OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI PADA PT. BINA
AGRO NUSANTARA
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Oleh :
ALI AMRAN TUMANGGOR
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG
2017
OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI PADA PT. BINA
AGRO NUSANTARA
SKRIPSI
Oleh:
ALI AMRAN TUMANGGOR
Npm: 1510024425045
Program Studi : Teknik Industri YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG
2017
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul : Optimasi Biaya Distribusi Barang Dengan Menggunakan Model Transportasi Pada PT. Bina Agro Nusantara
Nama : ALI AMRAN TUMANGGOR
NPM : 1510024425045
Program Studi : Teknik Industri Jurusan : Teknik Industri
Padang, Maret 2017
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Prodi Plt Ketua STTIND Riko Ervil, MT
NIDN. 1014057501
Meldia Fitri, ST, MP NIDN. 102428201
Meldia Fitri ST, MP NIDN. 1024028201
Tri Ernita,ST, MP NIDN. 1028027801
OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI
(Studi Kasus PT. BINA AGRO NUSANTARA)
Nama : Ali Amran Tumanggor
NPM : 1510024425045
Pembimbing I : H. Riko Ervil, MT Pembimbing II : Meldia Fitri, S.T, MP
RINGKASAN
PT.Bina Agro Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi sarana produksi pertanian, seperti herbisida, fungisida, insektisida, bibit tanaman, pupuk NPK dan pompa sprayer. Selain di Padang Perusahaan memiliki gudang pembantu di Bukit Tinggi yang khusus menyediakan barang herbisida dan pupuk. Untuk mendistribusikan produk yang akan dijual, PT. Bina Agro Nusantara memerlukan sarana transportasi ke daerah - daerah tujuan pengiriman. Pengiriman barang dilakukan perusahaan ke daerah tujuan berdasarkan jumlah permintaan. Sebagai perusahaan distributor, PT.Bina Agro Nusantara berperan menyalurkan produk dari pabrik ke pengecer atau konsumen.
Masalah yang sering dihadapi terkait adalah pendistribusian suatu produk atau komoditas dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (demand) adalah biaya transportasi yang belum optimal. Dengan menggunakan model transportasi, ditentukan alokasi pendistrusian produk dari sumber kepada tujuan untuk mendapatkan biaya pengiriman yang lebih rendah/optimal. Dengan bantuan software POM-QM, didapatkan gudang Padang harus mendistribusikan produk ke Kayu Aro, Jambi, Bengkulu dan Pasaman Barat, sedangkan gudang Bukit Tinggi harus mendistribusikan produk ke Dharmasraya, Jambi, Pasaman Timur dan Pekan Baru. Hasil perhitungan menunjukan biaya distribusi yang dikeluarkan oleh PT. Bina Agro Nusantara untuk seluruh tujuan distribusi pertahunnya sebesar Rp.142.800.000.- dibandingkan dengan biaya yang dikeluakan perusahaan sebelumnya sebesar Rp. 149.400.000, maka terjadi penghematan biaya distribusi dalam setahun sebesar Rp. 6.600.000.
Kata Kunci : Distribusi, Biaya Transportasi Optimal.
COST OPTIMIZATION USING MODEL DISTRIBUTION OF TRANSPORTATION
(Case Study PT. BINA AGRO NUSANTARA)
Name : Ali Amran Tumanggor Student ID : 1510024425045
Supervisor : H. Riko Ervil, MT Co-Supervisor : Meldia Fitri S.T, M.P
ABSTRAK
PT.Bina Agro Nusantara is praying The Companies Engaged hearts The Distribution means of agricultural production, such as herbicides, fungicides, insecticides, seeds, fertilizers NPK and pump sprayer. In addition the Company has a warehouse in Padang made in Bukit Tinggi the goods provide special herbicides and fertilizers. For reviews distribute Products will be sold, PT. Bina Agro Nusantara need a means of transport is the area - the area is a destination Delivery. Freight carried Companies All areas are of interest based on the request of the State Period. As a distributor company, Agro Nusantara channel the PT.Bina Agro Nusantara Products From Factory To retailer or customer.
Frequently encountered problem is the distribution of a Product Subscription or Commodities From some source (supply) is shown to a number of destinations (demand) is covering the cost of transportation which are set optimally. Article Search Google using Transport Model, determined pendistrusian Product Allocation of Resources indicated the purpose of the reviews get cover costs Shipping more rendah / optimal. Searching google pages help POM-QM software, warehouse obtained Padang Must distribute Products to Kayu Aro, Jambi, Bengkulu and West Pasaman, while warehouse Bukit Tinggi Must distribute Products Into Dharmasraya, Jambi, East Pasaman and Pekan Baru.
Calculation shows include The Distribution costs incurred by PT. Bina Agro Nusantara to review annually Distribution whole purpose of Rp.142.800.000.- compared with includes costs The Company dikeluakan previous Rp. 149 400 000, So the savings occurred include distribution costs Rp hearts year. 6,600,000.
Keywords: Distribution, Transport Cost Optimal.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya ke[ada kita semua dan tidak lupa pula kita panjatkan salawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebagai mana mestinya.
Adapun kasus yang dibahas dalam skripsi ini adalah ”Optimasi Biaya Distribusi Barang Dengan Menggunakan Model Transportasi Pada PT. Bina Agro Nusantara”.
Penulis telah banyak mendapatkan arahan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dan dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepada kedua orang tua yang saya cintai, sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas dukungannya.
2. Bapak H. Riko Ervil, MT selaku Pembimbing I dalam skripsi dan sekaligus Ketua Yayasan Muhammad Yamin Padang.
3. Ibu Meldia Fitri, ST, MP, selaku Pembimbing II dalam skripsi dan sekaligus Ketua Jurusan Teknik Industri di (STTIND)
4. Ibu Tri Ernita, ST, MP, selaku dosen Metodologi Penelitian dan sekaligus pembantu ketua I di (STTIND).
5. Semua pihak dan teman-teman TI kerja sama angkatan VI yang telah membantu penulis sehingga selesainya dalam penulisan skripsi ini.
Penulis telah berusaha untuk menyajikan yang terbaik dalam skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri.
Padang, Februari 2017
Ali Amran Tumanggor
DAFTAR ISI
Hal ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Tujuan Penelitian ... 4
1.6 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 6
2.1.1 Defenisi Transportasi... 6
2.1.2 Persoalan Transportasi ... 6
2.1.3 Tujuan Permodelan Transportasi ... 7
2.1.4 Model-Model Transportasi ... 8
2.1.5 Prosedur Penyelesaian Metode Transportasi ...10
2.1.6 Menentukan Solusi Fisibel Basis Awal ...12
2.1.7 Metode North-West Corner ...13
2.1.8 Metode Least Cost ...15
2.1.9 Metode Pendekatan Vogel (VAM/Vogel’s Approximation Method) ...17
2.1.10 Metode Stepping Stone ...20
2.1.11 Software POM-QM ...22
2.2. Kerangka Konseptual ...26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...29
3.3 Variabel Penelitian ...29
3.4 Data dan Sumber Data ...29
3.5 Teknik Pengolahan Dan analisa data ...30
3.5.1 Teknik Pengolahan Data dengan Metode North-West Corner (Sudut Barat Laut) ...30
3.5.2 Teknik Pengolahan Data dengan Metode Least Cost ...31
3.5.3 Teknik Pengolahan Data dengan Metode Pendekatan Vogel ...31
3.5.4 Teknik Pengolahan Data dengan Solusi Akhir Metode Stepping Stone ...32
3.5.5 Teknik Pengolahan Data dengan Software POM-QM ...33
3.6 Kerangka Metodologi ...34
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGILAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data ... 36
4.1.1 Data Biaya Distribusi Supply Dan Demand ... 36
4.2 Teknik Pengolahan Data ...38
4.2.1 Pengolahan Data Untuk Solusi Awal ...39
4.2.2 Pengolahan Data Untuk Solusi Akhir Dengan Metode Stepping Stone ....47
4.2.3 Pengolahan Data Sebagai Pembanding Dengan Software POM QM ...50
4.3 Perbandingan Biaya Distribusi ...55
BAB V ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
5.1 Analisa Biaya Distribusi Solusi Awal Dengan Metode North West Corner ...57 5.2 Analisa Biaya Distribusi Solusi Awal Dengan Metode Least Cost ...57 5.3 Analisa Biaya Distribusi Solusi Awal Dengan Metode Vogel ...57 5.4 Analisa Biaya Distribusi Solusi Akhir Dengan Metode Stepping Stone dan Aplikasi Software POM-QM ...58 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ...59 6.2 Saran ...59 DAFTAR KEPUSTAKAAN
LEMBARAN KONSULTASI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Masalah Transportasi ... 8
Gambar 2.2 Masalah Transportasi ... 12
Gambar 2.3 Software POM-QM ... 23
Gambar 2.4 Software POM-QM ... 23
Gambar 2.5 Software POM-QM ... 24
Gambar 2.6 Software POM-QM ... 24
Gambar 2.7 Software POM-QM ... 25
Gambar 2.8 Software POM-QM ... 25
Gambar 2.9 Software POM-QM ... 26
Gambar 2.10 Kerangka Konseptual ... 27
Gambar 3.1 Fungsi Objektif Transportasi ... 33
Gambar 3.2 Sumber dan Tujuan Transportasi ... 33
Gambar 3.3 Kerangka Metodologi Penelitian ... 35
Gambar 4.1 Software POM-QM ... 50
Gambar 4.2 Software POM-QM ... 51
Gambar 4.3 Penentuan Jumlah Baris dan Kolom Tabel ... 51
Gambar 4.4 Penginputan Data Transportasi ... 52
Gambar 4.5 Metode North-West Corner ... 52
Gambar 4.6 Metode Least Cost ... 53
Gambar 4.7 Metode Vogel ... 54
Gambar 4.8 Hasil Software POM-QM ... 54
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Biaya Distribusi Herbisida Oktober 2015 s/d September 2016 ... 2
Tabel 2.1 Masalah Transportasi ... 9
Tabel 2.2 Metode Notrh-West Corner ... 14
Tabel 2.3 Metode Least Cost... 16
Tabel 2.4 Metode Pendekatan Vogel ... 17
Tabel 2.5 Metode Pendekatan Vogel ... 19
Tabel 2.6 Metode Stepping Stone ... 21
Tabel 4.1 Biaya Distribusi Herbisida Oktober 2015 s/d September 2016 ... ... 36
Tabel 4.2 Jumlah Supply dan Demand ... 37
Tabel 4.3 Biaya Distribusi Dari Sumber Kesetiap Tujuan... 37
Tabel 4.4 Metode North-West Corner ... 39
Tabel 4.5 Perhitungan Metode North-West Corner ... 42
Tabel 4.6 Metode Least Cost... 43
Tabel 4.7 Perhitungan Metode Least Cost... 44
Tabel 4.8 Metode Vogel ... 45
Tabel 4.9 Perhitungan Metode Vogel ... 46
Tabel 4.10 Stepping Stone ... 47
Tabel 4.11 Hasil Akhir Stepping Stone ... 48
Tabel 4.12 Perhitungan Metode Stepping Stone ... 49
Tabel 4.13 Perhitungan Biaya Distribusi Pertahun ... 55 Tabel 4.14Perbandingan Biaya Distribusi Saat Ini dengan Biaya Distribusi yang Optimal
... 56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pendistribusian barang merupakan salah satu aspek dari pemasaran, distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha mempelancar dan mempermudah penyampaian barang dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Sebagai perusahaan distributor adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrik ke pengecer atau konsumen.
Masalah lain yang sering dihadapi terkait distribusi adalah membuat keputusan mengenai rute yang dapat mengoptimalkan jarak tempuh, waktu tempuh, banyaknya kendaraan yang dioperasikan dan biaya distribusi.
Pendistribusian barang dari satu tempat ke tempat lain memerlukan alat transportasi, baik alat transportasi yang dimiliki sendiri maupun menyewa, keduanya memerlukan biaya distribusi. Besarnya biaya distribusi barang dipengaruhi dua variabel, yaitu jumlah barang yang akan dikirimkan dan biaya angkut per unit.
PT. Bina Agro Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor sarana produksi pertanian, seperti herbisida, fungisida, insektisida, bibit tanaman, pupuk NPK dan pompa sprayer.Dan memiliki gudang pembantu di Bukit tinggi yang khusus menyediakan barang herbisida dan pupuk. Untuk mendistribusikan produk yang akan dijual tentunya
perusahaan memerlukan sarana transportasi ke daerah tujuan pengiriman.
Pengiriman barang dilakukan perusahaan ke daerah tujuan berdasarkan jumlah permintaan. Jumlah permintaan tersebut tiap periodenya naik turun karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti naiknya harga bahan bakar minyak, meningkatnya kurs rupiah terhadap dollar.
Berdasarkan data distribusi PT. Bina Agro Nusantara sebagai perusahaan distributor pestisida, biaya distribusi herbisida perbulan yang dikeluarkan untuk kegiatan pendistribusian ke setiap tujuan selama satu tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Biaya Distribusi Herbisida Oktober 2015 s/d September 2016
No TUJUAN BIAYA
1 DHARMASRAYA Rp. 15.000.000
2 KAYU ARO Rp. 16.800.000
3 JAMBI Rp. 37.800.000
4 BENGKULU Rp. 32.400.000
5 PASAMAN BARAT Rp. 12.600.000
6 PASAMAN TIMUR Rp. 10.800.000
7 PEKAN BARU Rp. 24.000.000
TOTAL Rp. 149.400.000
Sumber : PT. Bina Agro Nusantara
Dari tabel di atas dapat dilihat besar biaya distribusi yang dikeluarkan perusahaan untuk setiap daerah tujuan selama satu tahun sebesar Rp 149.400.000.
Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang agar biaya distribusi yang
dikeluarkan optimal dan tidak menjadi persoalan yang dapat menguras biaya besar.
Proses pendistribusian yang tepat sangat penting, maka peneliti tertarik melakukan evaluasi terhadap saluran distribusi pada PT. Bina Agro Nusantara untuk mencari solusi agar biaya distribusi menjadi optimal, biaya distribusi ini dapat diminimumkan dengan perencanaan pendistribusian herbisida secara tepat sehingga biaya distribusi yang dikeluarkan adalah optimal. Dengan memanfaatkan model transportasi penulis akan mencoba untuk mengoptimalkan biaya distribusi produk herbisida.
Dari deskripsi singkat di atas, penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang pelaksanaan model transportasi yang dilakukan oleh PT. Bina Agro Nusantara dalam mengoptimalkan biaya distribusi barang dengan judul : “Optimasi Biaya Distribusi Barang Dengan Menggunakan Model Transportasi Pada PT. Bina Agro Nusantara”.
1.2. Indentifikasi Masalah
Dalam melakukan penelitian ini penulis mendapatkan beberapa masalah yang ada pada PT. Bina Agro Nusantara di antaranya:
1. Rute distribusi dari daerah sumber ke daerah tujuan belum optimal . 2. Banyaknya kendaraan yang dioperasikan belum optimal.
3. Biaya distribusi belum optimal.
4. Supply dan demand belum optimal.
1.3. Batasan Masalah
Agar lebih terarahnya penelitian yang penulis laksanakan, maka perlu diberi batasan masalah yaitu tentang :
1. Penelitian ini dibatasi hanya untuk biaya distribusi produk herbisida.
2. Jenis kendaraan dan jumlah muatan sama.
3. Pengolahan data penelitian ini menggunakan model transportasi, untuk solusi awal menggunakan tiga metode yaitu North-West Corner, Least Cost, Aproksimasi Vogel. Untuk solusi akhir menggunakan satu metode yaitu Metode Stepping Stone dan sebagai pembanding menggunakan Software POM- QM.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah dari penelitian ialah Apakah biaya pendistribusian yang telah dilaksanakan PT. Bina Agro Nusantara sudah optimal berdasarkan model transportasi?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penelitian ini yang hendak dicapai adalah mengoptimalkan biaya pendistribusian barang dari PT. Bina Agro Nusantara berdasarkan model transportasi.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam melakukan penelitian tentang model transportasi yang digunakan oleh PT. Bina Agro Nusantara ini yaitu :
1. Untuk Peneliti:
Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahun serta mampu menerapkan ilmu-ilmunya, khususnya masalah distribusi. Sehingga dapat memantapkan pemahaman mengenai teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dan mampu menerapkan ilmunya dalam kehidupan nyata.
2. Untuk Perusahaan:
Memberikan solusi dalam mengoptimalkan biaya pendistribusian barang sebagaimana yang diinginkan pihak perusahaan, dan sebagai informasi kepada perusahaan dalam melakukan evaluasi untuk memperbaiki sistem distribusi untuk dapat meningkatkan dan mengoptimalkan biaya pendistribusian barang waktu pemanfaatan juli 2017.
3. Bagi Kampus STTIND
Dapat memberikan informasi tentang penggunaan model transportasi dan software POM-QM, untuk memberi kontribusi metode yang digunakan demi mewujudkan terciptanya generasi-generasi yang kompeten dibidang reset operasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
Sebagai studi literatur dalam penelitian ini diperlukan landasan teori untuk memberikan gambaran bagaimana menyelesaikan suatu masalah. Landasan teori ini berisikan tentang pengertian penggunaan metode transportasi.
2.1.1 Definisi Transportasi
Pada umumnya, masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan pemintaan tertentu, pada biaya distribusi minimum.
Karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber.
Transportasi adalah masalah pendistribusian sejumlah produk atau komoditas dari beberapa sumber distribusi (supply) kepada beberapa daerah tujuan (demand) dengan berpegang pada prinsip biaya distribusi. Selain untuk mencari biaya distribusi minimal, permodelan transportasi juga dapat digunakan untuk mencari perolehan/pendapatan maksimal dari strategi distribusi komoditi yang mempunyai keuntungan tertentu (Purnomo,2004)
2.1.2 Persoalan Transportasi
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (demand), dengan tujuan mengoptimalkan ongkos pengangkutan yang terjadi (Tjutju Tarliah,1994).
Ciri – ciri khusus persoalan transportasi ini adalah : 1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh stiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, basarnya tertentu.
Pada tahun 1947, TC Koopmans secara terpisah menerbitkan suatu hasil studi mengenai : Optimal utilization of the transportation system. Selanjutnya, perumusan persoalan LP, dan cara pemecahan yang sistematis dikembangkan oleh Prof. George Denzig yang sering disebut Bapak Linier Programming. Prosedur pemecahan yang sistematis tersebut disebut metode simpleks.
2.1.3 Tujuan Permodelan Transportasi
Sasaran distribusi adalah menyerahkan barang yang tetap pada tempat dalam waktu yang tepat dengan biaya terkecil dari segi kepuasan, langganan tertarik akan beberapa hal
1. Penyerahan barang tepat waktunya.
2. Kemampuan supplier untuk memenuhi kebutuhan mendadak dari langganan.
3. Penanganan barang dagangan dengan seksama.
4. Kesediaan supplier untuk menyimpan barang bagi langganan selama jangka waktu tertentu.
Dalam memilih sarana transportasi untuk produk tertentu, pengirim mempertimbangkan kriteria :
1. Kecepatan waktu pengantaran dari rumah ke rumah atau dari gedung ke gedung (travel time).
2. Frekuensi pengiriman terjadwal.
3. Keandalan dalam memenuhi jadwal pada waktunya.
4. Kemampuan menangani angkutan dari berbagai barang.
5. Banyaknya tempat singgah atau bongkar muat.
6. Biaya per ton kilometer.
7. Jaminan atas kerusakan atau kehilangan barang.
2.1.4 Model – Model Transportasi
Masalah transpotasi adalah masalah pendistribusian barang dari beberapa tempat ke beberapa tempat tujuan, sedemikian rupa sehingga total biaya pengangkutan menjadi minimum.
Gambar 2.1 Masalah Transportasi
Keterangan
A1,A2 = Tempat Asal
T1,T2,T3 = Tempat Tujuan
C11,C12,... = Biaya Transportasi per unit dari tempat asal ke tempat tujuan
X11,X12,... = Volume barang yang diangkut dari tempat asal ke tempat tujuan
Masalah Transportasi adalah berapa X11,X12,... sehingga biaya transportasi C11X11 + C12X12 + ... mininum
Masing-masing pabrik dapat menyediakan batu kerikil sebanyak seperti terlihat pada tabel 2.1 Masalah ini dapat disajikan dalam bentuk Tabel Transportasi
Tabel 2.1 Masalah Transportasi
TUJUAN
ASAL T1 T2 T3 Si
A1
X11 X12 X13
S1
A2 X21 X22 X23 S2
Dj D1 D2 D3
∑Si
∑Dj
C11
C21
C12 C13
C22 C23
Masalah Transportasi dapat dinyatakan dalam masalah LP :
Min Z=C11X11 + C12X12+
D.K
X11 + X12 + X13 = S1 X21 + X22 + X23 = S2 X11 + X21 = D1 X12 + X22 = D2 X13 + X23 = D3 S1 + S2 = D1 + D2 + D3
Dalam menyelesaikan masalah transportasi, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
2.1.5 Prosedur Penyelesaian Metode Transportasi
Dalam penyelesaian kasus transportasi, langkah-langkah untuk penyelesaian dengan metode transportasi adalah sebagai berikut (Agustini,2004) : 1. Langkah pertama di dalam metode transportasi adalah menyusun matriks
transportasi. Langkah ini merupakan kunci keberhasilan kita dalam menyusun langkah berikutnya. Matriks transportasi menunjukkan sumber dari mana barang berasal dan ke mana tujuan dikirim
2. Langkah berikutnya adalah menyusun tabel awal. Pada tabel awal diisikan informasi biaya transportasi atau jarak dari suatu sumber ke suatu tujuan tertentu, besar kapasitas sumber, dan besar permintaan. Pada langkah ini, harus dipastikan bahwa besar kapasitas harus sama (seimbang) dengan besar permintaan. Apabila terdapat ketidakseimbangan maka harus dibuat sel dummy
yang berisi besarnya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Sel dummy dapat berupa sel baris atau sel kolom
3. Langkah ketiga adalah melakukan pengalokasian berdasarkan beberapa metode yang ada. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus transportasi ini, antara lain North west Corner method, least cost, integer programming, dynamic programming, Vogel approximation method (VAM), dan algoritma simpleks. Di antara metode-metode tersebut, metode integer programming dan dynamic programming tidak seefisien metode algoritma simpleks karena kedua metode ini membutuhkan jumlah perhitungan yang lebih banyak. Namun demikian, dalam praktik metode integer programming dan dynamic programming masih digunakan.
Jika telah dilakukan pengalokasian dengan salah satu metode, langkah berikutnya adalah melihat apakah alokasi tersebut sudah optimal atau belum.
Langkah ini dikenal dengan istilah tes optimalisasi dengan menggunakan metode Stepping Stone. Jika hasil tes menunjukkan bahwa alokasi telah optimal, maka alokasi tersebut dapat dikatakan telah mencapai nilai yang paling menguntungkan.
Sebaliknya jika belum optimal, maka perlu dilakukan revisi untuk sel yang masih memungkinkan untuk direvisi.
Tidak
Gambar 2.2 Masalah Transportasi 2.1.6 Menentukan Solusi Fisibel Basis Awal
Yang dimaksud dengan menentukan solusi fisibel basis awal adalah solusi perantara yang belum menunjukkan solusi optimal. Sedangkan untuk mendapatkan solusi optimal harus dilakukan tahapan lanjut yang sama sekali berbeda dengan tahapan seperti tahapan yang telah dilakukan. Pada bentuk umum masalah transportasi di atas, terdapat m kendala penawaran dan n kendala permintaan, keseluruhannya terdapat m + n kendala. Dalam suatu masalah LP banyaknya variabel basis dalam tabel simpleks sama dengan banyaknya kendala.
Namun, pada masalah transportasi, terdapat sebuah kendala yang berlebih MULAI
Menyusun Matriks Transportasi
Menyusun Tabel Awal
Alokasi
Tes Optimalisasi
Revisi
SELESAI
(redundant). Kondisi keseimbangan memberikan kenyataan bahwa jika m + n – 1 kendala terpenuhi kemudian m + n persamaan juga akan terpenuhi. Hanya terdapat m + n – 1 persamaan independent. Sehingga, solusi awal hanya memiliki m + n – 1 variabel. Mencari solusi awal dapat dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut (Mulyono, 2007) :
2.1.7 Metode North-West Corner
Metode ini adalah yang paling sederhana di antara tiga metode yang telah disebutkan untuk mencari solusi awal. Langkah-langkahnya diringkas seperti berikut(Mulyono, 2007) :
1. Mulai pada pojok barat laut tabel dan alokasikan sebanyak mungkin pada X11
tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan (artinya X11 ditetapkan sama dengan yang terkecil di antara nilai S1 dan D1)
2. Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau permintaan pada tujuan 1. Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan.
Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika baik kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya.
3. Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi.
Pada masalah transportasi, solusi awal dengan metode North-West Corner ditunjukkan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Metode Sudut Barat Laut ( SBL/ Nortweast Corner)
T1 T2 T3 Supply
A1 X11 X12 X13 S1
A2 X21 X22 X23 S2
A3 X31 X32 X33 S3
Demand D1 D2 D3
∑Si
∑Dj
Solusi awal diperoleh dengan cara seperti berikut :
1. Sebanyak mungkin dialokasikan ke X11 Sesuai dengan aturan bahwa X11 adalah yang minimum di antara [S1, D1], berarti X11 = S1. Ini menghabiskan penawaran pabrik S1 dan akibatnya, pada langkah selanjutnya baris A1 dihilangkan.
2. Karena X11 = S1, maka permintaan pada tujuan D1 belum terpenuhi. Kotak di dekatnya, X21, dialokasikan sebanyak mungkin sesuai dengan X21, dialokasikan sebanyak mungkin sesuai dengan X21 = min [S2, D1] = D1. Ini menghilangkan kolom T1 pada langkah selanjutnya.
3. Kemudian X22 = min [S2, D2] = S2, yang menghilangkan baris 2.
4. X32 = min [S3, D2] = D2
5. X33 = min [S3, D3] = S3. Ke
C21
C12 C13
C23
C22
C31 C32 C33
C11
Dari
Perhatikan bahwa proses langkah tangga ini menghasilkan solusi awal dengan m + n – 1 variabel basis dan variabel nonbasis (yaitu alokasi nol). Untuk alokasi ini, biaya transpor total adalah :
Z = (C11xX11) + (C21xX21) + (C22xX22) + (C32xX32) + (C33xX33)
Ini hanya solusi awal, sehingga tidak perlu optimum. Kenyataannya, dari tiga metode untuk memperoleh suatu solusi awal, metode ini adalah yang paling tidak efisien, karena ia tidak mempertimbangkan biaya transpor per unit dalam membuat alokasi. Akibatnya, mungkin diperlukan beberapa iterasi solusi tambahan sebelum solusi optimum diperoleh.
2.1.8 Metode Least Cost
Prosedurnya adalah sebagai berikut. Berikan nilai setinggi mungkin pada variabel dengan biaya unit terkecil dalam keseluruhan tabel. (Beberapa biaya unit yang sama dipilih secara sembarang). Silang baris atau kolom yang dipenuhi.
(Seperti dalam metode sudut barat laut, jika baik kolom maupun baris dipenuhi secara berbarengan, hanya satu yang disilang). Setelah menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk semua baris dan kolom yang belum disilang, ulangi proses dengan memberikan nilai setinggi mungkin pada variabel dengan biaya unit terkecil yang belum disilang. Prosedur ini diselesaikan ketika tepat satu baris atau satu kolom belum disilang.
Langkah-langkah pemecahan adalah sebagai berikut; X12 dan X31 adalah variabel-variabel yang berkaitan dengan biaya unit terkecil (C12 = C31). Dengan memilih secara sembarang, pilihlah X12. Unit penawaran dan permintaan yang bersangkutan memberikan X12 , yang memenuhi baik baris A1 maupun kolom T2.
Dengan menyilang kolom T2, penawaran yang tersisa di baris A1 adalah nol.
Kemudian, X31 memiliki biaya unit terkecil yang belum disilang. Jadi X31 memenuhi baik baris A3 maupun kolom T1. Dengan menyilang baris A3, permintaan dalam kolom T1 adalah nol. Elemen berbiaya terkecil yang belum disilang adalah C23. Unit penawaran dan permintaan memberikan X23, yang menyilang kolom T3 dan menyisakan 10 unit penawaran dalam baris A2. Elemen berbiaya terkecil yang belum disilang adalah C11 . Karena penawaran yang tersisa di baris A1 dan permintaan yang tersisa di kolom T1 keduanya nol, X11. Dengan menyilang kolom T1, penawaran yang “tersisa” di baris A1 adalah nol. Variabel dasar sisanya diperoleh secara berturut-turut sebagai X14 dan X24. Lalu biaya total yang berkaitan dengan pemecahan ini adalah C11 x X11 + C12 x X12 + C14 x X14 + C23 x X23 + C24 x X24 + C31 x X31 yang adalah lebih baik (lebih rendah) daripada yang diperoleh dengan metode sudut barat laut(Taha,1996).
Tabel 2.3 Metode Least Cost
T1 T2 T3 T4
A1
X11 X12 X13 X14
S1
A2
X21 X22 X23 X24
S2
A3
X31 X32 X33 X34 S3
D1 D2 D3 D4
C21
C12 C13
C23 C22
C31 C32 C33
C11
C34 C24 C14
2.1.9 Metode Pendekatan Vogel (Vogel’s Approximation Method)
Metode ini merupakan sebuah heuristik dan biasanya memberikan pemecahan awal yang lebih baik daripada metode barat laut atau metode biaya terendah. Pada kenyataannya, Vogel’s umumnya menghasilkan pemecahan awal yang optimum, atau dekat dengan optimum (Taha, 1996).
Langkah-langkah dari prosedur ini adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Evaluasi penalti untuk setiap baris (kolom) dengan mengurangkan elemen biaya terkecil dalam baris (kolom) dari elemen biaya terkecil berikutnya dalam baris (kolom) yang sama.
Tabel 2.4
Metode Pendekatan Vogel
T1 T2 T3 T4
Penalti Baris
A1
X11 X12 X13 X14
S1 C2-C1
A2
X21 X22 X23 X24
S2 C2-C1
A3
X31 X32 X33 X34
S3 C2-C1
D1 D2 D3 D4
Penalti Kolom
C2-C1 C2-C1 C2-C1 C2-C1
C21
C12 C13
C23
C22
C31 C32 C33
C11
C34
C24
C14
Langkah 2 : Identifikasi baris atau kolom dengan penalti terbesar, pilih nilai yang sama secara sembarang. Alokasikan sebanyak mungkin pada variabel dengan biaya terendah dalam baris atau kolom yang dipilih. Sesuaikan penawaran dan permintaan dan silang baris atau kolom yang dipenuhi. Jika sebuah baris atau kolom dipenuhi secara bersamaan, hanya satu di antaranya yang disilang dan baris (kolom) sisanya diberikan penawaran (permintaan) nol. Setiap baris atau kolom dengan penawaran atau permintaan nol tidak boleh dipergunakan dalam menghitung penalti berikutnya (dalam langkah 3)
Langkah 3 :
a) Jika tepat satu baris atau satu kolom yang belum disilang, berhentilah
b) Jika hanya satu baris (kolom) dengan penawaran (permintaan) positif yang belum disilang tentukan variabel dasar dalam baris (kolom) tersebut dengan metode biaya terendah.
c) Jika semua baris dan kolom yang belum disilang memiliki (diberi) penawaran dan permintaan nol, tentukan variabel dasar nol berdasarkan metode biaya terendah. Berhentilah
d) Jika tidak, hitung ulang penalty untuk baris dan kolom yang belum disilang, lalu kembali langkah 2. ( Perhatikan bahwa baris dan kolom dengan penawaran dan permintaan yang diberi nilai nol tidak boleh dipergunakan dalam menghitung penalti ini).
Tabel 2.4 diatas memperlihatkan kelompok penalti baris dan kolom yang pertama. Karena baris A3 memiliki penalty terbesar dan C31 adalah biaya unit terendah dalam baris yang sama, diberikan pada X31. Baris A3 dan kolom T1
C12 C13
C11
dipenuhi secara bersamaan. Asumsikan bahwa sel 1 disilang. Penawaran yang tersisa untuk baris A3 adalah nol.
Tabel 2.5
Metode Pendekatan Vogel
T1 T2 T3 T4
Penaltiy Baris
A1
X11 X12 X13 X14
S1 C2-C1
A2
X21 X22 X23 X24
S2 C2-C1
A3
X31 X32 X33 X34
S3 C2-C1
D1 D2 D3 D4
Penalty Kolom
C2-C1 C2-C1 C2-C1 C2-C1
Tabel 2.5 diatas memperlihatkan sekelompok penalty baru setelah menyilang baris 1 dalam tabel 2.4. (Perhatikan bahwa baris A3 dengan penawaran nol tidak dipergunakan dalam menghitung penalti ini). Baris A1 dan kolom T3
sembarang. Pada X23, yang menyilang kolom T3 dan menyesuaikan penawaran dalam baris A2.
C21 C22 C23
C31
C24
C14
C32 C33 C34
Penerapan vogel yang berikutnya menghasilkan X22 (menyilang baris A2), X12 (menyilang kolom T2), X14 ( menyilang baris A1), dan X34.
Versi vogel ini memilih dua penalty yang sama besar secara sembarang.
Tetapi, pemilihan ini penting dalam menghasilkan pemecahan awal yang baik.
Contohnya, dalam tabel 2.5, jika baris pemecahan ini adalah X12, X23, X24, X31, yang akan menghasilkan biaya total penalty yang sama ini secara menguntungkan (Taha, 1996).
2.1.10 Metode Stepping-Stone
Metode Stepping Stone menuntun pemecahan persoalan transportasi dengan memulai membuat alokasi material dimulai dari sel kiri atas menuju sel kanan bawah. Dasar alokasi metode ini adalah memenuhi dulu kebutuhan proyek pada kolom paling kirim, baru kemudian mulai memenuhi kebutuhan proyek pada kolom sebelah kanannya, dst. Atau dengan lain kata, habiskan dahulu kapsitas pabrik pada baris paling atas, kemudian mulai menggunakan kapasitas pabrik pada baris di bawahnya. Ingat sekali lagi, dimulai dari kiri atas, ke kanan bawah.
Tabel 2.6
Metode Stepping Stone
1 2 3 4
1 0 15 15
2 15 10 25
3 5 80
5 15 15 10
Hasil penyelesaian awal belum tentu optimal, pada penyelesaian tersebut belum ada pengujian keoptimalan. Pada tahap penyelesaian optimal ini hasil pengalokasian dari tahap awal diuji dengan indikator keoptimalan Oij yang berfungsi sebagai Zj-Cj dalam linear Programming
Bila Oij ≤ 0 untuk semua sel non basis, maka penyelesaian sudah optimal. Untuk itu diperlukan penggantian basis secara bertahap sampai diperoleh pemecahan optimal. Langkah-langkah menghitung Oij :
1. Identifikasi sel-sel non basis, yaitu sel-sel yang tidak mendaoat alokasi barang.
12
0 20
9 7
0 14 16
10
18 20 11
2. Pilih satu sel non basis, kemudian buat lintasan tertutup mulai dari sel tersebut bergerak ke sel-sel basis secara horizontal dan vertikal silih berganti, kembali ke sel non basis semula.
3. Hitung Oij dengan menjumlahkan Cij dari semua sel dalam lintasan tertutup, Cij sebelumnya diberi tanda negatif dan positif silih berganti dimulai dengan tanda negatif pada sel non basis yang bersangkutan .
4. Lakukan langkah 2 dan 3 pada sel non basis lain.
2.1.11 Software POM-QM
Literatur ini mengacu dari buku yang dikarang oleh Howard J. Weiss tahun 2011. Software POM-QM for windows adalah sebuah yang dirancang untuk melakukan perhitungan yang diperlukan pihak manajemen untuk mengambil keputusan di bidang produksi dan pemasaran. Software ini dirancang oleh Howard J. Weiss tahun 1996 untuk membantu menejer produksi khususnya dalam menyususn prakiraan dan anggaran untuk produksi bahan baku menjadi produk jadi atau setengah jadi dalam proses manufaktur.
POM-QM merupakan perangkat lunak yang dikembangkandan menyertai buku-buku teks seputar manajemen operasi yang diterbitkan oleh Prentice-Hall’s.
Terdapat tiga perangkat lunak sejenis yang mereka terbitkan yakni DS for Windows dan QM for Windows. Perangkat lunak ini user friendly dalam penggunaanya untuk membantu proses perhitungan secara teknis pengambilan keputusan secara kuantitatif.
Langkah kerja penyelesaian dengan menggunakan software POM-QM : 1. Jalankan program QM for windows.
2. Pada menu utama pilih File kemudian New, selanjutnya kita diarahkan langsung pada menu Module, kemudian pilih program Transportation sehingga muncul tampilan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Software POM-QM
3. Klik pada bagian Untitled untuk memberi judul sesuai yang diinginkan.
Gambar 2.4 Software POM-QM
4. Kemudian isi jumlah sumber pada number of sources dan destinations degan cara mengetik langsung pada angka yang ada atau dengan mengklik tanda (panah pada contoh sources 3 dan destinations 5).
Gambar 2.5 Software POM-QM
5. Pada objective dipilih sesuai fungsi tujuan, dalam permasalahan ini fungsi tujuannya adalah mengoptimalkan biaya distribusi, berarti dipilih minimize
. Gambar 2.6 Software POM-QM
6. Klik ok hingga muncul tampilan sebagai berikut.
Gambar 2.7 Software POM-QM
7. Isi tabel pada tampilan tersebut sesuai permasalahan, destination 1,2,3,4,5 dan source 1,2,3 serta supply, bisa diubah sesuai nama tujuan dan sumber serta kapasitasnya dengan cara mengetik seperti biasa, besarnya biaya distribusi juga dimasukkan berdasarkan permasalahannya sehingga hasilnya adalah sebagai berikut.
Gambar 2.8 Software POM-QM
8. Klik starting method (pada tanda panah) untuk memilih metode yang akan digunkan contohnya north west corner, least cost dan vogel, lalu klik solve untuk menampilkan hasil analisis hingga muncul tampilan (output) seperti pada langkah 9.
Gambar 2.9 Software POM-QM
9. Maka akan muncul hasil analisis transpotation, dan untuk memunculkan biaya solusi akhir pengalokasian dan rincian biaya transportasinya maka klik windows pada menu kemudian pilih pilihan yang dimaksud hingga muncul tampilan dari masing-masing pilihan.
10. Apabila terdapat permasalahan transportasi, dimana total kapasitas permintaan tidak sama dengan penawaran maka secara otomatis solusi yang diberikan dari hasil analisis akan menunjukkan variabel dummy. Dalam hal ini ketika memasukkan data kita tidak perlu memasukkan variabel dummy, baik pada sumber maupun tujuan.
Kegunaan utama dari program POM-QM adalah untuk mencari penyelesaian dari masalah linier dengan cepat memasukkan data berupa angka.
Banyak manfaat dan kemudahan yang diberikan POM-QM dalam memecahkan masalah optimasi.
2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan rancangan penelitian terhadap hubungan masalah atau variabel-variabel yang diteliti, pada pendahuluan penulis
telah mengemukakan pokok masalah yaitu membahas mengenai besarnya biaya pengiriman barang untuk proses pengoptimalan biaya pengiriman barang.
Gambar 2.10 Kerangka Konseptual
Pada kerangka konseptual di atas dapat dilihat data yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti daerah sumber, daerah tujuan, kapasitas sumber, kapasitas tujuan, biaya distribusi barang dari sumber ke tujuan perkilogram. Data yang didapat akan diolah dan dianalisa dengan model transportasi, untuk solusi awal menggunakan tiga metode yaitu North West Corner, Least Cost dan Vogel.
Untuk solusi akhir menggunakan metode Stepping Stone dan sebagai pembanding menggunakan Software POM-QM. Sehingga ouput yang dihasikan biaya distribusi barang yang optimum.
PROSES Solusi Awal :
a. Metode North-West Corner
b. Metode Least-Cost c. Metode Vogel’s Solusi Akhir : Metode Stepping-
Stone
Diimplementasikan : Software POM - QM
e. Software POM-QM INPUT
1. Daerah sumber.
2. Daerah tujuan.
3. Kapasitas sumber.
4. Kapasitas tujuan.
5. Biaya distrubusi barang dari daerah sumber ke daerah tujuan.
6. Biaya distrubusi Oktober 2015 s/d September 2016
OUTPUT Biaya distribusi
barang yang optimal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis, dan penelitian deskriptif tentang menjelaskan apa adanya. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lain.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bina Agro Nusantara yang bergerak dalam bidang sarana produksi pertanian. Yang terletak di Jl. Evakuasi RT 01 RW 13 Kel. Batipuh Panjang Kec. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat. Waktu pelaksanaan pada bulan Januari 2017.
3.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan judul yang penulis tuangkan dalam penelitian ini maka dapat ditentukan variabel yang digunakan adalah biaya distribusi dari sumber ke tujuan dan total jumlah produk yang akan dikirim.
3.4 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan seperti data daerah sumber, daerah tujuan,
kapasitas sumber, kapasitas tujuan, biaya distribusi barang dari sumber ke tujuan perkilogram.
Sumber data Sesuai dengan judul penelitian maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah PT. Bina Agro Nusantara. Data diambil dari hasil wawancara dengan karyawan marketing dan bagian administrasi.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik pengolahan dan analisis data yang telah terkumpul, maka langkah selanjutnya dalam pengolahan data untuk menyelesaikan masalah transportasi digunakan beberapa metode. Untuk solusi awal yaitu metode Nort-west Corner, Least-Cost dan Vogel’s. Metode ini memeberikan pemecahan awal yang lebih baik. Solusi akhir di gunakan metode Stepping Stone dan untuk membuktikan hasil perhitungan peneliti menggunakan Software POM-QM.
3.5.1 Teknik Pengolahan Data dengan Metode North-West Corner (Sudut Barat Laut)
Metode ini adalah yang paling sederhana di antara tiga metode yang telah disebutkan untuk mencari solusi awal. Langkah-langkahnya diringkas seperti berikut :
1. Mulai pada pojok barat laut tabel dan alokasikan sebanyak mungkin pada XPD tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan artinya X daerah sumber satu Padang ke daerah tujuan satu Dharmasraya ditetapkan sama dengan yang terkecil di antara nilai SP dan DD.
2. Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber satu Padang dan atau permintaan pada tujuan satu Dharmasraya. Akibatnya, tak ada lagi barang yang
dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika baik kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya.
3. Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi.
3.5.2 Teknik Pengolahan Data dengan Metode Least Cost
Metode least cost berusaha mencapai tujuan minimasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya distribusi per unit. Prosedur metode ini adalah :
1. Pilih variabel Xij (demand) dengan biaya distribusi (Cij) terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin. Untuk Cij terkecil, Xij = minimum (Sp, DD). Ini akan menghabiskan baris i atau kolom satu.
2. Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak dihilangkan), pilih nilai Cij terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin.
3. Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi.
3.5.3 Teknik Pengolahan Data dengan Metode Pendekatan Vogel
VAM melakukan alokasi dalam suatu cara yang akan meminimumkan penalty (opportunity cost) dalam memilih kotak yang salah untuk suatu alokasi.
Cara ini merupakan cara yang terbaik dibanding kedua cara yang di atas Langkah- langkah pengerjaannya adalah :
1. Hitung opportunity cost untuk setiap baris dan kolom. Opportunity cost untuk setiap baris i dihitung dengan mengurangkan nilai Cij (ongkos) terkecil pada
baris itu dari nilai Cij satu tingkat lebih besar pada baris yang sama.
Opportunity cost kolom diperoleh dengan cara yang serupa. Biaya-biaya ini adalah penalty karena tidak memilih kotak dengan biaya minimum.
2. Pilih baris atau kolom dengan opportunity cost terbesar (jika terdapat nilai kembar, pilih secara sembarang). Alokasikan sebanyak mungkin ke kotak dengan nilai Cij minimum pada baris atau kolom yang dipilih. Untuk Cij terkecil. Xij = minimum (Si, Dj). Artinya penalty terbesar dihindari.
3. Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi yang sudah dilakukan. Hilangkan semua baris dan kolom dimana penawaran dan permintaan telah dihabiskan.
4. Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali ke langkah 1 dan hitung lagi semua opportunity cost yang baru. Jika semua penawaran dan permintaan, solusi awal telah diperoleh.
3.5.4 Teknik Pengolahan Data dengan Solusi Akhir Metode Stepping Stone Setelah solusi layak dasar awal diperoleh dari masalah transportasi, langkah berikutnya adalah menekan kebawah biaya transpor dengan memasukkan variabel nonbasis (yaitu alokasi barang ke kotak kosong) ke dalam solusi. Proses evaluasi variabel nonbasis yang memungkinkan terjadinya perbaikan solusi dan kemudian mengalokasikan kembali dinamakan metode Stepping Stone.
Dengan menggunakan solusi awal yang diperoleh melalui metode North West Corner, yang belum optimal, akan ditunjukkan evaluasi masing-masing variabel nonbasis melalui metode Stepping Stone.
1. Arah yang diambil, baik searah maupun berlawanan arah dengan jarum jam adalah tidak penting dalam membuat jalur tertutup.
2. Hanya ada satu jalur tertutup untuk setiap kotak kosong.
3. Jalur harus hanya mengikuti kotak terisi (di mana terjadi perubahan arah), kecuali pada kotak kosong yang sedang dievaluasi.
4. Namun, baik kotak terisi maupun kosong dapat dilewati dalam penyusunan jalur tertutup.
5. Suatu jalur dapat melintasi dirinya.
6. Sebuah penambahan dan sebuah pengurangan yang sama besar harus kelihatan pada setiap baris dan kolom pada jalur itu.
Tujuan dari jalur ini adalah untuk mempertahankan kendala penawaran dan permintaan sambil dilakukan alokasi ulang barang ke suatu kotak kosong.
3.5.5 Teknik Pengolahan Data Dengan Software POM-QM
Pada prinsipnya untuk menyelesaikan masalah-masalah kuantitatif yang berhubungan dengan Riset Operasi dapat digunakan berbagai software analisis, diantaranya menggunakan software POM-QM.
Software ini memungkinkan perhitungan masalah pemrograman linear dengan variabel. Untuk menentukan nilai optimal dengan menggunakan POM- QM diperlukan beberapa syarat yaitu :
1. Memerlukan fungsi Objektif
Untuk syarat pertama fungsi objektif, yaitu tujuan. Dalam tujuan transportasi yaitu Minimize. Apabila kita memilih model transportasi fungsi
objektif akan memilih langsung minimize. Secara umum dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Fungsi Objektif Transportasi 2. Batasan atau kendala
Untuk syarat kedua setelah fungsi objektif selanjutnya adalah batasan atau kendala. Number of Sources ditentukan dengan mengetikkan angka pada kotak warna ungu atau mengklik tanda panah kiri dan kanan. Demikian juga dengan Number of Destinations. Secara umum dapat dilihat di gambar berikut:
Gambar 3.2 Sumber dan Tujuan Transportasi 3.6 Kerangka Metodologi Penelitian
Kerangka metodologi adalah rentetan kegiatan yang dilakukan selama kegiatan penelitian, secara garis besar diuraikan berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan mulai dari permulaan sampai dengan akhir berupa kesimpulan maupun saran sebagai hasil dari pembuktian beberapa teori yang didapat. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam metodologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini.
Dari kerangka metodologi penelitian dapat diketahui untuk kegiatan penelitian yang dimulai dari survey lapangan berupa interview untuk pengambilan data dari perusahaan dan observasi untuk pengamatan besarnya biaya dalam pengiriman barang dan ketepatan waktu pengiriman barang. Dilengkapi dengan studi literatur berupa buku dan skripsi yang berhubungan dengan judul.
Kemudian diidentifikasi masalah tersebut yaitu besarnya biaya pengiriman barang dan terjadi keterlambatan pengiriman barang. Dengan begitu dapat dirumuskan masalahnya dengan penerapan metode transportasi dan biaya pengiriman optimum. Lalu data dikumpulkan berupa data umum perusahaan dan jarak tempuh distribusi. Setelah data dikumpulkan rentetan selanjutnya yaitu pengolahan data berupa besarnya biaya dalam pengiriman barang dan pemilihan jalur terbaik.
Selanjutnya berupa analisis pengolahan data yaitu Metode pendekatan vogel untuk pemilihan jarak terbaik dalam pengiriman barang sampai tujuan tepat waktu dan metode stepping stone digunakan untuk optimalisasi biaya pengiriman barang. Setelah dianalisi, dapat disimpulkan dan diberi saran bagaimana pemilihan jarak terbaik dan biaya pengiriman barang optimum.
Gambar 3.3 Kerangka Metodologi Penelitian Mulai
Identifikasi Masalah 1. Biaya distribusi belum optimal.
2. Supply dan demand belum optimal.
3. Biaya distribusi belum optimal.
4. Supply dan demand belum optimal
Rumusan Masalah Apakah biaya distribusi yang dilaksanakan PT. BAN sudah optimal berdasarkan model
transpotasi
Pengumpulan Data 1. Daerah sumber.
2. Daerah tujuan.
3. Kapasitas sumber.
4. Kapasitas tujuan.
5. Biaya distrubusi barang dari daerah sumber ke daerah tujuan.
6. Biaya distrubusi Oktober 2015 s/d September 2016
Pengolahan Data
Analisis Pengolahan Data
Kesimpulan dan Saran
Selesai Tujuan Penelitian Mengoptimalkan biaya distribusi Survey Lapangan
- Interview - Obsevasi
Studi Literatur
Mempelajari buku dan skripsi yang berhubungan dengan judul
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahap yang dilakukan sebelum pengolahan data dalam menentukan biaya distribusi. Adapun data yang akan dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan permasalahan yang disesuaikan. Data yang dikumpulkan yaitu data biaya distribusi herbisida bulan desember 2016, data jumlah supply dan data jumlah demand.
4.1.1 Data Biaya Distribusi, Supply Dan Demand
Data biaya distribusi perusahaan jumlah supply, jumlah demand dan biaya ongkos distribusi pada produk herbisida dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 di bawah ini :
Tabel 4.1
Biaya Distribusi Herbisida Oktober 2015 s/d September 2016
No TUJUAN BIAYA
1 DHARMASRAYA Rp. 15.000.000
2 KAYU ARO Rp. 16.800.000
3 JAMBI Rp. 37.800.000
4 BENGKULU Rp. 32.400.000
5 PASAMAN BARAT Rp. 12.600.000 6 PASAMAN TIMUR Rp. 10.800.000 7 PEKAN BARU Rp. 24.000.000 TOTAL Rp. 149.400.000
Sumber : PT. Bina Agro Nusantara
Tabel 4.2
Jumlah Supply dan Demand
Sumber Tujuan Demand
Padang 40.000 Kg
Dharmasraya 5000
Kayu Aro 7000
Jambi 9000
Bengkulu 9000
Bukit Tinggi 25.000 Kg
Pasaman Barat 7000 Pasaman Timur 6000
P.Baru 8000
Sumber : PT. Bina Agro Nusantara
Dari data jumlah supply, demand pada tabel 4.2 diatas bahwa supply dari Padang sebanyak 40.000 Kg dan Bukit Tinggi sebanyak 25.000 Kg, jumlah demand berbeda-beda ke setiap tujuan.
Tabel 4.3
Biaya Distribusi Dari Sumber Kesetiap Tujuan Biaya Distribusi / Kg Tujuan Padang Bukit Tinggi
Rp. 250 Rp. 200 Dharmasraya
Rp. 200 Rp. 250 Kayu Aro
Rp. 350 Rp. 300 Jambi
Rp. 300 Rp. 350 Bengkulu
Rp. 150 Rp. 150 Pasaman Barat Rp. 200 Rp. 150 Pasaman Timur
Rp. 300 Rp. 250 P.Baru
Sumber : PT. Bina Agro Nusantara
Dan biaya distribusi setiap tujuan dihitung perkilogramnya. Dari data tersebut penulis mencoba untuk menghitung kembali biaya distribusi yang optimal. Maka data ini akan diolah dengan menggunakan model transportasi sehingga dapat mengoptimalkan biaya distribusi di bulan Juli 2017.
4.2. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan bagian penting dalam penelitian ini, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data yang telah didapatkan pada tahap diatas akan diolah terlebih dahulu sebelum mendapatkan tujuan penelitian yang diinginkan, berikut ini adalah pengolahan data yang akan dilakukan. Untuk mendapatkan solusi perbandingan dalam mengoptimalkan biaya distribusi produk herbisida berikut ini dilakukan beberapa metode pada model transportasi sebagai berikut :
1. Ada beberapa metode untuk mencari solusi layak dasar awal. Tiga metode yang dikenal yaitu :
a. Metode North-West Corner b. Metode Least Cost
c. Metode Aproksimasi Vogel
Tiga metode diatas penyelesaian untuk pengolahan data dengan solusi awal, dari ketiga metode tersebut diatas pada umumnya VAM mengurangi banyak iterasi yang diperlukan untuk mencapai solusi optimum, karena ia biasanya memberikan suatu solusi awal yang lebih baik dari pada kedua metode yang lain.