• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA (2). pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA (2). pdf"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG UNTU MEND NG BANGUN UK MENEN DAPATKAN JU FA UN N DETEKSI NTUKAN W N UKURAN TU ZUHR N JURUSAN T AKULTAS S NIVERSITA MAULAN SI KECEPAT WAKTU PO

N IMAGE P SERAGAM TUGAS AKH Oleh : HRITA ARIE NIM. 055500 TEKNIK IN SAINS DAN AS ISLAM N

NA MALIK MALANG 2010 ATAN KEND OTRET YAN PLAT NOM M. HIR IEFIANI 0045 NFORMATI N TEKNOL NEGERI ( U K IBRAHIM G DARAAN B ANG TEPAT MOR POLIS TIKA LOGI ( UIN ) M

BERMOTOR T GUNA ISI YANG

(2)

RANCANG BANGUN DETEKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MENENTUKAN WAKTU POTRET YANG TEPAT GUNA MENDAPATKAN UKURAN IMAGE PLAT NOMOR POLISI YANG

SERAGAM.

TUGAS AKHIR Diajukan Kepada : Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer ( S. Kom)

Oleh :

Zuhrita Ariefiani NIM 05550045

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(3)

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Zuhrita Ariefiani

NIM : 05550045

Fakultas / Jurusan : Sains dan Teknologi / Teknik Informatika

Judul Penelitian :RANCANG BANGUN DETEKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MENENTUKAN WAKTU POTRET YANG TEPAT GUNA MENDAPATKAN UKURAN IMAGE PLAT NOMOR POLISI YANG SERAGAM.

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa hasil penelitian saya ini tidak terdapat unsure-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiuah yang dilakukan atau dibuat orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata hasil penelitian penelitian ini terdapat unsure-unsur jiplakan, maka saya bersedia untuk mempertanggungjawabkan, serta diproses sesuai peraturan yang berlaku.

Malang, Januari 2009

Penulis,

(4)

RANCANG BANGUN DETEKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MENENTUKAN WAKTU POTRET YANG TEPAT GUNA MENDAPATKAN UKURAN IMAGE PLAT NOMOR POLISI YANG

SERAGAM

TUGAS AKHIR

Oleh : Zuhrita Ariefiani

NIM. 05550045

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen pembimbing II

Totok Chamidy, M. Kom Dr. Munirul Abidin, M.A NIP. 196912222006041001 NIP. 197204202002121003

Tanggal Januari 2009 Mengetahui,

Ketua Jurusan teknik Informatika

(5)

RANCANG BANGUN DETEKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MENENTUKAN WAKTU POTRET YANG TEPAT GUNA MENDAPATKAN UKURAN IMAGE PLAT NOMOR POLISI YANG

SERAGAM

TUGAS AKHIR

Oleh:

ZUHRITA ARIEFIANI NIM. 05550045

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Tugas Akhir dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Komputer (S.Kom)

Tanggal 14 Januari 2010

Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Penguji Utama : Zainal Abidin, M.Kom (………)

2. Ketua Penguji : Fatchurrohman, M.Kom (………) 3. Sekretaris Penguji : Totok Chamidy, M.Kom (………) 4. Anggota Penguji : Dr. Munirul Abidin, M.A (………)

Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Teknik Informatika

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Tuhan Alam semesta dan jagat raya, Tuhan dari segala sesuatu yang dikuasai. Alhamdulillah dan berterimaksih kepada-Mu atas segala rahmat dan karuniaMu, akhirnya kami dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul RANCANG BANGUN DETEKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MENENTUKAN WAKTU POTRET YANG TEPAT GUNA MENDAPATKAN UKURAN IMAGE PLAT NOMOR POLISI YANG SERAGAM. Pembuatan alat ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh gelar strata 1 (S-1) dan kelulusan di Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kami menyadarari bahwa dalam penulisan dan pembuatan alat ini tidak akan terwujud tanpa adanya motivasi, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, yang senantiasa Kami terima selama ini. Oleh karenanya penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Semua yang ada di bumi dan menguasai jagat raya, Tuhanku Allah s.w.t. Tak ada yang tak mungkin karenaNya. Maha Besar Allah.

2. Nabi Muhammad s.a.w, rindu Kami padamu Yaa Rosul.

3. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MMI) Malang.

4. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MMI) Malang.

(7)

6. Bapak Pembimbing I, Totok Chamidy, M.T, karena atas bimbingan, bantuan dan kesabaran beliau penulisan ini dapat terselesaiakan. Dan Bapak Munirul Abidin, M.Ag selaku pembimbing II yang senantiasa mengarahkan dan membimbing penulisan skripsi yang berhubungan dengan Agama.

7. Bapak dan Ibu dosen teknik Informatika, terutama Bapak Fatchurrochman, M. Kom selaku ayah selama sembilan semester yang saya jalani di perkuliahan ini, serta Bapak Zainal Abidin, M.Kom, terimakasih atas bimbingan dan motivasinya.

8. Orang tua Kami, ayah ibundaku tercinta Drs. H. Zainal Mahmudi, M. Ag dan Hj. Muslihati Nurlaila, S.Pd yang mensupport kami baik moril dan spirituil tanpa henti, serta Bpk Syai’in dan Ibu Sri Wahyuni.

9. Teman-teman Teknik Informatika, angkatan 2005 dan 2004 yang sangat banyak membantu, baik dukungan dan loyalitas serta kerjasamanya selama penulisan skripsi ini.

10. Sahabat, kekasih sekaligus musuh selama empat tahun terakhir ini, Usman Nurhasan, terimakasih atas segala bantuannya, materi, tenaga dan semuanya. 11. Teman-teman SMK Grafika, Om Gembul, Mustoper dan teman-temanku. Para

satpam UIN Maliki Malang, “I don’t think that the rain are come down to our earth by Love from our God. I understood now.” Thanks.

Dalam penulisan Laporan Akhir ini Kami telah berusaha dengan baik. Namun Kami menyadari masih banyak kekeliruan dan kekurangan dalam pembuatannya. Oleh karena itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan kritikan serta masukan kami tunggu dengan tangan terbuka. Akhirnya kami sampaikan terimakasih yang tak terhingga, dan Subhanallah, Maha Benar Allah dengan segala Cintanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul Halaman Pengajuan Halaman Persetujuan Halaman Pengesahan Halaman Persembahan

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xv

Abstrak ... xvi

BAB I : Pendahuluan ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Pembuatan Sistem ... 5

1.4 Manfaat pembuatan Sistem ... 5

1.5 Batasan Masalah ... 6

1.6 Metodologi Penelitian ... 6

1.7 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1 Infrared dan Sinar (Cahaya) ... 12

2.1.1 Infrared Transmitter ... 13

2.1.2 Infrared Receiver (IRM8510N) ... 14

2.1.3 IC 555 ... 15

(9)

2.2.1 Arsitektur Mikrokontroler ... 20

2.2.2 Susunan PIN MCS AT89S51 ... 21

2.2.3 Rangkaian Osilator ... 25

2.2.4 Memori Data Eksternal ... 26

2.2.5 SFR (Special Fungtion Register) ... 27

2.3 Konsep Komunikasi Serial ... 40

2.4 Kecepatan, Jarak dan Waktu ... 43

2.5 Kamera A4-Tech (Audio Video) ... 45

2.6 Software Pemograman ... 47

2.6.1 Borland Delphi ... 47

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 62

3.1 Perancangan Perangkat Keras ... 62

3.1.1 Sensor Infrared ... 62

3.1.2 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ... 64

3.1.3 Kamera ... 67

3.2 Peancangan Sistem Deteksi Kecepatan ... 67

3.2.1 Tujuan Sistem Deteksi Kecepatan ... 67

3.3 Perancangan dan Pembuatan perangkat lunak ... 68

3.3.1 Perancangan dan Pembuatan GUI ... 68

A. Form Setting ... 71

B. Form Database ... 72

3.4 Teknik Pengambilan Data ... 75

3.4.1 Pengujian Sensitivitas Rangkaian sensor infrared ... 75

3.4.2 Pengujian Kamera A-4 Tech ... 75

3.4.3 Pengujian Alat menggunakan mikrokontroler AT89S51 ... 76

3.5 Teknik Analisa Data ... 76

(10)

4.1 Perangkat keras ... 78

4.1.1 Hasil Pengujian Sensivitas rangkaian Sensor Infrared... 78

4.1.2 Hasil Pengujian Kamera ... 79

4.2 Perangkat Lunak ... 80

4.3 Penjelasan Program ... 81

4.4 Sistem Kerja Software... 84

4.5 Pembahasan ... 85

4.5.1 Pembahasan Alat ... 85

4.5.2 Integrasi Alat dengan Al-Qur’an ... 95

4.5.3 Integrasi alat dan Manfaatnya untuk Manusia ... 98

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 101

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penjelasan sistematika penulisan ... 10

Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 3... 23

Tabel 2.2 Component palette ... 49

Tabel 2.3 Penjelasan Icon Tab Standart. ... 50

Tabel 2.4 Penjelasan Komponen Tab Additional. ... 52

Tabel 2.5 Penjelasan Komponen Tab Win32. ... 53

Tabel 2.6 Penjelasan Komponen Tab System. ... 54

Tabel 2.7 Penjelasan Komponen Tab Data Access ... 55

Tabel 2.8 Penjelasan Komponen Tab Data Control ... 56

Tabel 2.9 Penjelasan Komponen Tab BDE... 57

Tabel 2.10 Penjelasan Komponen Tab Samples ... 57

Tabel 2.11 Penjelasan Komponen Tab ADO. ... 58

Tabel 4.1 Hasil Pengujiian Infrared ... 78

Tabel 4.2 Tabel IR dengan kecepatan random dan pengukuran jarak dengan kamera ... 86

Tabel 4.3 Gambar Hasil Uji Coba I ... 87

Table 4.4 Gambar Hasil Uji Coba II ... 89

Table 4.5 Gambar Hasil Uji Coba III ... 91

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Blok Diagram system ... 4

Gambar 2.1 Infrared Transmitter ... 13

Gambar 2.2 IRM 8510N dimension package ... 15

Gambar 2.3 Rangkaian IC 555 ... 16

Gambar 2.4 Blok Diagram MK-AT89S51 ... 21

Gambar 2.5 Pin Diagram AT89S51 ... 22

Gambar 2.6 Rangkaian Osilator AT89S51 ... 25

Gambar 2.7 Peta Register Fungsi Khusus- SFR ... 30

Gambar 2.8 Bit Latch dan I/O Buffer 89S51 ... 30

Gambar 2.9 Timer / Counter 1 Mode 0 : Counter 13 bit ... 34

Gambar 2.10 Timer / Counter 1 Mode 2 : 8 bit Auto- Reload ... 34

Gambar 2.11 Timer / Counter 1 Mode 3 : 2 Counter 8 bit ... 35

Gambar 2.12 TMOD : Timer / Counter Mode Control Register ... 36

Gambar 2.13 SCON (serial port control register) ... 39

Gambar 2.14 Port DB-9 Jantan dan betina ... 41

Gambar 2.15 Pin konfigurasi DB-9 ... 41

Gambar 2.16 Wiring gambar RS-232(DB-9) ke mikrokontroler ... 42

Gambar 2.17 Konfigurasi IC Max 232 ... 43

Gambar 2.18 Kamera A4-Tech ... 46

Gambar 2.19 Lembar Kerja Borland Delphi ... 48

Gambar 2.20. Kotak Dialog Customize ... 49

Gambar 2.21 Tampilan Form ... 59

Gambar 2.22 (a). Lembar kerja object inspector ... 59

Gambar 2.22 (b). Beberapa Tampilan Pilihan Pada Object Inspector ... 60

Gambar 2.23 Code editor. ... 60

(13)

Gambar 3.1 (b) rangkaian IR Receiver ... 63

Gambar 3.2 Blok diagram sistem keseluruhan ... 65

Gambar 3.3 Rangkaian Power Supply ... 66

Gambar 3.4 Kamera A4-Tech yang dihubungkan ke laptop ... 67

Gambar 3.5 Blok diagram Sistem keseluruhan ... 67

Gambar 3.6 Diagram Alir Program Utama ... 69

Gambar 3.7 Gambar Peta Form sistem deteksi kecepatan ... 69

Gambar 3.8 Flow chart form utama system ... 70

Gambar 3.9 Tampilan Form Utama ... 71

Gambar 3.10 Tampilan setting Boundrate untuk Detektor Kecepatan (infrared) ... 72

Gambar 3.11 Diagram Alir untuk menampilkan Database kecepatan ... 73

Gambar 3.12 Tampilan Database Kecepatan ... 73

Gambar 3.13 Diagram Alir untuk menampilkan Database gambar. ... 74

Gambar 3.14 Tampilan Database Gambar ... 74

Gambar 3.15 Rangkaian pengujian sensor Infrared ... 75

Gambar 4.1 Tampilan Awal Kamera setelah di select device (dipilih kameranya) ... 79

Gambar 4.2 Tampilan kamera setelah proses peng-capture-an secara manual ... 80

Gambar 4.3 Tampilan Program Utama Setelah device-device terkoneksi. ... 82

Gambar 4. 4 Tampilan database kecepatan ... 83

Gambar 4.5 Tampilan Database Gambar ... 84

Gambar 4.6 Uji coba Alat Keseluruhan I ... 87

Gambar 4.7 Uji coba Alat Keseluruhan II ... 89

Gambar 4.8 Uji Coba Alat Keseluruhan III ... 91

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Rangkaian Alat Keseluruhan Lampiran 2 Gambar Rangkaian PCB

(15)

ABSTRAK

Zuhrita Ariefiani, 2010. Rancang Bangun Deteksi Kecepatan Kendaraan Bermotor Untuk Menentukan Waktu Potret Yang Tepat Guna Mendapatkan Ukuran Image Plat Nomor Yang Seragam. Pembimbing : Totok Chamidy, M.Kom

Kata Kunci : Sensor Infrared, Mikrokontroler AT89S51, Kamera, Deteksi Kecepatan, Kendaraan Bermotor.

Deteksi kecepatan kendaraan bermotor merupakan suatu sistem yang dirancang dengan menggunakan sensor infrared sebagai pemancar sinar yang diproses menggunakan Mikrokontroler AT89S51 untuk membaca kecepatan kendaraan bermotor.

Sistem ini dibangun untuk mengembangkan tekhnologi infrared sebagai pengirim signal untuk inputan yang diselaraskan dengan kamera untuk mendapatkan hasil output berupa data kecepatan dan gambar plat kendaraan bermotor.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

96. Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al An am : 96)

Allah berkuasa terhadap benda-benda langit, yakni bahwa Dia menyingsingkan pagi agar makhluk dapat bergerak dengan bebas dan menjadikan malam gelap untuk menyediakan waktu beristirahat. Setelah menyebutkan gelap dan terang disebutnya penyebab gelap dan terang itu dan dinyatakan bahwa, dan Allah juga yang menjadikan matahari dan bulan beredar berdasar perhitungan yang sangat telilti, memancarkan cahaya dan sinar dan menyilihgantikan malam dan siang. Yang demikian itu bertujuan untuk menjadi perhitungan waktu bagi kamu semua. Itulah yakni yang diuraikan oleh ayat ini dan ayat-ayat yang lalu – takdir ketetapan Allah Yang Maha Perkasa sehingga tidak dapat dibatalkan oleh siapapun lagi Maha Mengetahui sehingga semua diatur-Nya secara amat teliti lagi tepat. (Quraish Shihab, Vol 4, 2007 : 210)

(17)

peredaran matahari dan bulan sebagai alat untuk melakukan perhitungan waktu, tahun, bulan, minggu dan hari bahkan menit dan detik.

Dalam ayat yang menginspirasi ini, Allah menjadikan matahari dan bulan sebagai alat bantu perhitungan. Dapat dianalogikan, tidak hanya matahari dan bulan sebagai ciptaan Allah yang memancarkan sinar yang kemudian dijadikan sebagai alat perhitungan, namun ada banyak hal yang bisa dijadikan manusia sebagai alat perhitungan, yakni sinar-sinar lain yang pancaran sinarnya lebih kecil dari matahari dan bulan, yang kemudian dijadikan untuk membantu dalam menyelesaikan masalah yang dianggap penting untuk sebuah kemaslahatan umat. Salah satunya kecepatan kendaraan bermotor.

Sebuah piranti bernama infrared yang kemudian menjadi salah satu ide untuk mengembangkan alat yang dapat mengetahui kecepatan kendaraan bermotor. Terinspirasi dari film TAXI 4 serta beberapa film aksi mobil balap seperti The Fast and The Furious (the series), yang kebanyakan menceritakan kecepatan kendaraan bermotor jauh di luar batas kendaraan biasa, dan membuat alat sensor yang ada rusak serta tidak dapat mengukur kecepatan mobil setelah mendeteksi kecepatan kendaraan tersebut.

(18)

merencanakan pengembangannya, yang semuanya akan dicatat dalam satu sistem yang dapat membantu untuk pelacakan nomor kendaraan (nopol) dan sebagainya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Alzalzalah,

7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q. S Al Zalzalah : 7-8)

(19)

POLISI YANG SERAGAM. Semoga tidak sampai disini Allah memberikan kemampuan kepada hambanya. Pada penelitian dan pembuatan alat ini ditujukan untuk mengetahui seberapa kuatkah infrared dalam memancarkan sinarnya sebagai titik awal dalam penentuan waktu henti dari sebuah kendaraan, serta bagaimana menyajikannya dalam satu sistem yang nantinya dapat mengakses nomor polisi dengan bentukan gambar yang seragam. Hal ini difungsikan sebagaimana di negara-negara maju yang mengidentifikasi plat nomor sepeda motor sebagai bukti tindakan kejahatan dan kriminalitas. Selain itu diharapkan alat ini nantinya juga bisa dijadikan sebagai salah satu security system untuk mengecek keberadaan kendaraan yang keluar masuk dalam parking area sebuah instansi.

Secara umum gambaran penelitian ini adalah :

(20)

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka didapatkan perumusan masalah sebagai berikut: a. Pembuatan alat untuk mendeteksi dan mengetahui kecepatan kendaraan

bermotor di luar mesin kendaraan tersebut (deteksi external sistem). b. Pemanfaatkan infrared untuk mendeteksi adanya kendaraan bermotor yang

melewati sinar yang dihantarkannya

c. Inputan yang dikirim oleh infrared mampu dibaca oleh komputer sebagai penentuan t (waktu) dan pemrosesannya.

d. Pemotretan (pengambilan gambar) setelah sinar infrared kedua diputus oleh kendaraan sebagai t (akhir).

e. Penganalisaan sebuah gambar untuk mendeteksi nomor polisi yang ada pada kendaraan bermotor setelah dipotret oleh kamera.

f. Mengetahui dan menentukan t (waktu) potret yang tepat untuk mengetahui hasil image plat nomor polisi.

1.3 Tujuan Pembuatan Sistem

Adapun tujuan dari perancangan ini adalah :

a. Menangkap obyek bergerak saat melewati infrared dengan kecepatan tertentu

b. Meng-capture obyek tersebut dengan kamera jika melewati infrared kedua dengan kecepatan tertentu.

1.4 Manfaat Pembuatan Sistem

(21)

- Membantu untuk sistem registrasi kendaraan bermotor.

- Dapat dijadikan sebagai alat untuk security system dalam sebuah instansi.

- Dapat dijadikan sebagai studi awal dari pengaturan jarak sensor infrared dengan menggunkan bahasa pemrograman Assembly dan mengetahui perbandingan v (kecepatan) serta t potret kamera untuk mendapatkan besaran image dari plat nomor polisi.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari rancang bangun detektor kecepatan ini adalah : a. Rancang bangun detektor kecepatan ini menggunakan 2 buah infrared sebagai

deteksi awal dan deteksi akhir untuk mengetahui t (waktu) awal dan t akhir dari laju kendaraan.

b. Rancang bangun sistem ini dispesifikasikan terhadap kendaraan bermotor beroda dua, yakni sepeda motor.

c. Rancang bangun sistem ini menggunakan kamera A4-Tech sebagai properti untuk pemotretan plat kendaraan.

d. Rancang bangun ini menggunakan bahasa pemograman Borland Delphi sebagai interface.

e. Sistem ini menggunakan DT 51 sebagai downloader dan jembatan untuk mengetahui signal inputan yang masuk.

(22)

1.6Metodologi Penelitian

Dalam mengembangkan aplikasi ini digunakan metode yaitu : 1. Fase Perencanaan

Fase perencanaan terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya :

• Studi kelayakan judul.

Pada studi kelayakan judul, dipilih judul yang cocok dengan kemampuan. Judul ini telah dikonsultasikan kepada para dosen Pembimbing dan disetujui

• Pembuatan proposal

Setelah didapatkan judul proses selanjutnya dibuat proposal untuk dilakukan pengujian

• Seminar proposal

Proposal yang sudah jadi dilakukan pengujian dengan diadakannya seminar proposal.

2. Fase Analisis

Fase Analisis ini terdiri dari :

• Identifikasi

(23)

awal) dengan yang kedua (t akhir) diletakkan. Serta penentuan peletakan kamera dalam pengambilan gambar.

• Pengujian sensor (alat deteksi)

Setelah melakukan pengidentifikasian dan pengukuran, maka akan dilakukan pengujian sensor. Karena sensor yang dihasilkan oleh infrared cenderung lemah, maka kami menggunakan trigger (penguat) agar signal yang dihasilkan akan jauh lebih panjang untuk menangkap pantulan dari kendaraan yang diujicobakan.

• Pengumpulan data image

Pengumpulan data image ini adalah setelah pengujian alat (sensor) dan image diinputkan kedalam database yang selanjutnya akan diproses dalam penganalisaan image.

• Analisa image

Setelah semuanya selesai, maka image plat nomor akan menentukan bagaimana nantinya besaran image yang akan diperoleh dan dianalisa lebih lanjut agar image tersebut seragam.

3. Fase Desain

Fase design terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya :

• Perancangan Alat dan Pembuatan Alat

(24)

kendaraan bermotor yang selanjutnya inputan tersebut akan dijadikan sebagai penentuan t (waktu) awal dan waktu akhir. Kemudian dari kecepatan tersebut, akan didapakan image yang nantinnya akan dianalisa untuk mendapatkan besaran image yang seragam.

• Perancangan dan pembuatan Software

Setelah pembuatan alat selesai, maka akan dilakukannya pembuatan software utamanya untuk pendigitalisasian dari signal yang masuk untuk diterjemahkan sebagai inputan. Kemudian pembuatan software untuk interface analisa image menggunakan Borland Delphi.

• Pengujian Software

Pengujian software dilakukan setelah software selesai dibuat. Ini lebih kepada penanaman kedalam alat dan untuk interface dalam sistem.

• Pengujian Integrasi Alat dan Software

Dalam pengujian integrasi alat dan software ini lebih cenderung pada software yang ditanamkan pada alat, lalu disinkronkan dengan interface yang telah jadi sebelumya.

4. Fase Implementasi

Dalam fase implementasi ini ada beberapa hardware dan software yang akan dipergunakan.

Software yang digunakan untuk pengembangan aplikasi ini adalah :

(25)

• Bahasa pemograman untuk pembuatan program pengisian IC (MIDE 51)

• Bahasa pemograman untuk pembuatan interface (Borland Delphi)

• Ms Acsess 2003

Hardware yang digunakan adalah :

• Laptop

• Kamera A4-Tech (audio dan video).

• Infrared transmitter dan receiver (IRM 8510N) • Mikrokontroler AT89S51

• Kabel USB to serial (RS232)

• Kabel USB

1.7Sistematika Penulisan

Pembuatan tugas akhir ini dilakukan dengan pembagian bab sebagai berikut :

Tabel 1.1 Penjelasan sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(26)

perancangan sitem deteksi ini. Adapun literatur yang digunakan meliputi buku referensi dan dokumentasi internet.

BAB III

DESAIN DAN PERANCANGAN

SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tinjauan organisasi, tahap perencanaan, desain dan perancangan deteksi kecepatan dan penentuan waktu potret untuk mendapatkan image plat nomor polisi yang seragam

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tahapan implementasi dan uji coba dari perancangan sistem serta analisis hasil.

BAB V PENUTUP

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam merencanakan dan merealisasikan perangkat ini dibutuhkan pemahaman tentang berbagai hal yang mendukung. Pemahaman ini akan bermanfaat untuk merealisasikan detektor ini. Pengetahuan yang mendukung perencanaan dan realisasi alat meliputi :

2.1Infrared dan Sinar (Cahaya)

! !" #

$ # %%

44. Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan. (Q.S Annur : 44)

Pada ayat tersebut, Allah memberikan kekuatan kepada manusia sebuah pelajaran untuk mengeksploitasi pengelihatan baik dalam keadaan malam maupun siang, dimana sebuah pergerakan infrared yang nantinya memancarkan sinar untuk mendeteksi sepeda motor yang lewat. Karena keterbatasan penglihatan kecepatan manusia itulah, dipergunakannya infrared disini sebagai sinar pendeteksi yang sekiranya mampu untuk memantau kecepatan kendaraan.

(28)

yang kemudian dapat disebarkan melalui sistem menggunakan teknik

pelacakan sinar. Ini memungkinkan sistem optik yang sangat rumit dianalisis

secara matematis atau disimulasikan oleh komputer. Sedangkan Inframerah (infrared) adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara 700nm dan 1 mm.

2.1.1 Infrared Transmitter

Infrared Transmitter merupakan suatu modul pengirim data melalui gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai output dalam aplikasi transmisi data nirkabel seperti robotik, sistem pengaman, datalogger, absensi, dan sebagainya.

Gambar 2.1 Infrared Transmitter Spesifikasi Hardware

1. Tegangan kerja: +5 VDC.

(29)

3. Panjang gelombang puncak 940 nm. 4. Sudut pancaran ±17o.

5. Jarak maksimum yang teruji pada sudut 0o: 16 m. Jarak maksimum sesuai datasheet: 35 m

6. Memiliki input yang kompatibel dengan level tegangan TTL, CMOS, dan RS-232.

7. Terdapat 2 mode output: non-inverting dan inverting.

8. Kompatibel penuh dengan DT-51™ Minimum Sistem (MinSys) ver 3.0, 51™ PetraFuz, BASIC Series, 51™ Low Cost Series, DT-AVR Low Cost Series, dan lain-lain.

2.1.2 Infrared Receiver (IRM 8510N)

(30)

Gambar 2.2 IRM 8510N dimension package. Sumber : Everlight electronic

Spesifikasi Hardware 1. Tegangan kerja: +5 VDC.

2. Frekuensi carrier penerima infra merah: 37,9 s.d 38 kHz. 3. Panjang gelombang puncak 940 nm s.d 950 nm.

4. Sudut penerimaan ±45o. Memiliki 2 output: non-inverting (OUT) dan inverting (OUT). Keduanya kompatibel dengan level tegangan TTL, CMOS, dan RS-232.

5. Kompatibel penuh dengan 51™ Minimum System (MinSys) ver 3.0, DT-51™ PetraFuz, DT-BASIC Series, DT-DT-51™ Low Cost Series, DT-AVR Low Cost Series, dan lain-lain.

(31)
(32)

Gambar 2.3 Rangkaian IC 555

(33)

tercapai, komparator A akan men-reset flip-flop dan serta merta transistor internal Q1 menjadi ON kembali. Pada saat yang sama keluaran pin 3 dari IC 555 tersebut kembali menjadi 0 (GND).

Berapa lama pulsa yang dihasilkan amat tergantung dari nilai resitor dan kapasitor eksternal yang pasangkan. Dari rumus ekponensial pengisian kapasitor diketahui bahwa :

Vt = VCC(1- e-t/RC) ….. (1)

Vt adalah tegangan pada saat waktu t. Jika t adalah waktu eksponensial

yang diperlukan untuk mengisi kapasitor sampai Vt = 2/3 VCC, maka rumus (1) dapat disubstitusi dengan nilai ini menjadi :

2/3 = 1-e-t/RC

1/3 = e-t/RC

ln(1/3) = -t/RC dan seterusnya dapat diperoleh

t = (1.0986123)RC yang dibulatkan menjadi

t = 1.1 RC

(34)

2.2Mikrokontroller

(35)

mem-bentuk mikrokontroler yang mem-bentuk fisik-nya sekecil mungkin tetapi mempu-nyai kemampuan yang sama.

ATMEL sendiri memproduksi 3 buah mikrokontroler mini, masing-masing adalah AT89C1051 dengan kapa-sitas Flash PEROM sebesar 1K byte, AT89C2051 kapasitas 2K byte dan AT-89C4051 dengan kapasitas 4K byte. AT89C51 adalah mikrokontroler 8 bit keluaran ATMEL dengan 4K byte Flash PEROM (Programmable and Era-sablRead Only Memory) merupakan memori dengan teknologi high density nonvolatile memory dan kompatibel de-ngan mikrokontroler standard industri MCS51, isi memori tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus sampai batas 1000 kali, mikrokontroler ini merupakan high performance teknologi CMOS (Complementary Metal Oxide Semicon-ductor) dan dikemas dalam paket 40 pin dengan catu daya tunggal. Dia-gram susunan kaki mikrokontroler AT89-C51 dalam bentuk PDIP (Plastic Dual Inline Package)

(36)

atau beberapa seri atau varian memiliki ROM didalam mikrokontroler itu sendiri. Cara mengisi program dengan suatu alat pemrogram, yang biasanya berhubungan dengan PC.

2.2.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4KB Flash Programmable dan Erasable Read Only Memory (PEROM). Mikrokontroler berteknologi memori non volatile kerapatan tingi dari Atmel ini kompatibel dengan mikrokontroler standar industri MCS-51, baik pin kaki IC maupun set instruksinya serta harganya yang cukup murah.

(37)

Gambar 2.4 Blok Diagram MK-AT89S51

2.2.2 Susunan PIN MCS AT89S51

(38)

Gambar 2.5 Pin Diagram AT89S51 Sumber : www.atmel.com

(39)

• Pin 40 adalah pi Vcc, yaitu pin positif sumber tegangan 5 volt DC

• Pin 20 adalah pin Vss, yaitu grounding sumber tegangan. • Pin 32-39 adalah pin port 0, merupakan port I/O 8 bit full

duplex. Port ini dapat digunakan sebagai gabungan antara alamat dan data selama ada pengambilan dan penyimpanan data dengan eksternal ROM dan Ram.

• Pin 1-8 adalah pin port 1, merupakan pirt I/O 8 bit full duplex. Setiap pin dapat digunakan sebagai masukan atau keluaran tanpa tergantung dari pin yang lain.

• pin 21-28 adalah pin port 2. Sama seperti port 0, port ini hanya digunakan sebagai addres bus tinggi, selama ada pengambilan dan penyimpangan data eksternal ROM dan RAM.

• Pin 10-17 adalah pin port 3, sama seperti port 1, tetapi port ini memiliki keistimewaan seperti pada table berikut :

Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 3

Sumber : www.atmel .com/ datasheet AT89S51

Kaki Port Fungsi alternative

P3.0 RXD (masukan penerima data serial)

(40)

P3.2 INT 0( interupsi ekternal 0)

P3.3 INT 1 ( interupsi eksternal 1)

P3.4 T0 (masukan eksternal pewaktu / pencacah 0)

P3.5 T1 (masukan eksternal pewaktu/ pencacah 1)

P3.6 WR (strobe penulisan memori data eksternal)

P3.7 RD (strobe pembacaan memori data eksternal)

• Pin 9 adalah RST/VPD yang berfungsi untuk me-reset sistem AT89S51. Kondisi High (logika ‘1’) dari pin ini selama dua siklus clock (siklus mesin) me-reset mikrokontroler yang bersangkutan.

• Pin 30 adalah pin ALE/PROG yang berfungsi untuk mengunci low addres (alamat rendah) pada saat akses memori program selama operasi normal.

• Pin 29 adalah pin PSEN, Program Strobe Enable merupaka strobe output yang digunakan untuk membaca eksternal program memori PSEN aktif setiap siklus mesin.

(41)

program memori eksternal. Namun jika EA dihubungkan ke logika ‘1’ maka device akan mengambil kode mesin dari internal program memori, kecuali jika program counter berisi lebih besar dari 0 FFFh.

• Pin 18 adalah pin XTAL1, pin ini merupakan input ke inverting amplifier osilator. Pin ini dihubungkan dengan kristal atau sumber osilator dari luar.

• Pin 19 adalah pin XTAL 2, yang merupakan output dari inverting amplifier osilator. Pin ini dihubungkan dengan Kristal atau ground jika menggunakan sumber Kristal internal. 2.2.3 Rangkaian Osilator

(42)

Gambar 2.6 Rangkaian Osilator AT89S51 Sumber : www.atmel.com/ datasheetAT89S51 2.2.4 Memori Data Ekternal

(43)

SFR Port 2 tetap sama dengan pin Port 2 selama siklus memori eksternal. Karakteristik ini memberikan kemampuan paging memori. Low byte dari alamat bersifat timemultiplexed dengan data byte Port 0, artinya data dan alamat dihasilkan oleh pin yang sama secara bergantian dengan selang waktu tertentu. Sinyal alamat / data mengaktifkan kedua FET pada output buffer Port 0 (lihat gambar 4A). Jadi dalam aplikasi ini pin-pin Port 0 tidak bersifat sebagai output opendrain, dan tidak memerlukan pull-up eksternal.Sinyal ALE (Address Latch Enable) digunakan untuk menyimpan address byte ke sebuah latch eksternal. Address byte valid pada saat transisi negatif ALE. Pada siklus penulisan, data yang akan dituliskan muncul pada Port 0 tepat sebelum WR aktif, dan data ini tetap ada sampai WR dinonaktifkan. Pada siklus pembacaan, data byte diterima oleh Port 0 sesaat sebelum sinyal RD dinonaktifkan.

Ada 2 kondisi untuk mengakses Program Memory eksternal : 1. Pada saat sinyal EA aktif, atau

2. Pada saat Program Counter (PC) berisi nilai lebih besar dari 0FFFH (1FFFH untuk 89S52).

2.2.5 SFR (Special Fungtion Register)

(44)

hanya terdapat pada 89C52, tetapi tidak terdapat pada 89C51. Tidak semua alamat ditempati, alamat yang kosong tidak diimplementasikan pada chip. Melakukan pembacaan pada alamat yang kosong, akan menghasilkan data random, sedangkan penulisan tidak berpengaruh. Fungsi dari masing-masing register dijelaskan pada bagian berikut :

a. Akumulator

ACC merupakan register akumulator. Pada program ditulis dengan A. ACC menempati lokasi E0h digunakan sebagai register untuk menyimpan data sementara.

b. Register B

Register B (lokasi F0h) digunakan pada operasi perkalian dan pembagian. Pada instruksi-instruksi yang lain berfungsi seperti register umumnya. c. Program Status Word

PSW(lokasi D0h) berisi informasi status program, d. Stock Pointer (SP)

(45)

e. Data Pointer (DPTR) Register DPTR untuk byte tinggi DPH dan byte rendah DPL yang masing-masing berada di lokasi 83h dan 82h, bersama-sama membentuk register yang mampu menyimpan alamat 16-bit. Dapat dimanipulasi sebagai register 16-bit atau sebagai register 8-bit yang terpisah.

f. Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3, masing-masing menempati lokasi 80h, 90h, A0h dan B0h merupakan pengunci-pengunci (latches), yang digunakan untuk menyimpan data yang akan dibaca atau ditulis dari/ke port untuk masing-masing port.

g. Serial Data Buffer SBUF (lokasi 99h) sebenarnya terdiri dari dua register yang terpisah, yaitu register penyangga pengirim (transmit buffer) dan penyangga penerima(receive buffer). Pada saat data disalin ke SBUF, maka data sesungguhnya dikirim ke penyangga pengirim dan sekaligus mengawali transmisi data serial. Sedangkan pada saat data disalin SBUF, maka sebenarnya data tersebut dari penyangga penerima.

h. Timer Register. Pasangan register (TH0, TL0) di lokasi 8Ch dan 8Ah, (TH1, TL1) di lokasi 8Dh dan 8Bh serta (TH2, TL2) di lokasi CDh dan CCh merupakan register-register pencacah 16-bit untuk masing-masing Timer 0, Timer 1 dan Timer 2.

(46)

Gambar 2.7 Peta Register Fungsi Khusus- SFR Konfigurasi I/O

Gambar 2.8 Bit Latch dan I/O Buffer 89S51 Sumber : www.atmel.com

(47)

konfigurasi outputnya adalah open drain. Setiap bit I/O ini berdiri sendiri, jadi dapat berfungsi sebagai input atau output tanpa tergantung satu sama lain. Port 0 dan 2 tidak dapat dipakai sebagai I/O bila digunakan sebagai jalur alamat / data. Bila port-port tersebut ingin difungsikan sebagai input, maka bit latch harus berisi '1', yang akan mematikan output driver FET. Sehingga pin-pin Port 1,2, dan 3 akan 'ditarik' ke high oleh pull-up internal, tetapi bila diinginkan dapat juga 'ditarik' ke low dengan sumber eksternal. Port 0 agak berbeda, karena tidak menggunakan pull-up internal. FET pull-up pada output driver P0 (lihat gambar 4A) hanya digunakan pada saat Port mengeluarkan '1' selama akses memori eksternal, selain keadaan ini FET pull-up tidak aktif. Akibatnya bila bit-bit P0 berfungsi sebagai output maka bersifat open drain. Penulisan logika '1' ke bit latch menyebabkan kedua FET tidak bekerja, sehingga pin dalam keadaan mengambang (floating). Pada kondisi ini pin dapat berfungsi sebagai high impedance input. Port 1,2, dan 3 sering disebut dengan 'quasibidirectional' karena mempunyai pull-up internal. Saat berfungsi sebagai input maka mereka akan 'ditarik' ke high dan akan bersifat sebagai sumber arus bila 'ditarik' ke low secara eksternal. Port 0 sering disebut sebagai 'true-bidirectional', karena bila dikonfigurasikan sebagai input maka pinpinnya akan mengambang. Pada saat reset semua port latch akan berlogika '1'.

(48)

Output buffer Port 1,2, dan 3 dapat dibebani 4 input LS TTL. Bila port berfungsi sebagai input, maka dapat menerima output opencollector atau open-drain, tetapi transisi '0' ke '1' tidak dapat berlangsung dengan cepat. Output buffer Port 0 dapat dibebani dengan 8 input LS TTL. Bila Port 0 berfungsi sebagai port, maka diperlukan pull-up eksternal, kalau digunakan sebagai jalur alamat / data pull-up tidak diperlukan.

Overlapping Lokasi Program dan Data Memory Eksternal

Pada DT51 program user didownload dari PC dan disimpan pada memori eksternal yaitu EEPROM 28C64B yang sekaligus berfungsi pula sebagai Data Memory. Overlapping ini dapat diatasi dengan meng-AND-kan PSEN dan RD. Karena siklus PSEN lebih cepat dari siklus RD maka memori eksternal yang dipakai harus cukup cepat.

Timer / Counter

(49)

osilator. Tidak ada batasan untuk duty cycle sinyal input. Timer 0 dan Timer 1 mempunyai 4 mode operasi yang bisa dipilih.

Timer 0 dan Timer 1

Fungsi timer dan counter dipilih dengan bit kontrol C/T pada SFR TMOD. Kedua timer / counter ini mempunyai 4 mode operasi yang dipilih dengan sepasang bit M1 dan M0

Mode 0

(50)

Gambar 2.9 Timer / Counter 1 Mode 0 : Counter 13 bit Mode 1

Mode 1 sama dengan mode 0, kecuali register timer berjalan dengan 16 bit. Jadi semua bit pada TH1/TL1 (Timer 1) atau TH0/TL0 (Timer 0) berfungsi. Mode 2

Pada mode ini register timer berfungsi sebagai counter 8 bit (TL1) dengan isi ulang otomatis. Overflow dari TL1 tidak hanya men-set TF1, tetapi juga mengisi ulang TL1 dengan isi TH1, yang ditentukan dengan software. Proses isi ulang ini tidak mengakibatkan isi TH1 berubah. Mode 2 untuk Timer / Counter 0 sama seperti Timer / Counter 1.

(51)

Mode 3

Timer 1 pada Mode 3 tidak menghitung sama sekali, sama seperti men-set TR1 = 0. Timer 0 pada mode 3 menjadikan TL0 dan TH0 sebagai 2 counter yang terpisah. Cara kerja Timer 0 pada Mode 3 ini ditunjukkan gambar 14. TL0 menggunakan bit kontrol Timer 0 : C/T, GATE, TR0, INT0, dan TF0. TH0 berfungsi sebagai timer yang menghitung siklus mesin dan mengambil alih kontrol TR1 dan TF1 dari Timer 1. Jadi TH0 sekarang mengontrol interupt Timer 1. Mode 3 ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan sebuah timer atau counter 8 bittambahan. Dengan timer 0 pada Mode 3, 89S51 seolah-olah mempunyai 3 buah timer / counter. Ketika Timer 0 bekerja pada Mode 3, Timer 1 dapat diaktifkan pada mode yang lain. Sebagai contoh Timer 1 dapat digunakan sebagai baud rate generator atau aplikasi apapun yang tidak memerlukan interupt.

(52)

Gambar 2.12 TMOD : Timer / Counter Mode Control Register

(53)

Port serial 89S51 bersifat full duplex, jadi dapat mengirim dan menerima data (byte) secara simultan. Selain itu ada buffer penerima, sehingga port serial dapat bersiap menerima data kedua sebelum data pertama dibaca dari register penerima. Namun bila data pertama belum dibaca juga sampai data kedua diterima lengkap, maka salah satu data tersebut akan hilang. Register penerima dan pengirim port serial diakses melalui SFR SBUF. Menulis ke SBUF berarti mengisi register pengirim, dan membaca SBUF berarti mengakses register penerima yang terpisah. Port serial dapat bekerja dalam 4 mode :

Mode 0 : data serial masuk dan keluar melalui RXD. TXD mengeluarkan sinyal clock. 8 bit data dikirim / diterima dengan bit LSB (Least Significant Bit) yang pertama. Baud rate tetap pada 1/12 frekuensi osilator.

(54)

Mode 3 : 11 bit dikirim melalui TXD atau diterima melalui RXD, sebuah start bit (0), 8 bit data (pertama LSB), bit data ke 9 yang terprogram dan sebuah stop bit (1). Sebenarnya Mode 3 sama seperti Mode 2, namun baud rate Mode 3 variabel. Pada semua mode di atas, pengiriman diinisialisasi dengan instruksi yang menggunakan SBUF sebagai register tujuan.

Penerimaan diinisialisasi pada Mode 0 dengan kondisi RI = 0 dan REN = 1. Pada mode lain penerimaan diinisialisasi dengan diterimanya start bit dengan syarat REN = 1.

Komunikasi Multiprosesor

Mode 2 dan 3 mempunyai kemampuan untuk komunikasi multiprosesor. Pada kedua mode ini, 9 bit data diterima. Bit ke 9 masuk ke RB8. Kemudian diterima sebuah stop bit. Port serial dapat diprogram sedemikian rupa sehingga ketika stop bit diterima, interupt port serial akan aktif hanya bila RB8 = 1. Fasilitas ini dapat diaktifkan dengan men-set bit SM2 pada SCON. Cara menggunakan fasilitas ini untuk komunikasi multiprosesor adalah sebagai berikut :

(55)

diinterupsi oleh byte data. Sedangkan byte alamat akan menginterupsi semua slave, sehingga setiap slave akan memeriksa byte yang diterima apakah sama dengan alamatnya. Slave yang dialamati akan mereset bit SM2-nya dan bersiap untuk menerima byte data dari master. Sedangkan slave yang tidak dialamati akan membiarkan bit SM2-nya '1' dan melanjutkan tugasnya masing-masing tanpa perlu memperhatikan byte data yang dikirim. SM2 tidak berpengaruh pada Mode 0, sedang pada Mode 1 dapat dipakai untuk memeriksa ke-valid-an stop bit. Pada penerimaan Mode 1, bila SM2 = 1, interupt penerima tidak akan diaktifkan kecuali stop bit yang diterima valid.

Serial Port Control Register

(56)

Gambar 2.13. SCON (serial port control register) Nilai dari SMOD adalah sebagai berikut :

(57)

TL1 secara software. Gambar 16 menunjukkan daftar baud rate yang umum digunakan dan bagaimana cara menghasilkan baud rate tersebut dengan Timer 1.

2.3Konsep Komunikasi Serial

Pada PC/Laptop standar, biasanya terdapat sebuah port untuk komunikasi serial. Pada prinsipnya, komunikasi serial adalah komunikasi di mana pengiriman data dilakukan per bit., sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi pararel seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak. Beberapa contoh penerapan komunikasi serial adalah mouse, scanner, dan sistem akuisisi data yang terhubung ke port serial COM1 / COM2.

• Port Komunikasi serial

(58)

Gambar. 2.14 Port DB-9 Jantan dan betina

Gambar 2.15 Pin konfigurasi DB-9

Konektor port serial terdiri dari dua jenis, yaitu konektor 25-pin (DB25) dan 9-pin (DB9) yang berpasangan (jantan dan betina).

Adapun konfigurasi dari pin-pin yang ada dalam DB-9 adalah sebagai berikut :

(59)

Gambar 2.16 Wiring gambar RS-232(DB-9) ke mikrokontroler Dalam pembuatan alat ini menggunakan logika TTL, maka sinyal serial port dikonversikan dahulu ke pulsa TTL sebelum menggunakannya. Sebaliknya, sinyal dari peralatan kita harus dikonversikan ke logika RS-232 sebelum diinputkan ke serial port.

(60)

Gambar 2.17 Konfigurasi IC Max 232

Untuk menghubungkan antara 2 buah PC, biasanya digunakan format null mode, dimana pin TxD dihubungkan dengan RxD pasangan, pin sinyal ground (5) dihubungkan dengan SG di pasangan, dan masing-masing pin DTR, DSR, dan CD dihubung singkat, serta pin RTS dan CTS dihubung singkat di setiap peralatan.

2.4Kecepatan, Jarak dan Waktu

Adalah dalam AlQuran Surat Yunus ayat 5,

&' ( ) !

& *

"

& # $ %

+,

& ' (

-!" ' # )

*$ .

$

/& &

(61)

5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui.

Ayat tersebut menjelaskan tentang bagaimana mengetahui kecepatan dan cara mengukurnya, bagaimana sebuah perjalanan sebuah kendaraan dapat dianalisa yakni jarak (tempat penghentian awal dan akhir dari sebuah kendaraan). Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda dengan benda lainnya melalui suatu lintasan tertentu. Dalam fisika atau dalam pengertian sehari-hari, jarak dapat berupa jarak fisik, sebuah periode waktu, atau estimasi/perkiraan berdasarkan kriteria tertentu (misalnya jarak tempuh antara Jakarta-Bandung). Dalam matematika, jarak haruslah memenuhi kriteria tertentu. Kemudian waktu yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian, yang nantinya akan sangat berhubungan dengan bagaimana menentukan detik awal dan detik akhir untuk mengukur kecepatan dan pemotretan.

(62)

tempat beredar adalah sebagai jalan dan sekaligus bisa juga diartikan sebagai jarak (s). Selain itu waktu (t) juga dapat dianalogikan dalam perhitungan yang nantinya sangat menentukan kecepatan edar yang dianalogikan sebagai kecepatan kendaraan (v). Kecepatan (simbol: v) atau velositas adalah pengukuran vektor dari besar dan arah gerakan. Nilai absolut skalar(magnitudo) dari kecepatan disebut kelajuan

(bahasa Inggris: speed). Kecepatan dinyatakan dengan jarak yang ditempuh per satuan waktu. Rumus kecepatan yang paling sederhana adalah "Kecepatan = Perpindahan/Waktu" atau

2.5Kamera A4-Tech (audio dan video)

(63)

Gambar 2.18 Kamera A4-Tech

Spesifikasi kamera :

• Sensor gambar: 1/6"CMOS, 640×480 (350K Pixels)

• Frame Rate: 30fps@320x240, @160x120, 15fps@640x480, @800x600

• Lens: F=2.4, f=3.0 mm • View Angle: 66 degree

• Focus Range: 10cm to infinity

• Exposure Control: Automatic • White Balance: Automatic

• Still Image Capture Resolution: (Installing Driver) 2560x1920, 1600x1200, 2048x1536, 1280X1024, 1024x768, 800x600, 640X480, 352x288, 320x240, 160x120

(64)

• Interface: USB 2.0 Port

2.6Software Pemograman 2.6.1 Borland Delphi 7.0

(65)

Toolba Main window

Gambar 2.19 Lembar Kerja Borland Delphi.

1. Main Window

Jendela utama ini adalah bagian dari IDE yang mempunyai fungsi yang sama dengan semua fungsi utama dari program aplikasi Windows lainnya. Jendela utama Delphi terbagi menjadi tiga bagian, berupa Main Menu, Toolbar dan Component Palette.

2. Main Menu

Menu utama pada Delphi memiliki kegunaan yang sama seperti program aplikasi windows lainnya. Dengan menggunakan fasilitas menu, anda dapat memanggil atau menyimpan program. Pada dasarnya semua perintah yang anda berikan dapat anda temukan pada bagian menu utama ini.

3. ToolBar

(66)

Toolbar terletak pada bagian bawah baris menu. Pada kondisi default Delphi memiliki enam bagian toolbar, antara lain : Standart, View, Debug, Desktops, Custom, dan

Component Palette. Tombol-tombol yang terletak pada bagian toolbar dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.

Gambar 2.20. Kotak Dialog Customize 4. Component Palette

Component Palette adalah pustaka dari component-komponent yang digambarkan berupa icon-icon. Komponent-komponent terbagi menjadi beberapa kelompok. Defaultnya, komponent ini dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Pengelompokan ini dinyatakan dengan nama tab/ pages. Page asal yang disediakan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Component palette

(67)

Additional Berisi komponen pelengkap dari page standart Win32 Komponen kontrol 32 bit dari windows (95/ NT)

Syatem Berisi komponen yang memungkinkan untuk berhubungan dengan aplikasi lain.

Internet Berisi komponen untuk mengakses internet. Membuat browser yang sederhana sampai yang kompleks

Data access

Berisi komponent untuk mengakses sumber data, misalnya: data base, seperti data paradox, dbase, interbase, MS SQL, MS Access juga dapat berhubungan lewat ODBC.

Data controls

Berisi komponen untuk mengontrol isi dan aliran data dari access control.

Midas Berisi komponen untuk membangun aplikasi multi-tiered ADO Berisi komponen untuk membangun aplikasi ADO

Decision Cube

Berisi komponen untuk analisa data seperti cross tabulation, drill down, pivots dan lainnya untuk membantu user melihat rekapitulasi data dengan cepat dan dapat dipakai untuk mengambil keputusan.

a. Tab Standart

Tabel 2.3 Penjelasan Icon Tab Standart. Nomor Icon Jenis Komponen

NonV

(68)

NonV MainMenu. Dipakai untuk mebuat menu bar dan menu drop-down.

NonV PopUpMenu. Untuk membuat PopUp. Yang akan muncul jika user mengklik tombol kanan mouse. Visual Label. Dipakai untuk menempatkan teks didalam form.

Visual Edit. Dipakai untuk menerimah masukan satu baris teks dan dapat juga dipakai untuk menampilakan teks.

Visual Memo. Dipakai untuk menerimah masukan beberapa baris teks

Visual Button. Untuk mebuat tombol.

Visual CheckBox. Untuk memilih atau membatalkan pilihan, caranya dengan mengklik pada checkBox

Visual RadioButton. Untuk memberikan sekumpulan Option dan hanya satu yang dapat dipilih

Visual ListBox. Untuk membuat sebuah daftar item dan user dapat memilih salah satu diantaranya.

Visual

ComboBox. Mirip seperti ListBox, tetapi memliki unsur komponen Edit. User dapat memilih item dan dapat mengetikkan teks kedalam kotak.

Visual ScrollBar. Untuk menggulung form.

Visual

GroupBox. Merupakan sebuah kontainer yang dipakai untuk mengelompokkan kontrol-kontrol dari komponen radio Button, checkBox dan lainnya) yang berhubungan dengan komponen lainnya.

Visual RadioGroup. Merupakan kombinasi dari GroupBox dan RadioButton.

(69)

komponen-komponen, misalnya label, edit, status bar.

NonV

ActionList. Komponen yang berisi daftar aksi yang digunakan bersama-sama dengan komponen dan control seperti item menu an button.

Keterangan:

NonV: jenis komponen non-visual (tidak tampil saat run). Visual: jenis komponen visual, kebalikan dari NonV.

b. Tab additional

Tabel 2.4. Penjelasan Komponen Tab Additional. Nomor Icon Jenis Komponen

Visual BitBtn. Mirip komponen button, hanya saja bitBtn dilengkapi dengan grafik bitmap. Misdal tombol OK dengan tanda V.

Visual speedButton. Button yang dipakai bersama-sama dengan komponen panel. Spb dipakai untuk membuat toolbar dan button-button khusus.

Visual Maskedit. Untuk memformat data masukkan.

Visual StringGrid. Untuk menampilkan data String dalam baris dan kolom

Visual DrawGrid. Untuk menampilkan informasi yang bukan teks dalam baris dan kolom.

Visual Image. Untuk menampilkan grafik seperti I con, bitmap dan metafile.

(70)

Visual Bevel. Untuk menggambar segiempat dengan tampilan insert atau meninjol..

Visual ScroollBox. Untuk membuat area tampilan yang bisa menggulung.

Visual CheckListBox. Pengembangan dari ListBox, disbanding menggunakan fasilitas MultiSelect disini. Visual Splitter. Untuk membelah form.

Visual StaticText. Mirip dengan label, tetapi dengan kelebihan untuk pengontrolan windows.

Visual Controlbar. Untuk mengatur tata letak dari komponen toolbar.

Visual ValueListeditor. Mirip dengan listBox, tapi dengan kemampuan buat panel terdiri atas daftar (KeyList) dan nilai (ValueList) yang dapat diedit.

Visual LabeledEdit. Gabungan komponen antara TLabel dan Tedit

Visual Chart. Untuk membuat chart/ grafik.

c. Tab Win32

Tabel 2.5 Penjelasan Komponen Tab Win32. Nomor Icon Jenis Komponen

Visual TabControl. Dipakai untuk menambahkan tab pada sebuah form.

Nomor Icon Jenis Komponen

(71)

form.

Visual

ImageList. Untuk mendaftrkan image-image. Setiap image yang didaftrakan diberi nomor index mulai nomor 0, 1, 2 dst. Komponen biasa dipakai bersamaan dengan Toolbar (untuk penempatan I con- icon).

Visual RichEdit. Edit box dengan bebrapa warna, font dan lain-lain.

Visual Trackbar. Untuk membuat TrackBar pada form.

Visual

ProgressBar. Dipakai untuk memkai progress dari jalannya procedure. Progress akan terisi dari kiri kekanan

Visual UpDown. Dipakai untuk mengubah ukuran dari nilai numeric. Biasanya digabung dengan Edit.

Visual Hotkey. Dipakai sebagai pengganti beberapa kunci. Visual Animate. Dipakai untuk mengontrol animasi.

Visual DateTimerPicker. Untuk memasukkan data jam dan tanggal

Visual MonthCalender. Dipakai untuk memilih sebuah tanggal atau range tanggal.

Visual TreeView. Dipakai nuntuk menampilkan data dalam bentuk hirarki.

Visual ListView. Untuk menampilkan daftar dalam bentuk kolom.

Visual HeaderControl. Untuk membuat header yang multiple dan dapat dipindahkan.

(72)

Visual Colbar. Merupakan kumpulan pengontrolan windows yang dapat dipindahkan dan diubah ukurannya.

Visual PageScroller. Untuk mendefinisikan area tampilan pada jendela yang kecil.

d. Tab system

Tabel 2.6. Penjelasan Komponen Tab Sy.tem. Nomor Icon Jenis Komponen

NonV Timer. Untuk mengaktifikan procedure, fuction dan event pada interval waktu tertentu.

Visual PaintBox. Untuk membuat area yang dapat dicat

Visual

Media Player, untuk mengontrol panel sehingga terlihat seperti VCR, dipakai untuk mengontrol file-file suara dan video.

Visual OLEContainer. Diapakai untuk membuat OLE client area.

e. Tab Data Access

Tabel 2.7. Penjelasan Komponen Tab Data Access Nomor icon Jenis Komponen

NonV

Data Source. Bertindak sebagai penghubung antara komponen pengakses data dengn DataSet (Table atau Query)

(73)

suatu table

NonV Query. Komponen-komponen yang mengakses r ecord-record dari suatu table berdasarkan perintah SQL

NonV

StoredProc. Komponen-komponen yang mengakses record-record dari suatu table berdasarkan perintah store procedure untuk database server

NonV Database. Menciptakan koneksi database antara client dan server

NonV Session. Menciptakan sebuah session dalam aplikasi multi-threaded database.

f. Tab Data Control

Tabel 2.8. Penjelasan Komponen Tab Data Control. Nomor Icon Jenis Komponen

Visual DBGrid. Tampilan dan edit Dataset dalam format tabular (baris dan kolom)

Visual

DBNavigator. Untukmengontrol/ menggerakkan posisi record. Seperti previous,next, first, last record dan mengubah statusnya seperti:Open, Close, Edit, Post (simpan), Delete, Cancel Edit.

Visual DBText. Menampilkan sebuah field dalam bentuk label

Visual DBEdit. Menampilkan dan mengedit sebuah field dalam kotak edit 1 baris.

(74)

Visual DBImage. Menampilkan dan mengedit sebuah field dalam kotak edit 1 baris.

Visual

DBListBox. Menampilkan sejumlah pilihan untuk mengisi sebuah field, pilihan tersebut diambil dari dataset lain.

Visual

DBlookupComboBox. Menampilkan sebuah edit-box dan drop-list untuk mengisi sebuah field, pilihan dari drop-list diambil dari dataset lain

Visual DBRichEdit. Menampilkan sebuah field pada sebuah penyunting teks RTF (Rich Tech File)

Visual

DBCtrlGrid. Menampilkan dan mengedit record secara tabular (grid) dan setiap selnya dapat terdiri dari Data-aware Component.

Visual DBChart. Menampilkan data dalam bentuk grafik.

g. Tab BDE

Tabel 2.9. Penjelasan Komponen Tab BDE. Nomor Icon Jenis Komponen

NonV Table. Untuk mengakses table

NonV Query. Untukmengakses query

NonV StoreProc. Untuk mengakses store procedure NonV Database. Untuk mengakses database

(75)

NonV BatchMove. Dipakai jika kita ingin memindahkan seluruh record/ field dari sebuah tabel ke tabel lainnya.

NonV UpdateSQL. Untuk menjalankan perintah SQL seperti insert, update dan delete.

h. Tab Samples

Tabel 2.10. Penjelasan Komponen Tab Samples. Nomor Icon Jenis Komponen

Visual Gauge. Seperti ProgressBar, dapat digunakan untuk menandahkan sebuah proses sedang berlangsung

i. Tab ADO

Tabel 2.11. Penjelasan Komponen Tab ADO.

Nomor Icon Jenis Komponen

NonV ADOConnection. Komponen yang berfungsi untuk menghubungkan aplikasi dengan dengan basis data

(76)

Visual ADODataset. Perwakilan data dari satu atau lebih tabel yang terdapat dalam sebuah database ADO

NonV

ADOTable. Perwakilan data dari sebuah tabel yang diakses lewat ADO setelh terhubung dengan DataSource

NonV ADOQuery. Perintah SQL untuk memanggil data fisik (tabel) di dalam sebuah basisdata.

NonV

AdoStoredProc. Digunakan untuk aplikasi yang mengakses StoreProcedure milik server dengan teknik ADO

NonV

RDSConnection. Mengelolah sekumpilan record yang dilewatkan dari sebuah proses atau mesin ke mesin lainnya. Komponen ini digunakan untuk membangun aplikasi multi-tier.

j. Form Designer

Merupakan suatu objek yang dapat dipakai sebagai tempat untuk merancang program aplikasi. Form berbentuk meja kerja yang dapat diisi dengan komponen-komponen yang diambil dari komponen-komponen palette.

(77)

Gambar 2.21 Tampilan Form k. Object Inspector

Digunakan untuk mengubah properti atau karaktristik dari sebuah komponen. Objek inspector terdiri dari dua tab, yaitu properties dan event

(78)

(b). Beberapa Tampilan Pilihan Pada Object Inspector. l. Code Editor

Gambar 2.23. Code editor.

Code editor dilengkapi dengan fasilitas highlight yang memudahkan pamakaimenemukan kesalahan. Title bar yang terletk pada bagian atas jendela Code Editor menunjukkan nama file yang sedang disunting, serta pada bagian bawah terdapat tiga bagian informasi yang perlu untuk diperhatikan, yaitu :

(79)

• Modified menunjukkan bahwa file yang sedang anda sunting telah mengalami perubahan dan perubahan tersebut belum tersimpan. Teks ini akan hilang jika perubahan yang dilakukan telah disimpan.

• Insert / Overwrite yang terletak pada bagian paling kanan menunjukkan modus pengetikan teks dalam jendela Code Editor. Insert menunjukkan bahwa modus penyisipan teks dalam keadaan aktif, sedang Overwrite menunjukkan bahwa modus penimpaan teks dalam keadaan aktif. Tekan tombol insert untuk mengubah keadaan Insert menjadi overwrite dan sebaliknya.

m. Code Explorer Object Treeview

Jendela Code Explorer adalah lembar kerja baru yang terdapat di dalam Delphi 7, yang tidak ditemukan pada versi-versi sebelumnya. Code Explorer digunakan untuk memudahkan pemakai berpindah antar file unit yang terdapat di dalam jendela Code editor.

Jendela Code Explorer berisi diagram pohon yang menampilkan semua tipe, class, property, method, variable global, dan rutin global yang telah didefinisikan di dalam unit.

(80)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan perangkat keras dari sensor IR serta perangkat lunak pendukungnya. Perangkat lunak yang digunakan adalah software Program Delphi 7 untuk mengolah proses kecepatan sekaligus gambar nomor polisi yang didapat dari pemotretan berdasarkan ukuran kecepatan yang terjadi. Sedangkan perangkat keras yang digunakan meliputi kamera A4-Tech, rangkaian sensor IR dan mikrokontroler, serta Laptop, setelah itu dilanjutkan dengan pengujian dari sistem yang akan digunakan Perencanaan instrument penyusunan digram blok sistem dan pembuatan skema rangkaian serta pemilihan komponenm-komponen perangkat keras yang berada dipasaran.

3.1Perancangan Perangkat Keras. 3.1.1 Sensor Infrared

(81)

Gambar 3.1 (a) Rangkaian IR transmitter

Gambar 3.1 (b) Rangkaian IR receiver

(82)

diteruskan pada alamat P2.0 dan IR2 yang diteruskan pada alamat P2.5, sedangkan pada signal yang dikirimkan sebagai receiver akan masuk dalam rangkaian dan diterima oleh mikrokontroler di alamat P2.1, hal yang sama terjadi pada IR2 sebagai waktu yang kedua. yang kemudian diterima oleh receiver dan diteruskan ke mikrokontroler pada alamat P2.4,

Adapun komponen-komponen infrared transmitter-receiver

• R 220 sebanyak 2 buah, masing-masing pada receiver dan transmitter.

• R 18 K pada IR transmitter • R 1 K

• K 1 nF

• LM 555 • IR transmitter

• IRM 8510N (IR receiver)

3.1.2 Perencanaan Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

(83)

Gambar 3. 2 Konfigurasi Port AT89S51 yang dipergunakan Berikut adalah konfigurasi port-port yang digunakan :

a. P2.0 : menerima inputan Tx 1 (transmitter) b. P2.5 : menerima inputan Tx 2

c. P2.1 : menerima inputan Rx 1 (receiver) d. P2.4 : menerima inputan Rx 2

e. Port Rx D (Port 10) : Mengirimkan data kepada RS-232 sebagai Rx f. Port Tx D (Port 11) : Mengirimkan data kepada RS-232 sebagai Tx g. Port 31 : Port Vcc, untuk masukan arus listrik dari power supply. h. Port 9: Reset, mengeset dimulai dari 0 lagi.

(84)

Dalam hal ini juga membutuhkan power supply, yang akan memberikan arus kepada masing-masing Vcc dalam rangkaian sebesar 5 volt.

Gambar 3.3 Rangkaian Power Supply

dimana komponen pada Power Supply dengan spesifikasi sebagai berikut :

• R 100 5 watt • R 0,1 5 watt

• R 18 5 watt

• R 10 K

• K 3300 µF 50 watt

• K 30 pF

• K 10 µF • Dioda 1 A

• Trafo CT 2A

(85)

3

3.1.3 Ka

mena dan m dalam meng

3.2Perancan 3.2.1 Tuj Sis nomor p keseluruh dibawah

• Kristal 11

amera Kamera nangkap plat n memotong s lam instalasi

nggunakan po

Gamba angan Sistem ujuan Sistem istem yang di polisi yang ruhan blok d ah ini :

11,059 Hz

a yang dipe at nomor dari sudut dari pa i dan pemaka port USB.

bar 3.4 Kamer m Deteksi Kec m deteksi Kec dirancang ber ng ada pada diagram alat

pergunakan d ri kendaraan b pantulan sina akaiannya. Ka

era A4-Tech y ecepatan ecepatan

ertujuan untuk da kendaraan lat yang diran

dalam siste n bermotor (se nar infrared. K Kamera berin

h yang dihubu

tuk mengukur an bermotor rancang dituju

stem ini ber (sepeda motor . Kamera ini rintegrasi deng

bungkan ke lap

ur kecepatan s (sepeda m ujukan dalam

erfungsi untu or) yang mela

i sangat mud engan comput

laptop

serta memotr motor). Seca m blok digra

(86)

Gambar 3.5 Blok diagram sistem keseluruhan 3.3Perancangan dan Pembuatan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang akan dibangun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

• Mampu menampilkan pengiriman data dari infrared yang di program dalam mikrokontroler kedalam aplikasi.

• Mampu menampilkan video dari perangkat webcam ke panel aplikasi. • Mampu mengcapture dengan proses otomatis kedalam label gambar yang

tersedia dalam aplikasi.

3.3.1 Peancangan dan Pembuatan GUI

(87)

dalam digram alir, dimana diagram alir utama sistem menunjukkan cara kerja sistem secara umum. Diagram alir ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 3.6 Diagram Alir Program Utama

(88)

Gambar 3.7 Gambar Peta Form sistem deteksi kecepatan

(89)

Gambar 3.8 Flow chart form utama sistem. Tampilan form utama adalah sebagai berikut :

(90)

A. Form Sebel button bound akan pense denga itu di kecep kenda Adapu Gambar B. Form m Setting elum masuk ton yakni but ndrate. Ketika n terkoneksi settingan den gan cara mem dilakukan pen epatan dan w daraan.

apun form tam

ar 3.10 Tampi

m Database

k dalam pen utton setting ika menyeting ksi. Setelah engan kamer milih device k pendeteksianny

waktunya s

mpilan penset

pilan setting B (infrar

endeteksian b g yang mena ng dan tersetti

h terkoneks era yang ak e kamera mana nya, dan oto sekaligus g

settingan kame

g Boundrate un rared)

benda berge nampilkan set ttingkan deng ksi dengan

akan dipergu ana yang digun tomatis meng

gambar dari

mera tersebut

untuk Detekto

gerak, ada sa setting port d

ngan alat, mak n alat, mak rgunakan yak

unakan. Setel ngnyimpan da ari plat nom

ut adalah :

(91)

Dalam pembuatan program, ada beberapa hal yang akan otomatis disimpan dalam database., yakni bberupa kecepatan kendaraan tersebut dan gambar dari nomor polisi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kendaraan yang melintasi jalan dan mengenai detektor untuk selanjutnya di-capture oleh kamera. Dimaksudkan untuk melihat seberapa besar kecepatannya dan seberapa baikkah hasilpemotretan yang dilakukan.

Dibuat dengan 2 tabel di dalam database dikarenakan ada dua spesifikasi yang akan dilihat, yakni spesifikasi kecepatan dan spesifikasi gambar. Sebelum dibuat dalam tampilan, maka dirancang terlebih dahulu bagan alir dari database tersebut. Adapun diagram alirnya adalah :

Gambar 3.11 Diagram Alir untuk menampilkan Database kecepatan

(92)

Gambar 3.12 Tampilan Database Kecepatan

(93)

Gambar 3.13 Diagram Alir untuk menampilkan Database gambar.

Selanjutnya setelah digambarkan diagram alirnya maka dirancang tampilan form database untuk gambarnya sebagai berikut :

Gambar 3.14 Tampilan Database Gambar

3.4 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengujian pada masing-masing rangkaian dan pengujian pada rangkaian secara

keseluruhan.

3.4.1Pengujian Sensivitas Rangkaian Sensor Infrared

(94)

1. Menyusun rangkaian sensor seperti g

Gambar

Gambar 2.2 IRM 8510N dimension package.
Gambar 2.3 Rangkaian IC 555
Gambar 2.4 Blok Diagram MK-AT89S51
Gambar 2.5 Pin Diagram AT89S51
+7

Referensi

Dokumen terkait

penting dalam penentuan TA yang akan dikerjakan. Setiap mahasiswa dapat mengembangkan TA alumni menjadi topik TA baru dengan metode yang berbeda. Pemilihan topik TA

Perhitungan awal waktu salat dalam kitab Natijah al-Miqaat dengan menggunakan rubu’ mujayyab sebagai alat bantu hitungnya jika dibandingkan dengan penentuan awal

Sistem yang akan dirancang dan digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah dengan menggunakan metode DFD (Data Flow Diagram), karena disesuaikan dengan kebutuhan untuk

Pembuatan sistem pembelajaran ini akan dibangun pada sistem berbasis web yang diharapkan dapat menjadi pilihan lain bagi para dosen dalam penyampaian materi

Dari ketiga metode pencarian tersebut, dilihat dari segi waktu dalam penganalisaan algoritma dengan menggunakan data integer yang sama untuk masing- masing metode

Front-end adalah aplikasi yang ditujukan oleh operator parkir dan pengguna parkir, front-end akan mengatur proses yang dibutuhkan dalam proses keluar dan masuk proses

Jika dalam waktu yang telah ditetapkan mahasiswa tidak sanggup menyelesaikan Tugas Akhirnya, maka judul Tugas Akhirnya akan dibatalkan dan mahasiswa diminta untuk mengajukan judul

Beberapa usulan yang ditujukan untuk menekan jumlah cacat produk pada pipa PVC yaitu: pembuatan standar waktu proses untuk waktu mixing, penggunaan alat bantu sebagai