• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resuman Buku Menejemen Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resuman Buku Menejemen Perkotaan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RESUMAN BUKU MENEJEMEN PERKOTAAN RESUMAN BUKU MENEJEMEN PERKOTAAN TUGAS RESUM BUKU MENEJEMEN PERKOTAAN TUGAS RESUM BUKU MENEJEMEN PERKOTAAN

Dosen : Achmad Nurmandi Disusun oleh: Nur Hardiyanto Umacona 20090520064 Dosen : Achmad Nurmandi Disusun oleh: Nur Hardiyanto Umacona 20090520064

Kelas A JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU Kelas A JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2011

POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2011 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

Dalam sejarah agama-agama, kota selalu menempati posisi yang sentral dalam perkembangan Dalam sejarah agama-agama, kota selalu menempati posisi yang sentral dalam perkembangan sejarah peradaban umat manusia.Sejarah Nabi Muhammad SAW dalam mengembangkan ajaran sejarah peradaban umat manusia.Sejarah Nabi Muhammad SAW dalam mengembangkan ajaran agama Islam, memposisikan “kota” sebagai lokasi sentral unt

agama Islam, memposisikan “kota” sebagai lokasi sentral untuk menyebarkan ajaran.Agamauk menyebarkan ajaran.Agama yang dibawa oleh nabi dan rasul terdahulu disebarkan di antara penduduk kota, termasuk ke yang dibawa oleh nabi dan rasul terdahulu disebarkan di antara penduduk kota, termasuk ke dalam kalangan elit politik dan pemerintahannya.Jean Jacques pernah mengatan Perancis tidak dalam kalangan elit politik dan pemerintahannya.Jean Jacques pernah mengatan Perancis tidak akan jaya apabila paris tetap eksis.Ia prihatin melihat masalah perkotaan pada abad Ke-16, di akan jaya apabila paris tetap eksis.Ia prihatin melihat masalah perkotaan pada abad Ke-16, di mana kota paris dilanda masalah-masalh social. Sikap anti kota Rousseau ini bukanlah tidak mana kota paris dilanda masalah-masalh social. Sikap anti kota Rousseau ini bukanlah tidak  beralasan

 beralasan . . Kemiskinan, Kemiskinan, pemukiman pemukiman kumuh, kumuh, masalah masalah lingkungan, lingkungan, kemacetan kemacetan lalu lalu lintas lintas atauatau masalah sejenisnya. Pertumbuhan penduduk kota di dunia menjadi suatu gejala yang penting, masalah sejenisnya. Pertumbuhan penduduk kota di dunia menjadi suatu gejala yang penting, yaitu di setiap tahun.Pengalaman empiris menunjukan bahwa pengelola dan manajer kota telah yaitu di setiap tahun.Pengalaman empiris menunjukan bahwa pengelola dan manajer kota telah gagal untuk menjawab tantangan ini.Sebagian besar warga kota hidup di lingkungan yang gagal untuk menjawab tantangan ini.Sebagian besar warga kota hidup di lingkungan yang  berkualitas

 berkualitas rendah rendah dan dan tidak tidak mempunyai mempunyai akses akses kepada kepada air bair bersih ersih atau atau sanitasi sanitasi yang yang layak. layak. PadaPada saat yang sama pertumbuhan kota telah menyebabkan inefiensi ekonomi, penurunan kualitas saat yang sama pertumbuhan kota telah menyebabkan inefiensi ekonomi, penurunan kualitas lingkungan, dan kesengsaraan penduduknya.

lingkungan, dan kesengsaraan penduduknya. KOTA-KOTA TUMBUH CEPAT

KOTA-KOTA TUMBUH CEPAT

Pertumbuhan kota di negara-negara yang sedang berkembang telah menjadi sangat klise, Pertumbuhan kota di negara-negara yang sedang berkembang telah menjadi sangat klise, walaupun kenyataannya menujukan bahwa perencanaan dan pengeloala perkotaan telah berusaha walaupun kenyataannya menujukan bahwa perencanaan dan pengeloala perkotaan telah berusaha megatasinya. Dalam periode antara 1950-1990, juah penduduk kota di dunia meningkat lebih megatasinya. Dalam periode antara 1950-1990, juah penduduk kota di dunia meningkat lebih kurang tiga kali lipat,yaitu dari 730 juta menjadi 2,3 milyar. Antara tahun 1990-2020 melewati kurang tiga kali lipat,yaitu dari 730 juta menjadi 2,3 milyar. Antara tahun 1990-2020 melewati 4,6 milyar.Secara keseluruhan jumlah penduduk perkotaan di Negara-negara berkebang akan 4,6 milyar.Secara keseluruhan jumlah penduduk perkotaan di Negara-negara berkebang akan sama dengan jumlah penduduk perkotaan di Negara-negara maju pada awal tahun 1970-an, yang sama dengan jumlah penduduk perkotaan di Negara-negara maju pada awal tahun 1970-an, yang sekarang sekitar 1.400 juta dibandingkan dengan 900 juta di Negara maju.Tingkat pertumbuhan sekarang sekitar 1.400 juta dibandingkan dengan 900 juta di Negara maju.Tingkat pertumbuhan menjadi agak lambat sejak tahun 1950-an, terutama di Negara-negara maju. Hal yang sama menjadi agak lambat sejak tahun 1950-an, terutama di Negara-negara maju. Hal yang sama terjadi pula di Negara-negara yang sedang berkembang. Namundemikaina, jumlah penduduk terjadi pula di Negara-negara yang sedang berkembang. Namundemikaina, jumlah penduduk kota akan terus meningkat secara dramatis samapai abad ke-21.

kota akan terus meningkat secara dramatis samapai abad ke-21. CINA

CINA

Jumlah penduduk perkotaan yang sangat besar mempunya akibat yang signifikan yerhadap Jumlah penduduk perkotaan yang sangat besar mempunya akibat yang signifikan yerhadap  jumlah

 jumlah penduduk penduduk dunia dunia secara secara keseluruhan. keseluruhan. Selam Selam periode periode 1070-an 1070-an dan dan 1980-an,cina1980-an,cina melaksanakan kebjakan khusus untuk membatasi penduduk kota.Tingkat urbanisasipun termasuk melaksanakan kebjakan khusus untuk membatasi penduduk kota.Tingkat urbanisasipun termasuk dalam katagori rendah, atau hanya 21% dari jumlah penduduk.Dari sisi perubahan dalam katagori rendah, atau hanya 21% dari jumlah penduduk.Dari sisi perubahan

(2)

ekonomi,tampaknya pemeritah Cina tidak akan dapat mengontrol pertumbuhan pendududk kota  pada masa yang akan datang. Yang jelas keadaan tersebut mempunyai implikasi yang signifikan terhadap tingkat urbanisasi dunia pada abad ke-21. Asia Srlatan dan Asia Tenggara Wilayah ini mempunyai penduduk kota lebih kurang sepertiga jumlah penduduk kota di Negara-negara yang sedang berkembang.tingkat pertumbuhan cepat, yaitu lebih dari 4% pe tahun dalam peride 1970-1985. Amerika Latin(termasuk Karibia) Kawasan ini merupakan kawasan yang paling purban di dunia ketiga.Jumlah penduduk perkotaan masih terus tumbuh cukup besar,tetapi tingkat  pertumbuhan ini mulai merosot.Secara keseluruhan,jumlah penduduk kota di wilayah ini adalah 24% dari jumlah penduduk kota di dunia keriga. Afrika Afrika dapat dikatagorikan sebagai kaeasan yang tingkat pertumbuhan kotangnya paling cepat,yaitu dengan rata-rata angka  pertumbuhan 5% er tahun periode 1970-1985. Namun,jumlah penduduk kotanya baru mencapai 31% dari keseluruhan jumlah penduduk di kawasan tersebut. Kawasan lain Di kawasan lain,9%  penduduk kota di Negara-negara berkembang terdapat di kawasan Asia Barat,Asia Timur yang

tidak termasuk jepang dan cina dan Pasifik.Pengaruh penduduk kota dapat dilihat secara dramatis dengan meneliti tingkat pertumbuhan pada kota-kota besar.Meksiko city telah mangambil alih posisi Tokyo dan Yokohama sebagai kota terbesar dalam hal jumlah penduduk dunia.

IMPLIKASI DARI PERTUMBUHAN KOTA

Pertumbuhan kota yang sangat cepat secara langsung berimplikasi pada pembanguna infrastruktur dasar dan pelayan public.Center for Human Settlement ,badan PBB yang menangani pemukiamn dalam laporannya mengestimasikam bahwa sekitar 30% penduduk kota dunia yang sedang berkembang tidak mempunyai akses terhadap air bersih dan 40% penduduk kota di Asia tinggal di pemukiman yang tidak mempunyai sanitasi layak.Karena tidak semua  pemukiman informal mempunyai kondisi yang layak, mereka tidak menerima pelayanan

infrastruktur dasar seperti jalan, air dan listrik.Indikator kepadatan penduduk atau tingkat hunian  per kamar menunjukan tidak cukupnya suplai perumahan. Biaya yang diperlukan untuk

memberikan pelayanan yang layak pada semua penduduk sedah tentu sangat besar.Prakash memperkirakan biaya perkapita untuk infrastruktur dasar kota beriksar antara 350-500 dollas AS  pada tahun1977, atau 1.400-2.000 dollar AS tahun 1992.Biaya ini hanya sekedar memenuhi

kebutuhan perkembangan penduduk dan belum termasuk peningkatan kondisi dan infrstruktur  pemukiman yang ada. Bagaimana perkembangan penduduk Indonesia ?Tingkat pertumbuhan yang tinggal di daerah perkotaan meningkat pesat dari tahun 1961 sampai tahun 2005.Di dalam hal ini perlu dibedakan antara dua pengertian,yakni tingkat pertumbuhan penduduk dan level urbanisasi.Dua perhitungan ini umunnya digunakan untuk melihat pertumbuhan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan di suatu Negara.Semakin besar tingkat pertumbuhan dan proporsi  penduduk kota, maka jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan semakin tinggi.Angka  pertumbuhan penduduk secara nasional ini mengalami penurunan yang cukup berarti yang antara lain di sbabkan program KB Nasional. Komponen-komponen apakah yang memberikan kontribusi di dalam peningkatan penduduk kota atau yang tinggal di daerah perkotaan?Analisis

(3)

demografis biasanya mengelompokan komponen-komponen tersebut sebagai pertumbuhan alamiah dari penduduk kota yang ada , migrasi dari luar kota dan reklasifikasi.Yang dimaksud dengan pertumbuhun alamiah adalah jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian dari penduduk yang tinggal di kota.Sedangkan reklasifikasi adalah perubahan status wilayah tertentu dari desa menjadi kota.Reklasifikasi wilayah-wilayah pedesaan atau pertanian, terutama dialami oleh  beberapa kabupaten di pulau jawa.Kabupaten tanggerang , bekasi, Bogor ,dan Bandung

merupakan beberapa contoh kabupaten yang mengalami perkembangan wiayah pesat sebagai akibat dari tekanan industrialisasi di kawasan kota Jakarta. Pembangunan kota yang cepat di Yogyakarta ini telah menyebabkan perkembangan ruang fisik kota yang tidak teratur dan mengikuti mekanisme pasar.Sebagai akibatnya,berbagai pelayanan public bersifat lintas  perbatasan harus ditangani melalui kerja sama antar daerah di DIY. Perluasan wilayah kota yang mengiringi pertumbuhan penduduk kota secara kota otomatis membutuhkan pelayanan public dan infrastruktur dasar.Kemampuan lembaga-lembaga pemerintah yang ada sangat berpengaruh terhadap tuntutan ini.Namun pada kenyataannya, kemampuan lembaga-lembaga pemerintah yang ada untuk mengentrol pertumbuhan kota tersebut sangatlah terbatas.

BAB II

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM STUDI PEMERINTAH KOTA

Pemahaman pemerintah kota dan pemerintah di wilayah perkotaan perlu dipsisahkan.Pemerintah kota didefinisikan sebagai suatu unit organisasi yang memerintah di suatu kota tertentu,contohnya Pemerintahan Kota Yogyakarta.Sedangkan batasan kota dalan perundang-undangan pemerintah di Indonesia secara administrative berdasarkan UU No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dibedakan antara lain kota dan daerah khusus ibukota.Sedangkan untuk daerah khusus ibukota diatur dengan UU tersendiri.Sedangkan pemerintah di wilayah  perkotaan mempunyai pengertian yang lebih luas. Daerah atau wilayah perkotaan itu sendiri dipahami sebagai daerah yang telah berkembang sedemikian rupa menjadi daerah pusat  pertumbuhan ekonomi dan industri seta pelayanan social. Selanjutnya perlu juga memahami apa yang dimaksud dengan pemerintah di daerah perkotaan.Pemerintah di daerah perkotaan adalah suatu proses pemerintah dari unit-unit politik yang ada di daerah perkotaan,baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Ada beberapa karakteristik yang membedakan secara substansial antara keduanya,yaitu :

1. Masalah-masalah yang ditangani oleh pemerintah kota dan atau perkotaan melewati batas yurisdiksi administraktifnya. Oleh karena itu ,secara singkat masalah institusi  pengeloalaan perkotaan yang ada semakin kompleks dan rumit seiring dengan semakin

membesarnya wilayah kota serta melimpahkan keluar batas wilayah administrasinya,sehingga melibatkan lebih dari satu unit administrasinya.

2. Komleksitas masalah pemerintah.Yang dimaksud dengan masalah yang kompleks adalah masalah yang saling bergantung ,subyektif, buatan dan dinamis.

3. Struktur organisasi pemerintah yang statis berhadapan dengan masalah pemerintah sangat dinamis.

(4)

Menghadapi masalah ini,pemrintah kota atau pemerintah di daerah perkotaan di tuntut selalu  berinisiatif menciptakan organisasi baru untuk merespon perubahan social tersebut. Hubungan emosional antara aparat pemerintah kota dengan masyarakat ini, secara khusus disebabkan oleh cirri-ciri khas jenis pelayanan public di daerah perkotaan sebagai berikut :

1. Masyarakat secara langsung menunjukan keluhan terhadap kualitas dan kuantitas  pelayanan seperti kerusakan jalan,kekurangan air minum dan sebagainya.

2. Adanya prefensi individual dari yang menerima pelayanan.

3. Adanya prefensi individual dalam menghindari pelaksanaan peraturan-peraturan hukun atau pemerintah.

B.PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM STUDI PEMERINTAH KOTA

1.Pendekatan Ilmu Politik Jurgen Ruland melskukan katagorisasi dalam enam pendekatan besar dalam mempelajari pemerintahan kota : pendekatan legal-kelembagaan,pendekatan normative,  pendekatan model sirkulasi kausasian, pendekatan kekuasaan masyarakat, pendekatan system terpenetrasi, dan system perbandingan. Pendekatan legal kelembagaan lebih membahas  pemerintah kota dari peraturan-peraturan kelembagaan, fungsi-fungsi yang dilaksanakan, kekuasaan atau urusan yang dimilki , ukuran optimal pemerintah kota, otonomi ,menajemen  personalia, dan aspek-aspek procedural.Kritik utama terhadap pendekatan ini adalah terlalu

formalistic dan legalistic, sehingga lebih banyak bersifat deskrriptif dan kurang bersifat analisis. Akibatnya , pendekatan ini tidak mampu memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan siapa yang berkuasa, kapan, bagaiman, dan apakah pengaruhnya. Pendekatan normatif merupakan pendekatan antitesis terhadap pendekatan legal kelembagaan.Asumsi yang ditawarkan pendekatan ini adalah bahwa pembangunan social-ekonomi hanya dapat berhasil jika program dan proyek yang dijalankan sesuai dengan kondidi local regional. Terdapat dua aliran besar di dalam pendekatan ini,yaitu pendekatan demokrasi  perwakilan dan pendekatan akar rumput. Pendekatan Model penyebab sirkular berdasarkan pada

model gunnar Myrdal tentang hubungan antara institusionalisasi dan pembangunan ekonomi.Dengan menggunakan model ini juga Rigg menunjukan hasil dari studinya di Filipina  bahwa rendanya tingkat otonomi local dan lemahnya lembaga-lembaga oleh keterbelakangan. Pendekatan Kekuasaan Masyarakat merupakan pendekatan yang berusaha mengidentifikasi struktur kekuasaan dalam sebuah masyarakat melalui analisis empiris.Ada tiga teknik yang diginakan untuk membedah struktur kekuasaan ini , yaitu teknik posisional, teknik reputasional, teknik desional. Pendekatan system penetrasi menganalisa pengaruh kekuatan supraloakal dan interaksi politik vertical terhadap pemerintahan local.Dalam pendekatan ini masyarakat dopandang sebagai sasaran pengaruh politik dan birokrasi utama, baik dari pemerintah lpkal maupun pemerintah pusat, terutama dalam pengambilan keputasan-keputasan.Terdapat dua aliran utama di dalam pendekatan ini ,yaitu pendekatan otoritarian dan pendekatan klien. Pendekatan Perbandingan lebih memfokuskan pada perbandingan dari beberapa pemerintah local atau metropolitan. Selain pendekatan-pendekatan yang di gunakan di dalam ilmu politik, di

(5)

dalam analisis masalah pemerintah kota dapat pula di gunakan pendekatan interdisipliner ilmu ekonomi dan ilmu politik, yaitu pendekatan ekonomi-politik.

2.Pendekatan Manajerial Pendekatan ini cendrung mengabaikan struktur organisasi formal yang di atur undang-undang pemerintahan local dari masing-masing nrgara.

3.Pendekatan Ekonomi Dalam pendekatan ini , pemerintah kota dipandang sebagai salah satu actor ekonomi , yaitu produsen barang dan jasa bagi masyarakat kota.

4.Pendekatan Lingkungan Pendekatan ilmu lingkungan dalam studi pemerintah kota merupakan  pendekatan yang paling baru, yang bersifat interdisipliner antara ilmu social dan ilmu alam.

Beberapa alasan rasional yang signifikan yang menuntut para pengambil kebijakan untuk memperhatikan masalah lingkungan ini, yaitu :

-Keunikan karakteristik lingkungan wilayah perkotaan. -Tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk kota. -Tingkat pendapatan dan pembangunan ekonomi -Masalah lingkungan yang bersifat menyebar.

-Peran actor-aktor local.Kualitaslingkungan di sebuah kota tidak di tentukan oleh actor saja, namun sebaliknya di tentukan oleh berbagai actor dan hasil interaksi antara mereka.

5.Pendekatan Ruang atau Spasial Dalam system spasial terdapat enam komponen, yaitu kota metropolitan,daerah lingkungan atau sekitar kota, desakota, daerah pedesaan yang padat, daerah yang berpenduduk jarang , dan kota-kota kecil.dari analisis ruang yang memadukan analisis ekonomi dan geografis tersebut diharapkan kita, kan lebih memahami potensi-potensi masalah yang di hadapi oleh pemerintah kota atau daerah perkotaan tertentu.Suatu kota termasuk dalam kawasan lingkungan kota metropolitan membutuhkan bangunan organisasi dan cara governing yang berbeda dengan kota yang termasuk dalam kawasan desa kota.

(6)

BAB III

ORGANISASI PEMERINTAH KOTA DAN PEMERINTAH METROPOLITAN A.PENDAHULUAN

Dari pengalaman berbagai Negara,pengembangan organisasi pemerintahan di wilayah perkotaan  bukanlah pekerjaan yang mudah.Yang bisa di lakuka oleh berbagai Negara adalah membuat  panitia ad-hoc untuk menangani suatu pekerjaan yang disusun organ-organ pemerintah kota yang terlibat.Terdapat bebrapa factor yang mendorong pembentukan organisasi baru untuk merespon  perkembangan ruang kota yang pesat, yaitu keinginan politik dari pemerintah pusat , perubahan

sebagai akibat organisasi baru.

B.ORGANISASI PEMRINTAH DI WILYAH PERKOTAAN ATAU METROPOLITAN DI DUNIA

Aprodico A. Laquain dalam studinya yang telah melaukan penelitian terhadap beberapa wilyah  perkotaan di dunia, melihat rancang bangun organisasi pemerintah di wilyah perkotaan biasanya diatur untuk menyerap perkembangan ruang suatu wilayah kota yang cepat. Ia melihat bahwa dalam perencanaan organisasi baru di wilayah perkotaan atau metropolitan didasarkan pada factor-faktor :

1. Unit-unit politik yang terlibat di dalam wilayah tersebut. 2. Alokasi fungsi-fungsi di antara berbagai unit pemerintah. 3. Distribusi kekuasaan di antara unit dan tingkat pemerintah.

4. Tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Pola organisasi yang berskala metropolitan mugkin merupaka alternatif organisasi yang efektif untuk mengelola perkembangan ruang-ruang kota metropolitan.Pembentukan organisasi baru  bukanlah pekerjaan mudah, tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengalkasukan fungsi-fungsi pemerintah kepada unit-unit politik yang terlibat dan distribusi kekuasaan yang mengikutinya.

Tipe Pertama : Pemerintah daerah Otonom Kewenangan dan kekuasaan di wilayah metropolitanatau perkotaan berada di tangan pemerintah daerah yang berada di dalamya.dalam tipe pemerintahan ini , sudah tentu tidak ada tingkatan pemerintah yang lebih tinggi daropada kota dan daerah, yang dapat mengkoordinasikan pemerintah kota atau daerah.

Tipe Kedua : Pemerintah Regional Konfederasi Dalam kasus ini beberapa pemerintah local atau daerah mengadakan kerja sama yang di dalamnya ditentukan fungsi fungsi khusus tingkat regional, namun masing-masing pemerintah masih mempunyai kekuasaan.Fungsi-fungsi khusus yang menjadi kewenangan pemerintah regional konfederasi adalah fungsi-fungsi pemerintah yang bersifat lintas perbatasan antar daerah yuridiksi masing-masing pemerintah kota yang ada di wilayah perkotaan atau metropolitan , yang harus ditangani dalam bentuk kerja sama.

Tipe Ketiga : Sistem Pemrintahan regional Campuran Dalam sisteem campuran ini , pemerintah  pusat dan pemerintah daerah melakan pembagian kekuasaan dalam memberikan pelayan

(7)

 public.Masing-masing unit melakukan tugas  – tugas pemerintahan tertentu sesuai dengan  peraturan yang berlaku.

Tipe Keempat : Pemerintag Regional Terpadu Dalam system ini, system pemerintah didominasi oleh pemerintah pusat yang wilayahnya dapat berupa wilayah perkotaan atau wilayah non  perkotaan, walaupun pemerintah kotamadya dan kota kecil mempunyai kewenangan.

C.SEJARAH SUSUNAN PEMERINTAH KOTA INDONESIA

Kota dala undang-undang No 5 Tahun 1974 Dalam pasal 2 undang-undang no 5 th 1974 tentang  pokok-pokok pemerintaha di daerah ditetapkan bahwa wilayah Negara republic Indonesia dibagi dalam daerah-daerah Otonom dan Wilayah Administratif. Sedangkan Pasal 3 menyebutkan  bahwa daerah-daerah otonom yang di bentuk dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi

tersusun atas daerah Tingkat I dan daerah Tingkat II.

1. Kota administratif Suatu wilayah kecamatan dapat dinaikan status menjadi kota administrative , jika secra factual wilayah tersebut telah menunjuka cirri-ciri sebagai kota. Direktorat Jendral Dapartemen Pekerjaan Umum memberikan beberapa krateria dalam mengatagorikan suatu pusat  pemukiman maenjadi kota sebagai berikut :

a) Krateria Administratif  b) Kreteria ekonomi.

c) Kreteria Jumlah dan kepadan penduduk d) Krateria social prasarana fisik.

Susunan pemerintahan kota administrative dibentuk berdasarkan pada peraturan pemerintah  pembentuknya. Selanjutnya ,melalui surat keputusan Gubernur dari masing-masing daerah ditentukan struktur organisasi dan tata pemerintahan kota administrative. Seperti telah di jelaskan sebelumnya bahwa susunan pemerintahan kota administrative berbeda-beda satu dengan yang lainnya sesuai dengan surat keputusan gubernur dari propinsi kota yang terkait.

2.Kotamadya Secara spasial dan demografis , kotamadya adalah wilayah adminitrasi urban , yang membedakan dengan kabupaten yang wilayahnya masih didominasi oleh daerah rural.Walaupun dari departemen Dalam Negeri pembedakan antara kabupaten dan kotamadya  belem ditentukan secara jelas , namun secara alamiah kita dapat melihat perbedaan antara keduanya. Organisasi pemerintah kotamadya di Indonesia dapat dikatakan mempunyai susunan yang sama. Pemerintah Daerah-daerah Tingkat II Kotamadya terdiri dari Kepala daerah dan DPRD. Untuk melaksanakan tugas tugas otonomi daerah dibentuklah dinas-dinas daerah.Sebagai contoh kita dapat melihat dinas-dinas otonom Pemerintah Daerah Tingkat II Kota Yogyakarta  berikut ini :

-Dinas Kesehatan(Peda No.8 Th 1985)Dinas Peternakan(Perda No 9 Th 1985)

-Dinas tata Kota (Perda No 10 Th 1990) -Dinas Pendapatan Daerah(Perda No 10 Th 1990) -Dinas PU(SK.Walikotamadya No OG/KD/198G)

(8)

3.daerah Khusus Ibukota Jakarta Dalam melihat pemerintah kota di Indonesia ,kita perlu membedakan antara DKI Jakarta dengan kota-kota lainnya.Selain DKI Jakata , pembagian wilyah dan susun pemerintahannya sesuai dengan ketentuan pasal 3 dan pasal 72 UU No 5 Th 1974, yakni dibagi menjadi wilayah-wilayah administrative Kotamadya.

4.Susunan Pemerintah di Wilayah Jabotabek Pemerintah di wilayah jabotabek dapat di jadikan kasus pemerintah yang unik di wilayah perkotaan di Indonesia.

D.SUSUNAN PEMERINTAH KOTA DI INDONESIA BERDASARKAN UU NO 22 TAHUN 1999 TENTTANG PEMERINTAH DAERAH DAN UU NO 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Daru dua nilai dasar konstitusi tersebut, penyelenggaraan desentralisasi tekait erat dengan pola  pembagian wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Hal ini penting karena

dalam penyelenggraan desentralssi selalu terdapat dua elemen pokok, yakni pembentukan daerah otonom dan penyerahan kewenangan secara hokum dari pemerintah pusat kaepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus urusan bagian dari urusan pemerintah tertentu. UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah merupakan UU pengganti UU no 22 Tahun 1999.Dalam undang-undang ini, hubungan propinsi dan kabupaten dan kota ditta sedemikian rupa dengan memberkan kewenangan pengawasan kepada propinsi sebagai wakil pemerintah terhadap kabupaten dan kota.Kewenangan dirubah menjadi urusan pemerintah (Pasal 14 ayat 1) adalah : a) .Perencanaan dan penegndalian pembangunan

 b) Perencanaan , pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

c) Menelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat d) Penyedian sarana dan prasarana umum

e) Penanganan bidang kesehatan

BAB IV MANAJEMEN PERKOTAAN A.PEMDAHULUAN

Urban management Programme sebagai organisasi di bawah UNHSC yang mengintroduksi istilah menajemen perkotaan lebih mengguanakan pendekatan teknokratis atau problem oriented.Pengguaan konsep menajemen perkotaan ini sedah tentu mempunyai cakupan yang luas dan bersifat sangat kompleks, sesuai dengan komleksitas masalah yang dihadapi oleh  pemerintahan kota.Secara tipikal,pemerintahan kota, maupun metropolitan selalu menangani sector-sektor perkotaan yang saling berkelindan satu sama lain dan mempengaruhi pengelolaan kota. Pemerintah daerah , baik kota atau metropolitan , secara tipikal harus menangani ebam sector perkotaan yang saling berhubungan , yaitu pertanahan, lingkungan, infrastruktur,  perumahan, fasilitas social, dan pembangunan ekonomi.Hubungan yang saling mempengaruhi antara satu sector dengan sector yang lainnya dapat dicontohkan sebagai berikut.Sebagai dampak  pembangunan ekonomi yang pekat, jumlah kendaraan pun meningkat dengan pesat dan menyebabkan kemacetan lalu lintas di daerah-daerah pusat kota. Sebagai akibat dari komleksitas

(9)

sector-sektor yang mempengaruhi manajemen perkotaan , maka model manajemen pun harus  bersifat luwes dan tidak hierarkis , dengan fungsi-fungsi manajemen yang dapat menangkap  perubahan dinamis, terutama dalam menangani kota-kota baru tersebut.Fungsi-fungsi manajemen tersebut mencakup fungsi pemasaran, fungsi manajemen operasional , fungsi informasi , fungsi pengembangan SDM dan fungsi pengembangan organisasi. Fungsi pemasaran adalah fungsi manajemen yang umumnya dilakukan oleh perusahaan swasta yang bersifat profit oriented.Dalam pemerintah, fungsi pemasaran terutama ditunjukan pada pemenuhan kebutuhan kelompok masyarakat yang mampu membayar kebutuhan.Untuk itu , pemerintah kota dapat melakukan peneliti pasar untuk mengidentifikasi permintaan konsumen dalam hal kemampuannya membayar. Fungsi manajemen operasional menyagkut kegiatan sehari-hari  pemerintah kota seperti pelayanan air minum, penangan sampah, dan pemelihara fasilitas social.Manajemen operasional haru dirinci anggran setiap kegiatan, system administrative ,dan system monitoring yang kontinyu. Fungsi manajemen keuangan mencakup perencanaan keuangan, penggalian sumber-sumber pendapatan baru, dan pengawasan keuangan.Pajak daerah dan retribusi serta pajak pusat yang dipungut dan dikelola oleh daerah atau kota merupakan PAD kota-kota di Indonesia ,yang umumnya dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah(Dispenda). Fungsi pengembangan organisasi adalah fungsi yang fundamental dalam pengeloalaan kota.Tantangan baru dari masyarakat memerlukan praktek manajemen baru.Pemerintah kota haarus dapat membentuk pola kerja sama dengan pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat dalam pemberian pelayanan tertentu. Perlu disadari bahwa fungsi-fungsi manajemen di atas  bukan hanya menjadi otonom pemerintah kota saja, namun dilakukan oleh berbagai instansi

oemerintah, dan bahkan pihak swasta atau LSM.Fungsi manajamen informasi dapat dilakukan oleh perusahaan swasta.Sebagai contoh , sebuah perusahaan swasta yang mendapat kontrak identifikasi bangunan yang belum memiliki izin Mendirikan Bangunan(IMB) untuk lebih lanjut ditentukan tariff pemutihannya.Perusahaan yang bersangkutan melaukan survei lapangan untuk mengumpilkan informasi dari semua lokasi yang telah ditentukan sesuai dengankontrak kerja.Dengan demikian , perusahaan tersebut bertugas mengumpulkan ,mengelola, dan mengidentifikasi data untuk dijadikan informasi guna pengabilan kebijakan.

B.PEDEKATAN IMPROVING HAND(JALAN TENGAH) DALAM MANAJEMEN PERKOTAAN

Pendefinisian menajemen perkotaan yang dirumuskan oleh Edward Lemen dari urban Management Programme di atas merupakan rumusan sederhana dan pokok yang menggunakan  pendekatan problem solving oriented, yang lazim ditemukan disetiap menajemen pemerintahan atau perusahaan swasta.dari perpektif lain, Nick Devas dan Carole Rakodi mengguankan  pendekatan yang berbeda dalam melihat manajemen perkotaan.Mereka mencoba

menghubungkan pengertian manajemen perkotaan dari aspek perencanaan kota(urban planning) dan ekonomi politik. Dari aspek perancanaan kota, manajemen perkotaan diihat sebagai proses linier dari sejumlah aktivitas menejemen pemerintahan kota, yang terdiri dari langka-langkah sbagai berikut : Survei dan Analisis : Estimasi kebutuhan sekarang dan yang akan datang

(10)

-Survey situasi sekarang - Analisis potensi-potensi ekonomi dab pembangunan - Identifikasi sumber daya yang ada - Evaluasi dari intervensi-intervensi yang lalu - Respon dari masyarakat Pengembangan strategi dan kebijakan - Klarifikasi tujuan dan objek kebijakan - Identifikasi isu-isu dan masalah kunci - Identifikasi alternative strategi dan kebiakan - Analisis biaya dan keuntungan dari alternative - Identifikasi konsekuensi dan tindakan yang diambil - Prioritas alternatif - Seleksi alternative yang mencapai keseimbangan optimal antara tujuan dan  penggunaan sumber daya. Implementasi - Identifikasi instansi-instansi pelaksana - Mobilisasi sumber daya yang diperlukan - Spesifikasi efektifitas koordinasi - Spesifikasi Program dan Proyek - Persiapan anggaran Program - Spesifikasi tahapan-tahapan pelaksaan - Spesifikasi ukuran dan target kinerja - Supervisi operasi rutin dan fungsi pemeliharaan Monitoring dan Evaluasi - Monitoring teratur pada kinerja dibandingkan dengan target - Evaluasi akhir pada kinerja dan dampak - Umpan balik hasi ke dalam langkah awal melalui system informasi efektif. 1.Koordinasi Internal Yang dimaksud dengan koordinasi internal adalah koordinasi yang dijalin antar sector pemerintah dan sector swasta guna memacu pembangunan kota.Jenis koordinasi  pertama adalah koordinasi antar sector pemerintah dan sector swasta.Dalam konsep ini adalah swastani sector public menjadi focus koordinasi internal, yang dapat berbentuk pengamnilan keputusan , provisos, pembayaran dan pembiayaan dalam berbagai pelayanan kota.Jenis koordinasi ketiga adalah koordinasi antar mekanisme formal dan mekanisme informal.Mekanisme pertama mengacu kepada prosedur dan mekanisme organisasi formal, sedangkan mekanisme kedua mengacu kepada prosedur dan mekanisme organisasi kemasyarakatan, yang secara informal sehariannya berlangsung di masyarakat ota. 2.Koordinasi Vertikal Maksunya adalah koordinasi antar tingkat pemerintah, terutama pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.Di Indonesia, hubungan antar pemerintah pusat dan daerah ini dekenal dengan hubungan kewenangan.Sejauh mana pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya dan sumber dananya yang disebut dengan otonomi.Otonomi yang dimiliki oleh suatu pemerintah kota menunjukan cakupan dan keluasan kewenangannya untuk melaksanakan senditi urusan-urusan pemerintah.Urusan-urusan yang lazim telah diserahkan oleh  pemerintah pusat kepada pemerintah daerah adalah urusan keuangan, kehewanan, tenaga kerja,

dan pertambangan. 3.Koordinasi Horizontal Koordinasi horizontal ini mengacu pada koordinasi antar unit-unit politik dalam satu kesatuan daerah perkotaan, baik unit politik pemerintah daerah maupun unit pemerintah pusat.Mekanisme koordinasi horizontal ini dinakan oleh McGee sebagai tipe manajemen metropolitan yang tidak mempunyai batasan yuridiksi wilayah tertentu , namun merupakan satu kesatuan.Remy Prod’ home dalam istilah yang sama menunjukan bahwa  perlunya penguatan lembaha-lembaga pemerintah yang berskala metropolitan ,baik dalam menjalankan fungsi khusus maupun fungsi umum.Pembedakan fungsi tersebut didasarkan pada  jenis pelayanan public menjadi tanggung jawab lembaga yang terkait.

(11)

BAB V TEORI DAN APLIKASI PADA ORGANISASI PEMERINTAH KOTA A.PENGERTIAN

Sebagaimana disebutkan dimuka manajamen perkotaan sangat bersifat dinamis.Bilamana dimaksudkan bahwamanjemen perkotaan sebagai manajemen kelembagaan pemerintah kota, maka diskusi tentang menejemen perubahan dan inovasi sanagt relevan untuk dikaji.Pengertian inovasi dalam sector public dan birokrasi adalah mengadakan perubahan atau redefinisi tugas  pokok dan perubahan budaya pada birokrasi pemerintahan.sedangkan inovasi dalam organisasi  pemerintahan itu sendiri adalah perubahan dari goal, kebijkan, tugas pokok, SOP, dan budaya organisasi yang lama ke dalam yang baru dalam rangka meningkatkan pelayanan pada masyarakat dan perubahan lingkungan , baik politik maupun ekonomi

B.LEVEL ANALISIS Dari aspek unt analisis , teori inovasi dalam sector public terdapat tiga level di dalamna, yakni level nasional, level organisasi dan level individu.Level nasional pertama kali digunakan oleh Bang.t-ake Lundvall.Inovasi dalam level ini melihat ide inovasi yang terjadi dalam system dari sebuah garis lurus.Sistem ini juga tidak mempunyai level yang jelas.Pada level kedua yakni level organisasi inovasi dipandang sebagai proses yang terbuka , dinamik, dan non-linier dan oleh karena itu sulit dikontrol dan diprediksi.Pada level yang terakhir , inovasi dilihat dari identifikasi dan pemahaman jaringan kerja antar actor.

C.TEORI ORGANISASI PENGETAHUAN Organisai mempunyai tujuan yang spesifik, struktur konkrit, bondary yang dapat ditentukan, jalur komunikasi yang jelas dan system koordinasi terpusat.Birokrasi pemerintahan kota sebagai organisasi telah banyak mendapat perhatian  peneliti dengan prespektif yang berbeda satu sama lainnya yang dipengaruhi oleh lingkungan  budaya, politik, social dan ekonomi dari Negara yang bersangkutan.Bila mana kita asumsikan lingkungan politik yang kompleks , perubahan peraturan perundang-undangan yang cepat dari  pemerintah dan tantangan lokalitas serta tuntutan masyarakat yang cepat dikonstruksikan oleh  para eksekitif daerah

D.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH KOTA Berbeda dengan inovasi organisasi privat yang banayk dodorong oleh persaingan yang ketat dan perubahan selera konsumen yang sepat, inovasi organisasi public lebih banyak didorong oleh perubahan politik menuju demokratis dan kepemimpinan , dorongan internal, serta  perubahan teknologi.Faktor perubahan politik sebagai konsekuensi hasi pemilihan umum dan

kepeminpinan lebih merupakan inovasi model politik. Ada lima konsep yang akan dikolaborasikan dan di aplikasikan di daerah yankni :

a.Kepemimpinan  b.Strategi dan Kinerja

c.Pemberdayaan

(12)

E.PEMBELAJARAN DAN KOMINIKASI

Penguasaan personal adalah komunikasi yang dapat membangun consensus bagi semua stakeholder untuk perubahan dalam organisasi.dalam organisasi pemerintahan dalam lingkungan demkratis , opini public sangat penting, demikian pula dengan mempelajari inovasi.James Q Wilson menjelaskan dalam tiga konsep , yaitu turf(otonomi), strategi dan inovasasi tentang  bagaimana komunikasi dijalankan pimpinan organisasi, yang di sebut sebagai eksekutif.Secara

umum dikenal dua jenis eksekituf birokras pemerintahan kota yaitu appointed dan elected executif.

F.ASSESSMENT TERHADAP INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH KOTA Factor-faktor yang mempengaruhi inovasi organisasi dapat dijadikan melihat sejauhmana inovasi organisasi yang telah dan sedang berjalan.Dan dapat dilihat majunya atau tidak dengan krateria yang telah ada atau yang telah ditentukan.

BAB VI PERENCANAAN KOTA SEBAGAI FUNGSI PEMERINTAHAN KOTA A.PENDAHULUAN

Perencanaan kawasan itu sendiri sebernya merupakan suatu aktifitas manusia yang paling tua.Dalam pembangunan selanjutnya , terutama setelah revolusi industri ,perencanaan kota mencoba menjadi suatu disiplin baru sebagai normamal science.Artinya , ia memenuhi sarat untuk diklarifikasikan sebagai suatu cabang ilmu social.Oleh karena iti, sebagai suatu disiplin ilmu, perencanaan kota merupakan disiplain yang masih muda, yang lebih banyak merupakan campuran antara teori dan praktek , dengan cendrung yang lebih kuat kepada praktek atau aksi.Perhatian terhadap perencanaan kota semakin meninhkat.Hal ii terlepas cukup memprihatinkan , karena percepatan pertambahan penduduk, peningkatan status social ekonomi dan peningkatan teknologi tidak sebanding dengan suber daya pendudkung sector perkotaan baik SDA mapun SDMnya.Pertumbuhan kota yang tidak selaras dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan masyarakat kota yang sulit untuk dikontrol dan dikendalikan. Kota sebagai pusat tempat tinggal penduduk tinggal penduduk dan pusat kegiatan ekonomi , pusat pendidikan dan sebagainya diharapkan dapat berperan sebagai pusat pertumbuhan serta merangsang  perkembangan bagi wialayah pedesaan di sekitarnya.Hal ini selaras dengan tujuan  pengembangan kota , yaitu : - Untuk mencapai pengembangan spasial yang lebih berimbang , sehingga akan mendukung realisasi tujuan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas. - Untuk lebih mencapai integritas nasional - Untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup - Untuk menyediaka sarana secukupnya yang dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia.

B.TUJUAN-TUJUAN PERENCAAN LAHAN

Suatu rencana kota harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas.Perencanaan penggunaan lahan merupakan inti dari perencaan kota.Sistem aktivitas atau kegiatan adalah cara individu atau lembaga-lembaga mengorganisasi kegiatan-kegiatan mereka sehari-hari di atas basis kebutuhan manusia.Kualitas lingkungan menjadi pertimbangan panting pula dalam perencanaan tata guna

(13)

lahan.dampak lingkungan yang ditimbulkan dari adanya suatu kaeasan industri menjadi  pertimbangan penting sebelum ditentukan suatu kawasan menjadi kawasan industri atau tidak.

C.FAKTOR-FAKTOR YAMG MEMPENGARUHI PERENCANAAN , KOTA DI NEGARA BERKEMBANG

Faktor demografis bersumber pada urbanisasi yang berlangsung di Negara-negara yang sedang  berkembag, yang didorong baik factor pendorong maupu factor penarik.Kota0kota menjadi tempat tinggal impian bagi kaum migran yang datang dari desa untuk mencari pekerjaan dan  peluang usaha.Sebaliknya , sector pertanian yang menjadi tumpuan pendu duk desa semakin tidak menarik karena tidak memberikan nilai tukar yang menarik. Perencanaan kota sendiri bukanlah merupakan suatu kegiatan yang berdiri sendiri , namun berkaitan dengan unit-unit politik yang ada dalam pemerintah kota, kelompok kepentinagan, partai politik , kelompok penekan, masyarakat, LSM, dan sebagainya.dalam kerangka ini , manajemen dan perencanaan kota dipandang sebagai proses politik, dalam arti ia tidak hanya menghasilkan outcomes saja, dimana sebagian kelompok masyarakat ada yang menag dan sebagaian menjadi pihak yang kalah.Dalam kerangka ini, perencanaan kota pada hakekatnya merupakan konsiliasi sebagai kepentingan yang ada di masyarakat , di mana politisi dan administrator sebernya hanya membuat semacam  political judgement. Paradugma perencanaan tradisional yang mempunyai karakteristik  penekanan pada rencana jangka panjang, di mana rencana lebih merupakan produk daripada  proses, peneknan pada rencana fisik, kualitas strategi yang rendah dan tidak adanya keterkaitan dengan pengguna.Sebuah rencana biasanya hanya terbatas pada rencana tata guna lahan dan infrastruktur fisik lainnya dalam rencana tata detailnya, namun kurang menyentuh pada proyeksi eknomi dan elemen social yang terkait dengan rencana fisik tersebut.

D.PERENCANAN KOTA DI INDONESIA Model Perencanaan pada masa Masa colonial pada masa colonial kondisi perkampungan yang parah mendapat perhatian dari sejumlah orang eropa yang tinggal di Indonesia .mereka mengungkapkan kondisi tersebut dalam kongres perumahan nasional.namun pada waktu itu pemerintah colonial masih berada di indpnesia sampai dengan tahun 1949.Pata tahun 1948 pemerintah colonial membuat peraturan perundangan mengenai  perencanaan perkotaan yang berdasarkn pada konsep karsten, yaitu stadvorming Ordonantie(SVO) 168 tahun 1948 mengenai pembentukan kota dan Stadvorming Verodening (SVV) 40 tahun 1949 sebagai peraturan pelaksanaannya. Model Perencanaan pada masa orde  baru Pada masa orde baru, kegiatan pembangunan lebih terencana , yang tersusun dalam rencana  pembangunan lima tahun(repelita) yang dimulai pada tahun 1969 sebagai rencana pembangunan  jangka menehgah(Lima Tahunan), dan terdapat pula pembangun jangka panjang(PIP) dalam  jangka waktu 25 Tahunan.Dengan titik berat pembangunan pada pembanuna ekonomi,  pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin mantap.Hal ini membawa implikasi pada  pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan kota-kota yang pesat, khususnya kota-kota besar

(14)

E.RENCANA VERSUS PELAKSANAAN TATA RUANG Pelaksanaan rencana tata ruang yang konsekuen berarti suatu usaha yang optimal untuk menyeimbangkan kepentingan dari  berbagai kelompok atau golongan yang ada di masyarakat kota dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas : air, tanah, udara dan ruang.Dalam kenyataannya, pelaksanaan suatu kawasan sangat bermuatan ekonomis-politis dari berbagai macam pihak yang menginginkan sumber daya lahan yang terbatas jumlahnya.Manajemen perizina yang pada hakekatnya merupakan mekanisme control dan sarana untuk membela kepentingan umum, sering hanya jaringan formalitas saja.Izin prinsip, lokasi dan izin mendirikan bangunan(IMB) dapat dijadikan semacam mekanisme control yang harus mengacu pada atau menjadi instrument rencana tata ruang yang ada.

BAB VII PELAYANAN PUBLIK PERKOTAAN A.PENDAHULUAN

Dalam memberikan pelayan public kita perlu memahami cirri-ciri khussu pelayan public itu.Sebagaimana organisasi perkotaan, pelayanan public mempunya cirriciri sebagai berikut : Tidak dapat memeilih konsumen. Peranannya dibatasi oleh peraturan perundangundangan. -Politik mengintitusionalkan konflik. - Pertanggung jaaban yang kompleks. - Sangat sering diteliti. - Semua tindakan harus mendapat justifikasi. - Tujuan dan output sulit di ukir atau ditentukan. Dengan cirri-ciri di atas, pelayan public memrlukan menajemen yang khas, yang  berbeda dengan manajemen organisasi yang secara selektif memilih konsumen (castumer)- Nya.Peraturan pemerintah pusat atau pemerintah yang memberikan rambu-rambu bagi suatu

organisasi yang memberikan pelayananpun menjadi suatu cirri yang khas. B.MISI DAN PENGUKURAN DALAM PELAYAN PUBLIK

Bagi organisasi yang menrikan pelayan public, misi yang tertulis merupakan symbol yang sangat  berpengaruh dan meneunjukan nilai yang hendak di realisasikan oleh organisasi tersebut dalam

memberiakn pelayanan public. Ada tiga perspektif dalam menjalan misi yakni yang pertama : Perpektif ekonomi public dalam disiplin ilmu ekonomi Perspektif analisis instirusioanal -Persektif administrative.

C.ELEMEN-ELEMEN PELAYAN PUBLIK

Dalam menajeme pelayan public dikenal tiga actor yaitu konsumen,prodesen, dan pengaturan  pelayan.Konsumen secara langsung menrima pelayanan dari produsen.Yang dimaksu dengan  produsen dalam kaitan ini dapat berupa instansi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah atau lembaga swasta.Sedangkan pengatur pelayan adalah lembaga yang mengatur mekanisme antara penyedia pelayan dengan pihak yang menerima pelayan.Lembaga ini dapat berasal dari lembaga pemerintah ataupun LSM.

(15)

D.STRUKTUR PELAYAN

1.Pelayanan Pemerintah Model pelayan ini umum dilakukan di semua Negara, dimana  pemerintah memberikan semua jenis pelayan public kepada masyarakat.Pemerintah menjalankan fungsi sebagai pengatur pelayan dan produsen pelayan.Perangkapan tugas produksi dan profisi ini berkaitan dengan kebijakan ekonomi makro yang di anut suatu Negara.Di Negara yang menganut sisten ekonomi sosialis, semua sector ekonomi di kuasai oleh Negara, baik aspek  produksi maupun aspek profisi pelayan publik.

2.Persetuan antar Pemerintah Ditingkat yang lebih tingi, pemerintah pusat dapat pula mendelegasikan kewenangannya kepada pemerintah daerah untuk memrikan pelayanan ependidikan dasar.Pusat hanya menyedian tenaga guru dan fasilitas gedung dan peralatan.

3.Kontrak Dalam model ini pemerintah dapat mengontrak atau memberikan mandat kepada  perusahaan Negara (kalau di daerah)untuk memberikan pelayan.Pihak yang yang di kontrak adalah perusahaan swasta.dalam mekanisme terakhir, pemerintah mengontrak perusahaan swasta untuk penyapuan jalan, pemeriharaan lampu jalan, pemeliharaan trafikligt, penyeditan tinja, dan sebaginya.

4.Franchise Dalam model ini pemerintah memberikan hak monopoli kepada satu perusahan swasta untuk memberikan pelayan dalam suatu batas geografis tertentu, dan pemerintah menentukan tariff yang harus dibayar oleh konsumen.

5.Grant Dalam model ini pemerintah memberika subsisi kepada produsen, dengantujuan menurunkan harga barang dan jasa pelayan.

6.Voucher Dalam modei voucher konsumsi barang-barang tertentu di arahkan secara khsus oleh konsumen tertentu.Perusahaan swasta yang memberikan pelayan dibayar secara langsung oleh  pemerintah.

7.Sistem pasar Dalam sitem pasar konsumen memilih secara bebas produsen barang dan jasa yang di kehendaki sesuai dengan kualitasnya tanpa campur tangan pemerintah.

8.sistem Pelayan sukarela Ada dua jenis pelayan suka rela :Pelayan sukarela non kontrak dan  pelayan sukarela kontrak.

9.Pelayan sendiri Pelayan model ini di lakukan oleh sebagian besar masyatakat Indonesia, baik yang tinggal di daerah pedesaan maupun di perkotaan.

(16)

E.PEMBANGNAN BERBAGAI PELAYAN PUBLIK

Dalam pembanguna pelayan ada empat pelayan besar yang harus di perhatikan oleh  pemerintah,yakni :

1.Pembangunan jalan perkotaan. 2.Manajemen persampahan.

3.Manajemen pelayanan limbah cair 4.Pengembangan lahan kota.

BAB VIII MANAJEMEN LINGKUNGAN PERKOTAAN A.PENDAHULUAN

Pembangunan, urbanisasi, dan pencemaran lingkungan hidupmerupakan tiga fenomena sequen yang tidak dapat dipisahkan dan harus mendapat perhatian pemerintah kota, baik di Negara maju maupun yang sedang berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang lebih banyak terpusat di kota-kota besar menjadi daya tarik bagi penduduk desa untuk berimigrasi. Sebagai akibatnya tekanan  penduduk pun semakin menjadi masalah krusial. Semakin besar jumlah penduduk, semakin  besar pula tuntutan untuk memenuhi kebutuhan akan infrastruktur dan seterusnya. Di negara-negara yang sedang berkembang, masalah lingkungan mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Estimasi yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 1990 menyebutkan bahwa lebih dari seperempat penduduk yang tinggal di daerah perkotaan berada di bawah tingkat kemiskinan absolut. Dari data yang ada, tingkat pertumbuhan penduduk miskin perkotaan lebih cepat dari pada pedesaan disebagian besar negara yang sedang berkembang, yang antara lain disebabkan oleh kebijaksanaan makro ekonomi, inefisiensi ekonomi kota, dan mislokasi sumber daya publik. Di tengah urbanisasi yang cepat, tantangan terhadap manajemen lingkungan  perkotaan pun semakin besar. Kesehatan lingkungan, produktifitas, dan kualitas hidup para  penghuni merupakan hasil interaksi dengan lingkungan fisik dan alam sekitarnya. Oleh karena itu masalah lingkungan yang dihadapi oleh manajer di lingkungan pemerintahan kota semakin kompleks. Empat agenda lingkungan yang dihadapi oleh aparat pemerintahan kota adalah : Akses terhadap infrastruktur dan pelayanan lingkungan Polusi dari limbah dan emisi Hilangnya sumber daya alam, sepertipencemaran air tanah atau penerunan permukaan tanah -Bencana lingkungan, baik karena faktor alam maupun manusia.

B. SETTING KELEMBAGAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, kesadaran akan masalah lingkungan pun cukup meningkat, yang ti tandai dengan dibuatnya berbagai peraturan pemerintah tentang lingkungan hidup. hasil studi dari Montgomery Watson baru-baru ini menunjukkan bahwa hampir disemua negara Asia Pasifik ditemukan peningkatan jumlah peraturan-peraturan baru tentang lingkungan hidup, yang diikuti dengan pembentukan lembaga-lembaga formal yang  bertanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan hidup. Jepang sebagai salah satu negara makmur di kawasan Asia Pasifik telah mempunyai sistem perlindungan lingkungan yang mapan. Sejak tahun 1971, negara ini telah membentuk badan lingkungan yang mempuyai hubungan

(17)

fungsional dengan MITI (kementerian perdagangan internasional dan industri). Teknik-teknik  pemecahan masalah lingkungan yang umumnya dilakukan adalah dengan negosiasi, seperti  pemberian petunjuk, mediasi, ancaman verbal, dan diskusi. Secara umum perencanaan bukanlah instrumen manajemen lingkungan hidup yang efektif. Kota Accra, sebagai contoh, merupakan kota yang tidak terencana dan secara umum relatif tidak terkelola. Sedangkan kebijakan fiskal atau ekonomi merupakan instrumen manajemen lingkungan yang tidak langsung. Beberapa kebijakan ekonomi yang biayanya ditetapkan, adalah kebijakan tarif terhadap penambangan air  bawah tanah dan air limbah, tarif retribusi terhadp pelayanan lingkungan yang tidak didasarkan  pada biaya rata-rata tetapi pada biaya marjinal dan tarif pajak tanah, dan bangunan yang ditentukan dengan harga pasar. Memakai istilah Remy Proud’homme di depan bahwa koordinasi vertikal dan horizontal sangat penting dalam mendorong efektivitas manajemen lingkungan  perkotaan. Interaksi positif antar aktor, seperti pemerintah, pengusaha, LSM, anggota masyarakat, rumah tangga, media massa, organisasi profesional, politisi, dan organisasi donor menjadi faktor penting yang mempengaruhi efektivitas manajemen lingkungan. Spesialisasi fungsional yang dapat dilakukan oleh masing-masing aktor tersebut adalah : - Biro atau badan  pengendalian lingkungan yang bertanggung jawab pada penyiapan peraturan, standar  pelaksanaan hukum dan monitoring. Namun seringkali ditemui badan ini sangat lemah dan hanya melaksanakan fungsi koordinasi saja. - Badan Perencanaan yang bertanggung jawab pada  penyiapan rencana yang bersahabat dengan lingkungan. Namun banyak ditemui staff badan ini

yang tidak memahami masalah lingkungan. - Pemerintah Kota dan Organisasi Parastatal (rukun tetangga dan Rukun Warga) yang memainkan peran vital dalam pembangunan infrastruktur lingkungan hidup. - Penduduk dan Organisasi Masyarakat yang secara langsung merasakan dampak dari kerusakan lingkungan - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lembaga ini sangat efektif dalam membangun kesadaran masyarakat akan. masalah lingkungan. Namun seringkali isu-isu yang termasuk “agenda coklat” masih lu put dari perhatian mereka. Banyak LSM lebih memfokuskan pada isuisu “agenda hijau”, seperti limbah nuklir, teknologi bersih, dsb -Perusahaan Swasta atau Pengusaha. Pengusaha perlu dilibatkan dalam pengelolaan lingkungan hidup, terutama memasukkan biaya lingkungan sebagai bagian dari biaya yang harus dikeluarkan - Media Massa. Melalui pesan-pesan yang disampaikan kepada publik, media massa, baik cetak maupun elektronik dapat mempublikasikan masalah lingkungan yang menjangkau khalayak yang luas dan dalam waktu yang cepat - Lembaga pendidikan dan profesional. Pencemaran air dan udara memerlukan penelitian yang valid, baik yang mengangkut zat-zat pencemar maupun sumbernya. Hal ini dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian perguruan tinggi yang independent untuk memberikan rekomendasi bagi pemberian sanksi.

C. EFEKTIVITAS LEMBAGA LINGKUNGAN HIDUP Pembentukan lembaga khusus yang  bertugas di bidang lingkungan hidup seharusnya didasarkan pada kriteria kelembagaan yang  jelas untuk mencapai efektivitas dalam menjalankan fungsinya. Berikut ini ada beberapa variebel yang digunakan untuk mengukur efektivitas atau menjadi pedoman pembentukan lembaga tersebut adalah : - Cakupan geografis. Bilamana lembaga atau unit organisasi yang bertanggung

(18)

 jawab pada bidang lingkungan hidup agar tidak didengar dalam forum-forum yang lebih tinggi (misalnya ditingkat regional ataupun nasional), maka lembaga tersebut akan kurang efektif. -Cakupan sektoral dan integrasi internal. Semakin tajam dan banyak fragmentasi fungsionalnya menurut garis sektoral, maka efektivitas lembaga-lembaga itupun semakin rendah. Sebagai contoh tanggung jawab penanganan masalah air minum bagi penduduk kota berada ditangan  pemerintah kota, pengadaan prasarana berada di tangan pemerintah pusat (departemen Pekerjaan Umum) dan kriteria air minum yang layak ditentukan oleh Departemen Kesehatan. - Integrasi Vertikal. Adakah kewenangan lembaga untuk memberikan komando menurut garis vertikal kepada lembaga-lembaga lain di bawahnya? Misalnya, apakah biro lingkungan hidup propinsi dapat memerintah atau menekan Camat untuk menindak perusahaan yang mencemari lingkungan. Apakah camat tersebut mematuhinya? Manajemen Lingkungan Di Daerah Indonesia Manajemen lingkungan di tingkat Pemerintahan Daerah Indonesia mengacu kepada Kantor Menteri Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal). Di  propinsi terdapat Biro Kependudukan dan Lingkungan Hidup sebagai bagian dari Sekretariat Propinsi, yang tugasnya antara lain : Mengumpulkan dan menganalisis data lingkungan Mengkoordinasikan kegiatan pembangunan yang mempunyai dampak lingkungan, dan -Mensinkronisasikan kegiatan-kegiatan pembangunan lingkungan Pada kenyataannya, Biro Lingkungan Hidup Daerah ini, hanya menangani kegiatan-kegiatan yang bersifat administratif saja, karena manajemen lingkungan di tingkat daerah masi menjadi tanggung jawab berbagai Departemen. Secara teoritis, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Bapedal masih memegang tanggung jawab pokok di dalam manajemen lingkungan di tingkat lokal, yang antara lain adalah : Membuat kebijakan Mengkoordinasikan program dan Proyek pembangunan -Memberikan informasi, dan - Menyelesaikan konflik di bidang lingkungan

BAB IX KESIMPULAN DINAMIKA PERUBAHAN SOSIAL DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN

Perubahan sosial ekonomi yang diiringi oleh pertumbuhan penduduk yang cepat di daerah  perkotaan merupakan faktor pendorong bagi pemerintah untuk mengubah sedemikian rupa  praktek penyelenggaraan pemerintahan, dari peran regulatorke peran baru sebagai fasilitator. Pendekatan ekonomi politik dapat membantu pemerintah kota untuk memetakan posisi dan kekuatan tawar dari masing-masing kelompok dan kepentingan yang mengikutinya. Pendekatan ini dapat dikawinkan dengan pendekatan manajerial yang berorientasi pada pemecahan masalah  perkotaan, seperti program perbaikan kampung, perbaikan infrastruktur, dan lain sebagainya. Perpaduan antara kedua pendekatan ini melahirkan pendekatan baru yang dinamakan pendekatan improving hand. Pendekatan jalan tengah ini tidak menafikan analisis politik atau pun  pemecahan masalah dalam membuat program pembangunan perkotaan atau praktek  penyelenggaraan pemerintahan. Pendekatan jalan tengah ini dapat diterapkan pada manajemen  perkotaan, yang mencakup bidang-bidang pembangunan ekonomi kota, manajemen lahan,  perumahan, pelayanan publik, manajemen lingkungan perkotaan, dan manajemen

(19)

infrastruktur.pada cakupan yang luas ini , berbagai aktor terlibat secara langsung ataupun tidak langsung, baik di dalam pengambilan keputusan maupuin pelaksanaan keputusan.

PERENCANAAN KOTA DAN PELAYANAN PUBLIK

Perencanaan kota yang berintikan pada rencana tata guna lahan tidak hanya merupakan dokumen teknis pengaturan tata letak ruang manusia, tetapi lebih merupakan usaha manusia untuk menjaga kepentingan-kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan tertentu masyarakat kota. Unsur-unsur kepentingan umum yang harus dijadikan patokan dalam  penyusunan rencana tata ruang kota adalah keselamatan, ketenangan, kesehatan, keindahan,

efisiensi, keadilan, dan kualitas lingkungan. Pemenuhan unsur-unsur tersebut pada rencana dan  pelaksanaannya di lapangan merupakan usaha penyeimbangan kepentingan-kepentingan individu

atau kelompok yang ada di masyarakat kota yang saling bertentangan satu sama lain. Masing-masing individu berusaha berusaha memperoleh ruang yang luas dan aksesbilitas yang baik dengan mengabaikan pihak lain. Pelayanan publik merupakan bagian utama dari fungsi  pemerintah kota. Upaya untuk memberikan pelayanan yang baik dan menjangkau seluruh kelompok masyarakat yang bersifat hiterogen merupakan tugas yang paling rumit. Hasil survei yang diadakan terhadap 135 walikota di seluruh negara oleh UNDP menyimpulkan bahwa masalah pengangguran merupakan masalah yang serius, diikuti dengan perumahan, manajemen  persampahan, kekerasan dan kriminalitas, kemiskinan, sanitasi yang tidak baik, polusi udara, transportasi yang jelek, pelayana air bersih yang masih kurang, kekurangan dalam pelayanan  pendidikan dan kesehatan, rendahnya partisipasi sosial, dan diskriminasi menurut garis etnis,

gender, dan status ekonomi. MANAJEMEN LINGKUNGAN

Pengelolaan lingkungan merupakan salah satu tugas penting pemerintah dalam hal memberikan  pelayanan keamanan dan kesehatan masyarakat kota serta efisiensi dalam belanja masyarakat. Dampak negatif dari kerusakan atau pencemaran lingkungan menyebabkan meningkatnya  penyakit-penyakit lingkungan, yang lebih lanjut berakibat pada tercurahnya dana masyarakat untuk memulihkan kesehatan mereka.respons yang bersifat organisasional yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah mengeluarkan kebijakan umum tentang lingkungan hidup dan diikuti dengan diundangkannya peraturan perundang-undangan sera pembentukan organisasi lingkungan hidup, baik di tingkat pusat maupun daerah. Manajemen lingkungan perkotaan (urban environmental management) merupakan unsur manajemen perkotaan yang mensyaratkan dipenuhinya kriteria-kriteria di atas sebagai bahan pertimbangan dalam pembentukan suatu unit organisasi baru dalam suatu pemerintah kota. Pemenuhan kriteria tersebut dimaksudkan untuk menjamin efektifitas unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap masalah lingkungan yang di hadapi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mencari pengaruh variasi kecepatan putar mesin centrifugal casting terhadap kekerasan dan porositas dengan melakukan tiga variasi kecepatan

Berdasarkan uraian landasan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) maka peneliti mengindikasikan faktor

Dari Algoritma diatas, banyak yang bisa dikembangkan lagi untuk membuat algoritma tersebut lebih mangkus, misalnya dengan mengisi blok yang memiliki constraint

Karbon alami dan karbon aktif merupakan hasil pembakaran bahan seperti kayu, kulit, sabut kelapa, sekam padi, tempurung kelapa dan batu bara. Hanya yang membedakan adalah

2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah dengan

Namun menganggap biasa anak-anaknya yang memiliki empati tinggi terhadap kehidupan lain di sekitarnya (Emotional Intelegence-EQ) atau yang berbakat di bidang seni maupun

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh keahlian dan independensi terhadap kualitas audit dengan orientasi etika