• Tidak ada hasil yang ditemukan

resiko tingkat bunga manajemen resiko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "resiko tingkat bunga manajemen resiko"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengukuran risiko perubahan tingkat bunga (metode penilaian kembali)

1. Periode harian

Penggunaan metode penilaian kembali, bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh tingkat bunga terhadap pendapatan, dengan langkah langkah

a. Mengidentifikasi dan mengelompokan aset (RSA) atau kewajiban (RSL) yang rentan terhadap perubahan tingkat bunga

b. Menghitung GAP (antara aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga dan menghitung perubahan pendapatan

2. Periode lebih dari satu hari

(2)

Obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku merupakan salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia saat ini.

Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal yang harus dikeluarkan untuk investasi obligasi relatif cukup besar untuk investor individu. Nilai obligasi yang diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar. Masa berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10 tahun. Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga. Semakin panjang durasinya maka semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga. Anda dapat menjual obligasiyang Anda miliki pada pihak lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai atau harga pasar sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.

Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya memberikan keuntungan dari pembayaran bunga tetap (kupon), tapi Anda juga memiliki peluang untuk medapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual). Suatu obligasi dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh tempo) dengan harga yang lebih atau kuran dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar. Siapa yang memiliki obligasi pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran kembali sejumlah nilai pari tersebut. Harga-harga obligasi dapat berfluktuatif oleh karena beberapa hal, seperti : tingkat bunga yang dibayar obligasi, tingkat kepastian pembayaran kembali atau kondisi ekonomi secara keseluruhan terutama tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat suku bunga bank.

Umumnya nilai kupon obligasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito, tetapi lebih rendah dari suku bunga pinjaman (kredit) bank. Harga obligasi akan berfluktuasi, besarnya fluktuasi tergantung kepada permintaan, penawaran dan suku bunga yang terjadi di pasar. Harga obligasi berkorelasi negative dengan tingkat suku bunga. Faktor lain penurunan harga dari obligasi dapat berasal dari peningkatan resiko perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Resiko gagal bayar pada sebuah obligasi tercermin dalam peringkat (rating) dari obligasi tersebut.

Didalam prospektus yang disampaikan kepada para calon investor, disajikan ringkasan fakta dan pertimbangan-pertimbangan penting. Misalnya tentang anggaran dasar perusahaan, bidang usaha perusahaan termasuk mencantumkan jumlah nominal obligasi dan tujuan penggunaanya. Data-data penting seperti laporan keuangan terbaru dilampirkan secara utuh. Riwayat singkat emiten dan para pemegang saham, struktur perusahaan, kegiatan dan prospek usaha. Pada bagian awal prospektus akan dituliskan ringkasan penawaran umum yang akan menjelaskan identitas obligasi tersebut.

Pada umumnya, semakin panjang waktunya maka akan semakin tinggi tingkat bunga yang ditawarkan untuk menutupi resiko tambahan yang dikarenakan jangka waktu investasi yang sangat panjang. Hubungan antara tingkat suku bunga yang dibayarkan suatu obligasi (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh temponya disebut kurva hasil (Yield Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor dapatkan dari hasil menananmkan uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi menyatakan yield saat ini (current) dalam presentase. Para investor menggunaka current yield untuk membandingkan nilai relatif suatu obligasi.

(3)

ditentukan oleh tiga hal yaitu jumlah pembayaran yang diterima secara periodik, harga perolehan serta jangka waktu jatuh tempo.

Biasanya, Obligasi diterbitkan dengan cirri-ciri sebagai berikut :

Tanggal jatuh tempo (maturity date) obligasi, yaitu tanggal yang sudah ditetapkan oleh peminjam untuk melunasi hutangnya. Walaupun ada tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam suatu obligasi bukan berarti Anda harus memegang obligasi tersebut hingga jatuh tempo, karena Anda dapat memperjualbelikannya pada pasar obligasi.

Tingkat bunga (coupon rate) obligasi, yaitu tingkat bunga yang akan dibayarkan kepada Anda secara periodik. Tingkat bunga yang diberikan dapat tetap (bunga yang dibayarkan kepada Anda adalah tetap setiap tahun) atau tingkat bunga mengambang (bunga yag dibayarkan akan disesuaikan secara periodik).

Nilai nominal (face value atau par value) obligasi yaitu sejumlah uang tertentu yang dipinjamkan kepada perusahaan tersebut, jumlah ini yang akan menjadi pokok pinjaman.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, obligasi dapat dikeluarkan baik oleh perusahaan maupun pemerintah.

Obligasi pemerintah memiliki tingkat keamanan tertinggi (savereign risk) karena pemerintah memiliki kemampuan untuk membebankan pajak dan mencetak uang. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah biasa dikenal sebagai obligasi ritel /ORI.

Tapi ketika Anda hendak memutuskan untuk memilih obligasi perusahaan, pilihlah selalu dari obligasi yang memiliki peringkat tertinggi terlebih dahulu. Peringkat ini mencerminkan resiko kegagalan dalam membayar bunga atau pokok.

Peringkat AAA memiliki resiko paling rendah, lalu disusul AA, A, BBB dan seterusnya sampai D yang menandakan bahwa obligasi tersebut sudah gagal bayar (wanprestasi). Selain resiko kegagalan seperti di atas, ada beberapa resiko lagi yang terdapat dalam obligasi seperti : resiko suku bunga, resiko kesempatan investasi kembali (re-investment risk) dan lain-lain.

Resiko suku bunga

Harga Obligasi bergerak berlawanan arah (berkorelasi negatif) dengan pergerakan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun. Misalkan Anda memiliki obligasi pemerintah senilai Rp. 5.000.000,- dengan tingkat bunga 10%. Anda membeli obligasi tersebut awal tahun 2005. Namun sejak tahun 2008 pemerintah menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga 15%. Bunga yang Anda terima tetap 10% sementara orang lain mendapatkan bunga yang lebih tinggi dari hari ini yaitu 15%. Dengan demikian berapa harga yang akan pemodal tawarkan kepada Anda sebagai pemegang obligasi tersebut ? Sudah tentu harganya akan lebih rendah dari Rp. 5.000.000,- karena obligasi yang Anda miliki memberikan bunga yang lebih rendah dari tingkat bunga obligasi di pasar. Semakin panjang tanggal jatuh tempo obligasi, semakin tinggi resiko suku bunga yang terdapat dalam obligasi tersebut karena fluktuasi suku bunga lebih tinggi dalam jangka panjang.

Resiko inflasi

(4)

inflasi, maka juallah obligasi yang Anda pegang secepatnya karena bila inflasi meningkat maka suku bunga juga akan meningkat. Sebab jika Anda memegang obligasi yang memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, Anda akan kehilangan daya beli dari bunga yang Anda terima.

Resiko lainnya

Resiko lainnya adalah resiko kesempatan investasi kembali (reinvestment risk) Anda tidak dapat berharap kondisi investasi saat itu sama dengan ketika Anda membeli obligasi tersebut pertama kali, khususnya bila Anda membeli obligasi untuk jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat Anda hendak menginvestasikan kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Dan ada juga beberapa jenis obligasi yang memiliki fitur call, yang berarti perusahaan penerbit obligasi tersebut berhak untukmembeli kembali (buy back) obligasi pada harga tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Untuk obligasi yang berdenominasi mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi nilai tukar valuta asing terhadap rupiah menjadikan resiko ini harus diperhatikan dengan baik, agar investasi Anda terlindung dari kerugian akibat selisih kurs.

Sekarang Anda sudah tahu mengenai obligasi, cara dan keuntungan investasi obligasi, bagaimana obligasi tersebut diterbitkan dan resiko-resiko apa saja yang terkandung dalamnya. Jika Anda memiliki preferansi yang moderat dalam resiko, Anda lebih baik memilih berinvestasi dalam obligasi yang memberikan penghasilan tetap secara periodik

Pengertian Sekuritas, Sekuritas adalah surat hutang yang dapat dengan cepat dijadikan uang atau kas, ini maksudnya bahwa sekuritas adalah surat hutang yang dapat dijual dengan cepat, karena sekurita memiliki sifat yang likuid. Banyak perusahaan ataupun investor yang membeli dan memiliki sekuritas, alasannya karena selain sebagai pengganti kas, sekuritas juga merupakan suatu investasi yang dapat memberikan keuntungan yang cukup bagus. Adapun kriteria yang harus diperhatikan

dalam memilih sekuritas/surat berharga, yaitu :

1. Risiko tingkat bunga

2. Risiko kemampuan membeli ( Daya beli ) 3. Risiko keuangan

4. Risilo Likuidasi 5. Pajak, dan

6. Pengembalian atas sekuritas

Jenis-jenis sekuritas

Jenis sekuritas terdapat 2 jenis, yaitu sekuritas jangka pendek dan sekuritas jangka panjang

Pengertian Sekuritas jangka pendek

1. Sertifikat Deposito, selain sertifikat deposito, dalam prakteknya terdapat 2 jenis deposito lagi, yaitu deposito berjangka dan deposit on call

2. Surat berharga pasar modal promes

 wesel

Pengertian Sekuritas jangka panjang

(5)

1. Obligasi, obligasi sendiri dapat diterbitkan oleh pihak seperti pemerintah dan swasta 2. Saham, saham dapat berupa saham biasa dan saham preferen

Manajemen GAP Gap adalah perbedaan (mismatch) antara Rate Sensitive Assets (RSA) dan Rate Sensitive Liabilities (RSL)

bertujuan untuk :[4]

 Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga.

 Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu.  Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.

 Mengelola risiko serendah mungkin.

 Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingka suku bunga yang wajar

1. Faktor politik

Ada kalanya perkembangan politik suatu negara berdampak pada pergerakan indeks saham, namun ada kalanya tidak membawa dampak apa pun.

2. Faktor keuangan

Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perhatian terhadap suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada tingkat suku bunga riil, bukan pada tingkat suku bunga nominal karena perhitungan tingkat suku bunga riil telah mengertakan variabel tingkat inflasi.

3. Faktor eksternal

Perubahan ekonomi yang terjadi di suatu negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi perekonomian negara-negara lain yang ada di kawasan yang sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. Para fund manager, investor, dan hedge funds melakukan investasisecara global dan sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu bahkan seluruh dunia. 4. Faktor ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data berupa jenis-jenis kursi yang diproduksi PT AJC (Alis Jaya Ciptatama) serta mengetahui tujuan diproduksinya jenis-jenis

Contohnya adalah kata “langkah pertama, setelah, dan terakhir” yang terdapat pada kalimat berikut:. Langkah pertama adalah campurkan bahan-bahan abu gosok atau bubuk bata merah

During this time the developing countries to focus more on pressing issues of population, but the real problem is the improvement in the level of education so

Analisis Dynamic Location Quotient menunjukkan bahwa sektor perekonomian yang diharapkan tetap menjadi sektor unggulan di masa yang akan datang adalah sembilan

Dari hasil analisis data ditemukan bahwa (i) tema tak bermarkah tunggal merupakan jenis tema yang paling dominan yang terdapat pada TSa pertama dan TSa kedua; (ii) pola

Laporan tugas akhir ini merupakan penelitian mengenai pengaruh sedimen terhadap ekologi dengan melakukan analisis struktur komunitas foraminifera pada Muara Sungai Wulan Lama Delta

Pemakaian AKDR atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kejadian kehamilan ektopik.. Kandungan progesteron yang ada dalam AKDR

Terimakasih kepada ALLAH SWT, beserta Nabi dan Rasul yang selalu disisi ALLAH, yang telah membantu saya dalam memberikan kelancaran dan kemudahan dalam berfikir,