• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR PENGOBATAN ALTERNATIF PADA PENDERITA GANGGUAN KULIT MENGGUNAKAN RAMUAN TRADISIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR PENGOBATAN ALTERNATIF PADA PENDERITA GANGGUAN KULIT MENGGUNAKAN RAMUAN TRADISIONAL"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

SISTEM PAKAR PENGOBATAN ALTERNATIF PADA PENDERITA GANGGUAN KULIT MENGGUNAKAN

RAMUAN TRADISIONAL

Disusun Oleh :

Nama : Ridwan Bayu Samodra

NIM : A11.2007.03629

Program Studi : Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2013

(2)

PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Pelaksana : Ridwan Bayu Samodra

NIM : A11.2007.03629

Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Sistem Pakar Pengobatan Alternatif Pada Penderita Gangguan Kulit Menggunakan Ramuan Tradisional

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 18 Februari 2013

Menyetujui : Mengetahui :

Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Solichul Huda, M.Kom Dr. Abdul Syukur Drs. MM

(3)

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Nama Pelaksana : Ridwan Bayu Samodra

NIM : A11.2007.03629

Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Sistem Pakar Pengobatan Alternatif Pada Penderita Gangguan Kulit Menggunakan Ramuan Tradisional

Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 18 Februari 2013. Menurut pandangan kami, tugas

akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Semarang, 18 Februari 2013 Dewan Penguji :

Slamet Sudaryanto N, M.Kom Edy Mulyanto, S.Si, M.Kom

Anggota 1 Anggota 2

Heru Lestiawan, M.Kom Ketua Penguji

(4)

PERNYATAAN

KEASLIAN TUGAS AKHIR

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Ridwan Bayu Samodra NIM : A11.2007.03629

Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul :

SISTEM PAKAR PENGOBATAN ALTERNATIF PADA PENDERITA GANGGUAN KULIT MENGGUNAKAN RAMUAN TRADISIONAL merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing- masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll).

Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada tanggal : 18 Februari 2013 Yang menyatakan

(Ridwan Bayu Samodra)

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Ridwan Bayu Samodra NIM : A11.2007.03629

demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

SISTEM PAKAR PENGOBATAN ALTERNATIF PADA PENDERITA GANGGUAN KULIT MENGGUNAKAN RAMUAN TRADISIONAL beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti No n- Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada tanggal : 18 Februari 2013 Yang menyatakan

(Ridwan Bayu Samodra)

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul

“SISTEM PAKAR PENGOBATAN ALTERNATIF PADA PENDERITA GANGGUAN KULIT MENGGUNAKAN RAMUAN TRADISIONAL” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. Abdul Syukur Drs. MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro.

3. Dr. Heru Agus Santoso, M.kom, selaku Ketua Progdi Teknik Informatika.

4. Solichul Huda, M.Kom, selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis.

5. Orang Tua tercinta yang selalu memberikan doa, bimbingan serta motivasi kepada penulis.

6. Bapak R Soeprapto, pakar ramuan tradisional yang telah memberikan data- data untuk keperluan penyusunan tugas akhir.

7. Teman – teman kos Jl Nakula I No.26

8. Teman – teman yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

(7)

Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Ak hir ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan perbaikan. Serta penulis memohon maaf atas semua kesalahan yang terjadi dan akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat sebagaimana fungsinya.

Semarang, 18 Februari 2013 Yang Menyatakan

(Ridwan Bayu Samodra)

(8)

ABSTRAK

Kulit adalah bagian tubuh manusia yang rentan terkena gangguan karena faktor lingkungan. Berbagai gangguan yang disebabkan virus, kuman, jamur, udara maupun kecelakaan teknis dapat menyebabkan gangguan pada kulit manusia. Berbagai macam penyakit tersebut dapat diketahui melalui gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit kulit tersebut. Perlu seorang pakar atau ahli untuk mengetahui secara tepat jenis-jenis gangguan yang menyerang serta pengobatan alternatif sebagai cara yang harus dilakukan apabila saat itu tidak memungkinkan untuk dibawa ke seorang pakar atau dokter, sehingga diperlukan sistem yang mempunyai kemampuan seperti seorang pakar, yang mana didalam sistem ini berisi pengetahuan keahlian seorang pakar dibidang pengobatan tradisional pada gangguan kulit. Pada penelitian ini dirancang sistem pakar yang menggunakan basis aturan dan dengan metode inferensi forward chaining yang dimaksud untuk membantu pengguna dalam mendiagnosa penyakit gatal pada kulit dan memberi informasi tentang gangguan kulit. Sistem pakar pengobatan alternatif pada penderita gangguan kulit yang telah dibangun mempunyai keunggulan dalam kemudahan akses dan kemudahan pemakaian untuk mendiagnosa penyakit gatal pada kulit dan memberi informasi tentang pengobatan alternatif pada gangguan kulit.

Kata kunci : sistem pakar, ramuan tradisional, gangguan k ulit xv + 90 halaman, 20 table, 33 gambar.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Halaman Persetujuan Tugas Akhir...ii

Halaman Pengesahan Dewan Penguji ...iii

Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir...iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ...v

Halaman Ucapan Terimakasih ...vi

Halaman Abstrak ...viii

Halaman Daftar Isi ...ix

Halaman Daftar Tabel ...xiv

Halaman Daftar Gambar ...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Ruang Lingkup ...2

1.4 Tujuan Penelitian ...3

1.5 Manfaat Penelitian ...3

1.6.1 Metode penelitian ...3

1.1.1. Pengumpulan data ...4

1.1.2. Analisis ...4

1.1.3. Desain ...4

1.1.4. Pengkodean...4

1.1.5. Pengujian ...4

1.1.6. Penyusunan kesimpulan ...5

1.7 Sistematika penulisan ...5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan ...6

2.2 Sistem pakar ...7

2.2.1 Sejarah Sistem Pakar ...8

(10)

2.2.2 Keuntungan Sistem Pakar...8

2.2.3 Kelemahan Sistem Pakar ...9

2.2.4 Struktur Sistem Pakar ...9

2.2.5 Motor Inferensi ...12

2.3 Bagan Alir Data /Data Flow Diagram (DFD) ...14

2.3.1 Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram) ...16

2.4 Gangguan Kulit ...17

2.4.1 Kenali Penyebab Gangguan pada Kulit ...17

2.4.1.1 Gangguan Kulit Karena Gatal ...18

2.4.1.2 Gangguan Kulit Karena Luka...18

2.4.2 Tips Pencegahan Dan Menghindari Gangguan Pada kulit ...19

2.5 Obat Tradisional ...19

2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Obat Tradisional ...20

2.5.1 Kelebihan Obat Tradisional...20

2.5.2 Kekurangan Obat Tradisional...20

2.5.3 Pengobatan Alternatif Untuk Menangani Gangguan Kulit ...20

2.5.4 Contoh Mengatasi Gangguan kulit Menggunakan Obat Tradisional ...21

2.5.5 Sistem Pakar Pertolongan Pertama Penderita Gangguan kulit Menggunakan Obat Tradisional ...21

2.5.6 Langkah-Langkah Diagnosa Dalam Sistem Pakar ...22

2.5.7 Pengertian MySQL ...23

2.5.8 Relational Database Management System (RDBMS) ...23

2.5.9 Keistimewaan MySQL ...24

2.5.10 Kesinambungan Antara PHP dan MySQL ...25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...26

3.2 kebutuhan Data ...26

3.3 Metode Pengumpulan Data ...27

3.4 Metode pengembangan sistem ...28

3.5 Mesin inferensi ...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(11)

4.1 Analisa penelitian ...32

4.1.1 analisa kebutuhan ...33

4.1.1.1 Kebutuhan User ...33

4.1.1.2 Analisa Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)...34

4.1.1.3 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) ...34

4.2 Analisa Penyakit ...34

4.2.1 Gangguan Kulit Karena Gatal ...35

4.2.1.1 Biduran ...35

4.2.1.2 Eksim (Dermatitis) ...37

4.2.1.3 Bisul (Furunkel) ...39

4.2.1.4 Campak (Rubella) ...40

4.2.1.5 Kudis (Skabies)...42

4.2.1.6 Cacar Air (Frambusia) ...44

4.2.1.7 Herpes Zoster...46

4.2.1.8 Panu ...47

4.2.2 Gangguan Kulit Karena Luka...49

4.2.2.1 Luka Sayat ...49

4.2.2.2 Luka Bakar ...50

4.2.2.3 Luka Memar ...52

4.2.2.4 Luka Yang Terinfeksi ...53

4.3 Akuisisi Pengetahuan ...54

4.3.1 Mesin Inferensi ...56

4.4 Analisis Sistem ...59

4.4.1 Flowchart ...59

4.4.2 Diagram Konteks (Data Context Diagram) ...64

4.4.3 Data Flow Diagram (DFD) ...66

4.4.3.1 Data Flow Diagram Level 1 ...66

4.4.3.2 Data Flow Diagram Level 2 Proses Identifikasi...67

4.5 Perancangan Database ...72

4.5.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ...72

4.5.2 Struktur File ...72

(12)

4.6 Proses Inferensi Penalaran Maju (Foward Chaining)...75

4.7 Penjelasan Program ...76

4.7.1 Penjelasan Menu Program User ...76

4.7.1.1 Halaman Menu Home...77

4.7.1.2 Menu Diagnosis Gejala ...77

4.7.1.3 Menu Diagnosis Hasil Identifikasi ...78

4.7.1.4 Menu Penyakit ...79

4.7.1.5 Menu Definisi Penyakit ...79

4.7.1.6 Menu Luka Kulit ...80

4.7.1.7 Menu Informasi Luka Kulit ...80

4.7.1.8 Menu Bantuan ...81

4.7.1.9 Menu Admin...81

4.7.1.10 Menu Contact ...82

4.7.2 Penjelasan Menu Program Admin ...82

4.7.2.1 Menu Home Admin ...83

4.7.2.2 Menu Input Penyakit ...83

4.7.2.3 Menu Input Gejala ...84

4.7.2.4 Menu Input Kaidah ...84

4.7.2.5 Menu Edit Penyakit ...85

4.7.2.6 Menu Edit Gejala...85

4.7.2.7 Menu Edit Kaidah...86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...87

5.2 Saran ...88

DAFTAR PUSTAKA ...89 LAMPIRAN

SURAT PAKAR

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol-simbol DFD... 14

Tabel 2.2 Simbol-simbol ERD... 16

Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan User ... 33

Tabel 4.2 Kode Gejala Gangguan Kulit... 54

Tabel 4.3 Kode Nama Penyakit ... 56

Tabel 4.4 Tabel Keputusan ... 57

Tabel 4.5 Tabel Relasi ... 58

Tabel 4.6 Deskripsi Proses Pertanyaan ... 68

Tabel 4.7 Deskripsi Proses Hasil Identifikasi ... 68

Tabel 4.8 Deskripsi Proses Input Gejala ... 69

Tabel 4.9 Deskripsi Proses Laporan Gejala ... 70

Tabel 4.10 Deskripsi Proses Input Penyakit... 70

Tabel 4.11 Deskripsi Proses Laporan Penyakit... 70

Tabel 4.12 Deskripsi Proses Laporan Rule ... 71

Tabel 4.13 Deskripsi Proses Laporan User ... 71

Tabel 4.14 Gejala ... 73

Table 4.15 Penyakit ... 73

Table 4.16 Relasi ... 73

Table 4.17 Diagnosis ... 73

Table 4.18 Admin... 74

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar ... 8

Gambar 2.2 Proses Forward Chaining... 13

Gambar 2.3 Proses Backward Chaining... 14

Gambar 3.1 Model Sistem Pakar... 31

Gambar 4.1 Flowchart Sistem Pakar Pertolongan Pertama Pada Penderita Gangguan Kulit Menggunakan Ramuan Tradisional60 Gambar 4.2 Flowchart Program Diagnosis Penyakit ... 61

Gambar 4.3 Flowchart Program Data Penyakit ... 62

Gambar 4.4 Flowchart Program Data Gejala ... 63

Gambar 4.5 Flowchart Program Data Kaidah ... 64

Gambar 4.6 Data Context Diagram Sistem Pakar Gangguan Kulit... 65

Gambar 4.7 DFD Level 1 ... 67

Gambar 4.8 DFD Level 2 Proses Identifikasi ... 67

Gambar 4.9 DFD Level 2 Proses Administrator ... 69

Gambar 4.10 Entity Relationship Diagram ... 72

Gambar 4.11 Konsep Data Model ... 74

Gambar 4.12 Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju... 75

Gambar 4.13 Menu Home User ... 88

Gambar 4.14 Menu Diagnosis Gejala User ... 88

Gambar 4.15 Menu Diagnosis Hasil Identifikasi User... 89

Gambar 4.16 Menu Penyakit User ... 89

Gambar 4.17 Menu Definisi Penyakit User ... 90

Gambar 4.18 Menu Luka Kulit User ... 90

Gambar 4.19 Menu Informasi Luka Kulit User ... 91

Gambar 4.20 Menu Bantuan User ... 92

Gambar 4.21 Menu Login Admin ... 92

Gambar 4.22 Menu Contact ... 93

Gambar 4.23 Menu Home Admin ... 94

Gambar 4.24 Menu Input Penyakit ... 94

(15)

Gambar 4.25 Menu Input Gejala ... 95

Gambar 4.26 Menu Input Kaidah ... 95

Gambar 4.27 Menu Edit Penyakit ... 96

Gambar 4.28 Menu Edit Gejala... 97

Gambar 4.29 Menu Edit Kaidah... 98

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kulit merupakan bagian tubuh penting yang berperan sebagai indra peraba sekaligus penunjang penampilan pada manusia. Terkadang kulit juga digunakan sebagai interaksi antar manusia seperti berjabat tangan, bersentuhan, dan sebagainya. Oleh karena itu kulit harus selalu dijaga kesehatanya. Pada manusia kulit bisa mengalami gangguan kesehatan seperti mulai dari yang berdampak ringan sampai berdampak parah.

Sebagian besar orang lebih memilih untuk berkonsultasi dengan seorang pakar atau dokter bila mengalami gangguan pada kulit. Mereka akan menanyakan bagaimana cara penanganannya. Kemudian dokter akan memberikan obat atau resep untuk menangani gangguan kulit tersebut. Tetapi jika penderita memilih untuk pergi ke dokter, maka pasien membutuhkan waktu untuk perjalanan menuju rumah sakit atau dokter. Namun jika gangguan terjadi pada malam hari atau tempat praktek dokter sedang tutup maka penderita harus membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk mengobati gangguan yang terjadi pada kulitnya. Padahal gangguan pada kulit bisa terjadi kapan saja.

Pengobatan secara alternatif harus segera dilakukan. Akan tetapi pada kenyataanya sering kali orang tidak mengetahui cara mengatasi keadaan tersebut.

Padahal pengobatan alternatif bisa digunakan untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk sebelum penderita dibawa ke dokter atau rumah sakit.

Permasalahanya adalah kebanyakan orang awam tidak tahu cara mengatasi keadaan yang terjadi pada penderita dan jenis obat yang dibutuhkan juga tidak selalu ada saat penderita membutuhkanya. Selain itu untuk pengobatan alternatif

(17)

agar lebih cepat dilakukan maka kita harus menemukan jenis obat untuk gangguan kulit secara cepat dan tepat. Jenis obat yang lebih cepat ditemukan tak lain lagi adalah obat tradisional. Contoh : penderita gangguan kulit tiba-tiba merasakan gatal di kulit. Penderita tidak boleh menggunakan sembarang obat untuk menghilangkan gatal tersebut, tetapi harus diberi pengobatan yang benar berdasarkan jenis penyakitnya.

Untuk mengetahui jenis gangguan dan jenis obat tradisional yang digunakan dan pengobatan alternatif yang harus dilakukan, diperlukan aplikasi sistem pakar. Aplikasi ini bisa digunakan sebagai informasi mengenai pengobatan alernatif bagi penderita jika saat itu tidak memungkinkan untuk dibawa ke dokter.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas adalah bagaimana cara merancang sistem pakar yang dapat memberikan informasi mengenai pengobatan alternatif terhadap penderita gangguan kulit dengan menggunakan obat tradisional berdasarkan gejala yang dialami penderita.

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Mendeteksi jenis gangguan kulit yang dialami penderita, jika sudah terdeteksi maka penderita akan diberi obat tradisional berdasarkan jenis gangguan yang dialami.

2. Diagnosa gangguan kulit hanya untuk jenis gangguan kulit gatal yang biasa terjadi saja, untuk gangguan kulit karena luka tidak dilakukan diagnosa, karena penyebabnya sudah jelas.

(18)

3. Aplikasi sistem pakar ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemograman PHP.

4. Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining.

5. Interaksi berupa pertanyaan terhadap kondisi gejala yang sudah tampak dan dirasakan pada kulit.

6. Untuk menambah atau mengubah data ha nya dapat dilakukan oleh admin.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah membuat aplikasi sistem pakar yang bisa digunakan untuk memberikan pembelajaran mengenai pengobatan alternatif yang diberikan pada penderita gangguan kulit secara cepat dan tepat jika saat itu tidak memungkinkan untuk dibawa ke dokter. Serta kemudian ditindak lanjuti untuk pergi berobat ke dokter.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Untuk memberi kemudahan bagi orang awam dalam penanganan secara dini pada panyakit gangguan kulit.

2. Bagi penderita khususnya yang memiliki gangguan kulit dapat menggunakan sistem ini untuk mengetahui jenis gangguan kulit gatal berdasarkan gejala-gejala yang dialami.

1.6. Metode Penelitian

Metode penyusunan yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode waterfall. Penyusunannya meliputi:

1.6.1. Pengumpulan Data

(19)

a. Studi Literatur

Metode ini dilaksanakan dengan menggunakan studi kepustakaan melalui membaca buku-buku maupun artikel yang dapat mendukung penulisan tugas akhir.

b. Wawancara

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara member i pertanyaan langsung kepada seorang pakar. Dan hasil dari wawancara tersebut berupa data-data gejala, nama penyakit dan ramuan tradisional yang digunakan untuk penderita gangguan kulit.

1.6.2. Analisis

Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data-data yang mendukung perancangan sistem dengan mengadakan konsultasi dengan seorang pakar (ahli ramuan tradisional).

1.6.3. Desain

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan desain sistem pakar untuk diagnosa gangguan pada kulit.

1.6.4. Pengkodean

Pada tahap ini akan dibuat dan diimplementasikan ke dalam bentuk kode program PHP.

1.6.5. Pengujian

Setelah proses pengkodean selesai maka dilakukan proses pengujian terhadap program yang dihasilkan untuk mengetahui apakah program telah berjalan dengan benar dan sesuai dengan perancangan yang dilakukan.

(20)

1.6.6. Penyusunan Kesimpulan

Membuat laporan dari hasil analisa da perancangan ke dalam format penulisan tugas akhir dengan disertai kesimpulan akhir.

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Pada bab ini dijelaskan teori yang mendukung dalam perancangan sistem beserta dengan penyelesaian masalah yang diambil dalam penyusunan tugas akhir.

Bab III : Analisa dan Perancangan Sistem

Menjabarkan tentang penyakit anak berupa nama penyakit, gejala klinis dan penyebabnya serta tahap-tahap dalam merancang sistem pakar.

Bab IV : Implementasi Sistem

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dari perancangan sistem pakar yang dirancang pada bab sebelumnya.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan dan saran dari penulis untuk hasil pembahasan tugas akhir.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan atau AI dapat meringankan pekerjaan manusia misalnya dalam membuat keputusan, mencari informasi lebih akurat, atau membuat komputer lebih mudah digunakan dengan tampilan yang mudah dipahami. Tujuan dari kecerdasan buatan ini yaitu membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat komputer lebih berguna untuk manusia. Kecerdasan buatan dapat meringankan pekerjaan manusia misalnya dalam membuat keputusan, mencari informasi lebih akurat, atau membuat komputer lebih mudah digunakan dengan tampilan yang mudah dipahami. Cara kerja kecerdasan buatan adalah menerima input untuk diproses dan kemudian mengeluarkan output yang berupa keputusan.

Saat ini dengan semakin cepatnya perkembangan hardware dan software , berbagai produk sistem pakar atau AI telah berhasil dibangun dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan teknologi hardware yang perfomasinya semakin tinggi dan berukuran kecilserta didukung teknologi software yang semakin beragam dan kuat, produk-produk AI semakin dekat dengan kehidupan manusia (Suyanto, 2007).

Kecerdasan buatan memungkinkan komputer untuk berpikir dengan cara menyederhanakan program. Dengan cara ini, kecerdasan buatan dapat menirukan proses belajar manusia sehingga informasi yang baru dapat digunakan sebagai acuan di masa-masa mendatang.

Kecerdasan atau kepandaian itu di dapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, untuk itu agar perangkat lunak yang dikembangkan dapat

(22)

mempunyai kecerdasan maka perangkat lunak tersebut harus diberi pengetahuan dan kemampuan untuk menalar dari pengetahuan yang didapat dalam menemukan kesimpulan layaknya seorang pakar dalam bidang tertentu yang bersifat spesifik.

Kecerdasan buatan menawarkan media dan uji teori kecerdasan. Teori ini dapat dinyatakan dalam bahasa pemrograman computer dan dibuktikan melalui eksekusinya pada komputer nyata.

2.2 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan seorang ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, 2003).

Sistem pakar memiliki fasilitas informasi yang handal, mudah dimodifikasi, dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer dan memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi. Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya.

Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli dibidangnya. Sistem pakar ini juga dapat membantu pekerjaan seorang pakar sebagai asaten yang mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa pemecahan masalah yang dimaksud seperti pembuatan keputusan, pemanduan pengetahuan, pembuatan desain, perencanaan, prakiraan, pengaturan, pengendalian, diagnose, perumusan, penjelasan, dan pelatihan.

(23)

2.2.1 Sejarah Sistem Pakar

Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960 oleh Artificial Intellegence Corporation. Periode pnelitian kecerdasan buatan ini didominasi oleh keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan o leh Allen Newel, John Cliff Shaw, dan Herbert Simon. GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.

Sistem pakar untuk melakukan diagnosa kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970 yang untuk pertama kali dibuat oleh Br uce Buchanan dan Edward Shortlife di Standford University diberi nama MYCIN.

MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnose penyakit meningitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba, program ini mampu menunjukan kemampuan seperti seorang spesialis.

2.2.2 Keuntungan Sistem Pakar

Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain :

1. memungkinkan orang awam bias mengerjakan pekerjaan para ahli.

2. Bias melakukan proses berulang secara otomatis.

3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar 4. Meningkatkan output dan produktifitas.

5. Meningkatkan kualitas.

6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar.

7. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap.

(24)

2.2.3 Kelemahan Sistem Pakar

Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan. Antara lain :

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliha ranya sangat mahal.

2. Sulit dikembangkan. Hal itu tentu saja erat kaitanya dengan ketersediaan pakar dibidangnya.

3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

2.2.4 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan pengembangan digunakan sebagai pengembangan sistem pakar, baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkugan konsultasi digunakan ole h seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi (Kusumadewi, 2003)

User

Antar Muka

Aksi yang Direkomendasi

Fakta-Fakta Tentang Kejadian

Khusus

Fasilitas Penjelas

- Interpreter Motor Inferensi - Scheduler

- Consistency Enforce

BLACKBOARD

Rencana Agenda

Solusi Deskripsi

Penyaringan Pengetahuan

Pengetahuan Ahli Rekayasa Pengetahuan Basis Pengetahuan Fakta : Apa yang diketahui tentang

area domain : Logical Reference

Penambahan Pengetahuan

Gambar 2.1 Struktur sistem pakar

(25)

Komponen-komponen yang ada dalam sistem pakar adalah : 1. Subsistem penambahan pengetahuan

Bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis pengetahuan.

Pengetahuan itu bisa berasal dari ahli, buku, basis data, penelitian, dan gambar.

2. Basis pengetahuan (knowledge base)

Basis pengetahuan adalah basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, teori, prosedur, dan hubungan antara satu dengan yang lain atau informasi yang terorganisasi dan teranalisa (pengetahuan di dalam pendidikan atau pengalaman dari seorang pakar) yang diinputkan ke dalam komputer.

Ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :

1. Penalaran berbasis aturan (rule-based reasoning)

Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk : IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu.

2. Penalaran berbasis kasus

Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada).

3. Motor inferensi (inference engine)

Berisi teknik-teknik pelacakan basis pengetahuan untuk mencari fakta sesuai dengan inputan yang ada dan mencari hubungan antara keduanya sehingga dapat mengambil keputusan. Dari hal ini dapat dijelaskan bahwa, komputer selain terisi pengetahuan-pengetahuan dari seorang pakar yang tersusun dalam basis pengetahuan, komputer juga harus mendapatkan inputan- inputan. Setelah mendapatkan inputan akan dicocokkan dengan fakta atau data yang ada di basis pengetahuan oleh

(26)

mesin inferensi, selanjutnya diolah berdasarkan pengalaman dan prosedur yang ada pada motor inferensi sehingga menghasilkan suatu keputusan.

Ada tiga elemen utama yang digunakan dalam motor inferensi, yaitu :

a. Interpreter, mengeksekusi item- item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai.

b. Scheduler, digunakan untuk mengontrol agenda.

c. Condistency Enforcer, digunakan untuk memelihara kekonsistenan dalam mempresentasikan solusi yang bersifat darurat.

4. Blackboard

Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada tiga tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu :

a. Rencana digunakan untuk menghadapi permasalahan.

b. Agenda digunakan untuk aksi-aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.

c. Solusi digunakan untuk calon aksi yang akan dibangkitkan.

5. Antar muka pemakai (user interface)

Adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dengan pemakai.

Program akan mengajukan pertanyaan dalam bentuk ya atau tidak yang nantinya harus dijawab oleh pemakai. Berdasarkan jawaban tersebut sistem pakar akan mengambil suatu kesimpulan berupa solusi pemecahan masalah.

6. Subsistem penjelasan

Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan :

a. Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar?

b. Bagaimana konklusi dicapai?

c. Mengapa ada alternatif yang dibatalkan?

d. Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi?

(27)

7. Sistem penyaring pengetahuan

Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang.

2.2.5 Motor Inferensi

Motor inferensi merupakan cara menarik kesimpulan yang dilakukan oleh mesin inferensi untuk menyelesaikan masalah. Ada dua metode inferensi dalam sistem pakar, yaitu :

1. Forward Chaining (Runut Maju)

Merupakan pelacakan kedepan, yaitu memulai dari sekumpulan data-data yang akan menuju suatu kesimpulan.

IF gatal

AND bentol-bentol AND warna kemerahan AND menyebar cepat THEN biduran

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, agar sistem mencapai konklusi, harus diinput terlebih dahulu fakta gatal, bentol-bentol, warna kemerahan, menyebar cepat. Baru sistem dapat mengeluarkan konklusi bahwa penyakit yang diderita adalah Kaligata.

Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan, mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN.

(28)

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Kaidah A

Kaidah B

Kaidah C

Fakta 1

Fakta 2

Fakta 3

Kaidah D

Kaidah E

Tujuan

Gambar 2.2 Proses Forward Chaining

2. Backward Chaining (Runut Balik)

Pada pelacakan ke belakang proses dimulai dari konklusi (objek) yang bukan merupakan fakta eksplisit, artinya penalarannya dimulai dari sekumpulan hipotesa-hipotesa yang mendukung fakta dari hipotesa tersebut.

Lampu 1 rusak,

IF Lampu 1 dinyalakan

AND Lampu 1 tidak menyala

AND Lampu 1 dihubungkan dengan sekering AND sekering masih utuh

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, sistem terlebih dahulu menduga bahwa lampu 1 rusak. Kebenaran praduga ini dibuktikan dengan kebenaran ketika lampu 1 tidak menyala, lampu 1 dihubungkan dengan sekering dan sekering masih utuh. Kemudian sistem mengeluarkan kesimpulan bahwa lampu 1 rusak. Namun apabila ada fakta tidak terpenuhi berarti praduga sistem salah, selanjutnya sistem akan mengecek konklusi berikutnya.

(29)

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Kaidah A

Kaidah B

Kaidah C

Fakta 1

Fakta 2

Fakta 3

Kaidah D

Kaidah E

Tujuan

Gambar 2.3 Proses Backward Chaining

2.3 Bagan Alir Data /Data Flow Diagram (DFD)

Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 : Simbol-simbol DFD

Nama Simbol Simbol

Proses

Digunakan untuk menunjukkan transformasi dan masukan menjadi keluaran, dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya.

Aliran Data

Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian kebagian lain dari sistem dimana penyimpangan mewakili bakal penyimpanan data.

Tempat Penyimpanan Data

merupakan simpanan dari data yang dapat berupa

2 Saran Kritik

(30)

database di sistem komputer, arsip, kotak tempat data di meja seseorang, tabel acuan manual, dan agenda atau buku.

Entitas External (Terminator)

Melambangkan orang atau kelompok orang (misalnya organisasi diluar sistem, grup, departemen, perusahaan, perusahaan pemerintah) yang meru-pakan asal data atau tujuan informasi.

Diagram arus data itu sendiri dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Data Flow Diagram (DFD) Context

Merupakan alat untuk menjelaskan struktur analisa. Pendekatan ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar.

(Top Level) memecah- mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci, yang disebut dengan lower level. Dan yang pertama kali digambar adalah level yang teratas (Top Level) sehingga disebut Diagram Context.

2. Data Flow Diagram (DFD) Level

Setelah context diagram dirancang kemudian akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut Over View Diagram (level 0).

Tiap-tiap proses di over view diagram akan digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1, dan kemudian diteruskan ke level berikutnya sampai tiap-tiap proses tidsak dapat digambar lagi lebih terinci.

(31)

2.3.1 Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram)

ERD (Entity Relationship Diagram) berisi komponen-komponen himpunan Entitas dan himpunan relasi yang masing- masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang kita tinjau. ERD (Entity Relationship Diagram) menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. [1]. Simbol-simbol yang digunakan adalah:

Tabel 2.2: Simbol- simbol ERD

Nama Simbol Simbol

Entity

Suatu obyek yang dapat didentifikasikan dalam lingkungan pemakai, suatu yang penting bagi user dalam konteks sistem yang dibuat, disimbolkan dengan segi empat.

Atribut

Entity mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi mendeskripsikan karakter entity, disimbolkan dengan lingkaran lonjong.

Garis/Link

Sebagai penghubung antara himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.

Hubungan

Menggambarkan relasi antar entitas

(32)

2.4 Gangguan Kulit

Merupakan gejala klinik yang paling sering ditemukan pada masyarakat.

Gatal- gatal merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat. Itu terbukti, berdasarkan data Dinas Kesehatan, gatal- gatal masuk dalam kelompok lima besar penyakit yang banyak diderita pasien yang berobat di puskesmas.

Meski sering dianggap remeh, namun gatal- gatal jika dibiarkan bisa menyebabkan infeksi sekunder pada kulit.

Walaupun gejala ini tidak mematikan namun gejala ini amat penting untuk diperhatikan sebab ini mungkin merupakan gejala awal untuk timbulnya gejala yang lebih berat berupa gangguan nafas dan gangguan sirkulasi. Oleh karena itu setiap gangguan kulit harus diwaspadai untuk mencegah kemungkinan timbulnya gejala yang lebih berat. Dengan kata lain setiap keluhan kecil yang timbul sesaat, harus diantisipasi untuk menghindari dapat berkembang kearah yang lebih berat.

Dalam kehidupan sehari- hari kita sering mendengar, atau bahkan mungkin pernah mengalami timbulnya bercak-bercak atau bentolan kulit yang gatal serta tersebar di atas permukaan tubuh secara tiba-tiba. Keluhan atau gambaran seperti itu merupakan salah satu dari sekian banyak jenis gangguan kulit.

2.4.1 Kenali Penyebab Gangguan pada Kulit

Setiap orang dapat mengenali jenis gangguan bila reaksinya mendadak cepat dan parah karena penderita mengalami gangguan kulit yang serius saat melakukan kegiatan. Tapi, bila gangguan disebabkan makanan sehari- hari atau terjadi beberapa kali dalam seminggu, tubuh menjadi terbiasa menderita akibat makanan tersebut dan reaksinya menjadi samar.

Adapun jenis gangguan kulit yang dibahas disini adalah gangguan kulit karena gatal dan gangguan kulit karena luka.

(33)

2.4.1.1 Gangguan Kulit Karena Gatal

Gatal- gatal merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat. Itu terbukti, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Jambi, gatal- gatal masuk dalam kelompok lima besar penyakit yang banyak diderita pasien yang berobat di puskesmas. Meski sering dianggap remeh, namun gatal- gatal jika dibiarkan bisa menyebabkan infeksi sekunder pada kulit. Gatal-gatal merupakan penyakit umum yang banyak diderita masyarakat. (Cici, 2012)

Untuk mengetahui jenis gangguan kulit karena gatal diperlukan diagnosa terlebih dahulu karena terkadang penderita juga tidak mengetahui apa pe nyebab dan jenis gatal tersebut

2.4.1.1 Gangguan Kulit Karena Luka

Gangguan kulit kerena luka tidak perlu melakukan identifikasi terlebih dahulu karena bisa dikenali penyebabnya secara langsung. Selain itu reaksi yang ditimbulkan mendadak dan cepat saat kulit mengalami penyebab dari gangguan tersebut. Missal seseorang terkena pisau maka orang tersebut tahu bahwa dia terkena luka akibat benda tajam. Gangguan kulit ini bisa dikategorikan dalam beberapa jenis, yaitu luka akibat benda tajam, luka gores, luka bakar dan luka akibat benturan.

2.4.2 Tips Pencegahan Dan Menghindari Gangguan Pada kulit : 1. Jaga selalu kesehatan tubuh dan kebersihan lingkungan.

2. Hindari tanaman atau aquarium yang menyebabkan spora jamur di udara.

3. Gunakan pembersih udara elektris untuk membersihkan debu, jamur atau polen dari udara.

4. Hati- hati dalam menggunakan benda-benda yang berbahaya seperti benda tajam yang dapat menimbulkan luka pada kulit.

(34)

5. Gunakan lotion pelembab sehabis mandi untuk menghindari kulit kering serta menjaga kelembaban kulit.

6. Jika anda pergi ke hutan, pakailah pakaian yang tertutup untuk menghindari sengatan serangga atau tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan gatal pada kulit.

2.5 Obat Tradisional

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun- temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat- istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat yang bersifat magic tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, dan tablet. Obat tradisional sudah dikenal sejak lama di beberapa negara, seperti Cina, India, Jerman, Amerika (Indian), Thailand, Jepang, dan Negara-negara lainnya . Bahkan di Indonesia, obat tradisional sangat popular. Hal tersebut dapat kita lihat dengan banyak berdirinya perusahaan jamu dan obat tradisional. Belakangan pun banyak dijumpai, para ahli pengobatan alternatif maupun dokter di Indonesia menyarankan pasien-pasiennya untuk mengkonsumsi obat tradisional sebagai alternatif yang baik untuk menyembuhkan gangguan pada kesehatan.

(35)

2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Obat Tradisional

Adapun kelebihan dan kekurangan dari obat trad isional yang harus diperhatikan dalam menggunakanya :

2.5.1.1 Kelebihan Obat Tradisional:

1. Memiliki efek samping yang saling mendukung jika berada dalam satu ramuan dengan komponen yang berbeda.

2. Memiliki efek samping yang relatif rendah.

3. Pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit yang diakibatkan pertukaran zat di dalam tubuh dan keturunan.

2.5.1.2 Kekurangan Obat Tradisional

1. Takaran harus tepat. Jika tidak tepat, obat tradisional bisa tidak aman bagi tubuh dan kesehatan manusia.

2. Harus tepat memilih jenis obat sesuai dengan riwayat kesehatan masing- masing, sehingga tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan.

2.6 Pengobatan Alternatif Untuk Menangani Gangguan Kulit

Banyak orang yang masih bertanya-tanya, apa sebenarnya pengobatan alternatif itu dan bagaimana cara kerjanya. Walaupun istilah pengobatan alternatif sudah merakyat tapi definisi yang baku untuk istilah ini belum ada.

Definisi atau penjelasan yang baku tentang pengobatan alternatif sampai saat inipun masih belum ada. Maka tidak heran kalau pemahaman tentang pengobatan alternatif sangat beranekaragam. Pengertian sederhananya untuk pengobatan alternatif dapat dikatakan sebagai pengobatan cara lain, yaitu pengobatan yang dilakukan diluar cara med is atau ilmu kedokteran. Cara lain

(36)

inilah yang tidak terhitung banyaknya. Salah satu contoh dari pengobatan alternatif adalah memanfaatkan tumbuh-tumbuhan tertentu yang dipercayai berkhasiat menyembuhkan penyakit. Bisa daun, batang, kulit, atau buahnya bahkan bisa juga akarnya. Binatang tertentu seperti ular kobra, kadal, kelelawar, kera, undur-undur, lintah dan sebagainya. Zat cair seperti air bersih/airputih, air belerang, air hangat, air panas, air susu kambing, air susu unta, air susu ibu, bahkan sampai dengan air seni/air kencing.

2.6.1 Contoh Mengatasi Gangguan kulit Menggunakan Obat Tradisional Bila gangguan menyerang kulit sehingga menimbulkan gatal- gatal atau eksim dapat digunakan :

1. Sambiloto segar secukupnya + kunyit segar secukupnya + belerang secukupnya dihaluskan hingga lembut, lalu dioleskan pada bagian kulit yang terkena alergi.

2. Daun ketepeng china segar secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada bagian kulit yang terkena eksim.

Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas dan lakukan secara teratur sehari 2 kali, dalam melakukan perebusan sebaiknya gunakan panci enamel atau periuk tanah.

2.7 Sistem Pakar Pengobatan Alte rnatif Penderita Gangguan kulit Menggunakan Obat Tradisional

Pada dasarnya sistem pakar ini diterapkan untuk memberikan pe ngobatan alternatif pada penderita gangguan kulit apabila saat itu tidak memungkinkan untuk langsung dibawa ke dokter. Pengertian sistem pakar pengobatan alternatif pada penderita gangguan kulit dengan menggunakan obat tradisional yang dimaksud adalah sistem yang dibuat secara komputerisasi yang dapat bekerja

(37)

seperti seorang pakar dalam mendiagnosa jenis gangguan kulit dan menampilkan output berupa resep atau jenis obat tradisional yang dibutuhkan unt uk melakukan pengobatan alternatif pada penderita gangguan kulit.

Adapun alasan pengobatan alternatif menggunakan obat tradisional karena lebih mudah didapatkan saat kita membutuhkanya, sehingga pengobatan alternatif lebih cepat dilakukan. Selain itu dalam penggunaannya, obat tradisional cenderung memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan obat-obat pada umumnya.

Keahlian dipindahkan dari seorang pakar ke komputer, dan pengetahuan yang didapatkan dari seorang pakar ini kemudian disimpan di dalam komputer.

Pada saat pengguna menjalankan komputer untuk mendapatkan informasi, sistem pakar menanyakan gejala-gejala yang dialami oleh penderita gangguan kulit dan membuat penalaran sampai pada kesimpulan. Kemudian sistem pakar memberikan penjelasan atau kesimpulan atas hasil konsultasi yang telah dilakukan sebelumnya.

Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat me nyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli dibidangnya. Sistem pakar ini juga dapat membantu pekerjaan seorang pakar sebagai asiten yang mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

2.7.1 Langkah-Langkah Diagnosa Dalam Sistem Pakar

Adapun langkah- langkah sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit alergi kulit ini adalah sebagai berikut:

1. Pengguna mengiput data berdasarkan jenis gangguan kulit yang dialami.

(38)

2. Setelah selesai menginput data jenis gangguan kulit yang dialami, maka akan muncul penjelasan tentang jenis gangguan kulit yang dialami.

3. Setelah muncul penjelasanya maka akan muncul jenis obat tradisional yang harus digunakan untuk gangguan kulit berserta langkah–langkah cara meramu bahan–bahan yang digunakan dalam obat tradisional tersebut.

2.8 Pengertian MySQL

MySQL merupakan salah satu software untuk database server yang banyak digunakan, MySQL bersifat open source dan menggunakan SQL ( Heni, 2011). MySQL bias dijalankan di berbagai platform misalnya Windows, Linux, dan lain sebagainya. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Relational Database Management System (RDBMS).

2.8.1 Relational Database Management System (RDBMS)

MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License).

Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja

(39)

optimizer- nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase.

2.8.2 Keistime waan MySQL

MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :

1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.

2. Open Source.MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma- cuma.

3. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

4. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

5. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).

6. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.

7. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu

(40)

batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

8. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

9. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.

10. Antar Muka. MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

11. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool)yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.

12. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.

2.8.3 Kesinambungan Antara PHP dan MySQL

Penggunaan PHP dan MySQL dapat menjadikan dan memudahkan untuk pembuatan aplikasi secara gratis dan stabil (dikarenakan banyak komunitas developer PHP dan MySQL yang ber-kontribusi terhadap bugs).

Fungsi PHP-MySQL adalah menjembatani antara fungsi PHP sebagai Programming web server, dan MySQL sebagai database, sehingga data-data yang terdapat pada database MySQL dapat ditampilkan pada browser.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Dalam menyusun tugas akhir ini penulis mengambil objek penelitian mengenai pertolongan pertama pada penderita gangguan k ulit menggunakan obat tradisional.

3.2. Kebutuhan Data

Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis menggunakan data sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara wawancara (interview). Teknik wawancara dilakukan dengan cara berkonsultasi langsung dengan pakar yang ahli dalam bidang obat tradisional untuk mendapatkan gambaran mengenai jenis-jenis, gejala-gejala, maupun solusi atau penanganan pada gangguan kulit dengan menggunakan obat tradisional.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari narasumber, dimana data tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, internet dan laporan yang dibaca oleh penulis.

(42)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Bahan pengetahuan dapat diperoleh dalam beberapa cara, misalnya mendapatkan pengetahuan dari buku, jurnal ilmiah, para pakar dibidangnya, laporan, literature, dan sebagainya. Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Wawancara atau Interview

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memberi pertanyaan langsung kepada seorang pakar. Dan hasil wawancara terhadap ahli obat tradisional bapak R Soeprapto, antara lain terdiri dari:

1. Data jenis gangguan kulit yang sering terjadi pada umumnya.

2. Data penyebab gangguan pada kulit.

3. Data gejala-gejala yang timbul pada umumnya jika terkena gangguan kulit.

4. Data tentang pertolongan pertama dan pengobatan tradisional jika terjadi gangguan pada kulit.

5. Data mengenai cara peracikan dan pemakaian obat tradisional pada penderita gangguan kulit.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data-data yang di ambil oleh penulis dari berbagai macam buku, literature, referensi, dan dari berbagai data yang bersumber dari media global seperti internet yang mendukung penelitian dan berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.

(43)

3.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal.

Pendekatan sistem merupakan metodologi dasar untuk memecahkan masalah.

Metode yang akan digunakan adalah dengan siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle-SDLC) atau disebut siklus hidup sistem (system life cycle-SLC) saja. Metode SDLC menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan air terjun (waterfall ), yang menggunakan beberapa tahapan dalam pengembangan sistem. ( Roger S Pressman, 2002 ). Metode SDLC waterfal ini dipilih karena tersedianya data mengenai kebutuhan awal yang diinginkan pengguna hasil dari dokumentasi dan pengumpulan data sebelum menjalankan siklus hidup pengembangan perangkat lunak, sehingga sesuai dengan SDLC Waterfall.

1. Analisis sistem (system analysis)

Hal-hal yang terdapat pada tahapan ini meliputi :

a. Mengumpulkan data baik dari membaca laporan,artikel dan wawancara secara langsung dengan orang yang ahli dalam bidang obat tradisional.

b. Menyusun data penyakit yang telah dikumpulkan dam menganalisa data yang telah disusun.

c. Data yang telah disusun dan dianalisa kemudian dicoba untuk dirancang suatu sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan pada kulit manusia.

2. Perancangan sistem (system design)

Yang dilakukan pada tahapan ini adalah :

a. Membuat pangkalan kaidah yang berisi analisa objek penelitian.

(44)

b. Membuat tabel rule base untuk menterjemahkan pangkalan kaidah kedalam sistem pakar.

c. Membuat desain perancangan program sistem pakar. Hasil dari perancangan sistem ini berupa desain yang nantinya diimplementasikan ke dalam program yang di buat dengan menggunakan PHP dengan tempat penyimpanan data menggunakan PHP My admin.

3. Pembuatan Sistem (system development)

Pada tahapan pembuatan sistem pakar ini adalah :

a. Pembuatan database yang berkaitan dengan permasalahan gangguan kulit pada manusia.

b. Pembuatan tampilan sistem pakar pertolongan pertama pada penderita gangguan kulit. Hasil dari pembuatan aplikasi ini adalah berupa sebuah sistem pakar untuk mendiagnosa jenis gangguan kulit pada manusia yang dapat digunakan untuk user mencari informasi yang terkait dengan penyakit tersebut.

4. Implementasi Sistem (system implementation)

Yang dilakukan dalam implementasi sistem pakar ini adalah:

a. Menerapkan sistem pakar ini sesuai dengan objek penelitian.

b. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian sistem pakar ini agar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Hasil dari implementasi ini adalah menerapkan sistem pakar ini ke dalam komputer. Pada komputer dapat digunakan untuk mempercepat proses pelayanan kepada pasien. Selain itu, masyarakat bisa menggunakannya sebagai informasi tentang pertolongan pertama menggunakan obat tradisional jika terjadi gangguan pada kulit.

(45)

5. Pengujian atau evaluasi (system evaluation)

Yang dilakukan dalam tahapan pengujian ini adalah:

a. Mencari kekurangan dalam proses pengujian program.

b. Memeriksa kelengkapan data dan link pada tiap halaman.

c. Mencoba semua fitur-fitur yang ada dihalaman penunjang maupun admin.

d. Mengenali kebutuhan user terhadap program yang telah diterapkan.

Hasil dari pengujian dan evaluasi ini berbentuk masukan kepada programer untuk menyempurnakan sistem sesuai dengan kesalahan program saat eksekusi maupun kebutuhan user untuk mencapai tahap pengembangan sistem yang lebih tinggi.

3.5. Mesin infe rensi

Mesin inferensi merupakan mesin yang digunakan untuk merepresentasikan basis pengetahuan sehingga dihasilkan informasi yang dibutuhkan dan dapat dimengngerti olen pengguna. Metode yang digunakan dalam merancang mesin inferensi sistem pakar ini adalah metode pelacakan ke depan (forward chaining).

Dalam mesin inferensi sistem pakar, sistem akan membaca masukan pengguna berupa masukan gejala yang disarankan. Tiap masukan gejala memiliki id gejala yang kemudian akan dilacak oleh sistem di dalam tabel data gejala. Dari id gejala tersebut sistem akan melacak ditabel kaidah diagnosa untuk mendapatkan nilai certainly factor serta pasangan gejala tersebut. Kemudian sistem akan melakukan perhitungan untuk setiap nilai certainly factor perpenyakit berdasarkan basis pengetahuan yang digunakan. Diagram alir sistem inferensi dapat dilihat pada gambar.

(46)

User

Pakar

Gambar 3.1 Model Sistem Pakar

Ketika seorang user memerlukan informasi dari sistem pakar, maka mesin inferensi akan mengajukan serangkaian gejala-gejala gangguan kulit yang harus dipilih oleh user melalui suatu user-interface (antarmuka pengguna). Gejala- gejala yang dikumpulkan oleh mesin inferensi kemudian dipakai untuk menemukan informasi dari basis-pengetahuan yang berisi tentang gangguan kulit, informasi ini kemudian diteruskan ke user.

Antar Muka User

Mesin Inferensi

Basis Pengetahuan

Proses Akuisisi Pengetahuan

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Penelitian

Seseorang diketahui sedang mengalami penyakit kulit dapat dilihat dari gejala- gejala yang sedang diderita oleh penderita dengan kata lain penyakit yang terjadi dapat dikenali dengan cara mendiagnosa gejala-gejala yang sedang terjadi atau dialami penderita.

Dalam melakukan pendiagnosaan pada pasien yang mengalami gangguan kulit, dibutuhkan Tanya jawab oleh seorang dokter dengan pasien mengenai kendala-kendala yang sedang dialami oleh pasien. Sehingga dengan adanya kerjasama Tanya jawab ini, seorang pasien dapat diketahui penyakit yang sedang dialami. Akan tetapi karena faktor manusiawi seperti ingatan yang terbatas dan kondisi dokter yang berbeda saat mendiagnosa penyakit, akan menjadi kendala bagi dokter dalam menentukan hasil diagnosa. Melihat kelemahan dan kendala sistem lama tersebut, maka diperlukan pengembangan sistem baru yang dapat mempermudah dan meningkatkan efisiensi dalam mendiagnosa gangguan pada kulit.

Dengan adanya perkembangan jaman ya ng terus meningkat, maka untuk mendiagnosa gejala-gejala penyakit yang dialami oleh penderita dapat diterapkan dalam suatu sistem dimana sistem ini dapat berperan sebagai dokter. Sistem baru yang dimaksud adalah sistem yang menerapkan teknik komputerisasi dalam pengolahan data disertai dengan penggunaan konsep sistem pakar sehingga kesimpulan yang diperlukan sebagai akhir dari hasil tes tersebut dapat diperoleh dengan cepat, tepat, dan mudah. Sistem pakar dapat memudahkan pasien maupun dokter dalam menemukan jenis penyakit melalui gejala-gejala yang dialami oleh

(48)

pasien. Selain itu kelebihan dari sistem pakar ini dapat membuat orang awam bekerja layaknya seorang pakar.

4.1.1 Analisa Kebutuhan

Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi dan analisa kebutuhan sistem.

Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, kebutuhan user dan kebutuhan data.

4.1.1.1 Kebutuhan User

Table 4.1 Tabel kebutuhan user

Kategori Tugas Hak Akses

User  Memberi batasan hak akses terhadap pengguna

 Menjaga integritas data yang dimasukkan

 Mempunyai hak akses penuh terhadap data user dan aplikasi sistem

Admin  Menjalankan Sistem Pakar Pertolongan Pertama Pada Penderita Gangguan Kulit

Menggunakan Ramuan Tradisional

 Mempunyai hak akses penuh sebagai

pengguna aplikasi terhadap data user untuk meng- input dan update data.

(49)

Pakar  Merumuskan

pengetahuan kedalam sistem.

 Mempunyai hak akses penuh terhadap semua informasi yang

dihasilkan oleh sistem

4.1.1.2 Analisa Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras adalah peralatan pada sistem kompiter secara fisik.

Berikut adalah perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan program:

a. Processor setara dengan kecepatan 1,8 Ghz keatas.

b. Hardisk dengan kapasitas 80 GB c. Memori DDR 256

d. Monitor

e. Mouse dan keyboard

4.1.1.3 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Untuk mendukung berjalannya program ini diperlukan beberapa program atau software tambahan sebagai pendukung program aplikasi sebagai berikut:

a. Webserver dari provider yang mendukung PHP dan MySQL.

b. XAMPP

c. Dreamweaver CS4 d. Mozila Firefox

4.2 Analisa Penyakit

Berikut akan dibahas mengenai jenis gangguan pada kulit, definisi, penyebab, gejala, dan obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan alternatif bagi penderita gangguan kulit. Pengetahuan tentang gangguan pada kulit diperoleh dari studi literature dan seorang pakar yang merupakan ahli pengobatan

(50)

dengan menggunakan ramuan tradisional, yaitu Bapak R Soeprapto yang membuka praktek di Jl. Rorojonggrang V RT 04 RW 13 Se marang Barat.

Adapun jenis gangguan kulit yang sering terjadi disebabkan oleh beberapa hal, yakni gangguan kulit karena gatal dan gangguan kulit karena luka. Berikut adalah jenis dan macam- macam gangguan kulit :

4.2.1 Gangguan Kulit Karena Gatal

Dalam sistem pakar ini, jenis gangguan kulit yang disebabkan oleh gatal diperlukan diagnosis terlebih dahulu, karena terkadang kita sulit mengenali jenis gatal serta penyakit yang sedang kita derita. Adapun beberapa jenis penyakit gatal tersebut adalah :

4.2.1.1 Biduran

Biduran bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, dengan bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Mereka bisa berbentuk kecil-kecil seperti gigitan nyamuk atau besar dan terlihat seperti piring makan. Biduran juga bisa terlihat seperti cincin atau kelompok-kelompok cincin yang bergabung bersama. Biduran bisa timbul dalam kelompok dan bisa berubah tempat hanya dalam hitungan jam. Biduran bisa timbul di muka orang dalam jumlah banyak dan lalu hilang.

a. Penyebab

1. Bahan yang sering berkontak dengan tubuh misalnya sabun cair, sabun antiseptik, hand and body lotion yang tidak sesuai, bedak salicyl, dll.

2. Makanan tertentu misal ikan laut (cumi, udang)

3. Obat seperti golongan penisilin, penghilang rasa sakit, sulfa, tetra, dll

(51)

b. Gejala

1. Timbul bintik-bintik pada kulit, dan warnanya merah muda.

2. Terjadi penebalan pada kulit secara tiba-tiba.

3. Demam yang tiba-tiba.

4. Kulit terasa hangat.

5. Bintik-bintik pada kulit kalau digaruk akan semakin besar dan melebar secara cepat.

c. Pengobatan Resep 1

Rimpang temulawak 3/4 jari, Dipotong-potong lalu dicuci bersih.

Rebus dengan air bersih 3 gelas, Didihkan hingga airnya tinggal 3/4 - nya, kemudian angkat dan dinginkan. Suam-suam kuku saring dan minumlah ramuan herbal ini bersama madu secukupnya. Diminum 2 kali sehari 2 sendok makan.

Resep 2

Abu dapur yang masih hangat 1 gelas, dibungkus dengan kain yang agak tipis. Gunakanlah menggosok kulit yang terasa gatal sebanyak 1- 2 kali sehari atau juga bisa sewaktu-waktu bila terasa gatal.

Resep 3

Daun kumis 1/3 genggam, daun meniran 1/4 genggam, klembak 1/2 jari dan gula enau 2 jari. Ramuan ini dicuci bersih dan dipotong- potong pendek. Rebuslah dengan air 3 gelas dan didihkan hingga air tersisa 3/4- nya. Sesudah dingin saring dan minumlah Ramuan herbal ini 2-3 kali sehari 1/2 gelas.

Resep 4

(52)

Minyak kayu putih 1 sendok makan, minyak zaitun 1 sendok makan, menthol kristal 1 sendok teh, dicampur dan diremas baik-baik.

Ramuan he rbal ini digunakan untuk menggosok kulit yang terasa gatal. Lakukanlah 2-3 kali sehari sebanyak yang diperlukan.

Resep 5

Abu dapur yang masih hangat sebanyak 5 sendok makan, garam dapur sebanyak 1 sendok teh, dicampur rata. Kemudian gosokan ke daerah kulit yang terasa gatal. Lakukan 1-2 kali sehari atau sewaktu-waktu bila kulit terasa gatal.

4.2.1.2 Eksim (Dermatitis)

Eksim lebih sering menyerang pada orang-orang yang berbakat alergi.

Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang atau kambuh. Oleh karena itu harus diperhatikan untuk menghindari hal- hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi (alergen.) Tetapi, dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.

Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang seiring dengan pertambahan usia penderita.

a. Penyebab

Alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu seperti yang terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin (MSG), dan lain- lain. Eksim juga dapat disebabkan karena alergi serbuk sari tanaman, debu, rangangan iklim, bahkan gangguan emosi.

b. Gejala eksim

Gambar

Gambar 2.1 Struktur sistem pakar
Tabel 2.1 : Simbol-simbol  DFD
Diagram arus data itu sendiri dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
Tabel 2.2: Simbol- simbol  ERD
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut membuat auditor eksternal menjadi lebih teliti dalam melakukan proses audit sebab audit yang lebih cermat akan meningkatkan reliabilitas informasi

Lebih lanjut lagi guru memandu peserta didik untuk mengidentfikasi benda yang ada di ruangan kelas melalui gambar yang ada pada buku, seperti berikut.. Peserta didik pun diminta

Dari Monografi Kecamatan Cidadap 2016, untuk partisipasi bersekolah penduduk usia 5 tahun ke atas di Kecamatan Cidadap pada tahun 2015 tercatat sebanyak 2.204 penduduk

This study aims to (1) provide empirical evidence that there is an influence of market share of third Party Fund on profitability (ROA) Islamic Banks in Indonesia,

The primary objectives of the seminar were to bring together leading and promising young researchers in the different communities to discuss scheduling problems that arise in

Bahwa dalam perkara ini Notaris tersebut dapat diduga telah melakukan kesewenangan- wenangan, kelalaian karena seharusnya Notaris tersebut selaku orang yang

Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Stress Kerja Guru Sekolah Dasar :... ADLN Perpustakaan

dewasa awal yang sedang berpacaran adalah individu yang berada pada rentang usia awal 20-an hingga 30-an yang sedang memiliki hubungan romantis dengan lawan jenisnya yang