• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Manisan Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt.) Terhadap Fungsi Kognitif Pada Laki-Laki Dewasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Manisan Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt.) Terhadap Fungsi Kognitif Pada Laki-Laki Dewasa."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH MANISAN DAGING BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt.) TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA LAKI-LAKI DEWASA

Fika Triani, 2012, Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M. Kes Pembimbing II : Harijadi Pramono, dr., M. Kes

Manusia memiliki kemampuan untuk terus meningkatkan fungsi kognitifnya melalui proses belajar antara lain problem solving. Pengambilan keputusan pada saat-saat penting merupakan tugas yang paling sulit dilaksanakan, karena bila tidak sesuai dapat mengakibatkan keadaan yang lebih buruk. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu makanan seperti buah-buahan. Salah satu buah-buahan yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif adalah buah pala yang telah banyak diolah menjadi berbagai produk yang digemari masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manisan daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.) terhadap fungsi kognitif dalam hal problem solving pada laki-laki dewasa.

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dengan rancangan pre test dan post test. Subjek penelitian 30 orang laki-laki dewasa berusia 19-24 tahun. Data yang diukur adalah fungsi kognitif yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan traffic jam puzzle sebelum dan sesudah diberi manisan daging buah pala, dalam satuan menit. Analisis data dengan menggunakan uji t berpasangan dengan α = 0,05, kemaknaan berdasarkan p<0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan traffic jam puzzle sesudah diberi manisan daging buah pala (486,6 detik) berbeda sangat signifikan dibandingkan sebelum diberi manisan daging buah pala (200,13 detik) dengan p=0,000.

Simpulan penelitian adalah manisan daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.) berpengaruh menurunkan fungsi kognitif pada laki-laki dewasa.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF NUTMEG SWEETS (Myristica fragrans Houtt.) ON COGNITIVE FUNCTION IN ADULT MALES

Fika Triani, 2012, 1st Tutor : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M. Kes 2nd Tutor : Harijadi Pramono, dr., M. Kes

Humans have the ability to continue improving their cognitive function through learning process, one of which is problem solving. Decision making is an important yet difficult thing to do, as wrong decision would cause worse condition. Decision making is affected by various factors, one of which are foods such as fruits. One of the fruits that could affect cognitive function is nutmeg. Nutmegs are widely processed into various products that people like.

The aim of this research was to determine the effect of nutmeg sweets (Myristica fragrans Houtt.) on cognitive function in terms of problem solving in adult males.

This research used a real experimental methods, comparative of pre test and post test. Research subjects were 30 adult males aged 19-24 years. The variables meassured are: cognitive functions which is the time required to complete a traffic jam puzzle before and after given nutmeg sweets. Data was analyzed by paired t test with α = 0,05, significance based on p<0,05.

The results showed that the average time taken to resolve traffic jam puzzle after given nutmeg sweets (486,6 second) differed significantly compared to before given the nutmeg sweets (200,13 second) with p = 0.000.

The conclusion was nutmeg sweets (Myristica fragrans Houtt.) decrease adult males cognitive function.

(3)

viii

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

(4)

ix

2.4 Pala (Myristica fragrans Houtt.) ... 18

2.4.1 Deskripsi Tanaman ... 19

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Bahan/Subyek Penelitian ... 22

(5)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.2 Pembahasan ... 29

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1 Simpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 35

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lobus-lobus otak ... 7

Gambar 2.2 Formatio retikularis ... 10

Gambar 2.3 Jalur aferen menuju formatio retikularis ... 11

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perhitungan dosis daging buah pala ... 35

Lampiran 2 Inform consent ... 36

Lampiran 3 Surat keputusan ... 37

Lampiran 4 Hasil penelitian (menit dan detik) ... 38

Lampiran 5 Hasil penelitian (Ln) ... 39

Lampiran 6 Analisis data (Ln) ... 40

(9)

35 LAMPIRAN 1

Perhitungan Dosis Daging buah Pala

Dosis biji pala pada manusia untuk menimbulkan efek sedatif adalah 1 gram (British Herbal Medicine Association, 1983). Zat dalam biji pala yang menimbulkan efek sedatif adalah minyak atsiri.

Minyak atsiri yang terkandung dalam 1 gram biji pala adalah 2-16% (Nanan Nurdjannah, 2007).

Jadi untuk 1 gram biji pala terkandung sekitar 2+16 2 = 9%

Kandungan minyak atsiri dalam daging buah pala adalah 0,32% (Andria Agusta, 2000). Dalam pemrosesan pembuatan manisan, sebagian minyak atsiri menguap, diasumsikan sebanyak 50%. Jadi kadar minyak atsiri yang terkandung dalam manisan daging buah pala adalah 0,16%.

Jadi, manisan daging buah pala yang diperlukan adalah 9

(10)

36

KOMISI ETIK PENELITIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL

BANDUNG

UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a :

setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul: Pengaruh Manisan Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt.) Terhadap Fungsi Kognitif pada Laki-laki Dewasa Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.

Bandung,

Mengetahui, Yang menyatakan

Penanggung jawab penelitian, Peserta penelitian,

(Fika Triani) ( ) 0910073

Saksi-saksi:

1. ……… ( )

(11)

37

(12)

38

LAMPIRAN 4

Hasil penelitian (menit dan detik)

(13)
(14)

40

(15)

41

LAMPIRAN 7

Foto Penelitian

Pohon Pala Buah Pala

(16)

42

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fika Triani

NRP : 0910073

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 23 Januari 1991

Alamat : Komplek Taman Sakura Jln. Taman Kaktus no. 8, Bandung

Riwayat Pendidikan :

- TK Maria Bintang Laut, Bandung, tahun lulus 1997 - SD Maria Bintang Laut, Bandung, tahun lulus 2003 - SMP Waringin, Bandung, tahun lulus 2006

- SMA Trinitas, Bandung, tahun lulus 2009

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia dikaruniai kemampuan untuk terus meningkatkan fungsi kognitifnya melalui proses belajar. Proses belajar ini dimulai sejak awal kehidupan. Proses kognitif ini terus berkembang melalui proses berpikir, yang dimulai dari input sensorik dari lingkungan luar menuju otak. Didalam otak, input sensorik baru itu akan bergabung dengan berbagai informasi yang telah tersimpan terlebih dahulu dalam ingatan. Fungsi kognitif manusia berperan sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan instingtif, yang memungkinkan manusia mampu memberikan respon secara cepat dan sesuai terhadap setiap input sensorik baru tanpa berpikir lama(Guyton & Hall, 2007) .

(18)

2

beberapa penyakit tertentu. Makanan dan minuman yang memiliki efek sedatif bila dikonsumsi cenderung menurunkan kecepatan problem solving seseorang, salah satunya adalah buah pala.

Buah pala sering dikemas dalam bentuk manisan, sari buah, minuman, jeli dan dodol. Produk-produk dari buah pala ini yang banyak beredar dipasaran dan disukai oleh masyarakat. Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Biji, fuli dan minyak pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan dalam industri makanan dan minuman. Minyak yang berasal dari biji, fuli dan daun banyak digunakan untuk industri obat-obatan, parfum dan kosmetik (Nanan Nurdjannah, 2007).

Buah pala (Myristica fragrans Houtt.) di Indonesia terutama banyak terdapat di Maluku, kepulauan Banda, dan di daerah Jawa seperti di Bogor. Buah pala sering digunakan sebagai ramuan untuk terapi insomnia, pegal linu, kejang lambung, stimulan, dan sariawan mulut (DepKes RI, 1989). Konsumsi buah pala dapat menimbulkan efek sedatif karena pada daging buah pala terdapat minyak atsiri yang diduga menimbulkan kantuk.

Penelitian mengenai pengaruh jus buah pala terhadap kewaspadaan telah

dilakukan pada tahun 2009 oleh Indra Munthe dengan menggunakan 25 gr daging buah pala ditambah 15 gr gula pasir yang dibuat jus menjadi 150 cc dan hasilnya menurunkan kewaspadaan, yang menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh manisan buah pala terhadap fungsi luhur lain yaitu pengaruhnya terhadap fungsi kognitif.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

(19)

3

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang pengaruh salah satu produk buah-buahan terhadap proses berpikir.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh manisan daging buah pala terhadap fungsi kognitif dalam hal problem solving pada laki-laki dewasa.

1.4Kegunaan Karya Tulis Ilmiah

1. Manfaat akademis : menambah pengetahuan dalam bidang farmakologi tanaman obat mengenai pengaruh salah satu manisan terhadap fungsi kognitif. 2. Manfaat praktis : Memberikan informasi kepada masyarakat untuk

menghindari konsumsi manisan daging buah pala yang berlebihan karena mempengaruhi fungsi kognitif pada keadaan yang memerlukan peranan fungsi kognitif atau pada keadaan dengan penurunan fungsi tersebut, karena dapat mengakibatkan penurunan fungsi kognitif yang lebih berat.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Fungsi kognitif berpusat di otak. Semua informasi yang pernah diterima akan diolah oleh otak, diingat kembali, dan dipecahkan. Hal ini termasuk proses yang menggunakan pikiran, yang merupakan hasil dari pola perangsangan berbagai bagian sistem saraf pada saat yang bersamaan, terutama melibatkan korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan bagian atas formatio retikularis batang otak. Proses ini disebut teori holistik pikiran (Guyton & Hall, 2007).

Pada batang otak terdapat pusat eksitasi yang berfungsi merangsang kewaspadaan dan pusat inhibisi yang menyebabkan seseorang tidur atau kurang waspada. Jika nukleus rafe pada batang otak terangsang, maka akan melepaskan serotonin yang berperan sebagai inhibitor penting sehingga akan terjadi kantuk dan tidur (Guyton & Hall, 2007). Keadaan ini dipengaruhi oleh zat-zat yang terkandung dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi.

(20)

-4

pinene (15-28%), -pinene (13-18%), limonene (2-7%), -terpinene (2-6%), ∆3 -carene (0.5-2%), myristicin (5-12%), safrole (1-2.5%) dan phenylpropanoid (Bruneton, 1999). Minyak atsiri akan berikatan pada reseptor Gama Amino Butiric Acid (GABA) di batang otak (Aoshima & Hamamoto, 1999). Pengikatan ini akan mengakibatkan aktivasi reseptor GABA, saluran klorida terbuka, klorida masuk dalam sel, sehingga terjadi hiperpolarisasi dan menurunkan eksitasi (Jacob, 1996) sehingga terjadi kantuk.

1.5.2 Hipotesis

Manisan daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.) berpengaruh menurunkan fungsi kognitif pada laki-laki dewasa.

1.6Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dengan rancangan pre test dan post test. Data yang diukur adalah fungsi kognitif yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan traffic jam puzzle sebelum dan sesudah diberikan manisan daging buah pala, dalam satuan menit.

(21)

31 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Manisan daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.) berpengaruh menurunkan fungsi kognitif pada laki-laki dewasa.

5.2 Saran

Menghindari konsumsi manisan daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.) dalam jumlah yang berlebihan pada setiap kegiatan yang memerlukan peranan fungsi kognitif yang baik, seperti pada proses belajar, atau pada penyakit dengan penurunan fungsi kognitif. Hal ini dapat dilakukan dengan mencantumkan label pada kemasan manisan buah pala.

 Melakukan penelitian pemberian manisan daging buah pala dengan masa pengetesan yang lebih lama dari 40 menit, untuk mengetahui efek pemberian manisan daging buah pala terhadap fungsi kognitif.

(22)

32

DAFTAR PUSTAKA

Andria Agusta. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. h. 72-3.

Antranik. The Limbic System and The Reticular Formation. http://antranik. org/the-limbic-system-and-the-reticular-formation/. 11 November 2012.

Aoshima H., Hamamoto K. 1999. Potentiation of GABA Receptors Expressed in

Xenopus Oocytes by Perfume and Phytoncid.

http://www.soc.nii.ac.jp/jsbba/e/e_05/bbb6304e.html#-21-, 13 Desember,2011. British Herbal Medicine Association. 1983. Myristica. In British Herbal

Pharmacopoeia. London: Association’s Scientific Comitee. p. 147-8.

Brunetton J. 1999. Terpenoids and Steroids. In Phamacognosy, Phytochemistry Medicina Plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier Publishing. p. 567-8.

Budi Sutomo. 2007. Buah Pala, Mengobati Gangguan Insomnia, Mual dan United States of America: McGraw-Hill, Inc. p. 306.

Daniel Wibowo. 1994. Anatomi Susunan Saraf Pusat. Edisi 2. Jakarta: EGC. h. 41, 83-5, 97.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan. h. 221.

Dorland I, Newman W.A.2003. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 30. Philadelphia: Saunders. p. 386.

(23)

33

FitzGerald T., Gruener G., Mtui E. 2007. Cerebral Topography. In Clinical Neuroanatomy and Neuroscience. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 12.

_____. 2007. Midbrain, Hindbrain, Spinal cord. In Clinical Neuroanatomy and Neuroscience. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 27-9, 37.

_____. 2007. Reticular Formation. In Clinical Neuroanatomy and Neuroscience. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 265-6, 273.

Ganong, W.F. 2003. Fungsi Luhur Sistem Saraf: Refleks Bersyarat, Belajar, dan Fenomena Terkait. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta:

EGC. h. 258-9

Guyton A. C and Hall J. E. 2007. Kontribusi Serebelum dan Ganglia Basalis pada Seluruh Pengaturan Motorik. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. h. 745.

_____. 2007. Korteks Serebri, Fungsi Intelektual Otak, Proses Belajar dan Mengingat. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. h. 759, 760-1.

_____. 2007. Mekanisme Perilaku dan Motivasi pada Otak-Sistem Limbik dan Hipotalamus. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC. h. 766-7.

_____. 2007. Aktivitas Otak-Tidur, Gelombang Otak, Epilepsi, Psikosis. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. h. 777-9.

Jacob L.S. 1996. Agents Acting on the Central Nervous System. In Pharmacology. 4th ed. Baltimore: Williams & Wilkins. p. 50.

Johny Ria Hutapea, dkk. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Jakarta: Departemen Kesehatan RI. h. 159.

Katzer G. 2005. Nutmeg and Mace (Myrictica fragrans Houtt.). http://www.uni- graz.at/~katzer/engl/index.html. 29 September 2012.

Masterclassmanagement. 2011. Problem Solving and Decision Making. http://www.masterclassmanagement.com/ManagementCourse ProblemSolving. html., 16 December, 2011.

(24)

34

Mencken H.L. 2010. Problem Solving and Analytical Skills. http://www.kent.ac. uk/careers/sk/skillsmenu.htm., 1 Oktober, 2012.

Nanan Nurdjannah. 2007. Teknologi Pengolahan Pala. http://pascapanen.litbang. deptan.go.id/assets/media/publikasi/juknis_pala.pdf., 12 Desember, 2011. Neuroscience. 2011. Beginnings of Localization. http://neurostudying.tumblr.

com/. 11 November 2012.

Rismunandar, 1990. Budidaya dan Tataniaga pala. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. h. 68-9.

Sherwood L. 2007. Central Nervous System. In Peter A., ed: Human Physiology, From Cells to System. 6th ed. Belmont: Thomson Brooks/Cole. p. 155-6, 164-8. Snell. R. S. 2007. Kepala dan Leher. Dalam Anatomi Klinik untuk Mahasiswa

Kedokteran. Terjemahan Jan Tambajong. Edisi 3. Jakarta: EGC. h. 103-5.

Tnalaspurwo. 2010. Pala (Myristica fragrans Houtt.) http://tnalaspurwo.org/ media/pdf/kea_pala_(myristica_fragrans).pdf, 29 September, 2012.

Trevor A. J., Katzung B. G. 2008. Sedative-Hypnotic Drugs. In Pharmacology Examination & Board Review. 8th ed. Singapore: McGraw-Hill Education. p. 184-5.

Woolson R.F. 1987. Statistical Method for the Analysis of Biomedical Data. New York: John Wiley & Sons, Inc. p. 154.

.

Referensi

Dokumen terkait

• Perlu dilakukan penelitian lain mengenai efek buah pala terhadap waktu reaksi majemuk dengan diberikannya beberapa stimulus (misalnya stimulus cahaya, taktil, dan suara).. •

U JI STABILITAS FISIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI PALA ( Myristica fragrans Houtt.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DALAM FORMULASI

Pada penelitian ini dilakukan pengujian toksisitas tablet ekstrak biji pala ( Myristica fragrans Houtt.) bebas safrol dan miristisin pada pasien diabetes mellitus tipe 2..

Minyak atsiri pala (Myristica fragrans Houtt.) dengan kandungan miristisin memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus sehingga cocok

Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui sifat kimia pectin dari buah pala ; (2) mengetahui sifat edible film dari komposit pektin daging buah pala dan tapioka; (3)

Aktivitas Penghambatan Minyak Atsiri dan Ekstrak Kasar Biji Pala (Myristica fragrans Houtt dan Myristica fattua Houtt) terhadap Pertumbuhan Bakteri Xanthomonas

Minyak atsiri pada biji pala (Myristica fragrans Houtt.) mempunyai aktivitas sebagai repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dengan konsentrasi 12%. Peningkatan

Telah diteliti efek antistres minyak biji pala (Myristica fragrans Houtt.) yang diberikan secara oral dan aromaterapi secara inhalasi pada mencit jantan Swiss