• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PABRIK GULA WATOETOELIS SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PABRIK GULA WATOETOELIS SIDOARJO."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

MOCHAMMAD DANI ADITYA 0613010043/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL PADA PABRIK GULA WATOETOELIS SIDOARJO

yang diajukan :

MOCHAMMAD DANI ADITYA 0613010043/FE/EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Tanggal : ………. NIP. 1965092919922032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

(3)

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL PADA PABRIK GULA WATOETOELIS SIDOARJO

yang diajukan :

MOCHAMMAD DANI ADITYA 0613010043/FE/EA

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Tanggal : ………. NIP. 1965092919922032001

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

(4)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Total

Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Dan Sistem Penghargaan

Terhadap Kinerja Manajerial Terhadap Pabrik Gula Watoetoelis, Sidoarjo”,

dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,

dorongan dan saran untuk penulis.

5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

(5)

dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.

7. Buat Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang

tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang

sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi

dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan

kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah

mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,

memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada

kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan

sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Mei 2011

(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Akuntansi Manajemen ... 12

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen ... 12

2.2.2. Total Quality Management (TQM) ... 13

2.2.2.1. Pengertian Total Quality Management (TQM) .... 13

2.2.2.2. Manfaat dan Tujuan TQM ... 14

2.2.2.3. Prinsip dan Pokok Dalam TQM ... 15

(7)

2.2.3.2. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja ... 21

2.2.3.3. Peranan Dan Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja 23 2.2.3.4. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial ... 24

2.2.4. Sistem Penghargaan ... 25

2.2.4.1. Pengertian Sistem Penghargaan ... 25

2.2.4.2. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja ... 26

2.2.4.3. Jenis – Jenis Pengukuran ... 26

2.2.4.4. Pengaruh Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial ... 28

2.2.5. Kinerja Manajerial ... 29

2.2.5.1. Pengertian Kinerja Manajerial ... 29

2.2.5.2. Tingkatan Manajer ... 31

2.2.5.3. Tugas Dan Pekerjaan Manajer ... 32

2.2.6. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Penerapan Teknik TQM terhadap Kinerja Manajerial ... 32

2.3. Kerangka Pikir ... 34

2.4. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel ... 37

3.1.1. Definisi Operasional ... 37

(8)

3.2.2. Sampel ... 41

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1. Jenis dan Sumber Data ... 41

3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 42

3.4. Uji Kualitas Data ... 42

3.4.1. Uji Validitas Data ... 42

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 43

3.4.3. Uji Normalitas ... 43

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 43

3.6. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 46

3.6.1. Teknik Analisis ... 46

3.6.2. Uji Hipotesis ... 46

3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model atau Uji F ... 46

3.6.2.2. Uji Parsial atau Uji t ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 49

4.1.1. Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Watoetoelis, Sidoarjo ... 49

4.1.2. Lokasi Perusahaan ... 51

4.1.3. Struktur Organisasi Dan Deskripsi Jabatan ... 53

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 63

(9)

4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 65

4.3.1.1.3. Uji Normalitas ... 66

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 67

4.3.3. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

4.3.4. Uji Hipotesis ... 71

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model ... 71

4.3.4.2. Uji t ... 72

4.4. Pembahasan ... 75

4.4.1. Implikasi ... 75

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 78

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat ... 78

4.4.4. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 81

5.2. Saran ... 81

(10)

Halaman

Tabel. 4.1 Data Target dan Realisasi Penjualan PG. Watoetoelis, Sidoarjo

Tahun 2007 - 2009 ... 4

Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Total Quality Management (TQM) (X1) ... 60

Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Sistem Pengukuran Kinerja (X2) ... 61

Tabel. 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Sistem Penghargaan (X3) ... 62

Tabel. 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Manajerial (Y) ... 63

Tabel. 4.5 Hasil Uji Validitas ... 64

Tabel. 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 65

Tabel. 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 66

Tabel. 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 67

Tabel. 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 68

Tabel. 4.10 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 69

Tabel. 4.11 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model … ... 71

Tabel. 4.12 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 71

Tabel. 4.13 Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial … ... 72

(11)

Halaman

Gambar. 2.1. Tujuan dan manfaat Total Quality Managemant (TQM) ... 15

Gambar. 2.2. Diagram Kerangka Pikir ... 35

(12)

SIDOARJO

Oleh :

MOCHAMMAD DANI ADITYA

Abstrak

Globalisasi merupakan era yang tidak dapat dihindari dan akan membawa tatanan baru yang akan merubah tatanan lama dalam segala aspek kehidupan manusia..Hal ini akan membuat persaingan antara perusahaan semakin ketat. Dengan kondisi yang serba kompetitif sekarang ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan mutu dan produktifitasnya serta mengadakan rektrurisasi di segala bidang baik pihak manajemen maupun di pihak karyawan. Di dalam pemanufakturan, Total Quality

Management atau manajemen mutu total merupakan salah satu teknik yang sering

digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Implementasi teknik Total Quality Management harus diikuti pula dengan penerapan komplemen dari sistem akuntansi manajemen. Adapun komplemen-komplemen tersebut diantaranya adalah pengukuran kinerja karyawan dan penghargaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial dan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris manakah diantara Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan yang berpengaruh paling dominan terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini 30 responden (4 kepala bagian (KaBag), dan 26 Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis, Sidoarjo), Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 30 responden tersebut dan kuesioner tersebut terdiri dari 32 pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo, teruji kebenarannya. Dan hipotesis 2 yang menyatakan bahwa diduga bahwa

Total Quality Management berpengaruh paling dominan terhadap Kinerja Manajerial

pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo, teruji kebenarannya.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Globalisasi merupakan era yang tidak dapat dihindari dan akan

membawa tatanan baru yang akan merubah tatanan lama dalam segala aspek

kehidupan manusia. Di dalam era ini, suatu negara akan menghadapi

perekonomian pasar bebas sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

kerangka AFTA (Asean Free Trade Area) .

Perekonomian suatu negara tidak hanya dipengaruhi oleh

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada dalam suatu negara tersebut,

melainkan juga dipengaruhi oleh kebijaksanaan – kebijaksanaan negara lain.

Hal ini akan membuat persaingan antara perusahaan semakin ketat, sehingga

setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya semaksimal

mungkin agar dapat memenangkan persaingan. Dengan kondisi yang serba

kompetitif sekarang ini perusahaan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

produktifitasnya serta mengadakan rektrurisasi di segala bidang baik pihak

manajemen maupun di pihak karyawan,

Menurut Wollner (1992) seperti yang dikutip oleh Kurnianingsih dan

Indriantoro (2001:29), di dalam pemanufakturan, Total Quality Management

atau manajemen mutu total merupakan salah satu teknik yang sering

digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam rangka meningkatkan

kinerjanya. Selain itu teknik TQM juga telah diakui dapat membantu

(14)

Total Quality Management adalah suatu sistem manajemen yang

menempatkan mutu sebagai setrategi usaha dengan lebih melibatkan

karyawan dalam memecahkan masalah, bekerja secara teamwork dan

membangkitkan pendekatan inovatif untuk memperbaiki produksi. Melalui

TQM, manajemen dapat mempertinggi semangat kreativitas, kedisiplinan,

tanggung jawab dan profesionalisme kerja karyawan.

Dalam penelitian ini pendekatan kontijensi akan diadopsi untuk

mengevaluasi keefektifan teknik Total Quality Manajemen terhadap kinerja

manajerial. Kurnianingsih (2001:30) mengemukakan bahwa sistem akuntansi

manejemen biasanya merupakan suatu pendekatan kontijensi dari faktor-

faktor kondisional yang digunakan dalam penelitian sebagai variabel yang

memoderemasi suatu hubungan.

Implementasi teknik Total Quality Management harus diikuti pula

dengan penerapan komplemen-komplemen dari sistem akuntansi manajemen.

Adapun komplemen-komplemen tersebut diantaranya adalah pengukuran

kinerja karyawan dan penghargaan.

Peranan manajer dalam pengukuran kinerja adalah untuk membantu

karyawan memahami pengukuran tersebut, bersama karyawan menentukan

sasaran dan tindakan, mencari kesempatan untuk mengembangkan karir, serta

mendorong karyawan untuk memberi umpan balik terhadap kinerja manajer

yang berkaitan dengan mereka. Karyawan bukan hanya sebagai pendengar

yang pasif, tetapi sebagai partisipan yang aktif.

Penghargaan beda dengan pengakuan. Penghargaan biasanya dalam

(15)

non moneter. Penghargaan biasanya berbentuk kompensasi seperti bonus,

uang, insentif, liburan dan lain-lain. Pengakuan dapat berupa ucapan terima

kasih, award dari perusahaan.

Dalam model Total Quality Management, peranan penghargaan, dan

pengakuan terhadap prestasi karyawan misalnya pengukuran kinerja,

kompensasi, dan sistem promosi merupakan motivasi untuk mencapai

sasaran perusahaan. Banyak manajer yakin bahwa uang merupakan motivator

terpenting bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, teryata hasil dari

penelitian dan survei yang diperoleh bahwa pengakuan prestasi kerja

merupakan motivator yang paling kuat. (Tjipto dan Diana, 2001:140)

Penerapan teknik ini juga salah satu cara yang sering digunakan

dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Kinerja perusahaan yang

rendah, disebabkan oleh ketergantungannya terhadap sistem akuntansi

manajemen yang gagal dalam penentuan sasaran-sasaran yang tepat dalam

pengimplementasian sistem penghargaan yang ada (Sim dan Killough, 1988).

TQM membantu manajemen untuk dapat menciptakan sebuah sistem

akuntansi manajemen yang lebih baik.

Untuk tetap dapat memenuhi permintaan pasar domestik dan

internasional yang meningkat, dan agar dapat menyesuaikan diri dengan

kecenderungan situasi perdagangan global yang ditandai oleh persaingan

yang tajam, maka PG..Watoetoelis akan terus meningkatkan kinerjanya

dengan mengembangkan areal perkebunan, membangun industri hilir, dan

pada saatnya berupaya untuk "Go Public".

Sebagai bukti bahwa manajemen perusahaan telah

(16)

mengundang mitra bisnis dari seluruh dunia guna menjalin kerjasama, antara

lain dalam mengembangkan jaringan pemasaran internasional,

mengembangkan produk baru dan sarana penunjang lainnya, dengan prinsip

saling menguntungkan, dan bukan sekedar kegiatan jual-beli. Selain itu

menjalin kerja sama dengan para supplier (Petani Tebu) dalam hal pasokan

bahan baku untuk pembuatan gula. Perpaduan antara sumber daya yang telah

dimiliki masing-masing akan saling melengkapi sehingga kinerja perusahaan

akan mengalami peningkatan. (PTPN X, alamat web www.ptpn x.com)

Penerapan TQM yang ikuti dengan pendesainan sistem penghargaan

dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan beberapa manfaat utama yang

pada gilirannya dapat meningkatkan laba serta daya saing perusahaan.

Berikut ini disajikan data penjualan, beban pokok produksi dan laba

(rugi) perusahaan Pabrik PG. Watoetoelis, Sidoarjo, selama kurun waktu

2007-2009. dapat disajikan pada table 1.1. sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Penjualan PG. Watoetoelis, Sidoarjo

Tahun 2007 – 2009

Tahun Penjualan Beban Pokok Produksi Laba / Rugi

2007 95.639.533.644,00 40.510.101.711,00 -11.747.906.819,00 2008 38.228.136.272,00 57.513.302.374,00 -19.239.261.722,00 2009 112.447.098.509,00 109.862.926.851,00 3.359.872.359,00

Sumber : PG. Watoetoelis, Sidoarjo, 2009

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat diketahui bahwa. pada tahun 2008

terjadi penurunan angka penjualan dibanding penjualan tahun 2007, yang

berakibatkan pula pada menurunnya laba perusahaan yang cukup drastis.

Penurunan tersebut merupakan akibat dari ketidakefektifan penerapan TQM

oleh manajemen, yaitu pada komponen fokus terhadap keinginan pelanggan.

(17)

Ketidaksesuaian spesifikasi barang pesanan tersebut, merupakan

akibat dari manajemen Pabrik Gula Watoetoelis Sidoarjo yang kurang bisa

membuat suatu sistem penghargaan yang efektif. Manajemen kurang

mengakomodir kebutuhan karyawan akan penghargaan dan pengakuan atas

kinerja mereka setelah penjualan pada tahun 2007 mencapai Rp.

95.639.533.644 dan perusahaan mendapat rugi sebesar Rp 11.747.906.819,

selain itu karyawan tidak lagi termotivasi karena sikap manajemen tersebut.

Banyak terjadi pengerjaan ulang pada proses pembuatan pesanan para

pelanggan, sehingga beban produksi mengalami pembekalan. Itulah yang

mengakibatkan penjualan pada tahun 2008 mengalami penurunan dan

kenaikan rugi yang sangat drastis, yaitu dari Rp. 11.747.906.819 menjadi Rp.

19.239.261.722.

Sadar akan tersebut para manajer Pabrik Gula Watoetoelis Sidoarjo,

berusaha mencari cara agar perusahaan tidak lagi mengalami penurunan laba.

Manajemen berusaha melaksanakan teknik TQM dengan lebih efektif dan

merancang suatu sistem penghargaan yang bisa mengakomodir kebutuhan

karyawan akan penghargaan dan pengakuan atas kinerja mereka. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Total Quality Management, Sistem

Penukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja manajerial

pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo

Berdasarkan deskripsi dan uraian di atas maka dilakukan penelitian

terhadap “Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran

Kinerja, Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial

(18)

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Apakah Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan

Sistem Penghargaan berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial pada PG.

Watoetoelis, di Sidoarjo ?

2. Manakah diantara Total Quality Management, Sistem Pengukuran

Kinerja, dan Sistem Penghargaan yang berpengaruh paling dominan

terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar latar belakang dan perumusan masalah yang

dikemukakan di atas, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh Total

Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem

Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di

Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris manakah diantara

Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem

Penghargaan yang berpengaruh paling dominan terhadap Kinerja

(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai

pihak yaitu antara lain :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan

atau tambahan informasi mengenai pengaruh Total Quality Management,

Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja

Manajerial sehingga dapat digunakan untuk menganalisa kinerja

perusahaan dan untuk mengambil tindakan evaluasi jika diperlukan.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk

menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama

masa studi maupun yang diperoleh dari sumber-sumber lain, sehingga

bermanfaat bagi pihak yang lain.

3. Bagi Perguruan Tinggi

Memberikan tambahan wawasan teoritis dan aplikasinya

terhadap dunia usaha nyata bagi masyarakat akademis dan dapat

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan “Pengaruh Sistem Pengukuran

Kinerja dan akan sebagai bahan masukan dan pengkajian pernah dilakukan

oleh :

1. Retno (2001)

a. Membahas tentang “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan

Sistem Penghargaan terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total

Quality Management (Studi Empiris pada Perusahaan Menufaktur

di Indonesia).

b. Permasalahan

1) Apakah interaksi antara Teknik Total Quality Management dan

Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja

Manjerial?

2) Apakah interaksi antara Teknik Total Quality Management dan

Sistem Penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

c. Kesimpulan

1) Ada Interaksi positif antara Teknik Total Quality Management

Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial.

2) Ada Interaksi positif antara Teknik Teknik Quality Management

(21)

2. Ely (2002)

a. Membahas tentang “Pengaruh Keefektifan Penerapan Total Quality

Management dengan Sistem Penilaian Kinerja dan Sistem

Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial pada PT Yana Prima

Hasta Persada di Sidoarjo”

b. Permasalahan

“Apakah Total Quality Management dengan sistem

Penilaian Kinerja dan Total Quality Management dengan Sistem

Penghargaan berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial?”

c. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh

antara Total Quality Management dengan Penilaian Kinerja dan

Total Quality Management dengan Sistem Penghargaan terhadap

Kinerja Manajerial pada PT Yana Prima Hasta Persada di Sidoarjo.

3. Eko (2003)

a. Membahas tentang “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan

Sistem Penghargaan terhadap hubungan antara Teknik Total

Quality Management dengan Kinerja pada PT Gudang Garam, Tbk.

di Kediri”.

b. Permasalahan

1) Apakah Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap

hubungan antara teknik Total Quality Management dengan

Kinerja Manajerial pada PT Gudang Garam, Tbk. di Kediri?

2) Apakah Sistem Penghargaan berpengaruh terhadap hubungan

antara teknik Total Quality Management dengan Kinerja

(22)

c. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis menunjukkan bahwa sistem

pengukuran kinerja dan sistem penghargaan mempunyai pengaruh

signifikan dan positif terhadap hubungan antara Total Quality

Management dengan kinerja manajerial pada PT Gudang Garam,

Tbk. di Kediri

4. Kurnianingsih (2001)

a. Membahas tentang “Pengaruh Kinerja dan Sistem Penghargaan

terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management

pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”.

b. Permasalahan

1) Apakah Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap

Keefektifan Penerapan teknik Total Quality Management pada

Perusahaan Manufaktur di Indonesia ?

2) Apakah Sistem Penghargaan berpengaruh terhadap Keefektifan

Penerapan teknik Total Quality Management pada Perusahaan

Manufaktur di Indonesia ?

c. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis menunjukkan bahwa Total

Quality Management berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Kinerja manajerial. Begitu juga dengan Sistem pengukuran kinerja

dan sistem penghargaan juga berpengaruh signifikan dan positif

terhadap kinerja manajerial pada Perusahaan Manufaktur di

(23)

5. Yulianto (2005)

a. Membahas tentang “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem

Penghargaan dan Penerapan Teknik Total Quality Management

terhadap Kinerja Manajerial pada Pabrik Karung Rosella Baru di

Surabaya”.

b. Permasalahan

1) Apakah Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan

Penerapan Total Quality Management mempunyai pengaruh

yang positif terhadap Kinerja Manajerial ?

2) Manakah diantara Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem

Penghargaan dan Penerapan Total Quality Management yang

berpengaruh paling dominan terhadap Kinerja Manajerial ?

c. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Sistem

pengukuran kinerja dan sistem penghargaan mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, Dan

penerapan Total Quality Management berpengaruh paling dominan

terhadap Kinerja Manajerial, hal ini berarti penerapan Teknik Total

Quality Management yang tinggi akan mempunyai pengaruh positif

terhadap Kinerja manajerial pada Pabrik Karung Rosella Baru di

Surabaya

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu

adalah sama-sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja manajerial, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada

objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan

(24)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Akuntansi Manajemen

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen

Sebuah organisasi akan dapat berjalan secara efisien dan efektif

apabila dikelola dengan sebaik-baiknya. Pengelola organisasi adalah para

manajer, direktur, dewan redaksi, dan pimpinan perusahaan.

Para manajer umumnya tidak memiliki waktu yang cukup untuk

memeriksa informasi mengenai aktivitas operasi secara rinci, mereka

menggunakan ringkasan informasi operasi bersama-sama dengan

informasi lainnya untuk melaksanakan fungsi manajemen. Informasi

akuntansi yang khusus ditujukan untuk kepentingan manajemen disebut

Akuntansi Manajemen.

Menurut Supriyono (1991: 6), Akuntansi Manajemen Adalah

proses dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk menyediakan

informasi bagi para manajer untuk perencanaan, pengokoordinasian, dan

pengendalian kegiatan organisasi.

Menurut Horngren (1994: 4), Akuntansi Manajemen adalah proses

identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran dan

komunikasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi

tujuan organisasi.

Menurut Hansen dan Mowen (1999:4), Sistem informasi

Akuntansi Manjemen adalah Sistem Informasi yang menghasilkan

keluaran (output) dengan mengunakan masukan (Input) dan

(25)

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa inti dari

proses manajemen adalah membuat keputusan, memilih diantara beberapa

alternatif tindakan pelaksanaan dipandang dari suatu tujuan tertentu.

Pengambilan keputusan adalah dasar dari pembagian proses manajemen

menjadi 2, yaitu perencanaan dan kontrol.

Berdasarkan uraian diatas, efektivitas praktik TQM membutuhkan

perubahan dalam sistem akuntansi manajemen, Itter dan Larcker (1995) :

menggambarkan perubahan tersebut sebagai kumpulan sebagai kumpulan

dari informasi baru dan penyebarannya dalam hirarki organisasional dan

perubahan dalam sistem penghargaan. (Kurnianingsih dan Indriantoro,

2001: 31).

2.2.2. Total Quality Management (TQM)

2.2.2.1. Pengertian Total Quality Management (TQM)

Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana yaitu bahwa

cara terbaik agar bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah

dengan menghasilkan mutu yang terbaik. Sehingga diperlukan upaya

perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan komponen tersebut

secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM (Tjiptono dan

Diana, 2001: 10).

Menurut Kurnianingsih dan Indriantoro (2001:35), yang

dimaksudkan TQM dalam penelitiannya adalah fisolofi yang menekankan

pada peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan melalui

eliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, pengembangan

(26)

TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan

kemanusiaan untuk : (Hardjosoedarmo, 1996:1)

1. Memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukkan organisasi.

2. Memperbaiki semua proses penting dalam organisasi.

3. Memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan

jasa masa kini dan masa yang akan datang.

Menurut Tjiptono dan Diana (2001: 10), TQM merupakan suatu

pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk

memaksimumkan daya saing organisasi melaui perbaikan terus-menerus

atas produk, jasa, manusia, dan lingkungannya.

Menurut Mulyadi (1998:10), TQM yaitu suatu sistem manajemen

yang berfokus kepada organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan

kepuasan konsumen pada biaya sesungguhnya yang berkelanjutan terus

menerus.

2.2.2.2. Manfaat dan Tujuan TQM

Penerapan Total Quality Mangement dalam suatu perusahaan

dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya akan

meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan,

adapun tujuan umum dari penerapan Total Quality Management (TQM)

adalah untuk menekan biaya, selain peningkatan kualitas dan penekanan

biaya Total Quality Management (TQM) juga memberi manfaat lain yang

dampaknya lebih mendalam daripada sekedar peningkatan mutu dan

(27)

Adapun kegunaannya tampak dalam bentuk kenyataan yaitu

peningkatan komunikasi antar personalia yang lebih insentif sehingga

koordinasi antar bagian dalam organisasi semakin membaik.

Gambar 2.1 : Tujuan dan manfaat Total Quality Managemant (TQM)

Sumber : Nasution, 2001, Manajemen Mutu Terpadu (TQM), Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, hal 42.

2.2.2.3. Prinsip dan Pokok Dalam TQM

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya untuk

melaksanakan sistem manajemen kualitas. Untuk itu diperlukan

perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi (Tjiptono

dan Diana, 2001:14-15), ada empat unsur dalam TQM, yaitu :

1. Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep kualitas ditentukan oleh pelanggan, yang

meliputi palanggan intrnal dan eksternal. Kebutuhan pelanggan P Harga yang lebih tinggi

Meningkatkan Pangsa Pasar

(28)

diusahakan untuk digunakan dalam segala aspek, termasuk harga,

keamanan dan ketepatan waktu. Untuk itu, aktivitas perusahaan harus

dikoordinasikan untuk memuaskan pelanggan.

2. Respek Terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap

karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan

kreativitas tersendiri yang unik. Sehingga, karyawan merupakan

sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap

karyawan organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan

untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

3. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya

bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar

pada perasaan. Ada dua konsep dalam hal ini, yang pertama yaitu

prioritas, suatu konsepbahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada

semua aspek pada saat yang bersamaan karena keterbatasan sumber

daya yang ada. Konsep kedua, variasi yaitu suatu konsep yang

membantu manajemen dalam memprediksi dari setiap keputusan dan

tindakan yang dilakukan.

4. Perbaikan Berkesinambungan

Agar perusahaan dapat sukses perlu melakukan proses

sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep

yang berlaku disini adalah siklus PDCA (Plan-Do-Check- Act) terdiri

atas perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil dan

(29)

Dalam penerapan TQM terdapat sepuluh unsur utama yaitu

sebagai berikut : (Tjipotono dan Diana, 2001:15-18)

1. Fokus Pada Pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun eksternal

merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk

atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan

internal berperan dalam menetukan kualitas manusia, proses dan

lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.

2. Obsesi Terhadap Kualitas

Organisasi yang menerapkan TQM pelanggan internal dan

eksternal menentukan kualitas, maka organisasi harus terobsesi unutk

memenuhi atau melebihi yang telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa

setiap karyawan pada setiap level harus berusaha melaksanakan aspek

pekerjaan berdasarkan perpektif “ Bagaimana melakukan dengan

lebih baik?”

3. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk mendesain

pekerjaan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah yang berkaitan dengan digunakan dalam menetukan patok

duga (benchma), memantau prestasi dan melaksanakan perbaikan.

4. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan

bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya budaya perusahaan yang baru,

untuk itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan

(30)

5. Kerjasama Tim (Teamwork)

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja tim,

kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan

perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah

dan masyarakat sekitarnya.

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Setiap produk atau jasa yang dihasilkan dengan

memanfaatkan proses – proses tertentu di dalam suatu sistem atau

lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara

terus-menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.

7. Pendidikan dan Pelatihan

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dana

pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang yang

diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku

prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan

tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam

perusahaan dapat meningkatkan ketrampilan teknis dan keahlian

profesionalnya.

8. Kebebasan yang Terkendali

Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur

yang sangat penting. Karena unsur tersebut dapat meningkatkan rasa

memiliki dan tanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat.

Unsur ini dapat memeperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu

(31)

9. Kesatuan Tujuan

Perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan agar TQM dapat

diterapkan dengan baik, sehingga setiap usaha dapat diarahkan pada

tujuan yang sama. Tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti harus selalu

ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan

karyawan, misalnya : mengenai uapah dan kondisi kerja.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Usaha untuk melibatkan karyawan ini mempunyai dua

manfaat utama. Pertama, hal ini meningkatkan kemungkinan

dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau

perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan

pemikiran dari pihak – pihak yang langsung berhubungan dengan

situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa

memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan

orang – orang yang harus melaksanakanya.

2.2.2.4 Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial

Kinerja Manajerial yang diperoleh manajer salah satu faktor yang

dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas organisasi. Seperti

halnya telah dibahas mengenai praktik pemanufakturan dengan

menggunakan teknik Total Quality Management dan Sistem Akuntansi

Manajemen secara interaktif mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi

salah satu topik yang menarik. Karena TQM merupakan salah satu teknik

yang sering digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam rangka

(32)

Dalam konteks TQM, manajer yang sukses adalah manajer yang

dapat menggabungkan karakteristik manajer dan pemimpin secara tepat.

Manajer melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan,

komunikasi dan pengawasan. Sedangkan dalam perpektif TQM,

kepemimpinan didasarkan pada filosofi bahwa perbaikan metode dan

proses kerja secara berkesinambungan akan dapat memperbaiki kualitas,

biaya, produktivitas dan pada gilirannya juga meningkatkan daya saing.

(Tjiptono dan Diana, 2001:156)

Teori yang melandasi hubungan antara Total Quality Management

dan kinerja manajerial yaitu teori institisional yang menyatakan bahwa

organisasi tergantung pada konstitusi eksternal (konsumen) untuk sumber

daya. Untuk memastikan keberlanjutan dari laju sumber daya yang

dibutuhkan (contoh : pesanan), organisasi menghendaki apa yang

diinginkan konstitusi eksternal dengan menjalankan TQM. Hal ini

diyakini dapat mendorong keinginan baik dan legitimasi dangan

konstitusi eksternal, yang karenanya memastikan keberlangsungan

organisasi dengan jangka panjang (Meyer dan Rowan, 1977:Dimaggio

dan Powel, 1983)

2.2.3. Sistem Pengukuran Kinerja

2.2.3.1. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Halim dkk (2000: 207), sistem Pengukuran Kinerja

merupakan mekanisme perbaikan lingkungan organisasi agar berhasil

(33)

Menurut Kurnianingsih dan Indriantoro (2001:35), yang dimaksud

sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja para

manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam

aktivitas operasi perusahaan.

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:353), pengukuran kinerja

adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi

dan personelnya, berdasarkan sasaran, standart, dan kriteria yang telah

diterapkan sebelumnya.

Dari definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem

Pengukuran Kinerja merupakan penentuan secara periodik lingkungan

organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu agar sesuai dengan

sasaran dan tujuan yang dicapai.

2.2.3.2. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:228) pengukuran

dimanfaatkan oleh perusahaan untuk :

1. Pengolahan Organisasi atau Perusahaan Secara Efektif

Maksimalisasi motivasi personel untuk mengerahkan

usahanya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dan setiap personel melaksanakan internalisasi sasaran

perusahaan secara keseluruhan yang terjadi. Kesesuaian antara

sasaran individu dangan sasaran perusahaan secara keseluruhan,

inilah yang akan memotivasi personil untuk mencapai sasaran

(34)

2. Membantu Pengembalian Keputusan yang Berkaitan dengan

Penghargaan Personel

Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai

sehingga dasar untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

penghargaan personel. Agar dapat membantu personel, penghargaan

diberikan kepada personel perlu didasarkan atas hasil penilain kinerja

personel.

3. Menyediakan Kriteria Seleksi dan Evaluasi Progam Pelatihan

Personel

Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembangkan

personelnya agar mereka selalu dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan

berkembang. Hasil pengukuran kinerja dapat digunakan untuk

mengidentifikasi kelemahan personel dan untuk mengantisipasi

keahlian dan ketrampilan yang dituntut oleh pekerjaan agar

memberikan respon memadai terhadap perubahan lingkungan bisnis

di masa depan. Hasil pengukuran kinerja juga dapat menyediakan

kriteria untuk memilih program pelatihan personel yang memenuhi

kebutuhan personel dan untuk mengevaluasi kesesuaian progam

pelatihan tersebut dengan kebutuhan personel.

4. Menyediakan Umpan Balik untuk Personel.

Dalam perusahaan, manajer puncak mendelegasi sebagian

wewenang kepada manajer menengah dan manajer bawah.

(35)

yang diperlukan untuk pelaksanaan wewenang tersebut. Manajer

bawah melaksanakan wewenang dengan mengkomsumsi sumber daya

yang yang dialokasikan kepada mereka. Penggunaan wewenang dan

konsumsi sumber daya ini dipertanggung jawabkan dalam bentuk

pengukuran kinerja. Dengan pengukuran kinerja ini, manajer puncak

memperoleh umpan balik tentang pelaksanaan wawenang yang

dilakukan oleh manajer dibawahnya. Di lain pihak, penilaian kinerja

ini memberikan umpan balik bagi manajer bawah dan menengah

tentang bagaimana manajer puncak menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan Suatu Dasar Bagi Distribusi Penghargaan

Distibusi penghargaan memerlukan data hasil penilaian

kinerja personel, agar penghargaan tersebut dirasakan adil oleh

pesonel penerima penghargaan. Pembagian penghargaan yang tidak

adil menurut persepsi personel penerima maupun bukan penerima

akan berakibat timbulnya perilaku yang tidak semestinya.

2.2.3.3. Peranan dan Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja

Seorang manajer harus melakukan tindakan evaluasi terhadap

perusahaan yang dipimpinnya, Sistem Pengukuran Kinerja memiliki

peran lain selain berperan dalam pengendalian dan memberikan umpan

balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan, yaitu :

Horngren dan Foster (1994:7),

1. Memberikan kemudahan kepada manajer mengawasi jalannya bisnis

mereka dan mengetahiu aspek-aspek bisnis yang mungkin

(36)

2. Peran kedua Sistem Pengukuran Kinerja adalah suatu alat

kominukasi.

3. Sistem Pengukuran Kinerja sebagai dasar dalam menetukan sistem

penghargaan.

Tujuan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut : (Mulyadi dan

Setyawan, 2001:353)

1. Untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan

dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya.

2. Untuk menekankan perilaku yang tidak semestinya dan untuk

merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan.

2.2.3.4. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial

Sistem pengukuran kinerja menyediakan informasi yang relevan

dan Informasi ini yang relevan ini diperoleh dari alat ukur kinerja yang

mencangkup aspek keuangan dan non keuangan penyatuan alat ukur yang

meliputi rantai nilai sebuah organisasi diyakini dapat membantu manajer

untuk memahami hubungan lintas fungsional yang mengarahkan pada

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang lebih baik dan tepat

(Banker et al, 2002). Dengan sistem pengukuran kinerja dapat

mengevaluasi keputusan di masa lalu. (Malina dan Selto, 2001).

Menurut Kren (1992) menyatakan bahwa informasi yang

berkaitan dengan pekerjaan dapat meningkatkan kinerja karena informasi

kinerja memberikan para manajer prediksi yang lebih akurat tentang

(37)

keputusan alternatif yang lebih baik dengan rangkaian tindakan efektif

dan efisien. Hubungan positif antara informasi yang berkaitan dengan

pekerjaan dan kinerja manajerial bahwa informasi kinerja yang

komprehensif dari sistem pengukuran kinerja akan memberikan informasi

kinerja yang komprehensif dari pengukuran kinerja akan memberikan

informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses pengambilan

keputusan sehingga meningkatkan kinerja manajerial.

2.2.4. Sistem Penghargaan

2.2.4.1 Pengertian Sistem Penghargaan

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:352), sistem penghargaan

merupakan salah satu alat pengendalian penting yang digunakan oleh

perusahaan untuk memotivasi personel agar mencapai tujuan perusahaan

(bukan tujuan personel secar individu) dengan perilaku sesuai dengan

yang diharapkan oleh perusahaan (bukan perilaku yang disukai oleh

personel secara pribadi).

Pendapat Schuler dan Huber (1993), bahwa kompensasi adalah

semua bentuk return baik finansial maupun non finansial yang diterima

karyawan karena jasa yang disumbangkan keperusahaan. Kompensasi

bisa berupa finansial yaitu berbentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi

karyawan, tunjangan libur atau cuti tetapi tetap dibayar, dan sebagainya

walaupun beerbentuk non finansial seperti tugas yang menarik, tantangan

tugas, tanggung jawab tugas, peluang, pengakuan, pencapaian tugas, serta

(38)

Kompensasi merupakan mekanisme penting dalam pemberian

penghargaan terhadap karyawan untuk mendorong dan memotivasi

anggota mencapai tujuan organisasi. Kebanyakan anggota organisasi akan

memberikan kemampuan maksimal bila mereka dihargai, dan sebaiknya

bila tidak ada penghargaan yang memadai kemampuan yang diberikan

akan berkurang bahkan cenderung asal-asalan. (Halim dkk, 200:222)

2.2.4.2. Manfaat Penghargaan

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:356), penghargaan

menghasilkan, yaitu :

1. Memberikan informasi

Penghargaan dapat menarik perhatian personel dan memberi

informasi atau mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu

yang diberi penghargaan dibandingkan dengan hal yang lain.

2. Memberi Motivasi

Penghargaan akan meningkatkan motivasi personel terhadap

ukuran kinerja, sehingga membantu personel dalam memutuskan

bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka.

2.2.4.3. Jenis – Jenis Penghargaan

Penghargaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut

(Atkinson dkk, 1995:540) :

1. Intrinsic Reward atau Penghargaan Intrinsik

Adalah penghargaan yang berkaitan sifat organisasi dan

(39)

dalam individu sendiri dan menggambarkan kepuasan seseorang

terhadap pekerjaan yang dilakukannya serta kesempatan untuk

mengembangkan pekerjaan yang dilakukannya.

2. Extrinsic Reward atau Penghargaan Ekstrinsik

Adalah penghargaan yang berdasarkan atas kinerja dan

penghargaan ini adalah penghargaan yang diberikan kepada

seseorang sebagai pengakuan atas pekerjaan yang dilakukannya

dengan baik.

Selanjutnya Mulyadi dan Setyawan (2001:355), juga menyatakan

bahwa penghargaan dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu antara

lain :

1. Penghargaan Intrinsik

Penghargaan Intrinsik berupa rasa puas diri yang diperoleh

seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaanya dengan

baik dan telah mencapai sasaran tertentu.

2. Penghargaan Ekstrinsik

Penghargaan Ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang

diberikan kapada personel, baik yang berupa kompensasi langsung,

tidak langsung, maupun berupa kompensasi non moneter.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan

yaitu sebagi berikut :

1. Intrinsic Reward atau Penghargaan Intrinsik adalah penghargaan

yang diterima oleh seseorang untuk diri mereka, sebagian besar

penghargaan ini merupakan hasil kepuasan seseorang atas pekerjaan

(40)

2. Extrinsic Reward atau Penghargaan Ekstrinsik adalah penghargaan

atau imbalan yang diterima dari lingkungan disekitar konteks kerja,

yang mencangkup kompensasi dengan imbalan bukan uang.

Seseorang akan mengharapkan kompensasi yang diberikan kepada

mereka pada umumnya sesuai dengan penilaian dan sumbangan yang

mereka berikan terhadap kelompok kerja mereka dalam suatu

organisasi atau perusahaan.

2.2.4.4. Pengaruh Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial

Penghargaan yang telah dihitung berdasarkan hasil pengukuran

kinerja dibagikan kepada personel denga berhak. Jika distribusi

penghargaan menyangkut lebih dari satu personel, diperlukan dasar untuk

membagi insentif. Jika kinerja personel dalam menyelesaikan pekerjaan

tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya, insentif dapat dibagikan sama

besar. Jika kinerja personel yang satu bervariasi dangan kinerja personel

lainnya, insentif perlu dibagikan berdasarkan peringkat (ranking) personel

berdasarkan kinerja masing-masing personel (Mulyadi dan Setyawan,

2001: 363)

Menurut Handoko (1997: 245) program kompensasi sangat

penting untuk mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh karena

kompensasi dapat meningkatakan dan menurunkan prestasi kerja,

kepuasan kerja maupun motivasi karyawan, apabila merasa bahwa

kompensasi yang mereka terima tidak memadai.

Menurut Ainul Mardiyah dan Listianingsih (2005: 570) kinerja

(41)

dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi penilaian

kerja, informasi yang merata, dan keamanan kerja. Pemberian insentif

merupakan pemotivasian yang lebih kuat bagi karyawan untuk

meningkatkan kualitas kinerjanya.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya

satu anggapan yang menyenangkan baik itu berupa penghargaan maupun

penilaian yang layak terhadap perilaku seseorang dan hukuman yang

diberikan terhadap tindakan atau perilaku yang tidak layak dapat dipakai

sebagai cara untuk meningkatkan kinerja manajerial perusahaan.

2.2.5. Kinerja Manajerial

2.2.5.1. Pengertian Kinerja Manajerial

Perusahaan akan dapat mencapai tujuannya, bila perusahaan

tersebut mempunyai tenaga manajemen yang handal dan professional.

Manajer merupakan pimpinan yang bertanggung jawab untuk membantu

organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk itu seorang manajer

diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial yang baik.

Menurut Mahoney (1963) dalam Riyadi (2000 : 141) yang

dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kinerja manajer yang meliputi

perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan,

pengaturan staff (staffing), negosiasi, dan perwakilan atau representasi.

Selanjutanya Maleney dalam Supratiningrum dan Zulaikha (2003 ;

77) mengartikan kinerja manjerial adalah merupakan kinerja para

(42)

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa kinerja manajerial adalah kemampuan manajer dalam

menggunakan pengetahuan, perilaku dan bakat yang dimiliki untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawab guna mencapai tujuan.

Kinerja manajerial menurut Kurnianingsih dan Indriantoro (2001:

35) adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial, meliputi :

1. Perencanaan.

Menentukan tujuan, kebijakan dan tingkat atau pelaksanaan,

penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur dan

pemrograman.

2. Investasi.

Mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan,

laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan dan

analisis pekerjaan.

3. Pengkoordinasian.

Tukar-manukar informasi dengan orang lain dibagian

organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program,

memberi tahu bagian lain, hubungan dengan manajer lain.

4. Evaluasi.

Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau

dilaporkan penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian

laporan keuangan, pemeriksaan produk.

5. Pengawasan (supervisi).

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan,

membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada

(43)

6. Pengaturan Staff. (staffing).

Mempertahankan angkatan kerja dibagian anda merekrut,

mewancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan,

mempromosikan dan memutasi pegawai.

7. Negoisasi.

Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang

dan jasa, menghubungi pemasok, tawar-menawar dengan wakil

penjual, tawar-menawar secara kelompok.

8. Perwakilan (representatif).

Menghadiri pertemuan, pertemuan dengan perusahaan lain,

pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan,

mempromosikan tujuan umum perusahaan anda.

2.2.5.2. Tingkatan Manajer

Menurut Handoko (2003 : 17) ada 3 tingkatan manajer dalam

suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1. Manajer lini

Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang

memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.

2. Manajer menengah

Manajer menengah membawahi dan mengarahkan

kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawannya.

3. Manajer puncak

Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan

(44)

2.2.5.3. Tugas Dan Pekerjaan Manajer

Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu

menghasilkan suatu kinerja manajerial yang berbeda dengan kinerja

karyawan pada umumnya

Menurut Handoko (2003 : 29), tugas dan pekerjaan manajer yaitu

antara lain :

1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.

2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan – tujuan yang

saling bertentangan dan menetapkan prioritas – prioritas.

3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.

4. Manajer harus berpikir secara analisis dan konseptual.

5. Manajer adalah seorang mediator.

6. Manajer mengambil keputusan – keputusan yang sulit.

Para manajer memiliki waktu yang terbatas untuk mengelola

tanggung jawab mereka. Oleh karena itu mereka harus bisa

memanfaatkan manajemen waktu, dan mengalokasikan waktu pada saat

mengelola tugas – tugas mereka. (Jeff Madusa, 2001 : 235)

2.2.6. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan

Penerapan Teknik TQM terhadap Kinerja Manajerial

Penerapan teknik TQM disertai dengan pengukuran kinerja oleh

perusahaan akan semakin meningkatkan kinerja para manajer. Dalam setiap

perusahaan tentu mempunyai tujuan paling pokok yaitu meningkatkan

(45)

hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh akan juga

menumbuhkan rasa memiliki, terciptanya hubungan kerja yang harmonis

baik secara vertikal maupun secara horisontal. Melalui TQM, manajemen

dapat mempertinggi semangat kreativitas, kedisiplinan, tanggung jawab dan

profesionalisme kerja karyawan. Implementasi teknik TQM harus diikuti

pula dengan penerapan komplemen – komplemen dari sistem akuntansi

manajemen, yang terdiri dari sistem pengukuran kinerja dan sistem

penghargaan. (Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001; 31)

Menurut Banker et. al (1993) menyatakan bahwa informasi kinerja

manufaktur perlu dilaporkan ke personalia lini karena pelaporan informasi

produktifitas dan kualitas kepada personalia lini akan memberikan umpan

balik yang diperlukan untuk perbaikan dan pembelajaran produksi, dan

frekuensi pelaporan kinerja pemanufakturan untuk karyawan berhubungan

dengan penerapan praktik TQM, Teamwork dan JIT. (Kunianingsih dan

Indriantoro, 2001; 31)

Sedangkan menurut Chenhall (1997) pengukuran kinerja

memberikan umpan balik dalam bentuk pengendalian strategis yang

mendorong para manajer untuk mengevaluasi dan menguji kembali

bagaimana komplemen-komplemen dalam penerapan progam TQM

meningkatkan probabilitas yang memadai. Dan menurut Ichniowski et.al

(1997) menyatakan bahwa kinerja yang tinggi pada dasarnya tergantung

pada program pemberian insentif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang

mendukung, meliputi penilaian kinerja, informasi yang merata, dan

(46)

disimpulkan bahwa para manajer akan lebih termotivasi untuk

meningkatkan kinerja manajerial mereka, jika mereka menerima

pengukuran kinerja yang dalam bentuk informasi yang diperlukan yang

memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran yang akan

memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerja, hal ini sesuai dengan

Teori harapan (H. Hadari Nawawi:1998) yang mengatakan : “Terdapat

hubungan yang erat antara pengertian seseorang mengenai suatu tingkah

laku, dengan hasil yang ingin diperolehnya sebagai harapan.” Dengan

demikian berarti juga harapan merupakan merupakan energi penggerak

untuk melakukan suatu kegiatan, yang karena untuk mencapai sesuatu yang

diingkan disebut “Usaha”. Usaha di lingkungan para pekerja dilakukan

berupa kegiatan yang disebut bekerja, pada dasarnya di dorong oleh

harapan tertentu.

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan hasil penelitian

terdahulu, maka untuk memudahkan analisis, serta untuk pendukung hasil

penelitian maka diajukan beberapa premis, sebagai berikut :

Premis 1

Total Quality Management (TQM) mempunyai pengaruh yang

dominan terhadap kinerja manajerial. (Indrayani, 2002).

Premis 2

Total Quality Management (TQM), sistem pengukuran kinerja dan

sistem penghargaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

(47)

Premis 3

Adanya pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kinerja

manajerial. (Sim dan Killough, 1998)

Premis 4

Kinerja yang timbul dapat dicapai jika praktik Total Quality

Management (TQM) digunakan bersama program kinerja yang digunakan

sebagai dasar pemberian insentif. (Sim dan Killough, 1998)

Premis 5

Efektifitas penerapan TQM memerlukan perubahan yang mendasar

pada infra struktur organisasional, meliputi sistem alokasi wewenang

pembuatan keputusan, dan sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan

serta hukuman atau punishment. (Wruck dan Jensen, 1994)

Berdasarkan premis tersebut diatas, maka untuk memudahkan

hipotesis yang diajukan, dibuatlah suatu bagan kerangka berpikir, yang dapat

dilihat pada gambar 2.1, sebagai berikut

Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir

(48)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, dan tujuan penelitian,

maka penelitian ini menggunakan hipotesis penelitian. Sehingga hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Diduga bahwa Total Quality Management, Sistem Pengukuran

Kinerja, dan Sistem Penghargaan berpengaruh terhadap Kinerja

Manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo

H2 : Diduga bahwa Total Quality Management, berpengaruh paling

dominan terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga)

variabel bebas (X) yaitu Total Quality Management (X1), Sistem

Pengukuran Kinerja (X2), dan Sistem Penghargaan (X3), dan satu variabel

terikat (Y) yaitu kinerja manajerial

Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel tersebut,

yaitu sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X)

a. Total Quality Management (X1)

Adalah merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan

usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing melaui

perbaikan terus – menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungannya

b. Sistem Pengukuran Kinerja (X2)

Adalah suatu sistem untuk menyediakan informasi kepada

manajer apakah proses produksi telah berjalan sebagaimana

mestinya dan menghasilkan output yang ditetapkan sebelumnya.

c. Sistem Penghargaan (X3)

Adalah berkaitan dengan sistem kompensasi yang ada

dalam perusahaan, dalam hal ini sistem kompensasi diberikan

(50)

2. Variabel Terikat (Y)

Kinerja Manajerial

Kinerja Manajerial berhubungan dengan serangkaian

tugas-tugas atau kinerja dilakukan oleh sekelompok individu dalam kegiatan

manajerial.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Adapun pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Total Quality Management (TQM) (X1)

Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah

skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan

semantik differensial yang mempunyai skala 5 poin, dengan pola

sebagai berikut:

1 2 3 4 5

Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan tingkat

penerapan Total Quality Management (TQM) yang rendah, sedangkan

skor tertinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat penerapan Total Quality

Management (TQM) yang tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan intrumen yang

dikembangkan oleh Krumwiede (1998), dan merupakan pengembangan

dari instrumen Banker (1993) dalam Yulianto (2005) dan Indikator

untuk mengukur variabel ini ada 10 (sepuluh) item pernyataan.

(51)

2. Sistem Pengukuran Kinerja (X2)

Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah

skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan

semantik differensial yang mempunyai skala 5 poin, dengan pola

sebagai berikut:

1 2 3 4 5

Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan tingkat

penerapan Sistem Pengukuran Kinerja yang rendah, sedangkan skor

tertinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat penerapan Sistem Pengukuran

Kinerja yang tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan intrumen yang

dikembangkan oleh Daniel dan Reitsperger (1992), dalam Yulianto

(2005), dan indikator untuk mengukur variabel ini ada 8 (delapan) item

pertanyaan.

3. Sistem Penghargaan (X3)

Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah

skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan

semantik differensial yang mempunyai skala 5 poin, dengan pola

sebagai berikut:

1 2 3 4 5

Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan tingkat

penerapan Sistem Penghargaan yang rendah, sedangkan skor tertinggi

(nilai 5) menunjukkan tingkat penerapan Sistem Penghargaan yang

tinggi.

Sangat tidak setuju Sangat setuju

(52)

Variabel ini diukur dengan menggunakan intrumen yang

dikembangkan oleh Ittner dan Larcker (1995) dan digunakan juga

dalam penelitian Sim dan Killough (1998), dalam Yulianto (2005) dan

indikator untuk mengukur variabel ini ada 6 (enam) item pertanyaan.

4. Kinerja Manajerial (Y)

Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah

skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan

semantik differensial yang mempunyai skala 5 poin, dengan pola

sebagai berikut:

1 2 3 4 5

Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan tingkat

Kinerja Manajerial yang dihasilkan adalah rendah, sedangkan skor

tertinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat Kinerja Manajerial yang

dihasilkan adalah tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan intrument yang

dikembangkan oleh Mahoney el.al (1963), dalam Yulianto (2005) dan

indikator untuk mengukur variabel ini ada 8 (delapan) item pertanyaan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri

atau karakteristik yang sama (Sugiyono, 2006 : 55), Dari pengertian

(53)

tersebut maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala

bagian (KaBag), dan Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis, Sidoarjo

berjumlah 30 orang.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Teknik pengambilan sampel

merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian. Untuk itu teknik

penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling

jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi

relatif kecil, kurang dari 30 orang.. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,

dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono, 2006:

96).

Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut, maka jumlah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden (4 kepala bagian

(KaBag), dan 26 Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis, Sidoarjo).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yaitu merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli pihak pertama. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah berasal

dari jawaban kuisioner yang disebar pada 30 responden (4 kepala bagian

(54)

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, ini

yaitu sebagai berikut :

1 Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data

(Nazir, 2005 : 203). Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada 30

responden (4 kepala bagian (KaBag), dan 26 Kepala Seksi (KaSie) PG.

Watoetoelis, Sidoarjo).

2 Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

penelitian langsung pada obyek yang diteliti.(Nazir, 2005 : 212). Pada

penelitian ini observasi dilakukan di PG. Watoetoelis, Sidoarjo).

3.4. Uji Kualitas Data

3.4.1. Uji Validitas Data

Uji validitas menunjukan seberapa nyata suatu pengujian, mengukur

apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat

ukur (kuesioner) untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya

(Jogiyanto, 2007: 120). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007 : 135)

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai r

positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid (Ghozali,

(55)

3.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Riduwan (2004 : 128) uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau

dapat diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu (Ghozali, 2007 : 132).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha >

0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel (Ghozali,

2007 : 133)

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data

tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode

Kolmogorov Smirnov, dengan menggunakan program SPSS (Sumarsono,

2004: 40).

Dasar analisis yang digunakan apakah suatu data mengikuti sebaran

normal atau tidak adalah :

1. Bila nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka

distribusi adalah tidak normal.

2. Bila nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka

distribusinya adalah normal. (Sumarsono, 2004 : 40-43).

3.5. Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier

Gambar

Gambar. 4.1. Struktur Organisasi PG. Watoetoelis, Sidoarjo .......................
Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Penjualan
Gambar 2.1 : Tujuan dan manfaat Total Quality Managemant (TQM)
Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa TQM, Sistem Penghargaan dan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh antara Total Quality Management (TQM), sistem pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan terhadapa kinerja

Total Quality Management (TQM), sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan (reward), dan komitmen organisasi terhadap kinerja manager unit.Objek penelitian ini

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh total quality management terhadap kinerja manajerial dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh total quality management terhadap kinerja manajerial dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem

’Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) TerhadapKinerja Manajerial (Studi Empiris pada Hotel di Kota Padang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total quality management (TQM) , sistem penghargaan dan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Kantor

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa TQM, Sistem Penghargaan dan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap