PENGGUNAAN MEDIA TEKA TEKI SILANG (TTS) UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
X SMA SWASTA KARANU WAIKABUBAK SUMBA BARAT PADA
MATERI INVERTEBRATA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
SISILIA ANITA ADAN
NIM : 101434002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGGUNAAN MEDIA TEKA TEKI SILANG (TTS) UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
X SMA SWASTA KARANU WAIKABUBAK SUMBA BARAT PADA
MATERI INVERTEBRATA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
SISILIA ANITA ADAN
NIM :101434002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan
menolong aku dalam setiap langkah hidup ku.
Papa Siprianus Adan dan Mama Getrudis Najung tercinta, yang tanpa lelah
membantu, mendukung dan mendoakan aku. Ku persembahkan karya ku ini
sebagai salah satu tanggung jawab ku sebagai seorang anak yang selalu ingin
membuat kalian bahagia.
Kedua adik ku tercinta Maria Imelda Adan dan Rupertus Trio Putra Adan,
yang selalu mencintai dan mendukung aku, serta menjadikan aku panutan di
dalam keluarga
Sepupu, Keponakan, dan Semua Keluarga ku yang terus mendukung dan
mendoakan aku
Almamater tercinta Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
v
MOTTO
Beati sumus ut omnia quae non est amor, sed amor
habemus
Bahagia bukan berarti memiliki semua yang kita cintai,
viii
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA TEKA TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA SWASTA KARANU
WAIKABUBAK SUMBA BARAT PADA MATERI INVERTEBRATA
Sisilia Anita Adan Universitas Sanata Dharma
2014
Rendahnya motivasi dan hasil belajar biologi di SMA Swasta Karanu Waikabubak merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di sekolah ini. Penyebabnya adalah minat baca, antusiasme, dan pemahaman siswa pada materi Biologi rendah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Invertebrata dengan menggunakan media teka-teki silang pada siswa kelas X SMA Swasta Karanu Waikabubak. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus, dengan lima tahapan pada setiap siklusnya. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XA SMA Swasta Karanu Waikabubak Sumba Barat yang berjumlah 26 orang.
Setelah diterapkan kegiatan pembelajaran menggunakan media teka teki silang, hasil belajar dan motivasi siswa mengalami peningkatan. Persentase hasil belajar siswa yang mencapai KKM pada aspek kognitif mengalami peningkatan sebesar 6,25 %, sehingga pada siklus akhir menjadi 81,25% dengan nilai rata-rata 91,3. Pada aspek psikomotor mengalami peningkatan sebesar 15%, sehingga pada siklus akhir menjadi 100% dengan nilai rata-rata 90. Peningkatan motivasi belajar ditunjukkan dengan peningkatan motivasi siswa melalui angket dan hasil observasi. Persentase motivasi siswa melalui angket mengalami peningkatan sehingga pada siklus akhir menjadi 100% dengan nilai rata-rata 85,56.Persentase motivasi siswa melalui hasil observasi pada siklus I dan II sebesar 100 %. Peningkatan terjadi pada nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 78,75 menjadi 90,75. Berdasarkan data ini, maka disimpulkan bahwa media teka-teki silang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Karanu Waikabubak Sumba Barat pada materi Inverterbata.
ix
ABSTRACT
THE USE OF MEDIA CROSSWORD FOR INCREASING MOTIVATION AND STUDENT LEARNING OUTCOMES FIRST GRADE STUDENT HIGHSCHOOL
PRIVATE KARANU WAIKABUBAK WEST SUMBA ON ANY MATERIAL INVERTEBRATES
Sisilia Anita Adan Sanata Dharma University
2014
The lowness of biology motivation and learning outcome at private Senior High School Karanu, Waikabubak is one of the problem that happened in this school. The cause is reading interest, antusiasm, and student comprehension is low. Therefore, implement with purpose of research to know the increase of motivation and student learning outcome on material invertebrates by using a crossword puzzle media at first grade student in private senior highschool Karanu, Waikabubak, West Sumba. This research using research action class, consisting of two cycles with five phase on each cycle. This subject of research is student from class A first grade student private senior high school Karanu, Waikabubak, West Sumba which totaled 29 people
After the applied learning activities using crossword puzzle media, learning outcomes and student motivation has increased. The percentage of student learning outcomes on cognitive aspects which reach KKM has increase of 6,25% so that at the last cycle become 81,25% with an average value of 91,3, and psikomotor aspects has increase of 15% so that at the last cycle become 100% with an average value of 90. Increasing learning motivation has shown by incrased student motivation by questionnaire and observation result. The percentage of student motivation by questionnaire has increased so that at last cycle become 100% with average value 85,56. The percentage of student motivation by observation result on cycle I and II become100%. The increase occurs on student average value. The student average value has increased from 78,75 become 90,75. Based on these data, it was concluded that the crossword puzzle media can increase motivation and learning outcomes of first grade student on private senior highschool Karanu, Waikabubak, West Sumba
x
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
atas berkat, rahmat dan bimbingan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul
“Penggunaan Media Teka Teki Silang (TTS) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Swasta Karanu Waikabubak Sumba Barat Pada Materi Invertebrata”.
Adapun penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, di program studi Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma. Dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
keterlibatan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan FKIP dan Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito,
S.Pd, selaku Ketua Jurusan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
ijin penelitian kepada penulis.
3. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For, Sc, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis selama penulis
menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Ika Yuli Listyarini, M.Pd, selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan arahan dengan sabar
xi
membagikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selaku generasi muda.
6. Para karyawan dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
7. Ibu Paulina Esry Ninda Pandango, SE, selaku kepala SMA Swasta Karanu Waikabubak
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Swasta
Karanu Waikabubak.
8. Ibu Yulita Watil, A.Md, selaku guru biologi dan observer di SMA Swasta Karanu
Waikabubak, yang telah banyak membantu dan memberikan arahan kepada penulis
selama penyusunan dan pelaksanaan penelitian di SMA Karanu Waikabubak.
9. Ibu Nur Aini A. Malik, S.Pd, selaku guru fisika di SMA Swasta Karanu Waikabubak
yang telah membantu penulis mengobservasi selama penulis melaksanakan kegiatan
penelitian di SMA Swasta Karanu Waikabubak.
10. Segenap guru dan karyawan di SMA Swasta Karanu Waikabubak yang telah membantu
penulis ketika melaksanakan penelitian sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
11. Siswa-siswi kelas XA SMA Swasta Karanu Waikabubak selaku obyek dalam penelitian
ini, yang telah membantu dan berpartisipasi selama pelaksanaan penelitian.
12. Siswa-siswi SMA Karanu Waikabubak
13. Kedua orang tua tercinta, papa Siprianus Adan dan mama Getrudis Najung yang selalu
mendoakan penulis, memberikan cinta dan kasih sayang yang sangat berlimpah kepada
penulis, serta memberikan dukungan baik secara finansial maupun moral.
14. Kedua adik tercinta, Maria Imelda Adan dan Rupertus Trio Putra Adan yang selalu
mendoakan, dan memberikan dukungan kepada penulis, serta membantu penulis dalam
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan... iii
Halaman Persembahan... iv
Motto... v
Pernyataan Keaslian Karya ... vi
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis ... vii A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II DASAR TEORI A. Belajar dan Pembelajaran ... 10
B. Hasil Belajar ... 13
C. Motivasi Belajar Siswa... 18
D. Metode Belajar Sambil Bermain (BSB) ... 22
E. Media Teka Teki Silang (TTS) ... 23
F. Pembelajaran Biologi ... 26
G. Pembelajaran Materi Invertebrata Dengan Menggunakan Media Teka Teki Silang .. 30
xiv
J. Kerangka Berpikir ... 34
K. Hipotesis ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 39
B. Setting Penelitian ... 39
C. Desain Penelitian ... 40
D. Variabel Penelitian ... 52
E. Instrumen Penelitian ... 52
F. Analisis Data ... 57
G. Indikator Keberhasilan ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian ... 65
B. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 93
C. Pembahasan ... 105
D. Keterbatasan dan Upaya yang dilakukan Saat Penelitian ... 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 120
B. Saran ... 121
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Kisi-kisi Hasil Belajar Aspek Psikomotor ... 54
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa ... 55
Tabel 3.3 : Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Psikomotor ... 58
Tabel 3.4 : Kategori Ketuntasan Individu ... 58
Tabel 3.5 : Kategori Skor Motivasi Pada Angket ... 60
Tabel 3.6 : Kategori Motivasi Siswa Melalui Angket... 60
Tabel 3.7 : Skor Motivasi Belajar Siswa ... 61
Tabel 3.8 : Kategori Motivasi Siswa Melalui Observasi ... 62
Tabel 3.9 : Indikator Keberhasilan ... 64
Tabel 4.1 : Skor dan kategori permainan TTS Siklus I ... 74
Tabel 4.2 : Skor dan kategori permainan TTS Siklus II ... 87
Tabel 4.3 : Hasil Analisis Nilai Pre-test Siswa ... 94
Tabel 4.4 : Hasil Analisis Nilai Post-test Siswa Siklus I ... 95
Tabel 4.5 : Hasil Analisis Nilai Post-test Siswa Siklus II ... 96
Tabel 4.6 : Hasil Penilaian Aspek Psikomotor Siklus I ... 98
Tabel 4.7 : Hasil Penilaian Aspek Psikomotor Siklus II ... 99
Tabel 4.8 : Analisis Hasil Pengisian Angket Motivasi Siswa ... 100
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Contoh hewan Mollusca ... 29
Gambar 2.2 : Contoh hewan Arthropoda ... 30
Gambar 2.3 : Diagram Alir Kerangka Berpikir Penelitian ... 37
Gambar 3.1 : Skema Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc Taggart ... 41
Gambar 4.1 : Siswa mengisi angket motivasi awal ... 69
Gambar 4.2 : Siswa mengerjakan soal pre-test ... 70
Gambar 4.3 : Siswa mengerjakan LKS 1 secara berkelompok ... 71
Gambar 4.4 : Setiap kelompok menjawab soal TTS 1 yang terdapat pada amplop ... 72
Gambar 4.5 : Siswa mengerjakan soal post-test siklus I ... 76
Gambar 4.6 : Observer 1 ... 77
Gambar 4.7 : Observer 2 ... 77
Gambar 4.8 : Siswa mengisi lembar angket motivasi siklus I ... 78
Gambar 4.9 : Siswa mengerjakan LKS 2 secara berkelompok ... 84
Gambar 4.10 : Setiap kelompok menjawab soal TTS 2 yang terdapat pada amplop ... 86
Gambar 4.11 : Siswa mengerjakan post-test siklus II ... 89
Gambar 4.12 : Siswa mengisi lembar angket motivasi siklus II ... 92
Gambar 4.13 : Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada aspek kognitif ... 105
Gambar 4.14 : Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada aspek psikomotor ... 109
Gambar 4.15 : Grafik Peningkatan Kategori Motivasi Siswa Berdasarkan Angket ... 111
Gambar 4.16 : Grafik Peningkatan Motivasi Siswa dan Skor Rata-Rata Secara Klasikal 112 Gambar 4.17 : Grafik Peningkatan Kategori Motivasi Siswa Berdasarkan Observasi... 115
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus ... 124
Lampiran 2 : RPP Siklus I ... 126
Lampiran 3 : RPP Siklus II ... 135
Lampiran 4 : LKS Siklus I ... 143
Lampiran 5 : LKS Siklus II ... 147
Lampiran 6 : Kunci Jawaban LKS I ... 151
Lampiran 7 : Kunci Jawaban LKS Siklus II ... 153
Lampiran 8 : Kisi-kisiPre-testdan pedoman skoring ... 155
Lampiran 9 : SoalPre-testbeserta jawaban siswa ... 157
Lampiran 10 : Kunci Jawaban SoalPre-test... 164
Lampiran 11 : Kisi-Kisi SoalPost-testdan Pedoman Skoring Siklus I ... 165
Lampiran 12 : Kisi-Kisi SoalPost-testdan Pedoman Skoring Siklus II ... 170
Lampiran 13 : SoalPost-testSiklus I beserta jawaban siswa ... 175
Lampiran 14 : SoalPost-testSiklus II beserta jawaban siswa ... 182
Lampiran 15 : Kunci Jawaban SoalPost-testSiklus I ... 189
Lampiran 16 : Kunci Jawaban SoalPost-testSiklus II ... 192
Lampiran 17 : Papan Permainan Teka Teki Silang Pada Siklus I ... 195
Lampiran 18 : Papan Permainan Teka Teki Silang Pada Siklus II ... 196
Lampiran 19 : Kartu Pertanyaan Permainan Teka Teki Silang Siklus I ... 197
Lampiran 20 : Kartu Pertanyaan Permainan Teka Teki Silang Siklus II ... 201
Lampiran 21 : Kartu Jawaban Permainan Teka Teki Silang Siklus I ... 205
Lampiran 22 : Kartu Jawaban Permainan Teka Teki Silang Siklus II ... 210
Lampiran 23 : Tabel Skoring dan Kategori Skor Permainan TTS Siswa Siklus I ... 216
Lampiran 24 : Tabel Skoring dan Kategori Skor Permainan TTS Siswa Siklus II ... 218
Lampiran 25 : Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa... 220
Lampiran 26 : Angket motivasi awal siswa ... 221
xviii
Lampiran 29 : Lembar observasi motivasi siswa siklus I ... 230
Lampiran 30 : Lembar observasi motivasi siswa siklus II... 234
Lampiran 31 : Daftar Kehadiran Siswa Siklus I dan Siklus II... 238
Lampiran 32 : Analisis HasilPre-testSiswa ... 240
Lampiran 33 : Analisis HasilPost-testSiswa Siklus I ... 241
Lampiran 34 : Analisis HasilPost-testSiswa Siklus II ... 242
Lampiran 35 : Analisis Hasil Penilaian Aspek Psikomotor Siklus I ... 243
Lampiran 36 : Analisis Hasil Penilaian Aspek Psikomotor Siklus II ... 245
Lampiran 37 : Analisis Hasil Angket Motivasi Siswa... 247
Lampiran 38 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Siklus I ... 249
Lampiran 39 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Siklus II... 252
Lampiran 40 : Surat Ijin Penelitian ... 255
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan
moralitas kehidupan dari potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ditentukan oleh tingkat pendidikan manusia.
Pendidikan dikatakan berhasil jika tercapai peningkatan kualitas pendidikan. Suatu
pendidikan dikatakan berkualitas apabila proses pendidikan berlangsung secara
efektif, dan meningkatnya hasil belajar siswa. Usaha dan keberhasilan belajar siswa
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya penggunaan media pembelajaran, dan
motivasi belajar dari siswa sendiri.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Peran guru sebagai motivator adalah memberi motivasi kepada siswa, agar
melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri tanpa adanya tekanan atau
paksaan, dan sesuai dengan tujuan belajar yang akan dicapai. Sedangkan peran guru
sebagai fasilitator adalah memfasilitasi siswa agar dapat belajar dengan
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Cara yang dapat dilakukan oleh guru
untuk memfasilitasi siswa antara lain dengan menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, dan memberikan bimbingan pada saat kegiatan belajar.
SMA Swasta Karanu Waikabubak merupakan salah satu sekolah swasta di
Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Secara umum SMA ini memiliki
pembelajaran Biologi. Meskipun memiliki fasilitas yang cukup menunjang seperti
tersedianya LCD dan buku paket dalam setiap kegiatan pembelajaran, serta alat-alat
praktikum yang memadai namun ketersediaan tenaga guru masih sangat kurang,
dimana beberapa guru yang mengajar di SMA ini bukan berasal dari sarjana
pendidikan. Hal ini menyebabkan guru tidak mengenal karakteristik dan kondisi
siswa. Karakteristik siswa di SMA ini juga cukup buruk, hal ini terlihat dari
seringnya siswa tidak hadir dalam kegiatan pembelajaran karena malas atau tanpa
keterangan, sehingga beberapa kali guru harus mendatangi rumah siswa untuk
meminta keterangan dari orang tua/wali maupun siswa sendiri. Dari beberapa
kondisi diatas menyebabkan sebagian besar hasil belajar siswa di sekolah ini
rendah.
Berdasarkan hasil observasi di kelas XA, dan hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran biologi, hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi rendah
karena minat baca dan antusiasme siswa terhadap materi biologi rendah. Sebagian
besar siswa pasif dan masih kurang berani untuk menyatakan kesulitan yang
dialami pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan akademis
(kognitif) dalam kegiatan pembelajaran biologi juga menjadi penyebab hasil belajar
siswa rendah, ini dilihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai KKM dalam satu
kelas hanya 2 siswa atau sekitar 6,7 % dari total 30 siswa.
Selain itu, rendahnya hasil belajar biologi pada materi invertebrata juga
disebabkan siswa kesulitan dalam memahami istilah-istilah. Dari hasil analisis ujian
akhir semester, lebih dari 50 % hasil belajar siswa tidak mencapai KKM yang telah
ditentukan sekolah sebesar 72. Hal ini menunjukkan belum berhasilnya proses
Invertebrata merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran biologi,
yang diajarkan di kelas X SMA / MA pada semester genap. Invertebrata
mempelajari hewan-hewan yang hidup di bumi tetapi tidak memiliki tulang
belakang, dan tidak memiliki tali punggung (chorda dorsalis) selama
pertumbuhannya dari zigot hingga menjadi dewasa. Karena sangat banyak
jumlahnya, invertebrata dikelompokkan menjadi beberapa filum diantaranya filum
Mollusca dan Arthropoda.
Menurut Uno (2006), pemilihan strategi pembelajaran harus
mempertimbangkan kesesuaian dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang
dihadapi. Pemilihan strategi pada umumnya bersumber dari rumusan tujuan
pembelajaran, analisis kebutuhan siswa, karakteristik siswa, dan materi yang
diajarkan.
Selanjutnya, peneliti juga melakukan wawancara terhadap kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar siswa pada materi invertebrata tahun lalu (tahun
2013). Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi, pembelajaran
materi invertebrata tahun lalu menggunakan metode ceramah. Dalam kegiatan
pembelajaran, siswa hanya mencatat penjelasan yang disampaikan oleh guru. Selain
itu, 80 % hasil belajar siswa pada materi invertebrata tahun 2013 juga tidak
mencapai KKM. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan ini
yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik minat siswa
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari materi
invertebrata.
Media Teka Teki Silang (TTS) merupakan salah satu pendekatan yang dikemas
dalam bentuk permainan yang dapat merangsang daya pikir siswa dalam kegiatan
Sardiman (2007), sebagai media pembelajaran permainan mempunyai beberapa
kelebihan yaitu permainan merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk
dilakukan sehingga dapat menghibur dan menarik.
Melalui media permainan ini, siswa diajak untuk lebih memahami
istilah-istilah penting yang ada dalam pembelajaran biologi, sehingga siswa mendapatkan
pengalaman belajar yang lebih bermakna. Dengan menggunakan media TTS, guru
dapat menghemat waktu untuk menjelaskan secara detail bab tertentu yang perlu
dijelaskan kembali secara struktural, sehingga siswa juga dapat dengan mudah
memahami materi yang disampaikan oleh guru karena siswa tidak merasa terbebani
dan tidak bosan dengan pengulangan unit tertentu.
Selain itu, siswa dapat lebih aktif dan tidak bosan, karena siswa diajak untuk
mempelajari materi invertebrata melalui permainan. Harapannya melalui media ini,
motivasi siswa dalam mempelajari materi ini menjadi lebih tinggi, sehingga
pemahaman dan hasil belajar siswa semakin meningkat.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat penelitian dengan judul
“Penggunaan Media Teka Teki Silang (TTS) Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Swasta Karanu Waikabubak Sumba Barat pada
Materi Invertebrata”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penggunaan media Teka Teki Silang (TTS) dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi invertebrata?
2. Bagaimanakah penggunaan media Teka Teki Silang (TTS) dalam
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari perbedaan penafsiran maupun persepsi dalam memahami
judul penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan dari masing-masing istilah
sebagai berikut:
1. Motivasi
Motivasi yang diukur dalam penelitian ini adalah minat siswa dalam
bentuk perhatian, partisipasi, semangat, tanggung jawab dan kepuasan siswa
selama kegiatan pembelajaran biologi berlangsung. Motivasi siswa diukur
melalui hasil angket yang telah diisi oleh siswa secara individu, dan diukur
melalui lembar observasi yang telah diisi para observer. Lembar observasi
meliputi perhatian, partisipasi, dan tanggung jawab siswa selama kegiatan
pembelajaran. Lembar angket meliputi perhatian, kepuasan, semangat, dan
partisipasi siswa selama kegiatan pembelajaran.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah terjadi
proses belajar mengajar. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah
aspek kognitif dan aspek psikomotor siswa. Aspek kognitif siswa diukur
melaluipost-testyang akan dilakukan pada akhir pertemuan di setiap siklus.
Aspek psikomotor dalam penelitian ini diukur melalui keterampilan siswa
dalam menggambar, dengan beberapa indikator yaitu kreatifitas siswa dalam
menggambar, kesesuaian gambar dengan materi yang diajarkan, kesesuaian
gambar dengan struktur penyusunnya, kesesuaian gambar dengan ciri-ciri yang
3. Media Teka Teki Silang (TTS)
Teka Teki Silang (TTS) merupakan sebuah permainan yang cara
bermainnya dilakukan dengan mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk
kotak dengan huruf-huruf, sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai
dengan petunjuk. Petunjuk yang bisa diberikan dalam TTS dibagi ke dalam
kategori mendatar dan menurun, tergantung posisi kata-kata yang harus diisi
(Susilaningsih, 2009).
TTS dipilih sebagai media pembelajaran dalam penelitian ini dikarenakan
sesuai dengan karakteristik siswa, dimana :
a. Berdasarkan hasil observasi sebagian besar siswa kesulitan untuk
memahami istilah-istilah. Oleh karena itu membutuhkan media yang
dapat membantu siswa untuk memahami istilah-istilah. Media TTS
merupakan media yang cocok karena kotak-kotak dalam TTS hanya
digunakan untuk mengisi istilah-istilah atau singkatan kata. Ini dapat
membantu siswa, karena untuk dapat memainkan TTS siswa ditantang
untuk memahami istilah-istilah.
b. Sebagian besar siswa sulit berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran.
Media TTS ini sangat cocok digunakan, karena untuk menjawab soal
siswa harus benar-benar fokus untuk berpikir dan memecahkan soal yang
ada dalam permainan
c. Sebagian besar siswa kurang teliti dalam mengerjakan tugas. Media TTS
sangat cocok bagi siswa karena dalam mengisi jawaban pada kotak TTS,
siswa harus benar-benar teliti. Jika dalam menjawab soal siswa salah
memasukan salah satu huruf pada kota TTS maka jawaban siswa salah
d. Siswa yang sering mengantuk dan bosan dalam kegiatan pembelajaran.
TTS sangat cocok karena TTS merupakan sebuah permainan yang
kegiatannya dimainkan oleh siswa sendiri, sehingga ketika siswa
memainkan TTS, siswa tidak akan bosan karena siswa akan terfokus
untuk dapat memecahkan soal yang ada dalam permainan. Siswa juga
tidak akan mengantuk karena dalam permainan TTS, kegiatannya
dimainkan oleh siswa sendiri. Hal ini membuat siswa lebih banyak
bergerak dan berdiskusi untuk menjawab soal TTS yang ada.
4. Materi Pembelajaran
Invertebrata adalah salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran biologi.
Materi invertebrata ini diajarkan di kelas X SMA atau MA pada semester
genap. Berikut uraiannya :
a. Standar Kompetensi :
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
b. Kompetensi Dasar :
3.4. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke
dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi
serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan
c. Materi : Invertebrata
d. Sub Materi : Mollusca dan Arthropoda
Sub materi Mollusca yang dipilih dalam penelitian ini karena letak dari
sekolah ini yang dekat dengan daerah pantai sehingga banyak ditemukan
mempelajari materi ini, karena siswa dapat mengetahui cirri-ciri dan manfaat
dari hewan-hewan Mollusca.
Pemilihan sub materi Arthropoda dalam penelitian ini karena cakupan dari
materi ini sangat luas dan banyak menggunakan istilah-istilah. Selain itu,
hampir 90 % siswa telah menjumpai hewan Arthropoda, akan tetapi tidak
mengetahui kalau hewan tersebut termasuk dalam Arthropoda.
5. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XA SMA Swasta Karanu
Waikabubak, Sumba Barat - NTT yang berjumlah 26 orang dimana jumlah
siswa sebanyak 13 orang dan jumlah siswi sebanyak 13 orang.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana media TTS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas X SMA Swasta Karanu Waikabubak Sumba Barat pada materi
invertebrata.
2. Mengetahui bagaimana media TTS dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X SMA Swasta Karanu Waikabubak Sumba Barat pada materi
invertebrata.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari materi biologi
khususnya pada materi invertebrata
b. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi biologi
khususnya pada materi invertebrata
c. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi invertebrata, terutama
bagi siswa yang kesulitan dalam memahami istilah-istilah.
2. Bagi guru
Dengan adanya penelitian ini dapat membantu guru untuk :
a. Memberikan informasi tentang metode yang efektif dalam pembelajaran di
kelas terutama bagi kelas yang sebagian besar siswanya pasif.
b. Memilih metode yang sesuai dengan karakter dan kondisi kelas sehingga
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Dengan adanya penelitian ini dapat membantu sekolah untuk melihat dan
mengevaluasi sejauh mana perkembangan guru dan peserta didiknya dalam
proses pembelajaran biologi khususnya terhadap motivasi dan hasil belajar
siswa.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini bertujuan sebagai sarana bagi peneliti untuk
mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh peneliti
selama belajar dibangku perkuliahan. Selain itu, sebagai bahan evaluasi bagi
peneliti untuk melihat apakah metode yang digunakan peneliti sesuai dan
dapat membantu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam
10
BAB II
DASAR TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Kata belajar sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan
belajar ini, masing-masing ahli memiliki pemahaman dan arti yang
berbeda-beda. Menurut Siregar (2010), belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Gagne dalam Susanto (2012), mendefenisikan belajar sebagai suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari
pengalamannya. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini terpadu dalam satu kegiatan dimana
terjadi interaksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa saat
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Bagi Gagne belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Sementara menurut Hilgard dalam Susanto (2012), belajar adalah suatu
perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang
dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh
proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembiasaan, dan pengalaman.
Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
mengalami perubahan perilaku yang relatif dan tetap baik dalam berpikir,
ataupun bertindak (Susanto, 2012).
2. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan
mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada
siswa, sementara mengajar secara instruktusional dilakukan oleh guru. Jadi,
istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Mengajar
diartikan ke dalam dua konteks yaitu dalam konteks tradisional dan modern.
Dalam konteks tradisional, mengajar merupakan penyerahan kebudayaan
kepada anak didik yang berupa pengalaman dan kecakapan atau usaha untuk
mewariskan masyarakat kepada generasi berikutnya, sedangkan dalam konteks
modern mengajar diartikan sebagai usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa (Slameto, 2006).
Dengan mengacu pada konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral
yang cukup besar. Dimana guru berperan dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang baik, menarik, dan berdaya guna. Dengan demikian dapat
(pembelajaran) diarahkan untuk pengembangan aktivitas siswa (Susanto,
2012).
Pendapat juga dikemukakan oleh Donnall J. Treffing dalam Siregar
(2010), yang mengemukakan bahwa hakekat pembelajaran merupakan
pengembangan potensi peserta didik dengan akal, rasa, minat, dan bakat yang
sudah ada untuk mendapatkan potensi yang paling optimal. Untuk mencapai
tujuan tersebut, guru dan peserta didik dituntut untuk belajar kreatif. Menurut
Treffing belajar kreatif adalah sebuah proses belajar yang mengupayakan
kegiatan pembelajaran yang dibuat sekomunikatif mungkin sehingga situasi
belajar menjadi menyenangkan. Salah satunya melalui permainan. Dengan
demikian, siswa tidak semata-mata dituntut untuk belajar suatu materi saja.
Dampak dari hal ini adalah siswa termotivasi untuk berkreasi, sehingga pada
akhirnya siswa akan mendapatkan rasa senang, puas, dan memiliki
pengalaman. Dengan belajar kreatif, diharapkan dapat :
a. Membantu siswa lebih mandiri. Belajar kreatif merupakan hal yang
penting dari upaya membantu siswa, agar siswa lebih mampu menangani
permasalahan mereka sendiri dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menciptakan kemungkinan-kemungkinan dalam memecahkan masalah.
c. Menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar
Venon A. Magnesen dalam Siregar (2010), menuliskan persentase dari
pengalaman belajar yang diperoleh siswa :
a. Dengan belajar dan membaca, maka siswa akan menyerap 10% dari materi
b. Dengan belajar dan mendengar, maka siswa akan menyerap 20% dari
materi yang dipelajari.
c. Dengan belajar dan melihat, maka siswa akan menyerap 30% dari materi
yang dipelajari.
d. Dengan belajar, mendengar dan melihat, maka siswa akan menyerap 50%
dari materi yang dipelajari.
e. Dengan belajar dan mengatakan, maka siswa akan menyerap 70% dari
materi yang dipelajari.
f. Dengan belajar, mengatakan dan melakukan, maka siswa akan menyerap
90% dari materi yang dipelajari.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar dipertegas lagi oleh
Brahin (2007), yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Evaluasi merupakan
proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif
suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan
siswa terhadap materi atau program yang disampaikan. Kemajuan prestasi
belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan,
tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar
siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran
yang diberikan kepada siswa (Sudjana, 2012).
2. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan
proses (aspek psikomotor), dan sikap (aspek afektif).
a. Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2012), diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar kemampuan siswa
mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang dibaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dirasakan berupa
hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan oleh siswa sendiri.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep,
guru dapat melakukan evaluasi produk. Winkel (2007), menyatakan bahwa
melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan
instruktusional telah tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang
seharusnya diperoleh siswa. Berdasarkan pandangan Winkel ini, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan
melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan
dengan mengadakan berbagai macam tes, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan Proses
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan
pula keterampilan dan kemampuan bertindak secara individu yang
dikehendaki, seperti kreatifitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan
berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Bloom dalam Utari (2013), mengemukakan bahwa ada tujuh
keterampilan, yakni :
1) Persepsi
Kemampuan menggunakan saraf sensori untuk menginterpretasikan
dalam memperkirakan sesuatu
2) Kesiapan
Kemampuan untuk mempersiapkan diri baik mental, fisik, dan emosi
dalam menghadapi sesuatu
3) Reaksi Yang diarahkan
Kemampuan untuk memulai ketrampilan yang kompleks dengan
bantuan/bimbingan dengan meniru dan uji coba.
4) Reaksi Natural (Mekanisme)
Kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat ketrampilan tahap
yang lebih sulit. Melalui tahap ini diharapkan siswa akan terbiasa
5) Reaksi Yang Kompleks
Kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam melakukan sesuatu,
dimana hal ini terlihat dari kecepatan, ketepatan, efisiensi dan
efektivitasnya. Semua tindakan dilakukan secara spontan, lancar, cepat,
tanpa ragu.
6) Adaptasi
Kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifikasi pola sesuai
dengan yang dibutuhkan.
7) Kreatifitas
Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan
kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan
mengeksplorasi kreatifitas diri.
Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa pada aspek psikomotor
terfokus pada kesiapan siswa, mekanisme dan kreatifitas siswa.
c. Sikap
Menurut Lange dalam Susanto (2012), sikap tidak hanya merupakan
aspek mental semata, melainkan mencakup pula respon fisik. Jadi, sikap
terbentuk apabila adanya kekompakan antara mental dan fisik secara
serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara
jelas sikap seseorang.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt dalam Susanto (2012), belajar merupakan suatu
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik
yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh lingkungannya.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wasliman (2007), hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Secara terperinci, uraian mengenai faktor eksternal dan internal
sebagai berikut :
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang keadaan
ekonominya memprihatinkan, perhatian orang tua yang kurang kepada
anaknya, dan kebiasaan berperilaku yang kurang baik dari orang tua
dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh dalam hasil belajar
peserta didik.
Wasliman (2007), mengemukakan bahwa sekolah merupakan salah
satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi
kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka
Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagai
mana dikemukakan oleh Sanjaya (2008), bahwa guru adalah komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
pembelajaran. Berdasarkan pendapat ini, dapat ditegaskan bahwa salah
satu faktor eksternal yang sangat berperan mempengaruhi hasil belajar
siswa adalah guru.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya melibatkan sejumlah
faktor yang saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar
seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Selanjutnya, Sanjaya juga mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan,
kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model
penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi
guru, dan kondisi masyarakat.
Dari kesepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa,
ada dua faktor utama yang menentukan keberhasilan siswa yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri siswa berupa kemampuan yang dimiliki dan
faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (Sanjaya, 2008).
C. Motivasi Belajar Siswa
1. Motivasi secara umum
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tesebut
dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya yang berupa rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu
(Isbandi, 1994).
Menurut sumbernya, motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif
yang timbulnya dari dalam diri individu sendiri yang sesuai dan sejalan dengan
kebutuhannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
ditimbulkan karena adanya rangsangan dari luar diri individu, misalnya dalam
bidang pendidikan timbulnya minat positif terhadap kegiatan pendidikan
karena manfaat yang diperoleh atau dilihat (Gerungan, 1996).
Isbandi (1994) menyatakan bahwa motivasi intrinsik lebih kuat dari
motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu, pendidikan harus berusaha menimbulkan
motivasi intrinsik, dengan cara menumbuhkan dan mengembangkan minat
siswa terhadap materi yang diajarkan. Salah satu caranya adalah dengan
menggunakan berbagai metode dalam kegiatan pembelajarannya.
2. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang secara relatif permanen, dan
secara potensial untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor
intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil serta dorongan kebutuhan
belajar, harapan dan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik timbul karena
adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
3. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar.
Pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai
satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang
mempunyai motivasi tinggi akan memiliki energi yang besar untuk
melaksanakan kegiatan belajar (Sardiman, 2007).
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi Motivasi
Imron (2006), mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi
motivasi dalam proses pembelajaran. Keenam faktor tersebut adalah : cita-cita /
aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa,
unsur-unsur dinamis belajar / pembelajaran, dan upaya guru dalam
memberikan pengajaran kepada siswa
5. Motivasi ModelAttention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction (ARCS)
Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) dalam
Siregar (2010), telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai ARCS
model. Model ARCS yaitu Attention (perhatian), Relevance (Relevansi),
Confidence(kepercayaan diri), danSatisfaction(kepuasan).
Attention(perhatian) merupakan dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
seseorang muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh,
ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan, dan kondisi siswa.
Confidence (kepercayaan diri), yaitu merasa diri kompeten atau memiliki
potensi untuk mampu berinteraksi dengan lingkungan. Satisfaction (kepuasan)
merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. Siswa akan termotivasi
untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.
6. Upaya-upaya memotivasi siswa dalam belajar
Dalam kenyataannya, motivasi dalam belajar terkadang meningkat dengan
cepat, tetapi terkadang juga menurun secara drastis. Oleh karena itu, perlu
adanya upaya-upaya untuk memotivasi siswa.
Imron (2006), mengemukakan beberapa upaya yang dapat dilakukan guna
meningkatkan motivasi belajar siswa. Beberapa upaya tersebut adalah :
a. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran
b. Mengoptimalkan upaya guru saat mengajar di kelas juga menjadi faktor
yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Jika guru tidak
bersemangat dalam proses pembelajaran maka siswa cenderung tidak
memiliki motivasi belajar, tetapi jika guru bersemangat dalam
melaksanakan pembelajaran maka motivasi siswa dalam belajar akan lebih
baik. Hal-hal yang perlu disajikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
haruslah menarik sehingga dapat mempengaruhi tumbuhnya motivasi siswa
dengan kemampuan yang dimiliki.
c. Mengembangkan aspirasi, partisipasi dan kreatifitas siswa dalam proses
7. Teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran
Menurut Uno (2006), ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan
dalam pembelajaran, diantaranya memberikan penyataan penghargaan secara
verbal, seperti “kamu pintar” atau “hebat”, menggunakan nilai ulangan dan hasil kerja yang telah dicapai dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat
memacu keberhasilan siswa, memberikan pertanyaan dan menggunakan
permainan untuk dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
D. Metode Belajar Sambil Bermain (BSB)
Belajar Sambil Bermain (BSB) adalah metode belajar yang paling efektif
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Melalui metode ini siswa menjadi lebih
senang mengikuti pelajaran dan tidak mudah bosan. Ada lima alasan mengapa
metode bermain sambil belajar sangat penting diterapkan di dalam kelas, yaitu :
1. Seorang siswa bisa belajar melalui proses berjalannya permainan. Dengan
permainan siswa bisa belajar memahami konsep dan ide baru dalam belajar.
Siswa juga bisa melihat materi yang diajarkan dari prespektif yang belum
mereka ketahui sebelumnya, sehingga siswa akan mulai bereksperimen dengan
kemungkinan-kemungkinan baru.
2. Permainan menjadi penghubung untuk mengikutsertakan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
3. Melalui permainan siswa dapat mempelajari beberapa keterampilan penting,
seperti berpikir kritis, ketelitian, kerja sama, dan kreatifitas.
4. Permainan dapat membantu menguatkan memori siswa. Saat bermain, tanpa
disadari siswa banyak berinteraksi dengan materi yang sedang diajarkan, hal
materi tersebut. Dengan membuat variasi jenis permainan, maka siswa akan
menerima bermacam-macam stimulus.
5. Melalui permainan dapat menarik minat siswa dan mengikutsertakan siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang aktif. Siswa sangat menyukai permainan,
hal ini dapat menjadi cara yang baik untuk memusatkan perhatian siswa agar
siap untuk menerima pelajaran yang baru (Anggani, 2010).
E. Media Teka Teki Silang
1. Pengertian Media Teka Teki Silang
Teka teki silang merupakan sebuah media permainan yang dimainkan
dengan cara mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan
huruf-huruf, sehingga membentuk sebuah kata sesuai dengan petunjuk yang ada.
Dalam kegiatan pembelajaran biologi, media ini digunakan untuk merangsang
siswa berpikir dan mencari jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
(Sriyana, 2013).
Anggani (2010), menyatakan bahwa belajar dengan bermain memberikan
kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan
sendiri, bereksplorasi, mempraktikan, dan mendapatkan bermacam-macam
konsep, serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Disinilah proses
pembelajaran terjadi. Mereka mengambil keputusan, memilih, menentukan,
mencipta, memasang, membongkar, mengembalikan, mencoba, mengeluarkan
pendapat, memecahkan masalah, bekerja sama dengan teman, dan mengalami
berbagai macam perasaan.
Oleh karena itu, anak membutuhkan alat atau media permainan. Alat
untuk mengenali kekuatan maupun kelemahan dirinya. Anak didik secara aktif
melakukan kegiatan permainan dan secara optimal menggunakan seluruh
pancaindera secara aktif. Permainan yang menyenangkan juga akan
meningkatkan aktivitas sel otak anak.
2. Peranan Guru dalam Permainan
Guru berperan sebagai instruktur dan fasilitator. Sebagai instruktur, guru
berperan dalam memperkenalkan cara kerja, dan fungsi suatu alat permainan.
Sedangkan sebagai fasilitator guru menjembatani atau menghubungkan anak
dengan media permainan yang akan digunakan. Peranan guru sebagai
fasilitator tidaklah mudah untuk diterapkan. Seorang guru harus membutuhkan
kepekaan rasa, dan ketajaman pengamatan bagi setiap anak didiknya. Dalam
bermain pun guru diminta untuk tetap mendampingi mereka. Hal ini
dikarenakan pada saat anak bermain akan terlihat perkembangan setiap anak.
Selain itu, dalam memfasilitasi anak didik dengan permainan. Ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu :
a. Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi setiap
kegiatan yang dilakukan dan alokasi waktu yang digunakan.
b. Mengatur penempatan semua peralatan dan perabotan yang akan digunakan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
c. Segala kegiatan yang dipersiapkan oleh guru harus memiliki tingkat
kesulitan yang berbeda sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
d. Memantau setiap kegiatan apakah kegiatan tersebut membosankan atau
3. Kelebihan Media Teka Teki Silang
a. Media Teka Teki Silang sangat efektif untuk mengulang pelajaran yang
telah diberikan. Dengan demikian dapat memudahkan siswa untuk
mengingat kembali materi yang telah disampaikan.
b. Mudah untuk diajarkan karena sebagian besar masyarakat telah mengetahui
dan pernah memainkan permainan ini.
c. Dapat dibuat dengan mudah dan biayanya relatif murah.
d. Melatih ketelitian dan kejelian siswa dalam menjawab pertanyaan.
e. Mengasah otak siswa untuk berpikir dan memecahkan soal yang ada dalam
permainan.
f. Dapat dimainkan secara individu maupun berkelompok (Khikmah, 2013).
4. Kelemahan Media Teka Teki Silang
a. Ada beberapa jawaban yang memiliki hubungan dengan jawaban lainnya,
sehingga apabila siswa tidak dapat menjawab salah satu soal maka siswa
akan merasa bingung karena akan berpengaruh pada jawaban siswa yang
hurufnya masih berkaitan dengan soal sebelumnya yang tidak dapat
dipecahkan oleh siswa.
b. Perlu ada ketelitian dalam membuat kotak-kotak jawaban yang akan diisi
oleh siswa, karena apabila salah dalam membuat jumlah kotak maka akan
berpengaruh pada jawaban pada soal-soal selanjutnya.
c. Materi-materi yang bersifat penjelasan atau pemaparan tidak dapat
dimasukan ke dalam media ini, karena ruang-ruangnya terbatas, hanya
F. Pembelajaran Biologi
1. Pembelajaran Biologi Secara Umum
Pada dasarnya, pembelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa
dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan memahami konsep
tersebut ataupun fakta secara mendalam. Agar tercapai pembelajaran biologi
secara efektif, maka harus diperhatikan beberapa prinsip berikut ini :
a. Student Centered Learning(pembelajaran berpusat pada siswa)
Siswa ditempatkan sebagai subyek belajar, artinya proses belajar
dilakukan oleh siswa dengan melakukan suatu kegiatan yang telah
dirancang oleh guru untuk menanamkan konsep-konsep tertentu. Dalam
konteks ini yang aktif bukanlah guru, melainkan siswa sendiri. Dengan
belajar secara aktif, siswa akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
b. Learning by Doing(belajar dengan melakukan sesuatu)
Proses pembelajaran biologi dilakukan dengan merancang kegiatan
sederhana yang dapat menggambarkan konsep yang sedang dipelajari.
Dengan demikian, siswa dapat mengalami sendiri, artinya siswa
memperoleh pengetahuan tidak hanya secara teoritis saja, tetapi juga secara
praktek.
c. Joyful Learning(Pembelajaran yang menyenangkan)
Kesempatan untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam kelompok akan
membuat siswa merasa senang dan tidak tertekan. Memberi kesempatan
kepada siswa untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk melakukan
pengamatan. Percobaan dan diskusi merupakan beberapa hal yang dapat
d. Meaningful Learning(Pembelajaran yang bermakna)
Pembelajaran menjadi bermakna jika siswa dapat mengalami sendiri,
dan dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Lebih bermakna
suatu materi, maka akan mudah untuk mengingatnya kembali. Dengan
demikian siswa merasa bahwa pembelajaran biologi bermanfaat bagi
kehidupannya.
e. The Daily Life Problem Solving(Pemecahan masalah sehari-hari)
Obyek biologi meliputi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia.
Dengan demikian, permasalahan dalam biologi senantiasa berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Siswa perlu dilatih untuk dapat memecahkan
permasalahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari (Fithriani, 2009).
2. Pembelajaran Biologi Di SMA
Biologi memiliki karakter khusus yang berbeda dengan ilmu lainnya
dalam hal ini menyangkut obyek, persoalan dan metodenya. Mata pelajaran
biologi di SMA dikembangkan melalui kemampuan berpikir analisis untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam dan sekitar.
Mata pelajaran biologi di SMA / MA yang merupakan kelanjutan mata
pelajaran IPA di SMP / MTS yang menekankan pada fenomena alam dan
penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokkan makhluk
hidup, hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi,
peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
b. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan,
c. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi,
bioteknologi, dan implikasinya pada salingtemas.
Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran biologi di SMA terbagi atas dua
bagian, yaitu bekerja ilmiah dan pemahaman konsep (materi pokok). Bekerja
ilmiah diajarkan dan dilatihkan pada awal tahun kelas X tetapi untuk
selanjutnya terintegrasi dengan materi pada kompetensi yang telah ditetapkan
(Depdikbud, 2012).
3. Materi Pembelajaran
Invertebrata adalah salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran biologi.
Materi invertebrata ini diajarkan di kelas X SMA atau MA pada semester
genap. Berikut uraiannya :
a. Standar Kompetensi :
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
b. Kompetensi Dasar :
3.4. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke
dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta
mengaitkan peranannya dalam kehidupan
c. Materi : Invertebrata
d. Sub Materi :MolluscadanArthropoda
1) Mollusca
Mollusca berasal dari kata latin mollis yang berarti lunak. Hewan
a) Ciri-ciri umum Mollusca
Mollusca bertubuh lunak, tidak memiliki ruas, dan tubuhnya
ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat. Cangkang
tersebut berguna untuk melindungi organ-organ dalam isi rongga
perut, tetapi ada pula Mollusca yang tidak bercangkang. Kaki
Mollusca berbentuk pipih, lebar, dan berotot. Sebagian besar Mollusca
hidup di laut.
Reproduksi Mollusca terjadi secara seksual, yaitu dengan
fertilisasi internal. Mollusca ada yang bersifat diesis (alat kelamin
jantan dan betina terpisah), dan ada pula yang bersifat monoesis (alat
kelamin jantan dan betina terdapat pada satu hewan).
Salah satu contoh hewan Mollusca adalah bekicot, dapat dilihat
pada gambar 2.1 dibawah ini !
(a) (b)
Gambar 2.1. (a) Bekicot, (b) anatomi Bekicot
2) Arthopoda
Arthropoda berasal dari kata Arthron yang berarti ruas dan podos
yang berarti kaki. Hampir 90 % dari seluruh jenis hewan yang diketahui
a) Ciri-ciri Umum Arthropoda
Hewan yang termasuk filum ini mempunyai kaki yang
beruas-ruas. Misalnya, udang, belalang, laba-laba dan kaki seribu.
Struktur tubuh
Tubuh hewan ini simetri bilateral, beruas-ruas dan mempunyai
kerangka luar (eksoskeleton) dari bahan kitin. Kerangka luar ini
bersendi dan berfungsi menutupi serta melindungi alat-alat dalam
dan luar. Selanjutnya, kerangka luar disekresikan oleh epidermis
dan mengalami pergantian kulit (eksdisis). Hewan ini mempunyai
mata majemuk (faset) atau mata tunggal (oselus). Salah satu contoh
hewan Arthropoda adalah udang, dapat dilihat pada gambar 2.2
dibawah ini !
(a) (b)
Gambar 2.2. (a) Udang, (b) anatomi udang
G. Pembelajaran Materi Invertebrata Dengan Menggunakan Media Teka Teki Silang
Pembelajaran invertebrata pada filum Mollusca dan Arthropoda menggunakan
terdiri dari soal mendatar dan menurun yang ada pada LKS dan papan permainan.
TTS digunakan sebagai media untuk membantu siswa dalam mengklasifikasikan
kelas-kelas yang ada pada filum Mollusca dan Arthropoda, mengidentifikasi
ciri-ciri hewan pada filum Mollusca dan Arthropoda berdasarkan kelasnya, dan
menjelaskan peranan Mollusca dan Arthropoda bagi kehidupan.
Pada awalnya siswa secara berkelompok diminta untuk mengklasifikasikan
kelas-kelas yang ada pada filum Mollusca dan Arthropoda dengan mengerjakan
soal TTS yang ada pada LKS. Selanjutnya, siswa secara berkelompok juga diminta
untuk memainkan TTS pada papan permainan, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Permainan teka teki silang terdiri dari 60 soal, yang meliputi soal mendatar dan
soal menurun
2. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa
3. Guru menyediakan 6 buah amplop yang diberi kode A, B, C, D, E dan F. Di
dalam amplop tersebut terdapat nomor soal yang akan dikerjakan kelompok
tersebut beserta soal dari kelompok tersebut
4. Setiap kelompok menunjuk perwakilannya untuk maju dan mengambil undian
untuk menentukan kode soal yang akan dikerjakan.
5. Selanjutnya setiap kelompok akan menjawab pertanyaan berdasarkan nomor
yang diperolehnya dalam amplop, apabila jawabannya salah maka akan
dilemparkan ke kelompok lain.
6. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar akan
7. Setelah semua soal terjawab, guru bersama siswa akan menghitung jumlah skor
yang diperoleh masing-masing kelompok
8. Kelompok yang menang akan mendapatkan hadiah
Tujuan dari permainan ini yaitu agar siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri
hewan pada filum Mollusca dan Arthropoda berdasarkan kelasnya, dan
menjelaskan peranan Mollusca dan Arthropoda bagi kehidupan. Soal-soal yang
digunakan sebagai soal TTS diambil dari materi tentang ciri-ciri dari filum
Mollusca dan Arthropoda, klasifikasi Mollusca dan Arthropoda, serta peranan
Mollusca dan Arthropoda dalam kehidupan.
H. Hubungan antara Media Teka Teki Silang, Motivasi, dan Hasil Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
Dalam penelitian ini, media Teka Teki Silang, Motivasi dan Hasil Belajar
memiliki memiliki kaitan satu sama lain dan saling bergantung. Media Teka Teki
Silang merupakan sarana yang dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran
biologi khususnya dalam mempelajari materi invertebrata. Motivasi siswa dapat
meningkat apabila siswa berminat dan senang terhadap dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan adanya media teka teki silang, siswa akan merasa senang
karena mereka belajar dapat materi invertebrata dengan bermain TTS. Apabila
siswa sudah termotivasi, maka siswa akan lebih giat dan lebih sungguh-sungguh
I. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa hasil penelitian yang
relevan untuk dijadikan sebagai salah satu acuan atau patokan, diantaranya:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilaningsih (2009) di SMP
Islam 2 Mondokan, Sragen tahun ajaran 2008-2009, dengan judul “Efektivitas
Penerapan Teka-Teki Silang Pada Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Sistem
Pencernaan Makanan Di SMP Islam 2 Mondokan” menyebutkan bahwa rata-rata
hasil belajar untuk kelas eksperimen (VIII C) yaitu 77.62 dengan ketuntasan belajar
84.37 % (27 siswa), sedangkan pada kelas tanpa penerapan teka-teki silang (VIII A)
yaitu sebesar 66.26 dengan ketuntasan belajar 43.75 % (14 siswa).
Berdasarkan hasil uji t terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol, yaitu rata-rata hasil belajar siswa dengan penerapan teka-teki silang lebih
baik daripada rata-rata hasil belajar siswa tanpa penerapan teka-teki silang dalam
pembelajaran biologi. Dari deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
teka-teki silang pada materi pokok sistem pencernaan makanan efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Teka-teki silang juga perlu dikembangkan
sebagai salah satu inovasi dalam pembelajaran biologi.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Sriyana (2013) di SMP Negeri 17 Semarang
tahun ajaran 2013-2014, dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Teka Teki
Silang (TTS) Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Terhadap
Tingkat Berpikir Pada Siswa SMP”. Dari hasil penelitian ini diperoleh analisa uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t. Kesimpulannya adalah hasil tes
akhir tingkat berpikir siswa menggunakan model pembelajaran Cooperative
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe STAD berbantuan latihan soal.
Berdasarkan hasil penelitian dari Khikmah (2013) di SMA Negeri 1 Bumiayu
pada tahun 2013, dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif
Materi Struktur dan Fungsi Sel dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash”,
menunjukan bahwa hasil belajar secara klasikal≥80% siswa mencapai KKM (80),
dan secara klasikal persentase penilaian aktivitas siswa≥81% dengan kriteria aktif
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini, tanggapan siswa dan
guru menunjukan CD interaktif dilengkapi teka-teki silang berbasis flash baik
digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
J. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi, hasil
belajar siswa kelas X rendah pada materi invertebrata dikarenakan minat baca dan
antusiasme siswa terhadap materi Biologi rendah. Kemampuan kognitif siswa juga
rendah dimana siswa yang mencapai KKM (≥72) dalam satu kelas hanya 6,7%.
Selain itu, siswa juga masih kesulitan dalam memahami istilah-istilah. Dalam
kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa juga pasif dan masih kurang berani
untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Sehingga peneliti menggunakan media berupa permainan pada
kegiatan pembelajaran materi invertebrata.
Dari permasalahan diatas, peneliti menciptakan media pembelajaran yang lebih
menarik minat siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa lebih
termotivasi. Media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik