• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis Tahun i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Strategis Tahun i"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

i

i

K

K

A

A

T

T

A

A

P

P

E

E

N

N

G

G

A

A

N

N

T

T

A

A

R

R

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

uji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua dan dengan izinNya telah dapat kami susun Rencana Strategis Inspektorat Aceh Tahun 2012-2017 ini.

Rencana Strategis Inspektorat Aceh Tahun 2012-2017 disusun sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang antara lain menyatakan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun rencana stratregis, yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJM Aceh dan bersifat indikatif.

Renstra Inspektorat Aceh tahun 2012-2017 sebagai salah satu instrumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), merupakan sarana dan langkah awal pengukuran kinerja Inspektorat Aceh yang pelaksanaannya nanti akan dipertanggungjawabkan kepada Gubernur Aceh terutama mengenai keberhasilan maupun kegagalannya.

Semoga Renstra ini menjadi pedoman bagi seluruh aparatur Inspektorat Aceh dalam upaya mencapai Visi Inspektorat Aceh dan mendorong terwujudnya Visi Pemerintah Aceh.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung tersusunnya Renstra ini semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pembangunan menuju masa depan Pemerintah Aceh yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Banda Aceh, Maret 2014 INSPEKTUR ACEH

SYAHRUL, SE.M.Si PEMBINA TINGKAT I NIP 19641231 199403 1 055

(3)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

ii

ii

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

I

I

S

S

I

I

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii Bab I Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Landasan Hukum ... 2

C. Maksud dan Tujuan ... 5

D. Kedudukan dan Peranan Renstra Inspektorat Aceh dalam Perencanaan Daerah ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

Bab II Gambaran Pelayanan Inspektorat Aceh ... 8

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Inspektorat Aceh ... 8

B. Sumber Daya Inspektorat Aceh ... 15

C. Kinerja Pelayanan Inspektorat Aceh ... 16

D. Tantangan dan Peluang Pembangunan Pelayanan Inspektorat Aceh ... 16

Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi ... 19

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Inspektorat Aceh ... 20

B. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 20

C. Telaahan Renstra Kementerian Dalam Negeri ... 21

D. Penentuan Isu-isu Strategis ... 21

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan ... 23

A. Visi ... 23

(4)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

iii

iii

C. Tujuan ... 25 D. Sasaran ... 26 E. Strategi ... 28 F. Kebijakan ... 29

Bab V Rencana Program ,Kegiatan, Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif ... 34

A. Rencana Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja ... 34

B. Pendanaan Indikatif ... 40

Bab VI Indikator Kinerja Inspektorat Aceh yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMA ... 43 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(5)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

1

1

B

Ba

ab

b

I

I

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

A. LATAR BELAKANG

esuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka setiap Daerah wajib menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah dimaksud meliputi;

(a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJP Aceh) untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah;

(b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Gubernur Aceh;

(c) Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) yang merupakan penjabaran dari RPJM Aceh untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Setiap Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) menyusun perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Inspektorat Aceh sebagai SKPA juga menyusun rencana stratregis yang selanjutnya disebut Renstra Inspektorat Aceh. Renstra Inspektorat Aceh memuat visi, misi, tujuan,sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, yang berpedoman pada RPJM Aceh dan bersifat indikatif. Renstra Inspektorat Aceh dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Inspektorat Aceh (Renja Inspektorat Aceh) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pengawasan, yang dilaksanakan oleh Inspektorat Aceh.

Dalam rangka memenuhi berbagai ketentuan berupa Undang-undang, Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri dan peraturan lainnya yang terkait dengan kebijakan pengawasan Inspektorat Aceh sebagai salah satu Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) telah menyusun

(6)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

2

2

Renstra Inspektorat Aceh tahun 2012-2017. Renstra Inspektorat Aceh disusun untuk mewujudkan visi, misi, dan program Gubernur Aceh terpilih. Visi, misi dan program Gubernur Aceh terpilih menjadi acuan utama dalam penyusunan Renstra Inspektorat Aceh.

Berdasarkan uraian diatas, Inspektorat Aceh sebagai salah satu unsur Pemerintah Aceh wajib menyusun Rencana Strategis SKPA, yang selanjutnya disingkat Renstra Inspektorat Aceh Tahun 2012-2017 sesuai pedoman yang berlaku.

B. Landasan Hukum

Dalam penyusunan Renstra Inspektorat Aceh ini, peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum, adalah :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan undangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Aceh; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

(7)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

3

3

6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

7. Peraturan Pemerintah No 106 Tahun 2000, tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Rebublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia Nomor 4575);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Rebublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia Nomor 4576);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Rebublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standart Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Rebublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia Nomor 4585);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Rebublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia Nomor 4614);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

(8)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

4

4

2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Jabatan Kepala Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;

22. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M/PPN/2010, Nomor 95/PMK.07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

(9)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

5

5

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

24. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;

25. Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pemberdayaan Badan Pengawasan Provinsi NAD;

26. Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Inspektorat Aceh, Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah serta Kantor Penghubungan Pemerintah Aceh Provinsi NAD.

C. Maksud dan Tujuan

Renstra Inspektorat Aceh Tahun 2012-2017 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah dan menjadi acuan resmi para pemangku kepentingan terkait dalam kurun waktu lima tahun dengan tujuan sebagai berikut:

a. Memberikan arah kebijakan sekaligus acuan kerja bagi Inspektorat Aceh dalam mendukung terwujudnya visi, misi dan program Gubernur Aceh periode 2012-2017.

b.Memberikan pedoman dalam penyusunan Renja Inspektorat Aceh dalam kurun waktu lima tahun ke depan, terutama dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan.

c. Memberikan indikator untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja pelayanan Inspektorat Aceh.

D. Kedudukan dan Peranan Renstra Inspektorat Aceh dalam

Perencanaan Daerah

Rencana Strategis Inspektorat Aceh 2012-2017 disusun sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

(10)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

6

6

Pemerintahan Daerah, yang antara lain menyatakan bahwa Inspektorat Aceh menyusun rencana stratregis, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pengawasan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJM Aceh dan bersifat indikatif.

Renstra Inspektorat Aceh dijabarkan dalam bentuk Renja Inspektorat Aceh yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Aceh. Dengan demikian, Renstra Inspektorat Aceh itu menjadi dasar dalam penyusunan Renja Inspektorat Aceh yang bersifat tahunan, yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran daerah.

Kedudukan dan hubungan dokumen Renstra Inspektorat Aceh dengan dokumen perencanaan lainnya secara lengkap dapat dilihat dalam gambar 1.

Gambar 1.

Hubungan Renstra Inspektorat Aceh dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

HUBUNGAN ANTARA RPJPD, RPJMD,

RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA ANGGARAN

RPJM ACEH 2012-2017 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) APBD Rencana Strategis Inspektorat Rencana Kerja Inspektorat Rencana Kerja Anggaran-Inspektorat 5 Tahun 1 Tahun 1 Tahun RPJPD (2005-2025) PERATURAN KEPALA DAERAH

RAPBD Dokumen PelaksanaanAnggaran (DPA) VISI DAN MISI

KEPALA DAERAH

E. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Inspektorat Aceh 2012-2017 ini disusun dengan sistematika penyusunan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, kedudukan dan peranan Renstra Inspektorat Aceh dalam perencanaan daerah, dan sistematika penulisan

(11)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

7

7

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT ACEH

Berisi tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya Inspektorat Aceh, kinerja pengawasan Inspektorat Aceh serta tantangan dan peluang pengembangan Inspektorat Aceh.

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bab ini menjelaskan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Inspektorat Aceh sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, serta gambaran tentang isu-isu dan permasalahan yang mendesak yang harus diselesaikan oleh Inspektorat Aceh terutama permasalahan dan kebutuhan sumber daya manusia yang ahli dibidang pengawasan.

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Berisi rumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang akan dijalankan Inspektorat Aceh selama kurun waktu lima tahun mendatang.

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Berisi program dan kegiatan, serta pagu indikatif dan indikasi sumber pendanaan.

BAB VI. INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT ACEH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMA

Bab ini menunjukkan sasaran RPJMA yang terkait dengan Tupoksi Inspektorat Aceh tolok ukur kinerja hasil yang digunakan, dan program-program Inspektorat Aceh yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran RPJMA tersebut.

(12)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

8

8

B

Ba

ab

b

II

I

I

G

G

A

A

M

M

B

B

A

A

R

R

A

A

N

N

P

P

E

E

L

L

A

A

Y

Y

A

A

N

N

A

A

N

N

I

I

N

N

S

S

P

P

E

E

K

K

T

T

O

O

R

R

A

A

T

T

A

A

C

C

E

E

H

H

A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

INSPEKTORAT ACEH

Struktur organisasi Inspektorat Aceh diatur dalam Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Pemerintah Aceh, berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Inspektorat Aceh mempunyai tugas pokok di bidang pengawasan terhadap hal-hal sebagai berikut:

1. Melaksanakan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota;

2. Menyelenggarakan pengawasan pemerintahan di daerah provinsi;

3. Menyelenggarakan pembinaan pengawasan pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Inspektorat Aceh mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Inspektorat;

2. Penyusunan Program Kerja Tahunan, Jangka Menengah dan Jangka Panjang;

3. Perencanaan Program Pengawasan;

4. Pembinaan fungsional auditor/P2UPD Kabupaten/Kota; 5. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

6. Pelaksanaan pemeriksaan/pengawasan.

Dalam rangka mewujudkan tugas pokok dan fungsi-fungsi tersebut Inspektorat Aceh mempunyai kewenangan yang dapat dilakukan, yaitu:

(13)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

9

9

1. Merumuskan kebijakan teknis pengawasan fungsional;

2. Melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota;

3. Mengkoordinasikan penyusunan rencana pengawasan atas

penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten/Kota;

4. Melakukan Pembinaan terhadap Inspektorat Kabupaten/Kota;

5. Melakukan pemeriksaan atas laporan/pengaduan masyarakat mengenai dugaan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan aparat pemerintah di lingkungan Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota; 6. Melakukan pengusutan atas dugaan adanya korupsi, kolusi dan

nepotisme;

7. Melakukan reviu atas laporan keuangan dan kinerja Pemerintah Aceh; 8. Melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan tugas Bupati/Walikota yang

berakhir masa jabatannya;

9. Melakukan evaluasi atas laporan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Aceh;

10. Melakukan penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten/Kota;

11. Melakukan evaluasi atas hasil pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional Kabupaten/Kota;

12. Memberikan pelayanan administrasi untuk kelancaran pelaksanaan pengawasan.

Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, susunan organisasi dan struktur organisasi Inspektorat Aceh adalah adalah sebagai berikut :

Susunan Organisasi a. Inspektur;

b. Sekretariat, yang terdiri dari : 1) Sub Bagian Umum;

2) Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3) Sub Bagian Keuangan;

c. Inspektur Pembantu Bidang Keuangan; d. Inspektur Pembantu Bidang Perlengkapan; e. Inspektur Pembantu Bidang Aparatur;

(14)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

10

10

f. Inspektur Pembantu Urusan Pemerintahan dan Khusus;

g. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor dan Jabatan Fungsional P2UPD. Tugas pokok dan fungsi Inspektorat Aceh menurut jabatan adalah sebagai berikut:

1. Inspektur

Inspektur mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di kabupaten/kota.

Inspektur melaksanakan tugasnya dengan dibantu : 1) Sekretaris

2) Inspektur Pembantu Keuangan 3) Inspektur Pembantu Perlengkapan 4) Inspektur Pembantu Aparatur

5) Inspektur Pembantu Urusan Pemerintah dan Khusus 2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi, umum, perlengkapan, peralatan, kerumahtanggaan, perpustakaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, hubungan masyarakat, hukum, perundang-undangan, pelayanan administrasi, penyusunan program dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Sekretariat mempunyai fungsi :

(1). Pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumahtangga, barang inventaris, aset/perlengkapan, peralatan, pemeliharaan dan perpustakaan;

(2). Pembinaan kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan serta pelaksanaan hubungan masyarakat; (3). Pengelolaan administrasi keuangan;

(4). Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

(5). Penyusunan rencana anggaran yang bersumber dari APBA, APBN dan sumber lainnya;

(6). Penyusunan rencana strategis, laporan kauntabilitas kinerja dan rencana kinerja inspektorat aceh; dan

(15)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

11

11

(7). Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Inspektur Aceh sesuai tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugasnya Sekretaris membawahi 3 sub bagian, yaitu: (1). Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, rumah tangga, barang inventaris, aset, perlengkapan, peralatan, pemeliharaan dan perpustakaan kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokoler.

(2). Sub Bagian Program dan Pelaporan

Mempunyai tugas melakukan pengumpulan data dan informasi, program kerja tahunan, jangka menengah, jangka panjang, rencana anggaran yang bersumber dari APBA, APBN dan sumber lainnya, rencana strategis, laporan akuntabilitas kinerja dan pelaporan.

(3). Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan, verifikasi, perbendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan di lingkungan Inspektorat Aceh.

3. Inspektur Pembantu Keuangan

Mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap Satuan Kerja Perangkat Aceh, Kabupaten/Kota, badan usaha milik Provinsi dan Kabupaten/Kota di bidang pengelolaan keuangan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektur Pembantu Keuangan mempunyai fungsi :

(1). Perencanaan program pengawasan di bidang Keuangan;

(2). Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan daerah, Keuangan dekonsentrasi dan Keuangan pembantuan; dan

(3). Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Aceh dan Kabupaten/Kota;

(4). Pelaksanaan pengawasan terhadap bantuan keuangan pada badan usaha milik provinsi dan kabupaten/kota;

(16)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

12

12

lainnya di bidang pengawasan keuangan; dan

(6). Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Inspektur Aceh sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Inspektur Pembantu Perlengkapan

Inspektur Pembantu Perlengkapan mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap satuan kerja perangkat aceh, kabupaten/kota, badan usaha milik provinsi dan kabupaten/kota di bidang pengelolaan asset dan kekayaan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektur Pembantu Perlengkapan mempunyai fungsi :

(1). Perencanaan program pengawasan di bidang pengelolaan asset dan kekayaan;

(2). Pelaksanaan pengawasan terhadap tugas-tugas pengelolaan asset dan kekayaan;

(3). Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan asset dan kekayaan satuan kerja perangkat aceh dan kabupaten/kota;

(4). Pelaksanaan pengawasan terhadap asset dan kekayaan pada badan usaha milik provinsi dan kabupaten/kota;

(5). Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pengelolaan asset dan kekayaan; dan

(6). Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Inspektur Aceh sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Inspektur Pembantu Aparatur

Inspektur Pembantu Aparatur mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap satuan kerja perangkat aceh, kabupaten/kota, badan usaha milik provinsi dan kabupaten/kota di bidang pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pendayagunaan aparatur.

Inspektur Pembantu Aparatur mempunyai fungsi:

(1). Perencanaan program pengawasan di bidang Aparatur;

(2). Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pendayagunaan aparatur;

(3). Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pendayagunaan aparatur pada satuan kerja perangkat aceh dan kabupaten/kota;

(17)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

13

13

(4). Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pendayagunaan aparatur pada badan usaha milik provinsi dan kabupaten/kota;

(5). Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pendayagunaan aparatur; dan

(6). Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Inspektur Aceh sesuai dengan tugas dan fungsinya..

6. Inspektur Pembantu Urusan Pemerintahan dan Khusus

Inspektur Pembantu Urusan Pemerintahan dan Khusus mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi, kabupaten/kota dan urusan kekhususan lainnya. Inspektur Pembantu Urusan Pemerintahan dan Khusus mempunyai fungsi:

(1). perencanaan program pengawasan di bidang urusan pemerintahan dan kekhususan;

(2). pelaksanaan pengawasan terhadap urusan pemerintahan dan kekhususan;

(3). pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi, kabupaten/kota dan urusan kekhususan lainnya;

(4). pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi, kabupaten/kota dan urusan kekhususan lainnya; dan

(5). pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Inspektur Aceh sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(18)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

14

Gambar. 2 STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT ACEH INSPEKTUR SEKRETARIAT SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM INSPEKTUR PEMBANTU APARATUR INSPEKTUR PEMBANTU KEUANGAN INSPEKTUR PEMBANTU PERLENGKAPAN

INSPEKTUR PEMBANTU URUSAN PEMERINTAHAN DAN KHUSUS KELOMPOK JABATAN

(19)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

15

15

B. Sumber Daya Inspektorat Aceh

Jumlah pegawai (PNS) pada Inspektorat Aceh sampai dengan tahun 2012 sebanyak 114 orang, Formasi pegawai berdasar jenjang pendidikan sebagaimana tabel II.1 berikut:

Tabel II.1 Formasi Pegawai Inspektorat Aceh berdasarkan Jenjang Pendidikan

NO URAIAN JENJANG PENDIDIKAN (ORANG)

S2 S1 D3 SMA SMP SD JML 1 Golongan IV 9 4 13 2 Golongan III 15 57 6 82 3 Golongan II 2 3 1 1 7 4 Pegawai Honorer 10 1 1 12 J U M L A H 114

Data di atas menunjukkan bahwa SDM dengan jenjang pendidikan S1/S2 berjumlah 95 orang atau 80% dari seluruh pegawai dan ditambah dengan tenaga D3 berjumlah 2 orang atau 1,7%.

Formasi dan Pengisian Jabatan Struktural pada Inspektorat Aceh Tahun 2012 sesuai qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Aceh adalah sebagai berikut:

Tabel II.2 Formasi Pegawai Inspektorat

No. Jabatan/Eselon Kebutuhan

(SOTK) Pengisi Jabatan Keterangan 1. Inspektur / Eselon II 1 1 - 2. Inspektur Pembantu/

Sekretaris / Eselon III 5 5

3. Eselon IV 3 3

4. Fungsional

a. Jabatan Fungsional Auditor b. P2UPD

8 29

-

5. Staf 56

6. Staf Non PNS (Honorer) 12

(20)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

16

16

C. KINERJA PELAYANAN INSPEKTORAT ACEH

Capaian kinerja Inspektorat Aceh dalam kurun waktu 2007-2012 dapat digambarkan sebagai berikut:

1.

Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala target dalam

Renstra 2007-2012 ditetapkan sebanyak 1.257 LHP dan sampai akhir tahun 2012 telah terealisasi sebanyak 976 LHP atau 77,64%.

2.

Kegiatan Pengendalian Kasus pada Wilayah Pemerintahan di Bawahnya

target dalam Renstra 2007-2012 ditetapkan sebanyak 190 kasus pengaduan yang dapat ditangani dan sampai akhir tahun 2012 telah terealisasi sebanyak 125 kasus atau 65,78%.

3.

Kegiatan Inventarisasi Temuan Pengawasan target dalam Renstra

2007-2012 ditetapkan sebanyak 31 Kegiatan dan sampai akhir tahun 2007-2012 telah terealisasi sebanyak 30 kegiatan atau 96,77%.

4.

Kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan target dalam Renstra

2007-2012 ditetapkan sebanyak 6 kegiatan dan sampai akhir tahun 2012 telah terealisasi sebanyak 4 kegiatan atau 66,67%.

5.

Kegiatan Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif target dalam Renstra 2007-2012 ditetapkan sebanyak 24 kegiatan dan sampai akhir tahun 2012 telah terealisasi sebanyak 16 kegiatan atau 66,67%.

D. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGAWASAN INSPEKTORAT ACEH

1.

Analisis Lingkungan Internal

a. Kekuatan (Strong)

 Dengan ditetapkannya Qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam dan Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas pokok dan fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Inspektorat Aceh, memberikan kejelasan mengenai kedudukan, tugas pokok, fungsi, dan wewenang yang menjadi tanggung jawab Inspektorat Aceh.

 Aparat Inspektorat bekerja secara profesional, memiliki integritas, dedikasi dan komitmen yang tinggi.

(21)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

17

17

 Hubungan kerja dan koordinasi yang baik antara pimpinan dan staf Inspektorat sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dan nyaman.

 Tersedianya dana yang cukup untuk melaksanakan fungsi pengawasan pemerintahan daerah.

 Kesiapan SDM dalam melaksanakan tugas tidak terbatas oleh jam kerja yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur.

 Sikap tenggang rasa dari sesama aparat cukup tinggi. b. Kelemahan (Weakness)

 Terbatasnya jumlah SDM Inspektorat untuk melaksanakan tugas-tugas pengawasan

 Terbatasnya kemampuan SDM yang sesuai dengan spesifikasi teknis  Belum tersedianya Standar Operating Prosedur (SOP), pedoman

audit/monitoring/evaluasi/reviu yang baku

2.

Analisis Lingkungan Eksternal

a. Peluang ( Opportunity )

 Kepemimpinan kepala daerah yang visioner, berkomitmen dan berintegritas sehingga menciptakan situasi yang kondusif di Pemerintahan Aceh.

 Penerapan otonomi khusus yang memberikan kewenangan daerah dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.

 Terjadinya hubungan yang harmonis dengan SKPA lain dan juga dengan para stakeholders.

 Tersedianya RPJP Pemerintah Aceh Tahun 2005-2025 yang merupakan arahan bagi pelaksanaan perencanaan pembangunan. b. Ancaman ( Threat )

 Masih terdapat aparat pemerintahan dan juga kelompok masyarakat yang belum memahami arti pentingnya pengawasan.

 Rendahnya kesadaran pejabat SKPA di lingkungan Pemerintah Aceh untuk melakukan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (baik hasil pengawasan Internal maupun Eksternal)

(22)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

18

18

3.

Kondisi yang diinginkan ke depan

Setelah melaksanakan analisis kondisi lingkungan Inspektorat Aceh saat ini, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kondisi yang diinginkan dan proyeksi kedepan Inspektorat Aceh sebagai berikut:

1) Diharapkan meningkatnya jumlah SDM Inspektorat Aceh guna pelaksanaan tugas

2) Diharapkan meningkatnya kemampuan SDM Inspektorat Aceh dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan

3) Diharapkan makin meningkatnya kesadaran pejabat SKPA untuk melakukan tindak lanjut hasil pengawasan

4) Diharapkan tersedianya data base tindak lanjut hasil pengawasan yang mutakhir.

5) Diharapkan laporan hasil pengawasan dapat diterbitkan tepat waktu, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan oleh Gubenur Aceh dan Pemangku kepentingan terkait lainnya.

(23)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

19

19

B

B

ab

a

b

I

II

II

I

I

I

S

S

U

U

-

-

I

I

S

S

U

U

S

S

T

T

R

R

A

A

T

T

E

E

G

G

I

I

S

S

B

B

E

E

R

R

D

D

A

A

S

S

A

A

R

R

K

K

A

A

N

N

T

T

U

U

G

G

A

A

S

S

P

P

O

O

K

K

O

O

K

K

D

D

A

A

N

N

F

F

U

U

N

N

G

G

S

S

I

I

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas daerah/masyarakat di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kinerja dalam jangka panjang. Oleh karena itu, isu-isu strategis harus memenuhi kriteria memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran organisasi.

A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN

TUGAS

POKOK

DAN

FUNGSI

PELAYANAN

INSPEKTORAT ACEH

Pada aspek kelembagaan, Inspektorat Aceh masih terdapat kelemahan, diantaranya:

a. Jumlah personil yang masih terbatas dan belum mencukupi sehingga tidak dapat melaksanakan program dan kegiatan secara maksimal.

b. Inspektorat mempunyai beban tugas yang besar menyangkut pengawasan terhadap pengelolaan keuangan dan efektifitas penggunaan anggaran serta pengawalan terhadap kebijakan pimpinan daerah. Hal tersebut membutuhkan kelembagaan yang kuat disertai dengan kewenangan yang memadai untuk melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Secara umum, permasalahan-permasalahan yang dihadapi Inspektorat untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berikut:

1. Sumberdaya manusia yang ahli di bidang pengawasan (akuntansi dan auditing) masih terbatas.

(24)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

20

20

2. Perubahan aturan pengelolaan keuangan daerah yang cepat

3. Masih terdapat aparat pemerintahan dan juga kelompok masyarakat yang belum memahami arti pentingnya pengawasan.

4. Rendahnya kesadaran pejabat SKPA di lingkungan Pemerintah Aceh untuk melakukan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (baik hasil pengawasan Internal maupun Eksternal)

B. TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Pemerintah Aceh telah menetapkan Visi dan Misi jangka menengah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh Periode 2012-2017 yaitu sebagai berikut:

“ACEH YANG BERMARTABAT SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH

SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI”

Dalam mewujudkan visi Aceh tersebut ditempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan Aceh sebagai berikut:

1. Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga perdamaian yang abadi

2. Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor kehidupan masyarakat

3. Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia

4. Melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan berkelanjutan

5. Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatanSDA

Adapun misi utama Gubernur Aceh yang menjadi fokus Inspektorat Aceh adalah misi pertama yaitu memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang

(25)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

21

21

amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga perdamaian yang abadi, dengan strategis untuk mencapai misi tersebut adalah menciptakan tata kelola pemerintahan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan penguatan sistem kelembagaan yang demokratis, transparan, akuntabel, non-diskriminatif, kooperatif dan kesetaraan. Sedangkan indikator untuk pelaksanaannya adalah fasilitasi penguatan pengawasan keuangan daerah dan pembinaan administrasi anggaran daerah secara transparan dan akuntabel.

C. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Dalam Renstra Kementerian/Lembaga terutama Kementerian Dalam Negeri melalui Inspektorat Jenderal berupaya untuk meningkatkan kapasitas pengawasan di Daerah terutama dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pengawasan di daerah.

Program tersebut dirasakan sangat besar manfaatnya terutama bagi peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pengawasan di Kabupaten/Kota yang sangat minim anggaran untuk melakukan pelatihan-pelatihan.

D. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan hasil evaluasi capaian renstra periode 2005-2010, dan disesuaikan dengan RPJMA 2012-2017 serta tugas pokok dan fungsi Inspektorat Aceh, isu-isu strategis yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Peningkatan Penerimaan Daerah Yang Sangat Signifikan membutuhkan pengawasan yang lebih optimal.

Dengan adanya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA), berdasarkan pasal 183 ayat 2, Pemerintah Aceh mendapatkan dana otonomi khusus selama 20 tahun dengan rincian untuk tahun pertama yaitu mulai tahun 2008 sampai tahun kelima belas besarnya setara dengan 2 persen (dua persen) dari plafon Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional dan untuk tahun keenam belas

(26)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

22

22

sampai dengan tahun kedua puluh setara dengan 1 persen (satu persen) dari plafon Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional. Selain itu penerimaan dana perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan bagi Hasil Bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

2) Pengelolaan keuangan dan aset daerah baik di lingkup pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota di Aceh pada umumnya belum berjalan efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Hal ini tergambar dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap pengelolaan keuangan Provinsi Aceh yang masih dalam kategori Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dengan kata lain, Pemerintah Aceh belum pernah menerima predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

3) Penyelewengan baik dalam bentuk finansial maupun non finansial masih menjadi fenomena besar yang terjadi dalam sistem Pemerintahan mulai dari tingkat nasional sampai dengan daerah. Praktek KKN mengakibatkan tidak efisien dan tidak efektifnya pemanfaatan anggaran pembangunan dan dapat memicu biaya ekonomi tinggi. Disamping itu, praktik KKN juga menyebabkan tidak tepatnya sasaran pembangunan, menimbulkan persaingan tidak sehat sekaligus mematikan kreatifitas dan produktifitas masyarakat dan hasil pembangunan akan berpihak pada kepentingan kelompok tertentu daripada kepentingan masyarakat umum. Hal ini mengakibatkan sasaran dan kualitas pembangunan tidak terealisasi secara maksimal.

4) Tingkat Profesionalisme dan Komitmen Pegawai dalam rangka mewujudkan azas tatakelola pemerintahan yang akuntabel masih perlu ditingkatkan terus menerus karena keberhasilan penatakelolaan birokrasi daerah yang disinkronkan dengan kebijakan reformasi birokrasi oleh pemerintah merupakan kunci utama yang harus dilakukan untuk mewujudkan pemerintahan yang akuntabel.

(27)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

23

32

B

Ba

ab

b

I

I

V

V

V

V

I

I

S

S

I

I

,

,

M

M

I

I

S

S

I

I

,

,

T

T

U

U

J

J

U

U

A

A

N

N

,

,

S

S

A

A

S

S

A

A

R

R

A

A

N

N

,

,

S

S

T

T

R

R

A

A

T

T

E

E

G

G

I

I

D

D

A

A

N

N

K

K

E

E

B

B

I

I

J

J

A

A

K

K

A

A

N

N

eiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, Inspektorat Aceh sebagai unit kerja dari Pemerintah Aceh berupaya menciptakan tata pemerintahan yang baik dengan mengacu kepada komitmen bersama yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJPA) Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2012-2017.

A. VISI

Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Visi Pemerintah Aceh sesuai dengan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2012-2017 Daerah yaitu :“Aceh Yang Bermartabat Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki”.

Mengacu pada visi Pemerintah Aceh diatas dan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta menjawab berbagai tuntutan yang berkembang serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka Inspektorat Aceh telah menetapkan visinya untuk tahun 2012 sampai dengan 2017 yaitu:

Visi ini merupakan kesepakatan bersama untuk mewujudkan kondisi dan kompetensi Inspektorat Aceh yang lebih baik dimasa yang akan datang, Pernyataan visi di atas memuat kata kunci Profesional dan Integritas.

Profesional.

Memiliki kapabilitas dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, sesuai dengan standar kompetensi dan profesi.

“Menjadi Pengawas Internal Pemerintah Aceh yang profesional dan berintegritas”.

(28)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

24

32

Integritas

Dapat diandalkan dalam pelaksanaan tugas, dan bekerja dengan penuh integritas dan kejujuran serta memegang teguh kode etik profesi.

B. MISI

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Inspektorat Aceh. Pernyataan misi membawa Inspektorat Aceh kepada suatu fokus dan menjelaskan mengapa Inspektorat Aceh itu ada, apa yang dilakukannya dan bagaimana melakukannya. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh pegawai Inspektorat Aceh dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Inspektorat Aceh, mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh di waktu yang akan datang.

Berangkat dari suatu tekad untuk mewujudkan Visi yang telah dirumuskan, melaksanakan tugas pokok dan fungsi, serta kewenangan yang diamanatkan, maka Inspektorat Aceh menetapkan Misi, sebagai berikut:

Meningkatkan Peran dalam rangka pengawalan

terhadap kebijakan Gubernur Aceh.

Misi Kesatu ini mengandung makna bahwa Inspektorat Aceh sebagai Pengawas Internal Pemerintah Aceh dituntut melaksanakan fungsi pengawasan yang efektif dan senantiasa tanggap (responsif) dalam pengawalan kebijakan Gubernur Aceh serta dapat menyediakan informasi yang akurat dan handal sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan oleh Gubernur Aceh selaku stakeholders.

Pembinaan dan Pengawasan Satuan Kerja

Pemerintah Aceh

Misi kedua ini mengandung makna bahwa Inspektorat Aceh sesuai fungsi dan kewenangannya melakukan pembinaan dan pengawasan internal terhadap satuan kerja Perangkat Aceh (SKPA) dilingkungan Pemerintah Aceh agar penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan secara transparan dan akuntabel serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga terwujud good and clean government.

MISI I

(29)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

25

32

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan

Kabupaten/Kota

Misi ketiga ini mengandung makna bahwa Inspektorat Aceh sebagai Unsur Pemerintah Aceh yang bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Aceh selaku wakil Pemerintah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah kabupaten/kota serta pelaksanaan urusan pemerintah di Kabupaten/Kota untuk terwujudnya good and clean government dan tercapainya visi dan misi Gubernur Aceh.

Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Pengawasan

Misi keempat ini mengandung makna bahwa Aparat Inspektorat Aceh merupakan sumber daya yang potensial yang mempunyai kemampuan teknis dan operasional dalam bidang tugasnya. Inspektorat Aceh harus senantiasa mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di bidang Pengawasan, Tatakelola keuangan daerah, Teknologi Informasi dan perubahan kebijakan pimpinan. Keadaan tersebut dapat terwujud melalui tenaga aparatur yang professional yang mempunyai kecakapan dalam pelaksanaan bidang tugasnya serta penggunaan teknologi informasi dalam pengolahan data serta informasi hasil pengawasan .

C. TUJUAN

Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah dikemukakan di atas dengan mempertimbangkan faktor penentu keberhasilan ditetapkan tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :

Meningkatkan Peran dalam rangka pengawalan

terhadap kebijakan Gubernur Aceh.

Mempunyai tujuan Agar Kebijakan dan Program Gubernur Aceh dapat terlaksanan secara Efektif.

MISI III

MISI I

MISI

(30)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

26

32

Pembinaan dan Pengawasan Satuan Kerja

Pemerintah Aceh

Mempunyai tujuan agar Terlaksananya tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Aceh secara transparan dan akuntabel sesuai ketentuan.

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan

Kabupaten/Kota

Mempunyai tujuan agar terlaksananya Pemerintahan Kabupaten/Kota yang semakin baik dalam rangka mewujudkan good and clean government.

Meningkatkan Profesionalisme Aparatur

Pengawasan

Mempunyai tujuan agar terciptanya aparatur Inspektorat Aceh dan Kabupaten/Kota yang profesional dan mempunyai kemampuan teknis, operasional, dan manajerial dalam pelaksanaan tugasnya.

D. SASARAN

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu satu sampai lima tahun kedepan. Sasaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses perencanaan stratejik. Fokus utama dalam penetapan sasaran adalah tindakan dan alokasi sumberdaya.

Sasaran Inspektorat Aceh merupakan gambaran yang ingin dicapai melalui tindakan- tindakan operasional dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan untuk lima tahun kedepan. Dengan kata lain sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang akan dicapai dalam waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan yang disajikan secara kuantitatif sehingga dapat terukur pencapaiannya. Indikator kinerja diperlukan dalam pengukuran atau penilaian keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran. Penetapan indikator kinerja

MISI II

MISI

III

MISI

IV

(31)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

27

32

merupakan proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja melalui system pengumpulan dan pengolahan data atau informasi untuk menentukan kinerja kegiatan, program dan kegiatan. Penetapan indikator kinerja didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Penetapan indikator kinerja didasarkan pada kelompok menurut masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome). Indikator kinerja masukan dan keluaran dapat dinilai sebelum kegiatan selesai, karena masukan adalah bahan termasuk orang, material, alat dan uang yang digunakan dalam proses menghasilkan output. Sedangkan keluaran adalah suatu wujud atau keadaan yang diciptakan melalui proses yang mempunyai nilai tambah untuk dimanfaatkan.

Untuk indikator hasil akan diperoleh setelah kegiatan selesai, namun indikator kinerjanya perlu ditetapkan sejak tahap awal perencanaan. Hasil adalah kegunaan langsung dari output atau manfaat dari output ditinjau dari maksud dan sasaran output yang dihasilkan.

Penetapan sasaran Inspektorat Aceh beserta indikator kinerjanya memberikan fokus pada penyusunan kegiatan, sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.

Adapun sasaran Inspektorat Aceh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Terselenggaranya pengawasan terhadap program dan kegiatan Pemerintah Aceh serta terkawalnya seluruh kebijakan Gubernur Aceh.

2. Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi Satuan Kerja Perangkat Aceh dalam melaksanakan program dan kegiatan.

3. Tata Kelola Pemerintahan Kabupaten/Kota semakin baik 4. Tersedianya aparatur pengawasan yang profesional.

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan, dilakukan dengan pengukuran indikator kinerja utama sebagai berikut:

Tabel IV.1 Indikator Kinerja Utama

No. Indikator Kinerja Utama Target

Sasaran Strategis Indikator

1 Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Gubernur Aceh Hasil pengawasan dimanfaatkan oleh Gubernur Aceh sebagai dasar pertimbangan

(32)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

28

32

No. Indikator Kinerja Utama Target

Sasaran Strategis Indikator

pengambilan keputusan 2 Menurunnya Penyelewengan Penyalahgunaan Keuangan Daerah - Persentase Penurunan temuan kerugian daerah dibandingkan dengan anggaran yang diperiksa. - Persentase penyelesaian

tindak lanjut hasil pengawasan meningkat. - Nilai rata-rata SAKIP SKPA

meningkat - Persentase Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota meningkat - 0,75% - 70% - Katagori (A) - 100% 3 Peningkatan Kompetensi Aparatur Pengawasan aparatur pengawasan

fungsional yang bersertifikat

meningkat

90%

E. STRATEGI

Strategi adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi Inspektorat Aceh merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya Inspektorat Aceh, yang meliputi penetapan kebijakan, program, dan kegiatan dengan memperhatikan sumberdaya yang dimiliki serta lingkungan yang dihadapi. Strategi ini ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah, dorongan, dan kesatuan pandang dalam melaksanakan tujuan Inspektorat Aceh.

Strategi yang akan dijalankan Inspektorat Aceh dalam mencapai visi adalah : Melakukan Pemeriksaan program dan kegiatan secara realtime dan post audit untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan.

Memantapkan sistem evaluasi dan pengendalian pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah pada SKPA.

MISI

I

MISI

II

(33)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

29

32

1. Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota.

2. Melakukan Koordinasi dan sinergi dengan Aparat Pengawas lainnya.

3. Melakukan pembinaan terhadap APIP Kabupaten/Kota.

1. Meningkatkan Kapabilitas Kelembagaan dan Aparatur.

2. Menciptakan sumber daya aparatur pengawasan yang profesional, berkualitas, berintegritas dan independen melalui diklat, PKS, Sosialisasi dan Sertifikasi.

3. Mengembangkan Sistem Informasi Pengawasan yang berbasis teknologi.

4. Menyusun internal audit charter, standar audit, prosedur operasional baku (SOP) tugas pengawasan.

F. KEBIJAKAN

Rumusan kebijakan Inspektorat Aceh sebagai unsur pelaksana Pemerintah Aceh mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Aceh 2012-2017, sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengawasan/pemeriksaan dalam rangka mengurangi kebocoran keuangan Negara/Daerah dan mencegah terjadinya KKN. 2. Menindaklanjuti pengaduan masyarakat sesuai dengan

kewenangannya.

3. Meningkatkan dan mengefektifkan kebijakan dalam penyusunan PKPT dan pelaksanaan pengawasan/pemeriksaan.

Meningkatkan kualitas pengawasan/pemeriksaan dalam rangka pengambilan keputusan dan peningkatan kinerja SKPA.

Mendorong peningkatan pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawas lainnya dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah Aceh.

1. Pengembangan kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Inspektorat Aceh.

MISI

III

MISI

IV

MISI

IV

MISI

II

MISI

I

MISI

III

(34)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

30

32

2. Peningkatan kompetensi aparatur melalui diklat teknis dan diklat fungsional.

3. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

4. Meningkatkan kualitas pelaporan menjadi lebih transparan dan akuntabel.

(35)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

32

Tabel IV.2 Keterkaitan Misi, Tujuan, Sasaran dan Program

Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program

I Meningkatkan Peran dalam rangka Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Gubernur Aceh

Agar kebijakan dan program Gubernur Aceh dapat terlaksana secara efektif. Terselenggaranya pengawasan dan Pengendalian kebijakan Gubernur Aceh Melakukan Pemeriksaan program dan kegiatan secara realtime dan post audit untuk mendeteksi

secara dini adanya

penyimpangan. 1 2 3 Meningkatkan pengawasan/pemer iksaan dalam rangka mengurangi kebocoran keuangan Negara/Daerah dan mencegah terjadinya KKN. Menindaklanjuti pengaduan masyarakat sesuai dengan Kewenangannya. Meningkatkan dan mengefektifkan kebijakan dalam penyusunan PKPT dan pelaksanaan pengawasan/pemer iksaan. 1 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan pengendalian kebijakan KDH. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan pengendalian kebijakan KDH. Program Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan 2 3

(36)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

32

Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program

II Pembinaan dan Pengawasan Satuan Kerja Pemerintah Aceh Terlaksanya tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkar Daerah secara transparan dan akuntabel sesuai ketentuan. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi Satuan Kerja Perangkat Daerah Memantapkan sistem evaluasi dan pengendalian pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah pada SKPA

1 Meningkatkan kualitas pengawasan/peme riksaan dalam rangka pengambilan keputusan dan kinerja SKPA 1 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan pengendalian kebijakan KDH

III Pembinaan dan

Pengawasan Pemerintahan Kabupaten/Kota terlaksanya Pemerintahan Kabupaten/Kota yang semakin baik dalam

rangka mewujudkan

good and clean government. Tata Kelola Pemerintahan Kabupaten/Kota semakin baik 1. Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota. 2. Melakukan Koordinasi

dan sinergi dengan

Aparat Pengawas lainnya. 3. Melakukan pembinaan terhadap APIP Kabupaten/Kota. 1 Mendorong peningkatan pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawas lainnya dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah Aceh. 1 2 3 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan pengendalian kebijakan KDH Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Profesionalisme tenaga

(37)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

32

Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program

pemeriksa dan aparatur pengawasan IV Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Pengawasan terciptanya aparatur

Inspektorat Aceh dan Kabupaten/Kota yang profesional dan mempunyai kemampuan teknis, operasional, dan manajerial dalam pelaksanaan tugasnya. Tersedianya aparatur pengawasan yang profesional 1. Meningkatkan Kapabilitas Kelembagaan dan Aparatur. 2. Menciptakan sumber daya aparatur pengawasan yang profesional, berkualitas, berintegritas dan independen melalui diklat, PKS, Sosialisasi dan Sertifikasi. 3. Mengembangkan Sistem Informasi Pengawasan yang berbasis teknologi. 4. Menyusun internal audit

charter, standar audit,

prosedur operasional baku (SOP) tugas pengawasan. 1 2 3 4 Pengembangan kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Inspektorat Aceh. Peningkatan kompetensi aparatur melalui diklat teknis dan diklat fungsional. Penyediaan sarana

dan prasarana

pendukung

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Meningkatkan kualitas pelaporan menjadi lebih transparan dan akuntabel. 1. 2. 3 4 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Profesionalisme tenaga Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

(38)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

32

(39)

Inspektorat Aceh

Rencana Strategis Tahun 2012 -2017

19

19

B

B

ab

a

b

I

II

II

I

I

I

S

S

U

U

-

-

I

I

S

S

U

U

S

S

T

T

R

R

A

A

T

T

E

E

G

G

I

I

S

S

B

B

E

E

R

R

D

D

A

A

S

S

A

A

R

R

K

K

A

A

N

N

T

T

U

U

G

G

A

A

S

S

P

P

O

O

K

K

O

O

K

K

D

D

A

A

N

N

F

F

U

U

N

N

G

G

S

S

I

I

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas daerah/masyarakat di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kinerja dalam jangka panjang. Oleh karena itu, isu-isu strategis harus memenuhi kriteria memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran organisasi.

A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN

TUGAS

POKOK

DAN

FUNGSI

PELAYANAN

INSPEKTORAT ACEH

Pada aspek kelembagaan, Inspektorat Aceh masih terdapat kelemahan, diantaranya:

a. Jumlah personil yang masih terbatas dan belum mencukupi sehingga tidak dapat melaksanakan program dan kegiatan secara maksimal.

b. Inspektorat mempunyai beban tugas yang besar menyangkut pengawasan terhadap pengelolaan keuangan dan efektifitas penggunaan anggaran serta pengawalan terhadap kebijakan pimpinan daerah. Hal tersebut membutuhkan kelembagaan yang kuat disertai dengan kewenangan yang memadai untuk melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Secara umum, permasalahan-permasalahan yang dihadapi Inspektorat untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berikut:

1. Sumberdaya manusia yang ahli di bidang pengawasan (akuntansi dan auditing) masih terbatas.

Gambar

Tabel II.2 Formasi Pegawai Inspektorat   No.  Jabatan/Eselon  Kebutuhan
Tabel IV.1 Indikator Kinerja Utama
Tabel IV.2 Keterkaitan Misi, Tujuan, Sasaran dan Program
TABEL 2.1. Revisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini menggunakan luas pengungkapan sukarela perusahaan yang terdapat pada laporan tahunan, yang diukur dengan indeks pengungkapan sukarela

Rukun Tetangga dan Rukun Warga atau sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat RT dan RW adalah Lembaga Kemasyarakatan mitra kerja pemerintah Desa dan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arisandy (2012) tidak adanya kerusakan pada sel akar Avicennia marina disebabkan kandungan protein pada akar sedikit,

Meskipun pada prinsipnya iklan produk dan iklan politik tidak bisa diperlakukan sama, tapi beberapa iklan politik juga bisa menjadi contoh iklan komparatif ini, sebut saja

014:006 Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut- pengikutnya,

Dalam penelitian ini, terkait dengan pemanfaatan internet dalam pembelajaran mahasiswa dan dosen di Universitas Pattimura tidak memanfaatkan fasilitas internet

Pada tahun 2011 unit usaha KUD Misaya Mina Eretan Wetan terdapat 4 unit usaha, diantaranya: unit tempat pelelangan ikan, unit bahan alat perikanan (BAP) dan solar packer

bahwa pengajaran sastra semakin menjauhkan anak didik dari karya sastra. Pendapat tersebut mengacu terhadap penggunaan satu sumber belajar dan pemberian contoh