• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT

Budi Prasetyo Wibowo, Purwanto, danSusy Kuspambudi Andaini Universitas Negeri Malang

ABSTRAK: Travelling Salesman Problem with Time Windows adalah permasalahan yang bertujuan untuk mencari biaya tour minimum dari sekumpulan kota, dimana tiap kota hanya dikunjungi satu kali saja dalam batas time windows tertentu, dan tiap kota harus dikunjungi pada batas time windows mereka masing-masing. Untuk menyelesaikan masalah ini, algoritma yang digunakan adalah algoritma semut. Ada beberapa tahap algoritma dalam menyelesaikan masalah TSPTW dengan algoritma semut, yaitu aturan transisi status, tahap pembaruan pheromon, dan perhitungan rute akhir dengan time windows. Perhitungan manual menunjukkan bahwa algoritma semut mampu menyelesaikan masalah TSPTW lebih baik daripada algoritma genetika.

Kata kunci : Graph, TSPTW, Algoritma semut.

Permasalahan Travelling Salesman Problem With Time Windowssebagai permasalahan mencari biaya tour minimum dari sekumpulan kota, di mana tiap kota hanya dikunjungi satu kali saja. Agar feasible, maka tour tersebut harus berawal dan berakhir disuatu depot tertentu, dalam batas time windows tertentu, dan tiap kota harus dikunjungi pada batas time windowsmereka masing-masing (Desrosiers dkk, 1995:40. Penentuan ini sangat penting bagi salesman, mengingat dengan semakin kerasnya persaingan dalam bidang pelayanan jasa antar barang, salesman dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada

pelanggan dan ketepatan waktu menjadi penentu utama, sehingga produk yang diantarkan bisa diterima oleh pelanggan dengan cepat dan tepat waktu.

Sudah ada beberapa algoritma yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pada skripsi ini membahas penyelesaian permasalahan TSPTW dengan menggunakan algoritma semut.algoritma semut merupakan metode penyelesaian permasalahan optimasi yang terinspirasi tingkah kalu koloni semut. Menurut Dorigo dan Gambardella (1997) algoritma semut mampu mendapatkan hasil otur terlabik dibandingkan algoritma genetika, algoritma simulated

annealing, dan annealing – genetic algorithm.

Pada algoritma semut, semut akan ditempatkan di beberapa titik graph yang kemudian akan bergerak mengunjungi seluruh titik. Setiap semut akan membuat jalur masing-masing sampai kembali ketempat semula dimana mereka ditempatkan pertama kali. Solusi akhir adalah jalur terpendek dari seluruh jalur yang dihasilkan oleh pencarian semut tersebut.

(2)

PEMBAHASAN

Algoritma semutuntuk Travelling Salesman Problem With Time Windows (TSPTW)

Penyelesaian permasalahan TSPTW dengan menggunakan Algoritma semut melalui beberapa tahapan. Tahapan – tahapan itu didasarkan pada perilaku semut dalam mencari sumber makanan. Semut akan meninggalkan jejak berupa

pheromon, sehingga semut lain tidak akan bepergian secara acak lagi.Tahapan- tahapan yang dimaksud dapat dilihat melalui flowchart dari Algoritma semut untuk TSPTW seperti pada gambar berikut.

(3)

1. AturanTransisi Status

Dengan menempatkan seekor semut pada titik t untuk menuju ke titik v, kemudian diberikan bilangan acak q dimana 0 1, q0 adalah suatu parameter

yaitu probabilitas semut untuk melakukan eksplorasi pada setiap tahapan, dimana (0 1) dan pk (t,v) adalah probabilitas dimana semut k memilih untuk

bergerak ke titik v.

Jika qo maka pemilihan titik yang akan dituju menerapkan aturan yang

diunjukkan oleh persamaan temporary di bawah ini

Temporary (t,u) = , . , , i = 1,2,3,…,n

v = max , . ,

Dengan v = titik yang akan dituju

Sedangkan jika q > qo digunakan persamaan probabilitas

, , . ,

∑ , . ,

Dengan ,

, !

dimana , adalah nilai dari jejak pheromone pada titik (t,u), , adalah fungsi heuristic dimana dipilih sebagai invers jarak antara titik t dan u. " merupakan suatu parameter yang mempertimbangkan kepentingan relatif dari informasi heuristic, yaitu besarnya bobot yang diberikan terhadap parameter informasi heuristic, sehingga solusi yang dihasilkan cenderung berdasarkan nilai fungsi matematis. Nilai dari parameter " adalah # 0.

. 2. Pembaruan Pheromon

Ketika melakukan tour untuk mencari solusi, semut mengunjungi titik-titikdan mengubah tingkat pheromon pada titik-titik tersebut dengan menerapkan aturan pembaruan pheromon yang ditunjukkan oleh persamaan di bawah ini:

, % 1 ' ( . , ) (. ∆ ,

∆ , 1

+ . , Dimana :

Lnn = panjang tour yang diperoleh

c = jumlah lokasi

( = parameter dengan nilai 0 sampai 1 ∆ = perubahan pheromon

( adalah suatu parameter (koefisien evaporasi), yaitu besarnya koefisien penguapan pheromon.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian rute dan waktu optimasi dengan kendala time windows

a. Banyaknya Kunjungan

Banyaknya pelanggan yang harus dikunjungi pada satu waktu tertentu b. Waktu Tunggu

Ketika time windows belum terbuka maka akan mengakibatkan waktu tunggu.

c. Waktu Pelayanan

(4)

Lama perjalanan yang dibutuhkan untuk mengunjungi masing-masing kota.

Berikut ini akan ditunjukkan uji coba program yang dibuat penulis menggunakan alat bantu Borland Delphi 7. Program ini berdasarkan urutan langkah algoritma semut.

Uji coba program

Graph contoh uji coba program

Terdapat 5 kota yang harus dikunjungi permasalahan algoritma semut untuk mencari rute terpendek dengan kendala time windows.

Keterangan : a. titik 0 merupakan depot di manastart dan finish. b. satuan ukuran biaya perjalanan kelipatan 10 menit. Tabel time windows uji coba

Dari table time windows terdapat waktu kunjungan masing-masing kota. Di mana setiap kota harus hanya dikunjungi pada waktu yang sudah ditentukan.

Tabel Matrik Cost uji coba

Kota 0 1 2 3 4 5 0 0 9 4 3 2 8 1 9 0 7 7 4 4 2 4 7 0 5 8 1 3 3 7 5 0 6 4 4 2 4 8 6 0 5

Kota Time windows Lama Layanan

(5)

5 8 4 1 4 5 0

Hasil penyelesaian kasus TSPTW diatas dengan menggunakan program yang sesuai dengan tahapan algoritma semut sebagai berikut :

Graph Hasil uji coba program

Dengan jumlah semut 6, dari hasil uji coba program di atas didapat hasil sebagai berikut: Rute semut 1 : 0 4 1 5 2 3 0 Rute semut 2 : 1 4 5 2 3 0 1 Rute Semut 3 :2 5 1 4 0 3 2 Rute semut 4 :3 5 2 1 4 0 3 Rute semut 5 : 4 0 3 5 2 1 4 Rute semut 6 : 5 2 3 4 0 1 5

Sehingga diperoleh pheromon baru :

0.0000 0.0035 0.0364 0.0163 0.0644 0.0202 0.0096 0.0000 0.0197 0.0015 0.0067 0.0067 0.0213 0.0015 0.0000 0.0010 0.0163 0.1087 0.0430 0.0170 0.0188 0.0000 0.0192 0.0250 0.0792 0.0270 0.0206 0.0074 0.0000 0.0104 Sehingga diperoleh rute akhir : 0 4 2 5 3 1 0 Dengan total cost adalah 290 menit.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Algoritma semutmampu menyelesaikan permasalahan TSPTW menggunakan tahapan perhitungan yang ada.

(6)

menentukan nilai pheromon awal, invers cost, pemilihan titik yang dituju, pembaruan pheromon, dan menghitung total cost rute. Pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa program ini dapat menyelesaikan masalah TSPTW dengan cepat.

3. Berdasarkan analisa hasil, didapatkan bahwa algoritma semut lebih baik dalam menyelesaikan masalah TSPTW yang dilakukan dengan

perhitungan manual. Pada contoh 1 dengan jumlah 6 titik, algoritma genetika mendapatkan total cost 360 menit, sedangkan algoritma semut mendapatkan total cost 300 menit. Begitu juga pada contoh 2, algoritma genetika mendapatkan total cost 410 menit, sedangkan algoritma semut 350 menit

Saran

1. Tidak adanya variabel-variabel yang mempengaruhi pengiriman seperti variabel kemacetan, penentuan hari kerja, dan waktu istirahat sales Semakin banyak variabel, maka semakin baik solusinya.

2. Untuk program, masih banyak kekurangan misalnya dari segi tampilan yang sederhana.

DAFTAR RUJUKAN

Andriani, Y. A.2005. Penggunaan Metode Nearest Neighbour dan Metode

Cheapest Link dalam Penyelesaian Travelling Salesman Problem.

Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Blum, C. & Lopez-Ibanez, M. Beam-ACO Based on Stochastic Sampling: A Case

Study on the TSP with Time Windows. ALBCOM, Dept. Llenguatges

I Sistemes Informatics.

Dorigo, M. 1997. A Cooperative Learning approach to the Travelling Salesman

Problem. IEEE Transaction on Evolutionary Computation, 1 (1), 1-24

Dorigo, M. &Maniezzo, V. 1996. Ant system: optimization by a colony of

cooperating agents. IEEE Transactions on Systems, Man, and

Cybernetics--Part B , volume 26, numéro 1, pages 29-41, 1996. Favaretto, D. Moretti, E. & Pallegrini, P. 2006. An Ant System Approach for

Variants of the Travelling Salesman Problem With Time

Windows.Journal of Information & Optimization Science, 27 (1),

35-54.

Habibi, B. 2006. Penyelesaian Travelling Salesman dengan Menggunakan

Simulated Annealing. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA

Universitas Negeri Malang.

Herdhiyanto, F. 2005. Penyelesaian Travelling Salesman Problem Menggunakan

Algoritma Koloni Semut. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA

(7)

Maharani, F. 2010. Penerapan Metode Pindah Silang Order Crossover (OX) dan

Partial Mapped Crossover (PMX) dalam Algoritma Genetika pada Permasalahan Travelling Salesman Problem. Skripsi tidak

diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Turangga, S. 2012. Penyelesaian Travelling Salesman With Time Windows

(TSPTW) dengan Algoritma Genetika. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Gambar

Tabel time windows uji coba

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya f hitung > f tabel dengan signifikasi (0,000<0,005) dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh bersama-sama dan signifikan pengalaman, otonomi,

~b = Nilai yang lebih besar dari momen ujung berfaktor pada komponen struktur tekan akibat beban yang tidak menimbulkan goyangan ke samping, positifbila komponcn struktur

Model Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada kemampuan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas dan

Sehingga kesimpulan yang diambil adalah tidak terdapat hubungan antara sanitasi dasar dengan tingkat kepadatan lalat pada saluran pembuangan air limbah yang ada

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau kelompoknya, yang didalam hal ini system ini didefenisikan sebagai suatu jaringan kerja dari

Kualitas mikroskopik spermatozoa dibedakan menjadi motilitas, morfologi, integritas membran, jumlah spermatozoa dan leukosit dalam saluran reproduksi, dan aglutinasi spermatozoa

Dalam hukum permintaan, apabila harga suatu barang turun maka permintaan akan naik sementara dalam hukum penawaran yang terjadi adalah apabila harga suatu barang naik maka

Sehingga dari aturan asosiasi ini menghasilkan informasi yang bisa digunakan untuk membantu dalam mendukung keputusan seorang manager dalam manajemen