• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL OPTIMISASI DALAM PERENCANAAN LOGISTIK DAN RANTAI SUPLAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL OPTIMISASI DALAM PERENCANAAN LOGISTIK DAN RANTAI SUPLAI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL OPTIMISASI DALAM PERENCANAAN LOGISTIK DAN RANTAI SUPLAI

TESIS

Oleh

NOVA ELIZA SILAEN 167021032/MT

PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

MODEL OPTIMISASI DALAM PERENCANAAN LOGISTIK DAN RANTAI SUPLAI

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Oleh

NOVA ELIZA SILAEN 167021032/MT

PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 13 Desember 2018

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Sawaluddin, M.IT

Anggota : 1. Prof. Dr. Tulus, M.Si

2. Prof. Dr. Muhammad Zarlis

(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

MODEL OPTIMISASI DALAM PERENCANAAN LOGISTIK DAN RANTAI SUPLAI

TESIS

Saya mengakui bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing dituliskan sumbernya

Medan, Penulis,

Nova Eliza Silaen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, Saya yang bertanda ta- ngan di bawah ini:

Nama : Nova Eliza Silaen

NIM : 167021032

Program Studi : Matematika Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul:

Model Optimisasi dalam Perencanaan Logistik dan Rantai Suplai.

Beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti NonEksklusif ini, Uni- versitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat me- ngelola dalam bentuk data-base, merawat dan mempublikasikan Tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai pemegang dan atau sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, Penulis,

Nova Eliza Silaen

(7)

MODEL OPTIMISASI DALAM PERENCANAAN LOGISTIK DAN RANTAI SUPLAI

ABSTRAK

Kemajuan dan keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari respons konsumen terhadap produksi dari segala aspek dalam setiap kegiatan perusahaan dan meru- pakan faktor kunci keberhasilan. Dalam hal ini menyajikan masalah mengopti- malkan rantai pasokan dari perspektif penyediaan logistik termasuk model mate- matika dari optimasi biaya untuk rantai pasokan dalam bentuk MILP (Mixed In- teger Linear). Biaya produksi, transportasi dan distribusi dipilih sebagai kriteria optimasi. Waktu, volume, kapasitas dan mode transportasi juga diperhitungkan.

Model dikembangkan berdasarkan teori manajemen rantai suplai untuk menca- pai biaya terendah, responsif dan untuk mencapai tujuan bersama. Hasilnya menyatakan bahwa persediaan produk, pola pemuatan, moda transportasi, dan kuantitas pesanan minimum secara signifikan mempengaruhi total biaya logistik.

Waktu pemrosesan produksi yang lebih singkat, dan menghasilkan solusi opti- mal. Namun demikian, batasan yang tepat harus didefinisikan secara hati-hati untuk mendapatkan solusi yang layak.

Kata kunci : Optimisasi, Rantai suplai dan logistic, Transportasi

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(8)

OPTIMIZATION MODEL IN LOGISTICTS PLANNING AND SUPPLY CHAIN

ABSTRACT

Progress and success of the company can be seen from the consumer’s response to production from all aspects of each company’s activities and is a key success factor. In this case describes the problem of supply chain optimization from the perspective of providing logistics including a mathematical model of cost optimiza- tion for supply chains in the form of MILP (Mixed Integer Linear). Production, transportation and distribution costs are chosen as optimization criteria. Time, volume, capacity and mode of transportation are also taken into account. The model was developed based on supply chain management theory to achieve the lowest cost, responsive and to achieve common goals. The results state that prod- uct inventories, loading patterns, modes of transportation, and minimum order quantities significantly affect the total logistics costs. Shorter production pro- cessing time, and produce optimal solutions. However, the right limits must be carefully defined to get a viable solution.

Keyword : Optimization, Supply chain and logistics, ransportation

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul MO- DEL OPTIMISASI DALAM PERENCANAAN LOGISTIK DAN RANTAI SU- PLAI. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Pro- gram Studi Magister Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, yang memberikan kesempatan untuk mengikuti Program Studi Magister Mate- matika FMIPA USU.

Dr. Kerista Sebayang, M.S. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Penge- tahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU).

Prof. Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Program Studi Magister Matematika FMIPA USU.

Dr. Sawaluddin, M.IT selaku Sekretaris Program Studi Magister Matematika FMIPA USU

Dr. Sawaluddin, M.IT selaku Pembimbing I penulis yang telah banyak memberi arahan, kritik dan saran, serta dukungan yang luar biasa kepada penulis dalam pengerjaan tesis ini.

Prof. Dr. Tulus, MSi selaku Pembimbing II penulis yang telah banyak memberi arahan, kritik dan saran, serta dukungan yang luar biasa kepada penulis dalam pengerjaan tesis ini.

Dr. Sutarman, MSc selaku Pembanding I penulis yang telah banyak memberi arahan, bimbingan dalam bentuk saran dan kritik, dan juga motivasi kepada penulis dalam pengerjaan tesis ini.

iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(10)

Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Pembanding II penulis yang telah banyak memberi arahan, bimbingan dalam bentuk saran dan kritik, dan juga motivasi kepada penulis dalam pengerjaan tesis ini.

Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Magister Matematika FMIPA USU yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perku- liahan.

Kak Misiani, S.Si selaku Staf Administrasi Program Studi Magister Matematika FMIPA USU yang telah banyak memberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

Universitas Asahan yang telah memberikan Beasisiwa kepada penulis dalam pro- ses pendidikan selama perkuliahan S2 di Program Studi Magister Matematika FMIPA USU, dan ucapan terima kasih penulis untuk seluruh dosen sewaktu di Universitas Asahan yang tetap memberikan motivasi kepada penulis.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan kepada Alm Budiman Silaen ayah tercinta, semoga ayah dapat tersenyum manis melihat perjuangan penulis, dan Sri Wahyuni Sitorus ibu penulis yang selalu memberikan doa disetiap perjuangan diproses kehidupan penulis dan dukungan secara moral dan materi kepada penulis.

Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Abang, kakak dan adik penulis keluarga besar SILAEN yang selalau mendukung dan memberikan nasihat juga motivasi kepada penulis untuk tetap semangat menjalani proses perkuliahan, penulis ucapkan terima kasih abang pertama Ranto Silaen dan istri, abang kedua Jhoni Silaen dan istri, abang ketiga Kopda Sahat Silaen dan istri, kakak keempat Berliana Silaen Spd dan suami, Kakak kelima Rosdiana Silaen S.PdI, kakak keenam NurAsiah Maharani Silaen, abang ketujuh Ahmad Fadly Silaen S.Pd, adik kesembilan Disky Wahyudi SIlaen dan yang terakhir adik kesepuluh Irgi Anggi Vahlevy Silaen. Dan tak terlupakan orang tua angkat penulis Bapak Kemin dan Ibu Hindun yang memberikan perhatian dan doa kepada penulis.

(11)

Seluruh rekan-rekan Mahasiswa angkatan 2016 Genap Program Studi Ma- gister Matematika FMIPA Universitas Sumatera Utara. Semoga tesis ini dapat memberi sumbangan yang berharga bagi perkembangan dunia Ilmu dan berman- faat bagi orang banyak. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberi rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Amin.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis meng- harapkan kritik saran untuk penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang memerlukannya. Terima kasih.

Medan, Penulis,

Nova Eliza Silaen

v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(12)

RIWAYAT HIDUP

NAMA : Nova Eliza Silaen

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Kisaran/ 24 Desember 1993

JENIS KELAMIN : Perempuan

JURUSAN : S2 Matematika USU

ALAMAT : Jl. Sisingamangaraja Kec. Kisaran Timur Kabupaten Asahan

Email : [email protected]

No. HP : 0823 6166 7310

PENDIDIKAN

2001 - 2006 : SDN 010087 Kisaran 2007 - 2009 : SMPN 1 Kisaran

2010 - 2012 : SMAS MUHAMMADYAH 8 Kisaran

2013 - 2016 : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ASAHAN

2016 - 2019 : S-2 MATEMATIKA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

RIWAYAT HIDUP vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Teori Optimasi 4

2.2 Perencaan Rantai Supplai 4

2.3 Model Rantai Supplai 5

2.4 Rantai Pasok dan Logistik 6

2.5 Manajemen Rantai Suplai 8

2.6 Konsep Manajemen Rantai Suplai 10

2.7 Transportasi dan Logistik 11

2.8 Proses Pemilihan Pemasok 11

2.9 Kendala dalam Kegiatan Logistik 12

2.10 Kendala dalam Permintaan Konsumen 14

2.11 Linear Programming 15

vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(14)

2.12 Integer Linier Progamming 16

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 18

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 20

BAB 5 KESIMPULAN 26

DAFTAR PUSTAKA 27

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Rantai supplai 9

3.1 Alur penelitian 19

ix UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan dan keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari respons konsumen terhadap produksi dari segala aspek dalam setiap kegiatan perusahaan. Meli- hat persaingan yang tinggi di pasar global dan konsumen yang lebih menuntut, sehingga siklus hidup produksi dan waktu produksi menjadi lebih singkat. Di samping kualitas produk yang tinggi, total biaya dan waktu respons tampaknya menjadi faktor kunci keberhasilan dan misi penting yang harus dioptimalkan oleh perusahaan pada rantai pasokan serta fungsi logistik untuk mencapai biaya minimal dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan dituntut dalam menterjemahkan keinginan pelanggan, pemenuhan kebutuhan akan barang secara cepat dan tepat yang dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan.

Rantai pasokan secara tradisional telah terpecah, banyak yang gagal meng- integrasikan fungsi bisnis dalam proses rantai logistik. Adapun masalah yang menjadi faktor gagalnya adalah terus terjadinya peningkatan biaya penyimpanan, waktu tunggu pesanan yang lebih lama, kesulitan dalam merespon secara efe- sien terhadap perubahan waktu, yang telah menurunkan laba dan melemahkan permintaan pelanggan. Kemudian masalah dalam kegiatan logistik terlihat dari lokasi pabrik yang jauh dari pelanggan membuat perusahaan menanggung biaya logistik yang tinggi, sehingga optimisasi pengiriman logistik tidak efesien. Hal ini sangat berdampak besar pada suatu perusahan dalam hal untuk memperta- hankan kehidupan suatu perusahan.

Menciptakan keunggulan dalam persaingan merupakan salah satu strate- gi perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal dan tetap memberikan

(17)

2

tuk mengurangi biaya dan di sisi lain, untuk menemukan cadangan bagaimana meningkatkan profitabilitas proses produksi dan pengiriman. Menurut Makarova et al., (2017) dalam penelitiannya, pada prinsipnya konteks bisnis dan konsep op- timasi memiliki tujuan yang sama dan mencoba untuk mencapai fungsi obyektif yang memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya yang dibatasi oleh batasan-batasan tertentu yang terbatas sumber daya, anggaran, kapasitas, dan sebagainya. Oleh karena itu konsep optimasi dikembangkansetiap proses untuk mencapai tingkat maksimum keunggulan kompetitif yang diinginkan, juga keu- tamaan biaya dan keutamaan layanan. Dalam penelitian Beamon (1998) ada beberapa keputusan yang dibuat dalam fungsi yang berbeda dan perkembangan proses rantai pasokan yang masing-masing mempengaruhi keseluruhan biaya lo- gistik, waktu, kualitas, keandalan, dan pemanfaatan yang merupakan kinerja logistik utama. Penyelesaian optimasi dilakukan untuk mendapatkan solusi opti- mal yang memberikan biaya terendah tetapi dengan kinerja terbaik (waktu, kua- litas, pemanfaatan), pemilihan pengiriman barang, model pengiriman/pemilihan rute, dan perencanaan pengiriman. Selain itu, pengambilan keputusan mengenai rantai pasokan dan biaya logistik dan waktu yang dilakukan secara individual dan terpisah. Beberapa biaya dan batasan dari kendala lain mungkin tidak termasuk dalam pertimbangan. Oleh karena itu, model untuk optimasi dilakukan untuk memastikan pengambilan keputusan yang efisien dan meningkatkan transparansi informasi dan komunikasi yang lebih baik dalam perusahaan.

Masalah logistik juga dibahas dalam penelitian Sperenza (2018) dalam penelitiannya masalah transportasi dan logistik harus diatasi sebelum menja- di pendukung pengambilan keputusan. Setelah model optimisasi dikembangkan, selanjutnya membuat sistem transportasi yang efesien, logistik yang kompetitif didalam perusahaan. Kontribusi dalam logistik dan transportasi ditinjau dengan tren masa depan yang memiliki potensi.

Dalam penelitian Yadegari et al., dengan mengembangkan desain jaringan logistik maju-mundur yang terintegrasi dengan jalur pengiriman yang berbeda dengan model pemograman campuran integer dapat menyelesaikan masalah bi-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(18)

3

aya transportasi dan tetap mempertahankan kepuasan konsumen. Kemudian Azmi et al., menguraikan pentingnya integrasi dalam manajemen rantai pasokan (SCM) dengan menghubungkan fungsi logistik yang berlaku dalam proses bisnis strategisdan bagaimana proses bisnis dapat relevan dalam pelaksanaan kegiatan logistik utama dalam konteks rantai pasokan.

Kegiatan rantai pasokan sangat berpengaruh besar dalam semua kegia- tan logistik yang harus ditinjau secara serius untuk meningkatkan efesiensi dan pengoptimalan disetiap perusahaan. Hal ini membuka peluang peneliti yang ingin terus mengembangkan konsep pemodelan optimasi di dalam kegiatan lo- gistik dan rantai pasokan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini difokuskan untuk pengoptimalan biaya rantai pasokan dari perspektif penyediaan logistik, dengan model optimasi dalam bentuk pemrogram integer.

1.2 Perumusan Masalah

Perubahan dalam ekonomi secara global menyebabkan meluasnya peng- gunaan transportasi, yang memungkinkan berkesinambungan dengan kegiatan rantai pasokan. Dengan pengoptimalan biaya rantai pasokan dari perspektif penyedia logistik, dalam model optimasi dalam bentuk pemrogram integer dan mempercayakannya untuk menciptakan biaya logistik yang rendah yang dapat meningkatkan laba dari perusahaan, terutama dalam produksi jarak jauh.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah pengoptimalan biaya rantai pa- sokan dari penyediaan logistik, dengan model optimasi dalam bentuk pemro- gram integer. Dalam perencanaan rantai pasokan yang terdiri dari sumber daya yang mencakup (kapasitas, fleksibilitas, dan biaya), kemudian produksi men- cakup (kapasitas, fleksibilitas, biaya), produk (volume), persediaan dalam hal ini mencakup (kapasitas, fleksibilitas, biaya, dan waktu) transportasi (biaya, mode, waktu), permintaan, dan sejumlah sarana transportasi untuk setiap mode

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Optimasi

Pengertian optimasi adalah pencapaian suatu tindakan atau keadaan terbaik dari sebuah masalah keputusan dibawah pembatasan sumber daya yang terse- dia. Optimasi linier berkaitan dengan penentuan nilai-nilai ekstrim dari sebuah fungsi linier maksimasi dan persoalan minimasi. Secara umum persoalan opti- masi terbagi atas dua jenis optimasi dengan kendala dan optimasi tanpa kendala.

Menurut Abo dan Arisha (2011) metode optimisasi menggunakan mekanisme berbeda untuk mencari solusi optimal. Ini sangat tergantung pada banyak faktor, seperti pendekatan pemodelan, kompleksitas masalah dan tujuan para pengambil keputusan. Solusi optimal adalah vektor yang memberikan nilai optimum global (maksimum/minimum) dari fungsi obyektif, dan menghindari optimal lokal.

2.2 Perencaan Rantai Supplai

Berbagai model dan pendekatan telah dikembangkan untuk mengatasi ran- tai pasokan masalah dari berbagai perspektif. Pemodelan rantai pasokan da- pat berkisar dari yang sederhana model linier untuk model nonlinier integer campuran stokastik. Kompleksitas pemodelan rantai pasokan tergantung pada tahapan yang akan dicakup, periode waktu, dan kekhawatiran lain itu harus diperhitungkan seperti inventaris, tingkat layanan, ketidakpastian permintaan, penjualan harga, dan keandalan. Sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk mene- mukan satu model rantai pasokan itu cocok untuk semua rantai pasokan di berba- gai organisasi. Rantai pasokan dalam sistem manufaktur sangat kompleks. Ini melibatkan bahan baku, proses manufaktur, dan distribusi produk jadi. Masing- masing utama komponen adalah sistem yang memiliki input, proses, dan output.

Rantai pasokan dapat berkisar 7 dari sistem yang sangat sederhana seperti sis- tem serial yang memiliki satu pemasok, satu produsen, dan satu pusat distribusi,

4 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(20)

5

ke yang sangat kompleks yang memiliki banyak pemasok, beberapa situs manu- faktur dengan operasi yang sama atau berbeda, banyak pusat distribusi, banyak produk, dan beberapa periode waktu.

2.3 Model Rantai Supplai

Rantai pasokan terdiri dari sejumlah pelaku yang mengadakan bahan baku dan memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk ke konsumen akhir.

Analisis rantai pasokan berkaitan dengan aliran bahan baku dan produk hulu ke hilir, dan arus balik pesanan seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 2.1 Informasi tambahan dapat dimanfaatkan untuk SCM dan dukungan keputusan.

Perencanaan rantai pasokan dipertimbangkan pada tiga tingkatan. Tingkat strategis berkaitan dengan desain rantai pasokan itu sendiri, tingkat taktik berkai- tan dengan perencanaan induk intensitas produksi, jaringan distribusi keselu- ruhan, dan lain sebagainya. Dan tingkat operasional berkaitan dengan peren- canaan kegiatan mingguan atau sehari-hari. Selain itu, SCM mencakup aspek- aspek seperti organisasi jaringan, kolaborasi dan kepemimpinan. Metode untuk memodelkan rantai pasokan berkisar dari model matematika operasional spesifik hingga model konseptual seluruh rantai pasokan.

Menurut Guo dan Tang (2008) model rantai pasokan melibatkan pengor- banan antara lebih dari satu satu proses bisnis dalam rantai pasokan. Hanya model yang berupaya mengintegrasikan berbagai fungsi rantai pasokan yang di- anggap sebagai model rantai pasokan. Masalah tujuan yang saling bertentangan dalam proses manajemen rantai pasokan sering muncul di perusahaan manufak- tur, seperti, konflik antara pengurangan biaya dan tingkat layanan pelanggan.

Oleh karena itu, manajemen rantai pasokan perlu menyeimbangkan tujuan ini dan mencari cara yang mungkin untuk mengintegrasikan pembelian, penjualan, produksi dan logistik ke dalam perencanaan rantai pasokan

(21)

6

2.4 Rantai Pasok dan Logistik

Menurut Guo dan Tang (2008) rantai pasokan dapat didefinisikan sebagai proses terpadu dimana sejumlah kesatuan bisnis (yaitu, pemasok, manufaktur, distributor, dan pengecer) bekerja sama dalam upaya untuk memperoleh bahan baku, mengubah bahan mentah menjadi produk akhir tertentu, dan mengirimkan produk akhir ini ke pengecer. Dalam proses ini, perencanaan logistik produksi adalah salah satu bagian terpenting untuk mendukung optimalisasi global dalam manajemen rantai pasokan (SCM).

Dalam pasar global yang kompetitif, perusahaan harus dituntut untuk mengurangi segala aspek biaya dalam perusahaan. Mengenai kontribusi biaya dan bahan baku adalah bagian utama dari total biaya. Oleh karena itu, perusa- haan mencari pemasok biaya rendah dari berbagai lokasi yang jauh untuk bahan baku umum dan lebih khusus Mulia et al., (2012). Akibatnya, biaya logistik juga merupakan penyumbang biaya yang signifikan, mengingat jumlah pemasok dan jarak dari pemasok. Untuk menurunkan biaya pemasok, logistik adalah aspek yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Ada beberapa istilah yang menga- cu pada logistik, misalnya, logistik adalah gerakan material yang terorganisasi dan memberikan informasi.

Menurut Hong(2013) hubungan yang mengintegrasikan semua komponen di dalam rantai pasokan adalah logistic. Menurut Said dan Rayer (2014) logistik dan manajemen rantai pasokan adalah kegiatan untuk mengoptimalkan arus ma- terial dan informasi di sepanjang rantai pasokan dengan tujuan memenuhi per- mintaan pelanggan. Tujuan dari logistik dan manajemen rantai pasokan adalah memperluas logistik hulu ke pemasok serta hilir ke pelanggan akhir untuk men- dapatkan keuntungan tertinggi dan menghasilkan biaya terendah.

Menurut Khanitta dan Piyanut logistik dan manajemen rantai pasokan adalah kegiatan untuk mengoptimalkan aliran material dan informasi di sepan- jang rantai pasokan dengan tujuan memenuhi permintaan pelanggan. Tujuan dari logistik dan manajemen rantai pasokan adalah memperluas logistik hulu ke

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(22)

7

pemasok serta hilir ke pelanggan akhir untuk mendapatkan keuntungan tertinggi dan menghabiskan biaya terendah [8]. Integrasi semua unit fungsi dalam saluran pasar adalah dasar dari filosofi manajemen logistik. Hubungan yang erat antara pasar dan rantai pasokan terdiri dari manufacturing dan distribution.

Dimana persepsi tradisional terhadap manufaktur meningkatkan biaya non- produksi di pabrik seperti biaya persediaan dan investasi fasilitas. Oleh karena itu telah digunakan dalam proses manufaktur selama beberapa dekade untuk menghilangkan limbah yang biaya terkait akan berkurang. Baru-baru ini, banyak perusahaan juga khawatir tentang kelincahan yang merupakan kemampuan un- tuk menyediakan berbagai jenis dan volume produk dalam waktu yang lebih singkat. Untuk menanggapi pasar yang tidak stabil, biaya yang lebih tinggi mungkin tidak dapat dihindari.

Dengan demikian, perusahaan harus mempertimbangkan kelincahan dan biaya, yang disebut ”fleksibilitas”. Fleksibilitas dapat dibuat dengan bebera- pa metode seperti one piece flow, di mana suatu produk dibuat satu per satu.

Namun demikian, one piece flow tidak dapat diimplementasikan dalam semua proses sebagai akibat dari ketidakpastian proses. Selanjutnya, pemesanan kapa- sitas yang merupakan pemesanan kapasitas siklus tetap disepakati untuk meng- hasilkan berbagai jenis produk sesuai dengan permintaan nyata. Selain itu, pro- duk dengan biaya terendah dapat diproduksi sebagai inventaris proses yang ber- jalan, dan kemudian produk akhir yang merupakan sumber dengan biaya lebih tinggi akan diproduksi hanya ketika permintaan riil diketahui. Akibatnya, waktu pemrosesan bisa berkurang.

Selanjutnya distribution adalah aktivitas berbasis informasi, bernilai tam- bah yang menghubungkan pasar dan pabrik secara bersamaan. Untuk perusa- haan yang sukses, tugas substansial dari distribusi adalah manajemen permintaan yang merupakan proses mengantisipasi dan memenuhi pesanan terhadap tujuan layanan pelanggan yang ditentukan [8]. Kinerja manajemen permintaan adalah konsekuensi dari kualitas input informasi yang terdiri dari perkiraan penjualan,

(23)

8

tan sistem informasi meningkatkan akurasi informasi dan memperkuat kecepatan respons.

Respons cepat telah diciptakan untuk memungkinkan organisasi mencapai pengurangan biaya dan respons yang lebih cepat di mana permintaan riil dibagi di seluruh rantai pasokan. Untuk merespons lebih cepat, jumlah produk yang diangkut harus lebih kecil; ini menghasilkan biaya transportasi yang lebih tinggi, tetapi biaya persediaan lebih rendah. Pertukaran antara biaya transportasi dan persediaan harus dirancang dengan hati-hati untuk mencapai strategi perusa- haan. Selain itu, penundaan dapat memperoleh lebih banyak fleksibilitas dan meminimalkan persediaan dengan memproduksi produk generik untuk seluruh pasar dan merakit produk yang disesuaikan untuk menanggapi permintaan riil.

2.5 Manajemen Rantai Suplai

Manajemen rantai suplai (SCM) adalah analisis sistematis dan keputusan yang tersistem membuat dalam fungsi bisnis yang berbeda dari suatu organisasi yang menghasilkan kelancaran koordinasi dan sinkronisasi dari aliran sumber daya dalam jaringan pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi dan pelang- gan. Elemen-elemen jaringan ini membentuk komponen berbeda dari rantai pasokan. Dimana rantai suplai adalah sumber bahan baku dari pemasok, me- ngubahnya menjadi produk jadi difasilitas manufaktur, dan mendistribusikan produk jadi ke pelanggan akhir melalui pusat distribusi. Kegiatan ini meru- pakan bisnis individu fungsi jaringan rantai pasokan perusahaan.

Keputusan dibuat di seluruh rantai pasokan pada tiga tingkatan: strategis, taktis dan operasional. Keputusan strategis adalah keputusan jangka panjang di mana batasan waktu mungkin dapat ditinjau dari satu tahun hingga beberapa tahun, itu melibatkan beberapa perencanaan. Keputusan taktis diambil dalam waktu yang lebih singkat, mungkin beberapa bulan dalam hal ini keputusan yang lebih lokal yang diambil untuk menjaga perencanaan pada level strategis.

Kemudian keputusan operasional serupa dengan keputusan dalam batasan wak- tu sehari-hari untuk merencanakan beberapa hari operasi, hal ini yang paling

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(24)

9

dipertimbangkan cara yang menguntungkan untuk melakukan kegiatan sehari- hari untuk memenuhi persyaratan.

Gambar 2.1 Rantai supplai

Seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1 sistem perencanaan rantai pasok yang dioptimalkan ini mencakup dua bagian: sistem manajemen dalam dan sistem rantai pasokan luar. Di dalam sistem manajemen perusahaan, pen- jualan, produksi, pembelian dan perencanaan logistik dibuat berdasarkan in- formasi pasar. Informasi pasar (seperti jumlah permintaan, waktu, lokasi, dan lain-lain.) Berkumpul dari pelanggan, memutuskan rencana penjualan sementara rencana penjualan memberikan pengaruh pada rencana produksi yang memben- tuk rencana pembelian. Dalam proses aliran informasi ini, perencanaan logistik

(25)

10

tem rantai pasokan luar, arus informasi dimulai dari pelanggan ke manufaktur dan kemudian ke pemasok, sementara alur logistik dimulai dari pemasok ke pro- dusen dan kemudian ke pelanggan. Kombinasi sistem manajemen dalam dan sistem rantai pasokan luar diselesaikan oleh logistik.

2.6 Konsep Manajemen Rantai Suplai

1. Rantai 1 : Suppliers. Jaringan bermula dari sini, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Kata Suppliers ini termasuk juga suppli- ernya supplier (sub-supplier). Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, dan biasanya sub-supplier berjumlah banyak sekali.

2. Rantai 1 − 2 : Suppliers - Manufacture Rantai pertama dihubungkan de- ngan rantai kedua, yaitu manufacturer. Hubungan antara suppliers dan manufacturer ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan, misalnya inventories dan biaya gudang. Penghematan ini bisa mencapai sebesar 40 % - 60 % dengan menggunakan konsep supplier partnering.

3. Rantai 1 − 2 − 3 : Suppliers - Manufacture - Distributors. Barang yang sudah jadi yang dihasilkan oleh Manufacturer harus disalurkan kepada pelanggan dengan melalui distributor. Dan pada waktunya nanti, distribu- tor akan menyalurkannya dalam jumlah yang lebih kecil kepada pengecer.

4. Rantai 1 − 2 − 3 − 4 : Suppliers - Manufacture - Distributors - Retailers Dari gudang distributor hasil produksi disalurkan ke gudang pengecer yang nantinya akan diletakkan di rak-rak (outlets) pengecer. Pada tahap ini da- pat diperoleh kesempatan penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang.

5. Rantai 1 − 2 − 3 − 4 − 5 : Suppliers - Manufacture - Distributors - Re- tailers - Customers Barang yang diletakkan di outlets ditawarkan langsung kepada pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Dan mata ranti supply baru betul-betul berhenti pada tahap ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(26)

11

2.7 Transportasi dan Logistik

Transportasi adalah tugas utama layanan logistik dan juga merupakan pro- porsi terbesar dari total biaya logistik. Oleh karena itu, perbaikan transportasi adalah kunci untuk membiarkan perusahaan menjadi kompetitif di pasar. Trans- portasi dipilih berdasarkan tingkat layanan pelanggan produk dan karakteristik jenis transportasi yang dapat diandalkan seperti waktu transit, cakupan pasar, fleksibilitas, dan kemampuan untuk menyediakan lebih dari layanan transportasi dasar.Manajemen transportasi dapat dilihat sebagai bagian dari logistik ketika mengacu pada proses bisnis. Speranza (2016) saat ini logistik, dan konsep yang lebih luas dari manajemen rantai pasokan, dimaksudkan sebagai fungsi bisnis yang memiliki ruang lingkup untuk membuat barang tersedia di mana dan ka- pan diperlukan dan dalam kuantitas yang dibutuhkan.Namun, parameter mana yang harus diadopsi bergantung pada konsentrasi dan strategi perusahaan.

2.8 Proses Pemilihan Pemasok

Efektivitas pemilihan pemasok dan proses evaluasi adalah faktor kunci ke- berhasilan rantai pasokan karena biaya bahan adalah kontribusi utama dalam biaya produk. Akibatnya, biaya dan kualitas bahan memiliki dampak langsung pada biaya dan kualitas produk. Dengan memilih pemasok yang tepat, perusa- haan dapat secara signifikan mengurangi biaya produk dan meningkatkan daya saing perusahaan Mulia et al., (2012). Proses umum sumber global dapat dibagi menjadi 5 tahap yaitu;

1. Investigasi dan tender: Organisasi melakukan analisis pasar dan rencana bisnis, kemudian menetapkan strategi sumber global dan menetapkan ren- cana operasional dan pengukuran kinerja yang sesuai.

2. Evaluasi: Mengembangkan kriteria pemilihan pemasok dan memperki- rakan biaya dan manfaat target yang diperlukan.

3. Pemilihan dan pengembangan pemasok: Pilih pemasok terbaik, lakukan

(27)

12

4. Implementasi: Tetapkan tim kerja di kedua belah pihak, buat perjanjian pasokan dan logistik, tetapkan target kinerja dan mulailah mengukur ki- nerja aktual.

5. Kinerja pemasok dan perbaikan berkelanjutan: Kaji keefektifan operasi dan kolaborasi untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan mencari per- baikan untuk menjadi yang terbaik.

Umumnya, pemasok dipilih karena kompetensinya untuk memenuhi hara- pan perusahaan pada kualitas, harga, dan kinerja pengiriman. Namun, faktor lain seperti reputasi dalam industri, lokasi geografis, peraturan lingkungan, ka- pasitas, layanan, waktu pengantar, pengemasan, penyimpanan transportasi, dan produk juga penting dan tidak dapat diabaikan sama sekali. Pentingnya masing- masing faktor tergantung pada jenis produk dan kondisi pasarnya. Oleh karena itu, strategi pemilihan pemasok adalah hal penting dalam suatu perusahaan di- mana untuk operasional dengan cara yang paling hemat biaya.

2.9 Kendala dalam Kegiatan Logistik

Seperti konsumen dalam bisnis lain, konsumen perusahaan menyatakan bahwa selain kualitas yang diinginkan, konsumen juga menginginkan produk yang hemat biaya, dengan respons yang cepat dan waktu yang singkat. Per- syaratan ini memberikan tekanan kepada rantai pasokan dan kegiatan logistik untuk melakukan operasi yang sangat baik untuk memenuhi 4 target kinerja lo- gistik utama yaitu biaya rendah, waktu singkat, kualitas baik dan pemanfaatan tinggi. Untuk meningkatkan indeks kinerja yang disebutkan di atas, pencarian penghalang dilakukan untuk peningkatan kualitas perusahaan. Dalam hal ini kendala yang sering terjadi dalam kegiatan logistik adalah :

1. Pemasok karena kendala geografis, jarak jauh antara perusahaan dan pe- masok menyebabkan waktu transit yang panjang dan biaya logistik yang tinggi. Penggantian pemasok saat ini dengan pemasok dalam negeri atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(28)

13

lebih dekat yang menghasilkan kualitas material yang sama akan mengu- rangi biaya pengiriman, waktu pengiriman, dan stok pengaman. Pemi- lihan pemasok murah atau ekspedisi pengiriman memenuhi tujuan biaya di kegiatan pengadaan tetapi menghambat waktu dan fleksibilitas tujuan dalam perencanaan. Selain itu, beberapa biaya yang terjadi dalam fungsi lain tidak dimasukkan atau dianggap sebagai kendala dalam perhitungan jika informasi tidak dibagikan. Pengukuran kinerja, meskipun sebagian be- sar dari mereka dapat diterjemahkan ke ukuran kuantitatif, aspek kinerja yang berbeda memiliki unit yang berbeda yang tidak dapat dibandingkan secara langsung. Misalnya, aspek waktu pengiriman dapat diukur dengan waktu transit yang digunakan untuk pengiriman sedangkan biaya pengi- riman ditunjukkan dalam bentuk uang, sedangkan utilisasi diukur dalam persentase penggunaan atau limbah. Akibatnya, beberapa keputusan di- buat hanya berdasarkan perkiraan. Agar dapat membandingkan beberapa aspek, konversi ke unit yang sama diperlukan.

2. Pemilihan Pengiriman Pengirim barang dipilih karena mendominasi di rute utama atau memiliki biaya rendah dalam satu ukuran kontainer tetapi tidak semuanya. Akibatnya, mungkin ada masalah ketika perusahaan harus mengatur pengiriman dari mana pengirim barang memiliki kemam- puan terbatas atau ketika perusahaan menggunakan ukuran kontainer yang berbeda dari yang termurah. Selain itu, di rute khusus di mana perusa- haan pengirim barang memiliki tawaran terbatas dan solusi yang kurang kompetitif, perusahaan harus mempertimbangkan pesaing yang kompeten.

3. Perencanaan pengirimaan tingkat efisiensi perencanaan pengiriman memi- liki dampak besar pada semua biaya logistik dan kinerja. Perencanaan yang tidak efisien dapat menyebabkan penggunaan kontainer yang rendah, biaya pengiriman yang tinggi, atau persediaan stok berlebih yang tinggi.

Di sisi lain, pengambilan keputusan dalam fungsi lain seperti ukuran kon- tainer yang dipilih, kuantitas pesanan minimum, dan perjanjian pemuatan

(29)

14

pengiriman dan menyebabkan biaya yang tak terelakkan. Oleh karena itu, pengaturan parameter ini harus dioptimalkan juga untuk mendapatkan op- timalisasi sistem.

2.10 Kendala dalam Permintaan Konsumen

Pelanggan selalu mencari perusahaan yang dapat memberikan tingkat ni- lai keinginan pelanggan yang lebih tinggi, ada beberapa persoalan yang harus diperhatikan dalam memenuhi setiap keinginan pelanggan yang dimana dapat membantu maksimalnya laba dalam perusahaan diantara dibawah ini Menurut Khanitta dan Piyanut kendala yang harus dipelajari untuk memenuhi keinginan pelanggan yaitu :

1. Reliability : Karena pasar yang lebih kompetitif, setiap unit fungsi, terma- suk pelanggan, dalam rantai pasokan harus mengurangi biaya; inventaris harus dikurangi dan dikirim ke pelanggan atas permintaan mereka tepat waktu, misalnya. Strategi perusahaan juga harus menekankan keandalan sebagai tujuan utama. Desain dan kontrol proses yang terkait dengan ke- cepatan dan akurasi informasi adalah kunci untuk meningkatkan keandalan logistik. Selain itu, manajemen rantai pasokan dapat menyederhanakan proses karena proses tersebut dianggap sebagai keseluruhan proses daripa- da dasar terfragmentasi. Aktivitas yang tidak menambah nilai ditemukan, maka jumlah hand-off dapat dikurangi. Akibatnya, ada kemungkinan un- tuk mengurangi kesalahan dalam rantai. Selain itu, penyedia layanan lo- gistik utama digunakan untuk mengontrol kualitas dan menjamin tanggal jatuh tempo, yang mengenakan biaya, dapat diatur.

2. Responsiveness : Responsiveness adalah kemampuan untuk merespon per- mintaan pelanggan dengan cepat. Logistik respons cepat adalah istilah pengangkutan jumlah yang lebih kecil secara langsung ke titik penggunaan dalam waktu tenggang yang lebih pendek. Aktivitas inti untuk mengu- rangi waktu adalah menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(30)

15

Ini menyiratkan jumlah tugas yang dioperasikan berkurang. Bahkan be- berapa biaya dapat meningkat sebagai akibat dari menghilangkan tahapan yang berlebihan; Namun, hasil akhirnya efektif biaya. Kunci penting lain yang memengaruhi daya tanggap sistem logistik adalah transparansi infor- masi. Jika ada beberapa kendala atau kesulitan untuk mendekati informasi, waktu untuk menanggapi permintaan nyata akan diperpanjang juga.

3. Resilience : Salah satu karakteristik pasar adalah dinamis, sehingga selalu ada risiko dan ketidakpastian. Khususnya dalam rantai pasokan global, risiko lebih tinggi dan lebih sulit dikendalikan. Jadi, buffer dalam bentuk inventaris dan kapasitas berlebih, misalnya, dibuat untuk menyerap risiko.

4. Relationships : Karena rentang yang lebih luas dari persyaratan produk, jumlah pemangku kepentingan juga meningkat. Hubungan dalam rantai pasokan memiliki kepentingan yang lebih tinggi. Selain itu, manajemen logistik adalah utas yang menghubungkan arus masuk dan keluar. Dengan demikian, hubungan yang kuat dengan jaringan pemasok dapat menambah kemungkinan untuk meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, dan respons lebih cepat.

2.11 Linear Programming

Salah satu teknik riset yang relatif paling banyak digunakan dalam dunia perusahaan yaitu pemrograman linier atau linear programming. Linear pro- gramming merupakan tindakan untuk memperoleh hasil yang optimal dari tu- juan yang diinginkan terhadap kendala yang ada. Model Linear Programming meliputi pengoptimuman suatu fungsi linear terhadap kendala linear. Linear programming digunakan untuk mencari solusi dari masalah pengalokasian sum- ber daya yang terbatas secara optimal dengan menggunakan model matematis.

Sifat Linier memiliki makna bahwa seluruh fungsi yang linier,sedangkan kata Program merupakan sinonim untuk perencanaan.

(31)

16

Dalam linear programming dikenal dua macam fungsi yaitu:

1. Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan didalam per- masalahan linear programming yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Pada umumnya nilai yang dioptimalkan dinyatakan sebagai F(x).

2. Fungsi batasan merupakan bentuk penyajian sistematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan.

2.12 Integer Linier Progamming

Model ILP atau disingkat Integer Programming (IP), adalah suatu model linear programming yang menggunakan bilangan bulat (integer) sebagai variabel keputusannya. Terdapat tiga jenis model Integer Programming , yaitu model program bilangan bulat murni, model programa bilangan bulat 0 -1 atau bi- ner (binary integer programming), dan model program bilangan bulat campuran (mix integer programming). Dalam model total integer semua variabel keputu- san diharuskan mempunyai nilai solusi bulat (integer). Model programa bilangan bulat 0 -1 atau biner semua variabel keputusan mempunyai nilai satu atau nol.

Terakhir, dalam model mixed integer beberapa variabel keputusan (tetapi tidak semua) diharuskan mempunyai solusi bulat atau integer. Model integer program- ming memiliki tiga komponen utama, yaitu:

1. Fungsi tujuan (objective function) adalah fungsi yang menggambarkan tu- juan atau sasaran dari dalam permasalahan integer programming yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya untuk mencapai hasil yang optimal.

2. Fungsi pembatas (constraint function) merupakan bentuk penyajian secara matematis batasanbatasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(32)

17

3. Variabel keputusan (decision variables) merupakan aspek dalam model yang dapat dikendalikan.Nilai variabel keputusan merupakan alternatif- alternatif yang mungkin dari fungsi linier.

Dalam hal ini tujuannya adalah meminimalkan total biaya Z. Jadi, rumus perogram linier adalah:

Fungsi tujuan:

min Z = Xn

j=1

CjYj

Fungsi kendala:

Xn j=1

aijXj ≥ Di(i = 1, 2, . . . , m)

Xj = Jumlah material yang diproses dengan metode j, j = 1, 2, . . . , n Dj = Kuantitas yang dibutuhkan dari produk i, i = 1, 2, . . . , m

aij = Kontribusi unit bahan yang diproses dengan metode j produk i cij = Biaya satuan metode j

Z = Biaya total

(33)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini mempertimbangkan siklus kegiatan perencanaan rantai pa- sokan di mana proses informasi dalam rantai pasokan terdiri dari sumber daya dalam hal ini mencakup (kapasitas, fleksibilitas, dan biaya), produksi mencakup (kapasitas, fleksibilitas, biaya), produk (volume), kemudian persediaan dalam hal ini mencakup (kapasitas, fleksibilitas, biaya, dan waktu) transportasi (biaya, mode, waktu), permintaan, dan sejumlah sarana transportasi untuk setiap mode.

Setiap produk yang berbeda digabungkan dalam sekumpulan transportasi.

Biaya persediaan produk disajikan dalam bentuk fungsi (dalam pendekatan ini fungsi linear dari biaya tetap dan variabel). Pada pemilihan lokasi produksi, penyimpanan, distribusi, dan hal yang terdapat dalam kegiatan produksi harus diidentifikasi secara efektif. Namun, pada tingkat taktis, aspek-aspek seperti perencanaan produksi dan distribusi, menetapkan kapasitas produksi dan trans- portasi, dan mengelola inventaris.

Tujuan dari pemodelan ini adalah untuk meminumkan total biaya supply chain . Bagian pertama, merupakan biaya tetap dari distribusi. Kedua biaya pengiriman dari pemasok p ke distributor c menggunakan moda transportasi l.

Ketiga biaya pengiriman dari distributor c ke pelanggan j menggunakan moda transportasi l. Keempat biaya produk k dari pemasok p dikali dengan biaya kuantitas pengiriman produk k dari pemasok c ke distributor c menggunakan moda transportasi l.

18 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(34)

19

Gambar 3.1 Alur penelitian

Awal dari pemodelan ini dimulai dengan menentukan asumsi yang berlaku dalam hal perencaan rantai suplai. Asumsi yang didefenisikan merupakan kondisi yang terjadi pra perencaan rantai suplai sebelum melakukan perhitungan. Ke- mudian tahap selanjutnya menentukan variabel keputusan yang berlaku secaar matematis. Seluruh jenis variabel keputusan akan didefenisikan dalam bentuk integer. Untuk mendapatkan model perencanaan rantai suplai pada penelitian ini menggunakan integer linier proggamming. Yang dimana variabel keputusan ini berupa bilangan integer 0 atau 1. Masalah integer 0 - 1 berkaitan pada situ- asi dimana variabel keputusannya adalah ya atau tidak. Tahapan selanjutnya adalah menetapkan kendala/batasan masalah pada kegiatan perencanaan logis- tik dalam rantai suplai. Selanjutnya menentukan fungsi objektif dalam bentuk matematis dengan menggabungkan semua kendala/batasana yang ada. Taha- pan terakhir adalah mengoptimalkan perencanaan logistik dalam rantai suplai dengan model matematis pada fungsi objektif.

(35)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model pengoptimalan menggunakan optimasi pemrograman integer yang diha- rapkan menghasilkan solusi pengoptimalan yang efesien. Fungsi obyektif menen- tukan biaya keseluruhan dari perencanaan rantai pasok terdiri dari empat kom- ponen. Yang pertama adalah biaya tetap yang terkait dengan operasi distributor yang terlibat dalam pengiriman. Komponen kedua menentukan biaya pasokan dari pabrik ke distributor. Komponen ketiga bertanggung jawab atas biaya pa- sokan dari distributor ke penerima akhir. Komponen terakhir dari fungsi obyektif menentukan biaya pembuatan produksi barang oleh produsen yang diberikan.

Fungsi tujuan:

min Z = XD

c=1

Fc∗T nc+ XN

p=1

XD c=1

XQ l=1

Hoapcl+ XD

c=1

XO j=1

XQ l=1

Hogpcl+ XN p=1

XS k=1

(Hpk∗ XD

c=1

XQ l=1

Xpkcl)

Indeks:

c : Pusat distribusi (c = 1, . . . , D)

j : Titik pengiriman/pelanggan/kota (j = 1, . . . , O) k : Jenis produk (k = 1, . . . , S)

l : Mode transportasi (l = 1, . . . , Q) p : Pemasok (p = 1, . . . , N )

N : Jumlah pabrik

O : Jumlah titik pengiriman D : Jumlah distributor S : Jumlah jenis produk

Q : Jumlah dari mode transportasi

20 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(36)

21

Parameter:

Fc = Biaya tetap distributor/pusat distribusi c(c = 1, . . . , D) Bk = Wilayah/volume yang ditempati oleh produk k(k = 1, . . . , S) Vc = Kapasitas maksimum distributor/volumec(c = 1, . . . , D) Wpk = Kapasitas produksi pabrik untuk produk k(k = 1, . . . , S) Cpk = Biaya produk k dari pabrik p(p = 1, . . . , N ), (k = 1, . . . , S) Rck = Jika distributor c(c = 1, . . . , D) dapat mengirimkan produk

k(k = 1, . . . , S), kemudian Rck = 1 jika tidak Rck = 0

T pck = Waktu yang dibutuhkan untuk distributor cc untuk menyelesaikan produk k(k = 1, . . . , S)

T njk = Waktu pengiriman produk k(k = 1, . . . , S), unketitik pengiriman/

pelanggan j(j = 1, . . . , O)

Zjk = Permintaan pelanggan/pesanan c untuk produk k(k = 1, . . . , S) Ztl = Jumlah unit transportasi menggunakan moda transportasi

(l = 1, . . . , Q)

Utl = Kapasitas unit transportasi menggunakan moda transportasi l(l = 1, . . . , Q)

T fpcl = Waktu pengiriman dari pabrik p(p = 1, . . . , N ), dari distributor c menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q)

K1pckl = Biaya variabel pengiriman produk k(k = 1, . . . , S) dari distributor c(c = 1, . . . , D), menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q) R1pjl = Jika pabrik p(p = 1, . . . , N ), dapat mengirim kepada pelanggan

j(j = 1, . . . , O) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q) kemudian

Apcl = Biaya tetap pengiriman dari pemasok p(p = 1, . . . , N ), distributor c(c = 1, . . . , D), menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q) Hoapcl = Total biaya pengiriman dari produsen p(p = 1, . . . , N ) ke distributor

c(c = 1, . . . , D), menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q) T mcjl = Waktu pengiriman dari distributor c(c = 1, . . . , D ke pelanggan

(37)

22

K2cjkl = Biaya variabel pengiriman produk k(k = 1, . . . , S) dari distributor c(c = 1, . . . , D), ke pelanggan j(j = 1, . . . , O) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q)

R2cjl = Jika distributor c(c = 1, . . . , D) dapat mengirim kepada pelanggan j(j = 1, . . . , O) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q) R2cjl = 1 jika tidak R2cjl = 0

Gcjl = Biaya tetap pengiriman dari distributor c(c = 1, . . . , D) ke ke pelanggan j(j = 1, . . . , O) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q)

Gcjl = Biaya tetap pengiriman dari distributor c(c = 1, . . . , D) ke ke pelanggan j(j = 1, . . . , O) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q)

Hogcjl = Total biaya pengiriman dari distributor c(c = 1, . . . , D) ke ke pelanggan (j = 1, . . . , O) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q)

Variabel Keputusan:

Xpckl = Kuantitas pengiriman produk k(k = 1, . . . , S) dari pemasok p(p = 1, . . . , N ) ke distributor c(c = 1, . . . , D) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q)

Xapckl = Jika pengiriman dari pemasok p(p = 1, . . . , N ) ke distributor c(c = 1, . . . , D) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q) Wcjkl = Jumlah pengiriman dari produk k(k = 1, . . . , S) dari distributor

c(c = 1, . . . , D) ke pelanggan j(j = 1, . . . , O) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q)

W acjl = Jika pengiriman dari distributor c(c = 1, . . . , D) ke pelanggan j(j = 1, . . . , O) menggunakan mode transportasi l(l = 1, . . . , Q) kemudian W acjl = 1 jika tidak W acjl= 0

T nc = Jika distributor c(c = 1, . . . , D) berpartisipasi dalam pengiriman, kemudian T nc = 1 jika tidak T nc = 0

Kendala

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(38)

23

PD c=1

PQ l=1

Xpkcl ≤ Wpk untuk p = 1, . . . , N , k = 1, . . . , S PD

c=1

(Wcjkl × Rck) ≥ Zjk

PN p=1

PQ l=1

Xpkcl = PO j=1

PQ l=1

Wcjkl untuk c = 1, . . . , D, k = 1, . . . , S

Kemungkinan pengiriman berdasarkan teknis kemampuan seperti voleme/kapasitas distributor ditentukan dalam persamaan berikut

PS k=1

(Bk × PN p=1

PQ l=1

Xpkcl) ≤ T nc∗ Vc

dimana c(c = 1, . . . , D)

Batasan ini memastikan syarat-syarat waktu pengiriman. terpenuhi Xapcl∗ T fpcl+ Xapcl∗ T pck+ W acjl∗ T mcjl≤ T njk

untuk p = 1, . . . , N , k = 1, . . . , S c = 1, . . . , D j = 1, . . . , Ol = 1, . . . , Q

Batasan selanjutnya meyakinkan pengiriman dengan transportasi yang terse- dia yang dapat diperhitungkan

R1pcl∗ Xbpcl∗ Utl≥ Xpckl∗ Bk

dimana p = 1, . . . , N , k = 1, . . . , S c = 1, . . . , D l = 1, . . . , Q R2cjl ∗ W bcjl∗ Utl≥ Xpckl∗ Bk

dimana j = 1, . . . , O, k = 1, . . . , S c = 1, . . . , D l = 1, . . . , Q XN

p=1

XD c=1

Xbpcl+ XO

j=1

XD c=1

W bjcl≤ Ztl

untuk c = 1, . . . , D, k = 1, . . . , S l = 1, . . . , Q

(39)

24

Ketergantungan persamaan dibawa ini mewakili hubungan dimana total biaya diperhitungkan. Secara umum, ini merupakan fungsi linear.

Hoapcl = Apcl∗ Xbpcl+ XS k=1

K1pkcl∗ Xbpcl

dimana p = 1, . . . , N , c = 1, . . . , D l = 1, . . . , Q Hoapjl = Gcjl∗ Y bpcl+

XS k=1

K2cjkl∗ Ycjkl

dimana j = 1, . . . , O, c = 1, . . . , D l = 1, . . . , Q

Kendala selanjutnya dikeluarkan dari sifat modelnya Xpckl≥ 0

dimana p = 1, . . . , N , c = 1, . . . , D l = 1, . . . , Q Xbpcl≥ 0

dimana p = 1, . . . , N , c = 1, . . . , D l = 1, . . . , Q Y bpjl≥ 0

dimana j = 1, . . . , O, c = 1, . . . , D l = 1, . . . , Q Xpckl∈ C

dimana p = 1, . . . , N , c = 1, . . . , D l = 1, . . . , Q k = 1, . . . , S Ypjkl∈ C

dimana p = 1, . . . , N , j = 1, . . . , O l = 1, . . . , Q k = 1, . . . , S Y bpjl∈ C

dimana p = 1, . . . , N , j = 1, . . . , O l = 1, . . . , Q k = 1, . . . , S Xbpcl∈ {0, 1}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(40)

25

dimana p = 1, . . . , N , j = 1, . . . , O l = 1, . . . , Q k = 1, . . . , S

Y acjl∈ {0, 1}

dimana p = 1, . . . , N , j = 1, . . . , O l = 1, . . . , Q k = 1, . . . , S T nc∈ {0, 1}

dimana c = 1, . . . , D

Fungsi tujuan dari pemodelan ini adalah untuk meminumkan total biaya supply chain. Bagian pertama, merupakan biaya tetap dari distribusi. Kedua bi- aya pengiriman dari pemasok p ke distributor c menggunakan moda transportasi l. Ketiga biaya pengiriman dari distributor c ke pelanggan j menggunakan mo- da transportasi l. Keempat biaya produk k dari pemasok p dikali dengan biaya kuantitas pengiriman produk k dari pemasok c ke distributor c menggunakan moda transportasi l.

Kendala (2), menentukan bahwa semua pengiriman produk k yang dipro- duksi oleh pemasok p dan dikirim ke semua moda transportasi menggunakan moda transportasi l. tidak melebihi kapasitas produksi pabrik yang dihasilkan.

Kendala (3) menentukan jumlah permintaan pelanggan j untuk produk k tidak boleh lebih besar dari jumlah yang dikirim oleh pemasok p. Kendala (4) menen- tukan bahwa jumlah produk k dari distributor k ke pelanggan j menggunakan moda transportasi l. harus bisa memenuhi permintaan kuantitas pelanggan j.

Kendala (5) menentukan bahwa jumlah kuantitas produk k dari pemasok p ke distributor c menggunakan moda transportasi l tidak boleh melebihi kapasitas dari pusat distribusi c. Kendala (6) menentukan syarat-syarat waktu pengiriman yang tidak boleh melebihi dari waktu pengiriman produk k ke titik pelanggan j.

Kendala (71)(72)(8) meyakinkan pengiriman dengan transportasi yang tersedia yang dapat diperhitungkan. Kendala Ketergantungan persamaan (9) dan (10) menentukan hubungan dimana total biaya diperhitungkan secara fungsi linear.

(41)

BAB 5 KESIMPULAN

Penelitian ini menyajikan model mengoptimalkan biaya rantai suplai. dalam bentuk MILP dengan memaparkan solusinya menggunakan pemrogram linier.

Dari kegiatan perspektif penyediaan logistik dapat mengoptimalkan akses ke semua peserta di rantai hilir. Dimana pada kegiatan distribusi rantai pasok yang efesien dapat meminumkan biaya logistik pada seluruh bagian rantai pasok dan dapat bergerak dengan efesien dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Dalam hal ini memungkinkan menemukan aliran distribusi (variabel kepu- tusan) untuk model rantai suplai, yang meminimalkan biaya logistik secara glo- bal. Selanjutnya menawarkan sejumlah kemungkinan untuk dukungan keputusan dalam manajemen rantai pasokan, penentuan jangkauan dan kualitas dampak dari berbagai parameter pada biaya dan bahkan pada struktur rantai pasokan.

26 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abo W., dan Arisha A. (2011). Simulation Optimisation Methods in Supply Chain Applications. Irish Journal Of Management, 95–123.

Azmi I., Norlida A.H., Nasaruddin, H.(2017). Logistics and supply chain man- agement. Journal of Emerging Economies and Islamic Research, 73–80.

Beaman M., B. (1998). Supply Chain Design and Analysis Models and Methods.

International Jurnal of Production Economis, Vol 55, No 3, 281–294.

Guo R., dan Tan Q. (2008). An Optimized Supply Chain Planning Model for Manufacture Company Based on JIT. International Journal of Business and Management, Vol 3, 129–133.

Hong S.B., dan Lam L.H. (2013). Overview of Sustainable Biomass . Clean Techin Environ Policy l, Vol 18, 2173–2194.

Khanittha A., dan Piyanut W.(2008). Application Of Optimization Modeling in Inbound Logistict. Logistic Optimization, Vol 1, 12–76.

Makarova I., dan Shubenkova K., dan Paskhevic A. (2017). Logistical Cost Mini- mazition for Delivery of Shot Lost. International Jurnal of Logistical Infor- mation System, Vol 178, 330–339.

Mulia J., Maheut J., dan Garcita P. (2012). Supply Chain Network Design Op- timization. Jurnal of Marketing and Operations Management Research, Vol 1, No 2, 1909–1919.

Said H. dan Rayes E.,K. (2014). Automated Multi Objective Contruction Lo- gistick Optimization System. International Jurnal of Logistical Information System, Vol 43, 110-122.

Speranza G.M., (2018). ) Trends in Transportation and Logistics. European Jour- nal of Operational Reserch, Vol 264, ISSU 3, 830–836.

Yadegari E., Hesamaddin N., dan Morteza G. (2015). A Flexible Integrated For- ward/ Reverse Logistics Model with Random Path-based Memetic Algo- rithm. Iranian Journal of Management Studie, Vol 8, 287-313.

Gambar

Gambar 2.1 Rantai supplai
Gambar 3.1 Alur penelitian

Referensi

Dokumen terkait

kualitas informasi, kolaborasi logistik, dan fleksibilitas rantai pasokan pada.

Akan tetapi, kebijakan yang bersifat super-fleksibel membuat optimisasi manajemen rantai pasokan menjadi semakin sulit, sehingga dibutuhkan model yang dapat mengakomodasi kon-

Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain model super-fleksibel jaring- an distribusi dalam manajemen rantai pasokan dengan menggunakan algoritma kunang-kunang cerdas

Dalam tulisan ini, akan dipertimbangkan masalah dimana rantai su- plai menempatkan stok pengaman untuk menyediakan layanan tingkat tinggi ke pelanggan akhir dengan biaya minimum,

Hasil optimasi algoritma genetika terhadap skenario rantai pasokan agroindustri cocodiesel tersebut adalah sebagai berikut : Jumlah pasokan kelapa dari pemasok-1 ke

Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain model super-fleksibel jaring- an distribusi dalam manajemen rantai pasokan dengan menggunakan algoritma kunang-kunang cerdas

Dalam tulisan ini, akan dipertimbangkan masalah dimana rantai su- plai menempatkan stok pengaman untuk menyediakan layanan tingkat tinggi ke pelanggan akhir dengan biaya minimum,

Studi tentang optimasi jaringan rantai pasokan berkelanjutan menggunakan algoritma genetika dan partikel swarm untuk efisiensi ekonomi dan