• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cacar Dan Campak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cacar Dan Campak"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus golongan

golongan  Paramyxovirus. Paramyxovirus.  Pada tahun 2013, di dunia terdapat 145.700 orang  Pada tahun 2013, di dunia terdapat 145.700 orang meninggal akibat campak, sedangkan sekitar 400 kematian setiap hari sebagian meninggal akibat campak, sedangkan sekitar 400 kematian setiap hari sebagian  besar terjadi pada balita (WHO, 2015).

 besar terjadi pada balita (WHO, 2015).

Penyakit Varicella atau yang dikenal juga secara awam sebagai cacar air Penyakit Varicella atau yang dikenal juga secara awam sebagai cacar air adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Di adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Di Indonesia, penyakit ini disebut sebagai cacar air karena gelembung atau bisul yang Indonesia, penyakit ini disebut sebagai cacar air karena gelembung atau bisul yang terbentuk pada kulit apabila pecah mengeluarkan air. Penyakit ini sangat mudah terbentuk pada kulit apabila pecah mengeluarkan air. Penyakit ini sangat mudah untuk menyebar kepada orang lain, terutama anak-anak, yang belum pernah untuk menyebar kepada orang lain, terutama anak-anak, yang belum pernah terkena varicella sebelumnya. Penyebaran dari virus Varicella Zoster terjadi terkena varicella sebelumnya. Penyebaran dari virus Varicella Zoster terjadi melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Varicella paling sering melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Varicella paling sering ditemukan pada anak-anak berusia 1-9 tahun. Angka kejadian penyakit ini sudah ditemukan pada anak-anak berusia 1-9 tahun. Angka kejadian penyakit ini sudah  banyak berkurang terutama

 banyak berkurang terutama di negara-negara di negara-negara maju karena maju karena ditemukannya vaksinasiditemukannya vaksinasi terhadap virus Varicella Zoster.

terhadap virus Varicella Zoster. 1.2 Rumusan Masalah

1.2 Rumusan Masalah 1.

1. Apa itu penyakit cacar air dan campak ?Apa itu penyakit cacar air dan campak ? 2.

2. Bagaimana gejala penyakit cacar air dan campak ?Bagaimana gejala penyakit cacar air dan campak ? 3.

3. Bagaimana pemeriksaan fisik pada penyakit cacar air dan campak ?Bagaimana pemeriksaan fisik pada penyakit cacar air dan campak ? 4.

4. Bagaimana pemeriksaan laboratorium pada penyakit cacar air Bagaimana pemeriksaan laboratorium pada penyakit cacar air dan campak ?dan campak ? 5.

5. Bagaimana pencegahan penyakit cacar air dan campak ?Bagaimana pencegahan penyakit cacar air dan campak ? 6.

6. Bagaimana penularan peyakit cacaran air dan campak ?Bagaimana penularan peyakit cacaran air dan campak ? 7.

(2)

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui penyakit cacar air dan campak

2. Mengetahui gejala penyakit cacar air dan campak

3. Mengetahui pemeriksaan laboratorium pada penyakit cacar air dan campak 4. Mengetahui pencegahan penyakit cacar air dan campak

5. Mengetahui penularan penyakit cacar air dan campak 6. Mengetahui penatlaksanaan penyakit cacat air dan campak

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Virus Cacar Air (Varicella Zoster) A. Definisi Cacar Air

Cacar air adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella Zoster yang mengakibatkan munculnya ruam kulit berupa bintik-bintik kecil baik  berbentuk datar maupun menonjol, melepuh, serta rasa gatal. Penyakit ini merupakan  penyakit menular yang bisa di tularkan seseorang kepada orang lain secara langsung.

Virus varicella zoster adalah virus yang menyebabkan penyakit cacar air yaitu salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. Sekitar 90% kasus cacar air terjadi pada anak di bawah 10 tahun dan lebih dari 90% orang telah mengalami cacar air saat mereka berusia 15 tahun. Penyakit ini paling banyak terjadi pada anak usia 5-9 tahun. Cacar air terjadi akibat infeksi primer virus varicella zoster (VZV). Umumnya  penderita penyakit cacar air mudah sembuh, namun setelah sembuh, VZV tidak benar- benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya dapat teraktivasi kembali dalam bentuk herpes zoster (shingles). Herpes zoster ini umumnya terjadi pada usia di atas 60 tahun dan pada sebagian besar kasus hanya terjadi sekali.

B. Penyebab Cacar Air

Penyebab penyakit cacar air adalah infeksi suatu virus yang bernama virus Varicella Zoster yang disebarkan manusia melalui cairan percikan ludah maupun dari cairan yang berasal dari lepuhan kulit orang yang menderita penyakit cacar air. Seseorang yang terkena kontaminasi virus cacar air varicella zoster ini dapat mensukseskan  penyebaran penyakit cacar air kepada orang lain di sekitarnya mulai dari munculnya lepuhan dikulitnya sampai dengan lepuhan kulit yang terakhir mengering. Virus varicella-zoster adalah virus penyebab cacar air dan cacar ular (herper zoster). Inang dari virus ini hanya terbatas pada manusia dan primata (simian). Stuktur partikel virus (virion) varicella-zoster berukuran 120-300 nm. Genom virus ini berukuran 125 kb (kilo-basa)

(4)

Virion terdiri dari glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda. Bagian nukleokapsid berbentuk ikosahedral, berdiameter 100-110 nm, dan terdiri dari 162  protein yang disebut kapsomer. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu 56-60 °C dan menjadi tidak berbahaya apabila bagian amplop (selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui pernapasan.

Sumber : https://www.pinterest.com/pin/568790627918454003/

C. Pemeriksaan Fisik Cacar Air

 Diagnosis ditegakkan dengan melihat lesi kulit yang khas, berupa :

Lesi klasik berupa “air mata” berbentuk oval d engan kemerahan pada kulit bagian dasarnya.

 Lesi kulit timbul pada tubuh dan wajah, dengan diawali bentola kemerahan yang

membesar selama 12-14 hari menjadi besar, berair, berisi nanah dan kering.

 Lesi biasanya terletak pada sentral tubuh atau anggota gerak bagian proksimal

(lengan, paha) dan menyebar ke bawahnya tetapi tidak terlalu banyak.

 Lesi yang terdapat diseluruh tubuh terdiri atas lesi kulit yang tidak seragam (berbeda

stadium erupsinya).

 Benjolan berair dapat timbul di mukosa (mulut, penis, vagina) membentuk luka yang

tidak dalam.

 Suhu tubuh pasien akan meningkat sampai 39,0C selama 3  –   6 hari setelah

(5)

 Benjolan dapat berdarah.

 Penyebaran ke kulit lainnya dalam bentuk pengaktifan kembali.

 Dapat disertai dengan nyeri hati (perut atas kanan), dan disertai badan menjadi

kuning.

 Pemeriksaan terhadap fungsi nafas, saraf pusat, sendi dan tulang karena

memungkinkan terjadi infeksi pada organ-organ tersebut.

Sumber :

https://mediskus.com/wp-content/uploads/2017/07/ciri-ciri-cacar-air-pada-kulit-mediskus.jpg

D. Pemeriksaan Laboratorium Cacar Air

Pemeriksaan laboratorium tidak dibutuhkan untuk diagnosis karena varisela dapat terlihat dari gejala klinis. Kebanyakan pada anak-anak dengan varisela terjadi leukopeni  pada 3 hari pertama, kemudian diikuti dengan leukositosis. Leukositosis mengindikasikan adanya infeksi bakteri sekunder, tetapi tidak selalu. Kebanyakan pada anak-anak dengan infeksi bakteri sekunder tidak terjadi leukositosis. Pada sediaan darah tepi dapat ditemukan penurunan leukosit, dan peningkatan enzim hepatic. Dapat dilakukan  percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa.Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akaun didapati sel datia berinti  banyak. Namun, hasil ini tidak sfesifik untuk varisela.

(6)

Pemeriksaan serologi digunakan untuk mengkonfirmasi infeksi yang lalu untuk menentukan status kerentanan pasien. Hal ini berguna untuk menentukan terapi  pencegahan pada dewasa yang terekspos dengan varisela. Identifikasi virus varisela

zoster secara cepat diindikasikan pada kasus yang parah atau penyakit belum jelas yang membutuhkan pengobatan antiviral dengan cepat. Metode yang paling spesifik yang digunakan adalah Indirect Fluorescent Antibody (IFA), Fluorescent Antibody to  Membrane Antigen (FAMA), Neutralization Test (NT), dan Radioimmunoassay (RIA). Tes serologis tidak diperlukan pada anak, karena infeksi pertama memberikan imunitas yang pasti pada anak. Bila keadaan laboratorium memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan cairan vesikel dengan PCR guna membuktikan infeksi DNA VVZ. Diagnosis varisela ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala prodromal, rasa gatal, dan manifestasi klinis sesuai tempat predileksi dan morfologi yang khas varisela.

E. Pencegahan Cacar Air

Salah satu cara pencegahan yang baik adalah dengan vaksinasi. Jika vaksin diberikan kepada orang sebelum terinfeksi cacar akan memberikan perlindungan seumur hidup bagi mereka. Vaksinasi menggunakan virus vaccinia secara intradermal dapat menimbulkan penyakit cacar buatan pada kulit yang divaksinasi. Beberapa hal yang  perlu diperhatikan pada vaksin cacar adalah :

1. Vaksin harus bebas kuman pathogen seperti Staphylococcus aureus, Clostridium tetani, Streptococcus beta-hemolyticus dan bakteri lainnya.

2. Memiliki potensi 10-10 PFU/ml, dosis efektif 50% sebesar 1.3 –  1.5 x 10 PFU/ml dan dosis efektif 99% sebesar 4.1 –  4.3 x 10 PFU/ml

3. Vaksinasi dilakukan dengan cara menggores atau dengan cara menusuk-nusuk epidermis beberapa kali dengan jarum yang mengandung vaksin

Perkembangan setelah vaksinasi :

- Pembentukan makula : setelah 1-2 hari - Pembentukan papula : setelah 3-4 hari - Pembentukan vesikula : setelah 5-6 hari - Pembentukan pustula : setelah 9-10 hari - Pembentukan krusta : setlah 14-16 hari

(7)

Sumber : http://medicastore.com/images/Cacar_Air%201.jpg

4. Waktu imunisasi. Imunisasi awal biasanya dilakukan pada usia antara 1-2 tahun. Dan imunisasi ulang dilakukan interval selama 3 tahun.

5. Komplikasi yang muncul setelah imunisasi umumnya berupa vaccinia generalisata, ensefalitis pasca vaksinasi, vaccinia neksorum atau vaccinia progresif dan vaccinia  janin.

F. Penularan Cacar Air

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penyebab cacar air adalah virus yang bernama Varisela-zoster. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit cacar api atau Herpes zoster (dompo). Virus tersebut dapat dengan cepat menyebar melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Adapun cara penularan virus penyebab cacar air ini sebagai berikut:

1. Melalui Saluran Pernapasan: Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa virus Varisela-zoster menyebar melalui udara. Oleh karena itu, penularan penyakit cacar air  paling sering terjadi melalui saluran pernafasan, yaitu melalui selaput lendir yang

terdapat pada mulut dan hidung, berupa air liur, bersin, dan batuk.

2. Cairan pada Vesikel: Virus penyebab cacar air tidak hanya menyebar lewat saluran  pernapasan saja, tetapi cairan yang terdapat pada vesikel (gelembung berisi cairan  pada kulit). Jadi apabila vesikel pecah dan cairan merembes keluar, maka

(8)

G. Penatalaksanan atau Pengobatan Cacar Air

Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang dapat dilakukan dengan:

 Istirahat secukupnya

 Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal

 Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2% atau

mentol 1-2%

 Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah

menggaruk ruam-ruam

 Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat ruam di

dalam mulut.

 Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan hindari

 juga ga ram

 Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun  Menjaga kebersihan tangan

 Kuku dipotong pendek

 Baju harus kering dan bersih

Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan menggunakan:

 Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen  Antibiotik, jika ada infeksi bakteri

 Obat anti-virus Acyclovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak berusia

lebihdari 2 tahun atau remaja karena pada remaja, penyakit ini lebih berat)

(9)

2.2 Virus Campak

A. Definisi Penyakit Campak

Penyakit campak disebabkan oleh measles virus (MV), genus virus morbil i famili  Paramyxoviridae (RNA), jenis morbilivirus yang mudah mati karena panas, cahaya, etherdan trypsin (Depkes, 2008). Virus akan menjadi tidak aktif pada suhu 37ºC, pH asam atau bila dimasukkan dalam lemari es selama beberapa jam. Dengan pembekuan lambat maka infeksifitasnya akan hilang. Selama masa prodromal, virus dapat ditemukan di dalam sekresi nasofaring, darah dan air kemih. Virus campak hanya dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan hanya dapat aktif pada suhu kamar selama 34 jam di alam  bebas (Andriani, 2009).

Virus campak atau morbili adalah virus RNA anggota family paramyxoviridae. Secara morfologi tidak dapat dibedakan dengan virus anggota family paramyxoviridae. Virus campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks yang dikelilingi oleh selubung virus. Sifat infeksius virus c ampak ditunjukkan dengan tingginya sensitivitas dan aktivitas hemolitiknya.

Sumber : http://bundanet.com/wp-content/uploads/2016/04/gambar- paramyxovirus1.jpg

Sel-sel yang diinfeksi oleh virus campak akan mengadakan fusi dengan sel-sel disekitarnya baik yang terinfeksi dengan virus tersebut maupun yang tidak terinfeksi. Proses fusi ini terjadi pada fase lanjut siklus replikasi virus dan menyebabkan  polikariositosis.

(10)

Hanya terdapat satu serotip virus campak yang berhasil diisolasi. Tidak terdapat hubungan antigenik antara virus campak dengan paramyxovirus lainnya yang menginfeksi manusia. Virus ini justru mempunyai hubungan antigenik dengan virus Renderpest dari sapi dan dengan virus Distemper dari anjing.

Manusia merupakan satu-satunya hospes alami. Virus campak dapat dibiakkan dalam berbagai kultur jaringan baik kultur jaringan primer maupun kultur sel. Kultur  primer yang terbaik adalah sel ginjal manusia dan kera. Dari kultur primer virus campak

akan mampu berkembang biak pada continuous cell lines manusia atau kera dan juga  pada sel ginjal anjing. Virus campak juga dapat berkembang pada sistem sel lainnya

misalnya sel fibroblas embrio ayam yang digunakan untuk mengisolasi virus campak.

B. Gejala Penyakit Campak

Secara umum gejala atau tanda-tanda campak menurut Depkes (2008) adalah:

a. Panas badan biasanya ±38ºC selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu gejala  batuk, pilek, mata merah atau mata berair.

 b. Gejala yang khas adalah adanya koplik’s spot  atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mucosa bucal ).

c. Bercak kemerahan/rash  yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh  berbentuk makulo papular selama tiga hari atau lebih, dalam 4-7 hari akan

menyebar keseluruh tubuh.

d. Kemerahan makulo papular setelah 1 minggu sampai 1 bulan berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik.

(11)

Sumber : http://i1.wp.com/infoimunisasi.com/wp-content/uploads/2016/08/imunisasi-Campak-2.jpg

Pada awal infeksinya penyakit campak agak sulit untuk dideteksi, namun pada umumnya manifestasi klinik penyakit campak terdiri dari tiga fase/stadium yaitu  faseprodromal, fase erupsi /  paraxysmal dan fase  convalescen. Periode sejak terjadinya infeksisampai munculnya gejala berkisar antara 10 sampai dengan 12 hari. a. Fase pertama pada penyakit campak yaitu  fase prodromal   dimulai dengan

demam, perasaan tidak enak badan (WHO, 1999). Fase ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala demam yang terus meningkat hingga mencapai  puncaknya 39,4°C-40,6°C, malaise, batuk, faring merah, nyeri menelan,  foto  fobia, konjungtivitis dan hidung meler. Menjelang akhir stadium prodormal dan

24 jam sebelum timbul eksantema  akan timbul bercak koplik yang berwarna  putih kelabu sebesar ujung jarum. Bercak ini muncul pertama kali pada mukosa  bukal yang menghadap gigi molar bawah terutama molar tiga tetapi dapat menyebar secara tidak teratur pada mukosa bukal yang lain. Menjelang kira-kira hari ke 3 atau 4 dari masa prodormal dapat meluas sampai seluruh mukosa mulut. Pada fase ini gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza

(12)

 pada fase ini bila ada bercak koplik dan penderita pernah kontak dengan  penderita campak dalam waktu 2 minggu terakhir.

 b. Fase kedua adalah fase erupsi/ paraxysmal . Fase erupsi biasanya berlangsung selama 4-7 hari dengan gejala khas koriza dan batuk bertambah. Terjadi ruam atau eritema  yang berbentuk makula-papula disertai naiknya suhu badan.  Eritema biasanya muncul pertama kali pada daerah batas rambut dan dahi, serta  belakang telinga kemudian pada 24 jam pertama akan menyebar dengan cepat ke seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada. Pada 24 jam  berikutnya ruam ini akan menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan dan paha. Pada saat ruam muncul suhu badan kadang-kadang naik sangat tinggi hingga mencapai 40,5°C. Pada muka dan dada akan terjadi confluent  akibat ruam yang muncul saling rengkuh. Kadang-kadang akan terjadi  perdarahan ringan pada kulit, rasa gatal dan muka bengkak. Ruam ini akan menghilang dalam 2-3 hari dengan urutan yang sama dengan saat terjadinya. Pada Fase ini terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Tidak jarang disertai diare dan muntah.

c. Fase ketiga adalah fase convalescen pada fase ini erupsi berkurang dan terjadi hiperpigmentasi, yang lama kelamaan akan menghilang sendiri. Suhu tubuh  penderita akan menurun pada fase ini kecuali bila terjadi komplikasi.

Hiperpigmentasi merupakan gejala yang patognomonik untuk morbili yang membedakannya dengan penyakit lain yang mempunyai eritema atau eksantema. Pada anak-anak di Indonesia pada fase ini sering ditandai dengan kulit bersisik (Casaeri, 2002).

(13)

C. Pemeriksaan Laboratorium

Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat ditemukan sel raksasa berinti banyak dari apusan mukosa hidung.

Serum antibodi dari virus campak dapat dilihat dengan  pemeriksaan Hemagglutination-inhibition (HI), complement fixation (CF), neutralization, immune precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi IgM-IgG, dan fluorescent antibody (FA).

Pemeriksaan HI dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu serum akut  pada masa prodromal dan serum sekunder pada 7  –  10 hari setelah pengambilan sampel serum akut. Hasil dikatakan positif bila terdapat peningkatan titer sebanyak 4x atau lebih (Cherry, 2004).

Penentuan jenis gejala klinik penderita campak dilakukan sesuai dengan kriteria gejala klinik oleh WHO tahun 1993, dan dilakukan oleh satu atau dua orang dokter spesialis anak senior/konsultan (SpA[K]). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan serologis untuk menentukan IgG dan IgM dengan metode Anti-Measles viruses ELISA IgG dan IgM (EUROIMMUN- Medizinisch Labordiagnostika AG). Pemeriksaan genotip virus campak dilakukan dengan memeriksa serum penderita campak yang diambil dari  penderita campak pada hari kedua atau ketiga timbulnya ruam. Kemudian dilakukan ekstraksi RNA, amplifikasi DNA dengan melakukan pemeriksaan RT-PCR dengan  primer sesuai yang dianjurkan WHO 2005. Selanjutnya dilakukan pemurnian produk PCR, sekuensing DNA, kemudian analisis filogenetik dan didapatkan genotip virus campak dari penderita tersebut.

(14)

D. Penularan Penyakit Campak

Penularan terutama melalui batuk, bersin (sekresi hidung). Pada saat  pasien batuk atau bersin virus akan ikut tersebar ke udara dan dapat bertahan selama 2 jam di udara terbuka sehingga dapat menulari orang lain yang  berada dekat dengan pasien.

a. Dapat mulai menularkan 1-3 hari sebelum panas sampai 4 hari setelah timbul rash.

 b. Puncak penularan pada saat gejala awal ( fase prodromal ), yaitu  pada 1-3 hari pertama sakit.

c. Masa inkubasi penyakit campak adalah 8-13 hari, dengan rata-rata 10 hari.

Penularan terjadi melalui percikan dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak. Masa inkubasi adalah 9  –  14 hari, dengan gejala –  gejala prodromal seperti demam, malaise, nyeri otot, bersin, batuk, hidung tersumbat, mata merah, konjungtivitas dan fotofobia. Satu atau dua hari sebelum terjadi ruam kulit (rash), pada pipi bagian dalam rongga mulut terdapat lesi yang khas ( Koplik’s spots) yaitu makula kecil berwarna merah atau ulkus dengan pusat yang berwarna putih kebiruan.

Ruam kulit mula  –  mula terjadi di belakang telinga atau di daerah wajah, mata dan menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang memonjol) lalu menjadi kecoklatan dalam waktu 5  –   10 hari. Setelah ruam kulit mencapai maksimum, demam dan malaise akan menghilang. Pada orang dewasa, ruam kulit lebih hebat dan komplikasi sering terjadi. Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40º Celcius. Setelah 3 –  5 hari suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.

(15)

E. Pencegahan Penyakit Campak

Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan merupakan usaha pencegahan yang paling efektif. Vaksinasi akan melindungi sekitar 98% orang yang divaksinasi untuk jangka waktu 4-5 tahun lamanya. Vaksinasi amat dianjurkan pada semua anak berumur diatas 9 bulan yang belum pernah terinveksi oleh virus campak.

Pemberian vitamin A dinegara berkembang telah menurunkan angka kesakitan dan kematian. Vaksin canpak merupakan bagian dari imunisasi rutin  pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk komunikasi (vaksin

MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung virus campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.

Reaksi klinis ringan seperti demam atau ruam kulit ringan terjadi pada 10-15% orang yang di vaksinasi, tetapi tidak ada atau hanya sedikit eksresi virus dan tidak ada penularan. Titer antibodi cenderung lebih rendah dari setelah infeksi alami, tetapi imunitas mungkin dapat bertahan seumur hidup.

F. Penatalaksanaan / Pengobatan Penyakit Campak

Tidak ada pengobatan khusus untuk virus campak. Penderita sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam, diberikan antibiotik. Selain itu  penderita juga disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan

(16)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cacar air adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella Zoster yang mengakibatkan munculnya ruam kulit berupa bintik- bintik kecil baik berbentuk datar maupun menonjol, melepuh, serta rasa gatal. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang bisa di tularkan seseorang kepada orang lain secara langsung.

Pada awal infeksinya penyakit campak agak sulit untuk dideteksi, namun  pada umumnya manifestasi klinik penyakit campak terdiri dari tiga

fase/stadium yaitu  faseprodromal, fase erupsi /  paraxysmal dan fase convalescen.

Penyakit campak disebabkan oleh measles virus (MV),  genus virus morbil i famili Paramyxoviridae (RNA), jenis morbilivirus yang mudah mati karena panas, cahaya, etherdan trypsin (Depkes, 2008). Manifestasi klinik  penyakit campak terdiri dari tiga fase/stadium yaitu  faseprodromal, fase erupsi / paraxysmal dan fase convalescen.Tidak ada pengobatan khusus untuk virus campak.

3.2 Saran

Cacar air dan campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Oleh karena itu, jangan lupa berikan vaksin kepada buah hati anda pada usia tahun atau ketika anak baru memasuki pendidikan Taman Kanak-kanak, dan  bagi orang dewasa jangan lupa menjaga kebersihan diri agar tidak terserang  penyakit tersebut.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR), kehadirannya sebagai organisasi kepemudaan sangat harapkan dapat menyelesaikan masalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

Penyertaan pemegang saham non-pengendali pada Entitas Anak sebesar 0.000000005% atau masing-masing sejumlah Rp 867 dan Rp 687, tidak diakui dalam laporan keuangan

Berdasar pengalaman, menurut Fadil, Sekretaris Perhimpunan Pelajar Indonesia di China Cabang Wuhan dan mahasiswa S-2 Jurusan Developmental and Educational Psychology

Contaminant removal (Solid Control Equipment/SCE): terdiri dari rangkaian peralatan yang berfungsi untuk memisahkan solid cutting pada lumpur pemboran, yang keluar

DIAN 1* (berlaku untuk PT baru) / DIAN 1* (Applied for newly established company) Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Dokumen lain yang dipersyaratkan oleh Instansi yang berwenang

“Upaya Masyarakat Dalam Penanganan tempat Bermukim di Lingkungan Pesisir Kelurahan Bandengan Pekalongan Utara.” Jurnal Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas

Variasi penambahan sabut kelapa pada beton normal untuk mengetahui nilai kuat tekan ,kuat tarik dan nilai absorsi yang lebih baik serta diharapkan dapat meningkatkan kualitas

Un totale di 65 pazienti sono stati suddivisi in tre gruppi: Gruppo 1- terapia SIT in due fasi di cui prima fase effettuata con il programma terapia di