• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN. A. Pedoman wawancara untuk pemerintah Kota Lhokseumawe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR LAMPIRAN. A. Pedoman wawancara untuk pemerintah Kota Lhokseumawe"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Pedoman wawancara

A. Pedoman wawancara untuk pemerintah Kota Lhokseumawe Arah kebijakan

1. Nama: 2. Umur: 3. Pendidikan: 4. Jabatan:

5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe ?

6. Apa saja program kegiatan di Kota Lhokseumawe yang dapat di akses antara laki-laki dan perempuan ?

7. Apa saja program-program yang diperioritaskan dalam pengarusutamaan gender ?

8. Dalam penyusunan, siapa saja yang terlibat ? apakah masyarakat umum dilibatkan dalam penyusunan program ?

9. Bagaimana kerjasama antara pemerintah Kota Lhokseumawe dengan lembaga legislatif dalam program pengarusutamaan gender ?

10. Bagaimana akses laki-laki dan perempuan dalam proses pembuatan kebijakan pengarusutamaan gender ?

Implementasi

11. Bagaimana pemerintah Kota Lhokseumawe menyusun anggaran tiap program pengarsutamaan gender ?

(2)

12. Apakah kebijakan anggaran pengarusutamaan gender sesuai dengan kepentingan masyarakat ?

13. Apakah dalam anggaran yang sudah disahkan oleh DPRK, sesuai kebutuhan anggaran?

14. Seadainya tidak sesuai, bagaimana pemerintah Kota Lhokseumawe mengatasi kekurangan anggaran? Apakah progam dihapuskan atau anggaran yang ada diminimalkan?

15. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender ?

B. Pedoman wawancara untuk anggota legislatif Kota Lhokseumawe Pandangan terkait pengarusutamaan gender

1. Nama: 2. Umur: 3. Pendidikan: 4. Jabatan:

5. Menurut saudara, seberapa penting program yang berspektif pengarusutamaan gender?

6. Dalam membuat anggaran, siapa saja yang dilibatkan?

7. Apakah anggaran yang sudah disahkan oleh DPRK, adakah mempertimbangkan unsur gender didalam pembuatan anggaran?

8. Sejauh mana alokasi anggaran dalam program pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe ?

9. Untuk menindak lajuti inpres nomor 9 tahun 2000, apakah ada terbentuk perda pengarusutamaan gender? Atau hanya mengikuti inpres nomor 9 tahun 2000 saja ?

(3)

10. Bagaimana DPRK Lhokseumawe mengawasi program tersebut?

11. Apa sanksi yang ditetapkan oleh DPRK Lhokseumawe apabila program yang telah dianggarkan tidak sesuai rencana ?

12. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender?

C. Pedoman wawancara untuk LSM dan tokoh masyarakat 1. Nama:

2. Umur: 3. Pendidikan: 4. Pekerjaan:

5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender ? 6. Sejauh ini, program pengarusutamaan gender apa yang berjalan sesuai

harapan di Kota Lhokseumawe ?

7. Program apa yang menurut saudara penting dalam pengarusutamaan gender ?

8. Bagaimana akses dan kontrol laki-laki dan perempuan terhadap sumberdaya pembangunan dalam pengarustamaan gender ?

9. Bagaimana manfaat dan dampak sumberdaya usaha yang dijalankan oleh masyarakat kota Lhokseumawe ?

10. Bagaimana program yang dibuat oleh pemerintah Kota Lhokseumawe apakah sudah mempengaruhi pengarusutamaan gender ?

11. Bagaimana pandangan saudara mengenai isu gender, hubungannya dengan isu-isu aktual seperti kemiskinan ?

12. Dalam perumusan program maupun anggaran, apakah masyarakat ikut dilibatkan ?

(4)

Lampiran 2: Transkrip wawancara dengan ibu Yulia

Hasil wawancara pada tanggal 31 agustus 2015 pukul 09.45 WIB di kantor Dinas Pemberdaya perempuan Kota Lhokseumawe.

1. Nama: Yulia 2. Umur: 34 Tahun 3. Pendidikan: s1 hukum

4. Jabatan: Kasubid Pengarusutamaan gender

5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe ?

Jawaban : Penting, karena dengan adanya di keluarkan program pengarusutamaan gender dalam inpres nomor 9 tahun 2000 kita bisa melihat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dan meningkatkan aspirasi-aspirasi terhadap kaum-kaum perempuan

6. Apa saja program kegiatan di Kota Lhokseumawe yang dapat di akses antara laki-laki dan perempuan ?

Jawaban : program yang dijalankan seperti sosialisasi dengan terbentuknya program-program UKM dengan melihat jumlah peserta yang ada. Pada sosialisasi sekarang ini, phak pemberdaya perempuan, apabila berbicara tentang gender tidak hanya berbicara perempuan saja. Tetapi berbicara tentang laki-laki juga, dimana di bentuk dengan 60 % laki-laki dan 40 % perempuan. Namun dalam pembagian kuota ini yang lebih di fokuskan pada pemberdaya ekonomi terhadap perempuan. Dimana pihak dinas pemberdayaan perempuan ingin meningkatkan ekonomi terhadap kaum perempuan, dikarenakan monoritar bukan hanya laki-laki saja yang berkerja tetapi juga perempuan juga bisa berkerja sebagai penopang bagi keluarga. Maka dari pihak dinas pemberdayaan perempuan bersosialisai dengan cara

(5)

memberikan pelatihan-pelatihan usaha dan meningkatkan mutu bagi kaum perempuan di Kota lhokseumawe. namun program-program dalam pengarusutamaan gender ini bertahap dijalankan di Kota Lhokseumawe.

7. Apa saja program-program yang diperioritaskan dalam pengarusutamaan gender ?

Jawaban : yang lebih di utamakan untuk saat ini dalam bidang ekonomi dan kesehatan bagi ibu dan anak.

8. Dalam penyusunan, siapa saja yang terlibat ? apakah masyarakat umum dilibatkan dalam penyusunan program ?

Jawaban : dalam penyusunan program tersebut tidak dilibatkan masyarakat karena melalui program RPJM. apabila dari pihak Gampong (desa) dilibatkan melalui musrembang.

9. Bagaimana kerjasama antara pemerintah Kota Lhokseumawe dengan lembaga legislatif dalam program pengarusutamaan gender ?

Jawab : Belum pernah ada kerjasama dengan lembaga legisatif yang membahas masalah pengarusutamaan gender. Namun pihak dinas ingin membuat diskusi dengan lembaga legislatif dengan terkait program-program pengarusutamaan gender.

10. Bagaimana akses laki-laki dan perempuan dalam proses pembuatan kebijakan pengarusutamaan gender ?

Jawab : dalam proses kebijakan yang dikeluarkan ialah program berbasis gender, tetapi pada saat ini kebijakan gender itu belum dikeluarkan oleh pemerintah Kota lhokseumawe. dan di Kota Lhokseumawe pengarusutamaan gender tersebut baru mulai dengan diadakan sosialisasi.

Implementasi

11. Bagaimana pemerintah Kota Lhokseumawe menyusun anggaran tiap program pengarsutamaan gender ?

(6)

Jawab : untuk anggaran di pemerintah Kota lhokseumawe dana yang dikeluarkan cukup, mulai dari kesehatan ibu dan anak, pemberdayaan perempuan, pendidikan. Sehinggan memperoleh alokasi dana yang cukup di kota Lhokseumawe. anggaran yang di alokasi dari provinsi ke daerah mencapai 1 % untuk gender dari total APBK yaitu 100 Juta untuk Kota Lhokseumawe.

12. Apakah kebijakan anggaran pengarusutamaan gender sesuai dengan kepentingan masyarakat ?

Jawab : tapi dari kebijakan anggaran dengan program yang ajukan oleh dinas pemberdayaan perempuan banyak yang sesuai dan terpenuhi oleh pemerintah kota lhokseumawe. Walaupun yang tidak terpenuhi hanya beberapa kegiatan saja.

13. Apakah dalam anggaran yang sudah disahkan oleh DPRK, sesuai kebutuhan anggaran?

Jawab : sesuai.

14. Seadainya tidak sesuai, bagaimana pemerintah Kota Lhokseumawe mengatasi kekurangan anggaran? Apakah progam dihapuskan atau anggaran yang ada diminimalkan?

Jawab : ada kekurangan dalam anggaran, dan apabila anggaran yang kurang dari 5 program hanya 3 program pengarusutamaan gender yang dapat terpenuhi, 2 program lagi diajukan pada kegiatan tahun depan. Sehingga dengan harapan program yang belum terealisasi program tahun ini dapat di realisasikan pada tahun berikutnya. Dan tidak ada pengurangan atau penghapusan dalam program yang sudah dibentuk.

15. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender ?

Jawab : harapan saya sedikit demi sedikit bisa dimulai dan dijalankan pengarusutamaan gender di kota Lhokseumawe dengan mulai terbentuknya

(7)

perda atau qanun di Kota lhokseumawe. dan program pengarusutamaan gender tersebut tidak hanya di dinas pemberdayaan perempuan saja tetapi di semua dinas pemerintah kota Lhokseumawe, sehingga anggaran berspektif gender merupakan anggaran menyeluruh didalam setiap dinas.

Lampiran 3: Transkrip wawancara dengan ibu Roslina S.kom

Hasil wawancara pada tanggal 2 september 2015 pukul 14.00 WIB di Kantor DPRK Lhokseumawe

Pandangan terkait pengarusutamaan gender 1. Nama: Roslina S.kom

2. Umur: 30 Tahun 3. Pendidikan: S1

4. Jabatan: Wakil ketua komis D (bidang syariat islam dan kesejahteraan rakyat) 5. Menurut saudara, seberapa penting program yang berspektif pengarusutamaan

gender?

Jawaban : penting, karena ada kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan dari segi umum maupun anggaran.

- Pertanyaan tambahan : untuk di kota Lhokseumawe apa sudah terlihat kesetaraan gender dan sekarang juga sudah ada yang namanya affirmatif action yaitu kuaota 30 % terhahap perempuan ?

Jawaban: kalau terpenuhi kuota dalam tahap pendaftaran calon legislatif pada tahun 2014 sudah terpenuhi, namun kemenangan belum semua terpenuhi berpihak pada perempuan, dimana belum terpenuhinya kuota 30 % pada perempuan yang duduk di DPRK Lhokseumawe.

(8)

Jawaban : tidak ada yang di khususkan anggaran untuk gender setiap ada pembahasan, tetapi, setiap keperluan perempuan itu akan diperjuangkan sehingga hak-hak perempuan di wakilkan. Biasanya anggaran yang di salurkan melalui dinas-dinas terkait tetapi program yang di ajukakan oleh dinas ada yang berbasis gender.

- Sekarang sedang adanya penambahan anggaran untuk tahun 2015, ada tidak di kaitkan dalam anggaran untuk pengarusutamaan gender ?

Jawaban : kalau pembahasan anggaran 2015 tidak ada dimasukkan untuk khusus gender.

7. Apakah anggaran yang sudah disahkan oleh DPRK, adakah mempertimbangkan unsur gender didalam pembuatan anggaran?

Jawaban : ada, namun anggaran yang khusus untuk gender belum ada di kota lhokseumawe.

8. Sejauh mana alokasi anggaran dalam program pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe ?

Jawaban : belum ada

9. Untuk menindak lajuti inpres nomor 9 tahun 2000, apakah ada terbentuk perda pengarusutamaan gender? Atau hanya mengikuti inpres nomor 9 tahun 2000 saja ?

Jawaban : belum ada perda atau qanun yang di keluarkan Pengawasan dalam tugas dan fungsi sebagai anggota dewan 10. Bagaimana DPRK Lhokseumawe mengawasi program tersebut?

Jawaban : ada pertanggung jawaban walikota di bidang pemberdayaan perempuan, dilihat berapa persen program yang berhasil diajukan oleh pihak dinas pemberdayaan perempuan tersebut yang terkait dalam pengarusutamaan gender tersebut, dan anggaran yang dibutuhkan oleh kegiatan antara laki-laki

(9)

dan perempuan. Tetapi dalam anggaran untuk gender tidak ada, namum anggaran tersebut di berikan untuk program-program yang terkait dalam pengarusutamaan gender.

11. Apa sanksi yang ditetapkan oleh DPRK Lhokseumawe apabila program yang telah dianggarkan tidak sesuai rencana ?

Jawaban : kalau ada yang tidak sesuai program yang direncanakan, pada tahun selanjutnya tidak disetujui lagi untuk program-program selanjutnya.

12. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender?

Jawaban : kawan-kawan yang di DPRK Lhokseumawe bisa lebih memahami tentang pengarusutamaan gender, dan di dukung oleh masyarakat kota Lhokseumawe dengan adanya hak-hak yang sama antara laki-laki dan perempuan.

Lampiran 4: Transkrip wawancara dengan bapak Jamaluddin S.sos

Hasil wawancara pada tanggal 2 september 2015 pukul 16.30 WIB di kantor DPRK Lhokseumawe

1. Nama: Jamaluddin S.sos 2. Umur: 37 tahun

3. Pendidikan: S1

4. Jabatan: Ketua komisi B

5. Menurut saudara, seberapa penting program yang berspektif pengarusutamaan gender?

Jawaban : penting untuk diterapkan, agar adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan

6. Dalam membuat anggaran, siapa saja yang dilibatkan?

Jawaban : dalam pembuatan anggaran, kami dari pihak DPRK mengundang dinas-dinas terkait, dimana anggaran yang di berikan untuk gender ada pada

(10)

dinas-dinas terkait seperti pada bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi maupun pembangunan di kota lhokseumawe adanya anggaran yang diberikan oleh DPRK untuk membangun atau mensosialisikan program-program yang sudah dibentuk.

-pertanyaan tambahan: anggaran yang sudah dikeluarkan untuk pembangunangan kota Lhokseumawe sekitar berapa persen :

Jawaban :kalau persentasenya kurang tahu, tetapi yang lebih besar di perhatikan dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Hamper 30 % untuk pendidikan dan kesehatan.

7. Apakah anggaran yang sudah disahkan oleh DPRK, adakah mempertimbangkan unsur gender didalam pembuatan anggaran?

Jawaban : ada, namun anggaran yang khusus untuk gender itu belum ada di kota lhokseumawe.

8. Sejauh mana alokasi anggaran dalam program pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe ?

Jawaban : belum ada

9. Untuk menindak lajuti inpres nomor 9 tahun 2000, apakah ada terbentuk perda pengarusutamaan gender? Atau hanya mengikuti inpres nomor 9 tahun 2000 saja ?

Jawaban : belum ada perda atau qanun yang dikeluarkan dalam pengarusutamaan gender

Pengawasan dalam tugas dan fungsi sebagai anggota dewan 10. Bagaimana DPRK Lhokseumawe mengawasi program tersebut?

Jawaban : begitu pemerintah kota Lhokseumawe mengajukan program ke pihak DPRK yang sudah di sahkan anggaran. Sesuai anggaran setelah itu di buat pansus, apakah yang sudah di sahkan ada di kegiatan. Namun apabila

(11)

dalam sebuah program tersebut tidak di jalankan dengan baik akan mendapatkan sanksi dari pemerintah kota lhokseumawe sendiri.

11. Apa sanksi yang ditetapkan oleh DPRK Lhokseumawe apabila program yang telah dianggarkan tidak sesuai rencana ?

Jawaban : program yang telah di anggaran namun tidak sesuai dengan rencana, program tersebut akan di hapus, sesuai dengan hukum.

12. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender?

Jawaban : harapan saya program yang telah ditetapkan lebih difokuskan kepada pendidikan dan ekonomi. Dengan adanya diterapkan qanun atau perda di kota Lhokseumawe pasti adanya kesataraan gender antara laki-laki dan perempuan dan ekonomi pendidikan terhadap perempuan dan laki-laki lebih di perhatian dan tidak ada lahi kekesaran seksual terhadap perempuan.

Lampiran 5: transkrip wawancara dengan ibu Roslina Rasyid

Hasil wawancara pada tanggal 2 oktober 2015 pukul 10.07 WIB di LBH APIK Aceh 1. Nama: Roslina Rasyid

2. Umur: 43 tahun 3. Pendidikan: S1

4. Pekerjaan: sekretaris eksekutif LBH APIK Aceh

5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender ?

Jawaban : sebenarnya itu penting karena itu terkait tentang bagaimana pemerintah lhokseumawe mendukung badan pemberdayaan perempuan, sebenarnya itu badan yang dibentuk dalam pemerintah Indonesia untuk mendukung mempromosikan perlindungan dan kekerasan terhadap perempuan. Itu kewajiban bagi pemerintah untuk memenuhi hak-hak konsitusi perlindungan terhadap perempuan. Kalau di lihat dari konsitusional

(12)

dari 14 rumput itu antara lain : hak atas kewarganegaraan, hak atas hidup, hak unutk mengembangkan diri, hak atas kemerdekaan pikiran dan kebebasan memilih, hak atas informasi,hak atas kerja dan penghidupan layak, hak atas kepemilikan dan perumahan, hak atas kesehatan dan lingkungan sehat,hak berkeluarga,ha katas kepastian hukum dan keadilan,hak bebas dari ancaman,diskriminasi dan kekerasan,ha katas perllindungan,hak atas memperjuangkan hak, hak atas pemerintah. Kalau dilihat dari 14 rumput di atas bahwasanya perempuan dan laki-laki itu sama dalam pengambilan keputusan dan pendapatan hak-hak kewajiban. Pemerintah daerah ini punya kewajiban untuk terus mendukan hak-hak laki-laki dan perempuan. Kalau dilembaga swadaya masyarakat dalam kapasitas bukan yang wajib melakukan tetapi bagian dari masyarakat dan kemudia mendorong sehingga pemerintah daerah bertanggung jawab untuk dilindungi hak-hak perempuan. Namun dalam 14 rumput tersebut tidak berbicara untuk perempuan, tetapi diberlakukan sama antara laki-laki dan perempuan. Karena kebijakan itu bersikap diskriminatif baik anggaran maupun yang lain-lain. namun kenapa Negara dalam prekateknya banyak menimbulkan diskriminasi termasuk anggaran, kenapa dalan kebutuhan perempuan anggaran itu tidak berpihak terhadap perempuan. Alokasi anggaran terhadap perempuan itu sangat minimal, kalau dilihat dari APBN anggaran hanya 1 % dan itu di bagi rata dalam setiap provinsi. Bahwa anggaran yang khusus untuk gender itu belum ada. Kalau bebicara tentang anggaran ketika pemerintah berkomitmen harus di ikutin dengan anggaran yang berpihak juga, dan prasaranan dan saranan harus di buat dengan sebaik mungkin sehingga program-program pengarusutamaan gender tersebut dapat berjalan dengan baik dan bukan hanya berkomitmen saja tetapi harus di jalankan atau diterapkan di daerah khususnya di kota lhokseumawe. sehingga budaya patriaki atau kesenjangan

(13)

yang terus menurus di berikan terhadap kaun perempuan akan hilang baik di tingkat eksekutif maupun di pemerintah. Sehingga kelompok-kelompok perempuan yang sekarang ini memperjuangakan hak-hak perempuan dengan adanya kuaota 30 % itu tidak sia-sia, terpenuhi dan tidak menurun.

6. Sejauh ini, program pengarusutamaan gender apa yang berjalan sesuai harapan di Kota Lhokseumawe ?

Jawaban : belum

Pertanyaan tambahan : - bagaimana dengan tingkat ekonomi terhadap perempuan ?

Jawaban : kalau ada program yang cukup mendukung seperti usaha-usaha home industri yang dikelola dengan baik dari rumah kerumah itu bisa didukung dengan pemasaran dengan baik. Dimana pemerintah memiliki jaringan dan dana dengan baik yang bisa mendukung seperti koperasi. Namun di kota lhokseumawe sendiri tidak berjalan dengan baik. Seperti adanya anggaran desa yang banyak terutama di kota Lhokseumawe, namun hal itu tidak berjalan dengan baik.

7. Program apa yang menurut saudara penting dalam pengarusutamaan gender ? Jawaban : semuanya dalam program tersebut itu penting, berharap pemerintah mendukung semuanya dan keterpihakan anggarannya yang dilihat dalam programnya serius untuk dijalankan oleh pemerintah.

8. Bagaimana manfaat dan dampak sumberdaya usaha yang dijalankan oleh masyarakat kota Lhokseumawe ?

Jawabannya : kalau sumber daya usaha, seperti UKM sendiri belum sepenuhnya terpenuhi bagi ibu-ibu rumah tangga, dimana kita lihat pada Negara-negara berkembang lainnya, Industri yang diberikan sangat oleh pemerintah dinegara luar itu sangat baik untuk bisa mensejahterakan masyakarat. Di bandingkan dengan aceh khususnya kota lhokseumawe sendiri

(14)

belum bisa memenuhi syarat yang baik untuk bisa memajukan industuri-industri rumah yang baik.

9. Bagaimana program yang dibuat oleh pemerintah Kota Lhokseumawe apakah sudah mempengaruhi pengarusutamaan gender ?

Jawaban : belum dijalankan, karena pihak-pihak dinas-dinas terkait masih dalam tahap sosialisasi.

10. Bagaimana pandangan saudara mengenai isu gender, hubungannya dengan isu-isu aktual seperti kemiskinan ?

Jawaban : kalau di lihat dalam kemiskinan, bahwa perempuan lebih besar terdapat kemiskinan di bandingkan dengan laki-laki. Dimana masih adanya pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Seperti pada sekarang ini terdapat kasus tentang pelecahan seksual di dalam pengungsian di rohingnya. Kasus tersebut masih dalam penanganan.

11. Dalam perumusan program maupun anggaran, apakah masyarakat ikut dilibatkan ?

Jawaban : tidak semua dalam program di libatkan oleh pihak dinas yang terkait.

12. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender ?

Jawaban : Agar semua masyarakat di Lhokseumawe mampu memahami tentang PUG dan mampu melaksanakan kebijakan PUG ini dengan baik agar tercipta kesetaraan gender dan kebijakan ini juga diharapkan agar secepatnya di realisasikan sehingga tujuan-tujuan mengenai maksud PUG ini juga dapat dipahami oleh masyarakat.

(15)

Lampiran 6: Transkrip wawancara dengan ibu Khairul hasni 1. Nama: Khairul hasni

2. Umur:-

3. Pendidikan: S2

4. Pekerjaan: Direktur LSM JARI

5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender ?

Jawaban : kalau di lihat dari yang sudah di tetapkan, bahwa pengarusutamaan gender itu penting. Dan diperjuangkan hak-hak antara laki-laki dan perempuan.

6. Sejauh ini, program pengarusutamaan gender apa yang berjalan sesuai harapan di Kota Lhokseumawe ?

Jawaban : belum sesuai, karena pemerintah terlalu lambat dalam menjalankan program pengarusutamaan gender.

7. Program apa yang menurut saudara penting dalam pengarusutamaan gender ? Jawaban : pemerintah harus lebih memerhatikan ekonomi, kesehatan dan pendidikan terhadap masyarakat lhokseumawe. dimana pada bidang ekonomi pemerintah harus lebih memerhatikan usaha usaha kecil yang di kelola oleh ibu-ibu rumah tangga.

8. Bagaimana manfaat dan dampak sumberdaya usaha yang dijalankan oleh masyarakat kota Lhokseumawe ?

Jawaban :

9. Bagaimana program yang dibuat oleh pemerintah Kota Lhokseumawe apakah sudah mempengaruhi pengarusutamaan gender ?

Jawaban : belum di jalankan dengan baik.

10. Bagaimana pandangan saudara mengenai isu gender, hubungannya dengan isu-isu aktual seperti kemiskinan ?

Referensi

Dokumen terkait

Dalam lingkungan alam, perusahaan memiliki tanggung jawab sosial, yaitu tidak mencemari lingkungan di sekitarnya dengan limbah produksi agar tidak merugikan masyarakat yang

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W4, 2015 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

merupakan pengalaman karena dari hasil klarifikasi yang dilakukan ke PPK pekerjaan tersebut, diperoleh informasi bahwa pekerjaan yang dilaksanakan pada

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W4, 2015 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 008/RR_BPBD/V/2017 tanggal 19 Mei 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan Dokumen

Operated with two to three people the simple and low-cost setup as described above can acquire good aerial imagery (Figure 7) with a high ground resolution to

 Semua peralatan (perjanjian sewa) tidak dilengkapi dengan bukti kepemilikan peralatan dari pemilik peralatan yang menyewakan, sesuai ketentuan yang disyaratkan

Pada pelaksanaan siklus I nilai-nilai yang diperoleh peserta didik kelas XI TPM B SMK Negeri 2 Surakarta pada pembelajaran mata diklat CNC Dasar TU-3A