• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETANI MENYIASATI MUSIM ADAPTASI PETANI PADI MENGHADAPI GENANGAN AIR PADA PUNCAK HUJAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETANI MENYIASATI MUSIM ADAPTASI PETANI PADI MENGHADAPI GENANGAN AIR PADA PUNCAK HUJAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PETANI MENYIASATI MUSIM

ADAPTASI PETANI PADI MENGHADAPI

GENANGAN AIR PADA PUNCAK HUJAN

Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah

Oleh: Adi Nugroho

Satya Wacana University Press 2015

(2)
(3)
(4)
(5)

Katalog Dalam Terbitan

631.7

Nug Nugroho, Adi

a Petani Menyiasati Musim Adaptasi Petani Padi Menghadapi Genangan Air Pada Puncak Hujan : Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah / Adi Nugroho.-- Salatiga : Satya Wacana University Press, 2015.

xiii, 116p. ; 24 cm. ISBN 978-602-1047-12-5

1. Farmers--Pati, Central Java 2. Dry farming 3. Agriculture--Economic aspects 4. Climate change 5. Water supply I. Title

ISBN 978-602-1047-12-5

© Adi Nugroho

All rights reserved. Save exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form or by any means electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.

Diterbitkan oleh:

Satya Wacana University Press Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro No 52-60 Salatiga 50711 Telp. (0298) 321212 ext. 229 Fax (0298) 311995

(6)

iii

Universitas Kristen Satya Wacana

PETANI MENYIASATI MUSIM

ADAPTASI PETANI PADI MENGHADAPI

GENANGAN AIR PADA PUNCAK HUJAN

Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah

TESIS

Diajukan untuk memperoleh gelar Magister

di Universitas Kristen Satya Wacana.

Tesis ini telah dipertahankan dalam ujian

Program Pascasarjana Magister Studi Pembangunan

Universitas Kristen Satya Wacana,

pada hari Senin tanggal 13 April 2015, pukul 10.00

di Universitas Kristen Satya Wacana

Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga

Oleh:

Adi Nugroho

Lahir di Pati, Jawa Tengah

(7)

Pembimbing:

Dr. Pamerdi Giri Wiloso, M.Si Jubhar Mangimbulude, M.Sc., Ph.D

Penguji:

Dr. rer.nat. Agus Ign. Kristijanto, MS. Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si

(8)

v DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

UCAPAN TERIMA KASIH ... xiii

ABSTRACT ...xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Masalah Penelitian ... 2 Tujuan Penelitian ... 3 Manfaat Penelitian ... 4 Batasan Penelitian ... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA: ADAPTASI PETANI PADI ATAS RISIKO IKLIM DAN BENCANA ... 6

Pengantar ... 6

Perubahan Iklim Dan Dampaknya ... 6

Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian ... 10

Adaptasi Petani Padi Terhadap Perubahan Iklim ... 14

Adaptasi Petani Menghadapi Ketidakpastian Iklim ... 16

Kemampuan Adaptasi Petani Terhadap Perubahan Iklim... 23

Modal Dalam Kelembagaan Sosial ... 24

Adaptasi Perubahan Iklim Dalam Pembangunan Berkelanjutan ... 29

Catatan Penutup... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

(9)

Metode Penelitian Kualitatif ... 35

Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 35

Unit Penelitian ... 35

Obyek penelitian ... 37

Tahapan dan Teknik Pengumpulan Data ... 43

Kerangka Pikir Penelitian ... 47

Pembelajaran Penelitian ... 48

Catatan Penutup... 50

BAB IV TANGGAPAN PETANI PADI DESA BATUREJO MENGHADAPI „CEKAMAN‟ IKLIM ... 51

Pengantar ... 51

Kondisi Agro Ekologi ... 51

Model Hamparan ... 59

Strategi Tanam Petani ... 61

Keuntungan Petani Mengelola Risiko Iklim ... 72

Keterlibatan Perempuan ... 74

Catatan Penutup... 75

BAB V KEPEMIMPINAN PETANI; INOVASI DAN STRATEGI PETANI MENYIASATI MUSIM ... 77

Pengantar ... 77

Pengetahuan Petani ... 77

Pemimpin sebagai Aktor Utama Perubahan ... 81

Kelembagaan Petani dan Tindakan Kolektif ... 86

Kelompok Pompa dalam Sistem Lelang Air ... 89

Risiko Kegagalan ... 91

Kepemimpinan dan kepengikutan ... 91

Catatan Penutup... 92

BAB VI PETANI PADI DIANTARA CEKAMAN IKLIM DAN BENCANA ... 94

(10)

vii

Keputusan Tanam ... 94

Pemimpin: Aktor Utama Perubahan ... 95

Survival Strategy Sebagai Adaptasi Dalam Pengurangan Risiko ... 96

Adaptasi sebagai Survival Strategy ... 98

Catatan Penutup: Mal Adaptation dan Transfer Teknologi... 100

BAB VII PENUTUP ... 101 Pengantar ... 101 Kesimpulan ... 101 Catatan Akhir ... 102 DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN ... 110

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Grafik Peningkatan temperatur dari tahun ke tahun ... 8

Gambar 2.2. GrafikPeningkatan Jumlah Karbon dan Peningkatan Temperatur ... 9

Gambar 2.3. Model Kegentingan Bencana ... 22

Gambar 2.4. Komponen Pembangunan Berkelanjutan ... 29

Gambar 2.5. Pilar Adaptasi Perubahan Iklim ... 31

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian ... 35

Gambar 3.2. Kerangka Pikir Penelitian... 46

Gambar 4.1. Sketsa Hamparan Kelompok Tani Sido Makmur Desa Baturejo ... 50

Gambar 4.2. Curah Hujan di Wilayah Sukolilo Pati Jawa Tengah 2005-2009 ... 51

Gambar 4.3. Saluran “Siphon” Desa Baturejo ... 52

Gambar 4.4. Peta Sungai Juwana ... 54

Gambar 4.5. Penampang Melintang Desa Baturejo dan sekitarnya .... 57

Gambar 4.6. Informasi Spasial Penginderaan Jauh-Kejadian Banjir Kabupaten Pati ... 63

Gambar 4.7. Lahan Pertanian Dekat Rawa ... 65

Gambar 4.8. Kalender Musim Tanam Petani Desa Baturejo ... 67

Gambar 5.1. Lahan Tanaman Palawija (Kontur Tinggi) Pada Awal Musim Tanam Kedua ... 79

(12)

ix KATA PENGANTAR

Banyak pihak telah paham tentang perubahan iklim bahkan bisa dikatakan tahu baik dari presentasi seminar, film, ataupun kondisi yang drasakan sehari hari terkait dengan cuaca terkadang kita klaim bahwa kondisi yang dirasakan tersebut adalah dampak perubahan iklim. Informasi yang diberikan bahkan cenderung sama. Sedangkan persoalan utama terkait dengan pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim, tidak menjadi pokok bahasan apalagi perubahan perilaku kita yang tidak berubah meskipun secara pengetahuan lebih mumpuni dibandingkan orang lain.Terlepas dari bacaan yang sama atas dampak pemanasan global yang berimplikasi pada pola perubahan iklim yang telah dipantau dan diteliti oleh Badan dunia seperti IPCC, peneliti mencoba mengenali dampak yang dirasakan oleh petani padi pada skala mikro untuk melihat pergulatan mereka menghadapi perubahan iklim yang ditandai dengan ketidakpastian musim yang mengancam sumber penghidupannya.

Saat ini tidak banyak yang tahu pergulatan mereka dalam memastikan pasokan gabah yang dihasilkan dari lahan petani. Peneliti merasakan banyak pihak mengabaikan persoalan penting terkait kedaulatan pangan dalam memastikan hak petani dapat dipenuhi. Bahkan bisa dikatakan bahwa Negara abai terhadap pemenuhan hak-hak dasar petani yang menjadi pilar keamanan pangan. Lalu apa hubungannya dengan perubahan iklim? Tidakkah Negara sudah menjamin ketersediaan sarana produksi padi (SAPRODI) dan infrastruktur pertanian? Tidak cukupkan kredit petani yang diberikan untuk menjamin produktifitas pertanian? Banyak pertanyaan yang mengganjal dibenak peneliti untuk melakukan penelitian yang bersifat parisipatif dan diterima secara akademis dan peluang tersebut menjadi kenyataan dalam “ruang” penelitian ini.

Dalam penelitian ini, dampak perubahan iklim dirasakan pada petani yang hanya memilki lahan sempit dengan pasokan air terbatas karea tergantung pada musim (sawah tadah hujan). Ketiadaan akses

(13)

petani untuk berproduksi terbatas karena prasyarat produksi pertanian tidak dapat dipenuhi, seperti ketersediaan air, pupuk, dan pengelolaan organisme pengganggu tanaman yang sangat minim. Petani terancam tidak dapat berproduksi meskipun secara ekonomi tetapi sistem sosial masyarakat perdesaan (sosiologis) memaksa petani tetap bercocok tanam khususnya padi.

“…nak jenenge petani kuwi yo nandur pari…nek ora nandur pari berarti ora petani…”

(“…kalau yang namanya petani itu menanam padi…jika tidak menanam padi berarti tidak petani….”) (Mujono)

Pernyataan Mujono diatas tidaklah salah, secara sosiologis masyarakat dibentuk oleh kerangka berpikir yang dikontruksi oleh sistem sosialnya sehingga tidaklah udah untuk merubah paradigma tersebut. Tetapi peneliti merasa tergelitik atas pernyataan dibalik pernyataan Mujono tersebut. Peneliti merasa penting untuk menghubungkan pernyataan Mujono tersebut dengan pendapat petani lainnya. Dari penelitian ini, peneliti mendapatkan jawaban bahwa petani memiliki kolektifitas yang tinggi (tindakan kolektif) dalam sistem berproduksinya. Petani padi tidak bisa lepas dari kebersamaan karena selalu berjibaku dengan musim untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jika tidak memiliki kebersamaan diantara petani, mereka akan gagal untuk berproduksi. Keputusan tanam menjadi tolak ukur dalam membagi risiko iklim dan serangan tikus atau hama lainnya (Organisme Pengganggu Tanaman-OPT).

Dilain pihak, risiko iklim berdampak besar terhadap hasil produksi pertanian khsusunya pada msuim tanam pertama. Dampak dari risiko iklim terjadi pada puncak hujan yang terjadi setiap tahun baru cina pada bulan Pebruari. Kondisi tersebut, memaksa petani Desa Baturejo untuk memajukan musim tanam pertama secara ekstrim pada bulan September (seharusnya bulan November sesuai surat edaran Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati), dan memundurkan musim tanam kedua sekitar bulan Mei atau Juni. Sedangkan untuk memajukan musim tanam pertama, petani padi Desa Baturejo membutuhkan beberapa prasyarat utama, yaitu ketersediaan air yang cukup, sarana dan prasarana seperti pompa yang memadai beserta

(14)

xi bahan bakar, irigasi alternatif, penanaman secara massal, dan penanggulangan OPT khsusunya tikus yang memadai. Berbagai upaya petani padi Desa Baturejo telah dilakukan dan bisa menjadi model adaptasi, meskipun secara substansi adaptasi tersebut merupakan adaptasi yang gagal dalam mitigasi bencana (mal adaptation) karena dalam proses produksinya tidak ramah lingkungan dan banyak menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon cukup tinggi.

Peneliti juga memotret buruh tani perempuan untuk melihat bentuk beban kerja perempuan dalam tahapan produksi padi. Meskipun tidak banyak dikupas dalam penelitian ini, peneliti tertantang melakukan penelitian terkait buruh tani perempuan dalam konteks keadilan pembagian beban kerja.

Peneliti sadar akan kekurangan dalam penelitian dan penulisan hasil penelitian ini, dan peneliti berharap mendapatkan masukan yang membangun guna kesempurnaan karya penelitian ini.

Terima kasih.

(15)
(16)

xiii UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai peneliti selama melakukan penelitian PETANI MENYIASATI MUSIM; Adaptasi Petani Padi Menghadapi Genangan Air Pada Puncak Hujan.

Pertama tama, peneliti ucapan terima kasih peneliti kepada Dr. Pamerdi Giri Wiloso, M.Si. dan Jubhar Christian Mangimbulude, M.Sc., Ph.D., atas kesediaanya membimbing peneliti dalam mengarahkan peneliti untuk kembali pada substansi (tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian) dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan tesis ini. Kedua Penguji, Dr. rer.nat. Agus Ign. Kristijanto, MS. dan Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si., yang bersedia memberikan masukan kritis dan kontruktif dalam penyelesaian tesis ini.

Kedua, peneliti juga tidak lupa ucapkan terima kasih kepada

Kang Gunritno dan rukunan-nya (Mbak Tatik) yang memberikan fasilitas menginap dan akomodasi selama melakukan penelitian. Tidak hanya itu, Kang Gunritno juga memberikan informasi penting dalam mentriangulasi informasi yang didapat peneliti dan selalu mengingatkan bahwa ketersediaan air di sungai tus (sungai buangan) juga berasal dari Pegunungan Kendeng, sehingga selayaknyalah petani-petani Desa baturejo dan sekitarnya tetap berjuang mempertahankan Gunung Kendeng dari rencana pembangunan pabrik semen. Selain itu, kawan seperjuangan saya Tanto Pursidi, mantan Ketua Serikat Petani Pati (SPP) yang cerdasdan sekarang merantau di Taiwan sebagai Tenaga Kerja Indonsia beserta pengurus kelompok tani lamanya, yaitu:

Kang Margi danKang Mujono serta Bapak Kuraji yang sekarang melanjutkan kepengurusan pompa di hamparan Kelompok Tani Sido Makmur. Tidak lupa juga saya sampaikan terima kasih atas perkawanan dengan Dhe Karno, Lek Karjo, dan Kang Bardi atas informasi-informasi yang diberikan dengan bahasa “samin” dan makanan khas ndeso yang disuguhkan.

(17)

Ketiga, tidak lupa juga ucapan terima kasih atas doa dan dorongannya dari keluarga kecil saya Tika dan anakku Dika, serta keluarga besar Mbah Heru dan Mbah “Mami” Kudus; Mbah Amin dan Mbah Lin (alm.) Tegalombo Pati atas waktu, tenaga dan doa untuk sekolah, kecukupan dan kesehatan bagi kami bertiga.

Keempat, peneliti ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya pada kawan karib peneliti, Prakarma Raja Siregar, M.Sc., atas inspirasinya dalam penelitian ini. Serapan ide, pengetahuan, teori dan analisa atas isu adaptasi perubahan iklim yang sedang berkembang telah mewarnai pemikiran peneliti untuk mengembangkannya menjadi temuan baru dalam mewarnai pustaka keilmuan yang ada. Tidak luput juga, peneliti haturkan terima kasih pada kawan senasib sepenanggungan Adi Prasetijo, Ph.D. dan Nuridin, MA., yang telah memberikan masukan, kritik, analisa dan tambahan teori dari buku-buku teori sosial baru demi kesempurnaan penulisan tesis ini sehingga terkadang membuat peneliti semakin pusing karena kesulitan mengelola waktu membaca, meluangkan waktu ke lapangan dan menuliskan temuan dan analisanya.

Terakhir, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada istri saya Heru Astikasari Setyo Murti, S. Psi., MA., M. Psi., yang selalu mendorong untuk menyelesaikan studi dan memberi ruang bagi peneliti dalam membangun pandangan berbeda dari sudut pandang lain sehingga timbul discourse baru menjadi bahadiskusi kami. Tidak lupa juga pada anaku terkasih Wikandika Setya Nugroho yang secara tidak langsung kami bersaing untuk secepatnya menyelesaikan studi.

Semoga penelitian ini dapat berguna bagi peneliti, akademisi, pegiat lingkungan dan sosial serta pihak lain yang berkepentingan serta bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terkait adaptasi perubahan iklim dan teori sosial lainnya. Akhir kata, peneliti terbuka atas kritik semua pihak yang membangun dan membuka penelitan baru yang lebih baik.

(18)

xv

Abstract

Climate change is not new or myth. Climate change occurs because of changes in climate variables, particularly temperature and rainfall that occur gradually changed in a long period of time between 50 to 100 years due to natural events and the majority of human activities. Human activity (anthropogenic) excessive fossil fuel burning activities until the burning land led to changes in the earth's temperature and the effect on climate patterns. Reports Fourth Assessment Report, issued by the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), revealed that 90% of human activity over the last 250 years is what makes the planet is getting hotter. Since the Industrial Revolution, levels of carbon dioxide increased from 280 ppm to 379 ppm in the past 150 years. Increased concentrations of CO2 in the Earth's atmosphere was the highest since the last 650,000 years. The IPCC concluded that 90% of greenhouse gases produced by humans, such as carbon dioxide, methane, and nitrous oxide, in particular for 50 years, has drastically raise the temperature of the Earth.

These conditions have an impact on agricultural productivity in the tropics which will decrease when there is an increase in global average temperature between 1-2oC thus increasing the risk of famine. The increasing frequency of droughts and floods are expected to have a negative impact on local production, especially in the sectors of food supply in subtropical and tropical regions. The change of seasons in which the dry season becomes longer, causing crop failures, water shortages and forest fires. A shift in seasons and rainfall patterns change. Adaptation can be done by creating seeds or change the time of planting.

The village of rice farmers Baturejo Sukolilo District Pati Regency capable of adapting to climate change by shifting the timing of planting (planting time to promote and withdrawals). Adaptation of rice farmers are influenced by local knowledge in reading season, the influence of social capital and economic capital joint action in the social institutions of farmers to reduce the risk of failure on rice production season due to the uncertainty is the impact of climate change.

Keywords: climate change, adaptation to climate change, shifting planting time.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah user login pada bagian kanan atas laman akan ditampilkan kolom tahun dan jabatan (posisi pegawai), default dari nilai tersebut adalah tahun dan jabatan yang ada

Minimal 5 media yang dipakai dalam produk tersebut (kampanye, kemasan, usaha untuk mendiferensiasi produknya, dll) yang pasti terlihat

Akan tetapi hasil belajar Statistik Pendidikan mahasiswa yang duduk di posisi depan dengan tugas kelompok secara signifikan tidak lebih tinggi dibandingkan dengan

Terima Kasih Yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Prof.. Fauzie Sahil, SpOG(K) dan

outer wall yang mengakibatkan gerakan fluida tidak hanya searah arus utamanya tetapi juga kearah melintang pada outer wall menuju inner wall akibat dari aliran

OKI Mill explained that the steps taken in the process of land compensation by the company included: (1) socialisation to sub-district and village governments as well as

Mengingat bahwa kontribusi pengaruh pengembangan pegawai lebih besar dari kontribusi pengaruh penempatan, maka peningkatan kinerja Direktorat Jenderal otonomi

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk memperkirakan pangsa pasar Anda atau berapa banyak pelanggan yang berhasil nanti Anda dapatkan.. Yang pertama, a nda bisa menganalisa