PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK MEMPERBAIKI
SISTEM PENERIMA TV DI KELAS XI AV
SMK NEGERI 4 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat Memperpleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Oleh
SANTO MORENO NAIBAHO
5103131039
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
i ABSTRAK
Santo Moreno Naibaho: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah (Problem-Based Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Memperbaiki Sistem Penerima TV Di Kelas XI AV SMK N 4. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada materi memperbaiki sistem penerima TV yang diajarkan dengan metode pembelajaran ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok memperbaiki sistem penerima TV pada siswa kelas XI AV SMK Negeri 4 Medan tahun pembelajaran 2014/2015.
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang akan diberikan tindakan berupa pembelajaran dengan menggunakan mode pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar memperbaiki sistem penerima TV. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dimana siswa diberikan postest pada setiap akhir siklus untuk mengukur hasil belajar siswa ranah kognitif. Penelitian ini juga mengamati perkembangan aktipitas, afektipitas, dan pisikomotorik siswa dengan menggunakan lembar pengamatan.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini berupa tes hasil belajar sebanyak 30 soal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana pada siklus I nilai rata-rata tes hasil belajar siswa sebesar (68 ) dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 55% meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata tes hasil belajar siswa sebesar (78) dengan ketuntasan hasil belajar 85%. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas XI AV untuk materi pokok mempernaiki sistem penerima TV meningkat dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Penerapan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Materi Reparasi TV Di Kelas XI
AV SMK N 4 Medan”.
Selama penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.si Selaku Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Bapak Prof, Dr. Abdul Hamid, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan,
3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan,
4. Bapak Dr. Baharuddin ST.,M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro.
5. Bapak Amirhud Dalimunthe ST.,M.Kom., selaku mantan sekretaris jurusan.
6. Bapak Dr. Salman Bintang M.Pd., selaku sekretaris jurusan.
7. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
8. Bapak Dr. H. Tambunan, S.T.,M.Pd, selaku dosen penguji.
9. Bapak Drs. Jongga Manullang, M.Pd., selaku dosen penguji.
10. Bapak Agus Junaidi S.T.,M.T., selaku dosen pembingbing akademik.
11. Bapak Drs. Gustini raya, selaku kepala sekolah tempat penelitian.
iii
13. Ibunda tercinta Ny. M. Naibaho(+)/br. Pakpahan yang selalu memberi
dukungan moral dan moril kepada penulis,smoga apa Doa ibunda dikabulkan
oleh Tuhan.
14. Kepada seluruh keluarga saya, Abang, kakak, adik, dan keponakan yang
selalu member semangat kepada penulis,
15. Kepada rekan – rekan seperjuangan di lingkunagn UNIMED dan kos gg.
Saroha No. 7
Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi
amal ibadah yang diterima oleh Yang Mahakuasa. Selanjutnya tulisan ini
dipersembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan
prestasi pada khususnya. Amin
Medan, Maret 2015
Santo Moreno Naibaho
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA,K AJIAN TEORITIS, DAN HIPOTESA ... 10
A. Kerangka Teoritis ... 10
1. Hakikat Belajar dan Mengajar ... 10
2. Hasil Belajar ... 12
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13
v
5. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 17
6. Karakteristik –karakteristik Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 18
7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 19
8. Langkah – langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 21
9. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 23
10.Analisis Materi Rekayasa Sistem Penerima TV dan Interaksinya ... 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40
C. Kerangka Berpikir ... 41
D. Pengajuan Hipotesa ... 43
BAB III. METODE PENELITIAN ... 44
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44
B. Subjek dan Obejek Penelitian ... 44
1. Subjek Penelitian ... 44
2. Objek Penelitian ... 44
C. Alat Pengumpul Data ... 45
1. Instrument Test Hasil Belajar (Ranah Kognitif) ... 45
2. Instrument Lembar Observasi (Ranah Psikomotorik)... 47
3. Instrument Lembar Observasi (Ranah Afektif)... 47
4. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 47
5. Uji Coba Instrumen ... 51
7. Ketuntasan Belajar Siswa ... 56
8. Hasil Observasi ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. HASI PENELITIAN ... 58
1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Setelah Penerapan ModelPembelajaran Berdasarkan Masalah ... 58
2. Pengamatan Afektipitas Belajar Siswa ... 60
3. Pengamatan Psikomotorik Siswa ... 63
4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model PembelajaranBerdasarkan Masalah ( Problem Based Learning). ... 64
5. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Pemberian Model PembelajaranBerdasarkan Masalah ... 66
B. PEMBAHASAN ... 69
1. SIKLUS I ... 69
a. Perencanaan... 69
b. Tindakan ... 70
c. Pengamatan ... 71
d. Refleksi ... 72
2. SIKLUS II ... 73
a. Perencanaan ... 73
vii
c. Pengamatan ... 74
d. Refelksi ... 75
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN ... 78
A. KESIMPULAN ... 78
B. SARAN ... 79
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 20
Table 3.1. Kisi-kisi Test Hasil Belajar ... 45
Table 4.1. Hasil Pengamatan Aktipitas Belajar Siswa ... 58
Table 4.2. Hasil Pengamatan Afektipitas Siswa ... 60
Table 4.3. Hasil Pengamatan Psikomotorik Siswa ... 62
Table 4.4. Hasil Pretest, Posttest I, Dan Posttest Ii ... 64
Table 4.5. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individual ... 66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 78
Lampiran 2. RPP ... 83
Lampiran 3. Instrument Pretest ... 98
Lampiran 4. Kunci Jawaban Pretest ... 104
Lampiran 5. Instrument Postest I ... 105
Lampiran 6. Kunci Jawaban Postest I ... 108
Lampiran 7. Instrument Postest II ... 109
Lampiran 8. Kunci Jawaban Postest II ... 113
Lampiran 9. Sebaran Data Uji Coba Instrument ... 114
Lampiran 10. Hasil Pretest ... 117
Lampiran 11. Hasil Postest I ... 118
Lampiran 12. Hasil Postest II ... 119
Lampiran 13. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Siswa... 121
Lampiran 14. Hasil Penilaian Afektipitas Siswa... 122
Lampiran 15. Hasil Penilaian Psikomotorik Siswa ... 138
Lampiran 16. Hasil Penilaian Aktipitas siswa ... 140
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan sumber
daya manusia. Melalui pendidikan pola pkir manusia akan ikut berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Melalui
pendidikan, maka wawasan peserta didik akan semakin luas dan tingkat pemikiran
akan semakin matang. Seluruh dunia sedang mengupayakan proses pendidikan
yang semakin maju, demi kemajuan sumber daya manusia yang dimiliki.
Demikian pula halnya di Indonesia, seiring dengan perputaran waktu,secara
perlahan sudah menunjukkan hal yang positip dibidang pendidikan.
Disadari atau tidak, kualitas pendidikan di Indonesia yang dulu dipandang
rendah kini mulai setahap ada peningkatan. Setidaknya ada upaya-upaya serius
dari pemerintah, juga seluruh komponen pendidikan yang terlibat. Meski masih
sering ditemukan kebijakan-kebijakan yang ambigue namun jika kita mengikuti
perkembangan yang ada, ada optimisme pendidikan di Indonesia akan meningkat
kualitasnya. Tenaga pendidik dituntut harus mampu mengembangkan metode
pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik,
guna untuk menngkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Permasalahan yang sering terjadi adalah cara mengajar guru yang masih
tampak belum memanfaatkan kemampuannya secara optimal. Guru saat ini
2
dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang diterapkan. Padahal guru
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam peningkatan hasil belajar peserta
didik bahkan merupakan pusat aktivitas di kelas. Permasalaha lain yang sering
mucul adalah rendahnya kemampuan dan minat peserta didik dalam belajar teknik
revarasi. Kebanyakan peserta didik mengikuti proses pembelajaran hanya sebagai
formalitas untuk mengisi daftar hadir sebagai pertimbangan tenaga pendidik untuk
naik kelas atau naik tingkat. Hal ini mengakibatkan peserta didik menjadi pasif
dalam prsoses pembelajaran. Keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran menjadi minim, hal ini tentu sangat berpengaruh besar terhadap
prestasi belajar peserta didik.
Kurangnya minat dan keaktipan peserta didik dalam proses pembelajaran
dikarenakan oleh pemilihan metode atau model pembelajaran yang salah. Saat ini
guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Tenaga
pendidik masih sering menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.
Tenaga pendidik menjadi pusat sumber informasi pelajaran, dan peserta didik
menjadi pendengar. Metode ini tentu saja mengakibatkan timbulnya rasa jenuh
dan bosan pada peserta didik.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu tenaga pengajar di SMK N 4
Medan, nilai rata-rata peserta didik berdasakan daftar kumpulan nilai (DKN)
masih berada di bawah rata-rata yang ditetapkan oleh Depkdiknas untuk mata
pelajaran produktif yaitu 7,00 (pusat kurikulum balitbang, 2002). KKM yang
ditetapkan Depdiknas dijadikan kriteria ketuntasan minimal (KKM) oleh tenaga
3
didik berdasrkan DKN masih 6,78. Untuk mencapai hal tersebut, maka tenaga
pengajar harus bekerja lebih keras lagi dalam pengembangan model pembelajaran
yang digunnakan. Hal itu ditujukan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik terutama dalam hal praktek. Namun kenyataan di lapangan, tenaga pendidik
masih menggunakan metode atau model pembelajaran yang kurang tepat.
Kenyataan di lapangan peserta didik hanya menghafal konsep dan kurang
mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan
nyata yang berhubungan dengan konsep yang di miliki. Lebih jauh lagi, bahkan
peserta didik kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Berbicara
mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering membuat kita kecewa,
apalagi dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar.
Demikian pula ketika peserta didik sedang belajar praktek, peserta didik tidak
mampu mengerjakan tugas, dengan alasan tidak mengerti apa yang akan
dikerjakan. Pemahaman yang dimaksud ini adalah pemahaman peserta didik
terhadap dasar kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan dengan
kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi baru.
Sebagian peserta didik kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan bagaiman pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan pada situasi
baru (Trianto,2009 : 90)
Hal yang sama juga terjadi sewaktu penulis mengikuti Program
Pengalaman Lapangan (PPL). Misalnya, peserta didik tidak serius menanggapi
apa yang dikatakan pendidik. Hal ini dikarenakan tenaga pendidik masih
4
bermain-main ketika KBM berlangsung dan permisi keluar masuk ruangan untuk
menghindari KBM yang menurut mereka membosankan. Hal ini berpengaruh
besar terhadap hasil belajar peserta didik,dimana peserta didik akan cenderung
menadapat hasil belajar yang buruk.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu model pembelajaran
yang lebih tepat dan menarik. Beberapa peniliti terdahulu mengatakan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah cukup efektif untuk mengatasi hal tersebut.
Peneliti terdahulu yang telah menerapkan Model Pemelajaran Berdasarkan
Masalah adalah :
(1) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rewidah (2014) yang
menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah berbasis
kurikulum 2013untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada materi
pokok ekosistem di SMA N 3 Medan dimana hasil belajar siswa
meningkat sebesar 14,7% dari siklus I ke siklus II
(2) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Resi (2011) yang menggunakan
model pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa
pada materi pokok zat dan wujudnya di kelas VII SMP N 3 Balige
dimana hasil belajar siswa meningkat sebesar 17,5 % dari siklus I ke
siklus II.
(3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2013) yang menerapkan
model pembelajaran masalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
5
X SMA N 1 Sunggal dimana hasil belajar siswa meningkat sebesar
13,4% dari siklus I ke siklus II.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-based Learning), disingkat
PBM, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan
kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan dan
memecahkan masalah.
Menurut Wina Sanjaya dalam Istarani (2012: 34-35) Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah memiliki beberapa kelebihan/keunggulan yaitu :
(1) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran,
(2) dapat menantang kemempuan peserta didik serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik,
(3) dapat meningkatkan pembelajaran peserta didik,
(4) dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan
6
(5) dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan,
(6) dapat mendorong peserta didik untuk melakukan evaluasi sendiri baik
terhadap hasil maupun proses belajarnya,
(7) dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru,
(8) dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mensgaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata,
(9) dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus-menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis perlu melakukan suatu penelitian
dengan menerapan model pembelajaran berdasarkan masalah ini untuk
mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar peserta didik atau untuk lebih
meningkatkan lagi hasil belajar peserta didik dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Materi Pokok Memperbaiki
Sistem Penerima TV Di Kelas XI AV SMK N 4 Medan Tahun Pembelajaran
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Rendahnya kemampuan dan minat peserta didik dalam belajar teknik
revarasi,
2. Kurangnya keterlibatan peserta didik secara langsung dalam aktivitas
belajar mengajar di kelas,
3. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat,
4. Kemampuan mengajarar tenaga pendidik yang tidak optimal.
5. Nilai rata-rata siswa masih dibawah nilai KKM.
6. Ketidak mampuan siswa mengaplikasikan konsep yang diajarkan
disekolah dalam keadaan nyata.
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah, maka dari identifikasi
masalah yang ada, penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning),
2. Subjek penelitian dibatasi pada peserta didik di kelas XI AV SMKN 4
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015,
3. Hasil belajar peserta didik dibatasi hanya pada materi Memperbaiki Sistem
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :
1. Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(Problem-Based Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
didik Pada Materi Memperbaiki Sistem Penerima TV Di Kelas XI AV
SMK N 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok memperbaiki sistem
penerima TV kelas XI AV di SMK N 4 Medan Tahun Pembelajaran
2014/2015?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik khususnya pada
materi memperbaiki sistem penerima TV setelah diajarkan menggunakan
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning)
khususnya pada sisiwa kelas XI AV SMKN 4 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sitematis penerapan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem-Based Learning) pada materi memperbaiki sistem
9
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang di ajarkan dengan menggunaka
model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok
memperbaiki sistem penerima TV,
3. Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan ketuntasan hasil belajar peserta
didik setelah penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah
(Problem-Based Learning) pada materi memperbaiki sistem penerima TV.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru untuk menerapkan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) dalam
pembelajaran di kelas.,
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para tenaga kependidikan dan Departemen
Pendidikan Nasional terhadap peraturan dan kebijakan yang dilaksanakan
pemerintah untuk menjalankan sistem pendidikan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku,
3. Sebagai masukan kepada pihak sekolah, khususnya guru-guru Audio-Vidio
agar dapat memilih pendekatan dan model belajar yang sesuai dalam
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Minat belajar pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN)
dengan menggunakan media pembelajaran packet tracer pada siswa kelas XI
pada siswa kelas XI TKJ SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5 Klambir Lima,
Deli Serdang bidang adalah sebesar rata-rata 96,00 atau meningkat 30% dari
minat awal siswa.
2. Minat belajar pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN)
dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas XI
pada siswa kelas XI TKJ SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5 Klambir Lima,
Deli Serdang bidang adalah sebesar rata-rata 91,00 atau meningkat 24,66%
dari minat awal siswa.
3. Penggunaan media pembelajaran packet Tracer dapat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat belajar siswa SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5
Klambir Lima, Deli Serdang kelas XI TKJ pada mata pelajaran Perancangan
102
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1. Kepada para guru khususnya guru mata pelajaran Perancangan Wide Area
Network (WAN) sebaiknya menerapkan media pembelajaran Packet Tracer
karena dapat meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada materi
melakukan instalasi perangkat jaringan berbasis luas.
2. Kepada guru mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) dapat
menerapkan media pembelajaran Packet Tracer sebagai media pembelajaran
yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti
pelajaran.
3. Kepada guru mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) yang
ingin menerapkan media pembelajaran Packet Tracer supaya bisa
memaksimalkan waktu sebaik mungkin dan persiapan yang matang agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
4. Mengingat keterbatasan penelitian ini maka penulis menyarankan pada
peneliti yang lain agar meneliti hal yang sama pada sekolah-sekolah yang
lain dan juga dengan materi yang berbeda agar dapat dijadikan studi
perbandingan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan
78 BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas XIAV-1 SMK Negei
4 Medan, hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
berdasarkan masalah (Problem Based Learning) mengalami peningkatan yaitu:
1. Model pembelajaran berdasarkan masalah berhasil diterapkan pada
materi pokok memperbaiki sistem penerima TV di kelas XI AV
SMK Negeri 4 Medan dengan 2 siklus pembelajaran.
2. Ketuntasan belajar siswa pada pos test I 55% (11 orang) secara
klasikal siswa belum dikatakan tuntas tetapi pada post test II
terjadi peningkatan dengan nilai 85% (17 orang) dengan nilai
tersebut secara klasikal siswa telah dikatakan lulus.
3. Persentase peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada sub
materi pokok memperbaiki sistem penerima TV setelah diterapkan
model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based
79
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian, maka ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dan disarankan sebagai berikut :
1. Bagi guru produktif hendaknya mengurangi penggunaan metode
ceramah dan mulai menggunakan metode pembelajaran baru seperti
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning ) yang
bertujuan untuk meningkatkan dan menggali hasil belajar siswa
dikelas,
2. Bagi guru hendaknya mempariasikan kelompok siswa dalam kelompok
belajar agar siswa lebih aktip dalam belajar berkelompok.
3. Bagi peneliti selajutnya agar lebih mempariasikan kegiatan dan
aktipitas siswa agar afektipitas dan aktipitas siswa lebih baik dan lebih
aktip dalam pembelajaran,
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneruskan penelitian ini agar
80
DAFTAR PUSTAKA
Amri, sofan, 2013, Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Kuriklum 2013, Bandung : Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Jakarta : Bineka Cipta
,2009, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta : Bumi Aksara
Asrul Sani dkk, 2005, memperbaiki /reparasi televise, Jakarta : Depdiknas
Dasna, I,W, dan Sutrisno, (2007), Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning), http://pbl.htm
Istarani, 2012, 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Mediapersada. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Nana,Sudjana, 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar , Bandung : Kencana
Rusman, 2011, Model – Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
Sanjaya, Wina, 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta : Sinar Baru
Manotar, 2010, Penerapan model pembelajaran berdasarkan massalah untuk meningkatan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 1Percut Sei Tuan. Medan: Unimed.
Meriany, 2010, penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah pada sub materi pokok organ reproduksi manusia di kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan. Medan: Unimed.
Rewidah, 2014, Penerapan model pembelajajaran berdasarkan masalah (problem bassed learning) berbasis kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem kelas X di SMA Negeri 3 Medan. : Unimed.
Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,Jakarta
Sudirman, R. Sani Abdullah, 2012, Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Cita Pustaka