• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH HARGA, PRODUK, LOKASI, DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI POS KUPI (JOHOR) KOTA MEDAN OLEH ARIEF MUHAMMAD ADDIEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH HARGA, PRODUK, LOKASI, DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI POS KUPI (JOHOR) KOTA MEDAN OLEH ARIEF MUHAMMAD ADDIEN"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HARGA, PRODUK, LOKASI, DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI

POS KUPI (JOHOR) KOTA MEDAN

OLEH

ARIEF MUHAMMAD ADDIEN 150502183

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA, PRODUK, LOKASI, DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI POS KUPI JOHOR KOTA MEDAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Harga, Produk, Lokasi, dan Fasilitas terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan dan juga untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi Keputusan Pembelian. Penelitian ini dilakukan di Pos Kupi Johor Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Pos Kupi Johor Kota Medan berjumlah 2.368. Sampel diambil dengan rancangan sampel nonprobabilitas berjumlah 100 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan pengumpulan data dengan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Data diolah secara statistik dengan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak Harga, Produk, Lokasi, dan Fasilitas berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Secara parsial, variabel Harga berpengaruh negarif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Sedangkan variabel Produk, Lokasi dan Fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Kata Kunci: Harga, Produk, Lokasi, Fasilitas, Keputusan Pembelian

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PRICES, PRODUCTS, LOCATIONS, AND FACILITIES ON PURCHASE DECISIONS IN POST KUPI JOHOR KOTA MEDAN This research aims to find out and analyze the influence of Price, Product, Location, and Facilities on Purchasing Decisions at Kupi Post Medan Johor and also to find out and analyze the most dominant factors affecting Purchasing Decisions. This research was conducted at Pos Kupi Johor City of Medan 2.368.

The population in this study were Pos Kupi Medan Johor’s Consumers. Samples were taken with a nonprobability sample design 100 responden. The analytical method used is descriptive analysis method and multiple linear regression analysis method. This type of research is associative research and data collusion with a questionnaire whose measurement uses a Likert scale. Data is processed statistically using the SPSS. The results of this study indicate that simultaneously Prices, Products, Locations, and Facilities have a significant effect on Purchasing Decisions. Partially, the Product, Facilities variables have a positive and significant effect on the Purchase Decision. And Location variables have a positive and not significant on the Purchase Decision While the price variable has a negatif and not significant effect on the Purchase Decision.

Keyword Price, Product, Location, Facilities, Purchase Decisions

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat yang telah dilimpahkan kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Harga, Produk, Lokasi, Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian Di Pos Kupi Johor, Kota Medan” sebagai syarat untuk mnyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen, Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, yakni Ayahanda Alm. H. Ir. BRATA WAHYU RIZAL dan Ibunda Hj. SALMAYANTI yang telah membesarkan peneliti dengan segala kekuatan luar biasa yang tidak dapat terbalas, peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas, dan tak terhingga kepada kedua orang tua peneliti. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, dan Bapak Doli M. Ja’far Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen/Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Fadli, SE, MSi, selaku Dosen Penguji I dan ibu Dr. Endang

(8)

Sulistyarini, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi S1 Manajemen yang telah banyak memberikan ilmu di setiap mata kuliah yang peneliti ambil yang sangat berguna dalam kelangsungan peneliti berkuliah terus di kemudian hari.

6. Kepada ketiga kakak peneliti Wahyu Fikri Rhadian SE, MB, Dr. Atika Rahma Dwi Putri dan Dr.Rizka Karlina Nst.

7. Sahabat peneliti, Tommy Maulana, Abdul Azzis Siregar, Muhammad aldy 8. Teman perempuan peneliti yang utama, Nida Andini Putri Tanjung. Sosok

yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi dan meluangkan waktunya kapan saja buat peneliti.

9. Sahabat perkuliahan, Nanda Adilfa, Ankana Trisna, Farhan Rozki, M. Harris, Jetly Canses, Nugraha Pratama, Emil Adrian, Arief Addien, Dara Elvira, Aulia Rahman, T. Irfansyah, Nanda Firsta, Hassian Gerry.

10. Teman-teman seperjuangan, MANAJEMEN 2015 Grup D, terkhusus Piter Nelambo dan Nopeth Sahe.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak. Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak

kekurangan serta jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik yang bersifat

membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan. Harapan penelti,

semoga skripsi ini dapat menambah informasi yang bermanfaat bagi pembaca dan

(9)

peneliti lainnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Medan, Oktober 2019 Peneliti

Arief Muhammad Addien

150502183

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Uraian Teoritis ... 10

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 10

2.2 Bauran Pemasaran ... 11

2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran ... 11

2.2.2 Unsur – Unsur Bauran Pemasaran ... 12

2.3 Harga ... 13

2.3.1 Pengertian Harga ... 13

2.3.2 Tujuan Penetapan Harga ... 14

2.3.3 Faktor – Faktor Penetapan Harga ... 16

2.3.4 Metode Penetapan Harga ... 18

2.3.5 Indikator Harga ... 19

2.4 Produk ... 19

2.4.1 Definisi Produk ... 19

2.4.2 Definisi Atribut Produk ... 19

2.4.3 Unsur – Unsur Atribut Produk ... 21

2.5 Lokasi ... 21

2.5.1 Definisi Lokasi ... 21

2.5.2 Pemilihan Lokasi ... 21

2.5.3 Indikator Lokasi ... 23

2.6 Fasilitas ... 24

2.6.1 Definisi Fasilitas ... 24

2.6.2 Unsur – Unsur fasilitas ... 25

2.6.3 Indikator Fasilitas ... 25

2.7 Keputusan Pembelian ... 26

2.7.1 Definisi Keputusan Pembelian ... 26

2.7.2 Tipe – Tipe Perilaku Pembelian ... 27

2.7.3 Peranan Konsumen Dalam Keputusan

(11)

2.7.4 Tahapan Dalam Keputusan Pembelian ... 29

2.8 Penelitian Terdahulu ... 31

2.9 Kerangkan Konseptual ... 33

2.10 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Batasan Operasional ... 37

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 37

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 39

3.6 Populasi dan Sampel ... 40

3.6.1 Populasi ... 40

3.6.2 Sampel ... 40

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

3.8.1 Uji Validitas ... 41

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 43

3.9 Teknik Analisis Data ... 43

3.9.1 Analisis Deskriptif ... 43

3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 44

3.10 Uji Aumsi Klasik ... 45

3.11 Koefisien Dertiminasi (R2) ... 46

3.12 Uji Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Gambaran Umum Pos Kupi Johor Kota Medan ... 49

4.1.1 Sejarah Pos Kupi Johor ... 49

4.1.2 Kondisi Ruang Pos Kupi Johor ... 50

4.2 Analisis Deskriptif ... 51

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 52

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 53

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 63

4.3 Uji asumsi Klasik ... 65

4.3.1 Uji Normalitas ... 65

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 67

4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 68

4.4 Pengujian Koefisien Determinasi (R

2

) ... 69

4.5 Uji Hipotesis ... 70

4.5.1 Uji Secara Serempak (Uji F) ... 70

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 70

4.5 Pembahasan ... 72

4.5.1 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian ... 73

4.5.2 Pengaruh Produk Terhadap Keputusan

Pembelian ... 74

4.5.3 Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan

(12)

Pembelian ... 75

4.5.4 Pengaruh Fasilitas Terhadap Pembelian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

DAFTAR LAMPIRAN ... 84

(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 31

3.1 Operasional Variabel ... 38

3.2 Instrumen Skala Likert ... 39

3.3 Uji Validitas ... 42

3.4 Uji Reliabilitas ... 43

3.5 Range Score ... 44

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 52

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 52

4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga ... 53

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk ... 55

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi ... 57

4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Fasilitas ... 59

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 61

4.8 Analisis Regresi Linear Berganda ... 63

4.9 Uji Kolmogrov-Smirnov ... 67

4.10 Uji Glejser ... 68

4.11 Uji Multikolinearitas ... 69

4.12 Uji Koefisien Determinasi (R

2

) ... 69

4.13 Uji Serempak (Uji-F) ... 70

4.14 Uji Parsial (Uji t) ... 71

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)... 13

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 29

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

4.1 Kondisi Ruang Pos Kupi Johor ... 51

4.2 Uji Histogram Normalitas ... 65

4.3 P-Plot Uji Normalitas ... 66

4.4 Uji Heeroskedastisitas ... 67

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 84

2 Uji Validitas ... 86

3 Uji Reliabilitas ... 87

4 Distribusi Jawaban Responden ... 87

5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 90

6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 90

7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X1) . 90 8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk (X2) 90 9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi (X3) 91 10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Fasilitas (X4) 91 11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 91

12 Analisis Regresi Linear Berganda ... 92

13 Histogram Uji Normalitas ... 92

14 P-Plott Uji Normalitas ... 92

15 Uji Kolmogrv-Smirnov ... 93

16 Uji Heteroskedastisitas ... 93

17 Uji Glejser ... 94

18 Uji Multikolinearitas ... 94

19 Uji Koefisien Determinasi (R

2

) ... 94

20 Uji Serempak (Uji F) ... 95

21 Uji Parsial (Uji t) ... 95

(16)

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan teori kebutuhan hierarki yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan- kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia adalah kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan makanan dan minuman demi melangsungkan kehidupan.

Dengan makan dan minuman yang sudah menjadi kebutuhan alamiah dari manusia. Maka berkembanglah bisnis terutama di bidang makanan (kuliner) demi memenuhi kebutuhan manusia atas kebutuhan makan dan minum tersebut. Bisnis kuliner juga beraneka ragam seperti café, warung kopi, restoran, bahkan ada yang menjual menggunakan steling di pinggir jalan. Bukan hanya menjual dengan menggunakan promosi yang konvensional, para pebisnis juga memperkenalkan produk nya dengan menggunakan teknologi yang sudah ada di media social seperti instagram, facebook, toko online, dan lain – lain. Dengan begitu para konsumen dapat lebih mudah untuk mengetahui produk yang akan dibelinya.

Konsumen semakin kritis dalam melakulan pembelian. Oleh karena itu para pelaku bisnis di bidang kuliner di tuntut untuk kreatif dan inovatif dan melakukan inovasi terhadap porduk atau jasa yang di tawarkan untuk konsumen.

Namun juga perlu memperhatikan keamanan tempat, kenyamanan tempat, dan

(17)

Salah satu bisnis yang menjanjikan pada saat ini adalah bisnis di bidang café. Café juga merupakan salah satu sarana tempat untuk mendiskusikan sesuatu bersama teman – teman atau rekan kerja. Karena café adalah salah satu tempat yang populer di tengah kalangan anak muda hingga orang dewasa untuk menghabiskan waktu luang sampai mengerjakan pekerjaan.

Pada saat ini konsumen cenderung menghabiskan waktu luang dengan nongkrong di luar seperti di café bersama teman atau rekan kerjanya. Bahkan ada juga yang pergi ke café untuk mengikuti trend yang ada di kalangan anak muda.

Trend yang sedang hangat di kalangan anak muda jaman sekarang adalah pergi ke café untuk bercertia, berdiskusi dan bermain game bersama teman atau untuk sekedar posting di media sosial.

Saat ini konsumen pergi ke café tidak hanya mengutamakan kualitas produk yang di berikan kepada konsumen tetapi konsumen juga mengutamakan suasana tempat, kenyamanan tempat, dan fasilitas apa – apa saja yang di berikan pihak café kepada konsumen. Karena ada juga konsumen yang pergi ke café untuk mencari kenyamnan yang di berikan oleh pihak café agar dapat menenangkan pikiran dan menikmati makanan dan minuman yang telah di pesan.

Saat ini di Kota Medan sudah banyak yang membuka tempat – tempat

nongkrong seperti Pos Kupi. Hal tersebut membuat terjadinya persaingan yang

ketat untuk menarik konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen. Karena itu

para pebisnis di bidang kuliner, seperti café, restoran dan warung kopi di tuntut

untuk melakukan invoasi – inovasi terhadap produk yang akan di kenalkan kepada

konsumen agar konsumen tertarik dan melakukan pembelian.

(18)

Pos Kupi Johor resmi berdiri pada tanggal 7 desember 2017. Pos Kupi johor sudah berjalan 2,5 tahun. Pos Kupi Johor terletak di Jalan Karya Wisata. Tempat ini buka 24 jam setiap harinya. Pos Kupi Johor juga menjual makanan yang sama dengan Pos Kupi Langsa, dan juga Pos Kupi Dr Mansur, tetapi harga yang ditawarkan di setiap tempat berbeda – beda dan desain tempat juga berbeda – beda.

Nama Pos Kupi Johor sebagai salah satu bisnis café sudah tidak asing lagi di benak konsumen karena brand image Pos Kupi Johor yang sudah melekat pada penduduk kecamatan Medan Johor. Dan juga kemampuan Pos Kupi Johor untuk hadir sebagai pesaing café – café yang berada di Jalan Karya Wisata kecamatan Medan Johor patut di berikan apresiasi. Pasalnya, jika di lihat dari segi usia Pos Kupi Johor baru menggeluti usaha di bidang café selama 2,5 tahun tetapi sudah berhasil membangun brand image yang baik di benak konsumen.

Pos Kupi Johor juga menyediakan banyak pilihan makanan dan minuman untuk membantu konsumen dalam membuat suatu keputusan dalam memilih sebuah produk yang di inginkan dan melakukan tindakan pembelian terhadap produk tersebut. Keputusan pembelian suatu produk didasari dari keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap produk atau jasa yang telah di sediakan.

Menurut Kotler & Keller (2016) keputusan pembelian adalah suatu tahap

dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian

atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar dengan hak kepemilikan

atau penggunaan sautu barang atau jasa. Pada dasar nya Suatu keputusan dapat

dibuat jika ada beberapa alternatif yang dipilihan yang di tawarkan. Apabila

alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan

(19)

tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan.

Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Oleh karena itu para pebisni harus lebih jelih dalam melihat faktor-fakor apa saja yang mempengaruhi minat pembelian. Salah satu fakor yang sangat penting untuk menimbukan minat pembelian konsumen adalah faktor harga. Penelitian yang dilakukan oleh Alana, Hidayat & Djoko (2012) menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu faktor harga sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian produk atau jasa yang di tawarkan.

Menurut Kotler & Armstrong (2014), harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh barang atau jasa, sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk memperoleh manfaat produk atau jasa yang dimiliki atau digunakan. Harga yang di tawarkan di Pos Kupi Johor lebih murah di bandingkan dengan café yang ada di sekitar Pos Kupi Johor. Harga yang di tawarkan di Pos Kupi Johor Rp.8.000 – Rp.25.000. Sedangkan café yang berada di sekitar Pos Kupi Johor lebih malah, harganya Rp.10.000 – Rp.30.000. Dari harga tersebut, konsumen akan lebih memilih untuk melakukan pembelian di Pos Kupi Johor.

Tidak hanya harga yang berpengaruh terhadap konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Produk juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Menurut Kotler & Armstrong (2014), Produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan,

atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. pada

dasarnya semakin banyaknya pilihan produk yang dijual di pasar, maka semakin

(20)

banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya.

Pos Kupi Johor juga menyediakan variasi produk tidak hanya berfokus pada kopi saja melainkan produk seperti jus, teh, dan minuman mainuman lainnya. Ketika konsumen saat nongkorng merasa lapar juga bisa memesan makanan di Pos Kupi Johor karena Pos Kupi Johor juga menyediakan makanan seperti nasi goreng, mie aceh, sate dan lainnya. Jadi konseumen tidak perlu membeli makanan di luar lagi.

Tidak hanya harga dan produk yang berpengaruh terhadap konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Lokasi juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian Menurut Kotler & Amstrong (2014) lokasi adalah tempat dimana aktivitas usaha dilakukan yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.

Lokasi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Pemilihan lokasi merupakan salah satu hal yang harus di perhatikan dengan cermat. Oleh karena itu Pos Kupi harus memperhatikan lokasi yang tepat dan startegis agar konsumen dapat dengan mudah menuju ke Pos Kupi. Selain memperhatikan lokasi yang strategis Pos Kupi juga harus memperhatikan askes yang mudah untuk konsumen menuju ke Pos Kupi.

Selain memperhatikan akses untuk konsumen, Pos Kupi juga harus

memperhatikan ke visibilitasan lokasi seperti lokasi yang mudah di lihat dengan

jelas oleh konsumen. Selain memperhatikan akses dan visibilitas lokasi Pos Kupi

juga harus memperhatikan lalu lintas (traffic) seperti lokasi yang ramai di lewati

serta kepadatan dan kemacetan lalu lintas karena itu merupakan peluang untuk

(21)

menarik para konsumen malakukan pembelian, tempat parkir juga menjadi pertimbangan konseumen untuk melakukan pembelian.

Selain itu Pos Kupi juga harus memperhatikan lingkungan sekitar apakah produk yang di pasarakan sesuai dengan lingkungannya, Pos Kupi juga harus memperhatika berapa banyak pesaing yang menjual produk yang sama, dan Pos Kupi juga harus mengetahui peraturan – peraturan dari pemerintah. Pos Kupi Johor yang berada di Jalan Karya Wisata memiliki lokasi yang dekat dengan konsumen, ke visibilitasan lokasi jelas, mudah di akses, dan ramai di lewati kendaraan yang merupakan kelebihan utama yang di tawarkan oleh Pos Kupi Johor.

Tidak hanya harga, produk dan lokasi yang di pertimbangkan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian, fasilitas juga berpengaruh terhadap konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Fasilitas Menurut Kotler Kotler (dalam Pratama, 2017), fasilitas merupakan segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen.

Dengan fasilitas yang dapat memanjakan para konsumen. Pos Kupi Johor menyediakan fasilitas seperti wifi yang dapat membantu konsumen dalam mengerjakan tugas, bermain game, atau hanya berkomunikasi via internet. Pos Kupi Johor juga menyediakan ruang solat yang nyaman. Pos Kupi Johor juga menyediakan proyektor dan televisi untuk acara nonton bareng sepak bola. Hal tersebut membuat konsumen merasa nyaman karena fasilitas yang di berikan oleh Pos Kupi Johor sangat layak.

Pos Kupi Johor sekarang menjadi tempat yang cukup ramai di kunjungi.

(22)

Akan tetapi, setelah peneliti melakukan parsurve dengan mengunjungi Pos Kupi Johor. Banyak yang mengeluh merasa kepanasan karena kurangnya ventilasi untuk menyaring keluar masuk nya udara dan juga kurangnya lahan parkir untuk mobil karena banyaknya pengunjung Pos kupi Johor.

Berdasarkan analisis di atas, maka peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Harga, Lokasi, Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian Di Pos Kupi Johor Kota Medan”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Harga, Produk, Lokasi, dan Fasilitas berpengaruh secara serempak terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan?

2. Apakah Harga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan?

3. Apakah Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan?

4. Apakah Lokasi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan?

5. Apakah Fasilitas berpengaruh terhadap Keputusan pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari peneliatian ini adalah :

(23)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Harga, Lokasi, dan Fasilitas secara serempak terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Produk terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Fasilitas terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Pos Kupi Johor Kota Medan

Peneliti berharap dengan adanya hasil penelitian ini, instansi dapat memperoleh manfaat yang dapat dijadikan referensi dan panduan untuk meningkatkan keputusan pembelian dikemudian hari.

2. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh Harga, Lokasi, dan Fasilitas terhadap keputusan pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan penulisan ini dapat memberikan masukan dan menjadi referensi

(24)

yang berarti bagi para akademisi dan pihak-pihak lain yang melakukan

penelitian tentang pemasaran khususnya mengenai pengaruh Harga, Lokasi,

dan Fasilitas terhadap keputusan pembelian di Pos Kupi Johor Kota Medan.

(25)

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian pemasaran

Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan.

Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan faktor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen.

Menurut Kotler & Keller (2016): “Marketing is about identifying and meeting human and social needs. One of the shortest good definitions of marketing is “meeting needs profitably”. Pemasaran adalah tentang mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan sosial manusia. Satu pengertian sempit pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan keuntungan”.

Menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler & Keller (2016): “Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society at large”. Pemasaran adalah sebuah aktivitas, fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi.

Menurut Kotler & Keller (2016): “Marketing is a societal process by

(26)

which individuals and groups obtain what they need and want through creating,offering, and freely exchanging products and services of value with others”. Pemasaran adalah salah satufungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.

Menurut Thamrin & francis (2012) Secara formal pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan aktivitas menciptakan, mengkomunikasikan, menawarkan dan melakukan pertukaran suatu individu maupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan serta menciptakan nilai kepada para pelanggan dan mengelola hubungan dengan pelanggan yang akan memberikan manfaat yang baik bagi perusahaan .

2.2 Bauran Pemasaran

2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2015) Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix) menurut Kotler &

(27)

oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang di inginkan pasar sasaran.

Menurut Kotler & Keller (2012), mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran perusahaan menggunakan untuk mengejar tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Menurut Alma (2011) Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan .

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah suatu perangkat alat yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya dan perangkat-perangkat tersebut akan menentukan tingkat keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam mengkombinasikan perangkat pemasaran seperti produk, struktur harga, sistem distribusi, dan kegiatan promosi

2.2.2 Unsur – Unsur Bauran Pemasaran

Kotler & Armstrong (2014) mengklasifikasikan alat-alat dari bauran pemasaran menjadi kelompok yang luas yang disebut dengan 4P dalam pemasaran:

Produk (product), Harga (price), Tempat atau distribusi (place or distribution) dan Promosi (promotion). Empat elemen pokok dalam bauran pemasaran yang dimaksud oleh Kotler & Armstrong (2014) adalah sebagai berikut :

1. Produk (Product)

Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

2. Harga (price)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk

(28)

mendapatkan barang.

3. Tempat (place)

Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran.

4. Promosi (promotion)

Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.

Sumber : Kotler (2012

)

Gambar 2.1

Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

2.3 Harga

2.3.1 Pengertian Harga

Harga merupakan unsur penting bagi perusahaan karena merupakan ukuran mengatahui berapa besar nilai dari suatu barang atau produk dengan kata lain harga dari suatu barang dan jasa yang merupakan penentuan bagi permintaan pasar.

Menurut Kotler & Armstrong (2014) price is a amount of money charged for

Marketing mix

Product Product variety Quality Design

Target

Place Channels Coverage Assortment

Promotion Sales promotion Advertising Sales force Price

List Price Discounts Allowances

(29)

a product or service, the sum of values that customers exchange for the benefits of having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh barang atau jasa, sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk memperoleh manfaat produk atau jasa yang dimiliki atau digunakan.

Menurut Kotler & Amstrong (2014), harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaatmanfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Menurut Kotler & Keller (2016), harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya.

Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu.

Dari definisi di atas menjelaskan bahwa harga adalah salah satu unsur penting dalam sebuah perusahaan di mana dengan adanya harga maka perusahaan akan mendapatkan income bagi keberlangsungan perusahaan. Sealin itu harga juga merupakan alat yang digunakan konsumen sebagai proses pertukaran terhadap barang atau jasa.

2.3.2 Tujuan Penetapan Harga

Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah untuk menetapkan

harga. Ada lima tujuan utama dari penetapan harga, yaitu kemampuan bertahan,

laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum, pemerahan pasar maksimum,

dan kepemimpinan kualitas produk (Kotler & Keller, 2016)

(30)

1. Kelangsungan hidup perusahaan

Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama mereka.

Kemampuan bertahan merupakan tujuan jangka pendek; dalam jangka panjang, perusahaan harus mempelajari cara menambah nilai atau mengahadapi kepunahan.

2. Laba maksimum

Perusahaan memperkirakan permintaan dan biaya yang berasosiasi dengan harga alternative dan memilih harga yang menghasilkan laba saat ini.Strategi ini mengasumsikan bahwa perusahaan mempunyai pengetahuan atas fungsi permintaan dan biayanya.

3. Pangsa pasar maksimum

Beberapa perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasar mereka. Mereka percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, boaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi. Mereka menetapkan harga terendah, mengasumsikan pasar sensitif terhadap harga.

4. Pemerahan pasar maksimum

Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan harga tinggi untuk

memaksimalkan memerah pasar. Memerah pasar akan masuk akal dalam kondisi

seperti: terdapat cukup banyak pemebeli yang memiliki permintaan saat ini yang

tinggi, biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi hingga

menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga maksimum yang mampu

diserap pasar, harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing ke

pasar, dan harga yang tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.

(31)

5. Kepemimpinan kualitas produk

Perusahaan mungkin berusaha menjadi pemimpin kualitas produk di pasar.Banyak merek berusaha menjadi “kemewahan terjangkau”, produk atau asa yang ditentukan oleh karakternya oleh tingkat anggapan kualitas, selera,dan status yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar tidak berada diluar jangkauan konsumen.

2.3.3 Faktor Faktor penetepan harga

Menurut Tjiptono (2014), beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi keputusan penetapan harga, antara lain:

1. Permintaan produk

Memperkirakan permintaan total terhadap produk adalah langkah yang penting dalam penetapan harga sebuah produk. Ada dua langkah yang dapat dilakukan dalam memperkirakan permintaan produk, yaitu menentukan apakah ada harga tertentu yang diharapkan oleh pasar dan memperkirakan volume penjualan atas dasar harga yang berbeda-beda.

2. Target pangsa pasar

Perusahaan yang berupaya meningkatkan pangsa pasarnya bisa menetapkan haraga dengan lebih agresif dengan harga yang lebih rendah dibandingkan perusahaan lain yang hanya ingin mempertahankan pangsa pasarnya. Pangsa pasar dipengaruhi oleh kapasitas produksi perusahaan dan kemudahan untuk masuk dalam persaingan pasar.

3. Reaksi pesaing

Adanya persaingan baik yang sudah ada maupun yang masih potensial,

(32)

merupakan faktor yang mempunyai pengaruh penting dalam menetukan harga dasar suatu produk. Persaingan biasanya dipengaruhi oleh adanya produk serupa, produk pengganti atau substitusi, dan adanya produk yang tidak serupa namun mecari konsumen atau pangsa pasar yang sama.

4. Penggunaan strategi penetapan harga: penetrasi ratai saringan

Untuk produk baru, biasanya menggunakan strategi penetapan harga saringan.Strategi ini berupa penetapan harga yang tinggi dalam lingkup harga-harga yang diharapkan atau harga yang menjadi harapan konsumen.Sedangkan strategi berikutnya yaitu strategi penetapan harga penetrasi. Strategi ini menetapkan harga awal yang rendah untuk suatu produk dengan tujuan memperoleh konsumen dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang cepat.

5. Produk, saluran distribusi dan promosi

Untuk beberapa jenis produk, konsumen lebih memilih membeli produk dengan harga yang lebih murah dengan kualitas dan kriteria yang mereka perlukan.Sebuah perusahaan yang menjual produknya langsung kepada konsumen dan melalui distribusi melakukan penetapan harga yang berbeda.

Sedangkan untuk promosi, harga produk akan lebih murah apabila biayapromosi produk tidak hanya dibebankan kepada perusahaan, tetapi juga kepada pengecer.

6. Biaya memproduksi atau membeli produk

Seorang pengusaha perlu mempertimbangkan biaya-biaya dalam produksi

dan perubahan yang terjadi dalam kuantitas produksi apabila ingin dapat

(33)

menetapkan harga secara efektif. Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.

2.3.4 Metode Penetapan Harga

Menurut Kotler & Armstrong (2014), metode dalam penetapan harga penyesuaian produk (price adjustment strategies) terdapat 7 (tujuh) metode sebagai berikut:

1. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga (discount and allowance pricing) adalah untuk mengurangi harga untuk menghargai pelanggan yang memberikan respon seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk.

2. Penetapan harga segmentasi (segmented pricing) adalah menyesuaikan harga agar ada perbedaan untuk pelanggan, produk, atau lokasi.

3. Penetapan harga psikologi (psychological pricing) adalah menyesuaikan harga untuk menaikkan penjualan jangka pendek.

5. Penetapan harga promosi (promotional pricing) adalah sementara mengurangi harga untuk menaikkan penjualan dalam jangka pendek.

6. Penetapan harga geograpik (geographical pricing) adalah penyesuaian harga untuk memperhitungkan lokasi geograpik pelanggan.

7. Penetapan harga dinamik (dynamic pricing) adalah menyesuaikan harga untuk menawarkan kombinasi ang tepat dari mutu dan pelayanan dengan harga yang wajar.

8. Penetapan harga internasional (international pricing) adalah menyesuaikan

harga untuk pasar internasional.

(34)

2.3.5 Indikator Harga

Menurut Kotler & Amstrong (2014) ada empat indikator yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Keterjangkauan harga, merupakan kemampuan daya beli konsumen atas produk yang dibelinya.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, kualitas produk yang diperoleh sebanding dengan atau bahkan lebih besar dari nilai uang yang dikeluarkan.

3. Daya saing harga, kemampuan dalam menentukan harga yang didapat dengan harga produk yang lain

4. Kesesuaian harga dengan manfaat, yaitu manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan produk yang dibelinya.

2.4 Produk

2.4.1 Definisi Produk

Produk didefinisikan oleh Kotler & Amstrong (2014) sebagai berikut: product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a want or need. Arti dari definisi tersebut adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.

Menurut Kotler & Amstrong (2014) Produk adalah mengelola unsur

produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat

untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan

menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-

(35)

Menurut Alma (2011) mendefinisikan produk sebagai berikut:

Seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.

2.4.2 Definisi Atribut Produk

Menurut Kotler & Armstrong (2014): “product attributes is the benefits that it will offer. These benefits are communicated and delivered by product attributes such as quality, features and style and design.” Atribut produk adalah manfaat yang akan ditawarkan. Kemudian manfaat itu dikomunikasikan dan disampaikan melalui kualitas, fitur, gaya dan desain produk

Menurut Tjiptono (2010) pengertian atribut produk adalah atribut produk adalah unsur-unsur produk yang di pandang penting oleh konsumen dan dasar pengambilan keputusan pembelian. Sedangkan Kotler & Amstrong (2014) mendefinisikan atribut produk sebagai berikut atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan manfaat yang akan di tawarkan produk atau jasa tersebut

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar minat beli konsumen.

2.4.3 Unsur – Unsur atribut produk

Menurut Kotler & Armstrong (2014) terdapat tiga macam komponen

(36)

atribut produk, yakni :

1. Kualitas produk, yakni salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mmemiliki dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

2. Fitur produk, yakni sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur, model dasar, model tanpa tabahan apapun, merupakan titik awal perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah alat kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru adalah salah satu cara yang paliing efektif untuk bersaing.

3. Gaya dan desain produk, yakni cara lain untuk menambah nilai pelanggan melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar dari pada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk.

Gaya bisa menarik atau bahkan membosankan. Desain dimulai dengan mengamati pelanggan dan mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan mereka .

2.5 Lokasi

2.5.1 Definisi Lokasi

Menurut Kotler & Amstrong (2014), lokasi adalah tempat dimana aktivitas usaha dilakukan yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran

Lupiyoadi & A (2013), mendefinisikan lokasi adalah tempat di mana

(37)

keputusan yang penting, karena tempat merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan usaha, kemudian lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa depan.

Lokasi menurut Tjiptono (2015) mengacu pada berbagai aktivitas pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian atau penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Konsumen atau calon konsumen akan sangat terbantu sekali apabila ketika mereka menginginkan suatu produk atau jasa maka mereka menginginkan untuk sesegera mungkin menikmati produk atau jasa tersebut.

2.5.2 Pemilihan Lokasi

Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Pemilihan lokasi merupakan faktor bersaing yang penting dalam usaha menarik pelanggan (Kotler

& Amstrong, 2014).

Menurut Akhmad (2012), lokasi merupakan tempat yang strategis dimana konsumen dapat menjangkau tempat usaha (tempatmakan, pusat perbelanjaan, dan lainnya) dengan mudah, aman, dan memiliki tempat parkir yang luas. Menurut Heizer & Barry (2015) tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.

Pemilihan lokasi usaha yang tepat akan menentukan keberhasilan usaha tersebut di masa yang akan datang (Akhmad, 2012). Lokasi yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan juga keamanan yang terjamin.

Menurut Tjiptono (dalam Mandasari, 2011), ada beberapa pertimbangan

(38)

dalam menentukan pemilihan lokasi, di antaranya :

1. Akses, yaitu kemudahan untuk menjangkau, misalnya lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana/transportasi umum.

2. Visiabilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

3. Lalu lintas (Trafic) menyangkut dua pertimbangan utama berikut :

a. Banyaknya orang yang lalu Lalang dapat memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang terjadi secara spontan, tanpa perencanaan, dan tanpa melalui usahausaha khusus.

b. Kemacetan dan kepadatan lalulintas bisa menjadi hambatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha menurut Manullang (2012)antara lain:

1. Lingkungan masyarakat.

2. Kedekatan dengan pasar atau konsumen.

3. Tenaga kerja.

5. Kedekatan dengan supplier.

6. Kedekatan dengan fasilitas tranportasi umum.

2.5.3 Indikator Lokasi

Menurut Tjiptono (2014) indikator pemilihan lokasi adalah:

1. akses 2. visibilitas

3. lalu lintas(traffic)

(39)

5. lingkungan sekitar 6. kompetisi

7. peraturan pemerintah.

2.6 Fasilitas

2.6.1 Definisi Fasilitas

Menurut Mulyadi (2012), fasilitsa merupakan suatu wujud sisi fisik yang ditonjolkan dalam model pengelolaan pasar. Menurut Kotler (dalam Pratama, 2017), mendefinisikan fasilitas yaitu segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen.

Menurut Lupiyoadi (2013) mengenai definisi fasilitas adalah sarana untuk melancarkan dan memudahkan pelaksanaan fungsi serta fasilitas merupakan penampilan, kemampuan sarana prasarana dan keadaan lingkungan sekitarnya dalam menunjukkan eksistensinya kepada eksternal yang meliputi fasilitas fisik (gedung) perlengkapan dan peralatan.

Menurut Daryanto & Farid (2013) berpendapat bahwa fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau fisik yang dapat dibendakan, yang mempunyai peranan mempermudah dalam melancarkan suatu usaha. Sulastyono (2011) fasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada para tamu dalam melaksanakan aktivitas - aktivitasnya, sehingga kebutuhan - kebutuhan pengunjung dapat terpenuhi selama berkunjung.

Berdasrkan pendapat diatas dapat disimpukan bahwa fasilitas merupakan

suatu hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli dan

menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan dengan bentuk asli

(40)

dari benda yang dapat dilihat dengan nyata yang terdapat pada suatu perusahaan yang meliputi seluruh aspek pendukung fasilitas organisasi yang dapat membantu dan mempermudah jalannya usaha.

2.6.2 Unsur – Unsur Fasilitas

Menurut Sofyan (2013) adalah: Mesin dan peralatan, prasarana, perlengkapan kantor, peralatan investasi, tanah, bangunan, dan alat transportasi.

Adapaun unsur-unsur fasilitas menurut Nirwan (2013) mengemukaan bahwa unsur-unsur fasilitas tersebut diantaranya adalah: Desain fasilitas, nilai fungsi, estetika, kondisi yang mendukung, peralatan penunjang, seragam pegawai, laporan-laporan dan garansi .

Menurut Tjiptono (dalam Isti, 2016), ada 5 (lima) Faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain fasilitas adalah sebagai berikut:

1. sifat dan tujuan organisasi

2. ketersediaan tanah dan kebutuhan akan tempat/ruang 3. fleksibilitas

4. faktor estensi masyarakat 5. biaya konstruksi dan operasi

2.6.3 Indikator Fasilitas

Menurut Tjiptono (2014,) indikator fasilitas ada enam, yaitu 1. pertimbangan / perencaan spasial

2. perencanaan ruangan

3. perlengkapan/perabotan

(41)

4. tata cahaya dan warna

5. pesan-pesan yang disampaikan secara grafis 6. unsur pendukung.

2.7 Keputusan Pembelian

2.7.1 Definisi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Keller (2016) keputusan pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan sautu barang atau jasa formal mengevaluasi setiap merek.

Menurut Tjiptono (2014), keputusan pembelian adalah Sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Menurut Kotler & Armstrong (2014), “Consumer behavior is the study of how individual, groups, and organizations select, buy, use, and dispose of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their needs and wants”, yang artinya keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen perilaku konsumen yaitu studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari, dan

keputusan pembelian adalah fokusnya titik upaya pemasar. Sebagian besar

(42)

perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen dengan sangat terperinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli konsumen, di mana mereka membeli, bagaimana dan bagaimana banyak yang mereka beli, ketika mereka membeli, dan mengapa mereka membeli (Kotler & Amstrong 2014).

2.7.2 Tipe-tipe Perilaku Pembelian

Menurut Kotler & Amstrong (2014) ada beberapa tipe perilaku keputusan membeli. Tipe-tipe perilaku pembelian tersebut antara lain:

1. Perilaku membeli yang kompleks

Konsumen menjalankan perilaku membeli yang kompleks (complex buying behavior) ketika mereka benar-benar terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda antar merek yang satu dengan yang lain.

2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidak cocokan Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan (dissonancereducing buying behavior) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal, jarang, atau beresiko tetapi hanya melihat sedikit perbedaan di antara merek-merek yang ada.

3. Perilaku membeli karena kebiasaan Perilaku membeli karena kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan kecilnya perbedaan antarmerek. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai suatu merek, mengevaluasi sifat- sifat merek tersebut, dan mengambil keputusan yang berarti merek apa yang akan dibeli.

4. Perilaku membeli yang mencari variasi

Pelanggan menjalankan perilaku membeli yang mencari variasi

(43)

keterlibatan konsumen namun perbedaan merek dianggap cukup berarti.

Konsumen mungkin mengambil merek lain agar tidak bosan atau sekedaruntuk mencoba sesuatu yang berbeda.

2.7.3 Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Keller (2016) berpendapat bahwa lima peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator)

Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer)

Individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

3. Pembuat keputusan (decider)

Individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer)

Individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user)

Individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang dibeli.

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan

mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program

(44)

pemasaran yang sesuai dengan pembeli.

2.7.4 Tahapan dalam keputusan pembelian

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan konsumen dalam melakukan proses keputusan pembelian. Tahap-tahap tersebut yang akan menghasilkan suatu keputusan untuk membeli atau tidak. Kotler & Keller (2016) menyatakan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu:

Sumber: Kotler & Keller (2016)

Gambar 2.2

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan.Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian.Pada level itu orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin masuk kepencarian informasi secara aktif: Mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.

Mengenali kebutuhan

Perilaku pasca pembelian Pencarian

informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

(45)

3. Evaluasi Alternatif

Pasar harus tahu tentang evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir.

Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian.

Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan.Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.Namun, dua faktor berikut dapat berada di antara niat pembelian dan keputusanpembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.

5. Perilaku Pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau

ketidakpuasan tertentu, tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika

produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian,

tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. Jika

kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa. Jika

ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas. Jika melebihi harapan, pembeli

(46)

akan sangat puas.

2.8 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan “Pengaruh Harga, pengaruh Lokasi, dan Fasilitas terhadap Keputusan Pembelian di Pos Kupi Johor dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Widha Emil Luthfia (2012)

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas

Layanan, Dan Harga Terhadap, Keputusan Pembelian Pada Cofee Shop Kofi shopTembalang

Independen 1. Kualitas

Produk (X1), 2. Kualitas

Layanan (X2), 3. Harga (X3), Dependen 1. Keputusan

Pembelian (Y)

Hasil analisi Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel kualitas produk (X1) dan harga (X3) terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen keputusan pembelian (Y). Dan variabel kualitas pelayanan (X2) tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y).

2 Desy Purwanti Atmaja, Martinus Febrian Adiwinata (2013)

Pengaruh Produk, Harga, LokasiI Dan Kualitas Layanan Terhadap

Keputusan Pembelian Di Kopi Tiam Oey Surabaya

Independen 1. Produk (X1), 2. Harga (X2), 3. Lokasi (X3), Dependen 1. Keputusan

Pembelian (Y).

Hasilnya adalah gambaran nyata dari masyarakat Surabaya yang memilih untuk memutuskan membeli

makanan dan minuman di Kopitiam Oey. Dan dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor produk yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

3 Anindya Rachma (2014)

Pengaruh Harga, Lokasi dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Independen 1. Harga (X1), 2. Lokasi (X2), 3. Kualitas

produk (X3), Dependen Keputusan Pembelian (Y)

Hasil analisis regresi

menunjukkan variabel harga, lokasi dan kualitas produk mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan

pembelian. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah kualitas produk, diikuti oleh harga dan yang memiliki pengaruh paling kecil adalah lokasi.

(47)

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 4 Saputro,

Rihasto Mega and Kamal, Mustofa (2015)

Aanalisi Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kualitas Pelayanan, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Grand Panorama Resto Semarang)

Independent 1. Kualitas

Produk (X1) 2. Kualitas

Pelayanan (X2) 3. Harga (X3) 4. Lokasi (X4) Dependen 2. Keputusan

Pembelian (Y)

Hasil analisis dengan uji t menunjukkan bahwa kualitas produk, kualitas pelayanan dan lokasi secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

5 Gadhang Pangenggar, Wahyu Hidayat.

Sendhang Nurseto (2016)

Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada Konsumen

“Warung Kopi Tunjang Cafe and Restaurant”

Semarang)

Independen 1. Kualitas

Pelayanan (X1) 2. Lokasi (X2) 3. Fasilitas

(X3) Dependen 2. Keputusan

Pembelian (Y).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan (X1), lokasi (X2), dan fasilitas (X3) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

6 Heni Safitri Nst (2017)

Pengaruh Faktor Harga, Lokasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Kafe Bangsal Kopi Lubuk Pakam

Independen 1. Harga, (X1) 2. Lokasi (X2), 3. Kualitas

Pelayanan (X3) Dependen Keputusan

Pembelian (Y).

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel independen yang terdiri harga (X1), lokasi (X2) dan kualitas Pelayanan (X3)

secarabersama-sama (serempak)berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) pada Kafe Bangsal Kopi Lubuk Pakam.

7 Dyha Eka Pratiwi, Wahyu Hidayat, (2018)

Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Pelanggan MR. K Cafe Cabang JL. KI Mangussarkoto 15 Semarang)

Independen 1. Harga (X1) 2. Kualitas

Produk (X2) 3. Lokasi (X3) Dependen

Keputusan Pembelian (Y)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara harga (X1), kualitas produk (X2) dan lokasi (X3) terhadap keputusan pembelian(Y)

(48)

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti (Tahun)

Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

8 Nabawi Putri Marisa (2018)

Pengaruh Harga, Kualitas

Pelayanan dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Ulang di Coffee Crowd Sun Plaza Medan Pada Mahasiswa FEB USU

Independen 1. Harga (X1), 2. Kualitas

Pelayanan (X2), 3. Lokasi (X3), Dependen Keputusan Pembelian (Y)

Harga, keandalan, ketanggapan, jaminan, empati, bukti fisik dan lokasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang di Coffee Crowd Sun Plaza Medan Pada Mahasiswa FEB USU.

9 Iqbal Krisdayanto (2018)

Analisi Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan, Fasilitas, Dan Lokasi Terhdap Keputusan Konsumen Di I Café Lina Putra Net Bandungan

Independen 1. Harga (X1), 2. Kualitas

Pelayanan (X2) 3. Fasilitas

(X3) 4. Lokasi (X4) Dependen Kepuasan Konsumen (Y)

Hasil ananlisils Dalam penelitian ini variabel harga (X1) merupakan variabel yang paling berpengaruh besar terhadap kepuasan konsumen, (Y) sedangkan lokasi (X4) merupakan variabel yang paling sedikit pengaruhnya dibandingkan variabel kualitas pelayanan (X2) dan fasilitas (X3) 10 Anggun

Setya Ningrum, Sri Suryoko (2018)

Pengaruh Harga, Produk, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Di Peacoc Coffie, Semarang

Independen 1. Harga (X1), 2. Produk

(X2), 3. Lokasi (X3), Dependen Keputusan Pembelian (Y).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga (X1), produk (X2), dan lokasi (X3) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Dari ketiga variabel yang dianalisis, koefisien variabel produk lebih besar dari variabel harga dan variabel lokasi

2.9 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis

antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. (Sekaran dalam

(49)

Saat ini perusahaan harus bisa mengikuti bagaimana selera konsumen dan calon konsumen sehingga mereka memutuskan untuk membeli produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Menurut Kotler & Keller (2016) keputusan pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan sautu barang atau jasa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian adalah harga. Menurut Kotler & Amstrong (2014) harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaatmanfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian tehadap produk atau jasa yang di tawarkan

Faktor lainnya yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian adalah produk. Menurut Kotler & Amstrong (2014) segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Dengan begitu dapat menjadi dasar konsumen untuk melakukan pembelian.

Faktor lainnya yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian adalah lokasi. Menurut Kotler & Amstrong (2014) lokasi adalah tempat dimana aktivitas usaha dilakukan yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Lokasi yang strategis bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dari lokasi bagi perusahaan.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analiiswasa data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dalam proses pembelajaran pendidikan agama Hindu dengan penerapan metode Resource Based Learning

Hasil analisa IFE, EFE dan analisa IE dijadikan input dalam analisa matriks QSPM untuk memilih strategi mana yang akan diterapkan. Dari Tabel 12 terlihat strategi penerapan

Nilai F- statistik sebesar 20,15906 dengan nilai probabilitas sebesar 0,036526, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama – sama terdapat pengaruh yang

Kamandaka dengan rute perjalanan Purwokerto – Semarang sejak bulan Februari 2015. Penambahan jumlah trip KA Kamandaka yang awalnya hanya satu kali keberangkatan menjadi

Kesimpulan dari penelitian diketahui bahwa (1) Manajemen Sumber Daya Tenaga Pendidik di MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung Pendidik dilakukan melalui tahapan

Dalam banyak hal motor Iistrik digunakan untuk membalikkan arab putaran dan memberikan rpm yang rendah sesuai dengan rpm baling baling dan lebih dari itu sistem

Nama-nama lain yang turut berperanan di dalam perkembangan ilmu botani ini termasuklah seperti Abu Nadr Ibn Shumayl, Abu Zayd al-Ansari dan Ibn Sikkit Abu Said

Mengapa sebagian besar narapidana yang telah memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan ijin cutri menjelang bebas, mereka tidak mengajukan permohonan tersebut