ANALISIS PERENCANAAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
(MRP) PADA PT. KSTI
(Edi Junaedi¹), (Wiji Syafitri, S.M.B., M.M²)
Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
E-mail:
ejunaedi949@gmail.com
;
wiji.safitri09@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan
pemesanan bahan baku, Mencari metode yang menghasilkan biaya terendah untuk
bahan baku, untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode MRP terhadap biaya
persediaan bahan baku. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan
menentukan perencanaan menggunakan 3 metode yaitu moving average, exponential
smoothing dan weight moving average. Adapun utnuk mengendalikan persediaan
menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP) dengan 2 metode yaitu
Lot For Lot (LFL), Part Period Balancing (PPB). Sumber data penelitian ini yaitu
menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari objek penelitian
.Berdasarkan hasil dari penelitian diperoleh bahwa metode MRP dengan
menggunakan metode Part Period Balancing (PPB) sangat berpengaruh terhadap
perusahaan dalam menentukan pemesanan bahan baku yang tepat dan biaya yang
dikeluarkan perusahaan lebih minim dibandingkan biaya yang dikeluarkan
sebelumnya.
PENDAHULUAN
Dengan peningkatan realitas mekanis saat ini, perusahaan manufaktur semakin bersaing dalam menciptakan produk berkualitas dengan harga jual rendah. Selain itu, perusahaan manufaktur juga berharap untuk memenuhi pembeli dengan menyelesaikan pesanan klien sesuai jadwal. (Herawati & Mulyani, 2016) mengekspresikan sebuah organisasi akan memiliki efek positif jika berfokus pada kualitas barang pada bisnis, dengan melalui dua cara yaitu khususnya efek pada siklus penciptaan dan efek pada sifat bahan mentah.
Organisasi perhimpunan dalam melakukan langkah-langkah bisnisnya perlu fokus pada bagian persiapan dan pengendalian di bidang penciptaan dan persediaan. Adapun perencanaan meliputi merencanakan apa, bagaimana, kapan, dan berapa banyak suatu produk akan diproduksi. Sedangkan, pengendalian berarti kontrol terhadap proses produksi agar kelangsungan perusahaan dapat berjalan lancar. Menurut (Khikmawati et al., 2017) bentuk persediaan dapat berupa bahan baku untuk diproses atau barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dipasarkan.
Dengan adanya persediaan maka akan berdampak berupa resiko tertentu yang ditanggung oleh perusahaan akibat dari persediaan tersebut,
persediaan bahan baku yang disimpan oleh perusahaan akan menimbulkan biaya penyimpanan, perusahaan juga akan menanggung biaya-biaya yang disebabkan dengan adanya persediaan (Sofiyanurriyanti, 2017). Biaya-biaya yang timbul 2 akibat persediaan antara lain: holding cost, ordering
cost, dan merupakan yang tidak dapat dihindari,
tetapi dalam menentukan kebijakan persediaan dapat diperhitungkan tingkat efisiensinya Tampubolon (dikutip oleh Elviana & Suryadi, 2020).
PT. KSTI adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
transmisi manual roda empat. Perusahaan tersebut berdiri pada tahun 2013, adapun bahan baku utama dari produk transmisi tersebut adalah tembaga. Selama ini perusahaan menggunakan perhitungan manual terhadap persediaan bahan baku yang menyebabkan terjadinya kelebihan stok bahan baku dan dapat menyebabkan pembengkakan biaya. Apabila perusahaan melakukan perencanaan dengan tidak tepat maka akan menimbulkan pemborosan biaya yang harus dikeluarkan (Palupi et al., 2018). Terlebih proses produksi yang dijalankan PT. KSTI menggunakan sistem made by order, sehingga kelebihan bahan baku akan sangat berpengaruh terhadap pembengkakan biaya.
Suatu sistem yang dapat digunakan untuk menangani masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku adalah
Material Requirement Planning (MRP) atau
sistem perencanaan kebutuhan material. Menurut (Haming & Mahfud, 2017) Material
Requirement Planning
(MRP)
adalah suatu metode yang dimulai dengan kegiatan peramalan terhadap permintaan produk jadi yang independen.Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul ANALISIS
PERENCANAAN DAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT KSTI.
Berdasarkan pada masalah penelitian yaitu perusahaan menggunakan perhitungan manual terhadap persediaan bahan baku yang menyebabkan terjadinya kelebihan atau pun kekurangan stok bahan baku dan dapat menyebabkan pembengkakan biaya dan terhambatnya proses produksi. Jadi, mungkin dapat
dipikirkan
masalah-masalah
pokok yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana penentuan waktu yang tepat guna melakukan pemesanan untuk setiap bahan baku produk synchronizer?
2. Metode manakah yang menghasilkan biaya terendah untuk bahan baku produk synchronizer?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan metode MRP terhadap minimal biaya persediaan bahan baku di PT KSTI?
Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan sebelumnya maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan bahan baku synchronizer, mencari metode yang menghasilkan biaya terendah untuk bahan baku produk synchronizer, untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode MRP terhadap biaya persediaan bahan baku.
TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan
Perencanaan menurut Carter (dikutip oleh Siahaan, 2016) pengertian dari perencanaan adalah kontruksi dari suatu program operasional terperinci, merupakan proses merasakan kesempatan maupun ancaman eksternal, menentukan tujuan yang diinginkan dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah memperkirakan bahan baku, memperkirakan jumlah bahan baku yang dibutuhkan, memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian bahan baku.
Persediaan
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan berupa barang baku atau barang jadi yang digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dipasarkan atau dijual kembali(Ahyadi & Khodijah, 2017).
Dengan adanya persediaan, proses produksi tidak perlu dilakukan khusus untuk konsumsi atau sebaliknya tidak perlu didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Karena padadasarnya persediaan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang dilakukan secara berturut-turut(Rahayu & Djohar, 2019)
.
Peramalan
Menurut Indiyanto (dikutip oleh Elviana & Suryadi, 2020) peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa yang akan datang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Material Requirement Planning
(Haming & Mahfud, 2017) pengendalian persediaan independen berkaitan dengan pengendalian atas persediaan dalam bentuk produk akhir (finished product). Permintaan terhadap persediaan yang dimaksud bersifat independen dan dapat destimasi dengan menggunakan teknik dan metode peramalan. Permintaan independen dimaksud mencerminkan respons terhadap pasar atas keluaran akhir sebuah perusahaan. Menurut (Yusnita & Derlini, 2019)Tujuan utama dari sistem MRP adalah merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk melakukan aksi yang tepat (pembatalan pesanan, pesan ulang, penjadwalan ulang).
Langkah Dasar Pengolahan MRP
Menurut (Rahayu & Djohar, 2019) Langkah-langkah dasar dalam penyusunan proses MRP adalah sebagai berikut :
1. Netting (kebutuhan bersih) 2. Lotting (penentuan ukuran lot) 3. Offsetting (rencana pemesanan)
4.
ExplosionTeknik Penentuan Ukuran Lot
Menurut Heizer dan Render (dikutip oleh Anggriana, 2015) sistem MRP yaitu cara yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih. Ada beberapa cara untuk menentukan ukuran lot dalam sebuah sistem MRP, yaitu:1. Lot for lot
Metode lot for lot atau dikenal sebagai persediaan minimal berdasarkan pada ide menyediakan persediaan (atau memproduksi) sesuai dengan apa yang
diperlukan saja, jumlah persediaan seminimal mungkin
2. Part Periode Balancing (PPB)
(Kahfi et al., 2020)Teknik ini merupakan pendekatan yang lebih dinamis untuk menyeimbangkan biaya setup dan penyimpanan.
Format MRP
Keterangan:
GR = Gross Requirement (kebutuhan kotor) Adalah jumlah keseluruhan item
(komponen)yang diperlukan pada satu periode.
OH = On Hand (Persediaan ditangan)
Adalah jumlah persediaan akhir suatu periode dengan memperhitungkan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan jumlah item yang akan diterima.
NR = Net Requirement (kebutuhan bersih) PORec = Plant Order Receipt (rencana
penerimaan pesanan)
PORel = Planned Order Release (rencana pemesanan)
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yaitu menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu Bill Of Material (BOM), biaya pesan dan biaya penyimpanan, lead time pemesanan bahan baku, struktur produk, data permintaan produk, data aktual persediaan.
Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peramalan (forecasting): Metode Single Moving Average, metode
exponential smoothing, metode weight moving average. dan rencana kebutuhan bahan
(Material Requirement Planning).
PEMBAHASAN
Struktur Produk
Langkah awal untuk penerapan material
requirement planning adalah menentukan
struktur produk yang sudah dipilih. Produkyang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah produk synchronizer. Pembuatan struktur produk ini akan digunakan sebagai dasar pembuatan bill of material (BOM).
Gambar 1. Struktur Produk
Synchronizer
Daftar Kebutuhan Produk (Bill Of
Material)
Pembuatan daftar kebutuhan produk yang berdasarkan struktur produk synchronizer yang telah dibuat. Daftar kebutuhan produk yang berisikan daftar level komponen, item produk, jumlah produk yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Dibawah ini pada tabel 1. menjelaskan bill of material pada 1 unit synchronizer
:
Tabel 1. Bill Of Material Synchronizer
PERIODE 1 2 3 4 GR OH NR PORec PORel
Data Permintaan Customer Periode
2018
Tabel 2. Data Permintaan Produk Synchronizer 2018
Tabel 2 menunjukkan data penjualan pada periode 2018, Mengingat informasi permintaan pembeli pada tahun 2018.
Biaya Persediaan
Biaya Pembelian Bahan Baku Tabel 3. Biaya pembelian bahan baku
Biaya Pemesanan
Tabel 4. Biaya pemesananBiaya Penyimpanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian kepala divisi PPIC bahwa biaya penyimpanan diperhitungkan berdasarakan berapa yang diinvestasikan pada persediaan dandiukur berdasarkan suku bunga bank BI (periode 2018 sebesar 6%) dari harga barang perunit. Untuk biaya pemeliharaan selama penyimpanan sebesar 2%. Pada rincian perhitungan biaya penyimpanan ditunjukkan pada tabel 5.
Tabel 5. Biaya Penyimpanan
Waktu Ancang (Lead Time)
Tabel 6. Lead TimePengolahan Data
Tabel 7. Forecasting metode Exponential Smoothing
Level Item Jumlah Sumber Vendor 0 Synchronizer 1 Buat PT KSTI 1 33372AKSOO 1 Beli MMTC 1 33369AKSOO 1 Beli MMTC 1 CONE 1 Beli PT FTPI
Bulan Qty Januari 13890 Februari 16170 Maret 15060 April 14000 Mei 10000 Juni 14000 Juli 14460 Agustus 15240 September 19980 Oktober 20520 Nopember 17430 Desember 17430 Data Permintaan Produk Synchronizer
Tipe Bahan Baku Harga/pcs 33369AKSOO Rp 5,370.00 33372AKSOO Rp 8,510.00 CONE Rp 5,867.00
Tipe Bahan Baku
Internet
Telepon
Total Biaya Pemesanan
33369AKSOO
Rp
50,000.00
Rp
6,000.00
Rp
56,000.00
33372AKSOO
Rp
50,000.00
Rp
6,000.00
Rp
56,000.00
CONE
Rp
50,000.00
Rp
6,000.00
Rp
56,000.00
A
B
C
D=(B/365)*C
33369AKSOO
8%
Rp
5,370.00
Rp
1.18
33372AKSOO
8%
Rp
8,510.00
Rp
1.87
CONE
8%
Rp
5,867.00
Rp
1.29
Total Biaya
Penyimpanan/hri
Tipe Material
% Biaya
Penyimpanan
Biaya Bahan
Baku/pcs
Tipe Material Lead Time
33369AKSOO 3
33372AKSOO 3
Hasil dari ramalan metode exponential
smoothing dengan a= 0,9 adalah forecast=
17459 pcs, untuk rata-ratanya 15643.33 dengan tingkat kesalahan peramalan MAD = 2075.334, MSE= 6601959, MAPE = 14.01% dan standar eror 2840.609. Dari hasil perbandingan metode forecasting bahwa pada metode exponential
smoothing a= 0,9 memiliki tingkat kesalahannya terkecil yaitu MAD = 2075.334, MSE =6601959, MAPE =14.01% dibandingkan dengan metode lainnya.
Material Requirement Planning
(MRP)
Menurut (Kahfi et al., 2020) Material
Requirement Planning (MRP) itu sendiri
adalah kerangka kerja yang dimaksudkan untuk melayani organisasi perakitan besar dan kecil. Alasannya adalah bahwa MRP adalah cara yang masuk akal dan mudah untuk menangani masalah yang diidentifikasi dengan menentukanukuran bahan, suku cadang, dan bahan yang akan digunakan dalam interaksi pembuatan
Teknik PPB menggunakan data ekstra dengan mengubah ukuran bagian untuk mencerminkan persyaratan untuk ukuran lot dimasa yang akan datang. Teknik ini juga mencoba menyeimbangkan biaya pemesanan dan penyimpanan. Penyeimbangan sebagian periode membuat sebuah economic part period atau sebagian periode ekonomis. Teknik ini menggunakan pendekatan economic part
period (EPP) untuk menentukan ukuran lot
setiap periodenya, yang merupakan perbandingan biaya setup dan biaya
penyimpanan. Berikut ini adalah perhitungan EPP.
Tabel 8. Perhitungan EPP
EPP= 𝑺
𝑯………..(1)
Dimana:
S = Biaya setup atau biaya pemesanan per pesanan
H= biaya penyimpanan perunit pertahun Hasil perhitungan lot sizing dengan menerapkan metode lot for lot dan metode part
period balancing, PT KSTI menghasilkan
biaya persediaan yang berbeda. Berikut rekapitulasi total biaya bahan baku.
Tabel 9. Rekapitulasi total biaya bahan baku
Hasil dari perbandingan dari kedua metode bahwa biaya persediaan menggunakan metode PPB dengan biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 3,686,834,628 lebih rendah dibandingkan dengan metode LFL biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 3,687,351,081.
Penentuan Waktu Pemesanan
Tabel 10. Waktu pemesananPeriode Demand(y) Forecast Error IErrorI Error² %Error Bias MAD MSE MAPE Januari 13890 Februari 16170 13890 2280 2280 5198400 14.10% Maret 15060 15942 -882 882 777924 5.86% April 14000 15148.2 -1148.2 1148.2 1318364 8.20% Mei 10000 14114.8 -4114.8 4114.82 16931750 41.15% Juni 14000 10411.5 3588.52 3588.52 12877460 25.63% Juli 14000 13641.2 358.852 358.852 128774.4 2.56% Agustus 15240 13964.1 1275.89 1275.89 1627882 8.37% September 19980 15112.4 4867.59 4867.59 23693420 24.36% Oktober 20520 19493.2 1026.76 1026.76 1054232 5.00% Nopember 17430 20417.3 -2987.3 2987.32 8924106 17.14% Desember 17430 17728.7 -298.73 298.732 89241.06 1.71% Total 187720 3966.52 22828.7 72621540 154.09% Average 15643.3 360.593 2075.33 6601959 14.01% Next Period forecast 17459.9 Std err 2840.61
Forecasting Metode Exponential Smoothing a= 0.9
33369AKSOO
Rp
224,000
Rp
1.18
Rp
189,830.51
Rp
189,830
33372AKSOO
Rp
224,000
Rp
1.87
Rp
119,786.10
Rp
119,786
CONE
Rp
224,000
Rp
1.29
Rp
173,643.41
Rp
173,643
Perhitungan Economic Part Period (EPP)
EPP
Tipe Bahan Baku
Biaya
Pemesanan
Biaya
Penyimpanan
Pembulatan
LFL
Rp
1,005,924,510
Rp
672,000.00
-
Rp
1,006,596,510
PPB
Rp
1,005,924,510
Rp
224,000.00
Rp
225,001
Rp
1,006,373,511
LFL
Rp
1,583,906,730
Rp
672,000.00
-
Rp
1,584,578,730
PPB
Rp
1,583,906,730
Rp
224,000.00
Rp
356,570
Rp
1,584,487,300
LFL
Rp
1,095,503,841
Rp
672,000.00
-
Rp
1,096,175,841
PPB
Rp
1,095,503,841
Rp
224,000.00
Rp
245,976
Rp
1,095,973,817
Total Biaya
Simpan
Total Biaya Persediaan
33369AKSOO
33372AKSOO
CONE
Tipe Bahan Baku
Teknik Lot
Pada tabel 10 menunjukkan bahwa dalam pemesanan bahan baku tipe 33369AKSOO dan 33372AKSOO memiliki lead time 2 bulan dengan melakukan empat kali pemesanan dan jumlah yang sama dikarenakan satu supllier, dan untuk tipe bahan baku CONE memiliki
lead time 3 bulan. Jadi waktu pemesanan bahan
baku lebih pendek dari pada waktu pemesanan sebelumnya di PT KSTI.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari produk synchronizer, maka dapat disimpulkan perbandingan metode
Material Requirement Planning (MRP) sebagai
berikut
:
1. Proses penentuan waktu guna melakukan pemesanan yang tepat masing-masing bahan baku produk synchronizer berdasarkan metode lot sizing hasil dari analisis yaitu metode Part Period Balancing (PPB) dengan total biaya
persediaan yang rendah dari masing-masing bahan baku. Setiap periode PT KSTI harus melakukan peramalan dengan menggunakan metode exponential smoothing, karena sudah dilakukan analisis
dengan membandingkan dua metode lainnya yaitu metode moving average, dan
weight moving average dengan menggunakan software POMQM V5 dan hasilnya sudah terbukti bahwa dengan menggunakan metode exponential smoothing lebih efisien karena menghasilkan nilai error yaitu, MAD= 2075.334, MSE= 6601959 MAPE= 14.01% sehingga resiko terjadinya kekurangan atau kelebihan bahan baku kecil.
2. Metode yang menghasilkan biaya terendah untuk produk synchronizer yaitu metode
part period balancing (PPB) karena hasil
dari analisa perbandingan dengan 2 metode,
part period balancing memiliki biaya
sebesar Rp 3,686,834,628 sedangkan metode lot for lot menghasilkan biaya sebesar Rp 3,687,351,081 dengan selisih sebesar Rp 516,453. PT KSTI dapat menggunakan metode part period balancing (PPB) untuk meminimkan biaya
yang dikeluarkan guna melakukan persediaan bahan baku.
3.
Sistem MRP sangat berpengaruh karena pada perusahaan mampu membuat penjadwalan lebih tepat dan resikonya lebih kecil dari kekurangan atau kelebihan bahan baku yang dapat menghambat proses produksi. Adapun dari segi biayapersediaan,
metode MRP mampu mengoptimalkan biaya.
SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh berharap agar penelitian ini menjadi pertimbangan bagi perusahaan, maka saran untuk pertimbangan tersebut adalah:
1. Mampu menciptakan sistem yang bebrbasis ilmiah untuk dipergunakan untuk melakukan perencanaan dan persediaan bahan baku.
2. Untuk melakukan pengendalian persediaan hendaknya melakukan peramalan terlebih dahulu supaya tidak terjadinya kesalahan dalam melakukan perencanaan atau bisa menggunakan metode forecasting exponential smhooting yang menghasilkan
data yang akurat.
3. Dalam membuat perencanaan sebaiknya menggunakan sistem yang berbasis web atau sistem otomatis tidak lagi menggunakan secara manual dikarenakan tingkat kesalahannya kecil.