• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT DAERAH 2016 LAPORAN KINERJA LAPKIN N INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SOPPENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT DAERAH 2016 LAPORAN KINERJA LAPKIN N INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SOPPENG"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

“ LAPKIN “

N “

INSPEKTORAT DAERAH

KABUPATEN SOPPENG

TAHUN 2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, berkat Rahmat dan Inayah-NYA. Laporan Kinerja Inspektorat Kabupaten Soppeng Tahun 2016 telah selesai disusun dan dapat disajikan untuk memberikan gambaran nyata mengenai berbagai kegiatan yang telah dilakukan yang dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif ataupun bisa diukur dari sisi efektivitas, dan efisiensi serta ekonomisnya.

Laporan Kinerja pada hakikatnya merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan dan program yang dipercayakan kepada setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,Peraturan Presiden Nomor 29Tahun 2014, Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang petunjuk tekhnis perjanjian kinerja dan tata cara reviuw atas laporan kinerja instansi pemerintah dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor: 239/IX/6/8/2003 merupakan dasar penyusunan pelaporan kinerja seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh setiap Organisasi Perangkat Daerah, sehingga OPD harus menyusun Laporan Kinerja yang didalamnya berisi mengenai program-program utama yang dicapai selama periode satu tahun.

Laporan Kinerja diharapkan selain dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan dan penataan kinerja Inspektorat Kabupaten Soppeng juga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan dan perencanaan di masa mendatang serta dapat dijadikan pedoman atau acuan bagi pejabat struktural maupun pegawai Inspektorat Kabupaten Soppeng dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Tersusunnya Laporan Kinerja ini merupakan hasil kerja semua pihak yang turut serta memberikan bimbingan dan masukan sehingga penyusunan Laporan Kinerja Inspektorat Kabupaten Soppeng Tahun 2016 ini dapat diselesaikan sesuai dengan target yang ditetapkan.

Watansoppeng, Februari 2017 INSPEKTUR DAERAH

NUR ALAM, SH. MH

Pangkat : Pembina Utama Muda NIP. : 19581231 198503 1 182

(3)

D A F T A R I S I

Halaman

KATA PENGANTAR ...……...……... i

DAFTAR ISI ...……...……... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ...……...……... iii

BAB. I. PENDAHULUAN ...……...…... 1

A. MAKSUD DAN TUJUAN ... 1

B. GAMBARAN UMUM ORGANISASI………..………... 2

BAB. II. RENCANA KERJA DAN PERJANJIAN KINERJA……….…..……... 9

A. PERNYATAAN VISI MISI ……….……….………… 10

B. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN ……….……….…… 11

C. TUJUAN STRATEJIK………... 12

D. SASARAN STRATEJIK ………. 12

E. STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN ……… 13

F. TARGET DAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016 ………. 15

BAB. III. AKUNTABILITAS KINERJA ...……….…..… 17

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASASI ……….……….… 17

B. INDIKATOR SASARAN ..………... 18

C. METODE PENGUKURAN KINERJA ………..…... 18

D. CAPAIAN PENGUKURAN KINERJA ……….……… 19

E. ANALISIS DAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA ……… 20

F. AKUNTABILITAS KEUANGAN ……… 23

BAB. IV. PENUTUP……….………..……….….. 25

A. KEBERHASILAN KINERJA……….……… 25

B. KENDALA DAN HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN KINERJA ... 25

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Inspektorat Kabupaten Soppeng adalah Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah di Bidang Pengawasan, yang tugas pokoknya melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di Bidang Pengawasan, terutama mengenai perumusan kebijakan teknis di Bidang Pengawasan, pelayanan penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Bidang Pengawasan dan Pembinaan terhadap seluruh perangkat Inspektorat yang profesional sehingga terciptanya kesatuan gerak langkah yang harmonis dalam melaksanakan seluruh kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng.

Eksistensi dari institusi Inspektorat sesuai visinya adalah terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang berkualitas diimplementasikan ke dalam Rencana Strategis 5 (lima) tahunan dengan 4 (empat) sasaran dan 5 (Lima) indikator kinerja dengan tingkat capaian antara 0% sampai dengan 100%.

Realisasi terhadap sasaran yang sudah ditetapkan Dan dapat tercapai, selanjutnya untuk mempertahankan eksistensi kinerja Inspektorat sesuai dengan yang diharapkan tidak terlepas dari adanya kerjasama dan saling pengertian antara berbagai pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Kabupaten Soppeng dalam bentuk masukan dan arahan yang berguna bagi tercapainya tingkat pelayanan yang baik di Bidang Pengawasan terhadap kegiatan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng.

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas / OPS  Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan  Penyediaan Bahan Logistik Kantor

 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi dalam dan luar Daerah  Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

 Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional  Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

(5)

 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor  Pengadaan Mebeuler

 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Kendaraan Dinas/OPS  Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan studio dan komunikasi  Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

 Pendidikan dan Pelatihan Formal

 Bimtek Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan

4. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan KDH

 Pelaksanaa pengawasan Internal secara berkala

 Penanganan Kasus pengaduan di lingkungan pemertintah daerah  Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan

 Desk pendampingan SKPD  Evaluasi LAKIP

 Asistensi Penyusunan RKA SKPD

 Reviuw Dokumen perencanaan, Penyerapan Anggaran Belanja Barang dan Jasa dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan

5. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan

 Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja

(6)

PENDAHULUAN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Tuntutan Publik untuk menciptakan suatu Pemerintahan yang baik (Good Governance) semakin besar untuk menciptakan Good Goovernance perlu adanya transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan, adanya partisipasi dan akuntabilitas yang diartikan sebagai suatu perwujudan kewajiban mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi.

Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, pemerintah telah memberikan tuntunan sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 7/1999 tanggal 15 Juni Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sejalan dengan Instruksi Presiden tersebut Inspektorat Kabupaten Soppeng menyusun Laporan Kinerjadengan maksud memberikan informasi bagi pihak – pihak yang berkepentingan dengan kinerja Inspektorat Kabupaten Soppeng.

Penyusunan Laporan Kinerja ini disusun dengan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 sertaSurat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor : 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas ini meliputi pertanggung jawaban keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran – sasaran strategis Inspektorat Kabupaten Soppeng, termasuk faktor – faktor pendukungnya untuk rentang waktu mulai tanggal 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2016.

(7)

1. KEDUDUKAN

Inspektorat Kabupaten Soppeng sesuai Peraturan Pemerintah Nomor : 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Propinsi dan Kabupaten/Kota, selanjutnya ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor : 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, dimana Inspektorat merupakan unsur pengawas tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah, bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Inspektorat Kabupaten Soppeng tidak lepas dari keberadaan Pemerintah Kabupaten Soppeng yang

Beban Tugas Inspetorat Kabupaten Soppeng dalam Tahun 2016 adalah dalam bidang pengawasan sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan berkoordinasi dengan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) Propinsi dan Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri.

2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 Tanggal 14 Januari 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, pada BAB IX, Tugas Pokok dan Fungsi :

Pasal 21 menyatakan Inspektorat mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan pengawasan terhadap:

a). Pelaksanaan Urusan Pemerintahan di Daerah Kabupaten Soppeng;

b). Pelaksanaan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; dan

(8)

c). Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Desa;

Pasal 22 menyatakan Untuk melaksanakan tugas, Inspektorat menyelenggarakan fungsi dan kewenangannya melalui :

a). Perencanaan Program Pengawasan yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.

b). Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan yang menjadi tanggung jawabnya.

c). Pemeriksaan penyusutan, penyajian dan penilaian tugas pengawasan.

d). Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan. e). Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Urusan

Pemerintahan di Daerah dan Pemerintahan Desa; f). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dilakukan secara sistematik sesuai Rencana Strategis dan berpedoman pada Rencana Kerja (Renja), selanjutnya dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2016.

Dalam mengimplementasikan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Tahun 2016, beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan Inspektorat Kabupaten Soppeng yaitu antara lain kegiatan Pengawasan terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng sesuai Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan sasaran pemeriksaan adalah :

 Aspek Tugas Pokok dan Fungsi

(9)

 Aspek Sumber Daya Manusia

 Aspek Sarana dan Prasarana / Aset

Juga dilakukan pemeriksaan Non – PKPT yaitu : Pemeriksaan khusus / kasus pengaduan dan perceraian.

Sedangkan kegiatan manajemen dan pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Pengawasan yang mencakup :

1. Pendidikan dan Pelatihan Formal.

2. Bimtek Peraturan Perundang – Undangan.

3. Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan (Pemutakhiran Data). 4. Koordinasi Pengawasan yang lebih komprehensif.

5. Evaluasi berkala Temuan Hasil Pengawasan.

6. Pelatihan Teknis Pengawasan,Pengadaan Barang dan Jasa, Penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Investigasi.

3. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Soppeng berdasarkan PP. No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Permendagri No. 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Propinsi dan Kab/Kota yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng terdiri dari :

a. Inspektur. b. Sekretaris

1. Kasubag Umum dan Kepegawaian. 2. Kasubag Perencanaan dan Pelaporan 3. Kasubag. Keuangan

c. Inspektur Pembantu Wilayah I d. Inspektur Pembantu Wilayah II e. Inspektur Pembantu Wilayah III f. Inspektur Pembantu Wilayah IV

(10)

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan fungsional pada Inspektorat Kabupaten Soppeng terdiri dari jabatan fungsional auditor dan P2UPD.

4. LINGKUNGAN STRATEGIS.

a. Lingkungan Eksternal.

1). Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah mengamanatkan untuk membangun kepemerintahan yang baik (Good Governance) yang ditopang oleh tiga pilar yaitu : Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas. Hal tersebut merupakan spirit yang diwujudkan dalam rangka mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih sesuai tuntutan reformasi.

2). UU. No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta perubahannya dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah membawa konsekuensi positif kepada peran Inspektorat di daerah berkaitan dengan tuntutan akuntabilitas dan transparansi dalam

Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor : 04 Tahun 2008

Tanggal : 09 Januari 2008

Tentang : Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng

Permendagri Nomor. 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan kab. / Kota INSPEKTUR

HASNAWATI, SE Hj. I PAWILOI, S.Sos NUR ALAM, SH.MH

Drs. ABD. HAIYYI. K

IRWAN SUSANTO, SH

MUH. AGUSTANG, SH BAHAR LAMBANG, S.Sos. M.Si Dra. Hj. HURIDANA, M.Si H. TOAHA, S.Sos Inspektur Pembantu Wilayah I Inspektur Pembantu Wilayah IV Inspektur Pembantu Wilayah III Wilayah II Inspektur Pembantu Auditor : 10 orang P2UPD : 5 orang

Sub. Bagian Umum & Kelompok Jabatan Fungsional

STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT KABUPATEN SOPPENG

Sub. Bagian Keuangan Sekretaris Kepegawaian Sub. Bagian Perencanaan dan Pelaporan

(11)

perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan sumber daya daerah.

3). Koordinasi yang komprehensif dengan Inspektorat Propinsi dan Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dalam menggalang kerja sama/sinergi horizontal dalam mendorong manajemen menuju tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Hubungan tersebut diwujudkan dengan MoU dalam mendampingi aparat Pengawasan Inspektorat Kabupaten Soppeng dalam melakukan reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Evaluasi LAKIP, serta selaku Narasumber/Instruktur beberapa kegiatan Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS).

b. Lingkungan Internal 1). Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang ada pada Inspektorat Kabupaten Soppeng sebanyak 43 orang yang terdiri dari :

• Pejabat Struktural = 9 orang

• Pejabat Fungsional Auditor = 10 orang

• Pejabat Fungsional P2UPD = 5 orang

• Pejabat Fungsional Umum = 19 orang

jumlah = 43 orang

2). Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas operasional Inspektorat Kabupaten Soppeng meliputi Tanah, Bangunan, Inventaris/Peralatan Kantor, Kendaraan Dinas dan Perlengkapan lainnya : (1). Tanah

Tanah yang dimiliki seluas 2000 m2 terletak di Jln. Kayangan No. 67

Watansoppeng. (2). Bangunan

(12)

Bangunan yang dimiliki seluas 248,63m2 yaitu Gedung Kantor yang

dibangun sejak tahun 1983 dan direhabilitasi berat pada tahun 2009 dan Mushollah serta Ruang Pertemuan.

(3). Inventaris / Peralatan

Inventaris dan Peralatan kantor yang dimiliki terdiri atas meubeluer, peralatan Komputer, Faximile, Infokus, Lap Top, serta peralatan komputer lainnya.

Inventaris dan peralatan tersebut diperoleh melalui pengadaan dari anggaran dan belanja daerah.

(4). Kendaraan Dinas.

Kendaraan Dinas yang dimiliki sebanyak 1 (satu) unit kendaraan roda empat dan 17 (tujuh belas) unit kendaraan roda dua dalam keadaan baik dengan rincian sbb :

No. Jenis Merek Unit Tahun

Perolehan 1. 2. Mini Bus Sepeda Motor INOVA SUZUKI SHOGUN 125 YAMAHA MIO J SUZUKI SKY DRIVE

125 Jupiter Kawazaki 125 Kawazaki KLX Jupiter z 1 6 3 3 2 2 2 5 2006 2016 2007 2006 2012 2013 2014 2014 2016 2016 c. Keuangan

(13)

Sumber Dana yang diperoleh dalam Tahun Anggaran 2016 melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Inspektorat Kabupaten Soppeng sebesar Rp. 5.997.340.054,-

dengan rincian sbb : 1. Belanja Tidak Langsung

• Belanja Pegawai Rp. 2.574.015.154,- 2. Belanja langsung

• Belanja Pegawai Rp. 1.931.349.152,- • Belanja Barang dan Jasa Rp. 1.255.740.000,- • Belanja Modal Rp. 236.235.848,-

Jumlah Rp. 5.997.340.054,-

d. Isu isu strategis

Isu Strategis di Inspektorat Kabupaten Soppeng tahun 2016,salah satunya yaitu terlaksananya Evaluasi RKA SKPD yang baru dilakukan pada tahun anggaran 2016,Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian kegiatan dan anggaran yang tepat sasaran.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Auditor dan Pejabat Fungsional Pengawas Pemerintah Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) dan perwakilan SKPD yang terkait,dan bertempat di Inspektorat Kabupaten Soppeng,dengan mengundang seluruh SKPD dan kecamatan se kabupaten Soppeng, Kegiatan ini berjalan selama 15 Hari,yang sumber dananya dari DPA Inspektorat tahun Anggaran 2016,

e. Sistematika Penyajian

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Permenpan Nomor 53 Tahun 2014, maka sistematika penyajian LAKIP Inspektorat Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut :

(14)

Menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas pokok dan fungsi serta Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Soppeng serta isu-isu strategis danpermasalahan utama yang dihadapi.

Bab II Perencanaan Kinerja

Berisikan ringkasan / ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2016.

BAB III Akuntabilitas Kinerja

Menjelaskan tentang capaian kinerja Bappedadengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja serta realisasianggaran.

BAB IV Penutup

Menjelaskan simpulan menyeluruh dari LAKIP Inspektorat Kabupaten Soppengdan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa mendatang.

(15)

RENCANA KERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERNYATAAN VISI

Sebagai unit pengawasan didaerah, Inspektorat Kabupaten Soppeng melaksanakan tugas pokok dan fungsinya mengacu kepada kebijakan pengawasan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai pasal 28 ayat (3) yang kemudian dituangkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan Renstra dan Rencana Kerja.

Sejalan dengan perkembangan dan perubahan tuntutan masyarakat yang menjadi begitu cepat diera reformasi, Inspektorat Kabupaten Soppeng dituntut untuk mampu dan mau berperan lebih baik dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih baik, yang ditandai dengan adanya transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.

Dalam menjawab tantangan dimaksud, diperlukan adanya kesadaran diri dan kemauan yang kuat untuk mengubah diri dalam perilaku, pola pikir, pola kerja dari seluruh jajaran organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, telah ditetapkan Visi Inspektorat Kabupaten Soppeng yang jelas, yang dapat menjadi landasan operasional organisasi serta mendukung kebijakan nasional di bidang Pengawasan.

VISI INSPEKTORAT KABUPATEN SOPPENG adalah :

A. Visi

Mengacu pada Visi dan Misi Kabupaten Soppeng periode 2016 - 2021 dan sesuai dengan tugas dan fungsi Inspektorat yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka dirumuskan visi Inspektorat Kabupaten Soppeng adalah :

TERWUJUDNYA TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN AKUNTABEL

(16)

- Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang baik berarti Inspektorat sebagai Institusi Utama sesuai tupoksi melakukan pembinaan dan pengawasan atas pengelolaan keuangan dan aset daerah mulai dari perencanaan, penatausahaan, akuntansi sampai dengan laporan pertanggungjawabannya.

- Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang akuntabel berarti Inspektorat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap SKPD agar keuangan dan aset daerah yang dikelola SKPD mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku.

B. Misi

Mengacu kepada Visi yang telah ditetapkan, Inspektorat Kabupaten Soppeng menjabarkannya ke dalam Misi yang harus dilaksanakan, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran organisasi yang harus dicapai oleh segenap jajaran manajemen.

B. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

Untuk lebih memfokuskan strategi Organisasi dalam rangka pencapaian tujuan, dilakukan analisis terhadap lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan, serta lingkungan eksternal yang merupakan peluang dan ancaman yang dihadapi termasuk kondisi sumber daya dan dana, sarana dan prasarana serta peraturan yang berlaku.

Dari analisis tersebut, faktor – faktor kunci keberhasilan yang dimanfaatkan untuk meyakinkan keberhasilan organisasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang yaitu :

1. SDM Auditor yang cukup terdidik dan terseleksi

(17)

3. Respon positif stakeholder terhadap aktivitas Inspektorat dalam rangka meningkatkan hubungan koordinatif dan konsultatif yang bersifat kemitraan dan keterkaitan dengan unit kerja.

4. Iklim keterbukaan mendukung peningkatan dan optimalisasi fungsi Inspektorat.

C. TUJUAN STRATEJIK.

Dalam rangka mencapai visi dan misi, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis organisasi. Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Sehingga dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki.

Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi di dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja yang terukur. Rumusan tujuan berdasarkan misi Inspektorat dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Mewujudkan penerapan sistem akuntabilitas kinerja dan Sistem Pengendalian Interen Pemerintah pada SKPD.

Tujuan : Meningkatkan akuntabilitas kinerja SKPD.

2. Meningkatkan Kompetensi dan Kapabilitas Sumber Daya Manusia Aparat Pengawasan.

Tujuan: Meningkatnya kualitas SDM Aparat pemeriksa.

D. SASARAN STRATEJIK

Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Untuk itu langkah strategis yang perlu dilakukan oleh Inspektorat adalah:

1. Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan Inspektorat.

(18)

yang bersifat pencegahan dini terjadinya penyimpangan.

3. Meningkatkan komitmen para Pimpinan SKPDdalam menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan.

4. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi aparat pemeriksa untuk mengembangkan inovasi dan potensinya.

Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Adapun kebijakan yang akan menjadi pedoman dalam penyusunan program kegiatan adalah:

1. Menggunakan teknologi perangkat lunak dalam pelayanan administrasi.

2. Penajaman prioritas dan penambahan obyek serta sasaran pemeriksaan sesuai dengan penguatan pengawasan.

3. Menanamkan pengawasan dilakukan secara efektif, efisien, preventif dan berkelanjutan antar Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan tidak terbatas pada satu tahun anggaran.

4. Pengalokasian anggaran pengembangan SDM Aparatur dan Operasional Pengawasan sesuai kebutuhan dengan mengacu pada standar dan ketentuan yang ditetapkan.

E. STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN.

Untuk mengarahkan pencapaian sasaran efektif maka disusunlah program dan kegiatan yang implementasinya diatur melalui kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan. Strategi pencapaian sasaran tersebut dijabarkan melalui masing – masing sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi pengawasan.

Sasaran ini dilaksanakan melalui kebijakan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dan Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan rincian program dan kegiatan sebagai berikut :

(19)

Program Kegiatan

a. Program Pelayanan Adminstrasi Perkantoran.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

d. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakn KDH.

- Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik;

- Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional; - Penyediaan Kebersihan Kantor

- Penyediaan Komponen Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor;

- Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan;

- Penyediaan Bahan Logistik Kantor;

- Rapat-rapat koordinasi dan Konsultasi ke dalam dan luar Daerah;

- Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran.

- Pengadaan Kendaraan Operasional; - Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor; - Pengadaan Peralatan Gedung Kantor; - Pengadaan Mebeleur;

- Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;

- Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;

- Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Studio dan Komunikasi;

- Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor;

- Pendidikan dan Pelatihan Formal;

- Bimbingan Tehnis Implementasi Peraturan Perundang – Undangan;

- Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala;

- Penanganan Kasus Pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah;

- Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan; - Evaluasi Berkala Temuan Hasil

Pengawasan;

- Desk Pendampingan SKPD; - Evalusi LAKIP;

(20)

e. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan.

- Reviu Dokumen Perencanaan Penyerapan Anggaran Belanja Barang dan Jasa dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan;

- Pelatihan Tehnis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja;

F. TARGET DAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016.

Untuk dapat mengetahui keberhasilan Implementasi Rencana Kinerja Tahun 2016, seperti telah dijelaskan diatas, Inspektorat kabupaten Soppeng telah menetapkan target untuk masing – masing sasaran yang harus dicapai.

Penetapan target didasarkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Inspektorat dengan Nomor : 1.20.1.20.05.00.00.5.1 yang telah ditetapkan Inspektur dan mendapat pengesahan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Soppeng. Dokumen Penetapan Kinerja (TAPKIN) terlampir.

(21)

Target ditetapkan untuk setiap Indikator Kinerja, baik untuk tingkat sasaran maupun indikator (Input dan Output) yang ada ditingkat kegiatan ikhtisar rencana kinerja ditingkat sasaran beserta indikatornya untuk Tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut:

SASARAN STRATEJIK INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

1 2 3 4

1. Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja dan Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah

• Persentase Kasus Pengaduan Masyarakat yang diTindak Lanjuti;

• Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK; • Persentase SAKIP SKPD yang

di Evaluasi; % % % 100 70 100

(22)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan wujud nyata Instansi Pemerintah dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan kepada pemberi mandat atas pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan berupa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Penyusunan LAKIP Inspektorat Kabupaten Soppeng Tahun 2016 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menilai sejauh mana perjanjian kinerja telah terlaksana maka dilakukan pengukuran kinerja secara objektif.

Pengukuran Kinerja merupakan metoda Performance Gap, yang dilaksanakan dengan membandingkan antara rencana kerja dengan capaian masing-masing indicator kinerja kegiatan, meliputi input, output dan outcome yang dilakukan melalui suatu proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai tingkat keberhasilan maupun kegagalan suatu program dan kegiatan.

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Inspektorat Kabupaten Soppeng.

Dengan berdasarkan pada ketentuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No.53 Tahun 2015. Kinerja Inspektorat Kabupaten Soppeng diukur berdasarkan Tingkat Pencapaian Kinerja . Pencapaian Kinerja Sasaran, Program dan Kegiatan.

Untuk menpermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan kegiatan dipergunakan nilai disertai makna dari nilai tersebut. Kinerja Ditjen Pemerintah Umum dapat dinilai dengan Skala Pengukuran Ordinal sebagaimana tertuang dalam Kepmendagri Nomor 16 Tahun 2004 seperti disajikan pada Tabel di bawah:

(23)

Indikator Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

Skala Pengukuran Ordinal Inspektorat Kabupaten Soppeng

No. Persentase (%) Kriteria Penilaian

I II III

1 85 – 100 Baik Sangat Baik Sangat berhasil

2 70 – 84 Sedang Baik Berhasil

3 55 – 69 Kurang Sedang Cukup Berhasil

4 < 55 Sangat Kurang Kurang Baik Tidak Berhasil

Secara umum dari sasaran stratejik yang telah ditetapkan Inspektorat Kabupaten Soppeng telah dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan. Keberhasilan ini terlihat dari capaian indikator sasaran yang mencapai target yang diharapkan. Di sisi lain, keberhasilan pencapaian target kinerja sasaran tak lepas dari keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan pada masing-masing bagian organisasi.

B. INDIKATOR SASARAN

Indikator kinerja yang dipakai pada Inspektorat Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut:

1. Persentase Kasus Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti 2. Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK

3. Persentase SAKIP SKPD yang di Evaluasi

C. METODOLOGI PENGUKURAN KINERJA

Cara perhitungan tingkat capaian sasaran diatas adalah dengan menggunakan perbandingkan sederhana antara target dan realisasi dalam tahun yang bersangkutan. Langkah Pertama : Yang dilakukan adalah melakukan identifikasi suatu indikator yang

mempengaruhi suatu sasaran untuk saat ini bobot yang diberikan adalah sama besar, yang berarti diasumsikan bahwa setiap indikator sasaran dari suatu sasaran memiliki pengaruh yang sama terhadap sasaran yang bersangkutan.

(24)

Langkah Kedua : Memperbandingkan antara tingkat capaian indikator sasaran dengan target yang ada.

Langkah Ketiga : Menghitung setiap tingkat capaian sasaran dengan analisis kausal tingkat capaian Indikator masing – masing sasaran.

Langkah Keempat : Analisis seluruh tingkat capaian masing – masing sasaran sehingga dapat dihitung capaian kinerja keseluruhan dengan menganalisis faktor – faktor substansi yang menjadi penyebab ketidak tercapainya target kinerja.

Hasil pencapaian sasaran stratejik ini menunjukkan bahwa core area Inspektorat Kabupaten Soppeng sebagai aktor utama pembaharuan manajemen pemerintah, khususnya pemerintah Kabupaten Soppeng, telah dapat dilaksanakan dengan baik.

Suatu hal yang perlu diperhatikan bahwa pencapaian suatu kinerja sasaran bukanlah tanggung jawab Sekretariat atau Inspektur Pembantu tertentu, tetapi bisa jadi lebih merupakan gabungan dari kegiatan yang dilakukan Inspektur Pembantu untuk mewujudkan suatu atau lebih indikator. Tinggi rendahnya suatu capaian tidaklah terlalu mencerminkan gambaran sesungguhnya dari kinerja tetapi harus dilihat dulu bagaimana pencapaian target yang ditetapkan apakah kurang, sama atau melebihi target.

D. CAPAIAN PENGUKURAN KINERJA

Rata – rata tingkat capaian kinerja selama Tahun 2016 dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

NO

SASARAN

JUMLAH

INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Pengawasan.

3 3 2 98,04 %

2. Meningkatnya Penanganan Audit 3 3 3 100%

3. Meningkatnya Penanganan Evaluasi Lakip

1 1 1 100 %

4. Meningkatnya kualitas SDM

Aparatur Pemeriksa

2 2 2 100%

(25)

E. ANALISIS DAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, dari 4 sasaran stratejik yang ditetapkan di dalam rencana kinerja Tahun 2016, .

Secara rincian capaian kinerja untuk masing – masing sasaran Stratejik tersebut dapat dijelaskan pada bagian berikut ini :

1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Pengawasan.

Sasaran strategis ini merupakan salah satu sasaran strategis yang ditetapkan untuk mencapai tujuan I, yaitu mewujudkan pelayanan administrasi pengawasan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai sasaran strategis ini dilaksanakan dengan program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan 8 kegiatan, program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan 8 kegiatan.

No. Indikator

Tahun 2016

Satuan Target Realisasi Capaian

1. 2. 3.

Persentase persepsi pegawai Inspektorat terhadap pelayanan administrasi perkantoran. Persentase sarana dan prasarana dalam kondisi baik (layak pakai)

Persentase penyelesaian laporan tepat waktu

% % % 95 93 100 93,02 100 100 97,91 107,5 100

Persentase Pencapaian Sasaran 98,04

Persentase pencapaian sasaran tahun 2016 naik 0,19% dari pencapaian tahun 2015, hal tersebut disebabkan indikator persentase penyelesaian laporan tepat waktu meningkat,

hal ini disebabkan meningkatnya wawasan aparatur,dan meningkatnya sarana dan prasarana perlengkapan perkantoran secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : - Hasil pengukuran dengan metode wawancara tatap muka dari 43 pegawai

Inspektorat, 35 orang menyatakan sangat puas, 5 orang berpendapat cukup puas, 2 orang kurang puas serta 1 orang tidak menyatakan pendapat atau terealisasi sebesar 93,02%. Persentase pencapaian target dengan realisasi 93,02% ini turun 4,30% dari tahun 2015. Tren pencapaian target dari tahun awal Renstra (2016 – 2021) .

(26)

- Berdasarkan data dari Buku Inventaris Penyimpan Barang per 31 Desember 2016, Dari 310 jumlah barang inventaris, 310 dalam kondisi baik/layak pakai atau sebesar 100%. Persentase pencapaian dibandingkan tahun 2015 meningkat .hal ini disebabkan karena peralatan kantor yang rusak berat pada tahun 2015 telah dihapus pada tahun 2016.

2. Meningkatnya penanganan audit.

Sasaran strategis ini merupakan salah satu sasaran strategis yang ditetapkan untuk mencapai tujuan II yaitu ” Meningkatkan akuntabilitas kinerja SKPD ” untuk mencapai sasaran strategis ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH melalui kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala, kegiatan Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemda, kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan, kegiatan Koordinasi Pengawasan Yang Lebih Komprehensif dan kegiatan Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan.

No. Indikator

Tahun 2016

Satuan Target Realisasi Capaian

1. 2. 3.

Persentase Kasus Pengaduan Masyarakat Yang Ditindaklanjuti.

Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK Persentase SAKIP SKPD yang di Evaluasi

% % % 100 70 100 100 70 100 100 100 100

(27)

a. Persentase Kasus Pengaduan Masyarakat yang ditindak lanjuti

Beberapa Kasus Pengaduan Masyarakat yang ditindak lanjuti dari Tahun 2015 – 2016 semuanya telah berhasil di selesaikan sehingga Persentase Capaian menjadi 100%.

b. Persentase Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan BPK

Hasil Tindak Lanjut Pemeriksaan BPK dari Tahun 2015 – 2016 diakumulatifkan sehingga temuan yang belum selesai di Tahun 2015 di lanjutkan di Tahun 2016. Jumlah Pengaduan Jumlah Pengaduan yang di Tindak lanjuti Jumlah Pengaduan Jumlah Pengaduan yang di Tindak lanjuti 1 Izin Perceraian 29 29 18 18 2 Tindakan Indisipliner 2 2 4 4

3 Pengaduan Keberatan / Kasus 3 3 1 1

2015 2016 Persentase Pengaduan Masyarakat No. Jumlah Temuan BPK Jumlah Temuan yang di Tindak Lanjuti Jumlah Temuan BPK Jumlah Temuan yang di Tindak Lanjuti Jumlah Temuan BPK Jumlah Temuan yang di Tindak Lanjuti 1 2 3 4 5 6 3+5 4+6 1

Jumlah Temuan dan yang ditindaklanjuti dari Tahun 2015 - 2016 44 22 47 20 91 42 46% No Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK 2015 2016 Realisasi (%) Akumulatif 2015 + 2016

(28)

c. Persentase SAKIP SKPD yang di Evaluasi

Evaluasi SAKIP SKPD Tahun 2015 telah dilaksanakan dan mencapai 3.6% dimana dari 36 SKPD hanya 10 SKPD yang dijadikan sampel. Tapi pada Tahun 2016 Evaluasi SAKIP SKPD tidak terlaksana Karena Anggarannya dialihkan ke Review RPJMD Kabupaten sesuai dengan surat edaran Mendagri 050 Tahun 2016 yang mewajibkan RPJMD Kabupaten di Review oleh APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah)

F. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Untuk melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, Inspektorat menerima alokasi anggaran sebesar Rp. 5.997.340.054 yang terbagi sebagai berikut :

1. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.2.574.015 dengan realisasi sebesar Rp.2.559.135.246 (99.42%) sisa Anggaran ( 14.879.808)

2. Belanja Langsung sebesar Rp.3.423.325.000 dengan realisasi sebesar Rp 3.343.852.779 (97.68%)

Pelaksanaan pembiayaan telah dipertanggung jawabkan serta diadministrasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan yang menyangkut aspek lainnya diusahakan seefisien dan ekonomis mungkin dengan memperhatikan efektifitasnya dalam rangka pencapaian kinerja. Rincian pagu dan realisasi dana diuraikan pada tabel di bawah:

No Program / Uraian Jumlah Pagu

Jumlah

Realisasi Persentase

(Rp) (Rp) (%)

I. Belanja Tidak Langsung 2,574,015,054 2,559,135,246 99.42%

II. Belanja Langsung 3,423,325,000 3,343,852,779 97.68%

Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran 537,839,800 523,564,631 97.35%

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Air dan

Listrik 28,876,000 24,813,481 85.93% Jumlah SKPD Jumlah SKPD yang di Evaluiasi Jumlah SKPD Jumlah SKPD yang di Evaluiasi No 2015 2016 Persentase SAKIP SKPD yang dievaluasi 36 10 - -1 SKPD yang dievaluasi

(29)

Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan

kendaraan Dinas Operasional 4,720,000 2,654,500 56.24%

Penyediaan Layanan kebersihan kantor 9,100,000 9,100,000 100.00%

Penyediaan Komponen Instalasi Listrik Penerangan

Bangunan Kantor 1,670,000 1,655,000 99.10%

Penyediaan Bahan bacaan dan Perundang -

undangan 10,500,000 8,810,000 83.90%

Penyediaan Bahan Logistik Kantor 2,000,000 1,485,000 74.25%

Rapat - rapat Koordinasi dan Konsultasi dalam dan

luar daerah serta kedinasan lain 253,000,000 252,806,150 99.92%

Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 227,973,800 222,240,500 97.49%

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur 353,155,848 313,166,848 88.68%

Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional 63,800,000 63,800,000 100.00%

Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 13,750,000 13,612,500 99.00%

Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 88,581,473 87,874,475 99.20%

Pengadaan Mebeleur 70,104,375 70,104,375 100.00%

Pemeliharaan Rutin / Berkala gedung Kantor 10,000,000 10,000,000 100.00%

Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas /

Operasional 106,920,000 67,775,498 63.39%

Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Studio dan

Komunikasi 0 0

Rehabilitasi Sedang / Berat Gedung Kantor 0 0

Program Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur 454,000,200 436,436,300 96.13%

Pendidikan dan Pelatihan Formal 78,000,000 72,029,100 92.35%

Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan

Perundang - undangan 376,000,200 364,407,200 96.92%

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

1,930,699,152 1,923,055,000 99.60%

Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala 1,246,594,152 1,244,940,000 99.87%

Penanganan Kasus Pengaduan di lingkungan

pemerintah daerah 218,855,000 217,575,000 99.42%

Tindak lanjut Hasil temuan Pengawasan 33,250,000 31,750,000 95.49%

Evaluasi berkala temuan Hasil Pengawasan 143,000,000 140,290,000 98.10%

Desk Pendampingan SKPD 144,200,000 144,050,000 99.90%

Evaluasi LAKIP 69,800,000 69,750,000 99.93%

Asistensi Penyusunan RKA SKPD 0 0

Reviuw Dokumen Perencanaan, Penyerapan Anggaran Belanja Barang dan Jasa dan Penilaian

Akuntabilitas Kinerja 75,000,000 74,700,000

99.60%

Program Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 147,630,000 147,630,000 100.00%

Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian

(30)

BAB IV

PENUTUP

A. KEBERHASILAN KINERJA

Pada bab penutup LAPORAN KINERJA tahun 2016 ini dapat disimpulkan bahwa secara umum sasaran stratejik yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahun 2016 telah dapat dipenuhi oleh Inspektorat Kabupaten Soppeng.

Dengan demikian Core Area Inspektorat Kabupaten Soppeng yaitu Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan, khususnya di Kabupaten Soppeng dapat diwujudkan. Hal ini sekaligus mewujudkan adanya kontribusi Inspektorat Kabupaten Soppeng bagi eksistensi Inspektorat secara keseluruhan untuk melaksanakan pengawasan yang profesional, efisien, efektif dan obyektif untuk mewujudkan Tata Pemerintahan yang Adil, Jujur, Profesional dan bebas KKN sesuai RPJMD Kabupaten Soppeng.

B. KENDALA DAN HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN KINERJA

Sebagaimana diungkapkan dalam Laporan Kinerja ini dapat tercapai secara optimal kecuali sasaran yang memerlukan perhatian lebih lanjut yaitu :

- Meningkatkan tindak lanjut lanjut hasil pemeriksaan BPK.

Kendala dan hambatan yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran Inspektorat Kabupaten Soppeng meliputi :

1. Kurangnya komitmen SKPD dalam menyelesaikan tindak lanjut dan belum adanya SOP penanganan tindak lanjut seluruh SKPD.

2. Tindak Lanjut hasil pengawasan Internal dari OPD/Auditan yang belum sesuai dengan rekomendasi atas LHP yang telah diterbitkan serta belum tepat waktu dalam menindaklanjuti hasil temuan.

C. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

1. Diperlukan komitmen bersama seluruh SKPD untuk menindak lanjuti temuan hasil pemeriksaan.

2. Melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap OPD/Auditan dalam menyelesaikan tindaklanjut hasil temuan Inspektorat Kab./Provinsi, Irjen Kementerian, BPKP dan BPK melalui kegiatan Desk Pendampingan SKPD.

(31)

Sebagai penutup kami pimpinan beserta segenap Aparat Inspektorat Kabupaten Soppeng mengharapkan agar LAKIP Tahun 2016 ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas kami kepada para Stakeholders dan sebagai sumber informasi penting dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja.

INSPEKTUR DAERAH,

NUR ALAM, SH,.MH

Pangkat : Pembina Utama Muda Nip. 19581231 198503 1 182

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2020 ini merupakan perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan dinas untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

Salah satu sasaran pengabdian di Desa Baran Melintang yang mempunyai areal sekitar 40 Km persegi, dan posisinya terjauh dari pusat ibu kota kecamatan ( Tanjung Samak). Sumber

Hasil analisis menunjukkan di lokasi kajian terdapat 18 kelas penutupan lahan, yang terdiri dari; hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa pasang

Dari hasil temuan diperoleh gambaran bahwa setengahnya telah merasakan pengarahan yang pada tingkat yang sedang, kurang dari setengahnya merasakan pengarahan pada tingkat yang

Marilah kita membalas kebaikankebaikan Tuhan dengan berkomitmen bahwa di tahun 2014 kita akan lebih mengasihi dan takut Tuhan, tekun melayani, terdidik, tahan uji dan menjadi

DRAM (Dynamic Random Access Memory) adalah jenis RAM yang menyimpan setiap bit data yang terpisah dalam kapasitor dalam satu sirkuit terpadu.. Data yang terkandung di

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Kasih-Nya, penulis dapat melaksanakan penelitian engenai Kampung Adat Cireundeu, dan menyelesaikan proposal tugas akhir

Jadi dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian, unsur-unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama