• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Arip Arizal Mustahidin NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: Arip Arizal Mustahidin NIM:"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH

KARANGBENDO & MI MA’HAD ISLAMY

Oleh: Arip Arizal Mustahidin

NIM: 17204080004

TESIS

Diajukan kepada Program Magister (S2)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M .Pd.)

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

YOGYAKARTA 2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii ABSTRAK

Arip Arizal Mustahidin, NIM. 17204080004. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dan Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta.

Tesis, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.

Tuntutan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan terus berkembang dari masa ke masa, bahkan melahirkan beragam lembaga pendidikan non-formal yang memanfaatkan teknologi untuk menyelenggarakan pembelajaran, seperti munculnya beragam startup pendidikan.

Sedangkan dalam implementasi kurikulum 2013, penggunaan teknologi dituntut untuk diintegrasikan ke berbagai jenjang pendidikan salah satunya tingkat sekolah dasar. Adanya tuntutan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menimbulkan beragam respon dari berbagai sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013, Sehingga setiap sekolah memiliki upaya tersendiri dalam merespon hal tersebut.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) Bagaimana upaya sekolah dalam memenuhi tuntutan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. 2) Bagaimana kemampuan guru dalam pemanfaatan atau penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. 3) Bagaimana strategi guru dalam meningkatkan kemampuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu proses pembelajaran.

Penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Mile dan Huberman yang meliputi reduksi data (data Reduction), Penyajian Data (data display), penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing/Verification) sedangkan teknik uji kebasahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara umum kedua sekolah telah mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran, adapun yang dilakukan sekolah sebagai berikut. 1) Upaya yang dilakukan sekolah dalam memenuhi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran yaitu menjadikan kemampuan TIK sebagai salah syarat menjadi tenaga pendidik mengikut sertakan guru dalam beragam kegiatan TIK dan mengadakan program sendiri, memfasilitasi sekolah serta kerjasama dengan beragam instansi. 2) Kemampuan guru dalam bidang teknologi di kedua sekolah secara umum guru sudah mampu mengoperasikan perangkat keras dan lunak serta sudah mampu mengintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran meskipun pelibatan teknologi tidak semua diterapkan dalam tahapan saintifik. 3). Strategi guru dalam meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi dilakukan dengan mengikuti pelatihan, kursus, tutor sebaya, pelatihan online, dan kolaborasi dengan orangtua siswa.

Kata kunci: Pemanfaatan teknologi, upaya memenuhi pemanfaatan teknologi

(8)

viii ABSTRACT

Arip Arizal Mustahidin, SID 17204080004, “The utilization of information and communication technology in the learning process at Muhammadiyah Elementary School of Karangbendo and Madrasah Ibtidaiyah Ma 'had Islamy Kota Gede Yogyakarta. Thesis, Yogyakarta : Master Program in Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education of the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training at the State Islamic University of Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.

The demand for information and communication technologies in the world of education continues to expand over time, even spawning all sorts of non-formal education institutions that utilize technology to organize learning, like the advent of multiple education startups. While curriculum implementation of the 2013 curriculum requires that the use of technology be integrated into the various stages of education one of the primary school levels. The application of technology for use in learning has generated varied responses from schools that implement the 2013 curriculum, so that each school has a unique effort to respond to it.

The purpose of this research is to know 1) How the school's efforts are in meeting the demands for the utilization of information and communication technologies in the learning process. 2) How a teacher's ability is in utilizing or using technology in the learning process. 3) How a teacher strategy to improve the ability of information and communication technologies to help the learning process.

This study, which is a qualitative study using a descriptive approach, and the data-collection techniques used are observation, interviews and documentation. As for the data analysis techniques in this study, using mile-and huberman models involving reduction data, reduction data presentation (data displays), summary and verification withdrawal (verification/verification) while data imaging techniques use source and technique for triangulation.

The results of this research show that, in general, both schools have integrated technologies into the learning process, as well as what schools do next. 1) The effort school makes to meet the utilization of information and communication technologies in the learning process of making ict skills the wrong kind of educators includes teachers in various types of tic activities and self-program, facilitating schools and cooperation with various agencies. 2) teachers' technological abilities in both schools are generally able to operate hardware and software and integrate into learning activities even though technological inclusion is not all implemented in the scientific phase. 3). Teacher's strategy in improving technological skills is achieved by engaging in training, courses, peer tutoring, online training, and collaboration with student parents.

Keyword: Utilization of Technology, Effort to Meet Technology Utilizati

(9)

ix

KATA PERSEMBAHAN

TESIS INI PENULIS PERSEMBAHKAN UNTUK:

ALMAMATER TERCINTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PROGRAM MAGISTER TARBIYAH DAN KEGURAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

(10)

x MOTTO

“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di Zamanmu.”

- Ali Bin Abi Thalib-

(11)

xi

KATA PENGANTAR

ِمْي ِح َّرلا ِنَمْح َّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah dan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PROSES

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

KARANGBENDO DAN MI MA’HAD ISLAMY KOTA GEDE

YOGYAKARTA. Sholawat dan salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah membimbing kita selaku umatnya menuju jalan yang selalu diridhoi oleh Allah SWT dan tidak lupa pula kepada keluarganya, sahabat dan kepada para pengikut-pengikutnya.

Selama proses penulisan tesis ini, tentunya penulisan tesis tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada bimbingan, dukungan, bantuan serta fasilitas dari berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, dari awal sampai akhir proses penyusunan tesis ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kiranya kepada:

1. Prof. Drs. K.H Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Ahmad Arifi, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta staf-stafnya.

3. Dr. H. Abdul Munip, M.Ag., dan Dr. Siti Fatonah, M. Pd., selaku Ketua dan Sekretaris Program Magister (S2) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Dr. Sukiman, M.Pd., selaku dosen pembimbing tesis yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta memberikan petunjuk dalam penulisan tesis ini.

(12)

xii

5. Segenap dosen dan karyawan Program Magister (S2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Segenap keluarga besar perpustakaan Pusat maupun Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

7. Kepala MI Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta dan SD Muhammadiyah Karangbendo beserta jajaran-nya serta yang telah membantu penulis.

8. Orang tuaku tercinta yang tiada henti-hentinya berjuang, mendidik dan selalu mendoakan untuk kelancaran dalam menjalankan beragam aktivitas khususnya dalam menjalani masa pendidikan.

9. Pemerintah Banten yang telah membantu penulis dalam menyediakan tempat yang penulis tempati selama penulis menjalani pendidikan. Khususnya Keluarga Besar Asrama Mahasiswa Banten yang telah banyak direpotkan.

10. Seluruh sahabat saya Program Magister angkatan 2017 khususnya Miftahul Hudalloh dan Syamsu Rizal yang telah menyempatkan waktu untuk membantu penulis serta sahabat-sahabat S2 penulis yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan, bimbingan, dukungan tersebut diterima sebagai amal ibadah yang baik oleh Allah SWT serta menjadikan pembuka pintu kesuksesan dunia dan akhirat. Amiin

Yogyakarta, 05 Desember 2019 Penyusun

Arip Arizal Mustahidin, S.Pd.I NIM. 17204080004

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERSETUJUAN PENGUJI TESIS ... v

NOTA DINAS PEMBIMBING ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTARCT ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

MOTTO ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 11

D. Kajian Pustaka ... 12

E. Metodologi Penelitian ... 17

F. Sistematika Pembahasan ... 28

BAB I : LANDASAN TEORI A. Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 30

1. TIK dalam Pembelajaran... 33

2. TIK Sebagai Media ... 38

3. TIK Sebagai Sumber Belajar ... 41

4. Bentuk-Bentuk Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran .. 47

5. Peran TIK dalam Pendidikan ... 58

(14)

xiv

B. TIK dalam kurikulum 2013 ... 60

1. Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 62

2. Upaya sekolah dalam memenuhi kebijakan TIK ... 67

C. Kompetensi ... 71

1. Kompetensi Guru dalam Bidang TIK ... 73

2. Strategi Guru dalam Meningkatkan Keterampilan TIK .. 78

BAB I : GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. MI Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta 1. Sejarah ... 83

2. Visi Misi ... 84

3. Kurikulum ... 86

4. Kondisi Guru dan Siswa ... 86

5. Sarana dan Prasarana Sekolah ... 87

6. Struktur Organisasi ... 88

B. Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo 1. Sejarah ... 89

2. Visi Misi ... 90

3. Kurikulum ... 90

4. Kondisi Guru dan Siswa ... 91

5. Sarana dan Prasarana Sekolah ... 92

6. Struktur Organisasi ... 93

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Upaya Sekolah Madrasah Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta dalam memenuhi Pemanfaatan TIK. 1. Proses Rekrutmen ... 97

2. Pengadaan Fasilitas TIK ... 100

3. Program Pengembangan Kemampuan Bidang TIK ... 106

B. Upaya Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dalam memenuhi Pemanfaatan TIK. 1. Proses Rekrutmen ... 119

2. Pengadaan Fasilitas TIK ... 124

3. Program Pengembangan Kemampuan Bidang TIK ... 127

(15)

xv

C. Kemampuan Guru Kelas MI Islamy Kota Gede Yogyakarta dalam Bidang TIK.

1. Pemahaman umum dan dasar Bidang TIK ... 136

a. Pemahaman Guru Tentang TIK ... 136

b. Penggunaan Perangkat Keras (Hardware) ... 141

c. Penggunaan Perangkat Lunak (Software) ... 143

d. Penggunaan Jaringan Internet ... 144

2. Penggunaan TIK untuk Meningkatkan Kemampuan Profesional Maupun Individual ... 152

3. Integrasi TIK ke dalam Kurikulum ... 154

D. Kemampuan Guru Kelas Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dalam Bidang TIK. 1. Pemahaman Umum dan Dasara Bidang TIK ... 175

a. Pemahaman guru tentang TIK ... 175

b. Penggunaan Perangkat Keras (Hardware) ... 180

c. Penggunaan Perangkat Lunak (Software) ... 182

d. Penggunaan Jaringan Internet ... 184

2. Penggunaan TIK untuk meningkatkan Kemampuan profesional maupun individual... 195

3. Integrasi TIK ke dalam kurikulum ... 197

E. Strategi Guru Kelas Madrasah Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dalam Meningkatkan Keterampilan Bidang TIK. 1. Madrasah Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta ... 219

a. Kursus ... 221

b. Tutor sebaya ... 221

c. Pelatihan Online ... 221

2. Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo ... 222

a. Pelatihan ... 222

b. Tutor Sebaya ... 223

c. Kolaborasi dengan orangtua siswa ... 223

d. Kursus ... 224

(16)

xvi BAB IV : PENUTUP

A. Simpulan ... 225

B. Saran ... 227

C. Penutup ... 229

DAFTAR PUSTAKA ... 230

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 237

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Keadaan Peserta Didik MI Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta, 86.

TABEL 2 : Keadaan Tenaga Pendidik MI Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta, 87.

TABEL 3 : Keadaan peserta Didik SD Muhammadiyah Karangbendo Yogyakarta, 91.

TABEL 4 : Keadaan Tenaga Pendidik SD Muhammadiyah Karangbendo, 91 TABEL 5 : Gambaran Penggunaan Hardware, Software dan jaringan internet

di MI Ma’had Islamy, 147

TABEL 6 : Gambaran Penggunaan Hardware, Software dan Jaringan Internet di SD Muhammadiyah Karangbendo, 188

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Analisis Data Model Miles dan Hubermen, 26 Gambar 2 : Struktur Organisasi MI Ma’had Islamy Kota Gede

Yogyakarta, 88

Gambar 3 : Struktur Organisasi SD Muhammadiyah Karangbendo Yogyakarta, 93

Gambar 4 : Persiapan Pembelajaran dengan Mengintegrasikan Teknologi di MI, 158

Gambar 5 : Mengamati Video Pembelajaran Tentang Bawang Merah dan Bawang Putih, 160

Gambar 6 : Mengamati Gambar Padi Sebagai Bagian pembelajaran, 161 Gambar 7 : Mendiskusikan/Mengidentifikasi Peralatan Rumah yang

Menggunakan Listrik, 162

Gambar 8 : Proses Me-refresh Siswa agar Siswa Bisa Kembali Fokus Mengikuti Proses pembelajaran, 164

Gambar 9. : Mengakses Internet untuk Mencari Informasi atau Materi Pembelajaran, 165

Gambar 10 : Mengamati Video Pembelajaran untuk Memperluas Wawasan Siswa dengan Beragam Sumber Belajar. 166

Gambar 11 : Diskusi Mengerjakan Tugas yang Diberikan Guru, 168 Gambar 12 : Diskusi Mengerjakan Tugas yang Diberikan Guru, 168

Gambar 13 : Membuat berbagai bangunan dilengkapi dengan aliran listrik, 169 Gambar 14 : Membacakan Hasil Diskusi Kelompok, 170

Gambar 15 : Membacakan hasil diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan, 171

Gambar 16 : Mempresentasikan Hasil Kerja Membuat Kerajinan Atau

(19)

xix

Bangunan yang Dilengkapi Peralatan Menggunakan Aliran Listrik, 171

Gambar 17 : Persiapan Menampilkan Konten Pembelajaran Berbasis Digital.

201

Gambar 18 : Mengamati konten pembelajaran berbasis digital, 202

Gambar 19 : Mengamati Video Pembelajaran tentang burung cenderawasih, 203 Gambar 20 : Mengamati Video pembelajaran tentang cacing dalam tubuh

Manusia, 204

Gambar 21 : Mengamati video pembelajaran tentang cacing di dalam tubuh Manusia, 205

Gambar 22 : Mengamati slide berbasis flash, 206

Gambar 23 : Mengamati Slide Berbasis flash Tentang Merawat Bunga dan Menanam Bunga, 207

Gambar 24 : Mengamati Video pembelajaran Tentang Rusaknya Habitat Hewan, 208

Gambar 25 : Membaca Materi Pembelajaran yang ada di Buku Paket, 209 Gambar 26 : Membaca Materi Pembelajaran yang ada di Buku Paket, 209 Gambar 27 : Membaca Petunjuk Pembagian Tugas Dikerjakan Secara

Berkelompok, 211

Gambar 28 : Mempraktikkan Mengukur Tumbuhan, 212 Gambar 29 : Mengerjakan Tugas Yang Diberikan Guru, 213

Gambar 30 : Mengamati Contoh-Contoh Ornamen-Ornamen Batik, 213 Gambar 31 : Mengerjakan/Mendiskusikan Tugas Dari Guru, 214

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data, 238 Lampiran 2 : Pedoman Pengamatan/Observasi, 239 Lampiran 3 : Pedoman Wawancara, 241

Lampiran 4 : Catatan Lapangan Wawancara dan Observasi, 252

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 375 Lampiran 6 : Bukti Guru Mengikuti Pengembangan

Keterampilan TIK, 388

Lampiran 7 : Foto-foto Kegiatan Pembelajaran dan Fasilitas Teknologi informasi dan Komunikasi, 391 Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, 393

Lampiran 9 : Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Tesis.395 Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian, 397 Lampiran 11 : Bukti Seminar Proposal Tesis, 399

Lampiran 12 : Bukti Telah Melakukan Bimbingan, 400 Lampiran 13 : Bukti Sertifikat TOEFL, 401

Lampiran 14 : Bukti Sertifikat IKLA, 402 Lampiran 15 : Ijazah S1, 403

Lampiran 16 : Daftar Riwayat Hidup, 404

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat, teknologi akan terus berkembang untuk memenuhi segala kebutuhan manusia dalam menjalankan beragam aktivitas, sehingga berdampak kepada peningkatan kualitas hidup yang lebih baik dari sebelumnya. perkembangan teknologi yang semakin canggih menekankan kepada era nya digital yaitu dikenal dengan disruptive innovation atau dengan kata lain era revolusi Industri 4.0, sedangkan

dalam dunia pendidikan dikenal dengan pendidikan 4.0 untuk merespon kebutuhan munculnya Industri 4.0 dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk memecahkan beragam masalah serta menemukan inovasi baru.1 Dalam bidang pendidikan teknologi dapat membantu para pendidik untuk memecahkan beragam masalah terkait dengan penyelenggaraan pendidikan untuk menemukan solusi dan inovasi baru dalam pendidikan.

Pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan memunculkan beragam kompetensi, bukan hanya lembaga pendidikan formal dan non-formal secara offline yang berlomba-lomba dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, namun dengan adanya teknologi melahirkan trend baru dalam bidang pendidikan yaitu dengan adanya startup pendidikan yang bisa di akses dimanapun

1 Muhamad Imaduddin, Membuat Kelas Online Berbasis Android Dengan Google Clasroom, (Yogyakarta: Garudhawaca, 2018), hlm.1.

(22)

2

dan kapanpun oleh peserta didik, bahkan startup menggunakan kurikulum yang sama seperti ruang guru dengan jumlah pengguna 6 juta dan 150.000 guru serta dengan 100 bidang pelajaran dari SD sampai dengan SMA.2 Startup pendidikan bukan hanya ruang guru namun masih banyak startup yang bergelut dalam bidang pendidikan, ruang guru hanya sebagai contoh dari banyaknya startup pendidikan.

Lahirnya beragam startup dalam bidang pendidikan menjadi sebuah tantangan bagi dunia pendidikan khususnya sekolah, bagaimana tidak konten- konten pembelajaran yang disajikan oleh startup pendidikan bisa saja lebih menarik dan lebih mudah dipelajari peserta didik, sehingga apabila itu terjadi bahwa lambat laun timbul rasa malas peserta didik untuk bersekolah, atau bersekolah dengan tujuan untuk bertemu dengan teman-temannya sedangkan dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan, siswa tidak begitu memperhatikannya.

Kehadiran startup dalam bidang pendidikan seharusnya membuat tenaga pendidik khususnya guru lebih menyadari betapa pentingnya pemanfaatan teknologi untuk membantu guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sumber belajar yang beragam. Teknologi dalam pendidikan sebenarnya sudah masuk dalam kurikulum KTSP 2006, teknologi memiliki jam tersendiri di sekolah menengah pertama dan menengah atas dengan kata lain menjadi sebuah mata pelajaran, sedangkan dalam kurikulum 2013 bahwa TIK yang memiliki jam mata pelajaran hilang dalam struktur kurikulum 2013.3 Dari uraian di atas, kita

2 Tentang Ruangguru, dalam Https://Ruangguru.Com/General/about. Dikkses Tanggal 24 November 2019.

3 Mulyasa, Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 148.

(23)

3

ketahui bahwa teknologi memiliki masa, dimana teknologi menjadi sebuah mata pelajaran namun dalam pelaksanaan kurikulum 2013 bahwa teknologi tidak memiliki jam sebagai mata pelajaran akan tetapi diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran.

Penghapusan mata pelajaran teknologi merupakan salah satu menjadi pro dan kontra dalam prose pengimplementasian kurikulum 2013, dengan dihapuskan nya sebagai mata pelajaran serta diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran menuntut para guru non teknologi untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi agar mampu menyelenggarakan pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi secara optimal, sehingga kegiatan pembelajaran serta pengemasan materi pembelajaran tidak kalah menarik dengan konten-konten yang disajikan oleh Startup pendidikan. Meskipun pengintegrasian teknologi menjadi salah satu pro dan kontra dalam penerapan kurikulum di kalangan pendidik khususnya guru teknologi, namun penghapusan teknologi sebagai mata pelajaran bukan berarti pemerintah menelantarkan guru mata pelajaran teknologi dengan adanya pengintegrasian, akan tetapi memberikan tugas baru yaitu menjadi pembimbing teknologi bagi guru maupun peserta didik dan bertanggung jawab terhadap kegiatan berbasis teknologi.4 dengan pengintegrasian teknologi ke dalam pembelajaran menuntut para guru non teknologi untuk selalu meningkatkan beragam kemampuan dalam bidang teknologi untuk menunjang beragam kegiatan pembelajaran serta dapat melakukan kolaborasi dengan konten-konten yang disediakan oleh startup pendidikan dalam mencerdaskan generasi millennial.

4 Ibid., hlm. 155.

(24)

4

Teknologi bagi generasi millennial sudah tidak asing dalam kehidupan sehari- hari bahkan sudah menjadi hal yang lumrah dalam penggunaannya, dari hasil penelitian Cambridge International tentang penggunaan teknologi dalam pendidikan oleh peserta didik sebagai berikut.

Publikasi hasil penelitian cambridge international melalui global education census yang di liris secara global pada tanggal 13 november 2018.

Penelitian dilakukan terhadap para pelajar usia 12 – 19 tahun dengan jumlah partisipasi 504 pelajar tentang penggunaan teknologi. Hasil study, bahwa pelajar Indonesia menduduki peringkat tertinggi secara global selaku pengguna ruang IT/komputer 40% di sekolah. Sementara dalam hal pengguna komputer desktop menduduki peringkat kedua 54% setelah Amerika, sama halnya dengan penggunaan laptop di rumah berada dalam peringkat kedua berbeda tipis sekitar 84% (Indonesia) dan 85% (Amerika). Selain itu dalam hal penggunaan smartphone di dalam kelas sekitar 67% dan sebesar 81%

untuk mengerjakan pekerjaan rumah.5

Berdasarkan hasil penelitian di atas menujukan bahwa penggunaan teknologi dalam pendidikan oleh pelajar yang berusia 12–19 tahun, dalam hal pengguna ruang IT atau komputer menduduki peringkat tertinggi secara global, sedangkan untuk penggunaan perangkat teknologi lainnya, seperti yang diuraikan di atas untuk mengerjakan beragam aktivitas yang terkait dengan kebutuhan pembelajaran atau pendidikan masih tetap cukup tinggi. Tingginya penggunaan perangkat teknologi oleh peserta didik menjadi sebuah tantangan bagi para pendidik dalam mengadopsi teknologi untuk kepentingan pengelolaan pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan.

Sementara itu dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) tentang pengguna internet pada tahun 2018 data tersebut menujukan bahwa pengguna

5 Mulyani, "Riset Cambridge: Pelajar Indonesia Pengguna Teknologi Tertinggi Di Bidang Pendidikan", dalam Https://News.Okezone.com. Dikkses tanggal 3 Oktober 2019.

(25)

5

terbanyak usia 15-19 tahun sebesar 91%, pengguna terbanyak kedua yaitu usai 20- 24 tahun sebesar 88.5%, sedangkan untuk usia 10-14 tahun sebesar 66.2%

sementara usia 5-9 taun sebesar 2.2%. Adapun data di atas diperoleh dari pengguna internet sebesar 171.17 juta pengguna.6 Data dari APJII yang di uraikan di atas menujukan bahwa anak usia 5-14 tahun sudah menggunakan internet untuk beragam kepentingan seperti bermain media sosial maupun aktivitas lainnya. Jika mencermati usia pengguna internet maka usia 5-14 sudah mulai memasuki dunia sekolah mula dari pendidikan anak usia dini, sekolah dasar dan menengah, kemampuan anak dalam mengakses internet tentu diikuti dengan kemampuan anak dalam menggunakan perangkat teknologi, meskipun dalam hal menggunakan perangkat masih dalam tahap sederhana.

Penggunaan teknologi dan jaringan internet yang telah dilakukan anak-anak usia sekolah, untuk menjalankan beragam aktivitas menujukan bahwa siswa sudah tidak asing lagi dengan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas siswa dalam menggunakan perangkat teknologi tentu harus menjadi perhatian bagi tenaga pendidikan agar dapat mempersiapkan diri terhadap perkembangan teknologi dalam pendidikan, terkait dengan masalah kesiapan guru terhadap penggunaan teknologi dalam pendidikan khususnya guru non teknologi. Menurut Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Kapustekkom Kemendikbud) Gatot Suharwoto mengatakan dalam International Symposium on Open Distance and Learning (ISODEL) 2018 bahwa hasil survey

6 Pernita Hestin Untari, "Pengguna Internet Indonesia Paling Banyak Di Usia 15-19 Tahun", dalam Https://Techno.Okezone.Com. Dikkses tanggal 3 November 2019.

(26)

6

40% guru non teknologi yang siap menggunakan teknologi.7 kemampuan guru non teknologi dari hasil survey menunjukan bahwa pemerintah ataupun guru selaku tenaga pendidik perlu meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi agar pengintegrasian teknologi dalam kurikulum 2013 dapat diselenggarakan dengan optimal sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah yang berakhir kepada peningkatan kualitas pendidikan

Kesuksesan dalam memanfaatkan teknologi dengan cara mengintegrasikan terhadap proses pembelajaran merupakan tugas seorang tenaga pendidik khususnya guru dalam proses pembelajaran, meskipun pemerintah membuat berbagai kebijakan berupa Undang-Undang maupun peraturan menteri akan tetapi yang menentukan suksesnya pelaksanaan yaitu guru, maka pemerintah perlu memperhatikan pengembangan kemampuan guru dalam bidang teknologi bukan hanya membuat berbagai kebijakan akan tetapi pengembangan kemampuan guru harusnya sangat diperhatikan serta tidak menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah maupun pihak individual guru, namun perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk mensukseskan pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran.

Berbicara tentang peraturan atau kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran bahwa pemerintah telah mengeluarkan peraturan atau kebijakan seperti yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah “rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan penerapan

7 Esthi Maharani, "Kemendikbud: Hanya 40 Persen Guru Siap Dengan Teknologi", dalam Https://Www.Republika.Co.Id. Dikkses tanggal 3 November 2019.

(27)

7

teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis sesuai dengan situasi dan kondisi.8 Selain itu, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru “khususnya guru sekolah dasar dalam kompetensi pedagogik guru harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.9

Berdasarkan Permendiknas di atas bahwa dalam proses perencanaan pembelajaran guru harus mempertimbangkan pemanfaatan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran secara terintegrasi, sistematis serta harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah, sedangkan dalam standar kualifikasi akademik bahwa guru dituntut memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pembelajaran, akan tetapi apabila sekolah tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut, pemerintah tidak memberikan sanksi tertentu bagi setiap sekolah yang tidak melakukannya. Namun seiring dengan perkembangan teknologi serta perbedaan karakteristik peserta didik yang semakin beragam mau tidak mau guru atau pihak sekolah harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran.10 Selain itu juga bahwa penggunaan teknologi menjadi daya tarik bagi orangtua siswa untuk menyekolahkan anaknya.

Berbagai kebijakan atau aturan yang dibuat pemerintah tentang pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran mulai dari Permendiknas

8 Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

9 Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

10 Hasil wawancara dengan Bapak Edi Ismawar selaku Kepala Sekolah Ma’had Islamy pada tanggal 9 April 2019 pukul 09.00 di Ruang Kepala Sekolah.

(28)

8

maupun dalam kurikulum 2013 yang menekankan pengintegrasian teknologi ke dalam pembelajaran, hal tersebut menimbulkan beragam respon serta upaya dari sekolah-sekolah khususnya sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013 sebagai kurikulum sekolah, adapun respon tiap sekolah tentu beragam dan memiliki cara serta pertimbangan yang berbeda agar pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran dapat terpenuhi oleh pihak sekolah meskipun secara sederhana. Untuk mengetahui beragam respon atau upaya tersebut, maka perlu di lakukan observasi sementara.

Penelitian dilakukan di kedua sekolah, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan di MI Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo, bahwa kedua sekolah telah berupaya mengintegrasikan teknologi ke dalam kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan, meskipun ketersediaan fasilitas yang dimiliki sekolah tidak sepenuhnya sama.

Hasil wawancara dengan Bapak Edi Ismawar selaku kepala sekolah, beliau mengungkapkan sebagai berikut.

Penggunaan teknologi dalam kegiatan proses pembelajaran memang sudah dilakukan oleh guru, meskipun dalam pelaksanaannya masih berbentuk sederhana, selain itu ketersediaan fasilitas yang dimiliki sekolah sangat terbatas dalam mendukung guru memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pembelajaran. Adapun perangkat yang dimiliki sekolah sangatlah terbatas seperti tersedianya LCD proyektor beserta layarnya 2 buah serta pengeras suara, meskipun dengan keterbatasan perangkat, akan tetapi sekolah berupaya untuk menyelenggarakan pembelajaran terintegrasi dengan teknologi, selain itu untuk mendukung pembelajaran guru memanfaatkan fasilitas atau perangkat pribadi.11

11 Hasil wawancara, dengan Bapak Edi Ismawar selaku kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islami pada tanggal 9 April 2019.

(29)

9

Ungkapan di atas menunjukan bahwa pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran sudah dilakukan oleh pihak sekolah, adapun dalam proses pengoperasian nya tergantung kepada guru dalam melaksanakannya, akan tetapi bahwa sekolah telah berusaha untuk mendukung guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran, meskipun dukungan yang dilakukan sekolah masih terbatas serta tidak memenuhi semua kebutuhan pengintegrasian teknologi ke dalam proses pembelajaran dapat dipenuhi oleh pihak sekolah.

Selain itu, berbeda hal dengan sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo.

Adapun hasil wawancara dengan Bapak Sunardi selaku Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo sebagai berikut

Proses pembelajaran di sekolah sudah mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran, hal itu di dukung dengan fasilitas yang telah disediakan sekolah, yaitu melengkapi semua ruang kelas dengan perangkat yang mendukung proses pembelajaran, sehingga guru dapat menggunakan kapanpun sesuai dengan pembelajaran. Adapun perangkatnya seperti LCD, Layar proyektor dan sound sistem dan jaringan internet, selain itu juga bahwa sekolah mensyaratkan tenaga pendidik khususnya guru harus menguasai teknologi. 12

Ungkapan kepala sekolah dasar Muhammadiyah Karangbendo menunjukan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah sudah mengupayakan dan mendukung proses pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi, dukungan tersebut dengan adanya pengadaan fasilitas teknologi, yaitu melengkapi setiap ruang kelas dengan perangkat teknologi seperti, LCD, Layar proyektor, sound, sistem serta jaringan internet yang dapat diakses di ruang kelas sehingga guru memiliki keleluasaan atau kebebasan melakukan beragam inovasi dalam

12 Hasil wawancara dengan Bapak Sunardi selaku Kepala Sekolah terkait proses rekrutmen tenaga pendidik di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo pada tanggal 14 Juni 2019.

(30)

10

kegiatan proses pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan internet. Selain fasilitas teknologi bahwa kemampuan bidang teknologi menjadi salah satu syarat menjadi tenaga pendidik agar tenaga pendidik yang direkrut memilki kemampuan dalam bidang teknologi dan mampu menggunakan fasilitas teknologi yang ada dengan semaksimal mungkin untuk kepentingan proses pembelajaran.

Dengan demikian, pemanfaatan teknologi dengan cara mengintegrasikan ke dalam proses pembelajaran telah dilakukan oleh kedua sekolah, meskipun dengan situasi dan kondisi yang dihadapi pihak sekolah berbeda, baik dari tenaga pendidik yang dimiliki, sarana dan prasarana atau fasilitas teknologi yang dimiliki, meskipun begitu masih terdapat persamaan antara kedua sekolah, persamaan yang menonjol yaitu sama-sama berupaya untuk mendukung guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan pihak sekolah sendiri.

Berdasarkan urian di atas dan observasi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses pembelajaran di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dan Madrasah Ibtida’iyah Ma’had Islamy”. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap tema penelitian, bahwa dalam penelitian ini, penulis mengkaji respon atau upaya yang dilakukan oleh sekolah khususnya guru kelas untuk memenuhi tuntutan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.

(31)

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, dapat dibuat rumusan masalah.

Adapun rumusan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana Upaya Madrasah Ibtida’iyah Ma’had Islamy dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo Memenuhi Tuntutan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran.?

2. Bagaimana Kemampuan Guru Madrasah Ibtida’iyah Ma’had Islamy dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran?

3. Bagaimana Strategi Guru Madrasah Ibtida’iyah Ma’had Islamy dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dalam Meningkatkan Kemampuan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Proses Pembelajaran?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dan kegunaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan upaya Madrasah Ibtida’iyah Ma’had Islamy dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dalam memenuhi tuntutan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran?

b. Untuk mendeskripsikan kemampuan guru Madrasah Ibtida’iyah Ma’had Islamy dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi terhadap proses pembelajaran?

(32)

12

c. Untuk mendeskripsikan bagaimana strategi guru Madrasah Ibtida’iyah Ma’had Islamy dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dalam meningkatkan kemampuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi terhadap proses pembelajaran?

2. Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Madrasah Ibtida’iyah Ma’had Islamy dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo atau lembaga pendidikan lainnya, khususnya lembaga pendidikan jenjang dasar tentang upaya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran

b. Sebagai tambahan wawasan maupun informasi kepada para pembaca mengenai upaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

c. Sebagai sarana bagi akademik maupun mahasiswa untuk dikaji ulang dalam bentuk penelitian lanjutan yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran khususnya di tingkat Sekolah Dasar.

D. Kajian Pustaka

Berbagai literatur yang dibaca oleh penulis, bahwa penelitian ini bukanlah penelitian pertama yang membahas teknologi dalam pembelajaran. Berikut ini penulis sajikan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dan memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

(33)

13

Pertama, penelitian yang lakukan oleh Chaidar Husain penelitian bertujuan untuk memaparkan dan menggambarkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan model deskriptif, berdasarkan hasil penelitian pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran masih terbatas kepada penggunaan presentasi, terutama Powerpoint, dalam penggunaan internet masih terbatas untuk informasi seputar materi yang disampaikan sedangkan jejaring sosial masih terbatas.13

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Shodiq Ansori, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan besarnya manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu study literatur berdasarkan hasil penelitian bahwa perkembangan teknologi sebagai media maupun sumber cenderung dijadikan sebagai indikasi kemajuan sekolah sedangkan keberhasilan pemanfaatan teknologi sangat tergantung kepada kemampuan dan keterampilan dan kreatifitas guru selain itu bahwa sekolah perlu mengembangkan pusat sumber belajar sehingga pemanfaatan media maupun sumber bisa berjalan secara efektif dan efisien.14

13 Chaidar Husain, “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan”, dalam Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Vol.

2, Nomor 2, Juli 2014, hlm. 184.

14 Shodiq Ansori, “Pemanfaatan Tik Sebagai Sumber Dan Media Pembelajaran Di Sekolah”, dalam Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya", Vol. 1, Nomor 1, Juli 2017, hlm. 19-20.

(34)

14

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Simin Ghavifekr dan Wan Athirah Wan Rosdy, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi guru tentang integrasi teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran, metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif, proses pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner survei secara acak, total responden 101 guru dari 10 sekolah menengah negeri di Kuala Lumpur Malaysia. Data yang terkumpul dianalisis mencakup analisis deskriptif dan inferensial menggunakan SPPS21.

Hasil dari analisis data menunjukan bahwa integrasi teknologi informasi dan komunikasi memiliki pengaruh besar terhadap efektivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran, keberhasilan pengajaran dan pembelajar terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi dipengaruhi oleh persiapan guru dan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi.15

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Bammbang Sumintono, Setiawan Agung Wibowo, Nora Mislan dan Dayang Hjh Tiawa. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penggunaan ICT dalam pembelajaran sains di sekolah pertama diberbagai provinsi Indonesia dengan menggunakan metode campuran dengan menyebar kuesioner dan pertanyaan terbuka terhadap 151 responden. Hasil dari penelitian ini yaitu penggunaan ICT sudah dilakukan berbagai tempat dalam pembelajaran baik di ruangan kelas dan di laboratium serta menggunakan internet

15 Simin Ghavifekr, “Teaching and Learning with Technology: Effectiveness of ICT Integration in Schools", dalam International Journal of Research in Education and Science, Vol.

1, Nomor 2, 2015, hlm. 175.

(35)

15

sebagai sumber belajar namun masih mengalami kendala oleh kekurangan teknis serta kurang pemahaman dalam menggunakan ICT secara efektif.16

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Kastriot Buza dan Preskina Mula penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam integrasi teknologi informasi dan komunikasi meningkatkan mutu pembelajaran, survey dilakukan kepada 50 guru dan 325 siswa menengah pertama VI ke IX kota madya Gjakova republik Kasovo, menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan penelitian.

Adapun sampel dalam penelitian ini diambil secara probabilitas, dari hasil penelitian bahwa 66% siswa mengemukakan bahwa pembelajaran kontemporer paling tepat untuk mereka, sedangkan 99% guru menyatakan bahwa pembelajaran kontemporer sangat cocok untuk siswaa, selain itu bahwa guru telah menemukan penggunaan teknologi dapat meningkatkan kualitas pengajaran serta memfasilitasi pekerjaan, dan teknologi dalam pembelajaran bukan menjadi ancaman bagi para guru. 17

Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Martinus Tekege yang meneliti tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Fokus penelitian ini yaitu menganalisis dan memaparkan sejauh mana pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di SMA YPPGI Nabire. Adapun pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, hasil penelitian menunjukan bahwa paradigma guru ketika memanfaatkan teknologi

16 Dayang Hjh Tiawa Bammbang Sumintono, Setiawan Agung Wibowo, Nora Mislan,

“Penggunaan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pengjaran: Survei Pada Guru-Guru Sains SMP Di Indonesia,” Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 17, Nomor 1, April 2012, hlm. 122.

17 Freskina Mula, Buza Kastriot, “The Role of the Teachers in the Integration of ICT in Teaching in Secondary Low Education,” European Journal of Social Sciences Education and Research, Vol. 4, Nomor 4, 2017.

(36)

16

dalam pembelajaran masih terbatas kepada penggunaan media komputer berbasis TIK sebagai bahan presentasi dalam proses pembelajaran, sedangkan penggunaan internet masih terbatas untuk mencari seputar materi pembelajaran, begitu pula dengan media sosial yang masih belum banyak digunakan sebagai sebuah sistem pembelajaran.18

Berdasarkan penelitian di atas, dari enam penelitian yang telah dilakukan memiliki persamaan serta perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, persamaan penelitian diatas dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas tentang pemanfaatan atau penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, sedangkan perbedaannya penulis uraikan sebagai berikut.

Penelitian pertama menghasilkan bentuk-bentuk pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, penelitian kedua bahwa penggunaan teknologi di sekolah cenderung menjadi indikasi kemajuan suatu lembaga pendidikan, sedangkan untuk kesuksesan penggunaan teknologi ditentukan oleh kemampuan, keterampilan serta kreativitas guru dalam pengelolaannya. Penelitian ketiga penggunaan teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran terhadap peningkatan efektifitas pembelajaran serta keberhasilan pengintegrasian TIK di pengaruhi oleh persiapan guru dan fasilitas teknologi yang tersedia.

Penelitian keempat bahwa penggunaan ICT telah digunakan dalam mata pelajaran sains di berbagai daérah baik di ruang kelas maupun dalam laboratium.

18 Martinus Tekege, “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran SMA YPPGI Nabire,” Jurnal Teknologi dan Rekayaasa Vol. 2, Nomor 1, Juli 2017, 40.

(37)

17

Sedangkan penelitian kelima bahwa pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi sangat cocok untuk siswa, meskipun begitu peran teknologi hanya sebagai media maupun sumber bukan sebagai pengganti guru. Penelitian keenam menghasilkan bahwa pemanfaatan teknologi masih kepada penggunaan komputer sebagai media presentasi serta penggunaan internet terbatas kepada pencarian serta masih minimnya penggunaan media sosial untuk pembelajaran.

Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu terletak kepada tujuan penelitian itu sendiri, dalam penelitian ini mengkaji bagaimana upaya sekolah untuk memenuhi tuntutan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. mulai dari upaya sekolah dalam membuat aturan perekrutan tenaga pendidik, kerjasama sekolah dengan berbagai instansi, pengembangan keterampilan guru, kemampuan guru dalam bidang teknologi maupun strategi guru untuk mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi serta penelitian penulis dilakukan di dua sekolah dengan kondisi sekolah yang berbeda adapun metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode kualitatif deskriptif.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan sebuah cara yang digunakan secara sistematis dalam mengumpulkan data dengan tujuan untuk menemukan jawaban setiap permasalahan yang ditelitinya, sehingga hasil dari penelitian bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Adapun prosedur yang ditempuh oleh penulis dalam menggali data dan menginterpretasi data untuk menjawab permasalahan penelitian sebagai berikut.

(38)

18

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian lapangan atau yang dikenal dengan (field Reseach) yaitu dalam proses pengumpulan data, peneliti langsung turun ke lokasi penelitian. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku yang diamati dari orang-orang atau subyek itu sendiri.19 Penelitian kualitatif berfungsi untuk menggambarkan permasalahan secara komprehensif, holistik dan mendalam, melalui kegiatan mengamati orang dalam lingkungannya serta berinteraksi, melalui penelitian kualitatif diharapkan dapat memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dari fakta yang relevan.

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif pendekatan deskriptif yaitu suatu metode yang ditunjukkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena saat ini dan masa lampau atau dapat mendeskripsikan suatu keadaan saja.20 Maka berdasarkan kepada pendekatan penelitian yang digunakan bahwa penelitian ini menghasilkan informasi dan data-data dimana penulis melakukan penelitian secara langsung dalam kelapangan mengumpulkan beragam informasi tentang upaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh pihak sekolah

19 Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hlm. 21.

20 E. Bahruddin Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan, ed. Azwar Anas (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hlm.5.

(39)

19

maupun guru sebagai tenaga pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di dua sekolah yaitu Madrasah Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo, pemilihan lokasi berdasarkan kepada pertimbangan bahwa kedua sekolah merupakan sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013 dan dalam proses pembelajaran sekolah mengupayakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran salah satunya bisa dilihat dari adanya fasilitas teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran.

Waktu penelitian, penelitian ini dilakukan di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy mulai dari bulan April sampai dengan bulan November 2019 sedangkan penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo mulai dari Juni sampai dengan Desember 2019

3. Subjek Penelitian

Sebelum peneliti mengumpulkan data, terlebih dahulu penulis harus menentukan subjek penelitian, pemilihan subjek penelitian berdasarkan kepada pertimbangan rasional penulis bahwa subjek yang dipilih dapat memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam menjawab rumusan- rumusan masalah. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, Guru kelas, bidang kurikulum, Peserta didik serta dokumen yang relevan dengan penelitian ini.

(40)

20

a. Kepala sekolah

Kepala sekolah salah satu sumber data penelitian ini. Adapun sumber datanya yaitu Bapak Edi Ismawar selaku kepala sekolah MI Ma’had Islamy dan Bapak Sunardi selaku kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo. Sedangkan informasi yang digali dalam penelitian yaitu upaya sekolah dalam memenuhi tuntutan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, seperti aturan-aturan yang dibuat, kerjasama antar sekolah atau segala upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam membantu guru untuk memanfaatkan teknologi dengan cara mengintegrasikan ke dalam proses pembelajaran.

b. Bidang Kurikulum

Bidang kurikulum sebagai sumber data yang berkaitan dengan program pengembangan keterampilan guru khususnya program yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi selain itu mengonfirmasi apa yang diungkapkan oleh kepala sekolah. Adapun bidang kurikulum MI yaitu Ibu Ismulyani, sedangkan Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo yaitu Bapak Sigit

c. Guru Kelas

Guru kelas sebagai sumber data tentang kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran seperti penggunaan Hardware, Software dan jaringan internet serta implementasi dalam proses pembelajaran. Selain itu, bahwa untuk

(41)

21

mengkonfirmasi hasil wawancara dengan kepala sekolah dan bidang kurikulum.

Adapun guru kelas yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu guru kelas MI terdiri dari, Ismulyani, Ginanjar, Maryanto dan Nurul Hidayati. Sedangkan guru kelas Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo terdiri dari, Ibu Panca, Nurul, Bi Sriyati, Suci Setyoningsih, Nur Raham, Nikmah dan Pak Sigit.

d. Peserta Didik

Peserta didik sebagai sumber data untuk mengkonfirmasi tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, apakah guru sering, cukup sering atau tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi.

e. Dokumen

Dokumen sebagai sumber data berupa dokumen tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang telah dilakukan oleh pihak sekolah maupun oleh guru atau pun tentang keadaan sekolah itu sendiri adapun dokumen yang peneliti kumpulkan yaitu, sertifikat pelatihan guru, dokumentasi kegiatan pembelajaran, dokumen tentang sejarah sekolah dan rencana pembelajaran.

(42)

22

4. Teknik Pengumpulan Data

Setiap proses pengumpulan data memerlukan prosedur atau tata cara dalam mengumpulkan data, adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menguraikan sebagai berikut.

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengamatan sistematik dan selektif terhadap suatu interaksi atau fenomena yang sedang terjadi.21 Sedangkan pengertian lain observasi merupakan sebuah teknik yang mengharuskan seorang peneliti untuk turun kelapangan untuk mengamati hal-hal yang berkaitan atau yang sangat relevan dengan penelitian.22

Metode observasi merupakan metode yang mengharuskan seorang peneliti terjun kelapangan untuk melihat secara langsung tempat penelitian dan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, dalam melakukan observasi penulis bisa melakukan observasi dengan ikut terlibat dalam sebuah kegiatan yang diteliti ataupun penulis hanya sebagai orang yang mengamati tanpa terlibat atau mengikuti kegiatan yang sedang di observasi atau diamati. Adapun dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengamati hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan data penelitian, seperti upaya sekolah dalam mendukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran serta proses guru

21 Agus Purwato Abuzar Asra, Puguh Badro Irawan, Metode Penelitian Survey, (Bogor: In Media, 2014), hlm. 105.

22 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALfabeta, 2013). hlm. 63.

(43)

23

dalam memanfaatkan atau menggunakan TIK dengan mengintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran.

b. Wawancara

Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data menggunakan pertanyaan lisan kepada subjek penelitian. Adapun dalam proses wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun dengan menggunakan alat telepon.23 Wawancara dengan tatap muka merupakan wawancara yang langsung bertemu dengan subjek atau sumber data dengan menanyakan langsung terhadap subjek penelitian, sedangkan wawancara menggunakan alat telephone yaitu memberikan pertanyaan terhadap sumber informasi dengan bantuan alat yang menghubungkan pewawancara dan terwawancara melalui jaringan.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept interview, dalam proses pelaksanaannya lebih bebas dari pada wawancara terstruktur, untuk menemukan permasalahan yang terbuka.24 Dalam penelitian ini, penulis menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu, akan tetapi pertanyaan- pertanyaan tidak mengikat narasumber sehingga data yang didapatkan lebih terbuka. Sedangkan untuk teknik wawancara yang digunakan yaitu wawancara mendalam dengan melakukan wawancara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasar pada penelitian.

23 Sopiah Etta, Metodelogi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, (Yogyakarta:

Andu Offset, 2010), hlm. 171.

24 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Cet. ke 14. (Bandung:

Alfabeta, 2011), hlm. 233.

(44)

24

Wawancara digunakan dalam penelitian ini, untuk memperoleh sejumlah informasi secara lisan dari sumber informasi, adapun informasi yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu informasi yang berhubungan dengan upaya sekolah terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, kemampuan serta strategi guru dalam meningkatkan keterampilan penggunaan teknologi.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, koran, majalah, prasasti, agenda dan lain-lain.25 Adapun dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai sekolah seperti, struktur organisasi, dokumentasi kegiatan, arsip-arsip pembelajaran, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, foto-foto pembelajaran, video maupun audio yang mendukung atau memperkuat data dalam penelitian.

5. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data merupakan langkah untuk mengecek keabsahan data, dalam penelitian untuk menguji keabsahan data salah satunya dapat menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan salah satu pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu.26 Dari ketiga tersebut bias dikenal dengan triangulasi

25 Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Palikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), hlm. 100.

26 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Afabeta, 12AD), hlm.372.

(45)

25

sumber, teknik dan waktu. Adapun dari ketiga jenis triangulasi data, dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber merupakan cara mengecek data yang diperoleh melalui sumber, dalam penelitian ini sumber data diperoleh melalui kepala sekolah, bidang kurikulum, guru kelas/wali kelas serta peserta didik, dari sumber tersebut di kategorisasi kan sesuai dengan kebutuhan penelitian, sedangkan triangulasi teknik yaitu mengecek sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.27

Adapun dalam penelitian ini, triangulasi sumber yaitu mencocokkan data dari berbagai sumber seperti hasil wawancara kepala sekolah dengan kurikulum, guru maupun dengan siswa. Sedangkan untuk triangulasi teknik mencocokan data hasil wawancara dengan observasi seperti hasil wawancara guru dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga data yang dikumpulkan dapat dipertanggung jawabkan.

6. Teknik Analisis Data

Prosedur selanjutnya, apabila data mentah sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis data yang sudah terkumpul, Analisis data merupakan sebuah kegiatan yang sistematis pada hakikatnya analisis data yaitu sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan memberi kode dan mengategorikan sehingga memperoleh temuan- berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.28 Data yang telah terkumpul dikelompokkan

27 Ibid., hlm. 373.

28 Imam Gunawan, Metode Peneltian Kalitatif; Teori Dan Praktik, Cet. Ke-5. (2017: Bumi AKsara, 2013), hlm. 209.

(46)

26

sesuai dengan kebutuhan penelitian, sehingga data mudah digunakan oleh peneliti.

Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu menggunakan kualitatif dengan model Miles dan Huberman, adapun tahap- tahap analisis data menggunakan model ini yaitu setelah data terkumpul, maka data akan dianalisis ke dalam tiga tahap yaitu reduksi data, display data dan menarik kesimpulan serta verifikasi data.29 Adapun uraian tahap-tahap analisis data dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 Analisis data model Miles dan Huberman.30

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan yang tak dapat dipisahkan dalam analisis data. Reduksi data merupakan proses penggabungan dari penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk

29 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D..., hlm. 246.

30 Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach), (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 36.

(47)

27

tulisan (scrip) yang akan dianalisis.31 Adapun data yang penulis reduksi dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara penulis rangkum atau dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam bentuk catatan lapangan yang penulis lampirkan agar terfokus kepada apa yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu tentang upaya maupun pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan sekolah maupun guru.

b. Data Display

Data display merupakan kegiatan selanjutnya setelah data melewati tahap proses reduksi data, maka pada tahap ini data disajikan sesuai dengan tema penelitian. Adapun bentuk penyajiannya bisa berupa grafik, tabel, grafik, phie chard, pictogram atau dengan yang lainnya.32 Dalam penelitian bahwa data yang penulis sajikan dalam bentuk deskripsi ataupun tabel seperti sejarah sekolah mulai dari letak geografis, visi dan misi, kurikulum, sarana dan prasarana khususnya yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Adapun penyajian data berupa gambar-gambar pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran terdapat pada bab IV sedangkan untuk tabel gambaran umum lokasi penelitian terdapat dalam bab III.

31 Haris Herdiyansyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Kencana Media grouf, 2010), hlm. 165.

32 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D..., hlm. 249.

(48)

28

c. Menarik Kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan tahap ketiga dalam analisis data kualitatif model Miles dan Huberman. Pada tahap ini, penulis membuat kesimpulan sejak awal melakukan pengumpulan data, namun kesimpulan awal hanya untuk sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti pada pengumpulan data tahap selanjutnya makan kesimpulan awal akan berubah sesuai dengan dukungan data yang valid dan konsisten.33 Pada tahap ini, penulis mencocokkan hasil wawancara antar sumber data sehingga dapat disajikan dalam bab IV dan menghasilkan kesimpulan dalam bab V.

F. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian inidisusun menjadi 5 bab dengan perincian sebagai berikut

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian Sistematika pembahasan

BAB II Landasan Teori pada bab ini berisi teori-teori sebagai landasan penelitian.

BAB III Profil sekolah yang membahas gambaran sekolah secara umum meliputi identitas sekolah, sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi sekolah, kurikulum dan sarana prasarana sekolah.

33 Rifai, Kualitatif: Teori, Praktek & Riset Penelitian Kualitatif Teologi, (Sukoharjo:

BornWin’s Publishing, 2012), hlm.78.

(49)

29

BAB IV Pembahasan hasil penelitian, meliputi Upaya Sekolah dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran, dan Integrasi TIK ke dalam pembelajaran, strategi guru dalam meningkatkan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.

BAB V Penutup meliputi simpulan, saran-saran, kata penutup

(50)

225 BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan penulis sebelumnya, uraian tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo dan Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Kota Gede Yogyakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Upaya sekolah dalam memenuhi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Adapun yang dilakukan sekolah yaitu. (1) Kemampuan bidang teknologi menjadi salah satu syarat diterima sebagai pendidik. (2) Pengadaan fasilitas TIK yang berkaitan dengan proses pembelajaran. (3) Pengembangan kemampuan guru melalui program yang diselenggarakan sekolah dan partisipasi luar sekolah. (4) Bekerjasama atau meminta bantuan terhadap lembaga, instansi dengan pengajuan proposal serta pembukaan donasi/infak bagi kelompok masyarakat maupun individu untuk ikut serta memajukan sekolah.

2. Kemampuan guru dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi terhadap proses pembelajaran.

a. Pemahaman guru dalam bidang teknologi dari kedua sekolah, guru sudah memahami teori tentang teknologi dalam proses pembelajaran khususnya tentang teknologi dalam pembelajaran, pertimbangan perangkat keras, maupun penggunaan dan pembuatan konten pembelajar

Gambar

TABEL 1  : Keadaan Peserta Didik MI Ma’had Islamy Kota Gede   Yogyakarta, 86.
Gambar 1 Analisis data model Miles dan Huberman. 30

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok masyarakat sipil Indonesia merekomendasikan kepada Pemerintah Indonesia, Uni Eropa, Lembaga Sertifikasi dan pelaku usaha di sektor kehutanan dan perdagangannya

Peraturan ini mengatur mengenai: (a) Badan Publik yang didalamnya mencakup: ruang lingkup Badan Publik, kewajiban Badan Publik dalam pelayanan Informasi Publik,

[r]

Allah SWT menurunkan Al qur’an dengan perantara malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17

Secara umum, konsepsi persaingan adalah adanya kondisi persaingan yang memerlukan suatu sikap dan tindakan yang dirancang secara sistematik berisikan analisis lingkungan, strategi

Iklan ini memang sudah sesuai dari sisi ragam iklannya, semua persyaratan dipenuhi yaitu seperti tidak merangsang atau menyarankan orang untuk merokok;

Berpijak dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mendalami dan mengetahui kemampuan berbahasa anak usia dini, maka penelitian ini berjudul Peningkatan

dan rakyat dapat terbentukjika ditandai oleh tertatanya perangkat dari sistem politik, sehingga menghasilkan pemer- intah yang memiliki nurani berprinsip dan pada saatnya