• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN

REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jambi

(2)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Telp : 0741 - 62445

Fax : 0741 – 62112

(3)

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi

terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung

tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance)

yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan.

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

(4)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

(5)

v Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi triwulan I-2014 dapat diselesaikan dengan baik. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi

dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun

eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan

terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KEKR mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan I-2014

menunjukkan peningkatan yaitu dari 6,93% (yoy) menjadi 8,37% (yoy). Pergerakan pertumbuhan

ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 5,21%.

Perekonomian Jambi selama tahun I-2014 menghasilkan output Rp23,39 triliun atau 0,96% dari

perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 7,51%

(yoy) lebih rendah dari triwulan lalu 8,74% (yoy) namun lebih tinggi dari inflasi nasional 7,32%

(yoy).Sementara itu sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan inflasi Bungo pada triwulan I-2014 tercatat sebesar 6,28% (yoy). Perkembangan perbankan juga menunjukkan

peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR)

perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 119,22% Sementara itu,

kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan

(NPL) sebesar 2,06%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.

Dalam penyusunan KEKR triwulan I-2014 kami banyak memperoleh support dari

dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, Mei 2014

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

V. Carlusa Kepala Perwakilan

(6)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

(7)

i

Daftar Isi ... ... i

Daftar Tabel ... iii

Daftar Grafik ... iv

Ringkasan Eksekutif ... 1

BAB I. Ekonomi Makro Regional ... 5

A. Umum ... 5

B. PDRB Sisi lapangan Usaha ... 7

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan... ... 8

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)... 11

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian... ... 12

4. Sektor Industri Pengolahan... ... 12

5. Sektor-sektor Lain ... ... 13

C. PDRB Sisi Pengeluaran ... 16

1. Pengeluaran Konsumsi ... ... 17

2. Investasi ... ... 19

3. Perdagangan Eksternal... ... 21

3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ... .. 22

3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi... .. 24

Boks 1 Perkembangan Kinerja Sektor Pertambangan serta Dampak Ketentuan Minerba terhadap Sektor Pertambangan Jambi ... 27

BAB II. Inflasi ... 35

A. Kajian Umum ... 35

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ... 37

1. Kelompok Bahan Makanan... ... 40

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 42 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar... .... 42

4. Kelompok Sandang... .... 43

5. Kelompok Kesehatan ... ... 43

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga... .. 43

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 44 C. Inflasi Kota Bungo ... 45

Boks 2. Potensi El Nino di Provinsi Jambi . ... 47

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran ... 53

(8)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2014

ii

2. Perkembangan Dana Masyarakat... .. 55

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana... . 58

4. Undisbursed Loan... .. 60

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi... 61

6. Perkembangan Kredit UMKM ... .. 63

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 64

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai ... 65

1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi... . 65

2. Penyediaan Uang Layak Edar... .. 66

3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 66

4. Perkembangan Kliring Lokal... ... 67

5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)... . 68

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah ... 69

A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I Tahun 2014 ... . 69

B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan I Tahun 2014 ... 70

C. Keuangan Pemerintah Daerah ... 71

BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ... 73

A. Ketenagakerjaan Daerah ... 73

B. Kesejahteraan ... 75

C. Kemiskinan ... ... 76

BAB VI Prospek Perekonomian ... 77

A. Pertumbuhan Ekonomi ... 78

B. Proyeksi Inflasi ... 80

C. Rekomendasi Kebijakan ... .. 82 Lampiran

(9)

TRIWULAN I-2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI iii

1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6

1.2 Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) 7

1.3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 13

1.4 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (yoy) 17

1.5 Indeks Tendensi Konsumen 18

1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi 20

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 38

2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 38

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode Triwulan I - 2014 39

3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 54

3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 56

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 57

3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 58

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 58

3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi

Jambi 60

3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 61

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi 62

3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi

Jambi 65

3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 68

4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan 1-2014 70

4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan I-2014 71

5.1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja 73

5.2 Pekerja berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama 74

5.3 Pekerja berdasarkan status pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan) 75

5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor (2012=100) 75

(10)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2014

iv

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 5

1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (q-t-q) 5

1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha Triwulan I Tahun 2014 8

1.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 9

1.5 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10

1.6 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 10

1.7 Tingkat Hunian Hotel 11

1.8 Perkembangan Produksi Karet Jambi 13

1.9 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 14

1.10 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 14

1.11 Perkembangan Indeks Air Bersih 14

1.12 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 15

1.13 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 15

1.14 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 16

1.15 Perkembangan Total Arus Barang 16

1.16 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

Triwulanan I Tahun 20146

17

1.17 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 19

1.18 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 19

1.19 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 19

1.20 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 21

1.21 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21

1.22 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 21

1.23 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 22

1.24 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 23

1.25 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 23

1.26 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24

1.27 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24

1.28 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 24

1.29 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 35

2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 36

2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera

per Maret 2014 37

2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 40

2.5 Perkembangan Harga Jagung 40

2.6 Perkembangan Harga Daging 40

2.7 Perkembangan Harga Beras 41

2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 41

2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 41

2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 43

2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 44

3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 55

(11)

TRIWULAN I-2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI v

3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 63

3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 64

3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi

Jambi 66

3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 67

4.1 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 72

5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 76

6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010

s.d April 2014 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2014 81

6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010

s.d April 2014 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2014 81

6.3 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-o-d) Kota Jambi Periode Tahun

(12)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

(13)

MAKRO

Indeks Harga Konsumen Kota Jambi 139,12 133,90 137,41 138,68 139,12 110,41 142,02 144,61 149,71 110,41 111,51

Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4) 110,62

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 4,22 3,90 6,80 4,43 4,22 8,74 6,06 5,24 7,95 8,74 7,51

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4) 6,28

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 20.373.533 4.867.497 5.010.243 5.174.524 5.321.268 21.979.277 5.274.525

5.433.021

5.581.630 5.690.102 5.716.154

- Pertanian 6.004.284 1.451.187 1.491.500 1.518.732 1.542.865 6.449.193 1.561.623 1.600.976 1.637.790 1.648.803 1.673.331 - Pertambangan dan Penggalian 2.713.435 632.818 664.546 691.806 724.265 2.755.755 631.830 673.057 722.805 728.063 693.938 - Industri Pengolahan 2.532.924 602.129 621.508 645.624 663.663 2.677.094 655.488 671.715 664.068 685.824 701.020 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 172.609 41.538 42.222 43.115 45.734 188.614 46.271 46.979 47.410 47.953 49.207 - Bangunan 1.031.629 232.286 241.825 263.095 294.423 1.245.510 300.356 307.980 314.196 322.978 330.094 - Perdagangan Hotel dan Restoran 3.673.985 879.489 899.172 939.087 956.236 4.123.669 979.292 1.008.494 1.043.019 1.092.864 1.110.716 - Pengangkutan dan Komunikasi 1.473.275 352.177 361.214 375.484 384.400 1.598.822 382.249 392.716 409.808 414.048 409.695 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 1.172.817 282.678 290.388 295.250 304.502 1.265.251 308.798 315.069 321.116 320.268 314.357 - Jasa 1.598.574 393.196 397.868 402.330 405.179 1.675.370 408.617 416.035 421.418 429.300 433.796 Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1.290.820 330.267 379.947 285.237 295.369 859.266 261.826 295.320 302.121 283.939 263.619 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5.313.927 1.507.099 1.561.561 872.828 1.372.439 3.119.930 814.244 1.161.680 1.144.006 994.049 860.882 Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 107.610 34.070 16.962 26.040 30.537 137.978 16.689 39.052 82.238 115.056 71.736 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107.841 10.440 33.658 24.426 39.317 122.793 41.980 32.722 48.091 47.459 26.274 Catatan

1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000

4) Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo

2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.

3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit

(14)

Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13 Tw.IV-13 Tw.I-13 PERBANKAN

A. Bank Umum :

Total Aset (Rp Juta) 23.052.408 23.780.624 24.163.959 24.475.084 26.618.428 27.833.632 28.538.630 28.676.080 29.691.060 DPK(Rp Juta) 17.255.120 17.611.536 17.917.502 17.945.194 18.376.298 19.154.658 19.520.974 19.415.015 20.069.436 - Tabungan 8.754.559 9.207.801 9.141.330 10.132.421 9.492.101 9.646.142 10.070.264 3.343.467 3.179.483 - Giro 3.866.278 3.373.061 3.687.655 3.762.667 3.753.003 4.120.387 3.744.864 11.429.775 10.703.386 - Deposito 4.634.284 5.030.674 5.088.518 4.050.106 5.131.194 5.388.129 5.705.847 4.641.773 6.186.567 21.339.606 23.116.929 23.608.285 25.707.902 26.471.507 28.211.297 29.925.232 26.955.932 31.946.454 - Modal Kerja 8.956.344 9.761.212 9.281.782 9.935.402 10.115.811 9.822.930 10.124.382 8.103.793 10.158.229 - Konsumsi 3.671.188 4.211.014 9.574.000 10.289.952 10.543.228 11.256.968 11.816.000 8.410.345 9.527.809 - Investasi 8.712.074 9.144.703 4.752.503 5.482.548 5.812.468 7.131.399 7.984.850 10.441.794 12.260.417 - Dana 16.867.872 17.236.728 17.075.570 17.799.606 18.732.803 19.527.917 19.916.444 19.898.809 20.473.410 - LDR 126,51 134,11 138,26 144,43 141,31 144,47 150,25 135,47 156,04 15.710.619 16.843.087 17.951.066 19.287.676 20.162.558 22.223.927 23.138.260 23.621.083 23.927.298 - Modal Kerja 6.483.171 7.075.722 6.914.923 7.326.502 7.484.277 7.365.449 7.453.703 7.548.969 7.558.597 - Konsumsi 6.534.233 6.921.191 7.784.459 8.237.555 8.644.788 9.376.743 9.931.771 10.207.932 5.959.299 - Investasi 2.693.215 2.846.175 3.251.684 3.723.619 4.033.494 5.481.736 5.752.786 5.864.182 10.409.402 - LDR (%) 91,05 95,64 100,19 107,48 109,72 116,02 118,53 121,66 119,22 - NPL Gross (%) 274.616 301.173 319.845 328.384 454.021 473.625 521.247 466.983 492.240 - NPL Gross nominal 1,75 1,79 1,78 1,70 2,25 1,93 2,25 1,98 2,06 Kredit MKM (Rp Juta)

Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3.058.451 3.118.341 3.439.722 3.388.031 3.389.186 3.729.806 3.537.483 3.302.277 3.289.142 - Kredit Modal Kerja 1.171.534 1.266.632 1.464.483 1.464.794 1.498.112 1.313.147 1.309.646 1.260.845 1.317.572 - Kredit Investasi 203.093 226.438 246.076 265.709 282.423 623.343 608.907 597.628 618.466 - Kredit Konsumsi 1.683.825 1.625.270 1.729.163 1.657.528 1.608.652 1.793.316 1.618.930 1.443.804 1.353.104 Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 7.245.244 8.169.666 8.582.895 9.193.184 9.738.670 10.428.595 11.175.062 11.642.097 11.946.461 - Kredit Modal Kerja 2.100.859 2.324.547 2.014.978 2.084.917 2.147.246 1.827.369 1.887.664 1.914.038 1.895.776 - Kredit Investasi 824.744 952.979 1.028.456 1.117.634 1.203.160 1.714.598 1.782.084 1.829.234 1.853.755 - Kredit Konsumsi 4.319.640 4.892.140 5.539.461 5.990.633 6.388.264 6.886.628 7.505.314 7.898.825 8.196.931

3.153.428

3.252.103 3.368.116 2.588.797 3.874.659 4.259.169 4.451.803 4.563.050 4.488.941 - Kredit Modal Kerja 2.047.667 2.237.132 2.235.693 1.655.435 2.515.038 2.762.995 2.810.877 2.853.406 2.808.005 - Kredit Investasi 584.976 613.395 654.497 452.035 748.131 831.987 879.018 899.870 876.907 - Kredit Konsumsi 520.786 401.576 477.927 481.328 611.490 664.187 761.909 809.774 804.029 Total Kredit MKM (Rp Juta) 13.457.123 14.540.110 15.390.733 15.170.012 17.002.515 18.417.570 19.164.348 19.507.424 19.724.544

NPL MKM gross (%) 1,76 3,85 1,30 2,13 2,45 2,30 2,70 2,31 2,43

- NPL MKM Gross Nominal 236.264 559.480 200.255 322.875 416.426 423.813 516.557 450.912 480.211 B. BPR :

Total Aset (Rp Juta) 460.613 534.589 622.101 644.378 685.560 691.959 760.030 739.510 736.730 DPK (Rp Juta) 349.774 410.115 431.198 481.763 501.520 506.701 551.278 532.417 532.554 - Tabungan (Rp Juta) 63.909 69.101 71.206 80.701 80.242 76.783 81.355 86.236 83.924 - Deposito (Rp Juta) 285.865 341.013 359.992 401.062 421.278 429.918 469.923 446.181 448.630 Kredit (Rp Juta) 337.067 410.499 463.125 487.782 520.039 554.233 567.445 545.175 539.956 - Modal Kerja 87.282 102.479 114.570 123.865 127.272 141.934 156.969 172.919 170.820 - Investasi 73.586 87.528 98.433 95.547 101.531 110.867 111.650 94.718 93.510 - Konsumsi 176.199 220.492 250.123 268.370 291.236 301.432 298.826 277.538 275.626 Kredit UMKM (Rp Juta) 160.868 190.007 213.003 219.412 228.803 218.597 233.076 202.844 224.892 Rasio NPL Gross (%) 4,23 3,69 3,63 2,82 4,37 5,01 5,96 6,30 7,08 - NPL Gross (Nominal) 14.246 15.131 16.822 13.762 22.726 27.743 33.804 34.367 38.212 - PPAP 7.257 8.131 8.582 8.560 7.927 11.272 13.653 14.278 15.475 Rasio NPL Net (%) 2,07 1,71 1,78 1,07 2,85 2,97 3,55 3,68 4,21 LDR (%) 77,71 83,22 81,00 80,71 80,43 87,12 81,21 84,26 83,65 Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar)

((Rp Juta)

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1)

(15)

2014 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) 2.488.938 2.347.560 2.380.495 2.548.121 2.519.686 2.800.410 2.577.906 2.714.032 2.512.180 Volume Kliring (lembar warkat) 70.971 65.514 62.775 70.972 72.639 76.559 71.104 70.456 68.334

Cek dan BG Kosong

Lembar 856 1.164 1.150 1.134 1.463 1.811 1.837 1.635 1.505 Nominal (juta Rp) 36.225 33.051 40.025 35.192 83.121 64.290 56.120 63.174 57.543

RTGS

RTGS dari Jambi (miliar Rp) 10.339 15.139 15.677 18.270 15.535 19.666 20.189 22.181 19.684 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51.804 54.010 29.104 29.431 22.244 22.658 26.876 33.327 22.514 RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2.653 3.543 3.350 4.702 4.032 4.695 7.422 6.521 5.072

Transaksi Tunai

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518.106 418.971 805.987 393.685 846.548 1.031.722 1.453.196 810.929 880.393 Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 771.960 1.187.425 1.387.811 1.565.493 1.034.718 1.682.989 2.605.130 2.836.373 1.734.894 Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (253.854) (768.454) (581.824) (1.171.808) (188.170) (651.267) (1.151.935) (2.025.444) (854.501)

Uraian 2012 2013

(16)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

(17)

1

R

INGKASAN

E

KSEKUTIF

P

EREKONOMIAN

J

AMBI

I. Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 tumbuh sebesar 8,37% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,93% (yoy), serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,21% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 1,94% (qtq) menjadi 0,46% (qtq).

Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp23,39

triliun atau 0,96% dari perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,20%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 37,38% dan sektor sekunder sebesar 17,42%.

Dari sisi permintaan, peningkatan perekonomian Provinsi Jambi utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor sebesar 18,33% (qtq) dan konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 15,05% (qtq). Sementara itu, pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan laporan menunjukkan adanya perlambatan yang cukup signnifikan sebesar -19,48% (qtq) sejalan dengan masih banyaknya proyek pemerintah yang berada dalam tahap pengadaan (belum memasuki tahap pembayaran).

Dari sisi penawaran, masih tingginya pertumbuhan sektor listrik, air, dan gas, sektor industri pengolahan, serta sektor bangunan masing-masing sebesar 2,61% (qtq), 2,22% (qtq) dan 2,20% (qtq), menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian Jambi. Namun demikian, sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh negatif sebesar -4,69% (qtq) menyebabkan tingkat pertumbuhan Jambi pada triwulan laporan menjadi relatif terbatas.

II. Inflasi

Pada triwulan I-2014, inflasi kota Jambi tercatat 7,51%(yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (8,74%), namun lebih tinggi dari inflasi nasional (7,32%) dan rata-rata inflasi triwulan I dalam tiga tahun terakhir (5,85%).

Perekonomian Provinsi Jambi triwulan I- 2014 mengalami peningkatan yaitu dari 6,93 (yoy) menjadi 8,37% (yoy)....

(18)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULANII-2014

2

Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 6,28% (yoy) dan berada di bawah

inflasi nasional1

.

Faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh

meningkatnya inflasi administered prices sebesar 19,13% (yoy), sementara inflasi

inti dan volatile foods tercatat masing-masing sebesar 4,18% (yoy) dan 3,86%

(yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya

tarif angkutan udara sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 2 Tahun 2014 tentang Besaran Biaya Tambahan Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang diberlakukan per tanggal 1 Maret 2014, serta meningkatnya harga elpiji ukuran 12 kg sesuai kebijakan yang

diberlakukan oleh Pertamina2

.

Perkembangan harga di kota Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar 1,00%, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (1,04%). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2014 masing-masing sebesar 1,56%, -0,78% dan 0,22%. Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat sebesar 1,26%, sedikit lebih tinggi dibandingkan kota Jambi dengan pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2014 masing-masing sebesar 1,11%, 0,51% dan -0,35%.

III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan pada triwulan I-2014 secara umum menunjukkan peningkatan, baik dari sisi aset, dana pihak ketiga maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor turun sebesar 244 bps menjadi 119,22%. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar

Rp29,69triliun. Outstanding kredit bank umum meningkat Rp306,22 miliar

(1,30%) menjadi Rp23,93 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat Rp654,42 miliar (3,37%) menjadi Rp20,07 triliun. Kualitas kredit yang diberikan

masih relatif terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank

umum yaitu sebesar 2,06% yang masih di bawah ketentuan 5%, meskipun sedikit menurun (memburuk) dibandingkan triwulan sebelumnya (1,98%).

1 Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari

sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi 82 kota.

2 Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

Pada triwulan I-2014, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 7,51% (yoy) dan Kota Bungo

6,28% (yoy)...

Kinerja perbankan meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah aset,

penyaluran kredit dan penghimpunan dana....

(19)

TRIWULAN I-2014 IKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 3

Pada periode triwulan I-2014, aktivitas pembayaran mengalami penurunan yang tercermin dari menurunnya transaksi kas dan nilai kliring serta RTGS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia Jambi mencapai Rp880,39 miliar (meningkat 8,57%) sementara aliran kas keluar mencapai Rp1,73 triliun (menurun 38,83%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun pada triwulan laporan aliran kas keluar mengalami penurunan dan

aliran kas masuk mengalami peningkatan, Jambi tetap mengalami net outflow

sebesar Rp854,50 miliar atau turun sebesar 57,51% (qtq) dibandingkan triwulan IV-2013.

Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring turun sebesar 7,44% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,51 triliun. Nilai RTGS dari, ke, serta dari dan ke Jambi mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, masing-masing sebesar 11,26%, 32,45%, dan 22,22%.

IV. Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan I tahun 2014 mencapai Rp343,97 miliar (terealisasi sebesar 11,53% dari APBD 2014), sementara itu realisasi belanja sebesar Rp45,87 triliun (baru terealisasi 1,40%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, nilai realisasi tersebut jauh lebih rendah, masing-masing turun sebesar 50,55% dan 87,27%.

V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada bulan Februari 2014, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan yaitu dari 1,56 juta orang di Februari 2013 menjadi 1,53 juta orang di Februari 2014. Jumlah pengangguran juga menunjukkan penurunan menjadi 39,27 ribu orang dibandingkan Februari 2013 (45,80 ribu). Kondisi serupa juga dialami tingkat pengangguran terbuka yang turun menjadi 2,50% dari 2,86%. Nilai Tukar Petani

(NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 98,17 dari 97,21pada triwulan lalu.

VI.Prospek Perekonomian

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,8%-2,3%(qtq),

tumbuh lebih tinggi dari triwulan laporan (0,46%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan meningkat yaitu pada kisaran 7,2% 7,7%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh 8,37%

Aktivitas pembayaran mengalami penurunan yang tercermin dari menurunnya transaksi kas dan nilai kliring dibandingkan periode yang sama tahun lalu...

Realisasi pendapatan triwulan I -2014 mencapai 11,53% dari APBD sementara realisasi belanja mencapai 1,40%... Jumlah pengangguran Februari 2014 menurun..

Sementara Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan Laju pertumbuhan PDRB triwulan II-2014 diperkirakan berkisar 7,2 7,7% (yoy)...

(20)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULANII-2014

4

(yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan berada pada kisaran 7,3%-7,8%.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian di triwulan mendatang. Adanya momen Pemilu Presiden dan bulan puasa diperkirakan akan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Selain mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan Pemilu Presiden juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi. Membaiknya harga komoditas di pasar global, khususnya CPO, diperkirakan berimbas pada membaiknya pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.

Inflasi pada triwulan II-2014 diperkirakan akan sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan I-2014 yaitu berada pada kisaran 6,75%-7,25% (yoy) dari sebelumnya 7,51% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan

oleh inflasi administered price dan volatile foods.

Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah, 2) Potensi terjadinya El Nino (kekeringan) di Provinsi Jambi meskipun dalam skala rendah, 3) Potensi terjadinya kabut asap seiring mulai masuknya musim kemarau yang berpotensi mengganggu jalur distribusi barang, serta 4.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan II tahun 2014. Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras.

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan I 2014 serta proyeksi ekonomi triwulan II 2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah

2. Memperkuat Kerjasama Antar Daerah

3. Pengembangan Sistem Pusat Informasi Harga Pangan Strategis secara

Berkelanjutan

4. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi

terbesar)

5. Penurunan produksi migas

Inflasi pada triwulan II-2014 diperkirakan berada pada kisaran 6,75%-7,25%

(21)

TRIWULAN I-2014 IKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 5

6. Peningkatan produksi dan nilai tambah batubara dan mineral lainnya

7. Menurunnya tren harga karet

(22)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

(23)

5

A. Umum

Perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 tumbuh sebesar 8,37% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,93% (yoy), serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,21% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 1,94% (qtq) menjadi 0,46% (qtq) (Grafik 1.1. dan 1.2.).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)

Dari sisi penggunaan, peningkatan perekonomian Provinsi Jambi utamanya

disebabkan oleh meningkatnya ekspor sebesar 18,33% (qtq) dan konsumsi

lembaga swasta nirlaba sebesar 15,05% (qtq). Sementara itu, pengeluaran

15.1 15.6 16.2 16.5 16.8 17.6 18.7 19.6 19.9 20.83 22.0 22.9 23.4 6.5 6.5 6.5 6.5 6.3 6.37 6.17 6.11 6.02 5.81 5.62 5.72 5.21 9.04 8.56 8.74 7.86 6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.44 7.87 6.93 8.37 4 5 6 7 8 9 10 0 5 10 15 20 25 30 Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Sumber: BPS (diolah) %

Output Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (qtq)

4.87 5.01 5.17 5.32 5.27 5.43 5.58 5.69 5.72 (0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 0.46 1.40 2.80 3.21 -1.45 1.41 2.61 2.96 -1.42 0.95 (2.0) (1.0) 1.0 2.0 3.0 4.0 0 1 2 3 4 5 6

Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13 Q IV-13 Q I-14

% Rp triliun Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan Jambi (aksis kanan) Pertumbuhan Nasional

(24)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2014

6

konsumsi pemerintah pada triwulan laporan menunjukkan adanya perlambatan

yang cukup signifikan yaitu sebesar -19,48% (qtq) sejalan dengan masih

banyaknya proyek pemerintah yang berada dalam tahap pengadaan (belum memasuki tahap pembayaran) (Tabel 1.1.).

Dari sisi lapangan usaha, masih tingginya pertumbuhan sektor listrik, air, dan gas, sektor industri pengolahan, serta sektor bangunan masing-masing sebesar 2,61% (qtq), 2,22% (qtq) dan 2,20% (qtq), menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian Jambi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh negatif sebesar -4,69% (qtq) menyebabkan tingkat pertumbuhan Jambi pada triwulan laporan menjadi relatif terbatas.

Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output

Rp23,39 triliun atau 0,96% dari perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,20%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,38% dan sektor sekunder sebesar 17,42%.

I II III IV I II III IV QTQ (%) Andil

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.47 1.06 2.42 0.73 0.46 0.93 2.27 0.71 0.53 0.34 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) 2.68 3.22 1.11 (7.15) 2.00 1.76 23.75 (19.48) (4.06) Lembaga Swasta Nirlaba 1.63 1.97 2.56 1.67 1.02 2.38 2.45 1.52 15.05 0.10 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.21 4.22 6.84 6.42 1.05 2.11 1.94 3.08 (1.09) (0.20) Perubahan Stok 0.54 2.27 (2.01) 7.66 3.46 3.76 (5.69) 5.72 8.39 0.27 -8.77 11.58 -2.62 11.63 -15.68 14.07 3.17 -7.47 18.33 11.08 -8.17 8.99 -2.26 9.45 -14.20 10.44 1.86 -2.29 10.45 7.06 (0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 0.46 0.46 2013 Triwulan I - 2014 2012 PDRB JENIS PENGELUARAN Ekspor Impor

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)

I II III IV I II III IV QTQ (%) Andil

2.38

2.78 1.83 1.59 1.22 2.52 2.30 0.67 1.49 0.43 Pertambangan dan Penggalian (7.92) 5.01 4.10 4.69 (12.76) 6.52 7.39 0.73 (4.69) (0.60) Industri Pengolahan (1.42) 3.22 3.88 2.79 (1.23) 2.48 (1.14) 3.28 2.22 0.27 Listrik, Air dan Gas 1.11 1.65 2.12 6.07 1.17 1.53 0.92 1.15 2.61 0.02

1.52

4.11 8.80 11.91 2.02 2.54 2.02 2.80 2.20 0.13 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.07 2.24 4.44 1.83 2.41 2.98 3.42 4.78 1.63 0.31 Pengangkutan dan Komunikasi 0.07 2.57 3.95 2.37 (0.56) 2.74 4.35 1.03 (1.05) (0.08) Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.45 2.73 1.67 3.13 1.41 2.03 1.92 (0.26) (1.85) (0.10)

0.34 1.19 1.12 0.71 0.85 1.82 1.29 1.87 1.05 0.08 (0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 0.46 0.46 Triwulan I - 2014 2012 2013 Pertanian Bangunan Jasa-Jasa LAPANGAN USAHA PDRB Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

(25)

TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 7

B.PDRB Sisi Lapangan Usaha

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi di triwulan laporan utamanya disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan

restoran 13,42% (yoy) dan sektor bangunan 9,90% (yoy). Tingginya

pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut utamanya terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran (13,96%(yoy)) sejalan dengan momen/masa Pemilu Legislatif.

Sementara itu, pertumbuhan pada sektor bangunan yang cukup signifikan utamanya disebabkan oleh peningkatan investasi properti, seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya.

Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy)

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp23,39triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 29,55%,sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,74% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,65%. Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).

I II III IV I II III IV Growth Andil

6.22 7.72 7.56 8.85 7.61 7.34 7.84 6.87 7.15 2.12 1.57 1.98 1.68 5.39 (0.16) 1.28 4.48 0.52 9.83 1.18 6.51 8.16 8.19 8.65 8.86 8.08 2.86 3.34 6.95 0.86 4.11 4.90 5.97 11.32 11.40 11.27 9.96 4.85 6.35 0.05 7.54 10.21 17.54 28.68 29.30 27.36 19.42 9.70 9.90 0.56 10.21 10.30 9.54 9.89 11.35 12.16 11.07 14.29 13.42 2.49 5.06 6.42 7.91 9.22 8.54 8.72 9.14 7.71 7.18 0.52 6.64 7.80 7.45 9.28 9.24 8.50 8.76 5.18 1.80 0.11 4.34 4.32 3.39 3.39 3.92 4.57 4.74 5.95 6.16 0.48 6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.44 7.87 6.93 8.37 8.37 2013 Triwulan I - 2014 2012 Pertanian Bangunan Jasa-Jasa PDRB LAPANGAN USAHA

Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas

Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

(26)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2014

8

Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2014

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan

perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 7,15% (yoy) atau

1,49% (qtq), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu (6,87% (yoy)

atau 0,67% (qtq)). Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian tersebut

disebabkan oleh meningkatnya produksi tanaman bahan makanan serta tanaman perkebunan. Cuaca yang kondusif selama triwulan laporan menjadi faktor yang mempengaruhi peningkatan kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman bahan makanan. Sementara itu, peningkatan produksi tanaman perkebunan disebabkan oleh meningkatnya produktivitas dan meningkatnya harga jual komoditas sawit sehingga menjadi insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.

Produksi tabama di triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar

1,03% (qtq) atau 9,40% (yoy). Peningkatan produksi tersebut memberikan

insentif positif bagi petani, hal tersebut tercermin pada peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-rata NTP Triwulan I-2014 dibandingkan NTP Triwulan IV-2013 naik 720 bps dari 90,94 menjadi 98,14. Meningkatnya NTP tersebut disebabkan mulai membaiknya harga jual terutama pada tanaman perkebunan serta insentif positif yang diperoleh petani dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah. Selain faktor tersebut, perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP per Desember 2013 (menggunakan tahun dasar 2012=100) yang dilakukan oleh BPS turut memberikan andil dalam peningkatan NTP.

Pertanian, 29.55 Pertambanga n dan Penggalian, 15.65 Industri Pengolahan, 10.64 Listrik, gas &

air, 0.96 Bangunan, 5.81 Perdagangan , Hotel dan restauran, 17.74 Pengangkuta n dan Komunikasi, 6.14 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 5.03 Jasa-jasa, 8.46

(27)

TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 9

Meskipun NTP triwulan laporan mengalami peningkatan, ketergantungan petani hanya pada satu sumber pendapatan saja, menjadi faktor resiko yang perlu diperhatikan karena penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program pertanian terpadu.

Grafik 1.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

Sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output sebesar Rp3,86

triliun dengan pangsa 16,48% dari total PDRB Jambi mengalami pertumbuhan

positif sebesar 6,09% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan produksi

perkebunan tumbuh relatif lebih tinggi yakni 2,17% (qtq) dibandingkan triwulan lalu (0,12%(qtq)). Membaiknya harga jual komoditas perkebunan terutama sawit mampu memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan sektor perkebunan.

Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga mencapai harga tertinggi selama 3 (tiga) tahun terakhir. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp2.005,80/kg, meningkat 9,83% dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp8.724,12/kg atau meningkat 5,61%. Sejalan dengan harga di Jambi, harga rata-rata CPO di tingkat internasional, juga menunjukkan perbaikan yakni sebesar USD 801,25/metric ton atau meningkat 2,43% dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, harga TBS Jambi saat ini meningkat signifikan 49,48%, sejalan dengan harga CPO dunia yang juga meningkat sebesar 6,07%. 85 90 95 100 105 110 115 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2013 2014

Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012=100

indeks terima indeks bayar NTP

(28)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2014

10

Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan oleh beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga harga di dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS.

Meskipun harga CPO lokal maupun internasional terus mengalami

peningkatan, kebijakan anti dumping duties biofuel di Uni Eropa perlu menjadi

perhatian karena berpotensi menurunkan ekspor CPO ke negara-negara anggota Uni Eropa serta berpotensi menurunkan kembali harga CPO internasional.

Grafik 1.5 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Sumber: Disbun Provinsi Jambi

Berbanding terbalik dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi justru mengalami penurunan dari rata-rata Rp23.205/kg menjadi Rp21.176/kg (turun8,74%(qtq)). Hal ini sejalan dengan penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 16,28% menjadi USD 216,17/cent. Apabila dibandingkan

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2012 2013 2014 Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l

Grafik 1.6 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2012 2013 2014 USD cent/Kg Rp/Kg Harga Bokar (Rp/kg)

(29)

TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 11

dengan harga tahun 2013, harga bokar di Jambi turun lebih dalam dan mencapai

16,44% (yoy). Tren menurunnya harga karet internasional serta melimpahnya

stok karet di pasar global menjadi salah satu faktor penyebab turunnya harga bokar tersebut.

Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 4,85% (yoy), turun

dibandingkan triwulan lalu (5,58% (yoy)). Sejalan dengan itu, sub sektor

kehutanan menunjukkan pertumbuhan relatif stabil dibanding triwulan lalu yaitu dari sebesar 4,65% (yoy) menjadi 4,46% (yoy) dan hasil liaison pun menunjukkan peningkatan produksi. Sementara itu, sub sektor perikanan tumbuh 7,42% (yoy), lebih tinggi dari triwulan lalu (7,34%yoy)).

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbangkan output

perekonomian sebesar Rp4,15 triliun (pangsa 17,74%) yang terdiri atas tiga sub yaitu perdagangan besar dan eceran (93,26%), hotel (1,20%) dan restoran

(5,53%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 13,42% (yoy), dengan andil

pertumbuhan 2,49% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan

perdagangan besar dan eceran di Jambi (13,96% (yoy) atau 1,24% (qtq)).

Maraknya kampanye menjelang Pemilu Legislatif mendorong tumbuhnya sub sektor perdagangan tersebut.

Sementara itu, sub

sektor hotel menunjukkan

peningkatan sebesar 1,26%

(qtq) atau 10,70% (yoy). Sejalan

dengan pertumbuhan sub sektor

perdagangan, maraknya

kegiatan kampanye menjelang Pemilu Legislatifdi Provinsi Jambi

berdampak pada tingginya

tingkat hunian hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar 44,87%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (42,56%). Jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga meningkat

Grafik 1.7. Tingkat Hunian Hotel

50,954 60,511 54,126 56,688 50,821 57,930 47,293 58,288 55,338 72,902 62,409 66,748 65,742 0 10 20 30 40 50 60 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000

Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I

2011 2012 2013 2014

(30)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2014

12

signifikan sebesar 18,80% (yoy) menjadi 65.742 orang. Peningkatan jumlah tamu menginap terbesar terjadi pada bulan Maret bersamaan dengan masa kampanye yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,66 triliun (15,65%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan laporan turun sebesar 4,69% (qtq). Penurunan itu utamanya disebabkan oleh penurunan produksi yang tajam pada sub sektor tanpa migas (9,13% (qtq)) dan sub sektor minyak dan gas bumi (4,55% (qtq)).

Namun secara tahunan, produksi pertambangan dan penggalian

meningkat cukup signifikan sebesar 9,83% (yoy). Pertumbuhan pada sektor ini

utamanya didorong oleh peningkatan produksi pertambangan minyak bumi dan

gas bumi serta penggalian masing-masing tumbuh sebesar 13,00% (yoy) dan

6,28% (yoy). Sementara itu sub sektor pertambangan tanpa migas mengalami

penurunan sebesar 1,71% (yoy). Turunnya produksi pertambangan non migas di

Provinsi Jambi utamanya disebabkan oleh turunnya produksi batubara karena pengaruh melemahnya harga internasional. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya produksi.

4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap

perekonomian Jambi sebesar Rp2,49 triliun (10,64%), meningkat sebesar 6,95% (yoy), dengan andil pertumbuhan 0,86%. Secara triwulanan, sektor industri

pengolahan juga mengalami peningkatan sebesar 2,22% (qtq). Industri

pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp218,63

miliar (8,78%) serta industri non migas dengan total output Rp2,27 triliun (91,22%).

Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh produksi karet yang menunjukkan peningkatan sebesar 4,31% (yoy). Peningkatan

(31)

TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 13

produksi karet tersebut sejalan dengan hasil liaison yang dilakukan ke perusahaan karet yang menunjukkan peningkatan produksi dan ekspor karet seiring dengan kondusifnya cuaca untuk melakukan penyadapan karet selama triwulan I-2014. Sedikit berbeda, data indeks produksi BPS menunjukkan secara triwulanan terjadi penurunan indeks industri karet dan barang dari karet dan barang dari plastik sebesar 1,10% (qtq).

Berdasarkan data

Gapkindo (Gabungan

Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, produksi karet

dalam triwulan I 2014

mencapai 91.329 ton,

meningkat signifikan sebesar

20,96% dibandingkan

triwulan lalu.3

Namun demikian, peningkatan produksi tersebut sedikit tertahan dengan turunnya harga karet internasional serta adanya kebijakan Gapkindo untuk menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar 10% sebagai upaya mendongkrak harga karet.

Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 6,35% (yoy)

dengan sumbangan pertumbuhan 0,05%, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,85%(yoy)). Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing sebesar 6,49% (yoy) dan 5,36% (yoy).

3 Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14

Industri Makanan -8.06 2.09 4.44 8.10 -21.79 17.55 4.05 1.02 7.13 -6.35

Industri Minuman 0.30 3.80 -1.12 -0.27 -2.75 0.72 9.97 7.68 2.04 -1.09

Industri Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik

2.25 0.32 4.36 1.15 -1.10 15.49 3.37 2.57 7.73 4.31

I B S -2.71 1.39 1.70 0.74 -6.57 16.27 9.35 4.58 0.19 -0.76

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Pertumbuhan

Jenis Industri q-to-q y-o-y

Grafik 1.8. Perkembangan Produksi Karet Jambi

Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

88,713 85,867 81,805 68,679 74,585 77,418 76,065 75,165 74,563 94,647 92,488 75,504 91,329 -30 -20 -10 0 10 20 30 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2011 2012 2013 2014

(32)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2014

14

Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar

5,74% (yoy) dan 9,74% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan

laporan mencapai 341,68 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 568.025 rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 521.974 rekening (91,89%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 227,50 MWH (66,58%).

Grafik 1.9 Perkembangan Total Pemakaian Listrik

Grafik 1.10 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

Sementara itu,

pemakaian air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta

Mayang menunjukkan

penurunan di triwulan

laporan. Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada

triwulan laporan sebesar 837,29ribu M3, sedikit lebih rendah dari tahun lalu

(852,75 ribu M3

).

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 7,18% (yoy)

dengan andil pertumbuhan 0,52%, menurun dibanding pertumbuhan pada

triwulan sebelumnya (7,71% yoy). Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan

oleh pertumbuhan sektor angkutan sebesar 7,10% (yoy), meskipun relatif

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (7,62% yoy). 282 301 328 319 323 337 342 338 342 50 100 150 200 250 300 350 400 I II III IV I II III IV I 2012 2013 2014

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah) KWH (dalam Juta) 461 483 493 506 518 530 542 531 568 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 I II III IV I II III IV I 2012 2013 2014 ribu

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

Grafik 1.11. Perkembangan Indeks Air Bersih

861 872 858 852 863 857 853 867 854 847 837 -0.61 1.33 -1.64 -0.68 1.34 -0.73 -0.50 1.69 -1.49 -0.90 -1.09 (3) (1) 1 3 5 800 820 840 860 880 900 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 2012 2013 2014

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2014 ribu M3

(33)

TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 15

Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Momen libur imlek dan banyaknya kunjungan juru kampanye nasional ke Provinsi Jambi selama masa kampanye Pemilu Legislatif menjadi faktor utama peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 302.240 orang,meningkat8,18% dari tahun lalu. Secara umum, jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi.

Sub sektor angkutan laut mengalami penurunan sebesar 2,88% (yoy)

atau 3,98% (qtq), relatif lebih buruk dibandingkan triwulan lalu yang juga

mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,02% (yoy). Penurunan tersebut

sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di Jambi yang juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan lalu. Pada triwulan I 2014, jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.064 unit, sementara triwulan lalu sebanyak 1.335 unit. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah arus barang perdagangan juga turun dari triwulan

lalu sebesar 1.535,40 kilo ton, menjadi 1.229,92 kilo ton4 seiring dengan

penurunan volume impor alat berat.

4 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.

Grafik 1.12. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan

Penumpang

Grafik 1.13. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi ribu orang

Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang

0 500 1000 1500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi ton

(34)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I-2014

16

Grafik 1.14 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.15 Perkembangan Total Arus Barang

Sub sektor komunikasi tumbuh 7,96% (yoy) yang didukung oleh

pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 7,97% (yoy) dan jasa penunjang

komunikasi sebesar 7,48% (yoy).

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar

1,80% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,18% yoy).

Pertumbuhan sektor ini utamanya didukung oleh pertumbuhan sub sektor lembaga keuangan tanpa bank dan jasa penunjang keuangan masing-masing

sebesar 8,08% (yoy) dan 7,17% (yoy). Sementara pertumbuhan sub sektor bank

yang relatif rendah (1,36% (yoy)) menjadi penahan laju pertumbuhan sektor ini. Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 6,16% (yoy), sedikit lebih tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,95%yoy). Pertumbuhan sektor jasa didorong oleh tumbuhnya jasa pemerintahan umum dan swasta

masing-masing sebesar 6,12% (yoy) dan 6,34% (yoy). Sektor ini didukung oleh

sub sektor jasa pemerintahan umum dengan output sebesar Rp1,69 triliun dan

diikuti oleh sub sektor swasta sebesar Rp287,92 miliar.

C. PDRB Sisi Penggunaan

Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi tahunan Provinsi Jambi utamanya didorong oleh meningkatnya ekspor dan konsumsi lembaga

swasta nirlaba masing-masing sebesar 28,86% (yoy) dan 22,51% (yoy).

Berdasarkan strukturnya, 55,74% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi rumah tangga, diikuti dengan investasi fisik 18,41% dan konsumsi pemerintah 15,76%. Pangsa struktur tersebut cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Pada tahun 2013, pangsa konsumsi rumah tangga, investasi fisik dan konsumsi pemerintah masing-masing sebesar 55,81%, 18,51%, dan 16,82%.

27.46 34.69 76.23101.74 11.92 -0.51 -7.58 7.60 -30.40 -15.95 -1.64 -2.84 8.57 -50 0 50 100 150 500 1,000 1,500 2,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

persen(%)

Sumber: Pelindo II Cabang Jambi unit

Unit Pertumbuhan (yoy)

-3.28 25.2039.24 28.81 -5.39 123.60 88.86 -31.98 -17.57 -56.71 -45.56 17.50 0.69 -100 -50 0 50 100 150 200 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

persen(%)

Sumber: Pelindo II Cabang Jambi unit

(35)

TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 17

Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (yoy)5

Grafik 1.16. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan I tahun 20146

1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai Rp12,87 triliun atau 55,03% dari total PDRB Jambi. Mayoritas konsumsi masyarakat Jambi (61,19%) diperuntukkan untuk membeli makanan yaitu sebesar Rp7,88 triliun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 4,51% (yoy) atau 0,53% (qtq), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya (4,43% (yoy)). Tingginya aktivitas perdagangan seiring dengan

perayaan imlek dan masa kampanye Pemilu Legislatif menyebabkan konsumsi masyarakat dapat tumbuh tinggi. Namun, meningkatnya harga barang/jasa seiring dengan tingginya laju inflasi paska kenaikan BBM bersubsidi serta tren

5

dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.

6 Pangsa (

share) net impor sebesar -,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran.

I II III IV I II III IV Growth Andil

4.88 5.05 5.29 4.75 4.74 4.60 4.45 4.43 4.51 2.98 10.55 9.27 5.50 1.52 (0.49) (1.15) (2.55) 19.27 3.43 0.60 11.72 11.31 6.92 8.05 7.41 7.84 7.73 7.57 22.51 0.15 13.47 11.87 15.53 19.93 19.75 17.32 11.94 8.42 6.13 1.16 21.65 19.74 14.49 8.47 11.63 13.25 9.00 7.04 12.13 0.41 (9.61) (1.14) (9.80) 10.66 2.28 4.56 10.78 (8.17) 28.86 17.28 (6.34) (0.25) (8.49) 7.07 0.04 1.37 5.64 (5.69) 21.41 14.19 6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.44 7.87 6.93 8.37 8.37

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Lembaga Swasta Nirlaba

Impor PDRB JENIS PENGELUARAN Ekspor 2012 2013 Triwulan I - 2014 Konsumsi rumah tangga , 55.03 Lembaga Swasta Nirlaba, 0.71 Konsumsi pemerintah , 15.76 PMTDB, 18.41 Perubahan Stok, 2.78 Net Impor, -7.31

Gambar

Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku   Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2014
Grafik 1.14 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal  Grafik 1.15 Perkembangan Total Arus Barang
Tabel 1.5 Indeks Tendensi Konsumen
Grafik 1.21 . Nominal dan Pertumbuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dan sejalan dengan kebutuhan Yayasan An-Nafi Mutiara Ummat dalam rangka memenuhi hajat dan kebutuhan akan sarana pembelajaran dan tempat tinggal bagi anak anak yatim,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa Mahasiswa program studi PGSD semester III sangat mampu untuk keterampilan mengamati,

Videografi memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi banyak pelajaran dikurikulum melalui proses aktif membuat video. Sebagai tambahan dalam keterampilan

Adapun I/P transducer berfungsi untuk mengubah sinyal keluaran dari controller yang berupa sinyal elektrik menjadi sinyal kendali yang berupa sinyal pneumatik yang

kepekatan bahan/ larutan yang rendah Arah pergerakan bahan Dari kawasan kepekatan larutan yang rendah ke kawasan kepekatan larutan yang tinggi. Berdasarkan kepada

Grafik pengaruh faktor C terhadap beban maksimum Berdasarkan Gambar diatas, dapat dilihat pada grafik bahwa rasio tulangan 0,8 % berada dibawah dari rasio tulangan 1,6 %

Kenapa nol? Jarak masing-masing muatan ke titik P adalah sama dan besar muatan juga sama, separuh positif dan separuh lagi negatif sehingga jika dimasukkan angkanya hasilnya

Sedangkan Asumsi dala m penelitian ini adalah bahwa dengan siswa me miliki pemaha man mengenai ecopreneur dapat me mbentuk sikap wirausaha berbasis ramah