• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 162009092 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 162009092 BAB III"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny

Kountur (Wiwid, 2006:48) “Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa

ada perlakuan terhadap objek yang diteliti”. Penelitian ini hendak

mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi guru yang terdidri kompetensi

pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi

kepribadian yang disaratkan sebagai bagian uji sertifikasi guru.

Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisisi menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13).

Dalam penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan penguasaan

kompetensi guru yang sudah sertifikasi sesuai dengan data yang ada. Penelitian ini

dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut

Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

(2)

48

Populasi penelitian ini adalah guru SMP Kristen 2 Salatiga, yang

[image:2.595.99.514.194.599.2]

bersertifikasi ada 16 orang guru yang digunakan sebagai populasi.

Tabel 3.1

Populasi 16 Guru SMP Kristen 2 Salatiga Tahun 2014 yang Sudah Sertifikasi

Nama Sekolah

Jumlah

Guru yang Sudah Bersertifikasi

SMP Kristen 2 Salatiga 16

*

Sumber : SMP Kristen 2 Eben HeazerSalatiga, Tahun : 2014

3.2.2 Sampel Penelitian

Pengertian Sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa:

“sampel adalah bagian dari populasi.” Sedangkan pengertian sampel menurut

Sugiyono (2010:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.

Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah

menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono

(2007:61) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Di dalam penelitian ini terdapat populasi 16 orang guru yang

sudah bersertifikasi, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 16 orang

guru.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2011:69). Sumber

(3)

49

Sugiyono (2010:308), “sumber data primer adalah data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data.” Data primer yang diperoleh dari

pengisian angket sampel.

Menurut Arikunto (2001:136) “Instrumen adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan pekerjaannya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini instrumen yang

digunakan untuk mendapatkan data mengenai penguasaan kompetensi guru yang

sudah bersertifikasi adalah sebagai berikut:

a. Angket (Questionnaire)

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:199), “Angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian

ini angket yang diberikan kepada responden terdiri atas:

1) Angket terbuka mengenai data pribadi responden seperti nama, NIP,

pangkat, golongan, masa kerja, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

pelatihan yang pernah diikuti dan prestasi yang pernah diraih.

2) Angket tertutup yaitu jawabannya sudah tersedia sehingga responden

tinggal memilih.

Peneliti mengukur variabel dengan skala ordinal. Menurut Syofian Siregar

(2012:135), “skala ordinal adalah data yang berasal dari kategori yang disusun

secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ketingkat tertinggi atau

(4)

50

Model skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Raiting Scale. Dengan memberikan nilai skala untuk setiap jawaban yang

berjumlah lima kategori. Alternatif jawaban setiap pernyataan diberi skor sebagai

berikut dengan taraf signifikan:

Sangat Baik = 5

Baik = 4

Cukup Baik = 3

Kurang Baik = 2

Tidak Baik = 1

Data dari kuisioner/angket yang terkumpul dibagi dalam lima kategori

yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Selanjutnya

menurut Riduwan (2011:94), data diukur dengan skala ordinal untuk

masing-masing item dengan rumus:

Jumlah Skor Kriterium = Skor Tertinggi x Jumlah Item x Jumlah Responden

Untuk menghitung setiap kompetensi secara kontinum dapat dibuat

kategori sebagai berikut:

Interval Kategori

0% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% -100%

Sangat Kurang Baik Kurang Baik

(5)

51 b. Dokumentas

Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, filem dokumenter, data yang relevan penelitian.

c. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan

komunikasi langsung dengan responden yang jumlahnya relatif kecil. Metode

wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

kecil dan mendalam.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah melakukan pengukuran, maka diperlukan

alat ukur yang baik untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Penelitian

kuantitatif, umumnya peneliti menggunakan instrumen (alat ukur) untuk

mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2001 : 136) “Instrumen adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah di olah”.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data

mengenai penguasaan kompetensi guru adalah kuesioner. Jenis kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Raiting – Sacle (skala bertingkat). Yaitu

sebuah petannyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan

tingkatan-tingkatan yaitu mulai darisangat setuju sampai kesangat tidak setuju (Suharsimi,

(6)

52 Tabel 3.2

Instrumen Penelitian Penguasaan Kompetensi Guru Sertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir 1 Kompetensi

Pedagogik

1.1 Memahami

karekteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

1. Saya memahami latar

belakang dan

kemampuan awal peserta didik.

11

1.2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

2. Saya menerapkan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Dalam menentukan strategi pembelajaran berdasarkan

karakteristik peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar.

1.3 Menegembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang

pengembangan yang diampu.

4. Saya mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

1.4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Saya melaksanakan pembelajaran yang kondusif

1.5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

penyelenggaraan kegiatan

[image:6.595.101.524.165.754.2]
(7)

53

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir

1.6Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaltualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Saya memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

1.7 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.

8. Saya berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun kepada peserta didik

1.8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

9. Saya

menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

1.9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

10. Saya memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran. 1.10 Melakukan

tindakan refleksi untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran

11.Saya melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2 Kompetensi Kepribadian

2.1Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,

sosial dan

kebudayaan

Nasional Indonesia.

1. Saya menghargai peserta didik tanpa membedakan

keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal dan gender. 2. Saya bersikap sesuai dengan norma agama, hukum dan norma sosial yang berlaku dimasyarakat serta

(8)

54

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir

kebudayaan Nasional Indonesia.

2.2Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Saya berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.

4. Saya

mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. 5. Berperilaku yang

dapat diteladani oleh peserta didikdan anggota masyarakat

2.3Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa arif dan berwibawa.

6. Konsisten dalam bersikap dan bertindak

7. Saya memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik.

2.4Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.

8. Dalam mengajar saya menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi.

9. Merasa bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

2.5Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

10.Saya bekerja mandiri secara profesional.

11.Memehami kode etik profesi guru dan

(9)

55

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir

3 Kompetensi Profesional

3.1Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang ampu.

1. Saya menguasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang saya ampu.

10

3.2Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

2. Saya memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar

matapelajaran. 3. Saya memahami

tujuan

pembelajaran mata pelajaran

3.3Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secra efektif.

4. Saya memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 5. Dalam mengelola

materi pelajaran saya secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 3.4Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

6. Saya melakukan reflektif terhadap kinerja sendiri secara terus menerus

7. Saya

memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan

(10)

56

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir

8. Saya melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan. 3.5Memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri

9. Saya mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 10.Saya

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi untuk

pengembangan diri.

4 Kompetensi Sosial

4.1Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi

1. Saya bertindak objektif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. 2. Saya tidak

membeda-bedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta

didik dan

lingkungan sekolah.

8

4.2Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua dan masyarakat.

3. Saya

(11)

57

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir program

pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

4. Saya melibatkan orang tua peserta

didik dan

masyarakat dalam program

pembelajaran dan untuk mengatasi kesulitan belajar 4.3Beradaptasi di

tempat bertugas diseluruh wilayah Repoblik

Indonesia yang memiliki keragaan sosial budaya.

5. Saya bisa

beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

meningkatkan efektifitas pendidik. 6. Saya

melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan. 3.4Berkomunikasi

dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

7. Saya

berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi

ilmiah dan

(12)

58

8. saya

menyampaikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi

JUMLAH 40

3.5 Teknik Analisis Data

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan

(validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen. Teknik ini digunakan agar

data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan persyaratan valid dan reliabel. Uji

coba instrumen akan dilakukan pada guru SMP Kristen 2 Salatiga, Jawa Tengah.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tentang tingkat

kompetensi guru besertifikasi di kalangan guru SMP Kristen 2 Salatiga ini adalah

analisis deskriftif kuantitatif. Menurut Syaifuddin Azwar (2001:126), “analisis

deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh

dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk menguji

hipotesis”. Analisis deskriftif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya

yaitu dengan menghitung total skor penguasaan kompetensi di kalangan guru

SMP Kristen 2 Salatiga tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

(13)

59 3.5.1 Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan . Suatu

instrumen yang valid/sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya. Instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Validitas dalam

penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya kuesioner dari

variabel sertifikasi guru terhadap penguasaan kompetensi guru.

Menurut Sugiyono ( 2008:179) bila harga korelasi di bawah 0,30, maka

dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus

diperbaiki atau dibuang. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas

yang dimaksud. Uji validitas instrument ini menggunakan bantuan SPSS for

Windows versi 20.0 dengan teknik perhitungan bivarate pearson (korelasi produk

moment pearson).

1. Uji Validitas Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi pedagogik, dari 11 item

instrumen 10 item diantaranya dinyatakan valid dan hanya 1 item yang dinyatakan

tidak valid. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi

diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen

memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen

tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi pedagogik yang dapat

(14)

60

item11. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah item5, dengan koefisien

korelasi 0,874 dan paling rendah adalah item7 dengan koefisien korelasi 0,267

yang kemudian item yang tidak valid.

2. Uji validitas kompetensi kepribadian

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi kepribadian, dari 11

item instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai

dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka

dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki

koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak

valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua.

3. Uji validitas kompetensi profesional

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi profesional, dari 10 item

instrumen variabel kompetensi profesional, 9 item diantaranya dinyatakan valid

dan ada 1 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 9. Sesuai dengan

ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat

dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien

korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi

item instrumen variabel kompetensi profesional yang dapat digunakan yaitu

item1, item2 item3, item4, item5, item6, item7, item 8, item10.

4. Uji validitas kompetensi sosial

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi sosial dari 8 item

instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai

(15)

61

dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki

koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak

valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua.

3.5.2 Reliabilitas instrumen

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat

memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan

berulang-ulang. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila berkali-kali digunakan

oleh peneliti sendiri maupun orang lain akan menunjukkan hasil yang sama pada

suatu obyek penelitian.

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus

Cronbach's Alpha, instrumen penelitian dianalisis menggunakan program SPSS

20.0 for windows. Menurut Sugiyono (2010:257), terdapat pedoman memberikan

interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = Sangat Rendah

0,20 – 0,399 = Rendah

0,40 – 0,599 = Sedang

0,60 – 0,799 = Kuat

0,80 – 1,00 = Sangat kuat

1. Hasil uji realibilitas kompetensi pedagogik

Berdasarkan hasil uji realibilitas menjelaskan bahwa instrumen dari variabel

kompetensi pedagogik mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,877 artinya

(16)

62

dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,

sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

2. Hasil uji realibilitas kompetensi kepribadian

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari

variabel kompetensi kepribadian mempunyai koefesien korelasi sebesar

0,889 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan

reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah

kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

3. Hasil uji realibilitas kompetensi profesional

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari

variabel kompetensi profesional mempunyai koefesien korelasi sebesar

0,885 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan

reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah

kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

4. Hasil uji realibilitas kompetensi sosial

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari

variabel kompetensi sosial mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,784

artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel.

Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,

sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa koefisien korelasi

instrumen dari variabel kompetensi pedagogik termasuk dalam kategori sangat

(17)

63

interval koefisien antara 0,80 -1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk

pengumpulan data penelitian. Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi

kepribadian termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien

korelasi sebesar 0,889 berada pada interval koefisien antara 0,80 – 1,00 artinya

sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Informasi

koefisien korelasi variabel kompetensi profesional termasuk dalam kategori

sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,885 berada pada

interval koefisien antara 0,80 – 1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan

untuk pengumpulan data penelitian. Sedangkan untuk variabel kompetensi sosial

Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi sosial termasuk dalam kategori

kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,784 berada pada interval

koefisien antara 0,60 – 0,779 artinya kuat dan dapat digunakan untuk

Gambar

Tabel 3.1 Populasi 16 Guru SMP Kristen 2 Salatiga Tahun 2014 yang Sudah
Tabel 3.2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

2013 ‘Effect of Exercise on Reproductive Hormones in Female Athletes’, International Journal of Sport and Exercise Science, 51, pp.. Perbedaan pemberian latihan fisik intensitas

Pada pusat biaya terdapat beberapa kelemahan yaitu adanya situasi dan kondisi yang berubah-ubah seperti kenaikan harga bahan bakar gas, perubahan kurs dollar yang

Pada hipotesis pertama “intensitas menggunakan smartphone berpengaruh positif terhadap perilaku antisosial”, terbukti dengan hasil uji regresi linear sederhana

naik.Jika kenaikan ini mengikuti fungsi sinus pada frekuensi tertentu,kemudian distribusi λ/4 tercapai yakni ¼ panjang gelombang terbentuk sepanjang saluran kabel dengan minimum

Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu Kapasitas

memahami materi karena banyaknya materi yang harus di hafal, kesulitan dalam memahami istilah, memahami konsep, dan menghitung angka. Motivasi belajar peserta didik masih

Studi Deskriptif Mengenai Penalaran Moral pada Remaja Usia 16-18 Tahun dalam Melakukan Perilaku Menyontek di SMA Negeri X Jakarta.. Penelitian ini diawali dengan fenomena menyontek

Menyusun rencana kegiatan Seksi Lalu Lintas Angkutan Udara berdasarkan langkah-langkah operasional bidang dan hasil evaluasi tahun sebelumnya serta sumber data yang