BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, pada awalnya
pendidikan hanya berorientasi pada pribadi subjek peserta didik. Namun,
lambat laun makna pendidikan berkembang menjadi perkembangan potensi.
Pengembangan potensi yakni pengembangan secara jasmani, rohani dan tidak
lain dimaksudkan agar peserta didik memiliki kepribadian dan ketrampilan
yang didasari oleh kecerdasan spiritual dan kekuatan akhlak mulia. Dengan
kata lain, pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter
peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dalam pasal 3 yang isinya adalah :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang motivasi peserta didik untuk berpartisipsi
aktif. Serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsara kreativitas, dan
Sebagai penjelasan di atas dimaksudkan dalam proses pembelajaran pendidik
memeberikan keteladanan dalam (Pasal 19 ayat 1). Pendidikan itu sendiri
dianggap sebagai suatu bentuk media yang paling jitu dalam pengembangan
potensi anak didik, baik berupa ketrampilan maupun wawasan. Oleh karena itu,
pendidikan secara terus menerus dibangun dan dikembangkan agar dari proses
pelaksanaanya menghasilkan generasi yang diharapkan dan menjadi generasi
yang lebih baik. Dalam dunia pendidikan telah hangat dan banyak dibicarakan
mengenai permasalahan pendidikan karakter. Dengan fakta menunjukan bahwa
karakter bangsa pada zaman globalisasi ini merosot dengan sangat tajam, hal
ini sangat melatar belakangi munculnya pendidikan karakter. Pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah memutuskan penerapan
pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan dari Sekolah Dasar (SD)
sampai Perguruan Tinggi.
Jika karakter sudah terbentuk sejak usia dini maka tidak akan mudah untuk
mengubah karakter seseorang. Ia juga berharap pendidikan karakter mampu
membangun kepribadian bangsa. Perilaku buruknya karakter atau tidak
berkarakter dapat dilihat secara seksama di dalam sekolah ataupun di
lingkungan masyarakat, semakin maraknya terjadi tawuran antar pelajar,
adanya pergaulan bebas, serta adanya kesenjangan sosial, ekonomi, dan politik
di dalam masyarakat. Banyaknya tindakan amoral yang dilakukan peserta didik
seperti mencontek, tawuran, membolos dan tindakan lainnya mengindikasikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu konsep
pendidikan yang berfungsi untuk membentuk siswa sebagai warga negara yang
mempunyai karakter. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) dapat diartikan
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan
moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat
diwujudkan bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai
individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Badan
Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menetapkan tujuan dari Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) yaitu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan.
Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan oleh Samsuri (dalam Anwar,
2017 : 101) yang menyatakan :
“Mata pelajaran yang menyiapkan generasi muda dalam hal pelajar untuk menjadi seorang warga negara yang mempunyai kecakapan, nilai dan pengetahuan yang diperlukan untuk bisa berpartisipasi aktif dalam masyarakat”.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah tidak hanya
sekedar membekali siswa kejenjang selanjutnya, tetapi penanaman moral yang
diharapkan dapat membentuk warga negara yang baik. Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma yang
harus tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah
memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara
sebelumnya, dalam prakteknya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
menghadapi kendala yang mengakibatkan jauhnya tujuan pembelajaran.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia berperan menjadikan
bangsa yang memeiliki integritas satu kesatuan bangsa indonesia yang kokoh
dan berwibawa berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu, pendidikan karakter
menjadi dasar yang harus dipertahankan agar memiliki semangat juang
tangguh dalam pembangunan bangsa. Karena karakter yang kuat akan menjadi
modal sukses peserta didik di masa depan.
Uraian di atas mendasari penulis untuk mengadakan penelitian terhadap
kondisi siswa di SMA Negeri 1 Baturaden, Penulis berpendapat bahwa
nilai-nilai karakter untuk siswa SMA Negeri Baturaden masih sangat diperlukan.
Alasanya, sebagian siswa di SMA Negeri 1 Baturaden masih mencontohkan
perilaku yang kurang baik dengan alasan pelanggaran norma agama, norma
kesopanan, norma hukum dan norma-norma disekolah sehingga pihak sekolah
memberikan ketegasan atau sanksi.
Beradasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suwarso dan Ibu Era selaku
Guru PKn, mengatakan adanya suatu permasalahan tentang karakter pada
siswa, dan masih perlunya pendidikan karater untuk dilaksanakan, yaitu sikap
tanggung jawab dan disiplin siswa di SMA Negeri 1 Baturaden masih kurang,
ini terlihat dari adanya siswa yang melanggar aturan sekolah, seperti datang
terlambat masuk sekolah yang masih juga menjadi perhatian guru, datang
terlambat ketika upacara hari senin, datang terlambat saat masuk jam pelajaran,
pelajaran, tidak memakai atribut sekolah, mengaktifkan Handphone saat
pelajaran berlangsung, pada jam pelajaran masih terdapat siswa yang pergi ke
kantin, adapun juga terdapat anak saat masuk sekolah dan mengikuti pelajaran
tidak membawa buku sama sekali.
Jika perilaku tersebut terus dilakukan oleh siswa maka akan berdampak
tidak baik bagi sekolah, bagi peserta didik, maupun bagi keluarga, karena tidak
bisa mengontrol perilaku anak-anaknya di sekolah setiap hari. Ini merupakan
akibat dari lemahnya bimbingan dari orang tua dan pengaruh pergaulan,
sehingga tidak adanya sanksi yang tegas dan siswa cenderung masih belum
memiliki kesadaran untuk bertindak disiplin dan tanggung jawab. Kareana
dalam tanggung jawab siswa di sekolah tidak lepas dari kedisiplinan siswa,
sehingga siswa yang tidak disiplin sama halnya tidak melaksanakan tanggung
jawab siswa di sekolah. Berikut merupakan data terkait pelanggaran siswa di
SMA Negeri 1 Baturaden dengan sebagai mestinya.
Tabel Data Pelanggaran Siswa di Sekolah di SMA Negeri 1 Baturaden Bulan
Januari-Mei 2016.
Tabel 1. Data Pelanggaran Siswa Kelas XI IPA
No Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
6. Tidak Mengikuti
7. Bermain Hp saat
KBM - 2 - 1 1 4 4.5%
8. Ngobrol Saat KBM 3 - - - 2 5 6%
Jumlah Total 17 19 16 15 21 88
Sumber : Dokumentasi Pelanggaran Tata Tertib Siswa SMA N 1 Baturaden
Tabel 2. Data Pelanggaran Siswa Kelas XI IPS
Sumber : Dokumentasi Pelanggaran Tata Tertib Siswa SMA N 1 Baturaden
Tabel 3. Data Pelanggaran Siswa dalam Tanggung Jawab di Sekolah.
No Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
IPA
Jumlah Persentase XI 1. Tidak Mengikuti
KBM - - - - 2 2
No Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
IPS
Jumlah Persen- tase
7. Tidak Mengikuti
KBM 5 3 - 2 10 7.5%
8. Membawa Rokok 2 - 1 - 3 2.2%
9. Ricuh saat KBM 1 1 - - 2 1.5%
10 Bermain Hp saat
KBM 1 - - - 1 0.7%
11. Tidak Menghormati
Guru 1 - 2 - 3 2.2%
12 Mengobrol saat KBM - - 2 2 4 3%
Sumber : Dokumentasi Pelanggaran Tata Tertib Siswa SMA N 1 Baturaden
Tabel 4. Data Pelanggaran Siswa dalam Tanggung Jawab di Sekolah.
No Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
IPS
Jumlah Persentase XI
Sumber : Dokumentasi Pelanggaran Tata Tertib Siswa SMA N 1 Baturaden
Berdasarkan pemaparan data pelanggaran siswa kelas XI pada bulan
Januari-Mei tahun 2016, bahwa dalam pelanggaran siswa terutama dalam
kedisiplinan yang paling sering terjadi adalah terlambat. Pertama, dari kelas XI
IPA 1-5 dengan persentase 61,3%, untuk kelas XI IPS 1-4 dengan persentase
50,3%. Ke-dua, tidak sesuai atribut, dari kelas XI IPA dengan persentase
18.1%, dan kelas XI IPS dengan persentase 25.5%. Untuk siswa yang kurang
dalam bertanggung jawab bisa dilihat dalam tabel, tidak mengikuti pelajaran
untuk kelas XI IPS dengan persentase 7.5%, dan Kelas XI IPA 2,2% ,Tanpa
keterangan untuk kelas XI IPA dengan persentase 3.4%, dan kelas XI IPS
dengan persentase 3%, sedangkan siswa yang bermain Handphone saat KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) untuk kelas XI IPA dengan persentase 4.5% dan
kelas XI IPS 0.7%.
Dari uraian di atas, masih terdapat pelanggaran-pelanggaran yang masih
dilanggar oleh siswa, walaupun dengan persentase yang terbilang kecil akan
Sehingga dalam penelitian ini penulis menekankan pada dua nilai-nilai
karakter, yaitu karakter tanggung jawab dan disiplin dalam pembelajaran PKn.
Meskipun dilakukan oleh satu atau dua siswa saja tetapi jika karakter tersebut
diabaikan pelaksanaanya, maka akan berdampak mempengaruhi siswa yang
lain. Dengan dasar permasalahan itulah penulis tertarik melakukan penelitian
dengan mengangkat judul :
“Implementasi Nilai-nilai Karakter Tanggung Jawab dan Disiplin dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas XI di SMA Negeri 1
Baturaden”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan. Bagaimana
implementasi Nilai-nilai Karakter Tanggung Jawab dan Disiplin pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI di SMA Negeri 1
Baturaden?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui implementasi nilai-nilai
karakter tanggung jawab dan disiplin dalam pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan (PKn).
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan masukan
dalam pembelajaran PKn terhadap proses pembelajaran yang mengarah pada
nilai-nilai karakter, terutama pada karakter tanggung jawab dan disiplin.
2. Secara Praktis
Penelitian ini akan berguna :
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam upaya mendukung keberhasilan implementasi nilai
karakter tanggung jawab dan disiplin dalam pembelajaran PKn.
b. Bagi Guru
Penelitian ini akan bermanfaat bagi guru untuk menambah wawasan
serta mengetahui cara mengimplementasikan nilai karakter tanggung
jawab dan disiplin dalam upaya mewujudkan Sumber Daya Manusia yang
unggul dengan moral mulia sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang
sesungguhnya.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat untuk siswa dalam mengarahkan
pembelajaran PKn terhadap tanggung jawab siswa serta dapat memiliki
nilai-nilai karakter disiplin yang baik .
d. Bagi Prodi PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
Penelitian ini dilakukan dengan pemberian insentif kepada para dosen/
relevan dengan fokus bidang kajian secara mendalam dan memberikan
informasi serta gambaran memungkinkan berguna di kalangan akademik
dalam melanjutkan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini pada