• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dan Kolerasi Variabel Ffd, Fod Dan Ofd Pada Image Foto Rontgen Dengan Menggunakan Pesawat Virtu X Di Klinik Usg Dan Rontgen Fauzi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dan Kolerasi Variabel Ffd, Fod Dan Ofd Pada Image Foto Rontgen Dengan Menggunakan Pesawat Virtu X Di Klinik Usg Dan Rontgen Fauzi Medan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sejarah Penemuan Sinar-X

Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman

Wilhelm C. Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Pada saat Rontgen

menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, beliau

mendapatkan sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari Barium

Platino Cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik

dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Rontgen segera menyadari bahwa

sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam sinar katoda. Karena

sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun

untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan sinar-X ini maka seringkali sinar

itu dinamai juga sinar rontgen. Pemeriksaan tubuh manusia dengan menggunakan

radiasi lahir pada tahun 1895, dimana Wilhelm C. Rontgen membuat image

tangan istrinya pada X- Ray film. Ini adalah cikal bakal dari perkembangan ilmu

imaging radiodiagnostic.

II.2 Dasar-dasar Fisika dan Prinsip Dasar Pencitraan Sinar-X II.2.1 Dasar-dasar fisika Sinar-X

Sinar-X atau sinar Rontgen merupakan gelombang elektromagnetik

dengan panjang gelombang sangat pendek (1 Ǻ = 10-8 cm), sehingga mempunyai daya tembus yang tinggi. Sinar-X terbentuk melalui proses perpindahan elektron

atom dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih

rendah. Sinar-X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai energi sama

dengan selisih energi antara kedua tingkat energi elektron tersebut. Sinar-X yang

terbentuk dari proses ini disebut sinar-X karakteristik yang mempunyai spectrum

energi adalah diskrit (5).

(2)

Ex – ray = Ebv – Ebt ...(1) Keterangan : Ex– ray : Energi sinar-x karateristik

Ebv : Energi vacant shell

Ebt: Energi transition shell

Gambar II.1 Proses terjadinya radiasi sinar-X karakteristik

(Sumber : The Essential Physics of Medical Imaging, Busberg,2002,hal 101)

Sinar-X dapat pula diproduksi dengan jalan menembaki target logam

dengan elektron cepat dalam suatu tabung vakum sinar katoda. Elektron sebagai

proyektil dihasilkan dari pemanasan filament yang juga berfungsi sebagai katoda.

Elektron dari filamen dipercepat gerakannya, elektron yang bergerak sangat cepat

itu akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor atom tinggi dan suhu

lelehnya juga tinggi. Target logam ini sekaligus juga berfungsi sebagai anoda.

Ketika elektron berenergi tinggi itu menabrak target logam, maka sinar-X akan

terpancar dari permukaan logam tersebut yang dikenal dengan sinar-X

Bremsstrahlung (5).

Sinar-X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai energi maksimal sama

dengan energi kinetik elektron pada saat terjadinya perlambatan. Sinar-X

(3)

Gambar II.2. Sinar-X Bremstrahlung yang dihasilkan interaksi electron dengan

inti atom target

(Sumber : The Essential Physics of Medical Imaging, Busberg,2002,hal 101)

Berikut bentuk spektrum radiasi yang dihasilkan oleh tabung sina

Gambar II.3.Spektrum radiasi sinar-X Bremstrahlumg dan Karakteristik (Sumber : Crestensen’s Physics of Diagnostoc Radiology, Curry,1990)

(4)

II.2.2 Prinsip Dasar Pencitraan Sinar-X

Secara sederhana sistim pencitran sinar-X atau pencatatan image pada

Image Receptor dalam hal ini film rontgen adalah adanya perbedaan penyerapan

dari objek terhadap sinar-X sehingga terjadi perbedaan kwalitas dan kwantitas

sinar-X setelah melewati objek dan kemudian mengenai film. Dan kemudian film

diproses secara kimiawi, terjadilah perbedaan hitam dan putih pada film rontgen.

Gambaran hitam adalah bagian yang mendapatkan sinar-X lebih banyak dari pada

gambaran yang putih.

Gambar II.4 skema Prinsip dasar Pencitraan sinar-X

II.3. Sifat-sifat Sinar-X

Adapun sifat-sifat sinar-X sebagai berikut (5) : 1. Memiliki Daya Tembus

Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan

digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung ( kV ) yang

digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau

(5)

2. Difraksi

Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas

tersebut akan bertebaran ke segala arah, menimbulkan radiasi sekunder

(radiasi hambur) pada bahan/zat yang dilaluinya.

3. Absorbsi

Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat

atom atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatan atau berat

atomnya, makin besar penyerapannya.

4. Efek Fotografik

Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida) setelah

diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.

5. Fluoresensi

Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium-tungstat atau

zink-sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai

radiasi sinar-X.

6. Ionisasi

Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan

menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut.

7. Efek Biologis

Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologik pada jaringan.

Efek biologik ini dipergunakan dalam pengobatan radioteraping,

Busberg,2002,hal 101)

(6)

II.4 Pesawat Sinar-X

Pesawat sinar-X atau pesawat Rontgen adalah suatu alat yang digunakan

untuk melakukan diagnosa medis dengan menggunakan sinar-X. Sinar-X yang

dipancarkan dari tabung diarahkan pada bagian tubuh yang akan didiagnose.

Berkas sinar-X tersebut akan menembus bagian tubuh dan akan ditangkap oleh

film, sehingga akan terbentuk gambar dari bagian tubuh yang disinari. Sebelum

pengoperasian pesawat sinar-X perlu dilakukan seting parameter untuk

mendapatkan sinar-X yang dikehendaki. Parameter-parameter tersebut adalah

tegangan (kV), arus tabung (mA) dan waktu paparan (s).

Gambar II.5. Pesawat Sinar-X

Pesawat sinar-X terdiri dari sistem dan subsistem sinar-X atau komponen.

Sistem sinar-X adalah seperangkat komponen untuk menghasilkan radiasi dengan

cara terkendali. Sedangkan subsistem berarti setiap kombinasi dari dua atau lebih

komponen sistem sinar-X.

sinar-X diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurang-kurangnya generator

tegangan tinggi, panel kontrol, tabung sinar-X, alat pembatas berkas, dan

(7)

II.5 Tabung Sinar-X

Tabung sinar-X adalah ruang hampa yang terbuat dari kaca tahan panas

yang merupakan tempat sinar-X diproduksi. Tabung sinar-X adalah komponen

yang utama yang terdapat pada pesawat sinar-X.

Gambar II.6. Skema bagian-bagian Tabung Pesawat Sinar-X

(Sumber : An Analysis of Radiographic Quality. 1989. Hal. 182)

Tabung terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu: (1) wadah tabung (tube casing

/housing); dan (2) tabung bagian dalam (tube insert). Pada Gambar II.5. diperlihatkan model sebuah tabung sinar X dan bagian-bagiannya. (2).

1. Wadah Tabung (Tube Casing /Housing)

Dinding bagian paling luar tabung disebut rumah tabung terbuat dari

metal, sedangkan bagian dalamnya terbuat dari lapisan timbal (Pb). Fungsi

dinding ini agar dapat menekan radiasi yang tidak dibutuhkan. Pada sisi

kiri dan kanan tube housing dihubungkan dengan soket kabel tegangan

tinggi (40-150 kV) yang menghubungkan generator tegangan tinggi

(8)

Pada tube housing juga dibuatkan jendela housing atau port output

sebagai tempat sinar-X keluar.

Fungsi X-ray tube housing, antara lain :

a) Berfungsi sebagai isolasi dan proteksi tube insert dari gangguan

tekanan dari luar.

b) X-ray tube housing di dalamnya berisi oli transformer yang berfungsi

untuk pendingin panas akibat tumbukan elektron dengan target dan

pemisah komponen yang lain dalam tube insert.

c) X-ray tube housing dilapisi lead shielding yang berfungsi untuk

attenuasi radiasi agar tidak keluar dari tabung sinar-X. Tingkat

kebocoran tabung yang diperkenankan adalah 100 mR/jam. Pada jarak

pengukuran 1 m diukur pada kondisi faktor eksposi yang paling tinggi

berkisar 125-150 kV.

2. Tabung Sinar-X bagian dalam (X-Ray Tube Insert)

Komponen-komponen utama tabung sinar-X bagian dalam (X-Ray Tube

Insert) sebagaimana yang tampak pada gambar II.5. meliputi :

a. Katoda

Katoda terbuat dari nikel murni dimana celah antara 2 batang

katoda disisipi kawat pijar (filamen) yang menjadi sumber elektron

pada tabung sinar-X. Filamen terbuat dari kawat wolfram

(tungsten) digulung dalam bentuk spiral. Bagian yang mengubah

energi kinetik elektron yang berasal dari katoda adalah sekeping

logam wolfram yang ditanam pada permukaan anoda.

b. Anoda

Anoda atau elektroda positif biasa juga disebut sebagai target jadi

anoda disini berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron. Anoda

merupakan sasaran (target) yang akan ditembaki oleh elektron

(9)

c. Foccusing cup

Focusing cup ini sebenarnya terdapat pada katoda yang berfungsi

sebagai alat untuk mengarahkan elektron secara konvergen ke

target agar elektron tidak terpancar ke mana-mana. Ukuran focus

pada anoda ada dua, yaitu fokus besar (large focus) dan fokus kecil

(small focus) bergantung pada pemilihan nilai arus tabung yang

digunakan. (5) d. Rotor atau stator

Rotor atau Stator ini terdapat pada bagian Anoda yang berfungsi

sebagai alat untuk memutar Anoda. Rotor atau Stator ini hanya

terdapat pada tabung yang memakai Anoda putar, keuntungannya

anoda putar adalah target elektron bisa berganti-ganti dan

pendinginan bisa sempurna.

e. Glass metal envelope (vacuum tube)

Glass metal envelope atau vacuum tube terbuat dari kaca pyrex,

merupakan tabung yang gunanya membungkus

komponen-komponen penghasil sinar-X agar menjadi vacum atau kata lainnya

menjadikannya ruangan hampa udara.

f. Oil

Oil ini adalah komponen yang cukup penting ditabung sinar-X

karena saat elektron-elektron menabrak target pada anoda, energi

kinetik elekron yang berubah menjadi sinar-X hanyalah ≤ 1% selebihnya berubah menjadi panas mencapai 20000 °C, jadi

disinilah peran oil sebagai pendingin tabung sinar-X.

g. Window

Window atau jendela adalah tempat keluarx sinar-X. Window

terletak di bagian bawah tabung. Tabung bagian bawah di buat

lebih tipis dari tabung bagian atas hal ini di karenakan agar sinar-X

(10)

II.6 Magnifikasi Radiography

Magnifikasi radiography berasal dari kata Magnification dan Radiography.

Magnification adalah proses membuat sesuatu sehingga lebih besar dengan

menggunakan lensa atau rasio antara ukuran bayangan dengan ukuran yang

sebenarnya. Radiography adalah membuat film rekaman ( radiograf )

jaringan-jaringan tubuh bagian dalam dengan melewat tubuh mengunakan radiasi.(5)

Magnifikasi Radiography ada dua antara lain :

1. Makro Radiography

2. Magnifikasi yang dihindari

II.6.1 Makro Radiography

Makro Radiography berasal dari kata Macro dan Radiography. Macro

adalah bentuk kombinasi besar atau panjang yang abnormal. Pengertian dari

Makro radiography adalah suatu metode pembesaran secara langsung dari

pencitraan dengan meletakan objek diantara Tabung sinar-X dan film sejauh jarak

tertentu yang kemudian mendapatkan pembesaran yang diinginkan (3). Tujuan

dasar dari makro radiogrphy untuk mendapatkan gambaran dari objek-objek yang

kecil sehingga mempermudah dalam menganalisa objek tersebut contoh kasus

pemeriksaan os sella tursika, foramen orbita dan temporo mandibular joint.

Untuk mendapatkan makro radiography , maka yang dilakukan adalah

merubah jarak Fokus sinar ke Objek ( FOD ) dengan jarak Fokus sinar ke Image

(FFD) tetap, atau merubah jarak Fokus sinar ke Image (FFD) dengan jarak Fokus

ke Objek tetap (FOD) tetap dengan konsekuensi teknik ini terdapat koereksi

pemilihan faktor eksposi. Dalam makro radiography ada tiga faktor yang

(11)

Fokus Fokus I

gbr a merubah Fod dngan FFD tetap, gbr b merubah FFD dengan OFD tetap

II.6.2 Magnifikasi Yang Dihindari

Sebagian besar dari pencintraan diagnostic menghindari magnifikasi

karena selain terjadinya pembesaran pada image foto rontgen dan juga ketajaman

imege foto berkurang. Hal ini dapat mempengaruhi interpertasi dokter dalam

menegakkan diagnosa sedangkan tujuan dari pencitraan diagnostik untuk

mendapatkan kondisi penyakit pasien sesuai dengan yang dialami. Ada beberapa

hal yang menyebabkan terjadinya magnifikasi yang tak diinginkan antara lain

adalah secara alami anatomi tubuh manusia tidak rata sehingga objek tidak bisa

menempel pada Film rontgen atau kondisi pasien yang tidak memungkinkan

(12)

Magnifikasi didefenisikan sebagai perbandingan antara image dan objek

sebenarnya, dengan image yang dihasilkan sama atau lebih besar dari objek

aslinya (5)

M = , Atau M = ... (II-1)

dengan, M = Pembesaran bayangan FFD = jarak antara fokus ke film OFD= jarak antara objek ke film FOD= jarak antara fokus ke objek

Rumus magnifikasi di atas berlaku jika sumber sinar-X berbentuk ukuran

focal spots yaitu suatu titik poin (poin source focal spots), magnifikasi gambar

dikenal dengan istilah pembesaran geometri (geometry magnification).

Faktanya suatu sumber sinar-X pada pesawat rontgen adalah suatu bidang.

Berikut skema geometri pembesaran bayangan pada fokus berbentuk bidang :

FOD

FFD

OFD

M M

Gambar II.8. skema Geometri pembesaran image pada ukuran focal berbentuk bidang (Su er: Creste ’s Fhysi s of Diag osti radiology, 1 4)

Fokus

(13)

Ukuran pembesaran image yangterjadi pada sumber sinar berbentuk bidang di rumuskan sebagai berikut (5) :

M = m + ( m - 1 ) ( ) ...(II-2)

Dimana, M = pembesaran sesungguhnya m = pembesaran geometri f = ukuran fokus

d = Ukuran Objek.

Dari rumus diatas didapatkan nilai magnifikasi atau pembesaran

sesungguhnya (true magnification) ukurannya lebih besar dari pembesaran

geometri.

Pada gambar penambahan ukuran bayangan Pembesaran yang terjadi

nilainya selain tergantung faktor magnifikasi geometri juga sebanding dengan

ukuran fokal spot dan berbanding terbalik dengan ukuran objek.

II.7 Ketidaktajaman pada Image foto rontgen

Ketajaman image radiograf adalah kemampuan suatu radiograf

memperlihatkan batas yang tegas dan jelas antara hitam dan putih. Pada suatu

radiograf terdapat kekaburan suatu detail yang meluas sampai ke daerah tertentu

dinamakan Ketidaktajaman (3)(5).

Ada beberapa hal yang mempengaruhi ketajaman image rontgen antara lain:

1. Movement Unsharpness : ketajaman image berkurang disebabkan

faktor pergerakan objek.

2. Fotografi unsharpness : Ketajaman image berkurang disebabkan faktor

Fotografi ( alat-alat pendukung pencitraan = Kaset, film, Proses

pencucian, Intesifying Screen )

3. Geometry Unsharpness : Ketajaman image berkurang disebabkan

(14)

II.7.1 Ketidaktajaman faktor geometri

Faktor yang mempengaruhi ketidaktajaman geometri (geometri

unsharpnes) pada image foto rontgen antara Lain (5):

1. Jarak antara Objek Film Distance (OFD) ; semakin jauh jarak OFD

semakin besar ketidaktajaman image.

2. Jarak Fokus Film Distance (FFD) dan Fokus Objek Distance (FOD) ;

semakin dekat jarak FFD dan FOD semakin besar ketidaktajaman Image.

3. Ukuran Fokus ( Focal Spot Size ); dengan menggunakan ukuran fokus

yang besar maka menambah ketidaktajaman gambar.

Berikut adalah skema ketidakjaman faktor geometri semakin besar apabila (3)(5):

1. Jarak FFD dan FOD berkurang, OFD tetap.

FOD FFD

FFD

OFD

a

b a a b a

(I) (II)

Gambar II.9 skema Ketidaktajaman geometri dengan berkurangnya FFD dan FOD,

(15)

Pada skema diatas ,(I) FFD dan FOD lebih pendek daripada pada (II), dan terlihat (I) Penumbra lebih besar daripada (II). Pada penumbra memiliki batas detail yang rendah dan kontras yang rendah sehingga terjadi pengaburan pada tepi objek pada image foto rongen.

2. Jarak OFD bertambah

FOD

FOD

FFD

OFD

OFD

a b a a b a

Gambar II. 10 skema ketidaktajaman geometri dengan bertambahnya OFD

3. Ukuran fokus ( Focal Spot Size )

Fokus

Objek

A b a a b a

(16)

Akibat sumber sinar berupa bidang maka suatu objek dengan ukuran

tertentu (gambar ) akan terproyeksikan di film menjadi bayangan yang terdiri dari “ b “ yang merupakan pusat bayangan dikenal dengan istilah umbra (bayangan sejati) yang dikelilingi bayangan “ a “ dan “ a “ yang dibentuk oleh beberapa titik dari focal spots yang disebut daerah penumbra (setengah bayangan) dengan

densitas lebih rendah dan lebih kabur. Besarnya ketidaktajaman geometri pada

prinsipnya adalah menghitung lebar daerah penumbra (“ a “). Dari gambar (.) maka ukuran penumbra (“ a “) yang disebut ketidaktajaman geometri (Ug) dirumuskan sebagai berikut (3)(4)(5) :

Ug = F .

...

( II-3)

Dengan, Ug = Unsharpnes geometri

F = fokus

OFD = jarak antara objek ke Film

FOD = jarak antara fokus ke objek.

Dari rumusan ini tampak jelas, ketidaktajaman geometri bertambah jika

ukuran focus bertambah (F) dan jarak objek ke bayangan (OID) bertambah dan

Gambar

Gambar II.1  Proses terjadinya radiasi sinar-X karakteristik
Gambar II.2. Sinar-X Bremstrahlung yang dihasilkan interaksi electron dengan
Gambar II.5. Pesawat Sinar-X
Gambar II.6. Skema bagian-bagian Tabung Pesawat Sinar-X
+5

Referensi

Dokumen terkait

Just like in novel The Phantom of The Opera the leading character, Erik, he experienced the social rejection because his appearance... different

Orang tua merupakan pihak pertama yang paling bertangung jawab dalam pengembangan bakat dan minat anak, selanjutnya pendidikan anak akan arahkan melalui tenaga

Metodologi yang digunakan dalam penulisan proyek akhir Optimasi Pemotongan Besi Plat Pekerjaan Struktur Baja Welded Dengan Menerapkan Column Generation Pada Proyek

istilah “ngenger” merupakan tradisi yang dikenal pada masyarakat Jawa yang artinya seorang anak dari keluarga yang kurang mampu yang dititipkan kepada kerabatnya

hipotesis ini jelas, spesifik tapi susah untuk diuji yaitu; bagaimana kita bisa membuktikan tbd = 1/is (tingkat bunuh diri (tbd) berbanding terbalik dengan ikatan

AER – 2011/2012 Universitas Pembangunan Jaya – SIF_TIF SIF1213 - 7 (Romi Satrio Wahono, 2007).. Pemilihan Tema dan

[r]

Our proposed new method is a two-step estimated method: firstly, a combination transmission function is defined by integrating the dark channel prior and gradient prior law, the