Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
26 A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2009, hlm.160). Dalam metode
penelitian terdapat serangkaian strategi yang digunakan peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu
kuasi eksperimen. Metode ini merupakan pengembangan dari true experiment
yang sulit dilaksanakan (Sugiyono, 2008, hlm.114). Eksperimen semu ini
memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan
untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Metode
penelitian ini digunakan karena berbagai hal terutama berkenaan dengan
pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen
murni (Sukmadinata, 2009, hlm.207).
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu One Group
Pretest-Postest Design (Sukmadinata, 2009). Desain ini digunakan karena sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk menyelidiki peningkatan
penguasaan konsep dan literasi sains setalah diterapkan Model Pembelajaran
Inkuiri Abduktif. Berikut ini merupakan tabel desain penelitian One Group
Pretest-Postest Design :
Prestest Perlakuan Posttest
O1 X O2
Gambar 3.1
Ske ma One Group Pretest-Postest Design
Keterangan :
O1 : tes awal sebelum diberi perlakuan
X : perlakuan berupa penerapan Model Inkuiri Abduktif
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Pada desain penelitian ini digunakan satu kelompok yang dikenakan
perlakuan. Sebelum diberi perlakuan, kelompok tersebut diberi pretest terlebih
dahulu. Untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan maka dilakukan posttest
setelah perlakuan tersebut diterapkan. Peneliti dapat mengetahui keberhasilan dari
model pembelajaran yang diterapkan dengan cara menganalisis nilai skor pretest
dan posttest. Instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest adalah
instrumen untuk mengukur penguasaan konsep dan literasi sains yang telah di
judgement terlebih dahulu.
B. Populasi dan Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diberikan perlakukan yang
dianggap mewakili populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X di salah satu SMA Negeri kota Bandung sedangkan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah satu kelas X. Sampel tersebut diambil dengan teknik
purposive sampling yaitu dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya suatu tujuan tertentu
(Arikunto, 2010, hlm.183). Teknik ini dilakukan karena adanya beberapa
pertimbangan yaitu selama penelitian berlangsung peneliti sedang melakukan PPL
dan tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang sudah ada.
C. Prosedur Peneltian
1. Studi pendahuluan, dilakukan dengan cara observasi ke sekolah. Kegiatan
yang dilakukan yaitu wawancara guru fisika dan melihat nilai ulangan harian
siswa pada mata pelajaran fisika. Selain dilakukan studi pendahuluan ke
sekolah, peneliti juga melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji
informasi bahwa masih rendahnya keterampilan literasi sains siswa Indonesia
berdasarkan studi Internasional Programme for International student
Assesment (PISA). Temuan-temuan tersebut dapat digunakan sebagai pijakan
untuk mengembangkan Model Inkuiri Abduktif selanjutnya.
2. Studi literatur, dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian
sebelumnya. Hasil studi literatur digunakan sebagai landasan untuk
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3. Merumuskan masalah yang disusun berdasarkan masalah yang ditemukan
dalam studi pendahuluan. Rumusan masalah juga dikaitkan dengan inkuiri
abduktif yang dipilih untuk meningkatkan penguasaan konsep dan literasi
sains siswa
4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen yang terdiri
dari instrumen keterlaksanaan model inkuiri abduktif, tes penguasaan
konsep, dan tes literasi sains.
5. Melakukan judgement Instrumen untuk memeriksa kesesuaian instrumen
dengan indikator penguasaan konsep dan literasi sains. Selama proses
judgement, peneliti melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing
mengenai perangkat pembalajaran.
6. Uji coba instrumen Tes untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat
kesukaran. Instrumen penelitian diujicobakan pada siswa kelas XII salah satu
SMA Negeri di Kota Bandung.
7. Menganalisis hasil uji coba instrumen dengan cara mengolah skor hasil tes
untuk diketahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Setelah itu
dipilih butir soal tes yang layak digunakan untuk penelitian
8. Pemberian tes awal (Pretest), digunakan untuk mengetahui penguasaan
konsep dan listerasi sains siswa sebelum diberikan perlakuan.
9. Perlakuan, melakukan pembelajaran dengan Model Inkuiri Abduktif dalam
pembelajaran. Selama memberikan perlakuan, observer mengamati
keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Inkuiri Abduktif.
10.Pemberian tes akhir (Posttest), untuk mengetahui penguasaan konsep dan
listerasi sains siswa setelah diberikan perlakuan.
11.Mengolah hasil pretest dan posttest untuk diketahui peningkatan penguasaan
konsep dan literasi sains dengan cara menghitung gain yang dinormalisasi.
12.Memberikan pembahasan terhadap temuan dari hasil pengolahan data.
13.Memberikan kesimpulan dan rekomendasi-rekomendasi terhadap aspek
penelitian yang kurang.
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
1. Model Inkuiri Abduktif
Model Inkuiri abduktif merupakan model pembelajaran berbasis
penyelidikan ilmiah dengan menggunakan pola penalaran abduksi. Model Inkuiri
abduktif terdiri dari empat tahapan (Oh, 2011) antara lain exploration (eksplorasi),
examination (pemeriksaan), selection (seleksi), dan explanation (penjelasan).
Tahapan model inkuiri abduktif dijadikan sebagai langkah pembelajaran pada
RPP. Keterlaksanaan langkah pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
abduktif diukur dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer.
Hasil keterlaksanaan dinyatakan dalam persentase.
2. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep merupakan kemampuan untuk menangkap
konsep-konsep diantaranya mampu mengungkapkan kembai konsep-konsep yang dipelajari,
mampu memberikan interpretasi, serta mampu menerapkan konsep dalam kondisi
yang berbeda. Penguasaan konsep siswa diukur dengan cara diberikan tes berupa
tes penguasaan konsep saat pretest dan posttest. Penguasaan konsep siswa
dinyatakan dengan skor penguasaan konsep. Skor pretest dan posttest digunakan
untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dengan cara menghitung nilai
gain ternormalisasi. Nilai skor gain ternormalisasi menunjukkan kategori dari
peningkatan penguasaan konsep.
3. Literasi Sains
Literasi sains merupakan keterampilan untuk menerapkan konsep yang
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan literasi sains diukur dengan
menggunakan instrumen berupa soal literasi sains yang diadopsi dari soal-soal Test of Scientific Literacy Skills (TOSLS). Soal-soal tersebut diberikan pada siswa pada saat pretest dan posttest. Setelah didapat skor pretest dan posttest, dilakukan
perhitungan Skor gain ternormalisasi. Melalui perhitungan tersebut akan diketahui
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi berisi rincian aktivitas guru dan siswa yang mengacu
pada langkah pembelajaran di RPP. Lembar observasi digunakan untuk
mengukur keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri abduktif. Lembar observasi
diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung dengan memberi tanda
cheklict (√) pada kolom “terlaksana” atau “tidak terlaksana”. Dari lembar
observasi yang telah diisi oleh observer dapat diketahui persentase keterlaksanaan
model inkuiri abduktif.
2. Tes Penguasaan Konsep
Tes penguasaan konsep digunakan untuk mengukur penguasaan konsep
siswa yang dinyatakan dengan skor penguasaan konsep. Tes penguasaan konsep
berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi pilihan. Tes ini disusun berdasarkan
tujuan pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Soal tes penguasaan konsep
disusun dengan mengacu pada aspek kognitif taksonomi Marzano (2008) yaitu
meliputi aspek mengingat, pemahaman, dan analisis. Soal tes penguasaan konsep
yang telah disusun kemudian di judgement oleh dosen. Soal tes yang telah di
judgement dan disetujui oleh dosen pembimbing kemudian diujicobakan kepada
siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri di Bandung. Hasil skor uji coba
kemudian diolah untuk dianalisis kelayakannya. Analisis yang digunakan meliputi
validitas butir soal, reliabilitas tes, dan tingkat kesukaran. Hasil dari analisis yaitu
terdapat 17 soal yang layak digunakan dari 25 soal yang diujicobakan. 17 soal
tersebut menjadi instrumen penguasaan konsep yang digunakan pada penelitian
ini.
3. Tes Literasi Sains
Tes literasi sains digunakan untuk mengukur literasi sains siswa yang
dinyatakan dengan skor literasi sains. Soal tes ini disusun dengan cara
mengadaptasi soal Test of Scientific Literacy Skills (TOSLS). Soal menggunakan
aspek keterampilan yang meliputi (1) Mengidentifikasi pernyataan ilmiah yang
valid, (2) Mengevaluasi validitas sumber, (3) Membaca dan menerjemahkan data
dalam bentuk grafis, (4) Menyelesaikan masalah menggunakan keterampilan
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
(6) Membenarkan inferensi, prediksi, dan kesimpulan berdasarkan data
kuantitatif. Soal tersebut berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi pilihan. Soal
literasi sains yang disusun kemudian di judgement oleh dosen. Soal tes yang telah
di judgement dan disetujui oleh dosen pembimbing kemudian diujicobakan
kepada siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri di Bandung. Hasil skor uji coba
kemudian diolah untuk dianalisis kelayakannya. Analisis yang digunakan meliputi
validitas butir soal, reliabilitas tes, dan tingkat kesukaran. Hasil dari analisis yaitu
terdapat 16 soal yang layak digunakan dari 21 soal yang diujicobakan. 16 soal
yang layak digunakan tersebut menjadi instrumen literasi sains yang digunakan
pada penelitian ini.
F. Pengujian Instrumen
Instrumen adalah sebuah alat yang digunakan penulis dalam
mengumpulkan data penelitian ( Arikunto, 2009, hlm.10). Analisis instrumen
bertujuan untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen sehingga ketika
instrumen itu diberikan pada kelas eksperimen, instrumen tersebut reliabel.
1. Validitas Butir Soal
Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan butir soal
terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada
pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Dukungan setiap
butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan
validitas butir soal digunakan rumus korelasi :
Keterangan :
rphi = koefisien korelasi point biserial
Mp = rerata skor dari siswa yang menjawab benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
q = proporsi siswa yang menjawab salah
q = 1 - p
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi point biserial yang
diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti
dibawah ini,
Interpretasi validitas :
Tabe l 3.1
Inte rpre tasi Validitas Butir Soal
Nilai r Interpretasi
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2009, hlm. 75)
2. Reliabilitas Tes
Untuk mengetahui reliabilitas tes yang dihubungkan dengan kriteria
digunakan reliabilitas belah dua dengan persamaan K – R 20
(Arikunto, 2007, hlm. 100)
Keterangan :
= reliabilitas instrumen
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian diinterpretasi sesuai dengan
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabe l 3.2
Inte rpre tasi Re liabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
(Arikunto, 2009, hlm. 75)
3. Tingkat kesukaran
Instrumen yang akan digunakan dianalasis terlebih dahulu tingkat
kesukaran dari masing-masing butir soal penyususn instrumen. Taraf kesukaran
butir soal merupakan proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebut (Munaf, 2001, hlm.62). Semakin besar siswa yang menjawab
soal maka semakin kecil tingkat kesukaran dari soal. Adapun persamaan
matematis tingkat kesukaran adalah sebagai berikut.
(Arikunto, 2009, hlm. 208)
Keterangan :
P = taraf kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah peserta tes
Kriteria :
Tabe l 3.3
Inte rpre tasi Tingkat Ke sukaran Tingkat
Kesukaran
Kriteria
0,00-0,29 sukar
0,30-0,69 Sedang
0,70-1,00 Mudah
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
G. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang terdiri dari instrumen penguasaan konsep dan literasi sains
diujikan kepada siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri Bandung. Tes
penguasaan konsep dan literasi sains diberikan pada dua kelas yang berbeda.
Setelah dilakukan pemberian skor kemudian dilakukan pengolahan skor uji
instrumen untuk menghitng nilai validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran.
Nilai yang didapat kemudian diinterpretasi sesuai dengan kategori para ahli yang
digunakan. Berikut ini adalah gambar sebaran validitas terhadap tingkat kesukaran
dari tes penguasaan konsep.
Gambar 3.2
Se baran Instrume n Pe nguasaan Konse p
Dari hasil pengujian validitas butir soal diperoleh hasil sebanyak 8%
termasuk dalam kategori kategori tinggi, 60% termasuk dalam kategori cukup, 8%
termasuk dalam kategori rendah, 16% termasuk dalam kategori sangat rendah, dan
8% mempunyai nilai validitas yang negatif. Dari hasil pengujian tingkat Tingkat Kesukaran (P)
Validitas (r)
Sangat Rendah Rendah
Cukup Tinggi Sangat Tinggi Mudah
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kesukaran butir soal diperoleh 28% termasuk dalam kategori sukar, 60% termasuk
kategori sedang, dan 12% termasuk kategori mudah. Dari hasil pengujian
reliabilitas instrumen diperoleh hasil nilai = 0,68 dan termasuk kategori tinggi.
Dari hasil pengujian instrumen maka butir soal yang digunakan berjumlah
17 soal. Soal yang tidak digunakan yaitu butir soal yang mempunyai nilai
validitas yang termasuk dalam kategori rendah (soal nomor 8) , sangat rendah
(soal nomor 4, 5, 13, dan 22) , dan mempunyai nilai validitas yang negatif (soal
nomor 2 dan 19). Selain itu, soal nomor 24 tidak digunakan karena terdapat dalam
kategori sukar (P=2,78%).
Selain pengujian instrumen penguasaan konsep, peneliti juga melakukan
hal yang sama terhadap instrumen literasi sains. Berikut ini adalah gambar
sebaran validitas terhadap tingkat kesukaran dari tes literasi sains.
Reliabilitas = 0,68
Gambar 3.3
Se baran Instrume n Lite rasi Sains
Tingkat Kesukaran (P) Validitas (r)
Sangat Rendah Rendah Cukup Sangat Tinggi
Tinggi Mudah
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Dari hasil pengujian validitas butir soal diperoleh hasil sebanyak 76%
termasuk dalam kategori kategori cukup, 19% termasuk dalam kategori sangat
rendah, dan 5% mempunyai nilai validitas yang negatif. Dari hasil pengujian
tingkat kesukaran butir soal diperoleh 19% termasuk dalam kategori sukar, 57%
termasuk kategori sedang, dan 24% termasuk kategori mudah. Dari hasil
pengujian reliabilitas instrumen diperoleh hasil nilai = 0,68 dan termasuk
kategori tinggi.
Dari hasil pengujian instrumen maka butir soal yang digunakan berjumlah
17 soal. Soal yang tidak digunakan yaitu butir soal yang mempunyai nilai
validitas sangat rendah (soal nomor 8,9,10 dan 14) dan mempunyai nilai validitas
yang negatif (soal nomor 1).
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Pemberian tes awal (pretest) sebelum siswa diberikan perlakuan. Siswa
mengerjakan soal tes penguasaan konsep dan literasi sains. Selama melakukan tes
awal, siswa diawasi oleh guru agar hasil yang didapat benar-benar mengukur
kemampuan siswa yang bersangkutan atau untuk mencegah terjadinya
kecurangan. Hasil tes dikumpulkan kemudian diberi nilai.
2. Observasi dilakukan oleh observer saat pembelajaran untuk mengetahui
kesesuaian tahapan pembelajaran di kelas dengan yang sudah direncanakan pada
RPP. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Observer
memberikan tanda cheklist pada kolom yang sudah disediakan serta memberikan
keterangan untuk memperjelas hasil pengamatan.
3. Pemberian tes akhir (posttest) setelah siswa diberi perlakuan. Pada saat tes
akhir, siswa mengerjakan soal tes yang sama dengan soal yang diberikan saat tes
awal. Pada saat pemberian tes akhir, siswa juga diawasi oleh guru. Hasil tes
dikumpulkan kemudian diberi nilai.
I. Teknik Pengolahan Data
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Peningkatan penguasaan konsep dan literasi sains setelah diterapkan
Model Inkuiri Abduktif dapat diukur dengan mengolah hasil pretest dan posttest.
Untuk dapat melihat bagaimana peningkatannya maka dihitung nilai Gain yang
dinormalisasi dari data hasil pretest dan posttest. Nilai Gain ternormalisasi secara
sistematis ditulis sebagai berikut.
(Hake, 1999)
Keterangan :
=rata-rata skor posttest
< = rata-rata skor pretest
Interpretasi dari skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel 3.5 Berikut ini.
Tabe l 3.4
Inte rpre tasi nilai Gain Ternormalisasi Kriteria
0,70 1,00 Tinggi
0,30 0,70 Sedang
< Rendah
(Hake, 1999)
2. Presentase keterlaksanaan pembelajaran Model Inkuiri Abduktif dengan
menerapkan Model Inkuiri Abduktif. Lembar observasi yang diisi oleh
observer kemudian diolah dengan cara menghitung jumlah checklist dari
keterlaksanaan Model Inkuiri Abduktif. Dibawah ini adalah persamaan untuk
Siska Sukaesih, 2015
PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
J. Alur Penelitian
Prosedur penelitian dirangkum dalam alur penelitian sebagai berikut :
Gambar 3.4 Alur Prose dur Pe ne litian Penyususnan Laporan Penelitian
posttest
Analisis Data
pembahasan
kesimpulan
Penyusunan RPP dan Instrumen Penelitian
judgement, revisi
pretest
Observasi pembelajaran
Studi Literatur Telaah Kurikulum Studi Pendahuluan
Masalah