• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS III SD ISLAM SAINS DAN TEKNOLOGI AT-TAQWA SUMOGAWE KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Mempe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS III SD ISLAM SAINS DAN TEKNOLOGI AT-TAQWA SUMOGAWE KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Mempe"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI BANGUN DATAR

MELALUI MODEL

GUIDED DISCOVERY LEARNING

PADA SISWA KELAS III

SD ISLAM SAINS DAN TEKNOLOGI AT-TAQWA SUMOGAWE

KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

WIRA FEBRIAWAN

NIM 11511060

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

3

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI BANGUN DATAR

MELALUI MODEL

GUIDED DISCOVERY LEARNING

PADA SISWA KELAS III

SD ISLAM SAINS DAN TEKNOLOGI AT-TAQWA SUMOGAWE

KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

WIRA FEBRIAWAN

NIM 11511060

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)

4

(5)
(6)
(7)

7

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Belajar yang paling baik adalah belajar dari diri sendiri bukan dari orang lain.

(8)

8

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelilitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW Sholawat yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah

nanti.

Penelitian yang diberi judul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Model Guided Discovery Learning pada Siswa Kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Tqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan dalam bidang Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

(9)

9

bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Muh Khaeroni, S.Pd.I selaku kepala SD Islam SAINS dan Teknologi At-Tqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

5. Bapak Muryono, S.Pd.I selaku wali kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Tqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang turut membantu dalam penelitian.

6. Tidak lupa seluruh siswa kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

Selanjutnya peneliti hanya dapat berdo’a “jazakumullahu khairal jaza’ jazaan katsiran”. Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya.

(10)

10 ABSTRAK

Febriawan, Wira. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar melalui Model Guided Discovery Learning pada Siswa Kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Tqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 Jurusan PGMI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pembimbing Peni Susapti, M.Si.

Kata kunci: Prestasi Belajar Matematika, Model Guided Discovery Learning

Pembelajaran matematika di SD memiliki prestasi belajar yang rendah, dimana hal ini tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini berkaitan dengan masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah model Guided Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Tqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016?

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, siklus II. Setiap siklus ada empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan prestasi belajar matematika materi bangun datar kelas III SD Islam SAINS dan Tekonolgi At-Taqwa Sumogawe tahun pelajaran 2015/2016. Melalui model

(11)

11 DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

(12)

12

H. Metode Penelitian 10

1. Rancangan Penelitian ... 10

2. Subjek Penelitian ... 10

3. Langkah-langkah Penelitian ... 11

4. Instrumen Penelitian ... 13

5. Teknik Pengumpulan Data ... 13

6. Analisis Data ... 14

I. Sistematika Penulisan... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 19

a. Pengertian Prestasi Belajar... 31

b. Perwujudan Prestasi Belajar... 25

c. Pentingnya Penilaian Prestasi Belajar... 27

B. Matematika. ... 29

1. Pengertian Matematika ... 29

2. Posisi dan Peran Matematika ... 30

3. Tujuan Pendidikan Matematika... 32

C. Bangun Datar... ... 32

(13)

13

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 46

A. Gambaran Umum SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa ... 46

1. Profil SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe... 46

2. Sarana dan Prasarana ... 47

3. Visi dan Misi Madrasah... 47

4. Tenaga Pendidik ... 48

B. Subjek Penelitian ... 49

C. Waktu Penelitian ... 49

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... . 50

1. Deskripsi Pra Siklus ... 51

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 51

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

(14)

14

LAMPIRAN... 95

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa pada Aspek

Kognitif... 16

Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Miftahul Huda... 48

Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Tahun 2015-2016...

Tabel 4.4 Persentase Nilai Matematika Siswa Siklus I... 80

Tabel 4.5 Data Hasil Obsrvasi Aktivitas Guru Siklus I... 80

Tabel 4.6 Data Hasil Obsrvasi Aktivitas Siswa Siklus I... 82

Tabel 4.7 Data Nilai Matematika Siswa Siklus II... 84

Tabel 4.8 Persentase Nilai Matematika Siswa Siklus II... 85

Tabel 4.9 Data Hasil Obsrvasi Aktivitas Guru Siklus II... 85

Tabel 4.10 Data Hasil Obsrvasi Aktivitas Siswa Siklus II... 87

(15)

15

Tabel 4.12 Data Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa... 90

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas... 11

Gambar 4.1 Diagram Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas III... 77

Gambar 4.2 Diagram Nilai Matematika Siswa Siklus I... 79

Gambar 4.3 Diagram Nilai Matematika Siswa Siklus II... 85

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Nilai Matematika Siswa... 89

(16)

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Siklus I

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Siklus II

Lampiran 5. Lembar Otentik (asli) Hasil Tes Tertulis Siswa Siklus I dan II Lampiran 6. Daftar Nilai Siswa Siklus I

Lampiran 7. Daftar Nilai Siswa Siklus II Lampiran 8. Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 9. Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 10. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 11. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 12. Dokumentasi

(17)

17 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Menurut Ismunamto (2011: 17) matematika adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan telaah terhadap bentuk atau struktur yang bersifat abstrak, sehingga diperlukan semacam konsep. Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang, dan perubahan.

(18)

18

nonakademis lainnya. Semua permasalahan tersebut akan berdampak kepada hasil belajar siswa, jadi semua itu harus dianggap sebagai tantangan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Permasalahan pembelajaran matematika yang ditemui antara lain: (1) siswa yang lambat dalam memahami isi pembelajaran, (2) siswa ada yang tidak bisa bekerja secara kelompok, (3) siswa ada yang tidak mampu membuat suatu kesimpulan terhadap permasalahan, (4) hasil belajar yang masih rendah, belum bisa memenuhi nilai KKM. Di dalam kelas seorang guru juga dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan maksimal. Oleh karena itu diperlukan kreativitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di kelas terutama pada mata pelajaran matematika. Kreativitas dan gagasan baru yang dimaksud di sini adalah kemampuan seorang guru dalam memilih pendekatan, metode, strategi ataupun media pembelajaran matematika untuk menghadapi permasalahan yang ada. Begitu beragamnya permasalahan siswa dalam belajar, sehingga para ahli pembelajaran mengembangkan berbagai strategi pembelajaran. Adanya berbagai permasalahan belajar dan tersedianya beragam model pembelajaran, menuntut adanya kemampuan seorang guru untuk memadukan antara model pembelajaran yang digunakan dengan kerakteristik model belajar siswa (Wena, 2011 : 170).

(19)

19

ada interaksi antara guru dengan siswa untuk menunjang pembelajaran matematika yang berkualitas. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran agar lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Guru harus memberikan kebebasan untuk siswa agar mengembangkan keaktifan dan kreatifitas siswa sesuai dengan bakat dan minatnya agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai dengan baik. Pembelajaran matematika seharusnya dikemas dengan model yang menarik, menantang, dan menyenangkan.

Pembelajaran matematika terutama pada materi bangun datar merupakan materi pelajaran kelas III semester 2 yang membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam, karena materi tersebut akan selalu ada di setiap jenjang yang lebih tinggi. Dibutuhkan model pembelajaran yang tepat, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang telah ditentukan dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Materi ini berisi tentang macam-macam bangun datar. Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung yang merupakan panjang dan lebar bukan tinggi atau tebal. Dalam materi bangun datar untuk siswa kelas III sekolah dasar siswa diharapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat dari berbagai macam bangun datar sederhana seperti segitiga, persegi, dan persegi panjang.

(20)

20

bangun datar. Hal ini dibuktikan dari 10 siswa ada 6 siswa yang belum tuntas mencapai KKM. Nilai KKM untuk mata pelajaran matematika di SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang adalah 60. Nilai rata-rata dalam kelas tersebut adalah 53.

Keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh ketuntasan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ketuntasan tersebut dapat dicapai salah satunya dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya (Rusman, 2010:229).

Untuk mengatasi permasalahan di atas, guru harus dapat berusaha meningkatkan dan mengembangkan kualitas proses pembelajaran matematika sesuai dengan kebutuhan kognitif dan keterampilan intelektual siswa. Kualitas pembelajaran yang baik akan berdampak pada konsep matematika yang bersifat abstrak, dapat dipahami oleh semua siswa dengan mudah dan lebih bermakna. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang berorientasi pada hal tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran

(21)

21

Model Guided Discovery Learning sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya materi bangun datar pada siswa kelas III untuk meningkatkan pemahamannya. Siswa akan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran karena mau tidak mau mereka harus menemukan sendiri apa yang mereka pelajari dengan bimbingan guru. Keberhasilan mereka dalam menemukan yang akan menjadi titik berat dalam pembelajaran ini, karena saat siswa menemukan dan berhasil mereka akan merasakan kebanggaan tersendiri, disitulah pembelajaran akan bermakna dan menjadi daya ingat tersendiri.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat judul penelitian “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Model Guided Discovery Learning pada Siswa Kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

(22)

22

Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016?

C. Rumusan Tujuan

Untuk mengetahui bahwa melalui model Guided Discovery Learning

dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.

D. Hipotesis

Model Guided Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika materi bangun datar pada siswa kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.

E. Indikator Keberhasilan

(23)

23

dilihat dari tes tertulis, jika prestasi belajar siswa mencapai nilai minimal 60 secara individu dan mencapai ketuntasan minimal 85% secara klasikal.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar khusunya dalam mata pelajaran matematika, terutama dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika materi bangun datar pada kelas III Semester 2. 2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Guru

Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

b. Manfaat bagi Siswa

(24)

24

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri, kelompok, yang terstruktur dan yang tidak terstruktur.

3) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran.

c. Manfaat bagi Sekolah

1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi lebih harmonis. 2) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat

mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan. 3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya

guru-guru yang profesional dan mempunyai kompetensi yang memadai.

G. Definisi Operasional 1. Prestasi belajar

(25)

25

perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian hasil kerja dalam waktu tertentu.

Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar siswa materi bangun datar adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM yaitu 60.

2. Model GuidedDiscovery Learning

Model Guided Discovery Learning menurut Dr. Oemar Hamalik (2001:136), adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek, dan eksperimentasi sebelum membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu konsep. Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak (2012:177) metode Guide Discovery Learning adalah suatu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Model ini efektif untuk mendorong ketertiban dan motivasi siswa seraya membantu mereka mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik-topik yang jelas.

H. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

(26)

26

Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:28). Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika rendah dan adanya keinginan guru untuk memperbaiki tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang berjumlah 10 siswa, laki-laki 7 siswa dan perempuan 3 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran matematika kelas III. Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang melaksanakan atau mengajar. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016.

3. Langkah-langkah Penelitian

(27)

27

(pengamatan), dan reflection(refleksi). Adapun skema dan penjelasan untuk masing-masing tahapan, sebagai berikut:

Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006 : 74)

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan masalah penelitian yang ditetapkan (Somadayo, 2013 : 44).

b. Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(28)

28

Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan tindakan yang telah disusun (Somadayo, 2013 : 44).

c. Observasi

Observasi tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang dilakukan dengan cara mengamati aktivitas siswa serta guru mengamati aktivitas peneliti (peneliti bertindak sebagai pengajar) selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian (Somadayo, 2013: 44).

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

(29)

29

b. Soal tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran matematika materi bangun datar.

c. Silabus, untuk mengetahui standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, indikator, dan penilaian yang akan dijadikan bahan dalam penelitian.

d. RPP, dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. e. Materi pembelajaran, digunakan untuk bahan dalam pencapaian

kompetensi dasar. 5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan.

b. Dokumentasi, dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Rosma Hartiny, 2010:93). Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan model pembelajaran Guided Discovery Learning, dan foto atau gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.

(30)

30

Analisis data adalah menganalisa seluruh data yang sudah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui hasil tes, observasi, dan wawancara, jenis data atau informasi yang direkam selama observasi dan monitoring dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif tergantung dari dampak atau hasil keluaran yang dapat di harapkan.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

a. Prestasi Belajar pada Aspek Kognitif

(31)

31

Persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Djamarah, 2000 : 226) :

P = x 100 %

Keterangan: P : Persentase

: Jumlah siswa yang tuntas belajar : Jumlah semua siswa

Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib, 2010 : 204) :

X= ∑ ∑

Dengan

∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa

∑ = Jumlah siswa

= Nilai rata-rata

Setelah prestasi belajar siswa matematika materi bangun datar dengan melalui model Guided Discovery Learning dianalisis secara kuantitatif yakni dengan memberikan nilai yang kemudian diklasifikasikan sesuai dengan acuan penilaian. Adapun klasifikasi prestasi belajar pada aspek kognitif sebagai berikut ini:

Tabel 1. 1 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

No Nilai Predikat

(32)

32

2 71-85 Baik

3 56-70 Cukup

4 41-55 Kurang

5 < 40 Sangat kurang

b. Aktivitas Siswa

Penilaian pada aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran. Data hasil observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1). Untuk aktivitas guru yang berarti angka 1= kurang, 2= Cukup, 3= baik, 4= sangat baik dengan cara memberikan tanda (˅) pada kolom skala nilai. Setelah itu diperolehlah nilai total.

c. Aktivitas Guru

Penilaian pada aktivitas guru diperoleh dari hasil observasi selama guru mengajar. Data hasil observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1). Untuk aktivitas guru yang berarti angka 1= kurang, 2= Cukup, 3= baik, 4= sangat baik dengan cara memberikan tanda (˅) pada kolom skala nilai. Setelah itu diperolehlah nilai total.

(33)

33

1. Bagian awal terdiri dari: sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian inti terdiri dari:

BAB I, Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, rumusan tujuan, hipotesis, indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II, Kajian pustaka, terdiri dari uraian yang mengenai: prestasi belajar, matematika materi bangun datar, model Guided Discovery Learning,

hubungan antara pembelajaran matematika dengan Guided Discovery Learning.

BAB III, Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari uraian yang mengenai: gambaran umum SD Islam SAINS dan Teknologi At-Tqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, subjek penelitian, waktu penelitian, dan deskripsi pelaksanaan siklus.

Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari uraian yang mengenai analisis per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

(34)

34 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar 1. Belajar

a. Definisi Belajar

1) Definisi Belajar Menurut Bahasa

(35)

35

memenuhi kebutuhannya memperolehkan ilmu atau kepandaian yang belum dicapai sebelumnya (Baharuddin & Wahyuni, 2008: 13).

2) Definisi Belajar Menurut Para Ahli

Definisi belajar menurut para ahli antara lain sebagai berikut :

a) Menurut Suprijono (2014: 4), belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

b) Menurut Kastolani (2014: 56), belajar adalah tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya dan latihan yang diperkuatnya.

c) Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2008: 11), belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap.

d) Menurut Trianto (2013: 16), belajar adalah perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.

(36)

36

memperoleh suatu perubahan, tingkah laku yang berupa perbuatan, pemahaman, keterampilan dan sifat yang positif sehingga membawa pada kondisi kehidupan yang lebih baik dan bermakna.

b. Hakikat Belajar

Hakikat belajar ini sangat penting diketahui untuk dijadikan pegangan dalam memahami secara mendalam masalah belajar. Berdasarkan sejumlah definisi belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk diketahui, yakni kata “perubahan”.

Ketika kata “perubahan” dibicarakan dan dipermasalahkan, maka pembicaraan sudah menyangkut permasalahan mendasar dari masalah belajar. Apa pun formasi kata dan kalimat yang dirangkai oleh para ahli untuk memberikan pengertian belajar, maka intinya tidak lain adalah masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang belajar.

(37)

37

disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar (Djamarah, 2011: 14-15).

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Hetika (2008 : 23) prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Harjati (2008 : 43) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian hasil kerja dalam waktu tertentu.

(38)

38

Prestasi belajar dalam aspek kognitif menurut Bloom ini secara rinci mencakup kemampuan mengingat dan memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari siswa. Dalam hal ini mencakup keterampilan intelektual yang merupakan salah satu tugas dan kegiatan pendidikan yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar.

Prestasi belajar matematika materi bangun datar dalam penelitian ini yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan prestasi belajar siswa secara berkelanjutan baik pada aspek kognitif, serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM yaitu 60.

(39)

masing-39

masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Dengan demikian, setiap sekolah dan setiap mata pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan sekolah lain (Trianto, 2013: 241).

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan guru dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu:

1) Penilaian Acuan Norma (Norm-Referenced Assesment), adalah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lain di kelompoknya. Hal ini berarti bahwa tolak ukur atau standar bersifat relatif, dalam artian akan tergantung pada kemampuan kelompok yang bersangkutan. 2) Penilaian Acuan Patokan (Criterion-Referenced Assesment),

adalah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa dengan suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu hasil yang harus dicapai oleh siswa yang dituntut oleh guru. Hal ini berarti bahwa tolak ukur atau standar bersifat mutlak, dalam artian tidak dipengaruhi oleh kemampuan kelompok (Mudjijo, 1995: 95).

(40)

40

melalui tes tertulis yang berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dimana siswa harus mencapai standar ketuntasan minimal. Standar ketuntasan minimal tersebut telah ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan prestasi siswa yang dianggap berhasil. Siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar siswa telah mencapai skor tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya dan siswa tersebut dapat dikatakan telah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, dengan nilai KKM yaitu 60.

b. Perwujudan Prestasi Belajar

Syah (dalam Sriyanti, dkk, 2009: 20-21) menyatakan bahwa wujud prestasi belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan. Adapun wujud perubahan tersebut adalah sebagai berikut : (1) kebiasaan, (2) keterampilan, (3) pengamatan, (4) berpikir asosiatif dan daya ingat, (5) berpikir rasional dan kritis, (6) sikap, (7) inhibisi, (8) apresiasi, dan (9) tingkah laku efektif.

(41)

41

dapat menghubungkan materi yang dipelajarinya berdasarkan pengalaman yang telah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari, (5) siswa mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu khususnya yang berkenaan dengan materi bangun datar, (6) siswa mengalami perubahan sikap yang relatif menetap sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, (7) inhibisi, yang berarti siswa memiliki kesanggupan dalam melakukan sesuatu secara baik, (8) adanya apresiasi dalam diri siswa, seperti kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu khususnya selama proses pembelajaran berlangsung, dan (9) siswa memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang bermanfaat.

c. Pentingnya Penilaian Prestasi Belajar

Menurut Arikunto (dalam Widoyoko, 2009 : 36) guru maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian terhadap prestasi belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan penilaian prestasi belajar mempunyai makna penting baik bagi siswa, guru maupun sekolah. Adapun makna bagi ketiga pihak tersebut adalah sebagai berikut :

(42)

42

Dengan diadakannya penilaian prestasi belajar, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru.

2) Makna bagi Guru

Makna diadakannya penilaian prestasi belajar bagi guru antara lain, yaitu :

a) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) kompetensi yang diharapkan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil mencapai KKM kompetensi yang diharapkan. b) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat

mengetahui apakah pengalaman belajar (materi pelajaran) yang disajikan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk kegiatan pembelajaran di waktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan.

c) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui apakah strategi pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum (Widoyoko, 2009: 37-38).

3) Makna bagi Sekolah

(43)

43

a) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, maka akan dapat diketahui pula apakah kondisi belajar maupun kultur akademik yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Prestasi belajar siswa merupakan cermin kualitas suatu sekolah.

b) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar pendidikan sebagaimana dituntut Standar Nasional Pendidikan (SNP) atau belum.

c) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan di sekolah untuk masa-masa yang akan datang (Widoyoko, 2009: 39).

(44)

44

Guided Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan bagi sekolah, penilaian prestasi belajar dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran matematika serta untuk mengetahui keberhasilan guru dalam penggunaan model Guided Discovery Learning. Jadi penilaian prestasi belajar dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pengambilan keputusan kedepannya.

B. Matematika

1. Pengertian Matematika

Definisi matematika sangat beragam dan bervariasi sesuai dengan sudut pandang pendefinisiannya, sehingga tidak satupun definisi matematika yang tunggal dan disepakati secara umum oleh tokoh/ pakar matematika (Susanto, 2013: 205) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan di penyelesaian masalah mengenai bilangan.

(45)

45

“mempelajari”. Namun diduga kata itu ada hubungannya dengan kata “medha” atau “widya” dalam suatu bahasa Sansekerta yang artinya “kepandaian”, “ketahuan” atau “intelegensi”.

Menurut Ruseffendi dalam Karso (2009: 1.39), menyatakan bahwa matematika itu unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. Matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikanpembuktian yang logis. Matematika adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat dengan menggunakan bahasa simbol. Matematika adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.

2. Posisi dan Peran Matematika

Menurut Adam dan Hamm dalam Wijaya (2012:5-6) menyebutkan empat macam pandangan tentang posisi dan peran matematika, yaitu: a. Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan

(pattern and relationship)

(46)

46

bahwa suatu konsep yang mereka pelajari memiliki persamaan atau perbedaan dengan konsep yang sudah mereka pelajari.

b. Matematika sebagai suatu cara untuk berfikir

Matematika berperan dalam proses mengorganisasikan gagasan, menganalisa informasi, dan menarik kesimpulan antardata.

c. Matematika sebagai suatu alat (mathematics as a tool)

Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh aspek aplikasi dengan aspek sejarah dari konsep matematika. Banyak konsep matematika yang bisa kita temukan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak. Selain aspek aplikasi matematika pada masa sekarang, perkembangan matematika juga sebenarnya disebabkan adanya kebutuhan manusia.

d. Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi

Matematika merupakan bahasa yang paling universal karena simbol matematika memiliki makna yang sama untuk berbagai istilah dari bahasa yang berbeda.

3. Tujuan Pendidikan Matematika

Menurut Mathematical Science Education Board – National Research Council dalam Wijaya (2012: 6-7) merumuskan empat macam tujuan pendidikan matematika, yaitu:

(47)

47

Tujuan praktis berkaitan dengan pengembangan kemampuan siswa untuk menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Kemasyarakatan (Civic goal)

Tujuan ini berorientasi pada kemampuan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan cerdas dalam hubungan kemasyarakatan. Tujuan kemasyarakatan menunjukkan bahwa tujuan pendidikan matematika tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif

siswa, tetapi juga aspek afektif siswa.

c. Tujuan Profesional (Professional goal)

Pendidikan matematika harus bisa mempersiapkan siswa untuk terjun ke dunia kerja.

d. Tujuan budaya (Cultural goal)

Pendidikan merupakan suatu bentuk dan sekaligus produk budaya. Oleh karena itu, pendidkan matematika perlu menempatkan matematika sebagai hasil kebudayaan manusia dan sekaligus sebagai suatu proses untuk mengembangkan suatu kebudayaan.

C. Bangun Datar

(48)

48

segitiga yang meliputi segitiga sama sisi, sama kaki, sembarang, dan siku-siku, (4) jajar genjang, (5) trapesium, (6) layang-layang, (7) belah ketupat, (8) lingkaran.

Pengertian bangun datar menurut para ahli adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997), sedangkan (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996) berpendapat bahwa bangun datar adalah bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak memiliki tinggi atau tebal.

Materi pelajaran bangun datar yang diberikan kepada siswa kelas III Sekolah Dasar meliputi bangun datar sederhana seperti segitiga, persegi, dan persegi panjang. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar tersebut. Adapun materi bangun datar sebagai berikut:

1. Sifat-Sifat Bangun Datar a. Segitiga

Perhatikan gambar bangun datar segitiga di bawah ini!

a b e

c d

(49)

49

- Mempunyai tiga sisi yang saling bertemu di ujungnya. - Mempunyai tiga buah sudut.

(a) Segitiga sembarang

Sifat-sifat segitiga sembarang ABC adalah:

- mempunyai tiga buah sisi yang panjangnya tidak sama yaitu AB ≠ BC ≠ CA.

- mempunyai tiga buah sudut yang besarnya tidak sama yaitu ˂ABC ≠ ˂ BCA ≠ ˂ CAB.

Jadi, segitiga sembarang adalah segitiga yang panjang ketiga sisinya berbeda dan besar ketiga sudutnya berbeda.

(b) Segitiga sama kaki

Sifat-sifat segitiga sama kaki ABC adalah:

(50)

50

Jadi, segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai 2 buah sisi sama panjang dan 2 buah sudut sama besar.

(c) Segitiga sama sisi

Sifat-sifat segitiga sama sisi ABC adalah:

- Mempunyai 3 buah sisi yang sama panjang yaitu AB = BC = CA. - Mempunyai 3 buah sudut yang sama besar yaitu <ABC = <BCA =

<CAB.

Jadi, segitiga sama sisi adalah segitiga yang mempunyai 3 buah sisi sama panjang dan 3 buah sudut sama besar.

(51)

51 Sifat-sifat segitiga siku-siku ABC adalah:

- Mempunyai 1 buah sudut siku-siku yaitu <CAB dengan titik sudut A. - Mempunyai 2 buah sisi yang saling tegak lurus yaitu CA dan AB. - Mempunyai 1 sisi miring yaitu BC (Nur Fajariyah dan Defi

triratnawati, 2008:151). b. Persegi

Sifat-sifat persegi ABCD adalah:

- Mempunyai 4 buah sisi sama panjang yaitu AB = BC = CD = DA. - Mempunyai 4 buah sudut siku-siku yaitu <ABC = <BCD = <CDA =

<DAB.

Jadi, persegi adalah segi empat yang mempunyai 4 buah sisi sama panjang dan 4 buah sudut siku-siku.

c. Persegi panjang

(52)

52

- Mempunyai 2 pasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar yaitu AB = DC dan AD = BC.

- Mempunyai 4 buah sudut siku-siku yaitu <ABC = <BCA = <CDA = <DAB.

Jadi, persegi panjang adalah segi empat yang mempunyai 2 pasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar serta mempunyai 4 buah sudut siku-siku. (Mangatur Sinaga dkk, 2006:163).

D. Model Guided Discovery Learning

1. Pengertian Model Guided Discovery Learning

Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak (2012:177) model

Guided Discovery Learning adalah suatu pendekatan mengajar di mana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Model ini efektif untuk mendorong ketertiban dan motivasi siswa seraya membantu mereka mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik-topik yang jelas.

Menurut Dr. Oemar Hamalik (2001:136), metode discovery

adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek, dan eksperimentasi sebelum membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu konsep. Model

(53)

53

yang luas dari belajar aktif, berorientasi pada proses, membimbing diri-sendiri, (self-directed), inquiry dan model belajar reflektif.

2. Kelebihan dan kelemahan model Guided Discovery Learning.

Kemendikbud (2013) menyebutkan bahwa beberapa keutungan dan kelemahan dari model Guided Discovery Learning adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan model Guided Discovery Learning.

1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

2) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. 3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa

menyelidiki dan berhasil.

4) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

(54)

54

7) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. 8) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)

karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

9) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru.

11) Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

12) Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

13) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

14) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya.

15) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.

16) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

17) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. b. Kelemahan model Guided Discovery Learning

(55)

55

kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

2) Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. 3) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat hilang

saat berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

4) Pengajaran Guided Discovery Learning lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa.

6) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

3. Tahap – tahap pelaksanaan model Guided Discovery Learning.

Kemendikbud (2013) menyebutkan bahwa tahap-tahap Guided Discovery Learning adalah sebagai berikut:

(56)

56

Langkah persiapan model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).

3) Memilih materi pelajaran.

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi).

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.

7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. b. Tahap pelaksanaan

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

(57)

57

Disamping itu guru dapat memulai kegiatan belajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

2) Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). 3) Data Collection (Pengumpulan Data)

(58)

58

relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

4) Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu .

5) Verification (Pembuktian)

(59)

59

melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

4. Hubungan hasil belajar dengan model Guided Discovery Learning

(60)

60

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jadi hubungan antara model Guided Discovery Learning dan hasil belajar adalah bahwa model Guided Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara afektif, psikomotorik, maupun secara kognitif.

E. Hubungan antara pembelajaran matematika dengan model Guided Discovery Learning

Pembelajaran matematika dalam mempelajarinya, siswa perlu menghubungkan suatu konsep matematika dengan pengetahuan yang mereka miliki. Penekanan pada hubungan ini sangat diperlukan untuk kesatuan dan kontinuitas konsep dalam matematika sekolah sehingga siswa dapat dengan segera menyadari bahwa suatu konsep yang mereka pelajari memiliki persamaan atau perbedaan dengan konsep yang sudah mereka pelajari. Mereka akan mengetahui sendiri manfaat dari apa yang mereka pelajari. Melalui model Guided Discovery Learning siswa benar-benar terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran karena mereka akan menemukan sendiri konsep dari materi yang mereka pelajari. Mereka akan benar-benar mengetahui asal usul materi yang sedang mereka pelajari.

(61)

61

menemukan sendiri apa yang mereka pelajari dengan bimbingan guru. Keberhasilan mereka dalam menemukan yang akan menjadi titik berat dalam pembelajaran ini, karena saat siswa menemukan dan berhasil mereka akan merasakan kebanggaan tersendiri, disitulah pembelajaran akan bermakna dan menjadi daya ingat tersendiri.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa 1. Profil SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe

Adapun profil SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe adalah sebagai berikut :

a. Identitas

Nama Madrasah : SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa

NPSN : 1021032201042/20349045

Propinsi : Jawa Tengah

Kecamatan : Getasan

Desa/Kelurahan : Sumogawe

Kode Pos : 50774

Daerah : Pedesaan

Status Sekolah : Swasta Kelompok Sekolah : Model

(62)

62 Tahun Berdiri : 2007

KBM : Pagi

Bangunan Sekolah : Milik Sendiri Terletak pada Lintasan : Kecamatan Penyelenggara : Organisasi 2. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SD Islam SAIND dan Teknologi At-Taqwa adalah sebagai berikut :

a. Tanah dan bangunan

Luas Tanah : m²

Luas Bangunan : m²

b. Sarana pendukung kegiatan belajar/mengajar

Ruang kelas : 6

3. Visi dan Misi Sekolah

(63)

63

Misi dari SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe adalah:

a. Menanamkan sifat kepribadian siswa yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah.

b. Memberikan pembelajaran kepada siswa dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan sains dan teknologi serta humaniora siswa dengan perkembangan zaman.

c. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menggali potensi dirinya dengan berbagai pengalaman sebagai bekal hidup secara mandiri, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. d. Melatih dan membiasakan siswa untuk meningkatkan

keberanian dan kepercayaan dirinya agar mampu berkompetisi pada zamannya.

e. Memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat agar dapat mewujudkan pendidikan Islam yang berkualitas.

4. Tenaga Pendidik

Daftar tenaga pendidik di SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe adalah sebagai berikut :

(64)

64

8. Musyarifaturrosidah, S.Kom P

B. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa yang berjumlah 10 siswa, terdiri dari 3 perempuan dan 7 laki-laki yang pada tahun 2015 tercatat sebagai siswa kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Adapun nama-nama siswa yang menjadi subjek penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Tahun 2015-2016

No. Nama Jenis Kelamin

1. Jovan Laki-laki

2. Ahmad Sutriyono Laki-laki

3. Andika Laki-laki

9. Tutut Ambarwati Perempuan

10. Zaenal Arifin Laki-laki

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 pada bulan Februari 2016 sampai dengan Maret 2016. Adapun rinciannya sebagai berikut :

(65)

65

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi kelas III tempat penelitian dilaksanakan disertai penjelasan adanya perbedaan antara medote ataupun model pembelajaran yang biasa dilakukan dengan model pembelajaran yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.

SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe ini merupakan tempat yang dipilih untuk mengadakan penelitian tindakan kelas. Dengan subjek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas III yang berjumlah 10 siswa dengan fokus penelitian pada pembelajaran matematika semester II dengan menggunakan kurikulum KTSP pada materi bangun datar sederhana.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2 siklus ini merancang model pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pembelajaran yang selama ini berlangsung. Hal ini mengingat salah satu tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa di kelas serta kualitas proses pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang memberi dampak yang positif pada siswa serta masih kurang mengena (bermakna) pada diri siswa yang pada akhirnya prestasi belajar siswa masih banyak yang rendah.

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yaitu Guided Discovery Learning

pada setiap siklus dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika materi bangun datar.

(66)

66

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe. Sistem pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada guru, guru lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang masih sering digunakan adalah ceramah. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang aktif. Selain itu siswa juga kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa mengajukan pertanyaan, sering bercanda dan asyik bermain dengan temannya, kurang memperhatikan penjelasan guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil tes formatif siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Adapun KKM mata pelajaran matematika kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe adalah 60.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

(67)

67 a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya”. Peneliti menggunakan model pembelajaran yaitu Guided Discovery Learning. Adapun tahap perencanaan meliputi :

1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Guided Discovery Learning pada mata pelajaran matematika kelas III.

2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Kamis, 3 Maret 2016.

3) Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan pada siklus I.

4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. 5) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus I. 6) Membuat instrumen penelitian, yaitu :

a) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang telah ditentukan.

b) Lembar observasi guru, yaitu untuk mengumpulkan data terhadap kegiatan guru dalam mengelola kelas.

(68)

68

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Maret 2016. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini mengacu pada RPP yang telah disiapkan.

(69)
(70)

70

a. Guru memberikan kesempatan kepada

b. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. c. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk

berdiskusi

mengidentifikasikan tentang contoh sifat bangun datar.

d. Masing-masing kelompok

(71)

71 h. Melalu bimbingan

Guru baik secara

(72)

72

tertulis, siswa sesuai kelompoknya

hipotesis yang telah ditetapkan tadi.

(73)

73

si) hasil percobaan

penemuan dan

pembuktian secara tertulis .

b. Baru setelah tertulis , Perwakilan kelompok

(74)

74

dipelajari hari ini. b. Guru

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa selama mengikuti proses kegiatan belajar mengajar melalui model Guided Discovery Learning, dengan cara memberikan lembar pengamatan siswa. Lembar pengamatan tersebut berisi tentang kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir.

d. Refleksi

(75)

75

telah mencapai 80% ketuntasan secara klasikalnya. Setelah diberi tindakan terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa dibanding sebelum adanya tindakan melalui penerapan model Guided Discovery Learning.

Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I. Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya :

1) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan yang dipelajari.

2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan yang dicapai, namun masih banyak kekurangan yang ditemukan selama kegiatan siklus I. Adapun kekurangan yang ditemukan, diantaranya :

1) Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama pelaksanaan diskusi siswa belum dapat bekerja sama dengan baik. Masih terdapat siswa yang hanya bergantung pada temannya.

2) Masih ada beberapa siswa yang kurang berani untuk memberikan pendapat serta maju ke depan kelas.

(76)

76

4) Sebagian besar siswa tidak terampil dalam menjawab pertanyaan guru mengenai materi pembelajaran.

5) Sebagian siswa kurang cepat dalam menggambar bangun datar khususnya macam-macam segitiga.

6) Pelaksanaan pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan.

Refleksi pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II.

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus I, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada siklus I kurang maksimal, maka peneliti perlu melakukan tindakan kembali pada siklus II. Tujuan dari siklus II adalah meningkatkan hasil belajar dari siklus I, sehingga semua siswa dapat memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(77)

77

sederhana menurut sifat atau unsurnya”. Adapun tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian pada siklus II terlebih dahulu membuat RPP dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya”. Adapun tahap perencanaan meliputi :

1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Sabtu, 5 Maret 2016.

2) Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan pada siklus II.

3) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. 4) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus II. 5) Membuat instrumen penelitian, yaitu :

a) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang telah ditentukan.

b) Lembar observasi guru, yaitu untuk mengumpulkan data terhadap kegiatan guru dalam mengelola kelas.

(78)

78

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini mengacu pada RPP yang telah disiapkan.

(79)
(80)

80

a. Guru memberikan kesempatan kepada

(81)
(82)

82

h. Melalu bimbingan Guru baik secara banyak lagi sifat-sifat bangun datar dan membuktikan

benar atau

tidaknya hipotesis

(83)

83

(84)

84

percobaan penemuanya. c. Kelompok lainnya

(85)

85

pelajaran dengan berdoa bersama

siswa dan

mengucapkan salam

d. Observasi

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa selama mengikuti proses kegiatan belajar mengajar melalui pendekatan Guided Discovery Learning, dengan cara memberikan lembar pengamatan siswa. Lembar pengamatan tersebut berisi tentang kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil tes tertulis pada siklus II diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat. Setelah diberi tindakan terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa dibanding pelaksanaan siklus I.

(86)

86

1) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan yang dipelajari yang semakin meningkat.

2) Sebagian besar siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

3) Sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru.

4) Sebagian besar siswa telah berperan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.

5) Sebagian besar siswa telah memperhatikan perintah atau pun penjelasan dari guru, siswa sudah tidak ramai sendiri dan pandangan berpusat ke guru.

6) Dalam melaksanakan tugas dari guru, khususnya selama pelaksanaan diskusi siswa sudah dapat bekerja sama dengan baik. Sebagian besar siswa telah ikut berperan aktif.

7) Sebagian besar siswa telah berani untuk memberikan pendapat serta maju ke depan kelas.

8) Sebagian besar siswa telah menjalankan tugas menggambar pesegi dan persegi panjang lalu menmpel sudah sesuai intruksi. 9) Guru menggunakan alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan

yang telah direncanakan.

(87)

87

beberapa siswa yang kurang menghargai temannya ketika presentasi, mereka lebih asyik dengan pekerjaannya sendiri.

Refleksi pada siklus II dilakukan untuk menentukan apakah siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus II yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus selanjuntnya.

(88)

88

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Hasil Observasi

Observasi awal yang peneliti lakukan merupakan langkah awal terhadap pembelajaran matematika di kelas. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dalam mengamati proses kegiatan belajar mengajar di SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang diperoleh gambaran tentang pembelajaran matematika sebelum dilakukan tindakan. Metode pembelajaran yang masih sering digunakan adalah ceramah. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang aktif. Selain itu siswa juga kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa mengajukan pertanyaan, sering bercanda dan asyik bermain dengan temannya, kurang memperhatikan penjelasan guru ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

Gambar

Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006 : 74)
Tabel  1. 1 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Sumogawe
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas III SD Islam SAINS dan Teknologi At-Taqwa Tahun 2015-2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dukungan kuat dan aliansi strategis antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan PT Tunas Ridean Tbk serta hadirnya brand baru &#34;Mandiri Tunas

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harasbitara (2007) dengan judul Hubungan status gizi remaja putri dengan usia terjadinya menarche pada

Seed Vigor Testing Handbook.. Association of Seed Analysts,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi fisik, penggunaan lahan dan pola perkembangan permukiman di wilayah hutan bakau desa Ratatotok Timur dan Ratatotok Muara

[r]

dan rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi dengan judul “Sistem Informasi Pengelolaan Pelatihan bagi UMKM berbasis SMS Gateway Pada Dinas

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan perubahan temperatur pada aliran minyak yang akan memperbaiki karakteristik nyala, hal ini akan ditunjukkan oleh adanya perubahan

procedure Edit2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure Button4Click(Sender: TObject);. procedure