• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B II AGEN ASURANSI DAN PERUSAHAAN ASURANSI DALAM PERJANJIAN KEAGENAN ASURANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B II AGEN ASURANSI DAN PERUSAHAAN ASURANSI DALAM PERJANJIAN KEAGENAN ASURANSI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

B A B II

AGEN ASURANSI DAN PERUSAHAAN ASURANSI DALAM PERJANJIAN KEAGENAN ASURANSI

A. Pengertian Pedagang Perantara

Dalam dunia perdagangan selalu kita jumpai orang-orang atau badan hukum yang melakukan perbuatan dagang ( handles daden ). Pelaku perbuatan dagang ini selalu disebut pedagang. Menurut Pasal 2 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ( KUHD ) pedagang adalah mereka yang melakuan perbuatan dagang sebagai pekerjaannya sehari-hari. Kemudian Pasal 3 memberikan pengertian perbuatan dagang yaitu pada umumnya adalah membeli barang untuk dijual kembali dalam jumlah banyak atau sedikit, masih bahan mentah atau sudah jadi, atau hanya untuk disewakan saja pemakainya. Dan dalam pasal 4 merinci lebih lanjut perbuatan dagang yaitu perbuatan-perbuatan antara lain : perdagangan kimisi, perdagangan wesel, cek dan surat sanggup, perbuatan para pedagang, banker, kasir, makelar, pemborongan, pembangunan, perbaikan dan memperlengkapi kapal, jual beli kapal, makanan dan minuman keperluan kapal, ekspedisi dan pengangkutan barang dagangan, dan menyewakan dan mencarterkan kapal, perbuatan agen, bongkar muat kapal, pemegang buku, pelayan pedagang, urusan dagang para pedagang, dan seluruh asuransi.

Sedangkan Pasal 5 KUHD mengatur tentang kewajiban yang timbul dari antara lain tabrakan kapal atau penyentuh kapal lain, pertolongan dan penyimpanan barang dari kapal karam, kandas atau penemuan barang di laut serta membuang barang ke laut.

(2)

Akan tetapi pasal-pasal yang disebut di atas yaitu Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 KUHD telah dicabut oleh Stb. 1938 No. 27610

1. Memperdagangkan barang, artinya membeli barang dan menjualnya lagi dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba;

.

Dalam KUHD tidak dijumpai pengertian perusahaan. Rumusan pengertian perusahaan terdapat dalam Pasal 1 Undang-Undang No.3 Tahun 1983 tentang Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan. Selain itu para ahli hukum juga merumuskan pengertian perusahaan antara lain : Molengraaff mengatakan : Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang, atau mengadakan perjanjian perdagangan.

Rumusan Molengraaff ini tinjauannya dari sudut ekonomi karena tujuan memperoleh penghasilan dilakukan dengan cara :

2. Menyerahkan barang, artinya melepaskan penguasaan atas barang dengan memperhitungkan memperoleh penghasilan misalnya menyewa barang;

3. Perjanjian dagang, yaitu menghubungkan pihak yang satu dengan pihak lain dengan perhitungan memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba bagi pemberi kuasa, dan upah bagi penerima kuasa, misalnya makelar, komisioner, agen perusahaan.

Jadi yang dimaksud perbuatan ekonomi itu merupakan mata pencaharian. Artinya perbuatan itu dilakukan terus menerus, tidak temporer dalam bertindak keluar menghadapi pihak luar ( pihak lain ). Selanjutnya Polak, sarjana ini memandang perusahaan dari sudut komersial, dalam arti baru dikatakan perusahaan apabila diperlukan perhitungan laba rugi yang dapat diperkirakan ( dihitung ) dan dimasukan

10

Abdul Muis,Kedudukan Keagenan Dalam Transaksi Bisnis ( The Position of a Broker in Business Transactions), op.cit, hal.48.

(3)

dalam pembukuan. Sarjana Polak melengkapi rumusan Molengraaff dengan menambahkan unsure pembukuan untung rugi, dan dilakukan secara terang-terangan dan bukan dijalankan secara gelap. Sedangkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1982, yang dikenal dengan Undang-Undang Tentang Wajib Daftar Perusahaan, menentukan bahwa perusahan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba (Pasal 1 (b)). Dalam undang-undang itu diberikan juga pengusaha dan usaha. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau pesekutuan atau badan hukum yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan (pasal 1 (c)). Dan Usaha adalah setiap tindakan perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian, yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Kalau dilihat undang-undang ini lebih lengkap kalau dibandingkan dengan Pasal 92 bis Kitab Undang-Undang HukumPidana (KUHP). Pasal 92 bis KUHP : Yang disebut pengusaha ( koopman ) ialah tiap-tiap orang yang menjalankan perusahaan. KUHP tidak merinci pula apa itu perusahaan. Demikian juga rumusan sarjana Molengraaff dan Polak, maka rumusan Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 dirasakan lebih sempurna dan lengkap11

Sedangkan pengertian sempit daripada pengertian perusahaan. Perdagangan merupakan salah satu kegiatan perusahaan, yaitu kegiatan dalam bidang ekonomi yang berupa membeli barang dan menjualnya lagi atau menyewakannya dengan maksud memperoleh keuntungan. Karena perdagangan merupakan salah satu kegiatan perusahaan, maka selalu juga disebut Perusahaan perdagangan. Orang yang menjalankan perusahaan perdagangan disebut pengusaha dagang. Contohnya

.

11

(4)

perusahaan perdagangan ekspor-impor yang dijalankan oleh pengusaha ekspor-impor, perusahaan toko swalayan dijalankan pengusaha took swalayan, perusahaan jual beli mobil dijalankan oleh pengusaha jual beli mobil, dan sebagainya.

Perusahaan perdagangan ternyata bukan hanya dilakukan oleh pengusaha dagang saja, tetapi juga bisa dilakukan dengan bantuan pedagang perantara. Pedagang perantara ini diperlukan untuk menghubungkan antara pembeli barang / jasa dengan penjual barang / jasa. Pedagang perantara ini dapat dilakukan oleh : makelar, komisioner, agen, penyalur, pialang, dan sebagainya. Munculnya kegiatan mereka karena makin berkembangnya perdagangan antara lokal, antar pulau, antar Negara yang semua itu perlu perantara.

Dalam KUHD dikenal dua jenis pedagang perantara ini : yaitu Makelar dan Komisioner. Menurut Pasal 62 KUHD, makelar adalah pedagang perantara yang diangkat oleh Gubernur Jenderal ( sekarang Menteri Kehakiman ) atau pembesar yang dinyatakan berwenang. Mereka mengusahakan pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal 64, dengan mendapat upah tertentu atau provisi, atas pesanan dan atas nama orang-orang terhadap siapa mereka tidak dalam hubungan tetap. Sebelum diperbolehkan melakukan pekerjaan mereka harus mengangkat sumpah di Pengadilan Negeri yang berwenang.

Dalam melakukan usahanya Makelar mendapat upah dari pengusaha yang disebut provisi ( courtage ). Makelar diatur dalam pasal 62 sampai dengan Pasal 72 KUHD. Sebagai orang yang menjalankan perusahaan, makelar diwajibkan membuat pembukuan. Makelar seperti yang diatur dalam KUHD ini tidak pernah dijumpai lagi dalam praktek.

Sedangkan komisioner diatur dalam pasal 76 sampai dengan Pasal 85a KUHD. Menurut Pasal 76 KUHD, komisioner adalah orang yang perusahaannya

(5)

terdiri atas pembuatan perjanjian-perjanjian atas nama sendiri atau firma, atas perintah dan untuk tanggungan orang lain, dengan mendapat upah tertentu atau provisi12

Menurut Abdulkadir Muhammad, agen perusahaan adalah orang yang mewakili pengusaha untuk mengadakan dan melaksanakan perjanjian dengan pihak ketiga dan sebagai wakil pengusaha. Agen Perusahaan merupakan perusahaan yang berdiri sendiri dan mewakili kepentingan pengusaha yang diageninya di suatu tempat. Agen perusahaan mempunyai hubungan tetap dengan pengusaha dan dapat mewakili

. Orang yang memberi perintah itu disebut komiten. Sedangkan menurut Pasal 77 KUHD, komisioner tidak wajib memberitahukan kepada pihak ketiga nama komitennya, dan ia langsung terikat kepada pihak lain dalam perjanjian itu, seakan-akan itu urusannya sendiri. Komiten tidak berhak menuntut pihak lain dalam perjanjian, sebaliknya pihak lain itu tidak dapat menuntut komiten ( Pasal 78 KUHD ).

Komisioner yang dalam hal ini melaksanakan perintah harus memberikan pertanggungjawaban secepat mungkin kepada komiten sebagai layaknya pemegang kuasa ( Pasal 1802 KUH Perdata ). Karena beratnya tanggung jawabnya selaku komisioner maka oleh undang-undang diberikan hak privilege dan hak retensi ( Pasal 80 sampai dengan Pasal 85 KUHD ).

Dalam KUHD tidak kita jumpai ketentuan tentang agen atau keagenan ini, tetapi kalau dibuat perjanjian maka sesuai dengan pasal 1391 KUH Perdata, maka perjanjian itu tunduk pada buku ktiga KUH Perdata. Di samping itu kalau lahirnya kewenangan menjadi agen berdasarkan surat kuasa, maka ketentuan tentang kuasa yang diatur dalam bab keenambelas buku ketiga KUH Perdata, yaitu dari Pasal 1792 sampai dengan Pasal 1819 menjadi berlaku.

12

(6)

lebih dari satu perusahaan. Agen perusahaan biasanya didirikan pada suatu tempat yang diageninya itu mempunyai banyak relasi, tetapi perusahaan itu sendiri tidak mempunyai cabang di sana.

Agen perusahaan ini melayani kepentingan perusahaan yang diwakilinya, kadang-kadang juga dapat diwakilinya lebih dari satu perusahaan. Tetapi agen tidak boleh merugikan kepentingan perusahaan yang diageninya. Dalam praktek dijumpai juga agen perusahaan itu di samping sebagai agen dari suatu perusahaan tertentu, ia juga menjalankan perusahaan untuk kepentingannya sendiri. Walaupun demikian agen ini tidak boleh merugikan perusahaan yang diageninya itu dan menjadi saingan bagi perusahaan yang diwakilinya.

Agen perusahaan biasanya dalam menjalankan usahanya itu bergerak dalam bidang yang sama dengan perusahaan yang diageninya, seperti agen perusahaan peternakan, agen mobil merek tertentu, agen pelayaran, agen barang kosmetik, agen barang-barang elektronik, dan sebagainya. Dalam menjalankan keagenan. Agen perusahaan bertindak dengan kuasa penuh melakukan perbuatna seperti yang sudah mereka perjanjikan dalam perjanjian keagenan itu13

1. Perusahaan pertanggungan yang bersangkutan .

Bila seseorang ingin mempertanggungkan sesuatu, maka dia harus datang kepada :

2. Makelar asuransi / pertanggungan atau pialang ( broker ).

Orang yang datang di kantor perusahaan pertanggungan tersebut, bila mengenai pertanggungan kerugian disebut: tertanggung, sedangkan bila mengenai pertanggungan jumlah disebut: penutup pertanggungan. Dalam hal ini perusahaan pertanggungan yang bersangkutan berkedudukan sebagai: penanggung, sedangkan

13

(7)

makelar pertanggungan berkedudukan sebagai “ perantara “. Mengenai makelar ada peraturan umum, yaitu Pasal 62 sampai dengan Pasal 73 KUHD, sedangkan mengenai makelar pertanggungan laut diatur dalam Pasal 681 sampai dengan Pasal 685 KUHD. Peraturan tentang makelar selain itu tidak ada.

Dalam bidang hukum pertanggungan ada beberapa jenis perantara, yaitu: 1. Agen pertanggungan, ada tiga bentuk, yakni:

a. Agen pertanggungan bentuk pertama. Agen pertanggungan bentuk pertama ini pada taraf pertama dia bertindak bagi kepentingan perusahaan pertanggungan, yakni mencari langganan bagi perusahaannya. Tetapi dia dapat juga bertindak untuk kepentingan calon tertanggung dan menerima amanatnya.

b. Agen pertanggungan bentuk kedua. Agen pertanggungan bentuk ini dibayar oleh perusahaan pertanggungan, jadi semacam “pekerja keliling” ( handelsreiziger ). Agen semacam ini di Indonesia ada, meskipun tidak banyak. c. Agen pertanggungan bentuk ketiga. Agen pertanggungan ini berdiri sendiri,

yang mempunyai hubungan tetap dengan beberapa perusahaan pertanggungan berdasarkan perjanjian keagenan. Perbedaannya dengan agen pertanggungan bentuk kedua ialah: kalau agen pertangguangan bentuk kedua biasanya mempunyai surat kuasa yang mengikat majikannya, sedangkan agen pertanggungan bentuk ketiga tidak mempunyai surat kuasa, dia hanya memberi bantuan saja. “ Bagi Indonesia mengenai keagenan ini sudah ada peraturannya yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan, yaitu Surat keputusan Menteri Keuangan RI No.979 / KMK.011 / 1985, tanggal 14 Desember 1985 “.

2. Pemeriksa ( Insperktur ). Pemeriksa ini merupakan petugas yang dibayar oleh perusahaan pertanggungan. Pemeriksa memimpin organisasi agen dan dapat bertindak sendiri sebagai agen bayaran ( bentuk kedua ). Pemeriksa juga bertugas

(8)

untuk meneliti data-data yang diajukan oleh calon tertanggung dan juga memeriksa benda pertanggungan dari tertanggung. Kedudukan inspektur ini di Indonesia tidak ada, yang ada di negeri Belanda. Peraturan mengenai petugas ini di Indonesia juga tidak ada. Kedudukan semacam ini perlu diadakan, yang tugas pentingnya ialah untuk mengontrol keadaan benda pertanggungan sebelum perjanjian pertanggungan ditutup dan bila terjadi evenemen, atas dasar mana penanggung berkewajiban untuk mengganti kerugian tertanggung.

3. Makelar pertanggungan. Pejabat ini dalam praktek merupakan kuasa langsung dari tertanggung atau penutup pertanggungan, terutama di bursa. Bursa pertanggungan ini di Indonesia belum ada. Sebagai seorang makelar dalam artian Pasal 62, maka dia sebelum melakukan tugasnya harus mengangkat sumpah dulu di muka Hakim Pengadilan Negeri. Makelar pertanggungan itu adalah perantara yang berdiri sendiri. Dia tidak ada hubungan tetap dengan satu atau beberapa perusahaan pertanggungan tertentu. Dia hanya melaksanakan amanat penberi kuasanya. Menurut Pasal 62 KUHD makelar mendapat provisi dari pemberi amanat, tetapi menurut Wery di negeri Belanda makelar pertanggungan itu mendapat provisi dari penanggung, bukan mdari tertanggung yang memberi amanat. Makelar pertanggungan ini di Indonesia ada peraturannya, yang umum pada Pasal 62 sampai dengan Pasal 73 KUHD, sedangkan khusus mengenai makelar pertanggungan laut diatur dalam Pasal 681 sampai dengan Pasal 685 KUHD.

4. Assurantiebezorger, ialah perantara pertanggungan yang bersedia untuk mengusahakan suatu pertanggungan yang baik bagi pemberi amanat. Kedudukan ini adalah serupa dengan makelar pertanggungan. Assurantiebezorger bertindak sebagai pemegang kuasa calon tertanggung dan terutama bertindak di bursa Amsterdam, jadi di Indonesia tidak ada. Keistimewaannya ialag bahwa

(9)

Assurantiebezorger dalam bursa sering mewakili perusahaan pertanggungan asing tertentu, yang atas namanya turut menandatangani polis, di samping para penanggung lainnya. Kedudukan ini di Indonesia tidak ada14

Menurut J.T. Sianipar, Agen Asuransi merupakan perantara dari perusahaan asuransi dengan pihak tertanggung baik dalam penutupan pertanggungan maupun dalam penyelesaian klaim. Agen bias suatu badan hukum dan bias juga orang perseorangan, yang melakukan tugasnya untuk dan atas nama penanggung ( principalnya ) sesuai dengan surat kuasa yang diberikan oleh penanggung kepadanya. Kalau Brokers adalah agen dari tertanggung, maka agen asuransi adalah wakil dari penanggung. Dengan demikian apabila agen merupakan perantara dalam penutupan asuransi, maka agen menutup asuransi tersebut bukan untuk namanya sendiri, akan tetapi untuk dan atas nama principalnya. Sebagai balas jasa dari tugasnya melakukan perantara tadi, agen memperoleh komisi dari premi, jumlah mana diperolehnya dari

.

Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 yaitu Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian dikenal beberapa istilah tentang perusahaan perantara di bidang perasuransian yang merupakan usaha penunjang usaha asuransi. Istilah-istilah tersebut seperti : Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.

Perusahaan Pialang Reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi. Agen asuransi adalah seorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

14

H.M.N.Purwosutjipto. Pengertian Poko Hukum Dagang Indonesia Jilid 6 Hukum Pertanggungan.

(10)

penanggung atau principalnya. Karena tugasnya hanya sebagai perantara. Maka khusus perantara dalam penutupan, agen asuransi ini tidak perlu harus seorang yang ahli di dalam bidang perasuransian. Agen asuransi ada yang agen tetap dan ada yang agen lepas. Agen tetap mempunyai ikatan ( hubungan kerja ) tertentu, sehingga dengan demikian semua pos-pos asuransi yang didapatkan wajib diberikan kepada pihak penanggung yang telah menunjukan sebagai Agen. Penunjukan sebagai agen ini biasanya ditegaskan dengan pemberian Surat Kuasa sebagai Agen. Agen tetap yang demikian ini biasanya disebut dengan istilah handling agent, sedangkan Agen Lepas tidak mempunyai ikatan apa-apa dengan principalnya, karena itu pos-pos asuransi yang didapatkannya tidak harus diberikan kepada penanggung.

Di bidang hukum pengangkutan, pedagang perantara juga dikenal, yaitu ekspeditur yang diatur dalam title V bagian kedua, Buku Ke I ( pasal 86 sampai dengan Pasal 90 KUHD ). DalamPasal 86 KUHD disebutkan Ekspeditur adalah orang yang pekerjaannya menyuruh mengangkat barang dagangan dan barang-barang di darat atau di perairan.

Dalam kaitannya dengan masalah tersebut Sukardono, mengemukakan ada persamaan antar Ekspeditur dengan Pengusaha Pengangkutan, yaitu mereka keduanya memberikan perantaraan dalam hal pengangkutan barang-barang antara pengirim dan penerima, meliput jarak dari tempat pemberangkatan hingga sampai tempat tujuan, hanya saja ekspeditur mencarikan pengangkutan bagi pengirim biasanya bertindak atas nama sendiri ( ingatlah pada komisioner terhadap Komiten ). Akan tetapi biasanya tidak mengangkut sendiri, jadi biasanya ekspeditur tidak mengadakan perjanjian pengangkutan melakukan perjanjian pengangkutkan dengan pengirim untuk sejumlah biaya angkurtan sekaligus, hanya saja ekspeditur tidak menjanjikan

(11)

bahwa ekspediturlah sendiri (sebagai pengusaha ) akan menyelenggarakan seluruh pengangkutan itu walaupun sarangkali ekspeditur tidak mengangkut sendiri15

B. Dasar Hukum Agen Asuransi

.

Banyak istilah dalam teori hukum maupun praktek ditujukan untuk pengertian agen atau distributor ini. Misalnya adalah sebagai berikut : Agen, Distributor, Broker, Pialang, Dealer, Makelar, Komissioner, Ekspeditur, Representative, Perantara, Calo. Meskipun banyak istilah yang digunakan untuk pengertian agen ini, tetapi istilah “ agen “ ( dalam bahasa Inggris disebut “ agent “) lebih sering digunakan dalam literature dan lebih mempunyai karakteristik yang umum.

Di samping itu, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang memperkenalkan istilah “ makelar “ dan “ komisioner “, yang dalam praktek sudah tidak populer lagi. Sedangkan dalam bidang property dan real estate lebih dikenal dengan istilah broker atau agen. Selanjutnya, dalam bidang jual beli saham di pasar modal, yang lebih dikenal adalah pialang ( broker ) atau dealer. Sedangkan, yang dimaksud dengan agen adalah seseorang atau suatu perusahaan yang mewakili pihak lainnya ( yang disebut dengan principal ) untuk melakukan kegiatan bisnis ( misalnya menjual produk ) untuk dan atas nama principal kepada pihak ketiga dalam suatu wilayah pemasaran tertentu, di mana sebagai imbalan atas jerih payahnya itu, agen akan mendapatkan komisi tertentu. Apabila dalam wilayah tertentu hanya ditunjuk 1 ( satu ) agen, maka untuk hal seperti itu disebut dengan agen tunggal ( sole agent ).

Masalah hukum keagenan ini juga banyak bersentuhan dengan hukum bisnis internasional, mengingat karena keterbatasannya produsen luar negeri, seringkali menunjuk agen pemasaran dari produk-produknya di suatu Negara tujuan pemasaran.

15

(12)

Bagi kebanyakan produsen, hal ini jauh lebih menguntungkan dan praktis daripada dia membuka cabangnya sendiri di Negara wilayah pemasaran produknya itu16

Agen perusahaan pada dasarnya dalam menjalankan usahanya bergerak dalam bidang yang sama dengan perusahaan yang diageninya. Dalam dunia asuransi dikenal juga istilah agen asuransi yang merupakan perantara dari perusahaan asuransi dengan pihak tertanggung baik dalam penutupan pertanggungan dan penyelesaian klaim asuransi. Apalagi bila diperbandingkan perusahaan keagenan ini dengan makelar dan komisioner maka perusahaan keagenan lebih mendekati sifat perusahaannya kepada Komisioner

.

Usaha keagenan selalu dijumpai dalam praktek perdagangan walaupun undang-undangnya secara khusus tidak atau belum ada. Peraturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang hanya mengenal dua jenis pedagang perantara yaitu Makelar dan Komisioner. Disamping itu dalam hukum pengangkutan dikenal ekspeditur. Usaha keagenan dapat timbul dari perjanjian dan dapat berdasarkan surat kuasa. Agen perusahaan merupakan perusahaan yang berdiri dan mewakili kepentingan pengusaha dan dapat mewakili lebih dari satu perusahaan. Namun tidak boleh merugikan kepentingan perusahaan yang diageninya.

17

1. Dalam KUH Perdata tentang Kebebasan Berkontrak. .

Dasar hukum pengaturan keagenan terdapat dalam ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

2. Dalam KUH perdata tentang Kontrak Pemberian Kuasa. 3. Dalam KUH Dagang tentang Makelar.

4. Dalam KUH Dagang tentang Komosioner.

16

Munir Fuady. Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Global. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hal. 244.

17

(13)

5. Dalam bidang-bidang hukum khusus, seperti dalam perundang-undangan di bidang pasar modal yang mengatur tentang dealer atau pialang saham.

6. Dalam peraturan administrative, semisal peraturan dari departemen perdagangan atau perindustrian, yang mengatur masalah administrasi dan pengawasan terhadap masalah keagenan itu18.

C. Fungsi Agen Asuransi Dan Syarat-Syarat Agen Asuransi

Menurut Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992 Tanggal 11 Februari 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Agen Asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

Peran para agen dalam industri perasuransian sangat penting. Profesi agen asuransi adalah suatu profesi yang membutuhkan orang-orang dengan integritas tinggi dan mempunyai kemampuan serta kemauan untuk melayani masyarakat secara efektif. Di Negara- Negara yang sudah maju seperti Amerika, Negara-negara Aropa, Australia, dan Jepang, memiliki polis asuransi sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakatnya. Bahkan di Jepang, bila dirata-ratakan setiap orang diproteksi oleh lebih kurang dua atau tiga polis.

Di Indonesia pada dasawarsa terakhir terjadi perkembangan kepemilikan polis yang menggembirakan karena ditunjang oleh tingkat kemajuan ekonomi dan pendapatan per kapita. Dengan semakin meningkatnya perkembangan ekonomi suatu bangsa maka kesadaran beransuransi pun akan semakin meningkat. Konsekuensinya, jumlah perusahaan asuransi akan semakin meningkat, demikian juga kualitas tenaga

18

(14)

penjualnya19

1. Menyingkirkan ketidakselarasan pandangan ( cognitive dissonance ) nasabah atau pelanggan dengan memastikan kembali kepada pemilik polis / tertanggung dan anggota keluarga lainnya tentang keputusan mereka untuk membeli produk asuransi tersebut.

. Seorang agen asuransi adalah penjual perorangan ( personal selling ). Personal selling merupakan alat promosi yang paling efektif jika produk yang dipasarkan itu kompleks, memerlukan biaya atau modal yang besar, jarang dibeli, harus disesuaikan dangan kebutuhan pembeli, dan memerlukan pelayanan purnajual.

Perusahaan-perusahaan yang menggunakan system distribusi personal selling menggunakan dua jenis kegiatan dalam bauran promosi ( promotion mix ) mereka. Pertama, perusahaan tersebut menggunakan personal selling untuk mempromosikan perusahaannya sendiri dan produk-produk yang akan dijualnya. Kedua , personal selling digunakan dengan menempatkan tenaga agen sebagai wakil perusahaan atau organisasi.

Dalam menyampaikan polis asuransi, diberikan kesempatan kepada para agen untuk melakukan tujuh fungsi penting berikut ini :

2. Menjadikan dasar bagi penjualan berikut atau pembelian ulang dengan mengingatkan pemilik polis tntang kebutuhan asuransi lain yang belum dipenuhi saat ini atau di masa yang akan datang.

3. Menegaskan kembali bahwa agen akan senantiasa memberikan pelayangan yang berkualitas bagi pemilik polis.

4. Mendorong dan mengingatkan pemilik polis untuk menelepon jika di kemudian hari mendapat masalah atas polisnya dan memerlukan suatu jawaban atau penjelasan.

19

(15)

5. Menjelaskan ketentuan-ketentuan dalam polis yang menjadi hak dan kewajiban pemegang polis serta pengecualiannya.

6. Memperoleh nama-nama dari “ reffered lead “ sebagai prospek selanjutnya.

7. Memperkuat hubungan atau relasi dengan nasabah ( client ) dan membantu agar kesinambungan pertanggungan tercapai ( persistency )

Tenaga agen dan cara melaksanakan upaya personal selling sangat tergantung dan benar-benar mewakili perusahaan asuransi. Oleh karena itu, tenaga agen harus dilatih dengan optimal agar dapat memahami produk-produk perusahaan, falsafah penjualan, dan kontrak pertanggungan.

Telah diketahui sebelumnya bahwa produk asuransi yang dipasarkan merupakan komoditi atau barang tidak nyata (intangible goods ). Oleh karena itu, profesionalisme seorang agen dalam mendistribusikan atau memasarkan produk asuransi sangat diperlukan. Selain intangible, masih banyak spesifikasi lain dari produk asuransi yang berbeda dengan produk intangible lainnya, misalnya produk asuransi pada umumnya menjual janji, dan janji tersebut baru dapat direalisasikan apabila risiko yang diperjanjikan itu terjadi.

Dalam perusahaan asuransi AIA financial terdapat beberapa syarat untuk dapat menjadi agen asuransi, diantaranya adalah :

1. Agen harus berpengalaman dibidang asuransi

2. perusahaan menyetujui dibukanya suatu agency termasuk pelatihan dan izin agen yang disyaratkan telah dipenuhi

3. Agen hanya mewakili perusahaan

Seluruh surat permohonan asuransi yang diterima oleh agen, harus diserahkan kepada Perusahaan dan seluruh surat permohonan asuransi yang diterima oleh agen harus terlebih dahulu diserahakn kepada perusahaan. Apabila perusahaan

(16)

menolak atau tidak menyetujui permohonan tersebut, maka permohonan tersebut akan diserahkan kepada perusahaan lain yang merupakan anggota dari AIA GROUP. Selama perjanjian ini berlaku, agen setuju untuk mengikatkan diri untuk tidak memasarkan atau menjual, baik langsung maupun tidak langsung dan dengan cara apapun, produk asuransi dari perusahaan lain atau perseorangan kecuali dengan izin tertulis dari perusahaan.

4. Agen sebagai wali

Seluruh uang, barang-barang maupun jaminan yang diterima oleh agen untuk dan atas nama perusahaan dikuasai oleh agen hanya sebagai wali. Agen dilarang menggunakan, memanfaatkan atau menjual dengan cara apapun uang, barang-barang atau jaminan tersebut, dan agen wajib ,melaporkan dan menyerahkan kepada perusahaan seluruh uang, barang-barang atau jaminan yang berada dalam penguasaan agen tersebut, paling lambat 1 ( satu ) hari kerja sejak uang, barang-barang atau jaminan tersebut diterima.

5. Laporan agen

Agen, pada saat diminta oleh perusahaan, wajib untuk memberikan laporan terperinci kepada perusahaan mengenai polis-polis, surat permohonan asuransi, tanda terima, atau catatan yang berada dalam penguasaannya untuk diserahkan kepada atau diambil oleh pemegang polis, mengenai polis-polis, surat permohonan asuransi, tanda terima yang dikembalikan oleh pemegang polis kepada agen untuk dibatalkan oleh perusahaan, dan mengenai setiap transaksi yang dilakukan oleh agen. Agen, pada saat diminta oleh perusahaan, juga harus memberikan secara terperinci atas seluruh uang, barang-barang atau jaminan milik perusahaan yang berada dalam penguasaan agen. Seluruh laporan dan pertanggung jawaban yang diberikan agen kepada perusahaan wajib

(17)

ditanda-tangani sendiri oleh agen. Apabila laporan dan pertanggung jawaban tersebut menunjukan bahwa agen telah menguasai uang, barang-barang atau jaminan milik perusahaan, maka pada saat diminta oleh perusahaan, agen wajib segera menyerahkan uang, barang-barang atau jaminan tersebut kepada perusahaan.

6. Penyerahan polis

Agen dilarang menyerahkan polis yang diterbitkan oleh perusahaan kepada siapapun kecuali jika orang yang yang menjadi dasar diterbitkan polis asuransi jiwa itu dalam keadaan sehat, dan dalam hal apapun, kecuali dengan persetujuan perusahaan, dilarang menyerahkan kepada orang lain atau wakil seseorang atau perusahaan, polis atau tanda terima perpanjangan dari perusahaan sampai premi yang jatuh tempo benar-benar telah dibayar penuh kepada perusahaan.

7. Larangan perubahan dokumen

a. Agen dilarang mengubah, menambah dan/atau menghapus data-data yang tercantum dalam dokumen milik perusahaan, atau surat permohonan asuransi atau data pemegang polis dan tertanggung yang , dari waktu ke waktu, berada dalam penguasaan agen.

b. Agen dilarang menggunakan atau menyediakan ilustrasi, surat pemahaman, brosur, bahan pemasaran atau dokumen apapun baik dalam bentuk tertulis ataupun elektronik kepada calon pemegang polis atau pihak manapun selain ilustrasi, surat pemahaman, brosur, bahan pemasaran atau dokumen lain yang telah disediakan atau diberikan oleh perusahaan kepada agen untuk digunakan. c. Agen harus memastikan bahwa setiap perubahan yang dibuat/ dilakukan

dalam asli surat permohonan asuransi ditandatangani oleh pemegang polis dan agen. Ketentuan ini tidak berlaku apabila surat permohonan asuransi dikirimkan dalam bentuk elektronik

(18)

8. Batas kewenangan agen

a. Agen dilarang untuk melakukan negosiasi, mengikatkan diri ke dalam kontrak dan/atau perjanjian untuk dan atas nama perusahaan, dan oleh karena itu perusahaan tidak akan terikat oleh kontrak dan atau perjanjian apapun yang dibuat oleh agen. Namun demikian, ketentuan dalam pasal ini tidak mempengaruhi atau mengurangi hak agen untuk memasarkan atau menjual produk asuransi dan/atau anuitas dengan tujuan untuk mewujudkan perjanjian asuransi antara perusahaan dengan seseorang atau suatu badan usaha yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

b.Agen tidak mempunyai kewenangan untuk membuat, mengubah atau membatalkan perjanjian apapun, atau menghapuskan atau menimbulkan kewajiban atau hutang atau piutang perusahaan; atau menerima ung yang menjadi atau akan menjadi jatuh tempo kepada perusahaan, kecuali atas dasar tanda terima premi yang telah ditandatangani oleh petugas perusahaan yang berwenang yang hanya diberikan kepada agen untuk ditagihkan apabila telah mematuhi syarat dan ketentuan yang tercantum dalam tanda terima tersebut. Agen tidak berwenang untuk mengkredit atau memotong premi yang belum secara sah diterima menurut perjanjian dan instruksi perusahaan. Kewenangan agen hanya sebatas yang telah dinyatakan secara tegas dalam perjanjian ini. c. Agen wajib untuk segera melaporkan kepada perusahaan atas klaim yang

diajukan oleh pemegang polis atau yang ditunjuk untuk menerima manfaat asuransi (beneficiary ), dan agen, dalam keadaan apapun, dilarang untuk mengakui suatu kewajiban atau menawarkan jasa untuk menyelesaikan klaim atas nama perusahaan.

(19)

d.Agen dilarang untuk membuat dan atau menyampaikan pernyataan, gambaran, perbandingan apapun baik secara tertulis maupun lisan, yang menurut sepengetahuan agen tidak benar, palsu atau belum dibuktikan kebenarannya, yang berkaitan dengan produk asuransi atau informasi keuangan. Agen akan mematuhi atau tunduk pada setiap peraturan dalam bentuk apapun baik yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah maupun asosiasi perusahaan.

9. Kerahasiaan informasi

a. Agen mengakui dan menyetujui bahwa semua informasi pemegang polis termasuk data pemegang polis atau calon pemegang polis atau tertanggung yang diberikan kepada atau yang diperoleh oleh agen, untuk tujuan perjanjian ini, merupakan rahasia dan semua informasi tersebut, dari waktu ke waktu, merupakan milik perusahaan. Selanjutnya agen menyetujui untuk menjaga kerahasiaan informasi tersebut dan tidak akan mengungkapkan ( kecuali diperintahkan oleh pengadilan ), memberikan, menjual atau dengan cara apapun baik langsung maupun tidak langsung menyebabkan informasi tersebut diketahui dan berpindah kepada pihak ketiga kecuali telah mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak perusahaan. Agen dengan ini menyetujui tidak akan menggunakan informasi tersebut selain untuk kepentingan perusahaan. b. Apabila selama terikat dalam perjanjian ini, agen memperoleh informasi rahasia

yang berhubungan degan bisnis perusahaan, termasuk tapi tidak terbatas pada rahasia dagang, pengetahuan tentang metode bisnis, nasabah, penentuan premi, maka agen dengan ini tidak akan menggunakan atau mengungkapkan rahasia tersebut kepada pihak ketiga kecuali atas perintah pengadilan.

(20)

a. Agen pada saat diminta oleh perusahaan, wajib dengan segera mengembalikan kepada perusahaan semua polis dan tanda terima premi yang belum diserahkan kepada pemegang polis atau sebaliknya, yang ada dalam penguasaan agen. b.Dalam hal perjanjian ini berakhir oleh sebab apapun, maka agen wajib untuk

mengembalikan kepada perusahaan semua dokumen dan data ( baik yang tercetak, tertulis maupun elektonis ) atau dalam bentuk perangkat lunak yang masih berada dalam penguasaan atau kepemilikan agen sehubungan dengan perjanjian ini, maupun yang menjadi milik perusahaan, dan agen dengan ini menjamin bahwa tidak ada salinan dalam bentuk apapun yang dibuat, disimpan atau didistribusikan kecuali yang telah dibuat sebelumnya dengan seizin perusahaan.

11.Larangan penerbitan atau pemasangan iklan oleh agen

Agen dilarang untuk menerbitkan atau menyebabkan diterbitkannya iklan apapun mengenai perusahaan atau perusahaan asuransi yang lain di surat kabar, majalah atau jenis media lainnya ( baik tercetak, tertulis maupun dalam bentuk elektronis ) tanpa mendapatkan ijin tertulis terlebih dahulu dari perusahaan. Agen juga dilarang untuk membagikan, mendistribusikan atau menyebabkan diterbitkannya atau didistribusikannya surat edaran atau tulisan, atau menyebabkan dituliskannya suatu berita di surat kabar, majalah, publikasi, media lain atau kepada pihak yang berwenang, tentang perusahaan atau perusahaan asuransi lainnya tanpa mendapatkan izin tertulis terlebih dahulu dari perusahaan. Dalam hal terjadi tuntutan hukum terhadap perusahaan sebagai akibat tindakan atau pernyataan agen yang melebihi batas kewenangannya, maka seluruh biaya dan kerugian yang timbul akan menjadi tanggung jawab agen secara pribadi.

(21)

Perusahaan sepenuhnya berhak untuk dari waktu ke waktu, dan agen dengan ini memberi kewenangan dan kuasa kepada perusahaan untuk melakukan perjumpaan hutang antara uang yang harus dibayarkan oleh perusahaan ( termasuk tapi tidak terbatas pada kompensasi yang telah dibayar, bonus, insentif, atau apapun namanya ) kepada agen dengan kewajiban atau saldo pinjaman agen kepada perusahaan atau pinjaman agen kepada pihak ketiga manapun yang memiliki tuntutan kepada perusahaan. Perjumpaan hutang ini tidak dapat menimbulkan tuntutan hukum apapun kepada perusahaan sehubungan dengan adanya sejumlah uang yang ditahan oleh perusahaan selama agen masih memiliki hutang atau kewajiban lain yang sah kepada perusahaan atau pihak ketiga lainnya. Apabila terjadi pengakhiran perjanjian ketentuan ini akan tetap berlaku untuk jangka waktu 1( satu) tahun sejak perjanjian berakhir.

13.Larangan pemberian potongan harga atau bujukan

a. Agen, selama perjanjian berlaku atau setelah perjanjian berakhir, dilarang untuk membayarkan atau memberikan, atau menawarkan untuk membayarkan atau memberikan potongan premi sebagai bujukan terhadap seseorang untuk mengikuti asuransi. Agen dilarang untuk berupaya atau mencoba untuk membujuk, baik secara lansung maupun tidak langsung, agen lainnya atau wakil perusahaan untuk menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan atau mengakhiri perjanjian keagenannya dengan perusahaan ( sebagaimana berlaku ).

b. Agen, selama perjanjian berlaku atau setelah perjanjian berakhir, dilarang untuk turut serta dalam suatu rencana atau membujuk pemegang polis atau siapapun, untuk membuat klaim asuransi apapun yang tidak wajar dan tidak sah dan agen dilarang untuk menerima atau berusaha untuk menerima

(22)

pembayaran uang apapun baik sebagian atau sepenuhnya, dari klaim yang dibayarkan oleh perusahaan yang terbukti sah maupun dari hasil penyelesaian atas klaim.

c. Tanpa mengesampingkan butir (a) dan (b), jika seorang agen sebelum menjadi agen dari perusahaan adalah agen dari perusahaan asuransi lain, maka agen dilarang secara sadar menyebabkan seorang pemegang polis dari perusahaan asuransi lain untuk mengubah, menghentikan, membatalkan atau mengganti polis yang dimilikinya.

d. Selama jangka waktu 1 ( satu ) tahun sejak perjanjian ini berakhir, agen dilarang untuk membujuk atau menerima atau berusaha membujuk, baik secara langsung maupun tidak langsung, agen lainnya, agency leader, karyawan atau wakil perusahaan untuk meninggalkan atau mengakhiri perjanjiannya atau perjanjian lainnya dengan perusahaan ( apabila ada ).

14.Kewajiban agen untuk mengungkapkan informasi dengan benar dan mengganti kerugian

a. Agen wajib untuk mengungkapkan secara benar kepada perusahaan setiap fakta dan keadaan calon pemegang polis dan tertanggung yang berkaitan dengan penerimaan risiko yang akan dilakukan oleh perusahaan dan secara akurat memberitahu perusahaan mengenai semua fakta yang diberikan kepadanya oleh calon pemegang polis atau tertanggung dan/ atau orang lain yang berkaitan dengan penerimaan risiko tersebut oleh perusahaan.

b.Agen harus bertanggung jawab atas segala kerugian financial dan/ atau non financial yang dialami oleh perusahaan sebagai akibat kelalaian agen untuk menyampaikan fakta yang diketahuinya dan/ atau kelalaian dalam

(23)

mengungkapkan secara akurat fakta yang diterima oleh agen yang berkaitan dengan penerimaan risiko oleh perusahaan.

15.Keseluruhan perjanjian

a. Perjanjian ini, termasuk memorandum atau surat-surat yang ditandatangani atau ketentuan target, evaluasi, dan kompensasi agen, dan segala perubahannya merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak dalam perjanjian ini. Kecuali perusahaan menyatakan sebaliknya secara tertulis, perjanjian ini menggantikan, mencabut dan membatalkan perjanjian atau kesepakatan apapun atau hubungan apapun yang telah ada sebelumnya antara perusahaan dengan agen, baik dalam kedudukannya sebagai agen, perantara atau apapun.

b.Kecuali perubahan sebagai akibat dari hak perusahaan untuk mengubah, mancabut atau membatalkan ketentuan target, evaluasi dan kempensasi agen baik secara keseluruhan atau sebagian sabagaimana dimaksud dalam perjanjian ini, apabila terdapat perubahan yang diwajibkan oleh undang-undang yang mengakibatkan bagian dari perjanjian ini menjadi tidak berlaku atau sebaliknya, maka perubahan tersebut tidak akan berlaku atau tidak berpengaruh secara hukum kecuali jika perubahan tersebut dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh perusahaan dan agen.

16.Pengakhiran perjanjian

Perjanjian ini berakhir saketika tanpa adanya pemberitahuan dari perusahaan kepada agen, dalam hal :

a. Agen tidak memenuhi syarat dan ketentuan kegiatan, pelatihan, target produksi, persistensi, atau persyaratan lain sehubungan dengan kegiatan usaha selaku agen yang ditetapkan dari waktu ke waktu oleh perusahaan, asosiasi asuransi atau oleh instansi pemerintah Republik Indonesia.

(24)

b.Jika terjadi suatu pelanggaran atas perjanjian ini atau pelanggaran atas pedoman/ petunjuk, persyaratan, kebijakan, pengarahan atau surat edaran dari perusahaan termasuk tetapi tidak terbatas pada Pedoman Etika Berbisnis ( “Market Conduct Guidelines”) perusahaan yang berlaku beserta perubahannya yang dikeluarkan oleh perusahaan dari waktu ke waktu.

c. Agen menjalankan kegiatan penjualan efek, unit trust, atau produk keuangan yang bertentangan dengan perjanjian ini.

d.Upaya sukarela atau paksa oleh atau terhadap agen dalam hal kepailitan atau agen diputuskan pailit berdasarkan hukum kepailitan.

e. Jika agen melanggar ketentuan, persyaratan atau pasal-pasal manapun dari perjanjian ini atau dengan cara apapun ( baik sengaja maupun tidak sengaja ) tidak memenuhi ketentuan, persyaratan, atau pasal-pasal dari perjanjian ini. f. Agen melakukan penipuan, tidak jujur atau pelanggaran kepercayaan.

g.Agen terbukti terlibat tindakan criminal yang dapat mempengaruhi posisinya sebagai agen asuransi, atau dinyatakan bersalah berkelakuan tidak baik oleh lembaga professional dimana agen menjadi anggotanya.

h.Ketentuan target, evaluasi dan kompensasi agen sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini dicabut.

Selain hal yang telah disebutkan diatas, maka perjanjian dapat diakhiri : a. Dengan penarikan diri perusahaan dari wilayah usaha agen.

b.Oleh salah satu pihak tanpa alas an apapun dengan pemberitahuan secara tertulis 15 ( lima belas ) hari sebelumnya.

c. Dengan meninggalnya agen.

(25)

a. Agen hanya berhak untuk memasarkan atau menjual efek, unit trust, dana atau rencana investasi ( “ Produk Keuangan”) dari suatu perusahaan atau orang jika perusahaan telah memberikan persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada agen untuk melakukannya. Agen harus memenuhi semua persyaratan hukum dan sesuai peraturan serta persyaratan selanjutnya atau syarat-syarat yang akan ditetapkan oleh perusahaan atas kebijaksanaannya sendiri.

b.Kecuali perusahaan secara tegas menyatakan lain, agen hanya berhak untuk mempromosikan, memasarkan dan menyalurkan Produk Keuangan yang disponsori dan/ atau disetujui oleh perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, perusahaan setiap saat berhak untuk menarik dan mencabut Produk Keuangan tersebut.

c. Untuk tujuan perjanjian ini dan tanpa membatasi hak-hak para pihak sebagaimana diuraikan dalam perjanjian ini, akan berlaku juga terhadap penjualan Produk Keuangan oleh agen. Semua acuan kepada “pemegang polis” akan mengacu kepada “klien”, “premi” berkenaan dengan setiap polis asuransi akan mengacu kepada jumlah kepesertaan yang dapat dibayarkan berkenaan dengan Produk Keuangan dan “polis-polis” akan mengacu kepada “Produk Keuangan”, sesuai keadaannya.

18.Kepatuhan terhadap perjanjian

Agen wajib untuk selalu mematuhi syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan yang diuraikan dalam perjanjian ini. Apabila perusahaan tidak segera mengambil tindakan terhadap pelanggaran atas ketentuan dan persyaratan perjanjian yang dilakukan oleh agen, maka hal ini tidak dapat dianggap sebagai pengesampingan atas hak-hak perusahaan untuk dengan segera mengakhiri perjanjian ini atau melakukan upaya hukum menurut hukum yang berlaku dari waktu ke waktu, atau

(26)

ditafsirkan sebagai suatu pemberian persetujuan kepada agen untuk tidak bertindak sesuai dengan perjanjian ini. Agen selanjutnya menyetujui untuk mematuhi semua aturan, garis-garis pedoman, persyaratan, kebijakan dan instruksi atas pedoman/petunjuk, persyaratan, kebijakan, pengarahan atau surat edaran dari perusahaan termasuk tetapi tidak terbatas pada Market Conduct Guidelines perusahaan apabila terjadi pengakhiran perjanjian yang berlaku beserta perubahannya yang dikeluarkan oleh perusahaan dari waktu ke waktu.

19.Kepatuhan terhadap hukum, undang-undang dan pedoman

Agen wajib mematuhi semua peraturan, perundang-undangan dan garis-garis pedoman industri asuransi, termasuk tetapi tidak terbatas pada pengumuman-pengumuman, instruksi-instruksi dan surat-surat edaran, yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang termasuk Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (“AAJI”), sebagaimana diubah dari waktu ke waktu. Agen selanjutnya wajib mematuhi pedoman, persyaratan, kebijaksanaan, instruksi atau edaran dari perusahaan termasuk Market Conduct Guidelines yang berlaku dan dikeluarkan oleh perusahaan dari waktu ke waktu, dan memenuhi syarat-syarat kegiatan, pelatihan, target produksi, persistensi atau persyaratan lainnya sehubungan dengan kegiatan usaha agen yang telah ditentukan oleh perusahaan atau instansi pemerintah yang berwenang termasuk AAJI dengan segala perubahannya dari waktu ke waktu.

20.Penghentian hak-hak agen pada saat berakhirnya perjanjian

Hak agen atas kompensasi, bonus ataupun pembayaran lain dalam bentuk apapun atas semua premi yang diterima perusahaan akan berakhir dengan berakhirnya perjanjian oleh sebab apapun, kecuali perjanjian ini berakhir karena meninggalnya agen sebagaimana ditentukan dalam perjanjian ini.

(27)

21.Pengalihan perjanjian

Perusahaan dapat mengalihkan perjanjian ini baik secara keseluruhan atau sebagian kepada penggantinya atau kepada perusahaan lain yang merupakan afiliasi dari perusahaan. Namun demikian, agen dilarang untuk mengalihkan, atau mengklaim telah mengalihkan setiap hak atau kepentingan agen yang mungkin

ada tanpa persetujuan terlebih dahulu dari perusahaan. Perusahaan dapat mengalihkan perjanjian ini baik secara keseluruhan atau sebagian kepada

penggantinya atau kepada perusahaan lain yang merupakan afiliasi dari perusahaan. Namun demikian, agen dilarang untuk mengalihkan, atau mengklaim telah mengalihkan setiap hak atau kepentingan agen yang mungkin ada tanpa persetujuan terlebih dahulu dari perusahaan. Persetujuan perusahaan atas pengalihan tidak dapat ditafsirkan atau menyiratkan pengakuan atau pertanggung-jawaban perusahaan atas keabsahan, keberlakuan dan kelengkapan pengalihan tersebut.

22.Agen bukan karyawan perusahaan

Para pihak sepakat dan setuju bahwa hubungan antara agen dan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini tidak dapat ditafsirkan dengan cara apapun sebagai hubungan karyawan-majikan atau pekerja-pengusaha, baik secara tersurat maupun tersirat, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang ketenagakerjaan.

23.Hak perusahaan untuk mengumumkan berakhirnya perjanjian

Agen dengan ini menyatakan setuju dan memberi hak kepada perusahaan untuk membuat pengumuman dikoran-koran, media elektronik apapun atau dengan agen, dan oleh karena itu agen sudah tidak berwenang lagi untuk memasarkan atau menjual asuransi apapun atas nama perusahaan ataupun menagih

(28)

premi-premi dan pembayaran lainnya dengan cara apapun atas nama perusahaan yang bersifat mengikat terhadap perusahaan.

24.Hak perusahaan untuk menghentikan sementara kegiatan agen.

Agen menyetujui bahwa perusahaan berdasarkan kewenangan yang dimiliki perusahaan semata-mata mempunyai hak menghentikan untuk sementara waktu kegiatan agen dalam memasarkan produk asuransi sesuai dengan Market Conduct Guidelines yang dapat diubah dari waktu ke waktu. Penghentian sementara waktu ini dapat berpengaruh terhadap kewajiban perusahaan untuk membayar bonus, tunjangan ,kompensasi apapun baik yang sudah menjadi haknya sekarang maupun dikemudian hari.

25.Kartu identitas agen

a. Agen wajib, setiap waktu selama perjanjian ini berlaku, memiliki kartu lisensi yang sah (“Kartu Lisensi”) yang diterbitkan oleh AAJI yang memberikan kewenangan kepada agen untuk melakukan pemasaran asuarnsi atas nama perusaahan dan agen wajib menunjukan kartu lisensi tersebut untuk diperiksa bila diminta oleh pemegang polis perusahaan ataupun publik pada umumnya yang berminat untuk membeli asuransi dari perusahaan.

b. Agen harus menggunakan kartu lisensi ini guna kepentingan sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 paragraf (a) perjanjian ini dan tidak akan menggunakan kartu lisensi tersebut untuk tujuan lain.

26.Perilaku usaha perasuransian

a. Agen harus memastikan bahwa ia layak untuk melaksanakan perjanjiaan ini dan selalu berperilaku secara profesional, adil, dapat dipercaya dan jujur dalam melaksanakan kewajibannya sebagai agen asuransi.

(29)

b. Agen harus bertindak yang terbaik untuk kepentingan calon pemegang polis, menempatkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadi. Agen wajib memberitahukan secara lengkap dan jelas setiap fakta yang dibutuhkan oleh calon pemegang polis untuk membuat keputusan yang tepat, memberikan pertimbangan – pertimbangan atas tujuan investasi calon pemegang polis keadaan keuangan, dan hal lain yang dibutuhkan, dan secara berkesinabungan memberikan layanan purna kepada pemegang polis dan ahli warisnya.

27.Pemberitahuan

Setiap pemberitahuan yang diberikan oleh masing-masing pihak dalam perjanjian ini dianggap telah disampaikan secara patut jika dilakukan melalui surat/pos tercatat ke alamat terakhir agen yang diketahui perusahaan, atau sebagaimana tercantum dalam perjanjian ini, atau ke alamat kantor perusahaan dimana agen ditugaskan (sebagaimana berlaku). Dalam hal pengiriman dilakukan melalui faksimili atau media elektronik, suatu pemberitahuan dianggap telah diterima oleh pihak penerima pada tanggal pengiriman itu asalkan setelah itu salinan asli dari faksimili atau berita elektronik yang telah dibubuhi tandatangan dikirimkan. Dalam hal pengiriman dilakukan melalui surat/pos tercatat maka pemberitahuan dianggap telah diterima pada tanggal 2 (dua) hari kalender sesudah pemberitahuan tersebut dikirimkan.

28.Judul perjanjian

Judul yang dipergunakan dalam perjanjian ini hanya merupakan referensi saja dan tidak berpengaruh terhadap konstruksi perjanjian dan tidak memiliki akibat hukum.

(30)

Dalam hal perjanjian ini diterjemahkan atau ditandatangani dalam bahasa selain bahasa Indonesia, maka jika terjadi perselisihan maka yang berlaku adalah versi bahasa Indonesia.

30.Hukum yang berlaku dan penyelesaian sengketa

a. Perjanjian ini ditafsirkan dan diatur menurut hukum Negara Republik Indonesia.

b. Segala sengketa yang timbul sehubungan dengan perjanjian ini sedapat mungkin akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat oleh para pihak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal diterimanya pemberitahuan tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya mengenai adanya sengketa tersebut.

c. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut gagal, maka para pihak setuju untuk menyelesaikan sengketa tersebut dilakukan melalui dan memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan tidak berubah di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten.

D. Hubungan Agen Asuransi dan Perusahaan Asuransi

Dalam suatu perusahaan asuransi, sifat dasar asuransi yaitu kerja sama. Kenyataan bahwa perusahaan asuransi dan cabang-cabangnya dengan penuh semangat bersaing dengan perusahaan lain. Di dalam beberapa hal keadaan ini timbul dari kepentingan ekonomi. Banyak kerja sama organisasi dibentuk dan didukung oleh kelompok perusahaan asuransi yang berarti melipatgandakan kemampuan pertanggungan dibandingkan jika setiap perusahaan asuransi melaksanakan secara sendiri-sendiri. Kerja sama seperti itu biasanya disebut konsorsium. Agency system dapat timbul karena memberikan keuntungan bagi

(31)

perusahaan asuransi. Sebagian besar perusahaan asuransi berpendapat bahwa tidaklah ekonomis mempunyai agen sendiri yang ditempatkan di wilayah tertentu yang dilakukan dalam asuransi jiwa dengan harapan agar agen tersebut hanya mewakili satu perusahaan saja. Ada sejumlah hal yang mendukung pernyataan tersebut :

1. Kapasitas financial perusahaan asuransi terbatas untuk menangani seluruh aktivitas yang ditawarkan kepadanya dalam satu wilayah tertentu, karena kekhawatiran terkonsentrasinya risiko. Dengan kekhawatiran itu, perusahaan asuransi akan menolak tawaran tersebut dan para agen akan kehilangan komisi. Disamping itu, konsumen akan mencari keuntungan kesana kemari untuk menentukan perusahaan asuransi mana yang bersedia memberikan penutupan kepadanya. Hal itu dapat disederhanakan apabila agen mewakili beberapa asuransi. Dengan demikian, agen akan dapat memasarkan produk-produk yang ditanganinya.

2. Sekalipun perusahaan asuransi menerima seluruh transaksi yang ditawarkan, tetapi masih diragukan apakah seorang agen akan dapat memperoleh gaji yang memadai untuk menopang hidupnya seperti apabila dia menangani beberapa perusahaan asuransi. Potensi konsumen yang mencari pelayanan asuransi dalam suatu wilayah adalah terbatas dan akan terbagi diantara beberapa perusahaan asuransi. Oleh karena itu, agen yang mewakili satu perusahaan asuransi saja tidak akan dapat memperoleh pendapatan yang memadai, dan karena itu tidak akan bersedia untuk melakukan hal tersebut.

3. Jika perusahaan asuransi memasuki wilayah baru, harus menyediakan sejumlah servis minimal kepada konsumen, klaim-klaim harus ditangani, pengumpulan premi, pemberian kredit dan emnjawab pertanyaan-pertanyaan

(32)

yang diajukan oleh para konsumen. Perusahaan asuransi diharapkan melakukan sejumlah hal secara mendetil yang sangat mungkin tidak akan dilakukannya secara langsung. Perusahaan asuransi belum mampu melaksanakan tugas itu melalui wakilnya yang digaji tetap sehingga volume usaha diwilayah tersebut cukup besar untuk menutup biaya-biaya yang diperlukan. Dengan demikian, untuk menangani hal-hal tersebut diperlukan jasa agen.20

Dalam perusahaan asuransi AIA Financial hubungan agen asuransi dengan perusahaan asuransi adalah sebagai partner kerja. Hal itu tercantum dalam syarat-syarat agen asuransi yaitu :

1. Agen hanya mewakili perusahaan

Seluruh surat permohonan asuransi yang diterima oleh agen, harus diserahkan kepada Perusahaan dan seluruh surat permohonan asuransi yang diterima oleh agen harus terlebih dahulu diserahakn kepada perusahaan. Apabila perusahaan menolak atau tidak menyetujui permohonan tersebut, maka permohonan tersebut akan diserahkan kepada perusahaan lain yang merupakan anggota dari AIA GROUP. Selama perjanjian ini berlaku, agen setuju untuk mengikatkan diri untuk tidak memasarkan atau menjual, baik langsung maupun tidak langsung dan dengan cara apapun, produk asuransi dari perusahaan lain atau perseorangan kecuali dengan izin tertulis dari perusahaan.

2. Agen sebagai wali

Seluruh uang, barang-barang maupun jaminan yang diterima oleh agen untuk dan atas nama perusahaan dikuasai oleh agen hanya sebagai wali. Agen dilarang menggunakan, memanfaatkan atau menjual dengan cara apapun uang,

20

(33)

barang-barang atau jaminan tersebut, dan agen wajib ,melaporkan dan menyerahkan kepada perusahaan seluruh uang, barang-barang atau jaminan yang berada dalam penguasaan agen tersebut, paling lambat 1 ( satu ) hari kerja sejak uang, barang-barang atau jaminan tersebut diterima.

E. Perjanjian keagenan asuransi

Dalam usaha perasuransian, kedudukan agen asuransi sangatlah penting karena selain berperan memasarkan produk asuransi yang pada akhirnya akan meningkatkan penghasilan perusahaan, agen asuransi juga bertindak sebagai mediator antara kepentingan tertanggung dan penanggung, baik ketika dalam proses klaim ataupun jika terdapat permasalahan.

Secara hukum, berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, agen asuransi dilarang terikat lebih dari satu perjanjian keagenan dengan satu perusahaan asuransi. Oleh karena itu, agen asuransi hanya diperkenankan terikat dengan satu perusahaan asuransi.

Meskipun terikat dengan suatu perusahaan asuransi dan mendapatkan penghasilan dari satu perusahaan asuransi, agen bukanlah pekerja/ karyawan perusahaan asuransi. Kedudukan agen asuransi tetap sebagai pihak diluar perusahaan asuransi yang bertindak untuk dan atas nama perusaaan asuransi.

Satu hal yang menarik dari perjanjian keagenan asuransi, meskipun kedudukannya adalah sebagai pihak diluar perusahaan asuransi (mitra perusahaan), yang sekilas dapat disimpulkan memiliki hubungan sama tinggi atau sederajat dengan perusahaan asuransi, pada umumnya, perjanjian keagenan asuransi dibuat secara sepihak oleh perusahaan asuransi dalam suatu perjanjian standar (perjanjian baku)

Hukum memang tidak menegaskan larangan diadakannya perjanjian baku atau perjanjian standar, namun karena isi atau klausul perjanjian tersebut dibuat secara

(34)

sepihak, tentunya kedudukan agen asuransi berada dibawah kedudukan perusahaan asuransi. Dalam hal ini, kedudukan perusahaan asuransi lebih bersifat apriori, berkuasa untuk menentukan isi klausul perjanjian dan agen asuransi tertutup untuk melakukan negoisasi atas klausul-klausul perjanjian tersebut sehingga dengan demikian perusahaan asuransi cenderung lebih diuntungkan dalam banyak hal. Contoh nyata, banyak ditemukan dalam perjanjian keagenan terdapat klausul yang pada pokoknya perusahaan asuransi dapat melakukan pemutusan hubungan keagenan secara sepihak tanpa harus membayar apa yang seharusnya menjadi hak-hak seorang agen. Klausul ini, dalam hukum perjanjian disebut dengan klausul eksenorasi yaitu klasula perjanjian yang memuat alasan salah satu pihak guna menghindari diri dari kewajiban membayar ganti rugi seluruhnya atau terbatas yang terjadi karena ingkar janji atau perbuatan melanggar hukum. Dengan klausul eksenorasi ini, dimunkinkan hanya dengan alasan kinerja agen tidak memuaskan, perusahaan asuransi dapat melakukan pemutusan hubungan keagenan secara sepihak tanpa membayar/ memberikan kompensasi yang seharusnya menjadi hak seorang agen.

Lalu, apakah dengan dimuatnya klausul eksenorasi tersebut seorang agen asuransi yang diputuskan secara sepihak masih dapat menuntut hak-haknya ? Jawabnya, agen asuransi tersebut tetap dapat menuntut perusahaan asuransi selama agen asuransi tersebut dapat membuktikan bahwasanya :

1. Klausul pemutusan sepihak hubungan keagenan tersebut bertentangan dengan kesusilaan, sehingga klausul tersebut batal menurut hukum

2. Klausul pemutusan sepihak dibuat dengan menyalahgunakan keadaan perjanjian, sehingga klausul tersebut secara hukum dapat dibatalkan.

3. Pelaksanaan pemutusan sepihak hubungan keagenan tersebut tidak diberitahukan secara patut dan pantas.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tugas akhir ini tujuan yang ingin dicapai adalah membangun suatu aplikasi IPS Management System untuk membantu pengelolaan sensor IPS dalam menjaga keamanan web server

Topologi baru yang harus diterapkan agar sesuai dengan sistem yang akan diterapkan adalah topologi yang ditambahkan dengan perangkat mikrotik router board dan juga

setelah indikator pada remot kontrol berkedip sekali, Tekan [ ] tombol mengunci dalam waktu 3 detik untuk mematikan suara Indikasi LED WiFi Indikator (Biru) Status

Berdasarkan pengamatan penelitian dengan pemberian pakan limbah feses sapi dan probiotik selama penelitian, pada level 90 % pakan komersil dan 10% pemberian pakan

Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Pemborong

Pemakaian kosmetika sejak zaman dahulu merupakan penunjang penampilan.Pemakaian senyawa hidroquinon dalam kosmetika kecantikan berperan sebagai penghilang flek atau

[r]

Objek yang dirancang adalah novel grafis yang mampu mengadaptasi budaya lokal ke budaya pop dengan mengolah dari cerita