viii ABSTRAK
KOMPETENSI GURU SMA BERDASARKAN JENIS
KELAMIN, USIA, PENGALAMAN MENGAJAR, DAN
STATUS KEPEGAWAIAN
Studi Kasus Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik di Kota Yogyakarta
Poppy Ceria Zai Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di Kota Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin, usia, pengalaman mengajar, dan status kepegawaian.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru SMA Swasta Katolik di Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Jumlah responden sebanyak 94 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data dianalisis dengan: 1) analisis parametrik, yaitu uji Analisis of Variance (ANOVA); dan 2) analisis non parametrik, yaitu uji peringkat Mann Whitney (Z Test) dan uji peringkat Kruskal – Wallis (H Test).
ix
THE COMPETENCE OF HIGH SCHOOL TEACHERS BASED
ON GENDER, AGE, TEACHING EXPERIENCE, AND
EMPLOYMENT STATUS
A Case study on Catholic Private Senior High School Teachers in Yogyakarta
Poppy Ceria Zai Sanata Dharma University
2016
The research was conducted to find out the difference of teachers’ competence on Catholic Senior High Schools in Yogyakarta City based on gender, age, teaching experience, and employment status.
This research was a case study. The research was conducted from February to March, 2016. Population of the research were all teachers on Catholic Senior High Schools in Yogyakarta. The population of the research were 94 teachers. Data were collected by using questionnaires and were analized statistically: 1) parametric analysis applied Analisis of Variance (ANOVA) and nonparametric analysis by using Mann Whitney (Z Test) and Kruskal-Wallis (H Test).
i
KOMPETENSI GURU SMA BERDASARKAN JENIS
KELAMIN, USIA, PENGALAMAN MENGAJAR, DAN
STATUS KEPEGAWAIAN
Studi Kasus Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik di Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Poppy Ceria Zai
121334019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
KOMPETENSI
GTJRUSMA BERDASARKAN
JEFIIS ,I<ELAilffN; []$[7[;.
1ryNGALAMAN'ilIENGAJAR, DAN
STAfiISffi
Studi Kasuslad&enrrlGtrnr Sekolah Meneagah Atas (SMA) KoA Yogyakarta
.
Swasta K*tohk di
s,Pd., s-I.p., M,P,d,
.:
SKRIPSI
KOMPETENSI
GURU SMA
BERDASARKAhI JEMS
KELAMIN,
USIA,
PENGALAMAN
MENGAJA&
DAN
STATUS KEPEGAWAIAN
Studi Kasus Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik di Kota Yogyakarta
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Poppy CefiaZ,ai
121334019
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 23 Juui 2016
dan dinyaukan telah memenuhi syarat
Susunen Panitia Penguji
Nama Lengkap
Ketua
: Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.Sekretaris: Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. Anggota : Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd.
Tanda Tangan
Anggota : Rita Eny Purwanti, S.Pd-, M.Si. Anggota : Agustinus HeriNugroho, S.Pd., M.Pd.
Yogyakarta, 23 Juni 2016
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1ll
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhanku Yesus Kristus
Orang tuaku Waosokhi Zai dan Norima Halawa
Nenekku (+) Radina Halawa
Tanteku Adilia Zai, Rosmin Zai, dan Adilina Zai
Saudara/saudariku Yusra, Feri, Happy, Fanny, Boy, dan
Lestari, serta seluruh keluargaku
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
v
MOTTO
Belajar dan Berdoa
Iman, Kasih, dan Pengharapan
Demikianlah juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi aku
akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan
tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu
itu dari padamu (Yohanes 16:22)
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada berdaya (Yesaya 40:29)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juni 2016 Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Poppy Ceria Zai
Nomor Mahasiswa : 121334019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Kompetensi Guru SMA Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pengalaman Mengajar, dan Status Kepegawaian Studi Kasus Pada Guru-Guru Sekolah Mengengah Atas (SMA) Swasta Katolik di Kota Yogyakarta”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 23 Juni 2016 Yang menyatakan,
viii
KOMPETENSI GURU SMA BERDASARKAN JENIS
KELAMIN, USIA, PENGALAMAN MENGAJAR, DAN
STATUS KEPEGAWAIAN
Studi Kasus Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik di Kota Yogyakarta
Poppy Ceria Zai Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di Kota Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin, usia, pengalaman mengajar, dan status kepegawaian.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru SMA Swasta Katolik di Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Jumlah responden sebanyak 94 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data dianalisis dengan: 1) analisis parametrik, yaitu uji Analisis of Variance (ANOVA); dan 2) analisis non parametrik, yaitu uji peringkat Mann Whitney (Z Test) dan uji peringkat Kruskal – Wallis (H Test).
ix
ABSTRACT
THE COMPETENCE OF HIGH SCHOOL TEACHERS BASED
ON GENDER, AGE, TEACHING EXPERIENCE, AND
EMPLOYMENT STATUS
A Case study on Catholic Private Senior High School Teachers in Yogyakarta
Poppy Ceria Zai Sanata Dharma University
2016
The research was conducted to find out the difference of teachers’ competence on Catholic Senior High Schools in Yogyakarta City based on gender, age, teaching experience, and employment status.
This research was a case study. The research was conducted from February to March, 2016. Population of the research were all teachers on Catholic Senior High Schools in Yogyakarta. The population of the research were 94 teachers. Data were collected by using questionnaires and were analized statistically: 1) parametric analysis applied Analisis of Variance (ANOVA) and nonparametric analysis by using Mann Whitney (Z Test) and Kruskal-Wallis (H Test).
x
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas pertolongan dan penyertaanNya kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian
skripsi ini, yang berjudul “Kompetensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Pengalaman Mengajar, dan Status Kepegawaian Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Swasta Katolik di Kota Yogyakarta”.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak F.X. Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D. selaku Wakil Rektor IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Yurisdixta Menavia, S.S. selaku kepala BKHI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Romo Purwo, yang telah mendukung kerjasama antara Universitas Sanata Dharma dengan Kabupaten Nias Barat.
6. Seluruh Bapak/Ibu pegawai di Kabupaten Nias Barat yang telah mendukung saya dalam menempuh kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Seluruh Bapak/Ibu di bagian kerjasama Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
8. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.
11. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. dan Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, semangat dan motivasi selama perkuliahan.
12. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah banyak memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
Yogyakarta yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian.
15. Ayah dan Ibu terkasih, Waosokhi Zai dan Norima Halawa yang telah memberikan banyak dukungan, kasih, dan doa kepada penulis.
16. Saudara-Saudariku terkasih, Abg Yusran, Abg Feri, Ka Happy, Ka Fanny, Adk Boy, dan Adk Lestari, serta keponakanku Intan, Izen, Inel, dan Jose yang telah banyak mendukung, memotivasi, dan mendoakan selama proses perkuliahan hingga terselesainya penyusunan skripsi ini.
17. Tanteku terkasih, Adilia Zai, Rosmin Zai dan Adilina Zai serta seluruh keluarga besarku.
18. Adi Setiawan, S.Pd. yang telah memotivasi, mendukung, dan mendoakan selama proses perkuliahan hingga terselesainya penyusunan skripsi ini. 19. Keluarga besar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
20. Keluarga besar SMA Kolese De Britto sebagai tempat dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan.
21. Yang terkasih Para Suster, Bapak/Ibu Karyawan, teman-teman, dan seluruh keluarga besar Asrama Mahasiswi Syantikara.
22. Bapak/Ibu Pamong, Karyawan, serta teman-teman terkasih asrama Student Residence Paingan.
Cimar, epi, hesti, destri, serta seluruh teman-teman angkatan 2012 Pendidikan Akuntansi.
24. Teman-teman se PPL, Tika, Sarni, Mitri, Erin, Wening, Rike, Riska, Devi, dan Dedi.
25. Seluruh sahabat dan teman seperjuangan dari Kabupaten Nias Barat, Risma, Rati, Maria, Sefin, Wasri, Fiber, Dewi, Rohani, Sri, Metina, Jefry, Silvester, Frans, Otami, Petra, Legi, Postin, Timo, dan Firminus, serta Rebana, Sintya, Lina, dan Ermin.
26. Seluruh teman-teman Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
27. Semua pihak yang telah mendukung saya dalam menempuh perkulian hingga terselesainya penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 23 Juni 2016
Penulis,
xiv
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tinjauan Teoritis ... 5
1. Kompetensi Guru ... 5
a. Pengertian Kompetensi ... 5
b. Kompetensi Guru ... 5
c. Jenis-Jenis Kompetensi ... 7
2. Jenis Kelamin ... 15
3. Usia ... 16
4. Pengalaman Mengajar ... 17
5. Status Kepegawaian ... 18
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19
D. Rumusan Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
1. Tempat Penelitian ... 25
2. Waktu Penelitian ... 25
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
1. Sabjek Penelitian ... 26
2. Objek Penelitian ... 26
D. Populasi dan Sampel Penelitian... 26
1. Populasi Penelitian ... 26
2. Sampel Penelitian ... 26
E. Operasionalisasi Varibel ... 26
1. Variabel Kompetensi Guru ... 26
2. Variabel Jenis Kelamin ... 29
3. Variabel Usia ... 29
4. Variabel Pengalaman Mengajar ... 30
5. Variabel Status Kepegawaian ... 31
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 31
1. Teknik Pengumpulan Data ... 31
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 31
G. Teknik Pengujian Instrumen... 32
1. Validitas ... 32
2. Reliabilitas ... 36
H. Teknik Analisis Data ... 37
1. Teknik Analisis Deskriptif ... 37
2. Uji Prasyarat Analisis ... 38
3. Pengujian Hipotesis ... 43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 45
1. Jenis kelamin ... 45
2. Usia ... 46
3. Pengalaman Mengajar ... 47
4. Status Kepegawaian ... 48
5. Kompetensi Guru ... 48
B. Analisis Data ... 54
1. Kompetensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
2. Kompetensi Guru Berdasarkan Usia ... 59
3. Kompetensi Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 62
4. Kompetensi Guru Berdasarkan Status Kepegawaian ... 66
C. Pembahasan ... 70
1. Kompetensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70
4. Kompetensi Guru Berdasarkan Status Kepegawaian ... 74
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 76
C. Keterbatasan ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel Kompetensi Guru ... 27
Tabel 3.2 : Skor Pernyataan Kompetensi Guru ... 29
Tabel 3.3 : Skor Jenis Kelamin Guru ... 29
Tabel 3.4 : Skor Usia Guru ... 30
Tabel 3.5 : Skor Pengalaman Mengajar Guru ... 31
Tabel 3.6 : Skor Status Kepegawaian Guru ... 31
Tabel 3.7 : Hasil Pengukuran Uji Validitas Kompetensi Guru ... 33
Table 3.8 : Tabel Interpretasi ... 36
Tabel 3.9 : Hasil Pengukuran Uji Reliabilitas Kompetensi Guru ... 37
Tabel 3.10 : Kategorisasi PAP Tipe II Kompetensi Guru ... 38
Tabel 3.11 : Hasil Pengujian Normalitas Data Kompetensi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
Tabel 3.12 : Hasil Pengujian Normalitas Data Pada Aspek Kompetensi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
Tabel 3.13 : Hasil Pengujian Normalitas Data Kompetensi Berdasarkan Usia . 39 Tabel 3.14 : Hasil Pengujian Normalitas Data Pada Aspek Kompetensi Berdasarkan Usia ... 40
Tabel 3.15 : Hasil Pengujian Normalitas Data Kompetensi Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 40
Tabel 3.16 : Hasil Pengujian Normalitas Data Pada Aspek Kompetensi Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 40
Tabel 3.17 : Hasil Pengujian Normalitas Data Kompetensi Berdasarkan Status Kepegawaian ... 41
Tabel 3.18 : Hasil Pengujian Normalitas Data Pada Aspek Kompetensi Berdasarkan Status Kepegawaian ... 41
Tabel 3.19 : Hasil Pengujian Homogenitas Kompetensi Pada Beberapa Kelompok Sampel ... 42
Tabel 4.2 : Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Usia ... 46
Tabel 4.3 : Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 47
Tabel 4.4 : Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Status Kepegawaian ... 48
Tabel 4.5 : Deskripsi Data Kompetensi Guru ... 48
Tabel 4.6 : Deskripsi Data Pada Aspek Kompetensi Guru ... 49
Tabel 4.7 : Kategorisasi Kompetensi Guru ... 49
Tabel 4.8 : Kategorisasi Kompetensi Pedagogik Guru ... 50
Tabel 4.9 : Kategorisasi Kompetensi Kepribadian Guru ... 51
Tabel 4.10 : Kategorisasi Kompetensi Sosial Guru ... 52
Tabel 4.11 : Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru ... 53
Tabel 4.12 : Hasil Uji Mann Whitney Kompetensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
Tabel 4.13 : Hasil Uji Mann Whitney Pada Aspek Kompetensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56
Tabel 3.14 : Hasil Uji ANOVA Kompetensi Guru Berdasarkan Usia ... 59
Tabel 3.15 : Hasil Uji ANOVA Pada Aspek Kompetensi Guru Berdasarkan Usia ... 60
Tabel 3.16 : Hasil Uji ANOVA Kompetensi Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 63
Tabel 3.17 : Hasil Uji ANOVA Pada Aspek Kompetensi Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 64
Tabel 3.18 : Hasil Uji ANOVA Kompetensi Guru Berdasarkan Status Kepegawaian ... 67
Tabel 3.19 : Hasil Uji ANOVA Pada Aspek Kompetensi Guru Berdasarkan Status Kepegawaian ... 68
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Penelitian... 82
Lampiran II : Data Induk Penelitian ... 93
Lampiran III : Uji Validitas dan Reliabilitas ... 113
Lampiran IV : Pengelompokkan Variabel ... 120
Lampiran V : PAP Tipe II ... 125
Lampiran VI : Mean, Median, dan Modus ... 127
Lampiran VII : Uji Normalitas ... 132
Lampiran VIII : Uji Homogenitas... 147
Lampiran IX : Uji Hipotesis ... 151
Lampiran X : Tabel Statistik ... 159
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini semakin pesat seiring dengan problematika dunia pendidikan yang semakin kompleks. Di sisi lain, tuntutan di masyarakat pun semakin meningkat. Sebagai institusi pembelajaran, dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang andal serta mampu menjawab berbagai tantangan baru di masyarakat dan peradaban manusia yang mendunia (Asmani, 2009: 16).
Pendidikan di Indonesia masih memiliki mutu yang sangat rendah (Asmani, 2009: 5). Kompas (7 Juli 2015) memaparkan bahwa mutu guru Indonesia masih mengkhawatirkan. Dari uji kompetensi guru terhadap sekitar 1,6 juta guru, hasilnya tidak menggembirakan karena sebagian besar nilainya di bawah 50 dari nilai tertinggi 100. Menurut Anies Baswedan (Kompas, Desember 2012) terdapat 75% sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar minimal layanan pendidikan.
Kompas (5 Juli 2015) memaparkan bahwa di pulau Jawa dan sekitarnya, masih banyak sekolah yang kekurangan guru sehingga ada guru yang mengajar lebih dari jadwal yang seharusnya ataupun mengajar tidak sesuai dengan bidangnya. Hal ini mengakibatkan krisis guru di Indonesia. Dampak dari kekurangan guru tersebut adalah menurunnya kualitas pendidikan karena tidak ada pendidikan yang baik tanpa guru yang baik karena guru yang baik itu bisa dilihat dari jumlah ketercukupannya di sekolah-sekolah.
yang berjudul “Kompetensi Guru SMA berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pengalaman Mengajar, dan Status Kepegawaian”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin?
2. Apakah ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan usia?
3. Apakah ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan pengalaman mengajar?
4. Apakah ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan status kepegawaian?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan pengalaman mengajar.
4. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan status kepegawaian.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menjadi bekal bagi peneliti dalam mempersiapkan diri saat memasuki dunia kerja terutama di bidang pendidikan.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan refleksi bagi seorang guru dalam upaya meningkatkan kompetensi yang dimiliki.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan kompetensi para guru di sekolah. 4. Bagi Universitas Sanata Dharma
5
LANDASAN TEORITIS
A. Tinjauan Teoritis
1. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, 2006: 37). Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 10, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keguruannya.
b. Kompetensi Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
serta memiliki kompetensi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 8 UU RI No. 14 Tahun 2005).
Menurut Mulyasa (2007: 26) kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuwan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara keseluruhan membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas utamanya (Agung, 2014: 35). Tenaga pendidik yang memiliki seperangkat kompetensi yang harus dimiliki dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai tenaga pendidik disebut tenaga pendidik yang profesional (Janawi, 2012: 31).
keguruan demi meningkatkan kualitas pembelajaran yang maksimal. c. Jenis-jenis Kompetensi Guru
Jenis-jenis kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut adalah penjelasan masing-masing kompetensi tersebut:
1) Kompetensi Pedagogik
Menurut Mulyasa (2013: 42) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini harus diaktualisasikan oleh setiap guru dalam menciptakan iklim pembelajaran yang mendidik sebagai perwujudan penguasaan kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya secara terintegrasi dan utuh (Mulyasa 2013: 43).
tujuan instruksional khusus untuk kepentingan pembelajaran; memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik; menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar; memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran; dan melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Menurut Permendiknas nomor 17 tahun 2007, kompetensi pedagogis guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti seperti disajikan berikut ini:
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spritual, sosial kultural, emosional dan intelektual; b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik;
c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu;
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik;
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran;
peserta didik;
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;
i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran;
j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Kompetensi pedagogik harus senantiasa dimiliki dan dikembangkan oleh seorang guru. Melalui kompetensi ini, guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran dengan tepat. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dimulai dari pemahaman terhadap peserta didik sampai evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru. Pemahaman terhadap peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak (Agung, 2014: 39-40) sedangkan evaluasi belajar adalah pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa.
tepat sehingga tujuan pendidikan pun tercapai. Bukti dari pencapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat melalui evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasil evaluasi perlu dipelajari oleh seorang guru sehingga dapat dilakukan strategi belajar yang lebih tepat.
Oleh sebab itu, seorang pendidik tidak hanya sekedar mentransfer ilmu kepada anak didiknya dan hanya terfokus dalam pengembangan dirinya saja. Namun, pendidik yang profesional adalah pendidik yang mampu mengembangkan dirinya dan anak didiknya dengan efektif dan efisien.
2) Kompetensi Kepribadian
Profil guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati nurani bukan karena tuntutan uang belaka yang membatasi tugas dan tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah (Djamarah, 2005: 42).
(Janawi, 2012: 126-127). Namun berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman; di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai (Winkel, 2014: 225). Di sinilah peran penting kompetensi kepribadian dimiliki oleh seorang guru.
Menurut Mulyasa (2013: 42) kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek keilmuan saja, tetapi juga dari aspek kepribadian yang ditampilkannya.
Menurut Janawi (2012: 127-133) kemampuan kepribadian dapat dijabarkan melalui beberapa indikator yang menjadi gambaran dan ciri khas profesionalisme guru, yaitu:
a) Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma yang belaku;
b) Jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan; c) Dewasa, stabil dan berwibawa; dan
d) Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri. 3) Kompetensi Sosial
Guru adalah manusia sosial. Sebagai makhluk sosial guru tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungan sekitar. Guru dalam menjalankan tugasnya senantiasa berinteraksi dengan peserta didik, sesama guru maupun masyarakat sekitar. Hal ini menjelaskan bahwa pentingnya kompetensi sosial bagi seorang guru.
Menurut Mulyasa (2013: 42) kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat. Kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
fungsional;
c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan orang tua/wali peserta didik; dan
d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di masyarakat (Mulyasa, 2007: 176). Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama;
b) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi; c) Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi; d) Memiliki pengetahuan tentang estetika; e) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial;
f) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan; dan
g) Setia terhadap harkat dan martabat manusia. 4) Kompetensi Profesional
dimilikinya menjadi ilmu yang dimiliki oleh anak didiknya. Guru salah satu sumber belajar bagi anak didik dalam menguasai materi pelajaran yang diminatinya. Seorang guru harus mampu memanusiakan anak didik, dan membuat anak didik lebih mandiri dan bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tugasnya (Janawi, 2012: 98). Di sinilah pentingnya kompetensi profesional bagi seorang guru.
Menurut Mulyasa (2013: 42) kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru (Janawi, 2012: 99).
Menurut Mulyasa (2007: 135-136) ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya;
b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik;
bervariasi;
e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat media dan sumber belajar yang relevan;
f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran;
g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik; dan
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Menurut Asmani (2012: 164-188) indikator guru yang mempunyai kompetensi ilmu, yaitu: 1) penguasaan materi secara mendalam dan dinamis; 2) penekanan research dan development; 3) menjadi produsen ilmu pengetahuan; 4)
menguasai tertib administrasi; 5) mengembangkan kreativitas dan profesi.
2. Jenis Kelamin
wanita menunjukkan kemampuan verbal yang lebih maju (Schustack, 2006: 5). Menurut Eagly dan Hide (Schustack, 2006: 5) dibandingkan wanita, pria secara verbal dan fisik lebih agresif. Menurut Hall (Schustack, 2006: 5) dibandingkan pria, wanita lebih baik dalam melakukan komunikasi nonverbal, lebih sensitif terhadap tanda-tanda nonverbal, dan lebih ekspresif secara nonverbal.
Peradaban kuno juga menjelaskan bahwa adanya perbedaan pria dan wanita. Sejumlah keyakinan religius kuno di Asia melakukan dikotomi humanitas kedalam komponen pria dan wanita, yin dan yang. Yin merepresentasikan wanita yang pasif, misterius dan dingin,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, umur merupakan lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Menurut Gellerman, para pekerja muda pada umumnya mempunyai tingkat harapan dan ambisi yang tinggi (Waluyo, 2015: 80). Mereka mempunyai tantangan dalam pekerjaan dan menjadi bosan dengan tugas-tugas rutin serta kurang puas dengan kedudukan yang kurang berarti. Hal ini juga terjadi pada usia menengah. Sebaliknya, di usia lanjut, kompetisi biasanya dielakkan karena menurunnya stamina. Guru muda selalu berambisi dalam meniti karirnya, sedangkan guru yang sudah lanjut usia semangatnya mulai berkurang (Sahertian 1994: 44). Menurut Plude dan Hoyer (Jogiyanto, 2007: 330) peningkatan umur berhubungan dengan kesulitan dalam memproses stimulus komplek dan mengalokasikan perhatian kepada informasi di pekerjaaan.
4. Pengalaman Mengajar
pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki makin rendah (Sastrohadiwiryo, 2005: 163).
5. Status Kepegawaian
Status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu sistem sosial (Sahertian, 1994: 10). Di sekolah masing-masing guru mempunyai status kepegawaian, misalnya Guru Pegawai negeri Sipil (PNS), Guru Tetap Yayasan (GTY), dan Guru Tidak Tetap (GTT).
pendidikan negeri maupun swasta.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini peneliti memaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang relevan ini dapat mendukung teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya. Namun demikian, peneliti hanya menemukan beberapa penelitian yang relevan dengan variabel bebas penelitian ini, yaitu variabel jenis kelamin, usia, pengalaman mengajar, dan status kepegawaian, yang menyebabkan perbedaan pada variabel terikatnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Retituta Uniek Wintarti (2001) dalam penelitian yang berjudul “Prestasi kerja ditinjau dari tingkat pendidikan dan pengalaman kerja: studi kasus pada bagian penjahitan sarung tangan golf PT. Budi Manunggal, Kotagede, Yogyakarta” menujukkan bahwa ada perbedaan prestasi kerja ditinjau dari perbedaan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri Prasetya Yuwana (2009)
dalam penelitian yang berjudul “Persepsi guru terhadap sertifikasi ditinjau
dari tingkat pendidikan, status, dan masa kerja guru” menunjukkan bahwa ada
perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru, dan masa kerja.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Karsan (2015) dalam penelitian
ditinjau dari status sosial ekonomi, usia, dan jenis kelamin” menunjukkan
bahwa ada perbedaan sikap konsumen terhadap atribut harga, produk dan khasiat ditinjau dari pendidikan, pekerjaan, penghasilan, usia, dan jenis kelamin.
C. Kerangka Berpikir
Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas utamanya. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Guru mempunyai karakteristik yang berbeda, seperti jenis kelamin, usia, pengalaman mengajar, dan status kepegawaian.
1. Kompetensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
Variabel jenis kelamin dibedakan menjadi 2, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dideskripsikan sebagai makhluk yang rasional, mandiri, agresif, dominan, objektif, berorientasi pada prestasi, aktif, cenderung lebih egois, serta memiliki gaya kepemimpinan yang tegas dan kurang demokratis. Perempuan dideskripsikan sebagai makhluk yang emosional, berwatak pengasuh, mudah menyerah (submitif), komunikatif, lemah dalam ilmu matematika, subjektif, pasif, demokratis, kurang tegas dan mudah bergaul.
teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan panutan dalam seluruh segi kehidupannya.
Berdasarkan karekteristik antara laki-laki dan perempuan yang telah dipaparkan di atas, diduga bahwa karateristik tersebut mempengaruhi kompetensi guru dalam menjalani tugas keguruannya. 2. Kompetensi Guru Berdasarkan Usia
Variabel usia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usia seorang guru. Usia seorang guru dikelompokkan menjadi tiga yaitu, usia muda, menengah, dan tua. Para pekerja muda biasanya memiliki semangat dan ambisi yang kuat dalam menjalani tugasnya, mereka selalu bersemangat dalam mengembangkan karirnya. Hal ini juga dimiliki oleh para pekerja usia menengah. Namun, biasanya para pekerja tua memiliki semangat kompetitif yang semakin lemah.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, diduga bahwa usia guru mempengaruhi kompetensi guru dalam menjalani tugas keguruannya.
3. Kompetensi Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar
Variabel pengalaman mengajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya seorang guru tersebut menjalani tugas keguruannya. Pengalaman mengajar seorang guru dikelompokkan menjadi tiga yaitu, belum lama, cukup lama, dan lama.
Masa kerja seseorang mempengaruhi pengalaman bekerja. Semakin lama bekerja maka semakin banyak memberikan pengalaman bekerja. Pengalaman bekerja yang banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja yang semakin baik. Sebaliknya pengalaman bekerja yang sedikit mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan yang rendah.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, diduga bahwa pengalaman mengajar guru mempengaruhi kompetensi guru dalam menjalani tugas keguruannya.
4. Kompetensi Guru Berdasarkan Status Kepegawaian
Variabel status kepegawaian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status guru di sekolah tempat ia mengajar. Status kepegawaian guru terdiri dari tiga jenis, yaitu guru tidak tetap, guru tetap yayasan, dan pegawai negeri sipil.
tentunya memiliki kualifikasi yang baik sebagaimana disyaratkan bagi pegawai negeri sipil. Guru yang berstatus sebagai pegawai tetap yayasan juga diangkat oleh yayasan sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh yayasan. Pengangkatan guru tidak tetap menjadi guru tetap yayasan tentunya menempuh tahap demi tahap, termasuk pelatihan maupun pembinaan-pembinaan yang wajib diikuti selama menjadi guru tidak tetap. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk mengembangkan kompetensi guru agar lebih cakap dalam menjalani tugas keguruannya sehingga guru tersebut bisa diangkat menjadi guru tetap yayasan. Sedangkan guru tidak tetap bekerja berdasarkan perjanjian kerja yang telah dibuat oleh instansi pendidikan negeri maupun swasta.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, diduga bahwa status kepegawaian guru mempengaruhi kompetensi guru dalam menjalani tugas keguruannya.
D. Rumusan Hipotesis
Dari kerangka perpikir di atas, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1
H1 = Ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin.
Hipotesis 2
Ho = Tidak ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan usia.
H1 = Ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan usia.
Hipotesis 3
Ho = Tidak ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan pengalaman mengajar.
H1 = Ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan pengalaman mengajar.
Hipotesis 4
Ho = Tidak ada perbedaan kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta berdasarkan status kepegawaian.
25
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif yang digunakan adalah penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang dilaksanakan pada objek tertentu secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta. Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa penelitian studi kasus berlaku hanya pada objek yang diteliti, yaitu kompetensi guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarata.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta, yaitu SMA Sang Timur, SMA Stella Duce 2, SMA Santa Maria, SMA Santo Thomas, dan SMA Pangudi Luhur.
2. Waktu Penelitian
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kompetensi guru-guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta
2. Sampel Penelitian
Penelitian ini adalah adalah penelitian populasi sehingga tidak menggunakan sampel penelitian.
E. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Kompetensi Guru
Operasionalisasi Variabel Kompetensi Guru
Variabel Dimensi Indikator No. Butir
(+) (-) Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik
1, 2, 5 3, 4, 6 Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
7, 8, 9 10
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran yang diampu
12, 13, 14, 15 11, 16 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
17, 18 19
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran
20 21
Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki
22 23
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik
24, 26, 27
25, 28 Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
29, 30 31
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran
32, 33 34
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran
35, 36
Kompetensi Kepribadian
Bertindak sesuai dengan norma yang belaku
37, 38 Jujur, berakhlak mulia dan
menjadi teladan
berwibawa 45 Memiliki etos kerja,
tanggungjawab dan percaya diri 47, 48, 49 50 Kompetensi Sosial
Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat
51, 52 53 Menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi secara fungsional
54, 55
Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan orang
tua/wali
56, 57, 58
Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
59 60 Kompetensi
Profesional
Menguasai materi secara mendalam dan dinamis
61, 62, 64
63 Menggunakan berbagai alat,
media dan sumber belajar yang relevan
66, 67 65
Penekanan research and develompment
68, 69 70 Menjadi produsen ilmu
pengetahuan
71 72 Menguasai tertib
administrasi
73 74 Mengembangkan kreativitas
dan profesi
75, 76, 77
78
Indikator-indikator di atas dibuat ke dalam pernyataan-pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut menjadi kuesioner penelitian dan pengukuran kompetensi guru dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Pengukuran ini disajikan dalam lima alternatif jawaban yaitu,
Skor Pernyataan Kompetensi Guru
Kriteria Jawaban Skor Pernyataan
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Cukup Setuju (CS) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
2. Variabel Jenis Kelamin
Jenis kelamin guru adalah perbedaan antara guru laki-laki dan guru perempuan. Pemberian skor pada variabel ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Skor Jenis Kelamin Guru
Jenis Kelamin Skor
Laki-Laki 1
Perempuan 2
3. Variabel Usia
kelompok usia tua. Hasil pengelompokkan dan skor masing-masing kelompok disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.4 Skor Usia Guru Kelompok Usia
(tahun)
Kelas Interval Usia (Tahun)
Skor
Usia muda Usia 22 - 33 1
Usia menengah Usia 34 – 45 2
Usia tua Usia 46 – 63 3
4. Variabel Pengalaman Mengajar
Skor Pengalaman Mengajar Guru Kelompok
Pengalaman Mengajar (bulan)
Kelas Interval Pengalaman Mengajar
(Bulan)
Skor
Belum lama 7 - 122 bulan 1
Cukup lama 122 - 238 bulan 2
Lama 139- 412 bulan 3
5. Variabel Status Kepegawaian
Status kepegawaian guru dikelompokkan menjadi 3, yaitu Guru Tidak Tetap, Guru Tetap Yayasan, dan Pegawai Negeri Sipil. Berikut adalah penskoran masing-masing kelompok tersebut.
Tabel 3.6
Skor Status Kepegawaian Guru
Status Kepegawaian Skor
Guru Tidak Tetap (GTT) 1
Guru Tetap Yayasan (GTY) 2
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Melalui teknik ini, responden diberikan seperangkat pernyataan tertulis dan pernyataan tersebut dijawab oleh responden secara tertulis.
2. Instrumen Pengumpulan Data
digunakan adalah skala Likert. Pernyataan dijawab oleh responden dengan memberikan tanda check (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Validitas menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas empiris. Oleh karena itu, kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan valid menurut validitas isi karena kuesioner dibuat berdasarkan indikator-indikator yang diturunkan dari empat dimensi pada variabel kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Pengujian validitas empiris dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson, sebagai berikut:
r
xy=
�∑ −(∑ )(∑ ) �∑X2−(∑ )2 �∑ 2−(∑ )2
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
∑Y = Jumlah skor total semua item
∑X2
= Jumlah kuadrat dari X
∑Y2
= Jumlah kuadrat Y N = Jumlah responden
Perhitungan korelasi Product Moment dari Pearson menggunakan bantuan SPSS versi 21, nilai korelasi (r) dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jumlah nilai Corrected Item-Total
Correlation dibandingkan dengan r kritik. Untuk mengetahui besarnya r
kritik, dapat dilihat dalam tabel korelasi nilai – r. Cara melihat angka kritik adalah dengan melihat baris N-2 untuk taraf signifikan 5 %. N yang dimaksud adalah jumlah responden penelitian (Tukiran, 2012: 140).
Pengujian validitas empiris dalam penelitian ini menggunakan seluruh responden penelitian yang berjumlah 94 orang. Nilai r tabel pada jumlah responden 94 orang dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5 % adalah 0,205. Jika r hitung lebih besar dari r kritik dan bernilai positif maka suatu item butir instrumen dinyatakan valid.
Di bawah nini disajikan hasil pengukuran uji validitas empiris kompetensi guru.
Tabel 3.7
Hasil Pengukuran Uji Validitas Kompetensi Guru
No. Item r tabel (taraf
signifikan 5%) r hitung Keterangan
1 0,205 ,207 Valid
2 0,205 ,268 Valid
3 0,205 ,428 Valid
4 0,205 ,436 Valid
6 0,205 ,491 Valid
7 0,205 ,341 Valid
8 0,205 ,610 Valid
9 0,205 ,689 Valid
10 0,205 ,496 Valid
11 0,205 ,464 Valid
12 0,205 ,446 Valid
13 0,205 ,703 Valid
14 0,205 ,638 Valid
15 0,205 ,549 Valid
16 0,205 ,398 Valid
17 0,205 ,537 Valid
18 0,205 ,372 Valid
19 0,205 ,313 Valid
20 0,205 ,334 Valid
21 0,205 ,356 Valid
22 0,205 ,379 Valid
23 0,205 ,339 Valid
24 0,205 ,421 Valid
25 0,205 ,310 Valid
26 0,205 ,678 Valid
27 0,205 ,688 Valid
28 0,205 ,503 Valid
29 0,205 ,504 Valid
30 0,205 ,511 Valid
31 0,205 ,536 Valid
32 0,205 ,555 Valid
33 0,205 ,449 Valid
34 0,205 ,421 Valid
35 0,205 ,514 Valid
36 0,205 ,470 Valid
37 0,205 ,356 Valid
38 0,205 ,653 Valid
39 0,205 ,547 Valid
40 0,205 ,716 Valid
41 0,205 ,445 Valid
42 0,205 -,004 Tidak Valid
,333
45 0,205 ,537 Valid
46 0,205 ,551 Valid
47 0,205 ,644 Valid
48 0,205 ,630 Valid
49 0,205 ,608 Valid
50 0,205 ,550 Valid
51 0,205 ,654 Valid
52 0,205 ,595 Valid
53 0,205 ,052 Tidak Valid
54 0,205 ,447 Valid
55 0,205 ,556 Valid
56 0,205 ,640 Valid
57 0,205 ,217 Valid
58 0,205 ,518 Valid
59 0,205 ,469 Valid
60 0,205 ,444 Valid
61 0,205 ,541 Valid
62 0,205 ,533 Valid
63 0,205 ,511 Valid
64 0,205 ,274 Valid
65 0,205 ,342 Valid
66 0,205 ,434 Valid
67 0,205 ,521 Valid
68 0,205 ,243 Valid
69 0,205 ,404 Valid
70 0,205 ,326 Valid
71 0,205 ,410 Valid
72 0,205 ,405 Valid
73 0,205 ,551 Valid
74 0,205 ,224 Valid
75 0,205 ,525 Valid
76 0,205 ,522 Valid
77 0,205 ,539 Valid
Berdasarkan hasil pengujian validitas empiris di atas, diketahui bahwa item instrumen penelitian sebagian besar valid. Terdapat 76 item yang valid sedangkan item yang tidak valid terdiri dari 2 item. Item yang tidak valid tersebut adalah item yang merupakan pernyataan negatif. Peneliti menduga bahwa item tersebut tidak valid karena responden penelitian kurang teliti dalam mengisi kuesioner penelitian sehingga ada beberapa responden yang terkecoh dalam menjawab pernyataan negatif tersebut. Item yang tidak valid tesebut kemudian dihilangkan agar dapat mengasilkan instrumen yang valid secara empiris.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan Koefisien Cronbach's Alpha karena jawaban yang diberikan responden
dalam penelitian ini adalah jawaban yang berbentuk skala. Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas (r11) atau Cronbach's Alpha > 0,6 (Siregar, 2013: 90).
Menurut Arikunto (2006: 276) dalam menentukan besarnya tingkat reliabilitas dapat dilihat dari tabel interpretasi nilai r11, sebagai berikut:
[image:57.595.86.517.230.730.2]Tabel 3.8 Tabel Interpretasi
No Besarnya nilai r Interpretasi
1. 0,800 - 1,000 Tinggi
2. 0,600 - 0,799 Cukup
3. 0,400 - 0,599 Agak Rendah
4. 0,200 - 0,399 Rendah
Cronbach dan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21. Hasil
pengukuran uji reliabilitas setelah item yang tidak valid dihilangkan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.9
Hasil Pengukuran Uji Reliabilitas Kompetensi Guru Variabel Nilai r
hitung
Nilai r
tabel Status Keterangan Kompetensi
Guru 0,954 0,60 Reliabel Tinggi
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas di atas, diketahui bahwa nilai r hitung atau Koefisien Cronbach's Alpha adalah 0,954 atau lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu, instrumen penelitian kompetensi guru dikatakan reliabel.
H. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Deskriptif
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikannya sehingga dapat memberikan suatu informasi yang jelas. Data penelitian disajikan melalui tabel, perhitungan modus, median, mean, standar deviasi dan perhitungan persentase.
Tabel 3.10
Kategorisasi PAP tipe II Kompetensi Guru
Tingkat Kompetensi Guru Kategori Kompetensi Guru
0,81 – 1,00 Sangat Baik
0,66 – 0,80 Baik
0,56 – 0,65 Cukup Baik
0,46 – 0,55 Buruk
0, 00 – 0,45 Sangat Buruk
Sumber: (Masidjo, 1995: 157) 2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data kompetensi guru merupakan salah satu prasyarat analisis data atau uji hipotesis penelitian. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data yang digunakan adalah pengujian normalitas data dengan One Sampel Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan SPSS Versi 21.
Berdasarkan metode ini, normalitas data ditunjukkan oleh besarnya Asymptotic sig. (2 tailed). Apabila Asymptotic sig. (2 tailed) lebih
besar dari alpha 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, sedangkan apabila Asymptotic sig. (2 tailed) lebih kecil dari alpha 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Tabel 3.11
Hasil Pengujian Normalitas Data Kompetensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Variabel
Variabel Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
Asymp. Sig. Ketera-ngan Asymp. Sig. Ketera-ngan Kompetensi ,406 normal ,225 normal
Tabel 3.12
Hasil Pengujian Normalitas Data Pada Aspek Kompetensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Aspek Kompetensi
Variabel Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
Asymp. Sig. Ketera-ngan Asymp. Sig. Ketera-ngan Pedagogik ,587 normal ,161 normal Kepribadian ,367 normal ,110 normal Sosial ,574 normal ,008 tidak
normal Profesional ,599 normal ,197 normal
2) Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Usia Tabel 3.13
Hasil Pengujian Normalitas Data Kompetensi Berdasarkan Usia
Variabel
Kelompok Usia
Muda Menengah Tua
Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan
Tabel 3.14
Hasil pengujian Normalitas Data Pada Aspek Kompetensi Berdasarkan Usia
Aspek Kompetensi
Kelompok Usia
Muda Menengah Tua
Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan
Pedagogik ,708 normal .554 normal ,317 normal Kepribadian ,623 normal ,360 normal ,127 normal Sosial ,193 normal ,932 normal ,115 normal Profesional ,221 normal ,602 normal ,847 normal
[image:61.595.85.521.121.718.2]3) Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Pengalaman Mengajar.
Tabel 3.15
Hasil Pengujian Normalitas Data Kompetensi Berdasarkan Pengalaman Mengajar
Tabel 3.16
Hasil Pengujian Normalitas Data Pada Aspek Kompetensi Berdasarkan Pengalaman Mengajar
Variabel
Kelompok Pengalaman Mengajar Belum Lama Cukup lama Lama
Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan
Kompetensi ,459 normal ,379 normal ,950 normal
Aspek Kompetensi
Kelompok Pengalaman Mengajar Belum Lama Cukup lama Lama
Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Keter-angan
Kepegawaian
Tabel 3.17
Hasil Pengujian Normalitas Data Kompetensi Berdasarkan Status Kepegawaian
Tabel 3.18
Hasil Pengujian Normalitas Data Pada Aspek Kompetensi Berdasarkan Status Kepegawaian
Aspek Kompetensi
Variabel Status Kepegawaian
GTT GTY PNS
Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan
Pedagogik ,369 normal ,336 normal ,828 normal Kepribadian ,399 normal ,091 normal ,867 normal Sosial ,249 normal ,189 normal ,929 normal Profesional ,494 normal ,727 normal ,888 normal
Dari hasil uji normalitas data pada setiap variabel yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum data kompetensi guru berdasarkan jenis kelamin, usia, pengalaman mengajar, dan status kepegawaian dinyatakan berdistribusi normal. Namun, jika dilihat dari setiap aspek kompetensi guru, maka diketahui bahwa aspek kompetensi sosial pada kelompok jenis kelamin perempuan tidak berdistribusi normal.
Variabel
Variabel Status Kepegawaian
GTT GTY PNS
Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan Asy. Sig. Ketera-ngan
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians populasi (sampel) yang berdistribusi normal. Data yang homogen merupakan sebuah asumsi kesamaan varians untuk uji ANOVA. Sebuah data dikatakan homogen apabila probabilitasnya
(significance) lebih besar dari alpha 0,05. Sebaliknya, sebuah data
dikatakan tidak homogen apabila probabilitasnya (significance) lebih kecil dari alpha 0,05.
[image:63.595.83.524.205.677.2]Berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian homogenitas data dengan menggunakan SPSS Versi 21.
Tabel 3.19
Hasil Pengujian Homogenitas Pada Beberapa Kelompok Sampel
Variabel
Nilai Significance (Sig.) Jenis
Kelamin Usia
Pengalaman Mengajar
Status Kepegawaian
Kompetensi ,035 ,396 ,692 ,342
Tabel 3.20
Hasil Pengujian Homogenitas Setiap Aspek Kompetensi Pada Beberapa Kelompok Sampel
Aspek Kompetensi
Nilai Significance (Sig.) Jenis
Kelamin Usia
Pengalaman Mengajar
Status Kepegawaian
Pedagogik ,138 ,184 ,631 ,316
Kepribadian ,027 ,155 ,796 ,034
Sosial ,134 ,673 ,527 ,077
Profesional ,076 ,999 ,905 ,073
secara keseluruhan. Kompetensi kepribadian berdasarkan jenis kelamin dan status kepegawaian memiliki varians data yang tidak homogen. Secara umum, kompetensi guru berdasarkan jenis kelamin memiliki varians data yang tidak homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas yang telah di uraikan di atas, diketahui bahwa tidak semua data pada kelompok sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Artinya, syarat analisis uji T dan ANOVA tidak semua terpenuhi. Oleh sebab itu, analisis data selanjutnya untuk data yang berdistribusi normal dan homogen menggunakan uji parametrik, yaitu uji Analisis of Variance (ANOVA), sedangkan untuk data yang tidak normal dan homogen menggunakan uji non parametrik, yaitu uji peringkat Mann Whitney untuk menguji dua sampel independen dan uji peringkat Kruskal – Wallis (H Test) untuk menguji lebih dari dua sampel independen.
3. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis 1
Pengujian hipotesis komparatif menggunakan uji peringkat Mann Whitney. Uji ini digunakan karena variabel pada hipotesis
b. Hipotesis 2
Pengujian hipotesis komparatif menggunakan uji Analisis of Variance (ANOVA) karena variabel pada hipotesis kedua memiliki
lebih dari dua sampel serta data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen.
c. Hipotesis 3
Pengujian hipotesis komparatif menggunakan uji Analisis of Variance (ANOVA) karena variabel pada hipotesis ketiga memiliki
lebih dari dua sampel serta data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen.
d. Hipotesis 4
Pengujian hipotesis komparatif menggunakan uji Analisis of Variance (ANOVA) dan uji peringkat Kruskal – Wallis (H Test)
45
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2016. Data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden penelitian. Responden pada penelitian ini adalah seluruh guru SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta. SMA Swasta Katolik di wilayah Kota Yogyakarta adalah SMA Pangudi Luhur, SMA Sang Timur, SMA Santa Maria, SMA Santo Thomas, SMA Stella Duce 1, dan SMA Stella Duce 2. Penelitian hanya dilakukan di 5 SMA karena salah satu SMA tidak memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jumlah kuesioner yang dibagikan kepada guru adalah 136 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali adalah 94 kuesioner, sehingga response rate dalam pengembalian kuesioner sebesar 70%.
Deskripsi data penelitian kompetensi guru berdasarkan jenis kelamin, usia, pengalaman mengajar, dan status kepegawaian diuraikan di bawah ini. 1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-Laki 32 34%
2 Perempuan 62 66%
Jumlah 94 100%
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden penelitian yang berjumlah 94 responden, terdapat 32 orang responden atau 34% responden yang berjenis kelamin laki-laki, dan terdapat 62 orang responden atau 66% responden yang berjenis kelamin perempuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki jenis kelamin perempuan.
2. Usia
Distribusi responden penelitian berdasarkan usia disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Usia No. Kelompok
Usia
Usia (dalam tahun)
Jumlah Frekuensi
Persentase
1 Muda 22 – 33 tahun 29 31%
2 Menengah 34 – 45 tahun 25 27%
3 Tua 46 – 63 tahun 40 42%
Jumlah 94 100%
bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia 46 – 63 tahun atau tergolong kelompok usia tua.
3. Pengalaman Mengajar
Distribusi responden penelitian berdasarkan pengalaman mengajar disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Pengalaman Mengajar
No.
Kelompok Pengalaman
Mengajar
Pengalaman Mengajar (dalam bulan)
Jumlah
Frekuensi Persentase
1 Belum lama 7 – 122 bulan 36 38%
2 Cukup lama 123 – 238 bulan 30 32%
3 Lama 239 – 412 bulan 28 30%
Jumlah 94 100%
4. Status Kepegawaian
Distribusi responden penelitian berdasarkan status kepegawaian disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.4
Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Frekuensi Persentase
1 Guru Tidak Tetap (GTT) 28 30%
2 Guru Tetap Yayasan (GTY) 57 60%
3 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 9 10%
Jumlah 94 100%
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden penelitian yang berjumlah 94 responden, terdapat 28 orang responden atau 30 % responden yang memiliki status kepegawaian sebagai Guru Tidak Tetap (GTT), 57 orang responden atau 60% responden yang memiliki status kepegawaian sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY), dan 9 orang responden atau 10% responden yang memiliki status kepegawaian sebagai guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki status kepegawaian sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY).
5. Kompetensi Guru
[image:69.595.158.512.684.758.2]Deskripsi data kompetensi guru disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
Deskripsi Data Kompetensi Guru
Variabel N
Mini-mum
Maxi-mum Sum Mean
Std. Deviation
Kompetensi Guru