INTERPOLASI HERMITE PADA BILANGAN REAL
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
Oleh :
Laurencia Rosarianes Yogimurti NIM : 063114008
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
HERMITE INTERPOLATION ON REAL NUMBERS
PAPER
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Sains Degree
in Mathematics
by :
Laurencia Rosarianes Yogimurti Student Number : 063114008
MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Jika kita mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan,
maka Tuhan mengerjakan apa yang tidak bisa kita kerjakan.
Majalah intisari
-In this life we cannot always do great things. But we
can do small things with great love.
Mother Teresa
-Karya ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus yang selalu menyertai di setiap langkah dan doakuBapak dan ibuku tercinta yang selalu mendoakanku
Kedua adikku yang ku sayangi
Dia yang selalu memberiku semangat
Sahabat – sahabatku yang selalu menemaniku
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas berkat dan perlindunganNya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Interpolasi Hermite pada Bilangan Real” sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan strata satu di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan, motivasi, saran, maupun bantuan finansial sampai
terselesaikannya makalah ini, terutama kepada :
1. Lusia Krismiyati Budiasih, M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Sains dan Teknologi
dan dosen penguji, serta dosen pembimbing yang telah sabar membimbing,
memberi saran dan kritik, dorongan dan motivasi selama penulisan makalah ini.
2. Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., selaku dosen penguji, terima kasih telah
meluangkan waktu untuk menguji, memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
3. Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si., selaku dosen penguji, terima kasih telah
meluangkan waktu untuk menguji, memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
4. MV. Any Herawati, M.Si., selaku dosen pembimbing akademis, terima kasih
viii
5. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
6. Kedua orang tuaku tercinta yaitu Tarcicius Giyono dan Lucia Indri Haryati,
terima kasih atas doa, dukungan, cinta, bantuan finansial dan semangat untuk
pengerjaan makalah ini.
7. Kedua adikku yaitu Katarina Septi Widyaningrum dan Eufrasia Viany Prawesti,
serta keluargaku yang selalu mendukungku agar tetap semangat menyelesaikan
makalah.
8. Basilius Agung Wikaryanto terima kasih untuk waktu, dukungan, perhatian dan
kesetiaannya menemani dan mendengarkan keluhan dalam setiap kesempatan
terutama selama penyusunan makalah ini.
9. Seluruh petugas sekretariat, terima kasih atas bantuannya dalam penyempurnaan
makalah ini.
10. Semua orang dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini,
baik secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu
terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
x
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk memahami bagaimana mengaproksimasikan suatu nilai dengan interpolasi Hermite dimana diketahui nilai fungsi dan turunan pertamanya, dan bagaimana menerapkan algoritma interpolasi Hermite.
Interpolasi merupakan salah satu metode dari pencocokan kurva sebagai metode pendekatan dari nilai fungsi pada interval. Interpolasi bertujuan untuk mencari nilai di antara beberapa titik data yang telah diberikan dalam interval. Dalam interpolasi, data-data yang dibangun harus selalu melalui data yang diketahui. Sebagian besar interpolasi hanya membutuhkan informasi mengenai nilai fungsinya saja. Untuk mencari solusi dari suatu interpolasi, dapat dilakukan dengan metode interpolasi yang sesuai. Namun, untuk mencari solusi dari interpolasi terkadang tidak hanya membutuhkan nilai fungsinya saja,tetapi juga nilai turunannya sebagai prasyarat. Interpolasi yang seperti itu adalah interpolasi Hermite, dimana dalam interpolasi Hermite ini membutuhkan prinsip-prinsip interpolasi Newton beda-terbagi dan interpolasi Lagrange dalam mencari penyelesaiannya.
xi
ABSTRACT
This paper aims to understand how to approximate value with Hermite interpolation given the value of the function and the first derivative and how to implement the Hermite interpolation algoritm.
Interpolation is one methods of curve-fitting an approximation method of the value of the function in an interval. Interpolation aims to approximate the value between some given points of data in an interval. In interpolation, the value of the approximation must through the given data. Most of the interpolations only need the information of function value. To find the solution of the interpolation, it can be done with the appropriate interpolation method. However, to find the solution of the interpolation sometimes the prerequisite is not only function value, but also the derivative value. The interpolation is called Hermite interpolation, where it needs the principles of Newton divide-difference interpolation and Lagrange interpolation.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... HALAMAN PERSETUJUAN AKADEMIS... v vi KATA PENGANTAR ... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix
ABSTRAK... x
ABSTRACT... xi
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
xiii
B. Perumusan Masalah... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penulisan ... 4
E. Manfaat Penulisan ... 5
F. Metode Penulisan... 5
G. Sistematika Penulisan... 5
BAB II. TEOREMA FUNDAMENTAL, ROLLE, DAN INTERPOLASI... 6
A. Teorema Fundamental Aljabar ... 6
B. Teorema Rolle ... 8
C. Interpolasi ... 15
1. Interpolasi Linear ... 20
2. Interpolasi Kuadratik... 22
D. Interpolasi Newton ... 27
1. Interpolasi Newton Beda-Terbagi ... 27
xiv
3. Contoh Interpolasi Newton... 31
E. Interpolasi Lagrange... 33
BAB III. METODE HERMITE ... 37
A. Interpolasi Hermite... 37
BAB IV. PENUTUP ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Polinomial orde satu ... 18
Gambar 2.2. Polinomial orde dua ... 19
Gambar 2.3. Polinomial orde tiga ... 19
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Program untuk contoh 3.1.1 pada kasus I …...…..……….. 79
Lampiran 2. Program untuk contoh 3.1.1 pada kasus II …...…...…….. 80
Lampiran 3. Program untuk contoh 3.1.2 ………...……..……….. 81
Lampiran 4. Program untuk contoh 3.1.3 pada kasus Interpolasi Lagrange………
83
Lampiran 5. Program untuk contoh 3.1.3 pada kasus Interpolasi Hermite……….
84
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam disiplin
ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, dan atau pada persoalan
rekayasa (engineering), seperti Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan sebagainya. Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang rumit,
sehingga adakalanya model yang rumit tersebut tidak dapat diselesaikan dengan
metode analitik yang biasa digunakan untuk mendapatkan solusi eksak atau solusi
yang sebenarnya. Metode analitik adalah metode penyelesaian model matematika
dengan rumus-rumus aljabar, persamaan diferensial, ataupun geometri yang biasa
digunakan. Namun, metode analitik ini hanya unggul untuk sejumlah persoalan yang
terbatas. Padahal persoalan yang muncul dalam dunia nyata seringkali nonlinear serta
melibatkan bentuk dan proses yang rumit. Bila metode analitik tidak dapat lagi
diterapkan, maka solusi persoalan sebenarnya masih dapat dicari dengan
menggunakan metode numerik. Metode numerik adalah suatu cara untuk
menyelesaikan masalah matematik melalui pendekatan secara numerik dan hasilnya
merupakan solusi pendekatan yang berupa bilangan, serta mendekati solusi yang
sebenarnya. Dan biasanya metode numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma yang
pemecahan masalah matematika yang sangat ampuh. Metode numerik juga mampu
menangani sistem persamaan besar, nonlinear, dan geometri yang rumit yang dalam
praktek rekayasa seringkali tidak mungkin dipecahkan secara analitik. Serta, metode
numerik menyediakan sarana untuk memperkuat kembali pemahaman matematika,
karena metode numerik ditemukan dengan menyederhanakan matematika yang lebih
tinggi menjadi operasi matematika yang mendasar.
Tentu saja ada perbedaan antara metode numerik dengan metode analitik.
Perbedaan utama antara metode numerik dengan metode analitik terletak pada dua
hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk bilangan,
sedangkan dalam metode analitik menghasilkan solusi dalam bentuk fungsi
ma-tematik dan selanjutnya fungsi mama-tematik tersebut dapat dievaluasi untuk
menghasilkan nilai dalam bentuk bilangan. Kedua, dengan metode numerik solusi
yang dihasilkan hanyalah merupakan hampiran atau pendekatan dengan solusi yang
sebenarnya, sehingga solusi numerik ini disebut solusi hampiran (approximation) atau solusi pendekatan. Sedangkan solusi yang dihasilkan dalam metode analitik
adalah solusi eksak atau solusi yang sebenarnya. Solusi hampiran jelas tidak sama
dengan solusi eksak, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut
dengan galat (error). Semakin kecil error, maka ketelitian dalam metode tersebut lebih baik.
Ada enam tahap yang dilakukan dalam pemecahan persoalan dunia nyata
numerik, pemrograman, operasional, dan evaluasi. Salah satu persoalan yang
penyelesaiannya lebih mudah bila diselesaikan dengan metode numerik adalah
interpolasi. Interpolasi merupakan salah satu metode dari pencocokan kurva.
Interpolasi adalah suatu metode untuk mengaproksimasikan nilai-nilai fungsi di suatu
titik pada interval. Interpolasi bertujuan untuk mencari nilai di antara beberapa titik
data yang telah diketahui nilainya dan nilai tersebut berada di dalam interval yang
telah ditentukan. Dalam interpolasi data-data yang dibangun oleh titik-titiknya harus
selalu melalui data yang diketahui. Bila fungsi cocokan yang digunakan berbentuk
polinomial, polinomial tersebut dinamakan polinomial interpolasi. Sedangkan
pekerjaan menginterpolasi titik data dengan sebuah polinomial disebut interpolasi
polinomial atau dengan kata lain interpolasi polinomial adalah suatu metode untuk
mengaproksimasikan sebuah fungsi, dimana fungsi yang digunakan adalah fungsi
polinomial.
Sebagian besar interpolasi hanya membutuhkan informasi mengenai nilai
fungsinya saja dan untuk mencari penyelesaian dari interpolasi tersebut dapat
dilakukan dengan cara mengerjakan dengan interpolasi yang sesuai. Namun,
terkadang tidak hanya nilai fungsinya yang dibutuhkan, tetapi ada juga yang
membutuhkan nilai turunannya sebagai prasyarat untuk mencari penyelesaian
interpolasi tersebut. Interpolasi yang seperti itu adalah interpolasi Hermite, dimana
dalam interpolasi Hermite ini membutuhkan prinsip-prinsip interpolasi Newton
B. PERUMUSAN MASALAH
Pokok– pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana mencari aproksimasi sebuah fungsi dengan interpolasi
Her-mite?
2. Bagaimana algoritma interpolasi Hermite serta implementasinya
menggunakan bahasa pemrogramanMATLAB?
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini, penulis akan membatasi beberapa hal yaitu
macam-macam interpolasi yang dibahas dalam makalah ini adalah interpolasi Newton
beda-terbagi dan Lagrange, sedangkan untuk interpolasi yang lain tidak akan dibahas
secara detail.
D. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk memahami bagaimana mengaproksimasikan
suatu nilai dengan interpolasi Hermite dimana diketahui beberapa titik data dan nilai
turunan pertamanya sebagai prasyarat, serta bagaimana mengimplementasikan
E. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah dapat
me-mahami interpolasi Hermite untuk mencari hampiran suatu fungsi, serta dapat
menyelesaikan fungsi interpolasi Hermite dengan bantuan pemrograman komputer
bila diketahui beberapa titik data dan nilai turunan pertamanya yang merupakan
prasyarat.
F. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka, yaitu dengan
mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan topik Interpolasi Hermite ini,
sehingga tidak ada hal-hal baru.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. PENDAHULUAN, pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang,
rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan makalah ini.
BAB II. INTERPOLASI, pada bab ini akan dibahas tentang teorema
fundamental aljabar, teorema Rolle, macam-macam interpolasi, interpolasi Newton
beda terbagi, interpolasi Lagrange.
BAB III. METODE HERMITE, pada bab ini akan dibahas tentang interpolasi
Hermite, algoritma interpolasi Hermite, dan contoh interpolasi Hermite.
6 BAB II
TEOREMA FUNDAMENTAL, ROLLE, DAN INTERPOLASI
A. TEOREMA FUNDAMENTAL ALJABAR Teorema 2.1.1 :
Misalkan p
x a a xa x2 anxn2 1
0 , xR, dimana a0 0. maka p
x 0 mempunyai paling banyak n akar R.(Untuk pembuktian Teorema Fundamental Aljabar (T.2.1.1) tidak dibuktikan.
Teorema Fundamental Aljabar tersebut merupakan bentuk umum yang menyatakan
bahwa jika p
x a a xa x anxn2 2 1
0 , dimana koefisien ak mungkin
bilangan real atau kompleks dan an 0, maka p
x 0 mempunyai tepat n akar dalam C, dengan C adalah himpunan semua bilangan kompleks.)Teorema 2.1.2 :
Misalkan a
x R
x mempunyai derajat m0, maka paling sedikit mempunyai satu bilangan kompleks u sedemikian sehingga a
u 0.Teorema 2.1.3 :
Setiap polinomial yang berderajat positif di C
x mempunyai paling sedikit satu akar di C.Bukti :
Misal f
x c0 c1x....cnxn , cn 0,n1, dan c0,c1,....,cn di C. Didefinisikan f
x c0 c1x....cnxn, dimana ci adalah konjugat dari ci.Misalkan a
x f
x f x
n k k kx a x a 2 0
n n n n n n n n n n n n x a x a x a a x c c x c c c c c c x c c c c c c x c c x c c x c c x c c x c c x c c c c x c x c c x c x c c 2 2 1 0 2 2 1 1 2 0 2 0 1 0 1 0 0 0 2 2 1 1 2 2 0 2 2 0 1 0 1 0 0 0 1 0 10 .... ....
dimana
k k j i j i j ik cc
a 0 , 0 . Perhatikan bahwa
(i) untuk 0k n
0 1 1 1
1
0c cc .... c c c c c
ak k k k k
dan 0 1 1 1 1
0c cc .... c c c c c
ak k k k k
n k n n k n n
n k n n k
k c c c c c c c c
a 1 1.... 1 1 dan
n k n n k n n
n k n n k
k c c c c c c c c
a 1 1.... 1 1 .
Jika dalam kedua kasus di atas (kasus (i) dan (ii)), maka akadalah jumlahan yang sama dengan ak. Karena ak= ak untuk semua k, ini berarti bahwa bilangan
n
a a
a0, 1,...., 2 semuanya adalah bilangan real, dan oleh karena itu a
x R
x . Derajat dari a
x adalah 2n, karena a2n cncn cn 2 0. Jadi, a
x mempunyai derajat positif, maka dengan Teorema 2.1 ada suatu bilangan kompleks u sedemikian sehingga a
u 0. Maka f
u f u 0. Oleh karena itu, salah satu f
u 0, dalam kasus f
x mempunyai akar kompleks u, atau lainnya f
u 0. Akan tetapi
u c u c u f
u fn k
k k n
k k
k
0 0
, jadi f
u 0 ini berarti f
u 0. Maka f
x mempunyai sebuah akar kompleks dalam kasus ini.■B. TEOREMA ROLLE
Definisi 2.2.1 (Minimum Relatif) :
Definisi 2.2.2 (Maksimum Relatif) :
Fungsi f dikatakan mempunyai nilai maksimum relatif di c apabila terdapat suatu selang terbuka yang memuat c, dimana f terdefinisi, sehingga f
c f
x untuk semua x dalam selang tersebut.Teorema 2.2.1 :
Misalkan f adalah suatu fungsi yang terdefinisi pada suatu selang terbuka I yang memuat c, kecuali pada c sendiri. Misalkan pula terdapat suatu bilangan M
sehingga terdapat 0 yang memenuhi jika 0< xc < maka f
x M . Jika
xf c x
lim ada dan sama dengan L, maka LM .
Bukti :
Andaikan bahwa M < L dan tunjukkan bahwa terdapat kontradiksi dalam pengandaian tersebut.
Jika M < L, maka terdapat suatu 0 sehingga M L. Karena f
x L cx
lim ,
maka terdapat suatu 1 0 sehingga
jika 0< xc <1, maka f
x -L <Substitusi L menjadi M , maka ini mengakibatkan bahwa terdapat suatu 0
1
sehingga jika 0< xc <1, maka
M
< f
x jika 0< xc <1, maka M < f
x (2.1)Tetapi, menurut hipotesa terdapat suatu sehingga
jika 0< xc < , maka f
x M (2.2)Oleh karena itu,terjadi kontradiksi dalam pernyataan (2.1) dan (2.2). Jadi,
pengandaian salah, sehingga LM
Teorema 2.2.2:
Misalkan f adalah suatu fungsi yang terdefinisi pada suatu selang terbuka I yang memuat c, kecuali pada csendiri. Misalkan pula terdapat suatu bilangan M sehingga terdapat 0 yang memenuhi jika 0< xc < maka f
x M . Jika f
xc x
lim
ada dan sama dengan L, maka LM .
Bukti :
Andaikan bahwa M L dan tunjukkan bahwa terdapat kontradiksi dalam
pengandaian tersebut.
Jika M L, maka terdapat suatu 0 sehingga M L. Karena f
x L cx
lim ,
maka terdapat suatu 1 0 sehingga
jika 0< xc <1, maka L< f
x <LSubstitusi L menjadi M , maka ini mengakibatkan bahwa terdapat suatu 0
1
sehingga jika 0< xc <1, maka
M
f
x jika 0< xc <1, maka M f
x (2.3)Tetapi, menurut hipotesa terdapat suatu sehingga
jika 0< xc < , maka f
x M (2.4)Oleh karena itu,terjadi kontradiksi dalam pernyataan (2.3) dan (2.4). Jadi,
pengandaian salah, sehingga LM
Teorema 2.2.3 (Ekstrim Relatif) :
Bila f
x ada untuk semua nilai-nilai x dalam selang terbuka
a,b dan bila fmempunyai ekstrim relatif di c, dimana a<c<b, maka f '
c ada dan f'
c 0.Bukti :
(i). Untuk kasus f mempunyai nilai minimum relatif di c. Bukti :
Bila f'
c ada maka
c xc f x f c
f
c
x
lim
Karena f mempunyai nilai minimum relatif di c, menurut Definisi 2.1.1 terdapat 0 sehingga jika 0< xc < maka f
x f c 0.Bila x mendekati c dari kanan, xc0, dan bila 0< x-c< maka
0
c x
c f x f
.
Berdasarkan Teorema 2.2.2, bila limitnya ada maka lim
0
x c
c f x f c x
.
(2.6)
Dengan cara yang sama, bila x mendekati c dari kiri, x-c<0, dan bila 0
< c -< x
maka
jika < x-c<0 maka
0
c x
c f x f
sehingga berdasarkan Teorema 2.2.1 , bila limitnya ada maka
0
lim
x c
c f x f c x
. (2.7)
Karena f '
x ada, limit-limit di ketaksamaan (2.6) dan (2.7) pasti sama dan keduanya sama dengan f'
c .Jadi dari (2.6) diperoleh f'
c 0 (2.8) dan dari (2.7) diperoleh '
0c
f (2.9)
karena (2.7) dan (2.9) kedua-duanya berlaku maka f'
c 0 (ii). Untuk kasus f mempunyai nilai maksimum relatif di c.Bila f'
c ada maka
c xc f x f c
f
c
x
lim '
. (2.10)
Karena f mempunyai nilai maksimum relatif di c, menurut Definisi 2.2 terdapat 0 sehingga jika 0< xc < maka f
x f c 0.Bila x mendekati c dari kanan, x-c<0, dan bila < x-c<0 maka
0
c x
c f x f
.
Berdasarkan Teorema 2.2.1, bila limitnya ada maka lim
0
x c
c f x f c x
.
(2.11)
Dengan cara yang sama, bila x mendekati c dari kiri, xc0, dan bila
< c -<
0 x maka
jika 0< x-c< maka
0
c x
c f x f
sehingga berdasarkan Teorema 2.2.2 , bila limitnya ada maka
0
lim
x c
c f x f c x
. (2.12)
Karena f'
x ada, limit-limit di ketaksamaan (2.11) dan (2.12) pasti sama dan keduanya sama dengan f'
c .karena (2.13) dan (2.14) kedua-duanya berlaku maka f'
c 0.■Definisi 2.2.3 (Maksimum Mutlak) :
cf dikatakan nilai maksimum mutlak fungsi f apabila c di daerah asal f dan
c f
xf untuk semua nilai x dalam daerah asal f .
Definisi 2.2.4 (Minimum Mutlak) :
cf dikatakan nilai minimum mutlak fungsi f apabila c di daerah asal f dan
c f
xf untuk semua nilai x dalam daerah asal f .
Teorema 2.2.4 (Teorema Nilai Ekstrim) :
Bila fungsi f kontinu pada selang tertutup
a,b maka f mempunyai nilai maksimum mutlak dan minimum mutlak pada
a,b .Teorema 2.2.5 (Teorema Rolle) :
Jika f kontinu pada selang tertutup
a,b , terdiferensial pada selang ter-buka
a,b , dan f
a f
b 0, maka terdapat bilangan c pada selang terbuka
a,b sedemikian sehingga '
0 cf .
Bukti :
Maka f'
x 0 untuk semua x pada
a,b , sehingga setiap bilangan di antara a dan b dapat di ambil sebagai c.Kasus 2 : f
x 0 untuk suatu x pada selang terbuka
a,b .Karena f kontinu pada selang tertutup
a,b maka menurut Teorema nilai ekstrim, f mempunyai nilai maksimum mutlak dan minimum mutlak pada
a,b . Dan diketahui bahwa f
a f
b 0. Selanjutnya f
x 0 untuk suatu x pada selang terbuka
a,b . Maka f akan mempunyai nilai maksimum mutlak yang positif untuk suatu c1 pada
a,b atau mempunyai nilai minimum mutlak yang negatif di suatu c2 pada
a,b , atau dua-duanya terjadi. Jadi untuk cc1 atau cc2 atau kedua-duanya, terdapat ekstrim mutlak di titik dalam selang
a,b . Oleh karena itu, ekstrim mutlak f
c juga ekstrim relatif. Karena f'
c ada berdasarkan hipotesis, maka menurut Teorema 2.5, f'
c 0. ■C. INTERPOLASI
Interpolasi merupakan salah satu metode dari pencocokan kurva.
Interpolasi adalah suatu metode untuk mengaproksimasikan nilai-nilai fungsi di suatu
titik pada interval. Interpolasi bertujuan untuk mencari nilai di antara beberapa titik
data yang telah diketahui nilainya dan nilai tersebut berada di dalam interval yang
selalu melalui data yang diketahui. Bila fungsi cocokan yang digunakan berbentuk
polinomial, polinomial tersebut dinamakan polinomial interpolasi. Sedangkan
pekerjaan menginterpolasi titik data dengan sebuah polinomial disebut interpolasi
polinomial atau dengan kata lain interpolasi polinomial adalah suatu metode untuk
mengaproksimasikan sebuah fungsi, dimana fungsi yang digunakan adalah fungsi
polinomial. Bentuk umum persamaan polinomial orde n adalah
nnx a x
a x a a x
p 2
2 1
0 (2.15) dengan a0,,an adalah parameter yang akan dicari berdasarkan titik data, n adalah derajat (orde) dari persamaan polinomial, dan x adalah variabel bebas.
Teorema 2.3.1 :
Jika diketahui fungsi f yang bernilai real dan n1 titik yang berbeda, maka terdapat tepat satu polinomial berderajat n yang melalui semua titik.
Bukti :
Akan ditunjukkan bahwa paling sedikit terdapat satu polinomial berderajat n pada n1 titik yang berbeda x0,,xn. Oleh karena itu, akan digunakan polinomial bentuk Lagrange, yaitu
x a L
x a L
x a L
xp n n
1 1 0
0 (2.16)
dengan
n
k i
i k i
i k
x x
x x x
L
0
adalah polinomial Lagrange untuk titik-titik x0,,xn. Fungsi Lk
x adalah hasil kalidari n faktor linear, sehingga Lk
x adalah suatu polinomial yang tepat berderajat n. Oleh karena itu, persamaan (2.15) memang melukiskan suatu polinomial berderajatn
. Untuk selanjutnya Lk
x akan bernilai nol untuk x xi dan akan bernilai satu untuk x xk yang disimbolkan sebagai berikut :
i nx x
x x x
L
i k i
k , 0, ,
, 0
, 1
.
Ini menunjukkan bahwa
x a L
x a i np k i i
n k
k
i , 0, ,
0
yakni koefisien-koefisien a0,,an dalam bentuk Lagrange yang tidak lain adalah
polinomial p
xi pada titik-titik x0,,xn. Oleh karena itu, untuk suatu fungsi sembarang misal f
x ,
n
k
k k L x x f x
p
0
(2.18)
merupakan suatu polinomial berderajat n yang menginterpolasi f
x padan
x x0,, .
■
Misalnya, hanya ada satu garis lurus (polinomial orde satu) yang
menghubungkan dua titik (Gambar 2.1), demikian juga tiga buah titik dapat
dihubungkan oleh fungsi parabola (polinomial orde dua), sedang untuk empat titik
Gambar 2.3. Di dalam interpolasi ditentukan suatu persamaan polinomial orde n yang melalui n1 titik data, yang kemudian digunakan untuk menentukan suatu nilai diantara titik data tersebut.
Gambar 2.1
Gambar 2.1 merupakan salah satu contoh grafik polinomial orde satu yang dibentuk
Gambar 2.2
Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh grafik polinomial orde dua yang dibentuk
dari tiga buah titik.
Gambar 2.3
Gambar 2.3 merupakan salah satu contoh grafik polinomial orde tiga yang dibentuk
Ada banyak metode interpolasi yang diterapkan di antaranya adalah :
1. Interpolasi Linear
Bentuk paling sederhana dari interpolasi adalah menghubungkan dua buah
titik data dengan garis lurus, dengan diperoleh polinomial berderajat satu. Metode ini
disebut dengan interpolasi linear. Misalkan diberikan dua buah titik, yaitu
x0,y0
dan
x1,y1
. Polinomial yang menginterpolasikan kedua titik itu adalah persamaan garis lurus yang berbentuk :
x a a xp1 0 1 (2.19) Gambar 2.4 memperlihatkan garis lurus yang menginterpolasi titik-titik
x0,y0
dan
x1,y1
.
x1,y1
x0,y0
Gambar 2.4 Interpolasi Linear
Koefisien a0 dan a1 dicari dengan proses substitusi dan eliminasi. Dengan mensubstitusikan
x0,y0
dan
x1,y1
ke dalam persamaan (2.19), diperoleh dua persamaan linear, yaitu1 1 0 1 a a x
y .
Kedua persamaan ini akan diselesaikan dengan proses eliminasi, yang memberikan
0 1 0 1 1 x x y y a
(2.20)
dan
0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 x x x y y y x x x x x y y y x a y a 0 1 1 0 0 1 0 x x y x y x a (2.21)
Substitusikan persamaan (2.20) dan (2.21) ke dalam persamaan (2.19) untuk
mendapatkan persamaan garis lurus, yaitu
0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 x x xy xy y x y x x x x y y x x y x y x x p
0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 x x x x y y y x x x x y x y x xy xy y x y x x p
0
0 1
0 1 0
1 x x
x x y y y x p
Persamaan (2.22) adalah persamaan garis lurus yang melalui dua titik, yaitu titik
x0,y0
dan
x1,y1
. Kurva polinomial p1
x ini adalah berupa garis lurus (Gambar 2.4).Contoh 2.3.1 :
Perkirakan jumlah penduduk Amerika Serikat pada tahun 1968 berdasarkan data
berikut :
Tahun 1960 1970
Jumlah penduduk (juta) 179.3 203.2
Penyelesaian :
Dengan menggunakan persamaan (2.22), diperoleh
1970 1960
1960 1968 3 , 179 2 . 203 1960
1970 3 . 179
1960 1968 1960
1970
3 , 179 2 . 203 3 . 179 1968 1
p
1968
198.4 102 . 191 1793 1968
1 1
p p
Jadi, taksiran jumlah penduduk AS pada tahun 1968 adalah 198.4 juta jiwa.
2. Interpolasi Kuadratik
Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi, maka perkiraan dilakukan
dengan menggunakan garis lengkung yang menghubungkan titik-titik data. Apabila
dilakukan dengan polinomial order dua. Untuk maksud tersebut persamaan
polinomial orde dua dapat ditulis dalam bentuk:
0 1
0
2
0
1
2 x b b x x b x x x x
p . (2.23) Meskipun tampaknya persamaan (2.23) berbeda dengan persamaan (2.15), tetapi
sebenarnya kedua persamaan adalah sama. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
mengalikan suku-suku persamaan (2.23) sehingga menjadi:
2 0 1 2 0 2 12 2 0 1 1 0
2 x b bx bx b x b x x b xx b xx
p
atau
22 1 0
2 x a a x a x
p
dengan
1 0 2 0 1 0
0 b bx b x x
a
1 2 0 2 1
1 b b x b x
a
2 2 b a .
Terlihat bahwa persamaan (2.23) sama dengan persamaan (2.15).
Selanjutnya untuk keperluan interpolasi, persamaan polinomial ditulis dalam bentuk
persamaan (2.23). Berdasarkan titik data yang ada kemudian dihitung koefisien b ,0 1
b , dan b2. Berikut ini diberikan prosedur untuk menentukan nilai dari koefisien-koefisien tersebut.
Koefisien b0 dapat dihitung dari persamaan (2.23), dengan mensubstitusikan nilai 0
x
0 0
2
0 0
0 1
1 0
0 b b x x b x x x x
y
0 0 y
b . (2.24)
Bila persamaan (2.24) disubstitusikan ke dalam persamaan (2.23), kemudian
disubstitusikan ke dalam nilai xx1, maka akan diperoleh koefisien b1:
1 0
2
1 0
1 1
1 0
1 b b x x b x x x x
y
0 1 0 1 1 x x y y b
. (2.25)
Bila persamaan (2.24) dan persamaan (2.25) disubstitusikan ke dalam persamaan
(2.23) dan nilai xx2, maka akan diperoleh koefisien b2:
2 0
2
2 0
2 1
0 1
0 1 0
2 x x b x x x x
x x
y y y
y
2 1
0 1 0 1 1 2 0 1 1 2 0 1 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 0 1 0 2 1 2 0 2 2 x x x x y y y y y y x x x x y y y y x x x x x x y y y y x x x x b atau
2 0
2 1
1 2 0 1 0 1 1 2 2 x x x x x x x x y y y y b
2 0
2 1
1 2 0 1 0 1 1 2 2 x x x x x x x x y y y y b
Dengan memperhatikan persamaan (2.24) dan (2.23) terlihat bahwa dua suku
pertama dari persamaan (2.23) adalah ekivalen dengan interpolasi linear dari titik x0 ke x1 seperti yang diberikan oleh persamaan (2.24), dengan
0 0 y b dan
0 1
0 1 1
x x
y y b
.
Sedangkan suku terakhir dari persamaan (2.23), yaitu b2
xx0
xx1
, merupakan suku kuadratik karena digunakannya kurva orde dua. Koefisien b1 dan b2 dari interpolasi polinomial orde dua persamaan (2.25) dan persamaan (2.26) adalah miripdengan bentuk beda hingga untuk turunan pertama dan kedua, dengan demikian
penyelesaian interpolasi polinomial dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk
beda hingga, jadi berdasarkan persamaan (2.23) dengan mensubstitusikan persamaan
(2.24), (2.25), dan persamaan (2.26), persamaannya akan menjadi
0
1
1 2 0 2
1 2 0 1
0 1 1 2 0 0
1 0 1 0
1 0
2 0 1 0 2
x x x x x
x x x
x x x x
y y y y x x x x
y y y
x x x x b x x b b x p
22 1 2 0 1 0 1 2 0 1 0 1 0 2 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 2 1 1 y x x x x x x x x y x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x y x x x x x x x x x x x x x p (2.27)
Contoh 2.3.2 :
Diberikan titik ln
8.0 2.0794,ln
9.0 2.1972,ln
9.5 2.2513. Tentukan nilai
9.2ln dengan interpolasi kuadratik.
Penyelesaian :
i xi f
xi yi ln
x 0 8.0 2.0794 1 9.0 2.1972 2 9.5 2.2513Dengan menggunakan persamaan (2.27) akan diperoleh
22 1 2 0 1 0 1 2 0 1 0 1 0 2 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 2 1 1 y x x x x x x x x y x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x y x x x x x x x x x x x x x p
8 9.5
9 9.5
2.2513
9.2 2.21937204 . 0 6913 . 3 0832 . 0 2513 . 2 32 . 0 1972 . 2 16 . 0 32 . 0 2 . 1 0794 . 2 16 . 0 2 . 1 1 2 . 9 2 2 p p
9.2 2.21930015 . 0 1414 . 0 0794 . 2 2 . 0 2 . 1 5 . 0 5 . 1 0048 . 0 2 . 1 1178 . 0 0794 . 2 9 2 . 9 8 2 . 9 9 5 . 9 8 5 . 9 9 5 . 9 8 9 0794 . 2 1972 . 2 1972 . 2 2513 . 2 8 2 . 9 8 9 0794 . 2 1972 . 2 0794 . 2 2 . 9 2 2 p p
Jadi, dengan interpolasi kuadratik ln
9.2 mempunyai nilai 2.2193.D. INTERPOLASI NEWTON
1. Interpolasi Newton Beda Terbagi
Metode ini digunakan untuk menentukan reprensentasi eksplisit dari
interpolasi polinomial. Metode ini juga digunakan untuk memperoleh teknik
mengaproksimasikan turunan dan integral suatu fungsi, terutama untuk
mengaproksimasi penyelesaian dari persamaan diferensial.
1
1
0 1 0 2 0 1 0 ... ... n n n x x x x x x a x x x x a x x a a x p (2.28)
Konstanta a0 dapat ditentukan ketika kita mencari pn di x0, sehingga
0
00 p x f x
a n .
Ketika kita mencari pn dix1, pn
x1 adalah konstanta dan berbentuk linear
0 1
0
0 1 0 1 1 x x a x f x x a a x f x pn
0 1 0 1 1 x x x f x f a (2.29)
Dalam metode ini terdapat perubahan notasi, yaitu
xi f
xif dan ai f
x0,x1,...,xn
sehingga menjadi
i i i i i i x x x f x f x x f 1 1 1, (2.30)
Secara umum jika ada k1 beda pembagi f
xi,xi1,...,xik1
dan
xi xi xi k xi k
f , 1,..., 1, dan nilai keduanya telah ditentukan, maka untuk k beda pembagi untuk titik-titik xi,xi1,...,xik1,xik adalah:
i i k i i i k i k i i i k i k i i i x x x x x f x x x x f x x x x f 1 1 1 1 1 1 1 ,..., , , ,..., , , ,...,, (2.31)
1
1
0 1
0 2 0 1
0 ...
...
n
n n
x x x x
x x a x
x x x a x x x f x f x p
(2.32)
Untuk konstanta a2,a3,...,an dapat ditulis ke dalam bentuk
k
k f x x x
a 0, 1,...,
sehingga persamaan (2.32) dapat dibentuk menjadi
0 1 2
0
1
1
1 0
2 1 0 0
1 0 0
, , , ,
, , ,
n n
n
x x x x x x x x x x f
x x x x x x x f x x x x f x f x p
atau
0
1
1
2 1 0
0 , , ,...,
nn
k
n
n x f x f x x x x x x x x
p (2.33)
Persamaan (2.33) di atas disebut Newton’s interpolatory divided-differences formula.
Berikut ini akan diberikan contoh tabel dengan i0,1,2,3,4,5 untuk interpolasi polynomial derajat 5 :
i xi f
xi 1st div-dif 2nd div-dif 3rd div-dif 0 x0 f
x0 f
x0,x1
f
x0,x1,x2
f
x0,x1,x2,x3
1 x1 f
x1 f
x1,x2
f
x1,x2,x3
f
x1,x2,x3,x4
22
x f
x2 f
x2,x3
f
x2,x3,x4
f
x2,x3,x4,x5
33
x f
x3 f
x3,x4
f
x3,x4,x5
4 x4 f
x4 f
x4,x5
5 x5 f
x52. Taksiran Galat Interpolasi Newton
Salah satu kelebihan polynomial Newton dibandingkan dengan
polynomial Lagrange adalah kemudahan menghitung taksiran galat interpolasi
meskipun fungsi asli f
x tidak diketahui atau kalaupun ada, sulit untuk diturunkan.Tinjau kembali polynomial Newton :
x p 1
x x x0
x x1
x x 1
f
x ,x 1, ,x1,x0
pn n n n n .
Suku
xx0
xx1
xxn1
f
xn,xn1,,x1,x0
dinaikkan dari n sampai n1 menjadi
x x0
x x1
x xn 1
x xn
f
xn 1,xn,xn 1,,x1,x0
.
Bentuk terakhir ini bersesuaian dengan rumus galat interpolasi
! 1 1 1
1
0
n t f x x x x x x x x x E
n n n
.
Bentuk
1
!1
n t f n
dapat dihampiri nilainya dengan f
xn1,xn,xn1,,x1,x0
yang dalam hal ini f
xn 1,xn,xn 1,,x1,x0
adalah selisih terbagi ke
n1
.Jadi,
1 1 1 0
1
, , , , , !
1 f x x x x x n
t f
n n n n
Sehingga taksiran galat interpolasi Newton dapat dihitung sebagai
x x x0
x x1
x x 1
x x
f
x 1,x ,x 1, ,x1,x0
E n n n n n
(2.35)
asalkan tersedia titik tambahan xn1.
3. Contoh Interpolasi Newton Contoh 2.4.1 :
t xt f
xt0 1.0 0.76519 1 1.3 0.62008 2 1.6 0.45540 3 1.9 0.28181 4 2.2 0.11036
Tentukan nilai pendekatan untuk f
1.5 dengan metode Beda Terbagi Newton untuk interpolasi polinomial derajat 4!Penyelesaian :
0.483700 . 1 3 . 1
76519 . 0 62008 . 0 ,
0 1
0 1
1
0
x x
x f x f x x f
0.548933 . 1 6 . 1
62008 . 0 45540 . 0 ,
1 2
1 2
2
1
x x
x f x f x x f
0.578636 . 1 9 . 1
45540 . 0 28181 . 0 ,
2 3
2 3
3
2
x x
x f x f x x f
0.571509 . 1 2 . 2
28181 . 0 11036 . 0 ,
3 4
3 4
4
3
x x
0.10872 0 . 1 6 . 1 48370 . 0 54893 . 0 , , , , 0 2 1 0 2 1 2 10
x x x x f x x f x x x f
0.04950 3 . 1 9 . 1 54893 . 0 57863 . 0 , , , , 1 3 2 1 3 2 3 21
x x x x f x x f x x x f
0.01188 6 . 1 2 . 2 57863 . 0 57150 . 0 , , , , 2 4 3 2 4 3 4 32
x x x x f x x f x x x f
06580 . 0 0 . 1 9 . 1 10872 . 0 04950 . 0 , , , , , , , 0 3 2 1 0 3 2 1 3 2 1 0 x x x x x f x x x f x x x x f
06820 . 0 3 . 1 2 . 2 04950 . 0 01188 . 0 , , , , , , , 1 4 3 2 1 4 3 2 4 3 2 1 x x x x x f x x x f x x x x f
00200 . 0 0 . 1 2 . 2 06580 . 0 06820 . 0 , , , , , , , , , , 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 4 3 2 1 0 x x x x x x f x x x x f x x x x x fBila data-data di atas dibentuk dalam tabel beda hingga akan menjadi
i 0 1 2 3 4
i
x 1.0 1.3 1.6 1.9 2.2
xif 0.76519 0.62008 0.45540 0.28181 0.11036
xi,xi1
f -0.48370 -0.54893 -0.57863 -0.57150
xi,xi1,xi2
f -0.10872 -0.04950 0.01188
xi,xi1,xi2,xi3
f 0.06580 0.06820
xi,xi1,xi2,xi3,xi4
f 0.00200
0.51182.00001 . 0 00066 . 0 01087 . 0 24185 . 0 76519 . 0 9 . 1 5 . 1 6 . 1 5 . 1 3 . 1 5 . 1 0 . 1 5 . 1 00200 . 0 6 . 1 5 . 1 3 . 1 5 . 1 0 . 1 5 . 1 06580 . 0 3 . 1 5 . 1 0 . 1 5 . 1 10872 . 0 0 . 1 5 . 1 48370 . 0 0.76519 , , , , , , , , , , 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 2 1 0 3 2 1 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 4 x p x x x x x x x x x x x x x f x x x x x x x x x x f x x x x x x x f x x x x f x f x p
Jadi,nilai pendekatan untuk f
1.5 adalah 0.51182.E. INTERPOLASI LAGRANGE
Interpolasi polinomial Lagrange hampir sama dengan polinomial Newton,
tetapi tidak menggunakan bentuk pembagian beda hingga. Interpolasi polinomial
Lagrange dapat diturunkan dari persamaan Newton.
Bentuk polinomial Newton order satu
0 0
1 0
1 x f x x x f x ,x
p (2.36) Pembagian beda hingga yang ada dalam persamaan diatas mempunyai bentuk
0 1 0 1 0 1 ) ( ) ( , x x x f x f x x f
1 0 0 0 1 1 0 1 ) ( ) ( , x x x f x x x f x x f (2.37)Substitusi persamaan (2.36) ke dalam persamaan (2.37) memberikan
01 0 0 1 0 1 0 0
1 f x
x x x x x f x x x x x f x p
1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 01 f x
x x x x x f x x x x x x x x x p atau
10 1 0 0 1 0 1
1 f x
x x x x x f x x x x x p
(2.38)
Persamaan (2.38) dikenal dengan interpolasi polinomial Lagrange order satu.
Dengan prosedur diatas, untuk interpolasi order dua akan didapat
2 1 2 1 0 2 0 1 2 1 2 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 2 x f x x x x x x x x x f x x x x x x x x x f x x x x x x x x x