• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

9 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Market Value Added (MVA)

Pengertian Market Value Added (MVA) menurut (Brigham dan Houston; 2014:111) bahwa MVA adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca, nilai pasar dihitung dengan mengalihkan harga saham dengan jumlah saham yang beredar.

Sedangkan menurut (Manurung dalam jurnal

R

ahayu & Aisjah; 2013: 3) bahwa MVA adalah perbedaan antara nilai pasar dari perusahaan (hutang dan ekuitas) dengan total modal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Nilai pasar dari perusahaan merupakan nilai perusahaan (enterprise value) dari perusahaan yang bersangkutan. Dimana nilai ini merupakan hasil jumlah seluruh nilai pasar yang diklaim oleh pihak lain terhadap perusahaan pada suatu waktu tertentu. Total modal yang diinvestasikan kedalam perusahaan adalah seluruh investasi yang dilakukan semua pihak kepada perusahaan pada suatu waktu tertentu.

Menurut (Keown; 2010: 35) Market Value added merupakan alat untuk mengukur berapa banyak kekayaan suatu perusahaan yang telah diciptakan untuk saat tertentu.

Menurut Husnuwati dalam jurnal Vera (2012) menyatakan bahwa MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai. MVA juga merupakan indikator yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan yang telah diciptakan untuk investornya atau MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai.

Berdasarkan definisi-definisi para ahli tersebut maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Market Value Added (MVA) adalah suatu alat ukur yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur seberapa banyak kekayaan yang telah diciptakan sehingga memiliki nilai tambah.

(2)

Secara umum Market Value Added (MVA) dapat dihitung dengan rumus menurut Brigham dan Houston (2014:68), yaitu:

MVA = Market Value of Equity – Total Ekuitas Saham

Market value of equity atau nilai pasar ekuitas adalah pendekatan dari nilai pasar, total hutang dan kapitalisasi modal sebuah perusahaan. Karena harga pasar ekuitas ini tidak tersedia secara lengkap dalam laporan keuangan perusahaan, maka dapat dihitung dengan:

MVA = (Harga per lembar saham x jumlah saham) - total ekuitas saham

Jumlah saham yang dimaksud adalah jumlah saham yang disetor dan ditempatkan (outstanding share) dan harga per lembar saham adalah harga penutupan (closing price) dibursa. Sedangkan total ekuitas adalah nilai nominal harga pasar saham dikalikan dengan jumlah saham.

Sedangkan menurut (Lutfiana;2013: 3) merumuskan MVA sebagai berikut:

MVA = Nilai Pasar Saham – Nilai Buku Saham

Keterangan:

Nilai Pasar Saham : Harga pasar saham x jumlah saham yang beredar

Nilai Buku Saham :

Sementara menurut Young and Obryne dalam jurnal (Cahyadi; 2016: 188), perhitungan MVA dapat dirumuskan sebagai berikut:

MVA = (Nilai pasar – Nilai Nominal per lembar saham) x Jumlah Saham

(3)

Berdasarkan cara perhitungan diatas, dalam penelitian ini juga memperhitungkan pertumbuhan MVA. Menurut Namazi & Ghorbani (2010) bahwa “Market value added growth or comparative changes in market value added is the market value added changes in comparison with the last year”. Artinya Pertumbuhan nilai tambah pasar adalah perubahan nilai tambah pasar (selisih antara MVA saat ini dengan MVA sebelumnya) yang dibandingkan nilai tambah pasar tahun sebelumnya. Adapun rumus pertumbuhan MVA yang dimana dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

MVAt = MVA saat ini

MVAt-1= MVA waktu sebelumnya

Menurut (Winarto; 2010:2), dalam menghitung MVA dua kemungkinan hasil yang akan diperoleh yaitu:

1. MVA positif, jika nilai positif berarti manajer telah berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaan atau nilai pasar perusahaan lebih besar daripada modal yang diinvestasikan yang berarti kekayaan telah diciptakan.

2. MVA negatif, jika nilai negatif berarti manajer gagal menciptakan nilai tambah bagi perusahaan atau nilai pasar perusahaan lebih kecil daripada modal yang diinvestasikan yang berarti tidak berhasil dalam maksimalkan kekayaan.

Market Value Added (MVA) sebagai metode perhitungan pengukuran kinerja perusahaan tentu memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Menurut Napitupulu (2008:31) terdapat beberapa kelebihan Market Value Added (MVA) yakni:

(4)

1. Penerapan MVA dalam perusahaan dapat menggambarkan prospek menguntungkan atas investasi yang dilakukan saat ini dimasa yang akan datang.

2. Nilai MVA dapat menjadi metode perhitungan dalam menganalisa kekayaan dimasa yang akan mendatang

Selain kelebihan MVA juga memiliki kelemahan dari Market Value Added (MVA). Menurut Napitupulu (2008:31) kelemahan MVA yaitu:

1. Metode MVA mengabaikan kesempatan biaya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan

2. Metode MVA hanya dapat diamati pada tingkat atas sehingga tidak diterapkan pada divisi operasi

3. MVA mengabaikan distribusi kekayaan kepada shareholder dan juga mengabaikan kontribusi mereka

2.1.2 Refined Economic Value Added (REVA)

Refined Economic Value Added (REVA) menurut Bacidore (1997), dalam Jurnal (Bakar; 2010 : 22) bahwa “REVA is a appropriate performance measure than EVA when considering is shareholders view of the firm.” Artinya REVA lebih tepat digunakan untuk pengukuran kinerja dibandingkan EVA dengan mempertimbangkan sudut pandang pemegang saham terhadap perusahaan.

REVA merupakan penyempurnaan dari EVA (Economic Value Added) lebih mengembangkan prosedur perhitungan yang memberikan perkiraan lebih akurat untuk memperkirakan profitabilitas aktual dari akun conventional historical cost serta REVA dipandang lebih aktual dan dapat diandalkan untuk mengevaluasi kekayaan yang diciptakan untuk pemegang saham (Bacidore et al.: 1997 dalam Asraf : 2018)

“The refined economic value added provides an analytic framework for evaluating the operational performance and the value created for shareholders. The refined economic value added is similar to the economic value added but the only difference is that the costs of capital are calculated based on the market

(5)

value of corporate assets not based on the book value of assets when measuring the refined economic value added.” Artinya REVA merupakan pengukuran kineja keuangan yang disempurnakan dengan menyediakan kerangka kerja analitik untuk mengevaluasi kinerja operasional dan nilai yang diciptakan untuk pemegang saham. Konsep REVA mirip dengan EVA, tetapi satu-satunya perbedaan adalah bahwa biaya modal dihitung berdasarkan nilai pasar. Aset perusahaan tidak didasarkan pada nilai buku aset saat mengukur REVA(Hosseini & Akhari 2006, dalam Baseri et al: 2012)

Konsep ini dalam perhitungannya memakai komponen seperti dalam perhitungan EVA, namun dibedakan dalam memperlakukan modal. EVA memakai nilai buku ekonomis (economic book value) sedangkan REVA menggunakan nilai pasar badan usaha (market value of the firm), karena dianggap lebih mencerminkan kekayaan pemegang saham daripada nilai buku ekonomis. Dalam REVA, laba operasi setelah pajak (NOPAT) dikurangi dengan biaya modal dari nilai pasar modal yang di investasikan.

Adapun cara menghitung Refined Economic Value Added (REVA) menurut Bacidore (1997), dalam Jurnal (Bakar; 2010 : 22) dapat dirumuskan sebagai berikut:

REVAt = NOPATt – (MVt-1 x Kw)

Keterangan:

REVAt = Refined Economic Value Added pada periode-t NOPATt = Net Operating Profit After Tax pada periode-t

MVt-1 = Nilai pasar dari badan usaha pada periode t-1 (Market

Valueof Equity ditambah book value of total debt)

Kw = Biaya capital adalah biaya bunga pinjaman dan biaya ekuitas dan dihitung secara rata-rata tertimbang (Weighted Cost of Capital /WACC)

Sedangkan menurut (Baseri et al: 2012) perhitungan REVA dapat dirumuskan sebagai berikut:

(6)

Keterangan:

NOPATt = Net operating profit after tax in t end WACC = Weighted Average Cost of Capital

MCAPITALt-1 = market value at beginning of period t (end of period t-1)

Berdasarkan cara perhitungan diatas, dalam penelitian ini juga memperhitungkan pertumbuhan REVA, yang dimana dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Baseri et al : 2012):

Keterangan:

REVAt = REVA saat ini

REVAt-1= REVA waktu sebelumnya

Interprestasi dari hasil pengukuran Refined Economic Value Added (REVA) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Jika REVA > 0, hal ini menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah ekonomis bagi perusahaan atau ada nilai ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban kepada para penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham di pasar modal.

b. Jika REVA = 0, hal ini menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah maupun pengurangan ekonomis karena laba telah habis digunakan membayar kewajiban kepada para penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham dipasar modal.

c. Jika REVA < 0, hal ini menunjukkan todak terjadi proses nilai tambah ekonomis bagi perusahaan atau perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban kepada para penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham di pasar modal.

Refined Economic Value Added (REVA) sebagai metode perhitungan pengukuran kinerja perusahaan tentu memiliki beberapa kelebihan dan

(7)

kelemahan. Terdapat beberapa kelebihan refined economic value added (REVA), yakni:

1. Refined Economic Value Added (REVA) bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal (cost of capital).

2. Manajemen dipaksa untuk mengetahui berapa the true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal yang merupakan hal yang sesungguhnya menjadi perhatian para investor dapat diperlihatkan secara jelas.

3. Manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.

Adapun beberapa kelemahan Refined Economic Value Added (REVA) sebagai berikut:

1. REVA yang dalam perhitungannya menyatakan menggunakan nilai pasar (market value) ternyata hanya ekuitas saja yang menggunakan market value of equity sedangkan hutang masih menggunakan book value of debt.

2. Secara praktis, penerapan REVA masih sulit, karena proses perhitungan REVA memerlukan estimasi atas biaya modal (cost of capital) dan estimasi ini terutama untuk perusahaan yang belum go public.

2.1.3. Return Saham

Return merupakan keuntungan berupa tingkat pengembalian atas suatu sekuritas yang dimiliki oleh investor. Besarnya return menjadi pertimbangan utama bagi investor dalam berinvestasi pada sekuritas suatu perusahaan.

Menurut (Jogiyanto; 2015:263) bahwa Return merupakan hasil yang diperoleh melalui kegiatan berinvestasi yang dapat berupa return realisasi yang

(8)

sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi namun diharapkanakan terjadi di masa mendatang.

Sedangkan menurut (Hanafi, 2016 : 124) return saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-1. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan saham maka semakin tinggi

return saham yang dihasilkan.

Menurut (Tandellin; 2010:48) return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas kebernaian investor menanggung resiko atas berinvetasi yang dilakukannya

Menurut Jogiyanto (2016:235), return saham dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Return Realisasi (realized return) Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis;

2. Return Ekspektasi (expected return) Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh invstor di masa mendatang terhadap sejumlah dana yang telah ditempatkannya.

Komponen return saham seperti yang dikemukakan oleh (Tandellin; 2010:48) menyatakan bahwa return saham:

1. Capital Gain merupakan selisih antara harga beli saham saat ini dan harga jual saham di masa yang akan datang. Capital gain terbentuk berdasarkan harga saham yang meningkat dari waktu ke waktu. Investor yang melakukan kegiatan investasi jangka pendek atau jual beli saham (trader) sangat antusias terhadap capital gain, karena capital gain merupakan salah satu bentuk return saham yang sangat cepat berfluktuasi setiap waktunya 2. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau

pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi saham yang berupa deviden.

(9)

Menurut (Jogiyanto; 2015:265) cara perhitungan return saham dapat dirumuskan sebagai berikut

Keterangan:

Pt = Harga saham saat ini

Pt-1 = Harga saham waktu sebelumnya

Dt = Deviden Periodik

Karena pada laporan keuangan telah diketahui harga penutupan pada perusahaan setiap tahunnya dan karena tidak semua perusahaan membagikan dividen secara periodik sehingga pada penelitian ini penulis menggunakan rumus return saham yang digunakan dalam penelitian ini, maka return saham dapat dihitung menurut Jogiyanto (2015:266) sebagai berikut:

Keterangan:

Pt = Harga saham saat ini

Pt-1 = Harga saham waktu sebelumnya

Adapun cara menghitung menurut (Brigham dan Houston; 2014:410) return saham dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Pt = Harga saham saat ini

(10)

2.1.4. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang akan mengarahkan penelitian ini diantaranya yaitu:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

penelitian

Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Nakhaei (2016) Market Value Added and Traditonal Accounting Criteria Which Measure is a Best Predictor of Stock Return in Malaysian Companies MVA, NI, NOPAT dan EPS berpengaruh positif terhadap return saham Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel:  NI NOPAT EPS sebagai variabel dependen 2 Noori & Ja’afari (2013 The influence of economic and market added values on financial performance of the firms listed in Tehran Stock Exchange. EVA dan MVA berpengaruh terhadap return saham Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA sebagai variabel dependen 3 Sahara (2018), The Analysis Of Financial Performance Using Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) Methods And Its Influence On Stock Hasil pengujian menunjukkan bahwa :  EVA berpengaruh secara positif terhadap return saham  MVA berpengaruh secara positif Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA sebagai variabel dependen

(11)

Return Of Transportatio n Company listed in Indonesia Stock Exchange terhadap return saham 4 Kusuma (2018) Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016) Hasil pengujian menunjukkan bahwa :  EVA tidak berpengaruh terhadap return saham  MVA berpengaruh secara positif terhadap return saham Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA sebagai variabel dependen 5 Lee (2009) EVA, refined EVA, MVA, or traditional performance measures for the hospitality industry? Hasil pengujian menunjukkan bahwa : EVA, Refined EVA dan MVA dan memiliki pengaruh terhadap return saham Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA dan REVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA sebagai variabel dependen 6 Baseri et al (2012) EVA’s and REVA’s relative and growing information on benefit Hasil pengujian menunjukkan bahwa : EVA dan REVA Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA

(12)

predictions in Tehran Stock Exchange Market accepted companies memilik pengaruh terhadap return saham menggunakan REVA sebagai variabel dependen 7 Febriyanto & Rizkianto (2015) Komparasi Pengaruh Economic Value Added dengan Refined Economic Value Added Terhadap Harga Saham dan Return Saham Perusahaan Sektor Manufaktur Hasil pengujian menunjukkan bahwa : EVA dan REVA memiliki pengaruh terhadap return saham Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan REVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA sebagai variabel dependen 8 Nugroho (2018) The Effect of Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Refined Economic Value Added (REVA) on Stock Prices and Returns Stock at Manufacturin g Industries Who Listed on Indonesia Stock Exchange (BEI) Hasil pengujian menunjukkan bahwa EVA, MVA, dan REVA memiliki pengaruh terhadap return saham Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA dan REVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA sebagai variabel dependen 9 Wulandani (2017) Pengaruh EPS, EVA Dan MVA Hasil pengujian menunjukkan Persamaan dengan penelitian ini Perbedaan dalam penelitian

(13)

Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi bahwa EPS berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham EVA tidak berpengaruh terhadap Return Saham MVA tidak berpengaruh terhadap Return Saham yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA penulis tidak menggunakan variabel EPS dan EVA sebagai variabel dependen 10 Williem, et al (2014) Prediction Of Stock Return On Banking Industry At The Indonesia Stock Exchange By Using MVA And EVA Concepts. Hasil pengujian menunjukkan bahwa: MVA have negative relationship and does not have significant effect on Stock Return EVA have positive relationship but does not have significant effect on Stock Return Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA sebagai variabel dependen

(14)

11 Tahmasebi vand et al (2014) Investigating the Relationship between Refined Economic Values Added and Adjusted Stock Returns Based On Risk in Companies Listed On the Tehran Stock Exchange Hasil pengujian menunjukkan bahwa: REVA have negative relationship and does not have significant effect on Adjusted Stock Return Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan REVA 12 Hajiabbasi et al (2012) Comparison of information content value creation measures (EVA, REVA, MVA, SVA, CSV and CVA) and accounting measures (ROA, ROE, EPS, CFO) in predicting the Shareholder Return (SR) Evidence from Iran Stock Exchange Hasil pengujian menunjukkan bahwa:  there is not significant relationship between of EVA, REVA, MVA, SVA, CVA ROE, EPS and CFO with shareholder return (SR),  there is a significant relationship of positive between CSV and ROA with SR Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen menggunakan MVA dan REVA Perbedaan dalam penelitian penulis tidak menggunakan variabel EVA, SVA, CSV, CV, ROA, ROE, EPS, CFO sebagai variabel dependen

(15)

2.2. Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham

Menurut (Keown; 2010: 35) Market Value added merupakan alat untuk mengukur berapa banyak kekayaan suatu perusahaan yang telah diciptakan untuk saat tertentu. Perusahaan dengan nilai MVA positif, menurut Brigham & Houston (2014:111) mencerminkan prospek yang menguntungkan atas investasi modal yang ditanamkannya di masa yang akan datang. Banyaknya Investor untuk melakukan investasi seharusnya mampu menaikkan jumlah permintaan terhadap saham sehingga mampu menaikkan harga saham. Dengan naiknya harga saham akan membawa pengaruh positif terhadap return. Selain itu menurut Hanafi (2015:55) Nilai MVA yang tinggi berarti perusahaan telah mampu memaksimalkan kekayaan pemegang saham sebagai hasil kinerja perusahaan yang baik dan mendapat respon yang tinggi dari pasar. Sebagai hasilnya, kepercayaan investor terhadap perusahaan semakin meningkat sehingga tidak menutup kemungkinan akan meningkatkan permintaan terhadap harga saham perusahaan. Permintaan saham yang tinggi akan membuat harga saham juga tinggi, jika harga saham tinggi maka capital gain juga meningkat. Semakin tinggi capital gain, maka return saham yang diperoleh pemegang saham juga akan meningkat, karena capital gain termasuk dalam kompenen perhitungan return saham. maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan Market value added (MVA) terhadap return saham.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan penelitian sebelumnya yaitu Nakhaei (2016), Noori & Ja’afari (2013), Sahara (2018), dan Kusuma (2018) yang dimana hasil penelitian menyatakan bahwa Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Return Saham. Namun penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian menurut Wulandani (2017) dan Williem, et al(2014) yang dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Market Value Added (MVA) tidak berpengaruh terhadap Return Saham

Dari pemaparan diatas maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut: H1: Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Return Saham pada

(16)

2.2.2 Pengaruh Refined Economic Value Added (REVA) terhadap Return Saham

Menurut Bacidore et al.: 1997 dalam Asraf : 2018 bahwa REVA merupakan penyempurnaan dari EVA (Economic Value Added) lebih mengembangkan prosedur perhitungan yang memberikan perkiraan lebih akurat untuk memperkirakan profitabilitas aktual dari akun conventional historical cost serta REVA dipandang lebih aktual dan dapat diandalkan untuk mengevaluasi kekayaan yang diciptakan untuk pemegang saham. Perusahaan yang mampu menciptakan nilai REVA yang positif maka perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi para investor atau pemegang saham. Dengan REVA yang meningkat atau bernilai positif, investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya sehingga akan mengakibatkan harga saham meningkat. Naiknya harga saham tersebut akan diikuti dengan meningkatnya return saham yang diterima. Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Refined Economic Value Added (REVA) terhadap return saham. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan penelitian sebelumnya yaitu Lee (2009), Baseri et al (2012), dan Febriyanto & Rizkianto (2015) bahwa Refined Economic Value Added (REVA) terhadap return saham. Namun berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh M. Tahmasebivand et al (2014) dan Hajiabbasi et al (2012) yang menyatakan bahwa REVA tidak berpengaruh terhadap return saham.

Dari pemaparan di atas, maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut: H2: Refined Economic Value Added (REVA) berpengaruh terhadap Return

Saham pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI periode 2010-2017

2.2.3 Pengaruh Market Value Added (MVA) dan Refined Economic Value Added (REVA) terhadap Return Saham

Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan hanya berorientasi pada profit oriented (Erica,2018). Untuk mengatasi kelemahan dari analisis rasio keuangan tersebut, maka dikembangkan konsep pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai tambah (value added) yaitu Market value added (MVA) dan Refined Economic value added (REVA).

(17)

Menurut Young & O’Byrne (2001:26) dalam jurnal Dwimulyani (2014) bahwa MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai. MVA juga merupakan indicator yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan untuk investornya. Perusahaan dengan nilai MVA positif, menurut Brigham & Houston (2014:111) mencerminkan prospek yang menguntungkan atas investasi modal yang ditanamkannya di masa yang akan datang. Banyaknya Investor untuk melakukan investasi seharusnya mampu menaikkan jumlah permintaan terhadap saham sehingga mampu menaikkan harga saham. Dengan naiknya harga saham akan membawa pengaruh positif terhadap return.

Sedangkan Refined Economic Value Added (REVA) menurut Bacidore (1997), bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal (cost of capital). Dengan REVA yang meningkat atau bernilai positif, investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya sehingga akan mengakibatkan harga saham meningkat. Naiknya harga saham tersebut akan diikuti dengan meningkatnya return saham yang diterima.

Menurut (Jogiyanto; 2015:263) bahwa Return merupakan hasil yang diperoleh melalui kegiatan berinvestasi yang dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi namun diharapkanakan terjadi di masa mendatang.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis dapat mengambil hipotesis bahwa Market Value Added (MVA) dan Refined Economic Value Added (REVA) akan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh penelitian Lee (2009) dan Nugroho (2018) bahwa Market Value Added (MVA) dan Refined Economic Value Added (REVA) terhadap return saham. Dari pemaparan di atas, maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut:

(18)

H3: Market Value Added (MVA) dan Refined Economic Value Added (REVA)

berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI periode 2010-2017

Dari penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa Market Value Added (MVA) dan Refined Economic Value Added (REVA) merupakan dua variabel yang memiliki korelasi (hubungan yang saling mempengaruhi) terhadap return saham. Kesimpulan tersebut akan digambarkan dengan kerangka pemikiran penelitian. Menurut Sugiyono (2015:42), kerangka pemikiran penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Maka bisa digambarkan pengaruh antara variabel Market Value Added (MVA), Refined Economic Value Added (REVA) dan return saham sebagai berikut yang dapat dilihat pada gambar 2.1:

Nakhaei (2016), Noori & Ja’afari (2013) Sahara (2018), dan Kusuma (2018)

Lee (2009)

Nugroho (2018)

Lee (2009), Baseri et al (2012) Febriyanto & Rizkianto (2015) Sumber: Sugiyono (2015)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Market Value Added

(X1)

(Brigham dan Houston; 2014)

Refined Economic Value Added (X2)

(Bacidore:1997)

Return Saham (Y)

(19)

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Return Saham pada

perusahaan tambang yang terdaftar di BEI periode 2010-2017

H2: Refined Economic Value Added (REVA) berpengaruh terhadap Return Saham

pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI periode 2010-2017

H3: Market Value Added (MVA) dan Refined Economic Value Added (REVA)

berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI periode 2010-2017

Referensi

Dokumen terkait

Kami sebelumnya telah melaksanakan audit, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan lnstitut Akuntan Publik lndonesia, atas laporan posisi keuangan konsolidasian

3.Guru menjelaskan tentang cara menggambar bebas dengan memberikan pilihan-pilihan sesuai dengan tema/sub tema yang dibicarakan pada hari itu dan atau dapat juga anak

Dalam rangka pengelolaan likuiditas serta mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi kebutuhan cash flow, bank melakukan kontrol dengan melakukan

Low lev el of m ot iv at ion Rising m ot ivat ional ‘t ension’ Tr igger.. Com plet e ban on sm oking in indoor

Lebih dari itu berkenaan dengan pembicaraan tentang berbagai cara untuk menyelesaikan masalah, harus memiliki sikap yang baik dalam menghadapi masalah dan mampu

Penulisan ilmiah ini berisi tentang Website Wisata Kuliner Kota Bogor yang menampilkan informasi berisi sejarah, pendiri, tempat dan macam-macam makanan yang sudah dikenal dan

Program aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 yang merupakan sebuah program aplikasi berbasiskan window dan bersifat user friendly sehingga

[r]