• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Tugas Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Tugas Akhir"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE GEOSTATISTIK

PADA PT. ADARO INDONESIA

DI DESA DAHAI KABUPATEN TABALONG KALIMANTAN SELATAN

Usulan Penelitian

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Program Studi Teknik Pertambangan

Diajukan Oleh :

PILLAYATI

NIM. H1C110055

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOSTATISTIK

PADA PT. ADARO INDONESIA DI DESA DAHAI KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pengusul PILLAYATI NIM. H1C110055 Banjarbaru, 27 November 2014 Disetujui oleh Pembimbing I NURHAKIM, MT NIP. 19730615 200003 1 002 Pembimbing II RISWAN, MT NIP. 19731231 200812 1 008

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada industri pertambangan batubara pemenuhan kebutuhan batubara yang sesuai dengan spesifikasi pasar menjadi hal penting. Mengingat tingginya kompetisi di industri pertambangan batubara ini, maksimum recovery dengan biaya yang minimum adalah hal pasti. Agar mencapai itu, perhitungan sumberdaya dan penentuan error tidaklah cukup. Nilai kualitas batubara menjadi hal penting agar kegiatan pertambangan menjadi optimum.

Banyaknya fluktuasi kualitas batubara pada endapannya, memerlukan perhatian serius pada permodelan geologi dan perhitungan hal-hal teknis dalam pertambangan batubara. Di sisi lain, di pasar, permintaan akan batubara semakin spesifik. Pasar memerlukan perkiraan, kuantifikasi, dan ketidakpastian yang kecil dalam menentukan kualitas batubara tersebut.

Dalam memprediksi nilai sumberdaya biasanya hanya menggunakan data yang berkaitan dengan kuantitas, seperti informasi geologi yang berhubungan dengan ketebalan lapisan batubara, kemenerusan, dan akhirnya mendapatkan ton batubara tersebut, dalam perhitungan dilakukan pendekatan interpolasi atau ordinary kriging. Begitu pula dalam estimasi kualitas batubara, juga dihitung berdasarkan metode interpolasi, termasuk metode inverse distance weighting atau ordinary

kriging. Pada perencanaan tambangpun, blok model yang dibuat, di estimasi datanya menggunakan metode yang sama. Metode-metode ini

selalu menimbulkan nilai yang ‘smooth’ dibandingkan kenyataannya di lapangan dan selalu menghasilkan nilai varians yang dianggap sebagai nilai ketidakpastian data hasil estimasinya (Costa, 2000).

Penulis mencoba menggunakan simulasi geostatistik untuk mendapatkan nilai kualitas batubara dan kontinuitas spasial berdasarkan data yang dimiliki. Metode simulasi geostatistik cenderung mereplikasi struktur spasial dari suatu data dibandingkan membuat optimasi estimasi

(4)

lokal dari data tersebut. Model simulasi yang digunakan adalah conditional

simulation. Model ini memperhatikan nilai dari data dan membuat data kembali (reproduce) dengan karakteristik dispersi data yang sama dengan

data awal.

Dengan metode tersebut, pada perencanaan tambang didapatkan beberapa alternatif data hasil simulasi pada setiap blok penambangan yang direncanakan. Data-data ini nantinya bisa menjadi pertimbangan dalam perencanaan pertambangan batubara. Khususnya apabila dilakukan

blending kualitas batubara sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan,

dimana angka-angka simulasi bisa menjadi pertimbangan blok mana yang ingin ditambang terlebih dahulu agar sesuai dengan kebutuhan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penentuan perhitungan sumberdaya Batubara sebagai judul skripsi adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan perhitungan sumberdaya Batubara dan distribusi kualitas secara spasial.

2. Perlu dilakukan permodelan dan perhitungan sumberdaya Batubara yang lebih modern agar didapatkan hasil yang lebih akurat.

3. Keberhasilan penaksiran cadangan dengan geostatistik dapat dilihat dari nilai varian estimasinya, semakin kecil nilai varian estimasi maka akan semakin mendekati dengan jumlah sebenarnya.

1.3. Batasan Masalah

Dalam Penelitian ini masalah yang dibahas hanya dibatasi pada perhitungan sumberdaya Batubara dengan menggunakan metode geostatistik pada PT. Adaro Indonesia.

1.4. Tujuan Penelitian

Dari penelitian nanti diharapkan diperoleh kesimpulan jumlah sumberdaya Batubara pada PT. Adaro Indonesia berdasarkan metode yang akan diteliti dengan cara melakukan kegiatan penelitian terhadap data-data hasil eksplorasi yang mencakup beberapa hal diantaranya adalah struktur geologi, kondisi topografi, kedudukan endapan Batubara dan tebal tanah penutup dari endapan tersebut.

(5)

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran dan bahan pertimbangan PT. Adaro Indonesia dalam perhitungan sumberdaya Batubara, serta dapat menjadi literatur yang bermanfaat bagi pembaca, baik itu untuk Mahasiswa maupun sebagai referensi umum.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Karakteristik Batubara

Batubara ialah batuan sedimen yang secara kimia dan fisika adalah heterogen yang mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan. Zat lain, yaitu senyawa anorganik pembentuk-ash tersebar sebagai partikel zat mineral terpisah-pisah di seluruh senyawa batubara. (Elliott, 1981 dalam Muchjidin, 2006).

Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan terdapat di alam dalam tingkat yang berbeda mulai dari lignite, subbituminous, bituminous dan antrasit. Selain itu, batubara merupakan endapan organik yang mutunya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain proses pembentukan, umur, jenis tanaman pembentuk, tingkat kontaminasi, tekanan, suhu, waktu, dll.

Terdapat 2 macam teori yang menjelaskan tempat terbentuknya batubara (Sukandarrumidi, 2004):

1. Teori Insitu

Teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara, terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian maka setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses transportasi segeratertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran yang luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relatif kecil. Batubara yang terbentuk seperti ini di Indonesia didapatkan dilapangan batubara Muara Enim (Sumatera Selatan).

2. Teori Drift

Teori ini menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadi ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air dan berakumulasi

(7)

disuatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami proses

coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak luas, tetapi dijumpai dibeberapa tempat, kualitas kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tanaman ke tempat sedimentasi. Batubara yang terbentuk seperti ini di Indonesia didapatkan dilapangan batubara delta Mahakam Purba, Kalimantan Timur.

2.2. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan

Istilah resources (sumberdaya) diartikan sebagai komoditi mineral potensial yang dapat dieksploitasi. Reserves (cadangan) didefinisikan sebagai jumlah kuantitas terhitung dari bijih yang ekonomis untuk ditambang berdasarkan segi teknologi dan kondisi ekonomi dan aspek lingkungan saat ini. Jika kita menggunakan istilah cadangan berarti endapan mineral tersebut harus sudah mineable (baik tambang terbuka atau tambang bawah tanah) dan bankable (berdasarkan potensi kekayaan yang dimiliki untuk mencari modal dari bank).

Sumberdaya (resources) dapat menjadi cadangan (reserves) dengan melakukan studi kelayakan tambang yang meliputi studi ekonomi (contoh harga komoditi dalam 10 – 15 tahun terakhir), penambangan (ongkos dan metoda penambangan, biaya infrastruktur), metalurgi (ongkos pengolahan), pemasaran (kondisi pasar), peraturan/hukum (kontrak harga, kerjasama, kebijakan pemerintah, lingkungan dan social (Setidjaji, 2007).

Dalam perhitungan sumberdaya dan cadangan dikenal beberapa prinsip dasar seperti berikut :

1. Harus dilakukan dengan berdasar pada data aktual yang diperlakukan secara objektif

2. Hasil taksiran parameter harus tak bias dan seminimal mungkin mengandung random error. dengan kata lain harus mencerminkan secara tepat kondisi geologi dan karakter / sifat dari bahan galian. 3. Metode perhitungan cadangan harus memberikan hasil yang dapat

dikaji ulang / diverifikasi.

4. Keputusan dipakai atau tidaknya suatu data dalam penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas dan konsisten

(8)

Metode perhitungan cadangan tergantung terhadap metode penambangan, juga tergantung pada tujuan apakah dalam rangka long

term atau short term mine planning. Perhitungan global umumnya untuk long term mine planning atau pra-studi kelayakan. Perhitungan lokal

dilakukan dalam rangka studi kelayakan atau short term mine planning. Perhitungan sumberdaya atau cadangan umumnya berdasarkan susunan 2 atau 3 dimensi assay sampel (Nurhakim, 2008).

Pada gambar 2.1. dijelaskan tentang klasifikasi sumberdaya dan cadangan menurut Standar Nasional Indonesia.

Gambar 2.1.

Rancangan Standar Nasional Indonesia klasifikasi sumberdaya dan cadangan mineral

2.3. Permodelan Endapan

Terminologi ’model’ telah banyak didefinisikan, salah satunya berupa suatu idealisasi fungsional dari suatu kondisi real untuk menganalisis suatu masalah (Evans, 1993). Model cebakan bijih dikembangkan berdasarkan observasi dan penelitian baik di lapangan maupun di laboratorium terhadap cebakan-cebakan bijih yang sudah ditemukan. Jadi, Model endapan mineral adalah penggambaran informasi yang diatur secara sistematik tentang sifat-sifat penting suatu kelompok endapan mineral (Cok dan Singer, 1986 dalam Mosier dan Bliss, 1992).

Dalam pemodelan endapan mineral terdapat dua jenis model yang sering dibahas, yaitu model empiris yang didasarkan atas pemerian endapan dan model genetik yang menjelaskan endapan atas dasar

(9)

proses-proses geologi. Model genetik membahas sifat – sifat endapan yang dihubungkan dengan beberapa konsep dasar, mungkin lebih bersifat subyektif, tetapi dapat lebih berguna sebagaimana dapat menduga endapan yang belum tersedia pada basis data deskriptif. Model lain yang berguna pada evaluasi ekonomi awal adalah suatu model kadar tonase bijih. Penerapan suatu model endapan tertentu akan tergantung kepada kualitas data yang dimiliki (basis data).

Berikut penjelasan lebih lanjut dari model geologi, model empiris, model genetic (konseptual), model eksplorasi dan model cadangan dari endapan mineral.

a. Model Geologi Regional

Model geologi regional adalah lingkungan geologi dimana proses-proses geologi yang membentuk obyek geologi berlangsung serta faktor-faktor pengendalinya yang menyebabkan obyek geologi tersebut terbentuk pada tempat dan waktu tertentu (skala regional).

Unsur-unsur model geologi regional :

1) Batuan sumber atau asosiasi batuan yang berhubungan erat dengan obyek geologi yang dimaksud (endapan mineral)

2) Proses geologi yang membentuk obyek geologi 3) Waktu pembentukan obyek geologi

b. Model Geologi Lokal

Model geologi lokal merupakan lingkungan geologi lokal dimana proses-proses geologi yang membentuk obyek geologi (endapan mineral) berlangsung serta factor-faktor pengendalinya yang menyebabkan obyek geologi tersebut di tempat dan pada waktu tertentu (berskala lokal).

Model geologi lokal meliputi :

1) Bentuk tubuh dan dimensi endapan mineral (obyek geologi)

2) Posisi obyek geologi terhadap struktur geologi batuan induknya (host

rock)

3) Sifat geologi dan mineralogi obyek geologi (endapan) 4) Sifat fisika-kimia obyek geologi (endapan)

c. Model Empiris

Model empiris adalah model geologi yang berdasarkan karakteristik endapan-endapan mineral yang diketahui, mengandung

(10)

data, tapi tidak diinterpretasi (Babcock, 1984). Jenis endapan tertentu terdapat pada tatanan geologi tertentu, yang seharusnya dijumpai pada tatanan geologi yang sama di tempat lain (Walshe, 1984).

Model empiris endapan, dikarakterisasi oleh : 1) Lingkungan tektonik

2) Batuan induk (host rock) 3) Mineralisasi

4) Tipe dan zonasi alterasi hidrotermal 5) Penyebaran dalam waktu dan ruang 6) Ukuran dan kadar endapan

Model empiris dapat dijadikan model pembanding dalam menjalaskan model genetik endapan suatu daerah.

d. Model Genetik (Model konseptual)

Model genetik adalah model konseptual analisis komponen utama endapan bijih, dan menjelaskan hubungan komponen-komponen tersebut (Babcock, 1984). Model genetik ini dikembangkan dari model empiris (model geologi) yang berdasarkan pada proses pembentuk endapan mineral tersebut.

Komponen-komponen genetik utama, antara lain : 1) Batuan induk (host rock) dan umurnya

2) Mineralisasi dan alterasi hidrotermal

3) Sifat fisika-kimia dan komposisi fluida pembawa biji 4) Sekuen paragenesa

5) Geometri endapan (bentuk dan dimensi) 6) Kontrol struktur, dsb.

e. Model Cadangan

Model cadangan adalah cara dan sistematika estimasi cadangan suatu endapan mineral berdasarkan metoda penaksiran yang sesuai, tergantung pada kompleksitas geometri dan penyebaran kadar. Output-nya adalah cadangan endapan (probable atau proven reserve).

Model cadangan ini dapat dilakukan secara komputerisasi (model komputer):

1) Model Blok Teratur (Regular Block Model); cebakan dibagi dalam

(11)

batuan, alterasi, mineralisasi, kadar, kode topografi, dsb (lihat Gambar 2.3).

2) Gridded Seam Model; pemodelan untuk batubara atau cebakan yang berlapis, yang dibagi dalam sel-sel yang teratur (dimensi tertentu).

Metoda-metoda penaksiran : 1) Penaksiran manual (cross section) 2) Metoda polygon

3) Metoda segitiga

4) Metoda Jarak Terbalik (Inverse Distance Method) 5) Metoda geostatistik dan Kriging

Gambar 2.2. Model Endapan Blok f. Model kadar dan Tonase

Dari beberapa model deskriptif (empiris) yang diketahui ukuran dan kadarnya, dapat dikembangkan Model Kadar dan Tonase. Estimasi tonase dan kadar dilakukan pada COG (cut of grade) yang paling rendah. Model kadar dan tonase ini biasanya dibuat dalam format grafik

(12)

untuk memudahkan dalam pembacaan data dan membandingkan jenis endapan yang satu dengan yang lainnya (Cox dan Singer, 1986 dalam Mosier dan Bliss, 1992) (Idrus, 2007).

2.4. Sistem Blok

Metoda ini membagi daerah yang akan dihitung cadangannya atas blok – blok yang sama luasnya. Blok umumnya berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi sekitar ½ - 1/3 jarak lubang bor. Cadangan dihitung dengan menjumlahkan tonase masing – masing blok dan kadar rata – rata blok diperoleh dengan cara perhitungan kadar dengan pembobotan tonase. Kadar dan ketebalan setiap blok dihitung berdasarkan data lubang bor di sekitarnya yang terdekat dengan cara pembobotan jarak terbalik (inverse distance) atau kriging (cara geostatistik).

Sebaran data yang tidak teratur umumnya memberikan persoalan di dalam meramal suatu blok yang tidak mempunyai data yang terletak di antara blok – blok yang mempunyai data seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.3.

Gambar 2.3.

Metode pembobotan dengan jarak terbalik

Untuk memecahkan persoalan ini digunakan suatu metoda penaksiran yang didasarkan atas jarak conto terhadap blok tersebut. Pembobotan berdasarkan jarak yang biasa dipakai adalah inverse distance (ID), inverse distance square (IDS), inverse distance cubed (IDC).

(13)

Dimana :

: kadar blok yang diestimasi : kadar titik / blok pada jarak : nilai pembobotan jarak

: jarak blok yang diestimasi dengan titik bor tertentu (Idrus, 2007).

2.5. Geostatistik

Geostatistik adalah studi variasi suatu parameter dalam domain ruang dan atau waktu dalam hubungannya dengan bumi. Geostatistik berhubungan dengan data-data yang saling berkorelasi secara spasial.

Analisis geostatistik merupakan teknik geostatistik yang terfokus pada variable spasial, yaitu hubungan antara variable yang diukur pada titik tertentu dengan variable yang sama diukur pada titik dengan jarak tertentu dari titik pertama. Proses yang dilakukan dalam analisis geostatistik adalah meregister seluruh data, mengeksplorasi data, membuat model, melakukan diagnostik dan membandingkan model.

1. Kriging

Melalui metode kriging diperoleh harga penaksir terbaik berdasarkan informasi yang ada pada suatu endapan bahan galian. Faktor bobot dipilih sedemikian rupa sehingga diperoleh varians estimasi yang minimum.

Sehingga kriging memperhatikan:

a. Struktur dan korelasi spasial variable melalui suatu fungsi

b. Hubungan geometri relative antar data yang mencakup hal penaksiran dan penaksiran volume melalui (hubungan antar data) dan sebagai ) (hubungan antara data dan volume).

Jika variogram isotrop dan pola data teratur, maka system kriging akan memberikan data yang simetri.

(14)

Dalam banyak hal hanya conto-conto di dalam blok dan di sekitar blok memberikan estimasi dan mempunyai suatu factor bobot masing-masing nol. Dalam hal ini, jangkauan radius conto yang pertama atau kedua pertama akan tidak mempengaruhi (tersaring). Efek screen ini akan tejadi jika tidak ada nugget effect atau kecil sekali . Efek nugget ini menurunkan efek screen. Untuk efek nugget yang besar, semua conto mempunyai bobot yang sama.

Conto-conto yang terletak jauh dari blok dapat diikutsertakan dalam estimasi ini melalui hingga rata-ratanya.

Seperti yang telah dijelaskan, metode ini memanfaatkan penggunaan informasi yang ada sebaik-baiknya, sehingga didapatkan estimasi linier yang paling baik untuk harga yang sebenarnya. Target utamanya adalah menghindari kesalahan sistematis dalam estimasi yang terlalu besar atau terlalu kecil (over estimate atau under estimate) dalam menaksir cadangan. Hal ini sangat penting pada perkiraan cadangan untuk pemilihan blok apakah layak tambang atau tidak.

Berikut contoh perhitungan kriging pada grid yang teratur yang dilakukan terhadap suatu blok pada endapan bahan galian sudah diketahui mempunyai variogram model Matheron dengan :

Blok berbentuk bujur sangkar berukuran 20m x 30m dengan 4 conto disekelilingnya dan 1 conto di tengah-tengah blok. Berdasarkan kesimetrian letak conto terhadap blok, maka persamaan penaksiran kadar dapat dikelompokkan sebagai berikut:

(15)

Sistem Kriging:

Penyelesaian empat persamaan dengan empat variable

(16)

Standar deviasi relatif : Bandingkan dengan :

Secara umum cara kriging untuk blok dengan grid teratur ini tidak hanya memperhatikan 4 conto/blok di sekitarnya tetapi 8 blok, seperti pada gambar 2.4.

8

2

9

4

1

5

7

3

6

Gambar 2.4. Blok dengan grid teratur

Kadar yang diestimasi untuk blok di tengah-tengah (blok 1) adalah:

Dalam hal ini akan terdapat 6 sistem persamaan linier untuk menentukan bobot ( ) seperti yang sudah dijelaskan terlebih dahulu). Untuk suatu efek nugget yang besar perlu diperhatikan suatu kelompok conto yang mengitari blok di cinicin luarnya lagi.

Jika conto terletak di dalam blok yang akan ditaksir, atau ada satu-dua conto terletak disekitar 8 conto yang akan digunakan untuk menaksir blok, maka system persamaannya harus disesuaikan lagi karena system pembobotannya sudah berbeda. Untuk conto dengan penyebaran yang tidak teratur, yang karena suatu hal tidak terletak di tengah-tengah blok (random stratified grid), system persamaannya masih dapat digunakan tetapi dengan memodifikasi untuk tiap blok.

(17)

2. Perhitungan Variogram

Variogram dihitung dengan suatu rumus yang sederhana, yaitu perbedaan rata-rata antara dua titik conto dengan jarak tertentu. Oleh karena itu perbedaan tersebut kemungkinan berharga <0 atau >0, agar perbedaan rata-rata tersebut selalu berharga >0, maka perhitungan didasarkan pada perbedaan kuadrat.

Delfiner mendefinisikan bahwa perbedaan kuadrat tersebut diasumsikan sebagai ekspektasi , sehingga definisi variogram menjadi:

dimana : = variogram Var = varians

Dari fungsi tersebut dapat didefinisikan semivariogram sebagai berikut:

dimana:

= (semi)variogram untuk arah tertentu dari jarak h

h

= 1d, 2d, 3d, 4d (d = jarak antar conto)

= harga (data) pada titik

= data pada titik yang berjarak h dari = jumlah pasangan data

Algoritma perhitungan variogram adalah sebagai berikut:

a. Setiap titik conto mempunyai kesempatan untuk menjadi titik origin . Titik-titik lainnya dihitung dengan perbedaan kuadratnya . Jarak antara titik origin dan titik lainnya harus berada pada distance classes

.

Jika titik berada di luar daerah distance classes dan angle classes, maka perbedaan kuadrat tidak dihitung. Demikian perhitungan ini berulang-ulang di setiap titik

.

b. Selanjutnya dengan prosedur pada butir 1, titik-titik lainnya juga diberi kesempatan menjadi titik origin .

(18)

c. Untuk prosedur 1 dan 2, hitung jumlah pasangannya yang memenuhi syarat di atas dan juga jumlahnya secara kumulatif semua perbedaan kuadratnya . Dengan rumus di atas, maka dapat dihitung (semi)variogram untuk jarak pasangan h = id.

d. Variogram untuk jarak pasangan h selanjutnya (2d, 3d, 4d, … dst) lakukan kembali dengan prosedur 1 sampai dengan 3. Dengan demikian akan didapati hasil perhitungan variogram untuk setiap jarak h.

e. Plot grafik variogram dengan sumbu X adalah h sedangkan sumbu Y nya adalah harga variogram untuk jarak h yang bersangkutan (Heriawan, 2013).

(19)

Perhitungan sumberdaya dilakukan agar dapat menentukan jumlah dan mutu kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dieksploitasi sesuai kebutuhan.

Rumusan Masalah

Batubara memiliki kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda dalam setiap lapisan, sehingga perlu dilakukan

perhitungan sumberdaya Batubara secara spasial.

Data Primer - Kondisi daerah penelitian - Peta kesampaian daerah Data Sekunder - Data log bor - Peta geologi stratigrafi dan topografi - Data kualitas dan

kuantitas - Peta konsesi

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Studi Kepustakaan

Merupakan studi berdasarkan studi literatur yang bisa diperoleh dari Instansi yang terkait dengan penelitian ini dan perpustakaan kampus serta perpustakaan daerah.

1.2. Penelitian Langsung di Lapangan

Merupakan pengambilan data lapangan yang meliputi metode deskriptif melalui setudi lapangan dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

1.3.

Diagram Alir Penelitian

START

(20)

Pengolahan Data - Peta sebaran kualitas Batubara - Permodelan Batubara

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Analisa

Gambaran permodelan Batubara dan jumlah sumberdaya Batubara

(21)

BAB IV

SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan akhir ini memuat uraian secara garis besar dari tiap-tiap bab dalam laporan tugas akhir, dijabarkan sebagai berikut.

1. BAB I PENDAHULUAN

Mengemukakan mengenai latar belakang dilaksanakan penelitian disertai identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah mengenai perhitungan sumberdaya Batubara. Bab ini juga mengemukakan tujuan dan manfaat penelitian ini yaitu untuk memberikan suatu hasil penelitian yang berguna bagi perusahan pada umumnya dan penulis pada khususnya.

2. BAB II TINJAUAN UMUM

Mengemukakan tentang rujukan teori yang menunjang proses analisis dan interpretasi yang diambil dari literatur-literatur baik itu melalui data yang dimiliki oleh perusahaan maupun buku-buku yang berkenaan dengan materi penelitian penulis.

3. BAB III DASAR TEORI

Mengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan laporan. Bab ini berisi rancangan penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4. BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN

Mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan data-data yang diperoleh di lapangan.

5. BAB V PEMBAHASAN

Mengemukakan tentang kesimpulan dan saran dari seluruh aktivitas penelitian tugas akhir berdasarkan analisis data di pembahasan.

(22)

BAB V

JADWAL PENELITIAN

1.1 Jadwal Kegiatan

Penelitian Tugas Akhir dilaksanakan selama kurang lebih 4 minggu, sejak tanggal 15 Desember 2014 hingga 09 Januari 2015. Rencana jadwal kegiatan dijelaskan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Jadwal Kegiatan Minggu 1 2 3 4 Studi Literatur Observasi Lapangan Pengambilan Data Pengolahan Data Penyusunan Laporan Konsultasi Laporan 1.2 Tempat Kegiatan

Penelitian tugas akhir dilaksanakan di PT. Adaro Indonesia di Desa Dahai Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Heriawan, U.N. 2013. Materi Kuliah Geostatistik Terapan. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Nurhakim. 2008. Draft Bahan Kuliah Metode Perhitungan Cadangan. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat

Idrus, Arifudin, Anastasia Dewi Titisari, I Wayan Warmada, Lucas Donny Setijadji. 2007. Diktat Mata Kuliah Eksplorasi Sumberdaya Mineral. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Usman, Dudi Nasrudin. 2004. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka: Perhitungan Cadangan dan Geostatistik. Bandung: Universitas Bandung

Gambar

Tabel 5.1 Jadwal Kegiatan Minggu 1 2 3 4 Studi Literatur Observasi Lapangan Pengambilan Data Pengolahan Data Penyusunan Laporan Konsultasi Laporan 1.2 Tempat Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji pada ketebalan lapisan 3 cm ledeburite ke cementite prosentasinya lebih kecil, ketebalan lapisan cetak 6 cm ledeburite ke cementite semakin banyak dari

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan masalah yang dipaparkan diatas maka penulis akan merancang sebuah perancangan sistem informasi nilai akademik yang akan

Dari hasil analisis tabel anova menunjukkan bahwa tekanan dapat berpengaruh pada porositas, densitas, kekerasan lapisan coating dan ketebalan coating karena error yang

Masalahnya ialah bagaimana pengaruh kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan aplikasi

Berisi uraian tentang metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data-data atau informasi yang diperlukan yang sesuai dengan tujuan tugas akhir.. Rancangan Penelitian

Memprediksi ketebalan lapisan batas gelombang pantai dengan menggunakan model k-ε.. Menentukan besarnya pengangkutan sedimen

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data tentang komposisi material RAM dan cat epoxy yang tepat, pelapisan dan ketebalan lapisan yang optimum pada

perencanaan lapisan perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan cocok untuk dilalui oleh kendaraan dengan muatan yang lebih besar dan sering dilimpasi oleh