• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Autentik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penilaian Autentik"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu evalusi pembelajaran yang berupa penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa, dalam dunia pendidikan terdapat banyak macam jenis penilaian salah satunya adalah penilaian autentik.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, Penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran Matematika.

Pada saat ini masih banyak seorang pengajar masih menggunakan teknik penilaian konvensional, teknik tersebut masih belum efektif untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa. Maka dari itu untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran siswa khususnya dalam pembelajaran matematika perlu penilaian yang lebih efektif salah satunya menggunakan penilaian autentik.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian autentik? 2. Bagaimana tujuan penilaian autentik?

3. Bagaimana prinsip-prinsip penilaian autentik ?

4. Apa saja aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian autentik? 5. Bagaimana teknik penilaian autentik?

6. Bagaimana aplikasi penilaian autentik dalam pembelajaran matematika?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian penilaian autentik 2. Mengetahui tujuan penilaian autentik

(2)

4. Mengetahui dan memahami aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian autentik

5. Mengetahui dan memahami teknik penilaian autentik

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penilaian Autentik

Penilaian otentik menganut konsep ipsative yaitu perkembangan hasil belajar siswa diukur dari perkembangan siswa itu sendiri sebelum dan sesudah mendapatkan materi pembelajaran perkembangan siswa yang satu tidak boleh dibandingkan dengan siswa yang lain Oleh karena itu penilaian autentik tidak mengenal ranking dengan rangking hanya eksistensi siswa tertentu saja yang dihargai Sedangkan yang lainnya tidak mendapat perhatian dari guru[ CITATION Mun15 \l 1057 ].

Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan [ CITATION Hos14 \l 1057 ]. Istilah Penilaian merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata,valid, atau reliabel [ CITATION Sig14 \l 1057 ].

Penilaian Autentik adalah istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah.

(4)

kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan Penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya [ CITATION Sig14 \l 1057 ].

Cakupan penilaian

Dalam kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan sebagai berikut:

 KI-1 : Kompetensi inti sikap spiritual  KI-2 : Kompetensi inti sikap sosial  KI-3 : Kompetensi inti pengetahuan  KI-4 : Kompetensi inti keterampilan

Aspek KI dalam setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD, jadi, untuk setiap materi pokok itu memuat 4 KD sebagai berikut:

 KD pada KI-1 : aspek sikap spiritual (untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).  KD pada KI-2 : aspek sikap sosial (untuk mata pelajaran tertentu

bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2).

 KD pada KI-3 : aspek pengetahuan

 KD pada KI-4 : aspek keterampilan [ CITATION Hos14 \l 1057 ] B. Tujuan Penilaian autentik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakuakan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

C. Prinsip-prinsip penilaian autentik

1. Penilaian harus di tujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 2. Metode penilaian/Penilaian harus dirancang sedemikian rupa sehingga

siswa mampu mendemonstrasikan bukan mengungkap apa yang mereka tidak diketahui.

(5)

4. Kualitas alat Penilaian harus objektif D. Metode penilaian autentik

Metode penilaian autentik sangat berkaitan dengan aktivitas pembelajaran semakin banyak aktivitas

pembelajaran mampu dinilai dalam portofolio semakin baik pula hasil pembelajaran tersebut.[ CITATION Mun15 \l 1057 ]

Hal-hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam metode penilaian autentik

 dalam penilaian autentik kemajuan siswa di lihat dari kompetensi siswa tersebut dalam menerima pembelajaran, kompetensi siswa dapat dilihat dari keseluruhan proses belajar pembelajaran.

 pada saat sebuah proses pembelajaran berlangsung saat itulah waktu yang sangat pas untuk mengambil penilaian dengan demikian pada saat selesai mengajar guru tersebut sudah mendapatkan nilai dari proses pengajaran penilaian dilakukan pada proses pembelajaran bukan pada akhir pembelajaran.

 dengan paradigma baru ini penilaian siswa dilakukan setelah proses pembelajaran sehari-harinya pada saat sebuah sistem sekolah ingin mengetahui Bagaimana penilaian siswa pada 3 bulan 6 bulan atau 1 tahun pembelajaran maka dipakai metode average dari kompetensi yang terangkum dalam portofolio.

 model pelaporan menggunakan penilaian autentik dapat dilakukan sewaktu-waktu tidak harus menunggu 3 bulan 6 bulan atau 1 tahun

E. Aspek Penilaian

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu: Ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.

(6)

Dalam dunia pendidikan seorang pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evalution) oleh peserta didik dan jurnal [ CITATION Hos14 \l 1057 ]. Penilain ini juga merupakan salah penilaian yang digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa. Pada aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan angket/Kuesioner, inventori dan pengamatan (observasi) [ CITATION Mim072 \l 1057 ].

Menurut Krathwohl (1964) dalam Uzer, Usman (2000) Yang dikutip oleh Arnie Fajar, 2004 : 225 Klasifikasi penilaian ranah afektif menurutnya terdiri dari :

a. Penerimaan (Kemampuan yang mengacu kepada kesukarelaan, memberikan respon terhadap stimulasi yang teapat ).

b. Pemberian respon (Kemampuan yang mengacu kepada keikutsertaan siswa secara aktif, menjadi peserta dan tertarik). c. Penilaian (Kemampuan yang mengacu kepada nilai atau

pentingnya keikutsertaan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak menghiraukan).

d. Pengorganisasian (kemampuan yang mengacu kepada penyatuan nilai yang menimbulkan suatu sikap tertentu).

e. Karakteristik (Kemampuan yang mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang). Pada ranah ini dapat terjadi adanya hubungan antara ketentuan pribadi, social, dan emosi siswa.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

a. Instrumen tes tulis, berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b. Instrumen tes lisan, berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ucap/oral, sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut, sehingga menimbulkan keberanian dari siswa. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat atau paragraf yang diucapkan.

c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas [ CITATION Hos14 \l 1057 ].

(7)

mensintesis dan kemampuan mengevaluasi [ CITATION Mim072 \l 1057 ]. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk mampu mengaitkan dan menyatukan berbagai element dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti buku, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk didalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan [ CITATION Mim072 \l 1057 ].

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan intelektual yang sederhana. Bentuk tes kognitif diantaranya : (1) tes atau pertanyaan lisan dikelas, (2) pilihan ganda (3) uraian objektif, (4) uraian non objektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portofolio dan (8) performans [ CITATION Mim072 \l 1057 ].

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

a. Tes praktik/kinerja atau perfomance yaitu penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b. Penilaian projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

(8)

Menurut Leighbody (1968) yang dikutip oleh Mimin Haryanti , 2007:26 dalam buku model dan teknik penilaian pada satuan pendidikan menyatakan bahwa penilaian psikomotor sebaiknya mencakup : Pertama, Kemampuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja. Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan. Ketiga, kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat, kemampuan siswa dalam membaca gambar dan atau symbol. Kelima, keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. Perbedaan antara penilaian psikomotor dan penilaian kognitif adalah pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakuakan dengan tes tertulis, sedangkan pengukuran hasil belajar psikomotor dilakukan dengan menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan. F. Teknik Penilaian Authentik

Teknik atau metode pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan dan perkembangan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan Indikator.

Ada tujuh pendekatan teknik atau metode yang digunakan yaitu : 1. Teknik Penilaian unjuk kerja

Teknik Penilaian unjuk kerja merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal). Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas/gerak (psikomotor) [ CITATION Mim072 \l 1057 ]. Teknik Penilaian unjuk kerja menggunakan pengamatan atau observasi terhadap berbagai konteks untuk menentukan tingkat ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu kompetensi dasar [ CITATION Mim072 \l 1057 ].

No Pertanyaan Hasil Observasi Buti

r Soal Ya Tidak

1.

Persamaan Kuadrat

(9)

2. Cara menyelesaikan menggunakan rumus abc 3. Cara menyelesaikan dengan melengkapi kuadrat

sempurna

Sistem Persamaan Linear dua variabel 1. Cara penyelesaian metode grafik 2. Cara penyelesaian metode substitusi 3. Cara penyelesaian metode eliminasi

2. Teknik Penilaian Project Work

Project Work merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan peserta didik dalam waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi terhadap suatu proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan penyajian data [ CITATION Mim072 \l 1057 ].

(10)

Total Skor

3. Penilaian Produk

Penilaian Produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian jenis ini meliputi penilaian kemampuan peserta didik terhadap proses pembuatan suatu produk.misalnya teknologi makanan, karya seni lain sebagainya [ CITATION Hos14 \l 1057 ].

Contoh Penilaian Produk

Mata Ajar : _________________________________________ Nama Proyek : _________________________________________ Alokasi Waktu: _________________________________________

Nama Peserta Didik : _________________________________________ Kelas/SMT : _________________________________________

No. Tahapan Skor (1-5)*

1 Tahapan Perencanaan Bahan 2 Tahap Proses Pembuatan:

a. Persiapan alat dan bahan, b. Teknik pengolahan,

c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan, dan kenersihan).

3 Tahap Akhir (Hasil Produk) a. Bentuk fisik.

b. Inovasi. Total Skor

4. Penilaian Tertulis

(11)

komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama [ CITATION Sig14 \l 1057 ].

5. Penilaian Portofolio

Penilaian Portofolio adalah proses penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan khususnya aspek psikomotor dalam satu periode tertentu ([ CITATION Mim072 \l 1057 ].

Dalam melakukan penilaian portofolio harus memperhatikan hal-hal berikut :

1. Asli artinya karya/tugas yang dinilai adalah asli sebagia hasil karya peserta didik, bukan bajakna/jiplakan karya orang lain.

2. Adanya rasa saling kepercayaan antara guru dan peserta didik, baik dalam proses penilaian maupun dalam proses menjaga rahasia tentang pengumpulan informasi hasil belajar (bukan nilai), karya/tugas belajar peserta didik, sehigga tidak bocor ke pihak lain yang memungkinkan berdampak negative pada proses belajar, penilaian bahkan pendidikan.

3. Joint Ownershif, antara guru dengan peserta didik memiliki rasa saling memiliki terhadap berkas-berkas portofolio, sehingga adanya upaya dari peserta didik untuk terus memperbaiki hasill karyanya.

4. Identitas yang tercantum dalam portofolio sebaiknya berisi tentang keterangan/bukti yang mampu menumbuhkan semangat peserta didik untuk terus meningkatkan karya kreativitasnya yang lebih baik lagi.

5. Adanya kesesuaian antara hasil informasi hasil belajar atau karya dengan pencapaian indicator dari setiap kompetensi dasar/standar kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.

(12)

7. Penilaian portofolio terintegrasi dengan kegiatan proses pembelajaran [ CITATION Mim072 \l 1057 ].

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.

a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. b. Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan

dibuat.

c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas

bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. [ CITATION Sig14 \l 1057 ]

Berikiut ini contoh penilaian portofolio

Sekolah :... Mata pelajaran : Bahasa Inggris

Durasi Waktu : 1 SMT

(13)

2 Writing

12/09/ 07 22/09/

07 15/10/

07

3 Memorize Vocab

15/11/ 07 12/12/

07

Catatan :

SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar PI : Pencapaian Indikator 6. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah Penilaian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik subjek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung yang ditampilkan oleh peserta didik dengan mengaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi oleh siswa [ CITATION Hos14 \l 1057 ].

Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:

a. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.

(14)

tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.

c. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.

d.Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti ini tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan [ CITATION Hos14 \l 1057 ].

G. Aplikasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika Berikut ini Aplikasi penilaian autentik pembelajaran matematika dalam a. Pengamatan langsung (observasi)

Sesungguhnya pengamatan langsung ini sering kita lakukan dalam

kegiatan pembelajaran, namun dengan dipersiapkan secara nyata akan lebih membantu dalam melakukan pengamatan, walaupun sekedar menyiapkan catatan. Contoh dari hasil pengamatan kelas didapatkan: No. Nama Siswa Hasil Pengamatan

1. Andi andi tidak begitu memahami mengenai materi tentang persamaan linear.

2. Dini dini tidak memahami pencoretan dalam persamaan, karena untuk menentukan nilai dia melakukan pengerjaan:

3. Sandi Sandi belum memahami materi trigonometri 4. Gani Gani berpikirnya divergen dan sangat terampil

dalam menggunakan jangka. b. Tanya Jawab

Dalam setiap pertemuan guru maupun siswa berinteraksi melalui proses tanya jawab mengenai materi matematika yang sedang dibahas.

c. Tugas

(15)

matematika. Oleh karena penilaiannya setelah tugas diselesaikan maka akan sangat bagus jika dikombinasikan dengan teknik lainnya misalnya dengan wawancara. Misalnya siswa diminta mengukur tinggi tiang bendera dengan menggunakan identiitas trigonometri.

d. Tes

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, tes dilakukan setelah proses pembelajaran atau kegiatan selesai. Sayangnya tes seperti biasanya berujung pada penyekoran. Pragmatis penyekoran sering sebagai pertimbangan, sehingga cenderung mangabaikan proses. Pada kenyataannya, model pilihan ganda yang paling banyak digunakan. Untuk memberikan ruang bagi penilaian autentik maka pilihan ganda perlu ditambah dengan cara pengerjaan.

e. Portofolio

Bahasa sederhana dari potofolio adalah kumpulan pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa. Di dalamnya bisa termasuk tugas, hasil tes, laporan, catatan guru, dan sebagainya. Portofolio merupakan sumber data yang sangat baik bagi guru. Selain itu portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat perkembangan yang terjadi terhadap dirinya dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu setiap portofolio harus diberi catatan tanggal penyusunannya. Untuk menjamin penilaian benar-benar faktual maka perlu adanya kombinasi dari berbagai teknik diatas [ CITATION Sig14 \l 1057 ].

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

(16)

aspek penilaian yang digunakan dalam penilaian autentik yaitu aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.

(17)

Daftar Pustaka

Arnie, F. (2004). Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

chatib, M. (2015). sekolahnya manusia. Jakarta: PT Mizan pustaka. fajar, A. (2004). Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung:

PT.Remaja Rosda Karya.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta: Galia Indonesia.

Mimin, H. (2007). Model dan teknik penilaian pada tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Mimin, H. (2007). Model dan teknik penilaian pada tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pembentukan kita di masa lalu, masa formatif years (usia balita) amat mempengaruhi kita sekarang hingga masa depan. Banyak pengalaman manis dan pahit tertanam di

Rumah sakit sebagai salah satu organisasi kesehatan harus memiliki kesiapan di era JKN sebagaimana menurut Lehman (2005) bahwa kesiapan suatu organisasi antara lain dapat

Dalam mewujudkan efisiensi pada zona jalur masuk, penggunaan pintu geser pada Meander Medisch Centrum dinilai memiliki kemampuan untuk membentuk efektivitas bagi

dalam masyarakat tersebut telah hidup falsafah sagu salempeng patah dua yang.. menjadi pola hidup yang mengatur tatanan kehidupan sosial masyarakat

Berdasarkan pengertian media dan juga pembelajaran seperti telah diuraikan di atas, dapat disintesiskan bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan

menstruasi diperoleh dari dua literatur yang menyatakan bahwa persentase lemak tubuh dengan rata-rata 12,80-34,80 berhubungan secara signifikan terhadap gangguan siklus

2) pengembangan sistem perdesaan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan; dan.. 3) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana wilayah meliputi sistem jaringan

Sesungguhnya, analisis itu merupakan salah satu sarana penafsiran atau interpretasi (Pradopo, 2008: 93).Masyarakat harus mampu memahami karya sastra yang di