• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RETURN ON ASSET DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH RETURN ON ASSET DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RETURN ON ASSET DAN ECONOMIC VALUE ADDED

TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN GO PUBLIC

Putu Mertayasa, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra

Jurusan Manajemen

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

yudik_lovers03@yahoo.co.id

,

cipta1959@yahoo.co.id

,

y9eda@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh simultan dan parsial return on asset dan economic value added terhadap market value added perusahaan perbankan yang go public tahun 2010-2012. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif kausal. subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang go public tahun 2010-2012, dan objeknya adalah return

on asset, economic value added, dan market value added. Jenis data yang

diperlukan adalah data kuantitatif yang dikumpulkan dengan menggunakan dokumentasi, dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan return

on asset dan economic value added terhadap market value added, (2) tidak ada

pengaruh positif dan signifikan secara parsial return on asset terhadap market value

added, (3) ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial economic value added

terhadap market value added.

Kata kunci: economic value added, market value added, return on asset Abstract

This researchaims to know and analyze the simultaneous effect and partial effect of

return on asset and economic value added to market value added of the banking

companies go public in 2010-2012. This research is conducted using quantitative method. The subject in this research are the banking companies that go public from year 2010 – 2012, and the object is return on asset, economic value added, and market value added. The type of data needed is quantitative data which was collected using documentation technique, and analyzed using multiple linear regression analysis. The results showed that (1) there is a positive and significant effect simultaneously return on assets and economic value added to the market value added, (2) in partial, return on assets does not effect on market value added, (3) in partial, economic value added positive effect on market value added.

Keywords : economic value added, market value added, return on asset PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi sekarang ini

berimbas pada perkembangan dunia

usaha, seperti terlihat semakin banyaknya perusahaan yang muncul di masyarakat.

Setiap perusahaan bertujuan untuk

mencapai laba semaksimal mungkin atau setinggi-tingginya. Sehubungan dengan hal

tersebut diperlukan manajemen keuangan

untuk menganalisis hasil operasional

perusahaan dan keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam satu periode.

Bank merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam

(2)

bidang keuangan. Bank memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian Negara. Alasan mengapa kinerja keuangan bank harus senantiasa dianalisis adalah untuk mengetahui tingkat kesehatannya dan menentukan arah kebijakan strategi bank dimasa yang akan datang. Evaluasi

kinerja keuangan suatu perusahaan,

khususnya yang bergerak dibidang jasa perbankan bukanlah suatu hal sederhana. Evaluasi yang objektif dibutuhkan dalam mengukur informasi keuangan sehingga diharapkan mampu memberikan petunjuk mengenai kondisi perusahaan khususnya

perbankan secara keseluruhan.

Perhitungan rasio keuangan sebagai

evaluasi kinerja keuangan suatu

perusahaan memiliki kelemahan, yakni cenderung tidak memperhitungkan biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui

apakah suatu bank telah berhasil

menciptakan suatu nilai atau tidak.

Konsep EVA muncul untuk

memperbaiki adanya kelemahan pada

analisis rasio. Utama (1997: 11)

menyatakan bahwa analisis EVA yang

digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan mempunyai dampak

yang baik bagi perusahaan yaitu

menyebabkan perusahaan menjadi lebih memperhatikan kebijakan struktur modal, selain itu investor dapat mengetahui laba perusahaan dan kemampuan perusahaan tersebut memberdayakan modalnya.

Menurut Puspitawati (2010: 5) MVA merupakan seberapa kemakmuran yang telah dicapai atau dihilangkan oleh suatu perusahaan. MVA merupakan indikator dalam meningkatkan kekayaan pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan

secara umum. Budiharti (2006)

menyatakan bahwa “EVA erat kaitannya dengan MVA. Bila Nilai EVA yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dimana penciptaan nilai tersebut akan tercermin pada MVA yang tinggi”. Penelitian yang dilakukan Primadia (2011), Airlangga

(2009), dan Ulfayani (2008)

me-ngemukakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara EVA dengan MVA yang bertentangan dengan penelitian dari Koes (2007) yang mengemukakan bahwa EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap MVA.

Berdasarkan studi pendahuluan pada Statistik Indonesia Stock Exchange (IDX) mengenai kondisi keuangan perbankan di Indonesia yang Go Public periode 2010-2012 menunjukkan sejumlah bank Go

Public mengalami perkembangan ROA

menurun yaitu Bank Agroniaga dari nilai ROA 1.84% pada tahun 2010, menurun 0.87% menjadi 0,97% tahun 2012, Bank Mutiara dari nilai ROA 2,02% pada tahun 2010 menurun 1,07% menjadi 0,95% tahun 2012, Bank QNB Kesawan dari nilai ROA 0,16% pada tahun 2010 menurun 0,9% menjadi -0,74% tahun 2012, Bank Permata dari nilai ROA 1,68% pada tahun 2010 menurun 0,25% menjadi 1,43% tahun 2012, Bank Himpunan Saudara 1906 dari nilai ROA 2,51% pada tahun 2010 menurun 0,41% menjadi 2,10% tahun 2012, Bank Tabungan Negara dari nilai ROA 1,83% pada tahun 2010 menurun 0,15% menjadi 1,68% tahun 2012, terakhir Bank Artha Graha Internasional dari nilai ROA 0,69% pada tahun 2010 menurun 0,45% menjadi 0,24% tahun 2012. Menurut Bringham dan Houston (dalam Primadia, 2011) bahwa bila ditinjau dari rasio keuangan tersebut belum

cukup untuk memberikan informasi

mengenai penciptaan kekayaan serta nilai perusahaan terkait modal yang dipakai, sehingga belum dapat diketahui apakah telah berhasil menciptakan nilai tambah atau nilai pasar atas biaya modal yang digunakannya dalam menjalankan kegiatan usahanya. Teori tersebut betentangan dengan Penelitian dilakukan Airlangga (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor, sehingga berpengaruh terhadap MVA.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: (1) Apakah ada pengaruh simultan ROA dan

EVA terhadap MVA pada perusahaan

perbankan go public tahun 2010 – 2012?; (2) Apakah ada pengaruh parsial ROA

terhadap MVA pada perusahaan perbankan

go public tahun 2010 – 2012?; (3) Apakah

ada pengaruh parsial EVA terhadap MVA

pada perusahaan perbankan yang go public tahun 2010 – 2012.

Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang

(3)

bermanfaat bagi pengembangan ilmu

dalam bidang Manajemen Keuangan

khususnya mengenai analisis pengaruh ROA dan EVA terhadap MVA. Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dalam menilai kinerja keuangan sehingga investor dapat mengetahui laba perusahaan khususnya perusahaan perbankan dan kemampuan perusahaan tersebut dalam memperdaya -kan modalnya.

Anonim (Rindjin, 1998) UU Nomor 10 tentang perubahan atas UU Nomor 7

Tahun 1992 tentang perbankan

didefinisikan “bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

“Rasio keuangan adalah rasio yang menggambarkan mathematical relationship

(hubungan atau perimbangan) antara

jumlah tertentu dengan jumlah lainnya pada laporan keuangan” (Primadia, 2011: 15).

Penggunaan rasio keuangan akan

menjelaskan dan memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan serta posisi keuangan perusahaan. Dalam Keown et al (2001) bahwa Rasio keuangan akan

memberikan kemudahan bagi para

pemakainya untuk mengetahui posisi dan

kegiatan perusahaan dari hasil

perbandingan yang ada pada rasio yaitu dengan persentase atau angka-angka yang ditunjukan dalam rasio keuangan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan rasio dari profitabilitas yaitu ROA. Pemilihan ROA ini didasarkan pada kerelevanannya dengan

peningkatan aset perusahaan,

kerelatifannya dengan EVA, MVA dan keterkaitanya terhadap kinerja perbankan. Selain itu, rasio ini juga dijadikan standar

pembanding yang dipublikasikan oleh

setiap bank sebagai acuan dalam menilai keuannganya.

Menurut Dendrawijaya (2005) ROA

digunakan untuk mengukur efektifitas

perusahaan didalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva/ aset yang dimilikinya. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan. Jadi besarnya laba

merupakan ukuran pokok keberhasilan perusahaan. Berdasarkan Surat Edaran BI Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 (dalam www.bi.go.id) besar ROA dapat dirumuskan sebagai berikut.

Return On Assets (ROA) =

Kelebihan dan kekurangan rasio keuangan menurut Brigham dan Houston (dalam Primadia, 2011) antara lain: (1)

Rasio keuangan mudah dalam

perhitungannya, (2) Rasio keuangan dapat digunakan untuk membantu menganalisis, mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan, (3) Rasio keuangan dapat digunakan untuk melihat efisiensi, risiko dan prospek pertumbuhan perusahaan, (4) Rasio keuangan dapat digunakan untuk

membantu menentukan kemampuan

perusahaan membayar hutang, sedangkan kekurangan rasio keuangan antara lain: (1)

Rasio keuangan lebih berguna bagi

perusahaan kecil dibandingkan perusahaan multidivisi, (2) Faktor-faktor musiman dapat mendistorsi analisis rasio keuangan, (3) Perusahaan dapat mengunakan “Window

Dressing” untuk membuat laporan

keuangan nampak lebih baik, (4) Praktek akuntansi yang berbeda dapat mendistorsi perbandingan, (5) Sangat sulit untuk

menyamaratakan apakah suatu rasio

tertentu “baik” atau “buruk”, (6) Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa yang kelihatan “bagus” yang lainnya kelihatan “buruk”, yang membuat sulit untuk menyatakan apakah perusahaan tersebut

kuat atau lemah. (7) Tidak

memperhitungkan biaya modal.

“EVA merupakan laba operasi setelah pajak (after tax operating income) dikurangi dengan total biaya modal (Total

cost of capital), dan EVA juga merupakan

indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi” (Utama, 1997: 10). Menurut Rousana (1997: 18) “EVA secara sederhana dapat didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal (cost of capital) dari seluruh

modal yang dipergunakan untuk

meghasilkan laba”. EVA menurut Bakar (2010: 21) “pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur nilai tambah ekonomis

(4)

suatu perusahaan yang memperhitungkan biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted

Average Cost of Capital) atas investasi

yang ditanam".

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan EVA adalah suatu alat penilaian kinerja keuangan yang merupakan selisih dari laba operasi bersih setelah pajak (net operating profit after tax) dikurangi biaya modal (cost capital) dimana bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) dari modal yang telah ditanamkan oleh pemegang saham.

Menurut Ardiani Ika S (2008) nilai EVA yang dihasilkan dari perhitungan EVA sangat membantu dalam pertimbangan keputusan manajemen. EVA dapat bernilai positif, negatif dan nol, yang artinya adalah sebagai berikut. (1) EVA > 0 (positif) berarti tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih besar daripada biaya modalnya atau berarti perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah; (2) EVA = 0 (impas) berarti semua laba yang dihasilkan perusahaan digunakan untuk membayar kewajiban kepada investor baik kreditor maupun pemegang saham; (3) EVA < 0 (Negatif) berarti nilai perusahaan berkurang karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal atau berarti

perusahaan gagal menciptakan nilai

tambah yang dituntut investor.

Endri (2008) menyatakan peng-gunaan metode EVA mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: (1) EVA sangat

bermanfaat untuk digunakan sebagai

penilai kinerja perusahaan yang fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation), (2) EVA dapat

menjadikan perusahaan lebih

memperhatikan kebijaksanaan struktur

modalnya karena EVA memperhitungkan biaya modal, (3) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya. Sedangkan kekurangan yang terdapat dalam metode EVA menurut Endri (2008) antara lain: (1) EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tertentu, padahal

nilai suatu perusahaan merupakan

akumulasi selama seumur hidup

perusahaan, (2) Secara praktis EVA belum dapat diterapkan dengan mudah karena proses perhitungannya EVA memerlukan

estimasi atas biaya modal yang yang relatif agak sulit dilakukan dengan tepat terutama untuk perusahaan yang belum go public.

“MVA adalah kenaikan nilai pasar perusahaan dari modal perusahaan diatas modal yang disetor pemegang saham” (Sartono, 2001). Menurut Ulfayani (2008: 43) “MVA sebagai single measure yang paling pas untuk menilai sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemegang saham. Dengan kata lain bila perusahaan menginginkan

nilai perusahaannya meningkat maka

perusahaan harus meningkatkan sebesar mungkin MVA-nya”. Mardiah dkk (2006:

100) menyatakan “Market Value Added

(MVA) merupakan selisih antara Market

Value Of Capital dengan Book Value Capital. Sehingga MVA dapat dikatakan

sebagai total economic surplus

perusahaan”. Primadia (2011: 19)

menambahkan “MVA merupakan selisih

antara nilai pasar dengan modal yang diinvestasikan oleh para investor. MVA dipandang sebagai ukuran untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dan bank

dalam memberikan kekayaan bagi

investornya”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa MVA

merupakan pengukuran kekayaan

perusahaan yang diciptakan untuk investor dimana, MVA adalah selisih antara nilai

pasar perusahaan dengan modal

keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan.

MVA bisa bernilai positif atau negatif, dengan arti masing-masing nilai tersebut sebagai berikut (Mardiah dkk., 2006). (1) MVA positif (> 0), berarti pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham menjadi bertambah; (2) MVA negatif (< 0) berarti pihak manajemen telah menurunkan kekayaan perusahaan dan

kekayaan pemegang saham menjadi

berkurang.

Menurut (Budiharti, 2006) kelebihan penggunaan MVA di antaranya adalah MVA dapat mencerminkan keputusan pasar

mengenai bagaimana manajer suatu

perusahaan sukses meningkatkan kinerja

perusahaan dengan menginvestasikan

(5)

kepadanya. Menurut Primadia (2011) bahwa MVA secara konseptual sebagai tolok ukur kinerja juga memiliki beberapa

kelemahan, antara lain: (1) MVA

merupakan pengukuran kekayaan periodik pemegang saham sehingga tidak dapat mengukur kinerja pada tingkat divisi, (2) Untuk suatu periode waktu tertentu, tidak memberikan solusi peningkatan penciptaan kekayaan pemegang saham, (3) MVA mengabaikan kesempatan biaya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan, (4) Pengukuran MVA gagal memperhitungkan

uang kas pada masa lalu kepada

pemegang saham.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang telah go public tahun 2010 – 2012 dan objek penelitiannya adalah ROA, EVA, dan MVA. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

kuantitatif. Data dikumpulkan dengan

pencatatan dokumen dan dianalisis dengan analisis regresi linear berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Ringkasan hasil pengolahan data

menggunakan analisis regresi linier

berganda seperti nampak pada Tabel 01

Tabel 01 : Ringkasan Hasil pengolahan data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 19.0

Parameter Koefisien P-Value α = 0,05 Keputusan Simpulan

Ryx1x2 0,938 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh

simultan ROA (X1)dan EVA

(X2)terhadap MVA (Y)

R2yx1x2 0,880 0,000 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh simultan

ROA (X1)dan EVA (X2)

terhadap MVA (Y)

Pyx1 0,001 0,995 0,05 Menerima

Ho

Tidak ada hubungan pe-ngaruh parsial dari ROA ( X1) dengan EVA (X2)

P2yx1 0,000001 - - - Menunjukan besarnya

sum-bangan pengaruh parsial dari ROA ( X1) dengan EVA

(X2)

Pyx2 0,888 0,000 0,05 Menolak Ho ada hubungan pengaruh

parsial dari EVA (X2) dengan

MVA (Y)

P2x2 0,789 - - - Menunjukan besarnya

sum-bangan pengaruh parsial dari EVA (X2)dengan MVA

(Y)

α -2046,193 0,05 Tidak

Signifikan

Tidak bisa memprediksi

β1 2754,157 0,995 0,05 Tidak

Signifikan

Tidak bisa memprediksi

β2 9,762 0,000 0,05 Signifikan bisa memprediksi

(6)

Hasil analisis regresi pada Tabel 01 menunjukkan bahwa variabel ROA dan EVA secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public tahun

2010-2012 karena p-value < 0,05.

Temuan ini memberikan implikasi bahwa ROA dan EVA secara bersama-sama

berpengaruh terhadap MVA pada

perusahaan perbankan go public. Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa hubungan pengaruh dari ROA dan EVA terhadap MVA yaitu sebesar 0,938 (93,8%) dengan besarnya sumbangan pengaruh dari ROA dan EVA terhadap MVA sebesar 0,880 (88%), sedangkan 12% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini. Variabel lain yang

mempengaruhi MVA, seperti faktor mikro ekonomi, yaitu inflansi, nilai tukar (kurs), dan suku bunga (Budiharti, 2006).

Berdasarkan Tabel 01 dapat dilihat bahwa ROA memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap MVA

karena p-value > 0,05. hubungan

pengaruh parsial ROA terhadap MVA yaitu

0,001 (0,1%), dengan besarnya

sumbangan pengaruh dari ROA terhadap MVA yaitu 0,000001 (0,0001%).

Berdasarkan Tabel 01 dapat dilihat bahwa EVA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap MVA

karena p-value < 0,05. hubungan

pengaruh parsial EVA terhadap MVA yaitu

0,888 (88,8%), dengan besarnya

sumbangan pengaruh dari ROA terhadap MVA yaitu 0,789 (78,9%).

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan

yang telah dilakukan dengan bantuan program SPSS diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada Tabel 01 di atas, menunjukan bahwa ROA dan EVA secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap MVA pada perusahaan

perbankan go public tahun 2010-2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Frida Primadia (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki rasio-rasio keuangan dan nilai EVA yang semakin baik maka dapat menjadi nilai tambah dalam penilaian kinerja keungan perusahaan oleh investor,

sehingga dapat menjadi kekuatan

perusahaan dalam tawar menawar harga saham yang terbentuk di pasar nantinya. Semakin baik (kuat) posisi tawar menawar perusahaan di pasar maka semakin baik harga saham terbentuk, dalam hal ini semakin tinggi harga saham perusahaan,

maka akan mempengaruhi harga

peningkatan nilai MVA. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan penelitian yang dilakukan oleh Airlangga (2009) yang menyimpulkan bahwa secara simultan ROA dan EVA berpegaruh positif dan signifikan terhadap MVA.

Berdasarkan hasil perhitungan uji

statistik menunjukkan bahwa ROA

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhdap MVA. Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh Airlangga (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi

Return on Asset (ROA), kinerja

perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan

daya tarik perusahaan menjadikan

perusahaan tersebut makin diminati

investor. Hal ini berdampak harga saham perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat dan berpengaruh

terhadap MVA. Namun pada

kenyataannya teori ini tidak berlaku pada perusahaan perbankan yang go public. Alasan menolak teori ini dikarenakan pada kenyataanya ketika ROA perusahaan perbankan yang go public menurun ataupun meningkat maka tidak akan mempengaruhi besar ataupun kecil nilai MVA. Hal ini didukung teori yang dikemukakan Bringham dan Houston

(dalam Primadia, 2011) menyatakan

bahwa bila ditinjau dari rasio-rasio

keuangan tersebut belum cukup untuk

memberikan informasi mengenai

penciptaan kekayaan serta nilai

perusahaan terkait modal yang dipakai, sehingga belum dapat diketahui apakah telah berhasil menciptakan nilai tambah atau nilai pasar atas biaya modal yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Lebih lanjut teori ini juga didukung teori yang dikemukakan De Wet (dalam Rina Ulfayani, 2008) menyatakan

bahwa “rasio keuangan termasuk

(7)

pengukuran penciptaan nilai pemegang saham belum mempertimbang -kan biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui

apakah suatu perusahaan telah

menciptakan nilai tambah atau belum”. Berdasarkan hasil perhitungan uji

statistik menunjukkan bahwa EVA

berpengaruh positif dan signifikan terhdap MVA. Hasil penelitian ini mendukung teori Brigham dan Houston (dalam Anisa Tamban, 2012: 38) menyatakan bahwa

EVA dan MVA terdapat suatu hubungan

tetapi hubungan tersebut bukanlah

merupakan suatu hubungan langsung. Jika sebuah perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA yang negatif maka nilai MVA-nya kemungkinan juga akan negatif dan begitu pula sebaliknya jika terdapat sejarah akan nilai-nilai EVA yang positif.

Namun begitu, harga saham yang

merupakan unsur utama dari perhitungan MVA, lebih tergantung pada ekspektasi kinerja di masa mendatang daripada suatu kinerja historis. Oleh sebab itu, sebuah perusahaan dengan sejarah nilai EVA yang negatif dapat saja memiliki nilai MVA yang positif, asalkan para investornya

mengharapkan terjadinya suatu

perubahan dimasa mendatang.Teori ini didukung juga oleh teori Stren Stewart

(dalam Rina Ulfayani, 2008) menyatakan bahwa “EVA merupakan alat ukur kinerja keuangan yang tepat untuk menentukan pertambahan nilai perusahaan (Market

Value Added)”. Dari hasil penelitian ini

pula mendukung hasil penelitian dari Airlangga (2009), Rina Ulfayani (2008), dan Primadia (2011) yang menyimpulkan bahwa EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA, tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Koes A Windyarti (2007) yang menyimpulkan bahwa EVA tidak mempunyai pengaruh terhadap MVA.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dari pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. (1) Secara simultan, ada pengaruh positif dan signifikan dari ROA dan EVA

terhadap MVA pada perusahaan

perbankan go public periode tahun 2010

2012. Hal ini berarti Return on Asset

(ROA) dan Economic Value Added (EVA) secara serempak berperan dalam upaya meningkatkan MVA pada perusahaan perbankan go public periode tahun 2010 – 2012; (2) Secara parsial, ada pengaruh positif dan tidak signifikan dari ROA

terhadap MVA pada perusahaan

perbankan go public periode tahun 2010 – 2012; (3) Secara parsial, ada pengaruh positif dan signifikan EVA terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public periode tahun 2010 – 2012.

Saran yang dapat disampaikan

berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan adalah : (1) Dalam menilai kinerja suatu perusahaan bank sebaiknya menggunakan metode EVA daripada

rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio

keuangan yang baik belum tentu

mencerminkan kondisi perusahaan yang baik juga karena rasio-rasio keuangan tidak memperhitungkan biaya modal. Sedangkan dengan menggunakan metode

EVA, akan dapat mengetahui nilai

sebenarnya yang diciptakan oleh manajer

karena EVA dalam perhitungannya

memperhitungkan biaya modal; (2)

Kepada peneliti, khususnya yang berminat meneliti pengaruh ROA dan EVA terhadap

MVA disarankan untuk menambah

variabel-variabel lain yang mempengaruhi MVA agar mendapatkan hasil yang lebih

relevan dan lebih baik, dan juga

memperpanjang periode pengamatan

penelitian sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

Airlangga. 2009. Analisis Pengaruh

Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) Terhadap Market Value Added (MVA) pada

Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Skripsi-S1.

Universitas Pembangunan

Nasional.

Bakar, Abu. 2010. Analisis Perbandingan

Kinerja Perusahaan

Telekomunikasi dengan

mengunakan EVA, REVA, FVA, dan MVA. Jurnal Rekayasa. Institut

(8)

Teknologi Nasional Bandung, Volume 14, No.1: 19-27.

Budiharti, Lusi .2006. Analisis Kinerja

Keuangan PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk

2004-2005 (Pengaruh Rasio-rasio

Keuangan terhadap Economic

Value Added-EVA dan Pengaruh

EVA terhadap Market Value

Added-MVA). Skripsi S-1. Institut

Pertanian Bogor.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen

Perbankan, Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Endri. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Mengunakan Rasio-rasio Keuangan Dan Economic Value Added (Studi Kasus: PT. Bank

Syariah Mandiri). Jurnal

Manajemen. STIE Perbanas. Vol.

13 No. 1: 158-170.

Keown et al. 2001. DAsar-dasar

Manajemen Keuangan. Buku 1, Edisi Ketujuh, Jakarta: Salemba

Empat.

Lampiran Surat Edaran BI Nomor

13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Diperoleh 2 Desember 2013, dari

http://www.bi.go.id/NR/CFC2/SENo

13_24_DPNP.pdf

Mardiah, Sugiarto dan Siagian. 2006. Analisis Kinerja Bank Pemerintah Dan Bank Swasta Dengan Metode EVA Dan MVA Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi. Institut Bisnis Dan Informatika Indonesia, Vol. 6 No. 01: 97-104.

Primadia, Frida. 2011. Kajian Kinerja

Keuangan Pada PT Bank

Internasional Indonesia, Tbk

Periode 2004-2009. Skripsi S-1.

Institut Pertanian Bogor.

Puspitawati, Lilis. 2010. Economic Value Added (EVA) : Konsep Baru Untuk Mengukur Laba Ekonomi Suatu

Perusahaan. Jurnal Akuntansi.

UNIKOM, Vol. 8 No. 01: 3-10

Rindjin, Ketut. 2003. Pengantar

Perbankan Dan Lembaga

Keuangan Bukan Bank, Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama. Rousana, M. 1997. Memanfaatkan EVA

Untuk Menilai Perusahaan Di

Pasar Modal Indonesia. Majalah

Usahawan, April No. 04: 10-13

Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan

Teori dan Aplikasi, Yogya : BPFE.

Ulfayani, Rina. 2008. Pengaruh Economic

Value Added dan Rasio

Profitabilitas Terhadap Market

Value Added (Studi Kasus

Perusahaan Terdaftar di Jakarta

Islamic Index). Skripsi S-1.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Utama, Shidarta. 1997. Economic Value Added: Pengukuran Penciptaan

Nilai Perusahaan. Majalah

Usahawan, April No. 04: 10-14

Windyarti, A Koes. 2007. Analisis

Pengaruh Economic Value Addded Terhadap Market Value Added Pada 20 Emiten Teraktif Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2005.

Jurnal Akuntansi. Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini berisi tentang Website Wisata Kuliner Kota Bogor yang menampilkan informasi berisi sejarah, pendiri, tempat dan macam-macam makanan yang sudah dikenal dan

Based on Wilcoxon signed rank test method, the probability value is 0,0020, the analysis of difference of return variable is lower than 0,05 so that it can be concluded that the

[r]

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang

Customer value adalah penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dana apa yang diberikan, Promosi

Kami sebelumnya telah melaksanakan audit, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan lnstitut Akuntan Publik lndonesia, atas laporan posisi keuangan konsolidasian

[r]

Dalam rangka pengelolaan likuiditas serta mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi kebutuhan cash flow, bank melakukan kontrol dengan melakukan