• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Energi Alternatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Energi Alternatif"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR 

LAPORAN AKHIR 

ANALISIS PEMANFAATAN SUMBERDAYA

ANALISIS PEMANFAATAN SUMBERDAYA

ENERGI ALTERNATIF UNTUK PENYEDIAAN

ENERGI ALTERNATIF UNTUK PENYEDIAAN

ENERGI MASYARAKAT DI SUMATERA UTARA

ENERGI MASYARAKAT DI SUMATERA UTARA

BADAN PENELITIAN DAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA UTARA

PROPINSI SUMATERA UTARA

TAHUN

TAHUN

2 0 0 6

2 0 0 6

(2)
(3)

ABSTRAK 

ABSTRAK 

Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumber  tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumber  energi y

energi yang bersifang bersifat tat tak terbarukan ak terbarukan ((non renewable energy sourcesnon renewable energy sources) yang selama ini) yang selama ini merupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh sektor kegiatan. merupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh sektor kegiatan. Kekayaan sumber daya energi di Propinsi Sumatera Utara, yaitu tenaga air, panas Kekayaan sumber daya energi di Propinsi Sumatera Utara, yaitu tenaga air, panas  bumi, gas bumi,

 bumi, gas bumi, batubara, gambut, batubara, gambut, biomassa, biogas, anbiomassa, biogas, angin, energi laut, gin, energi laut, matahari danmatahari dan lainnya dapat

lainnya dapat dimanfaatkan sebagai dimanfaatkan sebagai energi alternatif, energi alternatif, menggantikan menggantikan ketergantunganketergantungan terhadap bahan bakar minyak,

terhadap bahan bakar minyak, yang semakin yang semakin terbatas baik terbatas baik jumlah dan cadangannya.jumlah dan cadangannya.

Dalam

Dalam pemanfaatan pemanfaatan ditetapkan ditetapkan strategi strategi dengan dengan memperhatikan memperhatikan kondisi kondisi geologi,geologi, geografis dan skala potensi serta investasi dan teknologi. Sumber daya energi panas geografis dan skala potensi serta investasi dan teknologi. Sumber daya energi panas  bumi,

 bumi, gas gas bumi, bumi, tenaga tenaga air air berskala berskala besar besar diarahkan diarahkan untuk untuk penyediaan penyediaan tenaga tenaga listrik listrik  yang dikelola PT. PLN (Persero) dan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan yang dikelola PT. PLN (Persero) dan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (PIUKU). Sumber daya energi berskala kecil/mini untuk Kepentingan Umum (PIUKU). Sumber daya energi berskala kecil/mini dimanfaatkan untuk penyediaan tenaga listrik oleh PT. PLN (Persero) dan sektor  dimanfaatkan untuk penyediaan tenaga listrik oleh PT. PLN (Persero) dan sektor  industri di lokasi

industri di lokasi yang sulit dijangkau yang sulit dijangkau jaringan dan jaringan dan juga dimanfaatkan sebagai bahanjuga dimanfaatkan sebagai bahan  bakar

 bakar keperluan keperluan proses. proses. Skala Skala mikro, mikro, sumber sumber daya daya energi energi air air digunakan digunakan untuk untuk   penyediaan

 penyediaan tenaga tenaga listrik listrik keperluan keperluan masyarakat masyarakat desa. desa. Biogas, Biogas, biomassa biomassa digunakandigunakan untuk rumah tangga sebagai bahan bakar memasak di dapur dan bahan bakar industri untuk rumah tangga sebagai bahan bakar memasak di dapur dan bahan bakar industri kecil. Untuk daerah yang sulit dijangkau/pulau kecil dan tidak memiliki sumber daya kecil. Untuk daerah yang sulit dijangkau/pulau kecil dan tidak memiliki sumber daya energi, penyediaan tenaga listriknya dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya energi, penyediaan tenaga listriknya dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Tenaga Diesel (PLTD).

(4)
(5)

ABSTRAK 

ABSTRAK 

Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumber  tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumber  energi y

energi yang bersifang bersifat tat tak terbarukan ak terbarukan ((non renewable energy sourcesnon renewable energy sources) yang selama ini) yang selama ini merupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh sektor kegiatan. merupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh sektor kegiatan. Kekayaan sumber daya energi di Propinsi Sumatera Utara, yaitu tenaga air, panas Kekayaan sumber daya energi di Propinsi Sumatera Utara, yaitu tenaga air, panas  bumi, gas bumi,

 bumi, gas bumi, batubara, gambut, batubara, gambut, biomassa, biogas, anbiomassa, biogas, angin, energi laut, gin, energi laut, matahari danmatahari dan lainnya dapat

lainnya dapat dimanfaatkan sebagai dimanfaatkan sebagai energi alternatif, energi alternatif, menggantikan menggantikan ketergantunganketergantungan terhadap bahan bakar minyak,

terhadap bahan bakar minyak, yang semakin yang semakin terbatas baik terbatas baik jumlah dan cadangannya.jumlah dan cadangannya.

Dalam

Dalam pemanfaatan pemanfaatan ditetapkan ditetapkan strategi strategi dengan dengan memperhatikan memperhatikan kondisi kondisi geologi,geologi, geografis dan skala potensi serta investasi dan teknologi. Sumber daya energi panas geografis dan skala potensi serta investasi dan teknologi. Sumber daya energi panas  bumi,

 bumi, gas gas bumi, bumi, tenaga tenaga air air berskala berskala besar besar diarahkan diarahkan untuk untuk penyediaan penyediaan tenaga tenaga listrik listrik  yang dikelola PT. PLN (Persero) dan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan yang dikelola PT. PLN (Persero) dan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (PIUKU). Sumber daya energi berskala kecil/mini untuk Kepentingan Umum (PIUKU). Sumber daya energi berskala kecil/mini dimanfaatkan untuk penyediaan tenaga listrik oleh PT. PLN (Persero) dan sektor  dimanfaatkan untuk penyediaan tenaga listrik oleh PT. PLN (Persero) dan sektor  industri di lokasi

industri di lokasi yang sulit dijangkau yang sulit dijangkau jaringan dan jaringan dan juga dimanfaatkan sebagai bahanjuga dimanfaatkan sebagai bahan  bakar

 bakar keperluan keperluan proses. proses. Skala Skala mikro, mikro, sumber sumber daya daya energi energi air air digunakan digunakan untuk untuk   penyediaan

 penyediaan tenaga tenaga listrik listrik keperluan keperluan masyarakat masyarakat desa. desa. Biogas, Biogas, biomassa biomassa digunakandigunakan untuk rumah tangga sebagai bahan bakar memasak di dapur dan bahan bakar industri untuk rumah tangga sebagai bahan bakar memasak di dapur dan bahan bakar industri kecil. Untuk daerah yang sulit dijangkau/pulau kecil dan tidak memiliki sumber daya kecil. Untuk daerah yang sulit dijangkau/pulau kecil dan tidak memiliki sumber daya energi, penyediaan tenaga listriknya dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya energi, penyediaan tenaga listriknya dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Tenaga Diesel (PLTD).

(6)
(7)

KATA PENGANTAR 

KATA PENGANTAR 

Bahan bakar minyak memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan Bahan bakar minyak memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri. Harus disadari saat ini Indonesia telah mengimpor  kebutuhan energi di dalam negeri. Harus disadari saat ini Indonesia telah mengimpor  minyak mentah maupun bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. minyak mentah maupun bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Krisis energi yang melanda dunia berdampak, tingginya harga minyak mentah dunia, Krisis energi yang melanda dunia berdampak, tingginya harga minyak mentah dunia,  berpengaruh

 berpengaruh langsung langsung terhadap terhadap kegiatan kegiatan perekonomian. perekonomian. Kekayaan Kekayaan sumber sumber dayadaya energi,

energi, khususnya sumber khususnya sumber energi baru energi baru dan terbarukan dan terbarukan yang yang kita miliki, kita miliki, perluperlu difikirkan untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif, menggantikan dan difikirkan untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif, menggantikan dan mengurangi peran bahan bakar minyak dalam konsumsi energi di Sumatera Utara. mengurangi peran bahan bakar minyak dalam konsumsi energi di Sumatera Utara.

Dalam rangka itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara Dalam rangka itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara melakukan penelitian dengan kegiatan Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Energi melakukan penelitian dengan kegiatan Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Energi Alternatif Untuk Penyediaan Energi Masyarakat di Sumatera Utara, sebagai bahan Alternatif Untuk Penyediaan Energi Masyarakat di Sumatera Utara, sebagai bahan kebijakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya energi yang ada.

kebijakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya energi yang ada.

Laporan ini memuat gambaran tentang kondisi potensi dan lokasi sumber daya energi Laporan ini memuat gambaran tentang kondisi potensi dan lokasi sumber daya energi yang terdapat

yang terdapat di Sumatera di Sumatera Utara, dan Utara, dan langkah-langkah dalam upaya langkah-langkah dalam upaya pengelolaannyapengelolaannya untuk penyediaan kebutuhan energi masyarakat.umum dan kegiatan pembangunan. untuk penyediaan kebutuhan energi masyarakat.umum dan kegiatan pembangunan. yang berkelanjutan. Kami menyadari bahwa laporan ini masih perlu penyempurnaan, yang berkelanjutan. Kami menyadari bahwa laporan ini masih perlu penyempurnaan, untuk itu membuka hati atas tanggapan dan saran serta masukan dari semua pihak  untuk itu membuka hati atas tanggapan dan saran serta masukan dari semua pihak  untuk penyempurnaannya. Semoga hasil kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua, dan untuk penyempurnaannya. Semoga hasil kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua, dan terima kasih.

terima kasih.

Medan,

Medan, Desember Desember 2006.2006. Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan

Propinsi Sumatera Utara Propinsi Sumatera Utara

Kepala Kepala

Ir. H. Syarifullah Harahap, M.Si. Ir. H. Syarifullah Harahap, M.Si. Pembina Utama Madya

Pembina Utama Madya  NIP. 010095728

(8)
(9)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL Vi`

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Penelitian 1

1.2.Perumusan Masalah 4

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 5

1.4.Kontribusi Penelitian 5

1.5.Manfaat Penelitian 5

1.6.Lokasi Daerah Penelitian 6

1.7.Ruang Lingkup Penelitian 7

1.8.Batasan Penelitian 7

1.9.Metode Penelitian 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1.Penggolongan energi 10

2.2.Pengembangan Energi Terbarukan (reneuable resources) 11

2.3.Sumber Energi Alternatif 12

2.3.1.Sumber Daya Energi Air 13

2.3.2.Panas Bumi (Geothermal) 14

2.3.3.Gas Bumi 14

2.3.4.Batubara 14

2.3.5.Bioenergi, Biogas dan Biomassa 15

2.3.6.Energi Surya 16 2.3.7.Tenaga Angin 18 2.3.8.Gambut 19 2.3.9.Energi Laut 19 2.3.10.Teknologi Nano 20 2.3.11.Fusi 21 2.3.12.Nuklir 21 2.3.13.Tenaga Baterai 21

2.4. Kebijakan Energi Nasional 22

2.4.1.Tujuan Kebijakan Energi Nasional 22

(10)
(11)

BAB III. POTENSI SUMBERDAYA DAN PEMANFAATAN ENERGI DI

SUMATERA UTARATINJAUAN PUSTAKA 25

3.1. Potensi Sumber Daya Energi 25

3.1.1.Tenaga Air 26 3.1.2.Batubara 27 3.1.3.Panas Bumi 27 3.1.4.Gambut 28 3.1.5.Gas Bumi 29 3.1.6.Biogas 29 3.1.7.Biomassa 30 3.1.8.Energi Surya 30 3.1.9.Energi Angin 31 3.1.10.Energi Laut 31

3.2.Pemanfaatan Sumber Daya Energi 31

3.2.1.Minyak Bumi 31 3.2.2.Gas Bumi 34 3.2.3.Panas Bumi 34 3.2.4.Tenaga Air 35 3.2.5.Tenaga Surya 35 3.2.6.Batubara 36 3.2.7.Gambut 36 3.2.8.Biogas 36 3.2.9.Biomassa 37 3.2.10.Tenaga Angin 37

3.3.Kelistrikan di Sumatera Utara 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40

4.1.Pemanfaatan Bahan Bakar Minyak 40

4.2.Pengembangan Sumber Daya Energi 41

4.2.1.Sumber Daya Energi Air 42

4.2.2.Panas Bumi 43

4.2.3.Batubara dan Gambut 44

4.2.4.Tenaga Angin 44

4.2.5.Tenaga Surya 45

4.2.6.Biogas 45

4.2.7.Biomassa 45

4.2.8.Biodiesel 46

4.3.Strategi Pemanfatan Energi 47

4.3.1.Kondisi Sumber Daya Energi 48

4.3.2.Pengusahaan dan Pengelolaannya 48

4.3.3.Masyarakat Pengusaha dan Konsumen 49

4.3.4.Kondisi Wilayah 49

(12)
(13)

5.1.Kesimpulan 53

5.2.Saran Rekomendasi 54

DAFTAR PUSTAKA 56

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.Potensi Panas bumi di Sumatera Utara 28

Tabel 2.Konsumsi Bahan Bakar Minyak Nasional Tahun 2005 32 Tabel 3.Konsumsi BBM di Sumatera Utara Tahun 2003-2006 33 Tabel 4.Data Pemakaian Gas Per Sektor Pelanggan Industridi Sumatera

Distrik Medan (dalam M3) 34

Tabel 5.Data Pelanggan Listrik Per Sektor Pelanggan 39

DAFTAR GAMBAR 

Gambar 1.Peta Lokasi Daerah Penelitian 6

(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak (BBM) memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Komposisi konsumsi energi nasional saat ini adalah BBM : 52,50%; Gas : 19,04%; Batubara : 21,52%; Air : 3,73%; Panas Bumi : 3,01%; dan Energi Baru : 0,2%. Kondisi demikian terjadi sebagai akibat dari kebijakan subsidi masa lalu terhadap bahan bakar minyak dalam upaya memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.

Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi Indonesia mengalami penurunan akibat adanya penurunan secara alamiah dan semakin menipisnya cadangan. Menurunnya produksi minyak mentah kita dan tingginya harga minyak mentah dunia sangat berpengaruh terhadap kemampuan anggaran  pembangunan. Selama ini bahan bakar minyak di Indonesia masih disubsidi oleh

negara (melalui APBN), sehingga menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah. Untuk mengurangi beban subsidi tersebut pemerintah berusaha mengurangi ketergantungan kepada energi bahan bakar minyak, dengan mencari dan mengembangkan sumber energi lain yang murah dan mudah didapat.

Harus disadari bahwa saat ini Indonesia telah mengimpor minyak mentah maupun BBM untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Hingga saat ini sumber 

(18)
(19)

energi minyak bumi masih menjadi sumber energi utama didalam penggunaannya terutama dalam bidang kelistrikan, industri dan transportasi. Ditengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk penganekaragaman energi (diversifikasi energi) dengan mengembangkan sumber energi lain sebagai energi alternatif untuk   penyediaan konsumsi energi domestik.

Propinsi Sumatera Utara memiliki beranekaragam sumber daya energi, seperti minyak dan gas bumi, panas bumi (geothermal), batubara, gambut, energi air, biogas,  biomassa, matahari, angin, gelombang laut dan lain lain. Potensi sumber daya energi tersebut tersebar diseluruh daerah Kabupaten dan Kota menurut karekteristik dan kondisi geologinya. Secara umum dalam pemakaian/konsumsi energi di Indonesia masih mengandalkan dan bergantung pada sumber daya energi minyak bumi. Kondisi real menunjukkan bahwa sumber daya energi minyak bumi akan habis dan memiliki keterbatasan baik persediaan dalam bentuk cadangannya. Disisi lain permintaan sumber daya energi tersebut semakin meningkat menyebabkan harga minyak  semakin tinggi sehingga mempunyai potensi pasar ekspor yang tinggi. Seharusnya minyak bumi dapat diandalkan sebagai sumber pemasukan bagi pendapatan negara dan hanya sebagai energi untuk keperluan tertentu yang secara teknologi harus menggunakan bahan bakar minyak.

Energi listrik sebagai energi sekunder sangat populer digunakan diseluruh sektor  kegiatan. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebagai badan usaha milik negara, menyelenggarakan tugas negara melakukan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik,

(20)
(21)

dalam membangkitkan tenaga listrik masih banyak menggunakan sumber daya energi minyak bumi. Suatu kondisi bahwa, perkembangan teknologi menunjukkan bahwa hampir seluruh peralatan rumah tangga, perkantoran, perhotelan dan peralatan- peralatan lainnya menggunakan energi listrik yang kesemua tersebut bergantung pada  bahan bakar minyak. Sementara teknologi konversi energi untuk pembangkit listrik 

telah banyak ditemukan dengan berbagai skala dan kapasitas seperti energi sumber  daya air (PLTA), energi sumber daya nuklir (PLTN), energi sumber daya panas bumi (Geothermal), energi biodisel dan lain sebagainya.

Ketergantungan pemanfaatan kepada minyak bumi ini tidak dapat dibiarkan, karena kebutuhan energi terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, meningkatnya industrialisasi dan perkembangan teknologi yang serba canggih dan mutakhir seperti pada saat sekarang ini. Komposisi penggunaan energi yang terlalu  bersandar pada bahan bakar minyak harus segera difikirkan dengan jalan

menganekaragamkan penggunaan sumber daya energi (diversifikasi energi) yang  berbasis pada potensi dan kebutuhan yang ada pada saat ini. Dalam upaya tersebut  perlu diketahui besaran penggunaan energi persektor kegiatan, jenis sumber daya energi yang dapat digunakan, jenis pemanfaatan dan penggunaan energi, teknologi  penggunaan energi, lokasi/penyebaran kegiatan penggunaan energi.

Pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan perlu dikembangkan mengingat  peran dan harga BBM terus meningkat dan melambung tinggi sebagai pengganti untuk penyedia energi yang berkesinambungan. Berbagai cara yang dilakukan untuk 

(22)
(23)

mengetahui potensi sumber daya energi yang dapat dikembangkan di Sumatera Utara, salah satunya adalah dengan melakukan pendataan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat ditentukan langkah serta strategi dalam pemanfaatan dan pengelolaan seluruh  potensi sumber kekayaan alam terutama sumber daya energi yang ada untuk   penyediaan kebutuhan energi pada wilayah tertentu dan jenis kegiatan, sehingga

dapat ditetapkan strategi pemanfaatannya. Penganekaragaman penggunaan energi dengan memanfaatkan sumber daya energi setempat, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi minyak bumi, sehingga dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya energi minyak bumi harus benar-benar kepada yang membutuhkannya terutama yang menjadi skala prioritas.

1.2.

Perumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam Analisis Pemanfaatan Sumberdaya Energi Alternatif untuk Penyediaan Energi Masyarakat di Sumatera Utara adalah :

a. Sumber energi minyak bumi/energi fosil akan habis dan bersifat irreversible sehingga diperlukan diversifikasi energi.

 b. Mencari sumber-sumber energi sebagai pengganti sumber energi minyak bumi. c. Mendeliniasi pemanfaatan sumber energi, dengan melihat kondisi geografi dan

geologinya.

(24)
(25)

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan sumber-sumber daya energi yang dapat dikembangkan dan diusahakan di daerah Sumatera Utara, sebagai energi alternatif dengan memperhatikan kondisi geografi dan geologinya. Upaya ini mengingat potensi dan cadangan minyak bumi terbatas jumlah dan cadangannya, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi.

1.4.

Kontribusi Penelitian

Mengingat keterbatasan jumlah dan cadangannya, maka untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi minyak bumi dilakukan dengan cara mencari  potensi dan sumber daya energi yang dapat menggantikannya dan dapat dikembangkan sebagai diversifikasi energi dengan melihat kondisi geografi dan geologinya.

1.5.

Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data awal tentang potensi sumber daya energi yang dapat dikembangkan dan diusahakan sebagai pengganti sumber daya energi minyak bumi, sehingga penggunaan dan  pemanfaatan sumberdaya energi minyak dan gas bumi benar-benar digunakan dan

dimanfaatkan tepat pada sasaran yang dimaksudkan (skala prioritas).

(26)
(27)

Daerah penelitian terletak di wilayah Propinsi Sumatera Utara dalam hal ini masing-masing daerah Kabupaten/Kota, dilakukan melalui pengumpulan data potensi sumber  daya energi dan kemudian mendeliniasi daerah-daerah Kabupaten dan Kota dengan memperhatikan dan menentukan potensi sumber daya energi yang dapat dikelola dan dikembangkan menurut karakteristik geologi/geografinya.

Gbr 1.1. Peta Lokasi Daerah Penelitian

1.7.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup Analisis Pemanfaatan Sumberdaya Energi Alternatif untuk  Penyediaan Energi Masyarakat di Sumatera Utara ini adalah untuk mendeliniasi  pemanfaatan sumberdaya energi minyak dan gas bumi, sehingga penggunaan dan  pemanfaatan sumber daya energi tersebut tepat kepada sasaran yang dimaksudkan

(28)
(29)

(skala prioritas). Kemudian mengingat demikian dominannya peran minyak bumi, sementara itu terbatasnya potensi sumber daya minyak dan gas bumi maka perlu dilakukan penganekaragaman penggunaan energi (diversifikasi energi) sebagai energi alternatif yang dapat dikembangkan berlandaskan kepada potensi sumber daya alam yang ada di daerah Sumatera Utara, sehingga kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi.

1.8.

Batasan Permasalahan

Ada beberapa parameter yang digunakan dalam analisis pemanfaatan sumber daya energi sebagai energi alternatif yang dapat dikelola dan dikembangkan di daerah Sumatera Utara. Penelitian ini dibatasi pada penyediaan data dan informasi energi alternatif yang dapat dikelola dan dikembangkan di daerah. Kemudian perlu dicarikan solusi dengan memanfaatkan potensi sumber daya energi sebagai energi alternatif, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi dan karakteritik  geologi/geografi di daerah dengan cara mendeliniasi daerah tersebut dan menentukan sumber daya energi yang sesuai berdasarkan kondisi geologi dan geografinya.

1.9.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode studi  pustaka dan metode survey lapangan. Pada tahap studi pustaka dilakukan dengan melakukan pengumpulan data sekunder yang meliputi mencari dan mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan penelitian kemudian dapat dijadikan landasan

(30)
(31)

teori untuk dapat menyelesaikan persoalan/ kendala yang dihadapai didalam  penelitian.

Metode survey lapangan dilakukan dengan pengumpulan data primer dan analisis data, kompilasi data lapangan ke daerah kabupaten/kota. Data tersebut diolah sehingga dapat menjawab permasalahan dan problematika yang ada didalam  penelitian ini. Hasil akhir dari penelitian ini disajikan dalam bentuk laporan  penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Peranan dari pada energi dapat dilihat dalam pemanfaatan dari sumber daya alam yang dipunyai oleh tanah air kita bersama-sama dengan sumber daya manusia dan teknologi. Ketiga sumber daya tersebut diatas, merupakan sumber daya produksi

(32)
(33)

yang langsung menunjang perekonomian bangsa. Dari zaman ke zaman tingkat teknologi berubah terus sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Pada zaman dahulu bangsa primitif dalam memenuhi kebutuhannya langsung memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di alam ini tanpa proses perantara. Kemajuan teknologi yang semakin meningkat sebagai sifat kompetitif dari teknologi itu sendiri yang mengakibatkan penguasaan alam sekitar dan bukan lagi sebagai  penundukan, bahkan telah menjurus kepada pengurasan sebagai akibat kebutuhan

yang beranekaragam dari manusia, dimana hal ini juga terjadi di Indonesia.

Peranan bahan bakar minyak sebagai sumber energi di negara kita cukup besar. Perlu disadari bahwa pada dasarnya minyak bumi merupakan sumber energi habis. Maka tidak mustahil pada suatu ketika akan mengalami krisis dalam penyediaan energi seperti yang terjadi saat ini. Untuk itu pada saat sekarang ini perlu difikirkan  pemanfaatan sumber energi sebagai energi alternatif dan menganekaragamkan  penggunaan energi (diversifikasi energi).

Krisis energi yang melanda dunia telah mendorong peningkatan upaya untuk  memanfaatkan energi yang bukan berasal dari energi fosil. Demikian juga yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Tingginya tingkat konsumsi energi fosil (BBM) dibandingkan dengan cadangan minyak bumi yang tersedia mengakibatkan sumber  minyak dan gas bumi Indonesia diperkirakan akan habis dalam rentang waktu 20 tahun mendatang. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami  peningkatan dari tahun ketahun. Disisi lain, produksi minyak bumi dalam negeri

(34)
(35)

menunjukkan trend menurun. Upaya yang harus dilakukan adalah melalui diversifikasi energi dan pencarian sumber-sumber lainnya.

2.1. Penggolongan Energi

Menurut Keoleian (2000), sumber energi terbagi atas dua golongan yaitu sumber  energi tak terbarukan (non renewable energy sources) dan energi yang terbarukan (renewable energy resources). Sumber energi tak terbarukan bersifat konvensional yang terdiri dari minyak bumi, gas alam dan nuklir, sedangkan yang nonkonvensional adalah batubara, coalbed methan, shale gas, oil shale dan gambut. Energi tak  terbarukan bersifat habis dan tidak dapat didaur ulang.

Selanjutnya sumber energi terbarukan adalah geothermal, hydropower, ocean energy, solar, wind dan bioenergi dan lain-lain. Sifat utama yang terpenting dari energi yang terbarukan adalah ramah lingkungan dan dapat didaur ulang sehingga tidak akan habis dari waktu ke waktu.

2.2.

Pengembangan Energi Terbarukan

Energi baru menurut pengertian rancangan undang undang energi (RUU Energi) merupakan energi yang sudah dikenal tetapi pemanfaatannya belum secara massal dan komersial. Energi baru dapat bersumber dari energi terbarukan seperti angin, surya, biofuel sedangkan energi baru yang bersumber dari mineral seperti uranium (nuklir), batubara dan gambut. Beberapa energi pengganti yang bersifat terbarukan seperti angin, bioenergi, energi surya, energi air dan panas bumi sampai saat ini

(36)
(37)

masih belum mencapai tahap yang dapat diandalkan secara komersial dan dalam skala yang besar. Ada beberapa potensi energi yang terbarukan yang dianggap memiliki prospek yang besar untuk dapat dikembangkan yakni energi air, panas bumi dan bioenergi. Dimasa depan ketiga energi tersebut dapat menjadi pilihan sebagai sumber energi untuk keperluan pengganti bahan bakar minyak (BBM).

Karateristik energi terbarukan hampir tidak memiliki kesamaan satu sama lain. Meskipun demikian, teknologi energi terbarukan mempunyai beberapa sifat umum, antara lain :

a. Sumber energi terbarukan tidak akan habis.

 b. Sumber energi terbarukan secara geografis bersifat menyebar dan umumnya dikembangkan dan dimanfaatkan didaerah tersebut.

c. Sumber energi terbarukan mempunyai densitas daya dan energi yang rendah. d. Teknologi energi terbarukan pada umumnya bersifat ramah lingkungan.

e. Teknologi energi terbarukan pada umumnya memerlukan biaya kapital yang tinggi tetapi biaya operasi yang rendah.

f. Energi terbarukan umumnya bersumber dari sumber daya alam dan dapat didaur  ulang

Disamping memiliki karateristik tertentu, energi terbarukan juga mempunyai keunggulan yang menarik, seperti :

a. Sumber energi terbarukan merupakan sumber daya indigenous yang tersedia dalam jumlah yang banyak 

(38)
(39)

 b. Beberapa energi terbarukan telah mencapai tahap yang kompetitif baik finansial maupun ekonomi untuk aplikasi tertentu

c. Teknologi energi terbarukan bersifat fleksibel dan modular 

d. Perkembangan teknologi yang cepat dari sistem energi terbarukan dapat memperlebar skala ekonomi

2.3 Sumber Energi Alternatif 

Sumber daya energi terbarukan adalah sumber energi yang outputnya akan konstan dalam rentang waktu yang lama. Berbagai sumber daya energi yang dapat dikembangkan sebagai energi alternatif di Sumatera Utara antara lain :

2.3.1. Sumber Daya Energi Air

Energi air merupakan air terjun atau air deras merupakan salah satu sumber daya energi kekayaan alam yang mempunyai energi potensial yang dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan potensi ini sejak dahulu telah dikenal nenek moyang kita, terutama untuk menumbuk padi dan menaikkan air kebutuhan pengairan sawah.

(40)
(41)

Panas bumi merupakan salah satu jenis energi yang memanfaatkan energi panas yang terdapat didalam bumi. Dibandingkan dengan jenis energi yang lain energi ini dapat diperbaharui dan lebih ramah lingkungan. Di Indonesia cadangan panas bumi cukup  banyak yang tersebar di masing-masing propinsi sesuai dengan karakteristik geologi dan tektonic setting yang bekerja pada daerah tersebut. Menurut data Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi tahun 2001, potensi energi panas bumi Indonesia mencapai 27.000 megawatt. Lokasinya membentang sepanjang jalur  Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara sampai Sulawesi. Dari potensi tersebut baru dapat dimanfaatkan (kapasitas terpasang) sebesar 800 Megawatt atau 3%. Energi ini  biasanya dimanfaatkan dalam dunia agroindustri seperti pengeringan, pengawetan, sterilisasi, pemanasan dan lain-lain. Melihat kondisi penyebarannya hampir merata di masing-masing Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Energi panas bumi ini sangat prospek untuk menggantikan peran minyak dan gas bumi pada skala besar  (sebagai energi pada pembangkitan tenaga listrik).

2.3.3. Gas Bumi

Gas bumi/gas alam penggunaannya saat ini semakin populer, namun masih dikelompokkan sebagai salah satu bentuk energi alternatif yang bisa diandalkan. Peran gas bumi untuk menggantikan bahan bakar minyak terus berkembang. Jenis energi ini lebih murah, ramah lingkungan dan tersedia dalam cadangan yang cukup  besar yang mampu memenuhi kebutuhan energi domestik Indonesia hingga beberapa  puluh tahun mendatang. Saat ini gas Indonesia hanya untuk ekspor, mengingat kebijakan pemerintah selama ini lebih memfokuskan pada upaya memenuhi

(42)
(43)

kebutuhan pasar internasional. Indonesia merupakan negara pemasok utama gas bagi negara industri seperti Jepang, Taiwan dan Korea Selatan. Dengan adanya krisis energi ini diharapkan kebijakan pemerintah harus diubah, dengan mengutamakan kepentingan energi dan kebutuhan lainnya di dalam negeri seperti untuk bahan baku  pupuk, sehingga Pupuk Iskandar Muda dan PT. Asean Fertilizer dapat terus  beroperasi kembali.

2.3.4. Batubara

Batubara merupakam endapan organik yang mutunya sangat ditentukan oleh  beberapa faktor, antara lain tempat terdapatnya cekungan, umur dan banyaknya

kontaminasi. Didalam penggunaannya sebagai bahan bakar, kualitas batubara sangat menentukan didalam peralatan yang akan dipergunakan nantinya. Cadangan batubara Indonesia sangat melimpah dan bisa menjadi andalan utama bagi pemenuhan kebutuhan energi didalam negeri untuk jangka waktu puluhan tahun. Cadangan yang  besar membuat batubara bisa menjadi salah satu subtitusi minyak bumi atau alternatif   pengganti BBM. Hanya saja, perlu diingatkan bahwa batubara merupakan barang tambang yang bersifat tidak bisa diperbaharui. Kemudian pemanfaatan batubara di Indonesia sangat lambat, padahal kebutuhan energi industri maupun rumah tangga dapat dipenuhi dari batubara. Berdasarkan data hasil eksplorasi selama 20 tahun terakhir sumber daya batubara Indonesia diperkirakan mencapai 36,5 miliar ton. Dengan tingkat produksi sekarang ini berarti deposit batubara yang dimiliki mampu memasok kebutuhan energi dalam jangka waktu puluhan tahun. Masalah yang utama

(44)
(45)

 pengadaan pengolahan menjadi briket batubara untuk siap pakai sangat minim. Disisi lain, sebagian besar produksi batubara di Indonesia diekspor. Pada tahun 1994, ekspor batubara mencapai 23,6 juta metrik ton, sedangkan pemakai domestik hanya 8,9 juta metrik ton.

Berdasarkan hal tersebut batubara sebenarnya dapat diandalkan sebagai pengganti  bahan bakar minyak disemua sektor kegiatan ekonomi. Tersedianya pengelolaan  pengusahaan menjadi kan batubara dalam bentuk briket batubara dapat sebagai  pengganti konsumsi minyak tanah disektor industri kecil dan sektor rumah tangga.

2.3.5. Bioenergi, Biogas dan Biomassa

Biofuel = biodiesel, straight vegetable oil (SVO), bioethanol (gasohol), biogas, bahan  bakar minyak berbasis biomass kayu (bio-[crude] oil). Biodiesel = metil ester ( fatty acid methyl ester, fame) hasil konversi asam-asam lemak trigliserida pada minyak  nabati yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak solar. SVO =  bahan bakar minyak dari minyak-minyak nabati yang telah diolah melalui proses  pemurnian (degumming , bleaching , deodorizing , fraksionasi) tanpa mengubah

struktur kimiawi minyak nabati tersebut. Bio-[crude]oil = bahan bakar berbasis  biomassa kayu atau straw melalui fast-pyrolysis or thermo chemical liquefaction. Bioethanol = etanol dari sumber daya hayati yang dapat digunakan untuk bahan bakar  minyak sebagai gasohol,hydrous fuel ethanol,atau ETBE.

(46)
(47)

Tenaga surya telah lama dikenal sejak zaman dahulu bahkan lebih tua dari  pemanfaatan tenaga angin. Pada abad 3 SM eksentrik zaman Yunani kuno

Archimedes sudah menggunakan cermin parabola untuk memantulkan sinar matahari. Kemudian Antoine Bacqurk menemukan efek fotoelektrik yang menunjukkan bahwa sinar matahari dapat menunjukkan, bahwa sinar matahari dapat menghasilkan arus listrik melalui partikel-partikel.

Selanjutnya pada tahun 1954 para ilmuwan mengembangkan pembangkit energi menjadi sel-sel fotovoltaik yang berperan sebagai penghantar energi dari panas sinar  matahari. Sel-sel fotovoltaik dalam bentuk panel silikon hablur tersebut yang dikembangkan NASA semenjak tahun 1960 sebagai sumber energi matahari bagi  pesawat pengorbit bumi dan satelit ruang angkasa. Semenjak saat itu berbagai pihak 

turut mengembangkan menjadi sumber energi untuk menggerakkan sistem komonikasi jarak jauh, marka marka lalu lintas, hingga barang elektronik ringan untuk keperluan sehari- hari. Negara Jepang terus mengembangkan pemanfaatannya untuk menggerakkan kenderaan bermotor. Panel raksasa yang terkenal sebagai  penangkap sinar matahari adalah dikota Leipziq Jerman dimana mampu

menghasilkan tenaga listrik 5 MW dengan jumlah panel 33.500 panel fotovoltaik.

Pada tahun 1997, pemerintah Amerika Serikat dan Negara Uni Eropa meluncurkan satu program Atap Bangunan Bertenaga Matahari ( solar roof program), dengan kompensasi keringanan pajak serta subsidi kepada warganya yang membangun rumah dengan atap tenaga matahari. Indonesia sebagai negara tropis, memiliki

(48)
(49)

 potensi energi surya dengan radiasi harian matahari rata-rata 4,8 kwh per meter   persegi. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian lembaga Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT), yang dihimpun 18 lokasi radiasi sinar surya dibedakan menjadi dua kawasan yaitu kawasan barat dan timur. Pada kawasan barat sekitar 4,5 kwh per meter persegi per hari dengan variasi bulanan sekitar 10%. Sedangkan pada kawasan timur 5,1 kwh per meter persegi dengan variasi bulanan sekitar 9%. Kendala yang dihadapi untuk saat ini harga sel-sel surya (solar cell) penangkap sinar matahari sangat mahal. Sebagai contoh sebuah panel surya berdaya 1.285 watt, berharga $15.000, sudah termasuk baterai untuk menyimpan energi ketika matahari tidak   bersinar.

Radiasi sinar matahari merupakan sumber energi yang tersedia dan melimpah di bumi kita ini. Energi surya yang diterima dipermukaan bumi dalam satu jam hampir sama dengan dua kali total konsumsi energi tahunan dunia saat ini. Intensitas matahari di wilayah Sumatera Utara mempunyai potensi untuk dapat dimanfaatkan untuk   pembangkit listrik dan pemanas air.

2.3.7. Tenaga Angin

Angin adalah massa udara yang bergerak yang pada dasarnya timbul akibat  penghangatan udara oleh matahari, sebenarnya merupakan cara lain untuk 

mengumpulkan tenaga surya. Bedanya energi ini bisa tetap tersedia dalam cuaca  berawan sementara tenaga surya tidak. Kincir angin telah banyak dikenal, baik 

(50)
(51)

sebagai energi untuk menaikkan air, penggilingan pada industri. Juga nenek moyang kita telah memanfaatkannya pada kapal layar.

Untuk membangun pemanfaatannya dibutuhkan kompleks prasarana produksi yang cukup luas terutama untuk produksi masal. Namun karena angin yang tersedia di mana-mana, maka tenaga ini sangat mungkin didesentralisasikan pada skala menengah dan kecil. Kecepatan angin umumnya relatif rendah dengan kontiunitas tidak tetap. Pada daerah pantai dan perbukitan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai tenaga mekanis (untuk memutar pompa).

2.3.8. Gambut

Gambut adalah sisa timbunan tumbuhan yang telah mati dan kemudian diuraikan oleh bakteri anaerobik dan aerobik menjadi komponen yang lebih stabil. Selain zat organik yang membentuk gambut terdapat juga zat anorganik dalam jumlah yang kecil. Di lingkungan pengendapannya gambut selalu dalam keadaan jenuh air.

Zat organik pembentuk gambut sama dengan tumbuhan dalam perbandingan yang  berlainan sesuai dengan tingkat pembusukannya. Zat organik tersebut terdiri dari cellulosa, lignin, humus, bitumin dan lain lain. Unsur-unsur pembentuk gambut sebagian besar terdiri dari karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N) dan oksigen (O), selain unsur utama tersebut terdapat unsur lain Al, Si, S, P, Ca dan lain-lain, dalam  bentuk terikat. Tingkat pembusukan gambut akan menaikkan kadar karbon (C) dan

(52)
(53)

2.3.9. Energi Laut

Energi laut di Indonesia memiliki prospek baik, hal ini karena negara kita mempunyai  pantai yang panjang, banyak pulau dan selat, sehingga arus alut akibat interaksi bumi- bulan-matahari mengalami percepatan saat melewati selat-selat tersebut. Disamping itu, Indonesia juga tempat pertemuan arus laut yang diakibatkan oleh konstanta  pasang surut M2 yang dominan di Samudra Hindia dengan periode sekitar 12 jam dan

konstanta pasang surut K1, yang dominan di Samudra Pasifik dengan periode lebih kurang 24 jam. M2 adalah konstanta pasang surut akibat gerak bulan mengelilingi  bumi, sedangkan K1 adalah konstanta pasang surut yang diakibatkan oleh

kecondongan orbit bulan saat mengelilingi bumi. Interaksi bumi-bulan diperkirakan menghasilkan daya energi arus pasang surut setiap harinya 3,17 TW.

Ada tiga macam energi yang bisa dihasilkan Samudra, yaitu : Pertama adalah energi  panas laut yang dihasilkan dengan memanfaatkan perbedaan temperatur dipermukaan

dan dasar laut. Kedua energi pasang surut yang menggunakan prinsip beda ketinggian antara laut pasang terbesar dan laut pasang surut terkecil. Sedangkan yang ketiga energi gelombang (wave energy). Inilah pembangkit energi yang memanfaatkan ketinggian dan panjang gelombang. Potensi inilah yang kemudian dimanfaatkan dan diolah menjadi tenaga listrik melalui turbin.

(54)
(55)

Salah satu sumber energi alternatif yang saat ini banyak menjadi perhatian dan menarik bagi para peneliti adalah penggunaan teknologi nano. Teknologi nano  bukanlah sebagai sumber energi langsung melainkan membantu mengefisiensikan  penggunaan energi. Kemampuan teknologi nano dalam memanipulasi lapisan elektronik baik pada sel surya dan fuel cell maupun lapisan penyimpan energi seperti  baterai membuat banyak ilmuan/peneliti percaya teknologi nano akan menjadi energi alternatif. Disamping itu kemampuan teknologi nano khususnya dalam nano material untuk menghasilkan lapisan yang sangat efesien dalam mengkonversikan energi diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif masa depan.

2.3.11. Fusi

Fusi merupakan reaksi penggabungan inti atom sehingga diharapkan menjadi revolusi sumber energi potensial dimasa yang akan datang. Prinsipnya memanfaatkan  bintang-bintang yang terbakar. Diproduksi ketika dua atom digabungkan menjadi

satu, diperkirakan bahan bakar yang tersedia dari cara ini cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dunia.

2.3.12. Nuklir

Di seluruh dunia terdapat 440 pembangkit listrik tenaga nuklir yang menghasilkan 16% energi listrik dibumi. Manfaat dari pembelahan inti atom memang banyak  seperti energi melimpah dan tak ada emisi karbondioksida. Tetapi seiring dengan masalah utama yang berkaitan dengan energi nuklir seperti “kasus chernobil”,

(56)
(57)

menyebabkan energi ini lebih mahal ketimbang energi fosil. Hal tersebut belum lagi tantangan limbah radioaktif .

2.3.13. Tenaga Baterai

Yang dimaksud dengan tenaga baterai adalah sel-sel elektrokimia yang mengkombinasikan bahan bakar dan oksidanya ke dalam cairan elektrolit. Inilah yang kemudian menghasilkan ion penghantar arus dan pada saat bersamaan langsung mengubah menjadi tenaga listrik, sehingga tidak diperlukan pengisian ulang sepanjang suapan bahan bakarnya (biasanya hidrogen, amonia) beserta oksidannya (umumnya udara atau oksigen) terus tersedia dari luar. Namun alternatif ini masih memerlukan penelitian yang panjang mengingat cara penggunaan langsung hidrogen murni sebagai bahan bakar utama lewat proses elektrolisis belum efesien.

2.4. Kebijakan Energi Nasional

Kebijakan bidang energi didasarkan searah dengan strategi pembangunan daerah untuk menunjang tercapainya sasaran pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan secara bertahap. Sejalan dengan itu sasaran kebijakan pembangunan. dibidang energi diarahkan pada pengelolaan energi secara hemat dan efisiensi, dengan memperhitungkan kebutuhan energi, peluang ekspor dan kelestarian sumber  daya energi untuk jangka panjang. Upaya penganekaragaman sumber energi dengan

(58)
(59)

usaha untuk mengembangkan dan memanfaatkan serta memasyarakatkan sumber  energi alternatif.

2.4.1. Tujuan Kebijakan Energi Nasional

Kebijakan energi nasional bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri dengan kebijakan utama, antara lain :

a. Penyediaan energi, melalui :.

§ Penjaminan ketersediaan pasokan energi di dalam negeri, sesuai dengan kebutuhan dan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia secara merata dan mendorong laju  perkembangan sosial ekonomi yang cukup tinggi.

§ Pengoptimalan produksi energi. § Pelaksanaan konservasi energi  b. Pemanfaatan energi, melalui :

§ Efisiensi pemanfaatan energi. § Diversifikasi energi.

c. Penetapan kebijakan harga energi ke arah harga keekonomian dengan tetap mempertimbangkan kemampuan usaha kecil, dan bantuan bagi masyarakat tidak  mampu.

(60)
(61)

Kebijakan pendukung, meliputi :

a. Pengembangan infrastruktur energi termasuk peningkatan akses konsumen terhadap energi.

 b. Kemitraan pemerintah dan dunia usaha. c. Pemberdayaan masyarakat.

d. Pengembangan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan.

2.4.2. Sasaran Kebijakan Energi

Sasaran yang ingin dicapai adalah melanjutkan usaha pengurangan peranan minyak   bumi sebagai sumber energi dengan meningkatkan peranan sumber energi lain

sebagai pengganti. Sasaran kebijakan energi nasional adalah :

1. Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 (satu) pada tahun 2025,

2. Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu  peranan masing-masing jenis energi terhadap konsumsi energi nasional :

a. Minyak bumi menjadi kurang dari 20%.  b. Gas bumi menjadi lebih dari 30%.

c. Batubara menjadi lebih dari 33%.

d. Bahan bakar nabati (biofuel), menjadi lebih dari 5%. e. Panas bumi menjadi lebih dari 3%.

(62)
(63)

f. Energi baru terbarukan lainnya, khususnya biaomassa, nuklir, biogas, tenaga surya dan tenaga angin menjadi lebih dari 5%.

g. Bahan bakar dicairkan menjadi lebih dari 2%,

BAB III

POTENSI SUMBER DAYA DAN

PEMANFAATAN ENERGI DI SUMATERA UTARA

Adanya krisis minyak pada dasawarsa terakhir ini telah menstimulir upaya untuk  melepaskan ketergantungan terhadap minyak bumi dengan mencari sumber-sumber  energi lain. Pengembangan sumber daya energi alternatif saat ini lebih didasarkan oleh keinginan untuk mengembangkan sistem energi yang mendukung upaya  pelestarian dan menjamin penyediaan pasokan energi menunjang kelangsungan  pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Hardi. P. Agung (Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral), pada Seminar Bahan Bakar Minyak tanggal 13 April 2006 di Medan, bahwa cadangan minyak Indonesia sudah sangat menurun. Berdasarkan hasil audit sekarang ini cadangan minyak Indonesia tinggal 4,7 milyar   barel, sementara produksi minyak Indonesia saat ini 1 (satu) juta barel pertahun.

(64)
(65)

Diperkirakan cadangan minyak Indonesia tinggal 12-15 tahun lagi. Sedangkan trend komsumsi BBM meningkat terus dan telah mencapai 1,1 juta barel per tahun, menunjukkan kita harus mengimport minyak mentah untuk menutupi kekurangan tersebut.

3.1 Potensi Sumber Daya Energi

Kekayaan sumber daya energi di Sumatera Utara beranekaragam, yaitu ; minyak dan gas bumi, tenaga air, batubara, gambut, panas bumi, biogas, biomassa, tenaga surya, tenaga angin, tenaga pasang surut air laut dan tersedianya lahan untuk pengembangan  biofuel dan lainnya. Potensi yang kita miliki ini sebagian besar belum dimanfaatkan

dan mempunyai prospek dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan energi.

3.1.1 Tenaga Air

Daerah Sumatera Utara secara morfologi tersusun oleh morfologi pegunungan,  perbukitan dan dataran. Dengan kondisi tersebut memungkinkan daerah ini memiliki  potensi sumber daya energi air yang cukup besar. Pada daerah pegunungan/  perbukitan yang secara hidrologi merupakan daerah tangkapan air (cathment area)

merupakan daerah yang kaya akan potensi sumber daya energi air.

Air sebagai kekayaan alam yang dapat diperbaharui, tenaga air yang dimiliki sebagai salah satu sumber energi dapat dimanfaatkan secara langsung untuk tenaga mekanis. Disamping digunakan sebagai energi lain, yang terpenting usaha pengembangan tenaga air adalah untuk pembangkit listrik. Berdasarkan hasil pendataan yang

(66)
(67)

dilakukan bahwa potensi tenaga air di Propinsi Sumatera Utara sebesar  1.876.606,5 KW dengan rincian sebagai berikut :

- skala besar dan menengah 1.723.054 KW tersebar pada 23 lokasi - skala mini 143.019,9 KW tersebar di 82 lokasi

- skala mikro : 6.532,69 Kw tersebar pada 87 lokasi

Rincian data potensi tenaga air dan penyebarannya di Sumatera Utara sebagaimana  pada Lampiran 1 - 11.

3.1.2. Batubara

Batubara mempunyai nilai kalor cukup tinggi untuk menghasilkan energi. Nilai kalor   batubara hampir setara dengan kalor minyak solar. Dari penyelidikan pendahuluan

dan pengukuran, cadangan batubara di Propinsi Sumatera Utara cukup banyak yang tersebar di daerah Kabupaten. Dari beberapa daerah yang dilakukan penyelidikan  batubara di Sumatera Utara tersebar di 6 (enam) Kabupaten.

Jenis batubara yang terdapat di Propinsi Sumatera Utara mempunyai nilai kalor   berkisar sekitar 3500 – 6000 kkal/ Kg. Data dan lokasi batubara di Sumatera Utara

selengkapnya sebagaimana disusun pada Lampiran 12 - 17.

3.1.3. Panas Bumi

Daerah Sumatera Utara secara geologi terletak pada jalur gunung api (volcanic belt ) dan dibatasi oleh tinggian-tinggian dan patahan Sumatera (sesar Semangko). Kondisi

(68)
(69)

geologi tersebut menyebabkan daerah ini memiliki potensi panas bumi yang tersebar   pada daerah gunung api. Berdasarkan data yang ada potensi panas bumi di daerah ini

sudah cukup layak untuk dikembangkan.

Panas bumi merupakan energi terbarukan, yang apabila digunakan secara bijaksana akan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan terus menerus. Lambatnya  perkembangan energi panas bumi disebabkan karena dari hasil perhitungan mahalnya  biaya pembangunan pembangkit per kWH dibandingkan energi fosil. Tetapi seiring dengan meningkatnya harga minyak bumi yang begitu tinggi dan dikurangi beban subsudi yang selama ini ditanggung pemerintah serta semakin menipis dan terbatasnya jumlah cadangannya diharapkan pemanfaatan energi panas bumi dapat segera tumbuh dan terealisasi secara baik dan optimal. Potensi panas bumi di Propinsi Sumatera Utara berkisar 1.870 MW, tersebar di 5 (lima) Kabupaten. Data potensi dan  penyebaran panas bumi di Sumatera Utara sebagaimana pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Potensi Panas Bumi di Sumatera Utara

No Daerah Lapangan MW

1 Tapanuli Selatan Sibual Buali 750 2 Mandailing Natal Sorik Merapi 250 3 Tapanuli Utara Sarulla 630

4 Samosir Pusuk Bukit 100

5 Karo Sibayak 240

(70)
(71)

Gambut di Propinsi Sumatera Utara terdapat di Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Di daerah Kabupaten Labuhan Batu terdapat di Sungai Barumun dan Sungai Bilah dengan luas areal 500 Km2 dan ketebalan rata-rata 1 - 2 meter. Potensi gambut di Kabupaten Humbang Hasundutan terdapat di daerah Siborong Borong, Lintong Nihuta dengan jumlah cadangan belum diketahui secara rinci.

3.1.5. Gas Bumi

Cadangan gas bumi di Propinsi Sumatera Utara ditemukan di daerah Kabupaten Langkat dan lepas pantai Selat Malaka, yaitu : pada lapangan Pangkalan Susu, Arubay, Aru (off shore) dan Secanggang. Jumlah potensi gas bumi dari lapangan tersebut berkisar 9.422 BCF. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat di Hamparan Perak, Diski dan Polonia. Di samping itu pernah dilakukan pemboran eksplorasi 3 (tiga) sumur di Binanga Kabupaten Tapanuli Selatan dan sedang berlangsung eksplorasi di Blok Kisaran Kabupaten Labuhan Batu oleh PT. Caltex Oil. Data dan informasi rinci cadangan dan produksi minyak dan gas bumi ini pun sampai saat ini  belum dapat diperoleh.

3.1.6. Biogas

Kotoran ternak melalui proses fermentasi akan menghasilkan gas metan (CH4) yang disebut sebagai biogas. Gas ini mempunyai nilai bakar (nilai kalor) dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Untuk memproduksi biogas, proses dilakukan

(72)
(73)

didalam suatu ruangan pencerna (digester), dan gas yang dihasilkan dikumpul pada sisi atas dari ruang tersebut, untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan.

Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, yaitu  bahan bakar memasak makanan di dapur dan lampu penerangan. Sisa kotoran ternak 

yang telah diproses permentasi (dikeluarkan biogasnya) sangat cocok untuk pupuk  organik. Populasi ternak ini tersebar dan terdapat di beberapa daerah yaitu daerah Tapanuli Selatan, Kisaran, Tapanuli Utara dan Labuhan Batu. Nilai kalor biogas yang dihasilkan berkisar 5500 - 6000 Kkal/m3.

3.1.7. Biomassa

Biomassa adalah suatu jenis gas yang dapat diproduksi melalui proses fermentasi dari limbah pertanian. Sama halnya dengan pembuatan biogas, proses dilakukan didalam suatu ruangan pencerna (digester), dan gas yang dihasilkan dikumpul pada sisi atas dari ruangan tersebut. Limbah pertanian seperti cangkang sawit, batok kelapa, kayu dapat langsung dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Nilai kalor yang dihasilkan  berkisar 5500 s/d 6000 Kkal/m3. Potensi limbah pertanian banyak terdapat di areal  perkebunan.dan hutan merupakan bagian yang tidak dapat diproses lagi yang

merupakan produk sampingan. Dari pengumpulan data yang dilakukan hanya Kabupaten Mandailing Natal yang memiliki data biomassa dan selengkapnya sebagaimana pada Lampiran 18.

(74)
(75)

Daerah tropis menerima sinar matahari dengan intensitas dan kontinuitas yang tinggi. Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai energi, dengan teknologi solar sel dapat membangkitkan tenaga listrik dan dengan memfokuskan sinar matahari dapat digunakan untuk memanaskan air.

3.1.9. Energi Angin

Kecepatan masa angin umumnya relatif rendah dengan kontinuitas yang tidak tetap. Kecepatan angin didaerah pantai dan daerah perbukitan relatif lebih tinggi, dapat dimanfaatkan sebagai tenaga mekanis pemutar pompa untuk menaikkan air.

3

.1.10. Energi Laut

Beda tinggi antara pasang naik dan pasang surut, dapat menghasilkan energi. Pemanfaatan diatur dengan konstruksi sedemikian, dimana disaat pasang naik massa air disimpan dan dilepaskan saat pasang surut terendah. Energi potensial dari air  tersebut digunakan untuk memutar turbin/kincir sehingga menghasilkan energi putar  (energi mekanik). Teknologi pengembangan pemanfaatan energi laut ini masih tahap  percobaan konstruksi dan model. Demikian juga dengan pemanfaatan energi

gelombang laut.

(76)
(77)

3.2.1. Minyak Bumi

Pada era ini energi merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia sehari-hari. Bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan hasil proses dari minyak bumi, masih merupakan energi utama yang digunakan diseluruh kegiatan-kegiatan. Penggunaan energi dimaksud diatas meliputi penggunaan di sektor listrik, transportasi, industri, komersial (perkantoran dan hotel), rumah tangga dan lainnya. Khusus disektor transportasi, perkembangan teknologi menunjukkan, seluruh alat angkutan baik darat, laut maupun udara menggunakan bahan bakar minyak. Sebagai dampak kebijakan subsidi bahan bakar minyak masa lalu, bahan bakar minyak  (BBM), memegang posisi yang sangat tinggi dibandingkan dengan sumber daya energi lainnya yaitu mencapai 52% dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Tingkat konsumsi BBM secara nasional pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 2  berikut :

Tabel 2. Konsumsi Bahan Bakar Minyak Nasional Tahun 2005

Sektor Minyak  Tanah Minyak  Premium Minyak  Solar Minyak  Diesel Minyak  Bakar Transportasi - 17.471.139 12.078.204 70.879 277.679 Industri 90.984 - 8.388.270 811.798 2.310.023 Pembangkitan Listrik  - - 7.108.889 16.107 2.098.580 R. Tangga 11.233.237 - - - -Total 11.324.221 17.471.139 27.535.363 898.784 4.686.282 Sumber : Data Penjualan BBM Pertamina Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I Medan

(78)
(79)

Propinsi Sumatera Utara tercatat daerah di luar Pulau Jawa yang menggunakan energi terbesar. Hal ini terjadi seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri dan sektor  lainnya, sebagai realisasi dari program pembangunan yang memprioritaskan  pembangunan sektor industri. Sebagai dampak dari kebijakan pemerintah, terlihat  bahwa konsumsi energi di seluruh sektor kegiatan pembangunan di Propinsi Sumatera Utara yaitu sektor transportasi, sektor industri, sektor listrik dan sektor  rumah tangga serta sektor lainnnya cenderung menggunakan minyak dan gas bumi. Peningkatan kebutuhan energi ini diperkirakan terus meningkat dimasa yang akan datang, paralel dengan peningkatan kehidupan masyarakat dan kemajuan teknologi. Ini dapat dilihat dari hasil penjualan tiap jenis BBM pada sektor kegiatan di Propinsi Sumatera Utara seperti Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Data Konsumsi BBM di Sumatera Utara Tahun 2003 - 2006 Kebutuhan

BBM (dalam KL) Tahun

Sektor  Premium Minyak  Tanah Minyak  Solar  Minyak  Diesel Minyak  Bakar  Elpiji (dalamMT) Transportasi 791,095 - 795,072 9,563 8,963 -Rmh.Tangga - 790,521 - - - 40,336 Industri 3,225 615 361,318 35,266 137,225 900 2003 Listrik - - 598,182 - 342,019 -Transportasi 910,579 - 861,736 6,882 8,503 -Rmh.Tangga - 780,342 - - - 42,113 Industri 3,609 1,185 357,077 32,274 134,029 1,383 2004 Listrik - - 604,758 - 303,377 -Transportasi 988,023 - 903,238 9,323 13,340 -Rmh.Tangga - 722,068 - - - 39,967 Industri 3,318 1,185 315,604 26,264 132,793 398 2005 Listrik - - 618,591 - 281,387 -Transportasi 548,496 - 443,459 3,357 6,663 -Rmh.Tangga - 393,210 - - - 20,364

(80)
(81)

Industri 1,592 555 115,956 8,178 39,998 159 2006*

Listrik - - 342,795 - 153,898

-Sumber : Data Penjualan BBM Pertamina Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I Medan * Kebutuhan BBM dan Elpiji sampai dengan bulan Juni 2006

3.2.2. Gas Bumi

Penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar terus berkembang yaitu disektor listrik, industri dan rumah tangga. Pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar memberi keuntungan disamping harga yang murah, dan juga relatif aman terhadap lingkungan dibandingkan sumber energi lainnya. Penggunaan gas bumi dan sektor kegiatan sebagaimana Tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4. Data Pemakian Gas Per Sektor Pelanggan Industri Distrik  Medan (dalam M3) Tahun Sektor Industri 2003 2004 2005 Chemical 86,699,208 80,639,325 117,124,415 Metal 27,592,883 26,442,259 28,208,852 Food 17,368,652 18,145,267 9,280,911 Glass 22,847,359 29,837,176 29,1556,669 Paper 3,081,635 3,321,507 2,892,756 Textile 649,617 572,503 557,810 Total 158,239,354 158,958,037 187,221,413

Sumber : PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

(82)
(83)

Potensi panas bumi di Propinsi Sumatera Utara berkisar 1.870 MW dan telah dilakukan penelitian eksplorasi di 3 (tiga) lokasi, yaitu di Sibualbuali Sipirok, Sarulla dan Sibayak. Sedangkan yang baru termanfaatkan relatif sangat kecil yaitu di Sibayak  dengan telah dimanfaatkan sebesar 2 Megawatt (MW). Dalam waktu dekat Pertamina akan mengembangkan hingga 5 MW. PT Unocal juga telah melakukan eksplorasi di Desa Silangkitang Sarulla dan memperoleh panas bumi mencapai 330 MW. Dalam waktu dekat ini akan dibangun PLTP Sarulla dengan daya terpasang sebesar 50 MW dan pembangunan secara bertahap hingga mencapai daya terpasang 330 MW.

3.2.4. Tenaga Air

Zaman dahulu tenaga air dimanfaatkan untuk menumbuk padi. Pemanfaatan tenaga air ini terus dikembangkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Sampai saat ini tercatat telah dibangun 33 unit PLTMH dengan daya terpasang 735,5 KVA, 23 unit PLTM dengan daya terpasang 15.044 KVA dan 8 unit PLTA dengan daya terpasang 602.600 KVA.

Pada masa yang akan datang dalam rangka penyediaan tenaga listrik di Sumatera Utara akan dibangun PLTA baik oleh PT. PLN maupun Swasta, antara lain : PLTA Renun 2 x 41 MW; PLTA Sipansihaporas 50 MW; PLTA Asahan I : 2 x 90 MW; PLTA Asahan III 400 MW dan PLTA Wampu 85 MW.

(84)
(85)

Pada daerah yang sangat terpencil dan sulit terjangkau jaringan PT. PLN,  pemanfaatan tenaga surya untuk penyediaan energi khususnya penyediaan energi

listrik adalah alternatif penting Pemerintah, melalui Departemen Kesehatan telah memanfaatkan tenaga surya untuk tenaga listrik pada peralatan pendingin (kulkas) Puskesmas serta Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Utara secara  bertahap terus membangun PLTS sesuai dengan kemampuan dana yang tersedia.

3.2.6. Batubara

Pengusahaan batubara yang terdapat di Sumatera Utara belum dilakukan dalam skala industri. Eksploitasi batubara dilokasi Sungai Bilah Labuhan Batu masih dilakukan secara tradisional dengan produksi yang relatif kecil.

3.2.7. Gambut

Pengusahaan penambangan gambut di daerah Lintong Nihuta telah berproduksi dan dimanfaatkan PT. Pulp Toba Lestari sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Upaya pengembangan briket gambut untuk bahan bakar keperluan rumah tangga dan industri kecil menggantikan peran minyak tanah telah dilakukan. Namun upaya ini tidak berkembang disebabkan kurangnya minat masyarakat.

(86)
(87)

Pengembangan pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak  di sektor rumah tangga mengalami kendala psikologi, mengingat biogas yang  bersumber dari kotoran.

3.2.9. Biomassa

Limbah pertanian yaitu biomassa, seperti kayu-kayuan dan batok kelapa telah lama digunakan secara langsung oleh masyarakat sebagai bahan bakar baik untuk  kebutuhan memasak di rumah tangga maupun untuk industri. Perkebunan kelapa sawit umumnya menggunakan limbah cangkang sawit untuk digunakan sebagai  bahan bakar pembangkit listrik untuk keperluan sendiri dan bahan bakar 

memproduksi uap untuk keperluan proses pengolahan sawit.

3.2.10. Tenaga Angin

Tenaga angin masih dimanfaatkan hanya untuk memutar pompa air, untuk menaikkan air keperluan irigasi.

3.3. Kelistrikan Sumatera Utara

Tenaga listrik adalah salah satu bentuk energi sekunder yang sangat penting artinya dalam kehidupan dan mendorong peningkatan kegiatan perekonomian. Pada era ini

(88)
(89)

sebagian besar peralatan teknologi menggunakan tenaga listrik sebagai sumber  energi. Demikian penting dan strategisnya peran tenaga listrik, penyediaannya pada dasarnya dilakukan oleh negara. PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik   Negara diberi tugas melakukan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik kepada

masyarakat luas untuk seluruh sektor kegiatan. Disamping PT. PLN (Persero),  penyediaan tenaga listrik juga dapat dilakukan oleh pihak lain dalam bentuk usaha

ketenagalistrikan untuk keperluan umum (UKU) dan usaha ketenagalistrikan untuk  kepentingan sendiri (UKS).

PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara dalam melakukan penyediaan dan  pelayanan tenaga listrik mengalami permasalahan yang kompleks. Daya terpasang

yang ada belum mampu melayani kebutuhan. Pertumbuhan kebutuhan yang terus meningkat tidak diikuti dengan pembangunan pembangkit. Kondisi pelayanan saat ini selalu mengalami pemadaman bergilir, keadaan ini disebabkan daya mampu dibawah dari pada beban puncak. Sementara permintaan pelayanan penyediaan tenaga listrik  dari tahun ketahun terus meningkat. Data pertumbuhan pelayanan tenaga listrik dari tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan data pembangkit listrik yang terdapat di Sumatera Utara sebagaimana pada Lampiran 19 – 25.

(90)
(91)

Tabel 5. Data Pelayanan Listrik Per Sektor Pelanggan Pelanggan Tahun Tarif  2003 2004 2005 Target 2006 Rumah tangga 1.868.503 1.929.419 2.002.956 2.095.806 Bisnis 68.282 71.174 73.364 81.213 Industri 3.763 3.641 3.590 4.030 Publik 44.677 47.408 49.561 52.962 Multiguna - - - -Total 1.985.225 2.051.642 2.129.471 2.234.011 KVA Pelanggan Tahun Tarif  2003 2004 2005 Target 2006 Rumah tangga 1.198.531 1.258.077 1.336.265 1.414.485 Bisnis 318.585 348.105 382.066 411.198 Industri 634.341 653.508 644.232 672.592 Publik 133.733 150.024 163.301 169.365 Multiguna - - - -Total 2.285.189 2.409.714 2.525.864 2.657.639 MWH Jual Tahun Tarif  2003 2004 2005 Target 2006 Rumah tangga 1.788.593 1.914.058 1.989.333 2.147.184 Bisnis 492.628 559.115 609.106 678.792 Industri 1.593.199 1.620.232 1.635.369 1.693.072 Publik 266.889 338.629 367.690 423.391 Multiguna 9.112 7.935 11.874 8.199 Total 4.150.421 4.439.969 4.613.372 4.950.637

(92)
(93)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemanfaatan Bahan Bakar Minyak 

Bahan bakar minyak masih merupakan sumber energi utama untuk penyediaan kebutuhan energi dalam menunjang seluruh sektor kegiatan pembangunan di Propinsi Sumatera Utara. Kemajuan teknologi sampai era ini menunjukkan bahwa bahan bakar  minyak merupakan sumber energi yang paling efisien, murah dan populer serta baik  digunakan untuk mesin tetap/diam (statyc engine) maupun mesin bergerak (dinamyc engine).

Sebagian besar pembangkit listrik menggunakan bahan bakar minyak selama ini digunakan untuk keperluan penyediaan tenaga listrik disektor industri. Khusus  pembangkitan PT. PLN (Persero) Wilayah II PLTG Sicanang, akibat terbatasnya  pasokan gas alam maka substitusi bahan bakar minyak untuk menggantikan gas alam akan terus meningkat. Sulitnya dan tingginya harga minyak pada akhir-akhir ini menjadi kendala dalam menjamin keandalan pelayanan tenaga listrik. Keadaan ini  berdampak kepada seringnya terjadi pemadaman listrik.

(94)
(95)

Di sektor industri, baik industri besar, menengah maupun kecil pembangunan  pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) untuk penyediaan tenaga listrik untuk 

keperluan sendiri sudah seharusnya dilakukan oleh para pengusaha. Sedangkan untuk  industri kecil dan industri rumah tangga umumnya masih dapat menggunakan bahan  bakar minyak sebagai energi pada proses produksinya. Di sektor rumah tangga khusus untuk keperluan memasak, peran bahan bakar minyak masih dominan dan secara perlahan akan beralih kepada energi listrik, gas alam dan elpiji. Sedangkan masyarakat di pedesaan sebagian besar menggunakan kayu bakar. Di sektor  transportasi, sumber energi bahan bakar minyak masih dominan. Ini ditunjukkan  bahwa teknologi peralatan transportasi, baik darat, laut dan udara masih

memanfaatkan bahan bakar minyak sebagai energi.

4.2 Pengembangan Sumber Daya Energi

Minyak bumi sebagai bahan dasar bahan bakar minyak merupakan sumber energi tidak terbarukan, dimana cadangannya akan habis. Kenyataan bahwa, pada kondisi saat ini, untuk kebutuhan bahan bakar minyak domestik kita telah mengimpor. Kekayaan dan keanekaragaman sumber daya energi di daerah Sumatera Utara merupakan potensi kekayaan yang dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan energi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Pemanfaatan sumber daya energi yang tidak bernilai ekspor perlu segera dikelola dan dikembangkan dalam upaya

(96)

Gambar

Tabel 1. Potensi Panas Bumi di Sumatera Utara
Tabel 2. Konsumsi Bahan Bakar Minyak Nasional Tahun 2005
Tabel 3. Data Konsumsi BBM di Sumatera Utara Tahun 2003 - 2006 Kebutuhan
Tabel 4. Data Pemakian Gas Per Sektor Pelanggan Industri Distrik  Medan (dalam M3) TahunSektor Industri 2003  2004  2005 Chemical  86,699,208  80,639,325  117,124,415 Metal  27,592,883  26,442,259  28,208,852 Food  17,368,652  18,145,267  9,280,911 Glass
+2

Referensi

Dokumen terkait

nanti akan disajikan berupa sebuah data yang disajikan berbentuk sebuah grafik yang bagaimana didalam sebuah grafik itu terdapat sebuah informasi-informasi yang

Pengaruh arsitektur art deco sangat terasa pada bangunan GPIB Bethel yang teraplikasikan lewat lapisan papan kayu jati dengan pola motif geometrik khas art deco pada bagian

Lalu diapun mulai pasang kuda-kuda sementara para tokoh yang ada di situ seperti terlupa akan urusan besar mereka dengan Wiro asli, dan hanya tegak memperhatikan apa yang

Hal ini akan sangat memungkinkan untuk terjadinya stres, yang akhirnya dapat membuat kebugaran seseorang mudah menurun, mudah mengalami keletihan, gangguan tidur, kecemasan,

No,56 l Selasa, 10 Juni 2014 l Tahun ke-1 Kriminal Halaman 4-6-8 mobil dijual GudanG Rumah mantan IstRI PRabowo teRbakaR 2 Hal 9 Hal.. Pemulung Cari sampah temukan

tentang keterangan tentang koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan anggota jaringan beserta keterangan keberadaanya selama lebih beberapa tahun. Selama lebih dari

sponge Xestospongia sp2 dan Phyllospongia sp1 yang dikoleksi dari perairan Flores serta satu jenis sponge yang dikoleksi dari perairan Jepara yaitu sponge dengan kode UP8

dahulu sampai terkoneksi dengan internet sebelum memasang router wireless outdoor, nantinya salah satu wireless outdoor akan berfungsi sebagai access point master yang di