i
KESIAPAN DAN MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA BERBASIS BLOG SERTA TINGKAT KEBERHASILAN
DALAM PEMBELAJARAN FLUIDA STATISDI KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) SMK NEGERI 1 SINTANG
KALIMATAN BARAT Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Eka Rini NIM: 081424035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Perjuangan dan semangat yang tak mengenal lelah
Membuatku dapat menyelesaikan karya kecil ini
Karya ini aku persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Ayah (Alm) dan Ibuku
Kedua adikku
Keluarga besarku
Seseorang yang istimewa
Seluruh Sahabat dan teman-temanku
Serta
vii ABSTRAK
Rini, Eka. 2013. Kesiapan dan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Media Berbasis Blog Serta Tingkat Keberhasilan Dalam Pembelajaran Fluida Statis Di Kelas XI Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sintang, Kalimanatan Barat. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Mengetahui kesiapan siswa dalam menggunakan media pembelajaran berbasis blog, (2) Mengetahui minat siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan fluida statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis blog, (3) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada pokok bahasan fluida statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
blog.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27, 30 Juli dan 1, 2, 3, 6 Agustus di SMK Negeri 1 Sintang, Kalimantan Barat. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) yang berjumlah 33 orang.
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah blog
pembelajaran pokok bahasan fluida statis, pernyataan kesiapan siswa, soal pre
-test, soal post-test, pernyataan minat belajar siswa, dan lembar isian untuk menulis tanggapan siswa.
Penelitian ini diawali dengan merancang blog pembelajaran yang berisi materi pelajaran, foto/gambar, video serta animasi, mengisi pernyataan kesiapan siswa, mengerjakan soal pre-test, pelaksanaan pembelajaran dengan media berbasis blog, mengerjakan soalpost-test, mengisi pernyataan minat siswa dan tanggapan siswa.
viii ABSTRACT
Rini, Eka. 2013. Readinessand InterestOf Students Towards Learning With Blogs Mediaand The LevelOf SuccessIn Learning In Class XI Static Fluid Engineering Light Vehicle (TKR) 1 SMK Sintang, West Kalimantan. Physics Education Study Program. Faculty of Teacher Trainingand Education.Sanata Dharma University inYogyakarta.
This research isdeveloping. The purpose of this study was to reveal: (1) The readiness of the students to media-based learning blogs, (2) The students' interest in learning physics on the subject of static fluid using a blog-based learning media, (3) The success rate of students in the subject static fluid discussion with media-based learning using blogs.
The study was conducted on 27,30 July and 1, 2, 3, 6 August atSMK Negeri 1 Sintang, West Kalimantan. The research sample was class XI students majoring in Mechanical Light Vehicle (TKR), amounting to 33 people.
The instruments used by there searcherin this study was the blog ofa static fluid subject learning, studen treadiness statement, apre-test, a post-test, statement of student interest, and the space to write student responses.
The research started with designing learning blog contains subject matter, photos /images, video and animation, students fill out a statement of readiness, working on thepre-test, the implementation of learning-based media blog,working on the post-test,fill outa statement and response to student interest students.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan
karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Kesiapan dan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Media Berbasis Blog Serta Tingkat Keberhasilan Dalam Pembelajaran Fluida Statis Di Kelas XI Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sintang, Kalimanatan Barat”.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan FisikaFakultas Keguruan Dan
Ilmu PendidikanUniversitas Sanata DharmaYogyakarta. Dalam menyelesaikan
skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dalam hal material, dukungan,
saran dan gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang
berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
yang telah memberikan bimbingan, arahan, semangat dan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi M.Si. selaku KaProdi Pendidikan Fisika dan
KaJur JPMIPA yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
3. Dosen penguji, terima kasih atas segala kritik dan saran yang telah diberikan
x
4. Bapak Drs. Indefri M.Si. selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Sintang yang
telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
5. Ibu Titik selaku pengampu mata pelajaran fisika kelas XI jurusan Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sintang, terima kasih atas waktu,
bantuan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga proses
pengambilan data berjalan dengan lancar.
6. Seluruh dosen JPMIPA yang telah membantu penulis dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan.
7. Bapak (Alm) dan Ibuku, terima kasih atas doa, cinta, semangat, perhatian,
kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar untuk anakmu ini. Skripsi
ini merupakan bukti bahwa aku sangat menyayangi kalian. Ini persembahan
untuk Bapak (Alm) yang didetitik terakhirnya menginginkan aku lulus.
Semoga Bapak berbahagia disamping Dia di surga.
8. Kedua adikku Gita dan Indra, terima kasih untuk cinta, perhatian dan kasih
sayang yang kalian berikan. Kalian berdua yang terbaik dalam hidupku.
9. Keluarga besarku, terima kasih atas doa, cinta dan dukungan yang sangat
besar untukku sehingga aku bisa menjadi sarjana.
10. Untuk orang yang spesial dalam hidupku, terima kasih untuk bantuan,
ketulusan dan dukungan yang begitu besar untukku. Kita berdua harus
menggapai mimpi dan harapan itu.
11. Teman-teman wisma "ariesta" Carla Rabu Guna Pekujawang (terima kasih
xi
begitu besar yang kamu berikan untukku dan aku tidak akan pernah
melupakanmu). Eza dan Widya (terima kasih untuk dukungan dan kesediaan
kalian untuk mendengarkan keluh kesahku), dan semua anak-anak wisma
"ariesta" yang telah menjadi keluarga baruku.
12. Teman-teman P'Fisika'08, terima kasih karena kalian menjadi teman dan
sahabat yang mengisi hari-hariku dan berbagi suka duka kuliah bersama.
13. Taat Yunita (Ita), terima kasih karena menjadi sahabatku selama kita kuliah.
Kamu tidak akan pernah aku lupakan.
14. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu disini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
pendidikan dan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna maka segala bentuk kritik dan saran dari pembaca yang
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATAPENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR...xxi
DAFTRA BAGAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Batasan Masalah...4
D. Tujuan Penelitian ...5
xiii
BAB II LANDASAN TEORI……….. 7
A. Media Pembelajaran ... 7
1) Pengertian Media Pembelajaran ... 7
2) Maanfaat Media Pembelajaran ... 9
3) Karakteristik Pemilihan Media Pembelajaran ... 10
4) Hakekat Pembelajaran ... 12
B. Blog ... 16
1) Arti Blog ... 17
2) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Dengan Media Pembelajaran Berbasis Blog ... 19
C. Kesiapan Belajar Siswa ... 20
D. Minat Belajar Model ARCS (ARCS MODELS) ... 22
1. Minat Belajar ... 22
2. Minat Belajar Model ARCS (ARCS MODELS) ... 23
a) Attention (Perhatian) ... 23
b) Relevance (Relevansi/Kesesuaian) ... 24
c) Confidence (Percaya Diri) ... 25
d) Satisfaction (Kepuasan) ... 26
E. Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ... 27
F. Fluida Statis Untuk SMK ... 33
1. Konsep Tekanan ... 34
2. Tekanan Hidrostatis ... 34
3. Hukum Pascal ... 37
4. Hukum Archimedes ... 39
a. Gaya Keatas ... 40
b. Terapung, Melayang, dan Tenggelam ... 41
a) Terapung ... 41
b) Melayang ... 42
c) Tenggelam ... 43
xiv
1) Hidrometer ... 44
2) Kapal Laut dan Kapal Selam ... 45
3) Balon Udara ... 47
4) Galangan Kapal ... 47
5. Tegangan Permukaan ... 48
6. Hukum Stokes ... 50
G. Desain Pembelajaran Fluida Statis Berbasis Blog Untuk SMK ... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..57
A. Jenis Penelitian ... 57
B. Subjek Penelitian ... 57
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58
D. Desain Penelitian ... 58
1. Tahap I: Penyusunan Instruen ... 59
a. Blog ... 59
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 68
c. Soal Pre-Test dan Post-Test ... 69
d. Kuesioner ... 69
1) Kuesioner Kesiapan Siswa ... 69
2) Kuesioner Minat Siswa ... 70
3) Tanggapan Terbuka ... 71
2. Tahap II: Pre-Test dan Pernyataan Kesiapan Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Blog ... 71
3. Tahap III: Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Pembelajaran Blog ... 72
4. Tahap IV: Post-Test, Mengisi Kuesioner Minat dan Tanggapan Siswa ... 73
E. Treatment ... 73
xv
1. Instrumen Pembelajaran ... 74
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 74
a. Instrumen berbentuk tes ... 74
b. Instruen non tes ... 75
1) Kuesioner Kesiapan Siswa ... 75
2) Kuesioner Minat Belajar ... 75
3) Tanggapan Siswa ... 76
G. Validitas dan Reabilitas... 76
H. Metodologi Analisis Data ... 77
1. Kesiapan Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Blog ... 77
a) Kuesioner Berbentuk Pilihan Ganda ... 77
b) Kuesioner Berbentuk Isian ... 82
2. Minat Belajar Siswa Mengunakan Media Pembelajaran Berbasis Blog ... 83
3. Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Berbesis Blog ... 86
4. Menghitung Banyaknya Jawaban Dari Pertanyaan Di LKS Yang Telah Dikerjakan Oleh Siswa ... 91
5. Tanggapan Siswa Terhadap Media Pembelajaran Blog ... 106
BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…… ... 108
A. Pelaksanaan Penelitian ... 108
1. Pembuatan Blog Pembelajaran ... 108
2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 110
3. Evaluasi ... 121
B. Data, Analisis Data dan Pembahasan ... 121
1) Kesiapan Siswa ... 122
xvi
Berbasis Blog Berbentuk Isian ... 131
2) Minat Belajar Siswa ... 133
3) Menghitung banyaknya jawaban dari pertanyaan di LKS yang dierjakan oleh siswa ... 141
4) Peningkatan Keberhasilan Belajar Siswa ... 144
C. Keterbatasan Penelitian ... 154
1. Pelaksanaan Penelitian ... 154
2. Blog ... 155
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… ... 156
A. Kesimpulan ... 156
1. Kesiapan Belajar Siswa ... 156
2. Minat Belajar Siswa ... 157
3. Peningkatan Keberhasilan Belajar Siswa ... 157
B. Saran ... 158
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Persetujuan Penelitian&Surat Selesai Penelitian...161
Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Pre-Test dan Post-Test ...162
Lampiran 3 Soal Pre-Test...163
Lampiran 4 Soal Post-Test...166
Lampiran 5 Jawaban Soal Pre-Test dan Post-Test...169
Lampiran 6 Kuesioner Kesiapan Siswa Menggunakan Media Berbasis Blog...173
Lampiran 7 Kuesioner Minat Belajar Siswa Menggunakan Media Berbasis Blog...175
Lampiran 8 Tanggapan Siswa...178
Lampiran 9 Halaman-halamanBlog...180
Lampiran 10 Halaman Soal dan Pembahasan Blog...183
Lampiran 11 Halaman Blog Untuk Chatting...186
Lampiran 12 Dokumentasi Proses Pembelajaran Dengan Media Berbasis Blog...187
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Viskositas Berbagai Zat Cair/Gas (Suratman 2007)...52
Tabel 2. Halaman blog beserta makna
dari tiap-tiap halaman blog....62 Tabel 3. Pendapat siswa suka atau tidak membuka internet...78
Tabel 4. Siswa memiliki facebook/ twitter atau tidak...78
Tabel 5. Selama satu minggu berapa hari
siswa menyempatkan diri menggunakan
fasilitas internet...78
Tabel 6. Frekuensi siswa mengirimkan email...79
Tabel 7. Jumlah guru yang memberikan tugas
kepada siswa untuk mencari informasi
di internet dalam rangka pengerjaan tugas-tugas...79
Tabel 8. Seberapa sering siswa mencari informasi
tambahan di internet...80
Tabel 9. Tugas-tugas dari guru mengharuskan
siswa mencari tambahan informasi
di internet atau tidak...80
Tabel 10. Saat istirahat sekolah apakah siswa
menggunakan fasilitas internet atau tidak...81
Tabel 11. Siswa sering membuka blog atau tidak...81 Tabel 12. Rangkuman analisis kuesioner
bentuk pilihan ganda untuk
soal nomor 5, 6, 7, 8, 9 dan 10...81
Tabel 13. Hasil analsisis skor kuesioner
kesiapan siswa untuk pernyataan
berbentuk isian nomor 2...83
Tabel 14. Pemberian Skor Pernyataan Positif...84
xix
Tabel 16. Penggolongan Pernyataan Dalam Kuesioner
Minat Berdasarkan Kriteria dan Kondisi...85
Tabel 17. Pemberian Kategori Pernyataan Minat Siswa...85
Tabel 18. Kategori Hasil Pernyataan Minat Siswa...86
Tabel 19. Distribusi pertanyaan pada LKS...87
Tabel 20. Perhitungan total pertanyaan di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa...90
Tabel 21. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran...91
Tabel 22. Pedoman skoring (rubrik) penilaian untuk komponen jawaban yang benar...93
Tabel 23. Skor Pre-test Siswa untuk Setiap Soal...103
Tabel 24. Skor Post-test Siswa untuk Setiap Soal...103
Tabel 25. Distribusi Hasil Pre-test dan Post-test...104
Tabel 26. Hasil analisis peningkatan pre-test ke post-test terhadap KKM dan klasifikasi kategori...105
Tabel 27. Klasifikasi kategori pengelompokan skor hasil belajar...106
Tabel 28. Komentar siswa...106
Tabel 29. Kritik siswa...106
Tabel 30. Saran siswa...107
Tabel 31. Proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran blog...111
Tabel 32. Persentase hasil kuesioner kesiapan siswa berbentuk pilihan ganda...122
Tabel 33. Hasil analisis kuesioner kesiapan siswa untuk soal berbentuk pilihan ganda pada soal nomor 1 dan 3...128
xx
Tabel 35. Hasil analisis I kuesioner kesiapan siswa
untuk soal berbentuk pilihan ganda
pada soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10...129
Tabel 36. Hasil analisis II kuesioner kesiapan siswa untuk soal berbentuk pilihan ganda pada soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10...130
Tabel 37. Hasil analisis I kuesioner kesiapan siswa berbentuk isian untuk soal nomor 2...132
Tabel 38. Hasil analisis pernyataan minat belajar siswa...134
Tabel 39. Pemberian kategori dari hasil analisis skor pada kuesioner minat belajar siswa...136
Tabel 40. Hasil persentase dari setiap kategori pada pengisisan kuesioner minat belajar siswa...137
Tabel 41. Hasil perhitungan total soal di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa...142
Tabel 42. Hasil analisis skor pre-test siswa untuk setiap soal...144
Tabel 43. Hasil analisis skor post-test siswa untuk setiap soal...146
Tabel 44. Hasil analisis pre-test dan post-test ...148
Tabel 45. Hasil analisis peningkatan pre-test ke post-test terhadap KKM dan klasifikasi kategori...151
Tabel 46. Tabel peningkatan pre-test ke post-test terhadap KKM...152
xxi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Tekanan Hidrostatik...35
Gambar 2 Tekanan Barometer...37
Gambar 3 Prinsip Dongkrak hidrolik...38
Gambar 4 Bejana Berhubung...39
Gambar 5 Benda ditimbang dengan neraca pegas...40
Gambar 6 Benda Terapung...41
Gambar 7 Benda Melayang...42
Gambar 8 Benda Tenggelam...43
Gambar 9 Hidrometer...44
Gambar 10 Kapal laut yang terapung di permukaan air...46
Gambar 11 Prinsip mengapung, menyelam, dan tenggelam pada kapal selam...47
Gambar 12 Balon udara...47
Gambar 13 Galangan kapal...48
Gambar 14 Menunjukkan tegangan permukaan zat cair...48
Gambar 15 Konsep Kohesi antara molekul-molekul...49
Gambar 16 Tegangan permukaan kawat L oleh dua permukaan...50
Gambar 17 Sebuah bola yang dimasukkan di dalam fluida zat cair...51
xxii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Komponen-komponen yang terlihat
dalam proses belajar mengajar (Sardiman 2011:50)...14
Bagan 2 Hubungan tiga unsur dalam belajar dan mengajar...29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Banyak teknologi yang telah dikembangkan dan membawa manfaat
bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah internet. Internet berperan
dalam banyak bidang termasuk dalam memajukan pendidikan. Pada dasarnya,
pendidikan adalah salah satu cara untuk dapat menumbuhkan kemauan,
kemampuan dan potensi diri dari sumber daya manusia yang ada. Dalam
pendidikan dibutuhkan inovasi pendidikan berupa media pembelajaran.
Internet dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dalam internet
terdapat berbagai macam layanan. Salah satu fasilitas internet yang dapat
digunakan dalam pembelajaran adalah blog. Blog, merupakan suatu bentuk
website yang berupa konten berisi tulisan-tulisan atau informasi yang
ditambahkan secara berkala dan berkesinambungan yang memuat ide-ide
pemikiran, pendapat, pengalaman, kisah petualangan, dan sebagainya.
Tulisan-tulisan atau informasi tersebut biasanya disebut posting, entry,
ataupun artikel.
Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah merupakan
bagian utama dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya adalah adanya
kurikulum sebagai pedoman. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
salah satu sekolah yang memiliki keistimewaan kerena kurikulum yang
digunakan berbeda dengan kurikulum sekolah menengah atas (SMA).
mata pelajaran, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Mata
pelajaran fisika masuk dalam kelompok mata pelajaran adaptif. Pada materi
pelajaran fisika SMK kelas XI semester 1 dibahas tiga pokok bahasan yang
terdiri dari termodinamika, fluida serta suhu dan kalor. Dalam penelitian ini
pokok bahasan yang dibahas adalah fluida statis. Fluida statis merupakan
salah satu materi yang penting bagi siswa SMK kelas XI di SMK Negeri 1
Sintang. Selain penting karena menjadi materi pelajaran fisika itu sendiri,
materi fluida statis juga menjadi salah satu dasar bagi siswa SMK khususnya
jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) untuk mempelajari mata pelajaran
produktif, sehingga siswa sungguh perlu memahami pokok bahasan tersebut.
Agar siswa dapat dengan mudah memahami pokok bahasan fluida statis,
maka digunakan media pembelajaran yaitu blog.
Pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran blog diharapkan
dapat membantu siswa belajar. Blog membantu siswa untuk lebih mudah
dalam mengakses materi pembelajaran khususnya pembelajaran fisika.
Melalui blog siswa dapat memanfaatkan perkembangan teknologi secara
positif serta menjadikan siswa semakin aktif mencari informasi yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses
pembelajaran fisika merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas proses
pembelajaran yang pada akhirnya dapat menarik minat dan meningkatkan
hasil belajar siswa.
Secara sederhana minat akan mendorong peserta didik untuk belajar
kesesuaian dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya (Randi, 2012). Menurut Jhon,
Keller minat dideskripsikan melalui empat komponen utama sesuai dengan
model ARCS, yaitu: Attention= perhatian, Relenvace= relevansi/kesesuaian,
Confidence= percaya diri, Satisfaction= kepuasan. Minat menurut Keller ini
yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui minat belajar
siswa dengan dukungan media pembelajaran blog.
Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran, maka perlu diadakan tes prestasi untuk memberikan penilaian
terhadap proses belajar siswa. Tes prestasi bertujuan untuk menetapkan
tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu proses belajar
mengajar (Djamarah dan Zain, 2010). Penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan
kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya adalah
hasil belajar siswa. Hasil belajar akan dilihat dari nilai pre-test dan post-test
mengacu pada ranah kognitif tersebut serta membantu siswa untuk mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Dari latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang "kesiapan dan minat siswa terhadap
pembelajaran dengan media berbasis blog serta tingkat keberhasilan dalam
pembelajaran fluida statis di kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian diatas, maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesiapan siswa dalam menggunakan media pembelajaran
berbasis blog?
2. Bagaimanakah minat siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok
bahasan fluida statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
blog?
3. Bagaimanakah tingkat keberhasilan siswa pada pokok bahasan fluida
statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis blog?
C. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran mengenai judul penelitian,
maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ini
bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat mencapai pada sasaran
dan tujuannya. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Peneliti membatasi permasalahan untuk penelitian sebagai berikut :
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dibatasi pada siswa-siswi kelas XI Jurusan Teknik
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah kesiapan, minat dan tingkat keberhasilan
belajar siswa pada pokok bahasan fluida statis.
3. Pokok bahasan pelajaran fisika yang diberikan adalah fluida statis.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan dan
minat siswa terhadap pembelajaran dengan media berbasis blog serta
tingkat keberhasilan dalam pembelajaran fluida statis di kelas XI jurusan
Teknik Kendaraan Ringan A (TKR A) SMK Negeri 1 Sintang.
2. Tujuan penyertaan penelitian ini yaitu:
a. Mengetahui kesiapan siswa dalam menggunanakan media
pembelajaran berbasis blog.
b. Mengetahui minat siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok
bahasan fluida statis dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis blog
c. Mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada pokok bahasan fluida
statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis blog.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang maka penelitian ini diharapkan
1. Bagi Guru:
a. Memberikan informasi pemanfaatan media pembelajaran berbasis blog
sebagai media pembelajaran.
b. Memberikan informasi kepada guru tentang kesiapan siswa, sejauh
mana siswa siap menggunakan blog sebagai media pembelajaran.
2. Bagi Siswa:
a. Media pembelajaran blog memberikan pengalaman belajar baru kepada
siswa.
b. Media pembelajaran blog memberikan siswa variasi metode
pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Mengetahui kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan
media berbasis blog serta tingkat keberhasilan dalam pembelajaran fluida
statis di kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan A (TKR A) SMK
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran
Perkembangan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.
Hal tersebut menuntut agar pendidik (guru) mampu menggunakan alat-alat
yang disediakan disekolah dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pendidik
setidaknya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun
sederhana tetapi merupakan upaya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Perkembangan media pembelajaran banyak mempengaruhi pendidikan
sains, termasuk pendidikan fisika. Secara umum media pembelajaran telah
banyak dipilih para pendidik untuk menyampaikan meteri secara lebih
mudah. Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan mulai dari yang
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal.
1) Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses pembelajaran terjadi (Daryanto, 2010: 157). Media juga
pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik
(Kustandi dan Sutjipto, 2011: 1). Apabila dipahami secara garis besar, maka
media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi
atau membuat peserta didik (siswa) mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Sehingga dalam pengertian ini guru, buku teks, dan
lingkungan merupakan media (Gerlach dan Ely dalam Kustandi dan Sutjipto,
2011: 7).
Sedangkan media pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis,
fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal atau media pembelajaran adalah alat
yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfunngsi untuk
memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna (Kustandi dan Sutjipto,
2011: 8).
Rossi dan Breidle (1966 dalam Wina Sanjaya, 2008: 204),
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan
yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku,
koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan
televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan
media pembelajaran. Media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan
tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh
pengetahuan. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan,
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini
media bukan hanya alat perantara, akan tetapi meliputi orang atau manusia
sebagai sumber belajar.
Dari berbagai batasan atau definisi yang sama separti diatas maka
media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu dan atau
alat/bahan yang dapat digunakan untuk belajar mengajar dan berfunngsi
untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna yang memungkinkan
siswa memperoleh pengetahuan.
2) Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran memberikan manfaat
yang positif sebagai bagian proses pembelajaran dikelas. Menurut Daryanto
dan Rahardjo (2012: 13) manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, sehingga
mengurangi "verbalisme".
b) Memperbesar perhatian siswa.
c) Meletakkan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajara, sehingga
membuat pelajaran lebih mantap.
d) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dai kalangan siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
f) Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain, dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih benyak
dalam belajar.
3) Karakteristik Pemilihan Media Pembelajaran
Beberapa pertimbangan dalam memilih media pembelajaran menurut
Bates (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 130), yaitu:
a) Akses
Pertimbangan mengenai akses pada dasarnya menyatakan sejauh mana
siswa memiliki akses terhadap media yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
b) Biaya
Pertimbangan biaya berlaku bagi sekolah maupun siswa, yaitu seberapa
mahal atau murah media yang dipilih untuk digunakan oleh sekolah dan
siswa dalam pembelajaran (biaya produksi atau pengadaan oleh sekolah,
biaya akses dan daya beli untuk siswa).
c) Pedagogis
Pertimbangan pedagogis merupakan pertimbangan yang berkenaan
dengan tujuan pembelajaran, serta karakteristik materi pelajaran yang
akan disampaikan dan dipelajari siswa.
d) Interaktivitas dan Kemudahan Penggunaan.
Pertimbangan interaktivitas dan kemudahan pengguanaan, pada dasarnya
interaksi yang diperlukan dalam pembelajaran dan sejauh mana media
tersebut mempermudah siswa dalam belajar.
e) Organisasi.
Pertimbangan mengenai organisasi merupakan pertimbangan manajerial,
meliputi pengelolaan media dalam proses pembelajaran, dan pasca proses
pembelajaran (menyimpan dan lain-lain).
f) Kebaruan (novelty).
Pertimbangan kebaruan (novelty) berkenaan dengantingkat kebaruan
suatu media, sehingga seringkali menimbulkan antusiasme berlebihan
atau kesukaran beradaptasi serta siklus hidup suatu media.
g) Kecepatan.
Pertimbangan tentang kecepatan suatu media, berkenaan dengan
kemampuan suatu media dalam menyampaikan informasi secara cepat
dan tepat kepada siswa.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologi terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada orientasi
pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan
penyampaian pesan atau isi pelajaran. Selain itu media pembelajaran juga
dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian data dengan
informasi, serta membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam belajar
(Hamalik 1986 dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 21).
Kemp (1975 dalam Daryanto, 2010: 162) menyatakan karakteristik
sebuah media pembelajaran merupakan dasar pemilihan media yang harus
sesuai dengan situasi belajar tertentu. Karakteristik dan kemampuan
masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar dapat memilih media yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan (Daryanto, 2010: 6)
4) Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu usaha sadar pendidik
(guru) untuk membantu anak didiknya (siswa) agar mereka dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran
adalah usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar
agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 5).
Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanupulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri
peserta didik ( siswa), yang mana dalam proses pembelajaran peserta didik
(siswa) merupakan subjek yang belajar dan pendidik (guru) merupakan
subjek yang mengajar (Arif Sardiman dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 4).
Wina Sanjaya (2006: 129) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses
penambahan informasi dan kemampuan baru sedangkan Daryanto (2010:
melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar
baik dalam situasi kelas maupun di luar kelas.
Pembelajaran lebih menekankan agar isi pelajaran yang dipelajari
dapat mencapai tujuannya. Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep
mengajar dan belajar. Penekanan terletak pada perpaduan antara keduanya,
yakni kepada penumbuhan aktivitas subyek didik. Konsep tersebut dapat
dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini terdapat
komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai
tujuan, fasilitas, dan prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan
(Daryanto dan Rahardjo, 2012: 19). Pembelajaran juga perlu ditunjang
dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif serta
hubungan komunikasi antara guru dan siswa berjalan dengan baik (Daryanto,
2010: 2).
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. Mengajar dalam arti luas juga diartikan
sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif
untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan
sedemikian rupa sehingga membentuk perkembangan anak secara optimal
baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental (Sardiman, 2011: 48).
secara baik, maka guru sebagai pengajar harus berperan sebagai organisator
yang baik pula. Secara makro guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan
komponen-komponen yang terlibat di dalam proses belajar-mengajar,
sehingga diharapkan terjadi proses pengajaran yang optimal (Sardiman, 2011:
50). Secara visualisasinya dapat dilihat pada bagan 1:
Bagan 1 : Komponen-komponen yang terlihat dalam proses belajar
mengajar (Sardiman, 2011: 50).
Keterangan:
1. Masukan mentah: siswa/subjek belajar.
2. Masukan alat/instrumental input, terdiri: tenaga, fasilitas, kurikulum,
sistem administrasi dan lain-lain.
3. Lingkungan, termasuk antara lain keluarga, masyarakat, sekolah.
Istrumental input/ masukan alat
Proses Pengajaran Raw input /
masukan mentah Hasil
langsung
hasil akhir
Linkungan 2
1
4
3
4. Proses pengajaran, merupakan proses interaksi antara unsur raw input,
instruental input dan juga pengaruh lingkungan.
5. Hasil langsung: merupakan tingkah laku siswa setelah belajar melalui
proses belajar-mengajar, sesuai dengan materi/bahan yang
dipelajarinya.
6. Hasil akhir: merupakan sikap dan tingkah laku siswa setelah ada di
dalam masyarakat.
Menurut Kaum Konstruktivisme (dalam Paul Suparno, 2006: 15)
mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari otak guru ke siswa.
Mengajar adalah lebih merupakan kegiatan yang membantu siswa sendiri
membangun pengetahuannya. Maka guru bukan mentransfer pengetahuan
yang telah dimilikinya kepada siswa, tetapi lebih sebagai mediator dan
fasilitator yang membantu siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan siswa
itu sendiri secara cepat dan efektif.
Pembelajaran atau pengajaran adalah proses kependidikan yang
sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta
dirancang untuk mempermudah proses belajar mengajar. Pengajaran yang
dikatakan berhasil baik itu didasarkan ada pengakuan bahwa belajar secara
esensial merupakan proses yang bermakna, bukan suatu yang berlangsung
secara mekanis belaka, tidak sekedar rutinisme (Muhibbin Syah, 1995: 34)
Dari uraian-uraian di atas, dapat dirangkum bahwa pembelajaran
merupakan usaha untuk menciptakan kondisi atau situasi yang mendukung
dipelajari dapat mencapai tujuannya. Pembelajaran juga perlu ditunjang
dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif serta
hubungan komunikasi antara guru dan siswa berjalan dengan baik. Guru
sebagai pengajar harus berperan sebagai organisator yang baik pula. Secara
makro guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen-komponen
yang terlibat di dalam proses belajar-mengajar, sehingga diharapkan terjadi
proses pengajaran yang optimal.
Pengguanan media pembelajaran dapat merupakan suatu usaha untuk
menciptakan kondisi atau situasi yang mendukung siswa dalam belajar.
Serta telah disebutkan bahwa media pembelajaran memiliki arti penting
dalam pembelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar
terjadi.
B. Blog
Dalam pembelajaran, pengguanaan media sudah banyak digunakan.
Ketersediaan media membuat proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar serta dapat membantu para pengajar (guru) untuk menyampaikan
materi secara lebih mudah dan sederhana. Media pembelajaran yang mulai
banyak digunakan saat ini adalah blog karena penggunaannya melibatkan
siswa sebagai subjek pembelajarn. Apa yang dimaksud dengan blog?
Kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan dukungan media
1) Arti Blog
Blog merupakan sebuah halaman web yang terdiri dari beberapa
informasi singkat, yang biasanya disebut sebagai posting.
Informasi-informasi tersebut disusun berurutan, sesuai dengan kronologi; posting
terbaru ditempatkan pada urutan teratas atau terdepan. Istilah blog merupakan
singkatan dari website blog, yaitu suatu bentuk website yang berupa konten
berisi tulisan-tulisan atau informasi yang ditambahkan secara berkala dan
berkesinambungan yang memuat ide-ide pemikiran, pendapat, pengalaman,
kisah petualangan, dan sebagainya. Tulisan-tulisan atau informasi tersebut
biasanya disebut posting, entry, ataupun artikel. Media blog pertama kali
dipopulerkan oleh Blogger.com.
Menurut Robin Mason & Frank Rennie (2010) blog adalah aplikasi web
yang berisi post periodik di webpage biasa. Perangkat lunak blog dapat
terbagi kedalam dua kategori utama: layanan hosting dan aplikasi terinstal.
Layanan hosting adalah situs web yang akan memberikan akses kesemua
yang dibutuhkan untuk membuat blog. Aplikasi terinstal adalah softwear yang
dapat diperoleh dari provider dan menginstalnya di situs web. Aplikasi
terinstal ini juga lebih cocok untuk digunakan dalam kelembagaan karena
aksesnya dapat dikontrol. Blog juga merupakan alat yang berguna bagi
pengajar. Para pengajar dapat menggunakannya untuk membangun arsip
bacaan dan sumber-sumber penelitian. Blog yang digunakan dalam penelitian
video, soal dan pembahasan serta kolom chatting yang dapat digunakan siswa
untuk berdiskusi.
Banyak istilah-istilah yang didapatkan di dalam blog. San Lohat (2011:
21) menyatakan beberapa istilah di dalam blog sebagai berikut:
1. Blogger merupakan julukan bagi pemilik blog atau orang yang mengelola
suatu blog.
2. Posting merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang blogger
memuat artikel ke dalam blognya.
3. Postingan adalah artikel atau foto atau video yang telah dimuat di blog
4. Update merupakan istilah yang digunakan ketika seorang blogger
memperbaharui isi blognya dengan menambahkan artikel baru.
5. Blogwalking merupakan istilah yang digunakan ketika blogger
mengunjungi blog lain.
6. Hosting adalah tempat atau jasa internet untuk membuat halaman website
yang telah dibuat menjadi online dan bisa diakses orang lain. Biasanya
layanan hosting disediakan oleh perusahaan-perusahaan hosting.
Contoh perusahaan hosting adalah hostgator.com, masterweb.net atau
rumahweb.com
7. Domain adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama
server komputer seperi web server atau email server di internet. Domain
memberikan kemudahan pengguna di internet untuk melakukan akses ke
server dan mengingat server yang dikunjungi dibandingkan harus harus
Contoh nama domain: blogger.com
8. Subdomain adalah bagian dari sebuah nama domain induk. Subdomain
umumnya mengacu ke suatu alamat fisik di sebuah situs.
Contohnya: blogger.com merupakan sebuah domain induk. Sedangkan
fransisca.blogger.com merupakan sebuah subdomain.
Biasanya, subdomain ada di depan domain dan dipisahkan dengan titik,
seperti fransisca.blogger.com, fransisca merupakan subdomain blogger,
sedangkan blogger merupakan domain induk.
9. Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah
deretan angka biner antara 32-bit sampai dengan 128-bit yang dipakai
sebagai alamat identifikasi untuk setiap komputer host dalam jaringan
internet. (www.wikipedia.org)
2) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Dengan Media Pembelajaran Berbasis Blog.
Media pembelajarn ini menghasilkan konten berisi tulisan-tulisan atau
informasi yang ditambahkan secara berkala dan berkesinambungan yang
memuat ide-ide pemikiran, pendapat, pengalaman, kisah petualangan, video,
foto dan sebagainya yang disebut posting.
Blog sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan media pembelajaran blog
a. Kelebihan Blog:
1. Dapat diakses dimana saja, kapan saja tidak terbatas oleh ruang dan
waktu.
2. Dapat dijadikan sebagai tempat untuk berbagai pengatahuan dan
pengalaman, diskusi dan mencari informasi.
3. Dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik dan
bervariasi.
4. Dapat merangsang keaktifan dan kreatifitas siswa dalam proses
belajar.
b. Kekurangan Blog:
1. Blog hanya dapat diakses jika pengguna blog tersambung dengan
internet, maka bagi yang tidak tersambung dengan internet tidak bisa
mengakses.
2. Bagi siswa yang kurang memiliki kedisiplinan dalam belajar,
mereka akan cenderung untuk malas.
3. Bagi siswa ekonominya menengah kebawah mungkin agak sulit
untuk mengakses dikarenakan keterbatasan biaya.
C. Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan diperlukan sebelum siswa mengikuti pembelajaran. Kesiapan
adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi (Slameto, 2010:
kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi kesiapan mencakup 3 aspek,
yaitu:
1. Kondisi fisik, mental dan emosional
2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah
dipelajari.
Ketiga aspek tersebut (yang dimiliki seseorang) akan mempengaruhinya
dan memenuhi/berbuat sesuatu atau jadi kecenderungan untuk berbuat
sesuatu. Kondisi fisik yang dimaksud misalkan kondisi fisik yang temporer
(lelah, keadaan, alat indera dan lain-lain) dan kondisi yang permanen (cacat
tubuh). Kondisi mental menyangkut kecerdasan. Anak yang berbakat (yang di
atas normal) memungkinkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang lebih
tinggi. Kondisi emosional juga mempengaruhi kesiapan untuk berbuat
sesuatu karena ada hubungannya dengan motif dan itu akan berpengaruh
terhadap kesiapan untuk belajar.
Slameto (2010: 114) menyatakan hubungan antara kebutuhan, motif,
tujuan dan kesiapan adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan ada yang disadari dan ada yang tidak disadari.
2. Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya
dorongan untuk berusaha.
3. Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain timbul motif.
Kebutuhan yang disadari mendorong usaha/membuat seseorang siap
untuk berbuat, sehingga jelas ada hubungan dengan kesiapan. Kebutuhan
akan sangat menentukan kesiapan belajar.
Dalam proses belajar mengajar, kesiapan harus diperhatikan oleh guru,
dimana sebelum memulai pelajaran atau melanjutkan pelajaran berikutnya
perlu diperhatikan kesiapan siswa. Thorndike (dalam Slameto, 2010: 114)
menyatakan kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Maka dalam
penelitian ini kesiapan belajar siswa yang dimaksud adalah kesiapan siswa
untuk mengikuti pembelajaran berikutnya dengan memperhatikan tiga aspek
kesiapan.
Kesiapan siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesiapan
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (1) kemampuan siswa
menggunakan internet, (2) informasi apa saja yang siswa cari saat membuka
internet, serta (3) seberapa sering siswa menggunakan internet untuk
kepentingan pembelajaran.
D. Minat Belajar Model ARCS (ARCS MODELS) 1. Minat Belajar
Dalam sebuah proses pembelajaran dibutuhkan minat siswa untuk
belajar. Tugas guru sebagai pendidik harus berupaya dan menciptakan
pembelajaran yang mampu memumbuhkan minat siswa. Minat adalah suatu
rasa lebih suka dan ketertarian pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010: 180).
Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa
yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.
Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar
lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila murid tertarik
akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa
sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun,
bila minat itu tidak disertai usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk
berhasil (Marfuah, 2012).
2. MinatBelajar Model ARCS (ARCS MODELS)
Menurut Model ARCS Jhon Keller, minat dideskripsikan melalui empat
komponen utama sesuai dengan model ARCS (Attention= perhatian,
Relenvace= relevansi/kesesuaian, Confidence= percaya diri, Satisfaction=
kepuasan). Keempat komponen model pembelajaran ARCS tersebut yaitu
sebagai beriku:
a) Attention (Perhatian)
Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat
proses belajar mengajar dikelas. Perhatian dapat berarti sama dengan
konsentrasi, dapat pula menunjuka pada minat "momentain" yaitu perasaan
tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari (WS.Winkel, 100).
Strategi untuk menjaga dan meningkatkan perhatian siswa (Keller, 1987)
yaitu sebagai berikut:
1) Gunakan metode penyampaian dalam proses pembelajaran yang
bervariasi.
2) Gunakan media (media pandang audio, dan visual) untuk melengkapi
penyampaian materi pambelajaran.
3) Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.
4) Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep
yang digunkan.
5) Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.
b) Relenvace (Relevansi/Kesesuaian)
Relevance yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai keterkaitan
atau kesesuaian antara materi pembelajaran yang disajikan dengan
pengalaman belajar siswa. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini, otomatis
dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar di dalam diri siswa karena
siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyai manfaat
langsung secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Motivasi siswa
akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang
nilai yang diyakini atau dipegangnya. Strategi untuk menunjukkan relevansi
(Suciati dan Winatasyaputra dalam Angkowo dan Kosasi, 2007: 144) adalah
sebagai berikut:
1) Guru harus menjelaskan tujuan intruksional yaitu menyampaikan kepada
siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan setelah mempelajari
materi pembelajaran.
2) Guru menjelaskan manfat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta
nilai yang akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan
dalam kehidupan.
3) Memberikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan
kondisi siswa.
c) Confidence (Percaya Diri)
Untuk membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam proses belajar
mengajar siswa yang selama ini lebih banyak dikuasai guru dan lebih sering
menghafal kata-kata namun bukan pada kemampuan belajar sehingga guru
harus menggunakan strategi yang efektif. Strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa (Keller, 1987) adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak
pengalaman siswa, misalnya dengan menyusun materi pelajaran agar
materi yang paling sulit. Dengan demikian, siswa merasa mengalami
keberhasilan sejak awal proses pembelajaran berlangsung.
2) Menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak
konsep baru dengan sekaligus.
3) Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes awal pada
pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai gambaran yang
jelas mengenai apa yang dipelajari.
4) Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan trategi yang
memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa sendari.
5) Tumbuh kembangnya kepercayaan diri siswa dengan menganggap siswa
telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut kelemahan siswa
sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan.
6) Memberi upan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar siswa
mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini.
d) Satisfaction (Kepuasan)
Kepuasan yang dimaksud adalah perasaan gembira, perasaan ini dapat
menjadi positif yaitu timbul jika siswa mendapatkan penghargaan terhadap
dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan percaya diri siswa
nantinya dengan membangkitkan semangat belajar diantaranya dengan
1) Mengucapkan "baik", "bagus' dan seterusnya bila peserta didik
menjawab/mengajukan pertanyaan.
2) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan
pandangan yang simpatik atas partisipasi siswa.Memberi tuntunan
kepada siswa agar dapat memberikan jawaban yang benar.
3) Memberi pengarahan sederhana agar siswa memberi jawaban yang benar.
Minat belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat
belajar model ARCS (Attention, Relenvace, Confidence, Satisfaction).
Dengan kuesioner yang terdiri dari empat komponen model ARCS menurut
Jhon, Keller, guru mampu merancang suatu pembelajaran yang dapat
mengungkapkan dan menumbuhkan minat belajar siswa. Tujuannya adalah
agar memperoleh peningkatan keberhasilan yang optimal dalam proses
pembelajaran berbasis blog.
E. Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila tujuan
intruksional pembelajaran dapat tercapai. Tujuan pembelajaran adalah
pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tercapainya tujuan intruksional sama halnya dengan keberhasilan
dalam pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2010).
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional, maka guru
perlu mangadakan tes prestasi untuk memberikan penilaian terhadap proses
keberhasilan belajar siswa dalam suatu proses belajar mengajar (Djamarah
dan Zain, 2010).
Proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah
yang sering dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar
telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses belajar
mengajar dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Menurut Djamarah dan
Zain (2010) tingkatan keberhasilan adalah sebagai berikut:
1. Istimewa/maksimal:
Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dukuasai oleh
siswa.
2. Baik sekali/optimal:
Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai oleh siswa.
3. Baik/minimal:
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d. 75% saja
dikuasai oleh siswa.
4. Kurang:
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% diuasai oleh
siswa.
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang
dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)
belajar-mengajar dan hasil belajar. Hubungan ketiga unsur tersebut
Bagan 2. Hubungan tiga unsur dalam belajar dan mengajar
Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan
pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman
belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan
instruksional dan hasil belajar. Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau
kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat
dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang
diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar (poses
belajar-mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk
mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil yang
optimal.
Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
yang diinginkan pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam penilaian hendaknya
diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui
proses belajarnya. (Nana Sudjana, 1989: 2)
Penilaian hasil belajar menurut Nana Sudjana (1989: 3) adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan
kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya adalah
(a)
Tujuan instruksional
Pengalaman belajar (proses belajar-mengajar)
Hasil Belajar
(b)
hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.
Nana Sudjana (1989: 22) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni:
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan kedua aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a)
gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan
perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan
kompelks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif .
Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran. Maka dalam penelitian ini hasil belajar
Menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (1989: 22), aspek
kognitif terdiri atas enam tingkatan, yaitu:
1. Tipe hasil belajar: Pengetahuan (knowledge)
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata
knowledge. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat, sebab
dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan di samping pengetahuan
hafalan atau untuk diliingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, nama
tokoh. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu
dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan
atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
2. Tipe hasil belajar: Pemahaman (comprehension)
Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi
dari pada pengetahuan. namun tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak
perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu
mengetahui atau mengenal.
Pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan suatu
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada
tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan
kembali sesuatu yang telah ia dengar dengan kata-kata sendiri.
3. Tipe hasil belajar: Penerapan (aplication)
Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut merupakan ide, teori atau petunjuk teknis.
Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan
hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi
baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu
unsur lagi yang perlu masuk, yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip
atau generalisasi, yakni sesuatu yang umum sifatnya untuk ditetapkan pada
situasi khusus.
4. Tipe hasil belajar: Analisis (analysis)
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya atau susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari
ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai
pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi
bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya,
untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami
sistematikanya. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada
seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara
kreatif.
5. Tipe hasil belajar: Sintesis (synthesis)
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh
disebut sintesis. Berpikir berdasarkan pengetahuan hafalan, bepikir
pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai
divergen. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir
divergen, pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan.
6. Tipe hasil belajar: Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
memungkinkan dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,
metode, materi dengan menggunakan kriteria tertentu.
Dari uraian beberapa tingkatan dalam ranah kognitif, maka dalam
penelitian ini, soal pre-test dan post-test yang digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan belajar siswa, mengacu pada keenam tingkatan dalam
ranah kognitif tersebut serta membantu siswa untuk mencapai ketuntasan
belajar. Keberhasilan belajar diukur dengan cara membandingkan hasil dari
pre-test dan post-test, persentase ketuntasan terhadap KKM serta persentase
klasifikasi keberhasilan belajar siswa.
F. FLUIDA STATIS UNTUK SMK
Materi fluida statis untuk SMK berbeda dengan materi fluida statis untuk
SMA. Perbedaan terletak pada kurikulum, indikator dan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran pada materi fluida statis yaitu: memformulasikan konsep
tekanan dan tekanan hidrostatis, mengidentifikasikan hukum Pascal dan
memformulasikan dalam bentuk persamaan, menerapkan hukum Pascal dalam
masalah fisika sehari-hari, memformulasikan hukum Archimedes, menerapkan
hukum Archimedes dalam masalah fisika sehari-hari, mengidentifikasi konsep
Sekalipun di dalam silabus dan kurikulum tidak ada, tetapi karena guru mata
pelajaran fisika SMK Negeri 1 Sintang meminta meteri pelajaran ditambahkan
agar siswa lebih memahami konsep-konsep fluida statis, maka materi pada pokok
bahasan fluida statis ditambahkan.
Pokok bahasan fluida statis terdiri dari emam materi pembelajaran yaitu:
konsep tekanan, tekanan hidrostatis, hukum Pascal, hukum Archimedes, tegangan
permukaan dan hukum Stokes.
1. Konsep Tekanan
Tekanan (P) pada umumnya didefinisikan sebagai gaya yang bekerja
tegak lurus (F) pada suatu bidang benda per satuan luas bidang (A):
𝑃= 𝐹𝐴 ...(1.1)
Dengan:
F = gaya (N)
A = luas bidang tekan (m2)
P = tekanan (N/m2) atau pascal (Pa)
1 mb = 10-3 bar, sedangkan 1bar = 105 Pa
1 atm = 75 cmHg = 1,01 x 105 Pa = 1,01 bar
2. Tekanan Hidrotatis
Fluida yang berada dalam suatu wadah, memilik gaya berat akibat
pengaruh gravitasi bumi. Gaya berat fluida menimbulkan tekanan. Tekanan di
dalam fluida tak mengalir, yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi ini,
dalam fluida yang tak mengalir yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi,
dirumuskan sebagai berikut:
𝑃 = 𝐹𝐴= 𝑚𝐴.𝑔...(1.2)
Misalnya, sebuah bak berisi air yang beratnya m.g ( lihat gambar 1)
yang mempunyai luas penampang A dan tinggi (kedalaman) air diukur dari
permukaannya adalah h, maka besarnya tekanan hidrostatis di titik S yang
berada di dasar bak:
Gambar 1 Tekanan Hidrostatik.
Massa air dalam bak adalah:
𝑚 = 𝜌 .𝑉 ...(1.3)
V = volume air dalam bak
= luas alas x tinggi
= A . h
A
S