hamil dengan resiko tinggi atau 27,72 %. Sedangkan target ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi tahun 2010 yaitu 20% (Dinkes Padang Pariaman, 2010).

Dari wawancara awal yang penulis lakukan dengan sepuluh orang ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Sungai Sarik umumnya ibu hamil tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi, dan mereka juga tidak mengetahui dampak dari kehamilan resiko tinggi dan mereka juga menganggap kehamilan tidak tergantung dari umur, berat badan dan tinggi badan ibu. Mereka berpendapat berapapun umur mereka kalau ada rezeki dari Allah mereka tidak berfikir tentang adanya kehamilan resiko tinggi.

(16)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010.

1.3 Tujuan Penelitian

.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010.

.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010

1.3.2.2 Diketahuinya status ekonomi ibu hamil di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010

1.3.2.3Diketahuinya kejadian ibu hamil dengan resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010.

(17)

1.3.2.5Diketahuinya hubungan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan baru tentang perawatan antenatal, khususnya tentang hubungan status ekonomi dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi.

1.4.2. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian adik kelas selanjutnya.

1.4.3. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya konseling tentang pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi.

1.4.4. Bagi Masyarakat

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(18)

Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010. Variabel yang digunakan adalah variabel independen meliputi tingkat pengetahuan dan status ekonomi, sedangkan variabel dependen resiko tinggi. Penelitian ini direncanakan pada bulan Februari sampai Agustus 2010. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Sungai Sarik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional.

BAB II

(19)

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003: 127).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rongers yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003: 128) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri seseorang tersebut terjadi proses berurutan yaitu :

1. Awareness (Kesadaran)

yaitu orang tersebut menyadari arti mengetahui objek terlebih dahulu. 2. Interest (merasa tertarik)

yaitu orang mulai tertarik kepada objek. 3. Evaluation (menimbang-nimbang)

yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya objek tersebut bagi dirinya. 4. Trial

yaitu dimana orang telah mencoba perilaku baru. 5. Adaption

yaitu subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap objek.

(20)

2.1.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu :

1. Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and errol (gagal atau salah) atau metode coba-salah/ coba-coba.

2. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.

(21)

sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. 4. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

5. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut ”metode penelitian ilmiah”.

1.1.1.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan

(22)

1. Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

2. Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

3. Kepercayaan

Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama.

(23)

Tingkat ini bertujuan untuk mengelompokkan tingkah laku suatu masyarakat atau individu yang diinginkan, bagaimana individu itu berfikir, berbuat sebagai hasil dari suatu unit pengetahuan yang telah diberikan.

Menurut Notoatmodjo (2003: 128) pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang diterima. Untuk mengetahui orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. Contohnya : dapat menyebutkan tentang persiapan persalinan.

2) Memahami (Comprehensive)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintervensikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi yang real. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengumuman hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

(24)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan unuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

Pengukuran pengetahuan responden diteliti hanya sampai tahu (know) dan memahami (comprehensive) saja. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang menanyakan tentang pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi.

2.1.2 Status Ekonomi

(25)

Menurut standar internasional yang digunakan PBB ataupun Bank Dunia keluarga miskin adalah mereka yang berpenghasilan kurang dari $2 perhari atau Rp.18.000,- perhari atau Rp.540.000,- perbulan (Fuad Bawazier, 11 September 2006, 11:58:30). Status ekonomi diukur berdasarkan upah minimum regional (UMR). Sedangkan upah minimum regional (UMR) Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 adalah Rp. 940.000,- (Solikhun, 23 Februari 2010).

2.1.3 Kehamilan Resiko Tinggi 2.1.3.1 Pengertian

Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2002: 33).

Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami resiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil yang normal (Mochamad, 7 Desember 200, 18:38).

Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam (Mochtar, 1998: 201).

(26)

2.1.3.2 Faktor-faktor Penyebab Kehamilan Resiko Tinggi

Menurut Mochtar (1998 : 203) faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kehamilan resiko tinggi pada seorang ibu pada saat kehamilannya yaitu :

1. Faktor Non-Medis

Yang termasuk kedalam faktor non medis diantaranya adalah kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, status gizi buruk, sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.

2. Faktor Medis

Penyakit-panyakit ibu dan janin, kelainan obstetric, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus, dan kelainan genetik.

2.1.3.3 Kriteria Kehamilan Resiko Tinggi

Kriteria kehamilan resiko tinggi diperoleh dari anamnesa tentang umur, paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, pemeriksaan kehamilan yang sekarang dan pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan. Kriteria kehamilan resiko tinggi menurut Poedji Rochjati yang dikutip oleh Manuaba (2002: 33) yaitu :

a. Primipara muda ≤ 16 tahun b. Primipara tua ≥ 35 tahun

(27)

d. Grande multipara, ibu pernah hamil/melahirkan anak 4 kali atau lebih e. Tinggi badan < 145 cm

f. Riwayat kehamilan yang buruk; pernah keguguran, pernah mengalami persalinan prematur, lahir mati, persalinan dengan tindakan, preeklamsia-eklamsia, gravida serotinus, kehamilan dengan perdarahan antepartum, kehamilan dengan kelainan letak, kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan.

g. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan

Sementara menurut Mochtar (1998: 203) akibat atau dampak dari kehamilan resiko tinggi pada janin yaitu :

1. Kematian janin intra uterin

2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan

3. Bayi lahir dengan berat badan rendah (< 2500 gr) 4. Bayi lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gr 5. Nilai apgar saat lahir < 7

6. Adanya infeksi intra partal saat bayi lahir 7. Bayi lahir dengan kelainan kongenital

2.1.3.4 Faktor Pencetus Kehamilan Resiko Tinggi

Menurut Hartanto (2004: 23) kehamilan resiko tinggi dapat timbul pada keadaan ”4 terlalu” yaitu :

(28)

2. Terlalu tua (kehamilan > dari usia 35 tahun) 3. Telalu banyak (kehamilan > dari 4 anak)

4. Terlalu dekat jaraknya (jarak kehamilan < dari 2 tahun)

2.1.3.5 Skrining Antenatal Pengenalan Dini Ibu Dengan Kehamilan Resiko Tinggi

Pengenalan adanya resiko tinggi pada ibu hamil dilakukan melalui skrining atau deteksi dini adanya faktor resiko secara proaktif pada semua ibu hamil, sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau non kesehatan yang terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader Karang Taruna, ibu hamil sendiri, atau suaminya. Bidan melakukan pemeriksan klinis terhadap kondisi kehamilannya. Bidan memberikan KIE kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya (Poedji Rochjati, 2003: 39).

Tujuan Skrining Antenatal adalah menjaring, menemukan dan mengenal ibu hamil yang mempunyai faktor resiko, yaitu ibu resiko tinggi. Batasan pengisian skrining antenatal deteksi dini ibu hamil resiko tinggi dengan menggunakan kartu skor Poedji Rochjati berupa kartu skor yang digunakan sebagai alat skrining (Poedji Rochjati, 2003: 40).

(29)

1. Tujuan sistem skor :

a) Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (Kehamilan resiko rendah, kehamilan resiko tinggi dan kehamilan resiko sangat tinggi) agar berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan yang sesuai dari kondisi ibu hamil.

b) Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.

2. Fungsi Skor :

a) Alat komunikasi informasi dan Edukasi/KIE bagi klien/ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat.

b) Alat peringatan bagi petugas kesehatan.

3. Cara pemberian skor

Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor resiko diberi nilai 2, 4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal. Tiap faktor resiko skornya 4, kecuali bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan pre-eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8 (Poedji Rochjati, 2003: 126).

4. Pembagian kehamilan berdasarkan jumlah skor

(30)

a) Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

Kehamilan tanpa masalah/faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar di ikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.

b) Kehamilan resiko tinggi (KRR) dengan jumlah skor 6-10

Kehamilan dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat. c) Kehamilan resiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12

Kehamilan dengan faktor resiko :

a. Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu atau bayinya, membutuhkan dirujuk tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya penyelamatan nyawa ibu dan bayinya.

b. Ibu dengan faktor resiko atau lebih, tingkat resiko kegawatannya meningkat, membutuhkan pertolongan persalinan oleh dokter spesialis.

5. Pengelompokkan faktor resiko

Menurut Poedji Rochjati (2003: 32) faktor risiko dikelompokkan atas : I. Kelompok Faktor Resiko I ( ada potensi risiko ), terdiri dari :

1. Primi Muda

Terlalu Muda hamil pertama umur 16 tahun atau kurang. 2. Primi Tua Primer

(31)

b. Terlalu lambat hamil. Setelah kawin 4 tahun lebih. 3. Primi Tua Sekunder

Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih.

4. Terlalu cepat punya anak lagi, anak terkecil usia kurang 2 tahun. 5. Grande Multi

Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih. 6. Terlalu Tua

a. Umur ≤ 35 tahun.

b. Hamil umur 35 tahun atau lebih. 7. Terlalu pendek

a. Tinggi Badan ≤ 145

b. Pada hamil pertama, kedua atau lebih belum pernah melahirkan normal dengan bayi cukup bulan dan hidup.

8. Pernah gagal pada kehamilan yang lalu. Hamil yang pertama gagal, hamil

ketiga atau lebih mengalami gagal 2 kali. 9. Pernah melahirkan dengan :

a. Tarikan.

b. Uri dikeluarkan oleh penolong dari dalam rahim.

c. Pernah diinfus atau transfusi pada pendarahan post partum. 10. Bekas Operasi Sesar

(32)

II. Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Risiko ) 1. Ibu Hamil Dengan Penyakit :

a. Anemia : Pucat, lemas badan lekas lelah.

b. Malaria : Panas tinggi, menggigil keluar keringat, sakit kepala.

c. Tuberculosa Paru : Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah badan lemah lesu dan kurus.

d. Payah Jantung : Sesak nafas, jantung berdebar, kaki bengkak. e. Penyakit lain : HIV-AIDS, penyakit menular seksual (PMS). 2. Pre eklampsia Ringan

3. Hamil Kembar/Gemelli : Perut ibu sangat membesar, gerak anak terasa di beberapa tempat.

4. Kembar Air/Hidramnion : Perut ibu sangat membesar, gerak anak tidak begitu terasa, karena air ketuban terlalu banyak, biasanya anak kecil. 5. Bayi mati dalam : Ibu hamil tidak terasa gerakan anak lagi kandungan. 6. Hamil lebih bulan (Serotinus) : Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2 minggu

belum melahirkan. 7. Letak Sungsang 8. Letak Lintang

III. Kelompok Faktor Resiko III ( Ada Gawat Darurat ) 1. Perdarahan sebelum bayi lahir

(33)

Tingkat pengetahuan

Status ekonomi

Kehamilan Resiko Tinggi 2.2 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep yang dapat penulis gambarkan adalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2002: 68).

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2

Hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010

2.3 Hipotesa Hipotesa

Ha : - Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi

- Ada hubungan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi

Ho : - Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kehamilan resiko

(34)

- Tidak ada hubungan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko

Cara ukur Hasil ukur Skala ukur

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif analitik dan desain penelitian penelitian cross sectional dimana variabel independen yaitu tingkat pengetahuan dan status ekonomi dan variabel dependen kehamilan resiko tinggi dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2002: 26).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal 3 Februari sampai tanggal 24 Juli 2010.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2010 yang berjumlah 523 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih oleh peneliti untuk berpartisipasi dalam suatu penelitian. Sampel pada penelitian ini di ambil dengan menggunakan teknik ”accidental sampling” artinya sampel yang diambil yaitu

(36)

ibu hamil yang datang ke Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman saat penelitian berlangsung, yang berjumlah 54 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang diisi langsung oleh responden.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dan Puskesmas Sungai Sarik .

3.5 Teknik Pengolahan Data

3.5.1 Pemeriksaan Data (Editing)

Setelah kuesioner diisi dan dikembalikan oleh responden, kemudian diperiksa untuk memastikan data yang benar, bersih dan terisi lengkap. Yang dilakukan pada kegiatan pemeriksaan data ini ialah menjumlah dan melakukan korelasi. Menjumlah ialah menghitung banyaknya lembaran daftar pertanyaan apakah sesuai denagn jumlah yang telah ditentukan. Korelasi ialah proses membenarkan atau menyelesaikan hal-hal yang salah atau kurang jelas.

3.5.2 Pengkodean Data (Coding)

(37)

pengetahuan kalau benar di beri kode 1 dan salah di beri kode 0, status ekonomi di beri kode tinggi jika penghasilan perbulan keluarga ≥ Rp. 940.000

,

- dan rendah jika penghasilan perbulan keluarga < Rp. 940.000,- sedangkan kehamilan resiko tinggi di beri kode ya jika skor ≥ 6-10 dan tidak jika skor < 6.

3.5.3 Memasukkan Data (Entry)

Memasukkan data yang telah diberi kode kedalam tabel dan diolah melalui komputer, dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Product And Service Solutions ).

3.5.4 Pembersihan Data (Cleaning)

Setelah dientry, data diperiksa kembali sehingga benar-benar bersih dari kesalahan.

3.6 Analisis Data 3.6.1 Analisis Univariat

Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, yaitu tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (Notoatmodjo, 2002: 187). Untuk menentukan persentase digunakan rumus sebagai berikut :

P=F

n x100 %

Keterangan :

P = Persentase data yang dicari

(38)

n = Jumlah seluruh item yang dinilai (jumlah sampel) (Arikunto, 2002: 37).

3.6.1.1 Tingkat Pengetahuan

Untuk mengetahui pengetahuan responden terlebih dahulu diberi skor pada setiap pertanyaan yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Jawaban yang dianggap benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Menurut Arikunto (2006: 253) penilaian tingkat pengetahuan dibagi 2 yaitu : a. Tinggi : Jika nilai > 50%

b. Rendah : Jika nilai ≤ 50%

3.6.1.2 Status Ekonomi

Status ekonomi masyarakat diukur dari upah minimun regional Provinsi Sumatera Barat dikategorikan atas :

a. Tinggi : ≥ Rp. 940.000

,

-b. Rendah : < Rp. 940.000,-

3.6.1.3 Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi di lihat dari skor Poedji Rochjati :

a. Ya : Skor ≥ 6-10 b. Tidak : Skor < 6

(39)

3.6.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Product And Service Solutions ) untuk menguji hipotesis, apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan uji chi- square ( x2 )

dengan derajat kepercayaan 95 %.

Rumus Uji Chi-Squere menurut Eko Budiarto (2002: 216) :

X2=

(0−E)2

E

Keterangan : X2 = Chi-squere

0 = Nilai pengamatan E = Nilai harapan

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan α = 0,05 sehingga bila :

(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran lokasi penelitian

Puskesmas Sungai Sarik merupakan puskesmas yang berada dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Berdirinya pada tahun 1976. Terletak di Korong Buluh Kasok Nagari Sungai Sarik Kecamatan VII Koto Kabupaten Padang Pariama. Jumlah Penduduk 22.282 jiwa.

Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga, Dokter 2 orang, Dokter gigi 1 orang, Akademi Perawat 3 orang, Bidan 15 orang ( Pusk, Pustu & Polindes ), Perawat kesehatan 1 orang, Perawat gigi 2 orang, Sanitarian 1 orang, Farmasi 1 orang, Pekarya kesehatan 1 orang, Penjaga Puskesmas 1 orang dan Sopir 1 orang.

Fasilitas kesehatan yang tersedia : Puskesmas : 1 buah Pustu : 2 buah Puskesmas Keliling : 1 buah Kendaraan Roda : 5 buah

Dengan batas-batas wilayah kerjanya sebagai berikut :

Sebelah utara : Wilayah Kerja Puskesmas Patamuan Sebelah selatan : Kecamatan Nan Sabaris

Sebelah barat : Wilayah Kerja Puskesmas Ampalu Sebelah timur : Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung

4.1.2 Karakteristik Responden 4.1.2.1 Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.1

Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010

Pekerjaan Frekwensi %

(41)

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan dari 54 orang responden ternyata responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 48 orang (88,9%).

4.1.2.2 Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2

Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman

tahun 2010

Sumber : Data primer tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan dari 54 orang responden ternyata yang memiliki latar belakang pendidikan SMA sebanyak 26 orang (48,1%).

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisa Univariat 4.2.1.1 Pengetahuan

Tabel 4.3

Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun

2010

Pengetahuan Frekwensi %

Rendah 25 46,3

Tinggi 29 53,7

Jumlah 54 100

Sumber : Data primer tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan bahwa dari 54 orang responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang kehamilan beresiko sebanyak 25 orang (53,7%).

(42)

Tabel 4.4

Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2010

Status ekonomi Frekwensi %

Rendah 34 63,0

Tinggi 20 37,0

Jumlah 54 100

Sumber : Data primer tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 54 orang responden memiliki status ekonomi yang tergolong masih rendah sebanyak 34 orang (63%).

4.2.1.3 Resiko Kehamilan

Tabel 4.5

Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Kehamilan yang Beresiko di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2010

Kehamilan Frekwensi %

Beresiko 25 46,3

tidak beresiko 29 53,7

Jumlah 54 100

Sumber : Data primer tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kehamilan yang tidak beresiko yaitu sebanyak 29 orang (53,7%)

4.2.2 Analisa Bivariat

4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kehamilan Beresiko

Tabel 4.6

Hubungan Pengetahuan dengan Kehamilan yang Beresiko di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2010

(43)

Pengetahua

Jumlah 25 46,3 29 53,7 54 100

Sumber : Data primer tahun 2010 P value 0,007

Analisa bivariat yang diuji pada hubungan pengetahuan dengan kehamilan beresiko diperoleh data bahwa dari 25 orang responden yang berpengetahuan rendah, 17 orang (31,5%) diantaranya memiliki kehamilan yang beresiko, 8 orang (14,8%) tidak memiliki kehamilan yang tidak beresiko. Dari 29 orang responden yang berpengetahuan tinggi 8 orang responden (14,8%) memiliki kehamilan yang beresiko dan 21 orang (38,9%) memiliki kehamilan yang tidak beresiko.

Dilihat dari hasil uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel ini didapatkan nilai P value 0,007 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kehamilan beresiko di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman.

4.2.2.2 Hubungan Status Ekonomi Dengan Kehamilan Beresiko Tabel 4.7

Hubungan Status ekonomi dengan Kehamilan yang Beresiko di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten

Padang Pariaman tahun 2010

Jumlah 25 46,3 29 53,7 54 100

(44)

Hasil penelitian terhadap hubungan status ekonomi dengan kehamilan beresiko diperoleh data bahwa dari 34 orang responden yang status ekonomi rendah, 16 orang (29,6%) diantaranya memiliki kehamilan yang beresiko, 18 orang (33,3%) tidak memiliki kehamilan yang tidak beresiko. Dari 20 orang responden yang status ekonomi tinggi 9 orang responden (16,7%) memiliki kehamilan yang beresiko dan 11 orang (20,4%) memiliki kehamilan yang tidak beresiko.

Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel ini didapatkan nilai P value 1,000 > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan kehamilan beresiko di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Analisa Univariat 4.3.1.1 Pengetahuan

(45)

Pengetahuan responden mengenai kehamilan beresiko tampak sudah banyak yang tinggi, namun persentase responden yang memiliki pengetahuan yang rendah mengenai kehamilan yang beresiko cukup tinggi juga. Padahal pengetahuan mengenai kehamilan beresiko merupakan hal yang perlu dipahami oleh ibu, hal ini bukan saja berguna bagi kesehatan sang ibu, namun juga akan bermanfat juga bagi kesehatan janin yang dikandung.

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Iin Nuryati (2006). Pada hasil penelitiannya tentang pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban, juga didapatkan pengetahuan responden yang tinggi lebih banyak daripada responden yang berpengetahuan rendah.

4.3.1.2 Status Ekonomi

Hasil penelitian terhadap analisa univariat terhadap status ekonomi menunjukkan bahwa sebagian besar responden, yaitu 34 orang (63%) memiliki status ekonomi yang tergolong masih rendah dan 20 orang responden (37%) memiliki status ekonomi yang tergolong tinggi.

(46)

Hampir keseluruhan responden ditemukan masih tergolong pada ekonomi rendah. Ini bisa berdampak pada sulitnya responden dalam memenuhi biaya hidup maupun dalam pelayanan kesehatan. Banyaknya responden yang memiliki status ekonomi rendah dikarenakan hampir keseluruhan responden hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan hanya mengandalkan suami sebagai tumpuan untuk mencari nafkah.

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Risma Dewi (2009). Pada hasil penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dengan resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Batu Basa, juga didapatkan status ekonomi responden banyak yang rendah.

4.3.1.3 Kehamilan Resiko Tinggi

Hasil penelitian terhadap resiko kehamilan menunjukkan bahwa sebagian besar responden, yaitu 29 orang (53,7%) memiliki kehamilan yang tidak beresiko dan 25 orang responden (46,3%) memiliki kehamilan yang beresiko.

Kehamilan yang beresiko tinggi ini bisa menjadi pemicu tingginya angka kematian ibu dan anak terutama saat proses persalinan. Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami resiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil yang normal (Mochamad, 2007).

(47)

paritas tinggi. Responden tampaknya tidak menyadari bahwa bahaya dari paritas tinggi bisa mengancam dirinya maupun pada janin yang dikandung.

Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Iin Nuryati (2006). Pada hasil penelitiannya tentang pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban, juga ditemukan ibu memiliki kehamilan yang tidak beresiko lebih banyak dari ibu yang kehamilan beresiko.

4.3.2 Analisa Bivariat

4.3.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kehamilan Beresiko

Analisa bivariat yang diuji pada hubungan pengetahuan dengan kehamilan beresiko diperoleh data bahwa dari 25 orang responden yang berpengetahuan rendah, 17 orang (31,5%) diantaranya memiliki kehamilan yang beresiko, 8 orang (14,8%) tidak memiliki kehamilan yang tidak beresiko. Dari 29 orang responden yang berpengetahuan tinggi 8 orang responden (14,8%) memiliki kehamilan yang beresiko dan 21 orang (38,9%) memiliki kehamilan yang tidak beresiko.

(48)

pengetahuan merupakan salah satu variabel yang paling berpengaruh terhadap terjadinya kehamilan resiko tinggi.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Apabila pengetahuan responden kurang, akan sulit bagi seseorang untuk mengaplikasikannya dalam praktek yang nyata karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya prilaku seseorang. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo 2003).

Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Iin Nuryati (2006). Pada hasil penelitiannya tentang pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban, juga ditemukan hubungan yang bermakna antara kedua varibel.

4.3.2.2 Hubungan Status Ekonomi Dengan Kehamilan Beresiko

(49)

kehamilan yang beresiko dan 11 orang (20,4%) memiliki kehamilan yang tidak beresiko.

Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel ini didapatkan nilai P value 1,000 > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan kehamilan beresiko. Ini menjelaskan bahwa faktor ekonomi bukanlah variabel yang memberi pengaruh terhadap banyaknya kehamilan beresiko. Hal ini menunjukkan bahwa ada variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap banyaknya kehamilan resiko tinggi.

Menurut Mochtar (1998) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kehamilan resiko tinggi pada seorang ibu pada saat kehamilannya, diantaranya adalah kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, status gizi buruk, sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Sebagian besar responden (53,7%) di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010 memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi

5.1.2. Sebagian besar responden (63%) di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010 memiliki status ekonomi yang masih rendah

5.1.3. Sebagian besar responden (53,7%) di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010 memiliki kehamilan yang tidak beresiko

5.1.4. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kehamilan yang beresiko di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010 dengan P value 0,007 < 0,05.

(51)

5.2. Saran

5.2.1 Bagi Responden

Diharapkan pada responden untuk lebih memperhatikan usia yang tepat bagi kehamilan, karena kehamilan pada usia yang beresiko bisa membahayakan pada diri dan janin yang dikandung. Responden bisa lebih banyak bertanya pada petugas ataupun berkonsultasi pada bidan desa tentang kehamilan yang sehat.

5.2.2 Bagi Instansi tempat penelitian

Petugas kesehatan dalam hal ini bidan desa tampaknya dituntut

memberikan peranan yang lebih kepada responden, ini bisa dengan mengadakan penyuluhan-penyuluhan langsung pada ibu-ibu hamil. Dan juga memberikan informasi yang lebih banyak kepada orang-orang terdekat dari ibu hamil seperti suaminya, agar ibu-ibu hamil lebih banyak mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekatnya.

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai data dasar penelitian dan referensi bagi kepustakaan.

5.2.4 Bagi Peneliti Berikutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi banyaknya kehamilan yang beresiko di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sarik, tentunya dalam variabel yang berbeda.

(52)

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada : Yth.Saudara/i :

di-Tempat Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi prodi D III Kebidanan STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN

Nama : Sepria Roza NIM : 070201045

(53)

Penelitian ini semata – mata bertujuan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak akan menimbulkan kerugian bagi responden, serta kerahasiaan data akan dijaga.

Saya sangat menghargai kesediaan saudari untuk mau membantu saya dalam melakukan penelitian ini dengan menandatangani lembaran persetujuan.

Atas kesediaan dan kerja sama saudari menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 3

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami maksud penelitian diatas, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari “Sepria Roza” Mahasiswi prodi D III Kebidanan STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010” Informasi dan data yang saya berikan adalah benar sesuai dengan kenyataan dan pengalaman saya.

Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun.

(54)

(...)

Lampiran 5

KUISIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS

SUNGAI SARIK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2010

Petunjuk Pengisian Angket

1. Bacalah setiap pertanyaan ini dengan teliti

2. Silangilah jawaban yang paling tepat menurut ibu

3. Kuisioner yang telah diisi lengkap tolong dikembalikan lagi pada peneliti

4. Terima kasih dan selamat mengisi

1. Identitas Responden

Nama Responden : No. Responden :

Pekerjaan :

Alamat :

(55)

2. Pengetahuan

A. Pengertian

1. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi... a. Suatu keadaan kehamilan yang dapat mengancam jiwa dan

kesehatan ibu atau bayi yang dikandungnya b. Kehamilan yang tidak ada gangguan

c. Akibat kehamilan akibat dari melanggar pantangan

B. Faktor-faktor penyebab terjadinya kehamilan resiko tinggi

2. Menurut ibu faktor non medis apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kehamilan resiko tinggi ?

a. Kemiskinan atau sosial ekonomi yang rendah b. Gangguan tali pusat

c. Komplikasi kehamilan

3. Berdasarkan faktor medis, penyebab kehamilan resiko tinggi adalah? a. Penyakit-penyakit ibu dan janin

b. Kebersihan lingkungan

c. Melanggar aturan yang ada di masyarakat

C. Kriteria kehamilan resiko tinggi

4. Sebaiknya berapa jarak kehamilan sekarang dengan berikutnya ? a. Lebih dari 2 tahun

b. 2 tahun

c. Kurang dari 2 tahun

5. Berapa usia ibu yang baik untuk hamil ? a. Antara usia 20-35 tahun

b. Usia lebih dari 35 tahun c. Kurang dari 20 tahun

6. Sudah bertapa kali melahirkan ibu dikatakan beresiko tinggi ? a. 4 kali melahirkan

b. Lebih dari 4 kali c. Kurang dari 4 kali

7. Berapa kali mengalami keguguran, ibu dikatakan kehamilannya

(56)

beresiko tinggi ?

a. Lebih dari 1 kali keguguran b. 1 kali

c. 2 kali

8. Ibu hamil beresiko tinggi apabila pernah melahirkan bayi ? a. Bayi lahir dengan cukup bulan

b. Bayi lahir dengan kurang bulaln atau lebih bulan c. Bayi lahir dengan BB 2500-4000 gr

9. Ibu hamil dengan penyakit apa yang termasuk dalam kriteria kehamilan resiko tinggi ?

a. Penyakit jantung b. Gigi berlobang c. Penyakit kulit

10. Faktor lingkungan apakah yang dapat mempengaruhi kehamilan resiko tinggi?

a. Faktor pendidikan b. Faktor agama c. Faktor politik

11. Berapakah tinggi ibu hamil yang dikatakan resiko tinggi ? a. Kurang dari 145 cm

b. 145 cm

c. Lebih dari 145 cm

12. Dibawah ini adalah kriteria kehamilan resiko tinggi, kecuali : a. Ibu yang pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan b. Ibu yang pernah melahirkan bayi meninggal

c. Ibu yang pernah melahirkan bayi hidup

13. Menurut ibu, penyakit keturunan manakah yang berpengaruh terhadap kehamilan resiko tinggi ?

(57)

D. Faktor penyebab kehamilan resiko tinggi

14. Apakah kebiasaan ibu selama hamil yang mempengaruhi kehamilan? a. Merokok dan minum alkohol

b. Minum susu c. Minum teh

15. Pencetus kehamian resiko tinggi terjadi pada keadaan ? a. Terlalu sering melahirkan

b. Sudah 2 kali melahirkan c. Sudah 3 kali melahirkan

E. Akibat atau dampak kehamilan resiko ringgi

16. Menurut ibu, kehamilan beresiko tinggi dapat berakibat atau berdampak kepada siapa ?

a. Pada ibu dan janin b. Pada janin

c. Pada keluarga

17. Apakah akibat fatal yang paling ditakuti bila terjadi kehamilan resiko tinggi pada ibu ?

a. Kematian pada ibu dan janin yang dikandung b. Kematian pada janin atau anak yang dikandung c. Persalinan yang sulit

18. Jika ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun akan mengakibatkan ? a. Terjadinya perdarahan

b. Terjadinya persalinan yang aman c. Kehamilan yang tidak ada gangguan

19. Bagaimana cara pencegahan kehamilan resiko tinggi ?

a. Dengan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke pelayanan kesehatan paling sedikit 4 kali

b. Diperiksa bila ada keluhan c. Diurut oleh dukun

F. Cara pencegahan kehamilan resiko tinggi

(58)

20. Jika ditemukan kehamilan dengan resiko tinggi, cara pencegahannya adalah ?

a. Tidak perlu diperiksa ke Puskesmas b. Dibawa ke dukun untuk di urut

c. Pemeriksaan harus lebih sering dan intensif

21. Faktor Resiko

1) Umur

≤ 16 tahun ≥ 35 tahun

Hamil setelah kawin ≥ 4 tahun Anak terkecil ≥ 10 tahun Anak terkecil < 2 tahun 2) Paritas

Penah melahirkan lebih dari 4 kali 3) Tinggi badan ≤ 142 cm

4) Pernah gagal dalam kehamilan Abortus / keguguran Bayi lahir mati 5) Pernah melahirkan dengan

Vakum

Pernah seksio caesarea (SC) Transfusi darah

Retensio plasenta

6) Penyakit yang pernah di derita : Jantung

TBC Paru Anemi

(59)

Kencing Manis Malaria PM

7) Pre eklamsi ringan Bengkak tungkai Hipertensi

8) Gemelli / hamil kembar

9) Hamil serotinus / hamil lewat bulan 10) Janin mati dalam kandungan

11) Kelainan letak

Letak sunsang Letak lintang

12) Perdarahan sebelum bayi lahir

13) Pre eklamsi berat hamil ≥ 6 bulan Pusing atau sakit kepala Hipertensi

Bengkak tungkai atau wajah

14) Eklamsi

(60)

LEMBARAN KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Sepria Roza Nim : 070201045

Nama Pembimbing : Ns. Sylvia Oktamurni, S. Kep

Judul KTI : Hubungan Tingkat pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010

(61)

1

2

3

Kamis 26-08-2010

Kamis 26-08-2010

Sabtu 28-08-2010

Konsul Abstrak dan BAB IV

Konsul BAB V, Daftar Pustaka dan Master Tabel

Konsul BAAB IV,V dan Abstrak

Perbaiki

Perbaiki

Gambar

Gambar 2.2Hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan
Gambaran lokasi penelitian
Tabel 4.2Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel  4.4Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi  di Wilayah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Setelah membaca permohonan penelitian ini saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswi Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang

Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa STIKES Graha Medika prodi DIII Kebidanan, prodi S1 Keperawatan dan prodi S1 Kesehatan Masyarakat sebagai

Tujuan Penelitian----Penelitian ini dirancang untuk mengetahui tingkat pengetahuan mashasiswi prodi D-3 Kebidanan di STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Senior, Medan tentang

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan partograf pada mahasiswi kebidanan tingkat III STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarata tahun 2010 dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu

Dengan ini saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Distia Taravella selaku mahasiswa DIV Keperawatan Politeknik

Hasil dari penelitian yaitu terdapat hubungan yang kuat antara tingkat stres terhadap tingkat nyeri dismenorea pada mahasiswi semester VI Program Studi D3 Kebidanan

Berdasarkan hasil penelitian ”Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Keteraturan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Program Studi D III Kebidanan Tingkat III STIKES