• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Cyberloafing terhadap Perilaku Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior Karyawan PT. Matoa Indonesia Digdaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Cyberloafing terhadap Perilaku Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior Karyawan PT. Matoa Indonesia Digdaya."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

vii

THE INFLUENCE OF CYBERLOAFING TOWARD JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR OF MATOA

INDONESIA DIGDAYA COMPANY EMPLOYEES

Abstract

In line with the development of the world economy is impressive in the last 4 years, the role of the company is able to contribute positively to the performance of the Indonesian economy. Each company must manage the resources to support the performance and face the competition, one of this is managing human resources. However, the management of human resources is often detrimental to the company as a result of employee misconduct itself. One example of deviant behavior that employees do cyberloafing. The study aimed to examine the effect of cyberloafing on job satisfaction and organizational citizenship behavior. Data were collected through direct surveys. Samples were employees of Matoa Indonesia company. 50 questionnaires distributed, with a rate of return of 100%. From two hypotheses proposed in this study, only one were answered that there is influence between cyberloafing behavior toward organizational citizenship behavior. One of the managerial implications that can be applied based on the result of the study is the importance role of the leader to control the behavior of employees in using of internet technology in the company.

(2)

PENGARUH CYBERLOAFING TERHADAP PERILAKU KEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR KARYAWAN

PT. MATOA INDONESIA DIGDAYA

Abstrak

Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia yang impresif dalam 4 tahun terakhir, peran perusahaan mampu berkontribusi positif pada kinerja perekonomian Indonesia. Setiap perusahaan harus mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menunjang kinerja dan menghadapi persaingan, salah satunya pengelolaan sumber daya manusia. Namun, pengelolaan sumber daya manusia sering kali merugikan bagi perusahaan akibat perilaku menyimpang karyawan itu sendiri. Salah satu contoh perilaku menyimpang yang dilakukan karyawan yaitu perilaku cyberloafing. Penelitian saat ini bertujuan untuk menguji pengaruh cyberloafing terhadap kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior. Data dikumpulkan melalui survei langsung. Sampel yang diambil adalah karyawan PT. Matoa Indonesia Digdaya. Kuesioner disebarkan 50 buah pada karyawan, dengan tingkat pengembalian 100%. Dari dua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, hanya satu yang terjawab yaitu terdapat pengaruh antara perilaku cyberloafing terhadap organizational citizenship behavior. Salah satu implikasi manajerial yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah pengendalian yang terus dilakukan oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawannya dalam penggunaan teknologi internet di perusahaan.

(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . i

HALAMAN PENGESAHAN . . . .. . . .ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI . . . .. . . iii

KATA PENGANTAR . . . .. . . iv

ABSTRACT . . . . . . vii

ABSTRAK . . . viii

DAFTAR ISI . . . .ix

DAFTAR GAMBAR . . . .. . . xiii

DAFTAR TABEL . . . . . . .. . . .xiv

DAFTAR LAMPIRAN . . . .xvi

BAB I PENDAHULUAN . . . .. . . 1

1.1Latar Belakang Masalah . . . .1

1.2Rumusan Masalah . . . .. . . 6

1.3Tujuan Penelitian . . . ..6

1.4Manfaat Penelitian. . . .7

BAB II LANDASAN TEORI . . . .8

2.1 Kajian Pustaka . . . 8

2.1.1 Cyberloafing . . . 8

(4)

2.1.1.2 Aktivitas-Aktivitas Cyberloafing . . . 9

2.1.1.3 Perilaku Cyberloafing . . . .12

2.1.1.4 Dampak Cyberloafing . . . .13

2.1.2 Kepuasan Kerja . . . 15

2.1.2.1 Definisi Kepuasan Kerja . . . .15

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja . . . .16

2.1.3 Organizational Citizenship Behavior (OCB) . . . 18

2.1.3.1 Definisi OCB . . . 18

2.1.3.2 Jenis-Jenis OCB . . . 20

2.1.4 Riset Empiris . . . 22

2.2 Rerangka Pemikiran . . . 26

2.3 Pengembangan Hipotesis . . . 27

2.3.1 Cyberloafing dan Kepuasan Kerja . . . 27

2.3.2 Cyberloafing dan OCB . . . 28

2.3.3 Model Penelitian . . . 29

BAB III METODE PENELITIAN . . . .31

3.1 Jenis Penelitian . . . .31

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian . . . 31

(5)

xi

3.5.1 Pengujian Normalitas . . . .34

3.5.2 Pengujian Validitas . . . ..35

3.5.3 Pengujian Reliabilitas . . . ..35

3.5.4 Pengujian Hipotesis . . . .36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . .38

4.1 Hasil Penelitian . . . .38

4.1.1 Karakteristik Responden . . . 38

4.1.2 Uji Instrumen Penelitian . . . ..40

4.1.2.1 Uji Normalitas . . . .40

4.1.2.2 Uji Validitas . . . ..44

4.1.2.3 Uji Reliabilitas . . . 46

4.1.2.4 Uji Hipotesis . . . .47

4.1.2.4.1 Hasil Pengujian Pengaruh Cyberloafing Terhadap Kepuasan Kerja di PT. Matoa Indonesia Digdaya . . . .47

(6)

4.2 Pembahasan . . . . . . .53

4.2.1 Hasil Analisis Pengaruh Perilaku Cyberloafing Terhadap Kepuasan Kerja . . . . . . .53

4.2.2 Hasil Analisis Pengaruh Perilaku Cyberloafing Terhadap OCB . . . .55

4.3 Perbandingan Dengan Hasil Riset Empiris . . . .57

BAB V PENUTUP . . . .59

5.1 Simpulan . . . .60

5.2 Keterbatasan Penelitian . . . .60

5.3 Implikasi Penelitian . . . ..61

5.3.1 Implikasi Manajerial . . . ..61

5.4 Saran . . . .62

DAFTAR PUSTAKA . . . .63

(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengaruh Cyberloafing Terhadap Kepuasan Kerja

Dan Organizational Citizenship Behavior di

PT. Matoa Indonesia Digdaya . . . 30

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Riset Empiris . . . .22

Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Jumlah Responden . . . ..38

Tabel 4.2 Karakteristik Responden . . . .39

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas . . . ..41

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas . . . ..45

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Reliabilitas . . . ..46

Tabel 4.6 Pengujian Model Regresi Cyberloafing Terhadap Kepuasan Kerja . . . .48

Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Cyberloafing Terhadap Kepuasan Kerja . . . .48

Tabel 4.8 Pengujian Hipotesis dan Persamaan Regresi Cyberloafing Terhadap Kepuasan Kerja . . . .49

Tabel 4.9 Pengujian Model Regresi Cyberloafing Terhadap OCB . . . ..51

(9)

xv

Tabel 4.11 Pengujian Hipotesis dan Persamaan Regresi

Cyberloafing Terhadap OCB . . . ..52

Tabel 4.12 Ringkasan Hipotesis dan Hasil Hipotesis . . . .57

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner Penelitian . . . .66

Lampiran B Uji Deskrptif . . . .75

Lampiran C Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis . . . 77

Lampiran D Uji Validitas . . . .80

Lampiran E Uji Reliabilitas . . . .94

Lampiran F Pengujian Regresi Sederhana . . . ..101

(11)

Bab I Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini kita hidup dalam ekonomi global, perkembangan yang terjadi dalam

ekonomi dunia semakin lama, berlangsung semakin cepat sejalan dengan semakin

lajunya kemajuan ilmu pengetahuan (Heryanto, 2004). Sumitro (dalam Heryanto,

2004) mendefinisikan pembangunan atau perkembangan sebagai suatu transformasi

dalam arti perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi diartikan

sebagai perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang meliputi perubahan

pada perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan

bentuk susunan ekonomi (Khoiroh, 2012).

Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia yang impresif dalam 4 tahun

terakhir, peran perusahaan mampu berkontribusi positif pada kinerja perekonomian

Indonesia. Hal ini tercermin melalui Foreign Direct Investment (FDI) yang

meningkat cukup pesat (Diambil dari Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012 yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia, dalam Khiroh 2012).

Menurut data Badan Pusat Statistik (dalam Khoiroh, 2012), terdapat 23.941

perusahaan industri besar-sedang di Indonesia pada tahun 2013. Peran-peran

perusahaan inilah yang menjadi salah satu faktor perkembangan perekonomian

khususnya di Indonesia. Di sisi lain banyaknya jumlah perusahaan yang berkembang

akan memunculkan persaingan, dimana setiap perusahaan harus memiliki

(12)

Bab I Pendahuluan

dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada untuk dapat menghasilkan

produk baik barang atau jasa yang bisa dipasarkan. Dalam hal ini pengelolaan

sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi sumber daya finansial, fisik, sumber

daya manusia, dan kemampuan teknologis dan sistem (Simamora, dalam Kartika &

Kaihatu, 2010).

Karyawan sebagai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan

menempati posisi strategis dalam sebuah perusahaan diantara sumber daya lainnya,

sehingga untuk dapat menghasilkan output yang sesuai dengan harapan perusahaan,

sudah seharusnya sumber daya manusia dikelola dan dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya (Kartika & Kaihatu, 2010). Namun, pengelolaan sumber daya manusia di

perusahaan seringkali merugikan bagi perusahaan karena perilaku dari karyawan itu

sendiri. Perilaku yang merugikan bagi perusahaan biasa disebut perilaku

menyimpang (Robbins & Judge, 2012).

Perilaku menyimpang di tempat kerja, adalah perilaku yang melanggar

norma-norma organisasi yang signifikan dan, dengan demikian, mengancam

kesejahteraan atau anggota-anggotanya (Robbins & Judge, 2012). Sebagai contoh

perilaku menyimpang di tempat kerja yaitu menggunakan akses internet perusahaan

mereka untuk keperluan pribadi selama jam kerja atau yang disebut cyberloafing

(Lim, 2002). Cyberloafing itu sendiri diartikan sebagai kegiatan atau perilaku

mengakses situs yang tidak memiliki keterkaitan dengan pekerjaan (misalnya jejaring

sosial, olahraga, berita dan hiburan), memeriksa dan mengirim e-mail pribadi dan

(13)

Bab I Pendahuluan

3

pelaksanaan dan komunikasi. Internet yang di sediakan di tempat kerja biasanya

tidak memiliki batasan situs-situs tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah karyawan dalam mengakses informasi mengenai pekerjaan, agar

perusahaan terus dapat diperbaharui dan kompetitif (Lim & Teo, 2005).

Dalam dunia bisnis, banyak manfaat dari penggunaan internet sebagai fondasi

menjalankan bisnis non tradisional dan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja

karyawan (Lim, 2002). Dalam era informasi ini, teknologi internet telah menjadi tak

terelakkan dan menjadi bagian dari kehidupan berbisnis (Ozler & Polat, 2012).

Sumber daya internet adalah komponen penting di tempat kerja dan digunakan untuk

meningkatkan kinerja di sejumlah bidang (Ugrin & Pearson, 2013). Tapi pada

kenyataanya, penggunaan internet juga dapat berdampak buruk terhadap pengguna

teknologi itu sendiri.

Sebuah survei yang dilakukan oleh WebSense.com pada tahun 2006

menemukan bahwa rata-rata karyawan Amerika menghabiskan sekitar 24 persen dari

jam kerja nya untuk melakukan kegiatan cyberloafing. Hal ini menunjukkan jumlah

rata-rata waktu yang dihabiskan karyawan untuk kegiatan internet non-kerja adalah

10 jam per karyawan per minggu (Lim & Chen, 2009). Bukti lain dari Spector & Fox

(2010) menyatakan bahwa beberapa karyawan menghabiskan sebanyak 5 sampai 6

jam per hari untuk menggunakan internet di tempat kerja. Perkiraan jumlah

karyawan Amerika yang melakukan cyberloafing di tempat kerja mencapai 34 juta,

yang mengarah pada waktu produktivitas hilang sebesar 200.600.000 jam per

minggu menurut Debt Cubed (dalam Young & Case, 2004). Dalam survei yang

dilakukan oleh eMarketer.com, 73 persen karyawan di Amerika menggunakan akses

(14)

Bab I Pendahuluan

membuka situs porno, 13 persen untuk online chatting, 12 persen bermain game, 8

persen membukan situs olahraga, 7 persen untuk berinvestasi, dan 7 persen untuk

berbelanja online saat bekerja (Young & Case, 2004). Studi yang dilakukan oleh

SurveilStar.com menyatakan bahwa dari sejumlah perusahaan di Amerika kehilangan

lebih dari 30 persen jam kerja dalam sehari selama satu minggu akibat kegiatan

cyberloafing yang dilakukan oleh karyawannya. Sejumlah studi di Indonesia (Antariksa, 2012; dalam Margaretha & Anugrah 2013) menunjukkan rata-rata

karyawan mengalokasikan waktu hingga satu jam per hari untuk akses internet yang

acapkali tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan (browsing Facebook

atau Kaskus, dan lain-lain). Itu artinya selama sebulan seorang karyawan bisa

“mengkorupsi” waktu pekerjaannya hingga 20 jam lebih (1 jam x 20-an hari kerja),

atau sama dengan 2,5 hari kerja. Berdasarkan survei-survei tersebut dapat

disimpulkan bahwa perilaku cyberloafing sudah menjadi kebiasaan dan menjadi

perilaku yang biasa di kalangan karyawan.

Askew (2012) meneliti bagaimana cyberloafing berhubungan dengan

kepuasan kerja. Menurut Mastrangelo, Everton & Jolton (2006) dalam penelitiannya

mendapatkan hasil bahwa korelasi bivariat sederhana antara cyberloafing dan

kepuasan kerja telah menemukan korelasi hampir nol. Tetapi, banyak pendapat

mengenai hubungan antara cyberloafing dan kepuasan kerja karyawan. Menurut

Farrell (dalam Al-Shuaibi, Subramaniam & Shamsudin, 2014) individu yang tidak

puas di tempat kerja secara teoritis mengalami tiga kemungkinan respon perilaku:

(15)

Bab I Pendahuluan

5

internet untuk terlibat dalam kegiatan non-kerja pada saat waktu kerja. Galletta dan

Polak (dalam Al-Shuaibi, Subramaniam & Shamsudin, 2014) mengemukakan bahwa

ketidakpuasan kerja cenderung meningkatkan penyalahgunaan internet karena

pengguna kemungkinan akan terlepas dari aspek pekerjaan mereka dan terlibat dalam

penyalahgunaan internet dengan mengganti kegiatan lainnya.

Tindakan cyberloafing membuat perusahaan mengeluarkan biaya yang besar,

tapi pada penelitian yang dilakukan oleh Lim dan Rajah (2011) ditemukan bahwa

perilaku cyberloafing tersebut dapat menghasilkan manfaat bagi perusahaan.

Penelitian dengan sampel 120 karyawan dewasa yang sehari-hari bekerja

menggunakan fasilitas internet perusahaan. Dalam penelitian ini, hasil yang menarik

adalah perilaku organizational citizenship behavior (OCB) menyebabkan kinerja

karyawan tinggi. Organizational citizenship behavior (OCB) adalah melakukan

perilaku ekstra di tempat kerja seperti membantu sesama kolega atau melestarikan

sumber daya perusahaan, OCB mengacu pada tindakan terlibat dalam perilaku yang

berada di luar ruang lingkup pekerjaan dan peran persyaratan seseorang (Lim &

Rajah, 2011). Organisasi yang sukses membutuhkan karyawan yang akan melakukan

lebih dari sekadar tugas biasa mereka, yang akan memberikan kinerja yang melebihi

harapan (Robbins & Judge, 2012).

Menurut Spector dan Fox (2010) mengenai penyimpangan, individu yang

terlibat dalam counterproductive work behavior (CWB) dan merasa bersalah tentang

hal itu cenderung untuk terlibat organizational citizenship behavior (OCB) sebagai

sarana untuk "mengimbangi" apa yang mereka telah lakukan dan untuk mengurangi

(16)

Bab I Pendahuluan

Penelitian kali ini merupakan replika dari dua penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Lim dan Rajah (2011) dan penelitian yang dilakukan Askew (2012).

Dalam penelitian ini, hanya berfokus pada tiga variabel yaitu cyberloafing, kepuasan

kerja, dan organizational citizenship behavior dengan sampel karyawan PT. Matoa

Indonesia Digdaya. PT. Matoa Indonesia Digdaya adalah perusahaan yang

memproduksi jam tangan yang terbuat dari kayu. Perusahaan ini berlokasi di

Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan temuan penelitian oleh Lim dan Rajah (2011) dan penelitian yang

dilakukan Askew (2012), maka ada dua rumusan masalah dalam penelitian ini.

1. Bagaimana pengaruh cyberloafing terhadap kepuasan kerja karyawan PT.

Matoa Indonesia Digdaya?

2. Bagaimana pengaruh perilaku cyberloafing terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) di PT. Matoa Indonesia Digdaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa masalah yang diidentifikasi di atas, maka berikut merupakan

tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini:

1. Memberikan bukti empiris tentang bagaimana pengaruh cyberloafing

terhadap kepuasan kerja di PT. Matoa Indonesia Digdaya.

(17)

Bab I Pendahuluan

7 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang bagaimana

pengaruh cyberloafing terhadap kepuasan kerja karyawan dan hubungan perilaku

cyberloafing dengan organizational citizenship behavior (OCB).

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi akademisi,

untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Penelitian ini juga diharapkan

dapat menjadi acuan bagi penelitian yang akan datang mengenai pengaruh

cyberloafing terhadap kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior (OCB).

Selain itu, penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan masukan bagi CEO

PT. Matoa Indonesia Digdaya dalam menyediakan dan mengatur fasilitas internet

untuk karyawan PT. Matoa Indonesia Digdaya agar kinerja yang dilakukan karyawan

khususnya di lingkungan PT. Matoa Indonesia Digdaya menjadi lebih efektif dan

(18)

Bab V Penutup

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini secara empiris merupakan replikasi dari dua penelitian yang telah

dilakukan oleh Askew (2012) serta Lim dan Rajah (2011). Penelitian ini

dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh perilaku cyberloafing terhadap kepuasan

kerja dan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan PT. Matoa

Indonesia Digdaya. Selain itu peneliti ingin mengetahui apakah hasil dari penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya tetap konsisten dengan objek sampel yang sama.

Dari hasil analisis regresi sederhana, diperoleh hasil bahwa perilaku

cyberloafing bukan disebabkan karena kepuasan kerja yang rendah. Namun, pada hasil pengujian hipotesis dan persamaan regresi ditemukan juga adanya hubungan

antara cyberloafing, sedangkan pengaruhnya tidak ada. Hipotesis pertama tidak

terjawab sekaligus tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Askew (2012). Hasil analisis regresi sederhana yang kedua, diperoleh hasil

bahwa perilaku cyberloafing mempengaruhi perilaku organizational citizenship

behavior (OCB). Hipotesis yang kedua terjawab dan mendukung penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Lim dan Rajah (2011) bahwa perilaku cyberloafing

mempengaruhi perilaku organizational citizenship behavior (OCB) dimana semakin

tinggi tingkat cyberloafing maka semakin tinggi pula tingkat OCB nya. Dengan

(19)

Bab V Penutup

60

konsisten dengan penelitian yang sebelumnya dan satu hipotesis yang konsisten

dengan penelitian yang sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada

bab sebelumnya, maka penulis memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Data yang diperoleh seluruhnya normal karena memiliki nilai skewness

mendekati nol, artinya data yang digunakan berdistribusi normal. Sehingga

analisis regresi dapat dilanjutkan.

2. Data yang diperoleh tidak seluruhnya valid, terdapat 18 item pertanyaan yang

nilainya kurang dari 0.3. Item pertanyaan yang tidak valid antara lain KK 7,

KK 8, KK 12, KK 13, KK 14, KK 17, KK 21, KK 22, KK 27, KK 30, KK 32,

KK 34, KK 35, OCB 3, OCB 7, OCB 9, OCB 10 dan OCB 17.

3. Data yang diperoleh seluruhnya reliable dengan Cronbach’s Alpha CLF

(0.972), KK (0.678), OCB (0.888).

4. Kepuasan kerja tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada perilaku

cyberloafing pada karyawan PT. Matoa Indonesia Digdaya.

5. Perilaku organizational citizenship behavior (OCB) memberikan pengaruh

yang signifikan pada perilaku cyberloafing pada karyawan PT. Matoa

Indonesia Digdaya, dengan pengaruh yang diberikan sebesar 36.2%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Peneliti mempunyai keterbatasan waktu untuk mengeksplorasi berbagai

macam penyebab dari perilaku cyberloafing yang terjadi di PT. Matoa

(20)

Bab V Penutup

2. Penelitian ini akan lebih baik dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

Supaya hasil dari penelitian lebih luas cakupannya dan dapat dieksplorasi

lebih mendalam lagi.

3. Identitas responden untuk kuesioner dalam penelitian ini masih terlalu umum,

sehingga tidak dapat dieksplorasi lebih mendalam lagi.

4. Peneliti hanya meneliti satu perusahaan, sehingga eksplorasi untuk perilaku

cyberloafing hanya berpaku pada perilaku yang terjadi di satu perusahaan.

5.3 Implikasi Penelitian

5.3.1 Implikasi Manajerial

Berdasarkan berbagai kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran yang

kiranya dapat memberikan manfaat bagi CEO PT. Matoa Indonesia Digdaya sebagai

berikut:

 Rutin melakukan kontrol terhadap karyawannya dalam hal penggunaan

internet.

 Memasang CCTV di kantor untuk mengawasi kegiatan karyawan, apabila

pimpinan perusahaan sedang diluar kantor.

 Memblokir web yang tidak berkaitan dengan pekerjaan seperti web

pornografi dan web untuk bermain game online.

Memberikan sanksi bagi karyawan yang melakukan cyberloafing saat jam

kerja.

(21)

Bab V Penutup

62

 Memberikan pelatihan bagi karyawan dalam hal penggunan sumber daya

internet.

5.4 Saran

Beberapa saran untuk penelitian yang selanjutnya sebagai berikut:

1. Peneliti yang selanjutnya akan lebih baik untuk menambahkan pengaruh lain

dari cyberloafing. Dengan harapan dapat memberikan hasil dan gambaran

yang lebih mendalam mengenai cyberloafing.

2. Peneliti menyarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak untuk

penelitian selanjutnya, agar hasil dari penelitian lebih luas dan dapat

dieksplorasi lebih mendalam lagi.

3. Penambahan identitas responden diperlukan untuk mendalami

individu-individu yang melakukan cyberloafing

4. Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti dua perusahaan yang berbeda.

Dengan tujuan untuk mencari tahu perbedaan perilaku cyberloafing diantar

(22)

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Al-Shuaibi, A. S. I., Subramaniam, C., & Faridahwati, M. S. (2014). The Mediating Influence of Job Satisfaction on the Relationship between HR Practices and Cyberdeviance. Journal of Marketing and Management.

Askew. K. L. (2012). The Relationship Between Cyberloafing and Task Performance and an Examination of the Theory of Planned Behavior as a Model of Cyberloafing. Theses and Dissertations. University of South Florida.

Belanger, F. & C. V. Slyke. (2002). Abuse or learning? Communication of the ACM.

Blanchard, A. L., & C. A. Henle. (2008). The interaction of Work Stressor and Organizational sanctions on Cyberloafing. Journal of Managerial Issues.

Celik, N. (2014). Job Satisfaction’s Impact on Cyberloafing; An University Example. International Academic Conference.

Ghasemi, E. H., & M. Hasanzadeh. (2013). Surveying the Relative Importance of Job Satisfaction Dimensions on Counter-productive and Withdrawal Behaviors

Case Study: Parsian Bank’s Employees. International Journal of

Management and Social Sciences Research (IJMSSR).

Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang : BP Universitas Diponegoro.

Greenfield, P. M. (2009). Technology and informal education: What is taught, and what is learned. Science Journal.

Heryanto, J. (2004). Pro dan Kontra Ekonomi Global. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan.

Jogiyanto, H. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi ke enam. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Kartika, E. W., & T. S. Kaihatu. (2010). Analisis Pengaruh Motivasi Kerja

Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada Karyawan Restoran di Pakuwon Food Festival Surabaya). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Kay., Bart., Y. Johnson., A. Chern., & A. H. Kangas. (2009). Cyberloafing; A Modern Workplace Phenomenon, diakses dari

(23)

Daftar Pustaka

64

Khoiroh, M. M. (2012). Tingkat Worker Turnover pada Multinational Companies dan Kaitannya dengan Cultural Adjustment. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.

Leon, M. C. D., & M. A. Finkelstein. (2011). Individualism/collectivism and organizational citizenship behavior. Psichotema.

Li, S. & Chung, T. (2006). Internet function and Internet addictive behavior. Computers in Human Behavior.

Liberman, B., G. Seidman., K. Y. A. McKenna., L. E. Buffardi. (2011). Employee Job Attitudes and Organizational Characteristics as Predictors of Cyberloafing. Computers in Human Behavior.

Lim, V. K. G. (2002). The IT way of loafing on the job: cyberloafing, neutralizing and organizational justice. Journal of Organizational Behaviour.

Lim, V. K. G., & Chen, D. J. Q. (2009). Impact of Cyberloafing on Affect, Work depletion, Facilitation and Engagement. Conference Paper SIOP.

Lim, V. K. G., & R. Rajah. (2011). Cyberloafing, Neutralization, And Organizational Citizenship Behavior. PACIS Proceedings.

Lim, V. K. G., & Teo, T. S. H. (2005) . Prevalence, perceived seriousness, justification and regulation of cyberloafing in Singapore – an exploratory study. Journal Information and Management.

Margaretha, M., & A. P. Anugrah. (2013). Regulasi Diri Mempengaruhi Perilaku Cyberloafing yang Dimoderasi Oleh Berbagai Karakteristik Individual Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha. Proceeding Seminar Nasional. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Margaretha, M., & Y. A. Prasetio. (2012). Pengaruh Servant Leadership, Organizational Citizenship Behavior, Kecocokan Orang-Organisasi Serta Identifikasi Organisasi Studi Pada Organisasi Kemahasiswaan Di Lingkungan Universitas Kristen Maranatha. Proceeding Seminar Nasional Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Mastrangelo, P. M., W. Everton., & J. A. Jolton. (2006). Personal use of work computers: Distraction versus destruction. CyberPsychology & Behavior.

Mohammad, J., F. Q. Habib., & M. A. Alias. (2011). Job Satisfaction and Organizational Citizenship Behavior: An Empirical Study At Higher Learning Institutions. Asian Academy of Management Journal.

(24)

Daftar Pustaka

Ramayah, T. (2010). Personal web usage and work inefficiency. Business Strategy Series.

Robbins., S. P., & T. A. Judge. (2012). Perilaku Organisasi. Edisi ke dua belas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Soegihartono, A. (2012). Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen (di PT Alam Kayu Sakti Semarang). Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis.

Spector, P. E., & Fox, S. (2010). Theorizing about the deviant citizen: An attributional explanation of the interplay of organizational citizenship and counterproductive work behavior. Human Resource Management Review.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Sunjoyo., R. Setiawan., V. Carolina., N. Magdalena., & A. Kurniawan. (2013).Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Penerbit ALFABETA, Bandung.

Ugrin, J. C., & J. M. Pearson. (2013). The effects of sanctions and stigmas on cyberloafing. Computers in Human Behavior Journal.

Young, K. S. (2010). Policies and procedures to manage employee Internet abuse. Computers in Human Behaviour Journal.

Young, K. S., & C. J. Case. (2004). Internet Abuse in The Workplace: New Trends In Risk Management. Paper published in CyberPsychology and Behavior.

Zhang, D. (2011). Organizational Citizenship Behavior. White Paper.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational Citizenship Behavior) PT.Perdana Perkasa Elastindo (Persaels ) Bandung.. Universitas Pendidikan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas kehidupan kerja dengan organizational citizenship behavior (OCB) karyawan (R= 0,474, p

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima, yang artinya terdapat pengaruh positif antara kepuasan kerja terhadap organizational citizenship

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini, menyatakan bahwa smua variabel yang ada signifikan terhadap perilaku extra – role karyawan, yakni Organizational

Dalam konsepnya, organizational Citizenship Behavior (OCB) memiliki lima dimensi yang di antaranya adalah altruism ( perilaku menolong melalui perilaku membantu

PENGARUH KOMPENSASI, ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR OCB, DAN PENGAWASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DEPO PELITA SOKARAJA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB karyawan pada PT Marina Bara Lestari Universitas Islam Kalimantan UNISKA Fakultas Sosial dan Politik

Jurnal E- Bis Ekonomi-Bisnis Pengaruh Locus Of Control, Organizational Commitment, Dan Perilaku Cyberloafing Terhadap Kinerja Pegawai Di Era Kebiasaan Baru Studi Pada Pegawai Perumda