commit to user
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN KOMIK WAYANG
GATOTKACA PUTRA PANDAWA
Diajukan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya
Diploma III Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni Rupa
Oleh :
ANGGA PRASETYAWAN
C9507075
PROGRAM STUDI DIPLOMA III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Konsep Karya Tugas Akhir dengan Judul
PERANCANGAN KOMIK WAYANG
GATOTKACA PUTRA PANDAWA
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pembimbing Tugas Akhir I
Jazuli Abdin Munib, S.Sn
Pembimbing Tugas Akhir II
Anugrah Irfan Ismail, S.Sn NIP. 19750516 200212 1 101 NIP. 19830702 200812 1 003
Mengetahui
Koordinator Tugas Akhir
commit to user PENGESAHAN
Pengantar Karya Tugas Akhir
Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Tugas Akhir
Pada tanggal, ……
Panitia Penguji
Ketua Sidang Tugas Akhir
Hermansyah Muttaqin, S.Sn. (……….) NIP. 19711115 200604 1 001
Sekretaris Sidang Tugas Akhir
Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (……….) NIP. 19790327 200501 1002
Pembimbing Tugas Akhir I
Jazuli Abdin Munib, S.Sn (……….) NIP. 19750516 200212 1 101
Pembimbing Tugas Akhir II
Anugrah Irfan Ismail, S.Sn (……….) NIP. 19830702 200812 1 003
Mengetahui,
Dekan Ketua Program Fakultas Sastra dan Seni Rupa D3 Desain Komunikasi Visual
commit to user
iv
MOTTO
commit to user PERSEMBAHAN
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik dan lancar. Adapun Tugas Akhir yang berjudul “PERANCANGAN KOMIK WAYANG GATOTKACA PUTRA
PANDAWA” ini disusun guna meraih gelar Ahli Madya program D3 Desain
Komunikasi Visual. Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pembuatan Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan juga motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi pantas penulis sampaikan kepada:
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret beserta staff.
2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D selaku Ketua Program D3 Desain Komunikasi Visual
3. Jazuli Abdin Munib, S.Sn, selaku Pembimbing I, terima kasih atas bimbingannya sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
commit to user
5. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku pembimbing Akademik. 6. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku ketua sidang Tugas Akhir. 7. Esty Wulandari,S.Sos, M.Si selaku sekretaris sidang Tugas Akhir.
8. Laksono dan Joko beserta Staff Tata Usaha Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.
Disadari sepenuhnya bahwa karya Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembacanya.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Perancangan ... 3
BAB II IDENTIFIKASI DATA ... 4
A. Data Produk ... 4
B. Target Market dan Target Audience ... 29
commit to user
BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 35
A.Konsep Karya ... 35
B.Konsep Perancangan ... 37
C.Teknik Pelaksanaan ... 93
BAB IV VISUALISASI ... 99
A.Sket Kasar (Thumbnail) ... 99
B.Rekomendasi Desain ... 100
C.Desain Jadi ... 101
BAB V PENUTUP ... 113
A.Kesimpulan... 113
B.Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang masalah
Komik merupakan salah satu penyampaian ide-ide kreatif melalui bentuk gambar dan tulisan yang ada di dalamnya. Komik juga merupakan wujud komunikasi, khususnya media cetak yang sudah berkembang sejak dahulu dan diminati masyarakat. Didalam komik terdapat ide-ide kreatif tentang penggambaran karakter tokoh, jalur cerita, lay out dan pengembangan lainnya yang hendak disampaikan kepada pembaca. Gaya visual yang dipakai sangatlah beragam, namun yang sangat mendominasi saat ini adalah gaya visual manga dan gaya visual superhero Amerika.
Komik adalah bacaan umum di Indonesia, dimana komik sudah tidak lagi menjadi konsumsi anak-anak, namun juga dikonsumsi oleh kalangan remaja bahkan orang dewasa. Komik import yang biasanya buatan Jepang lebih digemari daripada komik buatan lokal. Komik Indonesia biasanya bersifat konvensional, walaupun begitu sekarang sudah banyak para komikus Indonesia yang menawarkan ide dan cerita yang lebih bervariasi walaupun masih dikekang cukup erat dan dibatasi oleh pakem “kebudayaan Indonesia” yang masih menganggap komik untuk anak-anak.
ironis nya komik dengan tema pewayangan masih belum diminati oleh kaum muda, dibandingkan komik asing, karena dianggap ketinggalan jaman. Dalam pengerjaan karya tugas akhir ini, tokoh pewayangan yang dipilih untuk dikomikkan adalah Gatotkaca dengan judul Gatotkaca Putra Pandawa. Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Dalam pewayangan Jawa, Ia dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
Cerita yang mengambil judul komik Gatotkaca sengaja penulis angkat untuk dibuku komikkan, dengan mengambil kisah Gatotkaca dalam cerita wayang Mahabarata yang diceritakan dengan gaya baru dan sedikit dramatisasi sehingga lebih menarik. Penulis mencoba membuat visualisasi gambar yang lebih menarik dan lebih modern dengan setting cerita perpaduan antara masa depan dan masa lampau. Dimaksudkan agar pembaca tidak berasumsi bahwa komik wayang itu kuno dan kurang menarik setelah melihat dari komik yang bertema wayang yang telah ada. Cerita ini diharapkan dapat menarik perhatian para pembaca komik di tanah air, karena masih kurangnya minat masyarakat terhadap komik yang bertema cerita wayang.
commit to user
pembuatan karya Tugas Akhir yang berupa komik ini, penulis berkeinginan untuk memperkaya perbendaharaan komik Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat komik dengan karakter Gatotkaca bernuansa baru yang diharapkan dapat diterima masyarakat penggemar komik lokal?
2. Bagaimana merancang media promosi komik Gatotkaca agar dapat menarik minat pembaca terhadap cerita pewayangan?
C.
Tujuan Perancangan
1. Membuat komik dengan karakter Gatotkaca bernuansa baru yang diharapkan dapat diterima masyarakat penggemar komik lokal.
commit to user
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A.
Data Produk
1. Pengertian Komik
Komik memiliki makna sebagai susunan gambar-gambar yang bercerita dimana teks tertulis diperlakukan sebagai bagian dari gambar, dan bukan sebaliknya. Kesetaraan gambar dan tulisan dalam komik bukanlah pada proporsi, melainkan fungsi dimana tulisan menuliskan yang tidak tergambar dan gambar menggambarkan yang tidak tertulis. Dengan demikian, komik terdiri dari teks tertulis dan teks bergambar. Dalam komik, cerita disusun melalui panel dengan teks tertulis dan teks bergambar yang secara keseluruhan membentuk suatu naratif. Ditinjau dari pengertiannya, komik adalah gambar-gambar serta lambang lain yang terjukstaposisi dengan kata lain berdekatan atau bersebelahan dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dan mancapai tanggapan estetis dari pembacanya (Scott McCloud, 2001: 8-9).
Menurut bahasa Yunani kuno, komik berasal dari kata komikos, bentukan dari kata homos yang artinya bersuka ria atau bercanda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata komik memiliki definisi sebagai cerita bergambar. Sedangkan buku komik adalah buku cerita bergambar atau lembar kertas yang berjilid, berisi cerita bergambar. Namun saat ini definisi yang lebih populer untuk komik adalah gambar yang bercerita, hal ini disebabkan komik terdiri dari panel
commit to user
Menurut pakar komik Amerika, Scott McCloud, dalam bukunya
Understanding Comics memberikan definisi komik secara kompleks. Dimana komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang yang terjukstaposisi dalam urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari pembaca. Scott McCloud juga menambahkan, bahwa gambar adalah informasi yang universal dan dapat diterima oleh semua kalangan, serta tidak diperlukan pendidikan formal untuk dapat mengerti arti dari sebuah gambar. Pesan gambar tersebut bersifat spontan dan mengacu pada pengalaman visual pribadi. Sedangkan tulisan dipahami sebagai informasi, dan diperlukan waktu serta pengetahuan khusus untuk mengetahui simbol abstrak bahasa tersebut.
Menurut Will Eisner, komik adalah suatu cara bertutur, suatu bentuk naratif, yang menjadi suatu bentuk bacaan. Karena komik merupakan peleburan antara gambar dan kata-kata. Artinya, dalam komik yang disebut gambar dan kata-kata tidak terpisahkan, menjadi suatu keutuhan dalam cara berbahasa. Will Eisner juga mengatakan bahwa komik adalah sequential art atau seni bertutur secara berurutan. Yang disusun urutannya adalah panel yang memuat gambar dan kata-kata, yang telah menjadi sebuah ide cerita. Sebagai suatu permainan antara gambar dan kata-kata, komik dapat berbicara secara verbal dan visual sekaligus yang kemudian menjadi suatu bahasa visual.
lingkungannya, gambar benda, dan kata yang hurufnya digambar. Ruang dan waktu dalam penggambaran komik itu unik, dan hanya dapat dicapai oleh media komik itu sendiri. Penggunaan perspektif, sudut pandang, panel, balon cerita, dan narasi dimana semuannya mampu mengungkapkan dunia manusia dalam realitas yang dapat dikenali maupun imajinasi yang menyentak kesadaran (Scott McCloud, 2001).
2. Jenis dan Format Komik
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, hal ini berdampak pada perkembangan teknologi dan kuga mempengaruhi industri komik. Karena semakin berkembangnya jaman, komik terbagi menjadi beberapa jenis dan format yang berbeda-beda, antara lain:
a. Kartun atau Karikatur
Hanya berupa satu tampilan saja, dimana didalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan- tulisan. Biasanya komik tipe kartun ini berjenis humor, kritikan, dan sindiran politik.
b. Komik Strip
commit to user
c. Komik Online atau Webcomic
Komik online adalah komik yang terdapat pada internet. Dengan menyediakan situs web maka para pengunjung atau pembaca dapat menyimak komik. Komik Online bisa dijadikan langkah awal untuk mempublikasikan komik-komik dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding media cetak.
d. Storyboard
Biasanya didalam dunia perfilman maupun periklanan, sebelum melangkah dalam pembuatan film akan lebih mudah berkerjanya bila dibuatkan Rangkaian Ilustrasinya terlebih dahulu, biasanya Rangkaian Ilustrasi ini dibuat dalam bentuk gambar, dan sudah tentu rangkaian ilustrasi gambar tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian yang bisa disebut komik.
e. Komik Novel Grafis
Biasanya isi ceritanya lebih panjang dan kompleks serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.
f. Buku Komik
3. Sejarah Komik Indonesia
Di Indonesia cikal bakal komik banyak dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu dan Islam. Indikasi ditemukannya Gua Leang-Leang, Sulawesi Selatan. Temuan ini berupa gambar babi hutan juga candi-candi sekitar abad ke 18 juga didapati gambar-gambar kuno diatas kertas dengan tinta berwarna yang disertai keterangan teks beraksara Arab dalam bahasa Jawa yang dipakai dalam penyebaran agama Islam.
Di Bali komik di buat di atas daun lontar yang bercerita tentang Ramayana dalam aksara Bali berbahasa Jawa kuno. Di candi Borobudur dan Prambanan terdapat relief yang menceritakan kehidupan spiritual dan kebudayaan pada abad pertengahan, juga kita kenal dalam cerita wayang beber dan wayang kulit yang menjadi kesenian masyarakat Jawa menjadi referensi timbulnya komik di Indonesia.
Sejarah perkembangan komik di Indonesia mengalami pasang surut. Cerita bergambar atau komik pertama kali terbit di Indonesia sejalan dengan munculnya media masa berbahasa Melayu Cina di masa pendudukan Belanda. Cergam Put On karya Kho Wan Gie tahun 1930 diharian Sin Po menceritakan sosok gendut bermata sipit yang melindungi rakyat kecil bercerita Indonesia sebagai tanah kelahirannya. Komik karangannya sangat populer pada masa itu.
commit to user
Indonesia adalah Mencari Putri Hijau karya Nasroen As yang dimuat dalam harian Ratoe Timoer.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 muncul cerita Legenda Roro Mendut gambaran B. Margono, di harian Sinar Matahari Jogjakarta. Setelah Indonesia merdeka, harian Kedaulatan Rakyat memuat komik Pangeran Diponegoro dan Joko Tingkir pada tahun 1948. Cerita yang bertemakan petualangan dan kisah-kisah kepahlawanan yang diangkat dari cerita rakyat sehubungan dengan situasi politik pada masa itu. Buku komik jenis ini banyak bermunculan pada tahun 1952, sebagai contoh Sri Asih dan Sri Dewi tahun 1952 karya R.A Kosasih, Tanglima Najan karya Tino Sidin dan sebagainya.
Pada era 1950 sampai pertengahan 1960 komik Indonesia pernah mengalami suatu masa yang diyakini sebagai masa klasik pada jaman modern, yaitu bentuk komik yang dikenal saat ini. Pada masa itu komik Indonesia berkembang dan menemukan identitas estetik yang merupakan gesekan antara pengaruh budaya barat dengan budaya lokal. Ini adalah sebuah periode keemasan dimana komik Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Pada tahun 1954 dan 1955, komik wayang terbitan pertama muncul, dengan Lahirnya Gatotkatja terbitan Keng Po, Raden Palasara karya Johnlo dan seri panjang Mahabharata karya R.A Kosasih.
Zaldy, Sim dan Mintaraga. Karya Jan Mintaraga yang cukup populer adalah Sebuah Noda Hitam. Komik silat adalah komik yang bertemakan petualangan pendekar ahli silat. Ganes TH spesialis dalam jenis komik ini, karya-karyanya antara lain Si Buta dari Gua Hantu, Siluman Serigala Putih, Tuan Tanah Kedaung dan Si Djampang. Selain tiu juga ada Panji tengkorak karya Hans Jaladara, Godam karya Wid NS dan Gundala karya Hasmi.
Menjelang tahun 1980 sampai 1994 mulai jarang ditemukan komik baru karya anak bangsa. Hal ini disebabkan komik terjemahan dari Eropa, Amerika dan Jepang semakin gencar menyerbu Indonesia. Komik Indonesia kalah dalam bersaing dengan komik terjemahan luar negeri, hal ini dikarenakan komikus lokal saat itu tidak siap bersaing dengan komikus luar. Dari segi perkembangan tema dan seni grafis, komik luar jauh lebih unggul dengan lay out halaman yang inovatif. Selain itu tema-tema komik luar negeri sangatlah luas dan beraneka ragam. Kelemahan itulah yang membuat komik Indonesia secara perlahan mulai kurang mendapat perhatian generasi muda Indonesia yang menyukai hal-hal yang bersifat kreatif dan inovasi baru yang dinamis.
commit to user
Pada tahun 1995 sampai sekarang, dunia komik Indonesia mulai bangkit kembali secara perlahan, dengan mulai munculnya para komikus yang menerbitkan karyanya melalui penerbit komik besar seperti Elex media Komputindo, Gramedia Majalah, M&C dan Mizan yang umumnya mempunyai jaringan manajemen dan distribusi yang kuat dan profesional.
4. Wayang
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar. Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali.
Kata wayang diduga berasal dari kata “wewayangan” yang artinya
bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pagelaran wayang kulit yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas dalang yang memainkan wayang, dan penonton di balik kelir itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir ( Ensiklopedia wayang Indonesia 1408 ).
rendah suara, bahasa, dan ekspresi-ekspresinya) juga mengikuti tradisi yang amat tua, dan (e) desain teknis, gaya susunan lakon-lakon juga bersifat atau berkhas Jawa.
Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabarata dan Ramayana. Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.
Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi (Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang
Golek)".
commit to user
dari aslinya. Sejak jaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah tokoh wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berasal dari Nabi Adam. Silsilah ini terus berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa.
Jenis-jenis wayang yang ada di Indonesia ada puluhan jumlahnya, namun yang terpenting diantaranya adalah:
a. Wayang Beber
Wayang Beber berupa selembar kertas atau kain berukuran sekitar 80 cm x 12 meter yang digambar dengan beberapa adegan lakon wayang tertentu. Satu gulung wayang beber biasanya terdiri atas 16 adegan. Pada saat pagelaran, bagian gambar yang menampilkan adegan lakon itu dibuka dari gulungannya dan sang dalang menceritakan kisah yang terlukis dalam setiap adegan itu. Wayang Beber pada umumnya menceritakan lakon-lakon yang diambil dari kisah Panji.
b. Wayang Gedog
c. Wayang Golek Sunda
Menggunakan wayang berbentuk boneka-boneka kecil, dengan semacam cempurit (kerangka penguat yang membuat wayang kaku) untuk pegangan wayang Ki Dalang. Sama dengan wayang kulit purwa, wayang
golek sunda pun menggunakan induk cerita dari serial Ramayana dan Mahabarata. Wayang golek sunda tidak menggunakan kelir sehingga penonton dapat langsung melihat tokoh wayang yang diperagakan Ki Dalang. Jenis wayang ini tersebar hampir di seluruh Jawa Barat.
d. Wayang Golek Menak
Disebut juga Wayang Tengul dengan peraga berbentuk boneka kecil. Wayang ini diciptakan oleh Ki Trunodipuro, seorang dalang dari Baturetno, Surakarta, pada jaman pemerintahan Mangkunegara VII. Induk ceritanya bukan kitab Ramayana dan Mahabarata, melainkan kitab Menak. Latar belakang cerita Menak adalah negeri Arab pada masa perjuangan Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam.
e. Wayang Klitik
commit to user
f. Wayang Krucil
Sering dianggap sama dengan wayang Klitik. Anggapan ini disebabkan karena wayang krucil juga terbuat dari kayu pipih. Yang berbeda benar adalah induk cerita yang diambil untuk lakon-lakonnya. Wayang Krucil mengambil lakon dari cerita Panji, bukan dari Ramayana atau Mahabarata.
g. Wayang Kulit Purwa
Merupakan jenis wayang yang paling populer di masyarakat sampai saat ini. Wayang Kulit Purwa mengambil cerita dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Peraga wayang yang dimainkan oleh seorang dalang terbuat dari lembaran kulit kerbau (atau sapi) yang dipahat menurut bentuk tokoh wayang yang kemudian disungging dengan warna-warni yang mencerminkan perlambang karakter dari sang tokoh. Agar lembaran
wayang itu tidak lemas, digunakan „kerangka penguat‟ dari tanduk kerbau,
yang disebut cempurit.
h. Wayang Orang
pemainnya terdiri atas abdi dalem kraton. Untuk pertama kalinya Wayang Orang dipentaskan pada tahun 1760.
i. Wayang Suluh
Termasuk wayang modern yang tercipta pada jaman kemerdekaan. Wayang ini diciptakan sebagai media penerangan mengenai sejarah perjuangan bangsa. Karena itu, diantara tokoh wayangnya antara lain terdapat Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, Sjahrir dan Jendral Sudirman.
j. Wayang Wahyu
Mempunyai bentuk peraga wayang terbuat dari kulit, tapi corak tatahan dan sunggingannya mengarah naturalistik. Wayang ini mengambil lakon dari cerita Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dan dipergelarkan oleh orang-orang Katolik dengan pengantar bahasa Jawa. Lakonnya antara lain adalah Samson dan Delilah, serta Daud dan Goliath. Pergelaran wayang Wahyu hampir serupa dengan wayang kulit Purwa.
k. Wayang Kancil
commit to user
l. Wayang Potehi
Sebenarnya adalah teater boneka Cina dan bukan wayang. Pertunjukan boneka ini dulu biasa dipergelarkan di kota-kota besar di Indonesia, di dalam Klenteng atau pasar malam. Kisah-kisah Cina yang dipergelarkan antara lain Sie Jin Kui, Sun Go Kong, Sam Pek Eng Tay. Pertunjukan ini diiringi oleh alat-alat musik Cina.
m. Wayang Kedek
Adalah nama wayang kelantan, Malaysia. Menurut J. Cuisinier wayang Kelantan berasal dari Jawa dengan alasan bahwa repertoarnya dari Mahabarata versi Jawa dan siklus Panji. Menurut Van Stein Callenfels bahwa wayang Kelantan berasal dari Jawa, lalu dibawa ke Thiland dan Kamboja. Wayang kulit Tailand dibawa ke Klantan sehingga keduannya memiliki bentuk wayang yang serupa.
5. Gatotkaca
Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
Ilustrasi Wayang Gatotkaca
commit to user
Gatotkaca Dalam Bentuk Wayang Golek
Gatotkaca Dalam Lakon Wayang Orang
a. Asal-Usul dan Arti Nama Gatotkaca
ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.
b. Kelahiran Gatotkaca
Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. Arjuna (adik Bimasena) pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong nasib keponakannya itu. Namun pada saat yang sama Karna, panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka.
Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Arjuna lalu mengejar Karna untuk merebut senjata Konta.
commit to user
pembungkus pusaka tersebut. Namun sarung pusaka Konta terbuat dari Kayu Mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka.
Akan tetapi keajaiban terjadi. Kayu Mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Namun ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.
c. Gatotkaca Menjadi Jago Dewa
Versi pewayangan Jawa melanjutkan, Tetuka kemudian dipinjam Narada untuk dibawa ke kahyangan yang saat itu sedang diserang musuh bernama Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Ia diutus rajanya yang bernama Kalapracona untuk melamar bidadari bernama Batari Supraba. Bayi Tetuka dihadapkan sebagai lawan Sekipu. Anehnya, semakin dihajar bukannya mati, Tetuka justru semakin kuat.
Dengan kehendak dewa, bayi Gatotkaca itu dimasak sebagai bubur dan diisi segala kesaktian, karena itu Gatotkaca berurat kawat, bertulang besi, berdarah gala-gala dan dapat terbang diawan serta duduk diatas awan yang melintang. Kecepatan Gatotkaca pada saat terbang diawan seperti kilat, liar bagaikan halilintar (Hardjowirogo, 1952).
Tetuka kemudian bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya menggunakan gigitan taringnya. Kresna dan para Pandawa saat itu datang menyusul ke kahyangan. Kresna kemudian memotong taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum raksasa.
Batara Guru raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka, yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma untuk dipakai Tetuka, yang sejak saat itu diganti namanya menjadi Gatotkaca. Dengan mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang secepat kilat menuju Kerajaan Trabelasuket dan membunuh Kalapracona.
d. Perkawinan Gatotkaca
commit to user
Dalam versi pewayangan Jawa, Gatotkaca menikah dengan sepupunya, yaitu Pregiwa putri Arjuna. Ia berhasil menikahi Pregiwa setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan saingannya, bernama Laksmana Mandrakumara putra Duryudana dari keluarga Korawa.
Dari perkawinan Gatotkaca dengan Pregiwa lahir seorang putra bernama Sasikirana. Ia menjadi panglima perang Kerajaan Hastina pada masa pemerintahan Parikesit, putra Abimanyu atau cucu Arjuna.
Versi lain mengisahkan, Gatotkaca memiliki dua orang istri lagi selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati. Dari keduanya masing-masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena.
e. Gatotkaca Menjadi Raja Pringgadani
Gatotkaca versi Jawa adalah manusia setengah raksasa, namun bukan raksasa hutan. Ibunya adalah Arimbi putri Prabu Tremboko dari Kerajaan Pringgadani. Tremboko tewas di tangan Pandu ayah para Pandawa akibat adu domba yang dilancarkan Sangkuni. Ia kemudian digantikan oleh anak sulungnya yang bernama Arimba.
Arimbi memiliki lima orang adik bernama Brajadenta, Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, dan Kalabendana. Brajadenta diangkat sebagai patih dan diberi tempat tinggal di Kasatrian Glagahtinunu. Sangkuni dari Kerajaan Hastina datang menghasut Brajadenta bahwa takhta Pringgadani seharusnya menjadi miliknya bukan milik Gatotkaca.
Akibat hasutan tersebut, Brajadenta pun memberontak hendak merebut takhta dari tangan Gatotkaca yang baru saja dilantik sebagai raja. Brajamusti yang memihak Gatotkaca bertarung menghadapi kakaknya itu. Kedua raksasa kembar tersebut pun tewas bersama. Roh keduanya kemudian menyusup masing-masing ke dalam telapak tangan Gatotkaca kiri dan kanan, sehingga manambah kesaktian keponakan mereka tersebut. Setelah peristiwa itu Gatotkaca mengangkat Brajalamadan sebagai patih baru, bergelar Patih Prabakiswa.
f. Kematian Gatotkaca Versi Mahabharata
Kematian Gatotkaca terdapat dalam buku ketujuh Mahabharata
commit to user
Versi Mahabharata mengisahkan, Gatotkaca sebagai seorang raksasa memiliki kekuatan luar biasa terutama pada malam hari. Setelah kematian Jayadrata di tangan Arjuna, pertempuran seharusnya dihentikan untuk sementara karena senja telah tiba. Namun Gatotkaca menghadang pasukan Korawa kembali ke perkemahan mereka.
Pertempuran pun berlanjut. Semakin malam kesaktian Gatotkaca semakin meningkat. Prajurit Korawa semakin berkurang jumlahnya karena banyak yang mati di tangannya. Seorang sekutu Korawa dari bangsa
rakshasa bernama Alambusa maju menghadapinya. Gatotkaca menghajarnya dengan kejam karena Alambusa telah membunuh sepupunya, yaitu Irawan putra Arjuna pada pertempuran hari kedelapan. Tubuh Alambusa ditangkap dan dibawa terbang tinggi, kemudian dibanting ke tanah sampai hancur berantakan.
Duryodana pemimpin Korawa merasa ngeri melihat keganasan Gatotkaca. Ia memaksa Karna menggunakan senjata pusaka pemberian Dewa Indra yang bernama Shakti untuk membunuh rakshasa itu. Semula Karna menolak karena pusaka tersebut hanya bisa digunakan sekali saja dan akan dipergunakannya untuk membunuh Arjuna. Namun karena terus didesak, Karna terpaksa melemparkan pusakanya menembus dada Gatotkaca.
Dalam keadaan sekarat, Gatotkaca melaksanakan perintah ayahnya. Tubuhnya membesar sampai ukuran maksimal dan kemudian roboh menimpa ribuan prajurit Korawa.
Pandawa sangat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca. Dalam barisan Pandawa hanya Kresna yang tersenyum melihat kematian Gatotkaca. Ia gembira karena Karna telah kehilangan pusaka andalannya sehingga nyawa Arjuna dapat dikatakan relatif aman.
g. Kematian Gatotkaca Versi jawa
Perang di Kurukshetra dalam pewayangan Jawa biasa disebut dengan nama Baratayuda. Kisahnya diadaptasi dan dikembangkan dari naskah Kakawin Bharatayuddha yang ditulis tahun 1157 pada zaman Kerajaan Kadiri.
commit to user
cemburu. Abimanyu terpaksa bersumpah jika benar dirinya telah beristri selain Utari, maka kelak ia akan mati dikeroyok musuh.
Kalabendana kemudian menemui Gatotkaca untuk melaporkan sikap Abimanyu. Namun Gatotkaca justru memarahi Kalabendana yang dianggapnya lancang mencampuri urusan rumah tangga sepupunya itu. Karena terlalu emosi, Gatotkaca sampai memukul kepala Kalabendana. Mekipun perbuatan tersebut dilakukan tanpa sengaja, namun pamannya itu tewas seketika.
Sosok Gatotkaca (kiri) dan Abimanyu (sedang memanah) dalam sebuah lukisan tradisional dari Maharashtra, dibuat sekitar abad ke-19.
juga. Karna pun terpaksa berangkat meskipun hal itu melanggar peraturan perang.
Mendengar para Korawa melancarkan serangan malam, pihak Pandawa pun mengirim Gatotkaca untuk menghadang. Gatotkaca sengaja dipilih kaarena Kotang Antrakusuma yang ia pakai mampu memancarkan cahaya terang benderang. Pertempuran malam itu berlangsung mengerikan. Gatotkaca berhasil menewaskan sekutu Korawa yang bernama Lembusa. Namun ia sendiri kehilangan kedua pamannya, yaitu Brajalamadan dan Brajawikalpa yang tewas bersama musuh-musuh mereka, bernama Lembusura dan Lembusana.
Gatotkaca akhirnya berhadapan dengan Karna, pemilik senjata Kontawijaya. Ia pun menciptakan kembaran dirinya sebanyak seribu orang sehingga membuat Karna merasa kebingungan. Atas petunjuk ayahnya, yaitu Batara Surya, Karna berhasil menemukan Gatotkaca yang asli. Ia pun melepaskan senjata Konta ke arah Gatotkaca.
Gatotkaca mencoba menghindar dengan cara terbang setinggi-tingginya. Namun arwah Kalabendana tiba-tiba muncul menangkap Kontawijaya sambil menyampaikan berita dari kahyangan bahwa ajal Gatotkaca telah ditetapkan malam itu.
commit to user
senjata Konta. Pusaka itu pun musnah bersatu dengan sarungnya, yaitu kayu Mastaba yang masih tersimpan di dalam perut Gatotkaca.
Gatotkaca telah tewas seketika. Arwah Kalabendana kemudian melemparkan mayatnya ke arah Karna. Karna berhasil melompat sehingga lolos dari maut. Namun keretanya hancur berkeping-keping tertimpa tubuh Gatotkaca yang meluncur kencang dari angkasa. Akibatnya, pecahan kereta tersebut melesat ke segala arah dan menewaskan para prajurit Korawa yang berada di sekitarnya. Tidak terhitung banyaknya berapa jumlah mereka yang mati.
B.
Target Market dan Target Audience
Komik di Indonesia saat ini sangat digemari oleh semua kalangan sebagai media hiburan dan edukasi, mulai dari anak-anak sampai dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam perancangan ini, sasaran utama pasar komik yang ada adalah remaja Indonesia. Dimana remaja Indonesia memiliki peranan penting dalam perkembangan buku komik lokal di pangsa pasar. Agar dapat menentukan sasaran dengan tepat, terlebih dahulu menentukan klasifikasi dari masyarakat. Klasifikasi dari masyarakat yang menjadi target market sekaligus target audience
komik di Indonesia antara lain dibedakan menjadi : 1. Primer
a. Demografis
1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
3) Pendidikan : SMP – SMA
b. Geografis : Tersebar di wilayah pulau Jawa terutama di Surakarta dan Yogyakarta
c. Psikografis : Penggemar komik lokal 2. Sekunder
a. Demografis
1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
2) Golongan Usia : 8 th – 12 th dan 19 th – 25 th
3) Pendidikan : SD dan Perguruan Tinggi - Pegawai
b. Geografis : Tersebar di wilayah pulau Jawa terutama di Surakarta dan Yogyakarta
c. Psikografis : Masyarakat yang memiliki minat tinggi dalam membaca komik, dan menyukai hal-hal baru yang unik.
C.
Komparasi
Komparasi adalah produk pembanding dari perancangan komik yang akan dibuat, yang memiliki kesamaan, baik secara visual maupun penyajian serta tema isinya. Adapun komparasi komik buku yang menjadi acuan dan kajian dalam perancangan komik ini, yaitu yang mempunyai kesamaan dalam hal tema.
1. Garudayana
commit to user
c. Format Komik : Komik Buku d. Ukuran Komik : 112 x 176 mm
e. Gaya Gambar : Manga (gaya komik Jepang) f. Visualisasi : - Cover dan back cover full color
- Halaman isi hitam putih g. Pengarang Cerita : Is Yuniarto
h. Penerbit : m&c!
Garudayana bercerita tentang petualangan Kinara seorang pemburu harta karun. Pada suatu hari di lembah para Batara, ia menemukan sebuah telur, yang merupakan telur garuda terakhir. Namun, ternyata telur itu adalah milik Shura yang menyimpannya selama 100 tahun untuk dimakan. Kemudian, petualangan Kinara bersama Garuda kecil pun dimulai. Tentunya tidak akan mudah, sebab banyak ksatria maupun raksasa yang mengincar sang Garuda.
Meskipun semua tokohnya kecuali Kinara adalah tokoh-tokoh perwayangan, tapi ceritanya sangat orisinil Dan tidak seperti kebanyakan karya dalam negri yang artworknya berantakan, karya ini memiliki artwork cukup bagus yang memiliki ciri khusus yaitu batik. Komik ini sudah memperhatikan banyak hal yang selama ini luput dari perhatian komikus lokal kita umumnya seperti membangun momentum cerita, perspektif, proporsi, komposisi, pembahasaan gambar dan garis, pencahayaan dan sebagainya. Begitu pula utk art dan setting -karakterisasi yg berbasis budaya Indonesia disampaikan dengan sangat menarik
Kelemahan komik ini adalah penyajian visualnya yang mengikuti gaya manga, namun walaupun begitu ditutup dengan setting serta desain karakter yang menarik, serta tidak meninggalkan ciri khusus budaya Indonesia, yaitu batik.
2. Mahabharata
commit to user
e. Gaya Gambar : Gaya gambar komik klasik f. Visualisasi : - Cover dan back cover full color
- Halaman isi hitam putih g. Pengarang Cerita : R. A. Kosasih
h. Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Komik karangan R. A. Kosasih ini menceritakan kisah dari wayang – wayang Mahabharata. Komik ini mengisahkan kehidupan pandawa dan kurawa dari kelahirannnya hingga dewasa, dan masing-masing diceritakan secara tersendiri.
Komik ini merupakan cetakan kedua dari terbitan yang pertama pada tahun 1950an. Desain cover dan penulisan ejaan bahasa disesuaikan dengan tata bahasa yang baru. Dimana pada cetakan pertama ejaan bahasanya menggunakan yang lama.
Dalam buku ini banyak mengajarkan nilai-nilai baik dan buruk secara hitam-putih. Unsur seperti laga dan drama dipadukan dengan cukup menarik. Mungkin buku ini ditujukan untuk pembaca dari segala usia, yang waktu itu memang disukai pula oleh anak-anak. Selain itu ada nilai-nilai manusiawi yang terkandung di dalamnya, bukan hanya nilai-nilai yang terkesan untuk manusia setengah dewa.
commit to user membaca komik bisa dikatakan sebagai sesuatu yang santai. Sebuah komik pasti dirancang sebisa mungkin agar dapat dinikmati dan dipahami tanpa beban mental, walaupun diolah serumit apapun bentuknya. Komik seperti halnya sebuah film, memiliki genre dan tingkatan bacaan untuk siapa komik tersebut diperuntukan.
Penulis merancang komik buku Gatotkaca Putra Pandawa dengan sasaran pembacanya adalah remaja, dimana dunia remaja penuh dengan sesuatu yang dinamis, unik dan terkadang rumit. Penulis berusaha menyatukan aspek-aspek tersebut kedalam sebuah komik dengan alur cerita yang cerdas, karakter yang variatif serta dialog dan narasi yang disesuaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan akrab ditelinga remaja.
di Indonesia yang sudah terbiasa membaca komik buku terjemahan buatan luar Indonesia.
Unique Selling Point dari perancangan komik Gatotkaca Putra Pandawa ini adalah unsur budaya yang terinspirasi dari kisah Gatotkaca yang merupakan tokoh pewayangan populer di Indonesia. Komik ini dirancang dengan mengadaptasi langsung cerita wayang Gatotkaca. Namun disini penulis akan merubah gaya penceritaannya secara lebih modern dengan tidak merubah alur inti dari kisah aslinya. Selain itu juga penggambaran karakter wayang yang berbeda dari biasanya sesuai setting yang dibuat lebih modern. Visualisasi dalam komik ini akan menerapkan gaya manga karena banyak disukai oleh segala jenis pembaca remaja dan untuk mendukung adanya identifikasi pembaca terhadap karakter komik agar para pembaca dapat dengan mudah menerima gagasan dan pesan dari cerita komik ini.
Proses penciptaan komik tidaklah semudah yang dibayangkan. Mulai dari pencarian ide sebagai gagasan awal sampai menyatukan rentetan alur cerita hingga akhirnya menjadi komik memerlukan proses yang panjang. Dengan kemampuan dan dana yang terbatas setidaknya penulis dapat menemukan teknik produksi tersendiri yang disesuaikan. Walaupun sekiranya kualitas komik yang penulis rancang masih sangat jauh dibanding komik Amerika dan komik Jepang.
commit to user
sudah ditetapkan dan juga dapat meningkatkan penjualan komik dengan visualisasi dan promosi yang mampu menarik konsumen.
B.
Konsep Perancangan
1. Konsep Perancangan Buku Komik
Karya Tugas Akhir ini adalah buku komik. Komik pada saat ini sangat digemari oleh semua kalangan sebagai media hiburan dan edukasi di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dewasa/orang tua, baik laki-laki maupun perempuan. Buku komik Gatotkaca Putra Pandawa diharapkan dapat ikut meramaikan suasana perkomikan Indonesia dan berkompetisi dengan komik-komik impor yang telah menjamur.
Berdasarkan tinjauan umum pada buku komik yang beredar di Indonesia serta analisa bentuk pada komik yang memiliki daya tarik, maka komik Gatotkaca Putra Pandawa yang dibuat dengan unsur-unsur sebagai berikut :
a. Tema Cerita
Komik ini mengangkat tema cerita tentang kehidupan seorang anak keturunan Bima bernama Gatotkaca. Jika dalam kisah asli Gatotkaca dalam pewayangan setting dunianya berupa kerajaan modern, pegunungan dan hutan-hutan, kali ini penulis mencoba mengambil setting dunia
Gaya perancangan komik ini adalah gaya penyampaian gagasan cerita yang dapat diikuti pembaca melalui perjalanan hidup karakter tokoh utama. Alur cerita sebagian besar merupakan alur cerita lurus untuk membawa pikiran pembaca memahami isi cerita dengan baik dan hanya sebagian kecil menggunakan alur balik, digunakan untuk menjelaskan keberadaan karakter tokoh komik secara logis.
b. Sasaran Pembaca
Rancangan buku komik ini ini dibuat dengan sasaran pembaca, yaitu : 1) Primer
a) Demografis
(1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
(2) Golongan Usia : Remaja usia 13 th – 18 th (3) Pendidikan : SMP – SMA
b) Geografis : Tersebar di wilayah pulau Jawa terutama di Surakarta dan Yogyakarta
c) Psikografis : Penggemar komik lokal 2) Sekunder
a) Demografis
(1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
(2) Golongan Usia : 8 th – 12 th dan 19 th – 25 th
(3) Pendidikan : SD dan Perguruan Tinggi - Pegawai
commit to user
c) Psikografis : Masyarakat yang memiliki minat tinggi
dalam membaca komik, dan menyukai hal-hal baru yang unik.
c. Fungsi
Fungsi komik dalam perancangan ini adalah sebagai media hiburan dan sebagai media penyampaian gagasan perancang untuk para pembaca.
d. Format Komik
Format komik Gatotkaca Putra Pandawa adalah komik buku ukuran 13,5 x 18,5 cm dengan 75 halaman. Tampilan cover dan back cover full colour, dengan halaman isi grayscale. Pemilihan format tersebut karena pertimbangan ekonomi dan pasar.
e. Balon Kata dan Spesial Efek
Balon Kata dan special efek berpedoman pada aturan yang berlaku pada buku komik.
f. Visualisasi Gambar 1) Teknik Gambar
2) Stilasi dan Distorsi Bentuk Figur
Gaya gambar jenis manga atau gaya komik Jepang. Alasan utama menggunakan gaya gambar manga adalah untuk medapatkan identifikasi pembaca terhadap salah satu karakter tokoh komik dan merambah pasaran komik yang sekarang banyak menggemari gaya komik Jepang.
3) Desain Asesoris
Desain aksesoris berupa kostum, aksesoris dan sebagainya. Desain menyesuaikan dengan tema cerita dan tentu saja sesuai dengan imajinasi penulis. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.
4) Desain Linkungan Alam, Peradaban dan Perilaku Masyarakat
Desain lingkungan bisa berupa kota dengan menara-menara tinggi yang dipenuhi besi dan kabel-kabel yang malang melintang, pegunungan yang dihuni berbagai macam makhluk menyeramkan dan sebagainya sesuai dengan tema cerita dan tentu saja sesuai dengan imajinasi dari penulis. Sedangkan untuk peradaban masyarakat sama dengan keadaan setting dan tema yang diangkat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.
5) Teknik Komunikasi dan Persuasi Lewat Gambar a) Pilihan Momen
Pilihan momen menggunakan lima transisi panel ke panel antara lain
commit to user
(2) Aksi ke Aksi
Sebuah subyek (orang ,obyek,dsb..) tunggal dalam sebuah rangkaian
(3) Subyek ke Subyek
Serangkaian perubahan subyek dalam lokasi yang sama (4) Lokasi ke Lokasi
Transisi melintasi jarak waktu dan/atau ruang yang sangat berbeda (5) Aspek ke Aspek
Transisisi dari satu aspek sebuah tempat, gagasan atau suasana hati ke aspek lain.
b) Pilihan Bingkai
Perancangan pilahan bingkai dalam komik ini mayoritas menggunakan panel berbentuk segi empat, namun juga mempertimbangkan perancangan desain panel yang variatif agar mampu menunjukkan berbagai suasana. Dalam hal ini disesuaikan dengan adegan tiap panel dalam cerita komik. Jenis sudut pandang yang digunakan adalah : long shot, close up, close shot, medium shot, bird’s eye, frog’s eye, zoom in untuk menggambarkan adegan
percakapan, perkelahian, dramatisasi, suasana dan sebagainya.
c) Pilihan Citra
Pilihan gaya citra yang dipilih pada komik ini adalah gaya manga realis, untuk memudahkan identifikasi pembaca pada karakter dan gaya ini cenderung disukai oleh pembaca buku komik di Indonesia. Beberapa halaman menggunakan stilasi ekstrim untuk menekankan suasana hati pada setiap momen dalam cerita.
d) Pilihan Kata
Pada komik yang penulis rancang menggunakan beberapa gabungan kata/gambar,antara lain: kata-spesifik, gambar-spesifik, duo-spesifik, berpotongan, dan independent (saling bergantung). Yang bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan, percakapan dan suara secara jelas dan persuasive serta menyatu dengan citra. Penggunaan bahasa adalah bahasa Indonesia.
e) Pilihan Alur
commit to user
f) Pesan Komik
Dalam perancangan komik ini mengandung berbagai pesan yang berkaitan dengan kehidupan seperti kepahlawanan, kesetiaan, keberanian, dan kejujuran.
g. Sinopsis
Alkisah dimana manusia, teknologi dan kekuatan supranatural sudah tanpa batasan lagi, tersebutlah sebuah negara bernama Hastina. Negara Hastina yang sebelumnya dipimpin oleh seorang yang bijaksana, telah dikuasai oleh seorang yang kejam dan korup dari sebuah kelompok separatis bernama Korawa.
Pemerintahan yang kejam oleh penguasa Hastina membuat beberapa orang ingin menjatuhkannya. Beberapa orang tersebut membentuk kelompok revolusi dengan nama Pandawa. Kelompok revolusi itu dipimpin oleh lima orang bersaudara. Ketika perlawanan revolusi akan dimulai, seorang anak yang merupakan darah daging Bima salah seorang pemimpin terkuat Pandawa dipilih oleh utusan Jawata.
1) Pembagian Halaman
Hal 1 : Halaman Judul dan Nama Pengarang Hal 2 : Halaman Pembuka
Hal 3&4 : Halaman Prolouge
2) Storyline
Hal 5 : Chapter 1 (Hari Penjemputan) Hal 6 : Panel 1: Suasana hembusan angin
Panel 2: Seseorang memakai jubah menutupi wajah terlihat dari belakang
Panel 3: Dari atas terlihat seseorang itu memakai jubah yang lusuh dan sobek, ia berdiri ditengah hembusan angin kencang
Panel 4: Nampak wajah seseorang diantara kabut tebal, dan dia mengatakan kalau dia melihat sesuatu
Hal 7 : Panel 1: Rekannya mengatakan kalau dia juga melihatnya. Rekannya hanya tampak mulutnya saja dalam gelap
Panel 2: Dari depan orang berjubah terlihat bayangan beberapa orang yang berjalan mendekat Panel 3: Setelah hembusan angin debu sedikit mereda,
commit to user
Hal 8 : Panel 1: Si anjing terlihat menggonggong dengan keras Panel 2: Seorang prajurit yang berbadan tambun
menanyakan kepada rekannya, kenapa dengan anjing itu. Rekannya yang memegang tali pengikat anjing itu menjawab kalau anjingnya Nampak lapar
Panel 3: Akhirnya prajurit itu pun melepas anjingnya. Anjing itu langsung berlari kearah pria berjubah itu
Panel 4: Dari samping tampak close up anjing itu yang melompat kearah pria itu, gigi-giginya yang tajam siap memakannya
Panel 5: Sekilas terlihat ada bom yang menempel dikaki orang yang diterkam anjing itu
Panel 6: Prajurit yang memakai topeng terlihat bertanya-tanya
Hal 9 : Panel 1: Tiba-tiba tubuh pria itu meledak
Panel 2: Anjing itu terpental dan jatuh tersungkur ditanah Panel 3: Terlihat sebuah kepala boneka dari kayu
terjatuh ditanah
Panel 5: Prajurit yang tambun meminta semuanya waspada
Hal 10&11 : Panel 1: Bayangan seseorang muncul dibelakang salah satu prajurit yang bertopeng
Panel 2: Tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram muka prajurit bertopeng itu
Panel 3: Sosok asing itu membenamkan wajah prajurit itu dengan keras ke tanah
Panel 4: Close up wajah prajurit Korawa yang terlihat remuk setelah dihantamkan ke tanah
Panel 5: Close up wajah sosok asing yang menyerang, masih misterius
Panel 5: Close up wajah salah satu prajurit yang kurus Panel 6: Close up prajurit tambun yang nampak geram
Hal 12 : Panel 1: Prajurit yang berbadan tambun itu mencoba menyerang orang asing itu dari belakang Panel 2: Namun sebelum prajurit itu menyentuhnya,
orang asing itu mengayunkan tangan kirinya kearah lengan prajurit itu dengan cepat
commit to user
Panel 4: Close up mata orang asing yang menatap kearah prajurit Korawa itu
Panel 5: Secepat kilat orang asing itu melumpuhkan prajurit Korawa itu dengan serangannya yang mematikan
Hal 13 : Panel 1: Nampak wajah prajurit Korawa yang sudah tak berdaya
Panel 2: Prajurit tambun itu jatuh ke tanah, disaat yang sama orang asing itu membuka tudung yang menutupi wajahnya
Panel 3: Ketika tudung terbuka, wajahnya terlihat. Ia adalah Bima, salah satu dari Pandawa 5. Bima bergumam kalau prajurit yang ia lumpuhkan adalah cecunguk Kurawa yang lemah
Hal 14 : Panel 1: Seorang prajurit yang kurus mengarahkan senjatanya ke Bima
Panel 2: Prajurit itu mengancam akan membunuh Bima. Ia berkata dengan sedikit ketakutan Panel 3: Tiba-tiba sesuatu menembus badan prajurit
itu
Panel 5: Tak lama seseorang memanggil Bima
Hal 15 : Panel 1: Orang yang memanggil Bimasena itu adalah Arjuna. Salah satu Pandawa 5 dan juga adik Bima. Ia datang bersama beberapa pasukannya
Panel 2: Bima terlihat cuek
Panel 3: Arjuna berkata kalau cara Bima melumpuhkan musuh sangat kejam
Panel 4: Salah seorang prajurit Pandawa melapor pada Arjuna bahwa ada sebuah panggilan dari markas
Hal 16 : Panel 1: Arjuna menanyakan ada apa
Panel 2: Prajurit Pandawa itu mengatakan kalau sang pemimpin meminta Bima dan Arjuna kembali kemarkas segera
Panel 3: Bima bertanya ada apa, sementara prajurit yang membawa pesan itu menjawab tidak tahu
commit to user
Panel 5: Arjuna mengajak Bima untuk segera berangkat kemarkas
Panel 6: Kemudian Arjuna meminta kepada prajurit Pandawa yang ada disitu untuk menjaga wilayah-wilayah musuh yang telah dilumpuhkan. Namun dibalik percakapan mereka, ternyata ada seorang misterius yang mengintai
Hal 17 : Panel 1: Sebuah tebing yang tinggi
Panel 2: Suasana didalam markas Pandawa
Hal 18 : Panel 1: Bima dan Arjuna berjalan bersama sambil berbincang, nampak juga ada seorang prajurit Pandawa yang memberi hormat kepada mereka berdua
Panel 2: Bima dan Arjuna masih berbincang sambil memasuki sebuah ruangan, disitu pula ada seorang prajurit yang mempersilahkan mereka masuk
Hal 19 : Panel 1: Orang itu adalah Yudisthira. Ia menjawab pertanyaan Bima. Ia juga menanyakan bagaimana kondisi diluar.
Panel 2: Bima menjelaskan kondisi diluar, kemudian ia bertanya kenapa ia dan Arjuna dipanggil kembali ke markas Panel 3: Yudisthira berkata bahwa ada seseorang
yang ingin bertemu dengan Bima
Hal 20 : Panel 1: Arjuna berkata mungkin saja itu orang penting, Yudisthira pun nampak sependapat dengan Arjuna. Sementara Bima terlihat tidak sabar untuk tahu Panel 2: Yudisthira berkata orang itu berasal
dari Ras Jawata
Panel 3: Arjuna nampak terkejut mendengarnya Panel 4: Bima terlihat hanya diam
Panel 5: Orang yang dibicarakan itu muncul
commit to user
Panel 3: Narada kemudian menjelaskan sedikit tentang kebenaran Ras Jawata
Panel 4: Bima Nampak belum yakin dengan Ras Jawata
Panel 5: Narada mengangkat tangannya
Hal 22 : Panel 1: Narada mengarahkan telunjuknya kearah tanda didahinya, dia juga mengatakan itu adalah identitas rasnya
Panel 2: Arjuna kemudian menjelaskan sedikit tentang tanda itu
Panel 3: Bima merasa cukup dengan penjelasan itu dan bertanya apa tujuan Narada menemuinya
Panel 4: Narada melangkahkan kakinya
Panel 5: Narada mengatakan bahwa sebenarnya ia ingin bertemu dengan istri Bima Panel 6: Close up wajah Bima yang Nampak
serius, ia berkata apa urusan Narada dengan istrinya
bersedia menemukan dia dengan istrinya
Panel 8: Bima hanya diam Panel 9: Transisi
Hal 23 : Panel 1: Bima yang mengetuk pintu rumah dan ia juga meminta istrinya untuk keluar
Panel 2: Pintu terbuka
Panel 3: Arimbi, yang tak lain adalah istri Bima keluar sambil menanyakan ada apa. Arimbi berasal dari ras Rakshasa
Panel 4: Bima bercakap-cakap dengan Arjuna
Panel 5: Bima kemudian mengatakan kalau ada yang ingin bertemu denan Arimbi. Nampak terlihat seorang anak kecil yang duduk didalam
Panel 6: Arimbi menjawab dengan nada penasaran.
commit to user
Hal 24 : Panel 1: Narada datang dan ia memperkenalkan dirinya pada Arimbi
Panel 2: Arimbi Nampak asing dengan Narada
Panel 3: Yudisthira menjelaskan kalau Narada berasal dari ras Jawata. Arimbi bertanya ada urusan apa seorang Jawata ingin menemuinya Panel 4: Narada menjawab kalau ia diutus menjemput
Tetuka oleh pemimpin Jawata, ketempat para Jawata
Panel 5: Arimbi dengan wajah nampak sedikit bingung bertanya untuk apa putranya dibawa kesana
Panel 6: Narada menjelaskan kepada Arimbi kalau putranya itu akan dijadikan media percobaan eksperimen rahasia Jawata Panel 7: Tiba-tiba sesuatu terjadi
Hal 25 :Panel 1: Bima tampak mencekik Narada dan menghantamkannya kesebuah tembok
Panel 2: Close up Bima dengan tatapan mata tajam, ia berkata apa maksud perkataan Narada
Panel 4: Narada berkata dengan terbata-bata kalau ia tidak bias bicara dalam keadaan tercekik Panel 5: Bima berkata kalau dia bias saja meremukan
leher Narada dengan satu tangannya
Panel 6: Yudisthira memerintahkan Bima melepaskan Narada
Hal 26: Panel 1: Close up wajah Bima yang hanya diam Panel 2: Yudisthira kemudian meminta dengan halus Panel 3: Bima akhirnya melepaskan cekikannya pada
Narada, dibarengi Narada yang berkata bahwa lehernya terasa sakit
Panel 4: Arimbi terlihat sedikit ketakutan melihat apa yang terjadi
Panel 5: Yudisthira pun mempersilahkan Narada untuk melanjutkan penjelasannya
Panel 6: Narada kemudian menjelaskan seperti apa eksperimennya itu
commit to user
Hal 27: Panel 1: Narada berkata mereka semua mati
Panel 2: Dengan tatapan mata yang tajam, Bima nampak geram dengan jawaban Narada. Ia mengeluarkan senjatanya
Panel 3: Dengan nada tegas, Yudisthira meminta Bima untuk menjaga sikapnya
Panel 4: Dengan nada keras pula, Bima membentak Yudisthira yang mencoba menghentikannya Panel 5: Namun dengan nada sedikit mengancam, jika
Bima masih keras kepala, Yudisthira berkata, ia takkan segan untuk melawan Bima
Hal 28: Panel 1: Arjuna Nampak hanya diam Panel 2: Arimbi pun juga terdiam
Panel 3: Narada dengan nada sedikit bercanda berkata kalau penjelasannya belum selesai
Panel 2: Bima akhirnya menurut namun nampak tidak ikhlas
Panel 5: Narada kemudian melanjutkan kembali penjelasan mengenai eksperimennya
Hal 29 : Panel 1: Narada masih melanjutkan penjelasannya Panel 2: Nampak Bima yang terdiam mendengar
penjelasan Narada
Panel 3: Begitu juga dengan Arimbi
Panel 4: Yudisthira merasa cukup dengan penjelasan Narada, namun ia juga mempertanyakan keberhasilan dari eksperimen itu
Panel 5: Narada berkata kalau ia berani menjamin kalau eksperimennya dengan menggunakan putra Bima dan Arimbi pasti berhasil
Panel 6: Tiba-tiba ada tangan yang nampak menggenggam kain baju
Hal 30 : Panel 1: Arimbi nampak kaget
Panel 2: Close up setengah wajah seorang anak, ia bertanya pada Arimbi, ada apa?
commit to user
Panel 4: Narada nampak sedikit terkejut, kalau ia merasakan hawa kekuatan luar biasa dari anak itu
Panel 5: Close up mata Tetuka dengan aura kekuatan yang besar
Hal 31: Panel 1: Narada bertanya dengan keputusan Arimbi Panel 2: Arimbi kemudian meminta waktu hingga
besok pagi kepada Narada Panel 3: Narada pun menerimannya
Panel 4: Narada berkata kalau ia akan menunggunya, Arimbi kemudian meminta Tetuka untuk masuk kedalam rumah
Panel 5: Dari tempat yang cukup jauh diatap bangunan nampak seseorang berdiri Panel 6: Dari dekat terlihat ternyata orang misterius
itu yang tadi mengintai Bima dan Arjuna ketika sedang patroli diluar markas
Hal 32: Panel 1: Kemudian orang misterius itu memalingkan badannya
Panel 4: Narada berkata kalau ia akan bermalam di markas Pandawa hingga pemberangkatan. Yudisthira menawarkan tempat istirahat pada Narada, namun Narada menolaknya Panel 5: Terjadi sedikit perbincangan ringan antara
Yudisthira, Arjuna, Narada, dan Bima Panel 6&7: Transisi
Hal 33: Panel 1&2: Suasana markas Korawa
Hal 34: Panel 1: Suasana dalam markas, terdengar ada yang berteriak
Panel 2: Seseorang misterius dalam bayangan berkata kalau ia tidak percaya dengan Jawata
Panel 3: Pria bertudung yang tadi memata-matai Pandawa mengaku melihatnya sendiri dan sedikit mendengar percakapan Pandawa dan Jawata. Sementara pria dalam bayangan yang diduga pemimpin Kurawa berkata kalau Pandawa menyusun suatu rencana Panel 4: Pria bertudung berkata apa yang selanjutnya
commit to user
Panel 5: Pemimpin Kurawa kemudian member misi khusus pada pria bertudung itu
Panel 6: Tiba-tiba seseorang lain muncul
Hal 35: Panel 1: Sang pemimpin Kurawa nampak kaget, ia memanggil orang yang baru datang itu dengan sebutan paman
Panel 2: Sang paman itu menganggap rencana misi pemimpin Kurawa itu terlalu buru-buru Panel 3: Ia mengatakan kalau Pandawa bukan lawan
yang mudah ditumbangkan dengan rencana itu. Pemimpin Kurawa itu bertanya pada pamannya apa yang sebaiknya dilakukan Panel 4: Si paman itu memintanya tenang, karena dia
sudah memikirkannya
Panel 5: Pria bertudung hanya terdiam
Panel 6: Begitu pula dengan si pemimpin Kurawa
Hal 36: Panel 1: Suasana langit dan hembusan angin
Panel 2: Close up Yudisthira yang mengatakan, ia mempercayakan semuanya pada Narada Panel 3: Narada mengatakan kalau legenda yang
Panel 4: Close up Tetuka yang hanya diam
Panel 5: Kemudian Bima beerkata jika saja Jawata berkhianat maka ia takkan segan lagi
Panel 6: Narada menjawab kalau Jawata takkan mengkhianati Pandawa, sambil ia mengajak Tetuka untuk segera berangkat
Hal 37: Panel 1: Nampak sebuah kendaraan besar mirip pesawat berada di dekat mereka semua. Arjuna sempat terkagum melihatnya. Narada mengatakan kalau ras Jawata menciptakan beberapa kendaraan langit. Panel 2: Arjuna kemudian bertanya pada Bima,
kemana Arimbi pergi
Panel 3: Bima menjawab kalau Arimbi ada dimarkas Panel 4: Tetuka yang bergumam memanggil ibunya Panel 5: Close up wajah Arimbi yang Nampak
meneteskan air mata
commit to user
Panel 3: Orang yang bersama si pria bertudung itu, yang tak lain adalah paman pemimpin Kurawa berbicara tentang Para Pengkhianat Langit
Panel 4: Nampak dari depan mereka ditempat yang gelap, muncul sorotan mata dan mulut bergigi tajam menanyakan apa tujuan dating ketempatnya. Si paman berkata kalau ia ingin bertemu sang pemimpin Panel 5: Sosok besar itu akan mengijinkan lewat
namun dengan syarat. Ia mengatakan dengan nada ingin memangsa
Panel 6: Air liur sosok besar itu terlihat menetes didepan pria bertudung
Panel 7: Si paman mengatakan, mungkin dengan cara lain ia bisa lewat
Hal 39 : Panel 1: Nampak api yang menyembur keluar Panel 2: Pesawat Narada sudah melayang di langit Panel 3: Dari jendela, Nampak Arimbi berdiri melihat
Panel 5: Dari jendela itu nampak Tetuka yang menatap kebawah
Panel 6: Close up wajah Bima yang terdiam Panel 7: Transisi
Hal 40: Halaman special keterangan karakter komik
Hal 41: Chapter 2 (Serangan tak Diduga!)
Hal 42: Panel 1&2: Beberapa tahun kemudian. Nampak arus gelombang laut yang kencang
Panel 3: Nampak sesuatu yang berjalan membelah gelombang laut
Panel 4: Yang ternyata sebuah kapal ditengah arus gelombang laut
Panel 5: Seseorang yang terlihat seperti ras Rakshasa sedang meneropong
Panel 6: Tiba-tiba ia mengatakan kalau ia melihat sesuatu didepan
commit to user
Panel 2: Seseorang lain mendekati, ia menanyakan apa yang dilihat
Panel 3: Seseorang itu ternyata pria bertudung misterius dari Korawa yang juga berada dikapal
Panel 4: Tiba-tiba ada seseorang yang datang
Hal 44: Panel 1: Orang yang baru datang itu bernama Sekipu, yang merupakan kapten kapal bandit Gilingwesi
Panel 2: Awak kapal yang meneropong tadi mengatakan kalau dia melihat sesuatu Panel 3: Sekipu membentaknya, anak buahnya itu
nampak ketakutan
Hal 45: Panel 1: Si misterius Korawa mengatakan kalau anak buah Sekipu itu berkata benar
Panel 2: Sekipu meminta agar Si Misterius Korawa itu tak usah menceramahinya
bayangan dari sesuatu yang Nampak berdiri ditengan laut dan kabut hitam tebal
Panel 4: Tanpa basa-basi, Sekipu memerintahkan anak buahnya untuk mendekatkan kapalnya dengan kecepatan penuh
Panel 5: Dengan semangat, anak buahnya mematuhi perintahnya
Hal 46: Panel 1: Suasana awan yang kelam
Panel 2: Nampak sebuah tebing-tebing tajam
Panel 3: Close up sesosok hewan mengerikan yang meraung
Panel 4: Seseorang duduk dan hanya tampak punggungnya dari belakang
Panel 5: Close up mulut orang itu yang sedang menggigit sepotong daging
Hal 47: Panel 1: Dengan gigi-giginya yang tajam, hewan buas itu mencoba menerkamnya dari depan Panel 2: Orang itu yang nampak sedikit geram terlihat
commit to user
Panel 3: Belum sempat menerkam, hewan itu sudah menerima pukulan yang keras dari orang itu dan membuatnya terpental
Panel 4: Close up wajah hewan yang nampak mengeluarkan banyak darah dari mulutnya Panel 5: Terlihat tangan pemuda itu yang
mengeluarkan asap
Panel 6: Tak lama hewan itu pun langsung tersungkur jatuh
Hal 48: Panel 1: Close up wajah hewan buas yang nampak sudah tak berdaya lagi
Panel 2: Narada datang dan memuji pemuda itu Panel 3: Pemuda itu hanya terdiam
Panel 4: Narada menyatakan bahwa ia kagum dan merasa penggemblengannya berhasil. Pemuda itu menjawab kalau ia tidak memperdulikannya
Panel 5: Narada bertanya pada pemuda itu apakah ia rindu keluarganya
Hal 49: Panel 1: Sekipu dan Si pria bertudung sudah berada didekat bayangan asing yang ternyata sebuah tabung logam besar
Panel 2: Si pria bertudung memandang keatas
Panel 3: Ia mengatakan kalau logam itu nampak menjulang keatas langit
Panel 4: Ia juga mengatakan kalau logam itu sepertinya bergerak perlahan
Panel 5: Si pria bertudung berkata kalau ia merasakan firasat lain tentang itu
Panel 6: Sekipu mengatakan kalau sedikit tantangan akan membantu untuk tahu benda apa itu
Hal 50: Panel 1: Kapal Sekipu terlihat didekat logam besi yang menjulang tinggi keatas
Panel 2: Sekipu dan Si pria bertudung beserta anak buahnya mencoba memanjat logam raksasa itu walau diguyur hujan dan angin kencang Panel 3: Si pria bertudung tampak mengejek Sekipu
yang terlihat mengeluh
commit to user
Hal 51: Panel 1: Disaat memanjat, pria bertudung meminta untuk berhati-hati, karena anginnya kencang dan berbahaya. Sekipu Nampak tidak terima diceramahi. Terlihat juga salah satu awak kapal yang terseret angin
Panel 2: Sekipu berhasil menembus kepulan awan badai
Panel 3: Begitu juga dengan Si pria bertudung
Panel 4: Sekipu sempat diam dan berhenti memanjat, Si pria bertudung bertanya ada apa
Panel 5: Sekipu berkata kalau ia melihat sesuatu seperti sebuah tanah bebatuan diujung logam raksasa itu
Hal 52: Panel 1: Ternyata diatasnya itu adalah sebuah pulau. Pulau bernama Jonggring Saloka yang merupakan tempat tinggal ras Jawata Panel 2: Si pria bertudung bertanya pada Sekipu apa
yang akan dilakukan selanjutnya Panel 3: Sekipu berkata ikuti saja rencananya
Hal 53: Panel 1: Ditempat lain pemuda yang memukul monster tadi nampak membenarkan balutan kain di tangan kirinya
Panel 2: Pemuda itu berkata kalau ia sudah lama tak mengingat tentang keluarga
Panel 3: Narada dengan nada santai, meminta pemuda itu untuk jangan bersikap terlalu dingin
Panel 4: Narada mengatakan kalau pemuda itu sudah bias kembali ke Pandawa. Pemuda itu hanya diam saja
Panel 5: Nampak suasana langit
Panel 6: Tiba-tiba ledakan terjadi ditempat para Jawata itu
Hal 54: Panel 1: Ternyata Sekipu dan anak buahnya yang telah menjebol tembok benteng markas Jawata dan mereka telah memasuki bagian dalam markas