• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan media berbasis blog serta tingkat keberhasilan dalam pembelajaran fluida statisdi kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sintang Kalimantan Barat - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan media berbasis blog serta tingkat keberhasilan dalam pembelajaran fluida statisdi kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sintang Kalimantan Barat - USD Repository"

Copied!
275
0
0

Teks penuh

(1)

i

KESIAPAN DAN MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA BERBASIS BLOG SERTA TINGKAT KEBERHASILAN

DALAM PEMBELAJARAN FLUIDA STATISDI KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) SMK NEGERI 1 SINTANG

KALIMATAN BARAT Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Eka Rini NIM: 081424035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Perjuangan dan semangat yang tak mengenal lelah

Membuatku dapat menyelesaikan karya kecil ini

Karya ini aku persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Ayah (Alm) dan Ibuku

Kedua adikku

Keluarga besarku

Seseorang yang istimewa

Seluruh Sahabat dan teman-temanku

Serta

(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

Rini, Eka. 2013. Kesiapan dan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Media Berbasis Blog Serta Tingkat Keberhasilan Dalam Pembelajaran Fluida Statis Di Kelas XI Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sintang, Kalimanatan Barat. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Mengetahui kesiapan siswa dalam menggunakan media pembelajaran berbasis blog, (2) Mengetahui minat siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan fluida statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis blog, (3) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada pokok bahasan fluida statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis

blog.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27, 30 Juli dan 1, 2, 3, 6 Agustus di SMK Negeri 1 Sintang, Kalimantan Barat. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) yang berjumlah 33 orang.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah blog

pembelajaran pokok bahasan fluida statis, pernyataan kesiapan siswa, soal pre

-test, soal post-test, pernyataan minat belajar siswa, dan lembar isian untuk menulis tanggapan siswa.

Penelitian ini diawali dengan merancang blog pembelajaran yang berisi materi pelajaran, foto/gambar, video serta animasi, mengisi pernyataan kesiapan siswa, mengerjakan soal pre-test, pelaksanaan pembelajaran dengan media berbasis blog, mengerjakan soalpost-test, mengisi pernyataan minat siswa dan tanggapan siswa.

(8)

viii ABSTRACT

Rini, Eka. 2013. Readinessand InterestOf Students Towards Learning With Blogs Mediaand The LevelOf SuccessIn Learning In Class XI Static Fluid Engineering Light Vehicle (TKR) 1 SMK Sintang, West Kalimantan. Physics Education Study Program. Faculty of Teacher Trainingand Education.Sanata Dharma University inYogyakarta.

This research isdeveloping. The purpose of this study was to reveal: (1) The readiness of the students to media-based learning blogs, (2) The students' interest in learning physics on the subject of static fluid using a blog-based learning media, (3) The success rate of students in the subject static fluid discussion with media-based learning using blogs.

The study was conducted on 27,30 July and 1, 2, 3, 6 August atSMK Negeri 1 Sintang, West Kalimantan. The research sample was class XI students majoring in Mechanical Light Vehicle (TKR), amounting to 33 people.

The instruments used by there searcherin this study was the blog ofa static fluid subject learning, studen treadiness statement, apre-test, a post-test, statement of student interest, and the space to write student responses.

The research started with designing learning blog contains subject matter, photos /images, video and animation, students fill out a statement of readiness, working on thepre-test, the implementation of learning-based media blog,working on the post-test,fill outa statement and response to student interest students.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan

karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Kesiapan dan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Media Berbasis Blog Serta Tingkat Keberhasilan Dalam Pembelajaran Fluida Statis Di Kelas XI Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sintang, Kalimanatan Barat”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan FisikaFakultas Keguruan Dan

Ilmu PendidikanUniversitas Sanata DharmaYogyakarta. Dalam menyelesaikan

skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dalam hal material, dukungan,

saran dan gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang

berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah

yang telah memberikan bimbingan, arahan, semangat dan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi M.Si. selaku KaProdi Pendidikan Fisika dan

KaJur JPMIPA yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

3. Dosen penguji, terima kasih atas segala kritik dan saran yang telah diberikan

(10)

x

4. Bapak Drs. Indefri M.Si. selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Sintang yang

telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

5. Ibu Titik selaku pengampu mata pelajaran fisika kelas XI jurusan Teknik

Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Sintang, terima kasih atas waktu,

bantuan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga proses

pengambilan data berjalan dengan lancar.

6. Seluruh dosen JPMIPA yang telah membantu penulis dalam memberikan

bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan.

7. Bapak (Alm) dan Ibuku, terima kasih atas doa, cinta, semangat, perhatian,

kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar untuk anakmu ini. Skripsi

ini merupakan bukti bahwa aku sangat menyayangi kalian. Ini persembahan

untuk Bapak (Alm) yang didetitik terakhirnya menginginkan aku lulus.

Semoga Bapak berbahagia disamping Dia di surga.

8. Kedua adikku Gita dan Indra, terima kasih untuk cinta, perhatian dan kasih

sayang yang kalian berikan. Kalian berdua yang terbaik dalam hidupku.

9. Keluarga besarku, terima kasih atas doa, cinta dan dukungan yang sangat

besar untukku sehingga aku bisa menjadi sarjana.

10. Untuk orang yang spesial dalam hidupku, terima kasih untuk bantuan,

ketulusan dan dukungan yang begitu besar untukku. Kita berdua harus

menggapai mimpi dan harapan itu.

11. Teman-teman wisma "ariesta" Carla Rabu Guna Pekujawang (terima kasih

(11)

xi

begitu besar yang kamu berikan untukku dan aku tidak akan pernah

melupakanmu). Eza dan Widya (terima kasih untuk dukungan dan kesediaan

kalian untuk mendengarkan keluh kesahku), dan semua anak-anak wisma

"ariesta" yang telah menjadi keluarga baruku.

12. Teman-teman P'Fisika'08, terima kasih karena kalian menjadi teman dan

sahabat yang mengisi hari-hariku dan berbagi suka duka kuliah bersama.

13. Taat Yunita (Ita), terima kasih karena menjadi sahabatku selama kita kuliah.

Kamu tidak akan pernah aku lupakan.

14. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu disini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan

pendidikan dan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna maka segala bentuk kritik dan saran dari pembaca yang

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATAPENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR...xxi

DAFTRA BAGAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Batasan Masalah...4

D. Tujuan Penelitian ...5

(13)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI……….. 7

A. Media Pembelajaran ... 7

1) Pengertian Media Pembelajaran ... 7

2) Maanfaat Media Pembelajaran ... 9

3) Karakteristik Pemilihan Media Pembelajaran ... 10

4) Hakekat Pembelajaran ... 12

B. Blog ... 16

1) Arti Blog ... 17

2) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Dengan Media Pembelajaran Berbasis Blog ... 19

C. Kesiapan Belajar Siswa ... 20

D. Minat Belajar Model ARCS (ARCS MODELS) ... 22

1. Minat Belajar ... 22

2. Minat Belajar Model ARCS (ARCS MODELS) ... 23

a) Attention (Perhatian) ... 23

b) Relevance (Relevansi/Kesesuaian) ... 24

c) Confidence (Percaya Diri) ... 25

d) Satisfaction (Kepuasan) ... 26

E. Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ... 27

F. Fluida Statis Untuk SMK ... 33

1. Konsep Tekanan ... 34

2. Tekanan Hidrostatis ... 34

3. Hukum Pascal ... 37

4. Hukum Archimedes ... 39

a. Gaya Keatas ... 40

b. Terapung, Melayang, dan Tenggelam ... 41

a) Terapung ... 41

b) Melayang ... 42

c) Tenggelam ... 43

(14)

xiv

1) Hidrometer ... 44

2) Kapal Laut dan Kapal Selam ... 45

3) Balon Udara ... 47

4) Galangan Kapal ... 47

5. Tegangan Permukaan ... 48

6. Hukum Stokes ... 50

G. Desain Pembelajaran Fluida Statis Berbasis Blog Untuk SMK ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..57

A. Jenis Penelitian ... 57

B. Subjek Penelitian ... 57

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

D. Desain Penelitian ... 58

1. Tahap I: Penyusunan Instruen ... 59

a. Blog ... 59

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 68

c. Soal Pre-Test dan Post-Test ... 69

d. Kuesioner ... 69

1) Kuesioner Kesiapan Siswa ... 69

2) Kuesioner Minat Siswa ... 70

3) Tanggapan Terbuka ... 71

2. Tahap II: Pre-Test dan Pernyataan Kesiapan Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Blog ... 71

3. Tahap III: Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Pembelajaran Blog ... 72

4. Tahap IV: Post-Test, Mengisi Kuesioner Minat dan Tanggapan Siswa ... 73

E. Treatment ... 73

(15)

xv

1. Instrumen Pembelajaran ... 74

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 74

a. Instrumen berbentuk tes ... 74

b. Instruen non tes ... 75

1) Kuesioner Kesiapan Siswa ... 75

2) Kuesioner Minat Belajar ... 75

3) Tanggapan Siswa ... 76

G. Validitas dan Reabilitas... 76

H. Metodologi Analisis Data ... 77

1. Kesiapan Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Blog ... 77

a) Kuesioner Berbentuk Pilihan Ganda ... 77

b) Kuesioner Berbentuk Isian ... 82

2. Minat Belajar Siswa Mengunakan Media Pembelajaran Berbasis Blog ... 83

3. Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Berbesis Blog ... 86

4. Menghitung Banyaknya Jawaban Dari Pertanyaan Di LKS Yang Telah Dikerjakan Oleh Siswa ... 91

5. Tanggapan Siswa Terhadap Media Pembelajaran Blog ... 106

BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…… ... 108

A. Pelaksanaan Penelitian ... 108

1. Pembuatan Blog Pembelajaran ... 108

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 110

3. Evaluasi ... 121

B. Data, Analisis Data dan Pembahasan ... 121

1) Kesiapan Siswa ... 122

(16)

xvi

Berbasis Blog Berbentuk Isian ... 131

2) Minat Belajar Siswa ... 133

3) Menghitung banyaknya jawaban dari pertanyaan di LKS yang dierjakan oleh siswa ... 141

4) Peningkatan Keberhasilan Belajar Siswa ... 144

C. Keterbatasan Penelitian ... 154

1. Pelaksanaan Penelitian ... 154

2. Blog ... 155

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… ... 156

A. Kesimpulan ... 156

1. Kesiapan Belajar Siswa ... 156

2. Minat Belajar Siswa ... 157

3. Peningkatan Keberhasilan Belajar Siswa ... 157

B. Saran ... 158

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Persetujuan Penelitian&Surat Selesai Penelitian...161

Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Pre-Test dan Post-Test ...162

Lampiran 3 Soal Pre-Test...163

Lampiran 4 Soal Post-Test...166

Lampiran 5 Jawaban Soal Pre-Test dan Post-Test...169

Lampiran 6 Kuesioner Kesiapan Siswa Menggunakan Media Berbasis Blog...173

Lampiran 7 Kuesioner Minat Belajar Siswa Menggunakan Media Berbasis Blog...175

Lampiran 8 Tanggapan Siswa...178

Lampiran 9 Halaman-halamanBlog...180

Lampiran 10 Halaman Soal dan Pembahasan Blog...183

Lampiran 11 Halaman Blog Untuk Chatting...186

Lampiran 12 Dokumentasi Proses Pembelajaran Dengan Media Berbasis Blog...187

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Viskositas Berbagai Zat Cair/Gas (Suratman 2007)...52

Tabel 2. Halaman blog beserta makna

dari tiap-tiap halaman blog....62 Tabel 3. Pendapat siswa suka atau tidak membuka internet...78

Tabel 4. Siswa memiliki facebook/ twitter atau tidak...78

Tabel 5. Selama satu minggu berapa hari

siswa menyempatkan diri menggunakan

fasilitas internet...78

Tabel 6. Frekuensi siswa mengirimkan email...79

Tabel 7. Jumlah guru yang memberikan tugas

kepada siswa untuk mencari informasi

di internet dalam rangka pengerjaan tugas-tugas...79

Tabel 8. Seberapa sering siswa mencari informasi

tambahan di internet...80

Tabel 9. Tugas-tugas dari guru mengharuskan

siswa mencari tambahan informasi

di internet atau tidak...80

Tabel 10. Saat istirahat sekolah apakah siswa

menggunakan fasilitas internet atau tidak...81

Tabel 11. Siswa sering membuka blog atau tidak...81 Tabel 12. Rangkuman analisis kuesioner

bentuk pilihan ganda untuk

soal nomor 5, 6, 7, 8, 9 dan 10...81

Tabel 13. Hasil analsisis skor kuesioner

kesiapan siswa untuk pernyataan

berbentuk isian nomor 2...83

Tabel 14. Pemberian Skor Pernyataan Positif...84

(19)

xix

Tabel 16. Penggolongan Pernyataan Dalam Kuesioner

Minat Berdasarkan Kriteria dan Kondisi...85

Tabel 17. Pemberian Kategori Pernyataan Minat Siswa...85

Tabel 18. Kategori Hasil Pernyataan Minat Siswa...86

Tabel 19. Distribusi pertanyaan pada LKS...87

Tabel 20. Perhitungan total pertanyaan di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa...90

Tabel 21. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran...91

Tabel 22. Pedoman skoring (rubrik) penilaian untuk komponen jawaban yang benar...93

Tabel 23. Skor Pre-test Siswa untuk Setiap Soal...103

Tabel 24. Skor Post-test Siswa untuk Setiap Soal...103

Tabel 25. Distribusi Hasil Pre-test dan Post-test...104

Tabel 26. Hasil analisis peningkatan pre-test ke post-test terhadap KKM dan klasifikasi kategori...105

Tabel 27. Klasifikasi kategori pengelompokan skor hasil belajar...106

Tabel 28. Komentar siswa...106

Tabel 29. Kritik siswa...106

Tabel 30. Saran siswa...107

Tabel 31. Proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran blog...111

Tabel 32. Persentase hasil kuesioner kesiapan siswa berbentuk pilihan ganda...122

Tabel 33. Hasil analisis kuesioner kesiapan siswa untuk soal berbentuk pilihan ganda pada soal nomor 1 dan 3...128

(20)

xx

Tabel 35. Hasil analisis I kuesioner kesiapan siswa

untuk soal berbentuk pilihan ganda

pada soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10...129

Tabel 36. Hasil analisis II kuesioner kesiapan siswa untuk soal berbentuk pilihan ganda pada soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, dan 10...130

Tabel 37. Hasil analisis I kuesioner kesiapan siswa berbentuk isian untuk soal nomor 2...132

Tabel 38. Hasil analisis pernyataan minat belajar siswa...134

Tabel 39. Pemberian kategori dari hasil analisis skor pada kuesioner minat belajar siswa...136

Tabel 40. Hasil persentase dari setiap kategori pada pengisisan kuesioner minat belajar siswa...137

Tabel 41. Hasil perhitungan total soal di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa...142

Tabel 42. Hasil analisis skor pre-test siswa untuk setiap soal...144

Tabel 43. Hasil analisis skor post-test siswa untuk setiap soal...146

Tabel 44. Hasil analisis pre-test dan post-test ...148

Tabel 45. Hasil analisis peningkatan pre-test ke post-test terhadap KKM dan klasifikasi kategori...151

Tabel 46. Tabel peningkatan pre-test ke post-test terhadap KKM...152

(21)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Tekanan Hidrostatik...35

Gambar 2 Tekanan Barometer...37

Gambar 3 Prinsip Dongkrak hidrolik...38

Gambar 4 Bejana Berhubung...39

Gambar 5 Benda ditimbang dengan neraca pegas...40

Gambar 6 Benda Terapung...41

Gambar 7 Benda Melayang...42

Gambar 8 Benda Tenggelam...43

Gambar 9 Hidrometer...44

Gambar 10 Kapal laut yang terapung di permukaan air...46

Gambar 11 Prinsip mengapung, menyelam, dan tenggelam pada kapal selam...47

Gambar 12 Balon udara...47

Gambar 13 Galangan kapal...48

Gambar 14 Menunjukkan tegangan permukaan zat cair...48

Gambar 15 Konsep Kohesi antara molekul-molekul...49

Gambar 16 Tegangan permukaan kawat L oleh dua permukaan...50

Gambar 17 Sebuah bola yang dimasukkan di dalam fluida zat cair...51

(22)

xxii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 Komponen-komponen yang terlihat

dalam proses belajar mengajar (Sardiman 2011:50)...14

Bagan 2 Hubungan tiga unsur dalam belajar dan mengajar...29

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Banyak teknologi yang telah dikembangkan dan membawa manfaat

bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah internet. Internet berperan

dalam banyak bidang termasuk dalam memajukan pendidikan. Pada dasarnya,

pendidikan adalah salah satu cara untuk dapat menumbuhkan kemauan,

kemampuan dan potensi diri dari sumber daya manusia yang ada. Dalam

pendidikan dibutuhkan inovasi pendidikan berupa media pembelajaran.

Internet dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dalam internet

terdapat berbagai macam layanan. Salah satu fasilitas internet yang dapat

digunakan dalam pembelajaran adalah blog. Blog, merupakan suatu bentuk

website yang berupa konten berisi tulisan-tulisan atau informasi yang

ditambahkan secara berkala dan berkesinambungan yang memuat ide-ide

pemikiran, pendapat, pengalaman, kisah petualangan, dan sebagainya.

Tulisan-tulisan atau informasi tersebut biasanya disebut posting, entry,

ataupun artikel.

Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah merupakan

bagian utama dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya adalah adanya

kurikulum sebagai pedoman. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan

salah satu sekolah yang memiliki keistimewaan kerena kurikulum yang

digunakan berbeda dengan kurikulum sekolah menengah atas (SMA).

(24)

mata pelajaran, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Mata

pelajaran fisika masuk dalam kelompok mata pelajaran adaptif. Pada materi

pelajaran fisika SMK kelas XI semester 1 dibahas tiga pokok bahasan yang

terdiri dari termodinamika, fluida serta suhu dan kalor. Dalam penelitian ini

pokok bahasan yang dibahas adalah fluida statis. Fluida statis merupakan

salah satu materi yang penting bagi siswa SMK kelas XI di SMK Negeri 1

Sintang. Selain penting karena menjadi materi pelajaran fisika itu sendiri,

materi fluida statis juga menjadi salah satu dasar bagi siswa SMK khususnya

jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) untuk mempelajari mata pelajaran

produktif, sehingga siswa sungguh perlu memahami pokok bahasan tersebut.

Agar siswa dapat dengan mudah memahami pokok bahasan fluida statis,

maka digunakan media pembelajaran yaitu blog.

Pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran blog diharapkan

dapat membantu siswa belajar. Blog membantu siswa untuk lebih mudah

dalam mengakses materi pembelajaran khususnya pembelajaran fisika.

Melalui blog siswa dapat memanfaatkan perkembangan teknologi secara

positif serta menjadikan siswa semakin aktif mencari informasi yang

dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses

pembelajaran fisika merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas proses

pembelajaran yang pada akhirnya dapat menarik minat dan meningkatkan

hasil belajar siswa.

Secara sederhana minat akan mendorong peserta didik untuk belajar

(25)

kesesuaian dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan

dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya (Randi, 2012). Menurut Jhon,

Keller minat dideskripsikan melalui empat komponen utama sesuai dengan

model ARCS, yaitu: Attention= perhatian, Relenvace= relevansi/kesesuaian,

Confidence= percaya diri, Satisfaction= kepuasan. Minat menurut Keller ini

yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui minat belajar

siswa dengan dukungan media pembelajaran blog.

Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran, maka perlu diadakan tes prestasi untuk memberikan penilaian

terhadap proses belajar siswa. Tes prestasi bertujuan untuk menetapkan

tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu proses belajar

mengajar (Djamarah dan Zain, 2010). Penilaian hasil belajar adalah proses

pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan

kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya adalah

hasil belajar siswa. Hasil belajar akan dilihat dari nilai pre-test dan post-test

mengacu pada ranah kognitif tersebut serta membantu siswa untuk mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Dari latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang "kesiapan dan minat siswa terhadap

pembelajaran dengan media berbasis blog serta tingkat keberhasilan dalam

pembelajaran fluida statis di kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan

(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian diatas, maka rumusan

masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan siswa dalam menggunakan media pembelajaran

berbasis blog?

2. Bagaimanakah minat siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok

bahasan fluida statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis

blog?

3. Bagaimanakah tingkat keberhasilan siswa pada pokok bahasan fluida

statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis blog?

C. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran mengenai judul penelitian,

maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ini

bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat mencapai pada sasaran

dan tujuannya. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Peneliti membatasi permasalahan untuk penelitian sebagai berikut :

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dibatasi pada siswa-siswi kelas XI Jurusan Teknik

(27)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah kesiapan, minat dan tingkat keberhasilan

belajar siswa pada pokok bahasan fluida statis.

3. Pokok bahasan pelajaran fisika yang diberikan adalah fluida statis.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan dan

minat siswa terhadap pembelajaran dengan media berbasis blog serta

tingkat keberhasilan dalam pembelajaran fluida statis di kelas XI jurusan

Teknik Kendaraan Ringan A (TKR A) SMK Negeri 1 Sintang.

2. Tujuan penyertaan penelitian ini yaitu:

a. Mengetahui kesiapan siswa dalam menggunanakan media

pembelajaran berbasis blog.

b. Mengetahui minat siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok

bahasan fluida statis dengan menggunakan media pembelajaran

berbasis blog

c. Mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada pokok bahasan fluida

statis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis blog.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang maka penelitian ini diharapkan

(28)

1. Bagi Guru:

a. Memberikan informasi pemanfaatan media pembelajaran berbasis blog

sebagai media pembelajaran.

b. Memberikan informasi kepada guru tentang kesiapan siswa, sejauh

mana siswa siap menggunakan blog sebagai media pembelajaran.

2. Bagi Siswa:

a. Media pembelajaran blog memberikan pengalaman belajar baru kepada

siswa.

b. Media pembelajaran blog memberikan siswa variasi metode

pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Mengetahui kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan

media berbasis blog serta tingkat keberhasilan dalam pembelajaran fluida

statis di kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan A (TKR A) SMK

(29)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

Perkembangan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.

Hal tersebut menuntut agar pendidik (guru) mampu menggunakan alat-alat

yang disediakan disekolah dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat

tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pendidik

setidaknya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun

sederhana tetapi merupakan upaya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Perkembangan media pembelajaran banyak mempengaruhi pendidikan

sains, termasuk pendidikan fisika. Secara umum media pembelajaran telah

banyak dipilih para pendidik untuk menyampaikan meteri secara lebih

mudah. Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan mulai dari yang

sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal.

1) Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses pembelajaran terjadi (Daryanto, 2010: 157). Media juga

(30)

pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik

(Kustandi dan Sutjipto, 2011: 1). Apabila dipahami secara garis besar, maka

media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi

atau membuat peserta didik (siswa) mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Sehingga dalam pengertian ini guru, buku teks, dan

lingkungan merupakan media (Gerlach dan Ely dalam Kustandi dan Sutjipto,

2011: 7).

Sedangkan media pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis,

fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal atau media pembelajaran adalah alat

yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfunngsi untuk

memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai

tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna (Kustandi dan Sutjipto,

2011: 8).

Rossi dan Breidle (1966 dalam Wina Sanjaya, 2008: 204),

mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan

yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku,

koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan

televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan

media pembelajaran. Media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan

tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh

pengetahuan. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan,

(31)

memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini

media bukan hanya alat perantara, akan tetapi meliputi orang atau manusia

sebagai sumber belajar.

Dari berbagai batasan atau definisi yang sama separti diatas maka

media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu dan atau

alat/bahan yang dapat digunakan untuk belajar mengajar dan berfunngsi

untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai

tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna yang memungkinkan

siswa memperoleh pengetahuan.

2) Manfaat Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran memberikan manfaat

yang positif sebagai bagian proses pembelajaran dikelas. Menurut Daryanto

dan Rahardjo (2012: 13) manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, sehingga

mengurangi "verbalisme".

b) Memperbesar perhatian siswa.

c) Meletakkan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajara, sehingga

membuat pelajaran lebih mantap.

d) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri dai kalangan siswa.

e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui

(32)

f) Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan

cara lain, dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih benyak

dalam belajar.

3) Karakteristik Pemilihan Media Pembelajaran

Beberapa pertimbangan dalam memilih media pembelajaran menurut

Bates (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 130), yaitu:

a) Akses

Pertimbangan mengenai akses pada dasarnya menyatakan sejauh mana

siswa memiliki akses terhadap media yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

b) Biaya

Pertimbangan biaya berlaku bagi sekolah maupun siswa, yaitu seberapa

mahal atau murah media yang dipilih untuk digunakan oleh sekolah dan

siswa dalam pembelajaran (biaya produksi atau pengadaan oleh sekolah,

biaya akses dan daya beli untuk siswa).

c) Pedagogis

Pertimbangan pedagogis merupakan pertimbangan yang berkenaan

dengan tujuan pembelajaran, serta karakteristik materi pelajaran yang

akan disampaikan dan dipelajari siswa.

d) Interaktivitas dan Kemudahan Penggunaan.

Pertimbangan interaktivitas dan kemudahan pengguanaan, pada dasarnya

(33)

interaksi yang diperlukan dalam pembelajaran dan sejauh mana media

tersebut mempermudah siswa dalam belajar.

e) Organisasi.

Pertimbangan mengenai organisasi merupakan pertimbangan manajerial,

meliputi pengelolaan media dalam proses pembelajaran, dan pasca proses

pembelajaran (menyimpan dan lain-lain).

f) Kebaruan (novelty).

Pertimbangan kebaruan (novelty) berkenaan dengantingkat kebaruan

suatu media, sehingga seringkali menimbulkan antusiasme berlebihan

atau kesukaran beradaptasi serta siklus hidup suatu media.

g) Kecepatan.

Pertimbangan tentang kecepatan suatu media, berkenaan dengan

kemampuan suatu media dalam menyampaikan informasi secara cepat

dan tepat kepada siswa.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologi terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada orientasi

pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan

penyampaian pesan atau isi pelajaran. Selain itu media pembelajaran juga

dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian data dengan

(34)

informasi, serta membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam belajar

(Hamalik 1986 dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 21).

Kemp (1975 dalam Daryanto, 2010: 162) menyatakan karakteristik

sebuah media pembelajaran merupakan dasar pemilihan media yang harus

sesuai dengan situasi belajar tertentu. Karakteristik dan kemampuan

masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar dapat memilih media yang

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan (Daryanto, 2010: 6)

4) Hakekat Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu usaha sadar pendidik

(guru) untuk membantu anak didiknya (siswa) agar mereka dapat belajar

sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran

adalah usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar

agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 5).

Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam

memanupulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri

peserta didik ( siswa), yang mana dalam proses pembelajaran peserta didik

(siswa) merupakan subjek yang belajar dan pendidik (guru) merupakan

subjek yang mengajar (Arif Sardiman dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 4).

Wina Sanjaya (2006: 129) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses

penambahan informasi dan kemampuan baru sedangkan Daryanto (2010:

(35)

melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar

baik dalam situasi kelas maupun di luar kelas.

Pembelajaran lebih menekankan agar isi pelajaran yang dipelajari

dapat mencapai tujuannya. Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep

mengajar dan belajar. Penekanan terletak pada perpaduan antara keduanya,

yakni kepada penumbuhan aktivitas subyek didik. Konsep tersebut dapat

dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini terdapat

komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai

tujuan, fasilitas, dan prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan

(Daryanto dan Rahardjo, 2012: 19). Pembelajaran juga perlu ditunjang

dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif serta

hubungan komunikasi antara guru dan siswa berjalan dengan baik (Daryanto,

2010: 2).

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan

kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar. Mengajar dalam arti luas juga diartikan

sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.

Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif

untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan

sedemikian rupa sehingga membentuk perkembangan anak secara optimal

baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental (Sardiman, 2011: 48).

(36)

secara baik, maka guru sebagai pengajar harus berperan sebagai organisator

yang baik pula. Secara makro guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan

komponen-komponen yang terlibat di dalam proses belajar-mengajar,

sehingga diharapkan terjadi proses pengajaran yang optimal (Sardiman, 2011:

50). Secara visualisasinya dapat dilihat pada bagan 1:

Bagan 1 : Komponen-komponen yang terlihat dalam proses belajar

mengajar (Sardiman, 2011: 50).

Keterangan:

1. Masukan mentah: siswa/subjek belajar.

2. Masukan alat/instrumental input, terdiri: tenaga, fasilitas, kurikulum,

sistem administrasi dan lain-lain.

3. Lingkungan, termasuk antara lain keluarga, masyarakat, sekolah.

Istrumental input/ masukan alat

Proses Pengajaran Raw input /

masukan mentah Hasil

langsung

hasil akhir

Linkungan 2

1

4

3

(37)

4. Proses pengajaran, merupakan proses interaksi antara unsur raw input,

instruental input dan juga pengaruh lingkungan.

5. Hasil langsung: merupakan tingkah laku siswa setelah belajar melalui

proses belajar-mengajar, sesuai dengan materi/bahan yang

dipelajarinya.

6. Hasil akhir: merupakan sikap dan tingkah laku siswa setelah ada di

dalam masyarakat.

Menurut Kaum Konstruktivisme (dalam Paul Suparno, 2006: 15)

mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari otak guru ke siswa.

Mengajar adalah lebih merupakan kegiatan yang membantu siswa sendiri

membangun pengetahuannya. Maka guru bukan mentransfer pengetahuan

yang telah dimilikinya kepada siswa, tetapi lebih sebagai mediator dan

fasilitator yang membantu siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan siswa

itu sendiri secara cepat dan efektif.

Pembelajaran atau pengajaran adalah proses kependidikan yang

sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta

dirancang untuk mempermudah proses belajar mengajar. Pengajaran yang

dikatakan berhasil baik itu didasarkan ada pengakuan bahwa belajar secara

esensial merupakan proses yang bermakna, bukan suatu yang berlangsung

secara mekanis belaka, tidak sekedar rutinisme (Muhibbin Syah, 1995: 34)

Dari uraian-uraian di atas, dapat dirangkum bahwa pembelajaran

merupakan usaha untuk menciptakan kondisi atau situasi yang mendukung

(38)

dipelajari dapat mencapai tujuannya. Pembelajaran juga perlu ditunjang

dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif serta

hubungan komunikasi antara guru dan siswa berjalan dengan baik. Guru

sebagai pengajar harus berperan sebagai organisator yang baik pula. Secara

makro guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen-komponen

yang terlibat di dalam proses belajar-mengajar, sehingga diharapkan terjadi

proses pengajaran yang optimal.

Pengguanan media pembelajaran dapat merupakan suatu usaha untuk

menciptakan kondisi atau situasi yang mendukung siswa dalam belajar.

Serta telah disebutkan bahwa media pembelajaran memiliki arti penting

dalam pembelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat

serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar

terjadi.

B. Blog

Dalam pembelajaran, pengguanaan media sudah banyak digunakan.

Ketersediaan media membuat proses pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar serta dapat membantu para pengajar (guru) untuk menyampaikan

materi secara lebih mudah dan sederhana. Media pembelajaran yang mulai

banyak digunakan saat ini adalah blog karena penggunaannya melibatkan

siswa sebagai subjek pembelajarn. Apa yang dimaksud dengan blog?

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan dukungan media

(39)

1) Arti Blog

Blog merupakan sebuah halaman web yang terdiri dari beberapa

informasi singkat, yang biasanya disebut sebagai posting.

Informasi-informasi tersebut disusun berurutan, sesuai dengan kronologi; posting

terbaru ditempatkan pada urutan teratas atau terdepan. Istilah blog merupakan

singkatan dari website blog, yaitu suatu bentuk website yang berupa konten

berisi tulisan-tulisan atau informasi yang ditambahkan secara berkala dan

berkesinambungan yang memuat ide-ide pemikiran, pendapat, pengalaman,

kisah petualangan, dan sebagainya. Tulisan-tulisan atau informasi tersebut

biasanya disebut posting, entry, ataupun artikel. Media blog pertama kali

dipopulerkan oleh Blogger.com.

Menurut Robin Mason & Frank Rennie (2010) blog adalah aplikasi web

yang berisi post periodik di webpage biasa. Perangkat lunak blog dapat

terbagi kedalam dua kategori utama: layanan hosting dan aplikasi terinstal.

Layanan hosting adalah situs web yang akan memberikan akses kesemua

yang dibutuhkan untuk membuat blog. Aplikasi terinstal adalah softwear yang

dapat diperoleh dari provider dan menginstalnya di situs web. Aplikasi

terinstal ini juga lebih cocok untuk digunakan dalam kelembagaan karena

aksesnya dapat dikontrol. Blog juga merupakan alat yang berguna bagi

pengajar. Para pengajar dapat menggunakannya untuk membangun arsip

bacaan dan sumber-sumber penelitian. Blog yang digunakan dalam penelitian

(40)

video, soal dan pembahasan serta kolom chatting yang dapat digunakan siswa

untuk berdiskusi.

Banyak istilah-istilah yang didapatkan di dalam blog. San Lohat (2011:

21) menyatakan beberapa istilah di dalam blog sebagai berikut:

1. Blogger merupakan julukan bagi pemilik blog atau orang yang mengelola

suatu blog.

2. Posting merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang blogger

memuat artikel ke dalam blognya.

3. Postingan adalah artikel atau foto atau video yang telah dimuat di blog

4. Update merupakan istilah yang digunakan ketika seorang blogger

memperbaharui isi blognya dengan menambahkan artikel baru.

5. Blogwalking merupakan istilah yang digunakan ketika blogger

mengunjungi blog lain.

6. Hosting adalah tempat atau jasa internet untuk membuat halaman website

yang telah dibuat menjadi online dan bisa diakses orang lain. Biasanya

layanan hosting disediakan oleh perusahaan-perusahaan hosting.

Contoh perusahaan hosting adalah hostgator.com, masterweb.net atau

rumahweb.com

7. Domain adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama

server komputer seperi web server atau email server di internet. Domain

memberikan kemudahan pengguna di internet untuk melakukan akses ke

server dan mengingat server yang dikunjungi dibandingkan harus harus

(41)

Contoh nama domain: blogger.com

8. Subdomain adalah bagian dari sebuah nama domain induk. Subdomain

umumnya mengacu ke suatu alamat fisik di sebuah situs.

Contohnya: blogger.com merupakan sebuah domain induk. Sedangkan

fransisca.blogger.com merupakan sebuah subdomain.

Biasanya, subdomain ada di depan domain dan dipisahkan dengan titik,

seperti fransisca.blogger.com, fransisca merupakan subdomain blogger,

sedangkan blogger merupakan domain induk.

9. Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah

deretan angka biner antara 32-bit sampai dengan 128-bit yang dipakai

sebagai alamat identifikasi untuk setiap komputer host dalam jaringan

internet. (www.wikipedia.org)

2) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Dengan Media Pembelajaran Berbasis Blog.

Media pembelajarn ini menghasilkan konten berisi tulisan-tulisan atau

informasi yang ditambahkan secara berkala dan berkesinambungan yang

memuat ide-ide pemikiran, pendapat, pengalaman, kisah petualangan, video,

foto dan sebagainya yang disebut posting.

Blog sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan media pembelajaran blog

(42)

a. Kelebihan Blog:

1. Dapat diakses dimana saja, kapan saja tidak terbatas oleh ruang dan

waktu.

2. Dapat dijadikan sebagai tempat untuk berbagai pengatahuan dan

pengalaman, diskusi dan mencari informasi.

3. Dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik dan

bervariasi.

4. Dapat merangsang keaktifan dan kreatifitas siswa dalam proses

belajar.

b. Kekurangan Blog:

1. Blog hanya dapat diakses jika pengguna blog tersambung dengan

internet, maka bagi yang tidak tersambung dengan internet tidak bisa

mengakses.

2. Bagi siswa yang kurang memiliki kedisiplinan dalam belajar,

mereka akan cenderung untuk malas.

3. Bagi siswa ekonominya menengah kebawah mungkin agak sulit

untuk mengakses dikarenakan keterbatasan biaya.

C. Kesiapan Belajar Siswa

Kesiapan diperlukan sebelum siswa mengikuti pembelajaran. Kesiapan

adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi

respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi (Slameto, 2010:

(43)

kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi kesiapan mencakup 3 aspek,

yaitu:

1. Kondisi fisik, mental dan emosional

2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan

3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah

dipelajari.

Ketiga aspek tersebut (yang dimiliki seseorang) akan mempengaruhinya

dan memenuhi/berbuat sesuatu atau jadi kecenderungan untuk berbuat

sesuatu. Kondisi fisik yang dimaksud misalkan kondisi fisik yang temporer

(lelah, keadaan, alat indera dan lain-lain) dan kondisi yang permanen (cacat

tubuh). Kondisi mental menyangkut kecerdasan. Anak yang berbakat (yang di

atas normal) memungkinkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang lebih

tinggi. Kondisi emosional juga mempengaruhi kesiapan untuk berbuat

sesuatu karena ada hubungannya dengan motif dan itu akan berpengaruh

terhadap kesiapan untuk belajar.

Slameto (2010: 114) menyatakan hubungan antara kebutuhan, motif,

tujuan dan kesiapan adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan ada yang disadari dan ada yang tidak disadari.

2. Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya

dorongan untuk berusaha.

3. Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain timbul motif.

(44)

Kebutuhan yang disadari mendorong usaha/membuat seseorang siap

untuk berbuat, sehingga jelas ada hubungan dengan kesiapan. Kebutuhan

akan sangat menentukan kesiapan belajar.

Dalam proses belajar mengajar, kesiapan harus diperhatikan oleh guru,

dimana sebelum memulai pelajaran atau melanjutkan pelajaran berikutnya

perlu diperhatikan kesiapan siswa. Thorndike (dalam Slameto, 2010: 114)

menyatakan kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Maka dalam

penelitian ini kesiapan belajar siswa yang dimaksud adalah kesiapan siswa

untuk mengikuti pembelajaran berikutnya dengan memperhatikan tiga aspek

kesiapan.

Kesiapan siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesiapan

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (1) kemampuan siswa

menggunakan internet, (2) informasi apa saja yang siswa cari saat membuka

internet, serta (3) seberapa sering siswa menggunakan internet untuk

kepentingan pembelajaran.

D. Minat Belajar Model ARCS (ARCS MODELS) 1. Minat Belajar

Dalam sebuah proses pembelajaran dibutuhkan minat siswa untuk

belajar. Tugas guru sebagai pendidik harus berupaya dan menciptakan

pembelajaran yang mampu memumbuhkan minat siswa. Minat adalah suatu

rasa lebih suka dan ketertarian pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

(45)

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010: 180).

Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa

yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar

lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila murid tertarik

akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa

sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun,

bila minat itu tidak disertai usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk

berhasil (Marfuah, 2012).

2. MinatBelajar Model ARCS (ARCS MODELS)

Menurut Model ARCS Jhon Keller, minat dideskripsikan melalui empat

komponen utama sesuai dengan model ARCS (Attention= perhatian,

Relenvace= relevansi/kesesuaian, Confidence= percaya diri, Satisfaction=

kepuasan). Keempat komponen model pembelajaran ARCS tersebut yaitu

sebagai beriku:

a) Attention (Perhatian)

Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat

(46)

proses belajar mengajar dikelas. Perhatian dapat berarti sama dengan

konsentrasi, dapat pula menunjuka pada minat "momentain" yaitu perasaan

tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari (WS.Winkel, 100).

Strategi untuk menjaga dan meningkatkan perhatian siswa (Keller, 1987)

yaitu sebagai berikut:

1) Gunakan metode penyampaian dalam proses pembelajaran yang

bervariasi.

2) Gunakan media (media pandang audio, dan visual) untuk melengkapi

penyampaian materi pambelajaran.

3) Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.

4) Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep

yang digunkan.

5) Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

b) Relenvace (Relevansi/Kesesuaian)

Relevance yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai keterkaitan

atau kesesuaian antara materi pembelajaran yang disajikan dengan

pengalaman belajar siswa. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini, otomatis

dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar di dalam diri siswa karena

siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyai manfaat

langsung secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Motivasi siswa

akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang

(47)

nilai yang diyakini atau dipegangnya. Strategi untuk menunjukkan relevansi

(Suciati dan Winatasyaputra dalam Angkowo dan Kosasi, 2007: 144) adalah

sebagai berikut:

1) Guru harus menjelaskan tujuan intruksional yaitu menyampaikan kepada

siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan setelah mempelajari

materi pembelajaran.

2) Guru menjelaskan manfat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta

nilai yang akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan

dalam kehidupan.

3) Memberikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan

kondisi siswa.

c) Confidence (Percaya Diri)

Untuk membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam proses belajar

mengajar siswa yang selama ini lebih banyak dikuasai guru dan lebih sering

menghafal kata-kata namun bukan pada kemampuan belajar sehingga guru

harus menggunakan strategi yang efektif. Strategi yang dapat digunakan

untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa (Keller, 1987) adalah sebagai

berikut:

1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak

pengalaman siswa, misalnya dengan menyusun materi pelajaran agar

(48)

materi yang paling sulit. Dengan demikian, siswa merasa mengalami

keberhasilan sejak awal proses pembelajaran berlangsung.

2) Menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih

kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak

konsep baru dengan sekaligus.

3) Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes awal pada

pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai gambaran yang

jelas mengenai apa yang dipelajari.

4) Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan trategi yang

memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa sendari.

5) Tumbuh kembangnya kepercayaan diri siswa dengan menganggap siswa

telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut kelemahan siswa

sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan.

6) Memberi upan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar siswa

mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini.

d) Satisfaction (Kepuasan)

Kepuasan yang dimaksud adalah perasaan gembira, perasaan ini dapat

menjadi positif yaitu timbul jika siswa mendapatkan penghargaan terhadap

dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan percaya diri siswa

nantinya dengan membangkitkan semangat belajar diantaranya dengan

(49)

1) Mengucapkan "baik", "bagus' dan seterusnya bila peserta didik

menjawab/mengajukan pertanyaan.

2) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan

pandangan yang simpatik atas partisipasi siswa.Memberi tuntunan

kepada siswa agar dapat memberikan jawaban yang benar.

3) Memberi pengarahan sederhana agar siswa memberi jawaban yang benar.

Minat belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat

belajar model ARCS (Attention, Relenvace, Confidence, Satisfaction).

Dengan kuesioner yang terdiri dari empat komponen model ARCS menurut

Jhon, Keller, guru mampu merancang suatu pembelajaran yang dapat

mengungkapkan dan menumbuhkan minat belajar siswa. Tujuannya adalah

agar memperoleh peningkatan keberhasilan yang optimal dalam proses

pembelajaran berbasis blog.

E. Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila tujuan

intruksional pembelajaran dapat tercapai. Tujuan pembelajaran adalah

pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar

mengajar. Tercapainya tujuan intruksional sama halnya dengan keberhasilan

dalam pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2010).

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional, maka guru

perlu mangadakan tes prestasi untuk memberikan penilaian terhadap proses

(50)

keberhasilan belajar siswa dalam suatu proses belajar mengajar (Djamarah

dan Zain, 2010).

Proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah

yang sering dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar

telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses belajar

mengajar dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Menurut Djamarah dan

Zain (2010) tingkatan keberhasilan adalah sebagai berikut:

1. Istimewa/maksimal:

Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dukuasai oleh

siswa.

2. Baik sekali/optimal:

Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan

dapat dikuasai oleh siswa.

3. Baik/minimal:

Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d. 75% saja

dikuasai oleh siswa.

4. Kurang:

Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% diuasai oleh

siswa.

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang

dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)

belajar-mengajar dan hasil belajar. Hubungan ketiga unsur tersebut

(51)

Bagan 2. Hubungan tiga unsur dalam belajar dan mengajar

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan

pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman

belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan

instruksional dan hasil belajar. Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau

kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat

dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang

diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar (poses

belajar-mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk

mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil yang

optimal.

Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

yang diinginkan pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam penilaian hendaknya

diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui

proses belajarnya. (Nana Sudjana, 1989: 2)

Penilaian hasil belajar menurut Nana Sudjana (1989: 3) adalah proses

pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan

kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya adalah

(a)

Tujuan instruksional

Pengalaman belajar (proses belajar-mengajar)

Hasil Belajar

(b)

(52)

hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.

Nana Sudjana (1989: 22) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan

nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni:

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif

tingkat rendah dan kedua aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

tinggi.

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a)

gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan

perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan

kompelks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif .

Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai

oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

dalam menguasai isi bahan pengajaran. Maka dalam penelitian ini hasil belajar

(53)

Menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (1989: 22), aspek

kognitif terdiri atas enam tingkatan, yaitu:

1. Tipe hasil belajar: Pengetahuan (knowledge)

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

knowledge. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat, sebab

dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan di samping pengetahuan

hafalan atau untuk diliingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, nama

tokoh. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu

dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan

atau pemahaman konsep-konsep lainnya.

2. Tipe hasil belajar: Pemahaman (comprehension)

Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi

dari pada pengetahuan. namun tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak

perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu

mengetahui atau mengenal.

Pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan suatu

pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada

tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan

kembali sesuatu yang telah ia dengar dengan kata-kata sendiri.

3. Tipe hasil belajar: Penerapan (aplication)

Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi

khusus. Abstraksi tersebut merupakan ide, teori atau petunjuk teknis.

(54)

Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan

hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi

baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu

unsur lagi yang perlu masuk, yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip

atau generalisasi, yakni sesuatu yang umum sifatnya untuk ditetapkan pada

situasi khusus.

4. Tipe hasil belajar: Analisis (analysis)

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya atau susunannya. Analisis

merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari

ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai

pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi

bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya,

untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami

sistematikanya. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada

seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara

kreatif.

5. Tipe hasil belajar: Sintesis (synthesis)

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh

disebut sintesis. Berpikir berdasarkan pengetahuan hafalan, bepikir

pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai

(55)

divergen. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir

divergen, pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan.

6. Tipe hasil belajar: Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

memungkinkan dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,

metode, materi dengan menggunakan kriteria tertentu.

Dari uraian beberapa tingkatan dalam ranah kognitif, maka dalam

penelitian ini, soal pre-test dan post-test yang digunakan untuk mengukur

tingkat keberhasilan belajar siswa, mengacu pada keenam tingkatan dalam

ranah kognitif tersebut serta membantu siswa untuk mencapai ketuntasan

belajar. Keberhasilan belajar diukur dengan cara membandingkan hasil dari

pre-test dan post-test, persentase ketuntasan terhadap KKM serta persentase

klasifikasi keberhasilan belajar siswa.

F. FLUIDA STATIS UNTUK SMK

Materi fluida statis untuk SMK berbeda dengan materi fluida statis untuk

SMA. Perbedaan terletak pada kurikulum, indikator dan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran pada materi fluida statis yaitu: memformulasikan konsep

tekanan dan tekanan hidrostatis, mengidentifikasikan hukum Pascal dan

memformulasikan dalam bentuk persamaan, menerapkan hukum Pascal dalam

masalah fisika sehari-hari, memformulasikan hukum Archimedes, menerapkan

hukum Archimedes dalam masalah fisika sehari-hari, mengidentifikasi konsep

(56)

Sekalipun di dalam silabus dan kurikulum tidak ada, tetapi karena guru mata

pelajaran fisika SMK Negeri 1 Sintang meminta meteri pelajaran ditambahkan

agar siswa lebih memahami konsep-konsep fluida statis, maka materi pada pokok

bahasan fluida statis ditambahkan.

Pokok bahasan fluida statis terdiri dari emam materi pembelajaran yaitu:

konsep tekanan, tekanan hidrostatis, hukum Pascal, hukum Archimedes, tegangan

permukaan dan hukum Stokes.

1. Konsep Tekanan

Tekanan (P) pada umumnya didefinisikan sebagai gaya yang bekerja

tegak lurus (F) pada suatu bidang benda per satuan luas bidang (A):

𝑃= 𝐹𝐴 ...(1.1)

Dengan:

F = gaya (N)

A = luas bidang tekan (m2)

P = tekanan (N/m2) atau pascal (Pa)

1 mb = 10-3 bar, sedangkan 1bar = 105 Pa

1 atm = 75 cmHg = 1,01 x 105 Pa = 1,01 bar

2. Tekanan Hidrotatis

Fluida yang berada dalam suatu wadah, memilik gaya berat akibat

pengaruh gravitasi bumi. Gaya berat fluida menimbulkan tekanan. Tekanan di

dalam fluida tak mengalir, yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi ini,

(57)

dalam fluida yang tak mengalir yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi,

dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑕 = 𝐹𝐴= 𝑚𝐴.𝑔...(1.2)

Misalnya, sebuah bak berisi air yang beratnya m.g ( lihat gambar 1)

yang mempunyai luas penampang A dan tinggi (kedalaman) air diukur dari

permukaannya adalah h, maka besarnya tekanan hidrostatis di titik S yang

berada di dasar bak:

Gambar 1 Tekanan Hidrostatik.

Massa air dalam bak adalah:

𝑚 = 𝜌 .𝑉 ...(1.3)

V = volume air dalam bak

= luas alas x tinggi

= A . h

A

S

Gambar

gambar hidup.
Gambar 6. Benda Terapung.
Gambar 8. Benda Tenggelam.
Gambar 9. Hidrometer.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “REAKSI ANTARA METIL SINAMAT DENGAN SENYAWA-SENYAWA NITROFENIL AMINA” belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

Serta kepada orang-orang tertentu di sekitar penulis yang telah membantu dengan cara-cara yang khas masing-masing; Noviyanti Candra Yudianto atas pelajaran

[r]

dengan membawa bukti (dokumen asli atau rekaman yang sudah dilegalisir) kelengkapan sesuai dengan isian formulir data kualifikasi yang telah peserta sampaikan dan mengingat

[r]

Hal ini berarti bahwa keterlibatan siswa secara aktif dapat memotivasi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan kemampuan intelektual (kognitif) siswa. Salah satu

Ditinjau dari aspek dengan menggunakan teknik analisis oneway anova, pertama, ada perbedaan sangat signifikan antara ingroup–outgroup orang Jawa dan orang Cina, dimana ingroup –

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang sebuah Aplikasi Pemesanan Tiket yang mencakup prosedur penjualan, perancangan proses, perancangan database, perancangan menu, dan struktur