• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Pengendalian Banjir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akhir Pengendalian Banjir"

Copied!
246
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIMANUK-CISANGGARUNG Jl. Pemuda No. 40 Telp. (0231) 205876 – Fax. (0231) 205875 – Cirebon 45132

L

L

A

A

P

P

O

O

R

R

A

A

N

N

A

A

K

K

H

H

I

I

R

R

P

P

e

e

k

k

e

e

r

r

j

j

a

a

a

a

n

n

:

:

P

P

e

e

r

r

e

e

n

n

c

c

a

a

n

n

a

a

a

a

n

n

P

P

e

e

n

n

a

a

n

n

g

g

g

g

u

u

l

l

a

a

n

n

g

g

a

a

n

n

G

G

e

e

n

n

a

a

n

n

g

g

a

a

n

n

B

B

a

a

n

n

j

j

i

i

r

r

A

A

n

n

t

t

a

a

r

r

a

a

S

S

u

u

n

n

g

g

a

a

i

i

P

P

e

e

k

k

i

i

k

k

S

S

a

a

m

m

p

p

a

a

i

i

D

D

e

e

n

n

g

g

a

a

n

n

S

S

u

u

n

n

g

g

a

a

i

i

K

K

u

u

m

m

p

p

u

u

l

l

K

K

u

u

i

i

s

s

t

t

a

a

(

(

P

P

a

a

k

k

e

e

t

t

5

5

0

0

)

)

K

K

o

o

n

n

t

t

r

r

a

a

k

k

N

N

o

o

.

.

:

:

H

H

K

K

.

.

0

0

2

2

.

.

0

0

3

3

/

/

A

A

t

t

-

-

1

1

/

/

0

0

3

3

/

/

0

0

2

2

-

-

2

2

8

8

/

/

2

2

0

0

1

1

2

2

T

T

a

a

n

n

g

g

g

g

a

a

l

l

:

:

2

2

0

0

J

J

u

u

n

n

i

i

2

2

0

0

1

1

2

2

Tahun Anggaran 2012

(2)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Penanggulangan Genangan Banjir antara Sungai Pekik Sampai dengan Sungai Kumpulkuista sesuai dengan Surat Perjanjian Kontrak antara Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung dengan PT. Cita Prisma dengan Kontrak Nomor HK.02.03/At-1/03/02-28/2012 tanggal 20 Juni 2012, bersama ini disampaikan Laporan Akhir pekerjaan tersebut di atas.

Laporan Akhir ini memuat seluruh hasil pekerjaan, termasuk di dalamnya hasil survey investigasi lapangan berupa pengukuran topografi, penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah, analisis hidrologi dan hidrolika, perencanaan bangunan pengendali banjir, volume pekerjaan serta rencana anggaran biaya untuk pekerjaan fisik pembangunan bangunan pengendali banjir.

Demikian Laporan Akhir ini diserahkan dengan harapan dapat digunakan sebagai acuan yang penting di dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Diharapkan pekerjaan dapat diterima dengan baik, tepat sasaran dan sesuai dengan KAK.

Bandung, November 2012 PT. CITA PRISMA

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I P E N D A H U L U A N ... I-1 1.1 LATAR BELAKANG PEKERJAAN ... I-1 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN ... I-2 1.3 SASARAN PEKERJAAN ... I-2 1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN ... I-2 1.5 KELUARAN ... I-3 1.6 LOKASI PEKERJAAN ... I-4 1.7 DASAR HUKUM & REFERENSI... I-7

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI ... II-1 2.1 PROFIL DAERAH ALIRAN SUNGAI... II-1 2.1.1 Pendahuluan ... II-1 2.1.2 Administratif Wilayah Pekerjaan... II-2 2.2 KONDISI GEOGRAFIS... II-6 2.3 KONDISI KLIMATOLOGI... II-6 2.4 KONDISI SUMBER DAYA AIR ... II-7 2.5 KONDISI SOSIAL EKONOMI KABUPATEN CIREBON ... II-9 2.6 KONDISI FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS UMUM ... II-11 2.6.1 Sarana Sosial... II-11 2.6.2 Sarana Umum ... II-12 2.7 KONDISI KEPENDUDUKAN ... II-13 2.8 KONDISI PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN CIREBON ... II-14 2.8.1 Pertanian... II-14 2.8.2 Perikanan... II-15 2.9 PENGEMBANGAN RUANG ... II-16 2.10 PERMASALAHAN BANJIR DAN KEKERINGAN ... II-18 2.10.1 Sungai Pekik ... II-19

(4)

2.10.2 Sungai Condong ... II-19 2.10.3 Genangan Banjir di Antara Sungai Utama dan Saluran Pengumpul ... II-19 2.12 RESUME SURVEY PENDAHULUAN ... II-21

BAB III PENGUMPULAN DATA & REVIEW STUDI TERDAHULU ... III-1 3.1 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN & KRITERIA TEKNIS YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN ... III-1 3.2 INVENTARISASI PETA TOPOGRAFI & DATA HIDROLOGI ... III-1 3.2.1 Data Hidrologi ... III-1 3.2.2 Peta Topografi... III-2 3.3 DATA STUDI TERDAHULU... III-4 3.4 REVIEW STUDI TERDAHULU ... III-4 3.4.1 Lower Cimanuk Flood Control Projectatau LCFC (1981-1989)... III-4 3.4.2 Perencanaan Penanggulangan Banjir Sungai Pekik (2005) ... III-13

BAB IV HIDROLOGI KUMPULKUISTA – JAMBLANG ... IV-1 4.1 TINJAUAN UMUM ... IV-1 4.2 DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)... IV-1 4.3 DATA HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNAN ... IV-3 4.3.1 Perhitungan Hujan Rata-rata Periode Ulang Tertentu ... IV-3 4.3.2 Analisa Frekuensi Hujan Rencana ... IV-4 4.4 ANALISA STATISTIK ... IV-4 4.4.1 Pengukuran Dispersi ... IV-4 4.4.2 Pemilihan Jenis Sebaran... IV-4 4.4.3 Pengujian Kecocokan Sebaran ... IV-5 4.5 ANALISA DEBIT BANJIR RENCANA ... IV-9 4.5.1 Hidrograf Satuan Sintetis ... IV-9 4.5.2 Pemilihan dan Penetapan Debit Banjir Rencana ... IV-28

BAB V HIDROLOGI PEKIK – CONDONG ... V-1 5.1 ANALISIS CURAH HUJAN MAKSIMUM RENCANA ... V-1 5.2 ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI ... V-3 5.2.1 Metode Gumbel... V-3 5.1.3 Uji Kesesuaian Distribusi... V-8 5.2 ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA ... V-9 5.2.1 Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu DAS Pekik ... V-9 5.2.2 Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Snyder DAS Pekik ... V-11

(5)

5.2.3 Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) ITB DAS Pekik... V-12 5.2.4 Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu DAS Condong... V-16 5.2.5 Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Snyder DAS Condong ... V-17 5.2.6 Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) ITB DAS Condong ... V-19 5.3 KAPASITAS DEBIT EKSISTING ... V-22 5.4 MORFOLOGI SUNGAI ... V-24 5.5 APLIKASI PROGRAM HEC-RAS UNTUK ANALISIS HIDROLIKA... V-24 5.5.1 Tahapan Analisis... V-24 5.5.2 Analisis Kapasitas Penampang Sungai Eksisting dan Profil Muka Air Banjir Rencana... V-31 5.4.3 Evaluasi Hasil Perhitungan ... V-38

BAB VI SURVEY PENGUKURAN TOPOGRAFI ... VI-1 6.1 U M U M ... VI-1 6.2 MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN PENGUKURAN TOPOGRAFI ... VI-1 6.3 LINGKUP DAN VOLUME KEGIATAN PENGUKURAN TOPOGRAFI ... VI-2 6.4 LOKASI DAN BATAS KEGIATAN SURVEY PENGUKURAN TOPOGRAFI... VI-2 6.5 PERSONIL PELAKSANA DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN ... VI-4 6.6 PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUKURAN... VI-4 6.6.1 Referensi Koordinasi dan Elevasi yang Digunakan ... VI-4 6.6.2 PemasanganBench Mark(BM) ... VI-4 6.6.4 Pengamatan Pasang-Surut ... VI-5 6.6.5 Evaluasi Ketelitian Pengukuran Sudut dan Jarak (Poligon) dan Sipat Datar (Levelling) ... VI-9 6.6.6 Gambar Peta Hasil Pengukuran... VI-9

BAB VII SURVEY INVESTIGASI GEOTEKNIK ... VII-1 7.1 U M U M ... VII-1 7.2 MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN INVESTIGASI GEOTEKNIK ... VII-1 7.3 LINGKUP DAN VOLUME KEGIATAN SURVEY INVESTIGASI GEOTEKNIK ...

... VII-1 7.4 GEOLOGI REGIONAL LOKASI STUDI ... VII-2 7.4.1 U m u m ... VII-2 7.4.2 Stratigrafi Regional... VII-2 7.4.3 Struktur Geologi Regional ... VII-5 7.4.4 Kegempaan... VII-5

(6)

7.4.1 Lokasi Titik Investigasi Geoteknik... VII-7 7.4.2 Hasil Kegiatan Pemboran Inti & Test Pit... VII-7 7.4.3 Hasil Analisis dan Uji Laboratorium Mekanika Tanah ... VII-10

BAB VIII KRITERIA PERENCANAAN ... VIII-1 8.1 U M U M ... VIII-1 8.2 KRITERIA DESAIN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR... VIII-2 8.2.1 Tanggul Banjir ... VIII-2 8.2.2 Perkuatan Lereng (Revetment) ... VIII-9 8.2.3 Perbaikan (Normalisasi) Alur Sungai... VIII-15 8.2.4 Penanganan Banjir dengan Tandon Banjir/Polder... VIII-16 8.3 UPAYA PENGENDALIAN BANJIR DENGAN PENGATURAN... VIII-18 8.3.1 Pekerjaan Terasering Lahan ... VIII-19 8.3.2 Perbaikan Tanaman Yang Sesuai ... VIII-19 8.3.3 Pengendalian Tata Guna Lahan... VIII-20 8.3.4 Pemberian Tanaman di Alur Sungai... VIII-20 8.3.5 Pengendalian Daerah Banjir dengan Peraturan (Pemerintah) ... VIII-20 8.4 KRITERIA PENANGGULANGAN GENANGAN ... VIII-20 8.4.1 Sistem pengendalian Drainase Lokal ... VIII-20 8.4.2 Jenis Drainase ... VIII-21 8.4.3 Pola Jaringan Drainase ... VIII-23 8.5 SISTEM PENGENDALIAN BANJIR DAN GENANGAN SUNGAI PEKIK

DAN SUNGAI CONDONG... VIII-25 8.5.1 Sungai Pekik ... VIII-25 8.5.2 Sungai Condong ... VIII-29 8.6 SISTEM PENGENDALIAN BANJIR DAN GENANGAN SUNGAI

CIWARINGIN DAN SUNGAI KUMPULKUISTA ... VIII-35 8.6.1 Sungai Ciwaringin ... VIII-35 8.6.2 Sungai Kumpulkuista... VIII-36 8.6.3 Genangan Banjir di antara Sungai Utama dan Saluran Pengumpul

dari Sungai Winong sampai dengan Sungai Kumpulkuista... VIII-36

BAB IX RENCANA ANGGARAN BIAYA... VIII-1 9.1 U M U M ... VIII-1 9.2 REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA ... VIII-2

(7)

BAB X 1

ANALISIS EKONOMI ... IX-1 10.1 U M U M ... IX-1 10.2 ASUMSI-ASUMSI ... IX-2 10.3 PERKIRAAN BIAYA ... IX-2 10.4 USULAN KEGIATAN ... IX-3 10.4.1 Jadwal Pelaksanaan ... IX-4 10.4.2 Kebutuhan Biaya Konstruksi ... IX-4 10.5 ANALISA MANFAAT PROYEK... IX-5 10.6 ANALISIS KELAYAKAN ... IX-9 10.7 NET PRESENT VALUE (NPV) ... IX-10 10.8 ECONOMIC INTERNAL RATE OF RETURN (EIRR)... IX-10 10.9 BENEFIT COST RATIO (BCR) ... IX-11 10.10 EVALUASI KELAYAKAN PROYEK ... IX-12

BAB XI KESIMPULAN & REKOMENDASI ... XI-1 11.1 PENANGGULANGAN BANJIR SISTEM PEKIK - CONDONG ... XI-1 11.2 PENANGGULANGAN BANJIR SISTEM

KUMPULKUISTA – CIWARINGIN ... XI-3 11.3 REKOMENDASI TERKAIT PENGENDALIAN BANJIR DAN GENANGAN

SISTEM SUNGAI PEKIK-CONDONG DAN

KUMPULKUISTA-CIWARINGIN ... XI-4

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : PETA SITUASI PENGUKURAN

LAMPIRAN 2 : DOKUMENTASI DISKUSI AKHIR LAMPIRAN 3 : NOTULEN DISKUSI AKHIR LAMPIRAN 4 : DAFTAR HADIR DISKUSI AKHIR

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Lokasi Wilayah Studi ... I-5 Gambar 1. 2 Peta DAS Lokasi Studi ... I-6 Gambar 2. 1 Peta Administratif Wilayah Studi... II-4 Gambar 2. 2 Batas Lokasi Wilayah Studi (Sungai Pekik s/d Sungai Kumpulkuista) ... II-5 Gambar 2. 3 Kondisi Sungai Winong Saat Musim Kemarau ... II-8 Gambar 2. 4 Kondisi Sungai Sigranala Saat Musim Kemarau ... II-8 Gambar 2. 5 Peta Pelayanan PDAM Kabupaten Cirebon ... II-9 Gambar 2. 6 Persentase Kontribusi Sektor-sektor di Kabupaten Cirebon ... II-10 Gambar 2. 7 Grafik Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon ... II-14 Gambar 2. 8 Peta Sebaran Wilayah Budi Daya Padi ... II-16 Gambar 2. 9 Peta Lokasi Saluran Pengumpul ... II-20 Gambar 2. 10 Kondisi Saluran Pengumpul Tampak ke Utara dan Pemanfaatan oleh Penduduk Sekitar Menjadi Kolam... II-21 Gambar 3. 1 Kondisi Sungai Winong Saat Musim Kemarau ... III-9 Gambar 3. 2 Peta Genangan Banjir di Sistem Sungai Pekik-Condong (2005) ... III-14 Gambar 4. 1 Peta DAS Lokasi Studi ... IV-2 Gambar 4. 2 Bentuk Kurva Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu ... IV-12 Gambar 4. 3 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu untuk DAS Kumpulkuista... IV-14 Gambar 4. 4 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu untuk DAS Ciwaringin ... IV-15 Gambar 4. 5 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu untuk DAS Winong...

... IV-16 Gambar 4. 6 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode Nakayasu untuk DAS Jamblang ... IV-18 Gambar 4. 7 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode Snyder untuk DAS Kumpulkuista ... IV-19 Gambar 4. 8 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode Snyder untuk DAS Ciwaringin...

... IV-20 Gambar 4. 9 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode Snyder untuk DAS Winong . IV-21 Gambar 4. 10 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode Snyder untuk

(9)

Gambar 4. 11 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode HSS ITB-1 untuk DAS Kumpulkuista... IV-23 Gambar 4. 12 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode HSS ITB-1 untuk DAS Ciwaringin... IV-23 Gambar 4. 13 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode HSS ITB-1 untuk DAS Winong ... IV-24 Gambar 4. 14 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode HSS ITB-1 untuk DAS Jamblang... IV-25 Gambar 4. 15 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode HSS ITB-2 untuk DAS Kumpulkuista... IV-26 Gambar 4. 16 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode HSS ITB-2 untuk DAS Ciwaringin... IV-26 Gambar 4. 17 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode HSS ITB-2 untuk DAS Winong ... IV-27 Gambar 4. 18 Hidrograf Debit Banjir Rancangan Metode HSS ITB-2 untuk DAS Jamblang... IV-28 Gambar 5. 1 Peta DAS Lokasi Studi ... V-2 Gambar 5. 2 Curah Hujan Rencana Metode Gumbel... V-5 Gambar 5. 3 Curah Hujan Rencana Metode Log Person III ... V-7 Gambar 5. 4 Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS Nakayasu DAS Pekik... V-10 Gambar 5. 5 Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS Snyder DAS Pekik ... V-12 Gambar 5. 6 Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS ITB-1 DAS Pekik... V-14 Gambar 5. 7 Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS ITB-2 untuk DAS Pekik ... V-15 Gambar 5. 8 Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS Nakayasu DAS Condong ... V-17 Gambar 5. 9 Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS Snyder DAS Condong ... V-19 Gambar 5. 10 Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS ITB-1 untuk DAS Condong ... V-21 Gambar 5. 11 Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS ITB-2 untuk DAS Condong ... V-22 Gambar 5. 12 Skema Model HEC – RAS Sistem Sungai Pekik ... V-26 Gambar 5. 13 Skema Model HEC – RAS Sistem Sungai Condong... V-27 Gambar 5. 14 Input Data Geometri dan Kondisi Batas Pemodelan HEC – RAS Sistem Sungai Pekik ... V-29 Gambar 5. 15 Input Data Geometri dan Kondisi Batas Pemodelan HEC – RAS Sistem Sungai Condong... V-30 Gambar 5. 16 Profil Muka Air Sungai Pekik dengan Q2hasil Program HEC-RAS ... V-32 Gambar 5. 17 Profil Muka Air Sungai Pekik dengan Q10hasil Program HEC-RAS... V-33 Gambar 5. 18 Profil Muka Air Sungai Pekik dengan Q25hasil Program HEC-RAS... V-34

(10)

Gambar 5. 19 Profil Muka Air Sungai Condong dengan Q2hasil Program HEC-RAS ... ... V-35 Gambar 5. 20 Profil Muka Air Sungai Condong dengan Q10hasil Program HEC-RAS ...

... V-36 Gambar 5. 21 Profil Muka Air Sungai Condong dengan Q25hasil Program HEC-RAS ...

... V-37 Gambar 6. 1 Lokasi Area Survey Pengukuran Topografi ... VI-3 Gambar 6. 2 Grafik Elevasi Muka Air Pengamatan Pasang Surut... VI-8 Gambar 7. 1 Geologi Regional Lokasi Studi ... VII-4 Gambar 7. 2 Peta Zonasi Gempa Indonesia (2012) ... VII-6 Gambar 8. 1 Standar Bentuk Tanggul... VIII-3 Gambar 8. 2 Rencana Berm Tanggul dan Kemiringan... VIII-4 Gambar 8. 3 Garis Rembesan dalam Tubung Tanggul ... VIII-5 Gambar 8. 4 Tindakan untuk Mengatasi Bocoran Badan Tanggul ... VIII-6 Gambar 8. 5 Tindakan untuk Mengatasi Kebocoran Pondasi... VIII-7 Gambar 8. 6 Contoh Penyelesaian Stabilitas Lereng Metode Fellenius ... VIII-9 Gambar 8. 7 Klasifikasi Perkuatan Lereng ... VIII-10 Gambar 8. 8 Konstruksi Perkuatan Lereng ... VIII-11 Gambar 8. 9 Turap Papan ... VIII-12 Gambar 8. 10 Turap Beton ... VIII-12 Gambar 8. 11 Dranaise Buatan ... VIII-22 Gambar 8. 12 Pola Jaringan Drainase Siku ... VIII-23 Gambar 8. 13 Pola Jaringan Drainase Pararel... VIII-23 Gambar 8. 14 Pola Jaringan Drainase Grid Iron ... VIII-24 Gambar 8. 15 Pola Jaringan Drainase Alamiah ... VIII-24 Gambar 8. 16 Pola Radial... VIII-25 Gambar 8. 17 Skema Model HEC – RAS Sistem Sungai Pekik ... VIII-27 Gambar 8. 18 Skema Model HEC – RAS Sistem Sungai Condong... VIII-31

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Pembagian Luas Daerah Pengaliran Sungai... II-2 Tabel 2. 2 Jumlah Curah Hujan ... II-7 Tabel 2. 3 Jumlah Pelanggan PDAM ... II-9 Tabel 2. 4 PDRB Atas Harga Berlaku Pada Tahun 2007 – 2009 di Kabupaten Cirebon (Juta Rupiah)... II-10 Tabel 2. 5 PDRB Atas Harga Konstan Pada Tahun 2007 – 2009 di Kabupaten Cirebon (Juta Rupiah)... II-11 Tabel 2. 6 Jumlah Sarana Pendidikan ... II-12 Tabel 2. 7 Jumlah Sarana Kesehatan ... II-12 Tabel 2. 8 Jumlah Penduduk dan Rata-rata Penduduk per km2... II-13 Tabel 2. 9 Jumlah Olahan Ikan (Ton) Menurut Kecamatan ... II-15 Tabel 3. 1 Rekapitulasi Data Hujan Maksimum... III-3 Tabel 3. 2 Estimasi Banjir Rencana SungaiKumpulkuista ... III-5 Tabel 3. 3 Profil Muka Air Banjir Q25pada Beberapa Lokasi ... III-5 Tabel 3. 4 Banjir Rencana di Siphon... III-7 Tabel 3. 5 Profil Muka Air Banjir Q25... III-8 Tabel 3. 6 Estimasi Debit Banjir Sungai Winong ... III-10 Tabel 3. 7 Profil Banjir Rencana Sungai Winong... III-10 Tabel 3. 8 Debit Banjir Rencana Sungai Jamblang (Bondet)... III-12 Tabel 3. 9 Profil Muka Air Banjir Rencana Sungai Jamblang (Bondet)... III-12 Tabel 4. 1 Tabel Luas DAS ... IV-1 Tabel 4. 2 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan yang Digunakan ... IV-3 Tabel 4. 3 Hasil Perhitungan Luas Masing-masing DAS ... IV-3 Tabel 4. 4 Perhitungan Pengukuran Dispersi Data Hujan ... IV-4 Tabel 4. 5 Tabel Parameter Penentu Jenis Sebaran Data Hujan DAS Kumpulkuista... IV-4 Tabel 4. 6 Tabel Parameter Penentu Jenis Sebaran Data Hujan DAS Ciwaringin ... IV-5 Tabel 4. 7 Tabel Parameter Penentu Jenis Sebaran Data Hujan DAS Winong ... IV-5 Tabel 4. 8 Tabel Parameter Penentu Jenis Sebaran Data Hujan DAS Jamblang... IV-5 Tabel 4. 9 Tabel Pengujian Kesesuaian Distribusi Data Hujan Metode Chi Square DAS Kumpulkuista (i)... IV-6 Tabel 4. 10 Tabel Pengujian Kesesuaian Distribusi Data Hujan Metode Chi Square DAS Kumpulkuista (ii) ... IV-6

(12)

Tabel 4. 11 Tabel Pengujian Kesesuaian Distribusi Data Hujan Metode Chi Square DAS Ciwaringin (i) ... IV-6 Tabel 4. 12 Tabel Pengujian Kesesuaian Distribusi Data Hujan Metode Chi Square DAS Ciwaringin (ii)... IV-7 Tabel 4. 13 Tabel Pengujian Kesesuaian Distribusi Data Hujan Metode Chi Square DAS Winong (i) ... IV-7 Tabel 4. 14 Tabel Pengujian Kesesuaian Distribusi Data Hujan Metode Chi Square DAS Winong (ii) ... IV-7 Tabel 4. 15 Tabel Pengujian Kesesuaian Distribusi Data Hujan Metode Chi Square DAS Jamblang (i)... IV-8 Tabel 4. 16 Tabel Pengujian Kesesuaian Distribusi Data Hujan Metode Chi Square DAS Jamblang (ii)... IV-8 Tabel 4. 17 Tabel Perhitungan Debit Banjir Rencana DAS Kumpulkuista Metode FSR Jawa - Sumatera ... IV-10 Tabel 4. 18 Tabel Perhitungan Debit Banjir Rencana DAS Ciwaringin Metode FSR Jawa -Sumatera... IV-11 Tabel 4. 19 Tabel Perhitungan Debit Banjir Rencana DAS Winong Metode FSR Jawa -Sumatera... IV-11 Tabel 4. 20 Tabel Perhitungan Debit Banjir Rencana DAS Jamblang Metode FSR Jawa -Sumatera... IV-12 Tabel 4. 21 Unit Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu DAS Kumpulkuista... IV-13 Tabel 4. 22 Unit Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu DAS Ciwaringin ... IV-14 Tabel 4. 23 Unit Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu DAS Winong... IV-16 Tabel 4. 24 Unit Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu DAS Jamblang ... IV-17 Tabel 4. 25 Debit Banjir Rencana Terpilih sebagai Input HEC-RAS... IV-28 Tabel 5. 1 Jaringan Hidrometri (Stasiun Curah Hujan) di sekitar DAS Pekik dan DAS Condong... V-1 Tabel 5. 2 Hasil Analisis Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Gumbel Stasiun Cirebon... V-3 Tabel 5. 3 Hasil Analisis Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Gumbel Stasiun Krangkeng ... V-3 Tabel 5. 4 Hasil Analisis Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Gumbel Stasiun Wanasaba Kidul ... V-4 Tabel 5. 5 Hasil Analisis Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Gumbel Stasiun Cangkring ... V-4 Tabel 5. 6 Hasil Analisis Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Gumbel Stasiun Sindangjawa... V-4

(13)

Tabel 5. 7 Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Log Person III Stasiun Cirebon ... V-5 Tabel 5. 8 Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Log Person III Stasiun Krangkeng... V-6 Tabel 5. 9 Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Log Person III Stasiun Wanasaba Kidul ... V-6 Tabel 5. 10 Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Log Person III Stasiun Cangkring... V-6 Tabel 5. 11 Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Curah Hujan Rencana Periode Ulang Metode Log Person III Stasiun Sindang Jawa ... V-7 Tabel 5. 12 Resume Hasil Analisis Uji Smirnov – Kolmogorov untuk Distribusi Gumbel dan Log Person III DAS Pekik dan Condong ... V-8 Tabel 5. 13 Resume Hasil Analisis Uji Chi - Square untuk Distribusi Gumbel dan Log Person III DAS Pekik dan Condong ... V-9 Tabel 5. 14 Resume Curah Hujan Terpilih Periode Ulang 2, 5, 20, 25, 50

dan 100 Tahun ... V-9 Tabel 5. 15 Resume Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS Nakayasu DAS Pekik ... V-10 Tabel 5. 16 Resume Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS Snyder DAS Pekik ... V-11 Tabel 5. 17 Resume Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS ITB-1 DAS Pekik... V-13 Tabel 5. 18 Resume Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS ITB-2 DAS Pekik... V-15 Tabel 5. 19 Resume Debit Banjir Rencana DAS Pekik ... V-16 Tabel 5. 20 Resume Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS Nakayasu DAS Condong...

... V-16 Tabel 5. 21 Resume Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS Snyder DAS Condong .. V-18 Tabel 5. 22 Resume Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS ITB-1 DAS Condong... V-20 Tabel 5. 23 Resume Hidrograf Banjir Rencana Metode HSS ITB-2 DAS Condong... V-21 Tabel 5. 24 Resume Debit Banjir Rencana DAS Condong... V-22 Tabel 5. 25 Debit Eksisting di Sungai Pekik ... V-23 Tabel 5. 26 Debit Eksisting di Sungai Condong ... V-23 Tabel 6. 1 Jumlah BM Terpasang ... VI-5 Tabel 6. 2 Data Pengamatan Pasang Surut di Lokasi Studi (Sungai Jamblang) ... VI-6 Tabel 6. 3 Evaluasi Ketelitian Pengukuran Poligon ... VI-9 Tabel 6. 4 Evaluasi Ketelitian Pengukuran Sipat Datar ... VI-9 Tabel 7. 1 Koordinat Titik-titik Investigasi Geoteknik ... VII-7 Tabel 7. 2 Uraian Bor Log ... VII-7 Tabel 7. 3 Uraian Test Pit Log ... VII-9

(14)

Tabel 7. 5 Resume Uji Laboratorium Mekanika Tanah BH.2... VII-12 Tabel 7. 6 Resume Uji Laboratorium Mekanika Tanah BH.3... VII-13 Tabel 7. 7 Resume Uji Laboratorium Mekanika Tanah BH.5... VII-14 Tabel 7. 8 Resume Uji Laboratorium Mekanika Tanah BH.6... VII-15 Tabel 7. 9 Resume Uji Laboratorium Mekanika Tanah BH.7... VII-16 Tabel 7. 10 Resume Uji Laboratorium Mekanika Tanah BH.8... VII-17 Tabel 7. 11 Resume Uji Laboratorium Mekanika Tanah BH.9... VII-18 Tabel 7. 12 Resume Uji Laboratorium Mekanika Tanah BH.10... VII-19 Tabel 8. 1 Hubungan Antara Debit Banjir Rencana dan Tinggi Jagaan... VIII-3 Tabel 8. 2 Hubungan Antara Debit Rencana dan Lebar Puncak Tanggul ... VIII-4 Tabel 8. 3 Hubungan antara Debit Banjir Rancangan dengan Lebar Sungai ... VIII-16 Tabel 8. 4 Resume Debit Banjir Rencana DAS Pekik ... VIII-26 Tabel 8. 5 Debit Eksisting di Sungai Pekik ... VIII-28 Tabel 8. 6 Resume Debit Banjir Rencana DAS Condong... VIII-30 Tabel 8. 7 Debit Eksisting di Sungai Condong ... VIII-32 Tabel 9. 1 Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga... IX-2 Tabel 9. 2 Daftar Kuantitas dan Harga Sistem A... IX-3 Tabel 9. 3 Daftar Kuantitas dan Harga Sistem B... IX-6 Tabel 9. 4 Daftar Harga Satuan Pekerjaan ... IX -7 Tabel 10. 1 Jadwal Pembangunan Penanggulangan Banjir Di Sistem A... X-4 Tabel 10. 2 Jadwal Pembangunan Penanggulangan Banjir Di Sistem B... X-4 Tabel 10. 3 Kebutuhan Biaya Konstruksi Usulan Pekerjaan di Sistem A... X-5 Tabel 10. 4 Kebutuhan Biaya Konstruksi Usulan Pekerjaan di Sistem B... X-5 Tabel 10. 5 Nilai Bangunan Permukiman yang Terendam Banjir ... X-6 Tabel 10. 6 Nilai Kerugian Langsung Banjir ... X-7 Tabel 10. 7 Nilai Kerugian Tidak Langsung... X-8 Tabel 10. 8 Kelayakan Proyek ... X-12

(15)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1

LATAR BELAKANG PEKERJAAN

Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung memiliki luas wilayah±7.711 km2, terdiri dari 4 sub wilayah sungai, di antaranya adalah Sub Wilayah Sungai Pantura-Cirebon-Indramayu (Ciayu) dengan luas ±1.820 km2, yang merupakan kumpulan sungai-sungai kecil (minor river) yang bermuara ke Laut Jawa.

Sungai utama yang berada di Sub Wilayah Sungai Pantura-Ciayu sebelah Barat adalah Sungai Pekik, Condong, Jamblang, Winong, Ciwaringin, dan Kumpulkuista. Antara Sungai Winong dan Sungai Ciwaringin terdapat sungai kecil, yaitu Sungai Sigranala dan antara Sungai Ciwaringin dan Sungai Kumpulkuista juga terdapat sungai kecil, yaitu Sungai Situnggak.

Dari Sungai Winong sampai dengan Sungai Kumpulkuista terdapat saluran pengumpul (collector drain) dengan tujuan utama untuk menampung air baku (sistemlong storage) dan dimanfaatkan untuk mengairi sawah penduduk di daerah sekitarnya (pada musim kemarau), namun pada musim hujan terjadi genangan akibat tidak adanya sistem drainase yang memadai pada lokasi tersebut. Hal ini diperparah lagi dengan ketinggian air di sungai utama dan terjadi pasang air laut.

Tingginya fluktuasi sumber daya air antara musim hujan dan musim kemarau menandakan telah menurunnya kondisi daerah resapan air di wilayah ini baik segi luasannya maupun fungsinya. Hal ini disebabkan meningkatnya alih fungsi lahan di daerah resapan.

Curah hujan dengan intensitas 81 mm selama 5 jam telah terjadi pada hari Sabtu tanggal 24 Desember 2011, dan mengakibatkan genangan banjir yang diikuti dengan kejadian pasang air laut sehingga air tidak lancar mengalir ke laut.

Genangan banjir terjadi di perumahan Villa Intan, Desa Kali Sapu, Desa Grogol, Desa Wanakaya, Desa Babadan dan daerah yang berada di hulu (upstream) di sebelah Selatan dari saluran pengumpul, serta jalan raya Pantura antara Cirebon-Indramayu.

(16)

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah :

1. Melakukan evaluasi dan analisis masalah banjir dan kekeringan yang terjadi pada daerah antara Sungai Pekik dan Sungai Condong, serta antara Sungai Jamblang dan Sungai Kumpulkuista.

2. Membuat kerangka pola pengendalian banjir pada lokasi tersebut di atas. 3. Menyiapkan gambar perencanaan (DED) untuk pelelangan dan pelaksanaan

pekerjaan (fisik).

4. Membuat prakiraan biaya, jadwal pelaksanaan, serta metode pelaksanaan. Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk memperoleh hasil kajian yang sesuai dengan kondisi lapangan saat ini, serta solusi terhadap masalah genangan banjir pada lokasi tersebut di atas dengan tetap memperhatikan dan mengoptimalkan sistem penyediaan air baku yang telah ada.

1.3

SASARAN PEKERJAAN

Sasaran pekerjaan ini adalah :

1. Melakukan pengukuran topografi pada sungai dan daerah genangan di sekitar saluran pengumpul, yang menghasilkan data ukur dan gambar peta situasi, profil memanjang sungai serta profil melintang sungai.

2. Melakukan investigasi geologi dan penyelidikan mekanika tanah, serta analisis laboratorium, untuk mengetahui kondisi geologi dan aspek geoteknik dalam perencanaan struktur bangunan.

3. Melakukan analisis hidrologi yang menghasilkan besaran debit banjir rencana dengan berbagai periode ulang.

4. Melakukan analisis permasalahan genangan banjir, agar genangan dan waktu genangan dapat dieliminir sekecil mungkin dengan tetap mempertimbangkan sistem tampungan air baku yang akan dimanfaatkan pada musim kemarau. 5. Membuat gambar Detail Engineering Design terhadap rencana

penanggulangan genangan banjir dan rencana rehabilitasi terhadap sarana dan prasarana pengendalian banjir dan penyediaan air baku yang telah ada. 6. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan.

1.4

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan dan jenis pekerjaan Perencanaan Penanggulangan Genangan Banjir antara Sungai Pekik sampai dengan Sungai Kumpulkuista adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data dan Survey Lapangan  Pengumpulan data primer dan sekunder.  Survey pendahuluan.

(17)

 Data-data lain yang berkaitan dengan pekerjaan.

2. Pengukuran Topografi

 Pengukuran dan pemetaan situasi skala 1 : 5.000.

 Pengukuran dan penggambaran potongan melintang.dan memanjang sungai.

3. Penelitian Geologi

Penelitian geologi di 4 (empat) lokasi yang terdiri dari pekerjaan :  Pemboran inti masing-masing 2 titik dengan kedalaman 20 meter.

 Pengambilan contoh tanah tak terganggu sebanyak masing-masing 2 sampel.

Standard Penetration Test(SPT) sebanyak 24 tes.  Pengujian laboratorium meliputi :

1) Spesific Gravity = 36 sampel 2) Unit Density = 36 sampel 3) Natural Water Content = 36 sampel 4) Atterberg Limit = 36 sampel 5) Grain Size Analysis = 12 sampel 6) Direct Shear = 36 sampel 7) Triaxial UU = 12 sampel

8) Compaction Test = 12 sampel (Proctor Test) 9) Consolidation Test = 12 sampel

10)Analysis Coarse Agregat = 6 sampel (batuan) 4. Perencanaan Detail Desain terdiri dari :

Review design terhadap struktur bangunan pengendali banjir yang telah ada serta perencanaan detail desain di daerah genangan di sekitar saluran pengumpul.

 Perencanaan detail desain bangunan lainnya, misalnya konstruksi untuk menanggulangi longsoran tebing, gerusan sungai, dan lain-lain.

 Melakukan perhitungan stabilitas struktur bangunan yang direncanakan.  Penyiapan gambar desain untuk dokumen lelang.

 Pembuatan prakiraan biaya proyek.  Pembuatan jadwal pelaksanaan.  Pembuatan metode pelaksanaan.

1.5

KELUARAN

Keluaran dan laporan yang harus diserahkan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK);

(18)

c. Laporan Bulanan, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap selama 5 (lima) bulan;

d. Laporan Antara/Interim, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap; e. Laporan Akhir Sementara, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap; f. Laporan Akhir, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap;

g. Laporan Hidrologi dan Hidrometri, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap; h. Laporan Geologi dan Mektan, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap; i. Laporan Survey Pengukuran, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap; j. Laporan Hasil Analisa Ekonomi, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap; k. Laporan Rencana Anggaran Biaya, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap; l. Laporan Spesifikasi Teknik dan Dokumen Tender, dibuat sebanyak 10

(sepuluh) rangkap;

m. Laporan Pedoman O&P, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap; n. Gambar Desain pada kertas Kalkir A1;

o. Album Gambar A1, reproduksiblue-printsebanyak 5 (lima) set; p. Album Gambar A3, dibuat sebanyak 5 (lima) set;

q. Laporan dalam bentuk CD/DVD, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) keping.

1.6

LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan ini terletak di wilayah antara Sungai Pekik dan Sungai Condong, serta antara Sungai Jamblang dan Sungai Kumpulkuista di Pantura Cirebon-Indramayu bagian Barat.

(19)

Gambar 1. 1 Lokasi Wilayah Studi S. Kumpulkuista S. Ciwaringin S. Winong S. Jamblang S. Pekik S. Sigranala

(20)

Gambar 1. 2 Peta DAS Lokasi Studi DAS KUMPULKUISTA DAS CIWARINGIN DAS TERWU DAS SIGRANALA DAS WINONG DAS JAMBLANG/BONDET DAS CONDONG DAS PEKIK

(21)

1.7

DASAR HUKUM & REFERENSI

Dasar hukum dan referensi pekerjaan Perencanaan Penanggulangan Genangan Banjir antara Sungai Pekik sampai dengan Sungai Kumpulkuista adalah sebagai berikut :

 Undang-Undang Dasar 1945;

 UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

 UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

 UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

 UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

 PP No. 38 tahun 2011 tentang Sungai;

 PP No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

 Keppres No. 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai;

 Permen PU No. 11ª/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai;

 Kepmen PU No. 267/KPTS/M/2010 tentang Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung;

 Kriteria Perencanaan (KP) Sungai;

 Kriteria Perencanaan Pengendalian Banjir;

 Standar Nasional Indonesi (SNI);

(22)

DAFTAR ISI

BAB I... 1 P E N D A H U L U A N ... 1 1.1 LATAR BELAKANG PEKERJAAN ... 1 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN... 2 1.3 SASARAN PEKERJAAN ... 2 1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN ... 2 1.5 KELUARAN ... 3 1.6 LOKASI PEKERJAAN ... 4 1.7 DASAR HUKUM & REFERENSI... 7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Lokasi Wilayah Studi ... 5 Gambar 1. 2 Peta DAS Lokasi Studi ... 6

DAFTAR TABEL

(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

2.1

PROFIL DAERAH ALIRAN SUNGAI

2.1.1 Pendahuluan

Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0 – 10 m dari permukaan air laut, sedangkan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11 – 130 m dari permukaan laut.

Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik, dan Kalijaga. Pada umumnya, sungai-sungai besar tersebut dipergunakan untuk pengairan pesawahan dan keperluan sehari-hari masyarakat.

Sebaran sungai di wilayah Kabupaten Cirebon memberikan gambaran proporsi pembagian air yang cukup baik, sebagaimana yang terpola pada luas daerah pengaliran sungai. Berdasarkan sebaran jaringan irigasi, maka banyak lahan sawah irigasi yang digunakan pertanaman padi atau padi-palawija hingga intensitas tanam sebesar 300%. Pembagian WAS dan DAS yang menggambakan luas daerah pengaliran sungai dapat dilihat pada tabel 2.1.

(24)

Tabel 2. 1 Pembagian Luas Daerah Pengaliran Sungai

Wilayah Kabupaten Cirebon terbagi dalam 2 pola aliran sungai yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisanggarung di Timur dan Cimanuk Hilir di Barat. Masing-masing DAS dibagi menjadi Wilayah Aliran Sungai (WAS) yang kemudian dibagi lagi menjadi Daerah Pengairan Sungai (DPS). DAS Cisanggarung terbagi atas :

a. WAS Condong-Kalijaga terdiri dari DPS Sawit (107 Km2), DPS Condong (33 m2), DPS Pekik (51 Km2), DPS Kedung Pane (26 Km2).

b. WAS Kanci-Cirebon terdiri atas DPS Kanci (34 Km2), DPS Pangarengan (36 Km2), DPS Bangkaderes (188 Km2), DPS Cijarangjero (41 Km2), DPS Ciberes (72 Km2) dan DPS Pantai (104 Km2).

DAS Cimanuk Hilir sebenarnya terdiri atas lima WAS, tetapi yang termasuk wilayah Kabupaten Cirebon hanya satu WAS, yaitu WAS Kumpul Kwista -Jamblang.

2.1.2 Administratif Wilayah Pekerjaan

Sungai Kumpulkuista merupakan salah satu sungai besar yang terdapat di Kabupaten Cirebon, yang sebagian kecil sungainya masuk dalam administratif Kabupaten Indramayu, berbatasan di kawasan Pantura-Ciayu. Sungai- sungai besar tersebut memiliki peran sangat penting dalam mengatasi kekurangan air saat di musim kemarau. Sungai utama yang berada di Sub Wilayah Sungai Pantura-Ciayu sebelah Barat adalah Sungai Pekik, Condong, Jamblang, Winong, Ciwaringin, dan Kumpulkuista. Antara Sungai Winong dan Sungai Ciwaringin terdapat sungai kecil, yaitu Sungai Sigranala dan antara Sungai Ciwaringin dan Sungai Kumpulkuista juga terdapat sungai kecil, yaitu Sungai Situnggak.

No Wilayah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai

Luas Daerah Pengaliran Sungai 1 Cisanggarung

a. Condong - Kalijaga 1) Condong 2364,47 2) Pekik 21153,76 3) Kedung Pane 11222,19 b. Kanci - Ciberes 1) Kanci 32855,72 2) Pangarengan 18703,34 3) Bangkaderes 69778,88 4) Cijurangrejo 1361,87 5) Ciberes 30790,66 2Cimanuk Hilir 1) Kumpulkuista 27099,31 2) Ciwaringin 412,55 3) Winong 15852,36 4) Jamblang 23090,54 Kumpulkuista-Jamblang

(25)

Secara administratif di wilayah penanganan banjir ini, yaitu di tujuh sungai antara Sungai Pekik sampai dengan Sungai Kumpulkuista, terdapat 7 kecamatan, yang terletak di Kabupaten Cirebon. yaitu :

a. Kecamatan Kapetakan b. Kecamatan Gegesik c. Kecamatan Kaliwedi d. Kecamatan Arjawinangun e. Kecamatan Panguragan f. Kecamatan Suranenggala g. Kecamatan Gunungjati

Sungai-sungai tersebut menjadi pemasok kebutuhan air saat musim kemarau, namun seringkali menyebabkan banjir disaat musim hujan dan terjadi kekeringan dibeberapa kawasan saat di musim kemarau. Sehingga perlunya penanganan banjir dan kekeringan di kawasan 7 sungai tersebut yaitu di Sungai Pekik hingga Sungai Kumpul Kuista. Batas Wilayah penanganan banjir dan kekeringan ini yaitu sepanjang aliran sungai hingga muara, bagian hulu dibatasi dengan rel kreta api dan bagian hilir dibatasi dengan laut Jawa, Sungai Pekik dengan panjang 3.097 m, Sungai Condong 4.097 m, Sungai Bondet/Jamblang 6.035 m, Winong 9.745 m, Sigranalla 11.955 m, Sungai Ciwaringin 12.610 m dan Sungai Kumpul Kuista dengan panjang 12.925 m. Total panjang sungai yang menjadi prioritas dalam identifikasi penanganan banjir yaitu sepanjang 60,6 km.

(26)

Gambar 2. 1 Peta Administratif Wilayah Studi Gegesik Kaliwed Arjawinangun Panguragan Kapetakan Suranenggala Gunungjati

(27)
(28)

2.2

KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian Timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang menuju Propinsi Jawa Tengah. Dalam sektor pertanian, Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak di jalur Pantura.

Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian, pertama daerah dataran rendah umumnya terletak di sepanjang Pantai Utara Pulau Jawa, yaitu Kecamatan Gegesik, Kaliwedi, Kapetakan, Arjawinangun, Panguragan, Klangenan, Cirebon Utara, Cirebon Barat, Weru, Astanajapura, Pangenan, Karangsembung, Waled, Ciledug, Losari, Babakan, Gebang, Palimanan, Plumbon, Depok dan Kecamatan Pabedilan. Sedangkan sebagian lagi termasuk pada daerah dataran tinggi.

Ketujuh sungai yang berada di Kabupaten Cirebon dan menjadi obyek identifikasi penanganan banjir, yaitu Sungai Pekik hingga Sungai Kumpulkuista ini posisinya cukup strategis karena dilintasi jalur Pantai Utara Jawa yang mempertemukan arus lalu lintas Jawa Barat – Jawa Tengah dan terletak = di antara 108° 40’ – 108° 48’ BT dan 60° 30’– 70° 00’ LS.

Batas Wilayah Sungai Pekik hingga Sungai Kumpulkuista adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu;

 Sebelah Timur : Laut Jawa;

 Sebelah Barat : Kecamatan Cikedung;

 Sebelah Selatan : Kota Cirebon.

2.3

KONDISI KLIMATOLOGI

Seperti halnya Indonesia pada umumnya Kabupaten Cirebon mengalami dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan, antara lain dipengaruhi adanya arus angin yang melintasi suatu daratan serta banyak tidaknya kandungan uap air. Faktor iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai dan perbukitan terutama daerah bagian utara, timur, dan barat, sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah perbukitan.

Kelembaban udara berkisar antara ± 48-93% dengan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari-Maret dan angka terendah terjadi pada bulan Juni-Agustus, dengan bulan kering 5,4 bulan dan 6,6 bulan basah, suhu berkisar 23°C sampai 33°C, dengan curah hujan rata-rata 258,3 mm/tahun, curah hujan tertinggi pada bulan Nopember mecapai 620,5 mm dengan hari hujan rata-rata 8 hari dalam sebulan. Jenis tanah di Kabupaten Cirebon adalah Alluvial, Regosol, Grumosol, Mediteran dan Podsolik merah kuning, pH tanah berkisar 5,5 sampai 6,0.

(29)

Tabel 2. 2 Jumlah Curah Hujan

2.4 KONDISI SUMBER DAYA AIR

Sumber daya air pada suatu kawasan terdiri atas air hujan, air permukaan, air tanah, maupun air laut yang berada di daratan. Faktor klimatologis, topografis dan geologis sangat mempengaruhi potensi SDA tersebut. Kebutuhan dan pemanfaatan air di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh karakteristik masyarakatnya. Karakteristik penduduknya secara spesifik sangat berbeda antara kelompok penduduk yang bermukim di pesisir pantai yang pada umumnya adalah nelayan dengan mereka yang bermukim di daerah perbatasan wilayah administrasi bagian selatan yang umumnya terdiri dari kelompok petani.

Kabupaten Cirebon memiliki cukup banyak daerah rawan air bersih mengingat kondisi geografisnya, lokasi daerah rawan air di Kabupaten Cirebon umumnya terletak di daerah perbatasan wilayah administrasi serta di pesisir pantai utara Jawa Barat. Sumber daya air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu melalui air sungai, sumur dan pelayanan dari PDAM.

Terjadinya rawan air bersih seringkali terjadi disebabkan pengelolaan air yang belum maksimal sehingga terjadi banjir pada musim hujan dan terjadi kekeringan pada musim kemarau. Setiap tahun saat musim hujan hampir seluruh Kecamatan di bagian utara Kabupaten Cirebon mengalami banjir, khususnya pada tujuh kecamatan yaitu Kapetakan, Gegesik, Kaliwedi, Arjawinangun, Panguragan, Suranenggala dan Guningjati. Paling parah terjadi di Kecamatan Gunung Jati di 5 desa, yaitu Desa Astana, Wanakaya, Grogol, Kalisapu dan Babadan terendam banjir hingga ketinggian hampir dua meter. Sedangkan pada musim kemarau, sumber mata air seperti sumur dan sungai secara berangsur terus menyusut. Pada musim kemarau, air sumur lebih terasa lebih asin,

Cangkring S.Jawa Cirebon Wns.Kidul Mndrcn Linggarjati Arjawng Krangkeng

1. Januari 713 548 238,5 392 363 329 373 204 2. Februari 284 218 199,5 474 222 330 393,5 264 3. Maret 240 414 172,5 530 378 450,5 382 228 4. April 242 220 152 324 245 280,6 163,5 94 5. Mei 41 17 26,5 72 72 141 24 60 6. Juni 51 14 40 79 25 42 43 30 7. Juli 0 0 31 21 0 1 0 0 8. Agustus 0 0 0 0 0 6 0 12 9. September 0 0 0 0 0 10 0 0 10. Oktober 64 139 55 396 153 136 97 118 11. November 272 301 71 48 369,5 479 289 163 12. Desember 530 474 251 331 449 716 582 281 Jumlah 2437 2345 1237 2667 2276,5 2921,1 2347 1454

Nomer dan Tempat Station Bulan

(30)

sehingga tidak dapat dimanfaatkan sebagai air minum. Sehingga kebutuhan air bersih masyarakat harus dipenuhi dengan membeli.

Gambar 2. 3 Kondisi Sungai Winong Saat Musim Kemarau

Gambar 2. 4 Kondisi Sungai Sigranala Saat Musim Kemarau

Pada umumnya potensi sumber daya air sebagian besar terletak di luar Kabupaten Cirebon, sehingga diperlukanya manajemen PDAM dalam memenuhi kebutuhan air bersih di Kabupaten Cirebon. Walaupun setiap tahunnya jumlah pelanggan PDAM terus meningkat, Namun pelayanan PDAM belum memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat, hal tersebut dipengaruhi oleh sistem perpipaan dan tingkat kemampuan masyarakat dalam berlangganan.

(31)

Tabel 2. 3 Jumlah Pelanggan PDAM

Gambar 2. 5 Peta Pelayanan PDAM Kabupaten Cirebon

2.5 KONDISI SOSIAL EKONOMI KABUPATEN CIREBON

Pada tahun 2010 Kabupaten Cirebon memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.067.196 jiwa. Namun persebaran penduduk yang ada di Kabupaten Cirebon tidaklah merata. Hal ini disebabkan kondisi dan potensi masing-masing wilayah kecamatan yang tidak sama. Wilayah yang padat penduduknya cenderung berada di pusat kota kecamatan dan daerah perkotaan. Roda perekonomian kabupaten Cirebon ditopang oleh pertanian dan perdagangan. Pada tahun 2000 sampai dengan tahu 2002 kedua sektor ini menyumbang lebih dari 50% pendapatan domestik regional bruto (PDRB) kabupaten. Sektor pertanian yang terdiri dari tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan, di saat krisis ekonomi tahun 1998 menyumbang 27,4%.tahun sebelumnya 19,8%. Dua tahun kemudian kontribusi pertanian dalam kegiatan ekonomi kabupaten menjadi 30,9%.

Kecamatan SL/ Pelanggan Pemakaian (m³)

Kapetakan 2.821 619.129 Gegesik 3.144 545.919 Kaliwedi 615 96.928 Arjawinangun 6.233 1.224.710 Panguragan - -Suranenggala 5.069 764.169 Gunungjati -

(32)

-Sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi Kabupaten Cirebon, terlihat dari kontribusinya terhadap PDRB yang masih di atas 30%. Sektor pertanian meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakanan, dan perikanan. Adapun komoditi perkebunan di Kabupaten Cirebon meliputi kelapa, cengkeh, kenanga, tebu, lada, kapuk, dan melinjo.

Gambar 2. 6 Persentase Kontribusi Sektor-sektor di Kabupaten Cirebon

Sektor pertanian masih yang paling besar kontribusinya dalam perekonomian Kabupaten Cirebon dengan memberikan sumbangan sebesar Rp 5.330.751 juta (PDRB Atas Dasar Harga Berlaku) atau 31,14% dari seluruh total PDRB Kabupaten Cirebon, ini embuktikan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Cirebon masih sangat dominan.

Tabel 2. 4 PDRB Atas Harga Berlaku Pada Tahun 2007 – 2009 di Kabupaten Cirebon (Juta Rupiah)

No

Sektor

2007

2008

2009

1 Pertanian

3.899.123 4.752.753 5.330.751

2 Pertambangan/ Penggalian

51.419

58.525

63.854

3 Industri Pengolahan

2.001.123 2.306.475 2.408.511

4 Listrik Gas dan Air bersih

327.578

347.794

375.639

5 Bangunan atau Konstruksi

788.941

975.183 1.086.993

6 Perdagangan, Hotel, Restoran

2.651.338 3.225.926 3.559.237

7 Pengangkutan dan Komnikasi

1.037.191 1.161.768 1.200.022

8 Keuangan dan Jasa Perusahaan

506.581

623.056

693.314

9 Jasa-jasa

1.663.863 2.113.237 2.400.419

12.927.157 15.564.718 17.118.740

Total

(33)

Tabel 2. 5 PDRB Atas Harga Konstan Pada Tahun 2007 – 2009 di Kabupaten Cirebon (Juta Rupiah)

2.6 KONDISI FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS UMUM

2.6.1 Sarana Sosial

Pembangunan merupakan suatu proses untuk mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pembangunan berkaitan dengan aspek fisik seperti sarana dan prasarana, dan aspek non fisik seperti pendidikan dan kesehatan.

Fasilitas sosial di Kabupaten Cirebon Akan diwakili dengan jumlah sarana pendidikan dan kesehatan. Penyebaran Sekolah Dasar di Kabupaten Cirebon sudah cukup merata dan proporsional dengan jumlah penduduk secara umum. Pada tahun 2010 jumlah Sekolah Dasar yang terbanyak terdapat di Kecamatan Sumber dengan jumlah murid 9.893 murid. Sedangkan jumlah SLTP (negeri dan swasta) di Kabupaten Cirebon sebanyak 148 sekolah dengan 78.098 murid.

Sarana Kesehatan di Kabupaten Cirebon terdapat 7 Rumah Sakit Umum (termasuk RS Paru-paru), 53 Puskesmas Umum, 65 Puskesmas Pembantu, 208 Puskesmas Keliling, 77 Balai Pengobatan, 26 Klinik Bersalin dan 68 Apotek. Selain sarana kesehatan, Kabupaten Cirebon juga memiliki personel kesehatan sebanyak 132 dokter umum, 33 dokter gigi, 635 perawat umum, 46 perawat gigi dan 591 bidan.

No

Sektor

2007

2008

2009

1 Pertanian

2.106.894 2.220.658 2.368.257

2 Pertambangan/ Penggalian

28.458

29.037

30.170

3 Industri Pengolahan

1.073.203 1.105.024 1.097.080

4 Listrik Gas dan Air bersih

149.427

156.431

166.376

5 Bangunan atau Konstruksi

499.538

531.654

562.036

6 Perdagangan, Hotel, Restoran

1.589.629 1.677.752 1.784.925

7 Pengangkutan dan Komnikasi

425.734

430.154

448.784

8 Keuangan dan Jasa Perusahaan

303.119

318.562

333.638

9 Jasa-jasa

851

902

955

7.026.564 7.371.622 7.746.385

Total

(34)

Tabel 2. 6 Jumlah Sarana Pendidikan

Tabel 2. 7 Jumlah Sarana Kesehatan

2.6.2 Sarana Umum

Cirebon berada di jalur pantura, sebagai pintu gerbang utama provinsi Jawa Barat di sebelah timur, yakni di Kecamatan Losari. Pada waktu musim mudik, jalur ini merupakan salah satu yang terpadat di Indonesia. Cirebon juga terdapat jalan tol Palimanan-Kanci. Keberadaan sarana penghubung di Kabupaten Cirebon relatif cukup baik dilihat dari kondisi jalan kabupaten, jalan propinsi maupun jalan negara yang hampir semuanya berkondisi baik/sedang. Kelas jalan untuk kategori jalan lintas umum membentang sepanjang 407,1 km dan jaringan strategis sepanjang 233,90 km (untuk jalan kabupaten). Kondisi jalan secara umum belum memadai. Akses jalan di beberapa kecamatan, desa dan pusat-pusat produksi atau lokasi sumber daya alam yang menghubungkan ke daerah-daerah pemasaran atau pelabuhan belum dapat dibangun seluruhnya. Status jalan yang terdapat di Kabupaten Cirebon adalah : 635,09 km merupakan jalan kabupaten, 53,25 km jalan propinsi dan 83,88 km jalan negara. Panjang jalan yang rusak (rusak dan rusak berat) adalah 90,37 km atau 15,33%.

Kabupaten Cirebon memiliki beberapa stasiun kereta api sebagai salah satu penghubung prasarana transportasi antara jawa barat dan jawa tengah. Adapun stasiun tersebut diantaranya :

a. Stasiun Kejaksan; b. Stasiun Perujakan; c. Stasiun Ciledug; d. Stasiun Arjawinangun; e. Stasiun Kaliwedi; f. Stasiun Karangsuwung; Kecamatan TK SD SLTP SLTA SMK Kapetakan 3 3 - -Gegesik 10 31 4 3 2 Kaliwedi 4 16 3 - 1 Arjawinangun 4 29 7 1 3 Panguragan 4 20 2 - -Suranenggala 4 21 3 1 -Gunungjati 7 32 4 - 2

Umum Pembantu Keliling

Kapetakan 1 2 4 Gegesik 2 5 1 Kaliwedi 1 1 3 1 Arjawinangun 1 1 1 4 6 Panguragan 1 1 3 Suranenggala 1 1 5 2 Gunungjati 2 2 1 3 1 1 Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Balai Pengobat Klinik Bersalin

(35)

g. Stasiun Losari; h. Stasiun Babakan; i. Stasiun Cangkring; j. Stasiun Bangoduo; k. Stasiun Ciledug.

Untuk kegiatan pasar terkonsentrasi di Kecamatan Arjawinangun dan Weru/Pleret. Kegiatan industri skala kecil dan menengah sebagian besar terkonsentrasi di Tegalwangi.

2.7

KONDISI KEPENDUDUKAN

Kabupaten Cirebon adalah salah satu di antara kabupaten-kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang mempunyai jumlah penduduk cukup besar. Penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2010 adalah sebanyak 2.067.196 jiwa dan dengan luas wilayah administratif 990,36 km2 maka rata-rata kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Cirebon adalah sebesar 2.087 jiwa per km2.

Dari total penduduk sebanyak 2.067.196 jiwa, 1.007.733 jiwa diantaranya adalah perempuan sehingga seks rasionya adalah 105. Persebaran penduduk Kabupaten Cirebon per Kecamatan hingga pada tahun 2010 masih menunjukkan kondisi kurang merata seperti pada tahuntahun sebelumnya. Penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Sumber yaitu sebanyak 80.959 jiwa dengan sebaran/distribusi penduduknya sebesar 3,92 % dan yang terkecil adalah Kecamatan Pasaleman dengan jumlah penduduk hanya 24.968 jiwa (sebaran penduduk sebesar 1,21 %).

Kepadatan penduduk di masing-masing Kecamatan juga menunjukkan ketidakmerataan. Hal ini disebabkan kondisi dan potensi masing-masing wilayah kecamatan yang tidak sama. Makin padatnya penduduk cenderung di pusat kota kecamatan dan daerah perkotaan, dimana banyak terdapat kegiatankegiatan ekonomi masyarakat di berbagai bidang usaha yang dapat memberikan lapangan pekerjaan seperti perdagangan, industri, pengangkutan, pertanian, pertambangan, pemerintahan, jasa-jasa dan lain-lain.

Tabel 2. 8 Jumlah Penduduk dan Rata-rata Penduduk per km2

Desa Rumah Tangga Penduduk

Kapetakan 60,20 9 14.082 51.601 857 Gegesik 60,38 14 21.299 69.598 1.153 Kaliwedi 27,82 9 10.800 35.996 1.294 Arjawinangun 24,11 11 15.983 62.813 2.605 Panguragan 20,31 9 12.335 42.637 2.099 Suranenggala 22,98 9 10.874 41.386 1.801 Gunungjati 20,55 15 19.705 77.918 3.792 Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Rata-rata Penduduk (m²)

(36)

Gambar 2. 7 Grafik Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon

2.8

KONDISI

PERTANIAN

DAN

PERIKANAN

KABUPATEN

CIREBON

2.8.1 Pertanian

Kabupaten Cirebon merupakan lumbung padi, palawija dan sayuran dataran rendah, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Cirebon dan untuk memasok kebutuhan masyarakat di sekitarnya, bahkan turut memasok kebutuhan masyarakat Jawa Barat dan kebutuhan nasional. Hasil pertanian Kabupaten Cirebon juga berperan dalam rangka memantapkan ketahanan pangan sektor pertanian masih merupakan sektor andalan bagi Kabupaten Cirebon, terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto yang masih di

(37)

atas 30%. Sektor pertanian dimaksud meliputi Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan.

Potensi areal mencapai 54.000 Ha, dengan luas tanam 83.542 Ha dan kapasitas produksi : 463.830 ton/tahun (GKG). Kawasan andalan penyebaran budi daya padi terdapat pada kecamatan Kapetakan, Gegesik, Kaliwedi, Susukan, Panguragan, Arjawinangun, Suranenggala, Ciwaringin, Palimanan, Klangenan, Dukupuntang, Beber dan Sedong.

2.8.2 Perikanan

Salah satu sumber devisa bagi Kabupaten Cirebon adalah sector perikanan. Perikanan disini meliputi perikanan darat (kolam dan waduk), perikanan tambak, perikanan laut, dan ikan olahan. Ikan olahan merupakan sub sektor perikanan yang mampu menghasilkan nilai produksi terbesar diantara perikanan lainnya, dengan nilai produksi sebesar 518,032 milyar rupiah, maka ikan olahan merupakan primadona baru bagi Kabupaten Cirebon terutama pengalengan ikan yang mampu menyumbang lebih kurang 51,81% dari total nilai produksi ikan olahan tersebut.

Tabel 2. 9 Jumlah Olahan Ikan (Ton) Menurut Kecamatan

Kecamatan Ikan Olahan Ikan Laut

Losari 11.970 3.201 Gebang 354.900 7.002 Pabuaran 30.200 -Mundu 19.140 2.751 Gunungjati 119.670 6.755 Klangenan 17.620 -Kapetakan 84.200 5.241 Astanajapura - 2.231 Jamblang 118.600 -Greged 32.700 -Suranenggala 81.450 6.882 Sumber 38.100 -Total 908.550 34.063

(38)

Gambar 2. 8 Peta Sebaran Wilayah Budi Daya Padi

2.9

PENGEMBANGAN RUANG

Untuk mendukung produktivitas pembangunan dan untuk mendorong pengembangan wilayah, maka dalam rangka memanfaatkan ruang secara proporsional dilakukan dengan menyusun tata ruang wilayah. Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon disusun secara global sebagai pijakan kegiatan baik bagi pemerintah, bagi masyarakat, dan bagi para pelaku usaha.

(39)

Adapun Pola Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Cirebon di antaranya adalah : 1. Rencana pemanfaatan lahan non budidaya

a) a.Kawasan lindung mutlak b) Kawasan konservasi pantai

c) Kawasan badan air (sungai, danau dan mata air) 2. Rencana pemanfaatan kawasan budidaya

d) Budidaya pertanian

 pertanian lahan basah

 pertanian lahan kering

 pertanian tanaman tahunan e) Budidaya non pertanian

 - pemukiman

 - perdagangan

 - industri

 - pertambangan

Pusat Kabupaten Cirebon adalah kota yang berperan sebagai pusat kegiatan yang memiliki skala pelayanan se-Kabupaten Cirebon. Pusat Sub Wilayah Pengembangan (SWP), yaitu kota kecamatan yang berperan sebagai pusat kegiatan yang memiliki skala pelayanan se-SWP. Pusat SWP melayani beberapa kecamatan disekitarnya. Pusat Kecamatan, yaitu kota kecamatan yang berperan sebagai pusat kegiatan yang memiliki skala pelayanan se-Kecamatan, pusat kecamatan melayani beberapa kecamatan disekitarnya.

Arahan pengembangan sarana dalam sistem wilayah pelayanan di Kabupaten Cirebon secara garis besar meliputi :

1. Sarana perumahan seluas 18.078 ha. Termasuk fasilitas umum dan fasilitas sosial dasar seperti alam lingkungan, TK, masjid, lapangan olahraga, sarana rekreasi dan home industri.

2. Untuk pelayanan umum meliputi terminal SWP, sub terminal, pasar, puskesmas, pusat kecamatan, tempat pembuangan sampah, tempat pemakaman umum, sarana pendidikan dan jalan umum. Alokasi luas lahan pelayanan umum sekitar 5.403 Ha.

3. Fasilitas umum penunjang PKN, seluas 1.000 Ha. 4. Perdagangan bahan tambang, seluas 1.000 Ha.

5. Pengembangan sarana transportasi darat, laut dan udara.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Pengembangan Tata Guna Lahan di Kabupaten Cirebon direncanakan :

1. Alokasi fungsi lahan non budidaya 2. Alokasi luas lahan non budidaya 3. Alokasi fungsi lahan pertanian 4. Alokasi luas lahan pertanian

(40)

5. Alokasi luas lahan pertanian lahan basah 6. Alokasi fungsi lahan non pertanian 7. Alokasi luas lahan non pertanian 8. Rencana pola tata guna tanah

2.10 PERMASALAHAN BANJIR DAN KEKERINGAN

Permasalahan dalam pengelolaan SDA di wiilayah pekerjaan yaitu di Sungai Pekik sampai Sungai Kumpulkuista adalah permasalahan tentang bagainmana upaya untuk :

1. Mengatasi daya rusak air, terutama yang terkait dengan masalah banjir

2. Mengatasi masalah kekurangan air untuk memenuhi semua kebutuhan air, yaitu kebutuhan air irigasi, dan kebutuhan air untuk lngkungan

3. Mengatasi penurunan kualitas air 4. Mengatasi kerusakan lahan

Banjir yang terjadi merupakan banjir taunan, disebabkan meluapnya air dari aliran sungai disaat musim hujan. Namun pada musim kemarau aliran sungai tidak mampu menjaga kapasitas tampungan air, sehingga menurunnya cadangan air yang disimpan pada musim penghujan menyebabkan cadangan air menjadi sangat rendah dan terjadi kekeringan dan krisis air bersih di beberapa kawasan.

Sistem pengendalian bahaya banjir umumnya sudah dilakukan untuk sungai-sungai besar di WS Kabupaten Cirebon dimana banjir tersebut menyebabkan dampak ekonomi dan sosial yang cukup signifikan. Daerah aliran sungai dimana biasa terkena langsung dampak dari banjir seperti pemukiman, lahan pertanian, atau jalan-jalan utama akan sangat membutuhkan adanya sistem pengendalian bahaya banjir. Namun, beberapa sistem pengendali banjir sering berjalan kurang efektif, yang disebabkan karena kurangnya waktu peringatan tanda bahaya banjir ketika banjir akan terjadi.

Beberapa sistem peringatan tanda bahaya banjir umumnya terdiri atas 3 komponen berikut ini.

 Sistem pengamatan/monitoring banjir sepanjang waktu yang mengukur curah hujan (rainfall station) dan ketinggian muka air (AWLR) di lokasi-lokasi tertentu yang kemudian data tersebut ditransfer ke pusat pengendalian banjir.

 Sistem perkiraan banjir yang memonitor waktu dan besarnya debit banjir yang akan terjadi.

 Sistem peringatan tanda bahaya banjir yang mampu menyampaikan informasi perkiraan banjir yang akan terjadi ke masyarakat yang akan terkena dampak banjir tersebut.

(41)

Ada beberapa penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Cirebon, yang antara lain adalah :

 pendangkalan/agradationdasar sungai (sedimentation),

 meluapnya aliran sungai melalui tanggul-tanggul,

 kondisi saluran drainase yang buruk,

 efek dari backwater pada daerah-daerah penyempitan dan elevasi hilir sungai yang lebih tinggi, dan

 kurang berfungsinya pintu-pintu air pengendali banjir pada sungai-sungai.

2.10.1 Sungai Pekik

Sungai Pekik merupakan sungai kecil (minor river) yang mengalir mulai dari kaki Gunung Ciremai di Kuningan dan bermuara di Laut Jawa. Pada umumnya Sungai Pekik tidak menimbulkan masalah pada sungai utamanya, namun masalah terjadi pada anak sungainya (Kali Rawa Tunjung, panjang ± 2,8 km), yang mengalir melalui perumahan Villa Intan. Akibat tingginya muka air di Sungai Pekik, maka aliran anak Sungai Rawa Tunjung tertahan dan menimbulkan genangan cukup lama dengan kedalaman rata-rata 0,5 meter.

2.10.2 Sungai Condong

Sungai Condong merupakan sungai kecil yang mengalir dari saluran pembuang di Desa Plumbon dan bermuara di Laut Jawa. Permasalahan genangan banjir utama adalah akibat kapasitas Sungai Condong tidak mampu menampung debit banjir dengan periode ulang 2 tahun (20,3 m3/detik).

2.10.3 Genangan Banjir di Antara Sungai Utama dan Saluran Pengumpul

Secara garis besar permasalahan utama di antara sungai utama dan

upstream saluran pengumpul adalah permasalahan drainase. Genangan banjir dari curah hujan dengan intensitas cukup tinggi mengakibatkan air terkurung dalam sistem penyediaan air baku (yang dimanfaatkan pada saat musim kemarau), sehingga air tidak dapat mengalir ke sungai utama akibat tingginya muka air di sungai utama dan terjadinya air pasang dari laut.

Sistem long storage antara Kumpulkuista sampai dengan Winong secara teoritis mampu untuk mengairi areal sawah dan tambak di sebelah Utara, dengan kapasitas tampungan total 3,61 x 106m3.

(42)

Gambar 2. 9 Peta Lokasi Saluran Pengumpul

Masyarakat yang berada di daerah saluran pengumpul pada umumnya sangat mendukung sekali dengan adanya saluran pengumpul, karena selain mampu mengatasi banjir di hilir, tampungan air yang tersedia mampu dimanfaatkan untuk tambak dan persawahan.

Namun dengan adanya saluran pengumpul menyebabkan terjadinya genangan di hulu saluran pengumpul yaitu di di Kecamatan Gegesik. Hal tersebut, salah satunya disebabkan oleh meningkatnya permukaan tanah yang disebabkan adanya tanggul di sekitar saluran pengumpul.

Dampak dari terjadinya banjir dan kekeringan pada dasarnya memiliki efek yang sama terhadap sosial ekonomi masyarakat yang khususnya pada kawasan pertanian. Dampak-dampak tersebut di antaranya :

 Produksi tanaman turun/rendah/puso bahkan menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani;

 Karena produksi rendah secara riil mengalami kerugian material maupun finansial yang besar dan bila terjadi secara luas, akan mengancam ketahanan pangan nasional;

Saluran Pengumpul

(43)

 Menyebabkan terganggunya hidrologis lingkungan yang berakibat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau dan banjir pada muism hujan.

Gambar 2. 10 Kondisi Saluran Pengumpul Tampak ke Utara dan Pemanfaatan oleh Penduduk Sekitar Menjadi Kolam

Beberapa kondisi sosial yang ditemui di lapangan diantaranya :

 Air genangan yang mengendap lebih dari 3 hari di lahan pertanian berpotensi melumpuhkan tanaman padi dan mengakibatkan kerugian bagi petani.

 Permasalahan genangan banjir di daerah hilir ini belum dapat diatasi hingga saat ini. Solusi yang diharapkan ialah adanya embung atau waduk lapangan untuk menampung sementara kelebihan air di musim hujan yang terintegrasi dengan sistem saluran pengumpul eksisting.

2.12 RESUME SURVEY PENDAHULUAN

Permasalahan dalam pengelolaan SDA di wiilayah studi yaitu di Sungai Pekik sampai Sungai Kumpulkuista adalah permasalahan tentang bagainmana upaya untuk :

1. Mengatasi daya rusak air, terutama yang terkait dengan masalah banjir.

2. Mengatasi masalah kekurangan air untuk memenuhi semua kebutuhan air, yaitu kebutuhan air irigasi, dan kebutuhan air untuk lingkungan.

3. Mengatasi penurunan kualitas air. 4. Mengatasi kerusakan lahan.

Banjir yang terjadi merupakan banjir tahunan, disebabkan meluapnya air dari aliran sungai disaat musim hujan. Namun pada musim kemarau aliran sungai tidak mampu menjaga kapasitas tampungan air, sehingga menurunnya cadangan air yang disimpan pada musim penghujan menyebabkan cadangan air menjadi sangat rendah dan terjadi kekeringan dan krisis air bersih di beberapa kawasan.

(44)

Ada beberapa penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Cirebon, yang antara lain adalah :

 pendangkalan/agradationdasar sungai (sedimentation),

 meluapnya aliran sungai melalui tanggul-tanggul,

 kondisi saluran drainase yang buruk,

 efek dari backwater pada daerah-daerah penyempitan dan elevasi hilir sungai yang lebih tinggi, dan

 kurang berfungsinya pintu-pintu air pengendali banjir pada sungai-sungai. Dampak dari terjadinya banjir dan kekeringan pada dasarnya memiliki efek yang sama terhadap sosial ekonomi masyarakat yang khususnya pada kawasan pertanian. Dampak-dampak tersebut di antaranya :

 produksi tanaman turun/rendah/puso bahkan menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani;

 Karena produksi rendah secara riil mengalami kerugian material maupun finansial yang besar dan bila terjadi secara luas, akan mengancam ketahanan pangan nasional;

 menyebabkan terganggunya hidrologis lingkungan yang berakibat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan.

(45)

DAFTAR ISI

BAB II... 1 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI ... 1 2.1 PROFIL DAERAH ALIRAN SUNGAI... 1 2.1.1 Pendahuluan ... 1 2.1.2 Administratif Wilayah Pekerjaan ... 2 2.2 KONDISI GEOGRAFIS... 6 2.3 KONDISI KLIMATOLOGI... 6 2.4 KONDISI SUMBER DAYA AIR... 7 2.5 KONDISI SOSIAL EKONOMI KABUPATEN CIREBON... 9 2.6 KONDISI FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS UMUM ...11 2.6.1 Sarana Sosial ...11 2.6.2 Sarana Umum ...12 2.7 KONDISI KEPENDUDUKAN ...13 2.8 KONDISI PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN CIREBON ...14 2.8.1 Pertanian ...14 2.8.2 Perikanan ...15 2.9 PENGEMBANGAN RUANG ...16 2.10 PERMASALAHAN BANJIR DAN KEKERINGAN ...18 2.10.1 Sungai Pekik...19 2.10.2 Sungai Condong...19 2.10.3 Genangan Banjir di Antara Sungai Utama dan Saluran Pengumpul ...19 2.12 RESUME SURVEY PENDAHULUAN ...21

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Peta Administratif Wilayah Studi... 4 Gambar 2. 2 Batas Lokasi Wilayah Studi (Sungai Pekik s/d Sungai Kumpulkuista) ... 5 Gambar 2. 3 Kondisi Sungai Winong Saat Musim Kemarau ... 8 Gambar 2. 4 Kondisi Sungai Sigranala Saat Musim Kemarau ... 8 Gambar 2. 5 Peta Pelayanan PDAM Kabupaten Cirebon ... 9 Gambar 2. 6 Persentase Kontribusi Sektor-sektor di Kabupaten Cirebon ...10 Gambar 2. 7 Grafik Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon ...14 Gambar 2. 8 Peta Sebaran Wilayah Budi Daya Padi ...16 Gambar 2. 9 Peta Lokasi Saluran Pengumpul ...20 Gambar 2. 10 Kondisi Saluran Pengumpul Tampak ke Utara dan Pemanfaatan oleh Penduduk Sekitar Menjadi Kolam ...21

(46)

Tabel 2. 1 Pembagian Luas Daerah Pengaliran Sungai... 2 Tabel 2. 2 Jumlah Curah Hujan ... 7 Tabel 2. 3 Jumlah Pelanggan PDAM ... 9 Tabel 2. 4 PDRB Atas Harga Berlaku Pada Tahun 2007 – 2009 di Kabupaten Cirebon (Juta Rupiah) ...10 Tabel 2. 5 PDRB Atas Harga Konstan Pada Tahun 2007 – 2009 di Kabupaten Cirebon (Juta Rupiah) ...11 Tabel 2. 6 Jumlah Sarana Pendidikan ...12 Tabel 2. 7 Jumlah Sarana Kesehatan ...12 Tabel 2. 8 Jumlah Penduduk dan Rata-rata Penduduk per km2...13 Tabel 2. 9 Jumlah Olahan Ikan (Ton) Menurut Kecamatan ...15

(47)

BAB III

PENGUMPULAN DATA &

REVIEW STUDI TERDAHULU

3.1

PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

&

REFERENSI

KRITERIA PERENCANAAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI

ACUAN

Dasar hukum dan referensi pekerjaan Perencanaan Penanggulangan Genangan Banjir antara Sungai Pekik sampai dengan Sungai Kumpulkuista adalah sebagai berikut :

 Undang-Undang Dasar 1945;

 UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

 UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;  UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

 UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;  PP No. 38 tahun 2011 tentang Sungai;

 PP No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;  Keppres No. 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai;

 Permen PU No. 11ª/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai;

 Kepmen PU No. 267/KPTS/M/2010 tentang Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung;

 Kriteria Perencanaan (KP) Sungai;

 Kriteria Perencanaan Pengendalian Banjir;  Standar Nasional Indonesi (SNI);

 NSPM lainnya.

3.2

INVENTARISASI PETA TOPOGRAFI & DATA HIDROLOGI

3.2.1 Data Hidrologi

Untuk data curah hujan dalam studi ini diambil dari 8 (delapan) stasiun penakar hujan Arjawinangun, Cangkol, Karangkendal, Tukmudal, Bunder, Walahar, Gegesik dan Wanasaba Kidul dengan pencatatan data bervariasi anatara tahun 1975 – 2008.

(48)

Dari stasiun-stasiun stasiun hujan tersebut, diambil masing-masing 2 (dua) hingga 3 (tiga) stasiun curah hujan yang mewakili kondisi hidrologi masing-masing DAS, yaitu Sungai Kumpulkuista, Sungai Ciwaringin, Sungai Sigranala, Sungai Winong, Sungai Jamblang/Bondet, Sungai Pekik/Cipager dan Sungai Condong.

Rekapitulasi data hujan maksimum dari tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

3.2.2 Peta Topografi

Peta Topografi yang diperoleh dari Dinas Geologi Bandung dan Bakosurtanal sebagai berikut :

 Peta Topografi US-Army Skala 1:50.000 lembar Arjawinangun  Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Skala 1:25.000 :

 Lembar Gegesik 1309-144

 Lembar Bungko 1309-233

 Lembar Palimanan 1309-142

 Lembar Cirebon 1309-231

(49)

Tabel 3. 1 Rekapitulasi Data Hujan Maksimum

Kabupaten/Nama Pos No.

Pos Periode Pencatatan

Jumlah Tahun Pencatatan Tahun 19-- Tahun 20--70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 KAB. CIREBON Arjawinangun 33 1978-1999,2006-2008 25 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

Cangkol / Kecomberan 62 1975-2008 (kec 1986) 33 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Cangkring 43 1975-2008 34 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Gebang Udik 86 1975-2008 34 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Jatiseeng 89a 1975-2008 34 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Karangkendal 42 1978-1999,2006-2007 (kec 1983) 23 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Losari 92 1975-2008 34 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Pamengkang 42 1994-2007 14 x x x x x x x x x x x x x x Sindang jawa 46 1975-2008 34 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Sindanglaut 60 1975-2008 34 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Tukmudal Crb.1 1975-2008 34 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

Referensi

Dokumen terkait

Adalah orang yang menghubungkan dua klik atau lebih, tetapi dia bukan Adalah orang yang menghubungkan dua klik atau lebih, tetapi dia bukan anggota salah satu kelompok yang

Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang adalah Rumah Sakit Daerah Kelas C yang sedang berkembang dalam rangka berupaya memperbaiki mutu pelayan yang seiring

Citra penginderaan jauh bersifat permanen sehingga mudah digunakan untuk kajian / penelitian; Citra penginderaan jauh dapat memberikan gambaran 3 dimensional apabila

Satria Nusantara Kendari)”. Untuk mengetahui adanya pengaruh kualiats produk secara parsial terhadap keputusan pembelian smartphone Vivo pada Toko Kendari. Untuk

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan taufik dan rahmat serta hidayah-Nya, dalam bentuk kesehatan, kekuatan, kesabaran dan ketabahan, sehingga

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan pelaksanaan tugas akhir, aspek penting program dana stimulan dalam pengembangan perekonomian masyarakat