• Tidak ada hasil yang ditemukan

90833970 Makalah Psikologi Kesehatan Remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "90833970 Makalah Psikologi Kesehatan Remaja"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Nasional pada hakikatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan

tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia guna mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin yang lebih selaras.

Untuk mencapai tujuan tersebut, bangsa Indonesia telah melakukan berbagai upaya salah

satunya adalah upaya dalam pembangunan kesehatan.

Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah mewujudkan generasi muda yang

sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu berperan serta secara aktif

dalam Pembangunan Nasional. Upaya untuk mewujdkan hal tersebut adalah dengan

meningkatkan kualitas psikologi kesehatan remaja.

Selama ini perhatian masyarakat hanya tertuju pada upaya peningkatan fisik dan

kurang memperhatikan non-fisik, yang juga merupakan factor penentu dalam menetukan

keberhasilan seorang remaja di kemudian hari. Faktor mental emosional yang tidak

diperhatikan menyebabkan seorang remaja hanya sehat fisiknya, namun secara psikologis

rentan terhadap stress dan tekanna hidup. Remaja yang demikian akan mudah mengalami

masalah psikologi kesehatan.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Oleh karena itu disebut juga sebagai masa pancaroba yang penuh gejolak dan keadaan tak

menentu. Tak dapat dipungkiri bahwa lingkungan sangat berperan aktif dalam proses

perkembangan psikologi remaja. Agar dapat meningkatkan lingkungan yang kondusif untuk

perkembangan psikologi kesehatan remaja, maka orang tua dan masyarakat perlu

meningkatkan pengetahuannya tentang lingkungan yang kondusif bagi psikologi kesehatan

remaja, meliputi: lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan masyarakat sehingga

akan tercipta remaja yang tangguh dan berkualitas; sehat fisik, mental, serta social; dan

(2)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

2 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka makalah ini mengangkat permasalahan sebagai

berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan psikologi kesehatan remaja ?

(3)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Psikologi Kesehatan Remaja

Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri

yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung

cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada

pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan

kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua

persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.

Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada

diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat

kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru

bahkan dikalangan remaja itu sendiri.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja

yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat

fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang

sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain

seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan

fatal (menyebabkan kematian).(Syah, 2001)

Namun, pada dasarnya semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase

perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika orangtua, guru dan

masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja

dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja. Persoalan paling signifikan yang sering

dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan

lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama sang

ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi

(4)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

4 Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang sudah remaja

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu semalam?”,

“Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa yang kamu tonton?” dan lain sebagainya. Pertanyaan

-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh orangtua adalah karena kepedulian

orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak remajanya. Namun ditelinga dan

dipersepsi anak pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti introgasi seorang polisi terhadap

seorang criminal yang berhasil ditangkap.

Menurut pandangan para ahli psikologi keluarga atau orangtua yang baik adalah

orangtua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya

untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan

kesempatan serta sarana-sarana yang mengarah kepada kebebasan. Selain itu remaja juga

diberi dorongan untuk memikul tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan

masa depannya. Namun, proses pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran

dan ketulusan orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya.

Selanjutnya para pakar psikologi menyarankan strategi yang paling bagus dan cocok

dengan remaja adalah strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa

mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim

kepercayaan antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian

diri yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan

keseimbangan jiwa remaja. (Mahfuzh, 2001)

Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat

tertangani secara baik. Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat

kekanak-kanakan, namun di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan

dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai

melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering

menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya.

Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang

tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku

(5)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

5 dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan

penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.

Berkaitan dengan pelepasan tangung jawab, dikalangan remaja juga sering dijumpai

banyak usaha untuk bunuh diri. di Negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Selandia

Baru, masalah bunuh diri dikalangan remaja berada pada tingkat yang memprihatinkan.

Sedangkan dinegara berkembang seperti Indonesia, perilaku tidak sehat remaja yang

beresiko kecelakaan juga banyak dilakukan remaja, seperti berkendaraan secara ugal-ugalan.

Hal lain yang menjadi persoalan penting dikalangan remaja disemua negara adalah,

meningkatnya angka delinkuensi. Perilaku tersebut misalnya keterlibatan remaja dalam

perkelahian antar sesame, kabur dari rumah, melakukan tindakan kekerasan, dan berbagai

pelanggaran hukum, adalah umum dilakukan oleh remaja.

Kesehatan mental masyarakat pada dasarnya tercermin dari segi-segi kesehatan mental

remaja. Makin tinggi angka delikuensi, bunuh diri remaja, penggunaan obat dan

ketergantungan pada zat adiktif, berarti kesehatan mental masyarakat makin rendah.Usaha

bimbingan kesehatan mental sangat penting dilakukan dikalangan remaja, dalam bentuk

program-program khusus, seperti peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental,

penyuluhan tentang kehidupan berumah tangga, hidup secara sehat dan pencegahan

penggunaan zat-zat adiktif, serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap HIV/AIDS, dan

sejenisnya.

Program kesehatan mental remaja ini dapat dilakukan melalui institusi-institusi formal

remaja, seperti sekolah, dan dapat pula melalui intervensi-intervensi lain seperti

program-program kemasyarakatan, atau program-program-program-program yang dibuat khusus untuk kelompok

remaja.

B. Pengaruh Lingkungan Terhadap Psikologi Kesehatan Remaja

Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Di satu pihak, remaja

mempunyai keinginan kuat untuk mengadakan interaksi sosial dalam upaya untuk

mendapatkan kepercayaan dari lingkungan; sedangkan di lain pihak ia mulai memikirkan

(6)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

6 bagian perkembangan masa remaja yang tersulit adalah penyesuaian terhadap lingkungan

sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan interpersonal

yang awalnya berlum pernah ada, juga harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar

lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai hubungan pola sosialisasi dewasa, remaja

harus membuat banyak penyesuaian baru. Ia harus mempertimbangkan pengaruh kelompok

sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, membentuk kelompok sosial baru, dan nilai-nilai

baru dalam memilih teman.

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak.

Usia 4-5 tahun dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri menurut jenis kelamin

sehingga peran ibu dan ayah atau orang tua pengganti (nenek, kakek, dan orang dewasa

lainnya) sangat besar. Apabilah proses identifikasi ini tidak berjalan dengan lancar, maka

dapat timbul proses identifikasi yang salah.

Lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja

adalah sebagai berikut

a. Pola Asuh Keluarga

Proses sosialisasi sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga, di

antaranya sebagai berikut

(1) Sikap orang tua yang otoriter (mau menang sendiri, selalu mengatur, semua

perintah harus diikuti tanpa memperhatikan pendapat dan kemauan anak) akan

sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian remaja. Ia akan berkembang

menjadi penakut, tidak memiliki rasa percaya diri, merasa tidak berharga,

sehingga proses sosialisasi menjadi terganggu.

(2) Sikap orang tua yang permisif (serba boleh, tidak pernah melarang, selalu

menuruti kehendak anak, selalu memanjakan) akan menumbuhkan sikap

ketergantungan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan social di luar

(7)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

7 (3) Sikap orang tua yang selalu membandingkan anak-anaknya, akan menumbuhkan

persaingan tidak sehat dan saling curiga antar saudara.

(4) Sikap orang tua yang berambisi dan terlalu menurut anak-anaknya akan

mengakibatkan anak cenderung mengalami frustasi, takut gagal, dan mersa tidak

berharga.

(5) Orang tua yang demokratis, akan mengikuti keberadaan anak sebagai individu

dan makhluk sosiologi, serta mau mengikuti keberadaan anak sebagai individu

dan makhluk social, serta mau mendengarkan dan menghargai pendapat anak.

Kondisi ini akan menimbulkan keseimbangan antara perkembangan individu dan

social, sehingga anak akan memperoleh suatu kondisi mental yang sehat.

b. Kondisi keluarga

Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional

yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya, orang tua yang

sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap, misalnya karena perceraian dan kematian, atau keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat

mempengaruhi perkembangan jiwa remaja.

Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilai-nilai akhlak

atau budi pekerti kepada anak di rumah. Pengertian budi pekerti mengandung

nilai-nilai akhlak atau budi pekerti kepada anak di rumah. Pengertian budi pekerti

mengandung nilai-nilai berikut ini

(1) Keagamaan

Pendidikan agama diharapkan dapat menumbuhkan sikap anak yang mampu

menjauhi hal-hal yang dilarang dan melaksanakan perintah yang dianjurkan.

Menanamkan norma agama dianggap sangat besar perannya terutama dalam

menghadapi situasi globalisasi yang berakibat pada bergesernya nilai kehidupan.

Remaja yang taat norma agama akan terhindar atau mampu bertahan terhadap

(8)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

8 (2) Kesusilaan

Meliputi nilai-nilai yang berkaitan dengan orang lain, misalnya sopan santun,

kerja sama, tenggang rasa, saling menghayati, saling menghormati, menghargai

orang lain, dan sebagainya.

(3) Kepribadian

Memilki nilai dalam kaitan pengembangan diri, misalnya keberanian, rasa malu,

kejujuran, kemandirian, dan sebagainya.

Penanaman nilai-nilai budi pekerti dalam keluarga dapat dilakukan melalui

keteladanan orang tua atau orang dewasa lainnya, bacaan yang sehat, pemberian

tugas, dan komunikasi efektif antar anggota keluarga. Sebaliknya apabilah

keluarga tidak peduli terhadap hal ini; misalnya membiarkan anak tanpa

komunikasi dan memperoleh nilai di luar moral agama dan social, membaca buku

dan menonton DVD porno, bergaul bebas, minuman keras dan merokok; maka

akan berakibat buruk terhadap perkembanga psikologi kesehatan remaja

2. Lingkungan Sekolah

Pengaruh yang cukup kuat dalam perkembangan remaja adalah lingkungan

sekolah. Umumnya orang tua menaruh harapan yang besar pada pendidikan di sekolah.

Oleh karena itu, dalam memilih sekolah orang tua perlu memperhatikan hal sebagai

berikut.

a. Suasana Sekolah

Persyaratan terciptanya lingkungan kondusif bagi kegiatan belajar mengajar adalah

suasana sekolah. Baik buruknya suasana sekolah sangat tergantung pada

kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana pendidikan, dan disiplin

sekolah tersebut. Suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa

remaja, yaitu dalam hal:

(1) Kedisiplinan

Sekolah yang tertib dan teratur akan membangkitkan sikap dan perilaku disiplin

(9)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

9 maka siswanya berisiko berbuat semaunya dan terbiasa dengan hidup tidak tertib,

tidak memilki sikap menghormati, cenderung brutal, dan agresif.

(2) Kebiasaan belajar

Suasana sekolah yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar akan

berpengaruh terhadap menurunnya minat dan kebiasaan belajar. Akibatnya,

prestasi belajar menurun dan selanjutnya diikuti dengan perilaku yang tidak

sesuai dengan norma masyarakat; misalnya sebagai kompensasi kekurangannya

di bidang akademik, siswa menjadi nakal dan brutal.

(3) Pengendalian diri

Suasana bebas di sekolah dapat mendorong siswa berbuat sesukanya tanpa rasa

segan terhadap guru. Hal ini akan mengakibatkan siswa sulit untuk dikendalikan,

baik selama berada di sekolah maupaun di rumah. Suasana sekolah yang kacau

akan menimbulkan hal-hal yang kurang sehat bagi remaja, misalnya

penyalahgunaan NAPZA, perkelahian, kebebasan seksual, tindakan criminal

lainnya.

(4) Bimbingan belajar

Di sekolah, remaja menghadapi beratnya tuntutan guru, orang tua, dan padatnya

kurikulum, sehingga dpat menimbulkan beban mental. Dalam hal ini peran wali

kelas dan guru pembimbing sangat berarti. Apabilah guru pembimbing sebagai

konselor sekolah tidak berperan, maka siswa tidak memperoleh bimbingan yang

sewajarnya unruk meyalurkan minat, bakat dan hobi siswa. Oleh karena itu perlu

dikembangkan kegiatan ekstrakulikuler dengan bimbingan guru. Dalam proses

belajar mengajar guru tidak sekedar mengalirakan ilmu pengetahuan yang

tertkandung dalam kurikulum tertulis, tetapi juga memberikan nilai yang

terkandung di dalamnya, misalnya kerja sama, sikap empati, mau mendengarkan

orang lain, menghargai, dan sikap lain yang dapat membuahkan kecerdasan

emosional. Apabilah guru tidak peduli terhadap hal tersebut, maka sulit

mengharapkan perkembangan jiwa siswa yang berkembang secara optimal.

(10)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

10 Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman sebayanya. Jadi

dapat dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku teman

sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga. Misalnya, jika remaja mengenakan

model pakaian yang sama dengan pakaian anggota yang populer, naka kesempatan

baginya untuk dapat diterima oleh kelompok untuk menjadi lebih besar. Denikian pula

bila anggota kelompok mencoba minum alcohol, rokok, zat adiktif lainnya, maka remaja

cenderung mengikuti tanpa memedulikan akibatnya.

Di dalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan konsep dirinya. Disini ia

dinilai oleh teman sebayanya tanpa memedulikan sanksi-sanksi dunia dewasa. Kelompok

sebaya memberikan lingkungan, yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi

di mana nilai yang ditetapkan oleh oaring dewasa, melainkan oleh teman seusianya.

Inilah letak berbahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang

dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif. Akan lebih bahaya

apabilah kelompok sebaya ini cenderung tertutup, di mana setiap anggota tidak dapat

terlepas dari kelompoknya dan harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan

kelompok. Sikap, pikiran, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya

hidup kelompoknya.

4. Lingkungan Masyarakat

Dalam kehidupannya, manusia dibimbing oleh nilai-nilai pandangan mengenai apa

yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus diikuti dan dianut, sedangkan yang

buruk harus dihindari. Sesuai dengan aspek rohaniah dan jasmaniah yang ada pada

manusia, maka manusia dibimbing oleh pasangan nilai materi dan non materi. Apabilah

manusia ingin hidup secara damai di masyarakat, maka sebaiknya kedua nilai yang

merupakan pasangan tadi diserasikan. Namun, kenyataan dewasa ini menunjukkan

bahwa nilai materi mendapat tekanan lebih besar daripada nilai non-materi atau spiritual.

Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa tolak ukur peranan seseorang dalam masyarakat

adalah kebendaan dan kedudukan. Berikut ini adalah komponen lingkungan masyarakat.

(11)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

11 Dala era globalisasi , dunia menjadi semakin sempit. Budaya local dan budaya

nasional akan tertembus oleh bahaya universal. Dengan demikian, akan terjadi

pergesaran nilai kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat

berpengaruh terhadap pesatnya informasi. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi

dapat langsung diketahui oleh penghuni bumi. Dalam era globalisasi, pengakuan

akan hak asasi manusia mulai memasyarakat. Bagi remaja yang sedang dalam

mencari identitas dan penyusaian social, situasi ini merupakan titik kritis, yang dapat

megakibatkan terjadinya konflik kejiwaan pada sebagian remaja. Kebudayaan

memberikan pedoman arah, persetujuan, pengingkaran, dukungan, kasih saying, dan

perasaan aman kepada remaja, tetapi mereka juga mempunyai keinginan untuk

mandiri berbeda dengan tolak ukur orang dewasa. Mereka membuat kebudayaannya

sendiri yang berbeda dari kebudayaan masyarakat pada umumnya. Kebudayaan yang

menyimpang inilah yang dikenal sebagai budaya anak muda (young culture). Nilai

yang dominan dalam budaya anak muda adalah keunggulan dalam olahraga,

disenangi teman, senang hura-hura, senang pesta, tidak dianggap pengecut, dan

sebagainya.

b. Media massa

Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kamajuan yang pesat di bidang

teknologi informasi. Selain membawa kegembiraan yang menyenangkan serta

wawasan yang lebih luas. Kemajuan teknologi yang luar biasa juga membawa

kesedihan. Betapa tidak, karena hubungan antarmanusia bergeser menjadi hubungan

antarmesin. Hubungan antarkeluarga menjadi semakin minim. Komunikasi dalam

keluarga yang bias menumbuhkan saling pengertian, kasih saying, dan kerja sama

menjadi surut. Tidak sekadar kehilangan waktu luang berharga, tetapi remaja lebih

rugi karena menikmati program yang kurang mendidik, misalnya tayangan kekerasan

dan kehidupan seksual. Kemajuan media elektronik yang sangat melanda saat ini

membuat remaja menyerbu DVD dan internet yang dipenehu dengan tayangan dan

berita yang kurang mendidik. Bagi remaja, media massa dimanfaatkan sebagai

pengisi waktu luang untuk lebih banyak meresapi nilai kehidupan yang tidak sesuai

(12)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

12 perilaku dan gaya hidupnya sehari-hari. Sesuai dengan perkembangan

heteroseksualitasnya, remaja manikmati media cetak dan cenderung ke arah media

cetak yang berisikan informasi seputar kehidupan seksual. Keingintahuan tentang

(13)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati

diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkebangan remaja ini dikatakan

fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan karena dalam fase ini

remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia

orang-orang dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja

tidak selalu dapat tertangani secara baik.

Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat kekanak-kanakan, namun

di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan dengan

perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai

melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering

menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa

perkembangan psikologi remaja sangat di dukung dan dipengaruhi oleh lingkungan di

mana ia berada, baik lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya dan masyarkat

Remaja yang salah penyesuaian dirinya terhadap lingkungan terkadang melakukan

tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung

jawabnya. Dengan demikian lingkungan yang tepat tentu akan menciptakan remaja yang

sehat secara psikologi.

B. Saran

Lingkungan yang kurang kondusif dapat menyebabkan remaja mengalami

pertumbuhan psikologi yang kurang sehat bahkan menyimpang dari norma-norma dan

adat istiadat. Oleh karena itu melalui makalah ini disarankan kepada pembaca agar lebih

mengetahui tentang lingkungan yang kondusif bagi perkembengan pertumbuhan

psikologis kesehatan remaja, agar nantinya dapat tercipta remaja yang sehat secara

(14)

Kartika Amiruddin “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Psikologi Kesehatan Remaja”

14

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya.

Jakarta: Salemba Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah Matematika Berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat , Jurnal Elektronik Matematika” Vol 2, No 9, dalam http://jurnal.fkip.uns.ac.id/, diakses tanggal

Thanks to Samba, Windows sees the Unix server as a valid CIFS server and clients are able to access the documents folder as if it were just another directory on a local disk.. Note

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti telah sering menemukan bahwa ilmu pasti, khususnya Matematika dan berbagai cabang ilmu Matematika lainnya sangat banyak

Opreations in regional red-cross includes supply planning (e.g., collecting blood from donors) demand planning (e.g., forecasting blood demand), blood production, storage,

 Garis singgung kurva elastis BC’ di titik B terletak pada satu garis lurus dengan garis singgung kurva elastis BA’ di titik B.. (3) disubstitusikan ke

Sedangkan saran yang dapat disampaikan untuk penelitian tentang kepatuhan masyarakat membayar PBB-P2 di kelurahan kadomas kabupaten pandeglang yaitu agar lebih

[r]

5.2.How collaborative writing (CW) helps develop students’ critical thinking. This section attempts to answer the second research question that is