• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB

Triwulan III Tahun 2017

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. 72/11/52/Th. XI, 6 November 2017

BERITA

RESMI

STATISTIK

 Perekonomian Provinsi NTB berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku triwulan III-2017 mencapai Rp. 34,89 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 26,24 triliun.

 Ekonomi Provinsi NTB pada triwulan III-2017 dibanding periode yang sama tahun 2016 (y on y) tumbuh 4,09 persen, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh 10,99 persen. Dari sisi Pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) tumbuh 7,31 persen.

 Ekonomi Provinsi NTB pada triwulan III-2017 dibanding triwulan II 2017 (q-to-q) tumbuh sebesar 13,60 persen, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Industri Pengolahan sebesar 73,12 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran berada pada komponen Ekspor Luar Negeri yang meningkat sebesar 68,88 persen.

 Ekonomi Provinsi NTB kumulatif sampai dengan triwulan III-2017 dibanding periode yang sama tahun 2016 (c-to-c) masih mengalami kontraksi hingga minus 0,43 persen, disebabkan oleh menurunnya nilai tambah bruto pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian mencapai minus 17,01 persen. Sehingga menyebabkan kontraksi pada komponen Ekspor Luar Negeri sebesar minus 21,54 persen.

 Pertumbuhan ekonomi NTB triwulan III 20-17 tanpa

tambang bijih logam :

o secara y on y tumbuh 6,03 % o secara q to q tumbuh 5,62 %

Ekonomi Provinsi

NTB Triwulan

III-2017 (y on y)

tumbuh sebesar

4,09 persen

(2)

-10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00

I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 III-15 IV-15 I-16 II-16 III-16 IV-16 I-17 II-17 III-17

y on y (dengan Pertambangan Bijih Logam) y on y (tanpa Pertambangan Bijih Logam)

A.

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2017 Terhadap Triwulan III-2016 (y-on-y) Pada triwulan III-2017 perekonomian Provinsi NTB tumbuh sebesar 4,09 persen dibandingkan dengan kondisi triwulan III-2016 (y-on-y).

Struktur perekonomian Provinsi NTB menurut lapangan usaha pada triwulan III-2017 masih didominasi oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian (24,48 persen); pertanian, kehutanan dan perikanan (20,90 persen); dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (12,04 persen).

Grafik 1.

Pertumbuhan y-on-y PDRB Dengan dan Tanpa Pertambangan Bijih Logam

Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah Lapangan usaha Akomodasi dan Makan minum sebesar 10,99 persen, diikuti transportasi dan pergudangan sebesar 9,47 persen dan lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 8,86 persen.

Penurunan terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian akibat penurunan produksi konsentrat tembaga dan lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang disebabkan oleh penurunan realisasi belanja pegawai.

Memperhatikan sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB triwulan III-2017 (y-on-y) adalah lapangan usaha pertanian sebesar 0,89 poin dan lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,77 poin.

(3)

Grafik 2.

Sumber Pertumbuhan Menurut Lapangan Usaha

Mengingat Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB secara triwulanan maupun tahunan berfluktuasi akibat fluktuasinya pertambangan bijih logam, maka perekonomian NTB jika dipandang dari sisi tanpa pertambangan bijih logam maka pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III-2017 secara y-on-y tumbuh sebesar 6,07 persen.

2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2017 Terhadap Triwulan II-2017 (q-to-q) Ekonomi Provinsi NTB triwulan III-2017 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh sebesar 13,60 persen. Faktor musiman sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi khususnya pada lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha industri pengolahan (industri pengolahan tembakau). Triwulan III merupakan masa panen raya daun tembakau yang merupakan komoditas unggulan perkebunan semusim. Hal ini berdampak pada meningkatnya kegiatan industri pengolahan tembakau yang sekaligus berdampak pula pada pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan yang mencapai 73,12 persen. Besarnya pertumbuhan tersebut menjadikan lapangan usaha ini sebagai lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi.

Selain industri pengolahan, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah lapangan lapangan usaha pertambangan dan penggalian (44,92 %), dan lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (14,10 %).

Peningkatan pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian dipicu oleh peningkatan produksi konsentrat tembaga yang mengakibatkan peningkatan cukup tinggi pada subkategori pertambangan bijih logam.

Peningkatan pada lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum disebabkan oleh peningkatan pada kegiatan kepariwisataan di Provinsi NTB. Hal ini terindikasi dengan banyaknya event-event baik nasional maupun internasional disertai oleh peningkatan kunjungan wisatawan yang terlihat pada peningkatan TPK (Tingkat Penghunian Kamar) selama triwulan III-2017. Adapun beberapa event yang terselenggara pada triwulan

0,91 0,60 0,31 0,42 (7,48) 0, 50 0, 68 0, 77 0, 72 (5 ,97) 0,89 0,77 0,71 0,59 (0,37) (10,00) (8,00) (6,00) (4,00) (2,00) 2,00

Pertanian Perdagangan Konstruksi Transportasi Pertambangan

(4)

0,77 0,69 0,60 0,58 0,27 (4,47) 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 22,33 12,84 8,64 7,67 0,17 20,23

III-2017 ini antara lain Bulan Pesona Lombok-Sumbawa (18 Agustus - 16 September); Festival Pesona Mentaram (21 - 23 Agustus); Festival Pesona Senggigi (16 September - 19 September); dan Mandalika Tour D` Lombok (22 - 23 September).

Perekonomian Provinsi NTB tanpa sub kategori pertambangan bijih logam, pada triwulan III-2017 dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,68 persen.

Grafik 3.

Pertumbuhan q to q PDRB Dengan dan Tanpa Pertambangan Bijih Logam

3. Pertumbuhan Ekonomi Kumulatif Triwulan III-2017 Terhadap Kumulatif Triwulan III-2016 (c-to-c)

Perekonomian Provinsi NTB hingga triwulan III-2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 mengalami kontraksi sebesar -0,43 persen. Hal ini sebagai dampak dari terjadinya penurunan pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar -17,01 persen dan lapangan usaha Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -0,06 persen.

Grafik 4.

Lapangan Usaha Penyumbang Sumber Pertumbuhan Dominan (c-to-c)

Grafik 5.

Share Lapangan Usaha Penyumbang Sumber Pertumbuhan Dominan (c-to-c)

Selain kedua lapangan usaha tersebut pada umumnya seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi berturut-turut terjadi pada lapangan

-15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00

I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 III-15 IV-15 I-16 II-16 III-16 IV-16 I-17 II-17 III-17 q to q (dengan Pertambangan Bijih Logam) q to q (tanpa Pertambangan Bijih Logam)

(5)

usaha jasa perantara keuangan sebesar 9,57 persen, lapangan usaha informasi dan komunikasi 9,42 persen dan lapangan usah transportasi dan pergudangan 9,29 persen.

Hingga triwulan III 2017 secara kumulatif share tertinggi terhadap PDRB NTB berturut-turut adalah pertanian (22,33 persen), dan pertambangan (20,23 persen). Pendorong utama pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB hingga triwulan III-2017 (c-to-c) ini berasal dari lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 0,77 poin, diikuti oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,69 poin dan lapangan usaha konstruksi sebesar 0,60 poin. Sedangkan lapangan usaha pertambangan dan penggalian menjadi sumber kontraksi sebesar -4,47 poin.

Dengan mengeliminir nilai tambah sub kategori pertambangan bijih logam, maka pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB hingga triwulan III-2017 mencapai 5,56 persen

B.PDRB MENURUT PENGELUARAN

1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2017 Terhadap Triwulan III-2016 (y-on-y) Dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan ekonomi NTB triwulan III-2017 dibandingkan dengan triwulan III-2016 sebesar 4,09 persen. Komponen pengeluaran konsumsi LNPRT merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,31 persen. Kemudian diikuti oleh komponen PMTB yang mampu tumbuh sebesar 3,78 persen. Sedangkan komponen PKRT sebagai pemilik share terbesar hanya mampu tumbuh 1,88 persen.

Grafik 6.

Distribusi dan Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Provinsi NTB Menurut Komponen Trw III-2017

Struktur ekonomi NTB triwulan III-2017 yang tercermin pada PDRB menurut pengeluaran didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (54,32 persen), diikuti komponen PMTB (34,28 persen) dan komponen ekspor luar negeri (18,75 persen). 54,32 34,28 18,75 13,01 2,93 1,33 0,83 (19,59) 1,88 3,78 0,30 (3,82) (1,59) 7,31 (9,39) (20,27) (40) (20) 20 40 60

PKRT PMTB Ekspor LN PKP Impor LN LNPRT Inventori Net Ekspor AD Distribusi (%) Laju (y-on-y)

(6)

Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi NTB triwulan III-2017, komponen net ekspor antar daerah menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,30 poin, diikuti komponen PMTB sebesar 1,05 poin terhadap pertumbuhan ekonomi y-on-y sebesar 4,09 persen.

Grafik 7.

Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Provinsi NTB Trw III-2016 dan Trw III-2017 (y-on-y)

2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2017 Terhadap Triwulan II-2017 (q-to-q)

Ekonomi Provinsi NTB triwulan III-2017 dibanding dengan triwulan II 2017 yang lalu (q-to-q) mengalami pertumbuhan 13,60 persen. Hal ini disebabkan antara lain oleh pertumbuhan komponen ekspor luar negeri sebesar 68,88 persen, komponen PMTB tumbuh sebesar 5,92 persen dan komponen pengeluaran konsumsi LNPRT sebesar 1,84 persen. Adapun komponen impor luar negeri juga mengalami pertumbuhan 9,78 persen. Komponen impor luar negeri merupakan komponen pengurang pada PDRB, artinya semakin tinggi laju komponen ini maka akan mengurangi nilai PDRB secara keseluruhan.

Grafik 8.

Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Provinsi NTB Trw I-2015 s.d. Trw III-2017 (q-to-q)

Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi NTB triwulan III-2017 secara q to q, Komponen Ekspor Luar Negeri menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 8,73 poin

2,10 0,30 1,53 0,09 (6,00) 0,01 0,07 0,11 2,30 1,05 1,01 0,09 0,06 (0,04) (0,04) (0,42) (8,00) (6,00) (4,00) (2,00) 2,00 4,00 Net Ekspor AD

PMTB PKRT LNPRT Ekspor LN Inventori Impor LN PKP

Trw II-2017 Trw III-2017

I-15 II-15 III-15 IV-15 I-16 II-16 III-16 IV-16 I-17 II-17 III-17 PDRB 5,05 4,24 11,93 (8,52) 1,52 4,08 7,01 (8,22) (5,94) 6,14 13,60 Ekspor LN 3,09 36,78 62,17 (44,85 26,29 3,26 13,53 (1,57) (44,31 8,33 68,88 (60) (40) (20) 20 40 60 80

(7)

yang lebih disebabkan oleh peningkatan ekspor komoditas konsentrat tembaga. Komponen net ekspor antar daerah memberikan sumbangan sebesar 4,20 poin diikuti komponen PMTB sebesar 1,75 poin terhadap pertumbuhan ekonomi secara q-to-q sebesar 13,60 persen.

Grafik 9.

Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran NTB Trw II-2017 dan Trw III-2017

3. Pertumbuhan Ekonomi Kumulatif Triwulan III-2017 Terhadap Kumulatif Triwulan III-2016 (c-to-c)

Dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan ekonomi NTB hingga triwulan III-2017 mengalami kontraksi sebesar -0,43 persen. Kontraksi yang terjadi sangat dipengaruhi oleh penurunan aktivitas ekspor konsentrat. Tercatat komponen ekspor luar negeri mengalami kontraksi hingga -21,54 persen dimana 99 persen dari total ekspor luar negeri Provinsi NTB merupakan konsentrat tembaga. Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah juga turut serta berperan dalam pertumbuhan ekonomi yang negatif. Laju pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah mengalami kontraksi -0,06 persen. Komponen lainnya yang mengalami kontraksi adalah komponen net ekspor antar daerah sebesar -12,17 persen dan komponen impor luar negeri sebesar -2,16 persen. Walaupun komponen ini mengalami kontraksi namun berarti positif bagi neraca perdagangan luar negeri.

Tercatat empat komponen pada PDRB jika dilihat dari sisi pengeluaran mengalami pertumbuhan yang positif. Komponen pengeluaran konsumsi LNPRT memiliki laju tertinggi sebesar 6,04 persen yang diikuti oleh komponen perubahan inventori 5,75 persen, komponen konsumsi rumah tangga 2,22 persen dan komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 1,47 persen.

Struktur Ekonomi NTB sampai dengan triwulan III-2017 yang tercermin pada PDRB menurut pengeluaran Adh Berlaku, didominasi oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (60,57 persen), diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto (36,48 persen) dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (14,92 persen).

1, 04 2,48 1,45 0, 00 0, 05 0, 01 0,74 0,38 8, 73 4, 20 1, 76 0, 26 0, 03 0, 00 (0 ,13) (0 ,72) (4,0) (2,0) 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0

Ekspor LN Net Ekspor AD

PMTB Impor LN LNPRT Inventori PKRT PKP

(8)

Grafik 10.

Distribusi dan Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Kumulatif Trw I-2017 s.d. Trw III -2017

Grafik 11.

Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Provinsi NTB Kumulatif Trw III-2016 dan Kumulatif Trw III-2017

Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi NTB hingga triwulan III-2017, komponen net ekspor antar daerah menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,81 poin, diikuti komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) yang menyumbang pertumbuhan sebesar 1,26 poin. Sementara komponen ekspor luar negeri menyumbang pertumbuhan sebesar -4,07 poin dari pertumbuhan ekonomi sebesar -0,43 persen.

Dibandingkan dengan kumulatif triwulan II-2017, terjadi pergesaran sumber pertumbuhan yang cukup besar pada komponen ekspor luar negeri dari sebelumnya -6,32 poin menjadi -4,07 poin pada kumulatif triwulan III-2017. Begitu juga untuk komponen PMTB bergeser dari 0,08 poin menjadi 0,42 poin.

60,57 36,48 14,92 14,80 3,07 1,44 0,91 (26,05) 2,22 1,47 (0,06) (21,54) (2,16) 6,04 5,75 (12,17) (40) (20) 20 40 60 80

PKRT PMTB PKP Ekspor LN Impor LN LNPRT Inventori Net Ekspor AD

Distribusi (%) Laju (C-to-C)

1,54 1,40 0,08 0,07 0,06 0,22 (0,07) (6,32) 1,81 1,26 0,42 0,08 0,02 (0,01) (0,06) (4,07) (7,00) (6,00) (5,00) (4,00) (3,00) (2,00) (1,00) 1,00 2,00 3,00 Net Ekspor AD

PKRT PMTB LNPRT Inventori PKP Impor LN Ekspor LN

(9)

Tabel 1.

PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Triwulan III-2017

Lapangan Usaha

ADH Berlaku (Juta Rp) Struktur PDRB

Triwulan II-2017** Triwulan III-2017** Triwulan II-2017** Triwulan III-2017** (1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7.032.723,20 7.294.398,06 23,22 20,90

B Pertambangan dan Penggalian 5.488.588,90 8.543.473,52 18,12 24,48

C Industri Pengolahan 971.989,84 1.694.395,31 3,21 4,86

D Pengadaan Listrik dan Gas 21.839,39 22.947,14 0,07 0,07

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 26.201,32 26.957,39 0,09 0,08

F Konstruksi 2.747.896,09 2.819.924,10 9,07 8,08

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4.056.699,87 4.201.055,22 13,39 12,04

H Transportasi dan Pergudangan 2.407.668,05 2.555.782,02 7,95 7,32

I Penyedian Akomodasi dan Makan Minum 680.018,20 781.157,18 2,25 2,24

J Informasi dan Komunikasi 577.732,56 584.112,00 1,91 1,67

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.021.707,52 1.022.301,61 3,37 2,93

L Real Estate 940.291,26 948.983,59 3,10 2,72

M,N Jasa Perusahaan 51.248,46 53.553,91 0,17 0,15

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.795.070,21 1.721.978,74 5,93 4,93

P Jasa Pendidikan 1.336.902,42 1.419.707,11 4,41 4,07

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 542.936,58 555.766,16 1,79 1,59

R,S,T,U Jasa Lainnya 590.114,61 647.347,77 1,95 1,86

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 30.289.628,48 34.893.840,82 100,00 100,00

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

(10)

Tabel 2.

PDRB ADHK, Laju dan Sumber Pertumbuhan

PDRB Menurut Lapangan usaha/kategori Tahun Dasar 2010 Triwulan III-2017

Lapangan Usaha

ADH Konstan (Juta Rp) Laju Pertumbuhan (persen) Pertumbuhan Sumber Triwulan II-2017** Triwulan III-2017** q to q y on y q to q y on y (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.290.768,91 5.439.629,70 2,81 4,29 0,64 0,89

B Pertambangan dan Penggalian 4.607.081,14 6.676.445,21 44,92 - 1,37 8,96 - 0,37

C Industri Pengolahan 835.014,20 1.445.618,07 73,12 5,80 2,64 0,31

D Pengadaan Listrik dan Gas 18.749,80 19.592,41 4,49 3,13 0,00 0,00

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 17.883,65 18.536,33 3,65 5,15 0,00 0,00

F Konstruksi 2.278.529,00 2.318.277,34 1,74 8,37 0,17 0,71

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3.006.012,56 3.091.069,26 2,83 6,74 0,37 0,77

H Transportasi dan Pergudangan 1.635.202,40 1.722.216,76 5,32 9,47 0,38 0,59

I Penyedian Akomodasi dan Makan Minum 401.040,43 457.591,31 14,10 10,99 0,24 0,18

J Informasi dan Komunikasi 543.082,64 547.185,69 0,76 8,86 0,02 0,18

K Jasa Keuangan dan Asuransi 741.593,84 736.880,34 - 0,64 7,72 - 0,02 0,21

L Real Estate 656.544,92 665.068,74 1,30 3,91 0,04 0,10

M,N Jasa Perusahaan 38.558,75 39.747,08 3,08 5,77 0,01 0,01

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.122.875,67 1.068.143,95 - 4,87 - 2,52 - 0,24 - 0,11

P Jasa Pendidikan 969.823,30 1.007.431,90 3,88 8,65 0,16 0,32

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 454.905,24 463.129,01 1,81 7,46 0,04 0,13

R,S,T,

U Jasa Lainnya 482.533,00 525.790,18 8,96 8,57 0,19 0,16

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 23.100.199,45 26.242.353,31 13,60 4,09 13,60 4,09

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (tanpa sub kategori pertambangan bijih

logam)

(11)

Tabel 3.

PDRB ADHB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Triwulan III-2017

Komponen

ADH Berlaku (Juta Rp) Struktur PDRB

Trw I-2017 Trw II-2017 Trw III-2017 Trw I-2017 Trw II-2017 Trw III-2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Konsumsi Rumah Tangga 18.598.780 18.926.286 18.955.575 66,26 62,48 54,32

2 Konsumsi LNPRT 431.764 450.776 462.767 1,54 1,49 1,33

3 Konsumsi Pemerintah 4.596.095 4.780.464 4.539.857 16,37 15,78 13,01

4 PMTB 10.765.247 11.287.904 11.961.027 38,35 37,27 34,28

5 Perubahan Inventori 275.208 285.232 288.518 0,98 0,94 0,83

6 Ekspor Luar Negeri 3.405.420 3.853.134 6.543.304 12,13 12,72 18,75

7 Impor Luar Negeri 924.299 913.701 1.021.560 3,29 3,02 2,93

8 Net Ekspor Antar Daerah (9.079.714) (8.380.466) (6.835.647) (32,35) (27,67) (19,59)

(12)

Tabel 4.

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Triwulan III-2017

Komponen

ADH Konstan (Juta Rp) Laju Pertumbuhan (persen) Sumber Pertumbuhan

Triwulan

II-2017 Triwulan III-2017 q-to-q y-on-y c-to-c q-to-q y-on-y c-to-c

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Konsumsi Rumah Tangga 13.885.433 13.854.637 (0,22) 1,88 2,22 (0,13) 1,01 1,26

2 Konsumsi LNPRT 329.457 335.506 1,84 7,31 6,04 0,03 0,09 0,08

3 Konsumsi Pemerintah 2.856.875 2.690.433 (5,83) (3,82) (0,06) (0,72) (0,42) (0,01)

4 PMTB 6.862.399 7.268.836 5,92 3,78 1,47 1,76 1,05 0,42

5 Perubahan Inventori 96.300 96.628 0,34 (9,39) 5,75 0,00 (0,04) 0,02

6 Ekspor Luar Negeri 2.928.275 4.945.389 68,88 0,30 (21,54) 8,73 0,06 (4,07)

7 Impor Luar Negeri 611.742 671.581 9,78 (1,59) (2,16) 0,26 (0,04) (0,06)

8 Net Ekspor Antar Daerah (3.246.797) (2.277.494) (29,85) (20,27) (12,17) 4,20 2,30 1,81

Referensi

Dokumen terkait

Elita Dewi, M.SP , selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai dosen pembimbing

Padi tipe baru yang cocok untuk iklim tropis adalah jumlah anakan sedang tetapi semua produktif (12-18 batang) jumlah gabah per malai 150-250 butir, presentase gabah bernas 85% -

Akan tetapi fakta di sekolah MIN 25 Aceh Besar berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa guru kebih cenderung hanya memfokuskan perhatian pada aspek pengetahuan

Kualitas tapak atau tempat tumbuh adalah totalitas faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tegakan dan menunjukkan kapasitas produksi tanah dalam

Nilai packet loss yang sesuai dengan standar QoS ITU G.1010 dengan kategori “cukup baik dan dapat diterima” hanya saja untuk skenario mixed traffic audio dan video streaming

membantu dalam menentukan total biaya persediaan (total inventory cost) yang minimal dengan membandingkan hasil perhitungan menurut.. perusahaan dan menurut hasil

Ini berarti bahwa semakin tinggi daya tarik tugas karyawan maka semakin meningkat pula kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Bireuen, dimana

2.3.3 Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah, terhadap capaian program nasional/internasioanal, seperti SPM dan MDGs Milenium Development Goals Pencapaian visi