• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak tahun 1979, pemerintah melalui Departemen Pertanian telah memberikan apresiasi dengan menyelenggarakan lomba intensifikasi pertanian bagi kelompoktani nelayan. Hal ini

dimaksudkan untuk memotivasi petani-nelayan dalam

meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian, sekaligus meningkatkan pendapatan petani-nelayan dalam berusahatani tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Selain itu, pemerintah juga telah memberikan penghargaan Tingkat Karya Bimbingan Intensifikasi kepada aparatur satuan Pembina Bimas Provinsi dan Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten/Kota yang telah berhasil meningkatkan koordinasi pelayanan intensifikasi. Kedua jenis kegiatan tersebut dinilai telah berhasil memberikan dampak yang positif, baik dalam rangka dinamisasi dan peningkatan peran serta petani/kelompoktani, maupun aparat pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan desa dalam upaya meningkatkan kreatifitas dan koordinasi.

Perubahan dan perluasan pengertian ketahanan pangan tidak hanya dari aspek produksi saja tetapi ke aspek-aspek yang lebih luas sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, sehingga menuntut adanya perubahan, peningkatan, penyempurnaan, dan pengembangan seluruh aspek dalam koridor ketahanan pangan. Perubahan tersebut antara lain juga menuntut semakin tingginya upaya yang harus dilakukan untuk mengkoordinasikan, mengapresiasi, serta merepresentasikan aspirasi dan partisipasi masyarakat. Dalam rangka menggerakkan serta membangun partisipasi dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan di wilayah, maka pemberian penghargaan ketahanan

(2)

2

pangan yang diberikan pemerintah perlu disempurnakan menjadi aspek yang lebih luas meliputi: aspek ketersediaan, distribusi, dan konsumsi.

Mengingat penghargaan ketahanan pangan yang diberikan pemerintah tersebut secara rutin disampaikan oleh Presiden RI selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan sebagai penghargaan yang memiliki nilai tinggi dan prestige, maka diperlukan mekanisme yang dapat menjaring penerima penghargaan perorangan atau lembaga yang layak dan patut menerimanya. Dengan demikian, penerima penghargaan akan dijadikan contoh kepada masyarakat dan aparat dalam membangun pemantapan ketahanan pangan nasional, wilayah, dan rumah tangga.

Berbagai inovasi dan kreasi masyarakat yang berhasil melaksanakan kegiatan pembangunan ketahanan pangan, memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga, regional, dan nasional perlu mendapat perhatian untuk mendukung, mendorong, dan memotivasi mereka sehingga memberi dampak, baik penerima maupun masyarakat atau lembaga masyarakat lainnya akan menjadi lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan ketahanan pangan. Untuk itu, kepada masyarakat perorangan,

kelompok masyarakat/kelembagaan masyarakat,

perusahaan/swasta dan pemerintah (aparat dan lembaga) yang telah memberikan upaya dan karya yang luar biasa dalam mewujudkan ketahanan pangan, diberi penghargaan tertinggi oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan.

1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan

Tujuan pemberian penghargaan ketahanan pangan adalah: 1. Menumbuhkan dan mendorong semangat, kreativitas, dan

partisipasi masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan;

(3)

3

2. Memberikan motivasi kepada aparat dan lembaga pemerintah untuk memacu daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan di daerah.

1.2.2 Sasaran

1. Masyarakat: perorangan, perusahaan/swasta, dan

kelembagaan masyarakat;

2. Pemerintah: aparatur dan lembaga pemerintah.

1.3. Landasan Hukum

Berbagai ketentuan hukum yang dijadikan landasan dalam pemberian penghargaan ketahanan pangan mencakup:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 tahun 2006

Tentang Dewan Ketahanan Pangan;

7. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumber Daya Lokal.

(4)

4

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

1.4. Pengertian

1. Ketahanan Pangan menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau;

2. Kemandirian Pangan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 adalah kemampuan produksi pangan dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal;

(5)

5

3. Penghargaan Ketahanan Pangan adalah apresiasi yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dan pemerintah, baik perorangan maupun kelompok, yang berprestasi dan berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan wilayah.

4. Penilaian adalah pemberian skor kepada calon penerima penghargaan ketahanan pangan, yang terdiri dari masyarakat perorangan, perusahaan/swasta, kelembagaan masyarakat, dan pemerintah (aparat dan lembaga) yang sudah memiliki kinerja yang baik dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan wilayah.

5. Verifikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencocokan kebenaran terhadap data/laporan hasil penilaian provinsi terhadap calon penerima penghargaan ketahanan pangan.

6. Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok/kumpulan manusia tersebut.

7. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan di dalam sekitar hutan yang meliputi usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.

8. Kelompoktani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya, serta keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

(6)

6

9. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah kumpulan

beberapa kelompoktani yang bekerjasama untuk

meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usahatani.

10. Kelembagaan Masyarakat adalah kelembagaan yang melaksanakan kegiatan yang mendukung pembangunan ketahanan pangan.

11. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang secara sukarela untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

12. Swasta adalah sebuah organisasi perusahaan berbentuk Firma, CV, atau Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang untuk melakukan usaha dalam berbagai bidang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

13. Aparat pemerintah adalah Gubernur, Bupati/Walikota, atau Kepala Desa selaku pimpinan kelembagaan pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Desa yang sehari-harinya berhasil memberikan pelayanan, pengaturan, pembinaan, dan pemberdayaan kepada masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan.

14. Lembaga pemerintah adalah badan-badan pemerintahan (unit kerja, instansi dan kantor, dinas) yang menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan baik di pusat maupun daerah.

(7)

7 BAB II

BENTUK DAN KATEGORI PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN

Pemberian penghargaan dinilai telah berhasil memberikan dampak yang positif, dalam rangka dinamisasi dan peningkatan peran masyarakat maupun aparat pemerintah untuk berkomitmen dan termotivasi dalam melakukan kegiatan untuk mewujudkan ketahanan pangan. Sebagai bentuk apresiasi yang dapat memberikan kebanggaan serta upaya meningkatkan kegiatan dalam menumbuhkan dan membangun ketahanan pangan bagi para penerimanya, penghargaan ketahanan pangan ditetapkan dalam berbagai bentuk penghargaan serta dikelompokkan dalam beberapa kategori.

2.1. Bentuk Penghargaan

Bentuk penghargaan ketahanan pangan yang diberikan kepada masyarakat dan pemerintah, berupa:

1. Piala/Plakat ketahanan pangan yang berlogo/berlambang Dewan Ketahanan Pangan merupakan simbol dari kekayaan dan keragaman sumberdaya pangan lokal yang diperlukan untuk memperoleh nutrisi yang cukup bagi masyarakat.

2. Piagam penghargaan yang ditandatangani oleh Presiden RI selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan.

3. Uang tunai dalam bentuk tabungan.

4. Barang (peralatan mesin pertanian dan sarana produksi lainnya).

2.2. Kategori

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, khususnya pasal 59, bahwa perwujudan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab pemerintah

(8)

8

bersama masyarakat. Penghargaan Ketahanan Pangan yang diberikan, dikelompokan dalam lima kategori berikut:

1. Pelopor Ketahanan Pangan. Calon yang masuk pada kategori Pelopor adalah seseorang atau kelompok yang bukan PNS, bukan tokoh organisasi formal, yang berhasil merintis, dan/atau mempelopori, dan/atau menggerakkan pemanfaatan aset (sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, sumberdaya teknologi, sumberdaya sosial) yang baik secara individual maupun kelompok yang telah melakukan kegiatan nyata di daerah/wilayahnya dalam peningkatan kemandirian pangan, baik di tingkat rumah tangga, dan/atau di tingkat masyarakat.

2. Pelayanan Ketahanan Pangan. Calon yang masuk dalam kategori Pelayanan di bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah PNS (Penyuluh, Pembibitan, Kesehatan

Hewan, dsb) atau masyarakat (LSM, Organisasi

kemasyarakatan), baik individu atau kelompok, yang telah memberikan pengabdian diri dalam mendukung kemandirian pangan yang melampaui tugas pokoknya.

3. Pengguna Kreatif Teknologi Ketahanan Pangan. Calon yang masuk dalam kategori Pengguna Kreatif Teknologi

Ketahahan Pangan adalah masyarakat, PNS

(Peneliti,Penyuluh) yang mampu mengembangkan, dan/atau merakit teknologi dengan menggunakan/memanfaatkan asset (sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, sumberdaya teknologi dan sumberdaya sosial) yang

dimiliki masyarakat dalam rangka mengembangkan

kemandirian pangan, baik secara individu maupun kelompok. 4. Pemangku Ketahanan Pangan. Calon yang termasuk

kategori Pemangku Ketahanan Pangan adalah tokoh masyarakat, pengusaha, artis, manajer, tokoh agama, dan

(9)

9

lainnya, yang mempunyai pengaruh dan prakarsa dalam mengembangkan/mewujudkan kemandirian pangan melalui pemanfaatan aset dan sumberdaya lokal.

5. Pembina Ketahanan Pangan. Calon yang termasuk dalam kategori Pembina Ketahanan Pangan adalah Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota/Kepala Desa) yang berhasil menggerakkan perangkat/satuan organisasi daerah secara sinergi dalam mewujudkan kemandirian pangan.

Kategori penerima penghargaan ketahanan pangan tersebut terdiri atas dua kriteria, yaitu masyarakat (individu dan kelompok) dan pemerintah (aparatur dan lembaga), sebagaimana tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Penerima Penghargaan

Penerima

Penghargaan Individu Kelompok

1. Masyarakat Perorangan  Kelompok masyarakat  Kelompok usaha (CV, PT)  LSM 2. Pemerintah Aparatur pemerintah  Pusat  Daerah Lembaga pemerintah  Pusat  Daerah

Secara lebih rinci kategori dan kriteria penghargaan ketahanan pangan beserta persyaratannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

Mengingat penghargaan ketahanan pangan yang diberikan tersebut memiliki nilai tinggi dan prestige, maka penerima penghargaan dibatasi maksimal 60 orang penerima, dengan penyebaran di masing-masing kategori dalam Tabel 2.

(10)

10

Tabel 2. Jumlah Penerima Penghargaan Masing-Masing Kategori

No Kategori Jumlah

Penerima

1 Pelopor Ketahanan Pangan 7

2 Pelayanan Ketahanan Pangan 11

3 Pengguna Kreatif Teknologi Ketahanan Pangan

20

4 Pemangku Ketahanan Pangan 12

5 Pembina Ketahanan Pangan 10

Jumlah 60

Penerima penghargaan yang berjumlah 60 orang tersebut akan memperoleh Piagam dan Plakat Adhikarya Pangan Nusantara yang akan ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan.

(11)

11 BAB III

PENYELENGGARAAN

Pemberian penghargaan ketahanan pangan tahun 2011 kepada masyarakat dan pemerintah harus tepat sasaran, memiliki nilai tinggi dan prestige, sehingga diperlukan tahapan yang memiliki sifat independensi dan transparansi. Penyelenggaraan dan pelaksanaan pemberian penghargaan dilaksanakan oleh Dewan Ketahanan Pangan yang dikoordinasikan oleh Sekretariat

Dewan Ketahanan Pangan di berbagai tingkatan (pusat/provinsi/kabupaten/kota) secara berjenjang, yang pelaksanaannya diusulkan di tahun 2012. Sedangkan untuk

tahun 2011, pelaksanaan dari proses seleksi dan lain-lain, di tingkat propinsi dan kabupaten/kota diserahkan pada masing-masing eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan kementerian anggota Dewan Ketahanan Pangan, sementara penyelenggaraan di tingkat nasional dikoordinasikan oleh Dewan Ketahanan Pangan.

3.1. Panitia Penyelenggara

Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan pemberian penghargaan ketahanan pangan, dibentuk panitia penyelenggara yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan, dengan keanggotaan terdiri dari perwakilan anggota Dewan Ketahanan Pangan, dengan tugas:

1. Menyebarluaskan informasi tentang pencalonan penghargaan

ketahanan pangan kepada perorangan, organisasi

kemasyarakatan, lembaga pendidikan, instansi pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, media, dan sebagainya;

(12)

12

2. Menerima dan mengelompokkan data calon penerima yang diterima oleh panitia;

3. Mengkoordinasikan penyebarluasan calon penerima penghargaan kepada masyarakat;

4. Mengolah data untuk didistribusikan kepada Tim Penilai; 5. Mengkoordinasikan pengumpulan data lapangan/verifikasi.

Alamat Panitia Penyelenggara Pusat:

Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan/Badan Ketahanan Pangan

Gedung E lantai IV Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jalan Harsono RM. No. 3

Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan (12550) Telp/fax 021-7801045

Website:www.deptan.go.id/bkp-deptan Email: dkp@deptan.go.id

Alamat panitia penyelenggara daerah berada di masing-masing Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan dan Dinas/Instansi terkait di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3.2. Tim Penilai

Untuk menilai dan menyusun kelayakan calon penerima

penghargaan Ketahanan Pangan, Ketua Harian Dewan

Ketahanan Pangan membentuk Tim Penilai Penghargaan Ketahanan Pangan. Keanggotaan Tim Penilai terdiri dari perwakilan kementerian/lembaga anggota Dewan Ketahanan Pangan, tokoh-tokoh masyarakat, pakar dan cendekiawan yang

(13)

13

mempunyai wawasan luas tentang ruang lingkup ketahanan pangan.

Tim Penilai bertugas untuk:

1. Meneliti data para calon penerima penghargaan ketahanan pangan;

2. Memberikan rekomendasi dan mengusulkan penerima penghargaan ketahanan pangan yang memenuhi syarat kepada Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan;

Tata Kerja Tim Penilai Penghargaan Ketahanan Pangan diatur secara tersendiri oleh Tim Penilai.

3.3. Penyebaran Informasi dan Proses Pemberian Penghargaan

3.3.1. Penyebaran Informasi

Informasi tentang pemberian penghargaaan ketahanan pangan disebarluaskan oleh Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan c.q. Badan Ketahanan Pangan kepada khalayak melalui berbagai media komunikasi/penyiaran, dan surat menyurat, agar sampai kepada perorangan, kelompok masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi non pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat, instansi pemerintah, dunia usaha, dan perguruan tinggi. Pencalonan seseorang atau kelompok bersifat terbuka, artinya setiap perorangan atau kelompok yang memenuhi persyaratan dapat dicalonkan untuk memperoleh penghargaan ketahanan pangan.

Pencalonan dilakukan oleh kelompok masyarakat, organisasi kemasyarakatan, atau instansi pemerintah sesuai dengan tingkat penghargaan ketahanan pangan yang akan diberikan (nasional, provinsi, kabupaten/kota). Dalam

(14)

14

mengusulkan calon, tidak dapat mencalonkan diri sendiri atau kelompok sendiri. Pengajuan calon penerima dilakukan dengan mengisi formulir yang disediakan dan dikirimkan kembali kepada Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di Propinsi/Kabupaten/Kota atau berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan yang ditetapkan oleh masing-masing Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan kementerian anggota Dewan Ketahanan Pangan.

Tujuan penyebaran informasi secara terpadu, dimaksudkan untuk:

1. Memperkenalkan penyelenggaraan penghargaan ketahanan pangan kepada masyarakat luas, di tingkat pusat dan daerah melalui pertemuan dan penyebarluasan informasi di media massa;

2. Memberikan penjelasan kepada daerah tentang pelaksanaan pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan yang meliputi: persiapan, seleksi/verifikasi, dan proses penyelenggaraan; 3. Memperkenalkan calon penerima penghargaan ketahanan

pangan sehingga dapat dinilai kelayakannya oleh masyarakat luas.

Proses sosialisasi diselenggarakan oleh Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di tingkat pusat, propinsi, dan kabupaten/kota melalui:

1. Forum koordinasi dan sinkronisasi yang dihadiri oleh perwakilan dari kementerian/lembaga anggota Dewan Ketahanan Pangan di pusat maupun masing-masing daerah dan Badan/Dinas/Kantor/Unit kerja yang menangani ketahanan pangan propinsi dan kabupaten/kota;

2. Dinas/Instansi terkait di Propinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan yang ditetapkan oleh masing-masing

(15)

15

eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan kementerian anggota Dewan Ketahanan Pangan.

3. Media cetak dan elektronik, baik lokal, regional maupun nasional sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas, baik perorangan, organisasi kemasyarakatan, swasta, maupun aparat pemerintah.

3.3.2. Penjaringan/Pengusulan Calon Penerima Penghargaan

Penjaringan dan usulan calon penerima dapat dilakukan melalui dua jalur:

1. Penjaringan calon penerima penghargaan dilakukan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga dan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, selanjutnya diusulkan kepada Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan;

2. Pengusulan dari kelompok masyarakat atau organisasi kemasyarakatan ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan; khusus untuk kategori Pelopor Ketahanan Pangan dan kategori Pemangku Ketahanan Pangan.

Selain mengisi formulir, pencalonan juga disertai dengan data pendukung seperti: profil, photo, audiovisual, artikel, atau karya ilmiah lainnya, contoh produk, dan/atau rekomendasi dari instansi atau lembaga terkait. Seluruh data prestasi, kinerja, maupun prakarsa calon penerima penghargaan ketahanan pangan kemudian dihimpun dan direkap secara sistematis oleh panitia penyelenggara. Selanjutnya, data calon penerima penghargaan ketahanan pangan, termasuk foto-foto, audiovisual, data tambahan, fotocopy sertifikat, dan lainnya, didistribusikan kepada anggota Tim Penilai untuk diteliti dan dinilai. Tim Penilai

(16)

16

juga dapat melakukan verifikasi lapangan atas data-data yang diberikan oleh panitia.

3.3.3. Persyaratan

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (2) memajukan kesejahteraan umum; (3) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sebagai penjabaran UUD 1945 tersebut, Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan pada pasal (2) mengamanatkan bahwa pembangunan pangan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil dan merata berdasarkan kemandirian dan tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Kemandirian merupakan resultante dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan perlindungan atas penghidupan dan kehidupan (livelihood) seluruh bangsa. .

Berdasarkan hal tersebut persyaratan penerima penghargaan ketahanan pangan, dibagi menjadi kriteria umum dan khusus yaitu:

1. Kriteria umum bagi:

a. Masyarakat yang diusulkan sebagai calon penerima penghargaan adalah mereka yang memberikan kontribusi nyata dalam hal: (i) perlindungan atas penghidupan masyarakat; (ii) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (iii)

memajukan kesejahteraan masyarakat, sehingga

(17)

17

b. Pemerintah, sesuai dengan tugas pokoknya dalam penyelenggaraan pemerintahan: pelayanan, regulasi, fasilitasi, dan inisiasi dalam ketiga aspek amanat Pembukaan UUD 1945 tersebut.

c. Calon penerima penghargaan ketahanan pangan yang diusulkan harus bebas atau tidak pernah/terkait dengan kasus tindak pidana korupsi atau tindak pidana lainnya. 2. Kriteria khusus dijabarkan sebagaimana tercantum pada

Lampiran 1, namun tidak menutup kemungkinan adanya kriteria lain yang ditetapkan oleh Tim Penilai.

3.3.4. Kriteria Penilaian

Penilaian prestasi dan kontribusi calon penerima penghargaan ketahanan pangan dilakukan oleh Tim Penilai berdasarkan prinsip obyektivitas dan keadilan dengan mengacu pada Tata Kerja Tim Penilai dan kriteria penilaian. Kriteria penilaian harus memenuhi kriteria sekurang-kurangnya mencakup: 1. Pemenuhan persyaratan umum dan khusus;

2. Jenis kegiatan (memperhatikan kategori dan kriteria penghargaan);

3. Tingkat kebaruan dan kreativitas (teknologi, inovasi); 4. Ukuran (scope) kegiatan (cakupan wilayah, kelompok dan

individu);

5. Frekuensi dan intensitas kegiatan (kontinyuitas/keberlanjutan); 6. Durasi kegiatan setidak-tidaknya tiga tahun, sehingga dapat

dilihat dampak, manfaat dan ada yang meniru;

(18)

18

8. Tingkat keberhasilan (prestasi,volume produksi,penghargaan yang diterima);

9. Prakarsa dan motivasi (terutama untuk kategori pelopor); 10. Manfaat, prospek dan dampak terhadap lingkungan fisik dan

sosial;

Rincian indikator pada masing-masing kriteria ditetapkan oleh Tim Penilai.

3.3.5. Penentuan Penerima Penghargaan

Penentuan penerima penghargaan dilakukan dengan dua cara:

1. PENETAPAN: Penetapan dilakukan pada calon penerima yang memberikan kontribusi yang besar, sesuai dengan kategori pengusulan. Penetapan diberlakukan kepada calon penerima yang diusulkan oleh kelompok/organisasi

masyarakat untuk dapat dijadikan contoh bagi

kelompok/organisasi masyarakat lainnya, atau kepada individu perorangan yang memberikan kontribusi yang nyata, seperti: pelaku konservasi, penangkar benih lokal, peneliti, dan lainnya.

Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan melalui

mekanisme penetapan diusulkan langsung oleh masyarakat ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan tingkat nasional, selanjutnya akan dilakukan penilaian oleh Tim Penilai.

2. PERLOMBAAN: Perlombaan dilakukan kepada calon penerima yang memiliki kegiatan yang sama, memiliki “bench

mark start” yang sama, sehingga dapat dibandingkan antara

satu calon penerima dengan calon lainnya, seperti: individu, kelompok penerima manfaat, pelaksana program-program pemerintah, dan lainnya. Penerima penghargaan ketahanan

(19)

19

pangan dapat dicalonkan oleh instansi pemerintah sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing dan sesuai dengan kategori dan persyaratan yang ditetapkan.

Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan melalui

mekanisme perlombaan dilakukan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga serta Eselon I lingkup Kementerian Pertanian secara berjenjang dari Kabupaten/Kota, Propinsi, dan selanjutnya diusulkan ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan tingkat Nasional untuk dilakukan penilaian oleh Tim Penilai. Masing-masing Kementerian/Lembaga dan Eselon I boleh mengajukan maksimal 3 nominasi untuk setiap kategori.

Tabel 3. Penentuan Penerima Penghargaan Berdasarkan Kategori

Kategori Ketahanan Pangan Penetapan Perlombaan

1. Pelopor v

2. Pelayanan v

3. Pengguna Kreatif Teknologi v

4. Pemangku v v

5. Pembina v

3.3.6. Jadwal Pemberian Penghargaan

Guna memperlancar pelaksanaan pemberian penghargaan ketahanan pangan, disusunlah jadwal penyelenggaraan pemberian penghargaan ketahanan pangan dalam Tabel 4.

(20)

20

Tabel 4. Jadwal Pemberian Penghargaan

No Kegiatan Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Keterangan 1 Penetapan Tim Independen X 2 Penjaringan Calon Penerima Penghargaan X 3 Verifikasi X X

Dapat dilakukan oleh tim penilai dan dapat masing-masing instansi anggota DKP

4 Penyusunan Rekomendasi oleh Tim dan Penetapan Penerima Penghaagaan X 5 Pemberian Penghargaan X

(21)

21 BAB IV

PEMBINAAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN

Untuk keberlanjutan prestasi dan memotivasi masyarakat luas, penerima penghargaan akan dibina, dievaluasi dan dikembangkan untuk memperoleh penghargaan lebih lanjut.

1.1. Pembinaan

Masing-masing penerima penghargaan diharapkan dapat mempertahankan prestasi/kinerja yang telah diperolehnya. Untuk itu Kementerian/Lembaga anggota Dewan Ketahanan Pangan perlu melakukan pembinaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

1.2. Evaluasi

Evaluasi sangat penting dilakukan, karena dapat menyediakan sarana untuk mengukur efektivitas dari mekanisme pelaksanaan pemberian penghargaan ketahanan pangan, serta untuk mengukur sejauh mana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Melalui evaluasi dapat diketahui secara langsung perkembangan pelaksanaan kegiatan dan mendeteksi secara dini berbagai permasalahan yang muncul di lapangan, sehingga upaya penyelesaian dapat segera dilaksanakan melalui perbaikan dan penyempurnaan kegiatan di masa yang akan datang.

Pada kegiatan pemberian penghargaan ketahanan pangan, evaluasi akan dilaksanakan oleh Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan secara berkelanjutan, guna menjaga kesinambungan manfaat yang telah diberikan dan mempertahankan konsistensi upaya para penerima penghargaan. Pemantauan dan evaluasi

(22)

22

dilakukan setelah penghargaan diserahkan. Dengan demikian, dapat diketahui perkembangan kegiatannya, permasalahan yang dihadapi, dan upaya pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan, serta keadaan setelah menerima penghargaan atau dampak dari penghargaan terhadap masyarakat.

Selain evaluasi langsung ke lapangan oleh Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan, pihak yang mencalonkan dan atau penerima penghargaan ketahanan pangan diwajibkan secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun menyampaikan laporan kegiatan para penerima penghargaan ketahanan pangan kepada Kementerian Pertanian, melalui alamat panitia yang telah disampaikan di atas. Laporan diharapkan berisi: 1. Keadaan ketika ditetapkan sebagai penerima penghargaan; 2. Keadaan setelah ditetapkan sebagai penerima penghargaan; 3. Permasalahan yang dihadapi;

4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah; dan 5. Pengembangan kegiatan.

4.3. Pengembangan

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan penerima penghargaan di masa yang akan datang, disusun mekanisme penghargaan lanjutan. Bagi penerima penghargaan ketahanan pangan yang masih konsisten dan/atau semakin meningkat kegiatan dalam waktu sekurang-kurangnya tiga tahun secara berturut-turut, Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan c.q. Badan Ketahanan Pangan melalui Kementerian Pertanian dapat mempertimbangkan yang bersangkutan untuk diusulkan memperoleh Penghargaan Satyalancana Pembangunan melalui

(23)

23

mekanisme yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Jika yang diusulkan berupa kelompok, maka ketua kelompok atau yang ditunjuk dapat mewakili kelompok yang akan diajukan dalam pengusulan tersebut. Bagi penerima penghargaan ketahanan pangan yang terlibat dalam kasus pidana yang sudah berkekuatan hukum tetap, penghargaan dapat dicabut atas rekomendasi dari Tim Penilai.

(24)

24 BAB V

PENUTUP

Pedoman Umum (Pedum) Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2011 ini, merupakan penyempurnaan Pedum Penyelenggaraan Pemberian Pengharga-an KetahPengharga-anPengharga-an PPengharga-angPengharga-an Tingkat Nasional tahun sebelumnya.

Masing-masing Kementerian Penyelenggara Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan, agar menindaklanjuti Pedoman ini dengan membuat Petunjuk Pelaksanaan (Juklak).

Gambar

Tabel 1. Kriteria Penerima Penghargaan  Penerima

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 40% responden mengemukakan alasan mengganti alat kontrasepsi dengan yang lain karena merasa tidak cocok menggunakan AKDR dan lebih dari separuh (60%) karena ingin

Dengan adanya kebijaksanaan dalam hal pemberian motivasi dalam bentuk aktualisasi diri ,penghargaan dan kebutuah sosial , maka diharapkan setiap karyawan yang ada dalam

“Enhance Learning Based on Psychological Indexes and Individual Preferences for a Physics Course Using An Adaptive Hypermedia Learning

Apabila terjadi kondisi fuel filter block sehingga terjadi perbedaan pressure yang di deteksi oleh fuel filter, maka defferential switch akan bekerja pada 10-11,5 psi

mediasi. 3) Hakim, melalui kuasa hukum atau langsung kepada para pihak, mendorong para pihak untuk berperan langsung atau aktif dalam proses mediasi. 4) Kuasa hukum para

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Dengan mengklik tombol edit, maka program akan menuju ke file program yang ketiga , yaitu file edit_dat.php dengan membawa tiga variabel, yaitu variabel $id yang berisi data

serangan jantung, sering dengan gejala yang menunjukkan iskemia miokard, beriringan dengan elevasi ST yang mungkin baru, atau LBBB baru, atau bukti trombus segar dalam arteri