PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI DI KAMAR BEDAH
Pokok pembahasan
Pendahuluan
Definisi Surgical Site Infection ( SSI )
Faktor Risiko SSI
Kriteria SSI
Pencegahan
- Persiapan Preoperasi
- Intra Operatif
- Post Operasi
Kesimpulan
1.Peserta mengerti dan memahami
pencegahan dan pengendalian
infeksi di kamar bedah
2.Peserta mampu mengubah sikap
dalam bekerja sehingga melindungi
pasien , petugas dan lingkungan
kerja terhadap infeksi di kamar
bedah
Pencegahan Pengendalian Infeksi Nosokomial
Upaya-upaya kegiatan yang harus dilakukan
Menurunkan Inos Meningkatkan mutu yankes Indikator mutu Inos rendah Tj bersama nakes Perilaku Nakes: Cuci tangan Penanganan instrumen Antimikroba rasional Keterlibatan secara aktif seluruh personil RS
Pendahuluan
Pengenalan akan prinsip asepsis dari Lister tahun 1806 membuat penurunan tajam dari infeksi luka operasi.
Florence Nightingale (1820– 1910), kebersihan lingkungan rumah sakit termasuk kamar bedah Pencegahan infeksi di kamar bedah menjadi penting karena ruang khusus untuk segala tindakan invasif yang menjadi peluang terjadinya transmisi
mikroorganisme
Pengendalian infeksi di kamar bedah adalah untuk
mengidentifikasi dan mengurangi risiko penularan infeksi atau transmisi infeksi dari pasien ke pasien atau pasien ke petugas
Pendahuluan ( cont’…)
27 juta pembedahan setiap tahun di Amerika
dan 290.000 pasien SSI dan 8000 pasien
meninggal karena infeksi (CDC, 2008 )
Di negara industri pasien paska operasi komplikasi mortalitas 0,2 % – 0,4 % dan 40 % - 60 % dapat
dicegah. SSI pada luka bersih rata – rata 2 % – 3 % (CDC )
Di Indonesia 10 RSU pendidikan, infeksi nosokomial 6 -16 % dan SSI 2-18 % dari keseluruhan prosedur pembedahan.
Infection Control and Quality Healthcare in the New
Millenium
Are there lessons to be learned ?
Recognize
Explain
Act
Pittet D, Am J Infect Control 2005, 33:258
Ignaz Philipp Semmelweis Florence Nightingale, 1820 - 1910
SSI adalah
• Infeksi yang terjadi ketika
mikroorganisme dari kulit, bagian
tubuh lain atau lingkungan, masuk
kedalam insisi yang terjadi dalam
waktu 30 hari dan implant terjadi
satu tahun paska
operasi
yang
ditandai dengan adanya pus,
inflamasi, bengkak, nyeri dan rasa
panas.
(Awad et. Al 2009 )1. Untuk memastikan bahwa pasien
yang menjalani prosedur di dalam ruang bedah menerima perawatan yang aman dan efektif.
2. Untuk meminimalkan kontaminasi
oleh mikroorganisme
3. Untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi nosokomial pada pasien, petugas dengan cara yang Cost Effective berhubungan dengan tindakan pembedahan
ENDOGENOUS
KULIT PASIEN MEMBRANE MUKOSA EXOGENOUS
TIM BEDAH LINGKUNGAN PERALATAN, INSTRUMENFaktor Risiko SSI
Faktor Pasien
Faktor Provider
•Usia •Status nutrisi •Diabetes •Hipertensi •Merokok •Obesitas
•Adanya infeksi pada daerah terselubung
•Kolonisasi mikroorganisme • Penurunan daya tahan tubuh
• Komunikasi
• Pengarahan pra-operatif • Perilaku patuh aturan • Kerjasama tim
• Pendidikan , dan pelatihan
mengenai keselamatan pasien • Mencuci tangan
• Pakaian yang dikenakan • Jumlah personil di kamar
Satu orang = melepaskan 4000-10,000 partikel per
menit
(Berry & Kohn’s, Operating Room Technique, 11th ed., p. 252)
Yang dibawa lewat pernafasan kearea steril yang
menghasilkan kontaminasi pada luka contamination.
1.
Pasien
2.Surgical Team
3.Ancillary Personnel
4.Sales Reps
5.Students
6.Pengunjung
63% of
workers’ gloves sampled were contaminated
31% of equipment surfaces sampled were ocntaminated 37% of uniforms or protective gowns sampled were contaminated
VRE – all three sites contaminated 24% of the time [Zachary, ICHE 2001;22:560-564]
69% of white coats became contaminated with VRE or MRSA when gowns were not worn after examining colonized/infected patients (Boyce. 1998 SHEA abstract S74:52)
VRE or MRSA was transferred to hands after touching contaminated white coats 27% of the time
(Boyce. 1998 SHEA abstract S74:52)
Staff uniforms, hands & equipment can also be a key source of infectious organisms
Other Sources of
Contamination. . .
2x
2x
lebih
lebih
banyak
banyak
koloni
koloni
dari
dari
:
:
S. hominis
S. hominis
S. aureus
S. aureus
2X
2X
Lebih
Lebih
berisiko
berisiko
masuknya
masuknya
bakteri
bakteri
gram negative,
gram negative,
enterococci,
enterococci,
Candida
Candida
Larson E. et al. AJIC 1998;26:513
Efek
Efek
Kerusakan
Kerusakan
Kulit
Kulit
Pada
Pada
Jumlah
Samb. Faktor
……
Faktor Preoperatif
Faktor Intraoperatif
Lama rawat pre-operatif
Durasi cuci tangan
Antisepsis
Pencukuran preoperatif
Persiapan kulit pre-operatif
Profilaksis antibiotik
Ventilasi ruang operasi
Sterilisasi instrumen operasi
yang inadekuat
Benda asing pada daerah
operasi
Teknik operasi
hemostasis yang buruk
ketidakmampuan menutup
“dead space”
trauma jaringan
penutupan kulit
Derajat kontaminasi luka
Operasi emergensi
Faktor risiko( cont’…)
POST
OPERASI
•
Pemasangan drain
• Perpanjangan durasi
operasi
Rantai Infeksi
SUMBER
PENYAKIT
PENERIMA
INFEKSI
MEDIA
CRITERIA FOR DEFINING A SURGICAL
SITE INFECTION (SSI)
•Merupakan infeksi yang terjadi pada kurun waktu 30 hari paska operasi dan infeksi
tersebut hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat insisi .Tanda :
purulen, kuman dan tanda radang
Superficial Incision SSI
• melibatkan jaringan yang lebih dalam • ( contoh, jaringan otot atau fasia ) pada
tempat insisi
• Tanda : purulen, dehisensi
Deep Insicional SSI
( ITP Dalam )
• suatu bagian anotomi tertentu (contoh, organ atau ruang) pada tempat insisi yang dibuka • Tanda : cairan purulen, Kultur +, abses
Organ/ Space SSI
Klasifikasi luka operasi
•luka operasi yang tidak terinfeksi •Luka biasanya tertutup
•Contoh : Hernia repair, biopsi mammae 1-5,4%
Luka Bersih
• Luka operasi yang mana saluran pencernaan, saluran pernafasan, traktus urinarius dan genital
Bersih
Terkontaminasi
• terbuka, baru, luka tiba-tiba
Terkontaminasi
• Luka traumatik yang lama yang
tertahan pada jaringan y
Bagaimana cara
Mencegah
dan
1. Persiapan pasien
2. Petugas
3. Lingkungan
4. Peralatan
Cara mencegah dan
mengendalikannya
PENCEGAHAN
1.Identifikasi dan obati semua infeksi yang terlokalisir di daerah
operasi sebelum operasi elektif
2.Jangan mencukur rambut sebelum operasi kecuali mengganggu
sekitar daerah insisi operasi.
3.Jika rambut dicukur ,sedekat mungkin sebelum operasi dengan
mengggunakan clipper
4.Anjurkan pasien untuk mandi dengan cairan atiseptik pada
malam hari sebelum operasi dilaksanakan.
5.Antiseptik kulit disekitar sayatan operasi dengan cairan
antiseptic yang mengandung chlorhexidine glukonat (CHG).
Pencegahan( cont’…)
6.Kontrol tingkat glukosa darah serum secara adekuat
pada semua pasien diabetes dan selalu hindari
hiperglikemi sebelum operasi.
7.Sarankan penghentian merokok. Minimal instruksikan
pasien untuk tidak merokok kretek, tembakau, atau
bentuk konsumsi tembakau lain selama paling tidak 30
hari sebelum operasi elektif.
8.Jangan menahan darah pasien yang di operasi untuk
mencegah infeksi luka operasi.
9.Usahakan pre operasi pasien di rumah sakit sesingkat
mungkin.
Antispesis tangan untuk tim operasi
1. Gunting kuku sampai pendek dan jangan gunakan kuku palsu(IB ) 2. Lakukan cuci tangan pre-operatif minimal 2 menit dengan
menggunakan larutan antiseptik yang sesuai. Cuci tangan dan pergelangan tangan sampai ke siku(IB )
3. Setelah melakukan cuci tangan, pertahankan tangan pada posisi
menjauhi tubuh (siku posisi fleksi) sehingga air mengalir dari
ujung jari menuju siku. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk steril, kemudian kenakan baju dan sarung tangan seril.IB )
4. Bersihkan bagian bawah kuku sebelum melakukan cuci
tangan pertama. (Kategori rekomendasi II )
5. Jangan kenakan perhiasan di jari dan pergelangan tangan.
Samb. Petugas
Mendidik dan biasakan anggota tim bedah agar melapor
Jika mempunyai tanda dan gejala penyakit infeksi dan
segera melapor kepada petugas pelayan kesehatan
karyawan. (Kategori II)
Larangan bekerja
untuk anggota tim bedah yang memiliki
luka pada kulit,hingga infeksi sembuh
atau menerima terapi yang memadai.
Hasil Penelitian
Studi yg melibatkan > 700 pasien,
mendapatkan bahwa koloni bakteri
menurun 9x
lipat dengan 2x mandi
chlorhexidine
( Garibaldi, 1988 ).
Chlorhexidine
dianjurkan dibanding
povidone-iodine
aktivitasnya lebih superior
dan memberikan keuntungan antimikroba
maksimum sesudah beberapa kali
Operating Room Nurses’ Knowledge and Practice of Sterile Technique
Labrague et al., J Nurs Care 2012, 1:4 http://dx.doi.org/10.4172/2167-1168.100013 Leodoro J. Labrague1*, Dolores L. Arteche2, Begonia C. Yboa3 and Nenita F. Pacolor4
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan
ketrampilan praktek teknik steril tidak ada hubungannya dengan usia, jenis kelamin, pengalaman klinis, dan jumlah pelatihan yang diikuti.
Pengetahuan memiliki efek positif pada praktek teknik steril. Pentingnya pendidikan berkelanjutan bagi perawat di ruang operasi untuk memperbaharui perkembangan terkini dalam pengendalian infeksi dan prinsip-prinsip teknik steril agar
menjadi semakin efisien dan efektif untuk mencegah infeksi nosokomial
Studi menunjukkan bahwa
kepatuhan
dalam
menjalankan kewaspadaan standar diantara petugas
kesehatan untuk menghindari paparan mikroorganisme
masih rendah
( Metha,et.al.,2010 )
Faktor yang berkontribusi pada rendahnya kepatuhan :
Kurangnya pengetahuan
Kuranganya waktu
Kelupaan
Kurangnya ketrampilan
Ketidaknyamanan dan iritasi kulit
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
YANG RASIONAL
• Pemberian profilaksis antimikroba hanya bila di
indikasikan, dan pilihlah jenis antimikroba yang paling efektif terhadap patogen yang umum menyebabkan ILO pada operasi jenis tersebut atau sesuai dengan
rekomendasi. (Kategori IA)
• Berikan dosis propilaksis awal melalui intravena pada saat
yang sesuai sehingga pada saat operasi dimulai konsentrasi bakterisida pada serum dan jaringan maksimal
konsentrasinya. Pertahankan kadarnya dalam serum dan jaringan selama berlangsungnya operasi dan maksimum sampai beberapa jam setelah insisi ditutup. (Kategori IA)
Pastikan pemakaian APD tim bedah tepat dan benar
Pakai Tutup kepala, Gaun, Masker, Sarung
tangan
Segera lepas alat
pelindung diri jika tidak diperlukan lagi
Catatan :
Tidak di komendasikan mengalungkan masker di leher
Perlindungan Diri (Barrier)
Gunakan sarana
PERLINDUNGAN DIRI untuk
menghindari kontak kulit, darah
atau cairan tubuh dari pasien
o
Sarung Tangan
oMasker
o
Pelindung Mata
oPenutup kepala
Pakai masker yang menutupi seluruh
mulut dan hidung bila memasuki
kamar bedah pada saat operasi akan
mulai atau sudah selesai, atau apabila
ada alat bedah yang dibuka. Pakai
masker sepanjang operasi (IB)
Pakai topi yang menutupi seluruh
rambut kepala dan wajah waktu
masuk kamar bedah ( IB )
Jangan memakai “shoe cover” untuk
mencegah ILO ( IB )
Masks and Eye Protection
Better!
+
Area Steril
Meliputi :
Glove & pakaian tim bedah Draped/ duk untuk meja
Draped / duk penutup peralatan Ruang diatas dan diantara
peralatan dan meja
Anesthesia
Circulator
Scrub Surgeon
MANAJEMEN LINGKUNGAN
Pastikan lingkungan kamar benar sudah tepat dan benar
Pertahankan tekanan udara > positif dalam kamar bedah dibandingkan dengan koridor dan ruangan di sekitarnya (Kategori IB)
Pertahankan minimun 15 kali pergantian udara per jam , dengan minimun 3 di antaranya
adalah udara segar (Kategori IB)
Semua udara harus disaring, baik udara segar maupun udara hasil resirkulasi. (Kategori I A) Semua udara masuk harus melalui langit-langit
45
Saat Operasi (1)
Pintu kamar operasi harus selalu tertutup,
kecuali untuk lewat petugas dan alat
(Kategori IB)
Tidak menggunakan sterilisasi cepat untuk
alasan sebagai alternatif
Batasi jumlah personil yang masuk
keruang operasi, hanya yang perlu saja
(Kategori IB)
• Jangan menggunakan Fogging dan sinar
ultra violet di kamar bedah untuk
mencegah infeksi ILO, gunakan HEPA Filter
(Katgori IA),
•
Bila tampak kotoran atau darah atau cairan
tubuh lainnya pada permukaan benda atau
peralatan,
gunakan
desinfektan
untuk
membersihkannya sebelum operasi dimulai.
(Kategori IB)
•
Tidak perlu mengadakan pembersihan khusus
atau penutupan kamar bedah setelah selesai
operasi kotor
.
(Kategori IB)•
Jangan menggunakan keset berserabut untuk
kamar bedah ataupun daerah sekitarnya
(KategoriIB)
MANAJEMEN LINGKUNGAN
• Pel dan keringkan lantai kamar bedah dan desinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan dalam kamar bedah setelah selesai operasi terakhir setiap harinya dengan desinfektan (Kategori II)
• Tidak ada rekomendasi mengenai desinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan dalam kamar bedah di antara dua operasi bila tidak tampak adanya kotoran.
• Tidak ada rekomendasi untuk kultur lingkungan secara rutin (dilakukan hanya untuk epidemiologi study)
Kebersihan lantai dengan
desinfektan
Pencampuran bahan
pembersih/desinfektan dan air bersih dengan perbandingan sbb :
Perbandingan :
desinfektan : airuntuk lantai dengan pengotoran berat = 1 : 10 - 1 : 20setiap selesai operasi
Pastikan penanganan peralatan
perawatan pasien tepat dan benar
Sterilkan semua instrumen bedah sesuai
petunjuk (Kategori II)
Pelaksanaan sterilisasi kilat hanya untuk
instrumen yang harus segera digunakan. Tidak melaksanakan sterilisasi kilat dengan alasan kepraktisan, untuk menghemat
pembelian instrumen baru atau untuk menghemat waktu (Kategori II)
Tidak dibenarkan menggunakan instrumen
4. Peralatan ( Manajemen Linen
Pemisahan linen kotor terkontaminasi darah atau
cairan tubuh dengan linen kotor tidak terkontaminasi..(Kategori II)
Tidak menempatkan linen di lantai
Semua linen infeksius dimasukan ke dalam
kantong dengan kode infeksius (kantong kuning)
Linen yang terkontaminasi cairan tubuh dibersihkan
sebelum proses selanjutnya
Pastikan penanganan linen
di kamar bedah tepat dan benar
Waktu Pembersihan
Kegiatan
Periode
Pembersihan lantai
Setiap pergantian pasien
dan bila terlihat kotor
Pembersihan dinding
Setiap minggu dan bila
terlihat kotor
Pembersihan dinding kaca Setiap hari dan bila
terlihat kotor
Pembersihan alat –alat
monitoring
Setiap hari setelah
selesai operasi dan bila
terlihat kotor
Sampling Mikrobiologi
Jangan lakukan sampling
lingkungan rutin
di kamar
bedah.
Lakukan sampling Mikrobiologi di permukaan kamar
bedah dan udara hanya sebagai bagian penelitian
epidemiologis
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Pastikan tim bedah sudah mendapatkan
pelatihan tentang PPI
Berikan pendidikan dan latihan tentang
pencegahan dan penggendalian infeksi
Rumah Sakit pada setiap individu yang
SURVEILENS
Pastikan adanya surveilens di kamar bedah
Lakukan surveilens aktif:
Infeksi luka operasi
Penggunaan antimikroba
Pola kuman infeksi luka operasi
Karyawan yang tertusuk jarum
Kepatuhan melaksanakan kewaspadaan
standar
Kebiasaan yang salah
Mengalungkan masker
Berbagai Konfigurasi Kamar Bedah
botol mondar mandir ventilasi kamar tidur ?
Setiap individu yang bertugas di
kamar bedah
Petugas kebersihan , perawat ,dokter
Penutup
Pengendalian terhadap infeksi kamar bedah akan berpengaruh secara
signifikan terhadap morbiditas, mortalitas, kualitas dan biaya rawat kamar bedah.
Pengetahuan yang komprehensif mengenai semua aspek pencegahan
infeksi di kamar bedah merupakan suatu KEHARUSAN bagi seluruh staf yang bekerja di kamar bedah.
Kemauan yang kuat untuk melaksanakan, disertai dgn disiplin dan
kontrol yang terus menerus merupakan faktor penentu keberhasilan pelaksanaannya.
Pemberian dan penyegaran materi pencegahan infeksi harus rutin