• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT PERAGA TORSO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD NEGERI BINAWARGA CIANJUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALAT PERAGA TORSO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD NEGERI BINAWARGA CIANJUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT PERAGA TORSO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD NEGERI BINAWARGA CIANJUR

VERI ANGGANI PUTRA

Sekolah Dasar Binawarga Jalan Karangnunggal, Cibeber Cianjur e-mail : putraveri@ymail.com

ABSTRAK: Alat Peraga Torso Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Sekolah Dasar Penelitian ini di latar belakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar siswa, terutama dalam pembelajaran IPA, dengan menggunakan alat peraga torso. Seubyek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 orang siswi perepuan. Hasil belajar pada evaluasi diakhiri pembelajaran seteleh menggunakan alat peraga sebagai berikut: nilai awal siswa sebelum tindakan menunjukan nilai rata-rata 62.90 yang masih dibawah KKM setelah melakukan tindakan nilai rata-rata siswa meningkat 80.35 kesimpulan yang dapat diambil dari penggunaan alat peraga torso pada mata pelajaran IPA tentang rangka manusia terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

ABSTRACT: Figure Tool For Improving Learning Torso science Sekolah Dasar. This research at backlight problems of low background by learning outcomes of students, especially in science learning, using the props torso. Seubyek research was Elementary School grade IV by the number of students Binawaga 20 people, consisting of 11 of male students and 9 people female students humiliation of women. Results of study on the evaluation teaching ends after use props as follows: the beginning value students before action indicates the average value 62.90 that still below KKM after taking action mean value 80.35 students increased the conclusion that can be taken from the use the props torso on the subjects IPA about of the skeleton proved to be improving student learning outcomes.

Kata Kunci : Alat Peraga, Torso, Hasil

(2)

Upaya meningkatkan hasil belajar belajar harus dimulai sejak dini yaitu di Bangku Sekolah Dasar.Seorang guru harus terampil menentukan strategi metode dan media pembelajaran yang tepat sesuai dan tujuan yang telah dirumuskan.Sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dan dengan kebermaknaan pembelajaran diharapkan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Media pembelajaran merupakan memiliki peran untuk mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, mengatasi batas-batas ruang kelas, mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, mengatasi gerak benda secara cepat atau terlalu lambat sedangkan proses gerakan itu menjadi pusat perhatian peserta didik, atau mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks sehingga dapat dipisahkan satu-persatu untuk diamati secara terpisah (Rohani 1997A: 6)

Torso sebagai media pembelajaran merupakan model atau alat peraga berupa patung manusia lengkap beserta organ-organ tubuh manusia. Dari sisi proses pengajaran guru, Torso bagian-bagian atau komponen organ tubuh manusia tersebut dapat dilepas dengan mudah untuk digunakan/di demonstrasikan guru di depan kelas guna mendeskripsikan nama, letak, serta fungsi organ tubuh tersebut. Sedangkan dari sisi siswa, dapat memperoleh pengatahuan yang luas mengenai nama, letak, dan bentuk organ-organ tubuh manusia beserta fungsinya masing-masing.

Bundu (2006) mengemukakan beberapapengertian tentang Sains, yaitu : (1) Sains

merupakan sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematis tentang dunia

sekitar. (2) Sains merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan tertentu. (3) Sains

dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.

Berdasrkan hasil analisis nilai siswa kelas IV SDN Binawarga Desa Karangnunggal Kecamatan Cibeber pada pembelajaran IPA tentang Rangka Manusia diperoleh data sebagai berikut:

Pada pembelajaran rangka manusia nilai rata-rata siswa hanya mencapai 62.90.dari Kriteria Ketuntasan Minimal 7.00 berdasarkan catatan penulis, pada pembelajaran Rangka Manusia siswa cenderung pasif. Berdasarkan refleksi yang penulis lakukan, identifikasi penyebab masalahnya antara lain ;

1. Guru tidak memberikan contoh Rangka yang dapat dilihat langsung ( tidak memakai alat

peraga torso)

(3)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran IPA di Kelas IV SDN

Binawarga tentang Rangka Manusia dengan menggunakan alat peraga Torso? C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada tujuan, permasalahan, dan teori landasan penelitian ini, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah “ Penggunaan alat belajar torso pada mata pelajaran IPA tentang rangka manusia dapat meningkatkan prestasi siswa kelas IV SDN Binawarga Cibeber Cianjur” D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan , maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil belajar siswa dalam peembelajaran IPA khususnya pada alat peraga torso, selain itu untuk perbaikan pembelajaran penelitian ini bertujuan untuk :

1. Merumuskan rancangan, pelaksanaan,hasil pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Binawarga

tentang Rangka Manusia dengan menggunakan alat peraga Torso. E. ManfaatPenelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis, dan menjadi alternatif

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa. F. Definisi Operasional

a. Pengertian Ilmu Pengatahuan Alam

IPA dikenal juga dengan namaSains. Kata Sains berasal dari Natural Science, yang

artinya ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Bundu (2006) mengemukakan beberapa pengertian tentang Sains, yaitu : (1) Sains merupakan

sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematis tentang dunia sekitar. (2)

Sains merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan tertentu. (3) Sains dicirikan

oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.

G. Mata Pelajaran IPA

Dalam bab ini penulis akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan teori yang memperkuat skripsi ini.

(4)

Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas merupakan

disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisika) dan life sciences (ilmu biologi). Yang

termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi,

dan fisika, sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi,

mikrobiologi.

H. Tujuan Pembelajaran IPA

IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,

keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, I. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Belajar secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang secara sadar dilakukan seseorang untuk mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi, secara khusus materi pelajaran yang dilakukan siswa di dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas (di rumah).

Untuk memperjelas defenisi belajar sebagaimana dikemukakan ahli-ahli bidang pendidikan, maka Slameto (2003:2) mengartikan belajar sebagai “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Senada dengan Slameto, Darsono (2006:24) mendefenisikan belajar adalah “belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku”, dan menurut Syah (2006:56) belajar adalah “suatu perubahan tingkah laku”. Sedangkan Catharina (2004:3) mengartikan belajar sebagai “proses penting bagi perubahan prilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan”.

J. Pembelajaran Rangka Manusia dengan Mengunakan Alat Peraga Torso

Pembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa, mengapa, bagaimana dan seberapa baik tentang pembelajaran. Pertanyaan “Apa” berkaitan dengan isi atau materi pembelajaran.Pertanyaan “Siapa” berkaitan dengan guru dan siswa sebagai subyek dari kegiatan pembelajaran. Bagaimana cara memotivasi siswa untuk belajar. Bagaimana guru membangkitkan

(5)

partisipasi siswa sehingga dapat mengembangkan potensi individunya secara optimal. Pertanyaan “mengapa” berkaitan dengan penyebab atau alasan dilakukannya proses pembelajaran. Bagaimana strategi, metode dan teknik pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar lebih baik. Pertanyaan “seberapa baik” berkaitan dengan penilaian proses pembelajaran, yaitu sejauh mana siswa belajar dan guru mengajar. Kegiatan ini meliputi teknik penilaian untuk menilai kompetensi siswa. Seberapa mampu guru merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran di kelas dan mendapat umpan balik dari siswa.

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/ pembelajaran dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien (Depdiknas, 2004: 361).

K. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau dalam istilah Bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action Reseach.

Suharsimi Arikunto (2008:3) mengatakan bahwa penelitian tindalan kelas meripakan suatu pencermatan terhadapa kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

(6)

tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Wardani, 2006:2).

L. Model Penelitian

Sebagaiman dijelaskan sebelumnya PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Suhardjono, 2008), yang dapat digambarkan sebagai berikut.

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.1. Alur dalam penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat kegiatan.Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti menentukan rancangan untuk siklus kedua.

Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan/ menguatkan hasil. Akan tetapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki

Permasalahan Refleksi I Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Permasalahan baru hasil refleksi I Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan data II Refleksi III Perencanaan Tindakan III Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan III Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan/ Pengumpulan data I Pengamatan/ Pengumpulan data III

Dilanjutkan ke siklus berikutnya Permasalahan baru hasil refleksi II Apabila permasalahan belum terselesaikan

(7)

berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka peneliti dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama.Jika sudah selesai dengn siklus kedua dan peneliti belum puas, maka dapat dilanjutkan ke siklus ketiga, dan seterusnya.

M. Subjek Penelitian

Adapun subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas 4 SDN Binawarga Cibeber yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 11 orang murid laki-laki dan 9 orang murid perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2012.Sampel sebagai subjek penelitian diambil sebanyak satu kelas.

N. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil belajar yang diukur melalui evaluasi pada setiap siklusnya di akhir pembelajarran yang telah dilakukan mulai dari obeserveri awal hasil pembelajaran tentang rangka manusia di kelas IV nilai rata-rata kelas hanya 62.90 hasil tersebut di anggap kurang dari KKM yang telah di tentukan.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penggunaan alat peraga torso tentang rangka manusia di kelas IV, berdasarkan data hasil pembelajaran pada tindakan siklus I menunjukan nilai rata-rata kelas 67.40 dan jumlah siswa yang mencapai nilai di atas kkm sebanyak 10 orang dari 20 siswa seluruhnya atau 50% siswa yang mencapai nilai di atas kkm yang telah ditentukan. Pada pelaksanaan siklus II

(8)

Veri Anggani Putra, 2013

Pengggunaan Alat Peraga Torso Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Rangka Manusia Di Kelas Iv Sdn Binawarga

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62,9 67,4 71,35 80,5 20 30 40 50 60 70 80 90 100 R at a-rat a N ilai Si sw a nilai rata-rata

hasil rekomendasi dari siklus I di peroleh beberapa masukan yang akan di coba di terapkan, antara lain : (1)Sebelum pada kegiatan inti guru menyebutkan bagian-bagian dari rangkan seperti rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak. Mencatat hal yang penting dari penjelasan guru,(1)Guru harus menerapkan strategi kerja kelompok kolaboratif atau kolaborasi siswa yang tidak aktif di picu oleh guru agar mau bertanya kepada temannya, dan mengajukan pendapat. Kemudian pada siklus ketiga yang juga hasil rekomendasi siklus sebelumnya, berdasarkan hasil siklus kedua di proleh juga beberapa masukan-masukan yang akan di coba kembali pada siklus ini di antara nya guru menggali pengetahuan awal siswa tentang rangka manusia, diantaranya rangka kepala, dan rangka badan, kemudian siswa diminta membentuk kelompok dan di bimbing oleh guru untuk mengamati atau mengidentifikasi tentang rangka anggota gerak dengan menggunakan alat peraga torso, setelah mengamati alat peraga torso kemudian setiap kelompok di minta untuk mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kemudian d tanggapi oleh kelompok lain

Pelaksanaan siklus satu penggunaan alat praga torso dalam pembelajaran dilaksanakan sebelum pada kegiatan inti guru menyebutkan bagian-bagian dari rangkan seperti rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak.Sebelum mengidentifikasi bagian-bagian rangka kepala guru membimbing siswa agar mencatat hal yang penting dari penjelasan guru harus menerapkan strategi kerja kelompok kolaboratif atau kolaborasi siswa yang tidak aktif di picu oleh guru agar mau bertanya kepada temannya, dan mengajukan pendapat, dan pada kegiatan ini diperoleh hasil rata-rata siswa mencapai 71.35

Perencanaan pada siklus III merupakan rekomendasi dari siklus I dan II berdasarkan hasil siklus II di peroleh beberapa masukan-masukan yang akan di coba pada siklus ini yaitu: (1) guru menggali pengetahuan siswa tentang rangka manusia (2) guru menyebutkan bagian-bagian rangka dan siswa di suruh mencatat hal-hal yang penting pada saat pembelajaran (3) semua kelompok mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setiap perwakilan kelompik diminta untuk menjelaskan pengamatannya dan semua siswa di harapkan aktif dalam proses pembelajaran, pada siklus ketiga nilai rata-rata siswa mencapai 80.50

Diperoleh hasil tes dari pelaksaan sebelum penggunaan alat peraga torso, sesudah penggunaan alat peraga torso siklus I, siklus II, dan siklus III. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

(9)

Gambar 4.2 Rata-rata Nilai Siswa

Berdasarkan data pada 4.9 terlihat perubahan dan peningkatan hasil nilai belajar. Perbandingan rata-rata nilai siswa pada sebelum penggunaan alat peraga torso (62.90), sesudah penggunaan alat peraga torso siklus 1 (67.40), siklus 2 (71.35) dan siklus 3 (80.50) berarti telah terjadi peningkatan yang signifikan meningkat sesuai yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2008: 3). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar

Bundu (2006). Beberapa pengertian tentang Sains

Catharina (2004: 3). Mengartikan belajar sebagai “proses penting bagi perubahan prilaku manusia

dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan”.

Darsono, S (2006: 24). Mendefenisikan belajar adalah “belajar merupakan suatu kegiatan”

(Depdiknas, 2006). IPA di SD menurut Kurikulum KTSP

(Rohani 1997: 6). Media pembelajaran

Syah (2006: 56). Belajar adalah “suatu perubahan tingkah laku”

(10)

(Wardani, 2006: 2). Praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan

Gambar

Gambar 3.1. Alur dalam penelitian Tindakan Kelas
Gambar 4.2 Rata-rata Nilai Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan metode pembelajaran bagi guru merupakan hal yang sangat penting, karena keberhasilan siswa banyak bergantung pada metode yang digunakan oleh guru.. Untuk

Mahasiswa PPL yang melaksanakan praktek mengajar di SMA Negeri 3 Bantul telah selesai dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang direncanakan, praktek mengajar di kelas dimulai

Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara keterlibatan ibu yang berpendidikan Perguruan Tinggi dan ibu yang berpendidikan SMA, dan kedua kelompok ibu (Perguruan

Tujuan penelitian tahun kedua ini adalah untuk “ mendeskripsikan dinamika penetrasi kekuasaan terhadap keberdayaan guru di era otonomi daerah ”?. Tahun pertama telah

Berdasarkan analisis kerentanan kawasan Pantai Pangandaran terhadap ancaman tsunami yang meliputi analisis kerentanan ketinggian, kemiringan, penggunaan lahan, jarak

Berdasarkan hasil penelitian, yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya adalah bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara sistem

PENGARUH PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP SOFT SKILL SISWA BIDANG KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BALAI PENGURUAN PUTRI (BPP) BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia

Terasi yang telah dicetak bahan tertinggal di lesung. bahan tertinggal