• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KINERJA TAHUN 2017"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

KEPUTUSAN

KEPALA PERWAKILAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT

NOMOR KEP 61/PW27/6/2017 TANGGAL 20 FEBRUARI 2017

PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

(2)

i BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERWAKILAN PROVINSI PAPUA BARAT

KEPUTUSAN

KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT

NOMOR KEP – 61/PW27/6/2017 TENTANG

RENCANA KINERJA

PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2017

KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT,

Menimbang : a. bahwa Rencana Kinerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Papua Barat Tahun 2017 merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari siklus akuntabilitas kinerja yang dimulai dari perencanaan strategis dan diakhiri dengan adanya Laporan Kinerja (LKj);

b. bahwa Rencana Kinerja merupakan jembatan yang menghubungkan antara Rencana Strategis dan Laporan Kinerja (LKj) dengan sistem penganggaran. Rencana Kinerja memberikan gambaran lebih mendetail mengenai sasaran dan strategi pencapaiannya yang memuat program-program dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan;

c. bahwa indikator-indikator dari kegiatan output dan outcome dituangkan dalam dokumen ini dengan harapan kegiatan- kegiatan tersebut dapat diukur capaian kinerjanya;

d. bahwa untuk dapat mengukur capaian kinerja perlu ditetapkan Rencana Kinerja Tahun 2017 dengan Surat

(3)

ii dan Pembangunan Provinsi Papua Barat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019;

4. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

6. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

7. Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Nomor Kep-64.1/PW27/6/2015 tentang Rencana Strategis Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Papua Barat Tahun 2015-2019;

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT TENTANG RENCANA KINERJA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2017

PERTAMA : Rencana Kinerja Tahun 2017 sebagaimana diuraikan dalam Lampiran Keputusan ini merupakan penjabaran target kinerja

(4)
(5)

LAMPIRAN

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT

NOMOR KEP 61/PW27/6/2017

TANGGAL 20 FEBRUARI 2017

(6)

iv

KATA PENGANTAR

R

encana Kinerja tahun 2017 merupakan bagian dari siklus akuntabilitas kinerja yang dimulai dari perencanaan strategis dan diakhiri dengan

penyusunan Laporan Kinerja (LKj). Rencana Kinerja merupakan suatu jembatan yang menghubungkan antara Rencana Strategis dan Laporan Kinerja (LKj) dengan sistem penganggaran untuk memberikan gambaran mengenai sasaran dan strategi pencapaiannya serta memuat program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Rencana Kinerja Tahun 2017 menjabarkan target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan kegiatan. Target kinerja ini merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai baik pada tingkat sasaran strategik maupun tingkat kegiatan dan merupakan alat pengukur keberhasilan setiap akhir periode pelaksanaan.

Target kinerja kegiatan yang disusun dalam bentuk indikator -indikator dituangkan secara sistematis dengan alur yang jelas untuk menggambarkan cara pencapaian sasaran. Indikator-indikator dari kegiatan berupa input, output, dan outcome dituangkan dalam dokumen ini dengan target yang jelas dengan harapan kegiatan-kegiatan tersebut dapat diukur capaian kinerjanya.

Rencana Kinerja 2017 merupakan gambaran rinci cara pencapaian tujuan dan sasaran tahun 2017 untuk mewujudkan visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat. Komitmen ini hanya dapat dicapai melalui pelaksanaan kinerja seluruh pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat yang optimal dan terorganisasi.

(7)

v KETETAPAN RENCANA KINERJA TAHUN

2017……….. i

KATA PENGANTAR………..……… iv

DAFTAR ISI……….. v

RINGKASAN EKSEKUTIF………. vi

A. Tugas Pokok dan Fungsi..………... 1

B. Struktur Organisasi ………...………… 2

C. Keterkaitan dengan Rencana Strategis ……… 4

D. Keterkaitan dengan Anggaran ………... 4

A. Visi dan Misi………..…. B. Tujuan……….………..……..…. 0

A. Pengukuran Kinerja……….… B. Sasaran Kinerja ……….…………. 33 C. Anggaran Rencana Kinerja……….……..

D. SDM dan Sarana Penunjang

Lainnya………..

Penutup………

Daftar Isi

I. Pendahuluan

II. Rencana Strategis

III. Rencana Kinerja

IV. Penutup

(8)

vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

V

isi Reformasi Birokrasi sesuai Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 menghendaki terwujudnya pemerintahan kelas dunia yang clean government.

Hal ini merupakan tantangan bagi BPKP sebagai auditor internal pemerintah, yang selanjutnya melakukan reposisi dan revitalisasi dengan visi sebagai

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Papua Barat”. Hal ini merupakan kondisi impian yang diharapkan dapat mendorong seluruh pimpinan dan pegawai untuk melaksanakan setiap kegiatan dengan kualitas kelas dunia. Pengawasan dapat menghasilkan rekomendasi strategis, proses pelaksanaan pengawasan sesuai dengan standar profesi, kegiatan dukungan secara sinergis dan terintegrasi menghasilkan nilai tambah pada pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.

Melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi yang antara lain sebagai berikut:

1) perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional yang bersifat lintas sektoral, kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

2) pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan dan pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran

(9)

vii negara/daerah dan/atau subsidi termasuk serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah;

3) pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

4) pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis;

5) pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;

6) pengkoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;

7) pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;

8) pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;

9) pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan;

10) pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor;

(10)

viii Dalam melaksanakan fungsi tersebut dirumuskan arah kebijakan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat, yaitu sebagai berikut:

1) Melakukan pengawasan secara independen dengan kewenangan dan kekuasaan mandiri melalui kegiatan lintas sektoral dan aktif melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan pengendalian dalam memitigasi risiko, meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan organisasi;

2) Menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan Umum Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasinya. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan mencakup antara lain (a) Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi.

3) Memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara/daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;

4) Peningkatan tata kelola atau governance yang memadai melalui pemantapan penerapan sistem pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi serta peningkatan kapabilitas pengawasan intern dan sinergitas APIP.

Arah kebijakan pengawasan tersebut dijabarkan dalam target sasaran yang hendak dicapai dalam tahun 2017 dalam Rencana Kinerja yang berisikan seluruh program dengan indikator dan target kinerja masing-masing kegiatan.

Dalam tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat menetapkan target kinerja pada 8 (delapan) sasaran program dan 6 (enam) sasaran kegiatan yang memuat indikator kinerja utama sebagai berikut:

(11)

ix SASARAN PROGRAM/

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET

Satuan Jumlah

1 2 3 4

A.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sasaran Program Perbaikan

pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara

Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional

Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi

Indikator Kinerja Program

1.1. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional 1.2. Persentase tindak lanjut

rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi 2.1. Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan di persidangan 2.2. Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH

2.3. Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

2.4. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

2.5. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

3.1. Persentase penyelesaian

hambatan kelancaran

pembangunan

4.1. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

5.1. Persentase Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

6.1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)

6.2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) 6.3. Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi (level 2)

6.4. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2) 6.5. Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi (level 1)

6.6. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1) 6.7. Persentase BUMD yang

kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

55

55

40

70

60

0

0

70

50

60

100 38,46

0 61,54

0 0 33,33

(12)

x SASARAN PROGRAM/

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET

Satuan Jumlah

7.

1.

2.

3.

4.

Meningkatnya kapabilitas

pengawasan intern Pemda.

Sasaran Kegiatan Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan pada Perwakilan BPKP

Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah

Terlaksananya

asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di

Provinsi/Kota/Kab

Terlaksananya Bimtek dan penilaian

6.8. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

7.1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3).

7.2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3).

7.3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2).

7.4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2).

7.5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1).

7.6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1).

Indikator Kinerja Kegiatan

1.1. Jumlah Laporan Hasil Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

1.2. Jumlah Laporan Pemberian Keterangan Ahli

1.3. Jumlah Laporan Hasil Audit Investigatif

1.4. Jumlah Laporan FCP 1.5. Jumlah Laporan Hasil Audit

Penyesuaian Harga

1.6. Jumlah Laporan Hasil Audit Klaim 1.7. Jumlah Laporan Evaluasi

Hambatan Kelancaran Pembangunan

1.8. Jumlah Laporan Kajian Pengawasan

1.9. Jumlah Laporan Hasil Sosialisasi 1.10. Jumlah laporan hasil pengawasan

dalam rangka pemberian rekomendasi strategis

2.1. Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan

3.1. LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan.

3.2. Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas

penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kab/Kota

4.1. LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan

%

%

%

%

%

%

%

Laporan

Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan

Laporan Laporan Laporan

Laporan

Laporan Surat

Laporan

66,67

100 15,38

0 69,24

0 15,38

3

5 2 2 0 0 1

2 2 0

57

18 14

11

(13)

xi SASARAN PROGRAM/

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

TARGET

Satuan Jumlah

B.

1.

1.

2.

kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab

Sasaran Program Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat Utama

Sasaran Kegiatan Tersedianya

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan Termanfaatkannya Aset secara optimal

4.2. Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota

Indikator Kinerja Program 1.1. Persepsi kepuasan layanan

Sekretariat Utama (skala likert 1- 10)

Indikator Kinerja Kegiatan 1.1. Jumlah Layanan Dukungan

Manajemen Perwakilan BPKP.

2.1. Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara perwakilan BPKP.

2.2. Tersedianya alat pengolahan data BPKP.

2.3. Tersedianya meubelair perwakilan BPKP tipe B.

2.4. Tersedianya alat rumah tangga BPKP.

2.5. Terlaksananya rehabilitasi kantor perwakilan BPKP.

2.6. Tersedianya sarana dan prasarana BPKP.

2.7. Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung.

2.8. Dst

Surat

Skala

Laporan

Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit

14

7

80

0 0 0 0 0 0 0 0

(14)
(15)

1 BAB 1

ENDAHULUAN

W

ujud transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat, adalah diawali dengan menyusun suatu Rencana Strategis (Strategic Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan) yang kemudian akan di evaluasi atau dinilai melalui Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Accountability Report) secara periodik.

Rencana kinerja ini memuat pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat yang dijabarkan secara nyata dalam bentuk kerangka kegiatan yang harus dijalankan dan target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun anggaran.

A. Tugas Pokok dan Fungsi

T

Tuuggaass PPookkookk ddaann

FFuunnggssii Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-955/K/SU/2011 tanggal 15 Agustus 2011 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001.

Selanjutnya Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat diubah menjadi Tipe B berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 yang merupakan perubahan atas peraturan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

(16)

2 B. Struktur Organisasi

S

Sttrruukkttuurr

OOrrggaanniissaassii Untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi yang telah dibebankan, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Kepala Perwakilan yang membawahi satu Kepala Bagian Tata Usaha dan 5 (lima) Koordinator Pengawasan serta kelompok PFA.

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dapat dilihat pada diagram berikut:

TTuuggaass PPookkookk B

Baagigiaann//BBiiddaanngg// KKeelolommppookk

Masing-masing Bagian/Korwas/Kelompok PFA mempunyai tugas sebagai berikut:

 Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan

“MELAKSANAKAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SERTA PENYELENGGARAAN AKUNTABILITAS DI DAERAH SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU”

K

Keeppaallaa PPeerrww.. BBPPKKPP

BaBaggiiaann TTaattaa UUssaahhaa

S

Suubb..BBaagg.. KKeeuuaannggaann SuSubb.. BBaagg.. UUmmuumm &&

KKeeppeeggaawwaaiiaann

K Koorrwwaass

IIPPPP KKoorrwwaass AAPPDD

KoKorrwwasas AANN

K Koorrwwaass InInvveessttiiggaassii

J J FF A A

K Koorrwwasas

P P33AA

(17)

3 kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil pengawasan;

 Korwas Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil pengawasan;

 Korwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas dan evaluasi hasil pengawasan;

 Korwas Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, badan usaha milik daerah (BUMD), badan layanan umum daerah (BLUD) serta evaluasi hasil pengawasan;

 Korwas Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha milik negara/daerah, badan layanan umum daerah (BLUD) dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.

Korwas P3A mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaporan dan pelaksanaan pembinaan APIP Pemerintah Daerah.

 Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai

(18)

4 tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Keterkaitan dengan Rencana Strategis

KKeetteerrkkaaiittaann d

denenggaann ReRennssttrraa

Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya telah menyusun Rencana Strategis tahun anggaran 2015 sampai dengan 2019, dengan maksud dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada kurun waktu lima tahun. Sebagai penjabaran dari rencana strategis, setiap tahun disusun Rencana Kinerja yang berisi tolok ukur/target sasaran/kegiatan yang harus dicapai dalam kurun waktu satu tahun. Rencana Kinerja Tahun 2017 disusun berdasarkan Renstra Tahun 2015 - 2019.

D. Keterkaitan dengan Anggaran

KKeetteerrkkaaiittaann d

denenggaann A

Annggggaararann

Penyusunan rencana strategis dan rencana kinerja tidak terlepas dari penganggaran yang ada. Kaitan dengan anggaran dipertimbangkan dalam rangka menyesuaikan sasaran dan tujuan serta strategi pencapaiannya dengan besaran anggaran kegiatan. Volume kegiatan yang besar membutuhkan anggaran yang lebih besar pula. Sedangkan penyesuaian-penyesuaian dalam anggaran diperlukan sehingga sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan juga dapat disesuaikan dengan perubahan anggaran tersebut.

(19)

5 BAB 2

ENCANA STRATEGIS

RReensnstrtraa

V

isi, misi dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat merupakan gambaran besar tentang tekad besar BPKP. Bersama-sama dengan sasaran strategis, visi misi dan tujuan tersebut diharapkan dapat menggerakkan penggunaan seluruh sumber daya pengawasan BPKP ke satu arah yang sama, yaitu Visi Pembangunan Nasional 2015-2019: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong”.

A. Visi dan Misi

1. Pernyataan Visi V

Viissii Melalui proses dan tahapan yang melibatkan berbagai lapisan pegawai hingga pimpinan tertingginya, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat menetapkan suatu komitmen untuk mewujudkan visi BPKP ke depan yaitu:

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Papua Barat”

Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat ini telah konsisten dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional.

Sebagai gambaran yang diimpikan tahun 2019 atau

(20)

6 setelahnya, visi BPKP diharapkan menjadi acuan bagi setiap pegawai BPKP di semua tingkatan untuk melaksanakan tugasnya. Terdapat beberapa kata kunci yang perlu diberi makna secara khusus agar dapat membangun persepsi yang sama di antara insan pegawai di lingkungan BPKP.

1. Auditor Internal Pemerintah RI Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu audit intern dan auditor pemerintah RI.

i) Audit Intern

Audit atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP mengacu pada definisi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang internal auditing yaitu “an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes”.

Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktivitas peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa consultancy.

Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud menuntut jasa assurance dan consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.

ii) Auditor Pemerintah RI

Auditor pemerintah RI mengacu kepada posisi BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintah RI dalam bingkai

(21)

7 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas.

Demi kepentingan Presiden, BPKP juga berfungsi sebagai mitra strategis KLPK dalam hal pemberian jasa consultancy. Jika informasi assurance di atas menunjukkan adanya risiko terhadap pencapaian tujuan program pemerintah, maka BPKP berfungsi memberikan rekomendasi perbaikan untuk memitigasi risiko dan memastikan tujuan program pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional dapat tercapai.

2. Auditor Berkelas Dunia Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal berkelas dunia yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk.

i) Profesionalisme Sumber Daya Manusia

SDM BPKP yang memiliki kompetensi minimal dalam bidang pengawasan, diarahkan menjadi personil yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan sasaran strategis BPKP. Kompetensi yang memungkinkan kemahiran profesional dalam pelaksanaan pengawasan intern, berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari AAIPI atau IIA, dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan kualitas proses pelaksanaan pengawasan.

Pemilihan obyek pengawasan dilakukan sejak perencanaan stratejik sampai dengan perencanaan tahunan dengan memperhatikan risiko (risk based planning). Demikian juga, pelaksanaan pengawasannya

(22)

8 tetap memperhatikan risiko pengawasan (risk based audit) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak ketiga.

ii) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi

Kewenangan BPKP dalam pengawasan program lintas satker-satker di kementerian, lembaga dan pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat diwujudkan dalam pemberian kualitas yang independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan dalam sertifikasi profesi pengawasan. Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di BPKP.

Di samping itu, BPKP selalu mengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta memahami perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang pengawasan.

Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses pengawasan yang berlangsung di negara-negara lain (best practices benchmarking) melalui studi literatur maupun studi ke organisasi internal audit negara yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang terus-menerus tersebut, diharapkan BPKP dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi aparat pengawasan pemerintah lainnya.

Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan BPKP diarahkan pada kerangka penilaian Internal Audit Capability Model dengan target minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019, dengan

(23)

9 karakteristik sebagai berikut:

1) Peran dan jasa pengawasan BPKP saat ini berupa jasa assurance dan consulting diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak perubahan (Service and Role of Internal Audit Element).

2) Pengelolaan SDM BPKP diarahkan untuk membangun pegawai yang profesional, meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi dan kerjasama tim (People Management Element).

3) Pengawasan intern BPKP dalam rencana strategi pengawasan berfokus pada kebutuhan shareholder dan stakeholder dengan memperhatikan fokus prioritas dan risiko. Memperbaiki metodologi pengawasan berdasarkan perbaikan proses internal maupun praktik- praktik terbaik pengawasan (Professional Practices Element).

4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi maupun individu, melalui SIM HP dan IPMS/SKI serta SIMA untuk kepentingan manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen sumber daya pengawasan (Performance Management and Accountability Element).

5) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya dalam melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra pemerintah dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil pemeriksaan BPK RI.

Sementara itu, hasil pengawasan BPKP berupa rekomendasi kepada Presiden dan pimpinan KLPK dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan efektif dengan mitra kerja (Organizational Relationship and Culture Element).

(24)

10 6) Dalam kedudukannya sebagai auditor Presiden,

Perwakilan BPKP melakukan pengawasan secara independen dengan kewenangan dan kekuasaan mandiri. Perwakilan BPKP aktif untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan pengendalian intern dalam memitigasi risiko, meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan organisasi (Governance Structure Element).

Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern Perwakilan BPKP senantiasa dilakukan dengan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, untuk memberi keyakinan bahwa tujuan BPKP dapat tercapai.

Penerapan sistem pengendalian intern diarahkan pada penyelenggaraan yang efektif dengan kerangka penilaian kematangan implementasi SPIP. Maturitas penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan karakteristik bahwa BPKP telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk semua kegiatan pokok BPKP sebagai media pengendalian (control design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten.

iii) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan

Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dapat berupa informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan kepada Presiden dan Kepala Daerah bahwa tata kelola pemerintahan atas seluruh program-program prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance

(25)

11 lainnya. Informasi consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko, aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan.

3. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan.

Pertama, terkait dengan fungsi manajemen lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.

Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan kebijakan fiskal keuangan daerah. Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden, Kepala Daerah atau masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran strategis.

Dengan kualitas tersebut, Perwakilan BPKP diharapkan dapat menjadi mitra srategis KLPK dalam mensukseskan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat.

Visi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat sebagai penjabaran visi BPKP yaitu “Auditor Internal Pemerintah RI

(26)

12 Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya persinggungan antara peran BPKP dengan beberapa agenda prioritas Pembangunan Nasional (Nawa Cita) antara lain agenda kedua yang isinya adalah membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Dalam lingkup yang lebih spesifik, mempertimbangkan perubahan yang dinamis serta tugas dan fungsi yang dilaksanakannya, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat mengambil peran penting yang mengerucut sebagai Auditor Internal Pemerintah yang Selalu Hadir dalam Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Terpercaya.

Peran penting Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat sebagai auditor internal pemerintah yang selalu hadir dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya tersebut dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:

Auditor Internal Pemerintah yang Selalu Hadir

Selalu hadir mempunyai makna suatu tindakan proaktif yang sudah sampai pada tataran sebuah kebiasaan untuk berada pada suatu tempat, setiap saat dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pemahaman ini, selalu hadir diartikan sebagai keberadaan Perwakilan BPKP sebagai auditor internal pemerintah selalu ada atau hadir untuk memberikan jawaban kepada masyarakat dan pemerintah di bidang pengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan.

Kehadiran fungsi pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan tersebut; baik program lintas sektoral maupun

(27)

13 program yang masuk dalam kategori current issue mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada pelaporan akuntabilitasnya diharapkan menghasilkan informasi hasil pengawasan yang sifatnya strategis sebagai masukan penting bagi Presiden dan Wakil Presiden, beserta kabinetnya.

Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP pada akhirnya diharapkan dapat memberikan nilai tambah atau added value yang mempunyai makna mendorong pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan.

Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih

Membangun tata kelola pemerintah yang bersih didefinisikan sebagai membangun suatu kondisi pemerintahan yang para penyelenggaranya menjaga diri dari perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan tools pengawasan berupa sosialiasi, bimbingan teknis, diklat, audit, evaluasi, verifikasi dan pemantauan. Terkait dengan Agenda Pembangunan Nasional, fungsi pengawasan internal BPKP dilakukan melalui tindakan represif untuk preventif, membantu Aparat Penegak Hukum dalam memberantas Tindak Pidana Korupsi (TPK).

Untuk membangun sebuah tata kelola pemerintahan yang bersih, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dapat memfasilitasi dan mendorong KLPK dengan cara membangun SPIP serta mendorong peningkatan level maturitas SPIP pada setiap KLPK. Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah SPIP juga harus diterapkan pada Program Lintas. Di samping itu, tindakan lain yang dapat dilakukan adalah mendorong dan memfasilitasi APIP untuk meningkatkan kapabilitas pengawasan intern masing-masing APIP. Upaya penting di atas dapat terlaksana dengan baik maka tata kelola pemerintahan di Indonesia akan semakin baik.

(28)

14 Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif

Membangun tata kelola pemerintahan yang efektif didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan hasil pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bentuk penyediaan barang/jasa dalam jumlah yang memadai dan berkualitas merupakan salah satu indikator pemerintahan yang efektif.

Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat hendaknya dapat memastikan bahwa program dan kegiatan pembangunan nasional dapat menghasilkan output yang tepat secara jumlah dan kualitas yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam kondisi demikian, pengawasan internal sejak tahap perencanaan menjadi sangat penting dilakukan oleh BPKP. Upaya ini dilakukan untuk menghindari terjadinya missing link antara kebutuhan masyarakat dengan barang/jasa yang tersedia. Di samping itu, pengawasan internal oleh Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dilakukan untuk memastikan efektivitas pelaksanaan program tersebut.

Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Terpercaya

Membangun tata kelola pemerintahan yang terpercaya didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memulihkan kepercayaan publik pada instansi pemerintah. Praktik birokrasi selama ini dirasakan oleh sebagian masyarakat sebagai profil yang lambat dalam memberikan pelayanan, berbelit dan berbudaya koruptif.

Pemerintah pun berupaya keras melakukan perbaikan agar kesan negatif tersebut tidak terus-menerus menguat yang pada akhirnya menurunkan kepercayaan masyarakat

(29)

15 terhadap pemerintah.

Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP diharapkan dapat mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara pemerintahan dan mendorong aparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

2. Pernyataan Misi MiMissii Misi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun 1997. Rumusan Misi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat adalah:

1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat;

2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat;

dan;

3) Mendorong Pengembangan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Papua Barat.

(30)

16 1. Misi Pertama dan Penjelasannya

Misi pertama yaitu “Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat”. Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi Perwakilan BPKP serta manfaat Perwakilan BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.

A. a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Akuntabilitas Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara pemerintahan.

Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan assurance dan konsultansi.

Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada PP 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014. PP 60/2008 memberi batasan pengawasan intern sebagai

(31)

17 seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi: pelaporan keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015-2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern Perwakilan BPKP termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.

Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern Perwakilan BPKP akan berupaya meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, Perwakilan BPKP mendorong mitra kerjanya untuk

(32)

18 memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi Pemerintah Daerah yang LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK.

Pengelolaan Pembangunan Nasional

Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional. Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan, yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib, (2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas;

dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan. Untuk melaksanakan strategi ini perlu menciptakan kondisi pendukung sebagai prasyarat minimal yang harus terpenuhi. Indikator pencapaian sasaran strategi pembangunan tersebut dituangkan dalam Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015-2019.

B. b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif

Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern Perwakilan BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif.

(33)

19 2. Misi Kedua dan Penjelasannya Misi kedua Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat yaitu

“Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat”. Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu. Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

3. Misi Ketiga dan Penjelasannya Misi ketiga BPKP yaitu “Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Papua Barat”. Misi ini juga terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada

(34)

20 periode sebelumnya, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP.

Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya.

Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP.

B. Tujuan

T

T uu jj uu aa nn Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi.

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan. Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat mengadopsi konsep Balanced Score Card (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi profit. Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/

Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced score card) tersebut maka tujuan-tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan

(35)

21 dengan tujuan-tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam.

TTuujjuuaan n ddaann SSaassaarraann SSttrraatteeggiiss

Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat menetapkan tiga tujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai oleh BPKP pada tahun 2019, yaitu:

1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat;

2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Papua Barat; dan

3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Papua Barat.

Tujuan 1

Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat

Sasaran Strategis 1

Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Papua Barat

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian sasaran strategis di atas, disusun indikator akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan pembangunan nasional, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud.

BPKP mengusulkan indikator pengukuran sasaran ini sebagai Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan (APKP). Indeks APKP ini merupakan indikator

(36)

22 yang menunjukkan level assurance BPKP tentang kemampuan institusi publik untuk menyiapkan respon yang akuntabel tentang pencapaian atau kegagalan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan sebagai akibat pengelolaan uang negara yang diamanatkan kepadanya.

Indeks APKP ini akan menunjukkan keyakinan kualitas pelaksanaan kewenangan sebagai pengelola keuangan negara dan keyakinan keberhasilan program pembangunan yang menjadi tanggung jawabnya.

Tujuan 2

Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Papua Barat di Wilayah Provinsi Papua Barat

Sasaran Strategis 2

Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Papua Barat

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, disusun indikator Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. Perwakilan BPKP Papua Barat menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Maturitas SPIP. Tingkat Maturitas SPIP ini merupakan kerangka kerja yang menunjukkan karakteristik dasar kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan yang dapat digunakan sebagai instrumen evaluatif dan panduan generik peningkatan efektivitas SPIP.

Perwakilan BPKP Papua Barat akan melakukan pembinaan

(37)

23 SPI kepada kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi yang terlibat dalam pembangunan nasional di wilayah Provinsi Papua Barat. Fokus pembangunan nasional yang akan menjadi prioritas perhatian BPKP adalah program pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kedaulatan pangan, kemaritiman, kedaulatan energi, perhubungan, perlindungan sosial dan pariwisata, yang mencakup:

a) Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan upaya pencegahan korupsi pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah.

Terkait dengan upaya pencegahan korupsi, BPKP akan secara aktif menawarkan antara lain kegiatan fraud control plan dan sosialisasi pemahaman anti korupsi.

b) SPI Korporasi dan Upaya Pencegahan Korupsi pada Korporasi.

SPI korporasi sebagaimana layaknya internal auditor diharapkan dapat meningkatkan peran dan tugasnya dalam memberikan nilai tambah kualitas tata kelola dan pengelolaan risiko korporasi di Indonesia. Di samping hal tersebut, peran SPI korporasi diharapkan dapat mendorong upaya pencegahan korupsi di sektor korporasi, sehingga dapat meningkatkan kontribusi korporasi terhadap APBN. Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat sesuai dengan perannya akan berperan aktif dalam membantu dan bekerjasama dengan korporasi untuk meningkatkan kapabilitas SPI korporasi sehingga peran korporasi semakin nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(38)

24

Tujuan 3 :

Mendorong Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Papua Barat

Sasaran Strategis 3

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi di Wilayah Provinsi Papua Barat

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, disusun indikator Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. Perwakilan BPKP menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Kapabilitas APIP. Tingkat Kapabilitas APIP ini merupakan suatu kerangka kerja untuk memperkuat atau meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah untuk maju dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks, sesuai yang dimaksud dalam PP 60 Tahun 2008 bahwa peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif merupakan perwujudan dari unsur lingkungan pengendalian.

(39)

25 BAB 3

ENCANA KINERJA

R

encana kinerja merupakan rencana hasil yang akan dicapai Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat selama satu tahun anggaran. Rencana Kinerja tahun ini ditetapkan sebagai implementasi Perencanaan Strategis dengan tetap mempertimbangkan perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi serta tetap berpedoman pada kebijakan Pemerintah dengan tidak mengurangi esensi Perencanaan Strategis tersebut, sehingga dimungkinkan penetapan tujuan dan program yang tidak dituangkan dalam Perencanaan Strategis, akan dituangkan dalam Rencana Kinerja tahun 2017 sepanjang hal tersebut memiliki landasan hukum untuk dijadikan acuan.

Untuk dapat mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana Kinerja Tahun 2017 di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat menetapkan target untuk masing- masing Program yang harus dicapai. Target ini dituangkan dalam dokumen ”Perjanjian Kinerja Tahun 2017”.

Target kinerja sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan untuk dicapai sesuai Perjanjian Kinerja dalam tahun 2017, sebagai berikut:

(40)

26

SASARAN

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA Satuan

Target Setahun

Jumlah

1 2 3 8

A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program

1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan

pengelolaan keuangan negara

1.1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional

% 55

1.2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi

% 55

2. Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

2.1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

% 40

2.2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

% 70

2.3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 60

2.4 Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 0

2.5 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 0

3. Meningkatnya penyelesaian

hambatan pelaksanaan pembangunan nasional

3.1 Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan

% 70

4. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi

4.1 Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

% 50

5. Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

5.1 Persentase Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

% 60

6. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi

6.1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) % 100

6.2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)

% 38,46

6.3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 2) % 0

6.4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2)

% 61,54

6.5 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 1) % 0

6.6 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 1)

% 0

6.7 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

% 33,33

6.8 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

% 66,67

7. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 100

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen earning per share (EPS), return on equity (ROE) dan debt to equity ratio (DER) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham

Adapun kajian dalam penelitian ini untuk mengetahui: (1) pengaruh langsung kekuatan otot tungkai terhadap hasil pemanjatan atlet panjat dinding, (2) pengaruh

Sejalan dengan prestasi yang telah dicapai dan untuk mengantisipasi restrukturisasi lanjutan di bidang telekomunikasi yang dilakukan Pemerintah, TELKOM terus

Dilihat dari 8 kota IHK di Kalimantan yang menghitung inflasi pada Bulan Desember 2011 ini, secara berurutan inflasi terjadi di Kota Tarakan 1,53 persen; Pontianak 1,15

Metode Numerik Arah Konjugasi merupakan salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi, yakni menentukan nilai X = { x 1 , x 2 } ∈ R 2 yang.

Seksi Pajak Pertanbahan Nilai (PPN) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, memantau

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019, Agenda prioritas pembangunan nasional sebagai penjabaran operasional dari Nawa Cita yang

– Rencana Kerja Kementerian PUPR Tahun 2017 dan konsep RKP 2017 yang selaras dengan Agenda Prioritas Nasional dan isu-isu strategis daerah yang mengakomodasi keterpaduan